Trauma Capitis Fix

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Trauma Capitis Fix

    1/24

    RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA An “K”

    DENGAN TRAUMA CAPITIS DI RUANGAN UGD BEDAH

    RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODU MAKASSAR 

    NIRWANA, S.Kep

    709001150

    PRESEPTOR !AHAN PRESEPTOR INSTITUSI

      " # " #

    PROGRAM PRO$ESI NERS

    $AKU!TAS KEDOKTERAN DAN I!MU KESEHATAN

    UNI%ERSITAS IS!AM NEGERI A!AUDDIN MAKASSAR 

    &01

  • 8/17/2019 Trauma Capitis Fix

    2/24

    !APORAN PENDAHU!UAN PADA An “K”

    DENGAN TRAUMA CAPITIS DI RUANGAN UGD BEDAH

    RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODU MAKASSAR 

    NIRWANA, S.Kep

    709001150

    PRESEPTOR !AHAN PRESEPTOR INSTITUSI

      " # " #

    PROGRAM PRO$ESI NERS

    $AKU!TAS KEDOKTERAN DAN I!MU KESEHATAN

    UNI%ERSITAS IS!AM NEGERI A!AUDDIN MAKASSAR 

    &01

  • 8/17/2019 Trauma Capitis Fix

    3/24

    BAB I

    TIN'AUAN PUSTAKA

    A. De()n)*)

    Trauma CaptisatauCidera Kepala adalah kerusakan neurologis yang

    terjadi akibat adanya trauma pada jaringan otak yang terjadi secara langsung

    maupun efek sekunder dari trauma yang terjadi.

    Trauma atau cedera kepala ( Brain Injury) adalah salah satu bentuk 

    trauma yang dapat mengubah kemampuan otak dalam menghasilkan

    keseimbangan fisik, intelektual, emosional, social dan pekerjaan atau dapat

    dikatakan sebagai bagian dari gangguan traumatik yang dapat menimbulkan

     perubahan – perubahan fungsi otak (Black, !!").

    Trauma atau cedera kepala juga dikenal sebagai cedera otak adalah

    gangguan fungsi normal otak karena trauma, baik trauma tumpul maupun

    trauma tajam (Batticaca, !!#).

    $enurut konsensus %&'**+ (!!), cedera kepala yang sinonimnya

    adalah trauma kapitis-head injury/ trauma kranio serebral-traumatic brain

    injury merupakan trauma mekanik terhadap kepala baik secara langsung atau

     pun tidak langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neurologis yaitu

    gangguan fisik, kognitif, fungsi psikososial baik bersifat temporer maupun

     permanen.

    B. 'en)*+'en)* T-/- Kep--

    uka pada kulit dan tulang dapat menunjukkan lokasi (area) dimana

    terjadi trauma (*astrodiningrat, !!/). Cedera yang tampak pada kepala

     bagian luar terdiri dari dua, yaitu secara garis besar adalah trauma kepala

  • 8/17/2019 Trauma Capitis Fix

    4/24

    tertutup dan terbuka. Trauma kepala tertutup merupakan fragmen0fragmen

    tengkorak yang masih intak atau utuh pada kepala setelah luka. Trauma

    kepala terbuka adalah yaitu luka tampak luka telah menembus sampai kepada

    dura mater. (1nderson, 2eitger, and $acleod, !!). Kemungkinan

    kecederaan atau trauma adalah seperti berikut3

    4. 5raktur 

    $enurut  American Accreditation Health Care Commission, terdapat 6

     jenis fraktur yaitu 3 

    a. Simple 3 'etak pada tengkorak tanpa kecederaan pada kulit

     b.  Linear or hairline3 'etak pada kranial yang berbentuk garis halus

    tanpa depresi, distorsi dan 7 splintering 8.

    c.  Depressed 3 'etak pada kranial dengan depresi ke arah otak.

    d. Compound 3 'etak atau kehilangan kulit dan  splintering  pada

    tengkorak. *elain retak terdapat juga hematoma subdural (uldner,

    !!#).

    . uka $emar (kontosio)

    uka memar adalah apabila terjadi kerusakan jaringan subkutan dimana

     pembuluh darah (kapiler) pecah sehingga darah meresap ke jaringan

    sekitarnya, kulit tidak rusak, menjadi bengkak dan ber9arna merah

    kebiruan. uka memar pada otak terjadi apabila otak menekan tengkorak.

    Biasanya terjadi pada ujung otak seperti pada frontal, temporal dan

    oksipital. (Corrigan, !!6).

    :. aserasi (luka robek atau koyak)

    uka laserasi adalah luka robek tetapi disebabkan oleh benda tumpul atau

    runcing. engan kata lain, pada luka yang disebabkan oleh benda bermata

  • 8/17/2019 Trauma Capitis Fix

    5/24

    tajam dimana lukanya akan tampak rata dan teratur. uka robek adalah

    apabila terjadi kerusakan seluruh tebal kulit dan jaringan ba9ah kulit.

    6. 1brasi

    uka abrasi yaitu luka yang tidak begitu dalam, hanya superfisial. uka ini

     bisa mengenai sebagian atau seluruh kulit. uka ini tidak sampai pada

     jaringan subkutis tetapi akan terasa sangat nyeri karena banyak ujung0

    ujung saraf yang rusak.

    ". 1;ulsi

    uka a;ulsi yaitu apabila kulit dan jaringan ba9ah kulit terkelupas,tetapi

    sebagian masih berhubungan dengan tulang kranial. engan kata lain intak 

    kulit pada kranial terlepas setelah kecederaan ($ansjoer, !!!).

    C. E)223)

    $enurut Brain Injury Association of America, penyebab utama trauma

    kepala adalah sebagai berikut 3

    1. Kecelakaan alu intas

    Kecelakaan lalu lintas adalah dimana sebuah kenderan bermotor 

     bertabrakan dengan kenderaan yang lain atau benda lain sehingga

    menyebabkan kerusakan atau kecederaan kepada pengguna jalan raya.

    &.

  • 8/17/2019 Trauma Capitis Fix

    6/24

    menyebabkan kerusakan fisik pada barang atau orang lain (secara

     paksaan).

    D. P-2()*)223)

    tak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan oksigen dan glukosa

    dapat terpenuhi. &nergi yang dihasilkan di dalam sel0sel saraf hampir 

    seluruhnya melalui proses oksidasi. tak tidak punya cadangan oksigen, jadi

    kekurangan aliran darah ke otak 9alaupun sebentar akan menyebabkan

    gangguan fungsi. emikian pula dengan kebutuhan glukosa sebagai bahan

     bakar metabolisme otak, tidak boleh kurang dari ! mg=, karena akan

    menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak "= dari seluruh

    kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai

    >!= akan terjadi gejala0gejala permulaan disfungsi serebral.

    1. 5aktor kardio;askuler

    Trauma kepala menyebabkan perubahan fungsi jantung mencakup

    akti;itas atipikal miokardial, perubahan tekanan ;askuler dan edema paru.

    Tidak adanya stimulus endogen saraf simpatis mempengaruhi penurunan

    kontraktilitas ;entrikel. 2al ini menyebabkan penurunan curah jantung dan

    meningkatkan tekanan atrium kiri. 1kibatnya tubuh berkompensasi dengan

    meningkatkan tekanan sistolik. %engaruh dari adanya peningkatan tekanan

    atrium kiri adalah terjadinya edema paru.

    &. 5aktor 'espiratori

    1danya edema paru pada trauma kepala dan ;asokonstriksi paru atau

    hipertensi paru menyebabkan hiperpnoe dan bronkokonstriksi Konsentrasi

    oksigen dan karbon dioksida mempengaruhi aliran darah. Bila %

    rendah, aliran darah bertambah karena terjadi ;asodilatasi. %enurunan

    %C, akan terjadi alkalosis yang menyebabkan ;asokonstriksi (arteri

  • 8/17/2019 Trauma Capitis Fix

    7/24

    kecil) dan penurunan CB5 (cerebral blood fluid). &dema otak ini

    menyebabkan kematian otak (iskemik) dan tingginya tekanan intra kranial

    (T+K) yang dapat menyebabkan herniasi dan penekanan batang otak atau

    medulla oblongata.

    4. 5aktor $etabolisme

    %ada trauma kepala terjadi perubahan metabolisme seperti trauma tubuh

    lainnya yaitu kecenderungan retensi natrium dan air dan hilangnya

    sejumlah nitrogen. 'etensi natrium juga disebabkan karena adanya

    stimulus terhadap hipotalamus, yang menyebabkan pelepasan 1CT2 dan

    sekresi aldosteron.

    . 5aktor ?astrointestinal

    Trauma kepala juga mempengaruhi sistem gastrointestinal. *etelah trauma

    kepala (: hari) terdapat respon tubuh dengan merangsang akti;itas

    hipotalamus dan stimulus ;agal. 2al ini akan merangsang lambung

    menjadi hiperasiditas.

    5. 5aktor %sikologis

    *elain dampak masalah yang mempengaruhi fisik pasien, trauma kepala

     pada pasien adalah suatu pengalaman yang menakutkan. ?ejala sisa yang

    timbul pascatrauma akan mempengaruhi psikis pasien. emikian pula

     pada trauma berat yang menyebabkan penurunan kesadaran dan penurunan

    fungsi neurologis akan mempengaruhi psikososial pasien dan keluarga.

    E. M-n)(e*-*) K)n)6 

    4. Tanda0tanda atau gejala klinis untuk yang trauma kepala ringan3

    a. %asien tertidur atau kesadaran yang menurun selama beberapa saat

    kemudian sembuh.

     b. *akit kepala yang menetap atau berkepanjangan.

  • 8/17/2019 Trauma Capitis Fix

    8/24

    c. $ual atau dan muntah.

    d. ?angguan tidur dan nafsu makan yang menurun.

    e. %erubahan keperibadian diri.

    f. etargik.

    . Tanda0tanda atau gejala klinis untuk yang trauma kepala berat

    a. *imptom atau tanda0tanda cardinal yang menunjukkan peningkatan di

    otak menurun atau meningkat.

     b. %erubahan ukuran pupil (anisokoria).

    c. Triad Cushing (denyut jantung menurun, hipertensi, depresi

     pernafasan).

    d. 1pabila meningkatnya tekanan intrakranial, terdapat pergerakan atau

     posisi abnormal ekstrimitas.

     Kategori Penentuan Keparahan Cedera Kepala berdasarkan Nilai Glasgow

    Coma Scale(GCS).

    %enentuan

    keparahaneskripsi

    5rekuens

    i

    $inor    • ?C* 4: – 4"

    • apat terjadi kehilangan kesadaran atau

    amnesia tetapi kurang dari :! menit.

    • Tidak ada fraktur tengkorak, tidak ada

    kontusio serebral, hematoma

    • Tidak ada intoksikasi obat atau alcohol

    • apat mengeluh nyeri kepala atau di@@iness

    • %emerikasaan Aeuorologi normal

    "" =

  • 8/17/2019 Trauma Capitis Fix

    9/24

    *edang

    Berat

    • ?C* / – 4

    • Kehilangan kesadaran dan atau amnesia

    lebih dari :! menit tetapi kurang dari 6

     jam.

    • apat mengalami fraktur tengkorak 

    • $untah

    • *ei@ure

    • +ntoksikasi obat atau alcohol

    • Tidak ada ri9ayat cedera atau ri9ayat tidak 

     jelas

    • ?C* : – #

    • Kehilanmgan kesadaran dan atau terjadi

    amnesia lebih dari 6 jam

  • 8/17/2019 Trauma Capitis Fix

    10/24

    . ?1 (?as arah 1rteri) 3 $engetahui adanya masalah ;entilasi

    oksigenasi yang dapat menimbulkan

    7. Kimia-&lektrolit arah  $engetahui ketidakseimbangan yang berperan

    dalam peningkatan T+K-perubahan

    . %emeriksaan Toksikolog $endeteksi obat yang mungkin bertanggung

     ja9ab terhadap penurunan kesadaran ( $arlyn. &. oengoesD !!! )

    9. B1&' Brain Auditory !"o#ed )  $enentukan fungsi dari kortel dan

     batang otak.

    10. %&T ( $ositron !mission Tomografi)  $enunjukkan aktiitas metabolisme

     pada otak.

    11. %ungsi umbal C** apat menduga adanya perdarahan subarachnoi.

    G. Pen---6*-n--n

    4. $edik  

    a. $anitol +E

    • osis a9al 4 g - kg BB

    • &;aluasi 4" – ! menit (bila belum ada perbaikan tambahan dosis

    !," g - kg BB)

    • 2ati0hati terhadap kerusakan ginjal

     b. *teroid 3 digunakan untuk mengurangi edema otak 

    c. Bikarbonas Aatrikus 3 untuk mencegah terjadinya asidosis

    d. 1ntikon;ulsan 3 prifilaksis kejang

    e. Terapi Koma 3 merupakan langkah terakhir untuk mengendalikan T+K 

    secara konser;atif. Terapi ini menurunkan metabolisme otak,

    mengurangi edema F menurunkan T+K Biasanya dilakukan 6 – 6#

     jam.

  • 8/17/2019 Trauma Capitis Fix

    11/24

    f. 1ntipiretik 3 emam akan memperburuk keadaan karena akan

    meningkatkan metabolisme dan dapat terjadi dehidrasi, kerusakan

    otak.

  • 8/17/2019 Trauma Capitis Fix

    12/24

    • Berikan penenang dia@epam.

    • %osisi pasien selalu diubah setiap : jam dan lakukan fisioterapi

    dada G-sehari

     b. ?angguan $obilitas 5isik 

    • %osisikan tubuh pasien dengan posisi opistotonusD pera9atan harus

    dilakukan dengan tujuan untuk menghentikan pola refleksif dan

     penurunan tonus otot abnormal.

    • %era9at menghindarkan terjadinya kontraktur dengan melakukan

    '$ pasif dengan merenggangkan otot dan mempertahankan

    mobilitas fisik.

    c. Kerusakan Kulit 3 menghilangkan penekanan dan lakukan inter;ensi

    mobilitas.

    d. $asalah 2idrasi 3 pada cidera kepala terjadi kontriksi arteri0arteri

    renalis sehingga pembentukan urine berkurang dan garam ditahan

    didalam tubuh akibat peningkatan tonus ortosimpatik.

    e. Autrisi pada Trauma otak berat

    • memerlukan jumlah kalori kali lipat dengan meningkatnya

    akti;itas system saraf ortosimpatik yang tampak pada hipertensi

    dan takikardi.

    • kegelisahan dan tonus otot yang meningkat menambah kebutuhan

    kalori.

    •  bila kebutuhan kalori tidak terpenuhi maka jaringan tubuh dan

    lemak akan diurai, penyembuhan luka akan lebih lama, timbul

    dekubitus, daya tahan menurun ( Cholik dan *aiful, !!>)

    H. K2/p)6-*)

  • 8/17/2019 Trauma Capitis Fix

    13/24

    Komplikasi yang dapat timbul pada pasien yang mengalami trauma

    kapitis yaitu3

    1. *hock disebabkan karena banyaknya darah yang hilang atau rasa sakit

    hebat. Bila kehilangan lebih dari "!= darah dapat mengakibatkan

    kematian.

    &. %eningkatan tekanan intrakranial, terjadi pada edema cerebri dan

    hematoma dalam tulang tengkorak.

    4. $eningitis, terjadi bila ada luka di daerah otak yang ada hubungannya

    dengan luar.

    . +nfeksi-kejang, terjadi bila disertai luka pada anggota badan atau adanya

    luka pada fraktur tulang tengkorak.

    5.  &dema pulmonal akibat dari cedera pada otak yang menyebabkan adanya

     peningkatan tekanan darah sistemik sebagai respon dari sistem saraf 

    simpatis pada peningkatan T+K. %eningkatan ;asokontriksi tubuh ini

    menyebabkan lebih banyak darah dialirkan ke paru0paru. %erubahan

     permeabilitas pembuluh darah paru berperan dalam proses memungkinkan

    cairan berpindah ke dalam al;eolus.

  • 8/17/2019 Trauma Capitis Fix

    14/24

    BAB II

    KONSEP KEPERAWATAN

    A. Pen36-8)-n

    1. +dentitas %asien

     Aama, alamat, umur, diagnosa medik, pendidikan, pekerjaan, tanggal

    masuk dan tanggal pengkajian.

    . 'i9ayat kesehatan

    'i9ayat kesehatan3 9aktu kejadian, penyebab trauma, posisi saat

    kejadian, status kesadaran saat kejadian, pertolongan yang diberikan

    segera setelah kejadian.

    :. %engkajian 5isik 

    a. 1ktifitas atau istirahat

    • 1danya kelemahan , kaku, hilang keseimbangan

    • Kesadaran menurun, kelemahan otot-spasme.

     b. %eredaran darah-sirkulasi

    • Tekanan arah normal - berubah (hipertensi)

    •  Aadi (bradikardi, takikardi, disritmia)

    c. &liminasi

    • Eerbal dapat menahan B1K dan B1B

    •  Blader dan bo9el +ncontentia

    d. $akanan-cairan

    • $ual atau muntah

    • $untah yang memancar, masalah kesukaran menelan

  • 8/17/2019 Trauma Capitis Fix

    15/24

    e. %ersarafan-Aeurosensori

    • %using, kehilangan kesadaran sementara

    • amnesia seputar kejadian

    f. Kenyamanan-Ayeri

     Ayeri kepala yang ber;ariasi tekanan dan lokasi nyerinya, agak lama.

    g. %ernapasan

    %erubahan pola napas, stridor, ronchi.

    h. %engkajian keamanan

    • 1da ri9ayat kecelakaan,

    • Terdapat trauma-fraktur-distorsi, perubahan penglihatan, kulit.

    i. Konsep diri

    • 1danya perubahan tingkah laku

    • Kecemasan, berdebar, bingung, dellirium

    B. D)-3n2*- Kepe-:--n

    1. ?angguan rasa nyaman nyeri berhubungan

    dengan trauma kepala

    . %erubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penghentian

    aliran darah (hemoragi, hematoma)D edema cerebralD penurunan T

    sistemik-hipoksia (hipo;olemia, disritmia jantung)

    :. %erubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan transmisi atau

    integrasi (trauma atau defisit neurologis).

    6. %ola napas tidak efektif berhubungan dengan kerusakan neuro;askuler 

    (cedera pada pusat pernapasan di otak).

    ". 'esiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b. d

     perubahan kemampuan untuk mencerna nutrien (penurunan tingkat kesadaran).

  • 8/17/2019 Trauma Capitis Fix

    16/24

    Kelemahan otot yang diperlukan untuk mengunyah, menelan. *tatus

    hipermetabolik.

    . 'esiko tinggi berkurangnya ;olume cairan berhubungan dengan mual dan

    muntah

    >. 'esiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan jaringan trauma, kulit

    rusak, prosedur in;asif. %enurunan kerja silia, stasis cairan tubuh. Kekurangan

    nutrisi. 'espon inflamasi tertekan (penggunaan steroid).

    C. Ine;en*) 6epe-:--n

    1. ?angguan rasa nyaman nyeri berhubungan

    dengan trauma kepala

    Tujuan 3 %asien akan merasa nyaman dan nyeri hilang-berkurang

    Kriteria 2asil 3 pasien tidak mengeluh nyeri, dan tanda0tanda ;ital dalam

     batas normal.

     Ao

    .

    +nter;ensi 'asional

    4.

    .

    :.

    6.

    kaji ri9ayat, intensitas dan

    lokasi nyeri.

    $engatur posisi sesuai

    kebutuhan klien untuk 

    mengurangi nyeri.

    Ciptakan lingkungan yang

    nyaman termasuk tempat tidur.

    Berikan sentuhan terapeutik,

    lakukan distraksi dan

    relaksasi.

    $enentukan inter;ensi

    selanjutnya

     posisi yang sesuai akan

    mengurangi nyeri pada pasien dan

    memberi rasa nyaman.

    $emberikan rasa nyaman pada

    klien agar dapat mengurangi

    stress yang memicu nyeri.

    Ketegangan saraf yang

    mengendor akan mengurangi rasa

    nyeri.

  • 8/17/2019 Trauma Capitis Fix

    17/24

    ". Kolaborasi pemberian obat

    analgetik sesuai dengan

     program pengobatan.

    mengurangi tingkat nyeri yang

    dirasakan klien.

    . %erubahan perfusi jaringan serebral

     berhubungan dengan penghentian aliran darah (hemoragi, hematoma)D

    edema cerebralD penurunan T sistemik-hipoksia (hipo;olemia, disritmia

     jantung).

    Tujuan 3 %erfusi jaringan serebral adekuat.

    Kriteria 2asil 3

    a. %asien tidak menunjukkan peningkatan T+K

     b. Terorientasi pada tempat, 9aktu dan respon

    c. Tidak ada gangguan tingkat kesadaran

     Ao

    .

    +nter;ensi 'asional

    4.

    .

    :.

    Kaji status neurologi secara

    teratur dan tanda0tanda

    adanya peningkatan T+K.

    %antau tanda0tanda ;ital

    Berikan posisi dengan

    meninggikan bagian kepala

    :! derajat.

    untuk menentukan lokasi, perluasan

    dan perkembangan kerusakan **%

    %eningkatan T sistemik yang

    diikuti oleh penurunan T

    merupakan tanda terjadinya

     peningkatan T+K, emam dapat

    mencerminkan kerusakan pada

    hipotalamus.

    $encegah peningkatan T+K 

  • 8/17/2019 Trauma Capitis Fix

    18/24

    6.

    ".

    :.

    Batasi pemberian cairan

    sesuai indikasi

    Kolaborasi dengan dokter 

    untuk memberikan obat

    sesuai indikasi seperti

    diuretic.

    $enurunkan edema serebral,

    meminimalkan fluktuasi aliran

    ;askuler T dan T+K.

    iuretik untuk menurunkan air dari

    sel otak sehingga mengurangi

    edema otak.

    :. %erubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan transmisi atau

    integrasi (trauma atau defisit neurologis).

    Tujuan 3 Tidak terjadi perubahan persepsi sensori

     %riteria Hasil  3

    a. Kesadaran pasien kembali normal

     b. Tidak terjadi peningkatan T+K 

     Ao

    .

    +nter;ensi 'asional

    4.

    .

    :.

    6.

    bser;asi K serta TTE

    rientasikan pasien terhadap

    orang, tempat dan 9aktu.

    ?unakan berbagai metode

    untuk menstimulasi indra,

    misalnya3 parfum

    Kolaborasi dengan tim medik 

    untuk membatasi penggunaan

    $engetahui keadaan umum pasien.

    $elatih kemampuan pasien dalam

    mengenal 9aktu, tempat dan

    lingkungan pasien.

    $elatih kepekaan ner;us

    olfaktorius.

    *edati;a mempengaruhi tingkat

    kesadaran pasien

  • 8/17/2019 Trauma Capitis Fix

    19/24

    sedati;e

    6. %ola napas tidak efektif berhubungan dengan kerusakan neuro;askuler 

    (cedera pada pusat pernapasan di otak).

    Tujuan 3 pola nafas kembali efektif.

     %riteria Hasil  3 bebas sianosis, ?C* dalam batas normal

     Ao

    .

    +nter;ensi 'asional

    4.

    .

    :.

    6.

    %antau frekuensi dan irama

     pernapasan.

    %astikan jalan nafas tetap

    terbuka dan kaji adanya

    secret. Bila ada secret

    lakukan suction.

    Tinggikan kepala tempat tidur 

    4"0:!!, dan posisikan dalam

     posisi miring.

    Berikan oksigen.

    %erubahan dapat menandakan

    komplikasi pulmonal.

     pengisapan lendir dilakukan untuk

    mempermudah jalan nafas

    ntuk memudahkan ekspansi

     paru-;entilasi paru dan

    menurunkan adanya kemungkinan

    lidah jatuh yang menyumbat jalan

    napas.

    $emaksimalkan oksigen pada

    darah arteri dan membantu dalam

     pencegahan hipoksia.

    ". 'esiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b. d

     perubahan kemampuan untuk mencerna nutrien (penurunan tingkat

    kesadaran). Kelemahan otot yang diperlukan untuk mengunyah, menelan.

    *tatus hipermetabolik.

  • 8/17/2019 Trauma Capitis Fix

    20/24

    Tujuan 3 intake nutrisi adekuat

    Kriteria 2asil 3

    a. Klien tidak mengalami penurunan BB

     b. Klien menghabiskan porsi makan yang disajikan

     Ao

    .

    +nter;ensi 'asional

    4.

    .

    :.

    6.

    ".

    Kaji kemampuan makan dan

    menelan klien

    engarkan suara peristaltik 

    usus.

    Berikan rasa nyaman saat

    makan, seperti posisi semi

    fo9ler-fo9ler.

    Berikan makanan dalam porsi

    kecil tapi sering dan dalam

    keadaan hangat.

    Kolaborasi dengan dokter 

    untuk pemberian ;itamin.

    $embantu dalam menentukan

     jenis makanan

    $embantu menentukan respon dari

     pemberian makanan dan adanya

    hiperperistaltik kemungkinan

    adanya komplikasi ileus.

    $encegah adanya regurgitasi dan

    aspirasi

    $eningkatkan nafsu makan.

    Eitamin membantu meningkatkan

    nafsu makan dan mencegah

    malnutrisi

    . 'esiko tinggi berkurangnya ;olume cairan berhubungan dengan mual dan

  • 8/17/2019 Trauma Capitis Fix

    21/24

    muntah.

    Tujuan 3 Tidak ditemukan tanda0tanda kekurangan ;olume cairan atau

    dehidrasi.

    Kriteria 2asil 3

    a. membrane mukosa lembab

     b. integritas kulit baik 

    c. nilai elektrolit dalam batas normal

     Ao

    .

    +nter;ensi 'asional

    4.

    .

    :.

    6.

    Kaji intake dan out put

    Kaji tanda0tanda dehidrasi3

    turgor kulit, membrane

    mukosa, dan ubun0ubun atau

    mata cekung dan out put

    urine.

    Berikan pasien banyak 

    minum

    Kolaborasi dengan tim medis

    untuk pemberian cairan intra

    ;ena sesuai program

    ntuk mengetahui intake dan out

     put cairan pasien

    $engetahui tanda0tanda jika pasien

    mengalami dehidrasi

    Banyak minum untuk mengganti

    cairan yang hilang

    6. ntuk memenuhi cairan pasien

    >. 'esiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan jaringan trauma, kulit

    rusak, prosedur in;asif. %enurunan kerja silia, stasis cairan tubuh.

    Kekurangan nutrisi. 'espon inflamasi tertekan (penggunaan steroid).

  • 8/17/2019 Trauma Capitis Fix

    22/24

    Tujuan 3 tidak terjadi infeksi

    Kriteria 2asil 3

    a. Tidak terdapat tanda0tanda infeksi

     b. TTE dalam batas normal

    c. uka sembuh tepat pada 9aktunya.

     Ao

    .

    +nter;ensi 'asional

    4.

    .

    :.

    6

    4.

    %ertahankan tehnik cuci

    tangan yang baik.

    bser;asi daerah kulit yang

    mengalami kerusakan, catat

    adanya tanda0tanda inflamasi.

    %antau suhu tubuh secara

    teratur, catat adanya demam,

    menggigil, diaforesis dan

     perubahan fungsi mental

    (penurunan kesadaran).

    Berikan antibiotik sesuai

    indikasi

    Cara pertama untuk menghindari

    terjadinya infeksi nosokomial.

    eteksi dini perkembangan infeksi

    memungkinkan untuk melakukan

    tindakan dengan segera dan

     pencegahan terhadap komplikasi

    selanjutnya.

    apat mengindikasikan

     perkembangan sepsis yang

    selanjutnya memerlukan e;aluasi

    atau tindakan dengan segera.

    Terapi profilatik dapat digunakan

     pada pasien yang mengalami

    trauma, kebocoran C** atau

    setelah dilakukan pembedahan

    untuk menurunkan resiko

    terjadinya infeksi nosokomial.

  • 8/17/2019 Trauma Capitis Fix

    23/24

  • 8/17/2019 Trauma Capitis Fix

    24/24

    DA$TAR PUSTAKA

    1tmaja $angun, !!/. Trauma %epala.

    http3--999.idai.or.id-kesehatananak-artikel.aspHIJ!!/""/46!. iakses

    6 1pril !4

    Bare *, et al, !!. Bu#u Ajar %epera&atan 'edi#al Bedah, &disi # Eolume ,