Prinsip Disain Flap

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Prinsip Disain Flap

    1/4

    PRINSIP DISAIN FLAP

    Menurut Barnes, prinsip–prinsip dalam disain flap yaitu6: Flap harus memperoleh suplai darah yang cukup, mukosa

    mulut penuh dengan pembuluh darah dan dasar flap tidak terlalu sempit maka nekrosis karena iskemia tidak akan terjadi;

    flap harus sesuai ukurannya dan terbuka penuh ( fully reflected ); bila sebuah luka sembuh dengan penutupan primer 

    maka penyatuannya adalah berhadapan dan bukan menurut panjangnya sehingga sebuah insisi yang tidak terinfeksi

    diharapkan akan sembuh secepatnya.Flap yang dibuat terlalu kecil dapat menyebabkan operasi tidak dapat dilakukan

    secara baik karena aksesnya tidak memadai serta kurang luas daerah pandang; tambahan pula jaringan akan mudah

    teregang atau robek sehingga menimbulkan rasa nyeri sesudah operasi dan memperlambat penyembuhan.Flap harus

    dapat terbuka penuh dan bersih, serat periosteum yang masih melekat pada tulang akan berdarah serta menempel padabur seaktu pengambilan tulang dan menyulitkan identifikasi tanda – tanda anatomis yang kecil, bila flap tidak terbuka

    dengan bersih maka akan dapat menimbulkan banyak masalah sejak operasi dimulai; tepi – tepi flap harus berada pada

    tulang yang sehat.

    Bila flap dijahit di atas bagian berongga akan memudahkan terjadinya infeksi dan kehancuran bekuan darah dibaahnya,

    akibatnya kesembuhan akan tertunda atau, bila antrum terlibat, akan terjadi fistula oroantral.

    JENIS - JENIS FLAP

    Menurut !ukna, jenis – jenis flap berdasarkan komponen jaringan, yaitu " :

    Flap Berketebalan Penuh (Flap Mukoperiosteal/ Full-Thickness Flap

    Flap berketebalan penuh #flap mukoperiosteal$ terbentuk atas gingi%al, mukosa, submukosa, dan periosteum. Flap

    ini dibuat dengan cara memisahkan jaringan lunak dari tulang dengan pemotongan tumpul.&ekniknya sebagai

    berikut. Buatlah insisi serong ke dalam #internal bevel $, dari dekat tepi gingi%a ke arah puncak tulang al%eolar, dengan

    mempertahankan gingi%a berkeratin sebanyak mungkin. Mata pisau 'o.((,()b,(* atau (*c biasa digunakan untuk

    membuat insisi aal ini. +isau 'o.(( atau (*c dengan tangkai yang telah dimodifikasi dapat digunakan dengan baik

    untuk membuat insisi di daerah lingual atau palatal. nsisi aal ini sebaiknya diperluas ke sekeliling leher gigi dan daerah

    interproksimal untuk mempertahankan tinggi jaringan papilla interdental untuk penjahitan.-emudian pisahkan jaringan

    dari tulang dengan ele%ator periosteal #rasparatorium$ atau chisel # blunt dissection$, agar flap dapat dibuka dan mudah

    digerakkan, serta memberi akses yang cukup ke struktur–struktur di baahnya, seperti puncak tulang, daerah cacat

    tulang, sementum nekrotik, dll. etelah itu dibuat insisi kedua mengelilingi setiap gigi ke arah puncak tulang atau aspek

    koronal dari ligamen periodontium dengan pisau bedah, chisel Fedi atau chisel /chsenbein. nsisi kedua ini memutuskan

    serabut gingi%a suprakrestal dari permukaan gigi.+isau bedah digunakan untuk membuang jaringan yang tertinggal,

    dengan cara memotong secara hori0ontal tepat di atas puncak tulang#gambar ($.

    +enggunan disain flap dengan berketebalan penuh, diindikasi untuk peraatan al%eoplasti multiple dan fistula

    oroantral.

    Flap Berketebalan Seba!ian (Flap Mukosa/Partial-Thickness Flap

    Flap berketebalan sebagian terdiri atas gingi%a, mukosa atau submukosa, tetapi tidak termasuk periosteum. Flap

    ini dibuat dengan membuat insisi tajam sampai ke dekat tulang al%eolar, tetapi periosteum dan jaringan ikat tetap

    dibiarkan melekat ke tulang dan menutupi tulang.

    &eknik untuk melakukan flap ini hampir sama dengan teknik flap berketebalan penuh, kecuali insisi aal dan cara

    merefleksi atau membuka flap yang berbeda. 1angkah – langkahnya adalah sebagai berikut :

    Buat insisi serong ke dalam #internal bevel $ menggunakan pisau bedah, mulai dari tepi gingi%al, sejajar dan dekat ke

    permukaan luar tulang, tetapi biarkan jaringan lunak setebal kurang lebih 2,*3( mm tetap utuh dan melekat ke tulang.

    +isau bedah yang biasa digunakan adalah 'o.((, ()b, (*, atau (*c.

  • 8/18/2019 Prinsip Disain Flap

    2/4

    -emudian pemotongan dilakukan menggunakan pisau bedah #sharp dissection$, bukan ele%ator #blunt dissection$. 4al ini

    sering menyebabkan perdarahan yang banyak selama pembedahan. +ada prinsipnya sama dengan yang dilakukan pada

    pembuatan flap berketebalan penuh.

    &eknik ini dipertimbangkan apabila flap akan digeser atau ditransfer sehingga menghindari daerah tulang yang terdedak.

    Menurut Barnes, disain dan indikasi masing3masing flap sebagai berikut 6:

    Flap Se"ilunar #in!!i

    5esain Flap ini dibuat pada mukosa setinggi apeks gigi #ambar )$.

    ambar ) . Macam3macam 5esain flap : a. semilunar; b. mid3le%el; c.amplop6

    -elebihannya memberikan perlekatan gingi%a dan sebagian besar mukosa cekat tetap terpelihara dengan baik

    alaupun tetap diperoleh jalan masuk ke regio apikal dan sekitarnya. edangkan kekurangannya flap sukar diangkat,

    aksesnya minimum dan tidak mudah diperluas. Bila sebelum operasi, perencanaannya salah maka kehilangan tulang

    yang tak terduga, memungkinkan tepi3tepi flap menutupi rongga, oleh karena mukosa banyak mengandung pembuluh

    darah, baik selama operasi maupun sesudahnya akibat penutupan yang tidak tepat. &epi3tepi jahitan kemungkinan besar 

    terjadi infeksi dan hal ini akan memperlambat penyembuhan.

    ndikasi penggunaan desain flap tepi semilunar pada kasus kista nasoal%eolar.6

    Flap "i$-le%el

    5isain insisi hori0ontal pada flap mid3le%el harus dibuat di mukosa terkeratinisasi dari gingi%a cekat, sepanjang

    minimal " mm di atas tepi gigi%a. 7kses yang cukup dapat diperoleh dengan insisi sederhana dan lurus asal panjangnya

    memadai #ambar 8$.

    ambar 8. a.Flap mid3le%el dengan insisi pembebas. b.lokasi flap dengan menggunakan jahitan pada tiap sudut. 9ahitan

    tambahan mencegah terbukanya luka6

    Flap ini merupakan prosedur singkat dan sederhana untuk kasus3kasusyang diseleksi dengan hati3hati. 7dapun

    syarat3syarat seleksinya yaitu: Mukosa yang mengalami keritinisasi harus cukup lebar,kerusakan tulang apikal harus

    minimal, tidak ada poket periodontium. ndikasi utama untuk melakukan flap mid3le%el adalah kebutuhan utuk menjamin

    tidak terbukanya tepi3tepi mahkota dengan cepat akibat resesi gingi%a.6-elebihannya mudah dibuat dan diangkat,

    penutupannya mudah, penyembuhan umumnya cepat dan resesi gingi%a dini tidak terjadi.-ekurangannya jika flap dibuka

    flap akan mengerut sedikit dan tepi3tepinya cenderung membalik, kadang3kadang penderita mengeluh adanya nyeri

    neuralgik atau hilangnya rasa pada gusi sebagai akibat terputusnya ujung serat3serat saraf, drainase nanah yang terlalu

    lama dari lesi apikal sepanjang membran periodontal dapat menimbulkan hilangnya tulang al%eolar dan terjadinya

    dehisens, upaya untuk menjahit flap garis tengah di daerah yang mempunyai poket periodontal yang dalam dapat

    mengakibatkan kerusakan jaringan puncak gingi%a dan pembentukan celah gusi, bila diluar dugaan lesi tulang ternyata

    luas atau jika antrumnya terbuka maka garis insisi berada di atas suatu rongga. +ada rahang baah, sabuk mukosa yang

  • 8/18/2019 Prinsip Disain Flap

    3/4

    mengalami keratinisasi jarang cukup lebar untuk insisi mid3le%el. ekalipun cukup, umumnya gingi%a tipis dan mudah

    robek oleh tarikan kuat dari otot3otot mulut dan mentalis.6

    Flap A"plop (En%elope

    5isain elemen hori0ontal dari tepi flap dipotong pada kre%is gingi%a dan biasanya melalui beberapa bagian dari

    satu atau beberapa papila interdental. +engangkatan dimungkinkan oleh adanya insisi pembebas diagonal # diagonal 

    relieving incision$ yang luas ke atas melalui gingi%a cekat sampai ke mukosa yang tidak berkeratin. 5ua insisi pembebas

    biasanya dibuat pada aktu pengangkatan flap di daerah anterior, satu insisi tunggal pada sebelah anterior biasanya

    memberi akses cukup pada gigi3gigi belakang. +ada kasus3kasus khusus yang kehilangan tulang apikalnyaminimal danakarnya lurus maka insisi hori0ontal hanya perlu dibuat disekeliling leher gigi bersangkutan. Bila ragu3ragu buatlah insisi

    hori0ontal meliputi leher dua gigi atau lebih.

    +isau ann3Morton nomor * ditekankan hampir %ertikal terhadap kre%is gingi%a sampai menyentuh puncak

    al%eolar di baahnya. -ontur tepi gingi%a diikuti sejauh permukaan aproksimal papila interdental yang kemudian dipotong

    sampai mencapai tepi aproksimal tepi gingi%a sebelahnya. nsisi tidak perlu diperdalam sampai ruang interdental. nsisi

    pembebas dimulai pada pertemuan antara papila interdental dan tepi gingi%a lengkap terakhir yang ikut dalam flap. nsisi

    harus diarahkan ke atas dan harus cukup diagonal untuk menghindari terbentuknya benjolan gusi di tepi flap yang akan

    menyulitkan penjahitan. nsisi diperluas ke dalam mukosa dengan mata pisau terus dipertahankan tetap mengenai

    tulang.ndikasi penggunaan flap en%elope,yaitu pada kasus eksostotis yang akan dilakukan peraatan al%eolektomi, kista

    globulomaksilaris, kista traumatik #kista tulang soliter$, fistula oroantral.

    Insisi Pa$a Rahan! Ba&ah

    -eadaan anatomi di sudut rahang, yang berjarak sangat dekat dengan ner%us lingualis, harus dipertimbangkan

    pada aktu membuat insisi. Biasanya, insisi bersudut dengan ujung distal pada bagian ramus asendens mandibula dan

    perluasan ke %estibular pada batas gigi molar kedua terbukti baik. -omplikasi terbentuknya jaringan parut dikarenakan

    pemilihan garis insisi yang tidak benar atau berbahaya. amus asendens melebar ke arah lateral dengan lebar yang

    berbeda3beda pada setiap penderita. emua incisi yang dibuat sepanjang dataran oklusal distal molar kedua membaa

    risiko rusaknya ner%us lingualis yang terletak di baah membran mukosa. ebelum dilakukan insisi, operator harus

    mengetahui keadaan anatomi daerah insisi dengan melakukan pemeriksaan palpasi. nsisi untuk operasi gigi molar 

    ketiga baah dapat dengan aman dibuat di atas tepi anterior ramus asendens, yaitu pada tahanan tulang dengan insisi

    berbentuk busur, agar penutupan mukosa yang akan terjadi setidak3tidaknya terletak sebagian di atas tahanan tulang.  

    Insisi pa$a rahan! atas

    +ada rahang, pembuatan insisi dengan bentuk yang bersudut, sehingga lebih sedikit terjadi kerusakan karena tidak

    ada pembuluh darah besar atau ner%us yang melalui sebelah gigi molar ketiga, prosedur insisi standar harus dimodifikasi

    sesuai dengan kasus yang ada, dimana fistula, luka insisi, kerusakan membran mukosa, jaringan parut dan insisi untuk

    gigi yang tidak dioperasi harus benar3benar dipertimbangkan.  

    &ujuan utama dari prosedur bedah adalah regenerasi, yaitu mengembalikan struktur dan fungsi jaringan seperti

    semula. edangkan perbaikan merupakan hasil penyembuhan dimana struktur dan fungsi jaringan tidak kembali seperti

    semula, pada umumnya terjadi pembentukan jaringan parut.nsisi harus sesuai untuk keadaan tertentu dan merupakan

    bagian dari rencana sebelum operasi. +ada dasarnya, keadaan umum berikut ini perlu dipertimbangkan seaktu

    pembuatan flap mukoperiosteal,yaitu tidak ada kerusakan pada struktur anatomi yang penting, pandangan yang baikpada daerah operasi, suplai darah yang cukup pada flap mukoperiosteal < dasar flap harus lebar, dimungkinkan perluasan

    insisi, jahitan luka di atas tahanan tulang yang baik, pembentukan jaringan parut baik.

    SIMP'LAN

    +roses penyembuhan pasca bedah sangat dipengaruhi oleh disain flap,beberapa peneliti, menemukan baha flap

    dengan insisi lurus submarginal < en%elope penyembuhannya lebih baik dan lebih cepat bila dibandingkan flap dengan

    insisi triangular dan flap dengan insisi scalloped submarginal, dan penyembuhan lebih cepat dengan sedikit pengerutan

     jaringan.

    DAF#AR P'S#AA

    .  +edersen =.Buku Ajar Praktis Bedah Mulut , 9akarta: >?. (@@6.h.A3*2

    .  ?arran0a F7, &akei 44. &he +eriodontal Flap, 5alam Carranza’s Clinical Periodontology , 'eman M, ?arran0a F7,

    &akei 44. >d ke3@, =.B. aunders ?o. +hiladelphia; )22). hal "@*322

    .  4oe1. Minor ral !urgery , >d ke38, =right 1td., Bristol ; (@*. hal. 6", @A3@

  • 8/18/2019 Prinsip Disain Flap

    4/4

    .  apley 9. +enatalaksanaan 9aringan 1unak : +rosedur Mukogingi%a, 5alam !ilabus Periodontiti , Fedi +F, ernino 7,

    ray 91. >?. 9akarta ; )22*, hal )83)*

    .  !ukna . 7. +enatalaksanaan 9aringan 1unak : Flap untuk +enanganan +oket, 5alam !ilabus Periodontiti , Fedi +F,

    ernino 7, ray 91. >?. 9akarta ; )22*, hal 82386

    .  Barnes >. Petunjuk Berga"bar #ndodontik Bedah$ 4ipokrates. 9akarta ; )22), hal )38)

    .  !ukna7. +enatalaksanaan 9aringan 1unak : ingi%oplasti, ingi%ektomi dan Flap ingi%a, 5alam !ilabus Periodontiti ,

    Fedi +F, ernino 7, ray 91. >?. 9akarta ; )22*, hal A)3A*

    .  &etsch, +., =ilfried =. Pencabutan %igi Molar &etiga' >?.9akarta ; (@@), hal 6A36@