54
Analisis Pengaruh Faktor Motivasi Guru terhadap Mutu Pelayanan Sekolah Dasar Negeri, di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo Siti Bariroh Abstract: The study of need theory factors should be conducted periodically, so that it can bee seen how large the contribution of motivation enabling a teacher lo get achievement. This study was executed in Kecamatan Waru and Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, suggesting that (he physiological need: (clothes, foods, and houses) is the main factors making teacher to get achievement, in another time, then can be observed its progress through the other motivation. Keywords: motivation, teacher. Pada waktu yang lampau pada umumnya tugas kewajiban guru hampir seluruhnya mengenai pekerjaan mengajar melulu, dalam arti menyampaikan keterangan- keterangan dan fakta-takta dari buku kepada murid, memberi tugas-tugas dan memeriksanya. Waktu dan keadaan demikian seolah-olah berubah secara cepat, sehingga kini guru harus juga memperhatikan kepentingan-

Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

Analisis Pengaruh Faktor Motivasi Guru terhadap

Mutu Pelayanan Sekolah Dasar Negeri,

di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo

Siti Bariroh

Abstract: The study of need theory factors should be conducted periodically, so

that it can bee seen how large the contribution of motivation enabling a teacher lo

get achievement. This study was executed in Kecamatan Waru and Kecamatan

Sedati, Kabupaten Sidoarjo, suggesting that (he physiological need: (clothes,

foods, and houses) is the main factors making teacher to get achievement, in

another time, then can be observed its progress through the other motivation.

Keywords: motivation, teacher.

Pada waktu yang lampau pada umumnya tugas kewajiban guru hampir

seluruhnya mengenai pekerjaan mengajar melulu, dalam arti menyampaikan

keterangan-keterangan dan fakta-takta dari buku kepada murid, memberi tugas-

tugas dan memeriksanya. Waktu dan keadaan demikian seolah-olah berubah

secara cepat, sehingga kini guru harus juga memperhatikan kepentingan-

kepentingan sekolah, ikut serta menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi

sekolah, yang kadang-kadang sangat kompleks sifatnya.

Dalam banyak hal pekerjaannya berhubungan erat sekali dengan pekerjaan

seorang pengawas; kepala sekolah; pegawai tata usaha sekolah, dan berbagai

pejabat inspeksi lainnya. Kegiatan partisipasi guru dalam administrasi sekolah itu

antara lain, seperti sumbangan-sumbangan guru terhadap perbaikan kesejahteraan

Page 2: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

guru dan murid, penyempurnaan kurikulum, perbaikan alat-alat pelajaran dan

sebagainya. Sekarang sudah ada PGRI dan makin berkembangnya kesadaran dan

pengertian akan perlunya demokrasi dalam pendidikan pada pemimpin-pemimpin

pendidikan dan guru pada umumnya, kebijakan-kebijakan kepegawaian makin

berubah ke arah pelaksanaan yang demokratis. Pada dasarnya Manajemen

Personalia adalah Manajemen yang mengkhususkan diri dalam bidang personalia

atau dalam bidang kepegawaian. Kemudian, personalia mempunyai hubungan erat

dengan yang lain. Misalnya, ada hal yang ternyata dalam bidang manajemen telah

dijelaskan, tetapi dimasukkan pula dalam Manajemen Personalia seperti

pendelegasian wewenang; kepemimpinan; motivasi dan sebagainya(Nitisemito,

1986:9).

Sementara perihal motivasi yang memberikan dorongan terhadap prestasi

kerja akan tampak bilamana ditelaah lebih lanjut. Adapun prestasi kerja

perlupenilaian. Selanjutnya, penilaian prestasi kerja (performance appraisal)

adalah proses melalui organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi

kerja karyawan(Handoko, 1993:135).

Untuk menjawab dari pertanyaan tentang apa yang mendorong tingkah

laku manusia dalam organisasi adalah tidaklah sederhana dan mudah. Paling tidak

pemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan

dengan pasti.

Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna sebagai perbaikan

mutu, baik mutu manajemen, mutu pelayanan, mutu prosedur, hasil, masukan,

karyawan, kerjasama, daya guna, sikap kerja, lingkungan pekerjaan, infoirnasi,

Page 3: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

kemampuan pemecahan masalah, tata krama, penggunaan sumber-sumber

maupun mutu pelaksanaan dan penampilan.

Suatu gugus kendali mutu (GKM) adalah sekelompok pegawai dari satu

satuan organisasi tertentu yang mengadakan perternuan secara teratur. Maksud

dan perternuan itu antara lain: menemukan masalah, mengkaji masalah serta

melakukan perbaikan.

Banyak organisasi yang sering menghadapi masalah-masalah yang

menyangkul semangat kerja; tingkat produktivitas rendah; mutu pelayanan yang

rendah; masalah sikap kerja; masalah kelalaian dan kelengahan serta masalah

manusia yang acuh terhadap pekerjaan (Zainun, 1989:117). Tujuan diadakannya

GKM ( gugus kendali mutu) adalah:

Memuaskan berbagai kebutuhan sosial dan kejiwaan berupa:

Keberhasilan

Pengakuan

Penghargaan

Kebanggan alas pekerjaan

Reran yang berguna

Kemantapan

Kerj a yang bertanggung jawab, dan

Perasaan memiliki

Dari uraian di atas, maka tentunya dapat diambiI berbagai faktor yang

dikaitkan dengan mutu pelaya nan guru. Guru sebagai karyawan negara yang

tentunya juga mempunyai kebutuhan yang sama dengan karyawan lainnya. Guru

butuh motivasi. Sedangitan motivasi yang dijabarkan searah dengan kebutuhan

Page 4: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

manusia pada umumnya. Kebutuhan akan membuat prestasi; pengakuan akan

keberhasilan; pekerjaan yang menantang, tingkat untuk memenuhi tanggungjawab

dan aktualisasi diri (pengembangan prestasi).

Pada setiap organisasi senantiasa erat kaitannya dengan manajemen

sumber daya manusia. Patut disadari hal ini, di mana fungsi dari manajemen

terdiri atas: planning; organizing; actuating dan controlling (Handoko, 1992).

Dalam manajemen sumber daya manusia pun membahas berbagai sudut

pandang tentang prestasi kerja sebagai tujuan, dimana salah satunya adalah

dipandang dari faktor motivasi (rangsangan/dorongan).

Motivasi dapat ditafsirkan dan diartikan berbeda oleh setiap orang sesuai

tempat dan keadaan daripada masing-masing orang itu (Zainun, 1994; 17).

Motivasi menyangkut perilaku manusia dan merupakan sebuah unsur vital dalam

manajemen. Dalam hal ini dapat didefinisikan sebagai membuat seseorang

menyelesaikan pekerjaan dengan semangat, karena orang itu ingin melakukannya

(Me. Kenna & Nic Beech, 2000: 168).

Menurut Gibson (1996:185) motivasi merupakan konsep yang

dipergunakan untuk menggambarkan dorongan-dorongan yang timbul di dalam

seorang individu yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku.

Oleh Prawirosentono (1999:4) dijelaskan bahwa pendaiaman dan

perluasan dan teori motivasi banyak mengisi lembaran berbagai lileratur ataupun

Jurnal-jurnal ilmiah. Namun, secara praktis hubungan terjadi antara upaya kerja;

kinerja dan hasil kinerja itu sendiri. Motivasi menyangkut perilaku manusia dan

merupakan sebuah unsur vital dalam manajemen. Hal tersebut dapat didefenisikan

sebagai membuat seseorang menyelesaikan pekerjaan dengan semangat, karena

Page 5: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

orang itu ingin melakukannya. Tugas manajer adalah menciptakan kondisi-

kondisi kerja yang akan membangkitkan dan memelihara keinginan yang

bersemangat ini. Untuk melakukan hal ini pengeta-huan mengenai manusia dan

kecakapan dalam berurusan dengan perilaku mereka adaiah penting.

Seorang manajer yang tidak bermotivasi untuk kemajuan dan berhasil akan

mendapatkan hal yang sangat sulit untuk memotivasikan orang-orang lain.

Pemikiran-pemikiran positif dan ketaatan kepada jalannya kegiatan yang

dinyatakan juga merupakan faktor-faktor motivasi.

Pendekatan dasar terhadap motivasi berbeda-beda dalam kalangan manajer. Tiga

buah pendekatan- pendekatan umum di pilih, yaitu:

Pendekatan lingkungan;

Pendekatan produktivitas; dan

Pendekatan pernuasan kebutuhan-kebutuhan.

Untuk mudahnya pendekatan lingkungan adalah diasumsikan jika

lingkungan dibuat dengan suasana menyenangkan, maka pelaksanaan kerjanya

akan baik pula. Produktivitas memberikan penekanan terhadap tingkat upah;

penugasan yang terperinci dan jelas. Dalam “Wants Satisfaction Approach”

dilakukan usaha untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan manusia dan

memuaskannya melalui situasi pekerjaan. Perhatian tidak hanya pada kebutuhan-

kebutuhan itu sendiri, tetapi akan pernuasan-pernuasan bagi orang-orang yang

benar-benar akan berjuang untuk itu. Secara umum orang selalu mempunyai

kebutuhan, segera sesudah keinginan dipuaskan, maka yang lainnya muncul

menggantikannya.

Page 6: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

Teori motivasi terbagi ke dalam dua kategori, yaitu:

• Teori Kepuasan

• Teori Proses

Teori kepuasan memusatkan perhatian pada faktor-faktor di dalam

individu yang mendorong, mengarahkan; mempertahankan; dan menghentikan

perilaku. Teori tersebut mencoba untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan

spesifik yang memotivasi orang. Di lain pihak teori proses rnenerangkan dan

menganalisa bagaimana perilaku di dorong; di arahkan; dipertahankan dan

dihentikan.

Tingkat kebutuhan yang akan dipuaskan berbeda di antara perorangan,

karena saling memberikan penilaian yang berbeda-beda pula bagi berbagai jenis

keberhasilan. Barangkali klasifikasi-klasifikasi yang paling umum dan kebutuhan-

kebutuhan dikemukakan dalam bentuk sebuah "hierarchy" (jenjang-jenjang) oleh

Abraham Maslow. Dan dalam Gibson (1996:189) Teori Maslow yang

menganggap bahwa kebutuhan orang bergantung kepada apa yang telah mereka

miliki. Dalam pengertian suatu kebutuhan yang telah terpenuhi bukan faktor

motivator. Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hierarki kepentingan yaitu:

• Fisiologis: makanan; minuman; tempat tinggal dan sembuh dari rasa sakit

(sehat).

• Keamanan dan keselamalan: kebutuhan akan kemerdekaan dari ancaman;

dipindahkan dari pekerjaan tetap/kontinu dan lain dan sebagainya.

• Rasa merniliki; sosial dan kasih sayang; kebutuhan atau persahabatan;

kebutuhan akan berkelompok interaksi serta kasih sayang.

Page 7: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

• Penghargaan (esteem): kebutuhan atas harga diri (self-esteem) dan

penghargaaan dari pihak lain.

• Aktualisasi diri: kebutuhan untuk memenuhi diri seseorang melalui

memaksimumkan penggunaan kemampuan; keahlian dan potensi.

Di lain pihak ada teori motivasi oleh ERG-Adelfer dalam Gibson (1996:194)

mengemukakan teorinya tentang hierarki kebutuhan sebagai berikut:

• Eksistensi: kebutuhan-kebutuhan terpuaskan oleh laktor-taktor seperti:

makanan; udara, air, gaji dan kondisi pekerjaan.

• Keterkaitan: kebutuhan-kebutuhan terpuaskan dengan adanya hubungan sosial

dan interpersonal yang berarti.

• Pertumbuhan; kebutuhan-kebutuhan yang terpuaskan oleh seorang individu

menciptakan kontribusi yang kreatifatau produktif.

Dari kedua teori antara Maslow dan ERG persamaannya adalah adanya

hierarki (jenjang-jenjang), tetapi perbedaannya adalah para manajer atau pimpinan

dapat menggunakan secara bebas antara kedua teori tersebut untuk dipergunakan

sebagai landasan penelitian terhadap kepuasan kerja yang akhirnya secara tidak

langsung akan berakibat pada prestasi kerja karyawan/pegawai.

Dari uraian teori motivasi yang telah diuraikan menurut pendapat Maslow, maka

yang terpenting terdapat jenjang kebutuhan:

• Kebutuhan fisiologi

• Kebutuhan keselamatan dan keamanan

• Kebutuhan sosial

• Kebutuhan penghargaan

• Kebutuhartaktuatisasidiri

Page 8: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

Yang dimaksudkan dengan jasa/pelayanan adalah merupakan suatu kinerja

penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada

dimiliki, serta pelanggan lebih cepat dapat berpartisipasi aktif dalam proses

mengkonsumsi jasa tersebut.(Supranto, 1997:227). Pada hakekatnya dalam

strategi pemasaran definisi jasa harus diamati dengan baik, karena pengertiannya

sangat berbeda dengan produk berupa barang. Kondisi dan cepat lambatnya

pertumbuhan sektor jasa akan sangat bergantung pada penilaian pelanggan.

Terhadap kinerja (penampilan) yang ditawarkan oleh pihak produsen.

Menurut Kotler dalam Supranto (1997:227) mengenai karakteristik jasa dapat

diuraikan sebagai benkut:

• Intangible (tidak berwujud)

Suatu jasa mempunyai sifat tidak berwujud; tidak dapat dirasakan dan

dmikmati sebelum dibeli olehkonsumen.

• Inseparibility (tidak dapat dipisahkan)

Pada umumnya jasa yang diproduksi (dihasilkan) dan dirasakan pada waktu

bersamaan dan apabila dikehendaki oleh seseorang untuk diserahkan kepada

pihak lainnya, makadia akan tetap merupakan bagian dari jasa tersebut.

Jasa senantiasa mengalami perubahan, bergantung dari siapa penyedia

jasa, penerima jasa dan kondisi di mana jasa tersebut diberikan. Daya tahan suatu

jasa tergantung suatu situasi yang diciptakan oleh berbagai taktor. Jasa (service)

adalah aktivitas atau manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain,

yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikkan apapun.

Page 9: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

Produksinya mungkin terikat atau tidak pada produk fisik (Kotler,

1996:467). Pekerjaan di bidang jasa mencakup industri hotel; perusahaan

penerbangan; bank; telekomunikasi dan lain-lainnya. Juga industri produk seperti:

pengacara; staf kesehatan dan pelatih penjualan (Nasution, 2001:64). Sebagai

akibat dari naiknya tingkat kemakmuran lebih banyak waktu untuk bersenang-

senang dan makin rumitnya produk yang memerlukan perawatan, maka hal ini

pada gilirannya menyebabkan semakin tingginya minat dalam masalah bisnis jasa.

Sernentara itu, bauran pemasaran yang ada tersebut lebih mengarah kepada

produk berupa barang. Sedangkan pada pemasaran jasa lebih menekankan pada

rantai pemasaran, yaitu:

• Pelayanan yang mernuaskan mendatangkan laba dan pertumbuhan perusahaan

dari kinerja superior perusahaan jasa yang merupakan hasil dari..........

• Pelanggan yang puas dan loyal - pelanggan puas yang tetap setia, membeli

ulang dan merekomendasikan kepada pelanggan lain, merupakan hasil

dari...........

• Nilai pelayanan lebih besar - penciptaan nilai bagi pelanggan yang lebih

efektif dan efisien serta memberikan pelayanan, merupakan hasil dari……….

• Karyawan jasa yang puas dan produktif- karyawan yang lebih puas; setia dan

pekerja keras, mempakan hasil dari..........

• Mutu pelayanan internal-seleksi dan pelatihan karyawan yang superior,

lingkungan kerja yang bermutu dan dukungan bagi mereka yang berhadapan

dengan pelanggan.

Page 10: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

Di lain pihak perusahaan jasa dapat mengambil 3 (tiga) langkah ke arah

pengendalian kualitas, yaitu:

• Yang pertama adalah investasi dalam seleksi dan pelatihan karyawan dalam

menyediakan jasa yang baik.

• Kedua adaIah menstandardisasi proses pelaksanaan jasa di seluruh organisasi.

• Ketiga adalah: memanlau kepuasan pelanggan lewat sistem saran dan keluhan;

survei pelanggan; perbandingan, sehingga pelayanan yang kurang dapat

dideteksi dan diperbaiki.

Untuk menilai persepsi dan sikap pelanggan (isu:reliabilitas dan validitas)

dapat dilakukan dengan kuesioner. Adapun istilah kepuasan pelanggan dan

persepsi mutu merupakan label yang dipergunakan untuk meringkas himpunan

aksi/lindakan yang terlihat, terkait dengan produk dan atau jasa.

(Supranto,1997:44). Untuk itu keandalan/reliabilitas didefinisikan sebagai

seberapa jauh pengukuran bebas dari varian kesalahan acak. Validitas

menunjukkan besarnya tingkat/derajat kesimpulan yang ditarik melalui skor/skala

yang pengukuran.

Sejauh ini pemasaran jasa sampai kepada penentuan kebutuhan

pelanggan. Maksud dari menentukan kebutuhan pelanggan adalah untuk

rnembentuk suatu daftar semua dimensi mutu yang penting dalam menguraikan

barang dan jasa. Dimensi mutu berlaku untuk berbagai jenis organisasi penghasil

jasa, meliputi:

Keberadaan (availability)

Ketanggapan (responsiveness)

Menyenangkan (convinience)

Page 11: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

Tepat waktu (time lines) (Kennedy and Young Dalam Supranto 1997:11).

Hal di atas, amat penting untuk mengidentifikasi dimensi mutu dengan berbagai

pendekatan yang dianggap amat relevan.

Persepsi adalah proses bagaimana stimuli-stimuli itu diseleksi;

diorganisasi dan diinterpretasikan (Pawitra, 2001:62). Dengan demikian, maka

secara sederhana dapat dipahami bahwa persepsi merupakan tanggapan seseorang

dalam menerima stimuli (rangsangan); yang kemudian dikumpulkan sehingga

dapat dinterpretasikan (ditentukan/diputuskan).

Tujuan pemasar mengiklankan produknya untuk mendapat perhatian

konsumen. Prinsip lain adalah menunjukkan penampilan (performance) yang

menyakinkan. Bila sekolah jelas selain faktor: fisik (berupa gedung) juga mutu

hasil anak didiknya dapat diterima di sekolah negeri yang dianggap favorit bagi

siswa maupun orang tuanya.

Citra merek merepresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merk.

Kotler (1995) mendefinisikan citra sebagai jumlah dari gambaran-gambaran;

kesan-kesan; dan keyakinan-keyakinan yang dimiliki oleh seseorang terhadap

suatu objek. Misalnya, merk yang sudah terkenal jauh iebih menguntungkan

daripada merk-merk yang masih merangkak untuk bersaing terhadap persepsi

konsumen.

Sekolah pun sebagai penjuaijasa dapat membuat suatu citra merk.

Sementara ini pada Peran Tinggi Negeri hampir semua mempunyai merk,

sehingga terkadang membingungkan bagi calon pengguna pendidikan yang

dibutuhkan. Image adalah realitas (Prawita. 2001:85). Jika diketahui citranya

positif, maka konsumen akan berbondong-bondong untuk membelinya.

Page 12: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

Persaingan bisnis pada era globalisasi menjadi sangat tajam. Oleh

karenanya, untuk memenangkan persaingan, maka perusahaan atau organisasi

harus mampu memberikan kepuasan kepada para pelanggannya. Dengan

demikian, maka pokok masalah: kepuasan menjadi suatu yang menarik untuk

dikaji lebih lanjut.

Menurut Supranto (1997:2) pelanggan memang harus dipuaskan. Di mana

tingkat kepuasan pelanggan sangat bergantung pada mutu suatu produk. Produk

yang dimaksud adalah barang atau jasa.

Jadi, suatu produk dikatakan bermutu bagi seseorang kalau produk tersebut dapat

memenuhi kebutuhannya. Pengukuran aspek mutu yang bermanfaat bagi pebisnis,

yaitu:

Mengetahui dengan baik bagaimana jalannya atau bekerjanya proses bisnis.

Mengetahui di mana harus melakukan perubahan dalam upaya melakukan

perbaikan secara terus-menerus untuk mernuaskan pelanggan, terutama untuk

hal-hal yang dianggap penting oleh para pelanggan.

Menentukan apakah perubahan yang dilakukan mengarah ke perbaikan

(improvement). (Supranto, 1997:3).

Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan

kinerja/hasil yang dirasakannya dengan harapannya (Oliver dalam Supranto,

1997:233). Jadi, tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja

yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja di bawah harapan, maka

pelanggan akan kecewa. Bila sesuai dengan harapan, pelanggan akan puas.

Sedangkan bilamana kinerja melebihi harapan pelanggan maka pelanggan akan

merasa sangat puas.

Page 13: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

Harapan pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman masa lampau,

komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi pemasardan saingannya.

Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitif terhadap harga dan

memberi komentar yang baik tentang perusahaan/organisasi itu. Untuk

menciptakan kepuasan pelanggan, maka perusahaan harus menciptakan dan

mengelola suatu sistem untuk memperoleh pelanggan yang lebih banyak dan

kemampuan untuk mempertahankan pelanggannya.

Oleh Sutarto ( 1984:21 ) dijelaskan bahwa organisasi adalah suatu sistem

tentang aktivitas-aktivitas kerjasama dari dua orang atau lebih sesuatu yang tak

berujut dan tak bersifat pribadi, sebagian besar mengenai hal-hal hubungan-

hubungan.

Oleh Thoha, Miftah ( 1983:79) diterangkan bahwa organisasi dijabarkan

sebagaimana berikut ini.

Organisasi senantiasa mempunyai tujuan. Organisasi mempunyai kerangka

atau struktur.

Organisasi mempunyai cara memberikan kecakapan bagi anggota untuk

melaksanakan kerja tersebut.

Organisasi di dalamnya terdapat proses interaksi hubungan kerja antara orang-

orang yang bekerja sama mencapai tujuan tersebut.

Organisasi mempunyai pola kebudayaan sebagai dasar cara hidupnya.

Organisasi mempunyai hasil-hasil yang ingin dicapainya.

Kemudian, perilaku organisasi masih merupakan bidang yang terus

berkembang guna membantu manajer memahami manusia secara lebih baik,

sehingga dapat dicapai peningkatan produktivitas, kepuasan pelanggan, dan posisi

Page 14: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

kompetisi yang lebih baik melalui penerapan manajemen yang lebih baik. Diawali

dari perilaku organisasi yang multidisiplin menggambarkan sejumlah hal.

Pertama, perilaku organisasi adalah cara berpikir. Perilaku berada pada diri

individu, kelompok dan organisasi. Kedua, perilaku organisasi adalah

multidisiplin yang menggunakan prinsip; model; teori dan metode-metode dari

disiplin lain.

Ketiga, terdapat suatu orientasi kemanusiaan yang jelas dalam perilaku

organisasi. Manusia dalam berperilaku, persepsi, kapasitas pembelajaran,

perasaan, dan sasaran merupakan hal penting bagi perusahaan. Keempat, PO

(perilaku organisasi) berorientasi pada kinerja. Bagaimana cara meningkatkan

kinerja? Hal ini harus terjawab. Kelima, lingkungan eksternal terlihat memberikan

dampak yang signifikan terhadap perilaku organisasi. Keenam, karena bidang PO

sangat bergantung dari disiplin yang dikenal, metode ilmiah menjadi penting

dalam mempelajari variabel dan keterkaitan (Gibson, 1996:7).

Selanjutnya, efektivitas setiap organisasi sangat dipengaruhi oleh perilaku

manusia. Adapun perilaku manusia tidak lepas dari kebutuhan yang diinginkan.

Dengan demikian, maka motivasi diharapkan berhubungan dengan mutu

layananjasa seperti yangdiuraikan di atas.

Seorang manajer yang tidak bennotivasi untuk kemajuan dan berhasil akan

mendapatkan hal yang sangat sulit untuk memotivasikan orang-orang lain.

Pemikiran-pemikiran positif dan ketaatan kepada jalannya kegiatan yang

dinyatakan juga merupakan faktor-faktor motivasi.

Kerangka pikir penelitian yang dimaksud ada merupakan paduan antara

rumusan masalah yang dikemukakan, dengan dukungan teori sehingga secara

Page 15: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

konseptual akan terlihat hubungan atau pengaruh antara variabel independen

(variabel bebas) (variabel dependen (variabel terikat/tidak bebas) (ABI,2003).

Dalam pada itu di bawah ini kiranya dapat dituangkan ke dalam Gambar 1.

Dari Gambar I terlihat hubungan antara faktor motivasi terhadap mutu pelayanan

sekolah.

Gambar 1 : Hubungan antara Faktor Motivasi terhadap Mutu Pelayanan Sekolah

Prestasi

(X1)

Pengakuan akan keberhasilan

(X2)

Pekerjaan yang menantang

(X3)

Tingkat tangggung jawab

(X4)

Aktualisasi diri

(X5)

Mutu Pelayanan Sekolah

(Y)

Page 16: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

Konsep yang dapat diambil adalah setiap usaha manajemen untuk meningkatkan

mutu pelayanan sekolah dapat dipandang dari motivasi.

Sebagai hasil dari fakta bahwa motivasi memberi perhatian pada perilaku

atau secara lebih spesifik perilaku yang diarahkan pada tujuan. Adapun alasan

utama mengapa perilaku karyawan (dalam hal ini adalah: guru), sebab motivasi

terhadapnya juga bervariasi (bermacam-macam).

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah serta kerangka pikir, maka

dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

Di duga bahwa faktor dari variabel prestasi; pengakuan akan keberhasilan;

pekerjaan yang menantang; tingkat tanggung jawab; aktualisasi diri secara

bersama-sama atau parsial berpengaruh terhadap mutu pelayanan sekolah

SDN, di Kecamatan waru, Kabupaten Sidoarjo.

Diduga bahwa varibel pengakuan akan keberhasilan dominan dalan

mempengaruhi mutu pelayanan sekolah, di Kecamatan Waru, Kabupaten

Sidoarjo.

METODE

Desain Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menjabarkan arah pemahaman penelitian dengan

memebuat desain penelitian.

Di mana, desain penelitian pada motivasi guru tersebut mencakup beberapa aspek,

yaitu:

Tujuan studi.

Tipe hubungan antar variabel.

Page 17: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

Lingkungan (setting) studi.

Unit analisis.

Pengukuran serta analisisnya.

Dengan menunjukkan beberapa aspek tersebut, peneliti dapat

mempermudah penjabaran penelitian ini, sehingga dapat dipahami oleh siapa saja

dalam melakukan kajian ilmiah. Yang jelas menggunakan metode survei (Survey

Methods).

Populasi dan Sampel

Tipe data penelitian yang urnum dikelompokkan menjadi dua, yakni:

Data kuantitatif

Data kualitatif

Dimana data kuantitatif menunjukkan jumlah ataupun banyaknya

"sesuatu". Seperti, jumlah produksi; jumlah persediaan bahan; gaji karyawan dan

lain-lainnya. Kemudian, yang dimaksudkan dengan kualitatif adalah menunjukkan

kategori kualitas, misalnya: pegawai negeri dan pegawai swasta atau pengusaha

serta proporsi (bagian) terhadap total responden.

Populasi (population) menjelaskan sekelompok orang atau sejumlah unit

kejadian yang dijadikan objek penelitian. Unit analisis berbeda dengan populasi,

sebab unit analisis dapat melalui individu; kelompok atau tingkat organisasional

(departemen; divisi dan sebagainya). Jika yang diteliti individu guru, maka semua

guru merupakan populasi. Oleh karena, unit analisisnya sudah jelas di Kecamatan

Waru, maka populasi yang dimaksudkan adalah guru di Kecamatan Waru,

Kabupaten Sidoarjo.

Page 18: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

Secara umum kendala/batasan yang mempengaruhi peneliti untuk

melakukan sebagian dari elemen-elemen dari populasi. Yang lebih dikenal dengan

sebutan: sampel. Oleh Indriantoro (2002:116) dikatakan bahwa anggota sampel

disebut dengan subjek(subject).

Untuk itu, peneliti menggunakan sampel sebagai subjek penelitian atas

dasar keterbatasan waktu, tenaga dan dana yang tersedia. Di samping itu, juga

dirasakan penelitian dengan sampel memungkinkan selesainya lebih cepat serta

relatif lebih teliti.

Oleh karena, jumlah guru SD di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo ada

489 orang, maka dengan mengacu pada teori "Metodologi Research " nya

Surakhmad (1985), bahwa penentuan sampel antara jumlah populasi 100-1000

orang dapat diambil 15-50%, maka peneliti mengikutinya dengan menentukan

jumlah sampel secara acak dengan penentuan jumlah sampel sebesar 1% dan 489

orang. Jadi jumlah sampelnya ada 73 orang.

Definisi Konsep dan Operasional Variabel

Definisi Konsep

Konsep dapat dijabarkan dasar/kerangka pemikiran peneliti yang

selanjutnya dapat dijelaskan kepada orang lain. Arti kata lainnya konsep perlu

dibuat, sehingga membuat orang lain tersebut mengerti.

Misalnya saja dapatxlibuat: prestasi kerja. Yang dimaksudkan adalah

seberapa besar seorang dapat berprestasi, misalkan: disiplin; mengajar dengan

sepenuh hati dan sebagainya. Agar lebih jelas lagi, maka konsep pada penelitian

guru ini dapat dijelaskan dengan operasional variabel.

Page 19: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

Operasional Variabel

Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diberi nilai. Di mana teori

mengekspresikan fenomena-fenomena/masalah-masalah secara sistematis melalui

pernyataan hubungan antar variabel.

Contoh variabel, misalnya: sikap; motivasi; prestasi dan lain-lainnya.

Variabel yang dapat diukur secara fisik, memungkinkan bantuan alat ukur yang

relatip lebih mudah. Sebaliknya, untuk variabel yang dibahas dalam masalah

bisnis akan berkaitan dengan persepsi, sikap, perilaku yang bersifat subjektif.

Operasional variabel tersebut merupakan suatu cara agar variabel yang

khas sifatnya dapat diukur. Tentu saja pengukuran yang umum adalah dengan

menggunakan skor. Secara detail, maka operasional variabel pada penelitian ini

terdiri atas:

Variabel mutu pelayanan sekolah (Y)

Yang dimaksudkan dengan mutu pelayanan sekolah adalah seberapa besar pihak

organisasi sekolah dapat memberikan pelayanan terhadap pengguna jasa

pendidikan. Indikator dari variabel mutu pelayanan meliputi:

Pelayanan terhadap belajar siswa.

Pelayanan terhadap administrasi siswa.

Pelayanan terhadap saran orang tua siswa.

Memiliki pelayanan sesama guru.

Dari empat ukuran di atas, maka patut dinilai mutu pelayanan sekolah yang

bersangkutan. Untuk variabel bebas (X) nya adalah:

XI: Kebutuhan akan prestasi.

Page 20: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

Yangdimaksudkan dengan kebutuhan akan prestasi adalah seberapa besar

dukungan organisasi dalam membuat seorang guru berprestasi. Adapun

indikatornya adalah:

Kepuasan sarana pendukung prestasi guru.

Kepuasan atas bantuan pribadi kepala sekolah.

Kepuasan atas bantuan guru lain.

Dari tiga ukuran penunjang kebutuhan untuk berprestasi, maka hal ini dapat

dianalisis.

X2: Kebutuhan akan pengakuan akan keberhasilan.

Yang dimaksudkan dengan kebutuhan akan pengakuan akan keberhasilan

adalah seberapa besar organisasi sekolah itu memberi dukungan akan pengakuan

keberhasilan seorang guru. Adapun indikatornya adalah:

• Kepuasan terhadap motivasi dari siswa akan keberhasilan guru tersebut.

• Kepuasan terhadap motivasi dari guru lain akan keberhasilan guru tersebut.

• Kepuasan terhadap motivasi dari kepala sekolah akan keberhasilan guru

tersebut.

Dari tiga ukuran kebutuhan akan pengakuan keberhasilan seorang guru,

dapat dipergunakan dalam menilai sesuai atau tidaknya motivasi itu dirasakan

kepuasannya.

X3: Pekerjaan yang menantang

Yang dimaksudkan dengan pekerjaan yang menantang adalah seberapa

besar organisasi yang bersangkutan dapat memberikan tingkat dukungan akan

kebutuhan seseorang terhadap pekerjaan yang penuh tantangan.

Page 21: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

Adapun indikatornya adalah:

Kepuasan terhadap pekerjaan yang menantangdari siswa.

Kepuasan terhadap pekerjaan yang menantang dari guru lainnya.

Kepuasan terhadap pekerjaan yang menantang dari kepala sekolah.

Dari ketiga indikator di atas, maka variabel tersebut dinilai.

X4: Tingkat tanggungjawab

Yang dimaksudkan dengan tingkat tanggung jawab adalah seberapa besar

organisasi mendukung agar guru itu bertanggungiawab dalam bekerja.

Adapun indikatornya adalah:

Kepuasan terhadap tanggung jawab dari siswa.

Kepuasan terhadap tanggung jawab dari guru lainnya.

Kepuasan terhadap tanggung jawab dari kepala sekolah.

Dari ketiga indikator ini dapat diberikan penilaian.

X5: Aktualisasi diri

Yang dimaksudkan dengan aktualisasi diri adalah seberapa besar

organisasi yang bersangkutan dapat memberikan seseorang agar aktualisasi diri

orang tersebut dapat terpenuhi. Adapun indikatornya adalah:

Diberikan kebebasan untuk meningkatkan pendidikan formal kejenjang yang

lebih tinggi.

Diberikan keleluasaan untuk mengikuti DIKLAT(pendidikan dan latihan

dalam PNS).

Memperoleh promosi dari pimpinan.

Page 22: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

Dari ketiga butir indikator tersebut, maka aktualisasi diri guru dapat dinilai.

Kemudian untuk penilaian pada masing-masing butir pertanyaan dilakukan

dengan skor skala Likert (1-5).

Jenis dan Sumber data

Jenis data serta sumber data hampir serupa, yaitu merupakan data primer,

yaitu data yang langsung diperoleh melalui wawancara serta jawaban yang

diperoleh dari kuesioner. Selanjutnya, data sekunder merupakan data yang sudah

ada sebagai kelengkapan untuk studi deskriptif.

Teknik Pengumpulan Data

Berbagai cara/metode untuk mengumpulkan data dalam kaitannya dengan

penelitian/riset. Sementara ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data

sebagai berikut:

Melalui daftar pertanyaan/kuesioner.

Melalui wawancara.

Melalui dokumentasi.

Yang jelas dari ketiga metode pengumpulan data tersebut dilakukan editing

sebelum dilakukan pemrosesan/analisis data untuk menguji hipotesis.

TeknikAnalisa Data dan Uji Hipotesis

Teknik Analisa Data

Teknik analisis data tidak lain adalah tentang pemrosesan data. Dalam hal

ini untuk gambaran umum dianalisis secara deskriptif (uraian), kemudian untuk

data yang sudah diskor dengan Skala Likert dimasukkan ke dalam satuan variabel

masing-masing.

Page 23: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

Pada penelitian apa saja pada akhirnya menggunakan bantuan teknologi

komputer. Di dalam aplikasinya mempergunakan statistika. Untuk penelitian yang

bersangkutan peneliti mempergunakan analisis regresi berganda dengan aplikasi

SPSS (Statistical Package for The Social Sciences). Proses data dengan SPSS

tentu saja lebih cepat dan hasilnya dapat dikategorikan lebih akurat. Secara

langsung aplikasi statistika dengan model regresi berganda menjelaskan tentang

berbagai uji, baik yang bersama-sama/ serentak/simultan maupun yang parsial. Uji

itu adalah sebagai berikut.

Uji Serempak (Uji F)

Uji serempak menggunakan uji F. Pada uji ini menjelaskan bahwa: Jika

Ftabel > Fhitung (dengan derajat kesalahan =α = 0,05), maka hipotesis yang

dikernukakan adalah diterima. Jadi, dianggap bahwa terdapat pengaruh secara

simultan dari seluruh variabel X terhadap variabel Y.

Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial atau setiap variabel X (variabel bebasnya) terhadap variabel

tergantungnya (Y). menggunakan uji t. Pada uji ini menjelaskan bahwa: Jika

thitung> ttabel (dengan derajat kesalahan = α= 0,05), maka hipotesis yang

dikernukakan adalah diterima. Jadi dianggap bahwa terdapat pengaruh secara

parsial dari variabel X terhadap variabel Y, yang thitung -nya lebih besar

dibandingkan dengan ttabel-nya.

Uji Asumsi Klasik

Pada dasarnya pada setiap model yang ada pada aplikasi statistika mempunyai

kelemahan atau penyimpangan. Untuk itu, menurut teori regresi berganda dimana

kelemahan yang terdapat pada model regresi berganda yang dipakai terdapat

Page 24: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

penyimpangan. Penyimpangan itu terkondisikan ke dalam asumsi klasik. Yang

dimaksudkan dengan penyimpangan itu berupa:

Autokorelasi;

Heteroskedastisitas;

Multikolineritas; dan

Normalitas.

Dengan demikian, maka peneliti sudah sepantasnya untuk mendeteksi

adanya penyimpangan- penyimpangan itu pada model regresi yang dipakai.

Autokorelasi

Autokorelasi merupakan penyimpangan yang menunjukkan adanya

keterkaitan korelasi antar variabel sepanjang waktu ataupun saat data itu diambil.

Uji ada dan tidaknya autokorelasi dengan mempergunakan uji DW (Durbin

Watson). Data yang baik, jika dari hasil analisisnya tidak terjadi autokorelasi.

Heteroskedasitas

Heteroskedasitas pun juga merupakan penyimpangan data yang dianalisis.

Sebaiknya data itu terjadi dengan homokedastisitas (varians nya ajeg = tetap).

Untuk menguji ada dan tidaknya heterkedastisitas ini dengan menggunakan

rumus: korelasi product moment. Kemudian dari hasil perhitungan dengan uji

korelasi tersebut dilihat besarnya thitung dibandingkan dengan ttabel.

Mutikolinieritas

Bentuk penyimpangan yang lainnya adalah: Multikolinieritas. Adapun ada

atau tidaknya multikolinieritas pada model regresi tersebut ditandai dengan

adanya hasil uji statistik F dan koefisien determinasi (r2) yang signifikan, narnun

sebaliknya statistik t tidak signifikan. Dengan demikian, jika dari hasil

Page 25: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

perhitungan aplikasi SPSS terjadi multikolinieritas, maka sebaiknya salah satu

variabelnya dapat dihilangkan.

Pengujian Validitas dan Realibilitas

Untukuji kualitasdatadipergunakan uji: validitas L dan reliabilitas. Pada

buku "Metodologi Penelitian Bisnis" yang dibuat oleh Indriantoro dan Supomo

(2002:181 ) dijelaskan bahwa:

Untuk realibilitas ada tiga macam alat ukur, yaitu:

Split half reliability coefficient

Kuder-Richardson

Cronbach's Alpha

Dari ketiga rumus tersebut dipakai salah satu saja untuk pembuktian

reliabelnya data yang dikumpulkan. Kemudian untuk pengujian validitas dengan

ukuran korelasinya (antara X terhadap Y). Sementara ini pengujian validitas

menggunakan alat ukur korelasi product moment sebagai berikut.

r =

HASIL

Gambaran Umum SDN di Kecamatan Waru

Kecamatan Waru tergolong salah satu wilayah Kecamatan dari 18 Kecamatan

yang berada di wilayah daerah tingkat II, Kabupaten Sidoarjo.

Adapun Kecamatan yang ada terdiri dari:

1. Sidoarjo

Page 26: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

2. Buduran

3. Candi

4. Porong

5. Krembung

6. Tulangan

7. Tanggulangin

8. Jabon

9. Krian

10. Balongbendo

11. Wonoayu

12. Tank

13. Prambon

14. Taman

15. Waru

16. Gedangan

17. Sedati

18. Sukodono

Dari data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik tertera bahwa jumlah

SDN yang terpadat adalah pada wilayah Kecamatan Waru, yaitu : sebanyak 37

SDN serta 4 SD Swasta.

Dengan demikian, secara nyata peneliti berkesempatan untuk menganalisis

permasalahan pendidikan pada SDN yangjumlahnya amat cukup untuk mewakili

daerah Tingkat II Kabupaten Sidoarjo. Pada Tabel I data sekunder yang peneliti

Page 27: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

dapat tuliskan posisi SDN dalam lingkungan wilayah Kecamatan Waru secara

keseluruhan. Data tersebut adalah sebagaimana tertera pada Tabel 1.

Dengan menelusuri berbagai SDN sebanyak 37 inilah dapat diketahui

posisi alamat yang ada, sehingga memudahkan para murid/siswa maupun para

orang tua serta masyarakat untuk menjelaskan keberadaan SDN di wilayah

Kecamatan Waru tersebut.

Tabel 1 Nama Sekolah danAlamatnva di Kecamatan Waru

1 SDN WARU

2 SDN WARU 11

3 SDN WARU III

4 SDNKEDUNGREJOI

5 SDN KEDUNGREJO II

6 SDN KEDUNGREJO III

7 SDN JANTI I

8 SDN JANTI II

9 SDN BUNGURASIHI

10 SDN BUNGURASIH II

I I SDN MEDAENG I

12 SDN MEDAENG II

13 SDN TAMBAK REJO I

14 SDN TAMBAK REJO II

15 SDNTROPODOI

16 SDNTROPODO II

17 SDN PEPELEGI I

18 SDN KUREKSARI

19 SDN WADUNG ASRI I

20 SDN BERBEK

21 SDN TAMBAK SAWAH

22 SDN KEDUNGREJO IV

23 SDN JANTI III

JL.JEND.S. PARMANV/1.10

JL LETJEN S PARMAN 23

JL. LETJEN S PARMAN 23

JL RAYA WARU 39

JL RAYA WARU 39

JL RAYA WARU 39

JL BRIGJEN KATAMSO 227 A

JL. BRIGJEN KATAMSO 227 A

JL BUNGURASIH BARAT 159

JL BUNCURASIH BARAT 159

JL JOYORONO 49 MEDAENG

JL NUGROHO Gg MEDAENG

DESA TAMBAKREJO

DESA TAMBAKREJO

JL. TROPODO 1. No. 201

JL. TROPODO I No 201

JL. ANJASMORO No 8

JL. ANGGREK

JL BLIMBINGPONDOKCANDRA

JL.KENARI REWIND

JL. JABON No 1-2

JL RAYA WARU No 39

JL. BRIGJEN KATAMSO Vl-234

Page 28: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

24 SDN WEDOROI

25 SDN KEPUH KIRIMAN I

26 SDN NGINGAS

27 SDN TAMBAK OSO

28 SDN TAMBAK SUMUR

29 SDN TROPODO III

30 SDN WARU IV

31 SDN PEPELECI II

32 SDN WADUNG ASRI II

33 SDN KEPUH KIRIMAN II

34 SDN KEDUNG REJO V

35 SDN WEDORO II

36 SDN TROPODO IV

37 SDN MADAENG III

JL. PPWEDORO No 100

JL KENARI REWIND

DESA NGINGAS

JL. PASAK33

JL KH. ZAINAL ABIDIN 66

JL. ANGCREK I WISMA TROPODO

JL JEND. S. PARMAN V/130

JL. JATISARI PERMAI

JL. BLIMBING II PONDOK CANDRA

JL.KENARI REWIND

JL RAYA WARU 39

JL. PP WEDORO 100

JL. ANOGREK WISMA TROPODO

JL. JOYORONO 49

Sumber : Data Sekunder dari Dinas Pendidikan Kecamatan Waru 2004

Selanjutnya, sebagai data sekunder pelengkap adalah dikernukakan struktur

organisasi SDN, yaitu:

Struktur organisasi Dinas Pendidikan, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo.

PEMBAHASAN

Pembahasan dimulai dari berbagai penjelasan yang disesuaikan dengan

proposal (usulan penelitian), sehinggaterdapat kesinambungan antara isi proposal

itu dengan penelitian yang bersangkutan. Peneliti membahas dengan

mengetengahkan variabel bebas dan terikat, yaitu:

Variabel bebas (X), yaitu:

Prestasi;

Pengakuan akan keberhasilan;

Pekerjaan yang menantang;

Page 29: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

Tingkattanggungjawab;dan

Aktualisasi diri.

Variabel terikat/tidak bebas (Y), yaitu:

Mutu pelayanan Sekolah DasarNegeri di wilayah Kecamatan Waru, Kabupaten

Sidoarjo.

Gambar2 Struktur Organisasi Dinas Pendidikan, Kecamatan Waru

Sumber: Dinas Pendidikan, Kecamatan Waru, Sidoarjo

Uji Validitas dan Reliabilitas

Mengenai valid dan tidaknya data, seharusnya ada uji coba tentang

instrumen yang dipergunakan. Tetapi oleh karena instrumen yang dipakai sudah

mendapat persetujuan dari Dosen Pembimbing dan perlu diuji ke valid-an

Bagian Tata Usaha

Sub Bagian Umum

Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Kepegawaian

Sub bagian Perencanaan

dan Pengendalian

Sub Dinas Pra Sekolah dan Dasar

Sub Dinas Pendidikan Menengah

Umum

Sub Dinas Pendidikan Menengah Kejuruan

Sub Dinas Tenaga

Kependidikan

Sud Dinas Pendidikan

dan Perguruan

Agama

Sub Dinas Pendidikan

Luar Sekolah

Kepala Dinas

Wakil Kepala Dinas

Kelompok Jabatan Fungsonal

Page 30: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

datanya. Dari hasil SPSS diketahui bahwa hasil signifikan harus < 0,05

(persyaratan), sebab tingkat kesalahan terendah adalah 5°/o. Hasil sig XI = 0,000

< 0,05 ; kemudian sig X2 = 0,000 < 0,05; sig X3 = 0,000 < 0,05; sig X4 = 0,000 <

0,05 dan sig X5 = 0,000 < 0,05. Jadi, data ini adalah valid menurut teori.

Untuk mengetahui reliabilitasnya dapat membanding nilai α dengan alpah

Cronbach atau membandingkan α hitung > 0,7. Menurut hasil dari SPSS diperoleh

hasil α = 0,91 > 0,7. Untuk itu data yang didapat adalah dapat dikatakan reliabel.

Uji Hipotesis

Hipotesis sudah barang tentu dilaksanakan, agar hipotesis yang dikemukakan

dapat dibuktikan secara ilmiah.

Kriteria hipotesis :

Hi diterima apabila Fhitung > Ftabel atau thitung > ttabel

Ho diterima apabila Fhitung < Ftabel atau thitung < ttabel

Adapun hipotesis yang diajukan adalah:

Diduga bahwa faktor dari variabel prestasi; pengakuan akan keberhasilan;

pekerjaan yang menantang; tingkat tanggungjawab; aktualisasi diri secara

bersama-sama atau parsial berpengaruh terhadap mutu pelayanan sekolah

SDN, di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo.

Diduga bahwa variabel prestasi dominan dalam mempengaruhi mutu

pelayanan sekolah, di Kecamatan Waru, Kahupaten Sidoarjo.

Selanjutnya, bila diamati secara lebih cermat pada Hipotesis I yang

dikernukakan oleh peneliti sengaja ditentukan dengan dua dugaan, yaitu

membuktikan pengaruh variabel secara simultan serta ada dengan cara menguji

dengan cara parsial. Untuk lebih mudahnya adanya analisis SPSS yang digunakan

Page 31: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

oleh peneliti dalam mengolah datanya, maka langsung dapat dilihat hasil

perhitungan pada Tabel 3.

Dengan melihat angka-angka yang tertera pada Tabel 3 tersebut daoat dituliskan

persamaan regresi sebagaimana :

Y = bo + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5x5

Y = 2,4 + 0,72X1 + 0,686X2 + 0,307X3 + 0,456X4 + 0,192X5

Tabel 3 HasilAnalisis Varial

Variabel B Thitung Ttabel

KeteranganX1 0.728 33.2 1.64 PengaruhX2 0.686 9.78 1.64 PengaruhX3 0.307 3.16 1.64 PengaruhX4 0.456 3.9 1.64 PengaruhX5 0.192 2.55 1.64 PengaruhR square = 0.992 α = 0.05

Fhitung = 1667.15

Sumber Data Primer dengan analisis SPSS

Persamaan ini bisa disebut dengan model statistik regresi berganda (multiple

regression).

Untuk menguji maupun membuktikan adanya pengaruh dari variabel-

variabel: XI; X2; X3; X4; X5 terhadap/pada faktor/variabel (Y) mutu pelayanan

sekolah (SDN) di wilayah Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo secara bersama-

sama/simultan dapat diketahui dari hasil hitungan dengan SPSS yang dihasilkan.

Adapun kriteria uji atau analisisnya adalah:

Bila Fhitung > Ftabel (0,05); terima Hi dan tolak Ho Kemudian dengan mengacu pada

tabel yang sudah ada yaitu Tabel 2, tertulis bahwa:

Fhitung = 5438.2 > Ftabel maka Hi diterima.

Page 32: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

Berarti terima Hi. Jika Hi diterima, maka dapat dikatakan bahwa terdapat

pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap mutu pelayanan sekolah (Y).

Untuk menguji maupun membuktikan adanya pengaruh dari variabel-variabel:

XI; X2; X3; X4; X5 terhadap/pada faktor/variabel (Y) mutu pelayanan sekolah

(SDN) di wilayah Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo secara parsial dapat

diketahui dari hasil hitungan dengan SPSS yang dihasilkan.

Adapun kriteria uji atau analisisnya adalah:

Bila thitung > ttabel (0,05); terima Hi dan tolak Ho Yang mana thitung > ttabel

(0,05) dilakukan satu per satu. t X1 dengan ttabel; t X2 dengan ttabel ; t X3 dengan

ttabel; t X4 dengan ttabel sampai kepada t X5 dengan ttabel.

Dari tabel terlihat bahwa:

t XI = 33,2 > 1,64 (terima Hi tolak Ho)

t X2 = 9,78 > 1,64 (terima Hi tolak Ho)

t X3 = 3,l6> 1,64 (terima Hi tolak Ho)

tX4 =3,91>l,64(terimaHitolakHo)

t X5 = 2,55 > 1,64 (terima Hi tolak Ho)

Untuk uji parsial inipun dapat diperoleh bahwa masing-masing thitung yang

ada > dari ttabel-nya, sehingga keadaan tersebut menunjukkan adanya pengaruh

terhadap mutu pelayanan sekolah (SDN) di Kecamatan Waru.

Uji Asumsi Klasik

Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah korelasi berganda yang sangat tinggi. Dapat pula

bahwa Multikolinieritas diartikan sebagai adanya korelasi yang bermacam-

Page 33: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

macam, sehingga mengganggu alat analisis. Untuk itu alat untuk menguj i adanya

multikolinieritas adalah bila nilai VIF > 1.

Menurut hasil perhitungan nilai VIF yang didapat adalah sebesar 4-10. Jadi,

dengan demikian pada analisis ini tidak terjadi multikolinieritas.

Autokorelasi

Autokorelasi adalah terjadinya korelasi di antara, data pengamatan atau

munculnya suatu data yang dipengaruhi oleh data sebelumnya. Selain itu, Autoko-

relasi diartikan dengan adanya korelasi secara terkait satu variabel X dari bagian

data, sehingga dianggap mengganggu perhitungan yang dihasilkan. Untuk menguj

i ada dan tidaknya autokorelasi adalah dengan melalui Durbin Watson (DW) < 2.

Menurut hasil pada SPSS, yaitu nilai DW hitung = 0,772. Jadi, betui < dari 2,

sehingga model regresi dianggap tidak terganggu, karena gejala ini tidak

dijumpai.

Heterokedastisitas

Heterokedastisitas dapat terjadi atas adanya ketidaksamaan data, atau

terlalu besarnya variasi data. Apabila p > 0,05, maka data itu terjadi

heterokedastisitas. Sebaliknya, apabila hasil data p < 0,05, maka tidak terjadi

heterokedastisitas. Artinya, data itu homogen.

Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas konsep instrumen penelitian dengan mengkorelasikan skor-skor

dengan total skornya. Hal ini dapat dilihat melalui korelasi bivariate ( ada tanda

bintang ** pada program SPSS ). Dengan hasil banyak tanda bintang pada

masing-masing variabel, maka data itu termasukdata yang sudah valid.

Page 34: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

Dalam penelitian ini untuk mengetahui reliabilitas setiap variabel diukur

dengan metode Alpha Cron-bach dengan ketentuan bahwa korelasi α lebih

besar(>) dari 0,7 dinyatakan bahwa instrumen itu reliabel.

Dari hasil perhitungan didapat α = 0,91 > 0,7, jadi reliabel data yang dikumpulkan

tersebut.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dengan hasil analisis yang telah dilakukan dan telah dilakukan

pembahasan, maka dalam bab ini peneliti menyampaikan kesimpulan yang

berkaitan dengan penelitian, yaitu:

Hipotesis I yang pertama, yang menyatakan terdapat/ada pengaruh secara

bersama-sama/ sirnul- tan antara variabel bebas (X I; X2; X3; X4; X5) pada

variabel tidak bebasnya ( Y ). Hal ini didasarkan pada hasil uji F yangdiketahui

bahwa Fhitung = 1667,15 temyata lebih besar Ftabel = 2,53. Dengan demikian,

hipotesis ini dapat peneliti buktikan. Koefisien determinasinya = 0,991 (99,1%).

Artinya, data itu dapat dijelaskan sebesar 99% mewakili populasi.

Hipotesis I yang kedua, yang menyatakan terdapat/ada pengaruh secara

parsial antara variabel bebas (XI; X2; X3; X4; X5) pada variabel tidak bebasnya

(Y) dapat dibuktikan lewat besarnya nilai thitung yang dianalisis. Sesuai kenyataan

dari hasil perhitungan:

thitung XI = 332 > 1,64; thitung, X2 = 9,7 > 1,64; thitung, X3 = 3,16 > 1,64; thitung X4

= 3,91 > 1,64; thitung X5 = 2,55 > 1,64. Jadi, secara parsial dapat peneliti

buktikan.

Page 35: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

Hipotesis 2, yang menjelaskan bahwa terdapat variabel yang dominan

(pengaruhnya terbesar) adalah terletak pada t X1, yaitu variabel prestasi guru.

Masalah ini dapat dimengerti bahwa dengan menjadikan guru berprestasi inilah,

maka mutu pelayanan sekolah (SDN) dapat lebih baik. Sesuai hasil yang didapat

maka pada model analisis itu tidak terdapat multikolinieritas; autokorelasi serta

heterokedastisitas.

Data yang dipakai itupun valid (nilai sig = 0.000 < 0.05); dan juga reliabel

(shahih) dimana α = 0.91 > 0,7.

Saran

Peneliti dapat memberikan saran kaitannya dalam hal mutu pelayanan

SDN di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo bahwa perlunya memotivasi

kepada para guru untuk berprestasi. Maksudnya dengan guru berprestasi inilah

yang akan mengangkat mutu pelayanan SDN sesuai dengan profesionalisme

pendidikan dasar.

Page 36: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

DAFTAR RUJUKAN

Alex, S.N. 1986. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Aihusin. 2002. Aplikasi Statistik Praklis dengan SPSS for Windows. Yogyakarta: J & J Learning.

Dajan, A. Pengantar Metode Statistik, Jilid 1. Jakarta: LP3ES.

Djarwanto. 1985. Statistik Induktif. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Gibson, et al. 1996. Organisasi Jilid I, Edisi Kedelapan. Jakarta: Binarupa Aksara.

Gibson, et at. 1996. Organisasi Jilid II, (Peritaku-Struktur—Proses), Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Handoko, T.H. 1996. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.

Heidjrachman, dan Husnan, S. Manajemen Personalia, Edisi 4. Yogyakarta: BPFE.

Keena dan Beech. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Kuncoro,M. 2001. Metode Kuantitatif (Teori dan Aplikasi Uniuk Bisnis dan Ekonomi). Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Miftah, T. 1983. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Hlm.79. Jakarta: CV Rajawali Pers.

Nazir, M. 1998. Metode Penelitian, Edisi Pertama, Jakarta.

Prawirosentono. Manajemen Sumberdaya Manusia: Kebijakan Kinerja Karyawan, Kiat Membangun Organisasi Kompetitif menjelang Perdagangan Bebas Dunia, Edisi Pertama Yogyakarta : BPFE.

Ridliwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel-variabel penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Singarimbun, dan Effendi, 1985. Metode Survai. Jakarta: LP3ES.

Soerjono, S. 1999. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindoPersada.

Page 37: Analisis pengaruh faktor motivasi guru terhadap mutu pelayanan sekolah dasar negeri, di kecamatan waru, kabupaten sidoarjo

Soetrisno, H. 1982. Metodologi Reserach. Penerbit Psikologi UGM,-5.

Sudjana, 1996. Metoda Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito.

Sumodiningrat,G 1996. Ekonometrika. Yogyakarta: BPFE.

Sutarto. 1984. Dasar-dasarOrganisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Terry, G 2003. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Penerbit Penelitian. Bumi Aksara.

Umar, H. 1999. Studi Kelayakan Bisnis, (Manajemen Metode& Kasus). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Winamo, S. 1985. Metode Penelitian, Jakarta.

Wursanto. 1989. Manajemen Kepegawaian. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Zainun, B. 1994. Manajemen dan Motivasi. Jakarta: Penerbit Balai Aksara, Ghalia Indonesia.

Zainun, B. 1995. Administrasi dan Manajemen Kepegawaian Pemerintah Negara Indonesia. Jakarta: Penerbit PT Toko Gunung Agung.