Upload
nir-wana
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/17/2019 Trauma Capitis Fix
1/24
RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA An “K”
DENGAN TRAUMA CAPITIS DI RUANGAN UGD BEDAH
RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODU MAKASSAR
NIRWANA, S.Kep
709001150
PRESEPTOR !AHAN PRESEPTOR INSTITUSI
" # " #
PROGRAM PRO$ESI NERS
$AKU!TAS KEDOKTERAN DAN I!MU KESEHATAN
UNI%ERSITAS IS!AM NEGERI A!AUDDIN MAKASSAR
&01
8/17/2019 Trauma Capitis Fix
2/24
!APORAN PENDAHU!UAN PADA An “K”
DENGAN TRAUMA CAPITIS DI RUANGAN UGD BEDAH
RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODU MAKASSAR
NIRWANA, S.Kep
709001150
PRESEPTOR !AHAN PRESEPTOR INSTITUSI
" # " #
PROGRAM PRO$ESI NERS
$AKU!TAS KEDOKTERAN DAN I!MU KESEHATAN
UNI%ERSITAS IS!AM NEGERI A!AUDDIN MAKASSAR
&01
8/17/2019 Trauma Capitis Fix
3/24
BAB I
TIN'AUAN PUSTAKA
A. De()n)*)
Trauma CaptisatauCidera Kepala adalah kerusakan neurologis yang
terjadi akibat adanya trauma pada jaringan otak yang terjadi secara langsung
maupun efek sekunder dari trauma yang terjadi.
Trauma atau cedera kepala ( Brain Injury) adalah salah satu bentuk
trauma yang dapat mengubah kemampuan otak dalam menghasilkan
keseimbangan fisik, intelektual, emosional, social dan pekerjaan atau dapat
dikatakan sebagai bagian dari gangguan traumatik yang dapat menimbulkan
perubahan – perubahan fungsi otak (Black, !!").
Trauma atau cedera kepala juga dikenal sebagai cedera otak adalah
gangguan fungsi normal otak karena trauma, baik trauma tumpul maupun
trauma tajam (Batticaca, !!#).
$enurut konsensus %&'**+ (!!), cedera kepala yang sinonimnya
adalah trauma kapitis-head injury/ trauma kranio serebral-traumatic brain
injury merupakan trauma mekanik terhadap kepala baik secara langsung atau
pun tidak langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neurologis yaitu
gangguan fisik, kognitif, fungsi psikososial baik bersifat temporer maupun
permanen.
B. 'en)*+'en)* T-/- Kep--
uka pada kulit dan tulang dapat menunjukkan lokasi (area) dimana
terjadi trauma (*astrodiningrat, !!/). Cedera yang tampak pada kepala
bagian luar terdiri dari dua, yaitu secara garis besar adalah trauma kepala
8/17/2019 Trauma Capitis Fix
4/24
tertutup dan terbuka. Trauma kepala tertutup merupakan fragmen0fragmen
tengkorak yang masih intak atau utuh pada kepala setelah luka. Trauma
kepala terbuka adalah yaitu luka tampak luka telah menembus sampai kepada
dura mater. (1nderson, 2eitger, and $acleod, !!). Kemungkinan
kecederaan atau trauma adalah seperti berikut3
4. 5raktur
$enurut American Accreditation Health Care Commission, terdapat 6
jenis fraktur yaitu 3
a. Simple 3 'etak pada tengkorak tanpa kecederaan pada kulit
b. Linear or hairline3 'etak pada kranial yang berbentuk garis halus
tanpa depresi, distorsi dan 7 splintering 8.
c. Depressed 3 'etak pada kranial dengan depresi ke arah otak.
d. Compound 3 'etak atau kehilangan kulit dan splintering pada
tengkorak. *elain retak terdapat juga hematoma subdural (uldner,
!!#).
. uka $emar (kontosio)
uka memar adalah apabila terjadi kerusakan jaringan subkutan dimana
pembuluh darah (kapiler) pecah sehingga darah meresap ke jaringan
sekitarnya, kulit tidak rusak, menjadi bengkak dan ber9arna merah
kebiruan. uka memar pada otak terjadi apabila otak menekan tengkorak.
Biasanya terjadi pada ujung otak seperti pada frontal, temporal dan
oksipital. (Corrigan, !!6).
:. aserasi (luka robek atau koyak)
uka laserasi adalah luka robek tetapi disebabkan oleh benda tumpul atau
runcing. engan kata lain, pada luka yang disebabkan oleh benda bermata
8/17/2019 Trauma Capitis Fix
5/24
tajam dimana lukanya akan tampak rata dan teratur. uka robek adalah
apabila terjadi kerusakan seluruh tebal kulit dan jaringan ba9ah kulit.
6. 1brasi
uka abrasi yaitu luka yang tidak begitu dalam, hanya superfisial. uka ini
bisa mengenai sebagian atau seluruh kulit. uka ini tidak sampai pada
jaringan subkutis tetapi akan terasa sangat nyeri karena banyak ujung0
ujung saraf yang rusak.
". 1;ulsi
uka a;ulsi yaitu apabila kulit dan jaringan ba9ah kulit terkelupas,tetapi
sebagian masih berhubungan dengan tulang kranial. engan kata lain intak
kulit pada kranial terlepas setelah kecederaan ($ansjoer, !!!).
C. E)223)
$enurut Brain Injury Association of America, penyebab utama trauma
kepala adalah sebagai berikut 3
1. Kecelakaan alu intas
Kecelakaan lalu lintas adalah dimana sebuah kenderan bermotor
bertabrakan dengan kenderaan yang lain atau benda lain sehingga
menyebabkan kerusakan atau kecederaan kepada pengguna jalan raya.
&.
8/17/2019 Trauma Capitis Fix
6/24
menyebabkan kerusakan fisik pada barang atau orang lain (secara
paksaan).
D. P-2()*)223)
tak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan oksigen dan glukosa
dapat terpenuhi. &nergi yang dihasilkan di dalam sel0sel saraf hampir
seluruhnya melalui proses oksidasi. tak tidak punya cadangan oksigen, jadi
kekurangan aliran darah ke otak 9alaupun sebentar akan menyebabkan
gangguan fungsi. emikian pula dengan kebutuhan glukosa sebagai bahan
bakar metabolisme otak, tidak boleh kurang dari ! mg=, karena akan
menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak "= dari seluruh
kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai
>!= akan terjadi gejala0gejala permulaan disfungsi serebral.
1. 5aktor kardio;askuler
Trauma kepala menyebabkan perubahan fungsi jantung mencakup
akti;itas atipikal miokardial, perubahan tekanan ;askuler dan edema paru.
Tidak adanya stimulus endogen saraf simpatis mempengaruhi penurunan
kontraktilitas ;entrikel. 2al ini menyebabkan penurunan curah jantung dan
meningkatkan tekanan atrium kiri. 1kibatnya tubuh berkompensasi dengan
meningkatkan tekanan sistolik. %engaruh dari adanya peningkatan tekanan
atrium kiri adalah terjadinya edema paru.
&. 5aktor 'espiratori
1danya edema paru pada trauma kepala dan ;asokonstriksi paru atau
hipertensi paru menyebabkan hiperpnoe dan bronkokonstriksi Konsentrasi
oksigen dan karbon dioksida mempengaruhi aliran darah. Bila %
rendah, aliran darah bertambah karena terjadi ;asodilatasi. %enurunan
%C, akan terjadi alkalosis yang menyebabkan ;asokonstriksi (arteri
8/17/2019 Trauma Capitis Fix
7/24
kecil) dan penurunan CB5 (cerebral blood fluid). &dema otak ini
menyebabkan kematian otak (iskemik) dan tingginya tekanan intra kranial
(T+K) yang dapat menyebabkan herniasi dan penekanan batang otak atau
medulla oblongata.
4. 5aktor $etabolisme
%ada trauma kepala terjadi perubahan metabolisme seperti trauma tubuh
lainnya yaitu kecenderungan retensi natrium dan air dan hilangnya
sejumlah nitrogen. 'etensi natrium juga disebabkan karena adanya
stimulus terhadap hipotalamus, yang menyebabkan pelepasan 1CT2 dan
sekresi aldosteron.
. 5aktor ?astrointestinal
Trauma kepala juga mempengaruhi sistem gastrointestinal. *etelah trauma
kepala (: hari) terdapat respon tubuh dengan merangsang akti;itas
hipotalamus dan stimulus ;agal. 2al ini akan merangsang lambung
menjadi hiperasiditas.
5. 5aktor %sikologis
*elain dampak masalah yang mempengaruhi fisik pasien, trauma kepala
pada pasien adalah suatu pengalaman yang menakutkan. ?ejala sisa yang
timbul pascatrauma akan mempengaruhi psikis pasien. emikian pula
pada trauma berat yang menyebabkan penurunan kesadaran dan penurunan
fungsi neurologis akan mempengaruhi psikososial pasien dan keluarga.
E. M-n)(e*-*) K)n)6
4. Tanda0tanda atau gejala klinis untuk yang trauma kepala ringan3
a. %asien tertidur atau kesadaran yang menurun selama beberapa saat
kemudian sembuh.
b. *akit kepala yang menetap atau berkepanjangan.
8/17/2019 Trauma Capitis Fix
8/24
c. $ual atau dan muntah.
d. ?angguan tidur dan nafsu makan yang menurun.
e. %erubahan keperibadian diri.
f. etargik.
. Tanda0tanda atau gejala klinis untuk yang trauma kepala berat
a. *imptom atau tanda0tanda cardinal yang menunjukkan peningkatan di
otak menurun atau meningkat.
b. %erubahan ukuran pupil (anisokoria).
c. Triad Cushing (denyut jantung menurun, hipertensi, depresi
pernafasan).
d. 1pabila meningkatnya tekanan intrakranial, terdapat pergerakan atau
posisi abnormal ekstrimitas.
Kategori Penentuan Keparahan Cedera Kepala berdasarkan Nilai Glasgow
Coma Scale(GCS).
%enentuan
keparahaneskripsi
5rekuens
i
$inor • ?C* 4: – 4"
• apat terjadi kehilangan kesadaran atau
amnesia tetapi kurang dari :! menit.
• Tidak ada fraktur tengkorak, tidak ada
kontusio serebral, hematoma
• Tidak ada intoksikasi obat atau alcohol
• apat mengeluh nyeri kepala atau di@@iness
• %emerikasaan Aeuorologi normal
"" =
8/17/2019 Trauma Capitis Fix
9/24
*edang
Berat
• ?C* / – 4
• Kehilangan kesadaran dan atau amnesia
lebih dari :! menit tetapi kurang dari 6
jam.
• apat mengalami fraktur tengkorak
• $untah
• *ei@ure
• +ntoksikasi obat atau alcohol
• Tidak ada ri9ayat cedera atau ri9ayat tidak
jelas
• ?C* : – #
• Kehilanmgan kesadaran dan atau terjadi
amnesia lebih dari 6 jam
•
8/17/2019 Trauma Capitis Fix
10/24
. ?1 (?as arah 1rteri) 3 $engetahui adanya masalah ;entilasi
oksigenasi yang dapat menimbulkan
7. Kimia-&lektrolit arah $engetahui ketidakseimbangan yang berperan
dalam peningkatan T+K-perubahan
. %emeriksaan Toksikolog $endeteksi obat yang mungkin bertanggung
ja9ab terhadap penurunan kesadaran ( $arlyn. &. oengoesD !!! )
9. B1&' Brain Auditory !"o#ed ) $enentukan fungsi dari kortel dan
batang otak.
10. %&T ( $ositron !mission Tomografi) $enunjukkan aktiitas metabolisme
pada otak.
11. %ungsi umbal C** apat menduga adanya perdarahan subarachnoi.
G. Pen---6*-n--n
4. $edik
a. $anitol +E
• osis a9al 4 g - kg BB
• &;aluasi 4" – ! menit (bila belum ada perbaikan tambahan dosis
!," g - kg BB)
• 2ati0hati terhadap kerusakan ginjal
b. *teroid 3 digunakan untuk mengurangi edema otak
c. Bikarbonas Aatrikus 3 untuk mencegah terjadinya asidosis
d. 1ntikon;ulsan 3 prifilaksis kejang
e. Terapi Koma 3 merupakan langkah terakhir untuk mengendalikan T+K
secara konser;atif. Terapi ini menurunkan metabolisme otak,
mengurangi edema F menurunkan T+K Biasanya dilakukan 6 – 6#
jam.
8/17/2019 Trauma Capitis Fix
11/24
f. 1ntipiretik 3 emam akan memperburuk keadaan karena akan
meningkatkan metabolisme dan dapat terjadi dehidrasi, kerusakan
otak.
8/17/2019 Trauma Capitis Fix
12/24
• Berikan penenang dia@epam.
• %osisi pasien selalu diubah setiap : jam dan lakukan fisioterapi
dada G-sehari
b. ?angguan $obilitas 5isik
• %osisikan tubuh pasien dengan posisi opistotonusD pera9atan harus
dilakukan dengan tujuan untuk menghentikan pola refleksif dan
penurunan tonus otot abnormal.
• %era9at menghindarkan terjadinya kontraktur dengan melakukan
'$ pasif dengan merenggangkan otot dan mempertahankan
mobilitas fisik.
c. Kerusakan Kulit 3 menghilangkan penekanan dan lakukan inter;ensi
mobilitas.
d. $asalah 2idrasi 3 pada cidera kepala terjadi kontriksi arteri0arteri
renalis sehingga pembentukan urine berkurang dan garam ditahan
didalam tubuh akibat peningkatan tonus ortosimpatik.
e. Autrisi pada Trauma otak berat
• memerlukan jumlah kalori kali lipat dengan meningkatnya
akti;itas system saraf ortosimpatik yang tampak pada hipertensi
dan takikardi.
• kegelisahan dan tonus otot yang meningkat menambah kebutuhan
kalori.
• bila kebutuhan kalori tidak terpenuhi maka jaringan tubuh dan
lemak akan diurai, penyembuhan luka akan lebih lama, timbul
dekubitus, daya tahan menurun ( Cholik dan *aiful, !!>)
H. K2/p)6-*)
8/17/2019 Trauma Capitis Fix
13/24
Komplikasi yang dapat timbul pada pasien yang mengalami trauma
kapitis yaitu3
1. *hock disebabkan karena banyaknya darah yang hilang atau rasa sakit
hebat. Bila kehilangan lebih dari "!= darah dapat mengakibatkan
kematian.
&. %eningkatan tekanan intrakranial, terjadi pada edema cerebri dan
hematoma dalam tulang tengkorak.
4. $eningitis, terjadi bila ada luka di daerah otak yang ada hubungannya
dengan luar.
. +nfeksi-kejang, terjadi bila disertai luka pada anggota badan atau adanya
luka pada fraktur tulang tengkorak.
5. &dema pulmonal akibat dari cedera pada otak yang menyebabkan adanya
peningkatan tekanan darah sistemik sebagai respon dari sistem saraf
simpatis pada peningkatan T+K. %eningkatan ;asokontriksi tubuh ini
menyebabkan lebih banyak darah dialirkan ke paru0paru. %erubahan
permeabilitas pembuluh darah paru berperan dalam proses memungkinkan
cairan berpindah ke dalam al;eolus.
8/17/2019 Trauma Capitis Fix
14/24
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pen36-8)-n
1. +dentitas %asien
Aama, alamat, umur, diagnosa medik, pendidikan, pekerjaan, tanggal
masuk dan tanggal pengkajian.
. 'i9ayat kesehatan
'i9ayat kesehatan3 9aktu kejadian, penyebab trauma, posisi saat
kejadian, status kesadaran saat kejadian, pertolongan yang diberikan
segera setelah kejadian.
:. %engkajian 5isik
a. 1ktifitas atau istirahat
• 1danya kelemahan , kaku, hilang keseimbangan
• Kesadaran menurun, kelemahan otot-spasme.
b. %eredaran darah-sirkulasi
• Tekanan arah normal - berubah (hipertensi)
• Aadi (bradikardi, takikardi, disritmia)
c. &liminasi
• Eerbal dapat menahan B1K dan B1B
• Blader dan bo9el +ncontentia
d. $akanan-cairan
• $ual atau muntah
• $untah yang memancar, masalah kesukaran menelan
8/17/2019 Trauma Capitis Fix
15/24
e. %ersarafan-Aeurosensori
• %using, kehilangan kesadaran sementara
• amnesia seputar kejadian
f. Kenyamanan-Ayeri
Ayeri kepala yang ber;ariasi tekanan dan lokasi nyerinya, agak lama.
g. %ernapasan
%erubahan pola napas, stridor, ronchi.
h. %engkajian keamanan
• 1da ri9ayat kecelakaan,
• Terdapat trauma-fraktur-distorsi, perubahan penglihatan, kulit.
i. Konsep diri
• 1danya perubahan tingkah laku
• Kecemasan, berdebar, bingung, dellirium
B. D)-3n2*- Kepe-:--n
1. ?angguan rasa nyaman nyeri berhubungan
dengan trauma kepala
. %erubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penghentian
aliran darah (hemoragi, hematoma)D edema cerebralD penurunan T
sistemik-hipoksia (hipo;olemia, disritmia jantung)
:. %erubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan transmisi atau
integrasi (trauma atau defisit neurologis).
6. %ola napas tidak efektif berhubungan dengan kerusakan neuro;askuler
(cedera pada pusat pernapasan di otak).
". 'esiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b. d
perubahan kemampuan untuk mencerna nutrien (penurunan tingkat kesadaran).
8/17/2019 Trauma Capitis Fix
16/24
Kelemahan otot yang diperlukan untuk mengunyah, menelan. *tatus
hipermetabolik.
. 'esiko tinggi berkurangnya ;olume cairan berhubungan dengan mual dan
muntah
>. 'esiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan jaringan trauma, kulit
rusak, prosedur in;asif. %enurunan kerja silia, stasis cairan tubuh. Kekurangan
nutrisi. 'espon inflamasi tertekan (penggunaan steroid).
C. Ine;en*) 6epe-:--n
1. ?angguan rasa nyaman nyeri berhubungan
dengan trauma kepala
Tujuan 3 %asien akan merasa nyaman dan nyeri hilang-berkurang
Kriteria 2asil 3 pasien tidak mengeluh nyeri, dan tanda0tanda ;ital dalam
batas normal.
Ao
.
+nter;ensi 'asional
4.
.
:.
6.
kaji ri9ayat, intensitas dan
lokasi nyeri.
$engatur posisi sesuai
kebutuhan klien untuk
mengurangi nyeri.
Ciptakan lingkungan yang
nyaman termasuk tempat tidur.
Berikan sentuhan terapeutik,
lakukan distraksi dan
relaksasi.
$enentukan inter;ensi
selanjutnya
posisi yang sesuai akan
mengurangi nyeri pada pasien dan
memberi rasa nyaman.
$emberikan rasa nyaman pada
klien agar dapat mengurangi
stress yang memicu nyeri.
Ketegangan saraf yang
mengendor akan mengurangi rasa
nyeri.
8/17/2019 Trauma Capitis Fix
17/24
". Kolaborasi pemberian obat
analgetik sesuai dengan
program pengobatan.
mengurangi tingkat nyeri yang
dirasakan klien.
. %erubahan perfusi jaringan serebral
berhubungan dengan penghentian aliran darah (hemoragi, hematoma)D
edema cerebralD penurunan T sistemik-hipoksia (hipo;olemia, disritmia
jantung).
Tujuan 3 %erfusi jaringan serebral adekuat.
Kriteria 2asil 3
a. %asien tidak menunjukkan peningkatan T+K
b. Terorientasi pada tempat, 9aktu dan respon
c. Tidak ada gangguan tingkat kesadaran
Ao
.
+nter;ensi 'asional
4.
.
:.
Kaji status neurologi secara
teratur dan tanda0tanda
adanya peningkatan T+K.
%antau tanda0tanda ;ital
Berikan posisi dengan
meninggikan bagian kepala
:! derajat.
untuk menentukan lokasi, perluasan
dan perkembangan kerusakan **%
%eningkatan T sistemik yang
diikuti oleh penurunan T
merupakan tanda terjadinya
peningkatan T+K, emam dapat
mencerminkan kerusakan pada
hipotalamus.
$encegah peningkatan T+K
8/17/2019 Trauma Capitis Fix
18/24
6.
".
:.
Batasi pemberian cairan
sesuai indikasi
Kolaborasi dengan dokter
untuk memberikan obat
sesuai indikasi seperti
diuretic.
$enurunkan edema serebral,
meminimalkan fluktuasi aliran
;askuler T dan T+K.
iuretik untuk menurunkan air dari
sel otak sehingga mengurangi
edema otak.
:. %erubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan transmisi atau
integrasi (trauma atau defisit neurologis).
Tujuan 3 Tidak terjadi perubahan persepsi sensori
%riteria Hasil 3
a. Kesadaran pasien kembali normal
b. Tidak terjadi peningkatan T+K
Ao
.
+nter;ensi 'asional
4.
.
:.
6.
bser;asi K serta TTE
rientasikan pasien terhadap
orang, tempat dan 9aktu.
?unakan berbagai metode
untuk menstimulasi indra,
misalnya3 parfum
Kolaborasi dengan tim medik
untuk membatasi penggunaan
$engetahui keadaan umum pasien.
$elatih kemampuan pasien dalam
mengenal 9aktu, tempat dan
lingkungan pasien.
$elatih kepekaan ner;us
olfaktorius.
*edati;a mempengaruhi tingkat
kesadaran pasien
8/17/2019 Trauma Capitis Fix
19/24
sedati;e
6. %ola napas tidak efektif berhubungan dengan kerusakan neuro;askuler
(cedera pada pusat pernapasan di otak).
Tujuan 3 pola nafas kembali efektif.
%riteria Hasil 3 bebas sianosis, ?C* dalam batas normal
Ao
.
+nter;ensi 'asional
4.
.
:.
6.
%antau frekuensi dan irama
pernapasan.
%astikan jalan nafas tetap
terbuka dan kaji adanya
secret. Bila ada secret
lakukan suction.
Tinggikan kepala tempat tidur
4"0:!!, dan posisikan dalam
posisi miring.
Berikan oksigen.
%erubahan dapat menandakan
komplikasi pulmonal.
pengisapan lendir dilakukan untuk
mempermudah jalan nafas
ntuk memudahkan ekspansi
paru-;entilasi paru dan
menurunkan adanya kemungkinan
lidah jatuh yang menyumbat jalan
napas.
$emaksimalkan oksigen pada
darah arteri dan membantu dalam
pencegahan hipoksia.
". 'esiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b. d
perubahan kemampuan untuk mencerna nutrien (penurunan tingkat
kesadaran). Kelemahan otot yang diperlukan untuk mengunyah, menelan.
*tatus hipermetabolik.
8/17/2019 Trauma Capitis Fix
20/24
Tujuan 3 intake nutrisi adekuat
Kriteria 2asil 3
a. Klien tidak mengalami penurunan BB
b. Klien menghabiskan porsi makan yang disajikan
Ao
.
+nter;ensi 'asional
4.
.
:.
6.
".
Kaji kemampuan makan dan
menelan klien
engarkan suara peristaltik
usus.
Berikan rasa nyaman saat
makan, seperti posisi semi
fo9ler-fo9ler.
Berikan makanan dalam porsi
kecil tapi sering dan dalam
keadaan hangat.
Kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian ;itamin.
$embantu dalam menentukan
jenis makanan
$embantu menentukan respon dari
pemberian makanan dan adanya
hiperperistaltik kemungkinan
adanya komplikasi ileus.
$encegah adanya regurgitasi dan
aspirasi
$eningkatkan nafsu makan.
Eitamin membantu meningkatkan
nafsu makan dan mencegah
malnutrisi
. 'esiko tinggi berkurangnya ;olume cairan berhubungan dengan mual dan
8/17/2019 Trauma Capitis Fix
21/24
muntah.
Tujuan 3 Tidak ditemukan tanda0tanda kekurangan ;olume cairan atau
dehidrasi.
Kriteria 2asil 3
a. membrane mukosa lembab
b. integritas kulit baik
c. nilai elektrolit dalam batas normal
Ao
.
+nter;ensi 'asional
4.
.
:.
6.
Kaji intake dan out put
Kaji tanda0tanda dehidrasi3
turgor kulit, membrane
mukosa, dan ubun0ubun atau
mata cekung dan out put
urine.
Berikan pasien banyak
minum
Kolaborasi dengan tim medis
untuk pemberian cairan intra
;ena sesuai program
ntuk mengetahui intake dan out
put cairan pasien
$engetahui tanda0tanda jika pasien
mengalami dehidrasi
Banyak minum untuk mengganti
cairan yang hilang
6. ntuk memenuhi cairan pasien
>. 'esiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan jaringan trauma, kulit
rusak, prosedur in;asif. %enurunan kerja silia, stasis cairan tubuh.
Kekurangan nutrisi. 'espon inflamasi tertekan (penggunaan steroid).
8/17/2019 Trauma Capitis Fix
22/24
Tujuan 3 tidak terjadi infeksi
Kriteria 2asil 3
a. Tidak terdapat tanda0tanda infeksi
b. TTE dalam batas normal
c. uka sembuh tepat pada 9aktunya.
Ao
.
+nter;ensi 'asional
4.
.
:.
6
4.
%ertahankan tehnik cuci
tangan yang baik.
bser;asi daerah kulit yang
mengalami kerusakan, catat
adanya tanda0tanda inflamasi.
%antau suhu tubuh secara
teratur, catat adanya demam,
menggigil, diaforesis dan
perubahan fungsi mental
(penurunan kesadaran).
Berikan antibiotik sesuai
indikasi
Cara pertama untuk menghindari
terjadinya infeksi nosokomial.
eteksi dini perkembangan infeksi
memungkinkan untuk melakukan
tindakan dengan segera dan
pencegahan terhadap komplikasi
selanjutnya.
apat mengindikasikan
perkembangan sepsis yang
selanjutnya memerlukan e;aluasi
atau tindakan dengan segera.
Terapi profilatik dapat digunakan
pada pasien yang mengalami
trauma, kebocoran C** atau
setelah dilakukan pembedahan
untuk menurunkan resiko
terjadinya infeksi nosokomial.
8/17/2019 Trauma Capitis Fix
23/24
8/17/2019 Trauma Capitis Fix
24/24
DA$TAR PUSTAKA
1tmaja $angun, !!/. Trauma %epala.
http3--999.idai.or.id-kesehatananak-artikel.aspHIJ!!/""/46!. iakses
6 1pril !4
Bare *, et al, !!. Bu#u Ajar %epera&atan 'edi#al Bedah, &disi # Eolume ,