Tutorial Infeksi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hhh

Citation preview

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    1/72

    Bagian Ilmu Kesehatan Anak Tutorial Klinik

    Fakultas Kedokteran

    Universitas Mulawarman

    DHF dengan Efusi Pleura

    leh!

    "ur#a A$hari %&%&%'(%()

    kki Masitah "#ahfitri * %+%&%'(%,-

    Pem.im.ing!

    dr/ Fat0hul 1aha.2 "3/A

    4AB5AT5IUM6"MF I4MU KE"EHATA* A*AK

    FK U*MU4 7 5"UD A/ 1/ "8AH5A*IE

    "AMA5I*DA

    )%'-

    BAB '

    1

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    2/72

    PE*DAHU4UA*

    '/' 4atar Belakang

    Leukemia adalah salah satu penyakit keganasan yang sangat ditakuti olehmasyarakat dewasa ini. Meskipun telah dilakukan berbagai penelitian, etiologi dari

    keganasan hemopoetik ini tidak diketahui secara keseluruhan.

    Leukemia juga digolongkan menurut tipe sel darah putih yang terkena. Leukemia

    dapat muncul dari sel limfoid (disebut leukemia limfositik) atau mieloid (disebut

    leukemia mieloid). Secara keseluruhan, leukemia dibagi menjadi : Leukemia

    limfositik kronik (mengenai orang berusia lebih tahun, dan jarang sekali

    mengenai anak!anak), leukemia mieloid kronik (mengenai orang dewasa), leukemialimfositik akut (mengenai anak!anak, tetapi dapat juga mengenai dewasa dan

    leukemia mieloid akut (mengenai anak maupun orang dewasa dan merupakan "# $

    leukemia pada anak).

    Leukemia mieloid (mielositik, mielogenous, mieloblastik, mielomonositik, %ML)

    akut adalah penyakit yang bisa berakibat fatal, dimana mielosit (yang dalam keadaan

    normal berkembang menjadi granulosit) berubah menjadi ganas dan dengan segera

    akan menggantikan sel!sel normal di sumsum tulang. &emaparan terhadap radiasi

    (penyinaran) dosis tinggi dan penggunaan beberapa obat kemoterapi antikanker akan

    meningkatkan kemungkinan terjadinya %ML

    'ata registrasi kanker di 'epartemen lmu esehatan %nak *+!S-M

    mencatat kasus leukemia akut baru sebanyak "/ dari 01 (0,$) kasus keganasan

    yang didiagnosis antara tahun "##0!"#1#. 'ari semua kasus leukemia akut tersebut,

    leukemia mieloblastik akut (LM%) ditemukan 23 anak atau "1,4$. asio laki!laki

    dan perempuan adalah mendekati 1. &engobatan yang diberikan pada kasus LM%

    umumnya adalah pemberian kemoterapi dan transplantasi sumsum tulang padasebagian kasus yang terindikasi.

    '/) Tu9uan

    5ujuan pembuatan laporan kasus ini adalah :

    2

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    3/72

    1. Menambah ilmu dan pengetahuan mengenai penyakit yang dilaporkan.

    ". Membandingkan informasi yang terdapat pada literatur dengan kenyataan yang

    terdapat pada kasus.

    3. Melatih mahasiswa dalam melaporkan dengan baik suatu kasus yang didapat.

    3

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    4/72

    BAB )

    4AP5A* KA"U"

    )/' Identitas

    6ama : %n. SS

    +sia : 1 tahun

    7enis elamin : &erempuan

    8erat 8adan : 2, kilogram

    5inggi 8adan : 0" centimeter

    %nak ke :

    %gama : slam%lamat : 7l.akap t.12 6o.1

    6ama %yah : 8pk. 89

    +sia : 31 tahun

    &endidikan 5erakhir : SM%

    &ekerjaan : Swasta

    Suku : 7awa

    6ama bu : 6y. *

    +sia : 31 tahun

    &endidikan 5erakhir : SM%

    &ekerjaan : 5

    Suku : 7awa

    MS tanggal 1/ Maret "#13 &ukul "#.3# 5%

    4

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    5/72

    )/) Anamnesa

    %namnesa dilakukan pada tanggal 14 Maret "#13 pukul 1.## 5%, di ruang

    Melati S+' %. Sjahranie Samarinda. %lloanamnesa oleh ibu kandung.

    Keluhan Utama

    'emam

    )/)/' 5iwa#at Pen#akit "ekarang

    &asien demam sejak hari SMS.&anas naik turun, dan sempat diminumkan

    obat tapi panasnya tidak turun.Menggigil (!), Mengingau (!). &anas sempat turun pada

    hari ke tiga demam.Sebelumnya ada batuk pilek 1 minggu SMS. &asien juga ada

    mengalami nyeri perut.&asien tidak mau makan tetapi minum banyak. 8%8 dan 8%

    dalam batas normal. ejang(!), Mual (!) dan Muntah (!). &asien memiliki bintik!bintik ruam kemerahan pada kaki.

    )/)/) 5iwa#at Pen#akit Dahulu

    :

    )/)/- 5iwa#at Pen#akit Keluarga

    5idak ada keluarga dengan keluhan serupa

    )/)/( Pertum.uhan dan Perkem.angan Anak

    8erat badan lahir : 3"## gr

    &anjang badan lahir : " cm8erat badan sekarang : 2, kg

    5inggi badan sekarang : 0 cm

    ;igi keluar : / bulan

    5ersenyum : 3 bulan

    Miring : 3 bulan

    5engkurap : bulan

    'uduk : 0 bulan

    Merangkak : 4 bulan

    8erdiri : 2 bulan

    8erjalan : usia 1 tahun

    5

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    6/72

    8erbicara : usia 1 tahun

    )/)/+ Makan dan Minum Anak

    %S : hingga sekarang

    'ihentikan : !Susu formula : !

    8uah : diberikan usia 4 bulan

    8ubur susu : mulai usia 4 bulan

    5im saring : !

    Makan padat dan lauknya : mulai usia 1" bulan

    )/)/& Pemeriksaan Prenatal

    &eriksa di : tidak pernah periksa kehamilan&enyakit kehamilan : !

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    7/72

    B=> > ???????????? ???????????? ???????????? ???????????? ????????????Polio > > > > ???????????? ????????????=am3ak > ???????????? ???????????? ???????????? ???????????? ????????????DPT > > > ???????????? ! !He3atitis B > > > ?????????? ! !

    )/- Pemeriksaan Fisik

    'ilakukan pada tanggal 14 Maret "#13 pukul 1.## 5%

    eadaan +mum : Sakit sedang

    esadaran : -ompos mentis

    8erat 8adan : 2, kg

    &anjang 8adan : 0 cm

    Lingkar epala : ", cmLingkar Lengan %tas : 2,# cm

    5anda @ital : 6adi 11# A?menit, regular, kuat angkat

    &ernafasan A?menit

    5emperatur aAila 34,3o -

    Status ;iBi : ;iBi baik

    7

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    8/72

    8

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    9/72

    Ke3ala6leher

    ambut : arna hitam

    Mata : konjungti=a anemis (!?!), sclera ikterik (!?!),

    pupil isokor diameter 3mm?3mm, refleA

    cahaya (C?C), mata cowong (!?!)

    Didung : Sekret hidung (C), pernafasan cuping hidung

    (!)

    Mulut : Mukosa bibir tampak basah, sianosis (!),

    perdarahan gusi (!), edema pada gusi (!),

    faring hiperemis (!), pembesaran tonsil (!)

    Leher : aku kuduk (!), pembesaran kelenjar getah

    bening (!)

    9

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    10/72

    Thora?

    &aru nspeksi : 5ampak simetris, pergerakan simetris, retraksi

    suprasternal (!), retraksi interkosta (!), retraksi

    subcostal (!)&alpasi : &elebaran -S (!), fremitus raba 'ES

    &erkusi : Sonor

    %uskultasi : wheeBing (!?!), rhonki (C?C)

    7antung nspeksi :ctus cordis tampak pada -S midcla=icularis

    sinistra

    &alpasi :ctus cordis teraba pada -S midcla=icularis

    sinistra&erkusi : 6ormal pada batas jantung

    %uskultasi : bising jantung (!)

    A.domen

    nspeksi : cembung

    &alpasi : Soefl, nyeri tekan (!), Depatomegali (!)

    Splenomegali (!)

    &erkusi : 5impani, edup pada kuadran kanan atas dan

    kiri atas.

    %uskultasi : 8ising usus (C) kesan normal

    Ekstremitas

    9kstremitas superior : %kral hangat, pucat (!?!), edem (!?!), umple

    lead (C)

    9kstremitas inferior : %kral hangat, pucat (!?!), edem (!?!)

    "tatus *eurologis

    esadaran : -omposmentis

    5anda meningeal : aku kuduk (!), kernig (!), 8urdBinski (!),

    8urdBinski (!)

    10

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    11/72

    efleks *isiologis : efleA biceps (C?C) normal

    efleks triceps (C?C) normal

    efleks patella (C?C) normal

    efleks achiles (C?C) normalefleks patologis : 8abinsky (!)

    -haddock (!)

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    12/72

    &erdarahan (!)

    !6:1#" A?i, : # A?i, 5: 3/,4 -,

    %nm (!) &embesaran ;8 (!),

    6apas cuping hidung (!), etraksiintercosta (C), ho (C) heB (!)

    %: 'D*

    -efotaAim inj 3A"0

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    13/72

    ! *@' L "cc?jam

    ! %ntrain inj 3A4# mg

    ! -efotaAim inj 3A"0

    !

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    14/72

    BAB -

    TI*8AUA* PU"TAKA

    Definisi

    'emam dengue?'* dan demam berdarah dengue?'8' (dengue

    haemorrhagic fever?'D*) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh =irus dengue

    dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan?atau nyeri sendi yang disertai

    lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diatesis hemoragik. &ada '8'

    terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi (peningkatan

    hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue

    (dengue shock syndrome) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh

    renjatan?syok. (Sudoyo, "##/).

    E3idemiologi

    'i ndonesia, demam berdarah dengue ('8') pertama kali dicurigai di

    Surabaya pada tahun 12/4, tetapi konfirmasi =irologis baru diperoleh pada tahun

    120#. 'i 7akarta, kasus pertama di laporkan pada tahun 12/4. Sejak dilaporkannya

    kasus demam berdarah dengue ('8') pada tahun 12/4 terjadi kecenderungan

    peningkatan insiden. Sejak tahun 122, seluruh propinsi di ndonesia telah

    melaporkan kasus '8' dan daerah tingkat yang melaporkan kasus '8' juga

    meningkat, namun angka kematian menurun tajam dari 1,3$ pada tahun 12/4,

    menjadi 3$ pada tahun 124 dan menjadi G3$ pada tahun 1221. (Soedarmo, "#1")

    Morbiditas dan mortalitas '8' yang dilaporkan berbagai negara ber=ariasi

    disebabkan beberapa faktor, antara lain status umur penduduk, kepadatan =ektor,

    tingkat penyebaran =irus dengue, pre=alensi serotipe =irus dengue dan kondisi

    meteorologis. Secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan antara jenis kelamin,

    tetapi kematian ditemukan lebih banyak terjadi pada anak perempuan daripada anak

    14

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    15/72

    laki!laki. &ada awal terjadinya wabah di sebuah negara, pola distribusi umur

    memperlihatkan proporsi kasus terbanyak berasal dari golongan anak berumur G1

    tahun (4/!2$). 6amun pada wabah selanjutnya, jumlah kasus golongan usia dewasa

    muda meningkat. 'i ndonesia pengaruh musim terhadap '8' tidak begitu jelas,namun secara garis besar jumlah kasus meningkat antara September sampai *ebruari

    dengan mencapai puncaknya pada bulan 7anuari (Soedarmo, "#1")

    ;ambar 1.1 6egara dengan resiko transmisi dengue (D

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    16/72

    endemis yang sangat tinggi untuk keempat serotype, dan tersebar di seluruh area

    (D

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    17/72

    ;ambar 1.3 @irus 'engue (Smith, "##")

    5erdapat serotipe =irus yaitu '96!1, '96!", '96!3 dan '96! yang

    semuanya dapat menyebabkan demam dengue atau demam berdarah dengue.

    eempat serotype ditemukan di ndonesia dengan '96!3 merupakan serotype

    terbanyak. nfeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur

    hidup terhadap serotipe yang bersangkutan tetapi tidak ada perlindungnan terhadap

    serotipe yang lain. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi

    dengan 3 atau bahkan serotipe selama hidupnya. eempat jenis serotipe =irus

    dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di ndonesia (Sudoyo, "##/H Soedarmo,

    "#1").

    @irus 'engue dapat ditularkan oleh 6yamuk Aedes aegypti dan nyamuk

    Aedes albopictus. 6yamuk Aedes aegypti merupakan nyamuk yang paling sering

    ditemukan. 6yamuk Aedes aegypti hidup di daerah tropis, terutama hidup dan

    berkembang biak di dalam rumah, yaitu tempat penampungan air jernih atau tempat

    penampungan air sekitar rumah. 6yamuk ini sepintas lalu tampak berlurik, berbintik

    I bintik putih, biasanya menggigit pada siang hari, terutama pada pagi dan sore hari.

    7arak terbang nyamuk ini 1## meter. Sedangkan nyamukAedes albopictus memiliki

    17

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    18/72

    tempat habitat di tempat air jernih. 8iasanya nyamuk ini berada di sekitar rumah dan

    pohon I pohon, tempat menampung air hujan yang bersih, seperti pohon pisang,

    pandan, kaleng bekas. 6yamuk ini menggigit pada siang hari dan memiliki jarak

    terbang # meter (ampengan, "##4)

    ;ambar 1. 'istribusi nyamukAedes aegypti dan nyamukAedes albopictus (D

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    19/72

    a/

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    20/72

    sel endotel =askular yang mirip dengan luka akibat anoksia atau luka bakar.

    ;ambaran itu juga mirip dengan binatang yang diberi histamin atau serotonin

    atau dibuat keadaan trombositopenia (Soedarmo, "#1").

    b. 5rombositopenia

    5rombositopenia merupakan kelainan hematologis yang ditemukan

    pada sebagian besar kasus '8'. 6ilai trombosit mulai menurun pada masa

    demam dan mencapai nilai terendah pada masa syok. 7umlah trombosit secara

    cepat meningkat pada masa kon=alesens dan nilai normal biasanya tercapai 0!

    1# hari sejak permulaan sakit. 5rombositopenia yang dihubungkan dengan

    meningkatnya megakariosit muda dalam sumsum tulang dan pendeknya masa

    hidup trombosit diduga akibat meningkatnya destruksi trombosit. 'ugaan

    mekanisme lain trombositopenia ialah depresi fungsi megakariosit.

    &enyelidikan dengan radioisotop membuktikan bahwa penghancuran

    trombosit terjadi dalam sistem retikuloendotel, limpa dan hati. &enyebab

    peningkatan destruksi trombosit tidak diketahui, namun beberapa faktor dapat

    menjadi penyebab yaitu =irus dengue, komponen aktif sistem komplemen,

    kerusakan sel endotel dan akti=asi sistem pembekuan darah secara bersamaan

    atau secara terpisah. Lebih lanjut fungsi trombosit pada '8' terbuktimenurun mungkin disebabkan proses imunologis terbukti ditemui kompleks

    imun dalam peredaran darah. 5rombositopenia dan gangguan fungsi trombosit

    dianggap sebagai penyebab utama terjadinya perdarahan pada '8'

    (Soedarmo, "#1").

    c. Sistem koagulasi dan fibrinolisis

    elainan sistem koagulasi juga berperan dalam perdarahan '8'.

    Masa perdarahan memanjang, masa pembekuan normal, masa tromboplastinparsial yang terakti=asi memajang. 8eberapa faktor pembekuan menurun,

    termasuk faktor , @, @, @, F dan fibrinogen. &ada kasus '8' berat

    terjadi peningkatanFibrinogen Degradation Products(*'&). &enelitian lebih

    20

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    21/72

    lanjut faktor koagulasi membuktikan adanya penurunan akti=itas antitrombin

    . 'isamping itu juga dibuktikan bahwa menurunnya akti=itas faktor @,

    faktor , dan antitrombin tidak sebanyak seperti fibrinogen da faktor @.

    Dal ini menimbulkan dugaan bahwa menurunnya kadar fibrinogen dan faktor@ tidak hanya diakibatkan oleh konsumsi sistem koagulasi, tetapi juga oleh

    konsumsi sistem fibrinolisis. elainan fibrinolisis pada '8' dibuktikan

    dengan penurunan alpha " plasmin inhibitor dan penurunan akti=itas

    plasminogen. Seluruh penelitian di atas menunjukan bahwa (Soedarmo, "#1")

    :

    1. &ada '8' stadium akut telah terjadi proses koagulasi dan fibrinolisis

    ". 'iseminated intra=askular coagulation secara potensial dapat terjadi

    juga '8' tanpa syok. &ada masa dini '8', peran '- tidak

    menonjol dibandingkan dengan perubahan plasma tetapi apabila

    penyakit memburuk sehingga terjadi syok dan asidosis maka syok

    akan memperberat '- sehingga perannya akan mencolok. Syok dan

    '- saling mempengaruhi sehingga penyakit akan memasuki syok

    irre=ersible disertai perdarahan hebat, terlibatnya organ!organ =ital

    yang biasanya diakhiri dengan kematian.3. &erdarahan kulit pada umumnya disebabkan oleh faktor kapiler,

    gangguan fungsi trombosit dan trombositopeni, sedangkan perdarahan

    masif ialah akibat kelainan mekanisme yang lebih komplek seperti

    trombositopenia, gangguan faktor pembekuan, dan kemungkinan besar

    oleh faktor '-, terutama pada kasus dengan syok lama yang tidak

    dapat diatasi disertai komplikasi asidosis metabolik.

    . %ntitrombin yang merupakan kofaktor heparin. &ada kasus dengan

    kekurangan antitrombin , respon pemberian heparin akan berkurang

    (Soedarmo, "#1").

    d. Sistem omplemen

    21

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    22/72

    &enelitian sistem komplemen pada '8' memperlihatkan penurunan

    kadar -3, -3 proakti=aktor, -, dan - baik pada kasus yang disertai syok

    maupun tidak. 5erdapat hubungan positif antara kadar serum komplemen

    dengan derajat penyakit. &enurunan ini menimbulkan perkiraan bahwa padadengue, akti=asi komplemen terjadi baik melalui jalur klasik maupun jalur

    alternatif. Dasil penelitian radio isotop mendukung pendapat bahwa

    penurunan kadar serum komplemen disebabkan oleh akti=asi sistem

    komplemen dan bukan oleh karena produksi yang menurun atau ekstrapolasi

    komplemen. %kti=asi ini menghasilkan anafilatoksin -3a dan -a yang

    mempunyai kemampuan stimulasi sel mast untuk melepaskan histamin dan

    merupakan mediator kuat untuk menimbulkan peningkatan permeabilitaskapiler, pengurangan plasma dan syok hipopolemik. omplemen juga

    bereaksi dengan epitop =irus pada sel endotel, permukaan trombosit dan

    limfosit 5, yang menimbulkan waktu paruh trombosit memendek, kebocoran

    plasma, syok, dan perdarahan. 'isamping itu komplemen juga merangsang

    monosit untuk memproduksi sitokin seperti tumor nekrosis faktor (56*),

    interferon gama, interleukin (L!" dan L!1) (Soedarmo, "#1").

    8ukti!bukti yang mendukung peran sistem komplemen pada penderita'8' ialah (1) ditemukannya kadar histamin yang meningkat dalam urin "

    jam, (") adanya kompleks imun yang bersirkulasi (circulating immune

    complex) baik pada '8' derajat ringan maupun berat, (3) adanya korelasi

    antara kadar kuantitatif kompleks imun dengan derajat berat penyakit

    (Soedarmo, "#1").

    e. espon Leukosit

    &ada perjalanan penyakit '8', sejak demam hari ketiga terlihatpeningkatan limfosit atopik yang berlangsung sampai hari ke delapan.

    &emeriksaan limfosit plasma biru secara seri dari preparat hapus darah tepi

    memperlihatkan bahwa L&8 pada infeksi dengue mencapai puncak pada hari

    22

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    23/72

    ke enam. Selanjutnya dibuktikan pula bahwa diantara hari keempat sampai

    kedelapan demam terdapat perbedaan bermakna proporsi L&8 pada '8'

    dengan demam dengue. 'ari penelitian imunologi disimpulkan bahwa L&8

    merupakan campuran antara limfosit 8 dan limfosit 5. (Soedarmo, "#1")

    Patogenenis

    Mekanisme sebenarnya tentang patofisiologi, hemodinamika, dan biokimiawi

    demam berdarah dengue belum diketahui secara pasti karena kesukaran mendapatkan

    model binatang percobaan yang dapat dipergunakan untuk menimbulkan gejala klinis

    '8' seperti pada manusia. Dingga kini sebagaian besar masih menganut the

    secondary heterologous infection hypothesisatau the sequential infection hypothesisyang menyatakan bahwa '8' dapat terjadi apabila seseorang telah terinfeksi =irus

    dengue pertama kali mendapatkan infeksi kedua dengan =irus serotype lain dalam

    jarak waktu / bulan sampai tahun. (Soedarmo, "#1")

    23

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    24/72

    ;ambar 1. Dipotesissecondary heterologus infections( Soegijanto, "##/ )

    @irus dengue masuk ke dalam tubuh manusia lewat gigitan nyamuk Aedes

    Aegypti atauAedes Albopictus.

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    25/72

    =irus. Setelah komponen struktural dirakit, =irus dilepaskan dari dalam sel. &roses

    perkembangan biakan =irus '96 terjadi di sitoplasma sel (Soegijanto, "##/)

    %ntibodi yang terbentuk pada infeksi dengue terdiri dari g ; yang berfungsi

    menghambat replikasi =irus dalam monosit, yaitu enhancing antibody dan

    neutrali!ing antibody.&ada saat ini dikenal " jenis tipe antibodi yang dibedakan

    berdasarkan adanya virion determinant spesificity, yaitu (Soedarmo, "#1"):

    1. elompok monoklonal reaktif yang tidak mempunyai sifat menetralisasi

    tetapi memacu replikasi =irus

    ". %ntibodi yang dapat menetralisasi secara spesifik tanpa disertai daya memacu

    replikasi =irus.

    %ntibodi non neutralisasi yang terbentuk pada infeksi primer akan

    menyebabkan terbentuknya kompleks imun pada infeksi sekunder dengan akibat

    memacu replikasi =irus. 5eori ini pula yang mendasari pendapat bahwa infeksi =irus

    dengue oleh serotipe dengue yang berbeda cenderung menimbulkan manifestasi

    berat. 'asar utama hipotesis adalah meningkatnya reaksi imunologis (the

    immunological enhancement hypothesis) yang berlangsung sebagai berikut(Soedarmo, "#1"):

    a. Sel fagosit mononuklear yaitu monosit, makrofag, histiosit, dan sel kupffer

    merupakan tempat utama terjadinya infeksi =irus pertama

    b. %ntibodi non neutralisasi baik yang bebas dalam sirkulasi maupun yang

    melekat pada sel, bertindak sebagai reseptor spesifik untuk melekatnya =irus

    dengue pada permukaan sel fagosit mononuklear. Mekanisme pertama ini

    disebut mekanisme aferen.c. @irus dengue kemudian akan bereplikasi dalam sel fagosit mononuklear yang

    telah terinfeksi

    25

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    26/72

    d. Selanjutnya sel monosit yang mengandung kompleks imun akan menyebar ke

    usus, hati, lumpa, dan sumsum tulang. Mekanisme ini disebut mekanisme

    eferen. &arameter perbedaan terjadinya '8' dengan dan tanpa syok adalah

    jumlah sel yang terkena infeksie. Sel monosit yang telah terakti=asi akan mengadakan interaksi dengan sistem

    humoral dan sistem komplemen dengan akibat dilepaskannya mediator yang

    mempengaruhi permeabilitas kapiler dan mengakti=asi sistem koagulasi.

    Mekanisme ini disebut mekanisme efektor.

    Limfosit 5 juga memegang peranan penting dalam patogenesis '8'. %kibat

    rangsang monosit yang terinfeksi =irus dengue, limfosit dapat mengeluarkan

    interferon J dan K. &ada infeksi sekunder oleh =irus dengue, Limfosit 5 -'

    berproliferasi dan menghasilkan interferon J. nterferon J selanjutnya merangsang sel

    yang terinfeksi =irus dengue dan mengakibatkan monosit memproduksi mediator.

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    27/72

    1. Silent dengue atau +ndifferentiated fe=er

    &ada bayi, anak, dan dewasa yang terinfeksi =irus dengue untuk

    pertama kali mungkin akan berkembang gejala yang tidak bisa dibedakan dari

    infeksi =irus lainnya. 8ercak maculopapular biasanya mengiringi demam.8iasanya juga muncul gejala saluran pernafasan atas dan gejala

    gastrointestinal (D

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    28/72

    berdarah dengue. 5rombositopenia dan peningkatan hematokrit harus segera

    ditemukan sebelum muncul adanya tanda syok.

    'emam berdarah dengue biasa terjadi pada anak dengan infeksi

    sekunder =irus dengue yang mana sudah pernah terinfeksi oleh =irus dengue

    '96!1 dan '96!3 (D

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    29/72

    Masa inkubasi antara I / hari (berkisar 3 I 1 hari) disertai gejala

    konstitusional dan nyeri kepala, nyeri punggung, dan malaise (D

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    30/72

    Ditung sel darah putih biasanya normal saat permulaan demam kemudian

    leukopeni hingga periode demam berakhir

    Ditung trombosit normal, demikian pula komponen lain dalam mekanisme

    pembekuaan darah. &ada beberapa epidemi biasanya terjadi trombositopeni

    Serum biokimia?enBim biasanya normal, kadar enBim hati mungkin

    meningkat.

    &eningkatan hematokrit ringan oleh karena akibat dari dehidrasi dikaitkan

    dengan demam yang tinggi, muntah, anoreksia, dan minimnya intake oral.

    &enggunaaan analgesik, antipiretik, antiemetik, dan antibiotik dapat

    menginter=ensi peningkatan hasil laboratorium fungsi hepar dan pembekuan

    darah.

    Demam Berdarah Dengue

    &ada awal perjalanan penyakit, '8' menyerupai kasus ''. &ada '8'

    terdapat perdarahan kulit, uji tornikuet positif, memar dan perdarahan pada tempat

    pengambilan darah =ena. &etekia halus tersebar di anggota gerak, muka, aksila sering

    kali ditemukan pada masa dini demam. 9pistaksis dan perdarahan gusi jarangdijumpai sedangkan perdarahan saluran pencernaan hebat lebih jarang lagi dan

    biasanya timbul setelah renjatan tidak dapat diatasi (Soedarmo, "#1").

    Dati biasanya teraba sejak awal fase demam, ber=ariasi mulai dari teraba "!

    cm dibawah lengkung iga kanan. 'erajat pembesaran hati tidak berhubungan dengan

    keparahan penyakit. +ntuk menemukan pembesaran hati, harus dilakukan perabaan

    setiap hari. 6yeri tekan di daerah hati sering kali ditemukan dan pada sebagian kecil

    kasus dapat disertai ikterus. 6yeri tekan di daerah hati tampak jelas pada anak besardan ini berhubungan dengan adanya perdarahan(Soedarmo, "#1")

    30

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    31/72

    &ada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan adanya trombositopenia

    sedang hingga berat disertai hemokonsentrasi. *enomena patofisiologis utama yang

    menentukan derajat penyakit dan membedakan '8' dari '' ialah peningkatan

    permeabilitas pembuluh darah, menurunnya =olume plasma, trombositopenia, dandiatesis hemoragik (Soedarmo, "#1")

    Dengue "ho0k "#ndrome

    &ada 'SS dijumpai adanya manifestasi kegagalan sirkulasi yaitu nadi lemah

    dan cepat, tekanan nadi menurun (G"#mmDg), hipotensi, kulit dingin dan lembab dan

    pasien tampak gelisah.

    ;ambar 1.0 ;ambaran Skematis ebocoran &lasma pada '8'

    31

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    32/72

    ;ambar 1.4 Manifestasi 'emam 'engue dan 'emam 8erdarah 'engue

    Diagnosis

    8erdasarkan kriteria D< "#11 untuk diagnosis 'emam 8erdarah 'engue:

    a. riteria linis

    1. 'emam

    'emam mendadak terus menerus "!0 hari tanpa sebab yang jelas. 5ipe

    demam bifasik (saddleback).

    32

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    33/72

    ;ambar 1.2 'emam 8ifasik pada 'emam 8erdarah 'engue

    ". Manifestasi perdarahan, salah satu tergantung:

    a. +ji torniket (C)

    b. &etechie, ekhimosis ataupun purpura

    c. perdarahan mukosa traktus gastrointestinal, epistaksis, perdarahan

    gusi

    d. hematemesis dan melena

    3. Depatomegali

    . egagalan sirkulasi (tanda!tanda syok): ekstremitas dingin, nadi cepat dan

    lemah, sistolik kurang 2# mmDg, dan tekanan darah menurun sampai

    tidak terukur, kulit lembab, penyempitan tekanan nadi (G "# mmDg),

    capillary refill time memanjang (O" detik) dan pasien tampak gelisah.

    b. riteria Laboratoris

    1. 5rombositopenia (trombosit G 1##.### ?ul)

    ". Demokonsentrasi ( &eningkatan Dt "#$ atau penurunan Dt "#$ setelahmendapat terapi cairan).

    33

    http://4.bp.blogspot.com/_2zZOB5JF1Cc/SZmfVkbCO2I/AAAAAAAAAQA/nfpx7T3H-Mo/s1600-h/DHF+2.jpg
  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    34/72

    &enegakan diagnosis 'emam 8erdarah 'engue berdasarkan atas " kriteria

    klinis ditambah trombositopenia dan hemokonsentrasi atau peningkatan hematokrit.

    &embagian derajat 'emam 8erdarah 'engue menurut D< ialah :

    a. 'erajat

    'emam diikuti gejala tidak spesifik. Satu!satunya manifestasi

    perdarahan adalah tes torniNuet yang positif atau mudah memar.

    b. 'erajat

    ;ejala yang ada pada tingkat ditambah dengan perdarahan

    spontan. &erdarahan bisa terjadi di kulit atau di tempat lain.

    c. 'erajat

    egagalan sirkulasi ditandai oleh denyut nadi yang cepat dan

    lemah, tekanan nadi menurun (G"#mmDg) atau hipotensi, suhu tubuh

    rendah, kulit lembab dan penderita gelisah.

    d. 'erajat @

    Syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak

    dapat diperiksa.

    5abel 1.1 &embagian derajat nfeksi @irus 'engue

    DD6DBD >rade Tanda dan >e9ala 4a.oratorium

    'emam

    'engue

    'emam disertai " keadaan

    berikut :

    ! 6yeri epala

    ! 6yeri retro!orbita

    ! Mialgia

    ! ash! %tralgia?6yeri tulang

    ! Manifestasi perdarahan

    ! 5anpa disertai adanya

    ! Leukopenia

    ( G ### sel?mm3)

    ! 5rombositopenia

    ( G 1#.### sel?mm3)

    ! &eningkatan Dematokrit

    ( I 1# $ )! 5idak ditemukan kebocoran

    plasma

    34

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    35/72

    plasma Leakage'8' 'emam disertai

    manifestasi perdarahan

    (torniNuet tes C ) dan

    adanya plasma leakage

    5rombositopenia

    ( G 1##.### sel?mm3)

    Dematokrit Meningkat

    ( O "# $ )'8' ;rade ditambah

    perdarahan spontan

    5rombositopenia

    ( G 1##.### sel?mm3)

    Dematokrit Meningkat

    ( O "# $ )'8'

    ('SS)

    ;rade atau ditambah

    adanya kegagalan

    sirkulasi :

    ! pulsasi nadi yang

    lemah,

    ! hipotensi,

    ! perbedaan sistole dan

    diastole yang sempit

    ! kondisi umum gelisah

    5rombositopenia

    ( G 1##.### sel?mm3)

    Dematokrit Meningkat

    ( O "# $ )

    '8'

    ('SS)

    @ ;rade ditambah

    dengan syok berat serta

    nadi dan tekanan darah

    yang tidak terukur

    5rombositopenia

    ( G 1##.### sel?mm3)

    Dematokrit Meningkat

    ( O "# $ )

    Pemeriksaan Penun9ang

    a. &emeriksaan laboratorium

    5rombositopeni dan hemokonsentrasi merupakan kelainan yang selalu

    ditemukan pada '8'. &enurunan jumlah trombosit G 1##.###?pl biasa

    ditemukan pada hari ke!3 sampai ke!4 sakit, sering terjadi sebelum atau

    bersamaan dengan perubahan nilai hematokrit. Demokonsentrasi yang

    disebabkan oleh kebocoran plasma dinilai dari peningkatan nilai hematokrit.

    &enurunan nilai trombosit yang disertai atau segera disusul dengan

    peningkatan nilai hematokrit sangat unik untuk '8', kedua hal tersebut

    35

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    36/72

    biasanya terjadi pada saat suhu turun atau sebelum syok terjadi. &erlu

    diketahui bahwa nilai hematokrit dapat dipengaruhi oleh pemberian cairan

    atau oleh perdarahan. 7umlah leukosit bisa menurun (leukopenia) atau

    leukositosis, limfositosis relatif dengan limfosit atipik sering ditemukan padasaat sebelum suhu turun atau syok. Dipoproteinemi akibat kebocoran plasma

    biasa ditemukan. %danya fibrinolisis dan ganggungan koagulasi tampak pada

    pengurangan fibrinogen, protrombin, faktor @, faktor F, dan antitrombin

    . &55 dan &5 memanjang pada sepertiga sampai setengah kasus '8'.

    b. &encitraan&ada pemeriksaan radiologi dan +S; kasus '8', terdapat beberapa

    kelainan yang dapat dideteksi yaitu, dilatasi pembuluh darah paru, efusi

    pleura, kardiomegali dan efusi perikard, hepatomegali, cairan dalam rongga

    peritoneum, penebalan dinding =esica felea.

    c. &emeriksaan umple leed test

    &ercobaan ini bermaksud menguji ketahanan kapiler darah dengan

    cara mengenakan pembendungan kepada =ena!=ena, sehingga darah menekan

    kepada dinding kapiler. 'inding kapiler yang oleh suatu sebab kurang kuat

    akan rusak oleh pembendungan itu, darah dari dalam kapiler itu keluar dari

    kapiler dan merembes ke dalam jaringan sekitarnya sehingga nampak sebagai

    bercak merah kecil pada permukaan kulit (petechiae).

    &emeriksaan dilakukan dengan memasang sfigmomanometer pada

    lengan atas dan pompalah sampai tekanan berada ditengah!tengah nilai

    sistolik dan diastolik. &ertahankan tekanan itu selama 1# menit, setelah itu

    lepaskan ikatan dan tunggulah sampai tanda!tanda stasis darah lenyap lagi.

    36

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    37/72

    Stasis darah telah berhenti jika warna kulit pada lengan yang dibendung tadi

    mendapat lagi warna kulit lengan yang tidak dibendung. Lalu carilah

    petechiae yang timbul dalam lingkaran berdiameter cm kira!kira cm distal

    dari =ena cubiti. 5est dikatakan positif jika terdapat lebih dari dikatakanpositif 1# petechiae dalam lingkaran tadi.

    d. &emeriksaan lainnya :

    %da beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengetahi infeksi

    =irus dengue yaitu (D

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    38/72

    menurun hingga tidak terdeteksi pada " I 3 bulan. %ntibodi g ; terdeteksi rendah

    pada akhir minggu pertama, meningkat kemudian, dan menetap hingga bertahun I

    tahun. &ada infeksi sekunder =irus dengue, titer antibodi meningkat cepat. %ntibodi g

    ; terdeteksi pada le=el tinggi, pada saat fase inisial, dan menetap hingga beberapabulan. %ntibodi g M biasanya lebih rendah pada infeksi dengue sekunder.

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    39/72

    Misalnya : Measles, ubella, dan berbagai =irus lainnya, seperti : 9pstein barr

    =irus, 9ntero=irus, nfluenBa, Depatitis %, Danta=irus

    c. &enyakit bakterial

    Meningocuccaemia, Leptospirosis, 5hypoid, Meliodosis, ackettsial disease,

    Scarlet *e=er

    d. &enyakit parasit : Malaria

    &ada fase awal demam dari demam berdarah dengue, diagnosis banding

    meliputi infeksi spektrum luas oleh =irus, bakteri, dan protoBoa, sama halnya dengan

    diagnosis banding dari demam dengue. %danya trombositopenia disertai dengan

    hemokonsentrasi membedakan demam berdarah dengue dengan penyakit yang

    lainnya. Dasil yang normal dari 9S (rythrocyte )edimentation $ate) dapat

    membedakan dengue dengan infeksi bakteri dan syok septik (D

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    40/72

    Kom3likasi dan Penatalaksanaan Kom3likasi

    a. 9nsefalopati dengue dapat terjadi pada '8' dengan maupun tanpa syok.

    9nsefalopati dengue dapat terjadi pada '8' dengan maupun tanpa syok,

    cenderung terjadi edema otak dan alkalosis, maka bila syok teratasi cairan

    diganti dengan cairan yang tidak mengandung D-

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    41/72

    tetap dilakukan untuk jumlah diuresis, kadar ureum, dan kreatinin. 5etapi apabila

    diuresis tetap belum mencukupi, pada umumnya syok juga belum dapat dikoreksi

    dengan baik, maka pemasangan -@& (central =enous pressure) perlu dilakukan

    untuk pedoman pemberian cairan selanjutnya.

    c. 9dema paru

    9dema paru adalah komplikasi yang mungkin terjadi sebagai akibat

    pemberian cairan yang berlebihan. &emberian cairan pada hari sakit ketiga

    sampai kelima sesuai panduan yang diberikan, biasanya tidak akan menyebabkan

    edema paru oleh karena perembesan plasma masih terjadi. 5etapi pada saatterjadi reabsorbsi plasma dari ruang ekstra=askular, apabila cairan diberikan

    berlebih (kesalahan terjadi bila hanya melihat penurunan hemoglobin dan

    hematokrit tanpa memperhatikan hari sakit), pasien akan mengalami distress

    pernafasan, disertai sembab pada kelopak mata, dan ditunjang dengan gambaran

    edem paru pada foto roentgen dada. ;ambaran edem paru harus dibedakan

    dengan perdarahan paru.

    Penatalaksanaan

    &engobatan '8' bersifat suportif simptomatik dengan tujuan memperbaiki

    sirkulasi dan mencegah timbulnya renjatan dan timbulnya oagulasi ntra=askuler

    'iseminata (').

    &erbedaan patofisiologik utama antara 'emam 'engue?'emam 8erdarah

    'engue?'emam Syok sindrom dan penyakit lain, ialah adanya peningkatanpermeabilitas kapiler yang menyebabkan perembesan plasma, dan gangguan

    hemostasis. &enatalaksanaan fase demam pada 'emam 8erdarah 'engue dan

    'emam 'engue tidak jauh berbeda, bersifat simptomatik dan suportif yaitu

    41

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    42/72

    pemberian cairan oral untuk mencegah dehidrasi. 8erikan nasihat kepada orang tua

    agar anak diberikan minum banyak seperti air teh, susu, sirup, oralit, jus buah, dan

    lain I lain. Selain itu diberikan pula obat antipiretik golongan parasetamol.

    &enggunaan antipiretik golongan salisilat tidak dianjurkan pada penanganan demam.&arasetamol direkomendasikan untuk mempertahankan suhu di bawah 32 #- dengan

    dosis 1# I 1 mg?g88?kali.

    asa haus dan keadaan dehidrasi dapat timbul sebagai akibat demam tinggi,

    anoreksia, dan muntah. &asien perlu diberikan minum # ml?g88 dalam I / jam

    pertama. Setelah keadaan dehidrasi dapat teratasi, anak dapat diberikan cairan

    rumatan 4# I 1## ml?g88?hari dalam " jam berikutnya. 8ayi yang masih minum

    %S, tetap diberikan disamping larutan oralit. 8ila terjadi kejang demam, disamping

    diberikan antipiretik, diberikan pula antikon=ulsif selama masih demam.

    Masa kritis ialah pada atau setelah hari sakit yang ke 3 I yang

    memperlihatkan penurunan tajam hitung trombosit dan peningkatan tajam hematokrit

    yang menunjukkan adanya kehilangan cairan,

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    43/72

    dating, berikan cairan kristaloid 0 ml?g88?jam. Monitor tanda =ital dan kadar

    hematokrit serta trombosit tiap / ja,. Selanjutnya e=aluasi 1" I " jam. %pabila

    selama obser=asi keadaan umum membaik, yaitu anak tampak tenang, tekanan nadi

    kuat, tekanan darah stabil, dan kadar &-@ cenderung turun minimal dalam " kalipemeriksaan berturut I turut, maka tetesan dikurangi menjadi ml?g88?jam.

    %pabila dalam obser=asi selanjutnya tanda =ital tetap stabil, tetesan dikurangi

    menjadi 3 ml?g88?jam dan akhirnya cairan dihentikan dalam " I 4 jam. %pabila

    keadaan klinis pasien tidak ada perbaikan, yaitu : anak tampak gelisah, nafas cepat,

    frekuensi nadi meningkat, deuresis kurang, tekanan nadi G "# mmDg memburuk,

    serta peningkatan &-@, maka tetesan dinaikkan menjadi 1# ml?g88?jam. %pabila

    belum terjadi perbaikan setelah 1" jam, maka tetesan di naikkan menjadi 1#ml?g88?jam. %pabila belum terjadi perbaikan klinis setelah 1" jam, cairan

    dinaikkan menjadi 1 ml?g88?jam. emudian die=aluasi 1" jam lagi. %pabila

    tampak distress pernafasan menjadi lebih berat dan ht naik maka berikan koloid 1# I

    "# ml?g88?jam, dengan jumlah maksimal 3# ml?g88. 6amun bila Dt atau Db

    turun, berikan tranfusi darah segar 1# ml?g88?jam.

    8ila terdapat asidosis, P dari cairan total dikeluarkan dan diganti dengan

    larutan berisi #,1/0 mol?liter 6atrium bikarbonat (3? bagian berisi larutan 6a-l #,2$ C glukosa ditambah P 6atrium bikarbonat). @olume dan komposisi cairan yang

    diperlukan sesuai seperti cairan untuk dehidrasi pada diare ringan sampai sedang,

    yaitu cairan rumatan ditambah deficit / $ ( I 4 $) seperti tertera pada tabel

    dibawah ini.

    5abel 1." ebutuhan -airan pada 'ehidrasi Sedang ( 'efisit -airan I 4 $)

    Berat 1aktu Masuk KgC 8umlah =airan tia3 hari

    G 0 g ""# ml?g88?hari

    43

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    44/72

    0 I 11 g

    1" I 14 g

    O 14 g

    1/ ml?g88?hari

    13" ml?g88?hari

    44 ml?g88?hari

    Sindroma syok dengue adalah '8' dengan gejala gelisah, nafas cepat, nadi

    teraba kecil, lembut atau tak teraba, tekanan nadi menyempit, bibir biru, tangan dan

    kaki dingin, dan tidak ada produksi urin. Langkah yang harus dilakukan adalah segera

    berikan infus kristaloid "# ml?g88 secepatnya dalam 3# menit dan oksigen "

    liter?menit. +ntuk 'SS berat "# ml?g88?jam diberikan bersama koloid 1# I "#

    ml?g88?jam.

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    45/72

    &emasangan -@& pada syok berat kadang diperlukan, sedangkan pemasangan sonde

    lambung tidak dianjurkan

    8ila pada syok '8' tidak berhasil diatasi selama 3# menit dengan resusitasi

    kristaloid maka cairan koloid harus diberikan sebanyak 1# I "# ml?kg88?jam. -airan

    koloid tersebut antara lain :

    1. 'ekstan

    ". ;elatin

    3. DydroAy 9thyl Starch (D9S)

    . *resh *roBen &lasma (**&)

    &emasangan -@& pada '8' tidak dianjurkan karena prosedur -@& bersifat

    traumatis untuk anak dengan trombositopenia, gangguan =askular dan homeostasis

    sehingga mudah terjadi perdarahan dan infeksi, disamping prosedur pengerjaannya

    juga tidak mudah dan manfaatnya juga tidak banyak.

    &emberian suspensi trombosit umumnya diperlukan dengan pertimbangan bila

    terjadi perdarahan secara klinis dan pada keadaan '. 8ila diperlukan suspensi

    trombosit maka pemberiannya diikuti dengan pemberian fresh froBen plasma (**&)

    yang masih mengandung faktor!faktor pembekuan untuk mencegah agregasi

    trombosit yang lebih hebat. 8ila kadar hemoglobin rendah dapat pula diberikan

    packed red cell (&-).

    Setelah fase krisis terlampau, cairan ekstra=askular akan masuk kembali

    dalam intra=askular sehingga perlu dihentikan pemberian cairan intra=ena untuk

    mencegah terjadinya edem paru. &ada fase penyembuhan (setelah hari ketujuh) bila

    terdapat penurunan kadar hemoglobin, bukan berarti perdarahan tetapi terjadi

    hemodilusi sehingga kadar hemoglobin akan kembali ke awal seperti saat anak masih

    45

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    46/72

    sehat. &ada anak yang awalnya menderita anemia akan tampak kadar hemoglobin

    rendah, hati!hati tidak perlu diberikan transfusi.

    &enatalaksanaan '8' disesuaikan dengan derajat terlampir sebagai berikut:

    46

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    47/72

    ;ambar 1.1". 5atalaksana infeksi =irus 'engue pada kasus tersangka '8'.

    47

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    48/72

    ;ambar 1.13. 5atalaksana tersangka '8' (rawat inap) atau demam 'engue.

    48

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    49/72

    ;ambar 1.1 5atalaksana kasus '8' derajat dan .

    49

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    50/72

    ;ambar 1.1. 5atalaksana asus '8' derajat dan @ atau 'SS.

    50

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    51/72

    riteria memulangkan pasien antara lain (Soedarmo, "#1") :

    1. 5idak demam selama " jam tanpa antipiretik". 6afsu makan membaik3. 5ampak perbaikan secara klinis. Dematokrit stabil. 5iga hari setelah syok teratasi/. 7umlah trombosit diatas #.###?ml dan cenderung meningkat0. 5idak dijumpai adanya distress pernafasan (akibat efusi pleura atau asidosis).

    Prognosis

    8ila tidak disertai renjatan dalam " I 3/ jam, biasanya prognosis akan

    menjadi baik. alau lebih dari 3/ jam belum ada tanda perbaikan, kemungkinan

    sembuh kecil dan prognosisnya menjadi buruk (ampengan, "##4). &enyebab

    kematian 'emam 8erdarah 'engue cukup tinggi yaitu 1, $. (Soegijanto, "##1).

    Secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan antara jenis kelamin penderita demam

    berdarah dengue, tetapi kematian lebih banyak ditemukan pada anak perempuan

    daripada laki I laki. &enyebab kematian tersebut antara lain (ampengan, "##4) :

    1. Syok lama

    ".

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    52/72

    &encegahan yang dilakukan adalah dengan cara &engendalian =ector =irus

    dengue. &engendalian =ektor bertujuan (&urnomo, "#1#) :

    1. Mengurangi populasi =ektor serendah I rendahnya sehingga tidak berarti lagi

    sebagai penular penyakit.

    ". Menghindarkan terjadi kontak antara =ektor dan manusia.

    -ara efektif untuk pengendalian =ektor adalah dengan penatalaksanaan

    lingkungan yang termasuk perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

    pemantauan akti=itas untuk modifikasi faktor!faktor lingkungan dengan suatu

    pandangan untuk mencegah perkembangan =ektor dan kontak manusia!=ektor!patogen. &engendalian =ektor dapat berupa (&urnomo, "#1#):

    1. &emberantasan Sarang 6yamuk (&S6)

    a. Melakukan metode M (menguras, Menutup dan Menyingkirkan, dan

    monitor tempat perindukan nyamuk) minimal 1 A seminggu bagi tiap

    keluarga,

    b. 1##$ tempat penampungan air sukar dikuras diberi abate tiap 3 bulan

    c. %87 (angka bebas jentik) diharapkan mencapai 2$". *oging *ocus dan *oging Masal

    a. *oging fokus dilakukan " siklus dengan radius "## m dengan selang

    waktu 1 minggu

    b. *oging masal dilakukan " siklus diseluruh wilayah suspek L8 dalam

    jangka waktu 1 bulan

    c.

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    53/72

    b. Dasil dicatat sebagai dasar tindak lanjut penanggulangan kasus

    . &enyuluhan perorangan?kelompok untuk meningkatkan kesadaran

    masyarakat.

    . emitraan untuk sosialisasi penanggulangan '8'.

    ewajiban pelaporan kasus dalam tempo " jam ke 'inas esehatan tingkat

    ?&uskesmas tempat tinggal pasien merupakan keharusan yang sesuai dengan

    &eraturan Menteri esehatan /# tahun 1242 dengan tujuan kemungkinan terjadinya

    penularan lebih lanjut, penyakit '8' dapat dicegah dan ditanggulangi sedini

    mungkin. 'engan adanya laporan kasus pada &uskesmas? 'inas esehatan tingkat

    yang bersangkutan, dapat dengan segera melakukan penyelidika epidemiologi di

    sekitar tempat tinggal kasus untuk melihat kemungkinan resiko penularan (Soedarmo,

    "#1").

    %pabila dari hasil penyelidikan epidemiologi diperoleh data adanya resiko

    penularan '8', maka pihak terkait akan melakukan langkah I langkah upaya

    penanggulangan berupa : foging fokus dan abatisasi selektif. 5ujuan abatisasi adalah

    membunuh lar=a dengan butir I butir abate sand granule (S;) 1 $ pada tempat

    penyimpanan air dengan dosis ppm (part per milion& yaitu : 1# gram meter 1## liter

    air. Selain itu dapat dilakukan dengan menggalakkan masyarakat untuk melakukan

    kerja bakti dalan pemberantasan sarang nyamuk (Soedarmo, "#1").

    53

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    54/72

    EFU"I P4EU5A

    )/' Definisi

    9fusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi penimbunan cairan dalamrongga pleura. 9fusi pleural adalah penumpukan cairan di dalam ruang pleural, proses

    penyakit primer jarang terjadi namun biasanya terjadi sekunder akibat penyakit lain.

    9fusi dapat berupa cairan jernih, yang mungkin merupakan transudat, eksudat, atau

    dapat berupa darah atau pus.1,

    9fusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak

    diantara permukaan =isceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi

    biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara normal, ruang

    pleural mengandung sejumlah kecil cairan ( sampai 1ml) berfungsi sebagai

    pelumas yang memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi.

    ;ambar ".1 %natomi ongga &leura

    54

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    55/72

    ;ambar "." %natomi ongga &leura (Mikro)

    )/) Etiologi

    Dambatan resorbsi cairan dari rongga pleura, karena adanya bendungan seperti

    pada dekompensasi kordis, penyakit ginjal, tumor mediatinum, sindroma meig (tumor

    o=arium) dan sindroma =ena ka=a superior.

    &embentukan cairan yang berlebihan, karena radang (tuberculosis, pneumonia,

    =irus), bronkiektasis, abses amuba subfrenik yang menembus ke rongga pleura, karena

    tumor dimana masuk cairan berdarah dan karena trauma. 'i ndonesia 4#$ karenatuberculosis.

    elebihan cairan rongga pleura dapat terkumpul pada proses penyakit

    neoplastik, tromboembolik, kardio=askuler, dan infeksi. ni disebabkan oleh sedikitnya

    satu dari empat mekanisme dasar :

    &eningkatan tekanan kapiler subpleural atau limfatik

    &enurunan tekanan osmotic koloid darah

    &eningkatan tekanan negati=e intrapleural

    %danya inflamasi atau neoplastik pleura

    &enyebab lain dari efusi pleura adalah:

    55

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    56/72

    ;agal 7antung

    adar protein yang rendah

    Sirosis

    &neumonia

    8lastomikosis

    oksidioidomikosis

    5uberkulosis

    Distoplasmosis

    riptokokosis

    %bses dibawah diafragma %rtritis rematoid

    &ankreatitis

    9mboli paru

    5umor

    Lupus eritematosus sistemik

    &embedahan jantung

    -edera di dada

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    57/72

    5abel 1. &enyebab umum efusi pleura pada anak!anak

    )/- Tanda dan >e9ala

    %danya timbunan cairan mengakibatkan perasaan sakit karena pergesekan,

    setelah cairan cukup banyak rasa sakit hilang. 8ila cairan banyak, penderita akan

    sesak napas. &ada anak masalah pernapasan adalah hal yang paling sering dikeluhkan.

    %pabila dihubungkan dengan penyebabnya berupa pneumonia maka gejala yang

    muncul adalah batuk, demam, sesak nafas, menggigil. %pabila penyebabnya bukanpneumonia, maka gejala pada anak mungkin tidak ditemukan sampai efusi yang

    timbul telah mencukupi untuk menimbulkan gejala sesak nafas atau kesulitan

    bernafas.,

    %danya gejala!gejala penyakit penyebab seperti demam, menggigil, dan nyeri

    dada pleuritis (pneumonia), panas tinggi (kokus), subfebril (tuberkulosisi), banyak

    keringat, batuk, banyak riak. 'e=iasi trachea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi

    jika terjadi penumpukan cairan pleural yang signifikan.

    &emeriksaan fisik dalam keadaan berbaring dan duduk akan berlainan, karena

    cairan akan berpindah tempat. 8agian yang sakit akan kurang bergerak dalam

    57

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    58/72

    pernapasan, fremitus melemah (raba dan =ocal), pada perkusi didapati daerah pekak,

    dalam keadaan duduk permukaan cairan membentuk garis melengkung (garis 9llis

    'amoiseu).

    'idapati segitiga ;arland, yaitu daerah yang pada perkusi redup timpani

    dibagian atas garis 9llis 'omiseu. Segitiga ;rocco!ochfusB, yaitu daerah pekak

    karena cairan mendorong mediastinum kesisi lain, pada auskultasi daerah ini didapati

    =esikuler melemah dengan ronki.

    )/, Patofisiologi

    'idalam rongga pleura terdapat C ml cairan yang cukup untuk membasahi

    seluruh permukaan pleura parietalis dan pleura =iseralis. -airan ini dihasilkan oleh

    kapiler pleura parietalis karena adanya tekanan hodrostatik, tekanan koloid dan daya

    tarik elastis. Sebagian cairan ini diserap kembali oleh kapiler paru dan pleura =iseralis,

    sebagian kecil lainnya (1#!"#$) mengalir kedalam pembuluh limfe sehingga pasase

    cairan disini mencapai 1 liter seharinya.

    5erkumpulnya cairan di rongga pleura disebut efusi pleura, ini terjadi bilakeseimbangan antara produksi dan absorbsi terganggu misalnya pada hyperemia akibat

    inflamasi, perubahan tekanan osmotic (hipoalbuminemia), peningkatan tekanan =ena

    (gagal jantung). %tas dasar kejadiannya efusi dapat dibedakan atas transudat dan

    eksudat pleura. 5ransudat misalnya terjadi pada gagal jantung karena bendungan =ena

    disertai peningkatan tekanan hidrostatik, dan sirosis hepatic karena tekanan osmotic

    koloid yang menurun. 9ksudat dapat disebabkan antara lain oleh keganasan dan infeksi.

    -airan keluar langsung dari kapiler sehingga kaya akan protein dan berat jenisnya

    tinggi. -airan ini juga mengandung banyak sel darah putih. Sebaliknya transudat kadar

    proteinnya rendah sekali atau nihil sehingga berat jenisnya rendah.

    58

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    59/72

    )/( Pemeriksaan Diagnostik

    &emeriksaan radiologik (ontgen dada), pada permulaan didapati

    menghilangnya sudut kostofrenik. 8ila cairan lebih 3##ml, akan tampak cairan

    dengan permukaan melengkung. Mungkin terdapat pergeseran di mediatinum.

    5orakosentesis ? pungsi pleura untuk mengetahui kejernihan, warna, biakan

    tampilan, sitologi, berat jenis. &ungsi pleura diantara linea aksilaris anterior dan

    posterior, pada sela iga ke!4. 'idapati cairan yang mungkin serosa (serotorak),

    berdarah (hemotoraks), pus (piotoraks) atau kilus (kilotoraks). 8ila cairan serosa

    mungkin berupa transudat (hasil bendungan) atau eksudat (hasil radang).

    -airan pleural dianalisis dengan kultur bakteri, pewarnaan gram, basil tahan

    asam (untuk 58-), hitung sel darah merah dan putih, pemeriksaan kimiawi (glukosa,

    amylase, laktat dehidrogenase (L'D), protein), analisis sitologi untuk sel!sel

    malignan, dan pD.

    &ada pemeriksaan fisik, dengan bantuan stetoskop akan terdengar adanya

    penurunan suara pernafasan. +ntuk membantu memperkuat diagnosis, dilakukan

    pemeriksaan berikut:

    ontgen dada

    ontgen dada biasanya merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk

    mendiagnosis efusi pleura, yang hasilnya menunjukkan adanya cairan.

    59

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    60/72

    ;ambar ".3 ;ambaran radiologis efusi pleura daerah hemitoraks kanan

    -5!Scan dada

    -5 scan dengan jelas menggambarkan paru!paru dan cairan dan bisa

    menunjukkan adanyapneumonia, abses paruatau tumor.

    ;ambar ". -5!Scan menunjukkan adanya akumulasi cairan sebelah kanan

    60

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    61/72

    +S; dada

    +S; bisa membantu menentukan lokasi dari pengumpulan cairan yang

    jumlahnya sedikit, sehingga bisa dilakukan pengeluaran cairan.

    ;ambar ". +S; 9fusi pleura dengan celah yang multipel

    5orakosentesis

    &enyebab dan jenis dari efusi pleura biasanya dapat diketahui dengan

    melakukan pemeriksaan terhadap contoh cairan yang diperoleh melalui torakosentesis(pengambilan cairan melalui sebuah jarum yang dimasukkan diantara sela iga ke

    dalam rongga dada dibawah pengaruh pembiusan lokal)./

    &ada orang dewasa, torakosentesis sebaiknya dilakukan pada setiap pasien

    dengan efusi pleura yang sedang!berat, namun pada anak!anak tidak semuanya

    memerlukan torakosentesis sebagai prosedur yang sama. 9fusi parapneumonik yang

    dihubungkan dengan sudut costoprenicus yang tumpul minimal tidak seharusnya

    mendapat prosedur torakosentesis.

    5orakosentesis atau penyaluran saluran dada (chest tube drainage) dianjurkan

    pada pasien anak!anak yang memiliki demam menetap, toksisitas, organism tertentu

    61

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    62/72

    (misalnya ).aereus atau pneumococcus), nyeri pleura, kesulitan dalam bernafas,

    pergeseran mediastinum, gangguan pernafasan yang membahayakan. "hest tube

    drainage semestinya segera dilakukan apabila dari hasil analisa cairan pleura

    menunjukkan pD kurang dari 0," kadar glukosa G #mg?dl dan kadar L'D lebih dari1### +?mL.

    8iopsi

    7ika dengan torakosentesis tidak dapat ditentukan penyebabnya, maka

    dilakukan biopsi, dimana contoh lapisan pleura sebelah luar diambil untuk dianalisa.

    &ada sekitar "#$ penderita, meskipun telah dilakukan pemeriksaan menyeluruh,

    penyebab dari efusi pleura tetap tidak dapat ditentukan.

    &ada anak dilakukan apabila peradangan efusi pleura tidak bisa dijelaskan.

    5eknik ini memiliki peran yang terbatas pada anak!anak namun memiliki kepentingan

    yang besar dalam membedakan 58 atau keganasan. Qang menjadi komplikasi utama

    adalah pneumotoraks dan perdarahan./

    %nalisa cairan pleura

    5abel ". &erbedaan 5ransudat dan 9ksudat

    8ronkoskopi

    8ronkoskopi kadang dilakukan untuk membantu menemukan sumber cairan

    yang terkumpul.

    62

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    63/72

    )/@ Tera3i

    ebanyakan pasien anak!anak yang memiliki efusi parapneumonik memberikan

    respon yang baik dengan pemberian terapi antibiotic sehingga tidak memerlukan

    torakostomi. &engobatan empyema (efusi parapneumonik yang telah mengalami

    komplikasi) pada anak dimulai dengan terapi konser=atif. &emberian awal terapi

    antibiotic didasari pada infeksi penyebab yang mendasarinya dan

    pengurasan?pengeluaran cairan yang terinfeksi dengan torakosentesis atau torakostomi

    tertutup.0

    5abel 3 %ntibiotik pilihan sesuai dengan kuman penyebab

    63

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    64/72

    %ntibiotik harusnya dipilih untuk mengatasi kebanyakan dari kuman penyebab

    pneumonia pada kelompok usia anak!anak. Sampai kondisi sebenarnya telah tegak

    didiagnosa, pemberian antibiotic spectrum luas diperbolehkan?dibenarkan untuk

    mengurangi angka kematian yang tinggi dan kesakitan yang berhubungan denganempyema. %ntibiotic secara intra=ena harus diteruskan sampai kondisi anak bebas

    demam setidaknya 0!1# hari, telah bebas dari penggunaan oksigen dan tidak lagi

    terlihat sakit. %ntibiotic secara oral kemudian diberikan selama 1!3 minggu.,0

    Drainageatau pengurasan dari empyema mencegah dari perkembangan lokulasi

    dan pengelupasan jaringan fibrotic. Lebih lanjut dari tahap kedua penyakit, pengurasan

    akan menjadi kurang efektif. %pakah seluruh empyema membutuhkan pengurasan

    masih menjadi hal yang contro=ersial, tidak ada data yang dengan jelas

    menggambarkan penggunaannya pada anak!anak. eseluruhannya, torakostomi dengan

    pipa tertutup yang segera sebaiknya menjadi pertimbangan yang kuat dengan indikasi :0

    pD cairan pleura kurang dari 0," atau lebih dari #,# unit dibawah pD

    arterial

    glukosa cairan pleura kurang dari # mg?dL ("," mmol?L)

    L'D cairan pleura lebih besar dari 1,### +?L

    %danya pus yang terus!menerus

    5erkontaminasi gram positif

    Sepsis oleh karena ).aereusatau*.influen!ae

    Saat pengurasan cairan dengan pipa di dada mencapai kurang dari 3#!# ml?L

    dan tingkat konstitusional pasien mengalami perbaikan, pipa di dada bisa dilepaskan.

    &engobatan untuk lokulasi efusi parapenumonik (khususnya tahap " dan 3) atau anak!

    anak yang masih ada demam, sakit?sedih, dan kehilangan nafsu makan beberapa harisetelah terapi antibiotic secara intra=ena jauh ber=ariasi.0

    5erapi efektif lainnya yang sedang diperkenalkan adalah streptokinase (S) atau

    64

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    65/72

    urokinase (+) ke dalam rongga empyema, yang telah menunjukkan

    mengurangi?mengecilkan perlekatan?adhesi, meningkatkan pengurasan, dan memutus

    gejala. S adalah protein turunan bakteri yang aktifitas tidak langsungnya di system

    fibrinolisis. Masalah yang ikut menyertai pengobatan ini adalah reaksi alergi danneutralisasi antibody terhadap S. Secara umum pemberian S adalah efektif dan

    aman, dan bisa membantu menyingkirkan kemungkinan operasi?pembedahan pada

    kebanyakan kasus. ombinasi dari terapi mesti diberikan seawall mungkin setelah

    diganosa efusi parapneumonik ditegakkan.4

    + adalah aktifator plasminogen langsung. 5idak seperti S, pada + ada satu

    per satu hubungan dari produksi plasmin dari setiap molekul +, membuatnya

    penggunaannya semakin efisien. + bukan antigen. 8eberapa penelitian mencatatkan

    penyelesaian yang lengkap dari pengambilan cairan dengan lokulasi yang menetap

    dengan mengikuti pemasukan + ke dalam pipa dada. 5idak ada komplikasi yang

    dilaporkan baik pada kedua seri. ndikasi dasar untuk + pada efusi pleura termasuk :/,0

    Lokus yang multiple (banyak), sesuai yang digambarkan oleh +S; atau -t!

    Scan

    'ugaan lokus multiple, sesuai dengan indikasi melalui pengurasan dengan

    hasil yang kurang seperti diharapkan.

    ontraindikasi yang relati=e untuk penggunaan + termasuk diantaranya

    adalah perdarahan aktif, pembedahan beberapa waktu terakhir dan kehamilan. 'osis

    yang diberikan ber=ariasi dari "#.###!1##.### + ke dalam pipa dada dicampur dengan

    larutan normal saline ("#!1## mL), dosis optimal belum dapat ditentukan. Setelah

    pemasukan +, pipa dada ditutup selama 1!" jam, pasien didoronng untuk mengubah!

    ubah posisi agar larutan terdistribusi merata. &emberian + mungkin bisa diulang

    sebanyak "!3 kali dalam "!3 hari.4

    arena penanganan empyema, khususnya pada tahap kedua dan ketiga masih

    menjadi contro=ersial, beberapa diantaranya menyarankan penggunaan bedah lebih

    65

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    66/72

    awal, seperti +ideo Assisted %horacoscopy(@%5S) atau thorakoskopi dengan bantuan

    =ideo, dengan pembuangan perlekatan pada jaringan pleura. &endekatan seperti ini

    harus disesuaikan dengan tahapan penyakit, pathogen penyebab, respon terhadap

    pemberian terapi awal dan derajat terjebaknya paru.0

    &ada fibropurulent yang lama dan tahap organisasi, pengurasan pleura

    berkepanjangan tidak mencukupi. 7ika pasien masih memiliki kesulitan dalam bernafas,

    demam sehari!hari, dan leukositosis yang menetap sesuai pemberian terapi antibiotic,

    @%5S sebaiknya patut untuk dipertimbangkan. Saat empyema mencapai tahap

    organisasi, ada sedikit kebebasan untuk tidak melakukan prosedur./,0

    @%5S harus dipertimbangkan bagi anak!anak yang telah dipilih dengan efusiparapneumonik atau empyema yang gejala klinisnya tidak mengalami perbaikan,

    terperangkapnya paru berat, atau empyema yang disebabkan oleh infeksi bakteri selain

    dari ).aereus. +S; atau -5!Scan yang menunjukkan lokus multiple atau perlekatan

    pleura yang luas dan terperangkapnya paru menyarankan agar penggunaan @%5S lebih

    cepat. Secara umum, pembedahan seharusnya tidak dilakukan pada anak!anak selain

    daripada alasan sepsis pleura yang menetap karena perbaikan klinis, fungsi system

    pernafasan dan radiografi yang tidak normal terutama pada populasi anak!anak.

    'alam laporan terbaru yang membanding penggunaan terapi empyema dengan

    pengurasan, fibrinolisis atau pembedahan dalam hal ini menggunakan @%5S,

    penggunaan @%5S dinyatakan sebagai terapi terbaik dalam menangani empyema

    karena membantu mengurangi length of stay(waktu rawat pasien).

    )/+ Prognosis

    %nak!anak yang memiliki efusi parapneumonik tanpa komplikasi memberikan

    66

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    67/72

    respon yang baik dengan penanganan yang konser=atif tanpa tampak sisa kerusakan

    paru. @irus dan mikoplasma penyebab penyakit pleura secara umum sembuh spontan.

    &asien dengan empyema memerlukan perawatan yang lebih lama di umah Sakit.

    Secara nyata tidak ada kematian yang muncul dengan terapi yang benar. asuskematian rata!rata 3!/$ telah dilaporkan pada beberapa seri saat ini, dengan angka

    tertinggi muncul diantara bayi usia kurang dari 1 tahun.0

    BAB ,

    67

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    68/72

    PEMBAHA"A*

    DHF

    5eori asus

    %namnesis, &emeriksaan *isik dan Lab'emam

    'emam mendadak terus menerus "!0 hari tanpa

    sebab yang jelas. 5ipe demam bifasik

    (saddleback).

    Manifestasi perdarahan, salah satu tergantung:

    ! +ji torniket (C)

    ! &etechie, ekhimosis ataupun

    purpura

    ! perdarahan mukosa traktus

    gastrointestinal, epistaksis,

    perdarahan gusi

    ! hematemesis dan melena

    Depatomegali

    riteria Laboratoris! 5rombositopenia (trombosit G

    1##.### ?ul)

    ! Demokonsentrasi ( &eningkatan

    Dt "#$ atau penurunan Dt "#$

    setelah mendapat terapi cairan).

    %namnesis%nak perempuan+sia 1 tahun88 : 2, kg

    1. 'emam hari, naikturun, mengingau (!)

    ". 5orniNuet test (C)

    3. 5erjadi

    hemokonsentrasidengan peningkatanDct O"#$

    Dasil Lab:

    Leukosit :

    Leu :2,"##

    Db : 13

    Dct : ",0

    5ro: 0",###

    Penatalaksanaan

    Teori Kasus

    68

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    69/72

    *@' L "cc?jam

    %ntrain inj 3A4# mg

    -efotaAim inj 3A"0

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    70/72

    8erdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang

    dilakukan pasien ini maka diagnosa pasien ini adalahD*F dengan fusi Pleura

    &ada pasien ini dilakukan pemeriksaan tambahan lengkap yang membantu melihatadanya tanda!tanda hemokonsentrasi pada hasil lab darah lengkap.

    &enatalaksanaan yang didapatkan pada pasien ini memenuhi standar terapi yang

    sesuai dengan literatur.

    70

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    71/72

    DAFTA5 PU"TAKA

    1. %rifin R.Pola leukemia limfoblastik akut di bagian ,lmu kesehatan anak F-

    )/$) Pirngadi. Medan. e I +S+ epository : +ni=ersitas Sumatra utara,"##.

    ". %nomim. 0eukemia akut. (online), "##0. http: ?? www.scrib.com, diakses

    tanggal 11 no=ember "#1#.3. &ermono 8, dkk. 0eukemia akut. (editor) 8ambang permono. 8uku ajar

    hematologi onkologi anak cetakan kedua. 7akarta : '%, "##/, hal "/ I "0.. ubnitB 79, Don!pui -. "hildhood acute lymphoblastic leukemia. 5he

    oncologist 1220H " :30 I 34#.. *anning, SuBanne , Sekeres, Mikkael % and 5heil /0eukemia. -le=eland

    -linic, "##/. icerca M-, et al. Acute lymphoblastic leukemia. http :??

    www.orpha.net?data?patho?;8?uk!%LL.pdf, 'ecember "##, page. 1 I 13.0. 9merianciano M, oifman S, &ambo Ide!oli=erira. Acute 0eukemia in early

    childhood. 8raBilian journal of mediacai and biological research, =ol.#, no./,

    "##0, page. 02 I 0/#.4. &ui -D, elling M', 'owning 7.Acute 0ymphoblatic 0eukemia. 6 96;L 7

    M9' 3# H 1, april 4, "##, page. 13 I 14.

    2. &asNuini, Marcelo and ocha, @anderson/Acute 1yeloid 0eukemia.

  • 5/21/2018 Tutorial Infeksi

    72/72

    13. ;aynon &S, et al. )urvival after relapse in childhood acute lymphoblastic

    leukemia. -%6-9 %pril 1, 1224, =ol.4", no.0, pp. 1340!132.1. Stone M,