1
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
STRES KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA
KARYAWAN PRA PURNA KARYA DI DAMATEX SALATIGA
Michael Arviano Tejasurya
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
ABSTRACT
Normally, every proffesion that people posses will end with the retirement. In the period of
pre-retirement, it is sure that several problems may rise up one of them is jobs stress. jobs
stress during pre-retirement period is occurred because of several factors, like
organization factor, social enviroment factor, and individual factor.
The purpose of this research is to discover jobs stress factors on pre-retirement employees
and its effect on employees' work performances. This research is objected to pre-retirement
employees at Damatex Salatiga with saturation sampling method with 41 employees as
research sample.
The Result of the research from retirement program and reirement preparation program
don’t affect the stress in employees at Damatex Salatiga. The social support don’t affect the
stress. However individual factor also affect stress, where there is a type A personality.
And the finding of stress impact into performance has positive effect or eustress in
employee performance at Damatex Salatiga.
Key Words : Jobs Stress, Performance, Pre-Retirement
1. Pendahuluan
Manusia pada masa bekerja tidak semua berjalan dengan lancar, terkadang
muncul stres dalam bekerja. Stres merupakan suatu kondisi dinamik (selalu
berubah) pada individu yang diharapkan pada suatu peluang, kendala dengan
tuntutan yang dikaitkan dengan apa yang diinginkan serta hasilnya di persepsikan
sebagai tidak pasti dan penting (Robbins, 2008). Menurut Handoko (2000) stres
merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir
dan kondisi seseorang.
2
Stres kerja tidak datang dengan sendiriya, stres kerja muncul karena
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Robbins (2008) mengatakan bahwa timbulnya
stres di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor organisasi, faktor lingkungan,
dan faktor individu. Dalam faktor organisasi terdapat faktor-faktor yang
berpengaruh pada tingkat stress karyawan, yaitu: tuntutan tugas, tuntutan peran,
tuntutan antarpribadi, dan struktur organisasi (Robbins, 2008). Dan ada faktor lain
dalam faktor organisasi menurut Palmore (2000) yaitu adanya program purna karya.
Dimana ada tidaknya program purna karya yang diberikan pada karyawan dapat
mempengaruhi tingkat stres kerja.
Manusia dalam kehidupan sehari-hari tak lepas dari faktor lingkungan, salah
satunya adalah lingkungan sosial, dimana manusia membutuhkan orang lain untuk
dapat memenuhi kebutuhannya. Maka dari itu setiap manusia perlu adanya
dukungan sosial. Pada hasil penelitian yang dilakukan Afina Murtiningrum (2006)
mengemukakan dua alasan keberadaan dukugan sosial. Pertama, individu
membutuhkan bantuan orang lain bilamana tujuan atau aktivitas pekerjaan
demikian luas dan kompleks sehingga tidak dapat menyelesaikan sendiri. Kedua,
hubungan antara karyawan itu mempunyai nilai sebagai tujuan yaitu pekerjaan yang
menuntut hubungan saling membantu. Dukungan sosial menurut Robbins (2008)
yaitu hubungan dengan kolega, rekan kerja atau atasan dapat menyangga dampak
stress. Dimana dukungan sosial dapat berpengaruh terhadap stres pada karyawan,
semakin banyak dukungan sosial maka tingkat stres akan rendah begitu pula
sebaliknya (Atkinson, 2005).
3
Dalam faktor individu terdapat berbagai macam jenis kepribadian, salah
satunya kepribadian yang mempunyai tingkat yang berbeda dalam menghadapi
stres (Handoko, 2001). Dan dalam menghadapi stres tersebut Handoko
membaginya menjadi 2 kepribadian yaitu : kepribadian tipe A dan kepribadian tipe
B. Dimana kepribadian Tipe A merupakan kepribadian yang lebih rentan
mengalami stres dibanding kepribadian tipe B (Kreitner dan Kinicki, 2005).
Dikarenakan pada kepribadian tipe A merupakan kepribadian yang pola
perilakunya sangat ambisius dan agresif, selalu bekerja untuk mencapai sesuatu,
berlomba dengan waktu, dan terlibat penuh pada tugas-tugas pekerjaannya.
Akibatnya, individu dengan pola perilaku tipe A selalu berada dalam keadaan
tegang dan stres (Robbins, 2008).
Stres kerja juga dapat berpengaruh terhadap kinerja seorang karyawan.
Menurut Rosidah (2003) kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai
seseorang dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya berdasarkan
kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan, serta waktu. Akibat pengaruh stres
tersebut akan membuat kinerja mengalami perubahan. Menurut Kirkcaldy dalam
Gita Pratiwi (2010) stres kerja dapat mempengaruhi penurunan kinerja karyawan.
Hal ini didukung dari hasil penelitian Hidayati (2007) yang mengukur ada
hubungan negatif yang signifikan antara stres kerja dengan kinerja. Semakin tinggi
stres kerja maka semakin rendah kinerja. Namun Stres dapat juga berakibat positif
dinamakan eustres, dimana stres ini dapat mendorong dan memotivasi kinerja
seseorang untuk bertindak lebih cepat dan meningkatkan kemampuannya (Walker.
J, 2002, dalam Indri Nasution (2007).
4
Karyawan merupakan seseorang atau sekumpulan orang yang bekerja pada
suatu badan usaha atau perusahaan baik swasta maupun pemerintahan dan diberikan
imbalan kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku baik yang
bersifat harian, mingguan, maupun bulanan yang biasanya imbalan tersebut
diberikan secara mingguan (Tanjil Alamin, 2010). Setiap karyawan akan
mengalami masa pra purna karya, dimana dialami setiap karyawan saat menginjak
umur 50-55 tahun (Sedarmayanti, 2008). Karyawan yang menginjak pada masa
tersebut adalah karyawan pra purna karya. Karyawan pra purna karya adalah
seorang pekerja di suatu organisasi yang telah memasuki masa pensiun. Dimana
masa pra pensiun ini dapat menimbulkan masalah karena tidak semua orang siap
dalam menghadapinya. Ketidaksiapan ini pada umumnya timbul karena adanya
kekhawatiran tidak dapat memenuhi kebutuhan–kebutuhan tertentu sehabis pensiun
(Agustina, 2007).
Damatex Salatiga adalah salah satu cabang perusahaan yang tergabung
dalam Argo Manunggal Grup yang berkantor pusat di Jakarta. Dengan luas pabrik
mencapai 349.725 m2 dan luas bangunan 79.194 m
2, serta jumlah tenaga kerja
mencapai 2.800 karyawan (januari 2009). Dengan jumlah tenaga kerja yang besar
terdapat karyawan pra purna karya yang berumur 50 sampai 55 tahun sejumlah 41
karyawan.
Dengan melihat latar belakang penelitian diatas maka penulis mengangkat
topik penelitian “FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
STRES KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN
PRA PURNA KARYA DI DAMATEX SALATIGA”.
5
Persoalan penelitian
Berdasarkan masalah penelitian di atas, maka penulis rumuskan persoalan
penelitian sebagai berikut:
1. Apakah program purna karya dan program persiapan karyawan pra
purna karya sebagai faktor organisasi berpengaruh terhadap stres kerja
pada karyawan pra purna karya di Damatex Salatiga ?
2. Apakah dukungan sosial sebagai faktor lingkungan berpengaruh
terhadap stres kerja pada karyawan pra purna karya di Damatex
Salatiga?
3. Apakah kepribadian karyawan sebagai faktor individu berpengaruh
terhadap stres kerja pada karyawan pra purna karya di Damatex
Salatiga?
4. Apakah stres kerja tersebut berdampak pada kinerja karyawan pra purna
karya di Damatex Salatiga ?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk : (i) Mengetahui program prurna karya dan
persiapan pra purna karya, dukungan sosial, dan kepribadian karyawan berpengaruh
terhadap stres kerja pada pra purna karya di Damatex Salatiga; (ii) Mengetahui
dampak stres tersebut pada kinerja karyawan pra purna karya di Damatex Salatiga.
6
2. Landasan Teori, Hipotesis , dan Model Penelitian
Stres Kerja
Definisi tentang stres kerja yang dikemukakan oleh antara para ahli satu
dengan lainnya berbeda-beda. Namun konsep penyertaannya tidaklah berbeda.
Menurut Handoko (2000) stres kerja merupakan suatu kondisi ketegangan yang
mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang dalam bekerja. Jika
karyawan mengalami stres yang terlalu besar maka akan dapat menganggu
kemampuan seseorang karyawan tersebut untuk menghadapi lingkungannya dan
pekerjaan yang akan dilakukannya.
Menurut Beehr dan Franz (2002) stres kerja sebagai suatu proses yang
menyebabkan orang merasa sakit, tidak nyaman atau tegang karena pekerjaan,
tempat kerja atau situasi kerja yang tertentu. Definisi lain dikemukakan
Mangkunegara (2005) stres kerja adalah perasaan yang menekan atau merasa
tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaannya.
Persamaan stres kerja menurut ahli-ahli tersebut sama-sama menunjukan
stres kerja sebagai suatu kondisi yang dirasakan manusia dan mempengaruhi
kondisi seseorang dalam melakukan pekerjaan. Jadi stres kerja dapat di definisikan
menurut penulis sebagai suatu kondisi atau reaksi terhadap situasi yang
mempengaruhi seseorang dalam bekerja dimana kondisi tersebut akan membuat
seseorang karyawan tertekan.
Dampak Stres Kerja
Dampak dari stres kerja dapat di kelompokan menjadi 3 kategori menurut
Robbins (2008) sebagai berikut :
7
a. Gejala Fisiologis, bahwa stres dapat menciptakan perubahan dalam
metabolisme, meningkatkan laju detak jantung, dan pernapasan,
menimbulkan sakit kepala, dan menyebabkan serangan jantung.
b. Gejala Psikologis, stres yang berkaitan dengan pekerjaan dapat
menyebabkan ketidakpuasan dalam bekerja. Dan dalam bekerja muncul
ketegangan, kecemasan, mudah marah, kebosanan, konsentrasi
berkurang dan menunda-nunda pekerjaan.
c. Gejala Perilaku, mencangkup perubahan dalam kebiasaan hidup, gelisah,
merokok, nafsu makan berlebihan, dan gangguan tidur.
Dampak stres menurut penulis akibat dari stres sendiri dapat
mempengaruhi fisik, psikologi, dan perilaku manusia. Kebanyakan akibat tersebut
mempengaruhi manusia secara negatif. Dimana stres tersebut akan berpengaruh
terhadap aktivitas seseorang atau pekerjaan seseorang, sehingga akan mengalami
tekanan yang di akibatkan dari stres tersebut.
Jenis-jenis stres
Selye dalam Jaza Anil Chusna (2010) mengatakan bahwa terdapat dua
jenis stres, yaitu eustres dan distres. Eustres, yaitu hasil dari respon terhadap stres
yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Ini adalah semua
bentuk stres yang mendorong tubuh untuk beradaptasi dan meningkatkan
kemampuan untuk beradaptasi. Ketika tubuh mampu menggunakan stres yang
dialami untuk membantu melewati sebuah hambatan dan meningkatkan performa,
stres tersebut bersifat positif, sehat, dan menantang (Walker.J 2002).
8
Di sisi lain, distres, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak
sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Distres adalah semua bentuk stres
yang melebihi kemampuan untuk mengatasinya, membebani tubuh, dan
menyebabkan masalah fisik atau psikologis. Ketika seseorang mengalami distres,
orang tersebut akan cenderung bereaksi secara berlebihan, bingung, dan tidak dapat
berperforma secara maksimal (Walker.J 2002).
Faktor Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Stres Kerja
Menurut Robbins (2008) mengatakan timbulnya stres di pengaruhi oleh
beberapa faktor-faktor :
1. Faktor Organisasi
Dalam faktor organisasi berpengaruh juga terhadap stres kerja karyawan
dimana semua aktivitas di dalam perusahaan berhubungan dengan
karyawan. Seperti Tuntutan kerja atau beban kerja yang terlalu berat, Kerja
yang membutuhkan tanggung jawab tinggi sangat cenderung mengakibatkan
stres tinggi.
2. Faktor Lingkungan
Adanya lingkungan sosial turut berpengaruh terhadap stres kerja pada
karyawan. Dimana adanya dukungan sosial berperan dalam mendorong
seseorang dalam pekerjaannya, apabila tidak adanya faktor lingkungan
sosial yang mendukung maka tingkat stres karyawan akan tinggi.
3. Faktor Individu
Adanya faktor individu berperan juga dalam mempengaruhi stres
karyawan. dalam faktor individu kepribadian seseorang lebih berpengaruh
9
terhadap stres pada karyawan. Dimana kepribadian seseorang akan
menentukan seseorang tersebut mudah mengalami stres atau tidak.
Kinerja
Definisi kinerja yang dikemukakan para ahli pun berbeda-beda, menurut
Mangkunegara (2001) kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawabnya. Namun Menurut Rosidah (2003) kinerja adalah suatu hasil
kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan, serta
waktu.
Menurut Penulis kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang
karyawan dalam kemampuan melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan oleh atasan kepada karyawan di suatu perusahaan. Kinerja
juga digunakan sebagai tolak ukur pencapaian hasil kerja karyawan dalam
melaksanakan tanggung jawabnya dalam bekerja di suatu perusahaan.
Pengaruh Antar Variabel
Dimana menjelaskan hubungan antar variabel pada faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap stres kerja dan dampaknya terhadap kinerja karyawan pra
purna karya di Damatex Salatiga.
1. Program- program purna karya berpengaruh terhadap stres
Dimana program yang dijalankan perusahaan dalam menunjang
karyawan pada masa purna karya, di perlukan adanya program seperti
10
program purna karya seperti adanya pesangon dan jamsostek (Palmore,
2000). Adanya program-program purna karya tersebut dapat memberikan
kepuasan kepada karyawan pra pensiun, Sebaliknya semakin sedikit
program pesangon atau tidak mendapatkan dana pensiun akan membuat
karyawan tersebut stres (Martins Femi Dada & AI Idowu, 2004).
Selain program purna karya ada program persiapan pra purna karya
dimana dalam mempersiapakan pensiun, karyawan pra pensiun seharusnya
sudah mempersiapkan diri setelah pensiun nanti (Palmore.2000). Dengan
memikirkan kedepannya karyawan pra purna karya akan melakukan
kegiatan setelah pensiun, seperti berwirausaha. Upaya ini di dukung oleh
perusahaan dalam memberikan fasilitas berupa seminar dan latihan berusaha
guna meringankan beban karyawan dalam mempersiapkan pensiun. Dengan
diberikannya program tersebut maka karyawan akan mendapatkan berbagai
motivasi setelah pensiun, ketrampilan berwirausaha, cara menghadapi post
power sindrome, dan cara menghadapi stres kerja (Tavip Sunandar, 2002).
Tapi tidak semua karyawan siap dalam menjalankan perisapan sebelum
pensiun, masih banyak yang tidak mempersiapkan sehingga begitu mereka
pensiun akan banyak karyawan yang tertekan atau stres.
H1 = Program pensiun dan program persiapan pensiun berpengaruh
terhadap stres karyawan pra purna karya.
2. Dukungan Sosial Berpengaruh Terhadap Stres
Dukungan sangat dibutuhkan semua orang, terutama pada karyawan
pra pensiun. Menurut Pierce (2000) dukungan sosial merupakan sumber
11
emosional, informasional atau pendampingan yang diberikan oleh orang-
orang disekitar individu untuk menghadapi setiap permasalahan dan krisis
yang terjadi sehari- hari dalam kehidupan. Dukungan-dukungan tersebut
dapat berasal dari keluarga, teman, saudara, dan rekan kerja (Saranson,
2009), seperti karyawan yang akan pensiun mendapat dukungan dari
kelurga dan rekannya sehingga setelah pensiun karyawan tersebut tidak
mengalami tekanan setelah. Dimana karyawan yang tidak mendapatkan
dukungan akan tertekan atau stres ketika menghadapi masa pensiun. Jadi
dukungan untuk karyawan pra pensiun dapat mempengaruhi tingkat stres
karyawan. Pendapat ini didukung oleh Atkinson (2005) dan hasil penelitian
Ajeng Ryzkanevi (2009) menyatakan bahwa stres akan rendah apabila
individu memiliki dukungan sosial begitu pula sebaliknya stres akan tinggi
apabila rendahnya dukungan sosial yang diberikan.
Dukungan sosial sendiri menurut penulis merupakan bentuk
pertolongan yang dapat berupa materi, emosi, dan informasi yang diberikan
oleh orang-orang yang memiliki arti seperti keluarga, teman, saudara, rekan
kerja atupun atasan atau orang yang dicintai oleh individu yang
bersangkutan
H2 = Dukungan Sosial berpengaruh terhadap stres karyawan pra purna
karya
3. Kepribadian karyawan Berpengaruh Terhadap Stres
Menurut Robbin (2001:142) dalam diri seseorang terbagi menjadi 2
kepribadian yaitu Kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B, tapi
12
kepribadian tersebut yang mempengaruhi pada stres kerja adalah tipe A.
Kepribadaian tipe A adalah kepribadian yang melibatkan secara agresif
dalam perjuangan terus menerus untuk mencapai lebih banyak waktu yang
lebih sedikit dan melawan upaya-upaya yang menentang dari orang atau hal
lain, Pada tipe ini adalah kepribadian yang mudah mengalami stres karena
tipe ini lebih condong agresif , mudah panik, selalu berhati-hati, dan suka
pada tantangan Robbin (2001). Hal ini didukung hasil penelitian
Sutarto(2008) dimana kepribadian tipe A adalah kepribadian yang mudah
mengalami stres, selalu berhati-hati, agresif, dan menjunjung tinggi
tanggung jawab.
H3 = Kepribadian karyawan berpengaruh terhadap stres karyawan pra
purna karya
4. Dampak Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pra Purna Karya
Stres merupakan hal yang melekat pada kehidupan manusia dalam
bentuk tertentu. Tak seorangpun dapat terhindar dari stres. Stres kerja perlu
perhatian khusus dari Damatex Salatiga agar tidak mengganggu kinerja para
karyawan pra purna karya dan merugikan perusahaan. Meskipun dampak
stres terbagi menjadi 2 yaitu distres (stres negarif) dan uestres (stres positif).
Menurut Gitosudarmo dan Sudita (1997) dampak stres yang rendah akan
berperan sebagai pendorong peningkatan kinerja karyawan. Sedangkan
dampak stres yang tinggi akan menurunkan kinerja karyawan, seperti
Sering bosan, tidak
13
ada gairah dalam bekerja atau bekerja menjadi asal-asalan, Sering bolos
bekerja dan datang selalu terlambat. Hal ini didukung dari hasil penelitian
Arif (2011) dimana stres yang tinggi dapat berpengaruh pada kinerja
karyawan.
H4 = Stres kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan Pra Purna
Karya
Model Penelitian
Bagan 2.1
3. Metode Penelitian
Jenis Penelitian dan Sumber Data Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian kuantitaif, dimana penelitian ini akan di proses dengan data
staistika. Sedangkan sumber data pada data primer dan sekunder. Untuk
memperoleh data dan informasi yang valid, akurat serta meyakinkan yang berkaitan
Faktor Organisasi
(Program Purna Karya
&Persiapan Pra Purna
Karya)
Faktor Lingkungan
(Dukungan Sosial)
Faktor Individu
(Kepribadian
karyawan)
STRES KERJA
Kinerja
Karyawan Pra
Purna Karya
14
dengan penelitian ini. Dimana penelitian ini akan bersumber pada subyek-subyek
dari karyawan-karyawan pra purna karya yang berada di Damatex Salatiga.
Populasi dan Sampel
Dalam populasi penelitian ini adalah 41 karyawan pra purna karya yang
memasuki masa pensiun dalam kurun waktu 1-5 tahun di Damatex Salatiga dengan
obyek karyawan
berumur minimal 50 tahun sampai dengan 55 tahun. Semuanya dijadikan sampel
dalam penelitian ini Dengan menggunakan metode samplingnya Saturation
Sampling, dimana peneliti menggunakan keseluruhan populasi untuk
mempermudah penelitian.
Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam mengunpulkan data yang berkaitan dengan
penyusunan laporan dan pembuatan aplikasi ini adalah Teknik Kuisioner, yaitu
penulis melakukan pengumpulan data dengan cara memberikan kuisioner kepada
para karyawan pra purna karya guna mendapatkan informasi-informasi tambahan
dalam penelitian. Metode yang digunakan adalah model likert. Dengan
menggunakan skala likert dimana memiliki lima macam pilihan yaitu : (SS) Sangat
Setuju, (S) Setuju, (TS), Ragu Ragu (RR), Tidak Setuju, (STS) Sangat Tidak
Setuju..
Dimana penelitian ini akan di uji dengan uji asumsi klasik guna untuk
mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang diperlukan benar-benar bebas dari
adanya Multikolinearitas, Heteroskedastisitas, Autokorelasi, dan Normalitas
15
(Ghozali,2005), selain uji asumsi klasik akan di uji pula menggunakan uji reabilitas
dan uji validitas.
Sedangkan untuk mengetahui seberapa jauh hubungan antar variabel yang
dianalisis tersebut digunakan regresi linear berganda. Unuk mengetahui faktor-
faktor yang berpengaruh terhadapstres kerja dengan rumus sebagai berikut :
Y1 = A+B1x1+B2x2+B3x3
Dimana :
Y = Stres kerja
A = Konstanta
B1x1 = Program purna karya dan persiapan pra purna karya
B2x2 = Dukungan sosial
B3x3 = Kepribadian karyawan
Sedangkan untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kinerja
karyawan pra purna karya, dapat dilakukan dengan teknik regresi linear sederhana.
Dengan rumus sebagai berikut :
Y2 = A+ Bx4
Y2 = Kinerja
Bx4 = Stres Kerja
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Profil perusahaan
PT. Daya Manunggal didirikan pada hari jumat 17 Februari 1961 Dengan akte
notaris No 31Tahun 1961, berlokasi di Jl. Argobusono No 1 Kelurahan Ledok
16
Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Dengan di prakasai oleh Bapak Musa dan
Bapak The Nien King. Dimana merupakan salah satu cabang perusahaan yang
tergabung dalam Argo Manunggal Grup yang berkantor pusat di Jakarta. Dengan
Adanya perkembangan dan perluasan pabrik sehingga mencapai luas pabrik
mencapai 349.725 m2 dan luas bangunan 79.194 m2 dengan jumlah tenaga kerja
mencapai 2.800 karyawan (january 2009).
Tujuan didirikannya Damatex adalah:
a. Mendapatkan keuntungan
b. Membantu pemerintahan dalam menyediakan lapangan pekerjaan
c. Membantu pemerintah dalam menyediakan bahan sandang bagi
masyarakat
d. Membantu pemerintah dalam peningkatan eksport non migas.
Profil Responden
Gambaran umum responden dalam penelitian ini terbagi menjadi 4 variabel
dengan 41 responden. Berdasarkan jenis kelamin responden dimana jenis kelamin
pria sebesar 76% dan wanita 24%. Berdasarkan umur responden dimana umur
responden terdiri dari 50-54 tahun dan umur terbanyak 29% pada umur 54 tahun
dan di susul 24% pada umur 50 tahun.. Berdasarkan jumlah tanggungan responden
dimana jumlah tanggungan terbanyak 54% pada jumlah tanggungan 3 orang dan di
susul 24% pada jumlah tanggungan 1 orang. Dan berdasarkan status kerja pasangan
responden yang tertinggi 76% dimana pasangan kerja responden tidak
bekerja.(Lihat Lampiran hal 1).
17
Tabel 4.1 frekuensi responden
Keterangan
jumlah % Variabel Kategori
Jenis Kelamin Pria 31 76%
Wanita 10 24%
Umur 50th 10 24%
51th 8 20%
52th 5 12%
53th 6 15%
54th 12 29%
jumlah
tanggungan 1 10 24%
2 6 15%
3 22 54%
4 3 7%
Status kerja Bekerja 10 24%
Pasangan tidak bekerja 31 76%
1. Uji Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini perlu di dilakukan uji asumsi klasik, dimana terdiri dari
uji normalitas, uji multikoleniaritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
Pada faktor-faktor yang berpengaruh terhadap stres kerja akan di uji dimana
dari uji multikolinearitas menunjukan hasil perhitungan VIF tidak ada variabel
independen yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 10 yaitu Program pensiun dan
program persiapan pra pensiun sebesar 1.144, Dukungan sosial sebesar 1.126, dan
Kepribadian sebesar 1.085 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikoleniaritas antar variabel dalam model regresi. Dari uji heteroskedastisitas
(Glejser) menunjukan signifikan Program pensiun dan program persiapan pra
pensiun sebesar 0.447, Dukungan sosial sebesar 0.964, dan Kepribadian sebesar
0.929 hal ini terlihat dari probabilitas signifikannya diatas 5%, sehingga dapat
disimpulkan tidak mengandung adanya heteroskedastisitas dalam model regresi.
Dari uji autokorelasi
18
menunjukan durbin-watson test =1.960 dan data dl = 1.348 dan du= 1.6603 dengan
k=3 variabel.dimana nilai DW berada di antara nilai du sampai nilai 4-du maka
koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi. Dari uji
normalitas menunjukan Kolmogorov-Smirnov pada program pensiun dan program
persiapan pra pensiun sebesar 0.797, dukungan sosial sebesar 1.105, kepribadian
sebesar 0.932, dan stres karyawan sebesar 0.846.Sedangkan pada signifikan pada
program pensiun dan program persiapan pra pensiun sebesar 0.548, dukungan sosial
sebesar 0.174, kepribadian sebesar 0.350, dan stres karyawan sebesar 0.471 hal ini
berarti data pada uji normalitas tersebut normal karena diatas signifikan 5%.( untuk
lebih jelas dapat dilihat di lampiran).
Untuk mengetahui apakah stres kerja berdampak pada kinerja maka akan
dilakukan uji asumsi klasik. Pertama digunakan uji multikolinearitas menunjukan
hasil perhitungan VIF tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih
besar dari 10 yaitu Stres kerja sebesar 1.00 sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak ada multikoleniaritas antar variabel dalam model regresi. Dari uji
heteroskedastisitas (Glejser) menunjukan signifikan Stres kerja sebesar 0.190 hal
ini terlihat dari probabilitas signifikannya diatas 5%, sehingga dapat disimpulkan
tidak mengandung adanya heteroskedastisitas dalam model regresi. Dari uji
autokorelasi menunjukan durbin-watson test =1.640 dan data dl = 1.594 dan du=
1.4493 dengan k=1 variabel.dimana nilai DW berada di antara nilai du sampai nilai
4-du maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.
Dari uji normalitas menunjukan Kolmogorov-Smirnov kinerja sebesar 0.642 dan
19
signifikan sebesar 0.804 hal ini berarti data tersebut normal karena diatas
signifikan 5%..
2. Uji Validitas dan Reabilitas
Untuk menguji validitas dimana dengan jumlah N sebesar 41. Dimana
harus menemukan nilai df terlebih dahulu dengan rumus df=N-2 dengan tingkat
signifikan 5%, jadi ditemukan r tabel sebesar 0.20195. dan untuk menguji validnya
data dengan membandingkan dengan r hasil > r tabel. Apabila hasil < dari makan
data tersebut tdak valid.
Program pensiun dan persiapan pensiun
Tabel 4.2 Uji Validitas
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation Valid /tidak valid
VAR00001 13.7805 5.726 .661 Valid
VAR00002 14.0976 8.440 .316 Valid
VAR00003 15.0244 11.374 .368 Valid
VAR00004 15.0488 11.298 .440 Valid
VAR00005 14.8537 11.278 .323 Valid
VAR00006 14.8537 11.328 .310 Valid
VAR00007 14.8537 11.678 .214 Valid
VAR00008 14.9512 11.698 .224 Valid
Pada uji validitas tidak terdapat item yang tidak valid dengan kurang dari
0.20195. Sehingga semua item yang valid akan digunakan dalam analsis
selanjutnya.
Pada uji reabilitas dimana hasil cronbach’s alpha harus lebih besar dari
0,6.pada variabel program pensiun dan persiapan pensiun ditemukan sebesar 0.615,
20
jadi dinyatakan reliabel karena lebih besar dari 0,6 (untuk lebih lengkap dapat
dilihat di lampiran).
Dukungan Sosial
Tabel 4.3 Uji Validitas
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation Valid /tidak valid
VAR00001 13.4390 5.102 -.143 Tidak valid
VAR00002 13.2439 3.689 .304 Valid
VAR00003 13.3171 3.772 .430 Valid
VAR00004 13.3415 4.330 .286 Valid
VAR00005 13.2927 3.862 .405 Valid
VAR00006 13.1463 3.778 .386 Valid
VAR00007 13.2683 4.001 .422 Valid
VAR00008 13.3171 3.872 .379 Valid
Terdapat item yang tidak valid dimana di bawah r tabel terdapat pada item
nomor 1, sehingga item tersebut akan di keluarkan dan tidak digunakan dalam
analisis berikutnya.
Pada uji reabilitas dimana hasil cronbach’s alpha harus lebih besar dari
0,6.pada variabel dukungan sosial ditemukan sebesar 0.675, jadi dinyatakan
reliabel karena lebih besar dari 0,6 (untuk lebih lengkap dapat dilihat di lampiran).
Kepribadian karyawan
Tabel 4.4 Uji Validitas
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Valid/tidak
valid
VAR00001 30.4390 5.902 .309 Valid
VAR00002 30.4390 5.902 .309 Valid
VAR00003 31.9024 7.440 -.170 Tidak valid
21
Terdapat item yang tidak valid dimana berada di bawah r tabel pada item
nomor 3,4,6,9, dan 10. Sehingga item tersebut akan dikeluarkan dan tidak
digunakan dalam analisis berikutnya.
Pada uji reabilitas dimana hasil cronbach’s alpha harus lebih besar dari
0,6.pada variabel kepribadian karyawan ditemukan sebesar 0.764, jadi dinyatakan
reliabel karena lebih besar dari 0,6 (untuk lebih lengkap dapat dilihat di lampiran).
Stres kerja
Tabel 4.5 Uji Validitas
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Valid / tidak
valid
VAR00002 25.9756 16.824 .436 Valid
VAR00003 26.6829 17.972 .271 Valid
VAR00004 26.3171 16.772 .427 Valid
VAR00005 26.5366 16.555 .510 Valid
VAR00006 26.2195 18.226 .220 Valid
VAR00007 25.9024 16.090 .514 Valid
VAR00008 26.4878 17.806 .321 Valid
VAR00001 26.0488 17.048 .453 Valid
VAR00009 25.8780 14.860 .506 Valid
VAR00010 26.7073 15.562 .347 Valid
VAR00004 32.0732 7.320 -.157 Tidak valid
VAR00005 31.0732 6.220 .290 Valid
VAR00006 31.7073 5.962 .128 Tidak valid
VAR00007 30.4146 6.149 .263 Valid
VAR00008 29.9756 6.024 .316 Valid
VAR00009 30.0976 6.440 .106 Tidak valid
VAR00010 32.0488 7.048 -.121 Tidak valid
22
Pada uji validitas tidak terdapat item yang tidak valid dengan kurang dari
0.20195. Sehingga semua item yang valid akan digunakan dalam analsis
selanjutnya
Pada uji reabilitas dimana hasil cronbach’s alpha harus lebih besar dari
0,6.pada variabel stres kerja karyawan ditemukan sebesar 0.736, jadi dinyatakan
reliabel karena lebih besar dari 0,6 (untuk lebih lengkap dapat dilihat di lampiran).
Kinerja
Tabel 4.6 Uji Validitas
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Valid /tidak
valid
VAR00001 14.0976 9.190 .506 Valid
VAR00002 14.0000 8.200 .644 Valid
VAR00003 15.2195 11.226 .184 Tidak valid
VAR00004 14.8780 9.260 .438 Valid
VAR00005 14.1463 7.828 .696 Valid
VAR00006 14.0000 7.950 .571 Valid
Terdapat item yang tidak valid dimana di bawah r tabel terdapat pada item
nomor 3, sehingga item tersebut akan di keluarkan dan tidak digunakan dalam
analisis berikutnya.
Pada uji reabilitas dimana hasil cronbach’s alpha harus lebih besar dari
0,6.pada variabel Dampak stres terhadap kinerja karyawan ditemukan sebesar
0.793, jadi dinyatakan reliabel karena lebih besar dari 0,6 (untuk lebih lengkap
dapat dilihat di lampiran).
23
3. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini akan di akhiri uji hipotesis dimana uji ini akan
mengetahui hipotesis penelitian ini berpengaruh atau tidaknya dengan
menggunakan uji regresi.
Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Uji Regresi faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap stres kerja karyawan pra purna karya
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 2.084 1.017 2.049 .048
Program Pensiun -.035 .151 -.035 -.228 .821 .874 1.144
Dukungan Sosial -.474 .240 -.296 -1.970 .056 .888 1.126
Kepribadian
Karyawan
.534 .229 .343 2.331 .025 .922 1.085
a. Dependent Variable: Stres Karyawan
Berdasarkan hasil uji hipotesis diatas diketahui pada program pensiun dan
persiapan pensiun ditemukan sebesar 0.821 dengan tingkat signifikan sebesar 5%,
maka dapat disimpulkan hipotesis pertama ditolak dikarenakan faktor program
pensiun dan persiapan pensiun tidak berpengaruh terhadap stres karyawan pra purna
karya di Damatex Salatiga. Dimana program yang diberikan kepada karyawan pra
purna karya sudah berjalan dengan baik sesuai dengan undang-undang no 13 tahun
2003 tentang ketenagakerjaan dengan tidak menunda-nunda pemberian program
tersebut dan dapat memberikan kepuasan pada karyawan. Dari hasil penelitian ini
tidak sejalan dengan Martins Femi Dada & AI Idowu (2004) dimana faktor
organisasi berpengaruh terhadap stres kerja karyawan. Tapi penelitian ini didukung
oleh hasil penelitian dari Bambang Setiawan, dkk (2002) dimana perusahan
24
mempunyai kewajiban moral untuk memberikan rasa aman kepada karyawan.
Kewajiban moral tersebut diwujudkan dengan memberikan jaminan ketenangan
atas masa depan para karyawannya. Karena karyawan tetap memiliki penghasilan
pada saat mereka mencapai usia pensiun sehingga karyawan tidak akan mengalami
tekanan.
Berdasarkan hasil uji hipotesis diatas diketahui pada dukungan sosial
ditemukan sebesar 0.056 dengan tingkat signifikan 5%, maka dapat disimpulkan
hipotesis kedua ditolak dikarenakan dukungan sosial tidak berpengaruh terhadap
tingkat stres karyawan pra purna karya di Damatex Salatiga. Apabila karyawan pra
purna karya mendapat dukungan sosial baik dari keluarga dan rekan kerja maka
tingkat stres akan lebih rendah dibandingkan karyawan yang tidak mendapat
dukungan sosial. Hasil penelitian ini didukung oleh Atkinson (2005) menyatakan
bahwa stres akan rendah apabila adanya dukungan sosial
yang diberikan. Dimana dukungan sosial yang tinggi seperti adanya dorongan
dalam memasuki masa purna karya akan berdampak pada stres yang rendah pada
karyawan pra purna karya.
Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui pada kepribadian karyawan sebesar
0.025 dengan tingkat signifikan sebesar 5%, maka dapat di simpulkan bahwa
hipotesis ketiga diterima dikarenakan kepribadian karyawan pra purna karya di
Damatex ini berpengaruh terhadap stres kerja, dimana kepribadian yang
berpengaruh terhadap stres adalah kepribadian tipe A sedangkan kepribadian tipe B
adalah kepribadian yang tidak mudah mengalami stres. Dan dalam penelitian ini
kepribadian karyawan pra purna karya di Damatex Salatiga ini lebih condong pada
25
kepribadian tipe A dengan ciri-ciri mudah panik, suka tantangan, selalu berhati-hati
dalam beraktivitas, selalu terburu-buru dalam bekerja, dll. Hasil penelitian ini
sejalan dengan Robbins (2001) dimana kepribadian karyawan terbagi menjadi 2
yaitu tipe A yang lebih mudah mengalami stres dan tipe B yang tidak mudah
mengalami stres, dan pada penelitian karyawan pra purna karya di Damatex
Salatiga ini adalah kepribadian yang mudah mengalami stres yaitu kepribadian
manusia tipe A.
Dimana pada faktor program purna karya dan program persiapan pra purna
karya, faktor dukungan sosial, dan faktor kepribadian terhadap stres dapat dilihat
pada r square nya sebesar 0.26, jadi faktor organisasi,faktor lingkungan , dan faktor
individu yang mempengaruhi stres pada karyawan pra purna karya berpengaruh
sejumlah 26% dan sisanya 74% dipengaruhi oleh faktor lain. Dan pada persamaan
pada faktor-faktor yang berpengaruh terhadap stres kerja.
Y = 2.084 + (-0.035) 0.821 + (-0.474) 0.056 + (0.534) 0.025
Hasil dari persamaan tersebut adalah Y= 2.041, jadi stres kerja dipengaruhi
oleh faktor-faktor tersebut, dari faktor organisasi, faktor lingkungan,dan faktor
indvidu.
Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Uji Regresi Dampak stres kerja terhadap
kinerja karyawan pra purna karya
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1.548 .577 2.681 .011
26
Stres
Karyawan
.456 .196 .349 2.329 .025 1.000 1.000
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Berdasarkan hasil uji hipotesis diatas diketahui pada stres karyawan
sebesar 0.025 dengan tingkat signifikan 5%, maka dapat disimpulkan bahwa
hipotesis keempat diterima dikarenakan stres kerja karyawan berpengaruh terhadap
kinerja karyawan pra purna karya di Damatex Salatiga. Dimana dampak stres kerja
terhadap kinerja karyawan bersifat positif atau disebut eustress, karyawan yang
mengalami stres kerja positif terhadap kinerja karyawan akan mengalami
peningkatan dalam kinerja. Hal ini stres menjadi pendorong kinerja karyawan
sehingga kinerja mengalami peningkatan (Walker.J, 2002).
Dimana pada stres kerja terhadap kinerja karyawan r square sebesar 0.122,
jadi stres kerja berpengaruh pada kinerja karyawan sejumlah 12% dan sisanya
sebesar 87.8% dipengaruhi oleh faktor lain. Dan pada persamaan stres kerja
berpengaruh terhadap kinerja.
Y = 1.548 + ( 0.456)0.025
Hasil persamaan stres kerja berdampak pada kinerja adalah Y= 1.559,
dimana stres kerja tersebut berdampak positif bagi kinerja.
Kesimpulan dan saran
Dari hasil uji regresi yang telah dilakukan pada hipotesis pertama, dapat
disimpulkan bahwa faktor organisasi seperti program purna karya dan program
persiapan purna karya tidak mempengaruhi stres kerja pada karyawan pra purna
karya dalam studi kasus di PT Damatex Salatiga. Hal ini didukung oleh Bambang
27
Setiawan, dkk (2002) dimana perusahan mempunyai kewajiban moral untuk
memberikan rasa aman kepada karyawan. Kewajiban moral tersebut diwujudkan
dengan memberikan jaminan ketenangan atas masa depan para karyawannya.
Sehingga adanya program tersebut karyawan lebih siap terhadap pensiun dan tidak
mudah stres.
Dari hasil uji regresi pada hipotesis kedua, dapat disimpulkan bahwa faktor
lingkungan sosial seperti dukungan sosial akan tidak berpengaruh pada tingkat stres
karyawan karyawan pra purna karya dalam studi kasus di PT Damatex Salatiga.
Dan hasil penelitian ini didukung oleh Atkinson (2005) menyatakan bahwa stres
akan rendah apabila adanya dukungan sosial yang diberikan. Dimana dukungan
sosial yang tinggi seperti adanya dorongan dalam memasuki masa purna karya akan
berdampak pada stres yang rendah pada karyawan pra purna karya.
Dari hasil uji regresi pada hipotesis ketiga, dapat disimpulkan bahwa
Kepribadian karyawan berpengaruh pada tingkat stres dimana kepribadian yang
didapati pada studi kasus di PT. Damatex Salatiga adalah kepribadian tipe A,
dimana kepribadian ini lebih rentan mengalami stres kerja sehingga kepribadian ini
akan berpengaruh pada tingkat stres karyawan pra purna karya.
Berdasarkan hasil uji regresi pada hipotesis keempat, dapat disimpulkan
bahwa stres kerja akan berpengaruh pada kinerja karyawan, hasil penelitian ini
sejalan dengan Gitosudarmo dan sudita (1997) dimana stres akan berpengaruh
positif pada kinerja
karyawan. Dimana stres yang bersifat positif akan memotivasi diri,
rangsangan untuk bekerja lebih keras, dan meningkatnya inspirasi hidup yang lebih
28
baik sehingga dapat meningkatakan kinerja karyawan. Dimana hal ini juga dapat
dipengaruhi oleh program purna karya yang sudah berjalan dengan baik, sehingga
dapat mendorong karyawan lebih meningkat kinerjanya. Menurut Price (2003) stres
kerja dapat berhubungan positif terhadap kinerja sehingga dapat mendorong kinerja
karyawan
Saran
Untuk penelitian mendatang disarankan untuk melakukan penelitian tentang
stres manakah yang terbesar dari faktor organisasi, faktor lingkungan, dan faktor
kepribadian. di PT.Damatex Salatiga.
Untuk PT.Damatex disarankan untuk meningkatkan dukungan sosial pada
karyawan, dimana dukungan sosial yang tinggi dapat mengurangi stres pada
karyawan seperti memberikan motivasi, dukungan moral, bantuan, dan nasihat. Dan
Perusahaan lebih mendorong karyawan dimana karyawan pra purna karya di
PT.Damatex ini lebih dominan kepribadian tipe A, dimana kepribadian tipe ini
lebih rentan mengalami stres. Jadi perusahaan perlu adanya rotasi jabatan agar
tingkat kejenuhan rendah, menghargai kinerja karyawan, dan dalam proses
rekrutmen perlunya tes psikologi untuk mengetahui kepribadian calon karyawan
termasuk kepribadian rentan stres atau tidak.
1
Referensi
Adiniggar. 2005. Hubungan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Administrasi
PT Tunas Bahana Sparta Cirebon. Skripsi (Tidak Diterbitkan)
Anoraga, Pandji. 1992. Psikologi Kerja. Jakarta: Anggota IKAPI
Atkinson, R. L., Atkinson, K. C., dan Benn, D. J. 1996 Pengantar Psikologi Jilid II. Edisi
kesebelas. Terjemahan Kusuma, W. Jakarta :Erlangga
Boediono dan Drs Wayan Koster. 2001. Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Chaidir, Abdillah Arief, 2011. Pengaruh Kepemimpinan, Stres Kerja, Disiplin Kerja, dan
Kompensasi Dengan Kinerja Pegawai Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Boyolali. Skripsi
Chusna, Jaza Anil,2010, Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan Stres Kerja Di Instalasi
Rawat Inap RSU IslamSurakarta. Skripsi
Eliana, Rika, 2003. Konsep Diri Pensiunan.Skripsi
Fabella, Armand..T. 1993.Anda Sanggup Mengatasi Stres.Jakarta: Publishing House
Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Edisi
Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang
Handoko, T.Hani, 1987, Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua.
Yogyakarta: Penerbit BPFE
Hasibuan,Malayu S.P,1994,Manajemen Sumber Daya Manusia dasar dan Kunci
keberhasilan. Jakarta: Penerbit Haji Masagung
Indriyani, Azazah, 2009, Pengaruh Konflik Peran Ganda Dan Stress Kerja Terhadap
Kinerja Perawat Wanita Rumah Sakit.Skripsi
2
Kreitner dan Kinicki, 2005. Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba empat
Mangkunegara, A . P. 2005. Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung: Refika Aditama
Martins Femi dada dan AI Idowu,2004, Strategi Konseling untuk Mengelola Karyawan
Pra Pensiun.
Martoyo ,Susilo SE, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia dasar Edisi ke-4.
Jogjakarta: Anggota IKAPI
Murtiningrum, Afina, 2005, Analisis Pengaruh Konflik Pekerjaan Keluarga Terhadap
Stress Kerja dengan Dukungan Sosial Sebagai Variabel Moderasi. Skripsi
Nasution, Indri Kemala, 2007, Stres Pada Remaja. Jurnal
Piping ,Agustina, 2008, Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja karyawan Tenaga
Penjualan PT.Bayer Indonesia Cab.Pemalang. Skripsi
Pratiwi, Gita Kristiana, 2010. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian
Produksi Pada PT. MHE Demag Surabaya.Skripsi
Putri, Ajeng Ryzkanevi, 2009, Hubungan Antara Persepsi Terhadap Dukungan Sosial
Orangtua Dengan Penyesuaian Diri Dalam Penyusunan Skripsi Pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Skripsi
Robbins, Stephen.P dan Judge, Timothy. A, 2008, Perilaku Organisasi. Jakarta :Salemba
Empat
Sekaran, Uma, 2006, Metodologi penelitian untuk bisnis edisi 4/buku 2. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat
Setyadharma, Andriyan. 2010.Uji Asumsi Klasik Dengan SPSS 16.0.Fakultas Ekonomi
Universitas Negri Semarang.
Simamora, Henry, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi ke-3. Yogyakarta
3
Sriyati, Aat,2008,Tinjauan Tentang Stres.Jatinagor.
Sri, Wahyuni, tanpa tahun.,Analisa Faktor – faktor yang berhubungan dengan
terjadinya stress kerja pada Sopir Truk di asosiasi truk KBT di Kecamatan
Tenggarong. Jurnal
Wijono, Sutarto, 2008, Pengaruh Kepribadian Tipe A dan Peran Stres Kerja Manajer
Madya. Jurnal