Upload
others
View
10
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
UJI PEMBERIAN PAKAN ALAMI BERBEDA (Tubifex sp., Artemia sp.,
Daphnia sp.) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN
HIDUP BENIH IKAN MAS KOKI MUTIARA (Carrasius auratus)
THE PROVISION OF DIFFERENT NATURAL FEEDS ( Tubifex sp.,
Artemia sp. AND Daphnia sp.) ON THE GROWTH AND SURVIVAL RATE
OF GOLDFISH (Carrasius auratus)
Marlian Eka Syahputra, Firsty Rahmatia, Victor David GultomJl. Arteri Pondok Indah No. 11 Kebayoran Lama - Jakarta Selatan
Program Studi Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Satya Negara Indonesia
ABSTRAK
Ikan mas koki (Carassius auratus) merupakan salah satu ikan hias populer yang
banyak digemari dan dibudidayakan. Seiring dengan banyaknya usaha budidaya
ikan Mas koki, maka semakin besar juga tantangan yang akan dihadapi oleh para
pembudidaya ikan hias ini. Pertumbuhan ikan Maskoki Mutiara relatif lambat
dimana pada kepadatan yang rendah pun, untuk mencapai ukuran M, ML, dan L
dari ukuran S (2 - 4 cm) masih memerlukan waktu sekitar tiga bulan (Nirmala et
al, 2011). 1)Mengetahui pertumbuhan pada ikan mas koki yang diberi pakan
berbeda yaitu: Tubifex sp, Artemia sp, Daphnia sp, 2)Mengetahui kelangsungan
hidup pada ikan mas koki yang diberi pakan berbeda, 3) Memperoleh informasi
dari 3 jenis pakan alami mana yang terbaik di tinjau dari analisis ekonomi.
Penelitian ini menggunakan metode ANOVA. Kesimpulan yang diperoleh dari
penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Pemberian 3 jenis pakan alami berbeda
dapat meningkatkan pertumbuhan bobot dan pertumbuhan panjang pada benih
ikan mas koki. Perlakuan pertumbuhan bobot paling tinggi terdapat pada
perlakuan Tubifex sp sebesar 0,90 gr sedangkan pertumbuhan panjang tertinggi
terdapat pada perlakuan Artemia sp sebesar 0,76cm. 2) Perlakuan yang diberi
pakan alami berbeda berpengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup benih ikan
mas koki (P < 0,05) dengan selang kepercayaan 95%, Tertinggi Artemia sp
sebesar 100%. 3) Berdasarkan analisis ekonomi menyatakan perlakuan yang
diberi pakan alami berupa Artemia sp menjadi pemberian pakan yang
diunggulkan, karena menghasilkan pendapatan terbanyak dibandingkan dengan
perlakuan lainnya sebesar Rp 185.000.
PENDAHULUAN
Ikan mas koki mutiara (Carassius auratus) merupakan salah satu ikan hias
populer yang banyak digemari dan dibudidayakan. Seiring dengan banyaknya
usaha budidaya ikan Mas koki, maka semakin besar juga tantangan yang akan
dihadapi oleh para pembudidaya ikan hias ini. Pertumbuhan ikan Maskoki
Mutiara relatif lambat dimana pada kepadatan yang rendah pun, untuk mencapai
Available online at : http://perikanan.usni.ac.id Jurnal Satya Minabahari, 05 (01), 2019, 28-39
Copyright @ 2019 JURNAL SATYA MINABAHARI ISSN 2502-4418 28
ukuran M, ML, dan L dari ukuran S (2 - 4 cm) masih memerlukan waktu sekitar
tiga bulan (Nirmala et al., 2011). Untuk itu diperlukan upaya untuk mempercepat
pertumbuhan ikan. Usaha pembenihan memerlukan pakan alami sebagai
pengganti pakan komersil yang notabene harga dari pakan komersil sangat mahal.
Cacing sutra (Tubifex sp.) telah menjadi incaran untuk dibudidayakan karena
memiliki kemampuan untuk hidup pada densitas yang tinggi dan memiliki
kesanggupan untuk bertahan pada lingkungan dengan kelarutan oksigen yang
sangat rendah. Kebutuhan akan cacing sutra sebagai pakan alami sangat
diperlukan karena biota ini sangat bernutrisi dengan nilai protein yang tinggi
(58,68%) (Oz et al., 2015). Selain itu pakan alami lainnya dapat digunakan juga
sebagai pakan alami lainnya berupa Daphnia sp. dan Artemia sp.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pertumbuhan pada ikan mas koki yang diberi pakan berbeda
yaitu: Tubifex sp., Artemia sp., Daphnia sp.
2. Mengetahui kelangsungan hidup pada ikan mas koki yang diberi pakan
berbeda yaitu: Tubifex sp., Artemia sp., Daphnia sp.
3. Memperoleh informasi dari 3 jenis pakan alami mana yang terbaik antara
Tubifex sp., Artemia sp. dan Daphnia sp. ditinjau dari analisis ekonomi.
METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2018 sampai dengan Februari
2019. Lokasi penelitian adalah Laboratorium Akuakultur, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Universitas Satya Negara Indonesia.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang
diterapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Perlakuan A: ikan Mas Koki diberi pakan Tubifex sp.
2. Perlakuan B: ikan Mas Koki diberi pakan Artemia sp.
3. Perlakuan C: ikan Mas Koki diberi pakan Daphnia sp.
Persiapan Wadah Uji
Wadah yang digunakan pada penelitian ini adalah akuarium ukuran 25 x
25 x 30 cm sebanyak 9 unit. Akuarium yang akan digunakan disterilisasikan
terlebih dahulu kemudian diisi air 80% dari wadah uji, lalu diberi aerasi
selama 24 jam. Kepadatan optimum pemeliharaan ikan maskoki adalah 1
ekor/liter (Ginting et al, 2014).
Ikan Uji Ikan yang dipilih normal dan sehat dengan ukuran panjang rata-rata tubuh
4,14 cm dan bobot rata-rata 3,74 gram. Ikan Mas Koki yang digunakan dalam
penelitian adalah jenis ikan Mas Koki Mutiara.
Available online at : http://perikanan.usni.ac.id Jurnal Satya Minabahari, 05 (01), 2019, 28-39
Copyright @ 2019 JURNAL SATYA MINABAHARI ISSN 2502-4418 29
Perlakuan Penelitian Perlakuan dan ulangan untuk penelitian uji pemberian pakan alami
berbeda (Tubifex sp., Artemia sp. dan Daphnia sp.) terhadap pertumbuhan dan
kelangsungan hidup benih ikan Mas Koki (Carrasius Auratus) disajikan
dalam Tabel 1.
Tabel 1. Perlakuan dan Ulangan
ULANGAN PERLAKUAN
A B C
1 A1 B1 C1
2 A2 B2 C2
3 A3 B3 C3
Keterangan:
A: ikan koki yang diberi pakan Tubifex sp.
B: ikan koki yang diberi pakan Artemia sp.
C: ikan koki yang diberi pakan Daphnia sp.
Persiapan Pakan
Pakan yang digunakan selama penelitian berupa pakan alami Tubifex sp.,
Artemia sp., Daphnia sp. Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 10% dari berat
total benih yang dipelihara. Total benih yang dipelihara didapat dari stok ikan
dengan total bobot benih sebesar 37,4 gr. Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari
pada pagi dan sore hari; yakni pukul 09.00, dan 16.00 WIB pada masing-masing
perlakuan. Pemeliharaan ikan dilakukan selama 30 hari dan sampling setiap 10
hari.
Analisis Nutrisi Pakan
Analisis nutrisi pakan adalah suatu metode untuk mengidentifikasi
kandungan nutrisi pada suatu zat makanan dari bahan pakan. Analisis nutrisi
pakan dilakukan terhadap pakan percobaan untuk melihat nutrien pakan yang
dapat menghasilkan energi (kkal), yaitu:
Kandungan protein
Kandungan lemak
Kandungan karbohidrat
Laju Pertumbuhan Harian
Pengukuran laju pertumbuhan bobot dan panjang harian dilakukan setiap 10
hari sekali. Laju pertumbuhan sp.esifik dapat dihitung berdasarkan rumus
(Verdegem. M dan Eding. E, 2010).
keterangan:
SGR = Laju Pertumbuhan Harian (%)
Wt = Bobot rata-rata ikan di akhir pemeliharaan (ekor)
W0 = Bobot rata-rata ikan di awal pemeliharaan (ekor)
t = Lama waktu pemeliharaan (hari)
Available online at : http://perikanan.usni.ac.id Jurnal Satya Minabahari, 05 (01), 2019, 28-39
Copyright @ 2019 JURNAL SATYA MINABAHARI ISSN 2502-4418 30
B = Wt - Wo
Pertumbuhan panjang harian dihitung dengan menggunakan rumus menurut
Busacker et al. (1990) diacu oleh Widyiantara (2009) sebagai berikut :
Ph = [(ln Lt – ln L0)/t] x 100%
Keterangan:
Ph = Pertumbuhan panjang harian (%)
Lt = Panjang rata-rata akhir (cm)
L0 = Panjang rata-rata awal (cm)
t = Lama pemeliharaan (hari)
Laju Pertumbuhan Mutlak
Indikator pertumbuhan yang digunakan adalah pertambahan biomassa
mutlak ikan yang dihitung berdasarkan rumus Zonneveld (1991):
Keterangan :
B = Pertambahan biomassa mutlak ikan uji (gram).
Wt = Biomassa ikan uji pada akhir percobaan (gram).
Wo = Biomassa ikan uji pada awal percobaan (gram).
pertumbuhan panjang mutlak dapat dihitung dengan menggunakan rumus
Zonneveld., (1991) yaitu :
Keterangan :
Lm = Pertumbuhan.
Lt = Panjang akhir (cm).
Lo = Panjang awal (cm).
Tingkat Kelangsungan Hidup
Secara umum kelangsungan hidup dapat di hitung dengan rumus (Effendie,
1997).
Keterangan:
SR : Persentase kelangsungan hidup ikan (%)
Nt : Jumlah ikan uji yang hidup pada akhir penelitian (ekor)
No : Jumlah ikan uji pada awal penelitian (ekor)
Analisis Ekonomi
Hasil yang terbaik dinilai dengan cara membandingkan jumlah ekor dalam setiap
perlakuan (3 Ulangan) dikalikan dengan nilai jual setiap ekor benih ikan mas koki
yaitu Rp 15.000 rupiah/ekor benih ikan mas koki mutiara. Untuk menghitung
pendapatan bersih usaha digunakan rumus menurut (Yunita, 2017).
Available online at : http://perikanan.usni.ac.id Jurnal Satya Minabahari, 05 (01), 2019, 28-39
Copyright @ 2019 JURNAL SATYA MINABAHARI ISSN 2502-4418 31
π = TR-TC
Keterangan:
π: Pendapatan Bersih
TR: Pendapatan Kotor
TC: Biaya Total
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis nutrisi pakan pada ke tiga perlakuan yaitu Tubifex sp., Artemia
sp. dan Daphnia sp. selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Uji Proksimat
Hasil Analisis Nutrisi Pakan Dalam Bobot Kering (%)
Perlakuan Protein Lemak BETN
Tubifex sp. 70,40 20,22 2,14
Artemia sp. 39,91 36,54 8,16
Daphnia sp. 64,59 24,33 3,04
Dari hasil uji proksimat didapatkan hasil pada pakan alami Tubifex sp.
mendapatkan protein 70,40%, lemak 20,22%, Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen
(BETN) 2,14% kemudian pada pakan alami Artemia sp. mendapatkan protein
39,91%, lemak 36,54%, BETN 8,16% dan pada pakan alami Daphnia sp.
didapatkan kadar protein 64,59%, lemak 24,33% dan BETN 3,04%.
Laju Pertumbuhan Harian
Rata-rata jumlah pertumbuhan harian dari 0 hari – 30 hari ikan mas koki
berdasarkan hasil penelitian dilakukan dalam wadah percobaan perlakuan yang
diberi pakan alami berupa Tubifex sp., Artemia sp. dan Daphnia sp.
Tabel 3. Pertumbuhan Bobot dan Panjang Ikan Mas Koki per Sepuluh Hari
Perlakuan (Ekor) Laju Pertumbuhan
Bobot Harian (%)
Laju Pertumbuhan
Panjang Harian (%)
Tubifex sp. ,83 ± ,09 a ,44 ± ,03
a
Artemia sp. ,70 ± ,01 a ,57 ± ,13
a
Daphnia ,73 ± ,06 a ,53 ± ,02
a
Keterangan : Huruf superscript yang sama pada kolom yang sama menunjukan
pengaruh yang tidak berbeda nyata (P>0,05).
Pada perlakuan Tubifex sp., Daphnia sp. dan Artemia sp. masing masing
mendapatkan rata-rata 0,83%, 0,73% dan 0,70%. Demikian pula dengan laju
pertumbuhan panjang harian ikan mas koki tidak berpengaruh nyata terhadap laju
pertumbuhan panjang ikan mas koki pada perlakuan Artemia sp., Daphnia sp. dan
Tubifex sp. dengan masing-masing pertumbuhan panjang harian rata-rata sekitar
0,57%, 0,53% dan 0,44%.
Hal ini diduga karena kandungan gizi yang terdapat pada pakan alami yang
diberikan cukup berpotensi dalam menunjang pertumbuhan benih ikan mas koki.
Selain protein, lemak juga berpengaruh terhadap pertumbuhan hal ini dikarenakan
lemak adalah salah satu sumber energi yang harus tersedia didalam pakan, jika
lemak tidak mencukupi maka energi yang digunakan untuk aktivitas benih ikan
diambil dari protein sehingga pertumbuhan benih terhambat. Komposisi nutrisi
yang lengkap dan berimbang mempunyai kualitas yang lebih baik untuk
pertumbuhan pada benih ikan (Mokoginta et al., 2000).
Available online at : http://perikanan.usni.ac.id Jurnal Satya Minabahari, 05 (01), 2019, 28-39
Copyright @ 2019 JURNAL SATYA MINABAHARI ISSN 2502-4418 32
Laju Pertumbuhan Bobot Mutlak
Pada pertumbuhan bobot mutlak tertinggi terdapat pada perlakuan Tubifex sp.
0,90 g/ekor, Daphnia sp. 0,82 g/ekor kemudian pertumbuhan bobot mutlak
terendah didapat oleh perlakuan yang diberi pakan alami Artemia sp. 0,77 g/ekor.
Tabel 4. Pertumbuhan Bobot Mutlak Ikan Mas Koki
No Perlakuan Pertumbuhan Bobot (g/ekor)
1. Tubifex sp. 0,90 ± ,01 a
2. Artemia sp. 0,77 ± ,04 a
3. Dhapnia 0,82 ± ,02 a
Keterangan : Huruf superscript yang sama pada kolom yang sama menunjukkan
pengaruh yang tidak berbeda nyata (P>0,05).
Laju pertumbuhan ikan mas koki yang mengalami kenaikan selama penelitian
dengan pemberian pakan alami berbeda menunjukkan bahwa ikan mas koki
mampu memamfaatkan nutrien pakan untuk disimpan dalam tubuh dan
mengkonversinya menjadi energi. Energi ini diduga digunakan oleh ikan koki
untuk metabolisme dasar, penggerakan, perawatan bagaian tubuh serta pergantian
sel-sel yang telah rusak dan kelebihannya digunakan untuk pertumbuhan. Bunasir
et al. (2002) menyatakan bahwa pertumbuhan ikan dipengaruhi kemampuan ikan
(meresp.on dan memanfaatkan pakan untuk pertumbuhan) dan kuantitas pakan
yang diberikan. Menurut Murtidjo (2001) yang mengatakan bahwa, makanan bagi
ikan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu budidaya
perikanan, disamping faktor-faktor lain seperti: benih, pengelolaan dan
pencegahan penyakit, ikan memerlukan zat- zat gizi untuk
Laju Pertumbuhan Panjang Mutlak Pertumbuhan panjang tertinggi terdapat pada perlakuan Artemia sp. 0,76
cm/ekor, Daphnia sp. 0,69 kemudian pertumbuhan panjang terendah didapat oleh
perlakuan yang diberi pakan alami Tubifex sp. 0,56 cm/ekor. Hasil Uji Lanjut
Laju Pertumbuhan Panjang Mutlak Ikan Koki disediakan pada Tabel 5.
Tabel 5. Pertumbuhan Panjang Mutlak Ikan Mas Koki
No Perlakuan Pertumbuhan Panjang (cm/ekor)
1. Tubifex sp. 0,56 ± ,04 a
2. Artemia sp. 0,76 ± ,18 a
3. Dhapnia 0,69 ± ,03 a
Keterangan : Huruf superscript yang sama pada kolom yang sama menunjukkan
tidak berpengaruh nyata (P>0,05).
Berdasarkan hasil uji (Lampiran 1) menyatakan bahwa pemberian pakan
alami berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan panjang ikan
mas koki. Pertumbuhan ikan erat kaitannya dengan ketersediaan protein dalam
pakan, kerena protein merupakan nutrisi yang sangat dibutuhkan ikan untuk
Available online at : http://perikanan.usni.ac.id Jurnal Satya Minabahari, 05 (01), 2019, 28-39
Copyright @ 2019 JURNAL SATYA MINABAHARI ISSN 2502-4418 33
pertumbuhan. Sesuai dengan pernyataan (Widyati, 2009) bahwa jumlah protein
akan mempengaruhi pertumbuhan ikan. Tinggi rendahnya protein dalam pakan
dipengaruhi oleh kandungan energi Non- protein yaitu yang berasal dari
karbohidrat dan lemak.
Menurut Jenitasari et al. (2012) menyatakan bahwa kecepatan pertumbuhan
tergantung pada jumlah makanan yang diberikan, ruang, suhu, dan dalamnya
suatu perairan. Makanan ini dimanfaatkan oleh ikan pertama-tama untuk
memelihara tubuh dan mengganti alat-alat tubuh yang rusak setelah itu digunakan
untuk pertumbuhan. untuk memelihara tubuh dan mengganti alat tubuh yang
rusak setelah itu digunakan untuk pertumbuhan.
4.5 Tingkat Kelangsungan Hidup
Tingkat kelangsungan hidup tertinggi diperoleh pada perlakuan yang diberi
pakan Artemia sp. dengan nilai sebesar 100% kemudian disusul oleh perlakuan
yang diberi pakan Daphnia sp. dengan nilai sebesar 90% lalu yang terakhir
dengan tingkat kelangsungan hidup terkecil didapatkan oleh perlakuan yang diberi
pakan Tubifex sp. dengan nilai sebesar 77%. Hasil Uji Lanjut Tingkat
Kelangsungan Hidup Ikan Koki disediakan pada Tabel 6.
Tabel 6. Tingkat Kelangsungan Hdiup Ikan Mas Koki
No Perlakuan Tingkat Kelangsungan Hidup (%)
1. Tubifex sp. 76,66 ± 5,77 a
2. Artemia sp. 100,00 ± ,00 b
3. Dhapnia 90,00 ± 10,00 b
Keterangan : Huruf superscript yang berbeda pada kolom yang sama
menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05).
Berdasarkan hasil uji (Lampiran 1) menyatakan bahwa pemberian pakan
alami berbeda berpengaruh nyata terhadap tingkat kelangsungan hidup ikan mas
koki. Adanya perbedaan tingkat kelangsungan hidup pada tiap perlakuan dapat
disebabkan oleh faktor biotik dan abiotik yang mempengaruhi tinggi rendahnya
tingkat kelangsungan suatu organisme. Faktor biotik antara lain kepadatan
populasi, umur dan kemampuan organisme dengan lingkungan. Sedangkan faktor
abiotik seperti suhu, oksigen terlarut, pH dan amonia (Yurisma dan Heltonika,
2010).
Kualitas air merupakan salah satu faktor penunjang dalam tingkat
kelangsungan hidup dan Laju pertumbuhan ikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Badare (2001) bahwa kualitas air turut mempengaruhi kelangsungan hidup dan
pertumbuhan dari organisme perairan yang dibudidayakan.
Saluran pencernaan benih ikan mas koki bisa menerima pakan alami Tubifex
sp., Artemia sp., dan Daphnia sp. sehingga bisa dicerna dengan baik. Effendi et al.
(2003) menyatakan bahwa perkembangan anatomi saluran pencernaan larva/benih
sejalan dengan perkembangan (diferensiasi) enzim pencernaan (protease, lipase,
dan amilase). Menurut Setiawati et al. (2013), peningkatan daya cerna akan
diikuti semakin tingginya nutrien yang tersedia untuk diserap tubuh meningkat.
Menurut Pruszyński (2003), ekskresi amonia ikan tergantung pada jumlah asupan
protein yang diberikan.
Available online at : http://perikanan.usni.ac.id Jurnal Satya Minabahari, 05 (01), 2019, 28-39
Copyright @ 2019 JURNAL SATYA MINABAHARI ISSN 2502-4418 34
Jenie dan Rahayu (1993), juga menyatakan bahwa konsentrasi amonia yang
tinggi pada air akan mengakibatkan kematian ikan dan tingginya amonia akan
meningkatkan konsumsi oksigen pada jaringan, kerusakan insang dan
menurunnya kemampuan darah dalam mentransp.ortasikan oksigen dalam tubuh
sehingga menyebabkan kematian pada ikan.
4.6 Kualitas Air
Pengukuran kualitas air ini diliputi Oksigen Terlarut (DO), suhu, pH dan
Amonia (NH3). Kualitas Air dapat dilihat pada Tabel 7 sebagai berikut:
Tabel 7. Kualitas Air
No Parameter Hasil Referensi
1 DO 5,5 – 7 mg/L 5 mg/L (Watson et al, 2004)
2 Suhu °C 26 – 28 oC 25 - 30
oC (Lusianti, 2013)
3 pH 6.5 – 7.0 7-7,8 (Watson et al, 2004)
4 Amonia 0-1,00 mg/L < 0,05 mg/L (Watson et al, 2004)
Hasil pengukuran kualitas air pada Tabel 6 menunjukan bahwa faktor fisik
kimia media kultur seperti Oksigen terlarut, Suhu, pH, masih dalam kisaran yang
baik untuk pertumbuhan ikan mas koki. Perubahan suhu rata-rata media kultur
selama penelitian yaitu 26 – 28 oC, nilai DO selama pemeliharaan berkisar antara
5,5 – 7 mg/L, Kisaran pH selama penelitian adalah 6.5 – 7.0, sedangkan untuk
kisaran Amonia 0-1 mg/L. Ikan koki dapat hidup dalam air yang memiliki
kandungan oksigen minimal 5 mg/L, pH 7-7,8, tingkat amonia terlarut maksimal
0,05 mg/L dan tingkat nitrit terlarut maksimal 0,05 mg/L (Watson et al, 2004).
Kadar ammonia tertinggi terdapat pada perlakuan yang diberi pakan Tubifex sp.
dengan kadar amonia 1 mg/L sedangkan pada perlakuan Artemia sp. dan Daphnia
sp.
4.7 Analisis Ekonomi
Berdasarkan hasil penelitian benih ikan mas koki hubungan antara padat
tebar, kelangsungan hidup, dan nilai ekonomi pada penelitian ini. Analisis
ekonomi disediakan dalam Tabel 8 sebagai berikut :
Tabel 8. Analisis Ekonomi
Berdasarkan hasil analisis ekonomi diatas hasil ekonomi pada perlakuan
Tubifex sp. dengan kelangsungan hidup 77% dengan jumlah ikan akhir sebanyak
23 ekor jika dikalikan dengan harga jual Rp 15.000 lalu dikurangi dengan biaya
pakan sebesar Rp 300.000 ditambah dengan biaya benih sebesar Rp 75.000
mendapatkan hasil sebesar Rp -30.000 kemudian pada perlakuan Artemia sp.
ANALISIS EKONOMI
PERLAKUAN
JUMLAH
IKAN
(ekor)
KELANGSUNGAN
HIDUP (%)
JUMLAH
IKAN
AKHIR
HARGA
(Rp/Ekor)
PENDAPATAN
(Rp)
HARGA
BENIH
(Rp/Ekor)
HARGA
PAKAN
KEUNTUNGAN
(Rp)
Tubifex sp. 30 77 23 15.000 345.000 2.500 300.000 -30.000
Artemia sp. 30 100 30 15.000 450.000 2.500 190.000 185.000
Daphnia sp. 30 90 27 15.000 405.000 2.500 300.000 30.000
Available online at : http://perikanan.usni.ac.id Jurnal Satya Minabahari, 05 (01), 2019, 28-39
Copyright @ 2019 JURNAL SATYA MINABAHARI ISSN 2502-4418 35
dengan kelangsungan hidup 100% dengan jumlah ikan akhir sebanyak 30 ekor
jika dikalikan dengan harga jual Rp 15.000 lalu dikurangi dengan biaya pakan
sebesar Rp 190.000 dan ditambah biaya benih sebesar Rp 75.000 maka
didapatkan hasil sebesar Rp 185.000. Lalu pada perlakuan Dhapnia dengan
tingkat kelangsungan hidup sebesar 90% dengan jumlah ikan akhir sebanyak 27
ekor jika dikalikan dengan harga jual Rp 15.000 lalu dikurangi dengan biaya
pakan sebesar Rp 300.000 dan ditambah biaya benih Rp 75.000 akan
mendapatkan hasil sebesar Rp 30.000. Maka dapat disimpulkan dengan tingkat
kelangsungan hidup tinggi dapat mempengaruhi penghasilan yang tinggi. Harga
pakan ditentukan selama masa penelitian ini berjalan, pada perlakuan Artemia sp.
dan Daphnia sp. harga pakan perhari mengeluarkan biaya sebesar Rp 10.000
dengan jangka waktu penelitian selama 30 hari.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Pemberian 3 jenis pakan alami berbeda dapat meningkatkan pertumbuhan
bobot dan pertumbuhan panjang pada benih ikan mas koki. Perlakuan
pertumbuhan bobot paling tinggi terdapat pada perlakuan Tubifex sp.
sebesar 0,90 gr sedangkan pertumbuhan panjang tertinggi terdapat pada
perlakuan Artemia sp. sebesar 0,76 cm.
2) Perlakuan yang diberi pakan alami berbeda berpengaruh nyata terhadap
kelangsungan hidup benih ikan mas koki (P<0,05) dengan selang
kepercayaan 95%, perlakuan yang memiliki tingkat kelangsungan hidup
tertinggi diperoleh pada perlakuan yang diberi pakan alami berupa
Artemia sp. sebesar 100%.
3) Berdasarkan analisis ekonomi menyatakan perlakuan yang diberi pakan
alami berupa Artemia sp. menjadi pemberian pakan yang diunggulkan,
karena menghasilkan pendapatan terbanyak dibandingkan dengan
perlakuan lainnya sebesar Rp 185.000.
Saran
Perlu dilakukan penelitian menggunakan pakan alami berbeda lainnya
terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan mas koki untuk
mencari pakan alami terbaik bagi pertumbuhan dan kelangsunan hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar, Y. 2005. Mencegah Mas Koki Mudah Mati. Jakarta: Agromedia
Pustaka.
Badare, A. I. 2001. Pengaruh Pemberian Beberapa Makroalga Terhadap
Pertumbuhan dan Kelulus hidupan Juvenil Abalone (Holiotis sp.p) yang
Dipelihara Dalam Kurungan Terapung. Skripsi. Program Studi Budidaya
Perairan . Fakultas Pertanian Universitas cendana Kupang.
Available online at : http://perikanan.usni.ac.id Jurnal Satya Minabahari, 05 (01), 2019, 28-39
Copyright @ 2019 JURNAL SATYA MINABAHARI ISSN 2502-4418 36
Bintaryanto, B. W. dan T. Taufikurohmah. 2013. Pemanfaatan Campuran Limbah
Padat (Sludge) Pabrik Kertas dan Kompos sebagai Media Budidaya Cacing
Sutra (Tubifex sp.). J. Universitas Negeri Surabaya. Vol. 2, No. 1
Bunasir, M.N Fahmi, G.T.M Fauzan. 2002. Pembesaran Ikan Papuyu (Anabas
testudineus Bloch) yang Dipelihara dalam Kolam Sebagai Salah Satu
Alternatif Usaha. [Laporan Perekayasaan].Lokakarya Budidaya Air Tawar
Kalimantan Selatan. Direktorat Jendral Perikanan Budidaya. Depertemen
Kelautan dan Perikanan. Banjarbaru
Djarijah AS. 1996. Pakan Ikan Alami. Yogyakarta: Kanisius.
Effendi M.I 1997. Biologi Perairan. Yayasan Pustaka Nusantara.
Ginting, A. S, Usman. M, Dalimunthe. 2014. Pengaruh Padat Tebar Terhadap
Kelangsungan Hidup Dan Laju Pertumbuhan Ikan Maskoki (Carassius
Auratus) yang Dipelihara Dengan Sistem Resirkulasi. Jurnal
Aquacoastmarine. Univeritas Sumatera Utara. Vol 5, No 4
Effendi I, Widanarni, D, Augustine. 2003. Perkembangan Enzim Pencernaan
Larva Ikan Patin, Pangasius hypothalmus IPB. Bogor. Jurnal Akuakultur
Indonesia. 2(1): 13-20
Herawati, V.E dan M, Agus. 2014. Analisis Pertumbuhan dan Kelulushidupan
Larva Lele (Claris gariepeanus) yang diberi Pakan Daphnia sp. Kultur Massal
Menggunakan Pupuk Organik Difermentasi. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi. 26(1): 1-11
Jenie, B.S.L dan W.P. Rahayu, 1993. Penanganan Limbah Industri Pangan.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Jenitasari, B.A, Sukendi, Nuraini. 2012. Pengaruh Pemberian Pakan Alami
Terhadap Pertumbuhan dan Kelulushidupan Larva Ikan Tawes (Puntius
Javanicus Blkr). Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Riau. Pekanbaru.
Lusianti, F. 2013. Efektivitas Penggunaan Sekam Padi, Jerami Padi dan Serabut
Kayu Sebagai Bahan Filter Dalam Sistem Filter Undergravel Pada
Pemeliharaan Ikan Nila Best. Skripsi. Program Studi Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor
Mokoginta, I., D, Jusadi., M, Setiawati., T, Takeuchi., A, Supriyadi. 2000. The
effect of different level of dietary n-3 fatty acid on the egg quality of catfish
(Pangasius hypophthalmus). JSP.S DGHE. International symp.: Sustainable
Fisheries in Asia in the new millenium. Page: 252 - 256
Murtidjo, B. A. 2001. Pedoman Meramu Pakan. Kanisius, Yogyakarta
Nirmala, K. R, Armansyah. A, Priyadi. 2011. Kinerja Pertumbuhan Benih Ikan
Maskoki Mutiara Carassius Auratus Pada Air Media Bersalinitas 3 ppt
Available online at : http://perikanan.usni.ac.id Jurnal Satya Minabahari, 05 (01), 2019, 28-39
Copyright @ 2019 JURNAL SATYA MINABAHARI ISSN 2502-4418 37
Dengan Lama Paparan Medan Listrik yang Berbeda. Jurnal Akuakultur
Indonesia. Institut Pertanian Bogor. 10 (2), 165-173
Oz, M. M, Bahtiyar. D, Sahin. Z, Karsli. U, Oz . 2015. Using White Worm
(Enchytraeus sp.p.) as a Life Feed in Aquarium Fish Culture. Journal of
Academic Documents for Fisheries and Aquaculture. 1: 165-168
Pangkey H. 2009. Daphnia dan Penggunaannya. Jurnal Perikanan dan Kelautan,
Vol. V, No. 3 : 33-36
Pruszyński, T. 2003. Effects of feeding on amonium excretion and growth of the
African catfish Clarias gariepinus fry. Czech Journal of Animal Science. Polish Academy of Sciences, Golysz (Poland). Inst. of Ichtyobiology and
Aquaculture. V 48, No 3 : 106-122
Shalihin, A, R.K Rini. , A Murjani . 2017. Variasi Frekuensi Pemberian Pakan
Alami Artemia Yang Berbeda Terhadap Mortalitas Dan Pertumbuhan Larva
Ikan Gurame. Jurnal Akuakultur, Vol. 1. No. 1.
Setiawati, J.E, Tarsim, Y.T Adiputra , S, Hudaidah . 2013. Pengaruh Penambahan
Probiotik pada Pakan dengan Dosis Berbeda Terhadap Pertumbuhan,
Kelulushidupan, Efisiensi Pakan dan Retensi Protein Ikan Patin (Pangasius
hypophthalmus). Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan (1):151-
162.
Subandiyono dan S, Hastuti . 2016. Nutrisi Ikan. Semarang: Catur Karya Mandiri
Sumaryam. 2000. Kemampuan Reproduksi Cacing Tubifex sp. (Cacing Rambut)
Melalui Pemberian PMSG, Pakan Tambahan Isi Rumen Sapi dan Kotoran
Ayam. Tesis. Program Pasca Sarjana. Surabaya : Universitas Airlangga.
Tyas, I. K. 2004. Pengkayaan Pakan Nauplius Artemia dengan Korteks Otak Sapi
untuk Meningkatkan Kelangsungan Hidup, Pertumbuhan, dan Daya Tahan
Tubuh Udang Windu (Penaeus monodon. Fab) Stadium PL 5-PL 8. Skripsi.
Jurusan Biologi FMIPA UNS. Surakarta.
Verdegem, M and E. Edding, 2010. Aquaculture Production System. Lectur Note.
Aquaculture And Fisheries Wagenigem University.
Watson, A, H. Craig , E.J, Pouder , B, Debora . 2004. Species Profile: Koi and
Goldfish. SRAC Publication; 7201.
Widiyantara, G. B. 2009. Kinerja Produksi Pendederan Lele Sangkuriang (Clarias
Sp.) Melalui Penerapan Teknologi Pergantian Air 50%, 100%, Dan 150%
Per Hari . Program Studi Teknologi Dan Manajemen Perikanan Budidaya.
Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Widyati, W. 2009. Kinerja Pertumbuhan Ikan Nila (Orechromis niloticus)yang
Diberi Berbagai Dosis Enzim Cairan Rumen Pada Pakan Berbasis Daun
Lamtorogung (Leucaena leucophala). Skripsi.Program Studi Teknologi
dan Manajemen Perikanan Budidaya. Institutut Pertanaian Bogor.
Available online at : http://perikanan.usni.ac.id Jurnal Satya Minabahari, 05 (01), 2019, 28-39
Copyright @ 2019 JURNAL SATYA MINABAHARI ISSN 2502-4418 38
Yunita, I. 2017. Analisis Kelayakan Usaha Dodol Pulut di Desa Puloh Kecamatan
Peusangan Kabupaten Bireuen. Jurnal S. Pertanian 1 (10) : 826– 836.
Yurisman dan B. Heltonika. 2010. Pengaruh Kombinasi Pakan Terhadap
Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Larva Ikan Selais (Ompok
Hypophthalmus). Jurnal Penelitian Berkala Perikanan Terubuk. Vol 38,
No 2 : 80-94
Zonneveld. 1991. Prinsip-Prinsip Budidaya Ikan. Jakarta. PT.Gramedia Pustaka
Utama.
Available online at : http://perikanan.usni.ac.id Jurnal Satya Minabahari, 05 (01), 2019, 28-39
Copyright @ 2019 JURNAL SATYA MINABAHARI ISSN 2502-4418 39