26
TAKE HOME UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH KOMUNIKASI VISUAL (E-IK-6) ANALISI FILM «BLACK SWAN» BERDASARKAN TEORI REPRESENTATIF OLEH: NILA MEGA RESTU (NIM. 0811223119) NIKITA WIDJAYANTI FAJRI (NIM. 0811220120) NINDY ALIF ARAFAH (NIM. 0811220123) NINA CANDRA DEWI (NIM. 0811220122) RIEZA SIDAFRIL (NIM. 0811223132) NENIN DIAS (NIM. 0811220119)

Uts Komvis-Analisis Black Swan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Uts Komvis-Analisis Black Swan

TAKE HOME UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH KOMUNIKASI VISUAL (E-IK-6)

ANALISI FILM «BLACK SWAN»

BERDASARKAN TEORI REPRESENTATIF

OLEH:

NILA MEGA RESTU (NIM. 0811223119)

NIKITA WIDJAYANTI FAJRI (NIM. 0811220120)

NINDY ALIF ARAFAH (NIM. 0811220123)

NINA CANDRA DEWI (NIM. 0811220122)

RIEZA SIDAFRIL (NIM. 0811223132)

NENIN DIAS (NIM. 0811220119)

Page 2: Uts Komvis-Analisis Black Swan

2

REVIEW FILM «BLACK SWAN»

Film Black Swan ini menceritakan mengenai kehidupan para balerina atau penari balet di suatu

perusahaan balet di New York, di mana dalam film ini Natalie Portman sebagai pemeran utama

memainkan karakter Nina yang kehidupannya dihabiskan untuk menari seperti kebanyakan rekan

seprofesinya.

Di dalam cerita ini karakter Nina digambarkan dengan karakter seorang wanita yang begitu kolot, namun

sangat ambisius dan sangat terobsesi pada kesempurnaan serta keprofesionalan dalam tarian balet,

sehingga pada saat Nina dipilih oleh Thomas Leroy sebagai direktur artistik perusahaan tersebut untuk

menggantikan balerina terbaik, Beth Maclntyre untuk pembukaan produksi sesi baru dari perusahaan

tersebut melalui suatu peran besar dalam pementasan Swan Lake, Nina terlihat begitu keras dalam

memerankan dan mempertahankan karakter yang dipercayakan kepadanya sebagai angsa putih sekaligus

angsa hitam dalam pementasan Swan Lake tersebut. Namun kemudian dengan adanya kehadiran penari

baru bernama Lily menjadi ancaman tersendiri bagi Nina, karena Lily telah berhasil menarik hati Leroy

yang kemudian memutuskan untuk menjadikan Lily sebagai penari alternatif yang sewaktu – waktu dapat

menggantikan peran Nina dalam pementasan tersebut.

Adanya kompetisi yang sangat ketat dan kuat ini kemudian memunculkan banyak intrik dalam hal

perebutan peran sebagai angsa, dan pada akhirnya kompetisi di antara Nina dan Lily lah yang kemudian

menjadi fokus utama dalam cerita Black Swan ini.

Page 3: Uts Komvis-Analisis Black Swan

3

HASIL ANALISIS FILM BERDASARKAN TEORI REPRESENTASI

Teori Representasi dapat dihubungkan dalam berbagai macam model, di mana model – model

tersebut terdiri dari model dua bagian milik Saussure, model tiga bagian milik Pierce dan model empat

bagian milik Mitchell. Adapun film Black Swan itu sendiri yang berfungsi sebagai objek audio visual dapat

dianalisis dengan menggunakan ketiga model tersebut dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Model Dua Bagian – Saussure

Dalam model ini Saussure mendefinisikan tanda linguistik sebagai “dua sisi kesatuan psikologis” yang

terdiri dari pembawa tanda dan maknanya. Adapun pembawa tanda dalam model ini disebut dengan

signifier yang dapat berupa pengalaman, nada suara, ekspresi atau pun kata – kata, sedangkan untuk

makna dari tanda itu sendiri dalam model ini disebut dengan signified yang dapat berupa akibat dari suatu

hal, isi, atau pun respon dari audiens.

Jika dikaitakan dengan model dua bagian milik Saussure, maka dalam film Black Swan ini penggambaran

karakter angsa putih dan angsa hitam dapat dikaitkan dengan konsep signifier dan signified. Adapun

dalam hal ini ekspresi penggambaran angsa dengan warna putih (didukung dengan tata busana, riasan

make up, ekspresi wajah, serta gesture atau gerak tubuh) yang berfungsi sebagai pembawa tanda

(signifier) memiliki makna (signified) yang merepresentasikan penggambaran sosok angsa dengan sisi

baik, rapuh serta lemah. Begitu pula sebaliknya dengan ekspresi penggambaran angsa dengan warna

Page 4: Uts Komvis-Analisis Black Swan

4

hitam beserta dengan segala dukungan non verbalnya memiliki makna yang merepresentasikan

penggambaran sosok angsa dengan sisi jahat yang kejam, licik dan penuh dengan intrik.

2. Model Tiga Bagian – Pierce

Pada model tiga bagian, Pierce menyampaikan bahwa definisi representasi berkaitan dengan hubungan

antara tanda, objek dan interpretan, di mana dalam hal ini Pierce berpendapat bahwa semiosis akan

terjadi apabila tanda yang ada terhubung dengan objek yang ditandai agar menghasilkan makna dalam

benak para interpretan (penafsir).

Jika dikaitkan dengan model tiga bagian milik Pierce, maka kita dapat mengambil contoh kembali pada

konsep penggambaran karakter angsa putih dan angsa hitam dalam film Black Swan ini untuk

menjelaskan konsep tanda, objek dan interpretan, di mana dalam hal ini warna menjadi tanda yang

dihubungkan dengan objek yang ditandai dengan penggambaran karakter tertentu sehingga

Page 5: Uts Komvis-Analisis Black Swan

5

memunculkan makna dalam benak interpretannya. Misalnya warna hitam (sign) yang dihubungkan

dengan angsa hitam yang memiliki penggambaran karakter kejam, jahat dan licik (objek) akan

memunculkan makna bagi para interpretannya bahwa warna hitam biasanya identik dengan kejahatan

atau identik dengan karakter yang tegas, keras dan kejam.

3. Model Empat Bagian – Mitchell

Pada model empat bagian ini terdapat satu dimensi tambahan yang berfungsi sebagai „maker‟ di mana

fungsi „maker‟ ini tidak dihadirkan dalam model – model bagian sebelumnya. Di mana dalam model ini

Mitchell membayangkan representasi sebagai sebuah bentuk segiempat dengan dua kampak diagonal, di

mana satu kampak diagonal menghubungkan objek representasional dengan apa yang mewakilinya

(seperti model dua bagian milik Saussure) dan kampak diagonal yang lainnya menghubungkan pembuat

representasi dengan para audiensnya (viewer). Di mana dalam hal ini garis yang menghubungkan antara

tanda (signifier/ sign) dengan objeknya (signified/ object) disebut dengan axis of representation,

sedangkan garis yang menghubungkan pembuat (maker) dengan para audiensnya (viewer/ interpretan)

disebut dengan axis of communication.

Jika dikaitkan dengan model empat bagian milik Mitchell maka dimensi tambahan berupa konsep

maker dalam hal ini dapat dikaitkan dengan pembuat dari film Black Swan itu sendiri yang ingin

menyampaikan suatu pesan kepada para penontonnya (viewer) melalui sejumlah tanda yang

dihubungkan atau dituangkan dalam objek audio visual. Contoh sederhananya dapat dilihat pada

Page 6: Uts Komvis-Analisis Black Swan

6

saat bagaimana si pembuat film Black Swan ini (maker) ingin menyampaikan salah satu bagian kecil

pesan kepada para penontonnya (viewer) melalui film buatannya bahwa warna putih (signifier/ sign)

itu memiliki makna atau merepresentasikan suatu karakter yang baik, rapuh dan lemah (signified/

objek).

Page 7: Uts Komvis-Analisis Black Swan

7

1. TEORI SEBAB AKIBAT

A. TEORI TRANSPARANSI

Kendall Walton (1984) membuat pernyataan profokatif bahwa fotografi (film ataupun video) adalah

transparan, dan “kita melihat dunia melalui mereka” (hal 251). Ia mempertimbangkan gambar kamera

menjadi “ bantuan untuk melihat” (transparent) kacamata, teleskop, dan mikroskop dalam hal untuk

melihat hal yang tidak mampu kita lihat hanya dengan mata kita.

Keadaan dalam teori transparansi saat gambar kamera merepresentasikan suatu fenomena karena secara

mekanis dan otomatis hal ini desebabkan oleh tampak gambar yang seperti fenomena tersebut. Dalam

terminologi model representasi empat dimensi Goodman, hal ini secara ekslusif terfokus pada perputaran

poros vertikal dari objek menuju tandanya (1976). Teori transparansi diam-diam menyinggung tentang

proses poros komunikasi dari pembuat kepada yang menyaksikan karena keterabaiannya penyimak dan

pembuat.

Teori transparansi mengabaikan penyimak karena asumsinya bahwa penyimak sangatlah naif untuk

berfikir mereka sesungguhnya melihat objek diri mereka ketika mereka melihat gambar kamera. Teori

mengabaikan fakta bahwa penyimak menginterpretasikan gambar.

Teori transparansi mengabaikan pembuat dan kemampuannya untuk mengambil kendali,

mengembangkan, dan mencetak dari sebuah film. Ketika Walton mencoba untuk membantah argumen

tentang kontrol pembuat gambar, ia berpendapat bahwa hal tersebut dikarenakan kita melihat hal-hal

melalui mata fotografer bukan berarti kita tidak melihatnya. Dengan kata lain, penyimak memiliki kontrol

untuk melihat bukan pembuat. Inilah poin filosofis penting karena siapapun yang mengendalikan “yang

dilihat” memutuskan dimana perhatian dan pikiran mereka akan ditentukan.

Page 8: Uts Komvis-Analisis Black Swan

8

Jika kita menolakteori transparansi dan mengakui bahwa fotografer mengkomunikasikan maksudnya,

kemudian gambar kamera seperti lukisan, masih dikarenakan terdapat beberapa penyebab hubungan

antara image film dan subyeknya, gambar kamera juga masih “special”. Maynard (1989) menggunakan

konsep penggambaran dan deteksi untuk menjelaskan alam khusus dari gambar kamera. Menggambarkan

adalah menemukan sesuatu dengan kepastian. Seperti lukisan,gamar kamera menggambarkan karena ia

merepresentasikan hal-hal yang mungkin nyata ataupun fiksi.

Penggambaran fotografi yang murni akan merepresentasikan sesuatu, tapi tidak dapat ditiru. Foto

seorang peri, malaikat, atau monster Loch Ness akan lebih murni menggambarkannya karena hal tersebut

akan merepresentasikan fenomena yang simatnya fiksi dan fenomena fiksi tidak akan menyebabkan aksi

photochemical. Contohnya, sebuah penggambaran fotografi tentan “es krim blueberry” sesungguhnya

dapat menjadi foto kentang panggang yang diberi pwarna makanan biru.

Kesimpulannya, teori transparansi penting karena banyak penyimak, dan pembuat gambar, berlanjut

secara implisit, jika tidak eksplisit, yakinlah bahwa gambar kamera membantu unttuk melihat yang

membolehkan kita untuk melihat dunia secara langsung.orang-orang menikmati saat foto yang mereka

sukai, mereka menggunakan foto sebagai bukti pengadilan dalam hukum, dan dalam organisasi berita

menggunakan foto untuk melaporkan berbagai tokoh dan peristiwa. Dari teori perspektif, pemikiran

bahwa gambar kamera mempunyai hubungan indeksial (terbatas) terhadap objek dan hubungan ikonik

(terbatas) yang sah, tetapi bukan baru. Pemikiran bahwa gambar kamera tidak (belum) menawarkan

viewer kontrol dari apa yang mereka lihat yang lebih menarik karena pikiran fundamental bisa berubah

dengan perkembangan dari perngakat virtual-reality. Konsep penggambaran dan deteksi yang berguna

Page 9: Uts Komvis-Analisis Black Swan

9

untuk menjelaskan sifat-sifat gambar dokumenter. Secara keseluruhan, tidak ada cukup aturan

merugikan yang diberikan kepada penyimak dan pembuat dalam teori representasi gambar ini.

Analisa Film:

Nina sayers, tokoh utama dalam film Black Swan, adalah seseorang yang sangat terobsesi dan ambisius

untuk mendapatkan peran dalam pertunjukan rumah produksi balet yang berjudul “Swan Lake”. Swan

lake menceritakan tentang seekor angsa putih yang ingin merasakan kebebasannya dan bermimpi

menjadi manusia. Namun dia hanya dapat berharap ada seorang pangeran yang mencintainya dengan

tulus sehingga ia dapat mewujudkan mimpinya. Ketika pangeran itu datang dan ingin membebaskan

angsa putih, angsa hitam yang merupakan kembaran dari angsa purih merasa dengki dan kemudian

merayu serta menggoda si pangeran hingga si pangeran berpaling pada angsa hitam. Angsa putih yang

merasa harapapn impiannya untuk merasa bebas telah kandas, memutuskan untuk menyerahkan dirinya

pada kematian dengan kepasrahan dan keputusasaan. dan didalam kematiannya, ia merasakan

kebebasan yang selama ini ia impikan.

Dalam adegan pembukaan film tersebut kita telah disuguhi sebuah tarian balet yang indah yang

menunjukkan segala kegelisahan, kepedihan dan kecemasan. Nina, dari awal adegan menunjukkan

bagaimana ambisinya untuk mendapatkan peran sebagai tokoh utama. Namun tantangannya adalah

tokoh angsa hitam dan angsa putih diperankan oleh satu tokoh utama, dimana itu berarti dia harus dapat

menjiwai dua kepribadian yang berbeda. selama ini, pelatih nina berkata bahwa nina memiliki bakat dan

teknik yang bagus, namun tidak cukup indah karena nina membatasi tubuhnya sendiri, membatasi

gerakannya dan itu dianggap belum cukup menarik oleh si pelatih. Ketika nina telah putus asa karena

merasa tidak akan mendapatan peran tersebut, nina dikagetkan dengan terpilihnya ia sebagai tokoh

Page 10: Uts Komvis-Analisis Black Swan

10

utama seperti harapannya. Thomas, yang dicirikan dengan sosok pria tinggi dengan hasrat seksual yang

besar, si pelatih, dirasanya telah memberikan dia harapannya. Sama seperti pangeran yang telah

memberikan harapan pada angsa putih untuk mewujudkan impiannya. Nina sangat merasa bahagia. Hal

tersebut terpancar dari kekagetan dan tangis haru yang dimunculkan dalam adegan ketika ia menelpon

ibunya untuk mengabarkan berita tersebut. Ibu nina adalah seorang perempuan penyayang yang terlalu

menyayangi nina sehingga tetap menganggap nina bagaikan putri kecil kesayangannya. Di rumah, nina

dituntut untuk berperilaku baik-baik, menjadi gadis manis kesayangan ibu. Namun di tempat baletnya,

untuk mendalami perannya, nina diharuskan merasakan kebebasan atas tubuhnya serta hidupnya sendiri.

Karena menurut pelatihnya, tarian adalah sebuah ekspresi dari tubuh yang dilepaskan dan diidentikkan

dengan seksualitas dan gairah. Hidup berdua dengan ibu yang terlalu memperlakukan dia seperti anak

kecil dan dalam pengawasan agar tetap bertingkah sesuai jalur, tentu membuat nina merasa sulit untuk

terlepas dari semua itu. Ini membuat dia menjadi tertekan karena jika dia tidak dapat mendalami

perannya, maka peran tersebut akan diberikan pada orang lain. Sedangkan nina tidak ingin seorang pun

dapat merenggut impiannya. Tokoh nina memiliki kebiasaan menggaruki badannya sendiri ketika merasa

sedang sangat tertekan hingga tubuhnya penuh dengan ruam-ruam. Dengan adanya beberapa intrik dan

konflik dari penari lainnya, nina semakin cemas peran itu akan benar-benar diberikan pada orang lain, dan

dia semakin tertekan menentukan bagaimana membebaskan dirinya untuk mengikuti hatinya hingga

akhirnya ia mengalami banyak halusinasi dari ketakutannya sendiri yang tidak dapat ia bedakan dengan

kenyataan sebenarnya. Lily adalah penari balet profesional yang ditunjuk pelatih untuk menjadi pemeran

alternatif sebagai pengganti nina. Lily memiliki sifat yang sangat kontradiktif dengan nina. Lily adalah

penikmat hidup. pemilik kebebasan. dan selalu mengikuti apa yang diingini hatinya. Sebenarnya, lily

Page 11: Uts Komvis-Analisis Black Swan

11

sangat ingin membantu nina untuk dapat lebih bebas seperti dia. Namun nina menganggap bahwa itu

merupakan trik lily untuk mendapatkn perannya. Nina sangat tertekan. Dia merasa dirinya seperti angsa

putih yang rapuh, yang menginginkan harapannya terwujud untuk mendapatkan sebuah kebebasan. lalu

kemudian berubah menjadi angsa hitam yang jahat. Dan pada akhir adegan pertunjukkan, dengan

terjebak oleh halusinasinya sendiri, ia menusuk dirinya sendiri. mengakhiri pertunjukkan yang seharusnya

menjadi akhir riwayat angsa putih dengan kematian dirinya sendiri. dan ia merasa sempurna karena telah

mendalami perannya sebagai angsa putih dengan baik.

Dalam film ini kita dapat melihat bagaimana dunia tari balet yang berkesan anggun, glamour, indah

namun tidak dapat dinikmati oleh banyak orang. Bagaimana dunia nina slayers sebagai seorang anak

yang harus selalu patuh terhadap ibu yangseorang diri membesarkannya serta dunia dalam dirinya sendiri

yang bermula dari sebuah ambisi,obsesi kemudian berkembang menjadi ketakutannya sendiri. Semua

dengan jelas digambarkan pada adegan-adegan yang dipertontonkan dalam film Black Swan. Tokoh ibu

yang konservatif terlihat dari cara dia berpakaian selayaknya seorang ibu rumahan dan tertutup. Nina pun

terlihat sebagai seorang anak penurut dan manis karena didalam film tersebut kita tidak akan

menemukan dia memakai pakaian yang terbuka dan memiliki banyak barang-barang seperti boneka dan

pernak-pernik berwarna merah jambu dan putih dalam kamarnya. Tokoh lily pun terlihat „wild‟ dengan

cara berpakaiannya yang terbuka dan keagresifannya dalam berperilaku.

Page 12: Uts Komvis-Analisis Black Swan

12

B. TEORI REKOGNISI

Kemampuan rekognisi dinamis dapat menghubungkan objek (atau gambar) yang dirasakan saat ini

dengan objek yang dirasakan dimasa lalu meskipun akan merubah penampilan secara radikal. Terlihat

dalam banyak adegan dalam film ini. Banyak adegan-adegan beralurur campuran, kadang maju kadang

flash back kemudian maju lagi. Namun semua adegan dan gambar saling menghubungkan dan tetap pada

satu alur. Salah satunya ketika Lily tiba-tiba berada di dalam ruang rias pribadi Nina. Nina menemuinya

telah memakai kostum angsa hitam dan siap untuk menggantikan posisinya, karena emosi Nina

membenturkan badan Lily ke cermin dan Nina membunuh Lily dengan pecahan cermin itu, kemudian

menyeretnya kedalam kamar mandi. Namun faktanya itu hanyalah ilusi dan imajinasinya semata, akibat

ketakutan Nina kepada Lily yang bisa menggantikan posisinya sebagai Swan di atas panggung. Hal ini

baru disadari kalau ini hanya merupakan imajinasi Nina, ketika beberapa detik kemudian, Lily mengetuk

dari arah luar pintu ruang riasnya yang berusaha untuk memberikan Nina pujian atas aksinya yang

memukau dia atas panggung tadi, dan memberinya semangat untuk adegan terakhirnya. Dari situlah ia

baru sadar bahwa sesungguhnya yang iya tusuk justru adalah dirinya sendiri.

Rekognisi wajah sifatnya dinamis secara khusus. Wajah dapat berubah dengan tertawa atau sedih,

dan ekspresi lainnya yang dapat kita kenali. Dan juga dapat berubah secara radikal. Hal ini sering kita

lihat ketika Nina sedang bercermin, ia sering memunculkan ekspresi wajah yang kemudian tiba-tiba kaget

dan sangat frustasi ketika ia melihat gambaran dirinya yang sedang menggaruk-garuk punggungnya

hingga berdarah-darah. Padahal ia tidak merasa pernah sedikitpun menggaruk punggungnya.

Page 13: Uts Komvis-Analisis Black Swan

13

Teori ini berpendapat bahwa sebuah gambar merepresentasikan sebuah fenomena karena gambar

terlihat seperti fenomena. Hal ini menekankan hubungan ikonik antara tanda dan objek dan menekankan

banyak hubungan simbolis. Dalam film ini ditampilkan seorang balerina yang akan melaksanakan

pementasan tarian angsa, yang dalam ceritanya akan di perankan oleh satu penari tetapi mempunyai dua

sifat yang bertolak belakang. Ketika penari berperan sebagai angsa putih lengkap dengan kostum dan

bulu-bulu serta riasan berwarna putih, ini mereprentasikan sebuah fenomena dimana angsa putih adalah

seekor angsa yang baik hati dan lembut. Sedangkan ketika penari berperan sebagai angsa hitam, gambar

yang di tampilkan adalah seekor angsa berwarna hitam lengkap dengan semua bulu dan riasannya

berwarna hitam, ini merepresentasikan bahwa angsa hitam adalah sosok angsa yang sangat jahat.

Kunci dari konsep teori rekognisi adalah aspek. Pertama, aspek pengelihatan terlibat dalam

membentuk persamaan. Gambar yang kita lihat di dalam film, akan memunculkan aspek yang sama

dengan penginterpretasian kita. Adegan serta gambar yang kita lihat sesuai dengan apa yang kita terima.

Kedua, aspek penglihatan sebagai akivitas yang imajinatif. Gambar dan adegan yang kita lihat sebagai

sesuatu yang memerlukan proses imajinasi kita untuk menginterpretasikan adegan atau gambar tersebut.

Dengan melihat gambar tersebut kita dapat menerka-nerka apa yang sebenarnya karakter dari pemain,

sampai adegan berikutnya bahkan ending cerita. Ketiga, melihat aspek terlepaskan dari keyakinan.

Melihat suatu adegan atau gambar yang keluar dari pemahaman kita sebelumnya. Misalnya tentang

adegan-adegan kecemasan nina terhadap lily, yang faktanya itu hanyalah akibat kecemasannya semata.

Yang sebelumnya kita dapat melihat semua imajinasi nina terpampang secara gamblang di dalam

Page 14: Uts Komvis-Analisis Black Swan

14

beberapa adegan, namun di adegan berikutnya kita baru bias mengetahui bahwa itu hanyalah sebuah

ilusi. Hal itu telah melepaskan keyakinan kita bahwa nina adalah gadis yang normal. Dan membentuk

keyakinan baru bahwa nina menderita penyakit psikis. Kelima, melihat aspek sering terkait pengalaman

nyata, dan salah satunya, pengalaman tiba-tiba dapat membentuk aspek. Dari beberapa adegan yang kita

lihat dalam film ini memungkinkan kita untuk kemudian membandingkannya dengan kejadian-kejadian

yang pernah kita alami.

Teori rekognisi menekankan hubungan simbolis antara tanda dan obyek karena keadaan ini

menunjukkan kalau pengambilan gambar adalah generatif, yang berarti kita tidak perlu belajar tentak

makna gambar yang tidak familiar meskipun kita harus belajar tentang makna kata yang tidak familiar.

Kita dapat “men-generalisasikan” pemahaman hampir disetiap gambar dari objek familiar pada

pembuktian sekilas yang telah kita kuasai menggunakan sistem bergambar. Seperti adegan nina menjadi

seekor angsa hitam diatas pentas, yang kemudian seluruh tubuhnya seperti ditumbuhi oleh bulu-bulu

hitam seekor angsa. Kita dapat menggeneralisasikannya bahwa nina telah menjadi benar-benar seorang

yang jahat dan sifat angsa hitam telah merasuk dalam dirinya.

Teori ini memperbolehkan terlalu banyak ruang gerak imajinasi penonton dan tidak menjelaskan

bagaimana membatasi penjelajahan imajinasi kita. Jadi dalam film ini tidak semua harus dituturkan

kepada penonton , pembuat film membiarkan saja penonton menginterpretasi dan merangkainya.

Membuat para penonton untuk menerka-nerka dan berimajinasi. Sungguh film yang cerdas, dan memicu

penonton untuk mengungkap cerita yang tersembunyi di bawah lapisan cerita yang dituturkan lewat

adegan demi adegan. seperti:

Page 15: Uts Komvis-Analisis Black Swan

15

Goresan di punggung Nina, bagaimana terjadinya?

Makna roti tart?

Walaupun jadinya bisa multi-interpretatif, tetap saja hal yang mengundang diskusi adalah hal yang

menarik. Bahkan konon setiap scene ada petunjuk-petunjuk tersembunyi untuk memahami scene yang

telah lalu dan yang akan datang.

Page 16: Uts Komvis-Analisis Black Swan

16

2. TEORI PERSAMAAN (NONPERSEPTUAL)

Pada umumnya, teori kesamaan ini mengungkapkan bahwa apa yang kita lihat dari suatu gambar adalah

sama dengan objeknya. Tidak memerlukan pemikiran yang lebih untuk memaknaiknya. Teori kesamaan

dibagi 2, yaitu : teori persamaan non perceptual dan teori persamaan perceptual.

Sub teori persamaan non perceptual yang diaplikasikan pada film black swan ini adalah, bahwa film ini

murni menceritakan tentang apa yang kita lihat selama film berlangsung. Maksudnya, tidak ada pesan

tersebunyi yang ingin disampaikan scara implicit. Murni dari komunikasi yang ada pada gambar. Apa yang

ditayangkan adalah sama dengan pesan yang ingin disampaikan. Tanpa ada representasi lagi. Film black

swan ini menurut saya adalah konsep tanyangn film yang baru. Dimana informasi atau pesan yang

disampaikan adalah “baru” menurut budaya suatu Negara yang tidak menganut seni ballerina. Sehingga

apa yang ditayangkan oleh film ini akan menjadi “pengalaman” bagi penontonnya. Dimana seni ballerina

menjadi ilmu dan latar belakang pengatahuan kita selanjutnya. Teori ini mengungkapkan bahwa ballerina

adalah ballerina, tidak ada pesan lain. Maksudnya, ballerina adalah ballerina bukan wanita peminum atau

wanita nakal. Berbeda lagi ketika ada gambar wanita minum, pemaknaannya adalah wanita peminum.

Sedangkan untuk sub teori persamaan perseptual dalam film black swan ini adalah, bahwa film ini meski

memiliki konsep film yang baru mengenai ballerina namun ketika kita melihat film ini, tidak murni pesan

yang disampaikan adalah hasil persepsi kita, namun ada latar belakang sebelumnya mengenai ballerina.

Secara keseluruhan gambar dan kenyataan yang ada akanmempengaruhi organ indra visual kita dengan

cara yang sama. Yang akhirnya membuat kita merasakan bahwa gambar yang kita lehat beserta

pesannya sama dengan kenyataan. Teori ini juga mengungkapkan bahwa gambar dengan pesannya serta

Page 17: Uts Komvis-Analisis Black Swan

17

kata – kata atau kalimat beserta pesannya akan lebih baik dan maksimal di gambar dalam menyampaikan

pesannya

Page 18: Uts Komvis-Analisis Black Swan

18

3. TEORI KONVENSI

Dengan teori konvensi, berpegang pada representasi gambar apa saja yang dilakukan dengan

kebaikan yang dimiliki sebagai sistem simbol dengan aturan atau konvensi yang menghubungkan

menandai permukaan gambar dengan hal-hal eksternal. Teori konvensi sangat jauh berbeda dari teori

yang lain. Berdasarkan pendapat Goodman (1976), tidak dapat menyalin gambar, meniru, atau menyamai

subjeknya. Malahan, hubungan antara gambar dan subjeknya berdasarkan pada kebiasaan dan “ hampir

mayoritas gambar bisa merepresentasikan hampir keseluruhannya” (Goodman,(1976, hal. 38). Hal ini

bukan berarti hampir tiap gambar bisa melukiskan segalanya. Mengenali paling tidak sedikit kesamaan

diperlukan untuk melukiskan sesuatu tersebut (lihat Drost,1994).

Dengan teori konvensi, hubungan antara tanda dan objek sebagian besar sifatnya simbolis.

Selebihnya, Goodman (1976) berpendapat poros komunikasi antara pembuat dan penyimak lebih

menekankan pada poros representasinya. Satu masalah dengan teori konvensi adalah sistem

penggambaran yang tidak beragam seperti yang kita harapkan.

Kesimpulannya, Goodman telah membuat aturan atau pusat konvensi untuk merepresentasikan

gambar, tetapi teorinya sudah dikritisi dengan konsekuensi bahwa banyak gambar dapat

merepresentasikan berbagai macam hal karena kesamaan antara gambar dan objeknya menolak perlunya

keadaan untuk menggambarkan sesuatu.

Di dalam film Black Swan ini dapat dilihat bahwa sesungguhnya keseluruhan cerita dari awal cerita

hingga ending sebenarnya sudah direpresentasikan dari awal film ini dimulai. Ketika diceritakan tentang

bagaimana tarian Black Swan yang akan dimainkan oleh sang tokoh utama Si Nina Sayers.

Page 19: Uts Komvis-Analisis Black Swan

19

Cerita tentang pementasan tarian Black Swan ini merupakan sebuah simbol yang dapat menjelaskan

keseluruhan dari kisah si Nina Sayers ini dimana ia sebagai tokoh utama dalam film ini yang merupakan

seorang gadis dengan delusional yang sangat tinggi. Semua ilusinya ini merupakan gambaran dari kisah

yang akan dibawakannya dalam pementasan tarinya. Hingga pada ending dimana ia diceritakan mati

bunuh diri sama seperti tokoh utama di pementasan tari, dimana ratu angsa juga mengakhiri hidupnya

karena pangerannya jatuh kepada black swan si angsa jahat kembaran dari Ratu angsa.

Page 20: Uts Komvis-Analisis Black Swan

20

4. TEORI KONSTRUKSI MENTAL

A. TEORI ILUSI

Setiap orang dapat mengamati atau dapat mempersepsi sesuatu atas dasar stimulus yang

diterimanya. Dalam memberikan interpretasi atau dalam mengartikan stimulus itu individu

kadang-kadang mengalami kesalahan. Kesalahan dalam memberikan arti terhadap stimulus yang

diterima disebut „illusi‟. Jadi, illusi merupakan kesalahan individu dalam memberikan interpretasi

atau arti terhadap stimulus yang diterima.

Ilusi visual adalah setiap ilusi yang menipu sistem visual manusia dalam mengamati

sesuatu yang tidak ada atau salah mempersepsi apa yang ada. Temukan dunia ilusi visual ini,

dimana mata dan otak anda dapat menipu anda.

Sistem visual kita didesain untuk memungkinkan berfungsi dalam lingkungan tiga-dimensi

yang dipenuhi dengan cahaya, bayangan, warna, tekstur, dan penuh objek dengan ukuran yang

berbeda pada jarak yang berbeda. Sebagian besar mengambil visi yang diberikan tanpa

menyadari betapa rumit dan sulit tugas otak kita untuk menganalisis dengan benar sesuai

dengan kenyataan. Persepsi yang kita lihat diproses oleh interpretasi otak terhadap informasi

visual dan kadang-kadang menghasilkan ilusi visual yang menarik. Pikiran kita akan lebih secara

aktif terlibat dalam penafsiran persepsi daripada secara pasif dalam menganalisa input yang

dilihat.

Dalam film Black Swan ini banyak ditampilkan adegan ilusi visual yang berusaha mengecoh

penonton untuk menebak maksud dari setiap adegan yang ditayangkan dalam film tersebut.

Page 21: Uts Komvis-Analisis Black Swan

21

Beberapa contoh adegan ilusi yang ditampilkan dalam film black Swan ini ditunjukkan pada

adegan :

1. Nina mencoba membersihkan luka di jari tangannya dan berusaha menghilangkannya

dengan merobek kulit jarinya hingga terkelupas.

2. Melakukan hubungan intim dengan teman wanitanya setelah mengkonsumsi obat-obatan

penenang dan pergi ke diskotik.

3. Menganggap bahwa temannya berusaha merebut peran utamanya sebagai putri angsa

dengan dipilihnya seorang cadangan sebagai alternative pengganti Nina dalam perannya di

drama Swan Lake.

4. Merasa dihantu-hantui oleh senior penari baletnya dalam sanggar “Beth” setelah

mengunjunginya di rumah sakit dan melihat Beth melukai dirinya sendiri.

5. Tumbuhnya bulu-bulu Black Swan yang melukai badan Nina dan matanya berubah menjadi

merah.

6. Membunuh teman wanitanya yang menjadi peran pengganti Nina dalam drama swan Lake.

7. Adanya sayap hitam yang keluar dari tubuh Nina ketika ia sedang memerankan tarian

Black Swan.

Semua adegan tersebut terlihat secara nyata dan ditampilkan untuk memberikan kesan

yang begitu dramatis untuk mengecoh penglihatan penonton, karena ternyata adegan tersebut

hanya sebuah ilusi hasil ketakutan berlebihan pada diri Nina (Natalie Portman-Pemeran utama

dalam film Black Swan) terhadap obsesinya yang terlalu besar sebagai penari balet yang

sempurna dalam peran Black Swan yang akan diperankannya, sehingga peran tersebut begitu

Page 22: Uts Komvis-Analisis Black Swan

22

melekat dan menguasai psyologis Nina yang menjadikannya tidak dapat menguasai dirinya

sendiri sehingga menimbulkan berbagai macam halusinasi.

Page 23: Uts Komvis-Analisis Black Swan

23

B. TEORI MEMBUAT PERCAYA

Dalam teori ini, fungsi gambar dapat berdiri sendiri dari tujuan seniman. walaupun

tekadang seniman membuat gambar dengan tujuan untuk mengkomunikasikan pesan kepada

penyimak, di waktu yang lain gambar tidak dapat menyampaikan komunikasi. Kita tidak boleh

memperhatikan apa yang pelukis maksudkan dengan apa yang ia lukiskan. Sebagai gantinya,

kita melihat gambar dan membayangkan dunia fiksi kita. Gambar tidak seperti kata-kata,

memiliki aturan dalam membuat kepercayaan yang berdiri sendiri, (Walton,1990), jadi, Goodman

(1976) komunikasi menekankan pada poros representasi. Teori ini berdasarkan pada hubungan

ikonik antara tanda dan objek, dan seolah-olah kita terlibat langsung dengan obyek yang dilihat.

Beberapa adegan dalam film Black Swan yang dapat membuat penonton merasa terbawa

kedalam cerita film tersebut adalah:

1. Menjadi penari balet dan tergabung dalam pementasan drama yang populer seperti drama

Swan Lake yang diangkat dalam film ini membuat penonton terinspirasi untuk ikut

merasakan kebanggaan jika tergabung dalam kelompok penari balet tersebut dan ditonton

oleh banyak orang.

2. Pengambilan gambar pada tiap adegan dan penjiwaan pemeran film dalam film Black Swan

ini juga sangat baik, mereka mampu mempersuasi penonton untuk ikut mersakan rasa

sakit, seperti pada adegan dimana terdapat luka dibagian punggung Nina akibat goresan

kukunya, selain itu ketika Nina mencoba memisahkan jari kakinya yang menempel akibat

terlalu keras dalam latihan balet, dan juga ketika tubuh Nina merasakan sakit yang luar

Page 24: Uts Komvis-Analisis Black Swan

24

biasa saat bulu-bulu black Swan tiba-tiba muncul dari permukaan kulit punggung Nina

sehingga merubah matanya menjadi merah.

3. Ketika diakhir acara pertunjukan drama balet Swan Lake, dimana pemeran utama bunuh

diri untuk merasakan bagaimana rasanya bunuh diri dan menderita agar dapat melakonkan

perannya dengan sempurna seperti cerita pada dongeng aslinya. Penonton yang melihat

adegan tersebut ikut terhanyut terbawa emosi merasakan berapa besarnya sebuah

pengorbanan untuk menjadi sesuatu yang sempurna. Sehingga penonton tanpa sadar

dapat meneteskan air mata melihat adegan tersebut.

Page 25: Uts Komvis-Analisis Black Swan

25

C. TEORI MELIHAT KEDALAM

Berdasarkan teori melihat ke dalam, kita melihat subjek gambar dalam tanda, warna, dan

tekstur dari permukaan gambar. Tentu saja, kita juga dapat melihat subjek dalam hal lain dari

gambar tersebut. Misalnya kita dapat melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang dan dengan

pemaknaan yang berbeda pula. Perbedaan antara kedua macam pengelihatan tersebut adalah

apa yang kita lihat dalam gambar dan ditujukan oleh pembuat gambar dengan kenyataan

sebenarnya. Kita tidak dapat melihat subjek dalam gambar secara bebas. Penonton bisa

mengembangkan kemampuan dan pengetahuan mereka untuk melihat keseluruhan representasi

saat maknanya bekerja.

Dalam film Black Swan ini, penulis cerita dan pembuat film ingin menampilkan sebuah

suguhan tentang suatu obsesi yang begitu besar untuk menjadi sesuatu yang sempurna sehingga

membuat suatu tekanan psikologis pada diri seseorang. Dalam film ini juga diperlihatkan

beberapa bentuk tekanan mental yang membuat prilaku tokoh utamnya menjadi tidak terkendali

dan mengalami gangguan, seperti:

1. Legenda drama Swan Lake yang begitu indah dan sempurna, memadukan antara dua

karakteristik yang berbeda, antara yang baik dan yang buruk, serta pengalaman

pertama untuk maenjadikkannya sebagai pemeran utama, sehingga memberikan

tekanan pada Nina untuk dapat memerankannya begitu sempurna.

2. Black Swan, peran yang berbeda dengan karakteristik asli seorang Nina yang begitu

rapuh dan pendiam. Black Swan merupakan sisi kebalikan dari sifat asli yang dimiliki

Page 26: Uts Komvis-Analisis Black Swan

26

Nina, sehingga membuatnya merasa begitu tertekan dan mengalami gangguan

kejiawaan dalam menjiwainya.

3. Peran Beth, sebagai idola Nina, yaitu seorang yang ambisius dan penari balet yang

hebat sehingga menginspirasinya untuk menjadi penari balet yang sempurna.

4. Peran Lily, sebagai teman yang tergabung dalam sanggar balet, memiliki tampilan

karakter yang nakal dan sedikit liar, yang dianggap sebagai seseorang yang ingin

merebut posisinya sebagai pemeran utama dalam drama Black Swan.

5. Thomas, seorang pelatih balet Nina yang menuntutnya agar belajar menjadi pribadi

yang terbuka dan bebas agar karakteristik Black Swan dapat diperankkannya dengan

baik.