8/18/2019 Prinsip Disain Flap
1/4
PRINSIP DISAIN FLAP
Menurut Barnes, prinsip–prinsip dalam disain flap yaitu6: Flap harus memperoleh suplai darah yang cukup, mukosa
mulut penuh dengan pembuluh darah dan dasar flap tidak terlalu sempit maka nekrosis karena iskemia tidak akan terjadi;
flap harus sesuai ukurannya dan terbuka penuh ( fully reflected ); bila sebuah luka sembuh dengan penutupan primer
maka penyatuannya adalah berhadapan dan bukan menurut panjangnya sehingga sebuah insisi yang tidak terinfeksi
diharapkan akan sembuh secepatnya.Flap yang dibuat terlalu kecil dapat menyebabkan operasi tidak dapat dilakukan
secara baik karena aksesnya tidak memadai serta kurang luas daerah pandang; tambahan pula jaringan akan mudah
teregang atau robek sehingga menimbulkan rasa nyeri sesudah operasi dan memperlambat penyembuhan.Flap harus
dapat terbuka penuh dan bersih, serat periosteum yang masih melekat pada tulang akan berdarah serta menempel padabur seaktu pengambilan tulang dan menyulitkan identifikasi tanda – tanda anatomis yang kecil, bila flap tidak terbuka
dengan bersih maka akan dapat menimbulkan banyak masalah sejak operasi dimulai; tepi – tepi flap harus berada pada
tulang yang sehat.
Bila flap dijahit di atas bagian berongga akan memudahkan terjadinya infeksi dan kehancuran bekuan darah dibaahnya,
akibatnya kesembuhan akan tertunda atau, bila antrum terlibat, akan terjadi fistula oroantral.
JENIS - JENIS FLAP
Menurut !ukna, jenis – jenis flap berdasarkan komponen jaringan, yaitu " :
Flap Berketebalan Penuh (Flap Mukoperiosteal/ Full-Thickness Flap
Flap berketebalan penuh #flap mukoperiosteal$ terbentuk atas gingi%al, mukosa, submukosa, dan periosteum. Flap
ini dibuat dengan cara memisahkan jaringan lunak dari tulang dengan pemotongan tumpul.&ekniknya sebagai
berikut. Buatlah insisi serong ke dalam #internal bevel $, dari dekat tepi gingi%a ke arah puncak tulang al%eolar, dengan
mempertahankan gingi%a berkeratin sebanyak mungkin. Mata pisau 'o.((,()b,(* atau (*c biasa digunakan untuk
membuat insisi aal ini. +isau 'o.(( atau (*c dengan tangkai yang telah dimodifikasi dapat digunakan dengan baik
untuk membuat insisi di daerah lingual atau palatal. nsisi aal ini sebaiknya diperluas ke sekeliling leher gigi dan daerah
interproksimal untuk mempertahankan tinggi jaringan papilla interdental untuk penjahitan.-emudian pisahkan jaringan
dari tulang dengan ele%ator periosteal #rasparatorium$ atau chisel # blunt dissection$, agar flap dapat dibuka dan mudah
digerakkan, serta memberi akses yang cukup ke struktur–struktur di baahnya, seperti puncak tulang, daerah cacat
tulang, sementum nekrotik, dll. etelah itu dibuat insisi kedua mengelilingi setiap gigi ke arah puncak tulang atau aspek
koronal dari ligamen periodontium dengan pisau bedah, chisel Fedi atau chisel /chsenbein. nsisi kedua ini memutuskan
serabut gingi%a suprakrestal dari permukaan gigi.+isau bedah digunakan untuk membuang jaringan yang tertinggal,
dengan cara memotong secara hori0ontal tepat di atas puncak tulang#gambar ($.
+enggunan disain flap dengan berketebalan penuh, diindikasi untuk peraatan al%eoplasti multiple dan fistula
oroantral.
Flap Berketebalan Seba!ian (Flap Mukosa/Partial-Thickness Flap
Flap berketebalan sebagian terdiri atas gingi%a, mukosa atau submukosa, tetapi tidak termasuk periosteum. Flap
ini dibuat dengan membuat insisi tajam sampai ke dekat tulang al%eolar, tetapi periosteum dan jaringan ikat tetap
dibiarkan melekat ke tulang dan menutupi tulang.
&eknik untuk melakukan flap ini hampir sama dengan teknik flap berketebalan penuh, kecuali insisi aal dan cara
merefleksi atau membuka flap yang berbeda. 1angkah – langkahnya adalah sebagai berikut :
Buat insisi serong ke dalam #internal bevel $ menggunakan pisau bedah, mulai dari tepi gingi%al, sejajar dan dekat ke
permukaan luar tulang, tetapi biarkan jaringan lunak setebal kurang lebih 2,*3( mm tetap utuh dan melekat ke tulang.
+isau bedah yang biasa digunakan adalah 'o.((, ()b, (*, atau (*c.
8/18/2019 Prinsip Disain Flap
2/4
-emudian pemotongan dilakukan menggunakan pisau bedah #sharp dissection$, bukan ele%ator #blunt dissection$. 4al ini
sering menyebabkan perdarahan yang banyak selama pembedahan. +ada prinsipnya sama dengan yang dilakukan pada
pembuatan flap berketebalan penuh.
&eknik ini dipertimbangkan apabila flap akan digeser atau ditransfer sehingga menghindari daerah tulang yang terdedak.
Menurut Barnes, disain dan indikasi masing3masing flap sebagai berikut 6:
Flap Se"ilunar #in!!i
5esain Flap ini dibuat pada mukosa setinggi apeks gigi #ambar )$.
ambar ) . Macam3macam 5esain flap : a. semilunar; b. mid3le%el; c.amplop6
-elebihannya memberikan perlekatan gingi%a dan sebagian besar mukosa cekat tetap terpelihara dengan baik
alaupun tetap diperoleh jalan masuk ke regio apikal dan sekitarnya. edangkan kekurangannya flap sukar diangkat,
aksesnya minimum dan tidak mudah diperluas. Bila sebelum operasi, perencanaannya salah maka kehilangan tulang
yang tak terduga, memungkinkan tepi3tepi flap menutupi rongga, oleh karena mukosa banyak mengandung pembuluh
darah, baik selama operasi maupun sesudahnya akibat penutupan yang tidak tepat. &epi3tepi jahitan kemungkinan besar
terjadi infeksi dan hal ini akan memperlambat penyembuhan.
ndikasi penggunaan desain flap tepi semilunar pada kasus kista nasoal%eolar.6
Flap "i$-le%el
5isain insisi hori0ontal pada flap mid3le%el harus dibuat di mukosa terkeratinisasi dari gingi%a cekat, sepanjang
minimal " mm di atas tepi gigi%a. 7kses yang cukup dapat diperoleh dengan insisi sederhana dan lurus asal panjangnya
memadai #ambar 8$.
ambar 8. a.Flap mid3le%el dengan insisi pembebas. b.lokasi flap dengan menggunakan jahitan pada tiap sudut. 9ahitan
tambahan mencegah terbukanya luka6
Flap ini merupakan prosedur singkat dan sederhana untuk kasus3kasusyang diseleksi dengan hati3hati. 7dapun
syarat3syarat seleksinya yaitu: Mukosa yang mengalami keritinisasi harus cukup lebar,kerusakan tulang apikal harus
minimal, tidak ada poket periodontium. ndikasi utama untuk melakukan flap mid3le%el adalah kebutuhan utuk menjamin
tidak terbukanya tepi3tepi mahkota dengan cepat akibat resesi gingi%a.6-elebihannya mudah dibuat dan diangkat,
penutupannya mudah, penyembuhan umumnya cepat dan resesi gingi%a dini tidak terjadi.-ekurangannya jika flap dibuka
flap akan mengerut sedikit dan tepi3tepinya cenderung membalik, kadang3kadang penderita mengeluh adanya nyeri
neuralgik atau hilangnya rasa pada gusi sebagai akibat terputusnya ujung serat3serat saraf, drainase nanah yang terlalu
lama dari lesi apikal sepanjang membran periodontal dapat menimbulkan hilangnya tulang al%eolar dan terjadinya
dehisens, upaya untuk menjahit flap garis tengah di daerah yang mempunyai poket periodontal yang dalam dapat
mengakibatkan kerusakan jaringan puncak gingi%a dan pembentukan celah gusi, bila diluar dugaan lesi tulang ternyata
luas atau jika antrumnya terbuka maka garis insisi berada di atas suatu rongga. +ada rahang baah, sabuk mukosa yang
8/18/2019 Prinsip Disain Flap
3/4
mengalami keratinisasi jarang cukup lebar untuk insisi mid3le%el. ekalipun cukup, umumnya gingi%a tipis dan mudah
robek oleh tarikan kuat dari otot3otot mulut dan mentalis.6
Flap A"plop (En%elope
5isain elemen hori0ontal dari tepi flap dipotong pada kre%is gingi%a dan biasanya melalui beberapa bagian dari
satu atau beberapa papila interdental. +engangkatan dimungkinkan oleh adanya insisi pembebas diagonal # diagonal
relieving incision$ yang luas ke atas melalui gingi%a cekat sampai ke mukosa yang tidak berkeratin. 5ua insisi pembebas
biasanya dibuat pada aktu pengangkatan flap di daerah anterior, satu insisi tunggal pada sebelah anterior biasanya
memberi akses cukup pada gigi3gigi belakang. +ada kasus3kasus khusus yang kehilangan tulang apikalnyaminimal danakarnya lurus maka insisi hori0ontal hanya perlu dibuat disekeliling leher gigi bersangkutan. Bila ragu3ragu buatlah insisi
hori0ontal meliputi leher dua gigi atau lebih.
+isau ann3Morton nomor * ditekankan hampir %ertikal terhadap kre%is gingi%a sampai menyentuh puncak
al%eolar di baahnya. -ontur tepi gingi%a diikuti sejauh permukaan aproksimal papila interdental yang kemudian dipotong
sampai mencapai tepi aproksimal tepi gingi%a sebelahnya. nsisi tidak perlu diperdalam sampai ruang interdental. nsisi
pembebas dimulai pada pertemuan antara papila interdental dan tepi gingi%a lengkap terakhir yang ikut dalam flap. nsisi
harus diarahkan ke atas dan harus cukup diagonal untuk menghindari terbentuknya benjolan gusi di tepi flap yang akan
menyulitkan penjahitan. nsisi diperluas ke dalam mukosa dengan mata pisau terus dipertahankan tetap mengenai
tulang.ndikasi penggunaan flap en%elope,yaitu pada kasus eksostotis yang akan dilakukan peraatan al%eolektomi, kista
globulomaksilaris, kista traumatik #kista tulang soliter$, fistula oroantral.
Insisi Pa$a Rahan! Ba&ah
-eadaan anatomi di sudut rahang, yang berjarak sangat dekat dengan ner%us lingualis, harus dipertimbangkan
pada aktu membuat insisi. Biasanya, insisi bersudut dengan ujung distal pada bagian ramus asendens mandibula dan
perluasan ke %estibular pada batas gigi molar kedua terbukti baik. -omplikasi terbentuknya jaringan parut dikarenakan
pemilihan garis insisi yang tidak benar atau berbahaya. amus asendens melebar ke arah lateral dengan lebar yang
berbeda3beda pada setiap penderita. emua incisi yang dibuat sepanjang dataran oklusal distal molar kedua membaa
risiko rusaknya ner%us lingualis yang terletak di baah membran mukosa. ebelum dilakukan insisi, operator harus
mengetahui keadaan anatomi daerah insisi dengan melakukan pemeriksaan palpasi. nsisi untuk operasi gigi molar
ketiga baah dapat dengan aman dibuat di atas tepi anterior ramus asendens, yaitu pada tahanan tulang dengan insisi
berbentuk busur, agar penutupan mukosa yang akan terjadi setidak3tidaknya terletak sebagian di atas tahanan tulang.
Insisi pa$a rahan! atas
+ada rahang, pembuatan insisi dengan bentuk yang bersudut, sehingga lebih sedikit terjadi kerusakan karena tidak
ada pembuluh darah besar atau ner%us yang melalui sebelah gigi molar ketiga, prosedur insisi standar harus dimodifikasi
sesuai dengan kasus yang ada, dimana fistula, luka insisi, kerusakan membran mukosa, jaringan parut dan insisi untuk
gigi yang tidak dioperasi harus benar3benar dipertimbangkan.
&ujuan utama dari prosedur bedah adalah regenerasi, yaitu mengembalikan struktur dan fungsi jaringan seperti
semula. edangkan perbaikan merupakan hasil penyembuhan dimana struktur dan fungsi jaringan tidak kembali seperti
semula, pada umumnya terjadi pembentukan jaringan parut.nsisi harus sesuai untuk keadaan tertentu dan merupakan
bagian dari rencana sebelum operasi. +ada dasarnya, keadaan umum berikut ini perlu dipertimbangkan seaktu
pembuatan flap mukoperiosteal,yaitu tidak ada kerusakan pada struktur anatomi yang penting, pandangan yang baikpada daerah operasi, suplai darah yang cukup pada flap mukoperiosteal < dasar flap harus lebar, dimungkinkan perluasan
insisi, jahitan luka di atas tahanan tulang yang baik, pembentukan jaringan parut baik.
SIMP'LAN
+roses penyembuhan pasca bedah sangat dipengaruhi oleh disain flap,beberapa peneliti, menemukan baha flap
dengan insisi lurus submarginal < en%elope penyembuhannya lebih baik dan lebih cepat bila dibandingkan flap dengan
insisi triangular dan flap dengan insisi scalloped submarginal, dan penyembuhan lebih cepat dengan sedikit pengerutan
jaringan.
DAF#AR P'S#AA
. +edersen =.Buku Ajar Praktis Bedah Mulut , 9akarta: >?. (@@6.h.A3*2
. ?arran0a F7, &akei 44. &he +eriodontal Flap, 5alam Carranza’s Clinical Periodontology , 'eman M, ?arran0a F7,
&akei 44. >d ke3@, =.B. aunders ?o. +hiladelphia; )22). hal "@*322
. 4oe1. Minor ral !urgery , >d ke38, =right 1td., Bristol ; (@*. hal. 6", @A3@
8/18/2019 Prinsip Disain Flap
4/4
. apley 9. +enatalaksanaan 9aringan 1unak : +rosedur Mukogingi%a, 5alam !ilabus Periodontiti , Fedi +F, ernino 7,
ray 91. >?. 9akarta ; )22*, hal )83)*
. !ukna . 7. +enatalaksanaan 9aringan 1unak : Flap untuk +enanganan +oket, 5alam !ilabus Periodontiti , Fedi +F,
ernino 7, ray 91. >?. 9akarta ; )22*, hal 82386
. Barnes >. Petunjuk Berga"bar #ndodontik Bedah$ 4ipokrates. 9akarta ; )22), hal )38)
. !ukna7. +enatalaksanaan 9aringan 1unak : ingi%oplasti, ingi%ektomi dan Flap ingi%a, 5alam !ilabus Periodontiti ,
Fedi +F, ernino 7, ray 91. >?. 9akarta ; )22*, hal A)3A*
. &etsch, +., =ilfried =. Pencabutan %igi Molar &etiga' >?.9akarta ; (@@), hal 6A36@