Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Wirid Quran
241 AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
Wirid Quran Dalam Pengobatan Corona Berbasis Internet
Yaya UIN SGD Bandung
Komarudin Tasdik
STMIK Jabar
Abstract
Various solutions have been sought in controlling the Covid-19 pandemic outbreak. Wirid
Quran is used as material for treatment, including warding off the Corona outbreak. This
study uses descriptive phenomenology and qualitative methods that are correlated with the basic
design of an Internet-based (web) expert system. This thesis was once put forward by Qundail
which proved that the Quran functions as a medicine in dealing with various diseases. This
article proves that the Quran-based treatment for the treatment of Corona patients is still open
for further research. Because the method of Internet-based Qur'anic treatment does not reduce
the quality of conventional treatment similar. In fact, this approach tends to be easier to create
web-based expert systems, so that patients do not need to come directly to the clinic.
Keywords: Medicine, Corona, Quran, wirid, Internet
Abstrak
Berbagai solusi diupayakan dalam pengendalian wabah pandemic Covid-19. Wirid Quran dijadikan materi pengobatan, termasuk menangkal wabah Corona. Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi dan kualitatif deskriptif yang dikorelasikan dengan perancangan dasar expert system berbasis Internet (web). Tesis ini pernah dikemukakan oleh Qundail yang membuktikan bahwa Quran berfungsi sebagai obat dalam menghadapi berbagai penyakit. Artikel ini membuktikan bahwa pengobatan berbasis Quran untuk pengobatan pasien Corona masih terbuka untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Karena metode pengobatan Alquran berbasis Internet tidak mengurangi kualitas pengobatan serupa secara konvensional. Bahkan pendekatan tersebut cenderung lebih mudah untuk dibuatkan expert system berbasis web, sehingga
pasien tidak perlu datang langsung ke klinik.
Kata kunci: Pengobatan, Corona, Quran, wirid, Internet
Wirid Quran
242 AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
Pendahuluan
Sampai saat ini, antivirus Corona belum ditemukan (tirto.id, 16 Juni
2020) sehingga banyak aktivitas yang harus dilakukan dengan cara jaga jarak,
termasuk pengobatan. Virus Corona merupakan zoonosis, sehingga terdapat
kemungkinkan virus berasal dari hewan dan ditularkan ke manusia (Handayani,
2020). Namun saat ini, virus tersebut dipercaya dapat menular dari manusia ke
manusia.
Saat ini, ada pengobatan yang dilakukan dengan membaca wirid tertentu.
Wirid adalah bacaan-bacaan yang dibaca secara rutin pada waktu-waktu tertentu,
dengan bilangan-bilangan tertentu, dan cara-cara tertentu (Hafidz, 2019), seperti
membaca lafad SubhanaAllah ... 33x, Al-hamdulillah ... 33x, AllahuAkbar ... 33x,
dan seterusnya (Musthofa, 2014). Wirid dapat mencakup beberapa bentuk zikir
dan doa yang berisikan ajakan untuk menciptakan harmoni kehidupan,
mendoakan keselamatan dan kesejahteraan bagi sesama umat manusia tanpa
memandang agama dan mazhab keagamaan (Fadhil, 2018).
Yang menarik adalah ada pengobatan berbasis Internet atau ICT.
Teknologi Komunikasi dan Informasi (TIK) atau ada yang mengenalnya dengan
istilah Information and Communication Technology (ICT) dapat meningkatkan
efektifitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran (Rahim, 2011). Sementara
itu, Internet merupakan produk konvergensi teknologi informasi dan
komunikasi (Rustam, 13: 16). Salah satu media Internet yang menjadi sorotan
pada penelitian ini adalah Youtube. Dengan Youtube, tayangan pengobatan bisa
dilakukan seperti siaran di televisi (TV), baik siaran langsung maupun siaran
ulang.
Dengan demikian, dapat menjadi salah satu solusi apabila suatu
pengobatan dapat dilakukan dengan cara pasien menonton dokter/tabibnya
melalui Youtube atau TV. Metode pengobatan ini biasa dilakukan oleh yang
dikenal Ustadz Dhanu. Adapun keunikan pengobatan Danu antara lain deteksi
Wirid Quran
243 AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
penyakit dilakukan berdasarkan akhlak pasien, doa dan nasihat Dhanu pun
tampak tidak seperti yang dilakukan wirid-wirid Ustadz Yusuf Mansur, seorang
hafidz (penghafal Quran).
Kehadiran seorang perukyah masih dianggap penting oleh masyarakat
karena mereka merasa wirid-wiridnya tidak mampu menjadi jalan
kesembuhannya. Tingkat keterkabulan doa tergantung keilmuan dan derajat
kesolehan seseorang (pendoa) sebagaimana Ibrahim ibn ‘Adham menyebutkan
bahwa ada sepuluh karakter yang mengakibatkan do’a tidak diterima (Kuswandi
2018) yang mana mungkin banyak karakter tersebut tidak dimiliki sang pendoa
(pasien). Oleh karena itu, kehadiran perukyah tetap dibutuhkan walaupun
melalui media video.
Fokus pembahasan pada penelitian ini adalah mengenal metode
pengobatan Dhanu yang dilakukan berbasis Internet dan korelasi doa-doanya
dengan wirid-wirid yang dilakukan oleh ustadz lain, yakni Yusuf Mansur. Yang
mana wirid kedua ustadz ini tampak berpijak pada Quran, tapi disajikan dengan
cara cukup berbeda.
Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi dan deskriptif
kualitatif yang dikorelasikan dengan perancangan dasar expert system berbasis
web.
Fenomena Wirid Yusuf Mansur Sebagai Hafidz Quran
Seorang ustadz kondang, Yusuf Mansur mampu membangun sistem
pembelajaran Alquran dipadukan dengan konsep bisnis yang memiliki floating
fund atau dana beredar di atas Rp 1 Miliar dan Koperasi Merah Putih telah
memiliki 2 tower dengan 285 kamar (Tasdik, 2020). Ini menunjukkan
keberhasilan beliau mengumpulkan banyak umat untuk ikut bergabung dalam
syiar hafalan Quran dan bisnis syariah.
Wirid Quran
244 AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
Selain sebagai seorang hafidz/penghafal Quran, Mansur juga sangat
gencar mensosialisasikan kesadaran masyarakat untuk menghafal Quran melalui
berbagai media ICT, seperti televisi, web, media sosial, dan lain-lain. Keteladan
beliau dalam mengajarkan hafalan Quran terlihat pada keberhasilannya yang
mendukung putrinya sebagai penghafal Quran juga di usia muda sehingga
menjadi penerus dakwahnya ke luar negeri, seperti Amerika Serikat.
Saat ini, Mansur aktif menjalankan bisnis dan pesantren Daarul Quran.
Salah satu bisnisnya yang terkenal adalah bisnis berbasis Teknologi Informasi,
Paytren yang mirip dengan peran dari pembayaran digital, seperti Paypal,
Bitcoin, dan lain-lain. Dengan menggunakan Paytren, pemiliknya dapat membeli
pulsa, sedekah, dan lain-lain. Promosi Paytren banyak dilakukan menggunakan
media ICT berbasis Internet. Begitu pula dengan pesantren Quran, beliau
menggunakan media berbasis Internet dalam syiar dan proses pembelajarannya,
seperti web pppa.id (Tasdik, 2020).
Fenomena Dhanu dan Pengobatan
Sudah bertahun-tahun Ustadz Dhanu yang bernama asli Joko Ismaneu
Herlambang menjadi narasumber acara dakwah di televisi nasional, MNCTV.
Saat ini, acara tersebut bernama Siraman Qolbu yang biasa tayang pada pagi hari,
antara pukul 05.30-07.00 WIB. Salah satu keunikannya, selain berceramah
tentang Islam, Dhanu melakukan pengobatan terhadap pasien yang menderita
penyakit lahir maupun bathin (medis dan non-medis).
Metode pengobatan Dhanu dilakukan tanpa obat klinis, tapi cukup
dengan nasihat dan doa. Lebih unik lagi, kemampuan doanya bisa terhantarkan
kepada pasien yang menonton tayangannya melalui media ICT, baik channel TV
maupun Youtube. Sebagai contoh, Dhanu sedang mengobati pasien yang
terkena santet sehingga terasa sakit di perut yang sedang disiarkan di media
Wirid Quran
245 AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
televisi (TV), maka pasien yang terasa sakit aneh di perut ikut mengaminkan doa
Dhanu dari rumah masing-masing ada yang bereaksi seperti pasien yang hadir
langsung di studio TV. Jika pasien di studio merasa mual saat didoakan Dhanu,
maka pasien yang di rumah masing-masing pun akan merasa mual juga.
Bahkan bila pasien menonton tayangan ulang saat Dhanu sedang
mendoakan pasiennya, baik di TV maupun Youtube, maka ia akan bereaksi juga,
bahkan ada yang berangsur sembuh. Pengakuan reaksi seperti ini diungkapkan
saat pasien yang datang ke studio TV untuk berobat lebih lanjut dan juga terlihat
pada komentar-komentar yang ada di Channel Youtube (Ustadz Dhanu –
Official Channel). Dalam pengobatannya, Dhanu juga membuka klinik sendiri
yang bisa dikunjungi langsung oleh para pasiennya.
Pengobatan Dhanu terhadap penderita lahir/jasmani dilakukan dengan
cara menganalisis keluhan/penyakit pasien berdasarkan akhlak. Beliau
mengklaim sudah melakukan penelitian analisis tersebut beberapa tahun.
Contoh, jika ada pasien sakit di rahim, maka akan ditanya “Apakah Anda merasa
jengkel kepada suami atau orang tua”? Jika pasien mengaku jengkel, maka
Dhanu menyarankan pasien tersebut untuk minta maaf kepada suami atau orang
tua baik langsung maupun melalui televisi, jika yang diminta maaf tidak ikut
hadir. Selain itu, pasien disarankan mohon ampun kepada Allah lillahi ta’ala.
Sesaat setelah minta maaf dan ampun, pasien biasanya mengaku sembuh,
minimal merasa lebih baik. Banyak sekali penyakit yang bisa diobati dengan
metode berbasis akhlak tersebut.
Adapun pengobatan Dhanu terhadap pasien yang terkena sihir atau non-
medis, maka beliau menyarankan untuk tidak mengobati pasien dengan cara
membaca ayat-ayat Quran. Beliau berpendapat bahwa membaca Quran itu harus
ikhlas karena Allah, bukan untuk mengobati pasien yang terkena sihir. Dengan
kata lain, beliau tidak menyarankan membaca Quran untuk mengeluarkan jin
dari tubuh manusia karena itu tidak akan berhasil. Bahkan beliau menambahkan,
Wirid Quran
246 AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
bila Quran dibaca dengan niat mengeluarkan jin dari tubuh orang, bisa
menyebabkan jin malah masuk ke dalam pasien atau mengunci jin yang sudah
ada dalam tubuh pasien higga terkunci tidak bisa keluar.
Contoh doa yang suka dibacakan Dhanu saat mengobati pasiennya:
“A’udzu billahi minasyaithanirrajim Bismillahirrahmanirrahiim Asyhadu ala ilaha illalah wa asyhadu anna Muhammadarrasulullah Allohumma shali ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad Ya Allah, telah datang saudaraku yang bernama “Fulan/Fulanah” Bila penyakit Fulan disebabkan oleh dosa-dosanya, mohon Engkau ampuni dosa-dosa Fulan Bila penyakit Fulan disebabkan oleh jin-jin yang masuk, aku mohon Engkau keluarkan jin-jin itu dan hancurkan jin-jin yang membangkang tidak mau keluar Bila ada sihir yang menyerang Fulan, maka hancurkan sihir tersebut, hancurkan media dan mantra-mantranya. Bila dukunnya tidak memberikan faedah, maka selamatkan ia. Bila ada pengobatan-pengobatan yang tidak sesuai dengan syariat Islam, mohon Engkau ampuni Fulan Semoga kesembuhan Fulan bisa membuatnya lebih rajin beribadah kepada-Mu, ya Allah Jadikan! Aamiin ya rabbal ‘alamiin. Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar.” Walaupun doa di atas dibacakan untuk mengobati Si A, kadang-kadang
yang bereaksi bukan hanya Si A, tapi hadirin yang ada di studio pun ada yang
ikut bereaksi. Beberapa reaksinya dapat berupa pingsan, menjerit, berperilaku
seperti harimau, dan lain-lain.
Perbedaan Gaya Wirid Mansur, Dhanu dan Pengkaji Ilmu Hikmah
Psikoterapi merupakan pengobatan alam pikiran atau lebih tepatnya
pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis. Istilah
ini mencakup berbagai teknik yang bertujuan untuk membantu individu dalam
mengatasi berbagai gangguan emosinya, dengan cara memodifikasi prilaku,
Wirid Quran
247 AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
pikiran dan emosinya, sehingga individu tersebut mampu mengembangkan
dirinya dalam masalah psikis (Mubasyaroh, 2017).
Dalam referensi Ilmu Hikmah, dinyatakan bahwa manusia sebagai
makhluk Allah mempunyai potensi untuk mengetahui berbagai dimensi alam
ghaib sesuai kemampuan dan kesanggupan menangkap sinyal-siyalnya (Ahmad,
2003).
Yusuf Mansur seringkali menyarankan untuk wirid membaca ayat-ayat
tertentu yang ada dalam Quran. Beliau mengklaim dengan sedekah dan wirid
ayat tertentu, maka rizki akan dimudahkan Allah. Dari beberapa statemennya,
sedekah dan wirid tersirat bisa mempermudah pembacanya untuk kaya.
Berbeda dengan Dhanu yang menyarankan membaca Quran itu harus
dilakukan karena Allah, bukan untuk urusan duniawi, seperti ingin kaya atau
mengobati penyakit non-medis. Salah satu buktinya, Dhanu hanya membaca
doa berbahasa Indonesia saat mengobati pasiennya, walaupun ada penggalan
doa berbahasa Arab seperti shalawat, syahadat dan memuji Allah, juga ayat
Quran Basmallah dan kun fayakun.
Bagaimana wirid menurut pengkaji Ilmu Hikmah? Pada tahun 2001,
penulis pernah mendengarkan langsung penuturan seorang pengkaji Ilmu
Hikmah dan pada tanggal 18 Mei 2020 penulis juga mendengarkan lagi
penuturan pengkaji ilmu hikmah yang sama.1 Fulan berpendapat bahwa
membaca ayat-ayat Quran untuk mengusir jin dari tubuh manusia itu memiliki
sumber ajaran Islam. Akan tetapi, dalil-dalil yang diketahuinya berkedudukan
dhaif seperti halnya dalil-dalil tentang keutamaan amal.
Pendapat Fulan di atas dikuatkan dengan pengalaman penulis sendiri
mencoba pengobatan metode Rukiyah di salah satu klinik Bekam Rukyah Center
1 Wawancara dengan pengkaji ilmu hikmah, Quran dan bahasa Arab, Fulan (bukan nama asli) di kediamannya, Garut, 18 Mei 2020.
Wirid Quran
248 AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
(BRC) asuhan Kang Badri pada tahun 2013. Kang Badri pernah
memperkenalkan metode BRC-nya di radio MQ yang didirikan ustadz Kondang
Abdullah Gymnastiar (AA Gym) dan salah satu televisi swasta nasional.
Perukiyah tersebut merukiyah penulis dengan membaca ayat-ayat Quran.
Perukiyah di klinik BRC tersebut meyakini bahwa metode Rukiyah dapat
mengobati penyakit medis maupun non-medis, seperti gangguan jin atau sihir.
Dalam sumber lain dinyatakan bahwa Q.S. an-Nas dan al-Falaq merupakan
pengkal serangan sihir.
Penulis sendiri pernah mempraktekkan bacaan Quran saat mengobati
orang-orang yang kesurupan dengan metode Dhanu dan Fulan lebih dari tiga
waktu kejadian kesurupan dan pasiennya pun berbeda-beda. Saat dibacakan an-
Nas, maka pasien tidak sembuh. Kemudian dibacakan artinya an-Nas dan
terjemahnya, maka pasien sembuh dari kesurupannya. Ada lagi pasien yang saat
dibacakan an-Nas dan terjemahnya, tidak sembuh juga. Akan tetapi, setelah
dibacakan an-Nas dan dijelaskan makna yang terkandung pada surat tersebut,
maka pasien sembuh dari kesurupannya.
Berdasarkan ketiga metode di atas, dapat disimpulkan bahwa wirid gaya
Mansur ada dalam ilmu hikmah karena ilmu hikmah bukan hanya mengajarkan
wirid terkait bathin tapi terkait duniawi pula, seperti memiliki kekuatan tenaga
dalam, kemudahan ekonomi, dan lain-lain.
Apakah wirid Dhanu bertentangan dengan Ilmu Hikmah? Walaupun
Fulan masih meyakini bahwa dengan mambaca ayat-ayat Quran dapat mengusir
jin dari tubuh manusia yang kesurupan, sementara Dhanu tidak menyarankan
ayat-ayat Quran untuk mengobati pasien kesurupan, tapi pengulangan
doa/wirid Dhanu terulang-ulang seperti praktisi Ilmu Hikmah.
Berdasarkan metode wirid Mansur, Dhanu dan Fulan di atas memiliki
referensi Islam masing-masing. Benang merah agar tidak terjadi kekeliruan atau
kesesatan dari ajaran Islam adalah bahwa wirid atau doa apapun harus dilakukan
Wirid Quran
249 AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
karena Allah dan diyakini bahwa hanya Allah yang menyembuhkan serta Allah
yang memberikan kemudahan hidup. Analogi lain terlihat dari adanya tulisan
Bismillah dalam tongkat nabi Musa a.s. yang pernah berubah menjadi ular besar
dan membelah lautan menjadi jalan. Perlu diyakinkan bahwa tulisan Bismillah
bukan membuat tongkat itu sakti, tapi tulisan Bismmillah sebagai media
pengingat agar keyakinan nabi Musa a.s. selalu terpaut kepada Allah. Jika ada
orang meyakini bahwa tongkat itu sakti gara-gara ada tulisan Bismillah, maka
khawatir mengarah ke musyrik seperti keyakinan terhadap animisme dan
dinanisme.
Berdasarkan perbandingan ketiga narasumber di atas, maka dapat
diyakini bahwa membaca Quran untuk menangkal serangan sihir itu bisa
mujarab tapi harus dibacakan dengan penuh keyakinan dan pemahaman
maknanya. Jika hanya membaca tanpa pemahaman, ada jin dari seorang yang
sedang kesurupan mengaku bahwa mereka masuk setelah dibacakan surat Yasin.
Walaupun pengakuan jin ini tidak dijamin kebenarannya karena jin kadang
berbohong, tapi terbukti ada orang kesurupan minta dibacakan surat Yasin, tapi
jinnya tidak keluar juga.
Salah satu bukti bahwa dibacakan ayat Quran dapat mengeluarkan jin
dari tubuh manusia adalah ketika dibacakan ayat “Wan-naziati gharqa” (Q.S.
Annazi’at: 1) secara berulang, desertai dengan tahu artinya juga keyakinan
terhadap kekuatan Allah yang mampu menciptakan malaikat pencabut nyawa
dengan keras, jin-jin yang awalnya menantang, kemudian turut bahkan
bersumpah tidak berbohong, ingin keluar dari tubuh orang yang kesurupan dan
bersyahadat. Bahkan setelah ada komunikasi tentang pemahaman bahwa jin itu
berdosa bila masuk ke dalam tubuh manusa apalagi menyakiti manusia, ada jin-
jin yang latah segera keluar setelah mengucapkan satu kata dan disuruh keluar
oleh perukyah (penulis sendiri), misal: ada yang melayat berkata “tempe”, yang
kesurupan latah “Ngah, tempe?” Kata perukyah, “Keluar!”, maka yang kesuruan
Wirid Quran
250 AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
mendadak lemas dan yang tadinya latah setelah terbangun normal (tidak lemas)
tidak latah lagi. Banyak jin latah seperti itu yang keluar saat berkata “Ngah,
tahu?” “Ngah, nasi?” dan ungkapan latah lainnya.
Reaksi serupa ketika dibacakan surat al-Falaq dan an-Nas dengan cara
yang sama seperti membaca “wannazi’ati gharqa”, dibacakan ayatnya,
diterjemahkan, dijelaskan, dan diyakini. Tidak semua jin mau keluar dengan
dibacakan al-Nas, tapi inginnya dengan al-Falah, maka bacakan saja al-Falah.
Akan tetapi, perukyah tidak mau membaca ayat yang diminta oleh yang
kesurupan karena khawatir jin merasa bahwa perukyah tunduk pada
permintaannya.
Sebaliknya, ketika dibacakan ayat kursi dan al-Jin, sedikit jin yang bereaksi
(Mei 2020). Salah satu kemungkinannya adalah konsentrasi perukyah (masih
penulis sendiri yang melakukannya) terasa kurang fokus karena ayatnya cukup
panjang.
Dengan demikian, ditekankan kembali bahwa cara wirid Dhanu dan
Mansur keduanya bisa mengeluarkan jin dari tubuh manusia selama dilakukan
dengan pemahaman dan kekuatan bukan terdapat pada ayat Quran, tapi ayat
Quran sebagai penguat manusia terhadap kekuatan Allah Yang Maha Kuasa.
Apakah Metode Pengobatan Dhanu Mampu Menyembuhkan Pasien
Corona?
Walaupun hampir semua pasien dengan berbagai macam penyakit dapat
disembuhkan oleh metode doa/wirid dan metode analisis penyakit berdasarkan
akhlak yang dilakukan Dhanu, tapi belum ada sumber yang menyatakan bahwa
pasien Corona (Covid-19) dapat disembuhkan dengan metode Dhanu hingga 29
Agustus 2020.
Wirid Quran
251 AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
Jika Dhanu mengobati pasien dengan mengandalkan bantuan jin seperti
para dukun, maka kemungkinan ia akan mengklaim mampu mengobati Corona
juga. Ketidakmampuan Dhanu mengobati pasien Corona juga bisa jadi karena
analisis penyakit berdasarkan akhlaknya belum menyentuh pada penyakit sejenis
Corona sehingga ia membutuhkan waktu untuk melakukan penelitian terlebih
dahulu.
Bila metode analisis penyakit berdasarkan akhlak metode Dhanu berhasil
pada pasien Corona, maka pengobatan Corona tidak terlalu menyulitkan karena
pengobatan bisa dilakukan menggunakan media berbasis Information and
Communication Technology (ICT), seperti Youtube. Ini akan mempermudah
pencegahan penularan Corona dari pasien kepada orang yang mengobatinya
seperti yang suka terjadi pada tim medis terkena Corona saat menangani pasien
Corona. Dengan pengoatan Dhanu berbasis ICT, maka jarak pasien akan terjaga
dan tidak bersentuhan dengan “dokter”nya sehingga penularan Corona akan
terhindarkan.
Akan tetapi, pengobatan metode Dhanu saat ini bukanlah tanpa
tantangan. Semakin hari, analisis Dhanu semakin sering menunjukkan bahwa
pasien yang datang menderita penyakit non-medis, seperti terkena gangguan jin
atau sihir. Hal ini pernah dikhawatirkan oleh Fulan bahwa jika orang hanya
mengkaji Ilmu Hikmah tanpa dibarengi kajian ilmu lain, maka akan cenderung
sering menganalisis penyakit pasien itu disebabkan oleh ganggun jin atau sihir.
Seringnya pasien terdeteksi gangguan jin bisa menimbulkan dua kemungkinan,
yaitu pertama, Dhanu memang hanya mengkaji ilmu hikmah; kedua, pasien yang
hadir memang mayoritas terkena serangan jin dan sihir karena kalau pasien non-
medis seringkali memilih pergi ke dokter atau rumah sakit untuk diobati secara
medis.
Wirid Quran
252 AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
Pengobatan Berbasis Artificial Intelligence
Expert system adalah proses pengumpulan dan pengorganisasian
pengetahuan, yang disebut rekayasa pengetahuan. Agar komputer bisa
bertingkah laku seperti seorang intelegensia, maka ia harus mempunyai
pengetahuan terlebih dahulu tentang suatu domain tertentu (Wulandari, 2018).
Expert system bagian dari kecerdasan buatan (Dahria, 2008). Contohnya,
Diagnosa penyakit alergi pada anak berbasis web (Jarti & Trisno, TT).
Contoh expert system untuk mendeteksi Covid-19 online
https://corona.jatengprov.go.id/screening
https://checkupcovid19.jatimprov.go.id/covid19/#!/checkup/
https://pedulilindungi.id/
Pada awalnya, pengobatan berbasis akhlak seringkali dilakukan Dhanu
sambil membawa laptop. Saat bertanya kepada pasien, Dhanu seringkali sambil
melihat laptop sebelum memberikan hasil analisisnya yang berupa “penyakit apa
yang diderita pasiennya”. Karakteristik dosa yang dilakukan pasien dan
dampaknya pada penyakit pasien termasuk konsisten dalam setiap tayangan di
televisi. Analoginya: jika hari Senin, ada pasien A berdosa B, maka penyakitnya
C, cara pengobatannya mohon ampun kepada Allah karena sudah melakukan
dosa B. Lalu, pada hari Selasa, ada pasien Z berdosa B, maka deteksi penyakitnya
kemungkinan besar C dan cara pengobatannya sama seperti yang diberikan ke
pasien A. Cara ini selain diklaim Dhanu sebagai hasil penelitiannya sendiri, juga
memenuhi unsur penelitian ilmiah pada umumnya, konsisten dan dapat
dipelajari oleh siapapun yang berminat dan mempunyai kompetensi. Metode
Dhanu ini juga cocok bila dibuatkan sebuah aplikasi berbasis artificial intelligence
(kecerdasan buatan), yakni berupa expert system.
Dengan artificial intelligence, sebuah aplikasi bisa lebih cerdas seiring
semakin banyaknya pasien yang berkonsultasi/berobat. Dengan expert system,
Wirid Quran
253 AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
Dhanu tidak perlu selalu hadir bertatap muka langsung dengan pasien, tapi
pasien cukup berhadapan dengan aplikasi pada komputer. Cara ini sangat
memungkinkan dilakukan karena selama ini ada pasien yang mengaku bereaksi
(bahkan membaik dari sakitnya) saat menonton tayangan ulang Dhanu di TV
atau di Youtube.
Sebenarnya saat ini dunia, bahkan Indonesia sudah membuat pendeteksi
pasien penderita Corona. Sistem tersebut disajikan secara online, baik oleh
pemerintah maupun swasta, seperti ketiga contoh web di atas. Aplikasi-aplikasi
onlne tersebut dibangun berdasarkan kepakaran di dunia medis/kedokteran,
bukan berdasarkan akhlak yang biasa dilakukan oleh Dhanu. Jika metode
berbasis akhlak Dhanu benar-benar dilakukan berdasarkan penelitian ilmiah,
maka masih memungkinkan deteksi dan pengobatan penyakit Corona dapat
disembuhkan pula dengan metode berbasis akhlak walaupun Dhanu masih
harus melakukan penelitiannya lebih lanjut.
Berikut ini beberapa sumber yang menunjukkan analisis Dhanu untuk
penyakit non-Corona yang gejalanya mirip penderita Corona (Pujakesuma
2017):
1. Asma = Emosi tertekan dan tertutup.
2. Batuk = cerewet, apa-apa dikomentari.
3. Dada Panas = marah dipendam, tertekan.
4. Paru-Paru = merasa paling mampu, rasa bangga yang kuat,
5. Sesak Nafas, Asma, Tenggorokan, Ulu hati = keinginan yang kuat, sedikit
gerak
6. Sesak nafas di hulu hati = cepat putus asa.
7. Sesak nafas di atas = emosi disimpan.
8. Sesak nafas di dada = emosi tertekan.
9. Pilek Sering Ingusan = Sedikit-sedikit difikir serius.
Wirid Quran
254 AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
Alisano (2013) menyatakan bahwa analisis Dhanu ada versi mobile
dengan link ini
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.health.siramanqalbuusta
ddhanu
Masih dalam sumber yang sama dinyatakan bahwa aplikasi mobile tersebut,
terdapat 922 jenis penyakit dan penyebabnya menurut ustad Dhanu (komentar
Wika Linux, 6 Juli 2019).
Dalam sumber lain, dinyatakan pula analisa-analisa Dhanu terhadap
berbagai penyakit sebagai berikut (Azzam 2013):
1. Asma/Sesak Napas: biasanya disebabkan amarah yang dipendam.
2. Hidung mampet saat bangun tidur: Banyak yang dipikirkan, entah itu urusan
keluarga, pekerjaan atau orang-orang yang ada di sekitar kita.
3. Sakit di dada sebelah tengah atau ulu hati, seperti ada yang mengganjal.
Disebabkan karena sikap kaku dan sering emosional dalam menanggapi
sesuatu terutama kepada keluarganya sendiri. Sering marah-marah dan kalau
dinasehati suka bantah atau ngeyel. Solusinya: belajar mau mendengarkan
nasehat dan untuk lebih sabar dalam bersikap terhadap keluarga.
4. Dada sebelah kiri yang sakit disebabkan karena sering marah-marah.
Solusinya: bersabar.
5. Batuk = cerewet, apa-apa dikomentari.
6. Dada Panas = marah dipendam, tertekan.
7. Sesak nafas di hulu hati = cepat putus asa.
8. Sesak nafas di atas = emosi disimpan
9. Sesak nafas di dada = emosi tertekan
10. Pilek Sering Ingusan = Sedikit-sedikit difikir serius.
Wirid Quran
255 AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
Terkait Corona, Dhanu menyampaikan pesan “Jangan Sampai Kita
Melawan Virus”. Mungkin karena ia meyakini bahwa virus itu berasal dari Allah
SWT, maka solusinya bisa dengan memohon hidayah kepada Allah agar bisa
memperbaiki akhlak yang menimbulkan tubuh terserang Corona. Lebih lanjut,
Dhanu mengaku didatangi seorang dokter yang positif corona. Dia (dokter itu)
sudah bilang sudah sesek, sudah sakit tenggorokan, sudah mencret, sudah
meriang. Menanggapi keluhan tersebut, Dhanu mendiagnosa dengan cara
andalannya, yakni "Emosi betul, dia emosi dengan istrinya, marah yang
disimpen, paru-paru dia kena. Kemudian karena dia dokter, mencret, bener ada
(masalah) di keluarga. Kemudian dia stres, karena dia betul-betul menangani
corona" (Dhanu dalam Yosa dan Ajinugroho 2020)
Berdasarkan contoh-contoh pendeteksian penyakit ala Dhanu, maka
web expert system dapat dirancang. Gambar 1 menunjukkan rancangan sederhana
pola kerja expert system Covid-19
Gambar 1 Web expert system
Adapun cara penggunaan web expert system sebagai berikut:
1. Pasien menuliskan keluhan sakit pada kotak yang tersedia di web (Keluhan
Anda)
Web Expert System Covid-19
Ketik keluhan Anda:
Akhlak Yang Harus diperbaiki:
Video Ruqyah:
Wirid Quran
256 AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
2. Web akan mengeluarkan akhlak apa yang harus diperbaiki oleh pasien
3. Web juga akan mengeluarkan video ruqyah sesuai keluhan sakit pasiennya.
Adapun perancangan web expert system di atas dapat diwujudkan dengan
kerja sama antara sistem analis komputer, programmer komputer dan
dokter/peruqyah/tabib (ustad Dhanu). Semua analisis (resep) disimpan dalam
database untuk ditampilkan dalam web. Sistem analis mewawancarai Dhanu
tentang resep pengobatannya. Kemudian sistem analis meminta programmer
untuk membuatkan web yang memuat resep Dhanu dan fitur-fitur expert system.
Penutup
Yusuf Mansur mengajarkan wirid yang dibacakan dalam bahasa Arab,
termasuk ayat-ayat Quran sedangkan Dhanu mengajarkan doa-doa yang
didominasi berbahasa Indonesia. Yusuf Mansur mangajarkan bahwa setelah
wirid dan sedekah, seseorang akan dilapangkan rezeki. Sementara itu, Dhanu
mengajarkan bahwa wirid harus dilakukan karena Allah, bukan untuk urusan
duniawi. Bahkan Dhanu menyatakan bahwa membaca ayat Quran harus karena
Allah, bukan untuk mengusir jin atau karena ingin sembuh.
Metode pengobatan Dhanu ditujukan untuk penyakit medis dan non-
medis. Kedua pengobatan jenis penyakit ini dapat dilakukan berbasis Internet,
yakni Youtube. Sebagai contoh, Dhanu melakukan pengobatan di sebuah acara
televisi, kemudian tayangan tersebut direkam dan di-upload di Youtube, maka
pasien dapat berobat dengan menonton tayangan Youtube tersebut sesuai
dengan karakteristik penyakit masing-masing.
Metode pengobatan Dhanu untuk penyakit medis dilakukan berdasarkan
akhlak. Akhlak buruk akan menyebabkan sakit tertentu sehingga pengobatannya
adalah mohon ampun kepada Allah (taubat). Akan tetapi, metode berbasis
Wirid Quran
257 AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
akhlak ini belum ditemukan sumber online yang menunjukkan bahwa metode
tersebut benar-benar bisa menyembuhkan pasien yang terkena virus Corona
(Covid-19). Walaupun demikian, pengobatan berbasis akhlak untuk pengobatan
pasien Corona masih terbuka untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.
Karena metode pengobatan Dhanu sudah biasa dilakukan melalui
channel TV dan Youtube, maka cenderung lebih mudah untuk dibuatkan expert
system berbasis web sehingga pasien tidak perlu selalu langsung bertemu dengan
Dhanu untuk berobat. Sistem ini juga akan menjadi solusi di masa yang akan
datang sebagai antisipasi bila terjadi lagi wabah seperti Corona yang
mengharuskan manusia saling menjaga jarak.
Daftar Pustaka
Amad MA. Eksperimen Ahli Hikmah Terhadap Ayat-Ayat Mujarrabat, Al
Qalam, Vol. 20, No. 96 (Januari-Maret 2003), hlm. 97-124.
Ajinugroho, Seto. 2020. Ustaz Dhanu Beberkan Perihal Pandemi Corona di Indonesia: Jangan Sampai Kita Melawan Virus. sosok.grid.id, Seto Ajinugroho, 1
April 2020.
Amin IHA. 2009. Artificial Intelligence dalam Proses Industri Manufaktur, Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK, Volume XIV, No. 2, Juli 2009:
98-104.
Azzam, Syahrani. 2013. Analisa Penyakit Ala Ustadz Danu (Bengkel Hati).
syahraniazzam.blogspot.com, 2 Mei 2013.
Dahria M. Kecerdasan Buatan (Artificacl Intelligence), Jurnal SAINTIKOM,
Vol. 5, No. 2, Agustus 2008, hlm. 185-196.
Fadhil A. 2018. Nilai-Nilai Spritualitas dan Harmoni Beragama Dalam Wirid Harian Kitab Al-Aurad Al-Nuraniyyah, Hayula: Indonesian Journal of
Multidisciplinary Islamic Studies, Vol. 2, No.2,Juli 2018, hlm. 129-144.
Hafidz A & Rusydi. 2019. Konsep Dzikir dan Doa Perspektif Al-Quran, Islamic Akademika: Jurnal Pendidikan & Keislaman, Vol.No.6, Issue No.1,
hlm. 54-77.
Handayani D, dkk. Penyakit Virus Corona 2019, J Respir Indo Vol. 40 No. 2
April 2020, hlm. 97-107.
Wirid Quran
258 AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
Handoko AR. 2019. Perancangan Sistem Pakar Analisa Transaksi Keuangan Mencurigakan Menggunakan Metode Forward Chaining, Jurnal SIMETRIS,
Vol. 10 No. 2 November 2019, 701-712.
Hidayat A. Ilmu Hikmah (Pedukunan Dalam Islam) dan Prakteknya di Wilayah
Periangan, Jawa Barat, hlm. 146-180.
Irmayana A, dkk. 2019. Sistem Pakar Diagnosis Persalinan Ibu Hamil Menggunakan Metode Certainty Factor, Prosiding Seminar Nasional
Komunikasi dan Informatika #3 Tahun 2019, hlm. 111-118.
Jarti N, Trisno R. TT. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Alergi Pada Anak Berbasis Web Dengan Metode Forward Chaining di Kota Batam, Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan
Informatika, V3.i2 (197-205).
Kurrniawan Y & Noviza. 2018. Psikoterapi Interpersonal untuk Menurunkan Gejala Depresi pada Perempuan Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga, INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental, 2017, Vol. 2(2),
96-102.
Kuswandi Y. 2018. DO’A DALAM TRADISI AGAMA-AGAMA, Hanifiya:
Jurnal Studi Agama-Agama, Volume 1 Nomor 1 Tahun 2018: 29-33.
Mubasyaroh. 2017. Pendekatan Psikoterapi Islam dan Konseling Sufistik Dalam Menangani Masalah Kejiwaan, KONSELING RELIGI: Jurnal
Bimbingan Konseling Islam, Vol. 8, No. 1, Juni 2017, hlm. 193-210.
Musthofa. 2014. Kehidupan Sufistik Pada Pondok Pesantren Bibahri ‘Asfara’ Sananrejo, Turen, Malang, Cendekia, Vol. 12 No. 2, Juli - Desember
2014, hlm. 239-259.
Pujakesuma, Adi (Sarajevo), 2017. 50 Jenis Penyakit yang Mungkin Disebabkan oleh
Perilaku, Kompasiana, 24 Juli 2017.
Putsanra DV. Apakah Obat Corona Sudah Ditemukan dan Bagaimana
COVID-19 Diobati? tirto.id, 16 Juni 2020.
Rahim MY. 2011. Pemanfaatan Ict Sebagai Media Pembelajaran dan Informasi Pada Uin Alauddin Makassar, Sulesana, Volume 6 Nomor 2 Tahun
2011, hlm. 127-135.
Susilo A, dkk. 2020. Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini,
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, Vol. 7, No. 1, Maret 2020.
Soleh. 2016. Do'a dan Zikir Dalam Meningkatkan Kecerdasan Emosi, PSIKIS
–Jurnal Psikologi Islami, Vol. 2 No. 1 Juni 2016, 29-39.
Wirid Quran
259 AJIQS Vol. 2 No. 1 Juni 2020
Tasdik K. 2020. Efektivitas Web Kementerian Dalam Mendukung Transparansi Publik Menggunakan Matriks AIC (Attract, Inform, Community), Jurnal Ilmu Komputer dan Sistem Informasi (JIKSI), Vol. 1,
No. 2.
Wulandari I. 2018. Sistem Pakar Talenta Implementasi Kecerdasan Buatan Dalam Pelayanan Publik Menuju Sragen Smart City, Jurnal Litbang Sukowati, Volume 2 l Nomor , l Tahun 2018 , Hlm. 75 - 88.