97
OKTOBER 2005 TAHUN XXXVII EDISI 371 PROFIL BENEDIKTUS JAROT JATMIKA “SAYA TIDAK MENYANGKA BISA SEKOLAH HINGGA SEJAUH INI...” “...SW HARUS DIPROGRAM DAN DITANGANI SECARA SERIUS” WAWANCARA HERI KRISTIONO ASEAN ASEAN Single Window Single Window Integrasi Ekonomi Di Kawasan ASEAN Integrasi Ekonomi Di Kawasan ASEAN

Warta Bea Cukai Edisi 371

  • Upload
    bcperak

  • View
    1.605

  • Download
    6

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Warta Bea Cukai Edisi 371

OKTOBER 2005TAHUN XXXVII EDISI 371

MENUNGGU IMPLEMENTASIPROFILBENEDIKTUS JAROT JATMIKA“SAYA TIDAK MENYANGKA BISA SEKOLAHHINGGA SEJAUH INI...”

“...SW HARUS DIPROGRAM DANDITANGANI SECARA SERIUS”

WAWANCARAHERI KRISTIONO

ASEANASEANSingle WindowSingle WindowIntegrasi Ekonomi Di Kawasan ASEANIntegrasi Ekonomi Di Kawasan ASEAN

Page 2: Warta Bea Cukai Edisi 371

1WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

IZIN DEPPEN: NO. 1331/SK/DIRJEN-G/SIT/72TANGGAL, 20 JUNI 1972 ISSN.0216-2483

PELINDUNGDirektur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Drs. Eddy Abdurrachman

PENASEHATDirektur Penerimaan & PeraturanKepabeanan dan Cukai:Drs. M. Wahyu Purnomo, MScDirektur Teknis KepabeananDrs. Teguh Indrayana, MADirektur Fasilitas KepabeananDrs. Ibrahim A. KarimDirektur CukaiDrs. Frans RupangDirektur Pencegahan & PenyidikanDrs. Endang TataDirektur Verifikasi & AuditDrs. Thomas Sugijata, Ak. MMDirektur Kepabeanan InternasionalDrs. Kamil Sjoeib, M.A.Direktur Informasi Kepabeanan & CukaiDrs. Jody KoesmendroKepala Pusat Pendidikan danPelatihan Bea dan CukaiDrs. Sofyan PermanaInspektur Bea dan CukaiDrs. Bambang Heryanto, Ak

KETUA DEWAN PENGARAHSekretaris Direktorat JenderalBea dan Cukai:Drs. Sjahrir Djamaluddin

WAKIL KETUA DEWAN PENGARAH/PENANGGUNG JAWAB

Kepala Bagian Umum:Ariohadi, SH. MA.

DEWAN PENGARAHIr. Oentarto Wibowo, MPA;Ir. Agus Sudarmadi,M.Sc; Ir. Agung Kuswandono, MA.;Drs. Murjady; Drs. Bachtiar, M.Si.;Sugiarto, SH.;Drs, Sindarto Diwerno Putro, Ak.;Dra. Istyastuti Wuwuh Asri, M.Si.;Suwito, SH; Drs. Ahmad Dimyati

PEMIMPIN REDAKSILucky R. Tangkulung

REDAKTURAris Suryantini, Supriyadi Widjaya, Ifah MargarettaSiahaan, Zulfril Adha Putra

FOTOGRAFERAndy Tria Saputra

KORESPONDEN DAERAHIgnatius Agus Nugraha (Medan), Leksi AndreSerumena (Jayapura), Syamsul Gunawan (Makassar)Bendito Menezes (Denpasar),Bambang Wicaksono (Surabaya)

KOORDINATOR PRACETAKAsbial Nurdin

SEKRETARIS REDAKSIKitty Hutabarat

PIMPINAN USAHA/IKLANPiter Pasaribu

TATA USAHANiko Budhi Darma, S. Sos, Untung Sugiarto

IKLANWirda Renata Pardede

SIRKULASIH. Hasyim, Amung Suryana

BAGIAN UMUMRony Wijaya

PERCETAKANPT. BDL Jakarta

ALAMAT REDAKSI/TATA USAHAKantor Pusat Direktorat JenderalBea dan Cukai,Jl. Jenderal A. Yani (By Pass) Jakarta TimurTelp. (021) 47865608, 47860504,4890308 Psw. 154 - Fax. (021) 4892353E-Mail : - [email protected]

- [email protected] GIRO WARTA BEA CUKAI

BANK BNI CABANG JATINEGARA JAKARTANomor Rekening : 8910841

Pengganti Ongkos Cetak Rp. 10.000,-

TERBIT SEJAK 25 APRIL 1968MISI:MISI:MISI:MISI:MISI:

DARI REDAKSI

“SAYA BERSUMPAH...”Your capacity to keep your vow will depend on the purity of your life

(Mahatma Gandhi)

ari sedikit melihat ulang beberapa kegiatan di bulan lalu. Pada awalSeptember diselenggarakan acara Seminar Nasional MembangunIntegritas 2005 yang berlangsung di gedung Badan Pendidikan dan

Pelatihan Keuangan, Departemen Keuangan (berita di hal.64).Banyak pihak sering merasa skeptis dengan yang namanya integritas di

negara Indonesia. Apalagi bila diseminarkan, seolah hanya lips service belaka.Kalau ukurannya dilihat dari masih amburadulnya good corporate governancedi negara ini, tentu saja rasa skeptis itu beralasan. Namun, bagaimanapun jugaintegritas tetap perlu diperjuangkan. Bahwa masih ada yang mau bersusah-payah mendiskusikannya, itu berarti masih ada, bahkan mungkin banyak,pihak-pihak yang percaya bahwa integritas personal pasti bisa dibangun dandikembangkan. Persoalannya sekarang, bagaimana masing-masing individumengaplikasikannya di lapangan. Carlos Santana, salah seorang legendagitaris rock pernah bilang begini di sebuah majalah, “Utamakan integritas diatas popularitas, dan anda akan selalu keren”.

Masih di awal September, DJBC menyelenggarakan Rapat Kerja Terbatas(Rakertas) selama satu hari di Kantor Pusat. Dari pokok-pokok kesimpulan hasilRakertas di bidang optimalisasi pencapaian target, fasilitas perdagangan danpengawasan, (hal. 24-25), terlihat bagaimana upaya DJBC dalam mencapaitarget yang dibebankan oleh pemerintah, terutama dalam hitungan waktu yangminim.

Yang istimewa di bulan September, tidak lama setelah acara Rakertas,dilakukan mutasi dan promosi pejabat eselon II DJBC (hal. 56). Dari 20 pejabatyang dilantik, 18 pejabat mendapatkan mutasi dan dua pejabat eselon IIIpromosi menjadi eselon II. Sementara itu tiga pejabat eselon II tetap padaposisinya semula.

Acara pelantikan di Departemen Keuangan berlangsung sederhana, tidakada hal ‘luar biasa’ terjadi, kecuali ada beberapa kejadian menarik, sepertiketika Menkeu Jusuf Anwar yang dalam kata-kata sambutannya beberapa kalimelontarkan humor-homor ringan yang membuat suasana lebih rileks, sertaseorang reporter salah satu TV swasta yang ‘kehilangan’ cameramen-nyasewaktu akan mewawancarai seorang pejabat pajak.

Ketika para pejabat Bea Cukai (dan Pajak) dilantik dan diambil sumpahjabatannya, beberapa kalimat sumpah yang diucapkan diantaranya seperti ini,….”Bahwa saya bersumpah…Akan mementingkan kepentingan negara darikepentingan sendiri, kelompok maupun golongan;……Akan bekerja denganjujur, tertib dan semangat untuk kepentingan negara”.

Sumpah itulah, bersama dengan kalimat sumpah lainnya, yang nantinyaakan diterjemahkan dalam kapasitas kerja seorang pejabat dimana diaditempatkan. Harapan tersebut tersirat dalam sambutan Menkeu usai melantikpara pejabat, dimana menurut Menkeu isi sumpah jabatan menanggung bebanyang sangat berat, terlebih eselon II adalah ujung tombak departemenkeuangan. “Friendly tanpa harus kolusi, “begitu kata Menkeu.

Seperti tekad Menkeu untuk menutup 2005 dengan kinerja yang baik, ituberarti bulan Oktober hingga akhir tahun nanti DJBC akan bekerja kerasterutama untuk mencapai target bea masuk dan cukai yang menjadi salah satuukuran kinerja. Satu hal yang pasti, di awal Oktober inilah umat muslim mulaimemasuki bulan suci Ramadhan. Selamat menjalankan ibadah puasa, selamatbekerja buat seluruh jajaran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Lucky R. Tangkulung

Membimbing dan meningkatkan kecerdasan sertaMembimbing dan meningkatkan kecerdasan sertaMembimbing dan meningkatkan kecerdasan sertaMembimbing dan meningkatkan kecerdasan sertaMembimbing dan meningkatkan kecerdasan sertakesadaran karyawan Direktorat Jendkesadaran karyawan Direktorat Jendkesadaran karyawan Direktorat Jendkesadaran karyawan Direktorat Jendkesadaran karyawan Direktorat Jendeeeeeral Bea danral Bea danral Bea danral Bea danral Bea danCukai terhadap tugas negaraCukai terhadap tugas negaraCukai terhadap tugas negaraCukai terhadap tugas negaraCukai terhadap tugas negaraMendekatkan Hubungan antara atasan danMendekatkan Hubungan antara atasan danMendekatkan Hubungan antara atasan danMendekatkan Hubungan antara atasan danMendekatkan Hubungan antara atasan danbawahan serta antara karyawan Direktorat Jendbawahan serta antara karyawan Direktorat Jendbawahan serta antara karyawan Direktorat Jendbawahan serta antara karyawan Direktorat Jendbawahan serta antara karyawan Direktorat JendeeeeeralralralralralBea dan Cukai dengan masyarakatBea dan Cukai dengan masyarakatBea dan Cukai dengan masyarakatBea dan Cukai dengan masyarakatBea dan Cukai dengan masyarakat

1WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

M

Page 3: Warta Bea Cukai Edisi 371

2 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

Laporan Utama5

Wawancara17

Daerah ke Daerah32

Pengawasan26

DAFTAR ISI

KPBC SoekarnoHatta berhasilmenegah pita cukaipalsu dan papaversomniferum.Sementara dari KPDJBC ada NarcoticsIntelligenceOperations TrainingWorkshop.

Pengembangan danimpelementasi ASEAN SingleWindow (ASW) telah menjadikomitmen pemerintah. Inisiatifstrategis ini dimaksudkanmendukung proses integrasiekonomi bagi terwujudnyamasyarakat ekonomi ASEANsebelum tahun 2020 yang dimulaidengan langkah strategis.

Dengan adanya ASW akanada harmonisasi peraturanperdagangan diantara negaraanggota ASEAN. Untuk tahulebih lanjut mengenai ASW, si-mak wawancara WBC denganHeri Kristiono, Kakanwil XIIDJBC Ambon, yang ketikadiwawancara masih menjabatsebagai Pj. DirekturKepabenan Internasional.

KPBC TipeC Bengkulusedangbergeliatmelakukanpelayanankepabeanansetelah 3tahunvakum.

Ia mengaku tidak memiliki kiat-kiat khusus atas apa yangdiraihnya saat ini. Baginya, se-mua yang terjadi adalah misteridimana ia sebagai manusiahanya mampu menjalani. Simakpenuturan Benediktus JarotJatmika, Kasi Nilai Pabean Imengenai perjalanan hidupnyapada rubrik profil.

76Profil

Cukai22Rubrikcukaikali iniakanmengankatkonsepbarupenundaanpembayaranpita cukai.

Page 4: Warta Bea Cukai Edisi 371

3WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

1 DARI REDAKSI3 SURAT PEMBACA4 KARIKATUR20 KONSULTASI KEPABEANAN

& CUKAITata Kerja Penyelesaian BarangImpor

21 PUSDIKLATDiklat PFPD

24 SEKRETARIATRapat Kerja Terbatas DJBC

31 BISA CANDA36 RENUNGAN ROHANI

Ramadhan Syahrul Qur`an38 INFO MASJID

Ayo Berzakat, Ayo Tumbuhkanharapan!

40 SEPUTAR BEACUKAI44 SIAPA MENGAPA

- Mariana- Ikin Santika- Redi Bambang

46 PPKCMengenal Lebih Dekat WajahBaru Website Resmi DJBC

48 INFORMASI KEPABEANAN& CUKAIMaintenance Penggunaan PC

50 OPINI- Mengikat Makna Pemantapan

Kode Etik- Mengkritisi UU Kepabeanan

No.10/1995 Pasal 10256 INFO PEGAWAI

- Mutasi dan Pelantikan PejabatEselon II DJBC

- Serah Terima Jabatan Eselon IIDJBC

- Pegawai Pensiun Per-1 Oktober2005

60 KEPABEANANINTERNASIONALNegotiating Group on TradeFacilitation (NGTF)

63 RUANG KESEHATANTidur Sambil Berjalan

64 PERISTIWA- Inkado DKI Jaya Juara Umum

Kejuaraan SIWO Cup- Inkado Jawa barat Peringkat 6

Kejuaraan Karate POR Maesa- ”Membangun Integritas 2005”

68 KOLOMMengukur Kepuasan PenggunaJasa

70 SELAKTour de Grasberg

74 RUANG INTERAKSIArti Sebuah Kehilangan

80 APA KATA MEREKA- Ayu Utami- Ervan Naro

Surat PembacaKirimkan surat anda ke Redaksi WBC melalui alamatsurat, fax atau e-mail. Surat hendaknya dilengkapidengan identitas diri yang benar dan masih berlaku.

U P K PSebelumnya saya berterima kasih yang sebesar-besarnya karena tulisan ini

bisa direspon. Saya ingin bertanya seputar peluang melanjutkan pendidikan bagiPegawai Bea Cukai yang termasuk lulusan Program Diploma Satu. Ada duapertanyaan sekaligus usul dari kami :a. Baru-baru ini kami mendengar adanya anjuran yang ditujukan kepada lulusan

Prodip I untuk melanjutkan kuliah pada program Diploma III agar seyogyanyadapat diikutkan pada ujian UPKP IV yang selama ini belum sempat diadakanoleh Direktorat kita. Apakah hal ini benar dan kepastiannya bisa dijamin ?

b. Teman-teman kami kebetulan banyak yang memiliki jam dinas yang tidakberaturan (kadang dinas malam atau siang), hal ini tentunya sangatmenyulitkan mereka untuk melanjutkan kuliah. Maka kami memohon kepadapihak Direktorat untuk menjalin kerjasama dengan pihak lembaga pendidikanagar membuat program belajar yang fleksibel buat kami.

Demikianlah pertanyaan dan usul kami. Semoga “nasib” kami sebagailulusan Prodip satu masih terus diperhatikan karena kami juga memiliki keinginanyang sangat besar untuk maju dan berkembang demi kejayaan DirektoratJenderal Bea dan Cukai yang kita cintai ini. Bravo Bea Cukai.

Mukhtar Suyuti

PENYETARAAN PRODIP IMohon informasi tentang diklat penyetaraan bagi kami Prodip I angkatan I s.d

V soalnya alumni Prodip I yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya sudahmengikutinya sedangkan bagi kami yang ada di Indonesia bagian Timur belumikut sama sekali. Kami tunggu info selanjutnya. Terima kasih.

Prodip I Angkatan IV MakassarTanggapan :

Sehubungan dengan surat-surat yang masuk perihal pertanyaan tentangUjian Penyesuaian Kenaikan Pangkat (UPKP) dan Penyetaraan Prodip I,dengan hormat kami sampaikan sebagai berikut :l Bahwa bagi lulusan Prodip I yang melanjutkan pendidikan Diploma III yang

ditawarkan BPPK di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, setelah lulus,kepangkatannya akan langsung disesuaikan menjadi Pengatur/IIc tanpaharus mengikuti UPKP IV. Sedangkan bagi lulusan Prodip I yang denganinisiatif sendiri melanjutkan pendidikan Program Diploma III di luar jam dinas,setelah lulus dan memenuhi syarat kepangkatan, nantinya dapat mengikutiUPKP IV yang diselenggarakan setiap tahun oleh BPPK.

l Mengenai usulan agar DJBC menjalin kerjasama dengan lembagapendidikan untuk menyelenggarakan program pendidikan yang waktuperkuliahannya lebih fleksibel, saat ini belum dapat dilakukan, mengingatsesuai surat Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor:1506/D/T/2005tanggal 16 Mei 2005 tentang Keabsahan gelar/ijazah yang diperolehmelalui pendidikan jarak jauh/kelas jauh/kelas khusus/kelas eksekutifuntuk dapat dihargai dalam pembinaan karier PNS, disampaikan bahwaPendidikan jarak jauh yang diakui oleh pemerintah adalah hanya yangdiselenggarakan oleh Universitas Terbuka.

l Untuk Program Penyetaraan Prodip I Angkatan I s.d. V yang ada di luarJakarta telah diselenggarakan melalui Diklat Jarak Jauh pada tanggal 16Mei - 2 Juni 2005 sesuai surat Sekretaris Direktorat Jenderal Bea danCukai nomor S-288/BC.1/UP.6/2005 tanggal 13 Mei 2005, namun hasilkelulusannya sedang dalam proses diumumkan. Apabila ada lulusanProdip I Angkatan I – V yang belum mengikuti penyetaraan dimaksud,diminta untuk mengirimkan nama-namanya ke Bagian KepegawaianKantor Pusat DJBC untuk diikutsertakan pada periode berikutnya.

Demikian kami sampaikan, atas perhatian Saudara kami ucapkanterima kasih.

Pjs. Kepala Bagian KepegawaianEddhi SutartoNIP 060048015

Page 5: Warta Bea Cukai Edisi 371

4 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

KARIKATUR

Page 6: Warta Bea Cukai Edisi 371

5WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

SEAN (Association of SouthEast Asian Nation)dikenalsebagai salah satu wadah

kerjasama regional yang palingdinamis di dunia ditengah tantanganglobalisme (WTO regime) danbilateralisme (skema Free Trade Area/ FTA). Sejak tahun 1993, ASEANmemulai proses liberalisasi menujuterwujudnya ASEAN FreeTrade Area (AFTA) berikutupaya-upaya harmonisasi dansimplifikasi semua elemenpenopangnya, termasukkepabeanan.

Kini ASEAN bersiap untukmelangkah lebih progresif lagisetelah dicanangkannya cita-cita mewujudkan suatuMasyarakat Ekonomi ASEAN(ASEAN Economic Commu-nity) oleh para PemimpinASEAN pada ASEAN Summitke-9 di Bali tahun 2003.Masyarakat Ekonomi ASEANbertujuan untuk menjadikanASEAN sebagai sebuah“single market and production base”sebelum tahun 2020.

Sebagai bagian upayamewujudkan cita-cita MasyarakatEkonomi ASEAN tersebut, parapemimpin ASEAN sepakat untukmembangun ASEAN Single Window(ASW) untuk memperlancar prosespenyelesaian kepabeanan. ParaPemimpin ASEAN juga mengesahkansejumlah Rekomendasi dari SeniorEconomic Official Meeting (SEOM)

High-level Taskforce, dimana salahsatu butir rekomendasi yang sangatesensial adalah pewujudan SingleWindow yang dipertautkan denganupaya penyederhanaan prosedur danformalitas kepabeanan di suatulingkungan sistem kepabeananASEAN yang terintegrasi.

Sebelumnya, Pertemuan ke-11

Para Dirjen Beacukai ASEAN diBangkok pada Juli 2003 juga telahsetuju untuk mewujudkan konsepSingle Window Approach yangdidasarkan pada prosedurkepabeanan yang telah semakindisederhanakan dandiharmonisasikan.

Untuk mendukung upayapengembangan dan implementasiASEAN Single Window, padapertemuan informal para Menteri

Ekonomi ASEAN di Yogyakarta bulanJanuari 2004 telah diputuskanpembentukan ASEAN Inter-AgencyTask Force. Tim kerja ini telahbertemu lima kali yang antara lainmenghasilkan rumusan tentangmodel dan struktur ASEAN SingleWindow serta draft persetujuan(Agreement) yang direncanakan akan

dibahas dan disepakati padaPertemuan Menteri Ekonomi(AEM) sebelum dibawasebagai salah satu deliver-able pada ASEAN Summitke-11 di Kuala Lumpur bulanDesember 2005. Beberapakomponen teknis dari ASEANSingle Window masihmembutuhkan pembahasandan pendalaman lebih lanjutdan kemungkinan akandisahkan melalui protokoldari persetujuan yangditandatangani.

Meskipun suatukesepakatan resmi tentangASEAN Single Window paling

cepat dapat dicapai sekitar 3 bulanlagi, ada baiknya konsep dan strukturpokoknya diketahui mulai darisekarang.

PENGERTIAN ASWBatasan ASW yang disepakati

sejauh ini adalah suatu lingkungan(environment) dimana NationalSingle Window (NSW) dari negara-negara anggota ASEAN beroperasidan berintegrasi. NSW sendiri

Single WindowPengembangan dan implementasi ASEAN Single Window (ASW) telah menjadikomitmen para kepala pemerintahan. Inisiatif strategis ini dimaksudkan mendukungproses integrasi ekonomi bagi terwujudnya Masyarakat Ekonomi ASEAN sebelumtahun 2020 yang dimulai dengan langkah integrasi 11 sektor prioritas. Dariperspektif nasional, inisiatif ini dapat dijadikan momentum untuk mengakselerasiperbaikan sistem pelayanan terpadu dalam transaksi perdagangan internasionaldimana banyak pihak terlibat di dalamnya, termasuk Bea Cukai tentu saja.

A

LAPORAN UTAMA

ASEANASEAN

Page 7: Warta Bea Cukai Edisi 371

6 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

didefinisikan sebagai sebuah sistemyang memungkinkan dilakukannya :a) Satu pengajuan data dan

informasi per transaksi customsclearance (a single submission ofdata and information); melalui,

b) Suatu sistem pemrosesan yangterintegrasi (a single and synchro-nous processing of data andinformation); untuk menghasilkan,

c) Keputusan tunggal (akhir) dalamproses penyeselasian pabean (asingle decision-making forcustoms release and clearance).Pembuatan keputusan tunggaldiartikan sebagai satu titik ujungkeputusan penyelesaian barangoleh pabean (a single point ofdecision for the release ofcargoes by the Customs)berdasarkan keputusan-keputusan (yang relevan atasbarang tersebut) daridepartemen/lembaga terkait yangdisampaikan secara segerakepada Pabean.

Bila ASW berikut NSW ini bisaterlaksana, bisa dibayangkan betapabesar manfaat dan nilai tambah yangdapat dirasakan oleh para penggunajasa dari sistem terintegrasi ini. Arusbarang mestinya akan sangat cepat,proses produksi lancar danterprediksi, biaya transaksi menurun,pelayanan makin transparan, cepatdan mudah di jangkau dan lain-lain.

Di sisi lain, sistem yang demikianakan sangat membantu proses

pelayanan sekaligus pengawasanoleh semua pihak terkait sesuaidengan kewenangannya masing-

masing. Secara nasional, ini akanmemberi kontribusi yang sangatsignifikan terhadap daya saing daniklim investasi yang pada gilirannyamengakselerasi kemajuan ekonomi.Manfaat yang sama akan dirasakandalam konteks regional ASEANsehingga memungkinkannyamenjadi “single market dan produc-tion base” yang berkembang dankompetitif.

Manfaatnya tak diragukan lagi,tapi merealisasikannya tidak mudah.ASW tidak serta merta terwujuddengan disahkannya persetujuanbeserta semua komponen teknispendukungnya. ASW mensyaratkankeberadaan NSW di masing-masingnegara anggota ASEAN, yangterstruktur secara sama danmemenuhi persyaratan teknis yangditentukan untuk memungkinkannyaberkomunikasi data dan informasimelalui saluran yang aman (secureconnectivity) dalam jaringan antarsistem nasional yang terintegrasi.

Data dan informasi tersebut jugaharus distandarisasikan sehinggasetiap elemen data dapat dikenalidalam pengertian yang sama olehsetiap sistem dalam sistem besaryang terintegrasi ini.

Sejumlah 48 parameter informasitelah disepakati untuk dijadikanelemen data standar bersama yangakan dituangkan dalam satu bentuk

GAMBAR 1ASW = 10 NATIONAL SINGLE WINDOW

NationalSingle

WindowASEAN/

International Link

Transport

IndustryTrad

ing

Com

mun

ity

Customs

Other Govern-

ment Agencies

Intermediary

Intermediary In

term

edia

ry

Bank

ing

& In

sur-

ance

Indu

stry

Intermediary

Intermediary

Inte

rmed

iary

GAMBAR 3ASEAN Single Window (ASW) Model

Prototype Flowchart of Information Processing

CustomsA

CustomsB

NSWA

NSWB

Secu-red

Connec-tivity

SupplyChainSys-tem

○ ○

○ ○○ ○ ○ ○○ ○ ○ ○ ○ ○ ○○ ○ ○

s

s s

s s ss

Seller Buyers

Pur-chaseOrder(PO)

In-voice

ImportDeclaration

ExportDeclaration

InvoiceInformation

P.O.Information

Export Infor-mation

LAPORAN UTAMA

Page 8: Warta Bea Cukai Edisi 371

7WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

dokumen pemberintahuan pabeanASEAN (single customs declaration)yang identik yang diberlakukan olehsemua anggota ASEAN dimanadokumen tersebut dapat digunakanuntuk berbagai tujuan penyelesaianpabean seperti impor, ekpor dantransit.

Ke 48 elemen data tersebutsudah dianggap cukup mewakilkebutuhan penyelesaian pabeantermasuk dalam hubungannyadengan persyaratan-persyaratan daridepartemen atau lembaga terkait.

Namun demikian, ini tidakmembatasi negara anggota untukmenambah elemen data lain sepanjangmemang diperlukan. Problem generikyang ada di hampir semua anggotaASEAN saat ini yang perlu segeradiselesaikan adalah belum adanyastandarisasi informasi padadepartemen/lembaga terkait yangterkait dengan penyelesaian Pabean.

Sejalan dengan itu,pengembangan sistem otomasi jugaperlu segera dilakukan oleh semuapihak terkait, termasuk masyarakatusaha, untuk memungkinkan merekaberintegrasi dan bertransaksi secaraelektronik dalam pengertian single-window yang ideal.

STRUKTUR ASEAN & NATIONALSINGLE WINDOW

Inter-agency Taskforce for ASEANSingle Window merumuskan strukturpertalian antara National SingleWindow dalam ASEAN Single Win-dow seperti terlihat pada gambar 1.

Gambar 1 menunjukkan strukturdari National Single Window dimanaterdapat 6 komponen fungsionaldalam struktur ini: MasyarakatUsaha sebagai “client” administrasipemerintahan yang berkaitan dengantransaksi perdagangan internasional;Industri Transportasi yang terdirisemua pelaku ekonomi yangmengurusi perpindahan barang darisaat produksi hingga tujuan akhir;Administrasi Pabean yangmemegang peran utama sebagaipintu akhir pembuat keputusan dalamproses pengeluaran barang; InstansiPemerintah, diluar pabean, yangmemiliki wewenang terkait dengantransaksi perdagangan internasionalyang setiap keputusannya harusdikomunikasikan ke administrasipabean dalam rangka prosespengeluaran barang; IndustriPerbankan dan Asuransi, yang jugamerupakan bagian penting dalam

mata rantai perdaganganinternasional; serta ASEAN/Interna-tional Link, untuk memungkinkanhubungan komunikasi data antar 10(national) single window di ASEANbahkan dimungkinkan dengan entitasnon-ASEAN.

Struktur tersebut jugamenjelaskan bahwa, meskipunAdministrasi Pabean merupakankomponen vital dari sebuah nationalsingle window, kerjasama danketerlibatan komponen-komponenlain sangat menentukan apakahsebuah sistem pelayanankepabeanan memenuhi kriteriasebagai sistem single window.

Dari uraian di atas dapatdipahami bahwa pengembanganNational Single Window merupakantahapan paling menentukankeberhasilan ASEAN Single Window.Begitu dua atau lebih National SingleWindow terbentuk sesuai denganpersyaratan yang disepakatibersama, ASEAN Single Windowdapat segera mulai direalisasikan.(Lihat Gambar 2)

Gambar 2 menunjukkan modeldari ASEAN Single Window.Pertukaran informasi antar (national)

GAMBAR 2ASEAN SINGLE WINDOW CONCEPTUAL MODEL

Page 9: Warta Bea Cukai Edisi 371

8 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

Single Window dilakukan melaluisistem koneksi yang menjaminkeamanan dan integritas data.Transfer data langsung antar(nasional) Single Window merupakan

fitur utama dari ASEAN SingleWindow.

Konektifitas dilakukan secaraterpisah dan sesuai dengankebutuhan transfer data/informasi

diantara pelaku usaha dalam rantaiperdagangan internasional (interna-tional supply chain) .Selain itu,informasi informal dari supply chainke (national) Single Window ataupuninformasi pra-kedatangan darioperator transportasi ke otoritaspelabuhan dan/atau pabean menjadisemakin dimungkinkan. Informasiawal tersebut sangat berguna dalamproses risk management dan dapatmemperlancar penyelesaianprosedur formal. (Gambar 3)

Gambar 3 menunjukkan sebuahcontoh alur informasi supply chainyang diparalelkan dengan informasiinformal dari supply chain kepada(national) Single Window negaraekportir dan negara importir, sertaalur informasi antara dua (national)Single Window denganmenggunakan sistem konektifitasyang menjamin keamanan data.Dalam hal ini, pemrosesan data olehPabean atau Instansi Pemerintahterkait berikut penyampaian data danhasil pemrosesan baru akandilakukan setelah diajukannyadokumen pemberitahuan pabeanoleh pengguna jasa.

BERPACU DALAM WAKTUSingapura saat ini masih menjadi

satu-satunya negara ASEAN yangtelah menerapkan konsep singlewindow. Bagaimana tiga sampai limatahun lagi? Komitmen pembentukanASEAN Single Window oleh parapemimpin ASEAN seakan menyentaknegara-negara anggota untukbergegas mengejarketertinggalannya dari negara pulauitu. Thailand dan Philipina, misalnya,telah menyediakan diri menjadi pilotpelaksanaan ASEAN Single Windowpada tahun 2006, yang berartimereka cukup optimis untuk secaraparalel mampu menuntaskanpembentukan National SingleWindow-nya masing-masingmeskipun mungkin belum padatingkat yang sempurna.

Memang disadari bahwa banyakkendala yang harus dilewati untukmerealisasikan gagasan singlewindow di sebagian besar anggota.Karenanya, dalam Persetujuanmengenai ASEAN Single Windownanti, kemungkinan negara anggotaakan diberi waktu hingga tahun 2010untuk merealisasikannya. Tidak adasanksinya memang, tapibagaimanapun ASEAN tidak hanyasebentuk forum kemitraan melainkanjuga ajang kompetisi. Dan, hukumekonomi akan tetap berlaku bahwarejeki ekonomi akan mengalir lebihderas ke entitas ekonomi yang lebihatraktif, kompetitif, dan terduga.

Ambang Priyonggo, MPA.Kasi Kerjasama ASEAN

INDUSTRI TRANSPORTASI yang terdiri semua pelaku ekonomi yang mengurusi perpindahan barangdari saat produksi hingga tujuan akhir.

LAPORAN UTAMADOK. WBC

Page 10: Warta Bea Cukai Edisi 371

9WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

engingat potensi besar yangdimiliki kawasan AsiaTenggara, maka pada KTT

(Konferensi Tingkat Tinggi) ASEANke-9 yang berlangsung di Bali padaOktober 2003, maka para SeniorEconomic Official Meeting (SEOM)telah mengesahkan suaturekomendasi perwujudan single

window yang dikaitkan denganupaya penyederhanaan prosedur danformalitas kepabeanan di lingkungansistem kepabeanan ASEAN yangterintegrasi.

Rekomendasi SEOM kemudianditindaklanjuti dengan pembentukantim khusus yang menangani ASEANSingle Window (ASW). Tim ini terdiri

dari para wakil departemen atauinstansi yang terkait dengan prosespenyelesaian pengeluaran barangekspor-impor dari masing-masingnegara anggota seperti Bea danCukai, Departemen Perdagangan,Departemen Perindustrian,Departemen Pertanian, dan lain-laindi kawasan ASEAN.

Single WindowNationalNational

PENENTUSUKSESNYA ASW

Meningkatnya volume perdagangan dan nilai investasi di kawasan ASEAN,merupakan suatu kekuatan besar yang mengarah pada peningkatan kemakmurannegara-negara ASEAN

M

Page 11: Warta Bea Cukai Edisi 371

10 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

Tim khusus yang biasa disebutsebagai task force diberi mandatuntuk mendesain model ASW,menyusun danmengoperasionalisasikan mekanismeuntuk konsultasi dan pembuatankeputusan antara kementerian atauinstansi terkait untuk mengefektifkanimplementasi ASW dan melakukanharmonisasi standarisasi data daninformasi yang relevan denganpelaksanaan ASEAN Customs SingleWindow.

Pada awal pertemuan task forceini, disinggung mengenaipenggunaan istilah ASEAN SingleWindow dan ASEAN Customs Singlewindow. Ketika itu disepakati bahwauntuk menjaga konsistensi dengankeputusan para pemimpin ASEANdan untuk memfasilitasi koordinasiantar instansi terkait di tingkatnasional, istilah ASEAN CustomsSingle Window yang dipakai dalamTOR (Term of Reference) Inter taskforce, semestinya dipahami samadengan ASEAN Single Window.

HARUS ADA ASEAN NATIONAL SINGLEWINDOW

Yose Rizal Damuri pengamatekonomi CSIS (Centre Strategic andInternational Studies) mengatakan,setiap negara di kawasan ASEANharus bisa menjalankan programASW ini sesuai dengan apa yangtelah disampaikan pada pertemuan diBali. “Kita ambil contoh Indonesia,untuk bisa terjun dalam ASW, makakita (Indonesia) harusmempersiapkan national singlewindow-nya untuk bisa menjalankanitu, karena kalau national singlewindow-nya tidak siap maka kita

akan keteteran,”ungkap Yose.“Nantinya national single window

yang terdiri dari beberapa instansiterkait di Indonesia akan salingberkoordinasi untuk dapatmenjalankan ASW, dan saya yakinkoordinasi yang solid bisadiwujudkan di Indonesia,” tutur Yose.

Mengantisipasi hal ini, beberapanegara di ASEAN telah membentuknational task force yang terdiri darilembaga-lembaga pemerintah terkaitsebagai awal persiapan terjun dalamASW. Diperkirakan jika nationalsingle window dari sepuluh negaratelah siap, maka arus perdaganganjuga akan lancar, karena jikapengusaha akan mengimpor ataumengekspor barang, maka cukupmelalui single window darinegaranya, dan data itu sudah bisadiperoleh oleh penerima barang dinegara lain, yang berarti kecepatanwaktu tercapai, biaya besar dapatditekan dan lain sebagainya, dandokumen yang digunakan berlakujuga di negara-negara ASEAN.

Mengenai tenggat waktu bagisuatu negara untuk membentuk taskforce, ASEAN dalam hal ini tidakmenentukan tenggat waktu khususdan itu tergantung pada kesiapanmasing-masing negara sesuaidengan karakteristik pada negarayang bersangkutan.

Kesiapan suatu negara untukterjun dalam ASW, memang mautidak mau, siap atau tidak siap, harusdiikuti atau jika tidak maka negaratersebut akan mengalamiketertinggalan dalam peluanginvestasi di kawasan ASEAN.Pemberlakuan ASW fleksibel dan

tidak ada paksaan, namun jika suatunegara tidak turut serta sudah pastinantinya negara tersebut akanmengalami ketertinggalan.

Sementara itu Senior OfficerBureau for Economic IntegrationSekretariat ASEAN Quang Anh Lemengatakan, suksesnya ASWtergantung pula pada komitmenpolitik yang kuat dari masing-masingnegara anggota ASEAN.“Keterlibatan serta keseriusan negaramembangun national single windowserta komitmen politik yang tinggimenjadi kunci suksesnyapelaksanaan ASW nantinya,”ujarQuang.

National Single Window di suatunegara merupakan kunci untuk dapatmelaksanakan ASW. Bukan hanyakalangan pemerintah saja namunjuga melibatkan kalangan duniausaha yang terlibat dalam berbagaikegiatan ekonomi seperti eksportir,importir, forwarder, jasa angkutanperkapalan sampai juga kepadapihak perbankan yang tidak hanyamenangani masalah pembayaran beamasuk dan kewajiban lannya tapijuga yang terlibat langsung padatransaksi perdagangan.

TAHAP PEMBAHASANMengenai kesiapan Indonesia

khsusnya instansi terkait untukterlibat dalam ASW, saat ini masihdalam tahap persiapan. Namunpersiapan tersebut belum menyentuhpada masalah-masalah yang pentingseperti pembentukan task force untukpembentukan national single window.Sejauh ini Indonesia masih belumsiap membentuk task force untuknational single window sehingganational single window-nya punbelum ada.

Lebih lanjut Yose mengatakanbahwa pertemuan-pertemuan masihmembahas masalah-masalah yangmendasar saja dan kemungkinanbesar instansi-instansi tersebutmasih melakukan konsolidasikedalam diri masing-masing agarnational single window-nya dapatberjalan sesuai dengan apa yangdiinginkan.

Pendapat yang sama jugadisampaikan oleh Nurdin Hamid,Kasubdit Kerjasama Regional ASEANDirektorat Kerjasama PerdaganganInternasional DepartemenPerdagangan. Menurut Nurdin,pihaknya masih melakukanpembenahan dan kesiapan dalaminstansinya agar pelaksanaan ASWbisa sesuai dengan apa yangdiinginkan.

Sedangkan dari ASEAN sendirimenurut Quang, memberikan tenggatwaktu hingga akhir 2005 kepada taskforce yang dibentuk oleh SekretariatASEAN untuk menyiapkan segala

MARIE ELKA PANGESTU meprediksikan jika darikajian yang dilakukan memang praktis dan efektif,seluruh ASEAN akan mengimplementasikannya.

QUANG ANH LE mengatakan, suksesnya ASWtergantung pula pada komitemen politik yang kuatdari masing-masing negara anggota

DOK WBC

FOTO : ISTIMEWA

LAPORAN UTAMA

Page 12: Warta Bea Cukai Edisi 371

11WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

macam keperluan, penelitianmengenai prosedur kepabeananyang kesemuanya itu hampir selesai.

SIAP DIUJI COBAKANPada pertemuan ketiga dan

keempat inter agency task force padabulan Maret dan Mei 2005, institusiKepabeanan Thailand dan Filipinamengajukan diri untuk menjadiproyek percontohan dari ASW.Terpilihnya Filipina dan Thailandmenjadi proyek percontohan lebihdikarenakan pada kesiapan nationalsingle window-nya. Proyekpercontohan ini selanjutnya akandikaji oleh seluruh anggota ASEANdengan melibatkan pihak swasta. Halini dilakukan untuk mengetahuistandar yang dilakukan praktis atautidak.

“Kita mulai dari Filipina, karenadia menawarkan diri. Kalau dari

kajian yang dilakukan memangpraktis dan efektif, seluruh ASEANakan mengimplementasikannya.Pekerjaan rumah masing-masingnegara adalah bagaimanamembahas itu dengan instansiKepabeanan yang ada di masing-masing negara,”ujar MenteriPerdagangan Marie Elka Pangestuketika menyampaikan pendapatnyamengenai ASW.

Masih menurut Marie, hal yangpaling mudah untuk dilaksanakandari ASW adalah dalam haldokumen.”Ada kesamaan dalampersyaratan dokumen. Jadi kalau disuatu negara sudah diterima, makaakan diterima di negara lain, ini akanmemudahkan dunia usaha,”ujarMarie.

Hal serupa juga disampaikanQuang, menurutnya jika dari hasil ujicoba tersebut sesuai dengan apa

yang diharapkan, maka sudah pastiakan berdampak pada keuntunganyang akan diperolehpengusaha.”Keuntungan yang akandirasakan oleh kalangan dunia usahaadalah kecepatan prosespengeluaran barang, karena adanyakesamaan dokumen di masing-masing negara. Dan prioritas kitaadalah menekan biaya yang cukupbesar dalam berinvestasi di ASEANyang tentunya juga akanmewujudkan persaingan positif dipasar dunia,”ujar Quang.

Lebih lanjut Marie mengatakanjika kalangan dunia usaha tidakmenerima ASW, maka pemerintahharus mencari tahu penyebabnya.”Kalau pengusaha tidak mau menja-lankan karena ketidaktahuannya, itumenjadi tugas pemerintah untukmensosialisasikan kepada duniausaha,”ujar Marie.

PELABUHAN DI FILIPINA siap menguji cobakan ASW pada akhir tahun 2005

FOTO : ISTIMEWA

zap

Page 13: Warta Bea Cukai Edisi 371

12 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

emanfaatan Teknologi Informasi (TI)pada proses pelayanan kepabeananmerupakan suatu upaya Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) untukmeningkatkan pelayanan kepadastakeholder. Dengan memanfaatkansistem pertukaran data elektronik (PDE)dalam proses kepabeanan, DJBC dapatmelakukan percepatan waktu pelayanan,mengurangi contact person dan menekanjumlah biaya pengurusan dokumen.

Drs. Jody Koesmendro DirekturInformasi Kepabeanan dan Cukai DJBCmengatakan, dalam rangka mewujudkanASEAN sebagai economic communitypada tahun 2020, para pemimpin ASEANtelah memberikan mandat kepada inter-agency task force on ASEAN SingleWindow untuk mengembangkan modelyang tepat bagi konsep single window

(SW) dan rencana implementasinya.Konsep dasar dari SW sendiri adalahpenyediaan pola komunikasi data yangharmonis dan terintegrasi antar instansipemerintah (yang terkait dengan prosesperdagangan) yang memungkinkan Beadan Cukai mengambil keputusan yangcepat dan tepat agar proses clearence dipelabuhan dapat dilakukan dengan lebihefisien.

Untuk itu menurutnya, dibutuhkansebuah sistem aplikasi yang mampumenghubungkan semua instansi terkait,sehingga proses pengambilan keputusandan penyampaian informasi dapatdilakukan secara elektronik. Pengambilankeputusan yang tepat dan cepat yangdimaksud disini menurut Jody adalahbagaimana DJBC menentukan suatubarang ekspor maupun impor dapatdikeluarkan atau tidak dari kawasanpabean, berdasarkan keputusan yangtelah diambil oleh instansi terkait yangtelah diberitahukan kepada Bea dan Cukaisebelumnya.

“Dengan pengertian ini, makasemua instansi pemerintah yangmemiliki otoritas dalam pemenuhansyarat impor maupun ekspor harusmenyampaikan informasi kepada DJBCtentang pemenuhan persyaratan yangharus dipenuhi, sehingga Bea danCukai dapat memutuskan apakahbarang impor atau ekspor dapatdikeluarkan dari kawasan pabean atautidak,” ujar Jody.

Berkaitan dengan perlunyakoordinasi antara DJBC denganberbagai instansi terkait tadi, DJBCtelah merintis jalan menuju integrasitersebut dengan menandatangani notakesepahaman atau Momorandum ofUnderstanding (MoU) dengan instansi-instansi terkait untuk melakukanpertukaran data secara on-line denganDJBC.

“Dengan cara ini (on-line) mereka tidak

usah bolak-balik ke kita untukmenyampaikan data yang diperlukanDJBC, namun demikian kita masih harusmenunggu kesiapan TI masing-masinginstansi. Secara internal DJBC telahsiap,”ujar Jody.

Beberapa MoU telah ditandatanganiseperti MoU antara DJBC dengan KepalaBadan Karantina Tumbuhan DepartemenPertanian, MoU antara DJBC denganKepala Badan Pengawasan Obat danMakanan, MoU antara DJBC, DirjenPajak, Dirjen Perdagangan Luar Negeridan Dirjen Perdagangan dalam Negeriyang kemudian dipertegas dengan MoUantara Menteri Keuangan, MenteriPerdagangan dan Menteri Perindustrian.

Kerjasama yang terbangun antarinstansi dalam MoU tersebut merupakanlangkah awal untuk bisa menjalankanprogram ASW. ASW bukan hanyamelibatkan DJBC semata, tetapi jugaberbagai instansi terkait. Sejauh ini lanjutJody, setelah penandatanganan MoU tadiDJBC sudah membuka gateway diinhouse milik DJBC dan instansi taditinggal masuk saja untuk mengirimkandata yang diperlukan.

Saat ini menurut Jody, pihaknyatengah menunggu terbentuknya task foceditingkat nasional untuk bisa menjalankanNSW (National Single Window) yangnantinya akan menjadi inti dariimplementasi ASW. Pembentukan taskforce ini sangat penting karena masalahini memerlukan suatu pemikiran yangmatang dan harus benar-benar disiapkanoleh instansi terkait.

TI DJBC TELAH SIAPMengenai kesiapan TI DJBC untuk

menghadapi ASW, Jody optimis pihaknyasiap untuk menjalankan ASW. Hal ini iasampaikan mengingat DJBC telahmelakukan mandatory system PDEkepabeanan di lima pelabuhan utamauntuk pelayanan impor dan ekspor dan

InformasiTeknologigTeknologiKUNCI KEBERHASILAN IMPLEMENTASIASEAN SINGLE WINDOWSalah satu peran penting dalam pelaksanaan ASEAN Single Window (ASW) adalahpenggunaan Teknologi Informasi.

JODY KUSMENDRO mengatakan, partisipasiaktif berbagai instansi terkait merupakan kuncisukses ASW.

P

LAPORAN UTAMA

DOK. WBC

Page 14: Warta Bea Cukai Edisi 371

13WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

berjalan dengan sukses. Menurutnya saatini secara tidak langsung DJBC telahmemberlakukan SW untuk kalanganDJBC sendiri. Ia mencontohkan kantor-kantor Pelayanan Bea dan Cukai yangtersebar di berbagai daerah di Indonesia,secara elektronik telah terhubung danmenggunakan referensi yang sama dalamproses pelayanannya.

”Mereka (pelaku usaha) masuk keinhouse kita, deal sama DJBC,langsung direspon oleh sistem diKPBC, selama masih yang berkaitandengan DJBC,itu yang selama inidiberlakukan, jadi bisa dikatakan kitasudah siap,” ujar Jody.

Mengenai aplikasi yang mendukungkonsep SW, kesemuanya itumembutuhkan keterlibatan aktif semuapihak. Namun demikian, sambilmenunggu kondisi yang ideal ini, DJBCselalu secara intensif mengevaluasisistem yang sedang berjalan danmenyesuaikannya dengan konsep SW.

Secara garis besar, DJBC sendiri telahmengembangkan strategi untukmelaksanakan ASW sepertimengembangkan insfrastruktur teknologiinformasi berbasis internet,menggunakan off the shelf applicationpackage untuk menyempurnakan aplikasipelayanan Kepabeanan dan secara aktifmelibatkan stakeholders dalampengembangan sistem pelayanankepabeanan.

Pilihan untuk menggunakan teknologiinternet, dikarenakan teknologinya yangsudah memasyarakat, mudahdiimplementasikan dan relatif lebih murah,baik dari investasi awal maupun biayaoperasionalnya namun tetap terjagakeamanannya. “Dengan penggunaanteknologi yang lebih memasyarakat iniDJBC yakin masyarakat penggunanyaakan dapat berpartisipasi secara lebihaktif,” lanjut Jody

Aplikasi pelayanan kepabeananyang dimiliki DJBC saat ini merupakanaplikasi yang telah dikembangkan sejak1989 dan di up-date hingga saat ini.Aplikasi ini memang diakui masihbelum dapat memenuhi harapanberbagai pihak terhadap ketersediaansystem pelayanan yang handal.”Untukmenjawab tantangan ini, DJBCmemutuskan penggunaan aplikasi offthe shelf Apllication yang telah terujipenggunaannya di berbagai negara,dan DJBC sendiri telah secara aktifmelakukan studi dan evaluasi terhadapsoftware yang tersedia di pasaran.

Jody menambahkan bahwa untukmembentuk TI yang mendukung ASW,setiap instansi harus membentuk rencanaTI-nya, dan jika sudah siap sudah pastinantinya national Task Force untukmembangun NSW bisa terlaksana. Jikahanya satu instansi saja yang siap, makaNSW belum dapat dilaksanakan.

Ketika disinggung tentang perbedaansistem TI yang berbeda dimasing-masingnegara ASEAN, itu bukanlah suatu

perbedaan yang menyulitkan. Lebih jauhJody menambahkan bahwa padaprinsipnya proses pelayanan kepabeananitu sama, Cuma yang membedakanadalah sistemnya.

”Kita membangun sendiri systempelayanan kepabeanan dengan teknologiEDI Switch, sedangkan Singapura pakaiWeb Base, kalau kita mau coba juga,tentunya harus ada yang mengurusi portalseperti yang ada di Singapura itu, dan inimemerlukan pembahasan yang detail

dengan melibatkan sebanyak mungkininstansi terkait,”lanjut Jody.

Sementara itu, dalam pengembangansystem kepabeanan dan cukai secaramenyeluruh, Jody mengatakan bahwasaat ini pihaknya bekerja sama denganlembaga yang professional yang khususbergerak di industri teknologi dan systeminformasi, mengingat TI bukanlah domain-nya DJBC atau dengan kata lain bukanbidang pekerjaan DJBC. ”Jadi kitaOutsource ke pihak profesional yang

Page 15: Warta Bea Cukai Edisi 371

14 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

entunya semua pihak akanmengatakan setuju, terutamakalangan pengusaha apabila

pemerintah dapat segeramewujudkan konsep Single Window(SW) yang didasarkan pada prosedurkepabeanan yang telah semakindisederhanakan dandiharmonisasikan, apalagi cakupanSW dalam upaya penyederhanaanprosedur dan formalitas kepabeanansampai pada tingkat lingkungansistem kepabeanan ASEAN yangterintegrasi.

Menurut Yose Rizal Damuri,pengamat ekonomi dari CSIS (Centrefor Strategic and InternationalStudies), ASEAN Single Window(ASW) sebenarnya sangatbermanfaat, tetapi harus dipahamikonsep mengenai ASW terlebihdahulu. ASW, lanjutnya, merupakansatu nama dan satu inisiatif untukmenggabungkan sistem kepabeanandi masing-masing negara ASEAN.Namun yang lebih pentingsebenarnya dari ASW adalahpemberlakuan implementasi SW itusendiri di masing-masing negara.Untuk itu, harus memiliki perangkatyang dinamakan NSW (NationalSingle Window).

“Jadi Indonesia, Malaysia,Singapura, dan negara anggotaASEAN lainnya masing-masing haruspunya NSW sebelum masuk kedalam tahapan ASW,” ujar YoseRizal.

Untuk mewujudkan ASW, yang

diperlukan bukan hanya kesiapandan koordinasi antar instansiterutama untuk NSW-nya yangproses koordinasinya tersebutdijalankan dengan bantuanelektronik.

Jika sekarang misalnya trader,importir atau eksportir harusmengurus dokumennya ke berbagaitempat atau instansi terkait, misalnyaberkaitan dengan pertanian, makadia mengurus ke instansi pertanian,atau masalah kesehatan ke Depkesdan sebagainya, maka dengan SWini cukup pada satu tempat, itu pundilakukan secara elektronik. Jadisubmisi (pengajuan) dokumennyadilakukan hanya sekali saja.

Dengan SW ini, seluruh aktifitastadi bisa di-submit (diajukan) hanyamelalui komputernya. Untuk masalahperbankan, adminstrasi kepabeanandengan departemen yang laindilakukan di depan komputernyasaja. Jadi cukup sekali sajamensubmitnya.

Selain dari itu salah satu efekSW, adanya information flow antardepartemen terkait, misalnya beacukai dengan departemen kesehatan,pertanian, perdagangan dan lainsebagainya yang semuanya terkaitdengan elektronic information flow.Ada data interchange yangberhubungan satu sama lain yangharus terjalin secara real time.Karena itulah antara institusipemerintah yang terkait denganinformation flow-nya harus lebih baik.

Wujudkan

ASWMELALUI KOORDINASIANTAR INSTANSIKeberadaan National Single Window (NSW) besarmanfaatnya, terutama untuk memfasilitasiperdagangan, baik bagi eksportir maupun importir,antara lain mengurangi biaya yang dikeluarkan untukmengurus prosedur perdagangan disamping jugauntuk kelancaran arus barang dan dokumen.

berkaitan dengan TI kita, seperti EIS(Executive Information System) danlain sebagainya,” ujar Jody

BATAM AKAN UJI COBA SWUntuk dapat mensegerakan

penerapan pelayanan dengan konsepSW, DJBC telah mengusulkan Batamsebagai proyek percontohan. Proposaltentang pengembangan system telahdibuat dan dikirimkan kepada MenteriKeuangan. Kini DJBC tengahmenunggu waktu untuk melakukanpresentasi kepada Menteri Keuangandan menunggu keputusan daripemerintah.

Alasan dipilihnya Batam menjadiproyek percontohan SW, menurutJody lebih dikarenakan pada keadaanBatam masih belum terlalu banyakpenggunaan TI-nya. Sehinggaperubahan yang terjadi nantinya (darimanual ke aplikasi web base) akanlebih mudah diterima oleh para pelakuusaha. “Inisiatif juga datang daripemerintah Kota Batam dan OtoritaBatam, yang kini tengahmempersiapkan segala sesuatunya.(Lihat juga wawancara)

Lebih lanjut Jodi menambahkanapabila nanti jadi dilaksanakan, diBatam secara bertahap akanmenggunakan teknologi websehingga akan terjadi pertukarandata secara elektronik yang lebihefisien, ”Untuk itu sangatdibutuhkan application provideryang kuat,” tutur Jody.

Tentunya lanjut Jody, kerjasamaantar instansi sekali lagi menjadisangat penting agar uji coba diBatam dapat terlaksana. “Jadi kalausemua instansi telah siap termasukjuga task force-nya, maka uji cobadapat dilaksanakan, karena itusekali lagi setiap lembaga harusmempersiapkan diri, salah satunyamelalui TI-nya tadi,” tutur Jody.

Jody berharap agar kerjasamayang baik dan terkoordinir antarinstansi dapat dilaksanakan bukanhanya untuk mejalankan proyekpercontohan di Batam tetapi jugauntuk pelaksanaan ASW.

TEKNOLOGI INFORMASI memegang peranpenting dalam pelaksanaan ASW

T

LAPORAN UTAMA

DOK. WBC

zap

Page 16: Warta Bea Cukai Edisi 371

15WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

NSW BERPERAN BESARSekalipun seandainya jika tidak

ada rencana pemberlakuan ASW,sebenarnya keberadaan NSW sangatbesar manfaatnya, terutama untukmemfasilitasi perdagangan, baik bagieksportir maupun importir, antara lainmengurangi biaya yang dikeluarkanuntuk mengurus prosedurperdagangan disamping juga untukkelancaran arus barang dandokumen.

Maka itu yang terpenting adalahbagaimana terlebih dulu menciptakansuatu NSW-nya. Menurut Yose,selama ini Indonesia belum punyaNSW, bahkan kebutuhan yang palingawal yaitu koordinasi antara instansiterkait dinilai belum bagus terutamabidang perdagangan. Mungkindengan adanya ASW koordinasiantara agency lembaga terkait bisaditingkatkan.

Dari yang mewakili pelaku usaha,Toto Dirgantoro, Ketua GabunganPengusaha Eksportir Indonesia(GPEI), mengakui sampai saat inibelum memahami aspek apa sajayang akan di-single window-kan.

Sejauh ini, seperti rapat bersamaasosiasi-asosiasi belum pernahdibicarakan mengenai ASW.Sekalipun ketika itu ada pertemuanASEAN Meeting di Singapura, tidakdisinggung mengenai rencana ASW.Untuk tahun ini menurut Toto, yangrencananya Indonesia menjadi tuanrumah ASEAN Meeting, belum adaagenda untuk membicarakan ASW,namun kemungkinan untukmembicarakan ASW bisa saja ada.

Di kalangan pengusaha, faktoryang sangat diutamakan adalahkecepatan arus barang dan dokumentermasuk menentang adanyapenyelundupan karena akan

mempengaruhi daya saing industrinasional. Untuk itu, bila ternyata(khususnya Bea dan Cukai) akanmelakukan penyeragaman dokumenmelalui single window, diharapkanperangkat manifest sudah bisaberjalan secara online, sebab jikamasih manual masih akan adapermainan dari oknum-oknuminstansi terkait yang tidakbertanggung jawab.

SDM MENENTUKAN BERHASILNYAPENERAPAN SISTEM

Tentunya sudah banyakperubahan yang mengarah padakemajuan dilakukan Bea dan Cukai.Menurut Toto banyak sistem-sistemyang diperbaiki oleh Bea dan Cukaidalam rangka meningkatkan mutupelayanan, namun kadangimplementasinya masih tersendat.Hal ini diakui Toto karena faktorSumber Daya Manusia (SDM) masihkurang memadai karena sebaikapapun suatu sistem, SDM-lah yangpaling menentukan.

“Saat ini ada fasilitas jalurprioritas tetapi masih banyakpengusaha mengeluh karena kendaladi lapangan, harus tunggu suratini,itu, padahal Kanwil sudahmenjamin kantor bisamengeluarkan,” ujarnya.

Toto melihat, sosialisasi terhadapsuatu sistem baru di jajaran Bea danCukai dirasakan belum merata sekali.Ia contohkan, jika ada sistem barudisosialisasikan ke para pengusaha,tetapi ke SDM customs-nya sendiribelum. Niatnya mengurus formalitasbisa cepat, malah sebaliknya. Yangterlihat akhirnya, sosialisasi padapengusaha untuk merespons aturan-aturan mengenai jalur prioritas cepatdilaksanakan sedangkan sosialiasi

dari Kantor Pusat untuk pegawai beacukai di lapangan masih kurang.Kondisi ini diakui Toto masih tetapmenjadi pencetus timbulnya kendala.

Adanya ASW menurut Toto bisajadi akan menseragamkan sistemdan prosedur khususnya untukbidang perdagangan sesamaanggota negara ASEAN. Misalnyasatu persepsi mungkin untuk satupengurusan dokumen diseragamkandan dikaitkan dengan iklimglobalisasi ASEAN free trade,sehingga tidak akan ada batasanlagi. Indonesia dalam hal ini harussiap, jika tidak siap Indonesia akanmenjadi satu-satunya negara ASEANyang tidak siap.

“Malaysia sebelumnya banyakbelajar dari Indonesia mengenaicustoms clearance, tapi kini Malaysiasetelah belajar jadi bisa lebih rapih,termasuk Singapura, padahal tadinyaIndonesia merupakan barometernya.Masalahnya Indonesia terbenturdengan SDM terkait dengan fasilitas.Seberapa jauh orang bisa bekerjatenang jika kesejahteraan yangditerima tidak memadai. Memangkebutuhan itu relatif, tidak adacukupnya, tetapi dalam batas standaryang wajar, minimal ada batasannyalayaknya pegawai bea cukai,”demikian pendapat Toto.

Pengusaha, sebenarnya dalamposisi fleksibel. Jika sebelumnyapengurusan dokumen dilakukanmanual kemudian selanjutnya adaperbaikan menjadi sistem disket,lantas ke online, pihak pengusahatidak pernah mengeluh, meski padamasa transisi pasti ditemukankendala. Tetapi sekali lagi ditekankanToto, kunci dari keberhasilanpenerapan sistem yang telahdisiapkan sedemikian canggih, SDM-nya juga juga sudah harusmengimbangi kecanggihan sistem.Sehingga saat terjadi change atauperubahan tidak menimbulkankendala.

Paling tidak sudah diujicobakansupaya diketahui letak kendalanya.Dalam uji coba itu customs harusmengajak beberapa pengusahauntuk mengikuti uji coba. Misalnyawaktu PIB online ada beberapaperusahaan diikutsertakan dalam ujicoba . “Jadi sosialisasi yang utamaadalah SDM customsnya, barusosialisasi ke pengusaha, supayasama-sama efektif,”tandasnya.

Untuk itu masukan Toto, apapunperubahan yang dilakukan untukperbaikan sistem, Bea dan Cukaiharus betul-betul serius denganSDM-nya, sehingga pada saat kestakeholder, pihak customs telahsiap. Jangan sampai di lapanganbelum prepare. Tetapi diakui memanginstitusi Bea dan Cukai sendiri sudahcukup baik, apalagi dengan

TOTO DIRGANTORO menyatakan dengan adanyaASW sepanjang tidak menjadi kendala danhambatan dan tidak akan ada lagi cost, ia yakininvestor tidak mempermasalahkan.

YOSE RIZAL DAMURI menilai selama ini Indonesiabelum punya NSW, bahkan kebutuhan yang palingawal yaitu koordinasi antara instansi terkait dinilaibelum bagus terutama bidang perdagangan.

DOK. WBC

WBC/ZAP

Page 17: Warta Bea Cukai Edisi 371

16 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

PENGELOLAAN ADMINISTRASI dalam ASW akan terangkum dalam jaringan virtual, sehingga mengurangiterjadinya contact person dalam proses perdagangan international.

pengenalan data interchange-nya. Pada dasarnya sepanjang aturan

itu baik, tidak menimbulkan highcost dan berbelit-belit termasukunsur birokrasi bisa dipangkas, parapengusaha akan mendukung semuaitu. Ini merupakan kesepakatanantar negara khususnya ASEAN.Yang namanya kesepakatan jikasalah satu pihak tidak sepakat makatidak terjadi kesepakatan.

“Jika Indonesia mau sepakat,Indonesia harus sudah yakin betulbahwa dia siap untuk sepakat,kuncinya itu dan tidak perlu gengsilagi. Bukan untuk gagah-gagahan tapimemang harus siap, karena kondisisaat ini bisa dibilang kita banyakketeteran jika dipaksakan. Melihatkondisi yang ada kita sebenarnyamasih berantakan,” ujar Toto.

BEA DAN CUKAI SEBAGAI UJUNGTOMBAK

Mengenai diberlakukannya ASW,lanjut Yose Rizal, untuk bidangperaturan sebenarnya tidakdiseragamkan hanya saja peraturanmenjadi lebih harmonis, sebabsebenarnya dokumen perdaganganantara satu dengan yang lain sudahdari WCO (World Customs Organiza-tion), UN (United Nations). Misalnyaekspor dari Indonesia ke Filiphina,tidak menemui kesulitan dalammengisi dokumen yang diperlukan dinegara-negara tersebut, karena padadasarnya tidak jauh beda.

Pada prinsipnya, pengelolaanadministrasi dalam ASW akanterangkum dalam jaringan virtual,sehingga mengurangi terjadinyacontact person dalam proses

perdagangan international.Jaringan virtual ini tidak diaturoleh badan tetapi hanyamerupakan suatu koordinasiantar lembaga terkait NSWuntuk menjalankan ASW.Mengenai maintenance(pemeliharaan.red) mungkinada pihak yang mengawasisistem ini yang berkaitanlangsung dengan prosedurperdagangan. Biasanya dinegara-negara lain yangmenjadi penanggungjawabnya adalah institusicustoms.

Jadi walaupun Bea danCukai tidakmengkoordinasikan benar-benar tetapi bertanggungjawab secara operasional.Mungkin sistem ini dibangunoleh customs, Jadi ujungtombaknya ada di customs,bukan sebagai pemimpin ataukoordinator.

Mengenai national taskforce untuk SW, lanut YoseRizal, harus dijalankansemua, tetapi

sepengetahuannya, sampai sekarangnational task force belum ada palingtidak sampai bulan kemarin.Permasalahannya adalah koordinasi.Badan-badan yang terkait banyaksekali, mungkin yang bertemulangsung dengan trader adalah Beadan Cukai, tetapi bukan Bea danCukai saja yang terkait denganmasalah ini.

“Nah badan-badan ini yangmungkin agak kurang koordinasi,jangankan dengan DepartemenPerdagangan yang tidak langsungterkait karena banyak merumuskanpolicy strategi perdagangan, bahkanuntuk yang berkecimpung langsungseperti karantina, pelabuhan danlain-lain, koordinasinya masihkurang.

Bea dan Cukai yang palingberkepentingan dan memangtugasnya adalah menfasilitasiperdagangan secara prosedural,karena memang SW pada prinsipnyaadalah memudahkan prosedurperdagangan. Kalau memang sepertiitu, mestinya Bea dan Cukai yangbisa mengambil ‘perahunya’ untukmenginisiatif. Sebaliknya, jika SWlebih pada ke strategi perdaganganmungkin Departemen Perdaganganyang mengambil inisiatifnya.

Karena itulah, menurut YoseRizal, inisiatif ada di tingkat depa-rtemen atau direktorat-direktorat,sedangkan untuk koordinasi adaditingkat nasional, tidak bisa hanyamisalkan pada tingkatan Ditjen Beadan Cukai yang mengundang badan-badan ini, tetapi harus dibentuk satuSW tersendiri.

Inna Lillahi Wa Inna Ilahi RojiunTelah berpulang ke Rahmattullah dengan tenang

Jana bin Sula (71 tahun), Ayahanda dari Amung Suryana,Staf Sirkulasi WBC pada Minggu, 18 September 2005,

di desa Muhara, Kuningan, Jawa Barat.

Pimpinan dan seluruh Staf Warta Bea Cukai menyampaikanduka cita yang sedalam-dalamnya.

Semoga arwah almarhum diterima di sisi Allah S.W.T.dan bagi keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan

dan ketabahan iman. Amin.

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

LAPORAN UTAMADOK. WBC

zap

Page 18: Warta Bea Cukai Edisi 371

17WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

ASEAN Single Windowmenjadi suatu sarana untukmendatangkan investor dariluar untuk menanamkanmodalnya di negaraanggota ASEAN. Denganadanya ASW ini nantinya,akan ada harmonisasiperaturan perdagangandiantara negara anggotaASEAN. Tentunya juga halini akan berdampak pulameningkatnya nilaiperdagangan di kawasanASEAN danmenguntungkanpengusaha. Untukmengetahui lebih lanjutmengenai ASW, RedakturWBC Zulfril Adha Putra danFotographer Andy TriaSaputra mewawancaraiDR. Heri Kristiono yangbaru saja dilantik menjadiKepala Kantor Wilayah XIIAmbon, yang ketikadiwawancarai pada tanggal19 September 2005 masihmenjabat sebagai Pjs(Pejabat Sementara)Direktur KepabeananInternasional DJBC. Berikutpetikan wawancaranya.

Dr. Heri Kristiono

“ModelnyaSepertiOne StopShopping...”

17WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

WAWANCARA

Page 19: Warta Bea Cukai Edisi 371

18 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

Bagaimana kesiapan DJBCmenghadapi ASW ?

Memang institusi Customs akanmenjadi leading institution, atauinstitusi semacam leader untukpengembangan National SingleWindow (NSW), begitu juga diIndonesia . Berbicara tentangkesiapan, di Bea dan Cukai sendirisudah siap, dalam arti secarainternal kesisteman Bea dan Cukaisudah sangat siap mendukung danberpartisipasi dalam NSW, hanyasaja dalam Single Window (SW) inibanyak institusi terkait, seperti Beadan Cukai, DepartemenPerdagangan, DepartemenPerindustrian, Badan Karantina,Departemen Kesehatan dansebagainya. Khusus untuk Bea danCukai, kita sudah tersistem secaraElecktronic Data Interchange (EDI),mestinya Bea dan Cukai sudahsangat siap, hanya saja ini perludikoordinasikan dengan pihak-pihakdi luar Bea dan Cukai terkait denganmasalah impor-ekpsor clearance(pengeluaran barang eskpor-impor)dalam rangka mengembangkan SW.

Lantas sampai sejauhmana koordi-nasi dengan instansi terkait ?

Memang sudah diadakan beberapapertemuan, namun kelihatannya belumdibentuk National Task Force (NTF),tetapi kami sudah berbicara denganDirektur Informasi Kepabeanan danCukai (IKC) Jody Koesmendro, untuksegera membentuk NTF ini. Kami jugatelah berkoordinasi dengan DirekturBidang Kerjasama IndustriPerdagangan Internasional,Departemen Perdagangan untukmembentuk task force. Dengan adanyatask force bisa dibuatkan tugas danfungsi masing-masing task force, baiknasional maupun ditingkat masing-masing instansi.

Jadi NTF di Indonesia yang terdiridari berbagai macam instansibelum terbentuk ?

NTF secara official belum ada.Karena itu sekarang sedang dipikirkanapakah NTF nantinya berada di bawahMenteri Perdagangan atau MenteriPerekonomian. Karena ini multi closeantar departemen, apakah cukupMenteri Perdagangan atau sampaipada tingkat Menko Ekuin. Tapi sayayakin ini akan cepat dibuat karenaditingkat ASEAN untuk tahun 2006 pilotproject ASW akan dilaksanakan diFilipina dan Thailand. Dalam hal ini kitasudah mempersiapkan diri sehingganantinya pada saat uji coba tadihasilnya sukses, kita akan belajarsecara intern pada mereka.Bagaimana anda melihat kesiapanTeknologi Informasi (TI) di DJBC ?

Sebetulnya Bea dan Cukai sudahsiap, karena telah memiliki Five Years

IT Direction yang sudah ditandatanganiDirektur Jenderal Bea dan Cukai.Selanjutnya Direktur IKC segeramembentuk semacam embrio SW yangrencananya akan dilaksanakan diBatam . Direktur IKC tinggalmempresentasikan program ini keMenteri Keuangan, hanya saja belummendapat waktu untuk presentasi. Nahembrionya kita ada disitu !

Mengapa DJBC memilih Batamsebagai embrio SW ?

Kita mulai dari dasar, karena diBatam masih green field atau bisadikatakan belum ada apa-apasehingga akan lebih baguspengembangannya. Kedua, bebankerjanya tidak begitu besar sehinggatidak mengganggu pelayanan yangada. Maka itu kita pilih Batam supayatidak mengganggu pelayanan, selain ituvolume kegiatan di sana rendah, tidakbegitu berat dan kebanyakan investorberasal dari Singapura yang telahmengenal sistem SW sehinggacustoms sudah terbiasa. Karena itulahhambatannya sangat kecil.

Berkaitan dengan ASW dan NSW,apakah pemerintah sudahmengindentifikasi masalah-masalahyang sekiranya akan timbul ?

Sebenarnya begini, ASW itu kanada guide-nya, jadi pengembanganASW untuk tingkat nasional (NSW)sudah dibuat draft agreement-nya.Selanjutnya akan ada technical guide-nya, hanya saja hal itu tidak bisasecara tertulis karena setiap negaramemiliki sistem yang agak berbeda,sehingga akan disesuaikan dengankondisi negara masing-masing.

Mengenai kesulitan-kesulitan dalampengembangan SW, sampai saat inistudi semacam itu belum dilakukan,harusnya task force nasional duluterbentuk baru kemudian dibuatrencana kerja yang salah satunyaadalah merencanakan gap and fitanalysis. Dari situ diketahui seharusnyasistemnya seperti apa dan bagaimanakondisi saat ini berhubungan dengandepartemen terkait yang akan terlibatASW. Lantas gap yang akan dihadapidan harus diantasipasi itu seperti apadan bagaimana menyelesaikannyatermasuk mengenai masalah finansial.Begitu juga dengan masalah teknisnyadan waktu penyelesaiannya.

Jika tim ini belum terbentuk,nantinya akan sulit, karena belumbisa menentukan pihak yang akanmelakukan gap and fit analysis. JikaNTF belum terbentuk maka tidakakan bisa jalan, sebab belumdiketahui pihak mana yang akanbertindak sebagai koordinator.Karena itu, hal ini sangat pentingjangan masing-masing instansi salingtunggu sebab pembentukan NTF inisangat penting..!

Apa keuntungan diberlakukannyaASW ?

Dengan adanya ASW itu nantinyaone time submission of document.Secara paralel oleh sistem akandidistribusikan ke masing-masinginstitusi sehingga institusi terkait tadidapat bekerja dalam waktu yang sama.

Untuk pembentukan NSW besertaNTF-nya di negara masing-masingapakah ASEAN memberikansemacam deadline ?

Dalam hal ini ASEAN tidakmemberikan deadline. Jika Filipina danThailand bisa siap 2006, kita (Indone-sia) yang termasuk founding father dariASEAN, mestinya 2006 sudah bisaatau paling telat 2007. Untuk Singapuramemang sudah melaksanakan NSWsementara Malaysia sudah tidak adamasalah lagi untuk NSW-nya.

Tanggapan negara anggotaASEAN dengan akandiberlakukannya ASW ?

Untuk lima negara seperti;Singapura, Malaysia, Filipina,Thailand dan Indonesia saya kirasangat antusias. Beberapa negarayang baru bergabung seperti Viet-nam juga sangat antusias akanmelaksanakan ini. Untuk Vietnamberdasarkan informasi yang adaPerdana Menterinya sudah membuatsurat keputusan untukpengembangan ini. Jadi padadasarnya antusias sekali. Memangpengembangan ini menyangkut TI yangbiasanya investasi sedikit mahal,tetapi saya kira untuk di Indonesia TIbukan sesuatu yang baru, maka itumestinya dalam pengembangan ASWdiusahakan supaya dapat lebihefisien.

Semestinya Siapa ujung tombakuntuk pengembangan ASW ini ?

Mestinya Bea dan Cukai dan itusudah dinyatakan dalam deklarasitingkat ASEAN yang ditandatanganioleh para Menteri PerdaganganASEAN, dimana disebutkan ujungtombaknya (leading sector-nya)adalah para institusi customs negaraanggota ASEAN. Jadi ujung tombakpembentukan NTF adalah Bea danCukai .

Dengan adanya ASW, apakah adapenyeragaman peraturankepabeanan di kawasan ASEAN ?

Bukan penyeragaman (serupa)tetapi harmonisasi. Maksudnya begini,di tingkat ASEAN kita tidak hanyamengedepankan ASW saja, tetapi ASWmerupakan satu kemudahan dan hanyamerupakan satu program. Kita punyaprogram strategic plan for customsdevelopment (SPCD) itu salah satunyaharmonisasi dibidang tariff (AHTN,Asean Harmonize Tarrif Nomenclatur).

WAWANCARA

Page 20: Warta Bea Cukai Edisi 371

19WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

Harmonisasi di bidang valuation sudahterbit ditandatangi Dirjen kita denganMenteri Koordinator. Kemudian ASEANCustoms Valuation Guide, kemudianjuga ada harmonisasi di bidang cargoclearance. Jadi itu nantidiharmonisasikan, nah semuaketentuan tingkat ASEAN tadidiharapkan pada jangka panjangmenjadi satu single production based,satu single tujuan investasi dankemudian menjadi satu single kekuatanekonomi.

Jadi kalau aturan-aturan customs-nya itu harmonis dan sinkronisasi akanmemudahkan para investor bekerja dinegara ASEAN. Misalnya mendirikansuatu perusahaan untuk suku cadangtelevisi di Indonesia, terus VCD diMalaysia, itu nanti digabungkan, untukdilakukan assembling di negara lain,tetapi peraturan custom danprosedurnya hampir sama sehinggatidak menyulitkan.

Apakah juga akan ada pertukarandata perdagangan ?

Nah itu, disalah satu SCPDdimungkinkan, tetapi tetapmenghormati batasan-batasan yangditentukan oleh hukum nasional. Adabeberapa yang memang tidakmembolehkan exchange of informa-tion itu, misalnya untuk kepentinganindividual atau seperti dokumen PIB.Namun demikian, tergantung juganantinya. Saat ini kita juga sedangmengembangkan ASEAN CustomsDeclarations, atau seperti singleadministration document (SAD). Jikanantinya bisa di implementasikandan anggota ASEAN memberlakukansistem SAD dan SW ini, makadokumen ekspor di satu negara,misalnya Thailand bila melakukanimpor ke Indonesia, bisa jadidokumen impornya ada Indonesia.Mestinya itu harus ada MoU antaramasing-masing negara yang inginmelakukan exchange of information.Sejauhmana yang akandipertukarkan, harus berdasarkanpersetujuan kedua belah pihak.

Memang, salah satu tujuannyaadalah ingin lebih mensederhanakansehingga tidak terlalu banyak bebankepada trader(pengusaha), bahkanjika memungkinkan misalnyadokumen ekspor dari Indonesia jikaditujukan ke Thailand menjadidokumen impor Thailand.kedepannya kita mau begitu ditingkat ASEAN namun tidak bisa kitapaksakan karena tergantung padamasing-masing negara dan adabatasannya sesuai dengan yangditentukan.

Bagaimana tanggapan pengusahauntuk ASW ?

Pasti mereka mendukung karenaakan memudahkan mereka. SW seperti

ini adalah sistem pelayanan satu atapsecara virtual yang semula harusdatang ke Bea dan Cukai ataumengirim transaksi impor ke Bea danCukai untuk selanjutnya mengurus ijinke Departemen Perdagangan atauBadan Karantina, tapi sekarang tidakperlu lagi. Misalkan, jika anda pergi kemall perlu sikat gigi, sabun dan segalamacam ada. Jadi bisa dikatakansemacam one stop shoping tetapisecara virtual pakai sistem digital.

Apakah ASW ini nantinya akanterangkum dalam suatu agreementyang akan ditandatangani negara-negara ASEAN ?

Iya...draft agreement-nyasudah ada dan sekarang sedang dikajidi Direktorat Kepabean Internasionalmaupun IKC, selanjutnya akandimintakan pendapat ke semuadirektorat di DJBC. Dari kajian teman-teman mengenai draft itu tidak adayang memberatkan.

Bagaimana dengan negara yangbelum siap , apakah jugamengaksesi tahap berikutnya ataubagaimana ?

Tentunya untuk negara-negaraASEAN yang belum siap tidak akandipaksakan, sebab ini memang tidakbisa dipaksakan karena sifatnyaagreement, kecuali mereka sudahkomit, misalnya Indonesia sudah komitakan melaksanakan ASW tahun 2007berarti sudah binding (mengikat). Jaditidak mengikat, jika negara tersebutbelum komit.

Tetapi kemungkinan peluang untukmengaksesi tetap ada ?

Oh tetap ada, ini secara bertahap,terutama untuk negara-negara lainseperti Laos, Kamboja, Myanmar.Karena suatu sebab dia tidakmelaksanakan dalam waktu dekattetapi akan melaksanakan di masamendatang, misalnya 2007 dsb-nyatergantung kemampuan financial danresource-nya.

Pengusaha sendiri juga diajakberunding ?

Jadi begini setiap pertemuan baikditingkat ECCM (Expert Community onCouncil Matter) atau ASEAN DirectorGeneral Meeting, biasanya ada sesikhusus bertemu dengan private sectoratau control social with private sector.Nanti Chair of DG meeting menjelaskanprogram-program yang akandikembangkan di tingkat ASEAN. Hasil-hasil DG meeting itu, kemudiandijelaskan termasuk kerjasama denganprivate sector maupun customs yangbiasanya hadir di sesi terakhir dalampertemuan itu. Misalnya dari KawasanPengembangan Ekonomi Terpadu(KAPET) antara lain dari persatuanexpress consignee seperti TNT,

FEDEX, UPS, termasuk dari HarleyDavidson dan US Bussines on Source.

Jika ASW diberlakukan, fokus yangakan disosialisasikan apakahpegawai atau private sector ?

Mestinya dua-duanya, tidak hanyaprivate sector tetapi juga pegawai.Jangan sampai private sectormenggebu-gebu disosialisasikansehingga kita kurang tuntasmensosialisasikan ke dalam,akhirnya banyak pegawai yangmelaksanakan di lapangan justrutidak mengerti ketentuannya.Kebanyakan kita sosialisasi kepegawai baru ke private sector tetapiterhenti di tingkat seksi. Padahalyang akan melaksanakanimplementasi di bawah adalahpegawai sebagai ujung tombaknya.

Kira-kira kapan akan dibentukNTF ?

Kita sudah melakukan rapat, tetapibentuknya belum ketemu, dariDirektorat Kepabeanan Internasionaljuga telah menjelaskan pengembanganSW di tingkat nasional, tetapi belum adatitik temu untuk membentuk NTF. Inimerupakan PR yang sangat berat. SWdi tingkat nasional dan ASEAN sangatbesar , tetapi kalau kita tidak ikut akansangat ketinggalan. Sekarangpemerintah sedang giat menarikinvestor sedangkan investor tidak inginsegala sesuatunya terlalu lama, sebabyang dibutuhkan adalah kecepatan,baik kecepatan mengambil keputusanmaupun kecepatan produksi tanpaterkena dampak ekonomi biaya tinggi.Jika SW di Indonesia tidak bisadilaksanakan dan tidak bisa memenuhiharapan pengusaha, Indonesia pastidicap lamban. Itu yang ingin kitahindari, maka itu kita harusberkompetisi dengan negara-negaralain di dunia mulai dari ASEAN. Kitapercaya SW di tingkat ASEAN bisamenjembatani atau menghilangkanbottle neck.

Harapan anda untuk pelaksanaanASW oleh Indonesia ?

Harapan saya, SW harus diprog-ram dan ditangani secara serius.Kemudian sesegera mungkin diben-tuk task force, hasil dari task force itutentunya SW tingkat nasional untukbisa memberikan distribusi kerja.Setelah itu lakukan segeramelakukan gap and fit analysissupaya bisa diketahui hal-hal yangmasih harus segera dikerjakan untukpengembangan ASW. Selanjutnya,segera dibuat rencana kerja. Darisitu Insya Allah mudah-mudahanIndonesia akan menjadi negara yangmemiliki trade facilitation yang baikdan DJBC punya tugas moral yangsangat kuat karena merupakanujung tombaknya.

Page 21: Warta Bea Cukai Edisi 371

20 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

KONSULTASIKepabeanan & CukaiDengan ini kami informasikan agar setiap surat pertanyaan yang masuk ke Redaksi Warta Bea Cukaibaik melalui pos, fax ataupun e-mail, agar dilengkapi dengan identitas yang jelas dan benar. Redaksihanya akan memproses pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dengan menyebutkan identitas danalamat yang jelas dan benar. Dan sesuai permintaan, kami dapat merahasiakan identitas anda.Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih. Redaksi

erkenankan saya mengajukanpertanyaan sehubungan denganKEP-07/BC/2003 tanggal 31

Januari 2003 pada Lampiran IV yaituTata Kerja Penyelesaian BarangImpor dengan PIB secara manual;yang mana Pejabat PemeriksaDokumen pada huruf (p) berbunyi,“Dalam hal terdapat kekuranganpembayaran Bea Masuk, Cukai,PDRI, menerbitkan ‘SuratPenetapan KekuranganPembayaran Bea Masuk, Cukai,PDRI dan/atau Sanksi Administrasiberupa denda’ rangkap 2 (dua),dengan peruntukan :1) Lembar pertama untuk Pejabat

yang mengelola Penagihan/Pengembalian sebagai dasarpenerbitan Surat Penagihan;

2) Lembar kedua disematkan padaPIB.

Sehubungan tersebut di atas,yang ingin saya tanyakan adalahsebagai berikut :1) Apakah yang dimaksud dengan

Surat Penetapan KekuranganPembayaran Bea Masuk, Cukai,PDRI dan/atau SanksiAdministrasi berupa denda yangditerbitkan oleh PejabatPemeriksa Dokumen adalahformulir Surat PemberitahuanKekurangan Pembayaran BeaMasuk, Cukai, Denda Administrasidan Pajak Dalam Rangka Impor(SPKPBM) sesuai KeputusanMenteri Keuangan RI Nomor :234/KMK.05/1996 jo. KeputusanMenteri Keuangan RI Nomor : 22/KMK.01/1999.

2) Apakah Nota Pembetulan sesuai(BCF 2.4) masih digunakan dalamhal terdapat kesalahanpemberitahuan tentang NilaiPabean, Jumlah dan/atau Jenisbarang yang kurang bayar;

Demikian pertanyaan saya, atasjawaban dan penjelasan, sebelumdan sesudahnya saya ucapkanterima kasih.

MUKMINKPBC Tipe B Sampit

Jawaban :

Sehubungan dengan suratSaudara Mukmin, dengan inidisampaikan jawaban ataspertanyaan tersebut sebagai berikut :

Jawaban atas pertanyaan butir 1 :- Ya. Yang dimaksud dengan Surat

Penetapan KekuranganPembayaran Bea Masuk, Cukai,PDRI dan/atau SanksiAdministrasi berupa denda yangditerbitkan oleh PejabatPemeriksa Dokumen dalamKeputusan Direktur Jenderal Beadan Cukai No. KEP-07/BC/2003adalah formulir SuratPemberitahuan KekuranganPembayaran Bea Masuk, Cukai,Denda Administrasi dan Pajakdalam rangka Impor (SPKPBM)yang bentuk dan penggunaannyatelah ditetapkan sesuaiKeputusan Menteri Keuangan RINo. 234/KMK.05/1996 jo.Keputusan Menteri Keuangan No.22/KMK.01/1999.

- Penggunaan formulir SPKPBMsesuai Kep. MKRI No. 234/KMK.05/1996 jo. Kep. MKRI No.22/KMK.01/1999 hingga saat inimasih dilakukan denganpertimbangan bahwa :(1) Kep. MKRI No. 234/KMK.05/

1996 jo. Kep. MKRI No. 22/KMK.01/1999 masih berlakudan belum ada penggantinya.

(2) Formulir SPKPBM tersebutsecara materi dianggap masih

cukup relevan denganprosedur kepabeanan yangdiatur dalam Kep. DJBC No.KEP-07/BC/2003.

Jawaban atas pertanyaan butir 2 :Dalam Keputusan Direktur Jenderal

Bea dan Cukai No. KEP-07/BC/2003tidak diatur lagi mengenai penggunaanNota Pembetulan sesuai BCF 2.4,karena dalam hal terdapat kekuranganpembayaran bea masuk, cukai danpajak dalam rangka impor (PDRI),pejabat pemeriksa dokumen langsungmenerbitkan SPKPBM dalam 2 (dua)rangkap, dengan peruntukan :(1) lembar pertama untuk pejabat

yang mengelola penagihan/pengembalian;

(2) lembar kedua disematkan padaberkas PIB.

Selanjutnya, pejabat yangmengelola penagihan pada SeksiPerbendaharaanmengadministrasikan danmengirimkan SPKPBM dimaksudkepada importir. Pada beberapaKPBC yang telah menerapkan tatakerja penyelesaian barang impordengan PIB secara elektronik melaluijaringan Pertukaran Data Elektronik(PDE), mekanisme penerbitkanSPKPBM pada prinsipnya samadengan hal di atas, namun padapelaksanaannya Nota Pembetulantetap digunakan sebagai mediapemberitahuan secara internal dariPejabat Pemeriksa Dokumen (PFPD)kepada Seksi Perbendaharaanbahwa PFPD telah menerbitkanSPKPBM dengan penjelasan tentangterjadinya kekurangan pembayarantersebut.

Demikian untuk dimaklumi.

DIREKTUR TEKNIS KEPABEANANKP DJBC

P

TATA KERJA PENYELESAIANBarang Impor

Page 22: Warta Bea Cukai Edisi 371

21WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

ertempat di Pusat Pendidikan danPelatihan Bea dan Cukai(Pusdiklat), pada Agustus hingga

September 2005, diselenggarakandiklat untuk calon Pejabat FungsionalPemeriksa Dokumen (PFPD).

Diklat tersebut dibagi dalam duaangkatan. Angkatan pertama dimulaisejak 15 Agustus hingga 13 September.Sedangkan angkatan kedua dimulaipada 5 September hingga 30 Septem-ber.

Masing-masing angkatan diikutioleh 30 peserta yang merupakanpegawai bea cukai yang belum pernahmenjadi PFPD. Menurut Eddhi Sutarto,Kasubbag Pengembangan Pegawai,Sekretariat KP DJBC, para peserta

tersebut dijaring berdasarkan seleksiyang dilakukan oleh tim penguji. Timpenguji ini merupakan tim independendari Universitas Indonesia yang datanglangsung menyeleksi ke tempat-tempatyang pesertanya dominan, sepertiSurabaya, Medan dan Makassar.

Eddhi menambahkan, diklat inimemang sengaja dibagi menjadi duaangkatan mengingat terbatasnyakapasitas kelas, pengajar dansebagainya. Selain itu, di Pusdiklatjuga sedang berlangsung beberapadiklat. Sehingga, banyaknya diklattersebut juga merupakan salah satupenyebab dibaginya diklat PFPDmenjadi dua angkatan.

Materi yang diberikan dalam diklatPFPD adalah materi profesi. Artinya,ada beberapa materi yang diberikanpada calon peserta yang meliputi materipokok, antara lain sistem prosedur danfasilitas pabean di bidang impor,dokumen pabean dan dokumenpelengkap pabean dibidang impor,aplikasi nilai pabean, klasifikasi barang,peraturan larangan dan pembatasan dibidang impor, pungutan negara dalamrangka impor serta program aplikasikomputer.

Sedangkan untuk materipenunjang, meliputi kode etik danprilaku Pegawai Negeri Sipil (PNS)dan integritas PNS. Dalam materikode etik, ada kewajiban danlarangan bagi PFPD, yang intinyatidak bertentangan dengan PP 30.

Menurut Eddhi, materi yang baruyang diberikan pada diklat PFPD kali iniadalah sistem komputer. Sebab, materitersebut terus mengalamipengembangan dan penyempurnaan.

PFPD YANG IDEALUntuk menjadi PFPD, ada beberapa

persyaratan yang harus dipenuhi.Pasalnya, PFPD merupakanpenggabungan antara pekerjaan yangberbasiskan pendidikan formal (minimalberpendidikan sarjana dan berpangkatminimal golongan III B) serta pernahmengikuti diklat teknis substansi dasar.

Setelah memenuhi persyaratantersebut dan berhasil lulus tespenyaringan, para calon PFPD dididikdan diberikan materi-materi secaramendalam. Sehingga, selain memilikikemahiran para calon PFPD jugadilengkapi dengan etika.

“Jadi para calon PFPD tersebutmemperoleh pengetahuan,keterampilan dan etika. Kalau tiga pilarini diterapkan dalam pelaksanaantugas, maka akan diperoleh PFPD yangideal dan bagus,” ujar Eddhi yang jugamenjadi pengajar materi kode etik.

Eddhi menambahkan, karena tugas-tugas PFPD langsung berhubungandengan masyarakat maka PFPDmemiliki putusan-putusan yang bersifatdiskresi, yakni kewenangan yangdimiliki dalam hal-hal tertentu. Namundemikian, kewenangan tersebut tidakboleh menyimpang dan harus sesuaidengan ketentuan yang ada.

Dengan demikian Eddhi berharapagar para calon PFPD tersebutnantinya bisa melaksanakan tugas danwewenangnya dengan baik, sesuaidengan alur dan pekerjaan yang ada dilapangan. Tak hanya itu, dalammelaksanakan tugasnya para calonPFPD diharapkan tidak berbenturandengan pelanggaran-pelanggaranetika, disiplin dan sebagainya.

Ani Choriyantin, salah satu pesertadiklat PFPD dari Kanwil VII DJBCSurabaya mengatakan, manfaat yang iaperoleh dari pendidikan PFPD iniadalah menambah pengetahuannya.“Yang jelas, pendidikan ini sangatbagus untuk meningkatkan SDMpegawai,” ujar Ani. Selain itu,menurutnya, yang paling penting daripendidikan ini adalah pegawaimendapat pesan moral yang diberikanoleh para pengajar.

Senada dengan Ani, Nuning yangjuga merupakan salah satu pesertaPFPD dari KPBC Tipe A Jakarta jugamerasakan banyak manfaat yang iaperoleh dari pendidikan PFPD ini.Antara lain, ia bisa mendapatkanpengetahuan yang lebih mengenaikepabeanan, peraturan pelarangan danpembatasan, transaksi nilai pabean danlainnya.

Ia berharap agar dengan adanyapendidikan PFPD ini, kedepannya Beadan Cukai bisa menjadi harapanmasyarakat. “Sehingga dengan adanyapendidikan ini, kita bisa menunjukanpada masyarakat bahwa image orangyang mendiskreditkan Bea dan Cukaiitu tidak terbukti,” tandas Nuning.

DIKLAT PFPDDIKLAT PFPDSUASANA DIKLAT. Para calon PFPD sedang serius mengikuti perkuliahan yang diberikan oleh pengajar.

PFPD yang ideal harus memiliki tiga pilar, yaknipengetahuan, keterampilan dan etika.

B

EDY SUTARTO. PFPD memiliki putusan yangbersifat diskresi, namun harus sesuai denganketentuan yang ada.

WBC/ATS

WBC/ATS

ifa

PUSDIKLAT

Page 23: Warta Bea Cukai Edisi 371

22 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

ukai merupakan salah satubentuk pajak tidak langsung yangdikenakan terhadap jenis barang

tertentu, yang pada saat ini barangtersebut terdiri dari hasil tembakau,minuman mengandung etil alkohol(MMEA) dan etil alkohol (EA).

Sebagaimana halnya pajak,kewajiban membayar cukai merupakansuatu perwujudan kewajibankenegaraan dan peran sertamasyarakat dalam pembiayaanpembangunan. Kewajiban tersebuttentunya sudah disadari olehmasyarakat maupun pengusaha yangbergerak dibidang hasil tembakau.

Oleh Undang-Undang Cukai,perusahaan rokok dan importir BarangKena Cukai (BKC) -yang pelunasancukainya dengan pelekatan pita cukai-diberi kemudahan dalam menjalankanbisnisnya, yakni berupa penundaanpembayaran cukai.

Sebenarnya fasilitas tersebutbukanlah hal baru, sebab sudahdiberikan sejak masa ordonansi. Hanyasaja pada waktu itu penundaanpembayaran cukai harus disertaijaminan. Jaminan tersebut dapatberupa uang, bank garansi, perikatanjaminan, hipotek pertama atas barang-barang yang tidak bergerak maupunsurat-surat berharga.

Namun dengan terbitnya Undang-Undang No. 11 Tahun 1995 tentangCukai, penundaan pembayaran terse-but tidak lagi disertai dengan jaminan.Pada pasal 7 ayat (6) Undang-UndangCukai disebutkan bahwa pengusahapabrik atau importir yang melunasicukainya dengan cara pelekatan pitacukai, dapat diberi penundaanpembayaran cukai atas pemesanan pitacukai selama-lamanya tiga bulan sejakdilakukan pemesanan pita cukai.

Untuk pelaksanaan pasal 7 ayat (6)Undang-Undang Nomor 11 tahun 1995tentang cukai tersebut dijabarkan mela-lui SKEP MenKeu Nomor 240/KMK.05/1996 tentang Pelunasan Cukai, seba-gaimana telah diubah dengan SKEPMenKeu Nomor 105/KMK.05/1997.

Pemberian Fasilitas Penundaantanpa jaminan diperjelas dalam

peraturan pelaksanaannya yaitu KEP-58/BC/1999 tentang Pemberian Penun-daan Pembayaran Cukai Atas Peme-sanan Pita Cukai Hasil Tembakau,sebagaimana telah diubah 2 kali,terakhir dengan KEP-52/BC.2001.

Disebutkan bahwa pengusaha pab-rik hasil tembakau yang termasuk seba-gai Pengusaha Kena Pajak (PKP) atauimportir hasil tembakau, dapat diberi-kan penundaan pembayaran cukai ataspemesanan pita cukai selama-lamanyadua bulan terhitung sejak tanggaldilakukannya pemesanan pita cukai.

Namun terhadap Pengusaha HasilTembakau (sudah PKP), yangmemproduksi hasil tembakau selainjenis Sigaret Kretek Mesin (SKM) danSigaret Putih Mesin (SPM) diberikanfasilitas penundaan pembayaran cukaipaling lama 3 bulan terhitung sejaktanggal pemesanan pita cukai.

Perbedaan waktu tersebut diberikandengan pertimbangan karena produksiHasil Tembakau dengan tangan mema-kan waktu relatif lebih lama daripadaSKM maupun SPM, yang pembuatandengan menggunakan mesin.

Walaupun tanpa jaminan, pemberi-

an penundaan pembayaran terhadappengusaha pabrik hasil tembakauharus dilengkapi dengan persyaratantertentu, antara lain harus sudah PKP,melampirkan daftar asset/kekayaanperusahaan, daftar pemesanan pitacukai selama 6 bulan terakhir, perhi-tungan besarnya penundaan pemba-yaran pita cukai, serta neraca rugi labayang dibuat oleh akuntan publik (bilanilai melebihi RP. 500.000.000,-).

PENGENAAN JAMINANDalam perjalanan waktu

pelaksanaan pemberian fasilitaspenundaan menunjukkan gejala yangkurang sehat, walaupun ini masihterjadi pada skala kecil, (jumlahtunggakan cukai pada posisi Agustus2005 dibandingkan dengan pemberianfasilitas penundaan Kantor Pusatsebesar 0,12 persen). Namun, kalautidak diantisipasi mungkin akan menjadisemakin besar.

Menurut Murjady, Kasubdit CukaiHasil Tembakau, Direktorat Cukai, adabeberapa pabrikan hasil tembakauyang tidak dapat memenuhi kewajibanpembayaran penundaan setelah jatuhtempo. Padahal, terhadap keterlambat-an pembayaran tersebut dikenakansanksi administrasi berupa dendasebesar 10 persen per bulan darihutang cukai yang seharusnya dibayar.

Faktor penyebabnya tidak diketahuisecara pasti, apakah perusahaantersebut kesulitan likuiditas atau adafaktor lain. Kalau melihat sanksinyacukup besar tentunya pengusaha akanberpikir terhadap keterlambatantersebut.

Murjady menambahkan, saat iniuntuk penyelesaian fasilitas penundaanyang terlambat dibayar pada waktunyaditemui beberapa kendala. Pertama,karena fasilitas penundaan diberikantanpa menggunakan jaminan makapelaksanaan penagihan terhadap peng-usaha yang tidak mentaati pembayaranutangnya agak mengalami kesulitan.

Saat ini penyelesaian terhadaputang cukai yang tidak dilunasi padawaktunya mengacu pada KMK-244/KMK.02/1996 yaitu dengan menerbit-

Penundaan Pembayaran

Pita Cukai

CUKAI

Dalam rangka untuk mengantisipasi atau mencari solusi terhadap permasalahan yang timbulberkaitan dengan pemberian penundaan, penggunaan jaminan akan dihidupkan kembali.

KONSEP BARU

C

MURJADY. Kemungkinan jangka waktu pemberianpenundaan pembayaran cukai antara SKM danSKT akan disamakan yaitu menjadi 2 bulan.

WBC/ATS

Page 24: Warta Bea Cukai Edisi 371

23WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

tentang penundaan tersebut masihdalam tahap meminta masukan dariUnit Eselon II dan KPBC yangmempunyai rekan cukai serta masukandari stake holder seperti GAPRI danGAPPRINDO.

Selain itu, wacana untukmemberikan kemudahan dalampembayaran utang cukai terhadapmereka yang mempunyai kesulitanlikuiditas juga telah ditampung dalamamandemen Undang-Undang Cukai.Tentunya, pemberian kemudahantersebut dengan persyaratan tertentudan dikenakan bunga. Sehingga, tidak

dengan mudah dapat diberikan kepadasetiap pengusaha yang mempunyaitunggakan utang cukai. Sebab padahakekatnya, terhadap penerima fasilitaspenundaan telah menikmatipengunduran pembayaran cukai.

Sebagaimana diketahui, BKC yangdibuat di Indonesia mulai terutang cukaipada saat selesai dibuat. Sedangkanpelunasan cukainya dilakukan padasaat pengeluaran BKC dari pabrik atauTempat Penyimpanan.

Wacana ini timbul dengan pertim-bangan bahwa penyelesaian tunggakanutang cukai yang diserahkan kepadaKPPN dapat dilakukan secara angsurandan pada Direktorat Jenderal Pajak pundikenal penyelesaian secara angsuran.

Disamping itu, kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa adabeberapa penerima fasilitas penundaanyang tidak menyelesaikan utang cukai

kan Surat Penagihan Utang Cukai danatau denda (STCK-1) kepadapengusaha yang bersangkutan,sedangkan PPN diteruskan ke KantorPelayanan Pajak denganmenggunakan formulir STCK-3.

Apabila utang cukai tidakdiselesaikan dalam 14 hari setelahmenerima STCK-1, maka diterbitkanSurat Teguran (STCK-2).

Dalam waktu 30 hari setelahditerbitkan Surat Teguran, pengusahayang bersangkutan tidak melunasi,Kepala KPBC akan menyampaikanSurat Penyerahan Penagihan UtangCukai dan/ataudendaAdministrasi(STCK-4) kepadaKantor PelayananPengurusanPiutang Negara.

Penyelesaiantunggakan utangcukai yang dise-rahkan kepadaKPPN dapat di-laksanakan secaraangsuran.

Kendala yangkedua, adapengusaha yangmengalamikesulitan likuiditasuntuk pembayaranutang cukai tetapimempunyai itikadbaik untukmembayar utangsecara angsuran.Namun, ketentuanatau peraturanyang adasekarang belumdapat mengadopsihal tersebut.

“Denganadanya kendala-kendala tersebutdi atas, makaaturan tentang penundaan pembayarancukai sedang kita kaji kembali, dalamrangka untuk mengantisipasi ataumencari solusi terhadap permasalahanyang timbul berkaitan denganpemberian penundaan tersebut,” imbuhMurjady. Ia menambahkan, dalam halini penggunaan jaminan akandihidupkan lagi. Jaminan tersebut bisadalam bentuk Corporate Guaranteeatau Jaminan Bank/Excise Bond.

Namun demikian, masing-masingjaminan memiliki persyaratan. Jadi, adaketentuan kapan perusahaan dapatmenggunakan Corporate Guaranteedan kapan harus menggunakanJaminan Bank/Excise Bond. Jugaketentuan tentang pemesanan pitacukai secara tunai bagi penerimafasilitas penundaan yang mempunyaitunggakan utang cukai.

Murjady menjelaskan, saat ini draft

DOK. WBC

setelah jatuh tempo tetapi tetap meme-san pita cukai secara tunai.

“Memang tidak ada peraturan yangmelarang, tetapi secara logika atau darisudut pandang etika bisnis sebenarnyakurang pas. Sebab, yang bersangkutandapat membeli pita cukai secara tunaitetapi mengabaikan utang cukainya,”tandas Murjady.

BATAS WAKTU PENUNDAANBerdasarkan pasal 7 ayat (6)

Undang-Undang Nomor 11 tahun 1995tentang Cukai bahwa pengusaha pabrikatau importir Barang Kena Cukai yang

melunasi cukainyadengan pelekatanpita cukai dapatdiberikan penundaanpembayaran cukaiselama-lamanya 3bulan.

Adanya kata‘dapat’ mempunyaiarti bahwapenundaan tersebutdapat diberikan ataujuga dimungkinkanuntuk tidak dapatdiberikan. Sehinggadiperlukan adanyapersyaratan yangharus dipenuhi untukmemperoleh fasilitaspenundaan.Demikian pulaterhadap jangkawaktu selama-lamanya 3 bulanmengandung artibahwa fasilitastersebut dapatdiberikan kurang dariwaktu 3 bulan.

Pada saat ini, yangdapat menikmatijangka waktu maxi-mum (3 bulan) untukpenundaan adalahpengusaha pabrik hasil

tembakau bukan mesin (SKT). Kenyataandi lapangan ditemukan adanya pabrikanhasil tembakau SKT yang dapat memper-oleh pembayaran hasil produksinya relatifcepat, sehingga waktu yang dibutuhkandari produksi sampai dengan penjualanbisa kurang dari 2 bulan.

Menurut Murjady, adanya fenomenatersebut menimbulkan wacana bahwapemberian penundaan 3 bulan perludikaji kembali. Untuk itu kemungkinanjangka waktu pemberian penundaanpembayaran cukai antara SKM dan SKTakan disamakan yaitu menjadi 2 bulan.

“Dengan demikian, harapan kitatentunya aturan yang baru dapat lebihmenjamin pemasukan penerimaancukai dari pengusaha yang mendapatfasilitas penundaan disatu pihak dan dilain pihak hal tersebut dapat diterimaoleh stake holder sehingga pabrikanbisa tetap eksis,” ujar Murjady.

PITA CUKAI. K K K K Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa ada beberapa penerima fasilitaspenundaan yang tidak menyelesaikan utang cukai setelah jatuh tempo tetapi tetap memesanpita cukai secara tunai.

ifa

Page 25: Warta Bea Cukai Edisi 371

24 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

irektorat Jenderal Bea dan Cukai(DJBC) pada 6 September 2005,

melaksanakan Rapat Kerja Terbatas(Rakertas) mengambil tempat di ruangLoka Muda lantai 5 gedung B KantorPusat DJBC. Rapat kerja yang dipimpinlangsung oleh Direktur Jenderal berlang-sung hanya dalam satu hari tersebut saja,dimulai pada pukul 09.00 dan berakhirpada pukul 16.45. Rakertas dihadiri 65peserta rapat terdiri dari: Pejabat Eselon IIKantor Pusat DJBC 9 orang, KepalaKantor Wilayah 12 orang, dan KepalaKantor Pelayanan 44 orang. Sebagaicatatan, Kepala Kantor Wilayah XIII DJBCBanda Aceh juga merangkap sebagai PJKepala Kantor Wilayah I DJBC Medan.

Dengan mengambil tema“Meningkatkan Pelayanan danMengamankan Penerimaan”, RakertasDJBC ini dilaksanakan sebagai wujudpartisipasi DJBC dalam upaya ikutmendukung kebijakan dan programpemerintah mengatasi krisis ekonomi.

Acara diawali dengan laporan pelak-sanaan Rakertas oleh Sekretaris Direkto-rat Jenderal dan dilanjutkan denganpengarahan Direktur Jenderal, sekaligusmembuka secara resmi RakertasDirektorat Jenderal Bea dan Cukai.

Adapun pokok-pokok pengarahanDirektur Jenderal pada acara rakertasmemuat beberapa hal, diantaranya:l Menyampaikan hal-hal umum teruta-

ma yang berkaitan dengan asumsidasar dan asumsi makro AnggaranPendapatan dan Belanja Negara,antara lain harga minyak, kurs rupiahterhadap US dollar, PertumbuhanEkonomi, Migas, Pengawasan BidangImpor & Ekspor, dan Cukai;

l Memperhatikan kebijakan pemerintahterkini dalam pelaksanaan tugaspokok dan fungsi DJBC;

l Upaya/Langkah yang harusdilaksanakan dalam rangkameningkatkan pelayanan danmengamankan penerimaan;

Selain pengarahan dari Dirjen, acaraRakertas selanjutnya diisi denganpresentasi/pemaparan materi, yaitu :l Realisasi, Proyeksi dan Analisis

Penerimaan oleh Direktur PPKC danDirektur Cukai;

l Upaya mempercepat PelayananKepabeanan oleh Direktur TeknisKepabeanan dan Direktur IKC

l Upaya Peningkatan PengawasanDalam Rangka Optimalisasi

Penerimaan oleh DirekturPencegahan dan Penyidikan;

l Upaya Pemberantasan PeredaranRokok Ilegal oleh Direktur Cukai

Usai pemaparan materi, dilanjutkankemudian acara diskusi/tanya jawab yangdilaksanakan mulai pukul 13.30.

KESIMPULANDalam satu hari rapat kerja tersebut,

yaitu dari hasil pengarahan, presentasihingga diskusi seluruh peserta, Rakertasyang ditutup oleh Dirjen pada pukul 16.45menghasilkan beberapa pokok-pokokkesimpulan, yaitu;a. Optimalisasi Bea Masuk dan Cukai.

Target sudah diberikan/given, telahdilakukan/sudah didebatkan denganPanitia Anggaran Dewan APBNP IIterhadap target yang ditetapkan.Kepada Kanwil dan KPBC dimintauntuk benar-benar bersama-samamempunyai persepsi yang sama untukmencapai target tersebut, tinggalkankepentingan lain dan utamakankepentingan institusi.

b. Tarif Rata-rata1) Tariff rata-rata yang sebelumnya

ditetapkan 3,3 persen, maka

Rapat Kerja Terbatas DJBC

DKepada para Kakanwil dan Kepala KPBC agar meneliti apakah masih ada jalur-jalurbirokrasi yang seharusnya dapat dihilangkan.

RAKERTAS DJBC. Dihadiri 65 peserta rapat, terdiri dari para Pejabat Eselon II KP DJBC, Kakanwil dan Kepala Kantor Pelayanan.

WBC/ATS

SEKRETARIAT

Page 26: Warta Bea Cukai Edisi 371

25WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

dalam empat (4) bulan ke depanagar dinaikkan minimal average-nya menjadi 3,8 persen, caranya:l Menekan Under Valuation,

pesan ini agar disampaikankepada PFPD.

l Pastikan pemeriksaan fisiktentang jumlah dan jenissesuai yang sebenarnya, halini agar disampaikan kepadaPFPB.

Apabila diasumsikan kurs US $ 1Rp 10.000, tarif rata-rata 3,8persen, dan impor dutyablesebesar US $ 17,387.76, makatarget BM akan tercapai.Karena impor melalui Kanwil IVsebesar 60 persen dari semuaimpor di Indonesia makapenerimaan dari Kanwil IV harusnaik ± Rp. 230 milyar/bulan.

2) VerifikasiMengarahkan para Verifikatorterhadap analisis dokumen imporapakah terdapat penyimpangan/anomali, apabila terdapatpenyimpangan segera rencanakantindak lanjutnya.

3) AuditMempercepat proses auditkhususnya yang berpotensitambah bayar

4) TagihanMengaktifkan tagihan piutang agarsegera terealisir pelunasannya

5) Memperketat PermohonanKeberatan.

6) Cukail Memperlancar distribusi Pita

Cukai jangan sampai adaperusahaan yang terlambatmenerima pita cukaipesanannya.

l Memperketat pengawasanterhadap produksi dandistribusi MMEA dan HT tanpapita cukai, menggunakan pitacukai palsu, danmenggunakan pita cukaibukan haknya.

l Meneliti pemesanan Pita Cukaioleh perusahaan gol. III Bapakah dilakukan oleh satugrup keluarga yang dapatmempengaruhi gol maupunHJE.

c. Fasilitas Perdagangan1). Akan dilakukan evaluasi

penetapan jalur terutamaimplementasi penetapan jalurterhadap Importir Produsen (IP).Target Jalur Merah tidak lebih dari20 persen. Akan diambil langkah-langkah lebih cepat untukpenetapan Jalur IP yaituberdasarkan hasil pemeriksaanfisik apabila telah dilakukanpemeriksaan 5 kali kedapatansesuai maka rubah menjadi JalurHijau.

2). Menghilangkan jalur birokrasi yangberpotensi untuk dapat dihilangkan

dalam prosedur pelayanan.Kepada para Kakanwil dan KepalaKPBC agar meneliti apakah masihada jalur-jalur birokrasi yangseharusnya dapat dihilangkan.

3). Mempercepat proses perijinan,mulai dari KPBC hingga KantorPusat. Agar setiap Pejabat yangberwenang dapat menetapkanbatas waktu proses ijin.

4). Mengoptimalkan TeknologiInformasi.

5). Agar segeramengimplementasikan semuafasilitas IT untuk pelayanan.

6). Meningkatkan frekuensipertemuan dengan stakeholderssehingga tahu persis kendala-kendala yang dialami merekadalam pelayanan kepabeanan.Cari solusi terbaik dalam rangkamemberikan pelayanan prima,jangan bersifat defensif terhadapstakeholders. Setiap Pemimpin/Leader harus mengambilkeputusan. Setiap keputusan pastiada resikonya, maka ambil resikoterendah.

7). Hilangkan pungutan-pungutantidak resmi dalam pelayanan.

d. Pengawasan1) Prefentif

Prefentif bersifat mencegah,dengan meningkatkan unit yangbersifat analisis intelijen gunamengurangi pelanggarankepabeanan. Jangan sampaiKantor Pusat menurunkan Tim kedaerah untuk merespon informasi.Apabila ada Tim dari Kantor Pusatmaka Kantor Daerah tidak perlubersifat resisten, karena tujuannyabukan mencari masalah tapimenyelesaikan masalah.

2) Represif : Pembentukan Satgas

Di tingkat pusat telah dibentukSatgas yang terdiri dari POLRI,Bea dan Cukai, Dep. Perindustri-an, dan Depnaker. DiharapkanSatgas seperti ini dapat dibentuk ditingkat Kanwil maupun KPBCuntuk mencegah terjadinyapelanggaran dan penangananpelanggaran yang terjadi.

3) Prefentif dan Represifl Patroli laut, agar membuat

target pengawasan terhadapbarang-barang yang menjadiisu seperti: gula, TPT, danberas. Untuk barang eksporseperti produk Migas, Pupuk,dan Kayu. Migas dari Indone-sia sering di bawa ke luarnegeri dikarenakan harga jualdi luar negeri lebih besardibanding dalam negeri. Begitupula dengan Pupuk yangmendapat subsidi, saat inisedang ditangani eksporpupuk illegal.

l Dikarenakan Kurs Rupiah yangmelemah terhadap US $,maka kepada KPBC diBandara Internasional agarmelakukan pengawasanterhadap pembawaan Rupiahyang melebihi ketentuan keluar negeri. Apabila perlulakukan koordinasi denganaparat Kepolisian.

l Peningkatan Integritaspegawai, meningkatkankembali pengawasan melekatdari tiap unit kerja. Menindaktegas dan konsisten terhadappegawai-pegawai yangmelanggar kode etik.

Sumber : Bagian Organisasi dan TatalaksanaSekretariat Direktorat JenderalKantor Pusat DJBC

PATROLI LAUT. Agar membuat target pengawasan terhadap barang-barang yang menjadi isuseperti: gula, TPT, dan beras.

DOK. WBC

Page 27: Warta Bea Cukai Edisi 371

26 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

ada 13 – 16 September 2005,Direktorat Jenderal Bea danCukai (DJBC) bekerjasama

dengan Central Narcotics Bureau(CNB) Singapura, menyelenggarakanNarcotics Intelligence OperationsTraining Workshop.

Bertempat di Wisma AnjingPelacak, Kantor Pusat DJBC, trainingtersebut dibuka oleh Sumantri,Kepala Subdirektorat PengawasanBarang Larangan dan Pembatasan,direktorat P2. Hadir dalampembukaan tersebut IstyastutiWuwuh Asri, Kasubdit Kerjasama

Internasional I, Dit. KepabeananInternasional.

Sedangkan perwakilan dari CNBadalah Paschal Rebeira, selakuAssistant Director for Intelligence,CNB Singapore dan para trainer,yakni Mohd Hamzah Bin Md Yusop,Saherly Limat, Muru A, ReselySheron, Mohd Raziff Mohd Yussof,Affendi Ideris, Mohd Afandy Jaapar,Loh Sze Sin, Lau Wee Seng danAndrew Ngoh Chiou Guey.

Para peserta training berjumlah30 orang pegawai yang berasal dariKantor Pusat DJBC dan kantor-

kantor pelayanan Bea Cukai yangmembawahi pelabuhan besar, sepertiBatam, Medan, Soekarno Hatta,Tanjung Emas, Tanjung Priok,Ngurah Rai, Pontianak, Balikpapan,Jogjakarta, Surabaya, Tanjung Perak,Juanda dan Pekanbaru.

Dalam wawancaranya denganWBC, Paschal Rebeira, AssistantDirector for Intelligence, CNBSingapore mengatakan, pihaknyasudah bekerjasama dalam jangkawaktu yang lama dengan Indonesiakhususnya Indonesian Customs.Training kali ini merupakan training

DJBC - CNB SingapuraNarcotics Intelligence Operations

MEMBUKA TRAINING. Sumantri, Kepala Subdirektorat Pengawasan Barang Larangan dan Pembatasan, direktorat P2, membuka training di wismaanjing pelacak, KP DJBC.

Training WorkshopTraining kali ini berbeda dengan sebelumnya dimana lebih menekankan pada intelligence.

P

PENGAWASANWBC/ATS

Page 28: Warta Bea Cukai Edisi 371

27WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

yang kedua (yang pertama di Batam,Agustus tahun lalu-red).

Rebeira menjelaskan, trainingkali ini berbeda dengan sebelumnyadimana lebih menekankan padaintelligence (bagaimana melakukansuatu operasi berdasarkan padainformasi intelligence yang diterimadan analisa yang dilakukan).Sehingga, walaupun training inispesial untuk airport tapi bisa jugadigunakan pada sea port.

Selama dua hari, para pesertadiberikan pelatihan berupa teori.Dalam pelatihan teori tersebut paratrainer dan peserta saling berbagipengetahuan dan pengalaman,antara lain bagaimana caramengecek dokumen, menganalisainformasi intelligence dan bagaimanacara bekerja secara intelligencesehingga operasi dapat dilakukan.Setelah itu, para peserta melakukanpraktek simulasi selama satu hari diBandara Soekarno Hatta dan WismaAnjing Pelacak. Kemudian, pada hariterakhir dilakukan evaluasi.

Sumantri, Kepala SubdirektoratPengawasan Barang Larangan danPembatasan menambahkan, parapeserta disibukan dengan materi-materi pelatihan dan metode controldelivery. Dalam training ini semuapeserta akan diperkenalkan padadevelop technic of managing andindentifying drugs, smuggling danjuga technical knowledge to analizeinformation regarding the illegaldrugs trafficking.

Selain pelatihan yang diperolehdari CNB, pihak DJBC sendirimenyisipkan materi mengenai anjingpelacak. Jadi, pada saat praktek,anjing pelacak tersebut akanmelakukan demo untuk melacaksuspect (dalam praktek, tiga orangtrainer dari CNB akan berpura-puramenjadi suspect yang membawadrugs. Untuk itu, ketiga orang terse-but tidak muncul pada saat pemberi-an teori sehingga peserta trainingtidak mengenali wajahnya-red).

Tak hanya itu, DJBC jugamenyisipkan materi mengenaibagaimana melakukan tes narkotikadengan menggunakan narco test(alat tes narkotika). “Jadi untukanjing pelacak dan narco test, secaraoperasional kita yang melakukannya.Pihak CNB sebagian besar hanyamemberikan teori tentang operasidalam rangka pelacakan narkotika,seperti bagaimana cara melacak danmengejar suspect yang dilakukandengan metode control delivery,” ujarSumantri.

PEREDARAN DRUGS MAKINMENGKHAWATIRKAN

Rebeira mengakui, masalahperedaran drugs (obat-obatanterlarang) merupakan masalah yang

sangat serius yang dihadapi duniapada saat ini. Walaupun secaraglobal pengawasan terhadapperedaran drugs lebih baik darisebelumnya, pada saat yangbersamaan tantangan yang ada jugasemakin besar, para pengedarsemakin banyak akal.

“Sehingga dapat saya katakan,kondisi peredaran drugs terutama diAsia tenggara, we slowly winning thewar against drugs,” kata Rebeira.Untuk itu, ia sangat setuju denganpenggerebekan beberapa night clubdi Indonesia, khususnya Jakarta,untuk menangkal peredaran drugs.

Oleh sebab itu, lanjut Reberia,

training ini menguntungkan keduabelah pihak (Indonesia danSingapura). Pasalnya, untukmenangkal peredaran drugs tidakbisa dilakukan secara sendiri-sendiritapi dibutuhkan kerjasama, salingbelajar, berbagi pengalaman danmengaplikasikannya. Intinya,dibutuhkan kerjasama internasionaluntuk melawan peredaran narkotikatersebut.

“Selain itu, tantangan yangdihadapi Indonesia tidak samadengan Singapura. Jadi, dengansaling berbagi pengalaman akandiperoleh strategi yang baik untukmenangkal peredaran drugs

SAAT SIMULASI. Para peserta training melakukan praktek simulasi narco test.

WBC/ATS

Page 29: Warta Bea Cukai Edisi 371

28 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

tersebut,” imbuh Rebeira. Untuk itu iaberharap kerjasama ini akan terusdilanjutkan dimasa yang akandatang.

Hal tersebut diamini IstyastutiWuwuh Asri, Kasubdit KerjasamaInternasional I, Dit. KepabeananInternasional. Menurutnya, saat iniperedaran drugs sudah sampai padatingkat yang sangat rawan. Anak-anak yang masih duduk di bangku

SD (terutama yang di kota-kotabesar) sudah banyak yangmengkonsumsi drugs. Ia punberharap agar kerjasama antaraDJBC dan CNB Singapura akan terusditingkatkan, paling tidak akan terusdijaga keutuhannya.

Sumantri menambahkan, selainberharap agar training ini dapatmeningkatkan Sumber Daya Manusia(SDM) para pegawai, para peserta

an Seck Kang, Director Central NarcoticsBureau of Singapore dengan surat no: CNB/202F TFI tanggal 2 Oktober 2001,

mengundang bilateral meeting antara DJBCIndonesia dan CNB Singapura pada 23 – 25Oktober 2001 di Singapura, berkaitan dengansindikat perdagangan obat terlarang. PerwakilanDirektorat Jenderal Bea dan Cukai yang hadir padasaat itu adalah DR. Permana Agung, M.Sc, AbdulRachman, B.Sc, Dra. Cantyastuti Rahayu, Drs.Jusuf Indarto dan Drs. Setio Juwarno.

Bentuk kerjasama kedua instansi tersebutdilakukan melalui tukar menukar informasi intelijendan kegiatan investigasi bersama serta controldelivery.

Pertemuan kedua diselenggarakan pada 27 –28 Maret 2002 di Batam dengan hasil kesepakatansebagai berikut:a. Kedua belah pihak sudah dapat melakukan

pertukaran data-data dan informasi (IntelligentExchange) berkaitan dengan upayapencegahan dan peredaran gelap narkotika danpsikotropika.

b. Mekanisme dan teknik joint surveillance danjoint investigation.

c. Studi banding pihak DJBC ke Singapura dalamrangka pertukaran teknologi dan informasi.

d. Penetapan contact person untuk memudahkankoordinasi.Pertemuan ke tiga diselenggarakan pada 21 –

23 Oktober 2003 di Singapura. Pada kesempatantersebut dipaparkan oleh kedua belah pihak,perkembangan struktur organisasi masing-masinginstitusi, perkembangan narkoba di Singapura danfaktor-faktor kunci sukses yang dimiliki CNB sertainformasi terbaru dari kegiatan yang dilakukan olehCNB maupun DJBC. Hasil kesepakatan dalampertemuan tersebut antara lain :l Terus meningkatkan pertukaran informasi.l Penetapan contact person.l Dalam hal tertentu dapat melakukan joint

surveillance.Kerjasama antara DJBC dan CNB Singapura

dalam penyelenggaraan training yang pertamadilakukan pada 4 – 6 Agustus 2004 di Batam.Dalam training tersebut, CNB mengirimkan tigaorang trainers (officers) dan satu orang supportofficer.

Pertemuan kempat diselenggarakan pada 26 –

28 Agustus 2004, di Denpasar, Bali. Pertemuandibagi kedalam dua sesi, dibagian pertamamasing-masing delegasi menyampaikan presentasiyang berisi perkembangan terakhir perdagangangelap narkotika dan psikotropika. Sedangkan sesikedua adalah diskusi. Delegasi CNB membagipresentasinya kedalam dua bagian. Pertamamengenai The Narcotics Enforcement TrainingWorkshop yang diadakan pada awal Agustus 2004di Batam, sedangkan bagian kedua mengenaiSingapore Drug Situation 2003.

Mengenai training, CNB menyadari bahwakedua instansi perlu untuk mengetahui kebutuhanmasing-masing. Sebagai hasil evaluasipelaksanaan The Narcotics Enforcement TrainingWorkshop, disetujui waktu pelaksanaan trainingyang lebih lama, misalnya lima hari, dengan satuhari berupa kunjungan ke Singapura, agar parapeserta training dapat melihat cara kerja CNBmelaksanakan tugasnya sehari-hari.

Disamping itu, meski tidak mengadakan trainingkhusus untuk pegawai/peserta dari administrasidiluar CNB, tetapi training yang diadakan untukpegawai CNB pada dasarnya terbuka untukpeserta dari luar negeri (foreign participants).Selain itu CNB juga berjanji akan memberikanbahan-bahan pseudo-narcotics yang dapatdigunakan untuk melatih anjing pelacak narkotika.

Kemudian, DJBC memaparkan presentasimengenai perkembangan terakhir pemberantasanperedaran gelap narkotika. Usaha yang dilakukan,antara lain pembentukan Airport Interdiction TaskForce di bandara-bandara nasional daninternasional, Significant Seizures selama akhir2003 sampai dengan pertengahan 2004, denganmodus operandinya serta pengawasan prekursor.

Kedua pihak sepakat untuk terus meningkatkankerjasama dan mengadakan pertemuan berikutnyapada 2005 di Singapura.

Pada 13 – 16 September 2005 diselenggarakantraining kedua yang bertempat di Wisma AnjingPelacak, Kantor Pusat DJBC, Jakarta, yang diikutioleh 30 peserta. Pembukaan training dilakukanoleh Sumantri, Kasubdit PBLP didampingi IstyastutiWuwuh Asri, Kasubdit Kepabeanan Internasional.Hadir dalam pembukaan tersebut, PaschalRebeira, Assistant Director for Intelligence of CNBSingapore dan para trainer yang berjumlah 10orang. Bahan Dit. Kepabeanan Internasional

training juga diharapkan dapatmenerapkan dan membagi ilmu yangdiperoleh pada rekan-rekannya ditempat tugas masing-masing.

I Ketut Sugiarta, salah seorangpeserta dari KPBC Ngurah Raimengungkapkan pendapatnyamengenai training tersebut.Menurutnya, training ini secarakhusus mengajarkan tentangbagaimana caranya melakukan

Sejarah Kerjasama DJBC - CNBT

PENGAWASAN

Page 30: Warta Bea Cukai Edisi 371

29WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

penangkapan dan control delivery(penyerahan yang terkendali).Namun, sesuai dengan UUNarkotika, tugas control deliverydiemban oleh kepolisian. Sehingga,materi yang paling banyakrelevansinya dengan tugas-tugas beacukai di lapangan adalah materiintelligence, terutama untukmenangani keluar masuknya drugs.

Ketut menyarankan agar trainingini dapat diselenggarakan secararutin. Sebab dengan adanya trainingini, petugas bea cukai dapatmeningkatkan kinerja dankemampuannya.

Tak jauh berbeda dengan Ketut,Yacobus Agus Wahyudiono,peserta dari KPBC Balikpapanmengatakan, semua materi yangdiberikan pada dasarnya relevandengan tugas-tugas bea cukaiselama ini. Tetapi, ada materi yangselama ini sudah dilakukan oleh Beadan Cukai, contohnya source han-dling (membina informan ataumemasang informan atau mencariinformasi). Hanya saja, masalahyang dihadapi lebih spesifik yaknipenyelundupan narkotika.

Ia juga mengatakan, controldelivery merupakan materi yang barubaginya, namun materi tersebut lebih

mengarah pada tugas-tugaskepolisian. Di akhir wawancaraYacobus berharap agar training inidapat ditingkatkan lagi, baik dari segi

kualitas dan kuantitas. Ia jugamenyarankan agar training ini tidakhanya diselenggarakan di KantorPusat, tetapi juga di daerah.

FOTO BERSAMA. Sebelum diklat dimulai, seluruh peserta training berpose bersama dengan para trainer dari CNB Singapura.

DISKUSI. Selama dua hari, para peserta diberikan pelatihan berupa teori.

WBC/ATS

WBC/ATS

ifa

Page 31: Warta Bea Cukai Edisi 371

30 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

arena ketidaktahuannya akanjenis-jenis tanaman yang dapatdiimpor ke Indonesia,

perusahaan importir yang bergerakdibidang tanaman hias mengimportanaman jenis papaver somniferumdari Belanda. Tanaman yang diimporberbarengan dengan tanaman jenislainnya ini dalam manifes disebutkansebagai papaver, namun setelahdilakukan pemeriksaan olehpentugas ternyata yang masukadalah papaver somniferum.

Awalnya, petugas merasa curigaakan kedatangan tamanan asalBelanda pada 23 Agustus 2005 laluyang harga per batangnya Rp 500sebanyak 30 batang, bukan dari jenispapaver. Jenis yang satu ini sangat

berbeda dari yang tertera padamanifes. Padahal untuk papaver,jenis tersebut masih dapat diijinkanmasuk ke Indonesia, sementara hasilpemeriksaan laboratorium dari BadanKarantina Pertanian, ternyatajenisnya somniferum yang getahnyadapat diolah menjadi morfin ataushabu-shabu.

Dari hasil laboratorium tersebut,terhadap petugas langsung menegahkurir yang mengambil jenis tanamanini sekaligus menegah importirnyadari CV. WST. Hasil pemeriksaanpetugas, kurir dan importir ternyatatidak mengetahui kalau jenis ini dilarang masuk ke Indonesia. Tujuanmereka mengimpor hanyalah sebagairangkaian bunga hidup.

Akan hal tersebut, pihak importirdan kurir tidak dilakukan penahanannamun tetap dimintai keteranganuntuk proses lebih lanjut. MenurutKapolres Bandara AKBP TedjoSubagio, pihaknya yang menerimalaporan dari bea cukai akan tegahantanaman ini langsungmenyerahkannya kepada pihak BNNuntuk proses selanjutnya. Danpihaknya juga bersama BNN telahbekerjasama dengan interpolBelanda untuk mensosialisasikankepada negara mereka kalau jenistanaman ini tidak dapat masuk keIndonesia.

Sementara itu petugas bea cukaijuga berhasil menegah masuknyapita cukai hasil tembakau tahun 2005seri I palsu asal Singapura pada 13Juli 2005. Pita cukai palsu yangdalam manifes disebutkan sebagailabel, diimpor oleh PT. TUS sebanyak5000 lembar, @ 120 keping (600.000keping), yang harga jual ecerannyaRp 3.900 dengan tarif cukai sebesar26 persen.

Dengan ditegahnya pita cukaipalsu ini, maka negara diselamatkandari kerugian sebesar Rp608.400.000. Menurut Kepala KantorPelayanan Bea dan Cukai Tipe AKhusus Soekarno-Hatta, Drs.Novrial, hingga saat ini upayapenyelundupan bukan hanya padarokoknya saja tapi juga sudahmengarah pada pita cukainya,”Upayapenyelundupan pita cukai palsu kinimulai dicoba oleh beberapapengusaha hasil tembakau yangpada intinya mereka menghindar daripajak yang telah ditetapkanpemerintah,” ujar Novrial.

Lebih lanjut Novrial mengatakan,pita cukai palsu yang ditegah jugamelanggar ketentuan tarif, dimanaseharusnya untuk tarif cukaisebesar 26 persen, harga ecerannyajauh lebih besar dari yang tertera.Untuk itu pelaku PT. TUS dinyatakantelah melanggar pasal 55 huruf bUndang-Undang nomor 11 tahun1995 tentang Cukai, denganhukuman penjara paling lamadelapan tahun dan denda palingbanyak 20 kali nilai cukai yangseharusnya dibayar.

Pita Cukai Palsu dan Papaver Somniferum

Ditegah Petugas Bea CukaiSebanyak 30 tangkai bunga papaver somniferum diimpor dari Belanda yangternyata dapat diolah menjadi bahan baku morfin dan shabu-shabu. Sementara itusebanyak 120 keping pita cukai palsu yang dimpor dari Singapura juga berhasilditegah petugas bea cukai Soekarno-Hatta.

BERHASIL DITEGAH. Sebanyak 30 batang bunga papaver somniferum dan 5000 lembar pita cukaihasil tembakau palsu berhasil ditegah petugas bea dan cukai Soekarno-Hatta.

K

WBC/ATS

adi

PENGAWASAN

Page 32: Warta Bea Cukai Edisi 371

31WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

nak saya (8), hampir setiapmalam ketika tertidur, membukapintu kamarnya dan berjalan

keluar kamar dalam keadaan tidur.Kejadian demikian telah berjalanselama 1 tahun terakhir. Saat tertidursambil berjalan ia akan menuju tempatbarang-barang mainannya. Diambilnyamobil-mobilan, lalu bermain sepertilayaknya dalam keadaan biasa. Setelahitu ia akan ke tempat tidurnya lagi danmelanjutkan lelapnya kembali. Yangingin saya tanyakan, apakah kondisi ininormal buat anak saya laluberpengaruhkah bagi perkembanganjiwanya ?

JAWAB :Gangguan tidur seperti ini disebut

gangguan tidur jalan atausomnambulisme. Sering terjadi pada anakdiantara usia 6-12 tahun. Diperkirakanantara 1-15 % dari semua anak pernahmengalami gangguan tidur jalan. Anaklaki-laki lebih sering mengalami hal ini daripada anak perempuan dan kadang-kadang disertai dengan gangguan tidurteror (bangun dan disertai jeritan ataumerintih) ataupun mengompol.

Dahulu diperkirakan bahwa penye-bab gangguan tidur pada anak adalahkarena terganggunya salah satu fungsitubuh misalnya karena gangguanpernapasan, pencernaan dan lainnya.Namun pendapat ini telah berubah danpara ahli berpendapat bahwa gangguantidur anak dicetuskan oleh hal yanglebih kompleks, seperti rasa tidak amanpada anak, ada kejadian yangberakibat trauma pada anak, stress,kepribadian yang sulit dan lain-lain.

Gejala somnambulisme ini biasanyaditandai dengan mendadak bangkit danduduk ditempat tidur, mata terbuka namunseolah-olah tak melihat kemudian turundari tempat tidur dan berjalan. Meskipungerakannya canggung, namun ia jarangjatuh atau menabrak benda yang adadisekitarnya kejadian ini dapatberlangsung singkat dalam waktu kurangdari 1 menit saja, tapi dapat pulaberlangsung lebih dari ½ jam. Episode inibiasanya berakhir dengan si anak kembalike tempat tidur dan pada pagi hari tidakingat kejadian semalam.

Dengan rekaman EEG (ElektroEnsefalogram) yaitu rekaman impuls listrikdi otak, tidak ditemukan adanya kelainan.

Sama halnya dengan gangguan tidur terorpada gangguan tidur jalan pun seringkaliditemukan ada kaitannya dengan faktorstress yang dialami. Kita harus menelitisemua faktor dalam kehidupan anak ibuuntuk dapat menentukan apakah perludilakukan penanganan lebih insentifseperti misalnya psikoterapi anak,psikoterapi keluarga (yaitu berkonsultasidengan psikolog) atau karena obat-obatandapat menimbulkan efek samping biladipakai jangka panjang, maka pemakaianobat sebaiknya dihindarkan.

Gangguan tidur jalan biasanya hilangsendiri setelah beberapa tahun namunada juga yang menetap sampai dewasa.

Hal-hal yang dapat ibu lakukanantara lain :1. Menciptakan kebiasaan tidur yang

baik dan menyenangkan, yaitu denganmengantar tidur anak, pelukan danciuman sebelum tidur atau memba-cakan cerita sebelum tidur.

2. Bila gangguan tidur anakkarena adanyatekanan

DIASUH OLEH PARA DOKTERDI KLINIK KANTOR PUSAT DJBC

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

RUANG KESEHATAN

TidurSAMBIL BERJALAN

atau stress, program TV yang tidakmenyenangkan, coba didiskusikanmasalah ini dengan anak.

3. Usahakan tidak membangunkan anakpada saat sedang tidur jalan tapidibimbing kembali ke tempat tidur.

4. Melindungi anak dari kecelakaan bilaia tidur jalan dengan menyingkirkanbenda-benda yang membahayakan.

5. Pintu serta jendela rumah harus diberikunci yang lebih kokoh.

Terutama jalinlah kedekatan dengananak ibu, beri dia rasa aman pada saatmenjelang tidur. Mudah-mudahan akanmembantu anak ibu mengatasi masalahtidur ini.

A

FOTO

: ISTIM

EWA

Page 33: Warta Bea Cukai Edisi 371

32 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

ondisi perekonomian daerah yangbelum mantap, serta rendahnyaindustrialisasi di Bengkulu

menyebabkan daerah ini masihmengandalkan barang mentah di sektorperkebunan maupun pertambangan.Padahal jika dilakukan melalui prosesyang semestinya, diolah menjadibarang siap pakai akan menghasilkannilai tambah ekonomis yang tinggi.Kondisi ini juga yang menjadi penyebabterjadinya kevakuman kegiatan imporkhususnya di wilayah kerja KantorPelayanan Bea dan Cukai (KPBC)Bengkulu.

Kevakuman itu semakin diperparahdengan kondisi pelabuhan Pulau Baaiyang mengalami pendangkalan seriusmenyebabkan hanya kapal bertonasemaksimal 1200 ton saja yang bisa

masuk, demikian diungkapkan Pjs.Kepala KPBC Tipe C Bengkulu, RudiAji Hermawan, SE, MSi. Menurutnya,kondisi ini membuat Bengkulu menjadisesuatu yang kurang menarik bagidunia usaha maupun pengusaha jasatransportasi laut, meskipun hanya untuksekedar mampir di sana.

Faktor ini pula, lanjut Rudi,membuat persepsi KPBC Bengkulutahun 2005 dalam bentuk bea masuksebesar hampir 2 milyar rupiah lepasdan masuk menjadi persepsi KPBCLampung atas importasi gula jatahProvinsi Bengkulu. Penyebabnya itutadi, kapal tidak bisa masuk kePelabuhan Pulau Baai.

Sementara itu, kegiatan dominanKPBC Bengkulu saat ini adalahpelayanan ekspor untuk jenis komoditi

batu bara dan karet. Sedangkan kayuyang diolah untuk menjadi moulding(papan hias), baru saja dimulaiekspornya sekitar bulan Mei-Juni 2005setelah non aktif dari tahun 2002. Untukkomoditas CPO yang pernah singgahekspor di Bengkulu, sekarang sudahpindah ke pelabuhan lain sepertiPadang, Lampung dan Palembang.Karena itu target penerimaan beamasuk sejak tahun 2003 sampai 2004sama sekali tidak terpenuhi, karena beamasuk pada periode ini realisasinya nolpersen.

Sebelumnya, andalan persepsipenerimaan hanyalah dari pemasukanbarang impor yang pernah diperolehdalam jumlah signifikan oleh KPBCBengkulu. Itu terjadi pada 2002 yangberasal dari komoditas beras dengan

KPBC Tipe C BengkuluHARUS BANTING SETIRDAN JEMPUT BOLA

KPBC TIPE C BENGKULU. Optimis beban target tahun ini dapat tercapai.

Geliat pelayanan kepabeanan di KPBC Bengkulu kini mulai terasa lagi setelah tiga tahun vakummelayani kegiatan impor. Diawali dengan pemberian fasilitas importasi instalasi mesin untukpembangunan pabrik CPO (Crude Palm Oil) baru di Muko-Muko Bengkulu.

K

DAERAH KE DAERAH

Page 34: Warta Bea Cukai Edisi 371

33WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

perolehan bea masuk sebesar 7,6milyar rupiah. Namun kegiatan tersebuttidak dapat diandalkan untuk dijadikanpenerimaan rutin dan itu kini terbuktidengan tidak adanya importasi berassampai dengan sekarang. Selainimportasi beras, juga ada imporsementara metal box untuk returnablepackage (kemasan berulang) untukkomoditi karet yang mampir ke ProvinsiBengkulu dari Thailand dan Malaysia.

Sebenarnya upaya PemerintahDaerah (Pemda) cukup serius danmaksimal untuk menggiatkan kegiatanekspor impor di Provinsi Bengkulu.Salah satunya dengan mengadakanlokakarya tentang investasi yangdiselenggarakan Badan KoordinasiPenanaman Modal Daerah (BKPMD)Bengkulu, dihadiri seluruh jajaranPemda Bengkulu dan para pengusahalokal dan nasional, termasuk pulasecara intensif menekan pihak PelindoII untuk melakukan pengerukan alurpelabuhan.

“Sementara itu kami harus bantingsetir dan jemput bola. Tidak ada caralain kecuali KPBC harus melakukanpromosi intensif di setiap kesempatan.Kalau tidak begitu, ya seperti kemarinkonsekuensinya dengan hasil beamasuk nihil,” demikian kata Rudi yangpromosinya dikhususkan pada fasilitasdan kemudahan dari Bea dan Cukaikepada dunia usaha agar para investortertarik berinvestasi di Bengkulu.

Dirinya yakin dan percaya, carapaling cepat untuk meningkatkanperekonomian daerah Bengkulu adalahindustrialisasi sesegera mungkin,terencana dan berkesinambungan,bukan berjualan bahan mentah kepadadaerah lain. Bengkulu dikenal kayahasil bumi kelapa sawit, kopi, karet,pasir besi, sayur mayur/hortikultura,apabila hasil itu diproses lebih lanjut diBengkulu akan mempunyai nilaitambah ekonomis yang signifikan.

PROMOSI FASILITAS BEA DAN CUKAIPada berbagai kesempatan

promosi, Rudi dengan lantang selalumenekankan fungsi Bea dan Cukaitidak hanya memungut bea masuk dancukai saja, tetapi sekaligus fasilitatorperdagangan dan industri. Bahkansampai-sampai ia katakan bahwaKPBC Bengkulu siap ”cuci gudang”supaya dagangannya itu bisa laku.

Benar juga, promosi yangdilakukannya tidak sia-sia. Dalamperjalanan waktu kemudian seorangpengusaha tertarik dengan tawarankemudahan fasilitas Bea dan Cukai.Dia lantas mendatangi KPBC, dankomitmen sesuai janji, berani Rudiberikan asalkan masih menjadiwewenangnya dalam kerangkaUndang-Undang Kepabeanan. Akhirnyapengusaha tadi berminat mendirikanpabrik CPO baru di Desa Air Hitam.

Realisasi importasi barang modal

dalam bentuk mesin dan instalasi untukpembangunan pabrik CPO baru diDesa Air Hitam, Pondok Suguh, Muko-Muko Bengkulu yang menggunakanfasilitas PMDN master list dari BKPMsudah lama ditunggu-tunggu danmelalui proses yang lama. Dan menurutRudi ini akan menjadi awal yang baiksekaligus penglaris bagi Pemberitahu-an Impor Barang (PIB) setelahmengalami kevakuman sejak 2003.

Mengenai kemudahan yangdijanjikan, KPBC Bengkulu memberikankemudahan pembongkaran barangimpor di lapangan penimbunan milikimportir di lokasi pabrik yang tujuannyauntuk pengamanan barang, mengingatlokasi bongkar bukan di pelabuhan.Dan pemeriksaan fisik di lapanganpenimbunan milik importir.

Untuk mengantisipasi itu, jauh-jauhhari pihak KPBC Bengkulu yang mem-punyai lingkup daerah pengawasanmeliputi seluruh Provinsi Bengkulumembentang dari arah selatan ke utaradi pesisir barat Samudera Indonesiadengan panjang sekitar 500 km ini telahmempersiapkan personil, sisdur,senjata api dan prasarana transportasiserta perbekalan (waakloon/vacatieloon) untuk mendukung kegiatanini, mengingat lokasinya di pedalamandikelilingi hutan dan perkebunan sawit.

Untuk itu, dibentuk tim sebanyak 6orang pegawai yaitu; M.Arifin sebagaiKetua tim, anggota masing-masingDahmad, Suryadi, Ubay Dillah, Tasripdan Dimyati sebagai pemeriksa.

Kepala kantor menugasi tim iniuntuk melakukan bootzoeking,pengawalan, pemeriksaan danpengamanan barang impor maupunpersonil dengan kekuatan satu revolverTaurus dan dua senapan Valmet milikKPBC Bengkulu yang sudah diperbaruiijinnya sejak 28 Juni 2005 setelah 11tahun mati ijinnya. Senjata api pundikuasakan kepada pegawai yangmenurut pandangan Rudi pegawai itudianggap mampu serta cakap.

RUDI AJI HERMAWAN SE, M.Si. Kerapmempromosikan kemudahan dan fasilitas Beadan Cukai kepada dunia usaha agar mauberinvestasi di Bengkulu.

SEBAGIAN ANGGOTA KPBC BENGKULU. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan fisik barangimpor untuk mengamankan hak keuangan negara di lokasi Desa Air Hitam, Pondok Suguh, Muko-Muko, Bengkulu.

DOK. KPBC BENGKULU

DOK. KPBC BENGKULU

Page 35: Warta Bea Cukai Edisi 371

34 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

Disela-sela penjelasannyamengenai kegiatan pengawasan,Rudi menyelipkan cerita lucuberkaitan dengan aturan ketatpemakaian senjata api kepada anakbuahnya. “Saking taatnya padaperintah akan penggunaan senjataapi yang ketat saya awasi, saatmengusir babi liar di hutan, merekayang gagah berseragam danbersenjata lengkap, mengusir babidengan melempar batu. Untung tidakada aparat lain yang menyaksikan,kalau ada pasti mereka tertawaterpingkal-pingkal karena pegawaibea cukai yang gagah memakai carazaman batu untuk mengusir bahaya.”

Semuai pegawai yang ditugaskantadi akhirnya telah kembali daripenugasan dengan selamat, tidakada amunisi yang terpakai selamapenugasan. Para pelaksana darisenior sampai yang baru lulusDiploma I Bea dan Cukai bahkanCPNS pun Rudi libatkan untukmengamankan hak keuangan negaraberupa bea masuk dengan besaranmaksimal 5 persen, sedangkan PPNdan PPh impor dibebaskan. “Sayabersyukur mereka telah menjalanipenugasan luar selama seminggudengan hasil sangat baik dansempurna, telah terkumpul beamasuk untuk shipment pertamasekitar 105 juta rupiah.”

Rudi optimis beban target tahunini dapat tercapai. Prediksi bea

masuk dari investasi pembangunanpabrik CPO apabila seluruhnya telahselesai, sekitar 500 juta rupiah yangbisa dicapai tahun 2005. Bebantarget KPBC Bengkulu tahun 2005sebesar Rp. 896.624.000.Setidaknya dari kegiatan initerkumpul sekitar 55,8 persen.

Sementara dari sektor cukai,berdasarkan data yang ada selamaini menunjukkan bahwa KPBCBengkulu tidak pernah memasukkanke kas negara sebagai persepsicukai, sehingga praktis selama iniKPBC Bengkulu tidak melayanikegiatan cukai. Untuk sektor ini,lanjut Rudi, pihaknya sudahberikhtiar memfasilitasi calon duaperusahaan rokok golonganpengusaha kecil yang sekarangmasih dalam proses penerbitanNPPBKC (Nomor Pokok PerusahaanBarang Kena Cukai).

DUA PABRIK CPO LAGIKini, pihak KPBC masih

berupaya mendekati secara intensifpihak pengusaha untuk maumembuka lagi pabrik serupa diBengkulu dengan harapan sebelumakhir tahun sudah ada realisasi. Danberdasarkan keterangan yang WBChimpun dari Kepala KPBC Bengkuluvia telepon diketahui rencanatersebut sudah dalam tahapnegosiasi untuk membangun lagi duapabrik CPO di daerah Seluma dan

Argomakmur, Bengkulu yangdiprediksikan awal tahun 2006 mulaimelakukan impor instalasi mesin.

Menurut Pj Kepala Kantor,masyarakat sekitar pun antusiasmenyambut bea dan cukai, sertamengucapkan terimakasih karenadengan adanya pabrik CPO didesanya, mereka merasakan imbaspositif secara ekonomi. Aparat lain,menurut Rudi, dari TNI, Brimob danPemda setempat juga menghargaidan menghormati eksistensi bea dancukai di sana, mereka tidakmenyangka kalau bea dan cukai jugadipersenjatai. Bahkan mereka meng-akui senjata api yang dimiliki KPBCBengkulu unik dan baru dilihatnyasenjata api jenis senapan merkValmet yang buatan Finlandia itu.

“Pokoknya kami sudah bertekaddan satu kata, akan bekerja kerasdan sungguh-sungguh memberikanyang terbaik untuk direktoratjenderal. Meski ada kendala, tetapiitu klasik yaitu kondisi perekonomiansetempat yang masih belum mapanserta basis industri yang rendah.”

Pada kesempatan ini pula, Rudimenyampaikan terimakasih kepadaZ.A Likumahwa yang ketika ituKepala Kanwil III DJBC Palembangatas kepercayaan yang diberikanpadanya untuk penugasan sebagaiPj. Kepala KPBC Bengkulu. PerintahKakanwil, diakuinya sangat singkattetapi skalanya luas yaitu BenahiKPBC Bengkulu !, dan perintah itu iausahakan untuk dijalankan denganpenuh tanggung jawab sertasungguh-sungguh di semua aspekyang perlu pembenahan dengansenantiasa menjaga nama baik danwibawa Direktorat Jenderal Bea danCukai di Provinsi Bengkulu.

Jika mengingat kembali awalusaha mempromosikan fasilitas dankemudahan dari Bea dan Cukaidiakui Rudi, hanya untukmendapatkan satu PIB saja gunamemperoleh persepsi bea masuk,pihaknya mesti bekerja keras danaktif serta harus menjemput bola,bahkan seringkali bolanya walaupunsudah dijemput, tidak didapatkan.Namun itu semua dianggapnyasebagai tantangan gunamenumbuhkan motivasi dansenantiasa bersemangat agar terusberkarya dan bekerja dengan baik.

Untuk memperlancar tugas terse-but dirasa perlu dukungan personil,maka itu pada September 2005KPBC berencana meminta tiga per-sonel lagi dengan kualitas lulusanDiploma I yang masih fresh dan ber-semangat mengingat KPBC Bengkuluyang memiliki 11 pegawai termasuk 1orang CPNS, sudah memiliki satuKawasan berikat atas nama PT.Agricinal yang rencana operasional-nya pada Oktober 2005.

KPBC BENGKULU. Menfasilitasi importasi barang modal mesin dan instalasinya untuk membangunpabrik CPO di Desa Air Hitam, Pondok Suguh, Muko-Muko, Bengkulu dipimpin langsung Pj. KepalaKPBC Bengkulu Rudi Aji Hermawan (berpakaian safari)

DAERAH KE DAERAH

ris

DOK. KPBC BENGKULU

Page 36: Warta Bea Cukai Edisi 371

35WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

ada 15 September 2005, KantorPelayanan Bea dan Cukai (KPBC)Bandung menyerahkan 135 karton

kurang lebih 21 roll pakaian, tekstil danvitamin untuk korban bencana alam.Barang tersebut diserahkan melaluiPalang Merah Indonesia (PMI) CabangBandung di Jalan Aceh No. 79Bandung. Rincian barang-barangtersebut adalah :l 24 karton + 21 roll tekstil,l 91 karton pakaian campuranl 20 karton vitamin

Barang-barang tersebut adalahbarang impor yang terkena tataniaga yangtidak diberitahukan dalam pemberitahuansehingga menjadi barang dikuasai negara/milik negara, sesuai dengan UU Kepa-beanan No. 10 Tahun 1995, pasal 68.

Menurut Kepala Kantor PelayananBea dan Cukai Tipe A Bandung,

Wirawan Sahli, barang-barang yangdisumbangkan itu, diperoleh dari imporbarang yang tidak disampaikan dalamdokumen pemberitahuan.

Dalam satu kontainer yang berisibermacam-macam barang tersebutsetelah dilakukan pemeriksaan adabeberapa komoditi antara lain tekstil,pakaian campuran, dan vitamin(suplemen) asal Cina yang tidakdiberitahukan dalam dokumenPemberitahuan Impor Barang. Khususuntuk tekstil memang tidak bisadilakukan impor komoditi tersebutkarena terkena aturan tata niagasehingga ditahan dan menjadi barangyang dikuasai negara.

Terhadap barang-barang tersebut,lanjut Wirawan, kemudian diusulkankepada Menteri Keuangan (Menkeu)untuk disumbangkan kepada pihak-

PENYERAHAN BARANG MILIK NEGARAUntuk Korban Bencana AlamTerhadap barang-barang tersebut, kemudian diusulkan kepada Menteri Keuangan untukdisumbangkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan.

pihak yang membutuhkan. Setelahkurang lebih tiga bulan menunggukeputusan dari Menkeu akhirnyamendapat jawaban disetujui untukdisumbang Persetujuan itu sesuaidengan Surat Menteri Keuangan No. S-4943/MK.6/2005 tanggal 29 Juli 2005yang menetapkan bahwa barang-barang tersebut disumbangkan untukkorban bencana alam.

“Setelah persetujuan dari Menkeukeluar, lantas direalisasikan, kita serah-kan ke Palang Merah Cabang Ban-dung. Khusus untuk komoditi suplemenvitamin sudah dilakukan pemeriksaanbahwa obat-obatan tersebut belumkadaluarsa,” ujar Wirawan.

Penyerahan sumbangan dilakukanoleh Kasi Tempat Penimbunan II EddyRochendy mewakili Kepala KantorPelayanan Bandung yang diterima olehHeri, Kepala Bidang Bantuan pada PMIcabang kota Bandung.

Memang hal seperti ini, lanjutWirawan sudah beberapa kali dilakukanoleh Kepala KPBC Bandung yangsebelumnya, karena memang adakeputusan dari Menkeu untuk tidakmemusnahkan barang-barang yangsekiranya bisa disumbangkan untukkepentingan korban bencana. Bahkanpada saat terjadi bencana alam tsunamidi Aceh, KPBC Bandung bersama parapengusaha tekstil di Bandungmengumpulkan bantuan melalui PMIBandung untuk kemudian disalurkan kepara korban bencana di Aceh.

SUMBANGAN DISERAHKAN, oleh Kasi Tempat Penimbunan II Eddy Rochendy mewakili Kepala KantorPelayanan Bandung, diterima oleh Heri, Kepala Bidang Bantuan pada PMI cabang kota Bandung.

P

WIRAWAN SAHLI, mengusulkan kepada MenteriKeuangan (Menkeu) agar barang-barang yangdikuasai negara bisa disumbangkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan.DOK. KPBC BANDUNG

DOK. WBC

ris

Page 37: Warta Bea Cukai Edisi 371

36 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

ulan Ramadhan adalah bulan ke-agungan dengan segala kenikmatandidalamnya, kedamaian yang terasa

bahkan oleh seluruh makhluk. Bulan yangtelah merubah orang-orang yang aroganmenjadi peramah, telah merubah orang-orang yang kikir menjadi dermawan, telahmenjadikan kasih sayang dan persauda-raan sebagai salah satu warnanya yangsangat nyata. Inilah bulan pengampunan,bulan rahmat dan bulan penuh berkah.

Sebagaimana diperintahkan: “Haiorang-orang yang beriman, diwajibkankepada kamu puasa sebagaimana telahdiwajibkan atas orang-orang yangsebelum kamu, supaya kamu menjadiorang yang bertaqwa.” (Qs. 2:183).

Semua keagungan bulan Ramadhantentu saja diberikan Allah SWT kepadakita umat Islam sebagai bulan hadiahyang tidak diberikan kepada umat-umatterdahulu. Pada bulan ini pulalah ada satumalam dimana kebaikan yangdikandungnya sama dengan seribu bulan.

Namun sesungguhnya apa yang telahmembuat bulan ini sedemikian mulianyasehingga pada bulan ini kaum Mu’minindiperintahkan untuk berpuasa ?

Paling tidak Al-Qur’an telah memberikanpenjelasan, yaitu surat Al Baqoroh 185 :“Dan pada bulan Ramadhan ini, yaitubulan yang diturunkan didalamnya Alqur’an, sebagai petunjuk bagi manusiadan sebagai penjelas atas petunjuk itudan sebagai pembeda antara yang haqdan yang bathil. Maka barang Siapabertemu dengan bulan ini maka hendak-lah ia berpuasa. Dan barang Siapa men-derita sakit atau tengah dalam perjalananketika datang bulan ini maka tidak menga-pa baginya untuk mengganti hari-haripuasanya pada hari-hari lain ketika ia te-lah sembuh atau telah kembali dari perja-lanannya, sesungguhnya Allah meng-inginkan kemudahan bagimu dan tidakmenginginkan bagimu kesusahan danagar engkau membesarkan nama Allahatas apa yang telah Allah hidayah kankepadamu dan agar engkau bersyukur”.

Demikian Allah telah memberikanpenjelasannya melalui Al-Qur’anmengenai bulan yang penuh barokahini, bahwasannya ia merupakan bulanyang penuh dengan segala kenikmatandan fasilitas menuju ketaqwaan. Hal itutidak lain karena di dalam bulan iniAllah menurunkan Al-Qur’an.

Berikut ini adalah sebuah analogyyang semoga saja dapat menambahpemahaman kita tentang bulanRamadhan sebagai bulan Al-Qur’an.

Kita mengetahui bahwasannya kotaMakkah Al-Mukarromah adalah kota suciyang pada wilayah-wilayah tertentunyadiharamkan bagi orang kafir untuk

memasukinya. Namun pernahkanterpikirkan oleh kita bahwasannyakemuliaan kota Makkah tidaklah akan adaseandainya saja di dalamnya tidak adaMasjidil Haram sebagai kiblat umat Islamdan sebagai salah satu masjid suci umatIslam dan yang juga merupakan salahsatu sebab kemuliaan kota Makkahadalah karena di kota inilah RosulullohSaw pernah membangun da’wah beliau.

Karena itu, memuliakan kota Makkahadalah dengan mengetahuinya bahwakemuliaan-kemuliaan itu tak akan pernahterjadi seandainya sebab-sebab yangmenjadikannya mulia tidak pernah ada.

Dari sini kita ingin juga melihat dari sisiyang sama kepada kemuliaan bulanRamadhan, bahwa ia merupakan bulanmulia yang telah terdapat di dalamnyaberbagai kemuliaan dan telah terdapatdidalamnya berbagai keberkahan danpengampunan yang telah Allah SWTsiapkan bagi orang-orang yang beriman,yang menjalankan ibadah puasa di dalambulan ini dengan iman dan perhitunganyang cermat, sebagaimana yang telahdisabdakan Rosul mulia pemimpinsekalian alam :”Barang Siapa yangberpuasa di bulan Ramadhan denganiman dan perhitungan yang cermatmengenai setiap waktu didalamnyamaka Allah akan mengampuni seluruhdosa yang pernah dilakukannya padamasa-masa lalu. (HR. Bukhari Muslim).

Namun semua kemuliaan itu tentunyatak akan lengkap jika dalam memuliakanbulan ini, atau dalam menjalani segalakegiatan ibadah didalamnya kita tidakmengerti tentang sebab yang telahmenjadikannya mulia, yaitu Al-Qur’an.

Oleh karenanya, sebagai mana bilakita mendatangi dan memuliakan kotaMekkah Al-Mukarromah dengan memulia-kan masjidil harom dan memuliakanRosululloh maka hendaknya kita juga me-muliakan bulan Romadhon dengan me-muliakan Qur’an, dengan segala bentukpemuliaan yang telah diperintahkan olehAllah swt, yang telah dicontohkan olehRosul-Nya, yaitu dengan berinteraksi se-maksimal mungkin dengan Al-Qur’an pa-da bulan yang mulia karena Al-Qur’an ini.

Marilah pada bulan ini kitamendekatkan diri sedekat-dekatnya padaAl-Qur’an, karena sesungguhnya padapemuliaan akan Al-Qur’an itulah kita se-sungguhnya telah memuliakan bulan Ra-madhan dengan cara yang benar dan de-ngan demikian kita telah menjalankah pe-rintah Rosululloh saw yang telah menye-butkan bahwa satu ayat Al-Qur’an yangkita baca pada bulan ini akan diganjarseperti membaca keseluruhan Al-Qur’an.

Marilah kita kembali kepada Al-Qur’an, memuliakannya dan berinteraksi

dengannya secara maksimal. SemogaAllah swt menjadikan setiap ayat yangkita baca sebagai pemberat timbangankebaikan kita di hari akhir nanti dansemoga saja kita menjadi orang-orangpilihan yang dapat mencapai derajattaqwa pada bulan ini dan semoga kitamenjadi orang-orang yang dipilih olehAllah swt untuk mendapatkan segalakeberkahan malam Lailatul Qodar.

KEUTAMAAN MEMBACA AL-QUR’ANAllah swt menurunkan Al-Qur’an

yang mulia kepada Rosululloh saw,agar pemandu bagi umat manusia kejalan yang benar dapat menjadipetunjuk bagi mereka menuju cahayaiman. Oleh karena itu, maka Al-Qur’anadalah sebaik-baik bacaan dan amalandalam kehidupan umat manusia. Adabeberapa keutamaan bagi orang-orangyang membaca Al-Qur’an, diantaranya :1. Memperoleh ganjaran pahala yang

berlipat ganda. Rosululloh sawBersabda, “Siapa yang membaca satuhuruf dari kitabullah maka baginyasatu kebaikan, dan satu kebaikan itudiganjarkan pahalanya dengansepuluh kali kebaikan. Dan aku tidakmengatakan bahwa Alif Laam Miim itusatu huruf, melainkan Alif itu satuhuruf, Laam itu satu huruf dan Miim itusatu huruf.” (HR. Turmudzi)

2. Memperoleh Syafa’at Al-Qur’an.Rosululloh saw Bersabda,”Bacalah Al-Qur’an, maka sesungguhnya ia akandatang pada hari kiamat sebagaipemberi syafa’at nagi orang-orangyang membacanya.” (HR. Muslim).

3. Memperoleh kedudukan yang baikdan mulia. Rosullulloh sawBersabda,”sebaik-baik kalian adalahyang mempelajari Al-Qur’an danmengajarkannya.”(HR. Bukhari).

Demikian beberapa keutamaan yangakan diperoleh bagi orang yangsenantiasa membaca Al-Qur’an, terlebihlagi di bulan yang suci ini. Hanya saja kitatidak boleh mencukupkan diri hanyasebatas membacanya, tetapi lebih dari itu,memahami dan mengamalkan, agar Al-Qur’an yang mulia ini terpancar lewat lisandan tingkah laku kita dan pancarannyamemberikan daya tarik bagi orang-orangyang menyaksikannya.

Akhirnya, mari kita sambut datangnyabulan suci ini lebih baik dari menyambutkedatangan tamu agung. Sesungguhnyabaik atau buruknya amal kita setahun inimerupakan cermin pada Ramadhan yanglalu. Makin baik amal kita setahun ini,berarti makin baik kita pada Ramadhanyang lalu, demikian sebaliknya. Wallahua’lam bishshawab.

Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus (Q.s. Al-Isra: 9)

Ramadhan Syahrul Qur̀an

B

RENUNGAN ROHANI

As-Salaam

Page 38: Warta Bea Cukai Edisi 371

37WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

Desa M

ororejo, Kaliw

ungu - JAWA TEN

GA

HTelp: (024) 8662980, Fax : (024) 8662974

pt. Bhinneka Dirgantara LokaS

UP

PLIE

R - O

FFS

ET P

RIN

TIN

G

DJB

C B

eserta Mitra K

erja Mengucapkan

HARI KEUANGAN NASIONAL KE-59HARI KEUANGAN NASIONAL KE-59

3 0

O K

T O

B E

R 2

0 0

5

D i r g

a h

a y

uD

i r g a

h a

y u

Ventura B

uilding 7th. F

l, Jl. R.A

. Kartini K

av. 26, Cilandak, Jakarta 12430,

Phone : 62 21 750 4406, F

ax : 62 21 750 4415-16W

ebsite : http://ww

w.schneider-electric.co.id

Page 39: Warta Bea Cukai Edisi 371

38 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

amadhan yang mulia telah kita jelang. Kewajiban berzakat memang bukan hanya dibulan ini. Namun, kegairahanberamal semakin menjadikan Ramadhan penuh makna serta menumbuhkan harapan baru bagi dhuafa. Beratnyalapar dan dahaga, sesungguhnya bukan lagi menjadi halangan bagi kita untuk melakukan amaliah lebih selama

Ramadhan ini. Justru, bagaimana kita mengisi, memaknai Ramadhanlah yang menentukan kualitas Ramadhan kitasaat ini. Rasulullah dan para sahabat sering mengutarakan pentingnya mengisi Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya,karena boleh jadi, Ramadhan ini merupakan ramadhan terakhir buat kita. Sungguh karena kita tak pernah tahu rencanaBesar Allah di waktu mendatang, mari kita sempurnakan amaliah Ramadhan kita kali ini, sebagaimana himbauanRasulullah itu.

Banyak kita jumpai dalam hadits, bahwa kesempatan Ramadhan senantiasa digunakan Rasulullah SAW untukmenebarkan kebajikan dan kedermawanan. Bila Rasulullah SAW mau hidup berdampingan bahkan memuliakan fakirmiskin dan anak-anak yatim, marilah kita bersama mengikuti jejak langkah beliau, menyisihkan sebahagian rezeki yangkita peroleh untuk mereka sebagai wujud keimanan kita kepada Allah SWT.

Bersama kita bersihkan hati dan harta kita melalui zakat, Infak dan Shodaqoh, bersama pula kita raih kemuliaanserta kecintaan Allah SWT. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan bagi kita semua dalam kebaikan, karenamemang kebaikan kita adalah kebutuhan kita dan saudara kita.

Saya selaku Pembina Pengurus Masjid Baituttaqwa KP DJBC berharap BP-ZIS siap membantu memberikan solusibagi muzaki Keluarga Besar Ditjen Bea dan Cukai dalam berzakat, infaq dan shodaqoh sehingga lebih tepat guna.

Direktur Jenderal Bea dan CukaiSelaku Pembina Pengurus MasjidttdDrs. Eddy Abdurrahman

Suara Anak Asuh “Program Beasiswa”No. Register : D-155Nama Anak Asuh : Adam Reza AprilianTempat/Tgl. Lahir : Jakarta, 26 April 1996Alamat : Jl. Penjernihan 1 dalam No. 10 Rt. 011/07, Pejompongan, Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta PusatDonatur : Finari Manan

Ayo Berzakat, Ayo Tumbuhkan Harapan !R

INFO MASJID

Page 40: Warta Bea Cukai Edisi 371

39WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

PROGRAMPROGRAM Bidang Pemberdayaan Zakat Infaq dan ShodaqohMasjid Baitut Taqwa KP-DJBC

Page 41: Warta Bea Cukai Edisi 371

40 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

JAKARTA. Stand Bea dan Cukai unit eselon I di lingkungan Departemen Keuangan yang ikut dalam Pameran Potensi 60 Tahun Indonesia Merdeka yangdiselenggarakan pada 12 Agustus 2005 di Arena Pekan Raya Jakarta (PRJ) Kemayoran, berhasil meraih prestasi pertama kategori utama yakni sebagai StandTerbaik. Penyerahan penghargaan dilaksanakan pada 21 Agustus 2005 yang diterima oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Thomas Sugijata, dariInspektur Jenderal Departemen Keuangan Agus Muhammad. Tampak pada gambar kiri, Thomas Sugijata foto bersama dengan Agus Muhammad. Dan gambarkanan Thomas Sugijata juga foto bersama dengan panitia. Kiriman Dit. PPKC

JAKARTA. Usai melakukan penandatanganan naskah serah terima jabatan eselon II di ruang Loka Utama lantai 2 gedung Utama, diselenggarakan acarapisah sambut Direktorat P2 pada 18 September 2005 di Auditorium KP-DJBC Gedung B. Acara pisah sambut diawali dengan sambutan-sambutan, kemudiandilanjutkan dengan penyerahan sertifikat penghargaan bagi pegawai yang diantaranya berhasil menegah masuknya barang illegal ke wilayah Indonesia, berhasilmenyelesaikan penyelidikan sampai ke pengadilan, pegawai yang berdedikasi tinggi, dan sebagainya. Acara dilanjutkan dengan pemberian kenang-kenangan berupapigura bergambar dari pegawai yang diserahkan oleh Kepala Subdirektorat pencegahan Hansen Hutagalung kepada Direktur P2 yang lama Sofyan Permana. Usaipemberian selamat acara diakhiri dengan ramah tamah dengan makan siang bersama.

SURABAYA. Masih dalam rangka HUT RI ke-60, pada 14 Agustus juga di koridor Kanwil VII DJBC Surabaya diadakan lomba mengapit balon danmendorong jeruk. Lomba diikuti oleh para pejabat, dan ibu ibu Dharma Wanita Persatuan turut meramaikan suasana peringatan HUT Kemerdekaan RIke-60. Bambang Wicaksono/ SBY

FOTO : KIRIMAN

WBC/ATS

FOTO : BAMBANG WICAKSONO

SEPUTAR BEACUKAI

Page 42: Warta Bea Cukai Edisi 371

41WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

JAKARTA. Badan Pembina Olahraga danSeni (BAPORS) Departemen Keuangan RI padatanggal 22 - 30 Agustus 2005 mengadakan GelarLomba Tembang Cantik (Gelatik’05), yang diikutioleh seluruh unit eselon I di lingkungan DepartemenKeuangan RI. Dalam lomba yang diselengarakansembilan hari ini, DJBC berhasil merebut Juara IKategori Keroncong Pria atas nama Wawan (KPBCBekasi), Juara III Kategori Keroncong Pria atasnama M. Haris (KPBC Merak), Juara II KategoriKeroncong Wanita atas nama Ny. M. Sahid(Dharma Wanita), Juara Harapan I KategoriKeroncong Wanita atas nama Herawati Wuriningsih(KPBC Tanjung Priok III), Juara II Kategori Pop/Jazz/Rock Pria atas nama Sulaiman (KPBCTanjung Perak), Juara Harapan I Kategori Dangdut/Melayu Pria atas nama M. As’ari (KPBC Belawan),dan Juara II Kategori Dangdut/Melayu Wanita atasnama Ny. Soedjoko (Dharma Wanita). Babak Finaldiselenggarakan di Gedung Dhanapala,Departemen Keuangan, Jakarta, dan disaksikanoleh Ibu Menteri Keuangan RI, Bapak J.B. Kristiadi(Sekjen Depkeu), dan beberapa pejabat eselon Idan II di lingkungan Departemen Keuangan RI.Kiriman BAPORS DJBC

JAKARTA. Direktorat Jenderal Bea dan Cukaibekerjasama dengan Central Narkotics Bureau (CNB)menyelenggarakan “Narcotics Intellegence OperationsTraining Workshop pada 13 September 2005 di GedungAnjing Pelacak KP-DJBC. Training selama empat hariini dibuka pejabat yang mewakili Direktur P2, KepalaSubdirektorat Pengawasan Barang Larangan danPembatasan Direktorat P2 Sumantri, SH dengandidampingi Kepala Subdirektorat KerjasamaInternasional I Dit Kepabeanan Internasional IstyastutiWuwuh Asri dengan menghadirkan 10 pejabat CNByang memberikan training kepada peserta pegawai BCdari berbagai daerah. Dalam acara pembukaan DJBCdan CNB saling memeberikan cindera mata, cinderamata DJBC diserahkan oleh Sumantri kepada parainstruktur CNB (gambar kiri). Sementara pada acarapenutupan training dilakukan penyerahan kenang-kenangan kepada instruktur CNB yang diserahkan olehIstyastuti Wuwuh Asri mewakili Direktorat KepabeananInternasional dan juga dilakukan penyerahan sertifikatkepada para peserta dan instruktur.

SURABAYA. Memeriahkan HUT RI ke-60 Kanwil VII DJBC Surabaya mengadakanberbagai perlombaan, salah satunya lombacatur. Uniknya, lomba yang diikuti 46 peserta inidilakukan secara massal dan serentak dalamsatu baris meja memanjang hingga mencapai 30meter. Lomba ini berlangsung malam hari dikoridor Kanwil VII DJBC Surabaya pada 12Agustus 2005. Peserta terdiri atas pegawaiKanwil VII DJBC Surabaya, KPBC TanjungPerak, KPBC Juanda, KPBC Pasuruan, KPBCGresik dan BPIB. Bambang Wicaksono/ SBY

BANDUNG. Kantor Wilayah V DJBC Bandung berdasarkan PP No. 21 tahun 1975melaksanakan upacara Sumpah dan Janji Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada 16 Agustus 2005 diAuditorium Gedung Keuangan Negara. Kepala Kantor Wilayah V DJBC Bandung Drs. Endang Tatamemimpin Upacara Pengambilan Sumpah dan Janji PNS dihadiri rohaniawan, saksi-saksi serta parapejabat eselon III dan IV. Adapun pegawai yang diambil sumpah dan janji sebanyak satu (1) pegawaipenerimaan sarjana 1996, tujuh (7) pegawai Prodip III Spesialis Kepabeanan dan Cukai 2002 dan duapuluh (20) pegawai penerimaan umum golongan II 2003. Kiriman Kanwil V DJBC Bandung

FOTO : KIRIMAN

WBC/ATS

FOTO : BAMBANG WICAKSONO FOTO : KIRIMAN

Page 43: Warta Bea Cukai Edisi 371

42 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

JAKARTA. Dalam rangka memperingati Hari Keuangan ke-59, Departemen Keuangan (Depkeu) RI pada 18 September 2005 mengadakan lomba gerakjalan santai bagi keluarga besar di lingkungan Depkeu. Acara dibuka oleh Menteri Keuangan, Yusuf Anwar, ditandai dengan pengangkatan bendera start (gambar kiri).Setelah finish gerak jalan, acara dilanjutkan dengan penampilan Marching Band Bina Caraka Bea dan Cukai dan dilanjutkan dengan pertandingan persahabatan bolavoli antara pejabat Depkeu melawan tim voli wartawan yang tergabung dalam Forkem (Forum Keuangan dan Moneter). Acara dilanjutkan dengan panggung gembirayang menampilkan artis-artis Departemen Keuangan dengan diselingi penyerahan hadiah bagi para pemenang lomba yakni, DJBC diantaranya berhasil mendapatJuara I Catur, Juara II Bilyard dan Juara I tembang cantik dalam kategoi keroncong. Tampak pada gambar kanan, Ketua Badan Pembina Olahraga dan Seni(BAPORS) DJBC Maimun menerima hadiah juara II lomba bilyard yang diserahkan oleh Menteri Keuangan Yusuf Anwar.

BALIKPAPAN. KPBC Tipe A Balikpapan bekerjasama dengan TOTALE&P INDONESIE mengadakan program pengenalan barang-barang operasieksplorasi dan produksi migas bagi petugas Bea dan Cukai. Acara yangdiselenggarakan di Aula KPBC Balikpapan tersebut rencananya direncanakanseminggu sekali selama sembilan pertemuan yakni mulai 1 September – 27Oktober 2005, dan selanjutnya akan diteruskan dengan melakukan kunjunganlapangan ke BSP Process Area & Warehouse milik TOTAL E&P INDONESIE.Tampak pada gambar, salah satu instruktur TOTAL E&P INDONESIE sedangmemberikan paparan tentang program tersebut. Kiriman KPBC Balikpapan

JAKARTA. Pengurus masjid Baitut Taqwa bekerja samadengan PKPU (Pos Keadilan Peduli Umat) menyelenggarakanTasyakuran Tausyiah dan Dzikir dalam rangka memperingatiHUT Kemerdekaan RI ke-60 di Masjid Baitut Taqwa.Dengan tema Menjadikan Pribadi Merdeka, acara dibukaoleh Ketua Masjid Baitut Taqwa Sofyan Permana pada26 Agustus 2005 dengan menghadirkan Ustad MuhammadArifin Ilham serta dihadiri beberapa pejabat eselon III, IV ,ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan dan para pegawai.

SABANG. Menyambut hari Kemerdekaan RI ke-60, KPBC Tipe B Sabang menyelenggarakan berbagai macam lomba. Diantaranya adalahlomba sepakbola teropong, balap karung, tusuk air, pancing botol (memasukan paku kedalam botol), domino, catur serta tenis meja. Acara yangdiikuti oleh seluruh pegawai tersebut ditutup dengan makan malam bersama yang disambung dengan pembagian hadiah oleh Kepala Kantor KPBCSabang, M. Aflah Farobi di Mess Bea Cukai Sabang. Kiriman KPBC Tipe B Sabang

WBC/ATS

FOTO : KIRIMAN WBC/ATS

FOTO : KIRIMAN

SEPUTAR BEACUKAI

Page 44: Warta Bea Cukai Edisi 371

43WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

JAKARTA. Guru Besar Inkado Prof. Dr. Baud Ade Adikusumo didampingin Ketua Inkado Korda DKI Jaya, Sumantri, SH, pada 12 September2005 memberikan reward kepada para atlet Inkado DKI yang berhasil meraih juara umum dan best of the best putra pada kejuaraan karate juniorterbuka piala Siwo PWI Jaya se-DKI Jaya (gambar kiri). Gambar kanan, pada kesempatan tersebut Ketua Inkado Korda DKI Jaya, Sumantri, SH jugamemberikan penghargaan kepada Sanjaya Tedy Kusuma (sebelah kanan) yang juga merupakan putra dari Sumantri, SH (sebelah kiri). Dalam kejuaraantersebut Inkado Korda DKI Jaya meraih 18 emas, 18 perak dan 33 perunggu. Selain pemberian reword kepada para atlet, juga memberikan rewardkepada para pelatih yang telah berhasil membimbing altlet hingga dapat menjadi juara.

JAKARTA. Dalam pameran Invesda Expo di Yogyakarta, Stand DJBC ikut ambil bagian guna mensosialisasikan kinerja Bea dan Cukai. Pameran lima hariyang diselenggarakan pada 1 September 2005 diikuti kurang lebih seratus (100) stand dari seluruh Indonesia dibuka oleh Menteri Dalam Negeri Letjen TNI (Purn) M.Ma’ruf AR. Stand bea dan cukai terpilih menjadi juara harapan I. Tampak pada gambar kiri, Stand Bea dan Cukai, dan gambar kanan, usai melakukan peninjauanstand Bea dan Cukai Kepala Kanwil VI DJBC Semarang Bambang Prasodjo (sekarang Kepala Kanwil II DJBC TBK) foto bersama dengan pegawai. Kiriman Dit. PPKC

JAKARTA. Ketua Inkado Korda Jawa Barat, Agustinus Djoko Pinanjoyodengan disaksikan oleh pendiri Inkado, Prof. Baud Hadi Kusomo dan ketua dewanguru Inkado GA. Pesik, pada 11 September 2005 menyerahkan reword kepadapara atlet karateka yang berhasil meraih medali emas, perak, dan perunggu padakejuaran karate terbuka POR Maesa di Manado. Inkado Korda Jawa Barat yangsebelumnya meraih juara umum pada kejuaran karate Inkado wilayah II seSumatera Jawa di Pekan Baru, pada kejuaran karate POR Maesa memperolehperingkat enam dari 35 perguruan karate di Indonesia.

BOJONEGORO. Dengan jiwa dan semangatproklamasi, Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC) TipeC Bojonegoro melaksanakan Upacara HUT Kemerdekaan RIke-60 pada 17 Agustus 2005. Dilaksanakan upacarasederhana dan penuh hitmat meskipun dalam kondisi kantoryang sangat sempit. Upacara diikuti oleh 16 pegawai dandipimpin langsung oleh Kepala KPBC Tipe C Bojonegoro,Beni Ridwan, SE. Kiriman KPBC Bojonegoro

WBC/ATS

FOTO : KIRIMAN

FOTO : KIRIMAN WBC/ADI

Page 45: Warta Bea Cukai Edisi 371

44 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

M A R I A N ATak kenal maka tak sayang, mungkin itu ungkapan yang pas bagi

Mariana ketika mengawali karirnya di Bea dan Cukai. Berawal dari seringnyamelewati Kantor Cabang Bea Cukai di Pagatan Kabupaten Tanah bumbu,Kalimantan Selatan, Mariana ditawari untuk bekerja sebagai tenaga honorer.Tawaran tersebut tidak disia-siakannya, padahal waktu itu ia masih duduk dibangku SMA kelas 1.

“Jadi, saya bekerja setelah pulang sekolah. Waktu itu saya harus belajarmengetik dulu, soalnya belum bisa,” kenang Mariana.

Setelah delapan tahun menjadi tenaga honorer, pada 1983 Marianamengikuti tes penerimaan calon pegawai (capeg) dengan menggunakanijasah SMP. Pada 1984, SK sebagai capeg pun keluar. Mariana ditempatkandi bagian tata usaha dengan pangkat golongan I C. Setelah itu Marianamengikuti ujian penyesuaian ijasah SMEA di Samarinda.

Satu tahun kemudian, tepatnya setelah keluarnya Inpres No. 4 Tahun1985, Kantor Cabang Bea dan Cukai Pagatan dialihkan menjadi pospengawasan. Maka sebagai pegawai perempuan, Mariana pun dipindahkanke Banjarmasin (kala itu KPBC Tipe B Banjarmasin-red) pada 1986 sebagaipelaksana di bidang pabean.

Selama bertugas di Pagatan, Mariana memiliki kesan yang mendalam.Betapa tidak, ia harus rela berpisah dengan suaminya selama enam tahun.Suaminya bekerja di Kotabaru sebagai pegawai pada dinas kesehatan.Mariana menikah dengan H. Syamsul Hariansyah S.Sos pada 1981.

I K I N S A N T I K AJalan hidup seseorang selalu penuh misteri. Pada 1974, mantan

kondektur bus kota ini bekerja sebagai supir tembak sebuah trukpengangkut kelapa. Ketika ia bertugas di Cilegon, truk yang dikemudikannyamenabrak pohon kelapa hingga hancur.

Setelah kejadian itu, Ikin pun memutuskan untuk pulang kampung keMajalengka. Disana ia bertemu dengan salah seorang temannya yangmemberi informasi, bea dan cukai membuka lowongan pekerjaan sebagaipegawai negeri sipil (PNS) dari lulusan SMP. Walaupun tidak mengertimengenai bea dan cukai, dengan tekad dan semangat ingin bekerja, Ikinmemutuskan untuk berangkat ke Jakarta. Di Jakarta, ia pun menceritakankeinginannya untuk bekerja di bea dan cukai kepada sang kakak.

Sang kakak pun menyetujui keinginannya dan mengatakan bahwa ia jugamembaca lowongan pekerjaan tersebut di surat kabar Suara Karya. Ikinmenanyakan keberadaan surat kabar tersebut. Tetapi setelah dicari, rupanyakoran tersebut telah dirobek dan dijadikan pembungkus pakaian. Alhasil, tongsampah pun menjadi tempat yang dituju untuk mendapatkan sobekan korantersebut. Beruntung Ikin berhasil menemukan sobekan koran tersebut dansegera membuat surat lamaran lengkap. “Saya juga mencantumkan Surat IjinMengemudi (SIM) agar dapat diterima walaupun sebagai supir, jadi tukangsampah pun saya mau asal punya pekerjaan tetap,” kenang Ikin yang menikahdengan Sumarni pada 1977.

Kemudian Ikin segera menuju Depnaker untuk memperoleh formulirpendaftaran. Namun, formulir tersebut hampir habis karena banyaknya peserta.Lagi-lagi dewi fortuna menghampirinya. Ketika Ikin hendak ke toilet, seorang priabertanya padanya, “Mau melamar dengan menggunakan ijasah apa?” Ikin pun

R E D I B A M B A N GCita-citanya menjadi tentara harus kandas ditengah jalan lantaran pada saat

latihan lintas tebing kakinya patah. Karena waktu yang dibutuhkan untukperawatan kakinya lebih dari tiga bulan, menurut peraturan kesatriaan, iadianggap tidak dapat mengikuti pelajaran yang tertinggal di AKABRI, Magelang.

Selang dua bulan menganggur, orang tuanya memberi kabar bahwa Bea danCukai di Surabaya membuka lowongan pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil(PNS) untuk lulusan SMP. Pada 1983 pun Redi berangkat ke Surabaya untukmengikuti tes dan berhasil lulus. Setelah diterima sebagai pegawai di Bea danCukai Tanjung Perak, ia terkenang pada teman-temannya di AKABRI yang sudahmenjadi perwira menengah (Pamen). Redi pun berniat untuk berkarir lebih tinggimelalui jalur Bea dan Cukai.

Selama ditempatkan di Surabaya, waktu luang diisinya dengan kuliah S1 diUniversitas 17 Agustus Surabaya (UNTAG’ 45), jurusan fakultas hukum. Pada1992, ia berhasil lulus. Setelah itu ia dimutasi ke Kantor Inspeksi Tipe C(sekarang KPBC, red) Teluk Air, Kabupaten Pontianak selama lima setengahtahun. Kemudian pada 1998 ia dipindahkan ke KPBC Tipe C Bogor selamakurang lebih tiga tahun.

Dari Bogor ia dipindahkan ke KPBC Tipe A Juanda. Selama bertugas di Juanda,lagi-lagi waktu luang diisi untuk mengenyam pendidikan. Ia melanjutkan kuliah kejenjang pasca sarjana atau S2, dengan konsentrasi pada bidang hukum kriminalitasdi Universitas Bhayangkara (Ubhara Surya). Pada 24 Juli 2003, ia berhasil lulus.

Setelah bertugas dua tahun delapan bulan di KPBC Juanda, tepatnya padaPebruari 2004 Redi dimutasi ke KPBC Tipe B Kotabaru sampai sekarang.Selama bertugas di Kotabaru, Redi mengaku menghadapi banyak tantangan.Pertama, sebagai orang perantauan ia harus bisa menyesuaikan diri. Kedua,pengguna jasa kurang memahami peraturan perundang-undangan dan aturanlainnya. Ketiga, masalah fasilitas kantor yang kurang memadai. Keempat, masih

SIAPA MENGAPA

44 WARTA BEA CUKAI EDISI 369 AGUSTUS 2005

Page 46: Warta Bea Cukai Edisi 371

45WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

terjadi tumpang tindih peraturan dengan instansi terkait lain.Kelima, kurangnya mobilitas kantor serta sarana patrolipengawasan.

Menurut Kepala Seksi Perbendaharaan KPBC Tipe BKotabaru ini, “Jika kelima tantangan itu dapat terealisasi makakita bisa mengakomodir masalah pekerjaan kantor dan dapatmeningkatkan kinerja pegawai, sehingga pelayanan dijalankansecara profesional, transparansi, akuntabilitas dan prima.”

Selama bekerja di Bea Cukai, pria yang lahir pada 1962 inimemiliki pengalaman yang tak terlupakan. Ketika ia menjadipemeriksa P2 di KPBC Tipe C Teluk Air, ia harus melakukanpengawasan. Karena sudah terbiasa melakukan pengawasanterhadap tongkang berukuran besar, malam itu Redi meng-anggap bahwa hanya ada satu tongkang yang berada di sungaiKapuas (yang memiliki kedalaman 20 m). Padahal, saat itu adadua tongkang yang diparkir berjejer. Ketika hendak melangkah,tiba-tiba Redi terjatuh diantara dua tongkang dan tenggelam.

Dengan sisa tenaga dan rasa tanggung jawab terhadapkeluarga, Redi berusaha untuk naik ke atas. Para kuli pabrikkayu ikut menolong menggunakan tali tambang dan sebatangkayu untuk menahan tongkang tidak merapat. “Alhamdulillahsaya tertolong dan saya sangat bersyukur sekali kepada YangMaha Kuasa. Kita sebagai manusia tidak ada apa-apanya bilaAllah menghendaki,” ujar Redi yang menikah dengan SriRahayu dan dikaruniai dua orang putri ini.

Di akhir wawancara Redi mengungkapkan keinginannya.“Kalau Tuhan mengijinkan, ada fasilitasnya dan diberikesehatan, umur dan rejeki, Insyaallah saya ingin melanjutkankuliah ke jenjang S3,” ujar seraya tersenyum.

Akhirnya, setelah satu tahun bertugas diBanjarmasin, Mariana mengusulkan agar dirinya bisapindah ke Kotabaru dengan biaya sendiri. Alasannya, iaingin menyertai sang suami. Pada 1987, Mariana pundimutasi ke Kotabaru (yang kala itu masih merupakanKantor Cabang Bea Cukai-red) sebagai pelaksana dibagian perbendaharaan.

Setelah beberapa tahun di bagian perbendaharaan,Mariana di pindahkan ke bagian pembuat daftar gaji.Hingga saat ini, Mariana telah bekerja di KPBC Tipe BKotabaru selama 17 tahun. “Mungkin sampai pensiun sayaakan tetap di Kotabaru,” ujar ibu dua anak ini tersenyum.

Selama bekerja, Mariana yang saat ini menjabatsebagai Korlak Perbendaharaan, mengaku tidak menemuikendala yang berarti. Sebab semua pegawai salingmendukung dan memberikan bantuan jika ada pegawai lainyang mengalami kesulitan. Mariana pun merasa betahtinggal di Kotabaru walaupun tempat itu bukanlah tanahkelahirannya. Ia lahir di Pagatan pada 1 April 1959.

Di akhir wawancara, Mariana yang pernah mengikutiDPT II di Ujung Pandang pada 1997 ini mengungkapkanharapannya pada institusi Bea dan Cukai. Ia berharap agarBea dan Cukai terus maju dan pelayanan yang diberikanpada masyarakat dapat dilakukan dengan cepat.

menjawab dengan ijasah SMP. Pria itu lalu memberikan formulirpendaftaran padanya.

Sehari sebelum tes, seorang tetangganya membantu Ikindengan memberikan bahan pelajaran untuk dipelajari. Bahantersebut sangat membantu dalam menjawab pertanyaan padasaat tes dan Ikin pun berhasil lulus.

Januari 1975, penempatan pertamanya di KPBC TanjungPriok sebagai penjaga pintu dengan pangkat I/b. Lalu, padapertengahan1986, pegawai yang sudah dikaruniai lima anakdan satu cucu ini, ditugaskan ke KPBC Fak Fak di Papuasebagai Kasubsi Pabean dan Cukai. Setelah itu, pada 1990 iadimutasi ke Purwokerto. Selang tiga tahun, ia dimutasi kembalike KPBC Tanjung Priok III.

Lalu, pada 1995 dipindahkan ke KPBC Panjang (sekarangKPBC Lampung). Kemudian pada 1997 ia ditugaskan di KantorPusat Bea dan Cukai dibagian Organisasi Tata Laksana (OTL)selama delapan bulan. Kemudian pada akhir 1997, ia dimutasikembali ke KPBC Cirebon selama 4 tahun sebagai KasubsiPabean. Pada 2002 ia memperoleh promosi sebagai KepalaSub Bagian Umum di KPBC Banjarmasin. Saat ini, ia menjabatsebagai Kepala Seksi Perbendaharaan KPBC Tipe ABanjarmasin.

Dari sekian banyak penempatan di daerah, Ikin yang memi-liki moto ‘Manusia yang paling bahagia adalah manusia yangpaling sedikit kebutuhannya dan berhasil mencukupinya’ ini,mengaku kearifan dalam menghadapi pahit, getir serta asammanisnya hiduplah yang membuatnya menjadi stabil.

ifa

ats

ats

info buku

CATATAN:Ongkos kirim buku wilayah Jabotabek Rp. 25.000

Rp. 100.000

MAJALAH WARTA BEA CUKAIKantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan CukaiJl. A. Yani (By Pass) Jakarta Timur 13230Telp.Telp.Telp.Telp.Telp. (021) 47860504, 4890308 ex. 154Fax.Fax.Fax.Fax.Fax. (021) 4892353 / E-mail:E-mail:E-mail:E-mail:E-mail: wbc.cbn.net.iddengan Hasim / Kitty

MAJALAH WARTA BEA CUKAI MENYEDIAKANBUKU SEBAGAI BERIKUT:

BILA ANDA BERMINAT,

LANGGANAN MAJALAHWARTA BEA CUKAI

No Lama Diskon Harga Harga luarBerlangganan Jabotabek Jabotabek

1 3 Bulan (3 edisi) 0% Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 40 40 40 40 40.....555550000000000 Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 43 43 43 43 43.....5555500000000002 6 Bulan (6 edisi) 5% Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 78 78 78 78 78.....000000000000000 Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 84 84 84 84 84.....0000000000000003 1 Tahun (12 edisi) 10% Rp. 1Rp. 1Rp. 1Rp. 1Rp. 15050505050.000.000.000.000.000 Rp. 1Rp. 1Rp. 1Rp. 1Rp. 16262626262.000.000.000.000.000

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Sudah Termasuk Ongkos Kirim

BUNDEL WBC 2004Bundel Majalah Warta Bea Cukai Tahun 2004 (EdisiJanuari - Desember)

Page 47: Warta Bea Cukai Edisi 371

46 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

ejak pertama kali di uji cobakan pada bulan Mei 2005hingga pertengahan Juli 2005 website baru DJBC initelah diakses oleh 8.495 pengkases hal ini diperkuat

dengan hasil poling website baru DJBC ini yang cukup

baik hasilnya. Dari sekitar 299 suara yang mengikutipoling diperoleh hasil poling dimana sekitar 100 pemilihmenilai website baru ini baik sekali, dan 117 pemilihmenilai website baru ini baik (lihat gambar 3)

EMAIL DJBCDirektorat Jenderal Bea dan Cukai sebagai salah satu

instansi pemerintah merupakan pelopor penggunaan teknolo-gi internet di lingkungan Departemen Keuangan RepublikIndonesia, khususnya media website dan email. Sebagai sa-lah satu pelopor, DJBC telah lama mengenal dan memanfaat-kan kedua fasilitas ini, salah satunya adalah pemanfaatanfasilitas email corporate dengan domain beacukai.go.id.

Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan email sebagaisalah satu media pertukaran informasi dan corporate identitymerupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan, terlebihdengan tersebarnya Kantor Pelayanan DJBC di seluruhwilayah Republik Indonesia menjadikannya sebagai sebuahmedia pertukaran informasi yang cepat, efektif, dan efisiendalam menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi DJBC.

DJBC, hingga saat ini telah memiliki sebanyak 84(delapan puluh empat) buah email account dengan domainbeacukai.go.id yang digunakan oleh Unit eselon I, Uniteselon II, Unit eselon III (khususnya Kantor-kantor PelayananDJBC, dan beberapa Tim yang dibentuk DJBC.

Dengan tingkat perkembangan teknologi yang semakin

Tulisan ini adalah tulisan terakhir mengenai website baru DJBC yang disusun oleh Ir. AgusSudarmadi, Msc Kasubdit Kasubdit Penerimaan & Faldi Jazztra A pelaksana pada Direktorat PPKCuntuk lebih memperkenalkan fasilitas website yang dimiliki oleh DJBC kepada para pengguna jasadan juga jajaran DJBC.

Wajah BaruWebsite Resmi DJBC

MENGENAL LEBIH DEKAT

(http://www.beacukai.go.id)

Gb.3. Tampilan komentar website DJBC

BAGIAN III

S

DATA STATISTIK PENGUNJUNG SITUS DJBC

No52844528455284652847528485284952850528515285252853

8495 pengunjung sejak 12/05/2005 22:38:15 http://www.beacukai.go.idData 10 kunjungan terakhir

Waktu Akses18/07/2005 09:53:2718/07/2005 09:54:0918/07/2005 09:55:4318/07/2005 09:56:0518/07/2005 09:56:0718/07/2005 09:56:1518/07/2005 09:56:4718/07/2005 09:56:5318/07/2005 09:57:2418/07/2005 09:57:26

Nama Host202.159.5.211202.159.5.211CUSTOMSCUSTOMSCUSTOMSCUSTOMSCUSTOMSCUSTOMSCUSTOMSCUSTOMS

BrowserInternet Explorer 5.5Internet Explorer 5.5Internet Explorer 6Internet Explorer 6Internet Explorer 6Internet Explorer 6Internet Explorer 6Internet Explorer 6Internet Explorer 6Internet Explorer 6

Sistem OperasiWindows 98Windows 98Windows XPWindows XPWindows XPWindows XPWindows XPWindows XPWindows XPWindows XP

HalamanHalaman utamaKursHalaman utamaPollingPollingForum DJBCHalaman utamaForum DJBCHalaman utamaHalaman utama

PPKC

Page 48: Warta Bea Cukai Edisi 371

47WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

canggih serta desakan akan kebutuhan yang semakin besardan luas akan media ini, DJBC telah mengembangkan sistempertukaran informasi (email) yang lebih mutakhir dan dapatdimanfaatkan oleh setiap unit kerja bahkan untuk setiappegawai di DJBC. (gambar 4)

Pengembangan email account untuk pemanfaatansetiap unit kerja ini nantinya akan dimanfaatkan sebagaiemail jabatan hal ini dimaksudkan sebagai salah satumedia pertukaran informasi guna mendukungpelaksanaan tugas dan jabatan tersebut. (gambar 5)

Sedangkan setiap pegawai yang berkeinginan untukmemiliki email account dengan domain beacukai.go.iddibelakang user name mereka akan dapat memilikinyasebagai email pribadi mereka yang akan dimanfaatkansebagai media pertukaran informasi guna mendukungpelaksanaan tugas dan sekaligus menjadi corporateidentity setiap pegawai DJBC. (gambar 6 & 7)

Pengembangan website dan email DJBC dengan domainbeacukai.go.id ini dilakukan dengan pertimbangan danperencanaan yang sesuai dengan program kerja dan renca-na pengembangan lebih lanjut di masa yang akan datang.

Salah satunya adalah pemanfaatan domainbeacukai.go.id itu sendiri. Sebagai salah satu saranapublikasi dan komunikasi internal dan eksternal yang telahdilaksanakan sejak tahun 1997, beacukai.go.id telah dikenalluas di mata masyarakat indonesia sebagai domain resmi

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang juga telah digunakandalam berbagai media publikasi Direktorat Jenderal Bea danCukai baik cetak maupun elektronik, seperti leaflet, buku, cd,surat dan lainnya, di mana investasi negara yang telahdikeluarkan merupakan investasi yang sangat besar.

Disamping itu domain beacukai.go.id juga telah dikenalluas di mata masyarakat internasional, sebagai sebuahunique name (nama unik) dari Direktorat Jenderal Bea danCukai Indonesia yang telah didaftarkan pada organisasi-organisasi internasional seperti WCO (World CustomsOrganization) (http://www.wcoomd.org) maupun organisasiregional seperti WCO Asia Pacific (http://wco.asiapacific.org)dan banyak lagi lainnya.

Diharapkan dengan pengembangan website dan emailDJBC dapat memberikan informasi dan pelayanan yang up todate, cepat dan akurat, sehingga akan terus menjadi ujungtombak penyebarluasan informasi dan pelayanan e-servicesdalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik kepadaindustri, perdagangan dan masyarakat serta peningkatanprofesionalisme dan transparansi dalam melaksanakan tugaspokok dan fungsinya.

Akhir kata terima kasih kepada semua pihak yang ter-libat dalam pengembangan website dan email resmiDJBC ini, sehingga website dan email DJBC ini dapatberjalan dengan baik dan mendapatkan tempat di hatipenggunanya.

Gb.4. http://mail.beacukai.go.id Gb.5. welcome page mail

Gb.7. halaman calendarGb.6. halaman inbox mail

Ir. Agus Sudarmadi, M.Sc dan Faldi Jazztra A

Page 49: Warta Bea Cukai Edisi 371

48 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

EFREESOFT BOSS KEYrogram ini digunakan dalampemakaian browser, ketika andabrowsing memakai suatu

browser misalkan saja “opera”(dalam test aplikasi ini penulismemakai opera).

Program ini berfungsi untukmenghilangkan ataumenyembunyikan (hide) programyang tengah anda buka daripenglihatan orang yang tidak andakehendaki yang mungkin saja tiba-

tiba datang ke meja kerja anda.Selain itu fungsi lainnya yaitu untukmenyembunyikan icon danmengeksekusi secara otomatisalamat-alamat situs yang biasa andabuka ketika browser anda aktifkan.(lihat tampilan 1)

Caranya, setelah anda settingdengan meng-klik seperti diatas,anda tinggal menekan F12, makaakan muncul tampilan seperti terlihatpada tampilan 2, lalu anda tinggalsetting seperti kemauan anda.

CPU INDICATORProgram ini untuk mengetahui

sejauh mana CPU anda bekerja.Program ini akan di tanam discreensaver (display properties)anda jadi apabila PC anda idle untukbeberapa waktu sesuai denganwaktu yang anda set maka programini akan muncul. (tampilan 3)

CPU FRESH DIAGNOSEProgram untuk mendiagnosa se-

mua yang ada di CPU anda baik itusoftware maupunhardware. Jadi apa-bila PC anda berma-salah dapat andaketahui dengan se-gera. Caranyadengan mengklikitem yang terdapatdalam tampilanprogram. Bagianmana saja yanghendak anda diag-nosa. (tampilan 4)

Misalkan sajaanda inginmengetahui tentangnetwork anda, andatinggal mengklikitemnetwork&internetlalu anda kliknetwork resources.Maka akan diketahui di domainmana anda beradaberikut detail-detail-nya seperti hostna-me, ip address,computer name danshare points.

Program initerdiri dari beberapaitem seperti softwaresystem, hardwaresystem, devices,

TROUBLESHOOTER

Penggunaan PCAGAR LEBIH EFISIEN DAN LEBIH MENYENANGKANUntuk edisi kali ini TROUBLESHOOTER akan menyajikan beberapa aplikasi yang dapat dipakaisehari-hari untuk maintenance maupun pengunaan PC (personal computer) anda agar lebih efisiendan lebih menyenangkan dalam penggunaan PC anda. Berikut beberapa aplikasi yang dapat andadownload di http://helpdesk.customs.go.id.

MMaintenance

Tampilan 1

P

INFORMASI KEPABEANAN & CUKAI

Page 50: Warta Bea Cukai Edisi 371

49WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

network&internet, multimedia,hardware resources, snapshot danbenchmark. (tampilan 5)

BACK UP PLUSProgram ini untuk membackup

semua file yang anda kehendaki,program ini di sertai dengan instruksiyang lengkap untuk penggunaan.Program backup files memberikananda untuk menyusun file-file andasecara prbadi dalam direktori,subdirektori bahkan keseluruhandrive yang anda miliki. (gambar 6)

Namun ini adalah program ber-bayar alias tidak gratis, tapi bila andaingin mencoba silahkan download dihttp://helpdesk.customs.go.id

TIPS MEMINDAHKAN TEKS KE MSWORD

Bila anda memiliki dokumen di

Tampilan 4

Tampilan 5

Tampilan 2

Tampilan 6Tampilan 3

pagemaker dan anda ingin filetersebut dipindahkan keMicrosoft word, berikut langkah-langkahnya :1. buka file anda di pagemaker2. pada tool box di sebelah

kiri klik [text tool]3. tandai bagian text yang

ingin anda pindahkan, laluklik kanan dan pilih menucopy

4. jalankan ms word lalu paste(tekan ctrl v)

5. setelah jadi anda tinggalmerapikan, dan save fileanda network team DIKC

Page 51: Warta Bea Cukai Edisi 371

50 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

eiring dengan gebrakan 100 haripemerintahan PresidenYudhoyono, Direktur Jenderal

Bea dan Cukai mengeluarkaninstruksi kepada seluruh pegawaiBea Cukai untuk melakukanpemantapan terhadap pelaksanaankode etik dan perilaku pegawai DJBCsesuai Keputusan Menteri KeuanganNo. 515/KMK.04/2002. Dalaminstruksi yang dikeluarkan dipenghujung tahun 2004 itu, DirekturJenderal menyerukan agar seluruhpegawai DJBC membaca,mempelajari, memahami, danmelaksanakan ketentuan-ketentuandalam kode etik tersebut.

LATAR BELAKANGDi antara yang melatarbelakangi

dikeluarkannya instruksi tersebutadalah adanya tidak sedikit pegawaiyang belum melaksanakan kode etiktersebut. Bahkan, harus diakui, tidaksedikit pula yang membaca keten-tuannya saja belum. Jika standar pe-rilaku baik adalah pelaksanaan kodeetik tersebut, maka dapat dikatakan,masih banyak pegawai Bea Cukaiyang belum berperilaku baik.

Beberapa contoh bahwa banyakpegawai DJBC yang melanggar kodeetik di antaranya adalah pelanggaranketentuan jam kerja (kode etik poinI). Banyak pegawai yang datangmelebihi jam masuk dan pulangsebelum jam pulang. Ada lagi contohseperti penggunaan telepon kantoruntuk kepentingan pribadi yang

sepertinya lazim, padahal sangatdilarang (kode etik poin V). Itu contohyang tergolong kecil. Contoh yangtergolong besar tentu masih marak-nya, menurut penilaian masyarakat,perilaku korupsi, kolusi, maupunnepotisme. Apalagi, kabar terakhirversi TII, Bea Cukai menjadi instansiyang paling banyak menerima suap.

MENAKAR EFEKTIFITAS INSTRUKSIInstruksi ini setidaknya mensirat-

kan dua hal. Pertama, adanya kebe-saran hati dari DJBC untuk mengakuibahwa belum semua punggawanyaberperilaku baik, sekaligus, kedua,adanya itikad baik dari pimpinan BeaCukai untuk melakukan perubahanmenuju DJBC yang lebih baik. Hal initentu selaras dengan asas menujupemerintahan bersih, yakni untukmenjadi kekuatan eksekutif yangbersih, harus dimulai dari pegawaiyang berperilaku bersih pula.

Ketika bola panas perubahansudah menyala, tinggal bagaimanasegenap jajaran pegawai

menyambutnya. Di sinilah letakpermasalahannya. Apakah instruksitersebut hanya dilaksanakan sebataspada acara tatap muka pemantapanyang dilaksanakan pada masing-masing unit jabatan?

Tentunya menjadi wajar ketikakita sekarang mempertanyakanefektifitas dari dikeluarkannyainstruksi Dirjen tersebut, mengingatsudah dua bulan (Januari-Februari,ketika tulisan ini dibuat-red), sejakinstruksi itu keluar belum tampakgejala, setidaknya aha effects (efekreaksi karena melihat gejala awalyang meyakinkan) sekalipun, baikdari internal DJBC maupun (baca:apalagi) dari masyarakat.

Seperti diungkapkan di muka,akan menjadi masalah ketika pro-gram pemantapan kode etik hanyalahdilaksanakan sebatas pertemuanclassical ansich. Akan menjadi lebihparah ketika pertemuan itu punbukan hanya sebatas formalitas,namun juga menjadi sarana untukmenggugurkan kewajiban saja.Indikasinya dapat dilihat dari motivasipegawai dalam mengikutinya: adayang hanya ikut absen saja.

Penginterpretasian instruksidengan cara semacam ini tentu tidakakan membuahkan hasil yang efektif.Kalaupun ada pegawai yang tergeraksetelah mengikutinya, meskipunmotivasi awalnya hanya ikut absensaja, efek yang ditimbulkan tidakakan bertahan lama.

Segala sesuatu haruslah lebih,

OPINI

Oleh: Darmawan Sigit Pranoto

Etik

MENGIKAT MAKNA

KodePEMANTAPAN

S

BANYAK PEGAWAIYANG DATANGMELEBIHI JAMMASUK DANPULANG SEBELUMJAM PULANG

Page 52: Warta Bea Cukai Edisi 371

51WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

meminjam istilah Amien Rais,bernuansa tomorrow daripadanuansa yesterday-nya, dalam arti,segala sesuatunya meski mutlaktidak boleh terlepas dari sejarah,menatap ke depanlah yang menjadiorientasi. Demikian juga denganpelaksanaan pemantapan kode etikini, nuansa follow up haruslah lebihkental daripada sekedar pertemuanformal pemantapan tadi. Tujuanpemantapan itulah yang harusmenjadi orientasi. Dan di sinilahmakna pemantapan pelaksanaankode etik dapat ‘diikat’(istilahmengikat makna penulis pinjam darijudul buku karangan Hernowo).

Sampai di sini dapat kita temukanbenang merahnya, yakni agar efekperubahan dapat berlangsung lama,makna pemantapan yang sebenarnyaharuslah diikat. Dan untuk mengikatmaknanya, program pemantapankode etik ini haruslah ditindaklanjuti.Yang menjadi pertanyaan berikutnyaadalah bagaimana bentuk tindaklanjutnya?

PERUBAHAN PARADIGMAPenulis melihat penyebab utama

tidak dilaksanakannya kode etikadalah adanya pengabaian akannilai-nilai yang menjadi substansi darikode etik itu sendiri. Jikapenyebabnya memang demikian,maka tindak lanjut yang tepat mestidimulai dari perubahan pemahamansubstansial pegawai akan kode etikitu sendiri. Baru setelah ituditindaklanjuti dengan program yangbersifat menunjang, mempertegas,dan melengkapi seperti bentukpengawasan, penegakan disiplin,dan yang lain.

Berbicara mengenai pemahamanakan substansi berarti berbicaramengenai paradigma. Dalampengertian yang lebih umum,Stephen Covey menyebutkan bahwaparadigma adalah cara kita ‘melihat’dunia-bukan berkaitan denganpengertian visual dari tindakanmelihat, melainkan berkaitan denganpersepsi, memahami, menafsirkan.

Secara filosofis, kode etikdiberlakukan untuk menuntunpegawai berperilaku agar dapatmenjalankan tugas negara dengansebaik-baiknya. Artinya terkandung didalamnya nilai-nilai luhur nasionalis-me, integritas, kejujuran, dansemangat pengabdian. Paradigmaseperti inilah yang semestinyadigunakan oleh pegawai bea cukai.

Nasionalisme merupakan mainreason dalam konteks perilakupegawai. Nilai-nilai kemerdekaanyang diwariskan harus senantiasamenjadi bahan bakar yang takkanpernah padam. Sedang integritas dankejujuran menjadi identitas utamabagi pegawai. John Maxwell

menyebutkan jika kejujuran adalahapa yang dikatakan sesuai denganapa yang diperbuat, maka integritasadalah apa yang diperbuat sesuaidengan apa yang dikatakan.

Integritas dan kejujuran menjadisepasang trade mark kebaikan yangtidak dapat dipisahkan. Adapunsemangat pengabdian menjadi corakyang menonjol dari perilaku yangdilahirkan. Ini semua berarti, pegawaibea cukai seharusnya bertindak danberperilaku dalam rangka berbuatyang terbaik bagi bangsanya.

Semoga masing-masing unitjabatan dapat mem-follow up pro-gram pemantapan ini denganmenyesuaikan kembali paradigmapegawai, sehingga dapatmelaksanakan kode etik dengansebenarnya, bukannya dipaksakan.Dan opini ini penulis turunkansemata-mata untuk membantuperubahan paradigma tersebut.Penulis adalah alumnus Prodip III KeuanganSpesialisasi Kepabeanan dan Cukai tahun 2004,berkedudukan sementara di SekretariatDirektorat Jenderal

DOK. WBC

Page 53: Warta Bea Cukai Edisi 371

52 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

emerdekaan bangsa Indonesiayang diproklamasikan pada 17Agustus 1945 tidak lepas dari

cita-cita pembaharuan hukum danperaturan perundang-undangannya.Didalam pernyataan kemerdekaanbangsa Indonesia itu sekaligusterkandung di dalamnya pernyataanuntuk bebas merdeka dari ikatanbelenggu penjajahan kolonial.

Didalam Undang-Undang Dasar1945 pada Aturan Peralihan pasal II :

“Segala Badan Negara danPeraturan yang ada masihlangsung berlaku, selama belumdiadakan yang baru menurutUndang-Undang Dasar ini”.

Jadi untuk menutup kekosonganhukum tersebut, maka maksudUndang-Undang Dasar 1945 padaAturan Peralihan pasal II, sementarawaktu peraturan Kepabeanan danCukai masih dapat memakaiperaturan peninggalan kolonial, yangdikenal dengan :l Undang-Undang Tarief (Indische

Tarief Wet) STBL. Th. 1873Nomor : 35

l Ordonantie Bea (RechtenOrdonnantie) STBL. Th. 1882Nomor : 240

l Ordonantie Tarief (OrdonantieTarief) STBL. Th. 1910 Nomor :628

(B. Tjipto Hardjono; Pusdiklat, 1974)

Dengan berlakunya Undang-Undang Kepabeanan Nomor 10tahun 1995 yang berlaku efektiftanggal 1 April 1997, genap sudahsembilan (9) tahun usianya sebagaiproduk hukum yang bersifat nasional

dan berlaku khusus terhadap aturanKepabeanan Republik Indonesia,yang merupakan kehendak rakyatIndonesia untuk menggantikanaturan kepabeanan peninggalanyang berbau kolonial.

Undang-Undang KepabeananNomor 10 tahun 1995 mengatur danmenetapkan tata cara atau kewajibanyang harus dipenuhi dalammelakukan ekspor dan impor barang.Barangsiapa yang ingin melakukankegiatan ekspor dan impor barang

harus memenuhi dan mengindahkanketentuan-ketentuan peraturanUndang-Undang Kepabeanan Nomor10 tahun 1995.

Di dalam UU Kepabeanan telahdiatur pula beberapa pelanggaranyang dapat dikenakan sanksiadministrasi maupun sanksi pidana.Ketentuan ini dapat dikenakanterhadap pelaku usaha eksportir danimportir maupun siapa saja yangmelakukan kegiatan tersebut, berikutsebagai pengusaha angkutan, yangtidak mengindahkan ataupunmematuhi yang telah ditetapkan olehUU Kepabeanan tersebut.Pengenaan sanksi administrasi dan

sanksi pidana ini dalam rangkaupaya pemerintah untuk penegakanhukum (law enforcement) UUKepabeanan.

Pada kurun waktu yang masihrelatif singkat ini, apabila kitamengevaluasi UU KepabeananNomor 10 tahun 1995 dalam prosespenegakan hukum (law enforcement)selama ini, dengan menyimakfenomena dan realita yangberlangsung dan berkembang dimasyarakat terutama masyarakatdunia usaha, maupun pengawasankita terhadap penegakan hukum olehaparat penegak hukum yangberwenang dalam hal ini DirektoratJenderal Bea dan Cukai dalam halKepabeanan, maupun terbitan darimass media, kita mungkin dapatmenarik gambaran yang sedikitmenggembirakan, bahwa telahbanyak perubahan yang mendasardalam pelayanan masyarakat,dibandingkan dengan era sebelumditetapkannya UU KepabeananNomor 10 tahun 1995. Hal-hal yangpositif yang dapat dirasakan olehmasyarakat pada umumnya danpengguna jasa pelayanan padakhususnya, adalah sifat PelayananPrima dan Self Assessment.

Dimana sifat pelayanan primaadalah mendasarkan dengan SuratKeputusan Menteri PendayagunaanAparatur Negara (Menpan) SK Nomor: 81/tahun 1993, yang memuatpedoman tata laksana pelayananumum, yang selanjutnya SK tersebutdiperkuat dengan Instruksi Presiden(Inpres) Nomor : 1/tahun 1995 yangberisikan penugasan kepada Menpanuntuk memimpin dan melaksanakan

MengkritisiUU KepabeananNo.10/1995Pasal 102

OPINI

Oleh: Redy Bambang, SG, SH, MH

PELAYANANMERUPAKAN SUATUCARA UNTUKMEMBERDAYAKANMASYARAKAT YANGDILAYANINYA

K

(Bagian I)

Page 54: Warta Bea Cukai Edisi 371

53WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

kegiatan-kegiatan yang dianggapperlu agar dapat segerameningkatkan mutu pelayanan bagimasyarakat.

Pelayanan adalah satu-satunyacara memperoleh kepercayaan daripara pelanggan dan pengguna jasa.Kepercayaan pelanggan ataupengguna jasa adalah jaminan bagikelangsungan hidup suatu usahaatau organisasi pemerintah atauswasta. Pelayanan merupakan suatucara untuk memberdayakanmasyarakat yang dilayaninya.

TINDAK PIDANA KEPABEANANDisamping berlakunya Undang-

Undang Kepabeanan Nomor 10tahun 1995 yang tersebut di atas,ternyata dewasa ini dalam praktekpenegakan hukum UU Kepabeanansecara nyata dalam penerapannyakurang optimal di lapangan, dalamkurun waktu sepandan denganberlakunya undang-undang tersebut,dalam artian tindak pidanapenyelundupan dan berlakunya pasal102 UU Kepabeanan belum atautidak menyentuh nafas era reformasidan era globalisasi di masamendatang.

Pasal 102 Undang-UndangKepabeanan yang tertulis di undang-undang tersebut sebagai tindakpidana penyelundupan, jikaditerapkan di kawasan pabean,dimana kawasan pabean adalahPelabuhan Laut, Bandar Udara, atautempat yang ditunjuk oleh MenteriKeuangan sebagai Kawasan Pabean,tidak dapat berfungsi secara efektifdan maksimal.

Tindak pidana arti dalam hukumpidana apa yang dikenal dengandelik atau perbuatan pidana, yangberasal dari bahasa latin delictumdan bahasa belandanya disebutstrafbarfeit. Pendapat dari beberapapakar hukum dalam kacamatahukum tentang delik/tindak pidanaadalah :l Simon berpendapat mengenai

delik :Bahwa strafbarfeit ialah kelalaianyang diancam dengan pidanayang bersifat melawan hukumyang berhubungan dengankesalahan dan dilakukan olehorang yang mampubertanggungjawab (Andi Hanzah;Jakarta, 1991, hal. 66).

l Mulyatno menggunakan istilahperbuatan pidana untuk delik,yaitu :Perbuatan pidana adalah,perbuatan yang dilarang olehsuatu aturan hukum, laranganmana disertai dengan ancaman(sanksi) yang berupa pidanatertentu bagi barang siapa yangmelanggar larangan tersebut(Mulyatno; Jakarta, 1985, hal. 54).

Dengan memperhatikan uraiantersebut, pada dasarnya untuk dapatdikatakan sebagai telah terjadiperbuatan pidana/delik tersebutharus memenuhi unsur-unsur delik.Unsur-unsur delik ini harusmemenuhi secara keseluruhan,apabila satu saja tidak memenuhiunsur tersebut maka tidak dapatdikatakan telah terjadi perbuatantindak pidana.

Adapun unsur-unsur delik sebagaiberikut :1. Ada perbuatan yang mencocoki

rumusan delik dalam undang-undang.

2. Melawan hukum dan tidak adaalasan pembenaran.

3. Ada kesalahan dan tidak adaalasan pemaafan.

4. Dilakukan oleh orang yang dapatdipertanggungjawabkan.

PANDANGAN UMUM TENTANGPENYELUNDUPAN

Secara umum ada pendapat daripakar hukum dan beberapa literatur,antara lain :l DR. Andi Hamzah, SH,

berpendapat tentangpenyelundupan ;

“istilah penyelundupan,menyelundup sebenarnyabukan istilah yuridis, danmerupakan pengertian gejalasehari-hari dimana seseorangsecara diam-diam atausembunyi-sembunyimemasukan ataumengeluarkan barang-barangke atau dari dalam negeridengan latar belakangtertentu. Latar belakangperbuatan demikian ialahuntuk menghindarkan dari BeaCukai (faktor ekonomi),menghindari larangan yangdibuat oleh pemerintah seperti

senjata, amunisi dansemacamnya, narkotika (faktorkeamanan), penyelundupandalam arti ini adalah dalampengertian luas. (PraptoSupardhi; Surabaya, 1991,hal. 35)”.

l Ordonantie Bea STBL. 1882.Nomor : 240 memberikanrumusan penyelundupansebagaimana diatur dalam pasal26 b yang berbunyi sebagaiberikut :

“barang siapa yangmengimpor atau mengeksporbarang dan mencoba(trachten) mengimpor ataumengekspor barang tanpamengindahkan ketentuan-ketentuan dari Ordonansi Beadan Reglemen-Reglemen yangterlampir padanya.”

l Menurut WCO (World CustomsOrganization) berpendapat :

“bahwa yang dimaksuddengan penyelundupan ialahmengimpor atau mengekspordengan cara menghindar daripengawasan pabean dan/ataumenghindar dari kewajibanmembayar bea-bea sebagianatau seluruhnya. Jikaseseorang atau sekelompokatau suatu Badan Hukummenghindar dari kewajibanmembayar bea-bea yangseharusnya dibayar, walaupunia telah memenuhi ketentuanpabean (misalnya sudahmenyerahkan pemberitahuanpabean) tetap dianggapsebagai penyelundup (HansNainggolan; Pusdiklat Jakarta,1999, hal. 2)”

l Pengertian penyelundupan versiUndang-Undang KepabeananNomor : 10 tahun 1995 yangdiatur pada pasal 102, berikutpenjelasannya:

“barangsiapa yang mengimporatau mengekspor ataumencoba mengimpor ataumengekspor barang tanpamengindahkan ketentuanundang-undang ini dipidanakarena melakukanpenyelundupan dengan pidanapenjara paling lama delapantahun dan denda palingbanyak Rp 500.000.000,00(lima ratus juta rupiah)”

penjelasan :Undang-undang ini telahmengatur atau menetapkan tatacara atau kewajiban yang harusdipenuhi apabila seseorangmengimpor atau mengeksporbarang. Dalam hal seseorangmengimpor atau mengeksporbarang tanpa mengindahkanketentuan atau prosedur yang

...APABILA TELAHMEMENUHISEBAGIAN DARIKETENTUAN, TIDAKSELURUHNYAYAITU SEBAGIANSAJA DARIUNDANG-UNDANGINI, MAKA TIDAKDAPATDIPERSALAHKANTELAH MELAKUKANTINDAK PIDANAPENYELUNDUPAN...

Page 55: Warta Bea Cukai Edisi 371

54 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

telah ditetapkan oleh undang-undang ini, diancam denganpidana berdasarkan pasal inidengan hukuman akumulatifberupa pidana penjara dandenda. Yang dimaksud dengantanpa mengindahkan ketentuanundang-undang ini adalah samasekali tidak memenuhi ketentuanatau prosedur sebagaimana telahditetapkan undang-undang ini.Dengan demikian, apabilaseseorang mengimpor ataumengekspor barang telahmengindahkan ketentuan undang-undang ini, walaupun tidaksepenuhnya, tidak termasukperbuatan yang dapat dipidanaberdasarkan pasal ini (pasal 102UUK.No: 10/1995).

ISI DARI PASAL 102 UNDANG-UNDANG KEPABEANAN NOMOR :10/1995

Tersebut telah dijelaskanbeberapa pendapat mengenai artidari penyelundupan dari berbagaipendapat maupun literatur tulisandan peraturan. Maka marilah kitamengerti makna dari Undang-UndangKepabeanan tentang tindak pidanapenyelundupan yang diatur di dalampasal 102, sebagai pasal satu-satunya yang mempunyai sanksiakumulatif, yaitu sanksi denda danpenjara yang harus dilaksanakankeduanya, dari Undang-UndangKepabeanan yang berjumlah XVIIBAB dan 118 pasal.

l Mengimpor atau mengeksporbarang;Pasal 1 butir 13 Undang-UndangKepabeanan disebutkan bahwa,impor adalah kegiatanmemasukan barang dari luardaerah pabean ke dalam daerahpabean dan pada pasal 2 ayat (1)Undang-Undang Kepabeanandipertegas lagi bahwa, barangyang masuk ke dalam daerahpabean diperlakukan sebagaibarang impor dan terhutang beamasuknya.Pasal 1 butir 14 Undang-UndangKepabeanan yang menyebutkanbahwa ekspor adalah kegiatanmengeluarkan barang dari dalamdaerah pabean ke luar daerahpabean. Dan dipertegas olehpasal 2 ayat (2) Undang-UndangKepabeanan bahwa, barang yangtelah dimuat atau akan dimuat disarana pengangkut untukdiangkut ke luar daerah pabeandianggap telah di ekspor.Selanjutnya yang dimaksuddengan barang dalam Undang-Undang Kepabeanan adalahmerupakan obyek dari kegiatanekspor dan impor tersebut danpada umumnya obyek tersebut

“BARANGSIAPAYANG MENGIMPORATAUMENGEKSPORATAU MENCOBAMENGIMPOR ATAUMENGEKSPORBARANG TANPAMENGINDAHKANKETENTUANUNDANG-UNDANGINI DIPIDANAKARENAMELAKUKANPENYELUNDUPANDENGAN PIDANAPENJARA PALINGLAMA DELAPANTAHUN DAN DENDAPALING BANYAK RP500.000.000,00(LIMA RATUS JUTARUPIAH)”(UU NO. 10/1995, PASAL 22)

mempunyai nilai ekonomi ataudapat dinilai dengan uang.

l Mencoba mengimpor ataumengekspor barang;Dalam Undang-UndangKepabeanan Nomor 10 tahun1995 tidak secara khususmemberikan penjelasanmengenai percobaan dan kitaakan merujuk pada percobaanyang diatur dalam KUHP sebagaiaturan umum ketentuan pidanayang berlaku di Indonesia.Percobaan menurut KUHP, pasal53 ayat (1), yaitu:

“mencoba melakukankejahatan pidana, jika niat

untuk itu telah ternyata dariadanya permulaan untukmelaksanakan, dan tidakselesainya pelaksanaan itubukan semata-matadisebabkan karenakehendaknya sendiri” (AndiHamzah; Jakarta, 1986, hal.58).

Maka dengan rumusan KUHP pa-da pasal 53 ayat (1) tersebut, da-pat ditarik tiga unsur yang dapatdikategorikan sebagai percobaanmelakukan kejahatan, yaitu :

1. harus ada niat2. ada permulaan pelaksanaan3. perbuatan pidana tersebut

tidak selesai, bukan karenakehendak sendiri si pelaku

l Tanpa mengindahkan ketentuanUndang-Undang KepabeananDalam penjelasan pada pasal 102Undang-Undang Kepabeanan,yang dimaksud dengan tanpamengindahkan ketentuan atauprosedur undang-undang ini, yaitutidak mengindahkan undang-undang ini sama sekali. Sehinggaapabila telah memenuhi sebagiandari ketentuan, tidak seluruhnyayaitu sebagian saja dari undang-undang ini, maka tidak dapatdipersalahkan telah melakukantindak pidana penyelundupanyang diatur pada pasal 102Undang-Undang Kepabeanan.

ISI DARI PASAL 7 AYAT (1) UNDANG-UNDANG KEPABEANAN NOMOR 10/1995

Pada pasal 7 ayat (1) Undang-undang Kepabeanan Nomor 10 tahun1995 dapat diuraikan sebagaiberikut :

“Barang impor harus dibawa kekantor pabean tujuan pertamamelalui jalur yang telah ditetapkandan kedatangan tersebut wajibdiberitahukan olehpengangkutnya”.

Penjelasan pasal 7 ayat (1),sebagai berikut ;

Adanya kewajiban untukmelaporkan kedatangan barangimpor di Kantor Pabean tujuanpertama melalui jalur yang telahditetapkan, dimaksud agarpembongkaran dilakukan denganmemenuhi ketentuan dalamundang-undang ini. Dalampengertian barang importermasuk juga sarana pengangkutyang di impor untuk dipakai ataudi impor sementara.Yang dimaksud dengan jaluryang ditetapkan adalah jalurpelayaran, jalur udara, jalanperairan daratan, dan jalan daratyang ditetapkan, artinya saranapengangkut harus melalui jalur-jalur yang dicantumkan dalambuku petunjuk pelayaran.Demikian pula untuk barang yangdiangkut melalui udara harusmelalui jalur (koridor) udara yangditetapkan oleh DepartemenPerhubungan, sedangkan jalanperairan daratan dan jalan daratdi perbatasan darat ditetapkanoleh Menteri

( B e r s a m b u n g )

Penulis adalah Kasi Perbendaharaanpada KPBC Tipe B Kotabaru, Kalimantan Selatan

OPINI

Page 56: Warta Bea Cukai Edisi 371

56 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

ertempat di Graha SawalaDepartemen Keuangan (Depkeu),pada 12 September 2005, Menteri

Keuangan (Menkeu) Jusuf Anwarmelantik pejabat eselon II dijajaran DJBCdan Direktorat Jenderal Pajak. Acarapelantikan pejabat eselon II di jajaranDJBC dan Direktorat Jenderal Pajak, yangberlangsung penuh hikmat dan sederhanaini, juga dihadiri oleh beberapa pejabateselon I, II, dan III di lingkungan Depkeu.Dalam amanahnya kepada pejabat yangbaru disumpah, Menkeu Jusuf AnwarMenyatakan isi sumpah jabatan tersebutmenanggung beban yang sangat berat,sehingga jangan hanya diucapkan sajatapi juga dilaksanakan dan dihayatidengan sungguh-sungguh.

“Mutasi kali ini tidak berdasarkan hal-hal yang istimewa, melainkan untukmeningkatkan kinerja di jajaran Depkeu,karena posisi eselon II merupakan ujungtombak dari Depkeu sehingga diharapkandapat mendorong sistem perekonomianbangsa ini,” ujar Jusuf Anwar.

Menkeu juga menekankan kepada

jajaran DJBC agar meningkatkan kembaliupaya pemberantasan penyelundupandan memperketat pengawasan di bandaramaupun di pelabuhan dalam batas-batastertentu. Selain itu peningkatan arusbarang juga mendapat perhatian yangkhusus, sehingga tidak terjadipenimbunan yang pada akhirnya dapatmenghambat kelancaran arus barangekspor maupun impor.

Berkaitan dengan adanya amande-men undang-undang di bidang pajak,kepabeanan, dan cukai, Menkeu jugamengamanatkan agar dapat dijalankandengan sungguh-sungguh, karenaamandemen undang-undang ini merupa-kan lompatan besar yang bukan hanyaditunggu oleh masyarakat di penjuruIndonesia tapi juga di penjuru dunia.

Sementara itu Dirjen Bea dan Cukai,Eddy Abdurrachman ketika diwawanca-rai WBC usai acara pelantika mengata-kan, mutasi kali ini tidak terlambat atauterlalu lama, karena mutasi ini sebagaidinamika dari suatu organisasi dengantujuan untuk mengisi jabatan yang kosong

dan dalam rangka penyegaran, dalam artimemberikan suatu tantangan baru denganlingkungan yang baru sehinggadiharapkan para pejabat yang baru dilantikmempunyai inovasi-inovasi baru.

“Mutasi kali ini juga dikhususkan untukdapat memenuhi target-target yangditetapkan pada tahun 2005, karenasebagaimana diketahui tahun 2005 iniAPBN sudah beberapa kali dinaikan,terakhir di APBNP yang kedua merupakanhal yang cukup berat, jadi bagi bea cukaiyang utama adalah bagaimanamengoptimalkan penerimaan baik beamasuk maupun cukai yang sangat beratsekali dikondisi ekonomi saat ini,” jelasEddy Abdurrachman.

Lebih lanjut Dirjen mengatakan, kalaukebijakan-kebijakan yang ada nanti harusbersifat bisnis friendly sebagaimana yangdikatakan Menkeu, sehingga bisa menarikdan mempertahankan investasi yangsudah ada. Sedangkan untuk perlindung-an di dalam negeri sendiri dilakukandengan upaya menangkal masuknyabarang-barang impor ilegal.

Setelah menjabat kurang lebih tiga tahun, sebanyak 18 pejabat eselon II dilingkungan DirektoratJenderal Bea dan Cukai (DJBC) mendapatkan mutasi untuk yang kesekian kalinya. Sementara itudi mutasi kali ini dua pejabat eselon III mendapatkan promosi menjadi eselon II.

Pejabat Eselon II DJBCMutasi dan Pelantikan

WBC/ATS

B

adi

INFO PEGAWAI

Page 57: Warta Bea Cukai Edisi 371

57WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 426/KMK.01/UP.II/2005 Tentang

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

Drs. Sjahrir Djamaluddin060034881Drs. Teguh Indrayana, M.A.060054090Drs. Ibrahim A. Karim060027872Drs. Frans Rupang060044387Drs. Endang Tata060044462Drs. Thomas Sugijata, AK., M.M.060054084Drs. Kamil Sjoeib, M.A060044480Drs. Muhammad Wahyu Purnomo, M.Sc.060054842Drs. Djasman Sutedjo060044457Drs. Bambang Prasodjo060044467

Heru Santoso, S.H.060051354Drs. Erlangga Mantik, M.A.060044479Drs. Joko Wiyono, M.A.060054080Toto Sugiatno Samingan, S.H.060035015

Drs. Zeth Abraham Likumahwa060027823Heryanto Budi Santoso, S.H., M.M.060034937Drs. Ismartono060044469DR. Heri Kristiono, S.H., M.A.060035988

Drs. Muhammad Chariri060044383

Drs. Sofyan Permana060044388

L A M ADirektur Penerimaan dan PeraturanKepabeanan dan CukaiKepala Kantor Wilayah IX DJBCTipe B PontianakDirektur Teknis Kepabeanan

Kepala Kantor Wilayah IV DJBCTipe A JakartaKepala Kantor Wilayah V DJBCBandungSekretaris Direktorat JenderalBea dan CukaiDirektur Fasilitas Kepabeanan

Kepala Kantor Wilayah VIII DJBCTipe B DenpasarKepala Kantor Wilayah XIII DJBCTipe B Banda AcehKepala Kantor Wilayah VI DJBCTipe A Semarang

Kepala Kantor Wilayah II DJBC TipeKhusus Tanjung Balai KarimunDirektur Cukai

Direktur Verifikasi dan Audit

Kepala Pusat Pendidikan danPelatihan Bea dan Cukai BadanPendidikan dan PelatihanKeuanganKepala Kantor Wilayah III DJBCTipe B PalembangKepala Kantor Wilayah VII DJBCTipe A SurabayaKepala Kantor Wilayah XII Tipe BAmbonKepala Subdirektorat KerjasamaInternasional III DirektoratKepabeanan InternasionalKepala Bidang Kepabeanan danCukai Kantor Wilayah IV DJBCTipe A JakartaDirektur Pencegahan danPenyidikan DJBC

B A R USekretaris Direktorat JenderalBea dan CukaiDirektur Teknis Kepabeanan

Direktur Fasilitas Kepabeanan

Direktur Cukai

Direktur Pencegahan danPenyidikanDirektur Verifikasi dan Audit

Direktur KepabeananInternasionalDirektur Penerimaan dan Per-aturan Kepabeanan dan CukaiKepala Kantor Wilayah I DJBCTipe A MedanKepala Kantor Wilayah II DJBCTipe Khusus Tanjung BalaiKarimunKepala Kantor Wilayah III DJBCTipe B PelembangKepala Kantor Wilayah IV DJBCTipe A JakartaKepala Kantor Wilayah V DJBCTipe A BandungKepala Kantor Wilayah VI DJBCTipe A Semarang

Kepala Kantor Wilayah VIIDJBC Tipe A SurabayaKepala Kantor Wilayah VIIIDJBC Tipe B DenpasarKepala Kantor Wilayah IX DJBCTipe B PontianakPJ. Kepala Kantor Wilayah XIIDJBC Tipe B Ambon

PJ. Kepala Kantor Wilayah XIIIDJBC Tipe B Banda Aceh

Kepala Pusat Pendidikan danPelatihan Bea dan Cukai

JABATAN DAN TEMPAT KEDUDUKAN

MUTASI PARA PEJABAT ESELON IIDI DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

No. NAMA/NIP

Page 58: Warta Bea Cukai Edisi 371

58 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

etelah pada 12 Septermber 2005,bertempat di ruang Graha SawalaDepartemen Keuangan, Menteri

Keuangan (Menkeu) Jusuf Anwar melantiksecara serentak pejabat eselon II yangmendapatkan mutasi dilingkungan DJBCdan Direktorat Pajak, pada 19 September2005, bertempat di ruang Loka UtamaKantor Pusat DJBC, Direktur Jenderal Beadan Cukai, Eddy Abdurrachman menyak-sikan secara serentak penandatanganannaskah serah terima jabatan pejabat ese-lon II DJBC, yang telah dilantik tersebut.

Berbeda dengan sebelumnya dimanaacara serah terima jabatan dilakukan dimasing-masing wilayah, kini acara

Serah Terima Jabatan Eselon IIDI LINGKUNGAN DJBCDilakukan secara serentak di ruang Loka Utama Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai(DJBC), serah terima jabatan eselon II terkesan berbeda dengan yang biasanya. Dengan tidakadanya serah terima di wilayah masing-masing, maka para pejabat yang menduduki pos barudapat langsung melaksanakan tugasnya.

tersebut dilakukan secara serentak diKantor Pusat. Hal ini dimaksudkan agartidak terjadi ke kosongan yang terlalulama, juga para pejabat di pos barunyadapat langsung melaksanakan tugasnya.

Acara yang dimulai denganpembacaan ringkasan keputusanMenkeu nomor 426/KMK.01/UP.II/2005tentang mutasi para pejabat eselon II dilingkungan Depkeu, dilanjutkan denganpenandatanganan naskah serah serimajabatan yang dimulai oleh pejabat yangmenyerahkan jabatan dan dilanjutkanoleh pejabat yang menerima jabatandengan disaksikan langsung olehDirektur Jenderal Bea dan Cukai.

Dan setelah secara bersama-samapara pejabat menandatangani naskahserah terima, acara dilanjutkan denganpenyerahan memori pengakhiran jabatansecara simbolis oleh Sekretaris DirektoratJenderal yang lama kepada SekretarisDirektorat Jenderal yang baru. Sementaraitu dalam kata-kata sambutannya Dirjenmengharapkan agar dalam waktu yangtinggal beberapa bulan, diharapkanseluruh target penerimaan baik beamasuk maupun cukai dapat terpenuhi.

Acara yang berlangsung cukup seder-hana dan penuh hikmat ini, akhirnya ditu-tup dengan pembacaan doa dan dilanjut-kan dengan acara ramah tamah.

SECARA SERENTAK. Seluruh pejabat eselon II DJBC yang telah dilantikoleh Menkeu, melakukan penandatanganan serah terima jabatan secaraserentak di ruang Loka Utama Kantor Pusat DJBC.

SIMBOLIS. Sekretaris Direktorat Jenderal lama menyerahkan memoripengakhiran jabatan kepada Sekretaris Direktorat Jenderal yang barusecara simbolis.

S

FOTO BERSAMA. Seluruh pejabat eselon II DJBC yang telah mendatangani serah serima jabatan berfoto bersama dengan Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

WBC/ATS WBC/ATS

WBC/ATS

adi

INFO PEGAWAI

Page 59: Warta Bea Cukai Edisi 371

59WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

PEGAWAI PENSIUNT.M.T 01 OKTOBER 2005 PERIODE T.A 2005

NO. NAMA NIP GOL JABATAN KEDUDUKAN

1. Drs. F. Rehatta 060027803 IV/c Kepala Kantor KPBC Tipe A Dumai

2. Drs. Baharuddin Husin 060035037 IV/c Kepala Kantor KPBC Tipe A Palembang

3. Drs. Rijadi 060057654 IV/c Kepala Bidang Audit Kanwil V DJBC Bandung

4. Martono 06004116 IV/a Kepala Seksi Kepabeanan V KPBC Tipe A Bekasi

5. Endang Faruk 060041310 III/d Kasi Verifikasi dan Ekspor Kanwil VII DJBC Surabaya

6. Purnomo 060040701 III/b Pelaksana KPBC Tipe A Khusus Soekarno Hatta

7. Abdullah Fatah 060028477 II/d Pelaksana KPBC Tipe C Pomalaa

8. Semuel Kaya 060032167 II/d Pelaksana KPBC Tipe B Ambon

9. Subiyanto 060044057 II/d Pelaksana KPBC Tipe A Khusus Tanjung Priok III

10. Srie Aniem binti Aniem 060028361 II/d Pelaksana KPBC Tipe A Balikpapan

11. Abdullah 060056626 II/c Pelaksana Kantor Pusat DJBC

12. Risuhadi 060056679 II/c Pelaksana KPBC Tipe B Yogyakarta

13. Bedjo Siswanto 060058116 II/b Pelaksana Kanwil VI DJBC Semarang

14. Zulkifli Raof 060043975 II/b Pelaksana KPBC Tipe A Belawan

PERATURAN MENTERI KEUANGANPer September 2005

No. KEPUTUSAN P E R I H A L

Nomor Tanggal

1. 69/PMK.04/2005 16-08-05 Perubahan Keenam Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 89/KMK.04/2002Tentang Tata Cara Pemberian Pembebasan Bea Masuk Dan Cukai Atas ImporBarang Untuk Keperluan Badan Internasional Beserta Para Pejabatnya YangBertugas Di Indonesia

2. 70/PMK.010/2005 16-08-05 Penetapan Tarif Bea Masuk Atas Impor Barang Dalam Rangka Asean IntegrationSystem Of Preferences (AISP) Untuk Negara-negara Anggota Baru Asean(Kamboja, Laos, Myanmar, Dan Vietnam)

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAIPer September 2005

No. KEPUTUSAN P E R I H A L

Nomor Tanggal

1. 15/BC/2005 22-08-05 Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.010/2005Tentang Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Bagian dan PerlengkapanKendaraan Bermotor Untuk Pembuatan Kendaraan Bermotor Tujuan Ekspor

INFO PERATURAN

Page 60: Warta Bea Cukai Edisi 371

60 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

ada 25-27 Juli 2005 di WTO, Jenewatelah diselenggarakan PertemuanNegotiating Group on Trade

Facilitation (NGTF) yang dipimpin olehDuta Besar Malaysia untuk WTO, yaituAmb. Mohammad Noor. Padakesempatan tersebut, Indonesia diwakilioleh Gusmardi Bustami Dubes RI-WTO,Samsuar Said, Kabid. Keuangan/Bea danCukai PRIME-Brussels dan AgusSaptono, Sekretaris I (Bidang Ekonomi)PTRI – Jenewa;

Pertemuan NGTF kali ini masih tetapmembahas agenda items tentang upayaklarifikasi dan penyempurnaan Artikel V,VIII dan X GATT 1994 danpengembangan sendi-sendi kapasitas/bantuan tehnis. Submisi dan hasilpembahasan agenda items tersebut akanmelengkapi kompilasi yang telah disusunSekretariat dan dijadikan sebagaireferensi dalam pertemuan TingkatMenteri Perdagangan WTO (KTM) yangakan diselenggarakan pada Desember2005 di Hong Kong;

KLARIFIKASI/ PENYEMPURNAAN ARTIKELV, VIII DAN X GATT 1994

Pada kesempatan tersebut,Sekretariat WTO telah melaporkanupdating upaya mengkompilasi seluruhsubmisi/kertas kerja dibidang tradefacilitation berikut submisi baru yangmenyangkut Artikel V, VIII dan X GATT.Berkaitan dengan itu terdapat beberapasubmisi yang perkembanganannya perludicermati lebih lanjut, yaitu submisi yangterkait dengan isu tentang:- pre-arrival examination: Japan’s

experience; - fees and formalities in implementing a

single window: Singapore’s experi-ence;

- post-clearance audit in Korea;- exchange and handling of information

proposed by India and US;- risk management;

Mengenai pre-arrival examinationdapat dijelaskan, dalam rangkamempercepat pengeluaran barang dipelabuhan, kepada Bea dan Cukai

Jepang diperkenankan untuk melakukanpemeriksaan dokumen terlebih dahulusebelum suatu kiriman barang tiba dipelabuhan impor, namun demikian padasaat kedatangan barang, apabiladipandang perlu, Bea dan Cukai Jepangdapat melakukan pemeriksaan yang lebihmendalam. Pre-arrival examinationdilakukan atas dasar konsep resikomanajemen.

Perlu diberitahukan bahwa prosedurimpor yang normal adalah bahwaprosedur impor hanya dapat diterapkanapabila kiriman suatu barang telah tibadipelabuhan impor. Dengan demikian pre-arrival examination diakui dapatmemberikan kontribusi yang cukupsiknifikan didalam meningkatkan upayamemfasilitasi perdagangan. Sementara ituBea dan Cukai Indonesia juga telahmenerapkan pre-arrival examinationsebagaimana yang dilakukan oleh Beadan Cukai Jepang; namun didalampelaksanaannya masih ditemukan adanya

kendala, sebagai akibat antara lainterlambat diterimanya dokumen manifestdari pengangkut, tidak memadainyainternet infrastructure yang terkait denganEDI, dan penerapan pre-arrival examina-tion masih terbatas hanya kepada importiryang memiliki tingkat kepatuhan tinggi;

Tentang fees and formalities inimplementing a single window, DelegasiSingapura memaparkan pengalamannyadidalam melaksanakan system singlewindow (SW) yang dibangun atas dasarEDI sistem dan bagaimana sistem SWtersebut dapat memangkas formalitas/dokumen yang diperlukan dan dapatmempercepat pergerakan arus barangserta pengeluaran suatu kiriman barangsecara signifikan. Oleh karena itupenerapan sistem SW di Singapura diakuitelah meningkatkan upaya memfasilitasiperdagangan dengan sangat signifikan.Per hari sistem SW tersebut dapatmemproses kurang-lebih 20.000 aplikasiyang terkait dengan impor dan ekspor.

Atas dasar pemaparan tersebut dapatdisimpulkan bahwa penerapan sistem SWpada tingkat ini akan memberikankesulitan baik kepada negara kurangberkembang, maupun kepada sebagiannegara berkembang, mengingat prosespelaksanaan sistem SW tadi dilakukansecara elektronis dan pengadaannyamenuntut biaya yang cukup mahal sertaupaya koordinasi yang tinggi. Olehkarena itu bagi negara berkembang,termasuk Indonesia, diperlukan kerangkawaktu yang cukup panjang, bantuantehnis serta pengembangan sendi-sendikapasitas yang sifatnyaberkesinambungan untuk dapatmelaksanakan sistem SW tersebut;

Dalam rangka mengantisipasiperkembangan pesat volume kegiatanimpor dan ekspor serta mempercepatprosedur pengeluaran barang, Bea danCukai Korea telah mengintrodusir konseppost-clearance audit. Melalui konseptersebut, terhadap barang-barang impordapat segera dikeluarkan, atas dasarpemeriksaan Pemberitahuan BarangImpor yang dilengkapi dengan dokumen

DARI PERTEMUAN

Negotiating Group onUntuk persiapan menghadapi rangkaian pertemuan NGTF dan KTM, Desember 2005 di HongKong, seyogyanya Ditjen. Bea dan Cukai (DJBC) dapat segera melengkapi Tabel Ringkasan IsuUtama Dalam Perundingan NGTF yang sudah disempurnakan , khususnya yang terkait dengankolom “Indonesian Position.”

Trade Facilitation (NGTF)

MENURUT SAMSUAR SAID, dalam rangkamemperkuat DELRI, seyogyanya pertemuan-pertemuan NGTF mendatang dapat juga dihadirioleh para pejabat terkait dari Kantor Pusat.

P

KEPABEANAN INTERNASIONAL

DOK.WBC

Page 61: Warta Bea Cukai Edisi 371

61WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

penunjang dasarnya (termasuk bukti-buktipembayaran bea masuk dan pajak importerkait lainnya).

Kemudian setelah barang-barangtersebut dikeluarkan, maka Bea dan CukaiKorea melakukan pemeriksaan bukudigudang-gudang/kantor importir yangbersangkutan. Dengan demikian konseppost-clearance audit tersebut dapatmendorong peningkatan upayamemfasilitasi perdagangan, mengingatpemeriksaan barang dilakukan setelahbarangnya dikeluarkan dari pelabuhanterlebih dahulu. Sementara itu, sebagaikonsekuensi dari pelaksaaan system self-assessment dan resiko manajemen, Beadan Cukai Indonesia juga telahmenerapkan konsep post-clearance audit.Dalam kaitan tersebut, Bea dan CukaiIndonesia dalam kerangka ASEAN telahditunjuk sebagai ASEAN coordinatordibidang post clearance audit.

Yang terkait dengan exchange andhandling of information, Delegasi India danUS mengusulkan agar disusun suatumekanisme yang sifatnya multilateraldalam melakukan pertukaran danmenangani informasi yang berhubungandengan isu-isu memfasilitasiperdagangan dan peningkatan kepatuhanterhadap peraturan perundangan dibidangkepabeanan. Melalui mekanisme tersebutdiharapkan upaya kerjasama antar Beadan Cukai atau antar elemen PenegakanHukum dapat dilaksanakan dengan lebihefektif. Usulan Delegasi India dan USmenjadi sangat krusial, karenamenyangkut isu confidentiality

(kerahasiaan informasi) yang sangatterkait dengan upaya perlindungan industridalam negeri, perlindungan terhadapmasyarakat, keutuhan penerimaan negaradan keamanan.

Disamping itu pula perlu diketahuibahwa sebagian informasi tersebutsifatnya tertutup, dalam arti bahwainformasi tadi hanya dapat diberikankepada “those who need to know only”.Berkenaan dengan usulan tersebut,beberapa Delegasi antara lain ECmeminta penjelasan lebih lanjut,khususnya yang terkait dengan latarbelakang yang sebenarnya dari usulandimaksud, mengapa kerjasama tadidilakukan atas dasar G to G dan tidak atasdasar G to private, dan bagaimanamekanismenya secara detail.

Sementara itu dari perspektif Bea danCukai Indonesia, Indonesia padaprinsipnya dapat menerima usulantersebut, mengingat Indonesia adalahContracting Party dari Nairobi Conventiondan pendukung lahirnya JohanesburgConvention (konvensi-konvensiinternasional dibidang penegakan hukumyang diciptakan dan diadministrasikanoleh WCO yang didalamnya antara lainberisikan ketentuan tentang tatacarapertukaran informasi dalam rangkamemerangi penyelundupan dan commer-cial/customs frauds lainnya), namundemikian Indonesia masih memerlukanklarifikasi terlebih dahulu, khususnya yangterkait dengan jenis-jenis informasi yangdapat dan tidak dapat dipublikasikan,tatacara penanganan dan pertukaran

informasi, dan latar belakang yangsebenarnya.

Klarifikasi tersebut sangat diperlukanguna menghindari terjadinyapenyalahgunaan informasi. Perludiketahui, berdasarkan pengamatan kami,bahwa pada dasarnya latar belakang dariusulan India adalah untuk memerangicommercial/customs frauds semata;sementara usulan US memiliki cakupanyang lebih luas, meliputi upaya penegakansecurity dalam rangka memerangi tindakterorisme. Disamping itu sasaran utamausulan India dan US pada dasarnya inginmenghadirkan suatu mekanismepertukaran informasi yang sifatnyamultilateral dan legally binding, sehinggaupaya-upaya penegakan hukum dibidangperdagangan dan customs serta securitydapat berjalan dengan lebih efektif;

Guna menyeimbangkan tindakan-tindakan yang sifatnya memfasilitasiperdagangan (facilitation) dengantindakan-tindakan yang sifatnyamenegakkan peraturan perundangan(enforcement), sebagian Bea dan Cukainegara anggota WTO, termasuk Indone-sia, telah lama mengintrodusir suatuprosedur kepebeanan yang dikenaldengan konsep risk management. Konseptersebut tertumpu kepada pendapatbahwa disetiap pergerakan barang,transportasi dan orang selalu terdapatresiko yang harus diantisipasisebagaimana mestinya.

Untuk itu indikator resiko tersebutharus dapat dikumpulkan, dianalisa,ditetapkan dan dimonitor untuk

“INDONESIAN POSITION”, untuk menetapkan core-element dalam upaya memfasilitasi perdagangan,mengidentifikasi dan menyusun needs andpriorities dan akan lebih baik bila DJBCmenyajikan proposal tentang valuation dan post-clearance audit, mengingat Indonesia adalahcountry coordinator ASEAN).

SINGAPURA MEMAPARKAN pengalaman tentang penerapan sistem SW yang dapat memangkasformalitas/dokumen dan mempercepat pergerakan arus barang serta pengeluaran suatu kirimanbarang secara signifikan.

DOK.WBC

DOK.WBC

Page 62: Warta Bea Cukai Edisi 371

62 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

dilaksanakan. Selanjutnya melalui konseptersebut, maka suatu pergerakan barang,transportasi dan orang dapat dikenaliapakah didalamnya mengandung resikotinggi (high) atau rendah (low). Terhadapyang high akan dilakukan tindakan yangsifatnya enforcement; sementara terhadapyang low akan diberikan tindakan yangsifatnya fasilitasi.

Dengan demikian konsep tersebutmerupakan suatu konsep yang tidak dapatdihindari didalam setiap upayamemfasilitasi perdagangan danpenegakan hukum serta sekaligus dapatmemberikan kontribusi yang signifikanterhadap upaya peningkatan efisiensididalam menempatkan sumber daya yangtersedia. Oleh karena itu konsep tadiseyogyanya dapat juga diterapkandiberbagai lembaga pemerintah,khususnya pada lembaga-lembaga yangkegiatannya antara lain terkait denganprosedur perdagangan, keimigrasian,karantina dan perijinan lainnya.Pelaksanaan konsep dimaksud dapatdilakukan baik secara manual, maupunotomatisasi. Didalam pelaksanaannya,Bea dan Cukai Indonesia mengenaliadanya kendala, sebagai akibat antaralain lemahnya computer/infrastrukturinternet yang tersedia.

TECHNICAL ASSISTANCE AND CAPACITYBUILDING

Sebagaimana dimaklumi bahwamodalitas dalam rangka proses negosiasidibidang upaya memfasilitasiperdagangan menuntut strong commit-ment dari seluruh negara nggota WTO,khususnya dari negara-negara maju untukdapat memberikan bantuan tehnis danpengembangan sendi-sendi kapasitas,sehingga negara kurang berkembang/berkembang dapat berpartisipasi aktifdidalam proses negosiasi sertamemperoleh manfaatnya. Atas dasar itu,sesuai Para 5 dan 6 Annex D Paket Juli2004, diharapkan bantuan tehnis danpengembangan sendi-sendi kapasitastersebut dapat diberikan secaraberkesinambungan, yaitu dimulai sejakberlangsungnya sampai dengan telahselesainya proses negosiasi tersebut.

Berkenaan dengan itu Jepangmenyatakan bahwa negaranya telahmemberikan berbagai bantuan tehnisdibidang HS Classification, CustomsValuation and Post-Clearance Audit, danTraining Management. Sebagian besarbantuan tehnis tersebut diberikan kepadanegara-negara Asia dan Pasifik danmenambahkan akan pentingnya upayamengidentifikasi keperluan serta prioritasnegara-negara yang memerlukan bantuantehnis, sehinga bantuan tehnis tersebutnantinya dapat diberikan sesuai dengankebutuhan masing-masing.

Sejalan dengan apa yang telahdisampaikan Jepang, beberapa proponentseperti antara lain New Zealand danWorld Bank menyatakan bahwa untukdapat mengidentifikasi needs and priorities

negara-negara dimaksud dapat digunakanberbagai tools yang ada, antara lainWCO Assessment Tools. Disamping itujuga diperlukan adanya upaya koordinasidari donor countries dan lembaga-lembaga internasional terkait;

USULAN AFRICAN GROUPSementara itu African Group

mengusulkan disusunnya suatuoperationalizing technical assistance andcapacity building in trade facilitation.Usulan tersebut mencakup 5 tahapan,yaitu: mengidentifikasi kebutuhan danprioritas dari masing-masing negara,mengkompilasi kebutuhan dan prioritasdari masing-masing negara, membantuproses klarifikasi dan pendidikan(termasuk pelatihan), membantupelaksanaan hasil-hasil proses negosiasi,dan membantu upaya koordinasipelaksanaan kebutuhan dan prioritas darimasing-masing negara.

Ditambahkan bahwa keberhasilanproses negosiasi dibidang memfasilitasiperdagangan sangat tergantung dari padakesinambungan bantuan tehnis danpengembangan sendi-sendi kapasitasbagi negara-negara berkembang/kurangberkembang. Sementara yang menyang-kut tahapan pertama, African Group jugamengusulkan agar dapat dilakukan pe-nyempurnaan terhadap WCO Self Asses-sment Checklist, mengingat isu memfasi-litasi perdagangan tidak saja mencakupisu-isu yang terkait dengan kepabeanan,tetapi juga meliputi berbagai isu yangterkait dengan impor, ekspor dan transit;

Sehubungan dengan itu, DELRImemberikan statement yang antara lainmenyatakan bahwa bantuan tehnis danpengembangan sendi-sendi kapasitassangat diperlukan bagi negaraberkembang agar mereka dapat secarapenuh berperanserta didalam prosesnegosiasi memfasilitasi perdagangan.Tanpa adanya bantuan tersebut, makanegara berkembang kemungkinan tidakakan dapat mengikuti proses dimaksudsebagaimana mestinya.

Disamping itu ditambahkan pulabahwa Indonesia mendukungsepenuhnya usulan African Group ,khususnya yang terkait dengan usulanpenyempurnaan WCO Self AssessmentChecklist. Dasar dukungan Indonesiaadalah bahwa pada saat itu belum adasatu negara yang mengajukan modalitasdan WCO Checklist tersebut sangatdiperlukan sebagai bahan diskusi sertapenyusunan proposal mengenai needsand priorities dalam rangka memfasilitasiperdagangan. Kemudian dalamperkembangan pembahasannyadirasakan bahwa cakupan WCO Checklisttadi menyentuh isu-isu diluar Customsmatters. Oleh karena itu sudah waktunyaWCO Checklist tersebut disempurnakan.Pada akhirnya sebagian delegasi,termasuk US dan WCO, menyatakandukungannya terhadap usulan AfricanGroup yang dirasakan sangat praktis;

KESIMPULAN DAN SARANSejauh ini proses negosiasi

dibidang upaya memfasilitasiperdagangan, khususnya yang terkaitdengan Artikel V, VIII dan X GATT 1994,telah dapat berjalan lancar, positif dankonstruktif. Atas dasar itu Ketua NGTF,Duta Besar Malaysia untuk WTO,menyatakan bahwa apabila nantinyahasil-hasil sidang NGTF dapat diterimadalam KTM bulan Desember 2005 diHong Kong, maka WTO akanmengintrodusir komite barudilingkungan WTO, yaitu : Committeeon Trade Facilitation. Untuk itu nantinyadiperlukan adanya suatu mekanismebaru untuk menggerakkannya ;

Namun demikian permasalahanyang mungkin muncul nantinya yangperlu diantisipasi adalah persoalanimplementasi hasil-hasil prosesnegosiasi upaya memfasilitasiperdagangan, khususnya yang terkaitdengan pemberian bantuan tehnis danpengembangan sendi-sendi kapasitas.

Untuk itu kepada negara-negarakurang berkembang/berkembang yangberkepentingan telah diminta untukdapat menyusun needs and priorities-nya guna memudahkan masing-masingnegara yang bersangkutan, donorcountry dan lembaga-lembagainternasional terkait didalammengkoordinasikan, menyalurkan danmelaksanakan bantuan tehnis danpengembangan sendi-sendi kapasitasyang diperlukan ;

Selanjutnya dalam rangka persiapanmenghadapi rangkaian pertemuan-pertemuan NGTF dan KTM bulanDesember 2005 di Hong Kong,seyogyanya Ditjen. Bea dan Cukai (DJBC)dapat segera melengkapi TabelRingkasan Isu Utama Dalam PerundinganNGTF yang sudah disempurnakan ,khususnya yang terkait dengan kolom²Indonesian Position², menetapkan core-element dalam rangka pelaksanaanupaya memfasilitasi perdagangan,mengidentifikasi dan menyusun needsand priorities DJBC dalam rangka upayamendapatkan bantuan tehnis danpengembangan sendi-sendi kapasitas,dan menyusun usulan tentangpengalaman Indonesia dalam rangkapelaksanaan upaya memfasilitasiperdagangan dan kendala yangdihadapinya (pada hemat kami akan lebihbaik apabila DJBC dapat menyajikanproposal tentang valuation dan post-clearance audit, mengingat Indonesiaadalah country coordinator ASEAN).

Pertemuan NGTF berikutnya akandiselenggarakan pada 19-20 September2005 dan 5-6 Oktober 2005 di WTO,Jenewa. Berkenaan dengan itu dan dalamrangka memperkuat DELRI, seyogyanyapertemuan-pertemuan NGTF mendatangdapat juga dihadiri oleh para pejabatterkait dari Kantor Pusat.

Samsuar Said,Kabid. Keuangan/Bea dan Cukai PRIME-Brussels

KEPABEANAN INTERNASIONAL

Page 63: Warta Bea Cukai Edisi 371

63WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

Erwin

BISA CANDA

Page 64: Warta Bea Cukai Edisi 371

64 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

engan tema “MembentukSumber Daya Manusia yangProfesional dan Bermoral,”

Ikatan Alumni STKN (Sekolah TinggiKeuangan Negara) , IIK (Institut IlmuKeuangan) , STAN (Sekolah TinggiAkuntansi Negara) dan ProdipKeuangan bersama ISMMED ((Insti-tute of Social Morale ManagementEducation and Development), pada7 September 2005, mengadakanseminar nasional MembangunIntegritas 2005, bertempat di AulaGedung B Lantai 5 BPPK (BadanPendidikan dan Pelatihan Keuangan)Departemen Keuangan, JalanPurnawarman Kebayoran BaruJakarta Selatan.

Sebagai keynote speaker dalamseminar tersebut MenteriPendayagunaan dan AparaturNegara (Menpan), Taufik Efendy,dengan moderator Helmy Yahya danAchmad Ghozali, beserta empatpembicara dalam acara tersebut.

Keempat pembicara seminar yangmengusung tema integritas, adalah ;Dr. R.B Permana Agung, Staf AhliMenteri Keuangan RI, mantan DirjenBea dan Cukai yang membahas soal

Memberantas Korupsi denganSistemik, A. Riawan Amin, DirekturUtama Bank Muamalat yang diwakiliAndi Bukhari mengusung tema,Paradigma Spiritual dalam MengelolaSebuah Bisnis Unit. HendarmanSupanji, Ketua Tim KoordinasiPemberantasan Tipikor/Jampidsus)sebagai salah satu pembicaraseminar mengulas soal PerlunyaPenegakan Hukum yang Tegasdalam Pemberantasan Korupsi :Pakta Integritas dan PaktaAntikorupsi. Sedangkan Drs. JokoSusilo, MA, Deputi AkuntabilitasAparatur Kementerian PAN RIberbicara tentang “MembentukIntegritas”.

Dalam sambutannya, MenpanTaufik Effendy mengatakan, di erareformasi birokrasi ada dua halmendasar yang mengiringinya,pertama, perubahan mindset yangmemang hal ini harus dilakukan.Kedua, peningkatan pembenahanmanajemen berbasiskan kinerjayang tidak menuntut sikap tertentupada pimpinannya. Termasukpandangan yang tidak hanya melihatout put, tetapi juga pada out come. “

SEMINAR NASIONAL

“MembangunIntegritas” 2005Dibutuhkan seorang pemimpin yang jujur, tegas dan berani menyampaikankebenaran disaat Indonesia sedang membangun integritas bermoral

MENPAN TAUFIK EFFENDI. Bertindak sebagaikeynote speaker menekankan untuk membangunintegritas bermoral dibutuhkan orang jujur, tegasdan berani menyampaikan kebenaran.

D

SEMINAR INTEGRITAS. Dengan tema MembentukSDM yang Profesional dan Bermoral.

PERISTIWAWBC/RIS

WBC/RIS

Page 65: Warta Bea Cukai Edisi 371

65WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

Artinya kita tidak hanya pandaimemberikan resep atau formulanyasaja tetapi bagaimana out put danout come-nya,” ujar Menpan.

Mengenai perubahan mindset,pertama adalah perubahan yangdatangnya dari penguasa untukmenjalankan perannya ke arah yanglebih baik dan benar sebab tertulis didadanya sebagai abdi negara. Makaitu, dia harus menjadi abdi yangprofesional secara makro.Sedangkan sebagai abdi masyarakatyang profesional harus mengertibetul keinginan masyarakat, sebabtugas pengabdi adalah dapatmenyenangkan hati majikannya yangdalam hal ini adalah masyarakat. Inidikaitkan dengan ujung dari goodgovernance (pelayanan publik).

Sebagai abdi negara profesionaldan melayani masyarakat, ada duafaktor yang dihasilkan, yaitu konsepmembangun integritas dan konsepmemenuhi persyaratan yangpragmatis dan komprehensif. Kaitandengan hal tersebut maka diperlukanstrategi, visi dan misi yang jelasdalam program yang diwujudkandalam action plan. Syarat utamauntuk menghasilkan proses yangbaik, harus memiliki kesamaan visi,misi dan strategi. Sebab salah satumasalah bangsa ini adalah krisisdefinisi. Karena itu, semuanya harusmemiliki kesamaan persepsi,kesamaan tujuan dan kesamaanaction plan, yang sekali lagi, itusemua merupakan suatu proses yangditetapkan dalam well plan supayaterencana baik, well organize, wellopinion dan kompeten agar mampumelaksanakannya. Ini semua akanberhasil baik apabila bisamenghimpun kekuatan. Sementaraitu kekuatan utamanya adalah harusmempunyai capital power, super heropower jaringan-jaringan sosial danpolitical power. Kekuatan yang lainadalah connection dan komitmen.

“Saya komit, karena ini sesuatuyang sangat mendasar bahwaperubahan mindset bagian darireformasi birokrasi, bahwa perubahanmindset dan perubahan manajemenyang baik menghasilkan kinerja,”demikian akhir sambutan Menpan.

Sesi pertama pembicara seminar,Dr Permana Agung menyampaikanorasinya seputar masalah korupsi.Menurut Agung, untuk memilikipemerintahan yang baik harusmemiliki good man di pemerintahan.Empat puluh tahun terakhir menun-jukkan sekalipun sistem pemerintah-an kurang baik, tetapi denganleadership kuat di dalam strata-stratapemerintahan, negara dapat punyatingkat kemajuan memadai.

Untuk itu masukan PermanaAgung, Indonesia harus menemukanorang terbaiknya (good man) di

dalam pemerintahannya, menjadileaders. Órang-orang terbaik tidakharus berarti dengan hasil akademikterbaik. Karena hasil akademikterbaik, yang sesungguhnya hanyamenunjukkan kemampuan analisasaja. Karena yang terpenting adalahkarakter dalam pelaksaan tugasnegara,

Negara harus mendapatkanpribadi-pribadi yang sense of reality(kesadaran), imajinasi, kualitasleadership, dinamisme dan juga lebihpenting adalah karakter dalampelaksanaan tugas negara yang tidak

membelokkan kebenaran, tidakberorientasi uang dan tidak hanyadiam. Berani berpijak padakebenaran yang hakiki serta beranimembuat keputusan yang berat,tetapi benar demi rakyat relamengorbankan kepentinganpribadinya demi negara, beranimengambil resiko termasuk haruskehilangan jabatan.

Dengan demikian, lanjut PermanaAgung, komitmen, dukungan danmotivasi sangat penting. Kerjasamaantar leaders juga jadi prasyaratkeberhasilan termasuk delegasi,desentralisasi dan komunikasi akansangat berhasil jika mereka mempu-nyai tingkah laku, nilai yang sama.“Bagaimana jadinya jika leaders tidakpunya sikap, nilai, kepentingan danmotivasi yang sama ? bisakahprogram pemberantasan korupsidisampaikan sesuai harapan masya-rakat ?,” tandas Permana Agung.

Tentu ada alasan panitia memilihtopik integritas. Ketika ditanyaWBC, Yuzi Riza, Project Manager

acara tersebut menjelaskan,integritas tinggi mutlak diperlukandalam setiap gerak pembangunan.Apapun baiknya suatu sistem dalamrangka pembangunan bangsa tidakakan berjalan baik tanpa integritastinggi dari aparaturnya. Pemilihantopik juga melalui berbagaipertimbangan dan dibicarakanbersama dengan para penasehatyang akhirnya dipilihlah integritasmenjadi topik seminar.

Integritas, memang suatu halyang menarik untuk dibicarakan.Sejak kecil kita telah didokrin bahwa

bangsa Indonesia adalah bangsayang bermartabat, berbudi pekertiluhur dan bermoral tinggi. Namunkenyataan berbicara sebaliknya.Banyak dari kita yang akhirnyaberdalih bahwa sakit yang dialamibangsa ini sudah terlalu kronis dantidak bisa diubah lagi. Apakahmemang demikian ?

Satu hal yang harus disadari,pemecahan untuk hal yang rumitseringkali berasal dari hal yangsebelumnya kita anggap remeh dankecil, misalnya dari dalam diri kita.Maka itu mulailah sekarang kitamengubah sikap. Jika dahulu segalahal buruk seringkali dibenarkan, kinisaatnya kita tinggalkan dan segalahal baik yang dahulu ditekankanuntuk tidak dilakukan kini mulaidikumandangkan.

Seorang pemimpin yang baik akanmemperbaiki orang-orang yangdipimpinnya, dan seorang pekerjayang baik akan memperbaikilingkungan kerjanya, bukan sebaliknyamerusak tatanan yang ada.

PESERTA SEMINAR NASIONAL “Membangun Integritas” 2005.

WBC/RIS

ris

Page 66: Warta Bea Cukai Edisi 371

66 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

ejuaran karate Seksi WartawanOlahraga (SIWO) Cup yangberlangsung di gelanggang remaja

Bulungan Jakarta Selatan pada 26 hingga28 Agustus 2005 lalu, sejak awal pertan-dingan terlihat sangat ketat dalamperolehan medali. Inkado DKI Jaya yangdiketuai oleh Kepala Sub Bidang Penga-wasan Barang Larangan dan Pembatasan(PBLP), Sumantri SH, langsung mendu-duki peringkat pertama dengan memper-oleh 6 medali emas pada kelas KATA.

Kejuaran yang diikuti oleh 486karateka dari 29 perguruan dan dibukaoleh Ketua KONI Agum Gumelar, selainmemperebutkan piala SIWO jugamemperebutkan piala Agum Gumelaruntuk best of the best baik putramaupun putri. Persaingan yang cukupketat terlihat antara Inkado DKI Jayadengan Dojo 313 (Inkai).

Menurut Sumantri SH, dalam kejuarankali ini Inkado DKI telah mempersiapkanatletnya selama dua bulan dengan jadwallatihan yang cukup ketat.”Kalau pada

Inkado DKI JayaJUARA UMUMKEJUARAN SIWO CUPSetelah bulan Mei lalu dalam kejuaran karate Gubernur Cup,Inkado DKI Jaya hanya menduduki runner up, kini berbekaljadwal latihan yang diperketat dan pembinaan atlet yang lebihmatang lagi, akhirnya Inkado DKI Jaya dapat menjadi juaraumum sekaligus merebut gelar best of the best putra.

kejuaran dua bulan lalu kita hanya beradadi posisi runner up, maka kali ini harusmenjadi juara umum, bahkan untuk posisibest of the best juga diupayakan agartetap berada di tangan kita,” ujar Sumantri.

Dengan jadwal latihan yang cukupketat dan turun full tim atau sekitar 92 atlet,memang cukup membuat kuwalahan atletlainnya. Seperti di kelas KATA, hampirseluruhnya direbut oleh Inkado DKI Jaya,bahkan pada kelas lainnya, sepertiKomite, Kadet, junior maupun seniorputra-putri, dapat diselesaikan denganbaik oleh atlet Inkado DKI Jaya.

“Lawan kita yang cukup tangguh padakejuaran ini adalah DOJO 313 (Inkai) yangpada Gubernur Cup menjadi juara umum,namun sejak awal pertandingan kamimelihat atlet Inkado sudah dapatmenguasainya dengan baik bahkandalam setiap pertandingan dapatdiselesikan dengan angka yang cukuptelak,” tutur Sumantri.

Dengan perjuangan yang cukupkeras akhirnya Inkado DKI Jaya dengan

pelindungnya Dirjen Bea dan Cukai danDirektur Pencegahan dan Penyidikan,keluar sebagai juara umum denganmeraih 18 emas, 18 perak, dan 33perunggu. Sedangkan untuk gelar bestof the best diraih atlet karateka DedySanjaya yang juga merupakan putradari Sumantri SH.

Dengan sedikit protes kepada wasitpada perebutan gelar best of the bestputri, Inkado DKI Jaya tidak dapatmerebutnya, walaupun pada saat itukedudukan angka sudah dimenangkanoleh Inkado DKI Jaya 5-0, namunkarena mendapatkan hukuman yangmenciderai lawan. Sehingga gelar juarabest of the best putri direbut olehkarateka dari keguruan Inkai.

Pada pertandingan yang berlangsungselama tiga hari tersebut, Inkado DKIJaya keluar sebagai juara umum,sehingga berhak atas piala bergilir SIWOdan piala tetap, juga piala Agum Gumelaruntuk best of the best. Dan acara punditutup oleh ketua PWI Jaya, SamsulHasan dan ketua bidang pembinaan atletForki, Madju Darmanto.

JUARA UMUM. Pada kejuaran SIWO Cup, Inkado DKI Jaya merebut juara umum dan gelar best ofthe best putra.

PIALA BERGILIR. Dengan merebut gelar juaraumum di SIWO CUP, maka Inkado DKI Jayaberhak atas piala bergilir PWI.

K

WBC/ADI

WBC/ADI

PERISTIWA

adi

Page 67: Warta Bea Cukai Edisi 371

67WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

ejuaran karate terbuka POR Maesayang cukup bergengsi di tanah airini, bukan hanya diikuti oleh atlet

lokal saja namun juga atlet-atlet nasionaluntuk mengukur tingkat kemampuanmereka dalam bertanding. Pekan OlahRaga (POR) Maesa yang merupakanagenda tetap Forki, merupakan kejuarankarate terbesar di Indonesia yang diikutihampir seluruh keguruan, bahkan padakejuaran tahun sebelumnya, juga sempatdiikuti oleh atlet karateka dari beberapanegara tetangga.

Inkado Korda Jawa Barat yangdiketuai oleh Kepala Seksi PencegahanKanwil V DJBC Bandung, AgustinusDjoko Pinanjoyo dan pelindung Dirjen

Bea dan Cukai juga Kakanwil V DJBCBandung, pada kejuaran bergengsi inimenurunkan sekitar 14 atlet karatekanyauntuk bersaing merebutkan 88 medali baikemas, perak maupun perunggu.

Kejuaran karate terbuka POR Maesadi Manado pada 2-4 September 2005yang diselenggarakan di GOR KONI SarioManado, diikuti kurang lebih 35 keguruandiseluruh Indonesia dan dibuka olehGubernur Sulawesi Utara, Drs. SinyoHarry Sarundayang, yang malamsebelumnya mengadakan welcome partybagi seluruh atlet sekaligus melantikkepengurusan Inkado korda SulawesiUtara masa bakti 2005-2009.

Dalam kata sambutannya Gubernur

mengatakan, wilayahnya mendapat suatukehormatan dengan diadakannyakejuaran bergengsi ini, karena berbedadengan kejuaran karate lainnya, dikejuaran ini tingkat persaingannya lebihketat, dan selain menurunkan atlet-atletnasional, para atlet lain juga berusahauntuk dapat merebutkan gelar juara dikelasnya masing-masing.

Pada kejuaran terbuka POR Maesaini, Inkado Jawa Barat turun pada kelasKomite – 50 kg, + 50 kg putri, - 60, - 65, -70, -75, - 80 kg dan kelas bebas. Untukkelas putri Inkado Jawa Barat tidak dapatberbuat banyak, selain lawan-lawannyayang cukup tangguh, dari sisi pengalamanatlet putri ini juga masih dalam uji coba.

Sementara untuk putra dari beberapakelas yang diikutkan hampir semuanyadapat meraih medali, bahkan pada kelas –65 putra perebutan juara 1 dan 2 berlang-sung antara Jawa Barat dengan JawaBarat.”Even bergensi ini selain dapat meli-hat kemampuan para atlet juga melihatkemampuan lawan dari perguruan lain,untuk itu kita menurunkan beberapa atletyang cukup bagus sehingga dapat meng-imbangi permainan lawan,” ujar Agustinus.

Kejuaran yang berlangsung cukupsportif dan penuh rasa persaudaraan ini,akhirnya ditutup dengan pertandinganakhir di kelas bebas. Dan untuk hasil akhirInkado Jawa Barat mendapatkan 2 medaliemas atas nama Risky dan Yulizar, 1perak atas nama Ronal, dan 5 perungguatas nama, Buang, Iping, Saparudin, danYulizar. Sehingga berhak atas posisi ke 6dari 35 keguruan.

Sementara itu Inkado DKI Jaya yangpada event kali ini hanya menurunkan 5atletnya harus puas berada diurutan ke12. Hal ini tidak lain karena faktor fisik atletyang terlalu lelah karena baru saja berlagadi SIWO CUP, faktor teknis lainnya jugaikut mempengaruhi tidak diturunkannyakeseluruhan atlet dari Inkado DKI Jaya.Sedangkan peringkat pertama direbutoleh Forki Jawa Timur, peringkat keduaPB Inkai, dan diperingkat ketiga ForkiSulawesi Selatan.

Kejuaran yang ditutup oleh ketuaForki Sulawesi Utara, JamesSumendap, SH diakhiri denganberjoget poco-poco bersama baik paraatlet, manajer, wasit dan juri.

Inkado Jawa BaratPERINGKAT 6 KEJUARAAN KARATEPOR MAESAMencoba mencari pengalaman di kandang lawan dengan persaingan yang lebih ketat, ternyatamembuahkan hasil yang cukup memuaskan bagi Inkado Korda Jawa Barat. Mendudukiperingkat enam dari 35 keguruan di seluruh Indonesia, membuktikan atlet Inkado Jawa Baratcukup diperhitungkan dalam setiap kejuaran karate.

PERINGKAT KE 6. Dengan upaya yang maksimal dan penuh perjuangan, akhirnya Inkado KordaJawa Barat berhasil menduduki peringkat ke 6, sehingga cukup diperhitungkan bagi perguruankarate lain di Indonesia.

K

WBC/ADI

adi

Page 68: Warta Bea Cukai Edisi 371

68 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

alam persaingan antar entitasyang semakin ketat dan tuntutanmasyarakat yang semakin

berkembang maka setiap entitas baikyang bergerak di sektor swasta maupunpublik harus memperhatikankeunggulan daya saingnya. Sekarangkeunggulan daya saing tersebut tidaksemata-mata harus dilihat darikeberhasilan dimensi keuangan.Dimensi lain, seperti : kepuasanpelanggan, proses perbaikan internaldan pembelajaran & perkembanganorganisasi harus diperhatikan puladalam menilai kemajuan dankeunggulan daya saing organisasi.

Bea dan Cukai sebagai organisasipublik sering membanggakankeberhasilannya melalui dimensikeuangan, yaitu keberhasilanpencapaian target penerimaan beamasuk dan cukai. Sekarang tentu halitu belum cukup, kepuasan penggunajasa melalui pelayanan, perbaikanstruktur internal BC dan keberhasilandalam pembelajaran baik dari kejadianmasa lalu maupun studi banding harusmendapat perhatian serius.

Dalam artikel ini penulis akanmencoba memaparkan khususmengenai kualitas pelayanan yangmerupakan hal utama menentukankepuasan pengguna jasa. Bagaimanadimensi kepuasan pengguna jasa dapatdiukur sehingga kita tahu sejauh manakualitas kerja kita dan akhirnya dapatdijadikan umpan balik dalam rangkaperbaikan maupun pembelajaran.

Mengukur kualitas pelayanan bukansuatu yang mudah, sebagai contoh,kalau ada yang bertanya, sejauh manakualitas pelayanan bea cukai terhadappengguna jasa kepabeanan ? Biladitujukan langsung kepada penggunajasa, pasti jawabannya akan berbeda-beda, ada yang bilang puas dan adayang bilang tidak puas dan ini akan

menjadi subjektif sekali bila dijawabsendiri oleh petugas Bea dan Cukai.

Dari sini ingin ditekankan bahwadalam mengukur kualitas pelayanansuatu instansi yang dapat diterimasecara umum, bukan suatu yanggampang. Belum lagi jawaban yangdiberikan tidak jujur karena takut kalaumenilai jelek nanti tidak mau dilayanioleh Bea dan Cukai dengan baik. Dapatsaja Bea Cukai merasa sudahmemberikan pelayanan yang luarbiasa, tetapi belum tentu dianggap baikoleh pengguna jasa. Apalagi akhir-akhirini banyak sekali penilaian yang jelek

dari pelayanan sektor publik termasukBea Cukai terhadap masyarakat.

Sulitnya menilai kualitas pelayanantersebut tidak terlepas dari ciri-ciriumum dari usaha pelayanan tersebutbila dibandingkan dengan usahamanufaktur. Ciri-ciri utama dari usahapelayanan tersebut adalah :l Dari sifat produk. Hasil dari produk

layanan adalah perbuatan, unjukkerja, ataupun usaha, dimanabersifat intangible (tidak dapatdiraba) dan berlawanan denganproduk manufaktur yang produknyabersifat tangible.

l Keterlibatan konsumen dalamproduksi. Konsumen terlibat aktifdalam pemberian layanan, sebagaicontoh dalam mengajukanpermohonan pengeluaran barangmaka pengguna jasa harus aktif

dalam mengirim data-data yangdiperlukan sistem aplikasi impor.

l Petugas sebagai bagian dariproduk. Mutu dari petugas BeaCukai yang melayani sangatmenentukan kualitas pelayananyang diberikan karena manusiamerupakan bagian dari produkpelayanan.

l Sulitnya kontrol mutu. Dalam produkmanufaktur, standar mutu dapatdiperiksa jauh sebelum barangtersebut dikirim ke konsumen.Produk pelayanan dikonsumsi padasaat diproduksi sehingga sulit dalammelakukan kontrol mutu.

l Tidak ada persediaan. Produkpelayanan tidak dapat disimpan.Hal-hal seperti peralatan, fasilitasdan staf pemberi pelayananmungkin dapat dipersiapkan, tetapihal tersebut lebih bersifat sebagaialat penunjang pelayanan.

l Pentingnya waktu. Faktor waktusangat penting sekali dalam usahapelayanan. Pelayanan harusdilakukan dalam real time, lewatdari waktu yang diharapkan makapelayanan sering menimbulkankerugian.

Dengan adanya ciri-ciri daripelayanan tersebut di atas makakualitas pelayanan menjadi agak sulitdiukur, karena instrumenpengukurannya berbeda-beda,tergantung dari pengguna jasapelayanan itu sendiri, dan hanyapengguna jasa pelayanan yang benar-benar dapat mendefinisikan/menentukan kriteria dalammengevaluasi kualitas pelayanan.Penilaian orang lain sulit diakuirelevansinya karena tidak merasakanpelayanan yang diberikan.

Namun demikian, penilaian kualitaspelayanan dalam rangka perbaikan

Oleh: I Putu Agus Arjana, M.Si.

KOLOM

MENGUKURKUALITASPELAYANAN BUKANSUATU YANGMUDAH

PenggunaJasaMENGUKUR KEPUASAN

D

Page 69: Warta Bea Cukai Edisi 371

69WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

kinerja organisasi termasuk bagi Beadan Cukai tetap harus dilakukan.Melalui kesesuaian pelayanan denganekspektasi dari pengguna jasa, dapatdinilai kualitas pelayanan kita. Adabeberapa hal yang dapatmempengaruhi ekspektasi daripengguna jasa, yaitu : apa yangdidengar dari pengguna jasa lainnya,pengalaman masa lalu dalammenerima pelayanan, ketentuanperundang-undangan dan karakteristikmaupun keinginan individu daripengguna jasa kepabeanan. Penggunajasa akan puas bila pelayanan diterimasesuai atau bahkan melebihi ekspektasiyang mereka miliki.

Untuk menentukan seberapabesar kualitas dari pelayanan tersebut,perlu ditentukan dimensi-dimensi daripelayanan yang berkualitas. Penentuandimensi pelayanan dapat dilakukanmelalui evaluasi terhadap pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari penggunajasa yang ingin mendapatkanpelayanan.

Sebagai contoh dari pertanyaanpengguna jasa dalam rangkapelayanan : Apakah dokumen PIB sayaakan selesai diproses di Bea Cukaidalam waktu empat jam ? Apakahpengeluaran barang saya tidakdihambat oleh Bea dan Cukai ? Daridua contoh di atas maka dapatditentukan bahwa dimensi reliabilityperlu ditekankan dalam memberikanpelayanan yang berkualitas.

Meminjam model dari ValarieA. Zeithaml dkk., dalam bukunyaberjudul “Delivering Quality Service”,maka ada beberapa dimensi yangsangat penting diperhatikan dalammengukur pelayanan yang berkualitas,yaitu :1. Tangibility

Dapat berupa tampilan fisik,peralatan, personil dan penggunaanalat bantu yang dimiliki pemberi jasapelayanan.Hal ini sangat penting sekalimengingat pengguna jasa akanmerasa lebih nyaman berada dalamsarana fisik yang bersih, rapi danaman dan mudah dalammengidentifikasi antara personelpemberi pelayanan dengan oranglain. Hal ini akan memberikan kesanawal bahwa pemberi jasa tampaksecara fisik benar-benar siap akanmemberikan pelayanan yangterbaik.

2. ReliabilityKesesuaian antara kenyataanlayanan yang diberikan denganpelayanan yang dijanjikan. Hal inimenjadi penting karena akanmempengaruhi perencanaan usahadan kepastian dari pengguna jasadalam mendapat pelayanan.Sebagai contoh, dalam sosialisasipelayanan disebutkan bahwa Beadan Cukai sanggup memberikan

NO DIMENSI PELAYANAN K R I T E R I A

Kondisi fisik kantor/pos pelayananLokasi pelayanan mudah dijangkau

1. TANGIBILITY Peralatan penunjang yang memadaiPersonil BC secara fisik meyakinkanPrasarana komunikasi memadai

Petugas menguasai peraturan2. RELIABILITY Kehandalan teknis pelayanan

Ketepatan waktu melayani

Ketanggapan petugas melayani3. RESPONSIVENESS Kesediaan petugas melayani

Kemampuan petugas melayani

Kepastian biaya pelayanan4. ASSURANCE Kepastian waktu pelayanan

Jaminan tidak rusaknya barang yang ditangani

Akses pelayanan dengan pengguna jasa5. EMPATHY Perhatian terhadap permasalahan pengguna jasa

Keramahan melayani

Kriteria Dari Dimensi Pelayanan

pelayanan pabean dalam waktu 4jam, tetapi kenyataannya lebih dariitu, hal ini akan benar-benarmempengaruhi perencanaan usahadari penerima pelayanan.

3. ResponsivenessKemampuan dalam memberikanpelayanan secara cepat dan tepat.Pemberi pelayanan harusbertanggung jawab dalammemberikan penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi penggunajasa. Penyelesaian masalah-masalah tersebut harus dilakukandengan cepat, tepat dan akurat.Demikian juga dalam hal munculnyapertanyaan-pertanyaan daripengguna jasa dalam prosespelayanan, maka pemberipelayanan harus dapat memberikanjawaban dengan benar dan baik,sehingga setiap pengguna jasamerasa puas dalam mendapatkanpelayanan.

4. AssuranceKeahlian yang diperlukan dalammemberikan pelayanan sehinggapelanggan merasa terbebas dariresiko atau kerugian karena gagal-nya pelayanan. Sehingga pelayan-an tersebut harus diberikan olehtenaga-tenaga yang kompeten,memiliki kemampuan dan pengeta-huan yang baik dalam memberikanpelayanan. Pemberian pelayananharus dilakukan dengan sopan danramah, pengguna jasa dibuatmerasa aman dari resiko gagalnyapelayanan, sehingga tercipta kredi-belitas yang baik dalam pelayanan.

5. EmpathyAdanya kedekatan/pemahamanbaik antara pemberi jasa pelayan-an dengan pengguna jasanya.Hal ini dapat dilakukan denganmembuat akses komunikasi yangdapat memudahkan komunikasiantara pemberi pelayanan denganpengguna jasa pelayanan.Sehingga pemberi pelayanan da-pat mengenal pengguna jasanyadengan baik dan keinginanpengguna jasa dalam prosespelayanan dapat dimengerti.

Kita dapat melakukan surveybagaimana dimensi tangibility,reliability, responsive, assurance danempathy kita dalam memberikanpelayanan. Sebagai penjabaransejauh mana dimensi-dimensipelayanan tersebut telah terpenuhi,berikut akan dirinci kriteria darimasing-masing dimensi di atas.(Lihat Boks Atas)

Survei terhadap pengguna jasakepabeanan, melalui pertanyaan dari“Kriteria-Kriteria Dimensi Pelayanan”yang dirasakan pengguna jasa, dapatkita jadikan dasar penilaian sejauhmana kualitas pelayanan dariorganisasi kita. Hasil dari surveidapat kita jadikan feedback, sejauhmana kita telah berjalan dalam relpemberian pelayanan yang sesuaidengan ekspektasi pelanggan.

Artikel singkat ini merupakananalisis penulis dari beberapa kajianpustaka, semoga dapat menjadibacaan yang bermanfaat.

Penulis adalah Korlak Administrasi Eksporpada KPBC Tipe A Ngurah Rai

Page 70: Warta Bea Cukai Edisi 371

70 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

ara penumpang yang terhormatdalam waktu beberapa menit lagikita akan mendarat di Bandara

Moses Kilangin Timika, ikatkan sabukpengaman anda, naikkan sandaran kursi,dan tutup meja di depan anda, waktumenunjukkan pukul 16.30 WIT terdapatperbedaan waktu satu jam lebih cepatdengan Bandara Hasanuddin Makassar,”suara halus pramugari pesawat AirfastIndonesia membuyarkan lamunanku.

Saat itu aku sedang membayangkan,bagaimana masyarakat Papua yangberada di Timika lalu lalang di jalananhanya mengenakan “koteka” sambilmembawa panah atau tombak, karenabeberapa bulan yang lalu kubaca dalamberita di koran ada perang suku di Timika.“Jangan-jangan aku nanti kena panahatau tombak nyasar,” pikirku. Tiba-tiba sajamerinding bulu romaku dan berdiri bulukudukku. “Ah biarkan saja,” akumengumpat dalam hatiku.

Segera kututup meja didepanku,kukencangkan sabuk pengamanku, dankunaikkan sandaran kursiku. Aku menolehke arah jendela sebelah kanan, awan

hujan cukup tebal, laju pesawat agakkurang stabil seperti kendaraan berjalan dijalan yang berlubang-lubang, sesekalipesawat seperti turun mendadak, detakjantungku berdenyut agak keras. Terlintasdalam pikiranku bagaimana pesawat LionAir yang tergelincir di Bandara Adi SuciptoSolo. Aku hanya pasrah, tawakkal danberdoa semoga Allah Swt memberikankeselamatan dalam perjalananku ini.

Kulihat ke bawah dari jendelapesawat, hamparan hijau hutan yang lebatmembentang dan pohon-pohon yangrimbun seolah-olah menutup rapat-rapattanah Papua. Dalam hatiku bersyukurbahwa hutan Papua sebagian besarmasih utuh belum tersentuh illegal loggingyang akhir-akhir ini ramai dibicarakanorang. Namun ketika kutolehkanpandangan ke arah jendela sebelah kiri,kulihat pula hamparan tanah kosongberwarna abu-abu, dalam benakkuberkata, “Pasti itu yang disebut denganTailing, limbah hasil penambangantembaga PT. Freeport Indonesia”.

Tidak lama kemudian roda pesawatmenjejakkan kakinya di landasan Bandara

Timika. Semua penumpang berdirimembuka kabin untuk mengambil barangbawaannya, dan pintu pesawat punterbuka. Satu persatu penumpang keluarmenuruni anak tangga pesawat. Kulihatdari jendela pesawat, tidak jauh dari anaktangga pesawat, Kepala KantorPelayanan Bea dan Cukai (KPBC) Tipe BAmamapare Hartono Singgih bersamabeberapa orang staf berdiri menjemputKepala Kantor Wilayah XII DJBC Ambon(KWBC XII) Ismartono besertarombongan peserta Raker dari KWBCAmbon (Ketika tulisan ini dibuat, KakanwilXII DJBC dijabat oleh Ismartono –Red)

Begitu kami menginjakkan kaki dilandasan para pegawai serempakmengambil sikap sempurna sambilmengangkat tangan menghormat sambiltersenyum ramah dan menyapa, “Selamatdatang di Timika”. Kami yang mendapatsambutan seperti itu menjadi rikuh dangagap, karena sudah lama kami tidakmelihat sikap sempurna pegawai Bea danCukai. Apalagi kalau datang di KantorPusat DJBC, rasanya sudah jarang kitamelihat sikap-sikap seperti itu, maklum,

GRASBERGTour De

PABRIK. Dari atas trem tampak dengan jelas pabrik pengolahan bijih menjadi tembaga, emas, dan perak.

Disela-sela rapat kerja wilayahXII DJBC Ambon yangberlangsung di KPBC

Amamapare, Timika, pada awalApril lalu, para peserta

berkesempatan mengunjungi PTFreeport Indonesia, khususnya

ke areal pertambangan diGrasberg. Berikut petikan

ceritanya seperti dituturkan AzizSyamsu Arifin (RedaksiRedaksiRedaksiRedaksiRedaksi).

“P

SELAK

Page 71: Warta Bea Cukai Edisi 371

71WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

upacara 17-an sudah lama hilang, apelpagi dan sore sudah lama terlupakan,cara berpakaian pun sudah tidak mencer-minkan lagi sebagai seorang pegawaiyang berseragam dan semi militer.

Dengan cekatan pegawai-pegawaitersebut mempersilahkan kami masuk kedalam kendaraan, meminta kupon bagasiuntuk diambilkan oleh mereka, dan mem-bawa kami langsung ke tempat penginap-an. Tidak terlihat di wajah mereka rasaketerpaksaan, yang terlihat hanyalahwajah tulus dan ikhlas. Dengan sambutanseperti itu rasa lelah, capai, dan penatsetelah terbang selama dua setengah jamdari Bandara Hasanuddin Makassarmenjadi hilang dan kami bangga menjadipegawai Bea Cukai, karena rasapersatuan dan jiwa korsa yang tinggimasih melekat di hati para pegawai, setiappegawai BC siap membantu danmenolong pegawai Bea Cukai lainnya.

Waktu itu tiba-tiba hujan turun denganlebatnya mengiringi kepergian kami dariBandara Timika menuju ke tempatpenginapan, seolah-olah menyambutkedatangan kami dan para peserta RapatKerja Kantor Wilayah XII DJBC Ambonlainnya. Begitu tiba di penginapan segerakubaringkan tubuhku mengusir rasa capai.“Ah nyaman sekali rasanya. “

Tidak terasa malam pun mulai menya-pa kota Timika. Para peserta diajak kelilingkota Timika, sebelum acara makan malambersama di Restoran “Nyiur Melambai”.Ternyata kota Timika cukup ramai, banyaksekali toko-toko yang menyediakankebutuhan masyarakat Timika, mulai alatrumah tangga, alat elektronik sampaiperalatan komunikasi seperti handphone.Apa yang aku bayangkan tentang “koteka”lalu-lalang tidak terbukti, yang ada kotayang cukup modern.

Selepas makan malam kami kembalike penginapan. Hujan terus mengguyurtanpa henti. Meskipun badan terasa capaidan suhu udara terasa dingin, namun akutidak bisa tidur cepat, aku harus yakinbahan-bahan untuk acara Rakerwil besokpagi tanggal 5 April 2005 semuanya harussudah siap. Kubuka laptopku, satu persatu

bahan-bahan Rakerwil kuperiksa dankubaca kembali, setelah yakin sudah siapmaka kupejamkan mataku, tapisebelumnya kupasang alarm jam 5 pagi,aku harus bangun pagi dan tidak bolehkesiangan karena dapat mengganggujadwal Rakerwil yang sudah ditetapkan.

Jam 5 pagi alarm berbunyi, segeraaku bangun langsung menuju kamarmandi, kuguyur badanku dengan airhangat. Kantukku langsung hilang danbadanku rasanya segar sekali. Selepasshalat Subuh, aku persiapkan segalasesuatunya untuk acara Rakerwil. Jam 7pagi semua peserta sudah berangkat daripenginapan menuju KPBC Tipe BAmamapare di Cargo Dock (milik PTFreeport). Perjalanan dari penginapan keKPBC Amamapare ditempuh kurang lebihsatu jam (cukup jauh).

MENUJU GRASBERGKeberadaan KPBC Amamapare tidak

dapat dilepaskan dari keberadaanperusahaan pertambangan tembaga PTFreeport Indonesia (PTFI), karena KPBCAmamapare didirikan khusus untukmelayani kegiatan impor dan ekspor PTFI.Saat ini areal pertambangannya berada diGrasberg yang berada di puncakpegunungan dengan ketinggian 3500 -4200 m diatas permukaan laut (dpl).

Grasberg merupakan permata yangpaling besar dan berkilau dalam mahkotaFreeport karena Grasberg merupakan sa-lah satu proyek tambang tembaga/emasterbesar di dunia. Pada awal tahun 1996diketahui bahwa Grasberg mengandungdeposit sebesar 1,76 milyar ton batuanbijih dengan kadar rata-rata 1,11 persentembaga atau sama dengan 35,2 milyarpon logam tembaga murni dan kandung-an emas sebanyak 49 juta troy ons.

Menurut cerita, perjalanan menuju keareal pertambangan Grasberg sangatmenyenangkan karena sepanjang

perjalanan dapat melihat keindahan alamPapua yang sangat menakjubkan. Apalagikalau cuaca sedang cerah maka dari arealpertambangan Grasberg dapat melihatkeindahan “Salju Abadi” di Puncak Jayakarena areal pertambangan denganPuncak Jaya sangat berdekatan.

Maka ketika panitia Rakerwil XII DJBCAmbon menawarkan wisata alam keGrasberg selepas acara Rakerwil, seluruhpeserta Rakerwil sangat antusiasmenerima tawaran tersebut. Karena tidaksemua orang dapat melihat arealpertambangan tembaga di Grasbergtermasuk para pegawai PTFI sendiri,hanya pekerja tambang dan beberapapegawai yang berkepentingan saja yangboleh pergi ke areal pertambangan.

Pada hari yang telah ditentukan, pagi-pagi sekali seluruh peserta tour sudahsiap berangkat menuju Grasberg. Parapeserta tour terdiri dari para pesertaRakerwil, beberapa orang Dharma WanitaKPBC Amamapare, dan dipandu olehbeberapa orang staff PTFI. Setiap pesertaharus membekali diri dengan baju hangatkarena suhu di Grasberg sangat dingin,juga dibekali dengan ID Card (tandapengenal) yang merupakan kartu ijin untukmemasuki kawasan pertambangan,maklum tingkat safety dan security di PTFIsangat tinggi.

Kata pegawai PTFI, ID Cardmerupakan nyawa bagi pegawai PTFImaupun keluarganya. Kemana-manamereka harus membawa kartu tersebut,tanpa kartu mereka tidak bisa makan,berbelanja, atau pergi ketempat-tempat dilingkungan PTFI, karena semua pintumasuk dapat membuka dan menutupsecara otomatis menggunakan kartutersebut. “Ah ruwet banget,” batinku.

Agar dapat melihat “Salju Abadi” diPuncak Jaya, maka berangkat keGrasberg harus pagi-pagi sekali agarcuaca masih cerah. Apabila berangkat

JALAN. Untuk menuju ke areal pertambanganharus menempuh jalan yang berkelok-kelok diatas pegunungan

HAUL TRUCK. Tampak pada gambar, tinggi peserta tour hanya setengah tinggi roda truk.

FOTO : AZIZ SA

DOK. PT FI

Page 72: Warta Bea Cukai Edisi 371

72 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

agak siang cuaca dapat segera berubahmenjadi gelap karena diselimuti oleh kabuttebal. Pukul 07.00 WIT semua pesertadiberangkatkan dengan menggunakankendaraan bus yang dirancang khususuntuk pengangkutan di jalan pegunungandengan tanjakan yang terjal dan turunanyang curam. Orang Timika menyebutnya“Bus Kerinduan”, karena setiap hari Sabtupegawai PTFI di pertambangan Grasbergberbondong-bondong menyerbu bustersebut pulang ke Timika untuk melepaskerinduan, entah rindu keluarga, pacar,dan sebagainya.

Semua peserta terlihat antusias danmenikmati perjalanan dengan penuh su-kacita. Tiba di check point pertama, semuapeserta diwajibkan turun melapor sambilmenunjukan ID Card masing-masing.Kami berjalan melewati lorong berliku-likuyang dibatasi oleh pagar besi yang hanyadapat dilewati oleh satu orang saja, ketikasampai di pintu besi setiap peserta me-nunjukan ID Card ke mesin pencatat danpintu besi pun terbuka secara otomatissehingga pemilik ID Card bisa lewat. Begi-tu pemegang kartu sudah lewat secaraotomatis pintu menutup kembali, demikianseterusnya. Perjalanan menuju checkpoint pertama dilalui tanpa rintangankarena jalannya masih datar-datar saja.

Selepas check point pertamaperjalanan mulai menanjak, suara busmeraung-raung keras untuk menaklukantanjakan yang mulai terjal, terus menanjakdan sampailah di puncak bukit, kemudianjalan mulai menurun, dan rasanya sepertimau terperosok karena turunannya begitucuram, apalagi jalan dari Timika keGrasberg hanya dilapisi dengan batukerikil dan pasir. Kiri kanan jalan yangterlihat hanyalah hutan belantara denganpohon-pohon yang tinggi dan besar.

Jalanan mulai menanjak kembali lebihterjal dari tanjakan sebelumnya. Tiba-tibadi depan terlihat iring-iringan kontainer

berjalan merayap menaiki tanjakan.Perlahan kendaraan kami mengikuti di-belakangnya. “Aduh ngeri banget, gimanakalau mobil kontainernya mundur nggakkuat nanjak, habis deh kita,” kata parapeserta. Pada suatu kesempatan kamidapat menyusul iring-iringan kontainertersebut, “Alhamdulillah lega rasanya.”

Baru saja kami melepas kengerian,sampailah di punggung gunung dan ketikamemandang ke depan tampak jalan yangberliku-liku diatas punggung pegunungan,lebar jalan kurang lebih 4 meter dan dikirikanannya jurang yang sangat dalam.Rasanya ngilu otot-otot badanku. Kulihatkesamping kanan pak sopir tenang-tenang saja mengendalikan kemudinya,aku pun jadi ikut tenang. Memang tidak

sembarang orang bisa jadi supir kepertambangan walaupun sudah ahli,harus ada lisensi khusus dari manajemenPTFI. Perlu dua minggu melakukan testdrive Timika-Grasberg dengan didampingioleh instruktur untuk mendapatkan lisensi.

TEMBAGAPURAAkhirnya sampailah kami di check

point kedua, kota Tembagapura sudahterlihat di depan mata. Kota Tembagapuraberada di lembah pada ketinggian 1.681m dpl yang hanya dihuni oleh para pekerjatambang beserta keluarganya. DiTembagapura sarana dan prasaranasangat komplit mulai dari perumahanpegawai, sekolah, sarana ibadah, tokoswalayan, dan bengkel sarana kerjaPTFI. Kami mampir sejenak untukmelepas penat sambil membekali diridengan peralatan keamanan lainnya. Parapeserta diwajibkan memakai sepatu boots,rompi flourescent, helm dan kaca mataproyek. Suhu di Tembagapura mulaiterasa dingin sehingga para pesertaramai-ramai menyerbu kamar kecil (toilet).

Setelah semua peserta siap denganperlengkapan pengamanannya, bus punsegera berangkat menuju Terminal KeretaGantung (Trem) yang akan membawakami ke kamp pertama pertambanganGrasberg. Jalan yang menuju ke TerminalKereta Gantung harus melalui terowonganyang cukup panjang yang hanya dapatdilalui oleh satu kendaraan saja sehinggakendaraan kami harus antri menunggugiliran jalan. Di dalam terowongan sangatgelap dan pengap, penerangan yang adahanya lampu kendaraan yang lewat saja.

Sampailah di terminal Kereta Gantungpada ketinggian kurang lebih 2800 m dpl.Di tempat tersebut terdapat pabrikpengolahan konsentrat tembaga danemas. Di pabrik tersebut, proses

TIBA DI GRASBERG

TREM. Kereta gantung atau Trem mempunyai kapasitas 80 orang pemumpang.

FOTO : AZIZ SA

FOTO : AZIZ SA

SELAK

Page 73: Warta Bea Cukai Edisi 371

73WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

pengolahan konsentrat dilakukan melaluitiga tahap. Pertama, bijih yang telahdihancurkan melalui proses blasting dipertambangan dilakukan prosespenghancuran kembali. Kedua, bijih yangtelah dihancurkan digiling menjadi pasiryang halus. Ketiga, bijih pasir yang halusdimasukkan ke kolam pengapungan untukdipisahkan konsentrat yang mengandungtembaga, emas dan perak dari batuanlainnya yang tidak bernilai ekonomis.Konsentrat tembaga, emas dan perakdalam bentuk pasta dialirkan melalui pipasepanjang 110 kilometer ke pabrikpengeringan di Amamapare, sedangkansisa batuannya (disebut dengan “Tailing”)dihanyutkan melalui sungai menujudaerah pengendapan di Timika.

Kereta Gantung merupakan saranauntuk mengangkut pegawai kepertambangan Grasberg. Ukurannyasangat besar mampu mengangkut 80orang. Panjang kabelnya membentangkurang lebih 1600 meter, dan yang palingmenakjubkan kemiringan kabel tersebutkurang lebih 60o, jadi jalannya menanjak.Perjalanan dari terminal pertama sampaike terminal akhir ditempuh dengan waktukurang lebih 15 menit. Disana bus sudahmenunggu untuk mengangkut kami kepertambangan Grasberg. Suhu udarabertambah dingin hingga apabilaberbicara keluar asap putih dari mulutseperti orang sedang merokok, danseperti biasa para peserta ramai-ramaimenyerbu ke kamar kecil.

HAUL TRUCKPerjalanan dari terminal akhir Kereta

Gantung ke Grasberg harus hati-hatikarena disitulah areal pertambangan bijihtembaga/emas. Kata pemandu, disanatempat lalu lalangnya kendaraan besarpengangkut bijih yang telah dihancurkan.Tiba-tiba sopir bus menghentikan kenda-raannya. “Ada apa gerangan, apakah su-dah sampai,” pikirku. Alangkah kagetnyaaku, juga semua peserta, karena di depanbus melintas sebuah truk pengangkut bijihyang ukurannya sangat besar. Itulah yangdisebut “Haul Truck” kendaraan terbesar didunia. Konon truk tersebut dapatmengangkut bijih sebanyak 280 ton.

Menurut cerita pegawai PTFI, pernahterjadi kecelakaan areal pertambangan,truk tersebut melindas kendaraan jeepLand Cruiser yang sedang melintasdidepannya sampai rata dengan tanahsedang pengemudi truknya santai sajatidak merasakan apa-apa. Begitu sangsopir diberi tahu, barulah dia pingsan,karena pengendara Land Cruiser juga ikuthancur seperti kornet,”Ooo, seeraaam.”

Akhirnya setelah bus berjalanbeberapa menit, sampailah rombongan dipuncak tertinggi pertambangan Grasbergpada ketinggian 4200 m dpl. Di tempat inioksigen sangat tipis sehingga napas kamicukup berat dan tersengal-sengal, kepalasedikit pusing dan kaki melangkah terasaberat, rasanya mau pingsan saja. Sayangsekali saat itu kabut tebal terlalu cepat

datangnya menyelimuti arealpertambangan hingga keadaan menjadisangat gelap. Keinginan melihatpemandangan“salju abadi” yang sangatindah di Puncak Jaya tidak tercapai.

“Yah apa boleh buat, mungkin bukanrejekinya,” gerutu para peserta. Namunkami tidak perlu kecewa dan harus tetapbersyukur dapat mencapai puncaktertinggi Grasberg, perlu berbulan-bulanseorang pemanjat gunung untuk bisasampai di puncak setinggi itu. Suatupengalaman yang tidak semua orangmendapatkannya termasuk para pegawaiBea Cukai yang berada ditempat lain.

Kami membayangkan betapaberatnya para pekerja tambang, bekerjapada cuaca yang gelap, suhu udarasangat dingin, dan lapisan oksigenyang sangat tipis disekelilingnyakendaraan besar pengangkut bijihberseliweran, namun mereka tetapsemangat tanpa mengenal lelah. Cobabandingkan dengan pekerjaan kita diBea Cukai. Rasanya sungguh “tidakpantas” apabila kita pegawai Bea Cukaibekerja dengan santai, malas, tidakdisiplin, dan kurang berintegritas.

Setelah para peserta puas menikmatidinginnya udara Grasberg, para pesertadiajak oleh pemandu menuju ke bengkelHaul Truck. Disinilah kami dapat berhada-pan langsung secara nyata dengan ken-daraan terbesar di dunia. Bisa dibayang-kan betapa besarnya kendaraan tersebut,kami yang berdiri saja hanya separuhtingginya roda “Haul Truck”. Haul Truckdiangkut ke bengkel Grasberg dalam ben-tuk CKD dengan kontainer dan di bengkelinilah kemudian dilakukan perakitan.

Puas berkeliling di bengkel truk, kamipun bersiap-siap kembali pulang keTimika, jarum jam menunjukkan pukul14.00 WIT. Tidak lupa mampir kembali diTembagapura untuk melepas pakaiansafety sekaligus mengisi perut yang sudahmulai memainkan musik keroncongannya.Kami ramai-ramai menyerbu rumahmakan “Lupa Lelah” (salah satu rumahmakan besar yang ada di Tembagapura).Benar saja ketika kami menyantapmakanan dengan lahapnya karena lapardan dingin, kamipun lupa dengan kelelah-an setelah berkeliling di Grasberg.Beberapa orang peserta sempat melihat-lihat Hero Swalayan untuk sekedar mem-beli “Coklat impor”, katanya makanan ditoko ini kebanyakan diimpor dari Australia.

Dengan guyuran hujan yang sangatlebat, kami kembali ke Timika. Walaupunjalanan licin dan berkelok-kelok, namunpak sopir dengan lincahnya membantingsetir kekiri dan kekanan, sesekalimenginjak rem secara mendadak,membuat hati kami berdebar-debar danmata ini walaupun ngantuk tapi rasanyasulit untuk dipejamkan.

Akhirnya pukul 17.30 WIT kami tibakembali di penginapan dengan selamat.Dengan mengucap syukur kami berdoakepada Allah Swt yang telah memberikankeselamatan dan kesempatan kepadakami menikmati keindahan dan kekayaanalam ciptaanNya. Tour de Grasbergadalah pengalaman yang sangatberkesan yang tak mungkin terlupakan.Terima kasih KPBC Amamapare dan PTFreeport Indonesia.

Penulis: Ir. Aziz Syamsu Arifin,pegawai pada Kantor Wilayah XII DJBC Ambon

SALJU ABADI. Apabila cuaca terang kita bisa melihat salju abadi (berwarna putih dalam lingkaran) diPuncak Jaya karena letaknya tidak jauh dari tambang Grasberg.

FOTO : AZIZ SA

Page 74: Warta Bea Cukai Edisi 371

74 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

ehilangan merupakan kata yangmenimbulkan suasana hati tidaknyaman, seakan ada rongga

kosong yang ditinggalkan di dalamotak dan dada. Kehilanganmerupakan pemicu terjadinyakegoncangan jiwa, terutama bilayang hilang amat sangat bermaknadalam hidup. Kejadian di bawah inimenggambarkan betapa besarkelekatan seseorang pada apa yangbermakna dalam hidupnya.

LAPTOPKU TERBANGBeberapa waktu lalu, ketika saya

meletakkan laptop saya di kursimakan sebuah hotel berbintang didaerah Bekasi, dan berbicara denganteman sejenak sambil melirik tassaya, tiga menit kemudian laptopsaya sudah raib. Tak pernah dapatdiduga, karena saya hanya tigameter dari situ, dan tiga menitberbicara dengan teman. Di ruangmakan hotel ini semua sedangmenepi antri makanan, sementarasaya sedang berdiskusi dan tidakdalam antrian.

Saya betul-betul sangat sedih danbingung, bukan harga laptopkunonya, tetapi data lima tahun yangada disana dan dua buku yang siapdiberikan pada penerbitnya. Meskidilakukan pengejaran, blokadedilakukan, laptop punya cara untukmerambat masuk mobil kijang warnakrem yang tak terkejar.

Teman-taman begitumemperhatikan saya, memberikandukungan, tetapi rasa kehilanganmenjadikan duka yang dalam bagisaya. SMS berdatanganmengucapkan duka atas kehilanganini, saya merasa kala saya duka,banyak dukungan teman.

Saya kemudian diajak adik-adiksaya ke Mega Mendung untukbermalam. Dalam permainan kami di

malam hari, ketika ’sharing’pengalaman, isi hati saya mendapatpencerahan dari kalimat, ” Ya, BapakBima masih terus hidup dan kerjasampai sekarang, meski anaknyadua meninggal dibawa tsunami. Kitakan kehilangan laptop, meski barangmati dan isinya dikatakan hidup(karena bercerita/berkisah), kita takakan mati dan merenungi sajadengan sia-sia karena tak akankembali.”

Saya terperangah sadar, bahwasaya terlalu melekatkan diri sayapada benda kecintaan saya : sebuahkomputer jinjing.

ANAKKU PERGI BERSAMA TSUNAMIBima, tak dapat menahan

tangisnya ketika Peterpanmenyanyikan lagu yang biasadinyanyikan anaknya. Ia bersamadua orang anaknya sedangmengendarai Vespa ketika tsunamimelintas di Banda Aceh. Saat itukedua anaknya tengah menyanyikanlagu kesayangan mereka diatasVespa, setelah itu mereka lenyaptanpa pernah ia melihat tanda bahwakeduanya telah pergi. Kini kalauBima kangen anaknya, ia akanmenyanyi lagunya Peterpan denganhati sedih.

Bima mengemukakan hal iniketika proses konseling saya lakukandi Banda Aceh. Melalui pencarian

makna kehilangan, maknamendapatkan dan, makna kehidupan,Bima dapat meredupkan dukanya,kembali mencari cara meneruskanhidupnya dengan cahaya yang makinlama makin nyata dari hatinya.Konseling telah membantunyabangun dan berdiri lagi menghadapikenyataan.

KUCINGKU MENGEMBARAKika menangis dua hari, karena

kucing Persia kesayangannyameninggalkan rumah sejak petanghari dan telah dua hari tak pulang.Ibu dan ayahnya kemudian membuatselebaran yang di foto copy dandisebarkan ke tetangga akan beritakehilangan ini. Beruntung kucingKika betah tinggal dua hari di rumahsaya mengikuti kucing hitam kami.Kalau saja kucing Kika ini tak betah,saya tak dapat membayangkanbetapa relung hati Kika masihmelompong bolong tak berisi. Kinisang kucing telah dijemput darirumah kami dan Kika sudah dapattertawa. Dan kami menikmati kueenak pemberian Kika sebagaiterimakasih telah menyimpankucingnya dua hari.

STROKE MEMBAWA PERGI SELURUHHARGA DIRIKU

Bambang seorang dokter bedahterkenal di sebuah kota di Sumatera.Ia sangat sibuk dan senang sekalimenghadiahi dirinya denganmakanan nikmat seusai melakukantindak pembedahan pasien di rumahsakit tempatnya bekerja. Seluruhkeluarga bersandar dibahunya. Iamenjadi manusia paling kuat, secarapsikologik dan ekonomi. Apapunyang dibutuhkan keluarganya secarafinansial dapat dipenuhinya.Pemenuhan kebutuhan finansialseluruh anggota keluarga membuat

Oleh: Ratna Sugeng

RUANG INTERAKSI

ARTI SEBUAHKehilanganProses duka yang berkepanjangan, lewat dari enam bulan, akanbergeser pada gangguan depresi, kesedihan yang memerlukanterapi psikologik dan mungkin obat-obatan.

KEHILANGANMERUPAKANPEMICUTERJADINYAKEGONCANGANJIWA...

K

Page 75: Warta Bea Cukai Edisi 371

75WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

ia merasa hidupnya sangat berharga,dihargai keluarga, danmembanggakan diri sendiri sertakeluarga.

Pada usianya yang belum genap47 tahun, stroke datang tiba-tiba. Iakehilangan kemampuanmenggerakkan lengan dan tungkaikanannya. Meski maut takmenjemput, ia merasa banyakkehilangan, rapuh, dan lebih dari itumerasa tidak berharga bagi diri dankeluarganya. Ia mengalami depresi,suatu bentuk kehilangan berat yangmembebani psikologinya. Kini iadalam perawatan untuk mengatasikelumpuhan dan depresinya.

PENSIUN MEMBUATKU MERASATERSINGKIR

Pak Bintang merasa dirinyaterpukul ketika ia tak lagi berangkatkerja, sementara istri dan anak-anaknya pagi hari sibuk berangkat ketempat aktivitas. Ia kemudian seringmemata-matai perjalanan istrinyadengan mewawancarai pengemudimobil istri dan anak-anaknya. Dhani,sang istri ketika mengetahui dirinyamembawa ’pengintai’ di dalam mobil(supirnya) menjadi berang, tak dapatmemahami maksud suaminya. Ketika’sharing’ dengan saya ia kemudiandapat melihat sisi lain daripandangan suaminya, yang merasaia tak lagi menjadi bagian kesibukandari keluarga dan tak lagi menjadipusat perhatian.

Sekarang Pak Bintang mengisiwaktunya dengan rutin berolahragadan bersosialisasi di lingkungantempat tinggalnya. Ia menjadimempunyai kesibukan baru denganmengelola lingkungan tempat tinggaldan menekuni hobi musiknya.

PROSES DUKADuka akan terjadi ketika bagian

bermakna dari diri seseorang lenyapdan mungkin tak akan kembali.Bagian diri yang bermakna dapatberupa fisik maupun psikologik.Ketika seseorang kehilangankemampuan memenuhi rasabangganya, ia mulai merasa ’kecil’,tak berarti. Perasaan ini membuatseseorang menjadi mudahtersinggung oleh hal-hal yangdikatakan orang lain sebagai sepeleatau tak berarti. Bahkan ia akanmenjadi marah, yang menurut oranglain terlalu besar kemarahandibanding penyebabnya. Kemarahandapat bersifat merusak, baik merusakdiri maupun orang lain.

Bentuk merusak diri terjadidengan melukai diri sendiri sampaimembunuh diri sendiri, dan mungkinjuga merusak diri orang lain secaraverbal dan non-verbal, fisik danpsikologik. Merusak diri orang lainsecara verbal dalam bentuk kata-kata DUKA. Akan terjadi ketika bagian bermakna dari diri seseorang lenyap dan mungkin tak akan kembali.

atau ucapan melukai hati dan non-verbal dalam bentuk sikap perilaku.

Proses duka memakan sedikitwaktu untuk membuat keseimbanganbaru bagi individu dengan kondisipsikologi yang kuat. Dalam beberapabulan masa adaptasi duka akanmelemah, setelah seseorangbernegosiasi dengan dirinya dalammemaknai duka. Negosiasi yangberakhir dengan penyesuaiandiri baru yang lebih positif,adalah prosesmematangkankepribadian.

Proses duka yangberkepanjangan,lewat dari enambulan, akanbergeser padagangguandepresi,

kesedihan yang memerlukan terapipsikologik dan mungkin obat-obatan.Mereka yang kondisi psikologiknyarapuh dapat lari melupakankesedihan menggunakan alkohol,ekstasi, judi dan lainnya. Merekamemerlukan penanganan khususuntuk dapat hidup lebih positif.

FOTO

: IS

TIM

EWA

Page 76: Warta Bea Cukai Edisi 371

76 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

enediktus Jarot Jatmika atau yangbiasa dipanggil Jarot, merupakantokoh profil kita kali ini. Lahir di Sle-

man pada 16 April 1966, Jarot merupakananak pertama dari tujuh bersaudarapasangan dari Ignatius MujionoHadiwijono (ayah) dan Rosalia Parini (ibu).

Kedua orangtua Jarot berprofesisebagai guru. Namun, karena inginmemberi perhatian yang lebih pada anak-anaknya, ibunda Jarot memutuskan untukberhenti dari profesinya. Ayah Jarottermasuk keras dalam mendidik anak-anaknya. Setiap pulang sekolah, Jarotharus segera pulang ke rumah. Selepasmaghrib, ia tidak diijinkan bermain di luarrumah dengan anak tetangga seusianya.Hal itu diterapkan hingga Jarot lulus dariSMP Kanisius, Sleman, Jawa Tengah.

Setelah lulus SMP, Jarot melanjutkansekolahnya ke SMU Kolese De Britto diSleman, Jogjakarta dan tinggal bersamakeluarga pamannya. Sejak itulah ia mulaidiberikan keleluasaan dan kebebasan.

Jarot banyak menghabiskan waktunyadengan belajar selama di SMU. Alhasil, iaberhasil lulus dan diterima di UniversitasGajah Mada (UGM) jurusan TeknikElektro lewat program PMDK. Jarot punsempat memperoleh beasiswa selamakuliah.

Pada 1990, Jarot berhasilmemperoleh gelar Sarjana Teknik Elektro.Ia pun ingin segera bekerja dan memilikipenghasilan sendiri. Mulailah Jarotmencari lowongan pekerjaan.

Berawal dari iklan di harian Kompastanggal 9 Desember 1990, Jarot melihatsebuah lowongan pekerjaan sebagaipegawai di sebuah instansi pemerintah.Sambil menunggu proses selanjutnya, iajuga mengikuti tes penerimaan pegawai disebuah perusahaan yang bergerak di bi-dang industri telekomunikasi di Bandung.

Ketika sedang menunggu tes kedua diperusahaan industri telekomunikasi terse-but, Jarot mendengar pengumuman bah-wa ia berhasil lolos untuk mengikuti teskedua di Instansi pemerintah yang ternya-ta adalah Direktorat Jenderal Bea danCukai, Departemen Keuangan (Depkeu).Tanpa ragu-ragu, Jarot pun langsung be-rangkat meninggalkan Bandung menujuJakarta.

“Saya memilih Depkeu karena proses

tes dan pengumumannya lebih cepat di-bandingkan perusahaan industri telekomu-nikasi tadi,” kata Jarot. Setelah mengikutiserangkaian tes di Depkeu, Jarot berhasillulus dan diterima sebagai CPNS di Direk-torat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC).

“Iklan koran Kompas itu masih sayasimpan sampai sekarang, sebagai buktibahwa saya masuk ke Bea dan Cukaiberawal dari iklan di Kompas,” ujarnyamengenang.

Sekitar bulan Maret 1991, Jarot meng-ikuti orientasi pegawai yang dilakukan diKantor Pusat DJBC. Setelah lulus DPTpada 1992, Jarot ditempatkan di SubditHarga untuk sementara waktu. Selama diSubdit Harga ia pernah dikumandahkanke Puslatasi dan Verifikasi. Setelah itu, iaditempatkan di Kanwil VII DJBC Surabayasebagai pelaksana di bidang Verifikasipada 1993 hingga 1995.

Pada saat bertugas di Surabaya itulah,ia memperoleh tawaran untuk melanjutkanpendidikan ke jenjang S2 di luar negerimelalui program PSDM Depkeu. Kemudi-an ia pun mengikuti tes seleksi yangdiselenggarakan di Malang dan berhasillulus. Setelah itu, ia harus mengikutiprogram persiapan di Jakarta, tepatnya diasrama PHRD Jurang Mangu, selamasatu tahun (hingga Desember 1995).

Waktu satu tahun tersebut dibagidalam dua pelatihan. Selama enam bulanpertama mempelajari bahasa Inggris(TOEFL) dan GRE (graduate recordexamination) sebagai syarat masuk keuniversitas di Amerika Serikat (AS). Se-dangkan enam bulan berikutnya, selainmengikuti program Economic Institute iajuga mengikuti tes TOEFL dan GRE.

Ketika sedang mengikuti programpersiapan di Jakarta, Jarot dimutasi keDirektorat Verifikasi dan Audit, KantorPusat DJBC. Namun demikian, karenasudah telanjur mengikuti programpersiapan, ia pun tidak sempat bekerja diDit. Verifikasi dan Audit, KP DJBC.

Usai program persiapan, Jarotkembali disibukan dengan mencariuniversitas di AS yang sesuai denganbidang yang ingin ia minati, yakni publiceconomics. Setelah memasukanlamaran pada beberapa universitas, iamemperoleh kabar bahwa ia diterima diBoston College, Amerika Serikat.

Ia lalu memberitakan kabar tersebutke pimpinan PSDM Depkeu (alm. Widja-narko-red) yang mengijinkannya untukberangkat. Kemudian, akhir Mei 1996, iaberangkat ke AS untuk terlebih dahulumengikuti kelanjutan program persiapan diEconomic Institute di Boulder, Colorado,hingga Agustus 1996. Pada saat di Colo-rado itulah ia mendengar kabar bahwaselain Boston College, ia juga diterima diDepartment of Economics, MaxwellSchool of Syracuse University, New York.

Adanya dua pilihan tersebut memaksaia untuk berkonsultasi denganpembimbingnya (advisor) di EconomicsInstitute. Karena Jarot berminat padabidang public economics, pembimbingnyapun menyarankan agar ia memilihSyracus University. “Katanya, kalau inginmemperdalam public economics, lebihbaik di Syracuse University,” imbuh Jarot.

Akhirnya, Jarot menuruti saranpembimbingnya. Ia memberitahu BostonCollege bahwa ia mengundurkan diridengan alasan ingin mengikuti program diSyracuse University.

Sewaktu di Boulder itulah Jarotmendengar kabar bahwa ada pegawaibea cukai yang juga sedang menjalankantugas belajar untuk program Doktor diSyracuse University, yakni Heri Kristiono(sekarang Kakanwil XII Ambon-red).Maka, sebelum berangkat ke New York,Jarot pun menghubungi Heri. Sejak itulahia mengenal lebih jauh Heri Kristiono. Heripula yang membantunya mencari aparte-men untuk tempat tinggal. Di Syracuse, iatinggal di sebuah apartemen di LivingstonAvenue, di mana banyak pelajar Indone-sia yang tinggal di tempat itu.

EXCITED DENGAN AMERIKASelama di AS, Jarot banyak mengha-

biskan waktunya dengan belajar. Motivasi-nya hanya satu, bahwa ia ingin segeralulus dan kembali pulang ke Indonesiaagar bisa berkumpul dengan istri tercinta-nya, Maria Sri Martati. Pasalnya, ketika be-rangkat ke AS, sang istri sedang mengan-dung lima bulan anak pertama mereka.

Alhasil, waktu summer yang biasanyadigunakan para siswa untuk pulang keIndonesia (biasanya karena libur dan tidakada kegiatan kuliah), Jarot tidak melaku-kan hal itu. Summer dihabiskannya de-

Benediktus Jarot JatmikaKEPALA SEKSI NILAI PABEAN II, DIREKTORAT TEKNIS KEPABEANAN KP DJBC

“Saya Tidak Menyangka Bisa SekolahHingga Sejauh Ini...”Ia mengaku tidak memiliki kiat-kiat khusus atas apa yang diraihnya saat ini. Baginya, semua yangterjadi adalah misteri dimana ia sebagai manusia hanya mampu menjalani ...

B

PROFIL

Page 77: Warta Bea Cukai Edisi 371

77WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

ngan mengikuti berbagai course yang ada di kampusnya. Kebe-tulan Syracuse University menyelenggarakan Summer Program.

Namun demikian, tinggal di New York baginya sangat excited.Apalagi di kampusnya, semua fasilitas tersedia lengkap, mulaidari komputer berikut fasilitas penunjangnya yang tersediaselama 24 jam, serta perpustakaan yang lengkap dan buka 24jam selama musim ujian.

Selama kuliah, Jarot tidak mencari pekerjaan sambilan untukmenambah uang saku. Pasalnya, waktunya banyak tersita untukmengikuti perkuliahan. “Selalu ada tugas reading, dimana selainbacaannya berbahasa Inggris dan banyak, tugas reading untukhari berikutnya juga selalu menanti, sehingga sangatmenyita waktu saya,” ujar Jarot.

Ia menambahkan, tugas reading itu harus dilakukantepat pada waktunya. Sebab kalau tidak, ia akanketinggalan pelajaran dan pada waktu diskusi ia tidakakan mengerti materi yang sedang dibahas. Alhasil,perpustakaan menjadi salah satu tempatfavoritnya.

Pada akhir 1997, Jarot berhasil lulus dariSyracuse University dan memperoleh gelarMaster of Arts dalam bidang ekonomi.Kemudian, Jarot kembali ke Jakarta dankembali bertugas sebagai pelaksana di Dit.Vera KP DJBC.

Sewaktu Jarot menghadap Direktur Vera(alm. Roy Lino-red) untuk melaporkankepulangannya, Dir. Vera pun mengusulkanagar Jarot dipromosikan di salah satu jabataneselon IV. Akhirnya, Jarot ditugaskan diDirektorat Kepabeanan Internasional sebagaiKepala Seksi Kerjasama ASEM (Asian-EuropeMeeting).

MELANJUTKAN STUDI S3 DI JEPANGSelama bertugas sebagai Kasi Kerjasama

ASEM, Jarot mengaku tidak memiliki banyakkegiatan. Pada saat itulah (tepatnya pada 1999) iamendapatkan tawaran lagi untuk melanjutkanpendidikan ke jenjang S3 atau Doktor di Negeri Saku-ra, Jepang.

Didorong oleh keinginan untuk meneruskan studidan merasakan kembali pengalaman hidup dan belajardi negeri orang, Jarot memutuskan untuk mencobaikut tes. Apalagi Jarot termasuk pegawai yang meme-nuhi persyaratan, baik itu dari segi usia maupunpendidikan.

Kemudian setelah melalui serangkaian tes,Jarot berhasil lolos dan berhak untuk mem-peroleh beasiswa. Waktu itu ia inginmenulis topik mengenai hutang Indo-nesia. Selanjutnya, tantangan yangharus ia hadapi adalah mencariatau memilih universitas danprofesor yang bersediamembimbingnya selamabelajar di Jepang.Padahal, saat itu iatidak memilikireferensi seorangprofesor pun diJepang.

Walaupunbegitu, ia ti-dak kehilang-an akal.Lewatinternet, iamenco-ba men-cari uni-versitas-

universitas yang ada di Jepang dan pilihannya jatuh pada KobeUniversity.

Tak lama kemudian, dewi fortuna menghampirinya. PadaOktober 1999, Jarot ditunjuk sebagai salah satu peserta trainingcustoms classification yang diselenggarakan di Jepang selamaenam minggu. Kesempatan itu tidak disia-siakannya. Ia segeramengontak salah seorang pegawai DJBC, Imelda Malik (saat iniK a s i Kerjasama WCO-red) yang

sedang tugas belajar diKobe University.

“Saya ber-tanya pada-

nya,apakahKobeUniver-sitymeng-guna-kanbaha-sapeng-antarba-hasaIng-gris?”

77WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

Page 78: Warta Bea Cukai Edisi 371

78 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

kata Jarot. Jarot memang memilihuniversitas yang menggunakan bahasapengantar bahasa Inggris dengan alasania merasa tidak mampu jika harus belajardengan bahasa Jepang

Selain itu, Jarot juga meminta tolongagar dicarikan seorang profesor yangbersedia menjadi pembimbing (advisor)untuknya. Pada saat itulah, topik yangingin ia tulis sudah berubah, bukan lagimengenai hutang Indonesia tetapi ForeignDirect Investment (FDI).

Jarot menyesuaikan topik itu setelahmenerima pembekalan yang diperolehdari Sekretaris DJBC (kala itu dijabat olehIbrahim Karim-red) agar seyogyanyaprogram yang dipilih adalah program yangsekiranya dapat bermanfaat dan sedapatmungkin dapat diterapkan dalampelaksanaan tugas di instansi DJBC.

Atas masukan dari Heri Kristiono(yang menjadi mentornya selama ini-red), Jarot mempersiapkan proposaldan data yang diperlukan untukmelakukan riset mengenai FDISpillover, untuk mencari tahu apakahkeberadaan FDI memberikan manfaatbagi industri domestik. Selain itu, iajuga menyesuaikannya dengan bidangkeahlian profesor yang tersedia di KobeUniversity. “Jadi, harus disesuaikanantara minat kita dengan apa yangtersedia disana,” tambah Jarot.

Berkat bantuan temannya di Jepang,Jarot bisa memperoleh daftar dari KobeUniversity mengenai program apa sajayang diselenggarakan dengan bahasabahasa pengantar bahasa Inggris. Takhanya itu, ia pun berhasil memperolehprofesor yang bersedia untuk menjadisupervisor atau academic advisor. Dari

empat profesor yang ditawarkan, iamemilih Profesor Matsunaga.

“Nah, pada saat saya sedang trainingdi Jepang itulah saya menyurati ProfesorMatsunaga,” ujar Jarot. Dalam surat itu iamemperkenalkan diri dan menyampaikaninformasi bahwa ia memperoleh beasiswadari pemerintah Indonesia untuk mengikutiprogram doctor. Ia juga bertanya apakahProfesor Matsunaga bersedia menjadisupervisornya untuk mempelajari FDI.

Sepulangnya dari Jepang, Jarotmenerima surat balasan dari Prof.Matsunaga yang memintanya untukmenyusun proposal secara lebihmendetail termasuk studi literatur. Dengansegera, Jarot membuat proposal tersebutdan mengirimkannya ke Prof. Matsunaga.Setelah itu, Jarot belum memperolehkepastian apakah diterima atau tidakuntuk kuliah di Kobe University.

MENJADI ‘PFPD’ DI PELABUHAN KOBESambil menunggu hasil, Jarot

berkesempatan untuk mengikuti DiklatPejabat Fungsional Pemeriksa Dokumen(PFPD) di Pusdiklat Bea dan Cukai. Diklattersebut berhasil diselesaikan dengan baikdengan memperoleh ranking ke-3.

Usai diklat, dalam benaknya terba-yang dua pilihan tugas yang mungkinakan ia jalani, yaitu melanjutkan sekolahke jenjang S3 atau bertugas sebagaiPFPD. Rupanya, jalan hidupnya menentu-kan bahwa ia harus melanjutkan sekolah.

Menjelang saat-saat turunnya SkepMutasi untuk PFPD, Profesor Matsunagamemberitahukan lewat e-mail sebuahkabar baik. Jarot diterima untukmelanjutkan studi S3 di Kobe University diDepartment of Economic Development

and Policies, Graduate School of Interna-tional cooperation Studies.

Kemudian pada Oktober 2000, Jarotberangkat ke Jepang untuk melanjutkanpendidikannya di Kobe University.Berhubung Profesor Matsunaga pada saatitu akan bertugas ke Laos, maka Jarotdiperkenalkan dengan Profesor SeiichiFukui, yang akhirnya menjadi pembimbingakademic (advisor) selama ia menjalan-kan studi. Alhasil, ia menjadi PFPD dalamformat yang lain yaitu “Pejabat Fungsionaluntuk Pencapaian gelar Doktor” di Port ofKobe, selama 3 tahun.

Setelah enam bulan tinggal di asramakhusus mahasiswa asing yakni AIEJ(Asosiation of International EducationJapan), pada April 2001, Jarotmemboyong serta keluarganya untuktinggal bersamanya di Kobe, Jepang.Setelah satu tahun tinggal di asramauniversitas, Jarot beserta keluarganyapindah ke sebuah apartemen khususinternational student yang dikelola olehpemda kota Kobe selama satu tahun.

Ia dan keluarganya sangat terkesandengan masyarakat Jepang yangmeskipun berperadaban modern, tetapimasih memelihara dengan baik nilai-nilaitradisional warisan leluhur. MasyarakatJepang pun sangat baik pada orang asingdan sopan. “Saya merasa tidak pernahdiperlakukan secara berbeda,” aku Jarot.Tak hanya itu, banyak pula lembaga diJepang yang memberi bantuan kepadaorang asing, terutama pada student.

KELUARGA. (Ki-ka) putri kedua, Scholastica Nadya Almitha (6); istri, Maria Sri Martati; Stephanie TristaGracia (5 bln); Raymundus Jati Primanda (9); Jarot.

BERSAMA PROF. SEIICHI FUKUI. Jarot berposebersama Prof. Seiichi Fukui pada saat wisuda diJepang untuk meraih gelar doctor.

DOK. PRIBADI

DOK. KELUARGA

PROFIL

Page 79: Warta Bea Cukai Edisi 371

79WARTA BEA CUKAIEDISI 371 OKTOBER 2005

Demikian pula masalah keamanan, Jarotmerasa aman ketika tinggal di Jepang.

September 2003, Jarot berhasilmenyelesaikan program Doktornya. Ia punberhak menyandang gelar Doctor ofEconomics. Pada bulan yang sama, Jarotkembali ke Indonesia dan bertugas di unitsemula sebagai pelaksana di Dit.Kepabeanan Internasional, KP DJBC.

Satu bulan berlalu, tepatnya Oktober2003, ia ditugaskan ke Taiwan selama 2minggu untuk mengikuti training tentangcustoms modernization. Sepulangnya dariTaiwan, keluarlah skep promosi. Ia pun di-promosikan kembali di eselon IV pada Di-rektorat Teknis Kepabeanan sebagai Ke-pala Seksi Nilai Pabean II, hingga saat ini.

Bertugas di Nilai Pabean, menurutnyasangat bermanfaat dan menambahkhasanah pengalamannya di bidangkebeacukaian. Pasalnya, Nilai Pabeanmerupakan salah satu core business Beadan Cukai.

Tugas-tugas yang harus dilaksanakandi Kantor Pusat berkisar merumuskankebijakan teknis tentang penetapan NilaiPabean. Nilai Pabean ini pada dasarnyaadalah nilai transaksi sepanjangmemenuhi persyaratan tertentu.

Kasus-kasus yang berkaitan denganmasalah royalti, biaya lisensi dan proceed,biasanya memerlukan kajian yang lebihmendalam. Tidak kalah penting, subditNilai Pabean bertugas menyusun danmemutakhirkan (sekali dalam sebulan)database harga (sebagai salah satuindikator resiko) yang sangat penting bagipetugas di Kantor Pelayanan dalampelaksanaan pemeriksaan kebenaranpemberitahuan Nilai Pabean.

Dengan demikian, tugas pelayananbidang Nilai Pabean yang harusdilaksanakan oleh Kantor Pusat meliputipelayanan penetapan Nilai Pabean atasbarang impor sementara, dan pelayananpermohonan Customs Advice danValuation Ruling.

Selama bertugas di Nilai Pabean Jarotjuga berkesempatan mengikuti WorkshopTrain the Trainers tentang ACVG (ASEANCustoms Valuation Guide) di Hanoi, VietNam atas biaya pemerintah Australiaselama 2 minggu. Dengankeikutsertaannya itu, ia berkewajibanmoral untuk menyampaikan apa yangdidapat dalam workshop tersebut padapegawai lainnya, terutama kepadapegawai yang menangani nilai pabeanmaupun kepada masyarakat usaha.

Menurutnya, masih terdapatperbedaan penafsiran dan persepsiantara tataran pembuat kebijakan diKantor Pusat dengan tataran pelaksana dilapangan. Untuk itu, perlu diintensifkansosialisasi tentang penetapan nilai pabeankepada masyarakat usaha. Upaya inimenurutnya akan meningkatkantransparansi dalam pelaksanaanpenetapan nilai pabean.

Pria yang konon punya hobi menyanyiini mengaku tidak memiliki kiat-kiat khususatas apa yang diraihnya saat ini.

Semuanya dilakukan sebagai amanatyang harus dilaksanakan dengan baik dansungguh-sungguh. Ia bersyukur dapatmelaksanakan amanat dan kepercayaanyang dibebankan kepadanya. Jalanhidupnya dibiarkan mengalir apa adanya.

“Saya pun tidak menyangka bisasekolah hingga sejauh ini. Semuanya itumisteri dan kita sebagai manusia hanyaberkewajiban menjalankan saja. Sayaberuntung dan bersyukur mendapatdukungan penuh dari teman-temanselama menempuh studi. Tanpa bantuandari teman-teman, terutama temanseangkatan, saya rasa saya tidak akanbisa menjadi seperti ini,” tandas Jarot.

Ia juga mengaku cukup realistis dantidak memiliki obsesi tertentu dalammenjalani kariernya sebagai pegawainegeri. Ambisius bukanlah sifatnya. “Jadiorang yang tidak ambisius itu banyakruginya karena bisa menjadi penghambatuntuk maju,” kata Jarot. Namun iaberpendapat, terlalu ambisius juga tidakbaik sebab kalau tidak tercapai akanberakibat mengalami depresi ataukekecewaan yang sangat dalam. Jadi, iatidak pernah menetapkan target yangterlalu tinggi. Baginya, yang pentingsemuanya bisa berjalan menuju ke arahyang lebih baik.

Dalam mendidik anak-anaknya, Jarotterbawa dengan pengalamannya di luarnegeri. Ia memberikan kebebasan padaanak-anaknya. “Maksudnya, dalammendidik anak yang penting itu bukanaturannya, tapi bagaimana membimbingseorang anak agar bisa berkembangdengan caranya sendiri,” ujar ayah dariRaymundus Jati Primanda (9), ScholasticaNadya Almitha (6) dan Stephanie TristaGracia yang baru berusia 5 bulan.

SARAN UNTUK DJBCDi akhir wawancara, Jarot

mengungkapkan harapannya pada DJBC.Ia berharap suatu saat nanti DJBC betul-betul menjadi instansi yang disegani dandapat dibanggakan. Namun untuk sampai

ke arah itu, masih diperlukan kerja keras.Ia menambahkan, perlu diupayakan

agar tugas pelayanan publik dan upayaperbaikan pelayanan publik yang selamaini dilakukan oleh DJBC bisa lebih dikenaldan diketahui oleh masyarakat. Untuk itusosialisasi penyampaian ke masyarakatperlu digiatkan.

Jarot mencontohkan, saat ini telahbanyak instansi pemerintah sepertiDirektorat Jenderal Pajak atau PPATK(Pusat Penelitian dan Analisis TransaksiKeuangan) yang memasang iklan layananmasyarakat di televisi mengenai tugas-tugas yang dilakukan kedua instansitesebut. “Saya yakin kalau kita pasangiklan di televisi mengenai pekerjaan atautugas yang dilakukan Bea dan Cukaiselama ini, masyarakat awam bisa lebihmengerti dan memahami pekerjaan kita.Tapi tentu saja itu membutuhkan biayayang besar,” kata Jarot.

SYRACUSE UNIVERSITY. Jarot berpose di depankampusnya, Department of Economics, MaxwellSchool of Syracuse University, New York.

DI TAIWAN. Jarot (baris kedua dari bawah, lima dari kanan) saat mengikuti training customs moderniza-tion di Taiwan pada Oktober 2003.

DOK. PRIBADI

DOK. PRIBADI

ifa

Page 80: Warta Bea Cukai Edisi 371

80 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

nda masih ingat novel Saman yang digandrungi banyak orang. Tentunya andajuga tahu pengarangnya, seorang perempuan muda berbakat bernama AyuUtami. Beberapa waktu lalu WBC sempat berbincang-bincang dengannya

seputar pengalamannya dengan petugas bea cukai di bandara Soekarno Hatta.Ayu yang dalam setahun bisa lima atau enam kali pergi ke luar negeri dalam

rangka menghadiri konfrensi seni dan sastra ini, mengaku tidak pernah mengalamikesulitan oleh petugas bea cukai.

Namun, Ayu yang aktif siaran di radio berita 68 H ini, pernah punya pengalamanlangsung berurusan dengan petugas bea cukai. Waktu itu tas yang ia bawa ditandaipetugas dan diperiksa (dibuka-red). “Waktu itu kebetulan saya membawa barangberupa kaset dan petugas bertanya mengenai kaset tersebut, hanya itu… Tapisejauh ini semua semuanya berjalan dengan baik-baik saja,” imbuh Ayu.

Ia juga mengaku tidak pernah dipersulit oleh petugas, sebab ia selalu membawabarang dalam jumlah yang sedikit. Ia hanya membawa barang-barang yangmemang diperbolehkan untuk masuk ke Indonesia.

“Pekerjaan saya juga tidak harus membuat saya membawa barang-barang yangpantas dicurigai,” jelas Ayu yang aktif menulis di beberapa majalah di ibukota.

Ayu mengaku termasuk orang yang taat pada hukum. Ia pernah dibujukmembayar fiscal setengah harga oleh petugas airline, tapi ia menolaknya. “Jadi, sayasendiri tidak pernah melanggar hukum,” tegas Ayu yang saat ini sedangmenyelesaikan novel terbarunya tentang cinta segitiga yang melibatkan seorang

pemanjat tebing.Perlakukan secara

istimewa juga tidak pernah iaterima dari petugas.Namun, ia pernahmendengar beberapatemannya mengalamikesulitan dengan petugasbea cukai. Misalnya,salah seorangtemannya yang

berprofesi sebagaisutradara, harus

berurusandengan petugasbea cukailantaran filmyang ia bawa.

Petugasmengira

film itumeru-pakanfilmyang

diimpordari luar

sehingga tidakdiijinkan masuk.Padahal film itu

adalah karyanyasendiri yangdibawa dariJakarta ke luar

negeri untukmenerimapengharga-an.

Ayu Utami

Baik-baik saja...A

alau anda atau keluarga anda pengge-mar sinetron Si Bajaj, anda tentu tahuJun sang pemilik bajaj ajaib yang bisa

berbicara dan terbang itu. Selain bermainsebagai pemeran utama sinetron tersebut,Jun yang diperankan oleh Ervan Naro, saatini juga terlibat syuting sinetron Iman.

Menjadi salah satu public figure tidaklantas membuat Ervan diperlakukanistimewa oleh petugas bea cukai di BandaraSoekarno Hatta. Ia mengaku, petugas beacukai di bandara tidak pernah membedakanantara dirinya dan penumpang yang lain.

“Saya rasa, semua petugas bea cukaiyang ada di bandara sudah berlaku adil dandengan siapa saja berlaku baik,” ujar Ervansaat diwawancara WBC.

Ia juga mengaku bahwa ia tidak pernahmengalami kesulitan apapun denganpetugas bea cukai di bandara.“Alhamdulillah, sampai saat ini aku belumpernah mengalami kesulitan atau dipersulitdengan petugas bea cukai di bandara,mereka welcome banget. Selain itu, karenaaku senang dengan perlakuan mereka yangramah maka aku juga sebaliknya,memperlakukan mereka dengan ramahjuga,” imbuh Ervan yang juga ikutmembintangi sinetron Hidayah.

Menurut Ervan, petugas bea cukaisangat ramah pada setiap penumpang,apalagi dengan orang asing yang datang keIndonesia. Dengan demikian, budayabangsa Indonesia dimana masyarakatnyaterkenal dengan sopan santun dan ramah,dapat dibuktikan dengan perlakuan baik daripetugas bea cukai.

Untuk itu ia menyarankan agar petugasbea cukai terus mempertahankan apa yangsudah baik, seperti tersenyum ramah padasetiap penumpang. “Kalau bisa dilebihkanlagi dengan service lainnya… selain itu,peraturan yang ada juga dijalankan, jangansampai ketinggalan,” tambah Ervan yangdalam setahun bisa sekali atau dua kalipergi ke luar negeri.

Ia juga mengingatkan agar petugasbea cukai, entah itu yang berada dibandara maupun di tempat lainnya, agarjangan melakukan kegiatan suapmenyuap yang saat ini marak terjadiinstansi manapun. Ia berharap agarpetugas bea cukai bisa mencegah hal ter-sebut agar jangan sampai terjadi.

K

Ervan NaroWelcomeBanget...

ifa

ifa

APA KATA MEREKA

80 WARTA BEA CUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

FOTO : ISTIMEWA

FOTO

: IS

TIM

EWA

Page 81: Warta Bea Cukai Edisi 371

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 60/PMK.04/2005

TENTANGTEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT DI PULAU BATAM,

BINTAN DAN KARIMUN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,Menimbang :a. bahwa dalam rangka menunjang iklim investasi yang konsisten dan berkepastian hukum di Pulau Batam,

Kawasan Bintan Industrial Estate dan Kawasan Karimun Industrial Cooperation, dipandang perlu untukmengatur tatalaksana kepabeanan mengenai Tempat Penimbunan Berikat;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a tersebut diatas dipandang perlu untuk menetapkan PeraturanMenteri Keuangan tentang Tempat Penimbunan Berikat di Pulau Batam, Bintan dan Karimun;

Mengingat :1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 126, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3984);

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 3263) sebagaimana telahbeberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2000 (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2000 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3985);

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan PajakPenjualan Atas Barang Mewah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3264) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhirdengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3986);

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612)

5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3613);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1995 tentang Perlakuan Perpajakan Dalam Rangka KegiatanKonstruksi dan Kegiatan Operasi Pembangunan Proyek Pengembangan Pulau Bintan Dan PulauKarimun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 52, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3604)

7. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1996 tentang Tempat Penimbunan Berikat (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1996 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor3638) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1997 (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesianomor 3717);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2003 tentang Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai dan PajakPenjualan atas Barang Mewah di Kawasan Berikat (Bonded Zone) Daerah Industri Pulau Batam(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4061) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor Tahun 2005(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor ,Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor );

9. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004;10. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 399/KMK.01/1996 tentang Gudang Berikat;11. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 291/KMK.05/1997 tentang Kawasan Berikat sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 587/PMK.04/2004;12. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 123/KMK.05/2000 tentang Entrepot untuk Tujuan Pameran;13. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 128/KMK.05/2000 tentang Toko Bebas Bea;14. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 580/KMK.04/2003 tentang Tatalaksana Kemudahan Impor Tujuan

Ekspor dan Pengawasannya;15. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 583/KMK.04/2003 tentang Pelaksanaan Perlakuan Pajak

Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah di Kawasan Berikat (Bonded Zone) DaerahIndustri Pulau Batam.

16. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 584/KMK.04/2003 tentang Pemasukan Barang Dari Luar DaerahPabean ke Kawasan Berikat (Bonded Zone) Daerah Industri Pulau Batam sebagaimana telah diubahdengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 16/PMK.03/2005

11

Page 82: Warta Bea Cukai Edisi 371

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

MEMUTUSKAN :Menetapkan :PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT DI PULAU BATAM,BINTAN DAN KARIMUN.

Pasal 1Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini, yang dimaksud dengan:1. BBK adalah Pulau Batam, Kawasan Bintan Industrial Estate dan Kawasan Karimun Industrial Cooperation.2. KB adalah Kawasan Berikat sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1996

tentang Tempat Penimbunan Berikat di BBK.3. PKB adalah Penyelenggara Kawasan Berikat di BBK.4. PDKB adalah Pengusaha Di Kawasan Berikat di BBk.5. GB adalah Gudang Berikat sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1996

tentang Tempat Penimbunan Berikat di BBK.6. PGB adalah Penyelenggara Gudang Berikat di BBK.7. PPGB adalah Pengusaha Pada Gudang Berikat di BBK.8. ETP adalah Entrepot untuk Tujuan Pameran di BBK.9. TBB adalah Toko Bebas Bea di BBK.10. TPB adalah Tempat Penimbunan Berikat yang terdiri dari KB, GB, ETP dan TBB di BBK.11. DPIL Pulau Batam adalah Daerah Pabean Indonesia Lainnya di Pulau Batam.12. DPIL adalah selain DPIL Pulau Batam.13. LDP adalah Luar Daerah Pabean.14. PDRI adalah Pajak Dalam Rangka Impor meliputi Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas

Barang Mewah (PPnBM) serat Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 Impor.15. Perusahaan KITE adalah Perusahaan penerima fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor sebagaimana

dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 580/KMK.04/2003.16. KPBC adalah Kantor Pelayanan Bea dan Cukai di BBK.

Pasal 2(1) Pemasukan Barang dari Luar Daerah Pabean ke TPB diberikan penangguhan Bea Masuk (BM),

pembebasan cukai, dan tidak dipungut PDRI.(2) Pemasukan Barang Kena Pajak (BKP) dari DPIL ke TPB tidak dipungut PPN dan PPnBM.(3) Pemasukan Barang Kena Cukai (BKC) dari DPIL ke TPB diberikan pembebasan Cukai.(4) Pemasukan barang dari TPB diluar BBK ke TPB tidak dipungut PPN dan PPnBM.(5) Pemasukan barang dalam rangka sub kontrak dari PDKB, PDKB selain di BBK atau dari DPIL ke PDKB

tidak dipungut PPN dan PPnBM termasuk PPN atas jasa pekerjaan sub kontrak.

Pasal 3(1) Pengeluaran barang impor dari TPB ke TPB di luar BBK diberikan penangguhan Bea Masuk,

pembebasan cukai, dan tidak dipungut PDRI.(2) Pengeluaran barang asal DPIL dari TPB ke TPB lainnya tidak dipungut PPN dan PPnBM atas penyerahan

BKP.(3) Pengeluaran barang dari TPB di Pulau Batam ke DPIL Pulau Batam tidak dikenakan BM, Cukai dan PDRI

kecuali terhadap barang-barang yang berdasarkan ketentuan yang berlaku dikenakan BM dan PDRI.(4) Pengeluaran barang dari TPB ke DPIL dikenakan BM, Cukai dan PDRI kecuali ditujukan kepada pihak

yang memperoleh fasilitas penangguhan BM, Cukai dan tidak dipungut PDRI.(5) Pengeluaran barang dan hasil olahan dalam rangka sub kontrak dari PDKB ke PDKB di luar BBK atau ke

DPIL tidak dipungut BM, Cukai, dan PDRI termasuk PPN atas jasa pekerjaan sub kontrak.(6) Pengeluaran barang dan/atau bahan dari PDKB ke DPIL dipungut PPN, PPnBM dan Cukai sesuai

ketentuan yang berlaku sepanjang merupakan :a. barang hasil olahan dari PDKB ke DPIL yang seluruh bahan bakunya berasal dari DPIL;b. barang selain hasil olahan asal DPIL;c. barang sisa dan/atau potongan dari hasil olahan yang bahan bakunya berasal dari DPIL.

(7) Barang asal DPIL yang direparasi/direkondisi di PDKB yang dikeluarkan kembali ke DPIL, dipungut BMdan PDRI atas komponen/Spare part yang berasal dari LDP yang dipasang pada barang tersebut.

(8) Barang asal DPIL yang direparasi/direkondisi di PDKB yang dikeluarkan kembali ke DPIL dipungut PPNatas komponen/Spare part yang berasal dari DPIL yang dipasang pada barang tersebut.

(9) Penyerahan Jasa Kena Pajak atas pengerjaan reparasi/rekondisi sebagaimana dimaksud pada ayat (7)dan (8) tidak dipungut PPN atas jasa.

(10) Barang asal LDP yang direparasi/direkondisi di PDKB yang dikeluarkan ke DPIL, dipungut BM dan PDRI.(11) Barang asal LDP yang direparasi/direkondisi di PDKB dengan menggunakan komponen/Spare part asal

DPIL yang dikeluarkan ke DPIL, dipungut PPN atas komponen/Spare part yang berasal dari DPIL yangdipasang pada barang tersebut.

22

Page 83: Warta Bea Cukai Edisi 371

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

(12) Pengeluaran barang asal DPIL yang tidak diproses lebih lanjut, kemudian dikembalikan (reject) dari PDKBke DPIL adalah perusahaan pemilik yang sama.

Pasal 4(1) Pemasukan barang modal dan peralatan pabrik dari LDP dalam kondisi bukan baru ke TPB tidak memer-

lukan persetujuan impor dari Departemen Perdagangan ataupun Certificate of Inspection dari Surveyor.(2) Pemasukan barang dalam rangka relokasi pabrik dari LDP ke TPB tidak memerlukan persetujuan impor

dari Departemen Perdagangan ataupun Certificate of Inspection dari Surveyor.

Pasal 5(1) Pemasukan barang dari LDP ke TPB dilakukan dengan menggunakan dokumen BC 2.3 BBK

sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I Peraturan Menteri Keuangan ini.(2) Pemasukan barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) :

a. tidak dilakukan pemeriksaan fisik oleh petugas Bea dan Cukai;b. tidak dilakukan penyegelan maupun pengawalan oleh petugas Bea dan Cukai;c. tidak diberlakukan ketentuan tataniaga di bidang impor, kecuali barang yang terkena peraturan

larangan impor.

Pasal 6(1) Pemasukan dan pengeluaran barang antar TPB yang berada dibawah pengawasan KPBC yang sama

dilakukan tanpa menggunakan dokumen pabean.(2) Pemasukan barang dari DPIL Pulau Batam ke TPB Pulau Batam dilakukan tanpa menggunakan

dokumen pabean.

Pasal 7(1) Pengeluaran barang dari TPB dapat ditujukan ke:

a. Luar Daerah Pabean (LDP) / Ekspor;b. KB atau PDKB lain di luar BBK;c. GB di luar BBK;d. TBB di luar BBK;e. ETP di luar BBK;f. Perusahaan KITE di luar BBK;g. DPIL;h. KB atau PDKB lain;i. GB;j. TBB;k. ETP;l. DPIL di Pulau Batam.

(2) Pengeluaran barang dari TPB ke LDP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan denganmenggunakan dokumen BC 3.0.

(3) Pengeluaran barang dari TPB ke TPB diluar BBK, Perusahaan KITE di luar BBK, dan DPIL sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b sampai dengan huruf g dilakukan dengan menggunakan dokumen BC 2.5BBK sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II Peraturan Menteri Keuangan ini.

(4) Pengeluaran barang dari TPB ke TPB lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h sampai denganhuruf k yang berada dibawah pengawasan KPBC yang sama dilakukan tanpa menggunakan dokumen pabean.

(5) Pengeluaran barang dari TPB Pulau Batam ke DPIL di Pulau Batam sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf l dilakukan tanpa menggunakan dokumen pabean kecuali pengeluaran barang asal imporsebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1).

(6) Pengeluaran barang dari TPB di Bintan dan Karimun ke DPIL di Pulau Batam sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf l dilakukan dengan menggunakan dokumen BC 2.5 BBK.

(7) Pengeluaran barang dari TPB ke tempat lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dilakukan pemeriksaanpabean kecuali ditentukan lain berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 8(1) Pengeluaran barang dari TPB dengan tujuan LDP diberlakukan sesuai ketentuan tatalaksana kepabeanan

di bidang ekspor.(2) Pengeluaran barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dilakukan pemeriksaan fisik, kecuali

ditentukan lain berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 9(1) Pengeluaran barang asal impor dari TPB di Pulau Batam ke DPIL di Pulau Batam yang berdasarkan

ketentuan yang berlaku dikenakan BM dan PDRI, dilakukan dengan menggunakan BC 2.5 BBK.

33

Page 84: Warta Bea Cukai Edisi 371

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

(2) Pengeluaran barang asal impor dari TPB ke DPIL dipungut BM dan PDRI sesuai ketentuan tatalaksanakepabeanan di bidang impor.

(3) Pengeluaran barang asal impor dari TPB untuk dimusnahkan di luar BBK tidak dipungut BM, Cukai danPDRI dengan menggunakan dokumen BC 2.5 BBK.

Pasal 10Dasar perhitungan pungutan negara atas pengeluaran hasil olahan PDKB ke DPIL atau DPIL Pulau Batamadalah sebagai berikut :a. BM berdasarkan tarif BM bahan baku dengan pembebanan dan kurs valuta asing yang berlaku pada saat

dikeluarkan dari PDKB dan nilai pabean bahan baku pada saat diimpor ke PDKB;b. Apabila pembebanan tarif BM untuk bahan baku lebih tinggi dari pembebanan tarif BM untuk barang hasil olahan,

BM didasarkan pada pembebanan tarif BM barang hasil olahan yang berlaku pada saat dikeluarkan dari PDKB;c. Cukai berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;d. PPN, PPnBM dan PPh pasal 22 berdasarkan harga jual.

Pasal 11Barang yang telah diolah di PDKB dapat dikeluarkan dengan tujuan DPIL atau DPIL di Pulau Batam tanpadikaitkan dengan realisasi ekspor.

Pasal 12Pengajuan dokumen pabean dapat dilakukan secara manual, disket maupun melalui Pertukaran DataElektronik (PDE).

Pasal 13Pengusaha TPB berkewajiban untuk melaksanakan ketentuan sebagai berikut:a. Membuat pembukuan atau catatan atas mutasi barang ke dan dari TPB;b. Menyimpan dan memelihara dengan baik pada tempat usahanya buku, catatan, dokumen pabean serta

dokumen yang berkaitan dengan kegiatan usahanya dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun;c. Menyerahkan dokumen yang berkaitan dengan kegiatan TPB yang diwajibkan berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan ini apabila dilakukan Audit oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan/atau Direktorat Jenderal Pajak.

Pasal 14(1) Kepala KPBC berwenang untuk :

a. menetapkan suatu kawasan atau tempat sebagai TPB;b. memberikan persetujuan PKB atau PKB merangkap PDKB, PGB atau PGB merangkap PPGB;c. mencabut penetapan suatu kawasan atau tempat sebagai TPB;d. mencabut persetujuan PKB atau PKB merangkap PDKB dan PGB atau PGB merangkap PPGB;e. mengubah keputusan penetapan suatu kawasan atau tempat sebagai TPB.

(2) Pelaksanaan penetapan, pemberian persetujuan, pencabutan atau perubahan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilaksanakan paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah permohonan diterima secara lengkap dan benar.

Pasal 15Semua keputusan Menteri Keuangan yang telah diterbitkan untuk pendirian suatu kawasan atau tempat sebagai TPBdan persetujuan PKB atau PKB merangkap PDKB serta PGB atau PGB merangkap PPGB dinyatakan tetap berlaku.

Pasal 16Ketentuan lebih lanjut mengenai tatacara pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari TPB dan tatacarapengisian dokumen BC 2.3 BBK dan BC 2.5 BBK sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I dan Lampiran IIPeraturan Menteri Keuangan ini diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan cukai.

Pasal 17Peraturan Menteri Keuangan ini berlaku mulai tanggal 1 Oktober 2005. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Menteri Keuangan ini denganpenempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 21 Juli 2005

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,ttd,-JUSUF ANWAR

44

Page 85: Warta Bea Cukai Edisi 371

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005 55

LAMPIRAN 1 PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60/PMK.04/2005TENTANG TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT DI PULAU BATAM, BINTAN DAN KARIMUN

PEMBERITAHUAN PEMASUKAN BARANG IMPOR KETEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT UNTUK BBK

BC 2.3 BBKKantor Pelayanan bea dan Cukai : Halaman 1 dari...........

Nomor Pengajuan :

A. Tujuan : 1. Kws. Berikat 2. Gudang berikat 3. ETP 4. TBB

B. Jenis Importasi : 1. Impor 2. Reimpor

C. DATA PEMBERITAHUAN E. DIISI BEA DAN CUKAI

PEMASOK No. & Tgl. Pendaftaran

1. Nama, Alamat, Negara

IMPORTIR 12. Invoice No. Tgl2. NPWP

3. Nama, Alamat13 Dokumen Terkait (BC 3.0/PEB) Tgl

(khusus reimpor)4. API/APIT

PPJK5. NPWP

14. BL/AWB No. Tgl.

6. Nama, Alamat

7. Cara Pengangkutan : 1. Laut 2. Udara 15. BC 1.1 No. Pos Sub Pos Tgl3. Lainnya

8. Nama Sarana Pengangkut, No. Voy/ 16. Valuta :Flight dan Bendera :

17. Terminologi 1. FOB 2. C&F

Perdagangan 3. CIF 4. Lainnya

9. Pelabuhan Muat : 18. Nilai barang10. Pelabuhan Transit :11. Pelabuhan Bongkar :

19. Jumlah, Nomor dan Ukuran Peti kemas 20. Jumlah, Jenis dan Merek Kemasan 21. Berat Kotor (Kg)

22. Berat Bersih (Kg)

23. 24. Pos Tarif/HS 25. Uraian jenis barang secara lengkap, 26. Negara Asal 27. Jumlah dan 28. NilaiNo. merek, tipe, ukuran, spesifikasi lain Jenis Satuan Barang

F. UNTUK PEJABAT KPBC BONGKARD. Dengan ini saya menyatakan bertanggung jawab atas

kebenaran hal-hal yang diberitahukan dalam dokumen ini...........................Tgl..........................

Pemberitahu

(.................................)

Rangkap ke 1 untuk KPBC Rangkap ke 2 untuk BPSRangkap ke 3 untuk BI Rangkap ke 4 untuk pengusaha TPB

Keterangan : Halaman belakang halaman pertama BC 2.3 (Halaman Rekapitulasi)UNTUK CATATAN PEMERIKSAAN FISIK BARANG

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Page 86: Warta Bea Cukai Edisi 371

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 371 OKTOBER 200566

PEMBERITAHUAN PEMASUKAN BARANG IMPOR KETEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT UNTUK BBK

BC 2.3 BBKKantor Pelayanan Bea dan Cukai : Halaman.....dari......Nomor Pengajuan :Nomor Pendaftaran :

23 24. Pos tarif/HS 25. Uraian jenis barang secara 26. Negara Asal 27. Jumlah dan 28. NilaiNo. lengkap, merek, tipe, Jenis Satuan Barang

ukuran, spesifikasi lain

........................Tgl......................... Pemberitahu

(...........................)

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ttd JUSUF ANWAR

PEMBERITAHUAN PENGELUARAN BARANG DARITEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT UNTUK BBK

DATA PENGGUNAAN BARANG DAN/ATAU BAHAN DALAM RANGKA SUBKONTRAKBC 2.5 BBK

Kantor Pelayanan Bea dan Cukai : Halaman.........dari............

Nomor Pengajuan :Nomor Pendaftaran :

No. - Pos Tarif /HS Juml & Jenis Tarif Harga Harga Total Total Tagihan- Uraian barang Satuan - BM -PPn Satuan Bahan Baku

jadi secara - Cukai -PPnBM (Rp) BM Cukai PPN PPnBM PPhlengkap Impor Lokal - PPh

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

JumlahPungutan

..........................,Tgl.........................20............ ......................,Tgl........................20.........

Pemberitahu Penerima barang(...........................) (.............................)

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ttd JUSUF ANWAR

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Page 87: Warta Bea Cukai Edisi 371

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005 77

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60/PMK.04/2005TENTANG TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT DI PULAU BATAM, BINTAN DAN KARIMUN

PEMBERITAHUAN PENGELUARAN BARANG DARITEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT UNTUK BBK

BC 2.5 BBKKantor Pelayanan Bea dan Cukai : Halaman 1 dari ……N o m o r P e n g a j u a n :A. Jenis BC 2.5 1. Biasa 2. BerkalaB. Dari 1. KB 2. GB 3. ETP 4. TBBC. Tujuan 1. KB 2. GB 3. ETP 4. TBB 5. DPIL 6. Perus.KITE 7. LainnyaD. Tujuan Pengiriman 1. Dipindahtangankan 2. Disubkontrakan 3. Dipinjamkan/Diperbaiki 4. Pengembalian Subkontrak

5. Pengembalian Pinjaman/Perbaikan 6. LainnyaF. DATA PEMBERITAHUAN : H. DIISI OLEH BEA DAN CUKAI :PEMASOK/PENGIRIM BARANG : No. & Tgl. Pendaftaran :1. NPWP :2. Nama, Alamat : DALAM HAL DIMUSNAHKAN :

Tanggal Pemusnahan :No. Berita Acara :

PENERIMA BARANG : 7. Invoice/Kontrak/RSK:3. NPWP : No. Tgl.4. Nama, Alamat :

8. Surat Keputusan/Persetujuan/Lainnya :No. Tgl.

9. Eks. Dokumen Pemasukan:No. Tgl.

PPJK: 10. Valuta:5. NPWP : 11. NDPBM:6. Nama, Alamat : 12. Nilai/Harga Barang:

Rp13. Nilai/Harga Bahan Baku:

Rp14. Jumlah, Nomor dan Ukuran Peti Kemas : 15. Jumlah, Jenis dan Merek Kemasan 16. Berat Kotor (Kg)

17. Berat Bersih (Kg)BARANG YANG DIKELUARKAN DARI TPB18. 19. -Pos Tarif/HS 20. Tarif 21. Jumlah dan 22. Harga/nilai 23. Jumlah PungutanNo. -Uraian Barang Secara Lengkap -BM -PPN Jenis Satuan barang

-Cukai -PPnBM-PPh

PERHITUNGAN PUNGUTAN BM & CUKAI ATAS PEMAKAIAN BAHAN BAKU24. 25.-Pos Tarif/HS 26.Jumlah dan 27.Tarif 28.Harga 29.Harga Total 30.Pungutan 31. KetNo -Uraian bahan baku secara Jenis Satuan -BM -Cukai Satuan Bahan Baku

lengkap Impor Lokal (Rp) BM CukaiJumlah Pungutan

Jenis Pungutan Dibayar (Rp) Dibebaskan (Rp) Ditangguhkan (Rp)

32. BM33. Cukai34. PPN35. PPnBM36. PPh37. PNBP38. TOTALG. Dengan ini saya menyatakan bertanggung I. UNTUK PEMBAYARAN KE BANK/KPBC/JAMINAN

jawab atas kebenaran hal-hal yang a. Pembayaran Tunai -No. Penerimaan :diberitahukan dalam dokumen ini. b. Jaminan 1.Tunai; 2.Bank Garansi; 3.Customs Bond; 4. Lainnya

…………., Tgl …….. -20….......Pemberitahu Jen Pen Kd MAP No. Tanda Pembayaran/Jaminan Tgl.

(……………………….) BMCukai

…… …, Tgl………… -20…….. PPNPPnBM

Penerima Barang PPhPNBP

(…………………) Pejabat Penerima Nama/Stempel Instansi (………….………)

Rangkap ke 1 untuk KPBC Rangkap ke 2 untuk pengusaha TPB asal barang Rangkap ke 3 untuk penerima barang

Page 88: Warta Bea Cukai Edisi 371

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 371 OKTOBER 200588

BC

2.5 BB

K

Kantor P

elayanan Bea dan C

ukai:

Halam

an......... dari.........N

omor P

engajuan:

Nom

or Pendaftaran

:

E. D

ATA

PE

MB

ER

ITAH

UA

N :

BA

RA

NG

YAN

G D

IKE

LUA

RK

AN

DA

RI T

PB

1819.

-P

os Tarif/HS

20.Tarif

21.Jum

lah22.

Harga

23.Total P

ungutanN

o.-

Uraian B

arang-BM

-PP

Ndan

Peyerahan/JualSecara Lengkap

-Cukai

-PPnBMJenis

-PPhSatuan

PE

RH

ITU

NG

AN

PU

NG

UTA

N B

M &

PD

RI A

TAS

PE

MA

KA

IAN

BA

HA

N B

AK

U

24.25.

-P

os Tarif/HS

26.Jum

l & Jenis

27.Tarif

28.H

arga29.

Harga Total

30.Total Pungutan

31.K

etN

o.-

Uraian barang jadi

Satuan-B

M -C

ukaiSatuan

Bahan B

akusecara lengkap

(Rp.)

Impor

LokalBM

Cukai

Jumlah P

ungutan

.....................,Tgl.............20.........................,Tgl................20...........

Pem

beritahu P

enerima B

arang

(................................) (.............................)

PE

MB

ER

ITA

HU

AN

PE

NG

ELU

AR

AN

BA

RA

NG

DA

RI

TE

MPA

T P

EN

IMB

UN

AN

BE

RIK

AT

UN

TU

K B

BK

Page 89: Warta Bea Cukai Edisi 371

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 61/PMK.04/2005

TENTANGPERLAKUAN PERPAJAKAN

DAN KEPABEANANDALAM RANGKA PROYEK PENGEMBANGAN

PULAU BINTAN DANPULAU KARIMUN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,Menimbang :Bahwa dalam rangka menunjang iklim investasi agar tetap kondusif dan untuk memberikan kepastianhukum bagi pengembangan Pulau Bintan dan Pulau Karimun perlu menetapkan Peraturan MenteriKeuangan tentang Perlakuan Perpajakan dan Kepabeanan dalam Rangka Proyek PengembanganPulau Bintan dan Pulau karimun;

Mengingat :1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir denganUndang-Undang Nomor 16 Tahin 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3984);

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai barang dan jasa dan PajakPenjualan Atas Barang Mewah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50,Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 3263) sebagaimana telah beberapa kalidiubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2000 (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2000 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3985);

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Penghasilan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor3264) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 128, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3986);

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1985 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3612)

5. Peraturan Pemerintah Tahun Nomor 30 Tahun 1995 tentang Perlakuan Perpajakan Dalam RangkaKegiatan Konstruksi dan Kegiatan Operasi Pembangunan Proyek Pengembangan Pulau BintanDan Pulau Karimun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 52, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3604)

6. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004;7. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 25/KMK.05/1997 tentang Tata Laksana Kepabeanan

Dibidang Impor sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 453/KMK.04/2002;

MEMUTUSKAN :Menetapkan :PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PEMBEBASAN BEA MASUK DAN PERLAKUANPERPAJAKAN DALAM RANGKA PROYEK PENGEMBANGAN PULAU BINTAN DAN PULAUKARIMUN.

Pasal 1Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini, yang dimaksud dengan:1. Proyek adalah kegiatan dalam lingkup kerjasama ekonomi antara Republik Indonesia dan Republik

Singapura yang dilaksanakan dalam waktu yang terbatas dalam rangka pengembangan:a. Kawasan yang dikembangkan untuk usaha-usaha kepariwisataan termasuk sarana pendukung-

nya di Pulau Bintan;b. Kawasan Industri di Pulau Bintan;c. Kawasan pengembangan sumber-sumber air di Pulau Bintan;d. Kawasan penimbunan, distribusi dan pengolahan minyak bumi, serta kawasan industri

maritim (galangan kapal) dan konstruksi lepas pantai di Pulau Karimun Besar dan pulau-pulausekitarnya;

99

Page 90: Warta Bea Cukai Edisi 371

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

2. Barang adalah barang-barang yang diperlukan untuk Proyek sebagaimana dimaksud pada butir 1 diatas, tidak termasuk barang-barang yang habis dipakai untuk keperluan konsumsi (sepertimakanan dan minuman).

Pasal 2Atas impor Barang Kena Pajak maupun pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan JasaKena Pajak yang berasal dari luar Pabean Indonesia serta perolehan dalam negeri BarangKena Pajak atau Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha di Pulau Bintan dan Pulau Karimun yang melakukanProyek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 butir 1, diberikan pembebasan Bea Masuk, dan tidakdipungut Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak PenghasilanPasal 22.

Pasal 3(1) Dalam hal terjadi penyalahgunaan peruntukan barang-barang yang diberikan fasilitas kepabeanan

dan perpajakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, pemberian fasilitas tersebut dinyatakanbatal, dan terhadap Pengusaha yang bersangkutan diwajibkan untuk membayar kembali BeaMasuk, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas barang Mewah, serta PajakPenghasilan Pasal 22 dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak terjadinya penyalahgunaan fasilitasdimaksud.

(2) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak terpenuhi dikenakansanksi administrasi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 4Jangka waktu pemberian fasilitas kepabeanan dan perpajakan berdasarkan Peraturan MenteriKeuangan ini, berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2008.

Pasal 5Pada saat Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku, atas Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilaidan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, serta Pajak Penghasilan Pasal 22 yang telah terlanjurdipungut atau dibayar, dapat dimintakan pengembalian sesuai dengan peraturan perundang-undanganyang berlaku.

Pasal 6Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan inidiatur oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai dan Direktur Jenderal Pajak, baik secara bersama-samaatau sendiri-sendiri sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.

Pasal 7Proyek yang sudah ada dan sedang dilaksanakan pada saat berlakunya Peraturan Menteri Keuanganini mendapatkan fasilitas sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan MenteriKeuangan ini.

Pasal 8Pada saat Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Keuangan Nomor 616/KMK.01/1996 tentang Pembebasan Bea Masuk dan Perlakuan Perpajakan Dalam Rangka Pengemban-gan Pulau Bintan dan Karimun sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor346/KMK.04/1998 dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 9Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan mempunyai daya laku surutterhitung sejak tanggal 1 Januari 2004.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Menteri Keuangan inidengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 21 Juli 2005

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,ttd,-JUSUF ANWAR

1010

Page 91: Warta Bea Cukai Edisi 371

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAINOMOR : 14 /BC/2005

TENTANGPERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAINOMOR KEP-205/BC/2003

TENTANG PETUNJUK PELAKSANAANTATALAKSANA KEMUDAHAN IMPOR TUJUAN

EKSPOR DAN PENGAWASANNYA

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

Menimbang :a. bahwa dasar pengenaan Bea Masuk, khusunya tarif dan pembebanan terhadap barang jadi hasil

produksi perusahaan penerima fasilitas KITE yang dijual ke DPIL perlu ditinjau dan disesuaikandengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud diatas, perlu dilakukan perubahan atasKeputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-205/BC/2005 tentang PetunjukPelaksanaan Tatalaksana Kemudahan Impor Tujuan Ekspor dan pengawasannya.

Mengingat :1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir denganUndang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3984);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan PajakPenjualan Atas Barang Mewah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3264) sebagaimana telah diubahbeberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 128, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3986);

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612);

4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3613);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1996 tentang Tempat Penimbunan Berikat (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia 3638) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1997(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1997 Nomor 90, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3717);

6. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 283/KMK.01/2003 tentang PedomanPenyusunan Peraturan Perundang-Undangan di Lingkungan Departemen Keuangan:

7. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 453/KMK.04/2002 tentang Tatalaksana Kepabeanan di BidangImpor sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Keputusan Menteri KeuanganNomor 112/KMK.04/2003;

8. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 557/KMK.04/2002 tentang Tatalaksana Kepabeanan di bidangEkspor;

9. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 580/KMK.04/2003 tentang Tatalaksana Kemudahan ImporTujuan Ekspor dan Pengawasannya;

10. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor Kep-205/BC/2003 tentang PetunjukPelaksanaan Tatalaksana Kemudahan Impor Tujuan Ekspor Dan Pengawasannya.

MEMUTUSKAN :Menetapkan :PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSANDIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-205/BC/2003 TENTANG PETUNJUKPELAKSANAAN TATALAKSANA KEMUDAHAN IMPOR TUJUAN EKSPOR DAN PENGAWASANNYA.

1111

Page 92: Warta Bea Cukai Edisi 371

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

Pasal IBeberapa ketentuan dalam Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor Kep-205/BC/2003tentang Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Kemudahan Impor Tujuan Ekspor dan Pengawasannyadiubah sebagai berikut :

1. Ketentuan Pasal 16 ayat (1) huruf d diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :

”Pasal 16(1) Hasil produksi yang bahan bakunya berasal dari impor dan/atau hasil produksi dari Kawasan

Berikat dapat dijual ke DPIL setelah ada realisasi ekspor dan/atau penyerahan ke Kawasan Berikatoleh perusahaan pemegang NIPER, dengan ketentuan :a. mengajukan BC 2.4 kepada Kantor Pabean yang mengawasi wilayah pemohon;b. barang yang akan dijual ke DPIL sebanyak-banyaknya berjumlah 25% (dua puluh lima persen)

dari jumlah realisasi ekspor dan/atau penyerahan ke Kawasan Berikat;c. dilakukan pemeriksaan pabean oleh Pejabat;d. membayar BM dan/atau Cukai berdasarkan tarif barang jadi dengan pembebanan dan nilai

pabean bahan baku pada saat diimpor ditambah bunga sebesar 2% setiap bulan sejak tanggalpendaftaran PIB; dan

e. membayar PPN dan PPnBM dengan dasar pengenaan pajak sebesar nilai impor, ditambahsanksi berupa bunga sebesar 2% setiap bulan sejak saat impor paling lama 24 (dua puluhempat) bulan.

(2) Penjualan ke DPIL harus terlaksana dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggalpengimporan sampai dengan tanggal penjualan barang ke DPIL.

(3) Realisasi ekspor dan/atau penyerahan ke Kawasan Berikat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)huruf b, terhitung sejak tanggal 1 Agustus 2003.

(4) Tatakerja penjualan hasil produksi ke DPIL diatur dalam lampiran V Keputusan Direktur Jenderalini.”

2. Ketentuan Pasal 17 ayat (2) huruf a diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :

”Pasal 17(1) Dalam hal penjualan hasil produksi ke DPIL melebihi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 16 ayat (1) huruf b, atas kelebihannya :a. dikenakan sanksi berupa denda 100% (seratus persen) dari BM dan/atau Cukai yang

seharusnya dibayar ditambah bunga sebesar 2% setiap bulan sejak tanggal pendaftaran PIB;b. membayar PPN dan PPnBm sesuai nilai pada saat impor, ditambah sanksi berupa bunga

sebesar 2% setiap bulan saat impor paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.(2) Dalam hal penjualan ke DPIL tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 16 ayat (2), sepanjang barang hasil produksi masih berada dalam persediaan, perusahaanwajib :a. membayar BM dan/atau Cukai berdasarkan tarif barang jadi dengan pembebanan dan nilai

pabean bahan baku pada saat diimpor ditambah bunga 2% (dua persen) setiap bulan palinglama 24 bulan dihitung sejak tanggal pendaftaran PIB;

b. membayar PPN dan PPnBM sesuai nilai pada saat diimpor, ditambah sanksi berupa bungasebesar 2% (dua persen) setiap bulan paling lama 24 bulan dihitung sejak saat impor.”

Pasal IIPeraturan Direktur Jenderal Bea dan cukai ini mempunyai daya laku surut sejak tanggal 1 Januari 2004.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Direktur Jenderal inidengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 29 Juli 2005

DIREKTUR JENDERAL,ttd,-EDDY ABDURRACHMANNIP 060044459

1212

Page 93: Warta Bea Cukai Edisi 371

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

Jalan Jenderal A.Yani By Pass Telepon : 4890308Jakarta 13230 Faksimili : 4897928Kotak Pos 108 Jakarta 10002 Website : www.beacukai.go.id

Yth. 1. Sekretaris dan Para Direktur;2. Para Kepala Kantor Wilayah;3. Para Kepala Kantor Pelayanan;4. Para Kepala BPIB;5. Para Kepala Pangsarop;6. Seluruh pegawai;Di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

SURAT EDARANNomor : SE - 18 /BC/2005

TENTANG

PENGHEMATAN ENERGI DI LINGKUANGANDIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

Sehubungan terjadinya krisis energi yang melanda Indonesia akhir-akhir ini dan denganmempertimbangkan kondisi perekonomian nasional dan keuangan negara serta sebagai pelaksanaanInstruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Penghematan Energi jo. Surat Edaran MenteriKeuangan Nomor SE-170/MK.1/2005 tentang Upaya Penghematan Energi, diperlukan langkah-langkahdan upaya-upaya penghematan energi di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC).

Sehubungan dengan hal tersebut, dengan ini diminta perhatian Saudara atas hal-hal sebagaiberikut:

I. Agar seluruh pegawai DJBC benar-benar menyadari dan melaksanakan secara maksimalpenghematan energi di lingkungan DJBC dalam rangka mendukung program penghematan energinasional.

II. Langkah penghematan dilakukan di seluruh unit kerja/kantor di lingkungan DJBC, yang antara lainmeliputi kegiatan-kegiatan:1. Penghematan Penerangan

a. Pada siang hari/jam kantor, sedapat mungkin mematikan lampu-lampu yang telahmendapat penerangan alamiah (sinar matahari) yang cukup.

b. Guna memperoleh penerangan alamiah yang cukup tersebut, krei/tirai/tutup jendela agardibuka, sehingga sinar matahari dapat masuk menerangi ruangan.

c. Setelah jam kantor, lampu-lampu ruangan agar dimatikan2. Penghematan Alat Pendingin Ruangan (AC)

a. Pada siang hari/jam kantor, sedapat mungkin alat pendingin ruangan (AC) hanyadigunakan pada ruangan-ruangan/tempat-tempat yang benar-benar membutuhkan.

b. Setelah selesai jam kantor, alat pendingin ruangan (AC) agar dimatikan.c. Pada saat alat pendingin ruangan (AC) dihidupkan, agar diatur pada temperatur/suhu yang

cukup/seperlunya.3. Penghematan Air

a. Air hanya digunakan untuk menunjang kegiatan kantor dan keran-keran agar dimatikan/ditutup apabila tidak digunakan.

b. Tidak diperkenankan menggunakan air bukan untuk menunjang kegiatan kantor, misalnyadigunakan untuk mencuci kendaraan dan kegiatan-kegiatan lain yang tidak berhubungandengan kegiatan kantor.

4. Penghematan dan Pembatasan Penggunaan Telepona. Telepon hanya digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan tugas-tugas

kedinasan.b. Penyediaan sambungan telepon eksteren dibatasi bagi para Pejabat Eselon I, eselon II,

Kepala Kantor dan pejabat/pegawai lain yang karena tugasnya sangat membutuhkan.

1313

Page 94: Warta Bea Cukai Edisi 371

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

c. Setiap titik/nomor telepon yang dapat mengakses ke luar (eksternal) agar dilakukanpemantauan oleh atasan/penanggung jawab ruangan. Apabila satu titik/nomor teleponbiaya pemakaiannya di luar kewajaran, agar dilakukan pengecekan tentang tujuanpenggunaannya (misalnya dengan mencetak bukti pemakaian), dilakukan peneguran sertaapabila dianggap perlu dapat dilakukan pemblokiran (tidak dapat digunakan untukmenelpon ke luar).

5. Penghematan dan Pembatasan Penggunaan Sarana / Peralatan / Perlengkapan yangMenggunakan Energi Listrika. Sarana/peralatan/perlengkapan yang menggunakan energi listrik (misalnya: komputer,

printer, pesawat faksimili, mesin foto kopi, mesin X-Ray, dll) hanya digunakan untukmenggunakan dan menunjang pelaksanaan tugas dan digunakan untuk digunakanseefektif dan efisien mungkin.

b. Tidak diperkenankan menggunakan sarana/peralatan/perlengkapan bukan untukmenunjang kegiatan kantor, misalnya komputer, printer, dan mesin foto kopi yangdigunakan untuk keperluan pribadi.

c. Pada jam pulang kantor dan apabila tidak digunakan, sarana/peralatan/perlengkapan yangmenggunakan energi listrik tersebut, agar dimatikan/dicabut stop kontak listriknya.

d. Untuk kantor-kantor yang menggunakan lift sebagai alat sirkulasi vertikal antar lantai:i. dioperasikan seluruhnya hanya pada jam sibuk;ii. selain jam sibuk, agar dioperasikan seperlunya;iii. agar dimatikan setelah jam kantor;iv. khusus untuk lift barang, agar digunakan hanya apabila benar-benar diperlukan.

6. Penghematan BBM dan Pembatasan Penggunaan Kendaraan/Alat Angkut Dinasa. Kendaraan/alat angkut dinas operasional hanya digunakan untuk kepentingan kedinasan.b. Pengadaan dan pemberian BBM dan bahan-bahan lainnya (contoh: oli/pelumas) kepada

para pemegang kendaraan/alat angkut dinas agar dilakukan seefektif dan seefisienmungkin, dengan cara penghematan dan pemberian kepada yang benar-benar berhak.

7. Penghematan dan Pembatasan Energi pada hari/Jam LemburSeluruh penerangan (kecuali lampu penerang jalan), AC, air, telepon eksternal, sarana / peralatan /perlengkapan yang menggunakan energi listrik tidak diperkenankan digunakan pada hari/jam lembur,kecuali telah mendapat ijin dari pejabat yang berwenang di lingkungan masing-masing.

III. Sekretaris Direktorat Jenderal, para Direktur, para Kepala Kantor Wilayah, para Kepala KantorPelayanan, para Kepala BPIB, para Kepala PangsaropBC, dan para pimpinan unit kerja secaraberjenjang, agar:1. Menyosialisasikan langkah-langkah penghematan ini kepada seluruh pejabat/pegawai/unit

kerja dan pihak-pihak terkait di lingkungan masing-masing.2. Memonitor/memantau dan mengawasi pelaksanaan penghematan energi di lingkungannya

masing-masing.3. Mengambil langkah-langkah/kebijakan-kebijakan yang dianggap perlu dalam rangka

pelaksanaan penghematan energi di lingkungan masing-masing.

IV. Para pegawai lainnya dan petugas keamanan secara bersama-sama agar turut mengawasipelaksanaan penghematan energi di unit kerjanya masing-masing.

V. Dalam rangka mendukung program penghematan energi nasional, seluruh pegawai DJBC dihimbauagar melakukan langkah-langkah penghematan serupa di lingkungan rumah tangga masing-masing.

Demikian disampaikan untuk dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab.

Ditetapkan di JakartaPada tanggal 20 Juli 2005

Direktur Jenderalttd,-Eddy AbdurrachmanNIP 060044459

Tembusan Yth. :1. Menteri Keuangan Republik Indonesia;2. Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan ;3. Inspektur Jenderal Departemen Keuangan.

1414

Page 95: Warta Bea Cukai Edisi 371

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

Jalan Jenderal A.Yani By Pass Telepon : 4890308Jakarta 13230 Faksimili : 4897928Kotak Pos 108 Jakarta 10002 Website : www.beacukai.go.id

Yth. 1. Sekretaris dan Para Direktur;2. Para Kepala Kantor Wilayah;3. Para Kepala Kantor Pelayanan;4. Para Kepala BPIB;5. Para Kepala Pangsarop;6. Seluruh pegawai;di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

SURAT EDARANNomor : SE - 19 /BC/2005

TENTANG

TANDA PENGENAL BARU DI LINGKUNGANDIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

Sehubungan diterbitkannya Surat Edaran Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan Nomor SE-98/SJ/2005 tanggal 13 Mei 2005 tentang Tanda Pengenal baru di lingkungan Departemen Keuangan,dengan ini disampaikan bahwa Tanda Pengenal baru di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai(DJBC) adalah sebagaimana bentuk dan data-data sebagai berikut :

TAMPAKDEPAN

TAMPAKBELAKANG

1515

Page 96: Warta Bea Cukai Edisi 371

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 371 OKTOBER 2005

Keterangan :

1. Bahan : PVC

2. Ukuran : 80 x 55 mm

3. Warna strip : Hijau daun

4. Warna back ground : Lebih muda dari warna strip

5. Tulisan pada strip : Putih

6. Tulisan nama pegawai pada tampak depan :

a. Tipe dan karakter huruf : Arial 11-12, kapital, bold

b. Warna : Hitam

7. Warna tulisan pada tampak belakang : Hitam

8. Foto

a. Ukuran : 2 x 3

b. Pakaian

i. Pejabat Eselon I dan II : Jas, kemeja putih, berdasi

ii. Pejabat Eselon III : Kemeja putih, berdasi

iii. Pegawai lainnya : PDH warna biru kehitam-hitaman

c. Latar belakang : merah

9. Pejabat penanda tangan : Sekretaris Direktorat Jenderal(pada tampak belakang)

Sekretaris Direktorat Jenderal agar mengatur lebih lanjut tentang pelaksanaan pembuatan TandaPengenal baru tersebut.

Dengan berlakunya surat edaran ini, maka Tanda Pengenal yang berlaku secara resmi dilingkungan DJBC adalah Tanda Pengenal yang ditetapkan berdasarkan surat edaran ini.

Demikian agar menjadi maklum

Ditetapkan di JakartaPada tanggal 20 Juli 2005

Direktur Jenderal

ttd,-

Eddy AbdurrachmanNIP 060044459

Tembusan Yth. :1. Menteri Keuangan Republik Indonesia;2. Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan ;

1616

Page 97: Warta Bea Cukai Edisi 371