15
paradigma paradigma alternatif alternatif pengembangan pengembangan wilayah wilayah © 2005 Jawoto Sih Setyono [email protected]. ac.id

Hout paradigma alternatif pengembangan wilayah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

materi kuliah

Citation preview

Page 1: Hout paradigma alternatif pengembangan wilayah

paradigma paradigma alternatifalternatif pengembangan pengembangan wilayah wilayah

paradigma paradigma alternatifalternatif pengembangan pengembangan wilayah wilayah

© 2005 Jawoto Sih Setyono [email protected]

All rights reserved

Page 2: Hout paradigma alternatif pengembangan wilayah

Konteks paradigma alternatifKonteks paradigma alternatif

Urban-Urban-basedbased

Rural-Rural-basedbased

Teori pertumbuhan

Unbalancedtheory

Cumulativecausation

Internationaleconomics

Locationtheories

Basic needs

Dualistictheories

Dependencytheory

Green revolutionAgricultural

modernization

Urban-Urban-ruralrural

Sustainability Institutional economics

Competitiveness

Social capital

AlternativeAlternativeparadigmparadigm

New economic geography

Information society

Page 3: Hout paradigma alternatif pengembangan wilayah

Dasar bagi paradigma alternatifDasar bagi paradigma alternatif

Apa yang salah dalam strategi sebelumnyaApa yang salah dalam strategi sebelumnya URBAN BIASURBAN BIAS menempatkan kota sebagai menempatkan kota sebagai

protagonis dalam pengembangan wilayahprotagonis dalam pengembangan wilayah DIKOTOMISDIKOTOMIS desa dan kota sebagai desa dan kota sebagai

sesuatu yang lainsesuatu yang lain Pada kenyataan, sulit untuk membuat batas Pada kenyataan, sulit untuk membuat batas

yang jelas antara desa dan kota yang jelas antara desa dan kota konteks konteks negara sedang berkembang, khususnya Asianegara sedang berkembang, khususnya Asia

Page 4: Hout paradigma alternatif pengembangan wilayah

Karakteristik wilayah IndonesiaKarakteristik wilayah Indonesia

KARAKTERISTIK WILAYAH DESAKOTA sebagian besar

populasi terikat dengan “padi”

peningkatan pada kegiatan nonpertanian

mobilitas populasi penduduk yang tinggi

percampuran guna lahan pertanian dan nonpertanian

secara administratif merupakan wilayah “abu-abu”

Page 5: Hout paradigma alternatif pengembangan wilayah

Kerangka keruangan makroKerangka keruangan makro

W m

U f

U i

R x

R p

R UR ALU RB AN

D evelopedcountries

D evelopingcountries

form alsecto r

export o rientedprim ary sector

v illage econom y/traditiona l fa rm ers

in fo rm a lsecto r

Page 6: Hout paradigma alternatif pengembangan wilayah

Keterkaitan fungsional desa-kotaKeterkaitan fungsional desa-kota

KOTAKOTA DESADESA

pusat perdagangan pertanian/transportasi

produksi pertanian

jasa pendukung pertanianinput produksi

jasainformasi teknik produksi

intensifikasi pertanianprasarana

insentif produksipendidikan dan peningkatan kapasitas

pasar untuk produk non pertanianjasa-jasa privat

pemrosesan produk pertanian

permintaan terhadap barang dan jasa non pertanian

industri agro-based produksi dan diversifikasi pertanian

mata pencaharian non pertanian idem

Page 7: Hout paradigma alternatif pengembangan wilayah

Faktor dalam hubungan Faktor dalam hubungan desa-kotadesa-kota

Page 8: Hout paradigma alternatif pengembangan wilayah

Paradigma alternatifParadigma alternatif Dasar pertimbanganDasar pertimbangan

keterbatasan dalam konsep pusat pertumbuhan maupun keterbatasan dalam konsep pusat pertumbuhan maupun IFRD/IRDIFRD/IRD

tidak ada hubungan satu arah antara desa dan kotatidak ada hubungan satu arah antara desa dan kota Paradigma baru Paradigma baru

mengurangi kendala yang ada karena dikotomisasi desa dan mengurangi kendala yang ada karena dikotomisasi desa dan kotakota

mempertimbangkan adanya perbedaan (variasi) hubungan mempertimbangkan adanya perbedaan (variasi) hubungan desa-kota desa-kota implikasi berbeda dalam perumusan kebijakan implikasi berbeda dalam perumusan kebijakan

Dasar konseptualDasar konseptual variasi dalam hubungan desa-kota sangat dipertimbangkan variasi dalam hubungan desa-kota sangat dipertimbangkan

tidak ada penyeragamantidak ada penyeragaman kelompok-kelompok keruangan (desakota, dll) sudah ada dalam kelompok-kelompok keruangan (desakota, dll) sudah ada dalam

komposisi keruangankomposisi keruangan keterkaitan yang baik antar kelompok keruangan jauh lebih baik keterkaitan yang baik antar kelompok keruangan jauh lebih baik

daripada hanya satu pusat pengembangandaripada hanya satu pusat pengembangan

Page 9: Hout paradigma alternatif pengembangan wilayah

Strategi jaringan/klasterStrategi jaringan/klasterKomponenKomponen Model JaringanModel Jaringan Model GC/GPModel GC/GP

Sektor dasar

Semua sektor, tergantung kepada kondisi lokal; penekanan kepada ukuran menengah tapi berbasis regional

Industri di perkotaan; terfokus pada industri skala besar yang propulsif dan bersifat footloose

Sistem perkotaan

Horisontal; terdiri dari beberapa pusat dan hinterlands yang masing-masing punya spesialisasi dan keunggulan komparatif

Hirarkis; terpusat kepada satu pusat yang dominan, sangat dipengaruhi oleh model central places

Hubungan desa-kota

Hubungan yang kompleks antara desa dan kota, dengan stimulan bisa dari desa maupun kota

Proses difusi yang berasal dari kota; desa lebih banyak bersifat pasif dan hanya berharap pada trickle-down

Gaya perencanaan

Perlunya model perencanaan yang terdesentralisasi; koordinasi antar sektor dan antar desa dan kota

Model pendekatan top-down melalui badan perencanaan sektoral yang dikendalikan secara terpusat

Pilihan kebijakanDiversifikasi pertanianAgroindustriIndustri berbasis SDA

Industrialisasi; insentif; industrial estate

Page 10: Hout paradigma alternatif pengembangan wilayah

Konsep ruang model Konsep ruang model jaringanjaringan

Growth Pole Industrial Diffusion Model

Regional Networks Rural-Urban Interdependency Model

Core Region

Regional Cities

Rural Towns and Villages

National Extended Metroloplitan Regions

Secondary Clusters

Agrarian/ Resource

-based Regions

Regional Clusters as Complex Rural-Urban (Proto-) Agglomerations

agro-processing center

administrative center tourism center

ag. market

industrial estate

agric. input/consumer convenience center

animal husbandryfruit growing

rice/grain resource mining

VILLAGES

CITIES/TOWNS

Page 11: Hout paradigma alternatif pengembangan wilayah

Implikasi model jaringan/klasterImplikasi model jaringan/klasterRURAL-URBAN

LINKAGES/FLOWS

POLICY INTERVENTIONS • Agrarian reform • Agriculture intensification/ diversification • Cooperatives • Enviromental programs • Irrigation, storage facilities and Other rural infrastructure

• Roads/transportation • Electricity • Communications • Seaports/airports

• market centers • commercial outlets • urban services • banking/credit • urban infrastructure • communications services

• Non-agricultural employment • Urban services • Production supplies • Non-durable and durable goods • Markets for selling rural products • Processing/ manufacturing • Information on employment, production, prices, welfare services

URBAN FUNCTIONS/

ROLES

RURAL STRUCTURE/

STRUCTURAL CHANGE

• Socio-economic Structure/ Relations • Rural Economy (Sectors) • Rural Production Regimes • Natural Environment & Resources • Infrastructure Built Environment

PRODUCTION • upstream linkages (inputs) • downstream linkages (processing, manufacturing)

PEOPLE • labor commuting/migration • other migration (e.g., education) • shopping/visiting/selling

CAPITAL/INCOME • value added • savings/credit • migrant remittances

COMMODITIES • inputs • consumer non-durables/durables • rural products

INFORMATION • production/sales/prices • welfare/social/political • employment

4

3

2

1

5

Page 12: Hout paradigma alternatif pengembangan wilayah

Perubahan yang diharapkanPerubahan yang diharapkan

LIM

ITE

D R

UR

AL

P

RO

DU

CT

ION

GR

OW

TH

Volatile/falling commodity prices/ Inputs imported, single resource/crop nvestment

INTERNATIONAL ECONOMY

Inadequate infrasturcture and basic services/ Poor support of local initiatives and organization

NATIONAL GOVERNMENT

LO

W U

RB

AN

G

RO

WT

H

limited, low- skill employ- ment creation

1No local down- stream linkages

2 limited local input demand

3

Stagnant/falling Household Incomes

4

Ineffective Demand for

Consumer Services

Infrequent Shopping in Local Towns

5

7

Limted Sales of Inputs/Producer

Services

Regional 'Exports' bypass

Local Towns

6

8

TOWNS/CITIESE

RURAL REGION

RESTRICTED INVESTMENT IN

PRODUCTION

D

Single-resource/ Monoculture/Pro- ductivity Gains

Realized Externally

Depletion of Resource Base/ Environmental

Degradation

Limited Income Increases/

Persistence of Poverty

GF H

B

A

C

UR

BA

N G

RO

WT

H

RU

RA

L G

RO

WT

H

Primary and Non-primary Employment

1 Processing/ Manufacturing

2 Demand for Inputs

3

Increased Household Incomes

4

Rising Demand for Health, Welfare and

Leisure Services

Growth of Centers for Consumer

Shopping

5

7

Growing Sales of Inputs/Producer

Services

Expanding Marketing of Regional

'Exports'

6

8

TOWNS/CITIESE

Favorable international commodity prices/ Localization and diversification of foreign investment

INTERNATIONAL ECONOMY

NATIONAL GOVERNMENTAdequate provision of infrasturcture and basic services/ Support of local economic initiatives and organization

RURAL REGION

C

A

B

INVESTMENT IN BASIC/LEADING

SECTORS

D

Economic Diversification/

Increasing Productivity

Renewal of Resource Base/ Environment/

Ecology

Broad-based Increases in Income and

Welfare

GF H

Page 13: Hout paradigma alternatif pengembangan wilayah

Subsidiary sebagai Subsidiary sebagai dasardasar ““membiarkan” ‘lokal’ melakukan membiarkan” ‘lokal’ melakukan

apa yang bisa dilakukan, yang apa yang bisa dilakukan, yang tidak bisa dikerjakan menjadi tidak bisa dikerjakan menjadi tanggung jawab ‘pusat’ dan tanggung jawab ‘pusat’ dan memfasilitasi untuk transfermemfasilitasi untuk transfer

Dua komponen utama:Dua komponen utama:– ClusterCluster (pengelompokan) (pengelompokan)– NetworkingNetworking (jaringan) (jaringan)

Page 14: Hout paradigma alternatif pengembangan wilayah

Daya saing dan kerjasama

Page 15: Hout paradigma alternatif pengembangan wilayah

Kerangka kebijakan daya saing