Upload
3-astari
View
1.225
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
OLEH:KELOMPOK II
ERMANSYAH (8146182009)RIDHA HUTAMI (8146182035)
TRI ASTARI (8146182041)
KELAS: KONSENTRASI MATEMATIKA DIKDAS
TEKNIK SAMPLING
A. LATAR BELAKANGB. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PEMBAHASAND. MANFAAT PEMBAHASAN
BAB I PENDAHULUAN
PENGERTIAN POPULASISugiyono (2001: 55), menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Wiratna (2014: 65), populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Menurut George A. Ferguson (1981: 142) menyatakan bahwa a population is any defined aggregate of objects, persons, oe events, thw variables used as the basis for classification or measurement being specified.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pengertian lainnya, diungkapkan oleh Nawawi (Margono, 2004: 118). Ia menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu penelitian.
POPULASI DAPAT DIBEDAKAN:Nawawi (Margono, 2004: 118). populasi dapat dibedakan
berikut ini.• Populasi terbatas atau populasi terhingga, yakni populasi yang memiliki batas kuantitatif secara jelas karena memilki karakteristik yang terbatas. • Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga, yakni populasi yang tidak dapat ditemukan batas-batasnya, sehingga tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah secara kuantitatif. Misalnya guru di Indonesia, yang berarti jumlahnya harus dihitung sejak guru pertama ada sampai sekarang dan yang akan datang.
Menurut Margono (2004: 119) populasi dapat dibedakan ke dalam hal berikut ini:• Populasi teoretis (teoritical population), yakni sejumlah populasi yang batas-batasnya ditetapkan secara kualitatif. •Populasi yang tersedia (accessible population), yakni sejumlah populasi yang secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan tegas.
Margono (2004: 119-120) pun menyatakan bahwa persoalan populasi penelitian harus dibedakan ke dalam sifat berikut ini:• Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. •Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi yang unsur- unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi, sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
PENGERTIANSAMPEL Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti (Arikunto, 2002: 109; Furchan, 2004: 193).
Menurut George A. Ferguson (1981: 142) menyatakan bahwa a sample is any subaggregate drawn from the population.
Pendapat yang senada pun dikemukakan oleh Sugiyono (2001: 56). Ia menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Nawawi (Margoino, 2004: 121) mengungkapkan beberapa alasan, yaitu: Ukuran populasi, masalah biaya, masalah waktu, percobaan yang sifatnya merusak, masalah ketelitian dan masalah ekonomis.
Margono (2004: 121) menyatakan bahwa sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.
Hadi (Margono, 2004: 121) menyatakan bahwa sampel dalam suatu penelitian timbul disebabkan hal berikut:• Peneliti bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya jumlah populasi, sehingga harus meneliti sebagian saja.• Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil kepenelitiannya, dalam arti mengenakan kesimpulan-kesimpulan kepada objek, gejala, atau kejadian yang lebih luas.
Berkenaan dengan teknik pengambilan sampel, Nasution (2003: 53) mengatakan bahwa “Mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitiannya, serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya”. Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam mengambil sampel:1. Berilah batas-batas yang tegas tentang sifat-sifat / karakteristik populasi, sehingga dapat menghindari kekaburan dan kebingungan.2. Tentukan sumber-sumber informasi tentang populasi. Ada beberapa sumber informasi yang dapat memberi petunjuk tentang karakteristik suatu populasi. Umpamanya didapat dari dokumen-dokumen.3. Pilihlah teknik sampling dan hitunglah besar anggota sampel yang sesuai dengan tujuan penelitiannya.4. Tentukan ukuran sampel yang akan dianalisis
SAMPEL
Syarat sampel yang baik adalah sebagai berikut:1. Akurasi atau ketepatan, yaitu tingkat ketidakadaan “bias” (kekeliruan) dalam sampel. 2. Dengan kata lain makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel, makin akurat sampel tersebut. Tolok ukur adanya “bias” atau kekeliruan adalah populasi.3. Agar sampel dapat memprediksi dengan baik populasi, sampel harus mempunyai selengkap mungkin karakteristik populasi (Nan Lin, 1976).4. Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita dengan karakteristik populasi. Presisi diukur oleh simpangan baku (standard error). Makin kecil perbedaan di antara simpangan baku yang diperoleh dari sampel (s) dengan simpangan baku dari populasi (N), makin tinggi pula tingkat presisinya.
SAMPELRoscoe (1975) dalam Uma Sekaran (1992) memberikan pedoman penentuan jumlah sampel di antara 30 s/d 500 elemen. Jika sampel dipecah lagi ke dalam subsampel (laki/perempuan), SD,SLTA, SMU, dsb), jumlah minimum subsampel harus 30.
Untuk menentukan ukuran sampel dapat menggunakan cara slovin dan tabel Isac Michael sebagai berikut:1. Rumus Slovin adalah sebagai berikut: Dimana: n = Ukuran sampelN = Populasie = Presentase kelonggaran ketidakterikatan karena kesalahan pengambilan sampel yang masih diinginkan.
Contoh:Populasi responden adalah seluruh pegawai Bank Artha Prima berjumlah 100 orang, maka sampel yang kita ambil sebagai penelitian jika menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kepercayaan 95 %, dan tingkat error 5 %.
orang
Jadi sampel penelitian untuk populasi 100 orang dan tingkat kepercayaan 95 % adalah 80 orang.
)(1 2NxeNn
80)05,0100(1
1002
xn
2. Berikut ini tabel penentuan sampel yang dikembangkan oleh Isac dan Michael.
Dimana: dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1 %, 5 %, 10 %.P = Q = 0, 5d = 0, 05s = jumlah sampelPenentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dengan Taraf Kesalahan 1 %, 5 %, dan 10 % dapat dilihat dalam Tabel 2.1. makalah kami.
QPNdQPNs
...)1(...
22
2
2
SAMPEL
TEKNIK SAMPLING
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2001: 56).
Margono (2004: 125) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif.
TEKNIK SAMPLINGTeknik sampling berdasarkan teknik memilihnya:1. Sampling dengan Pengembalian Satuan sampling yang terpilih, “dikembalikan” lagi ke dalam populasi (sebelum dilakukan kembali proses pemilihan berikutnya). Sebuah satuan sampling bisa terpilih lebih dari satu kali2. Sampling Tanpa Pengembalian Satuan sampling yang telah terpilih, “tidak dikembalikan” lagi ke dalam populasi. Tidak ada kemungkinan suatu satuan sampling terpilih lebih dari sekali.Teknik sampling menurut peluang pemilihannya yang kemudian dipakai untuk menentukan sampel dalam penelitian dapat digambarkan secara skematis. Menurut Sugiyono (2001: 57) teknik sampling ditunjukkan sebagai berikut:Probability Sampling Nonprobability Sampling1. Simple random sampling2. Proportionate stratified random sampling3. Disproportionate stratified random sampling4. Area (cluster) sampling (sampling menurut daerah)
1. Sampling sistematis2. Sampling kuota3. Sampling incidental4. Purposive sampling5. Sampling jenuh6. Snowball sampling
Teknik Probabilistik• Teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang
yang sama kepada stiap anggota populasi untuk menjadi sampel
Teknik Non Probabilistik• Teknik pengambilan sampel dimana setiap anggota
populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama sebagai sampel
TEKNIK SAMPLINGProbability Sampling Simple random sampling Menurut Sugiyono (2001: 57) dinyatakan sample (sederhana)
karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Margono (2004: 126) menyatakan bahwa simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling.
Proportionate stratified random sampling Margono (2004: 126) menyatakan bahwa stratified random sampling
biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Menurut Sugiyono (2001: 58) teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen. Dan berstrata secara proporsional.
Disproportionate stratified random sampling Sugiyono (2001: 59) menyatakan bahwa teknik ini digunakan untuk
menentukan jumlah sampel bila populasinya berstrata tetapi kurang proporsional.
Area (cluster) sampling (sampling menurut daerah) Menurut Margono (2004: 127), teknik ini digunakan bilamana
populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster.
Nonprobability Sampling Sampling sistematis Sugiyono (2001: 60) menyatakan bahwa sampling sistematis adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
Sampling kuota Menurut Sugiyono (2001: 60) menyatakan bahwa sampling kuota adalah teknik
untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
Menurut Margono (2004: 127) dalam teknik ini jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi diklasifikasikan dalam beberapa kelompok.
Sampling incidental Menurut Margono (2004: 127) menyatakan bahwa dalam teknik ini pengambilan
sampel tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti langsung mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui.
Purposive sampling Sugiyono (2001: 61) menyatakan bahwa sampling purposive adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Menurut Margono (2004: 128), pemilihan sekelompok subjek dalam purposive
sampling, didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
Sampling jenuh Menurut Sugiyono (2001: 61) sampling jenuh adalah teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Snowball sampling Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula- mula
jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman- temannya untuk dijadikan sampel (Sugiyono, 2001: 61).
TEKNIK SAMPLING
BAB III PEMBAHASANDistribusi Sampling•Diberikan sebuah populasi.•Pikirkan semua sampel berukuran N yang mungkin, yang diperoleh dari populasi yang diberikan.•Setiap sampel mempunyai “statistik”, Misalnya: Mean, simpangan baku, median dan sebagainya.Sehingga kita mempunyai sebuah distribusi statistik tertentu dan sampel- sampel tersebut yang disebut: distribusi sampling/ distribusi sampel.
Populasi
Sampel 2 (N)
Sampel 1 (N)
Sampel 3 (N)
1xS1
2x S2
kx Sk
Semua sampel berukuran N
DISTRIBUSI SAMPLINGDistribusi Sampel MeanJika semua sampel berukuran N diambil tanpa pengambilan dari populasi berhingga dengan ukuran Np > N, maka:
dan
Jika semua sampel berukuran N diambil dengan pengembalian atau populasi tak berhingga, maka dan dapat dihitung sebagai berikut:
dan
Distribusi Sampel ProporsiJika semua sampel berukuran N diambil tanpa pengembalian dari populasi berhingga berukuran Np > N, maka
= P dan
Jika semua sampel berukuran N diambil dengan pengembalian dari populasi berhingga, atau populasi tak berhingga, maka
= P dan
x 1
Np
NNpNx
x Nx
pNPP
p
)1(
1)1(
Np
NNpN
PPp
1)1(
Np
NNpx
NPP
p
p
DISTRIBUSI SAMPLING
Distribusi Sampel dari Selisih Dua StatistikMisalkan sampel-sampel dari populasi 1 dan sampel-sampel dari populasi 2 saling bebas (independent).Mean dari distribusi sampel selisih dua mean:
Simpangan baku dari distribusi sampel selisih dua mean: a.
Populasi tak berhingga atau populasi berhingga tetapi pengambilan sampel dengan pengembalian. b.
Populasi berhingga atau pengambilan sampel tanpa pengembalian.Mean dari distribusi sampel selisih dua proporsi:
Simpangan baku dari distribusi sampel selisih dua proporsi:
21 XX
21 XX 21
2
22
1
2122
2121 NNXXXX
)1()(
)1()(
2
222
1
12122
2121
NpN
NNpNpN
NNpXXXX
212121PPpppp
2
22
1
1122 )1()1(2121 N
PPNPP
pppp
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
B. SARAN
SELESAI !