Upload
nadya-febriana-sarosa
View
93
Download
0
Tags:
Embed Size (px)
Citation preview
STRATEGIC PR PLANNING
MID EXAMINATION
Take Home Test
Prepared by :
Name : Nadya Febriana Sarosa NIM : 20140209022 Class : 9A/B/CC/CER Lecturer : IR. Alfred P. Menayang, MM
I certify that the attached assignment is my own work and
that any material obtained from other sources has been
acknowledged.
I grant permission to the London School of Public Relations to make
copies of assignments for assessment, review and/or record keeping
purposes. I note that the London School of Public Relations reserves the
right to check my assignment for plagiarism.
Jakarta, 13 May 2015
Nadya Febriana Sarosa
FORMATIVE RESEARCH
1. Analyzing The Situation
Dilansir dari berita pers www.komnaspt.or.id, hasil penelitian yang
dilakukan oleh Soewarta Kosen, M.D., M.P.H., Dr. P.H. dari Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI,
menyebutkan bahwa:
• Kematian yang disebabkan oleh penyakit akibat rokok
berjumlah 190.260 orang pada tahun 2010, yaitu 12,7 persen
dari total kematian di tahun yang sama
• Akibat turunnya produktivitas korban rokok, konsumsi rokok,
biaya pengobatan, dan rawat jalan, terjadi kerugian
makroekonomi sebesar 245.41 triliun rupiah.
• Angka ini jauh di atas pendapatan cukai dari rokok sebesar
55,9 triliun rupiah di tahun yang sama, atau hanya 5,6 persen
dari total penerimaan pemerintah (menurut data Lembaga
Demografi UI) (Tembakau, 2012) Fakta –fakta mengenai perokok remaja
• Jumlah perokok remaja meningkat tiga kali lipat dari 7,1% di tahuan
1995 menjadi 18,3% di tahun 2013. Kesan macho, gaul, dan
solidaritas yang dicitrakan iklan promosi dan sponsor rokok telah
berkontribusi signifikan dalam menggiring remaja menjadi perokok
aktif (Destiwati, 2014).
• Usia 18 tahun ke bawah, sebanyak 68 juta penduduk Indonesia
merokok. Hampir 30 persennya itu remaja. Hal tersebut dikatakan
oleh Anggota Komisi IX DPR RI Dede Yusuf (Rafikasari, 2015).
• Saat ini prevalensi perokok dari tahun 1995 sampai 2013 sebanyak
68,4 juta. "Perokok aktif di Indonesia ada sebanyak 68,4 juta
penduduk. Itu berada di usia 15 tahun," jelas Kartono Muhammad,
Penasihat Komnas Pengendalian Tembakau (Rafikasari, 2015).
• Berdasarkan survey, anak perokok jumlahnya terus naik, 45 persen
remaja berusia 13-19 adalah perokok, sementara data Global
Youth Tobacco Survey menyebutkan Indonesia merupakan negara
dengan jumlah remaja perokok terbesar di Asia," kata Direktur
Eksekutif Lentera Anak Indonesia Herry Chariansyah (Liputan6,
2014).
Bedasarkan fakta-fakta yang disebut diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa tingkat perokok di Indoesia sudah sangat tinggi.
Kerugian ekonomi dari tingginya jumlah perokok di Indonesia sangatlah
besar. Selain itu, penyakit yang disebabkan oleh rokok dapat berakibat
fatal bahkan kematian. Apalagi jumlah perokok usia remaja di Indonesia
sangat tinggi. Padahal ada peraturan usia minimal untuk merokok adalah
18+ namun ditemukan banyak perokok dengan usia dibawah 18 tahun.
Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
• Faktor orang tua dan keluarga yang kurang memberikan edukasi
mengenai bahaya merokok. Serta orang tua yang merokok akan
lebih rentan mempengaruhi anak untuk ikut merokok.
• Faktor teman dan lingkungan yang merokok dapat mempengaruhi
anak untuk ikut mencoba rokok dan menjadi perokok karena
sekedar ikut-ikut.
• Faktor iklan rokok di media yang memberikan gambaran bahwa
perokok adalah lambang keglamouran, gentleman, memicu remaja
untuk ikut berperilaku seperti itu.
Dari analisis situasi mengenai perokok remaja yang ada di Indonesia,
maka dapat ditemukan opportunity dan obstacle yang bisa didapat dari
situasi tersebut.
Obstacle Opportunity
Tingginya perokok remaja dapat
menyebabkan awal dari pergaulan
bebas
Bisa diadakan kegiatan edukasi
untuk guru dan murid sekolah
menengah
Menurunnya kualitas pendidikan
karena rokok
Tanggal 30 Mei telah ditetapkan
sebagai hari anti tembakau sedunia
Menyebabkan penyakit-penyakit
pada usia dini
Pada hari anti tembakau sedunia,
bisa diadakan kegiatan yang
bermanfaat untuk kesehatan
2. Analyzing The Organization
Komisi Nasional Pengendalian Tembakau
• SWOT Analysis
Ø Strengths:
o Terdiri dari 23 organisasi dan individu terkemuka yang
mempuyai visi dan misi yang sama
o Bekerjasama dengan badan pemerintahan untuk
mendorong terciptanya kebijakan-kebijakan terkait
pengendalian tembakau
o Sudah melakukan berbagai macam kegiatan guna
mengurangin perokok di Indonesia
Ø Weakness:
o Jumlah perokok di Indonesia masih sangat tinggi,
sehingga KomNas Pengendalian tembakau belum
berhasil mempengaruhi semua kalangan
o Belum bisa mengurangi iklan-iklan rokok dan acara-
acara yang disponsori oleh produk rokok
Ø Opportunities
o Bisa menciptakan program-program anti rokok
o Bisa mencegah perokok sejak dini
o Sudah memiliki reputasi baik sehingga memudahkan
dalam menjalankan program-program anti rokok
Ø Threats
o Perokok di Indonesia tidak mendukung kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh Komnas Pengendalian
Tembakau
o Produsen rokok menjadi competitor terbesar
o Rokok dijual bebas, sehingga mudah di dapat oleh
semua orang
• Internal Environment Komisi Nasional Pengendalian Tembakau telah melaksanakan
beberapa kegiatan guna mengurangi perokok di Indonesia.
kegiatan tersebut antara lain:
Ø Smoke Free Agent (SFG): yaitu komunitas yang berisi anak
muda yang peduli terhadap pengendalian tembakau di
Indonesia. Komunitas ini melakukan kampanye anti rokok
dengan cara yang kreatif sehingga lebih bisa diterima oleh
anak muda.
Ø Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) atau
konvensi tentang pengendalian tembakau. Tujuannya adalah
untuk memberika pemahaman mengenai bahaya merokok,
mencegah anak-anak merokok sejak dini serta mengatur
distribusinya agar tidak mudah didapatkan.
Ø Pelajari pengendalian tembakau (PT). Yaitu jawaban
lengkap menyeluruh dan holistik dari bahaya rokok bagi
kesehatan sampai hitungan ekonomi mengenai rokok
khusus di Indonesia.
Ø Aliansi Masyarakat Korban Rokok Indonesia (AMKRI).
Aliansi ini adalah aliansi yang terdiri dari masyarakat korban
rokok yang mempunyai penyakit kanker maupun penyakit
lain yang diakibatkan dari rokok. Kegiatan dari AMKRI antara
lain, menjadi pembicara di seminar kesehatan dan bahaya
merokok, turun langsung ke masyarakat dan menjelaskan ke
masyarakat bahaya merokok, campaign melalui media,
drama, maupun monolog dan street campaign, serta
mengadvokasi pemerintah dan DPR.
Dari kegiatan-kegiatan yang pernah dilakukan oleh Komisi Nasional
Pengendalian Tembakau, dapat dilihat bahwa semua kegiatan adalah
kegiatan positif dengan satu tujuan yaitu mengurangi jumlah perokok di
Indonesia dengan berbagai macam program. Manfaat-manfaat dari
kegiatan tersebut adalah memberi pengetahuan kepada masyarakat sejak
dini mengenai bahaya merokok, agar diharapkan perokok di Indonesia
bisa berkurang khususnya remaja.
• Public Perception Dari kegiatan-keiatan kampanye anti rokok yang dilakukan oleh
Komisi Nasional Pengendalian Tembakau, maka publik sudah mengetahui
keberadaan dan kinerja organisasi ini. Hal ini tentunya membuat KomNas
Pengendalian Tembakau memiliki citra yang baik dimata masyarakat
karena visi & misisnya untuk mengurangi penyalahgunaan pembakau di
Indonesia dan mengurangi jumlah perokok. Selain itu, didukungnya
Komnas Pengendalian Tembakau oleh 23 LSM membuktikan bahwa
Komnas Pengendalian Tembakau adalah organisasi yang dipercaya
menjadi penggerak untuk mengurangi jumlah perokok di Indonesia.
Dengan pengalaman sebelumnya dalam membuat kegiatan anti
merokok, Komisi Nasional Pengendalian Tembakau sudah mempunyai
reputasi yang baik dengan publik. Hal ini di tandai dengan banyaknya
orang yang berpartisipasi dalam setiap kegiatan kampanye anti rokok.
Bahkan dalam salah satu kegiatan yaitu Smoke Free Agent, orang-orang
yang terlibat adalah anak-anak muda, sehingga hubungan organisasi dan
anak muda sudah cukup baik.
• External Environment Kompetitor utama KomNas Pengendalian Tembakau adalah
perusahaan rokok. Dalam membuat iklan di media, perusahaan rokok
cenderung membuat iklan yang unik, kreatif dan menarik sehingga lebih
menarik perhatian publik. Selain itu, perusahaan rokok juga sering
bekerjasama memberi sposor untuk acara-acara musik. Acara-acara
tersebut cenderung ditujukan kepada anak muda. Hal ini dapat
mempengaruhi anak muda untuk mencoba rokok.
Rokok yang dijual bebas dipasaran juga menjadi tantangan untuk
komnas Pengendalian Tembakau, karena dengan mudahnya rokok
didapat maka akan membuat semakin tingginya jumlah perokok. Seperti
berita yang dilansir oleh salah satu media online. “Pengurus Harian
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menemukan
masih banyak toko ritel atau minimarket yang menjual rokok kepada anak-
anak di bawah usia 18 tahun. Berdasarkan pantauan yang dilakukan YLKI
pada Februari hingga Maret 2015, ditemukan 68% pegawai toko ritel tetap
melayani anak-anak yang membeli rokok. Hanya 32% yang menolak”
(YLKI, 2015).
Adanya wacana RUU Tembakau yang dianggap lebih
menguntungkan produsen rokok. Berita yang dilansir dari salah satu
media online menyebutkan bahwa, “RUU ini dianggap hanya
menguntungkan para produsen rokok dan mendorong maraknya dampak
buruk akibat merokok di Indonesia. Industri rokok dalam hal ini dianggap
sebagai pihak yang mendorong dengan kuat RUU ini untuk dapat masuk
ke prolegnas dan pada akhirnya disahkan” (Nurmayanti, 2015).
3. Analyzing The Publics Customers : pelajar Sekolah menengah di Jabodetabek. Mereka
adalah orang-orang yang akan diberi penyuluhan oleh komnas
pengendalian tembakau mengenai bahaya merokok. Pemilihan ini
berdasarkan fakta-fakta yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa
jumlah perokok di kalangan remaja sangat tinggi.
Producers : ada 24 LSM yang menjadi anggota dari KomNas
Pengendalian Tembakau. 24 LSM tersebut memiliki visi dan misi
yang sama, selian itu juga mendukung dan bekerja sama membuat
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan bahaya tembakau.
LSM tersebut antara lain, Yayasan Jantung Indonesia, Yayasan
Kanker Indonesia, Wanita Indonesia Tanpa Tembakau, Yayasan
Asma Indonesia, Yayasan Jantung Indonesia dan masih banyak
lagi.
Enablers : dalam kegiatan ini, yang akan menjadi opinion leader
adalah Aliansi Masyarakt Korban Rokok Indonesia. AMKRI sebagai
oang-orang yang memliki pengalaman mengenai bahaya merokok
akan berbagai pengalaman dan memberikan penyuluhan kepada
pelajar SMA. Pengalaman hidup yang pernah dilewati membuat
AMKRI menjadi pembiacara yang dapat dipercaya. Yang kedua
adalah media yang akan meliput kegiatan ini. Diharapkan
pemberitaan dimedia dapat memotivasi generasi muda lainnya
untuk menjauhi rokok.
Limiters : produsen rokok dan tempat-tempat yang menjual rokok
menjadi limiters dalam kegiatan ini. Karena mudahnya
mendapatkan rokok memberi kesempatan pelajar untuk merokok.
Key public: Ø Pelajar sekolah menengah atas swasta di wilayah daerah Jakarta
selatan
Demographic profile: o Usia: 15 – 18 tahun
o Jenis kelamin: laki-laki dan perempuan
o Edukasi: Sekolah menengah atas
o Pekerjaan: Pelajar
o Status: Belum menikah
Pemilihan target audience berdasarkan pada tingginya jumlah
perokok dikalangan remana khususnya pelajar sekolah menengah atas.
Pada masa ini, anak-anak cenderung sulit menerima kritik atau edukasi
dengan cara yang formal khususnya mengenai rokok. Karena pada usia
15 – 18 tahun, adalah masa anak-anak beranjak dewasa dan mencoba
hal baru. Sekolah swasta dipilih karena pada sekolah swasta, jumlah
murid lebih sedikit dibandingkan dengan sekolah negeri, sehingga dapat
lebih fokus dalam memberikan edukasi. Wilayah Jakarta selatan dipilih
sebagai wilayah yang memiliki banyak sekolah swasta dan berbagai
kegiatan. Fokus kegiatan yang akan dilakukan di SMA-sma swasta ini
tidak hanya untuk pelajar yang merokok, namun juga pelajar yang tidak
merokok. Hal ini supaya mencegah bertambahnya perokok remaja.
Public Wants: Ø Bisa berhenti dari kebiasaan merokok
Ø Ada kegiatan lain yang bisa mengalihkan perhatian dari merokok
Ø Perokok pasif ingin lingkungannya bebas asap rokok
Ø Pihak sekolah ingin sekolahnya bebas asap rokok
Public Needs: Ø Dibutuhkan pemberian edukasi mengenai bahaya merokok
terhadap perokok aktif dan pasif
Ø Adanya kegiatan positif untuk mengalihkan perhatian para perokok
Ø Dibutuhkan orang yang berpengalaman untuk sharing mengenai
pengalaman buruk setelah merokok
Public Expectation: Ø Pemberian edukasi kepada perokok dilakukan dengan kegiatan
yang menarik
Ø Bisa menemukan jalan keluar mengenai masalah perokok aktif
maupun pasif pada remaja SMA
Ø Media
Kegiatan ini diharapkan dapat memberi inspirasi untuk generasi
muda agar menjauhi rokok, sehingga peran media sangat
dibutuhkan untuk menyebarkan kegiatan positif tersebut. Media
yang akan dilibatkan terdiri dari media cetak dan online. Media juga
diharapkan dapat menjangkau semua kalangan khususnya remaja
karena sesuai dengan kegiatannya yaitu kegiatan untuk pelajar.
Media akan diundang dalam kegiatan ini antara lain: kompas,
tempo, media indonesia, detikcom, CNN Indonesia, sindonews dan
lain-lain.
Ø Komunitas
Komunitas yang akan dilibatkan adalah Aliansi Masyarakat Korban
Rokok Indonesia. Komunitas ini dipilih karena memilki pengalaman
mengenai bahaya merokok sehingga bisa berbagai pengalaman
terhadap pelajar SMA mengenai bahaya merokok.
STRATEGY
4. Establish Goals and Objectives Ø Goals:
Reputation Goals o Menjadi Komnas yang bisa melindungi bangsa
Indonesia dari pengaruh buruk tembakau
o Menjadi Komnas yang membuat perubahan besar di
Indonesia dengan melakukan kegiatan-kegiatan anti
rokok yang kreatif dan inovatif
Relationship Goals o Menjadi Komnas yang dipercaya oleh masyarakat
sebagai duta anti rokok di Indonesia
o Bekerjasama dengan lebih banyak komunitas dan
masyarakat yang memiliki visi dan misi yang sama
Task Goals o Mengurangi jumlah perokok di Indonesia
o Mengurangi kerugian-kerugian sosial yang timbul
akibat tingginya jumlah perokok
Ø Objectives: Awareness Objectives
o Meningkatkan 50% perhatian masyarakat akan
bahaya rokok dengan melibatkan komunitas-
komunitas yang memiliki pengaruh dalam
masyarakat
Acceptance Objectives o Kehadiran Komnas pengendalian tembakau di
Indonesia dapat diterima dengan baik oleh
masyarakat dan dapat mempengaruhi 50%
masyarakat untuk menjauhi rokok
Action Objectives o Masyarakat bisa mendukung dan berpartisipasi
dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh
Komnas Pengendalian tembakau
o Komnas Pengendalian Tembakau bisa menjadi
sumber informasi dan pusat pengaduan mengenai
masalah-masalah yang berhuungan dengan
tembakau
5. Formulating Action and Response Strategies Dalam rangka memperingati Hari Anti Tembakau Sedunia pada
tangga 31 Mei 2015, maka Komisi Nasional Pengendalian Tembakau
membuat kegiatan yang ditujukan untuk pelajar SMA swasta di Jakarta
selatan. Jenis kegiatan ada dua yaitu, seminar dan penyusulun ke 10
sekolah swasta di Jakarta selatan yang dilakukan oleh Aliansi Masyarakat
Korban Rokok indonesia dan pertandingan futsal untuk 10 sekolah
tersebut. Pada tanggal 31 Mei akan diadakan acara puncak yaitu
pertandingan final untuk merebutkan juara 1 serta pemberian hadiah
kepada pemenang lomba futsal dan penghargaan kepada 10 sekolah
yang ikut berpartisipasi oleh ketua umum Komisi Nasional Pengendalian
Tembakau Indonesia. Acara ini diberi nama:
Kegiatan 1: Special Event
o Seminar dari Aliansi Masyarakat Korban Rokok Indonesia (AMKRI).
Dalam kegiatan ini, Komnas Pengendalian Tembakau akan bekerja
sama dengan Aliansi Masyarakat Korban Rokok Indonesia untuk
menjadi pembicara dalam acara tersebut.
o Komnas Pengendalian Tembakau dan AMKRI akan mengunjungi
10 sekolah di swasta di Jakarta Selatan untuk memberikan edukasi
berupa seminar dan penyuluhan selama dua jam. AMKRI akan
menceritakan pengalaman mereka selama jadi perokok dan apa
saja dampak yang dirasakan. Pelajar juga diberikan kesempatan
untuk Tanya jawab dan diskusi mengenai bahaya merokok.
o Audiens dalam acara ini adalah seluruh pelajar SMA kelas 1, 2 dan
3 didampingi oleh guru dan staff.
o Tujuan kegiatan ini adalah:
Ø Memberi edukasi kepada pelajar SMA mengenai bahaya
merokok, baik untuk perokok aktif maupun pasif dengan cara
berbagi pengalaman dengan orang-orang yang sudah
terkena dampak buruk dari rokok
Ø Menggelar kegiatan bermanfaat untuk pelajar agar
mengalihkan perhatiannya dari rokok
Ø Untuk mempengaruhi perokok aktif agar berhenti merokok
setelah mengetahui dampak jangka pendek maupun jangka
panjang dari merokok.
o Sekolah yang akan dikunjungi antara lain:
Ø SMA Al-Azhar Pusat
Ø SMA Al- Izhar Pondok Labu
Ø SMA Bakti Mulya 400
Ø SMA Bina Nusantara
Ø SMA Don Bosco
Ø SMA Global Jaya
Ø SMA Global Islamic School
Ø SMA Harapan Ibu
Ø SMA Labschool Kebayoran
Ø SMA Sumbangsih
Waktu dan Tempat
Dalam satu hari Komnas Pengendalian Tembakau dan AMKRI
akan mengunjungi 3 sekolah untuk melakukan seminar dan penyuluhan.
Oleh sebab itu, dalam satu hari dibagi kedalam tiga sesi. Acara seminar
dan penyuluhan akan diadakan pada:
Hari: Senin 25 Mei 2015
Selasa 26 Mei 2015
Rabu 27 Mei 2015
Waktu: dibagi ke dalam 3 sesi perharinya
Sesi 1 : 08.00 – 10.00
Sesi 2 : 12.00 – 14.00
Sesi 3 : 16.00 – 18.00
Lokasi: sekolah masing-masing
Kegiatan 2: Audience Participation Kegiatan kedua dalam rangka Hari anti tembakau sedunia, akan
diadakan pertandingan futsal untuk pelajar dari sekolah-sekolah yang
telah disebut diatas. Setiap sekolah mengirim perwakilan 1 tim futsal untuk
ditandingkan. Pemenang dari pertandingan ini akan mendapat uang tunai
Rp. 5.000.000. Tujuan dari kegiatan ini adalah:
Ø Membuat kegiatan yang positif dan menyehatkan untuk
pelajar
Ø Mengajarkan pelajar untuk bersaing secara sportif lewat
olahraga
Ø Mempererat hubungan pertemanan antar pelajar
Ø Membuat pelajar yang merokok melakukan kegiatan yang
bermanfaat selain merokok
Waktu dan Tempat Hari & tanggal: kamis 28 Mei 2015
Jumat 29 Mei 2015
Sabtu 30 Mei 2015
Waktu: Pertandingan pertama dimulai pukul 07.00
Pertandingan terakhir dimulai pukul 16.00
Lokasi: Cilandak Sport Center (Citos)
Jl. Letjen TB Simatupang (Citos Mall area), Jakarta
Selatan.
Acara puncak dari kegiatan tersebut akan diadakan pada Hari Anti
Tembakau Sedunia pada hari Minggu 31 Mei 2015. Hari itu akan diadakan
pertandingan final futsal untuk merebutkan juara 1. Setelah itu akan ada
pemberian hadiah dan penghargaan untuk semua sekolah yang
berpartisipasi. Hadiah dan penghargaan diberikan langsung oleh ketua
umum Komisi Nasional Pengendalian Tembakau Indonesia. puncak cara
akan diadakan pada:
Hari & tanggal: Minggu 31 Mei 2015
Waktu: 09.00 – 15.00
Lokasi: Cilandak Sport Center (Citos)
Jl. Letjen TB Simatupang (Citos Mall area), Jakarta
Selatan.
Referensi: Nurmayanti. (2015, februari 6). bisnis-‐ekonomi. Retrieved Mei 12, 2015, from liputan 6: bisnis.liputan6.com Liputan6. (2014, desember 5). 45 Persen Remaja Indonesia Usia 13-‐19 Perokok. Retrieved mei 4, 2015, from Liputan 6: http://health.liputan6.com/read/2142904/45-‐persen-‐remaja-‐indonesia-‐usia-‐13-‐19-‐perokok Rafikasari, D. (2015, februari 3). Perokok Remaja di Indonesia Semakin Bertambah. Retrieved Mei 4, 2015, from Sindonews.com Sumber Informasi Terpercaya: http://lifestyle.sindonews.com/read/959206/155/perokok-‐remaja-‐di-‐indonesia-‐makin-‐bertambah-‐1422933211 Destiwati, S. (2014, Mei 30). Remaja dilibatkan Menekan jumlah Perokok. Retrieved Mei 4, 2015, from SWA: https://swa.co.id/business-‐strategy/remaja-‐dilibatkan-‐menekan-‐jumlah-‐perokok Tembakau, K. P. (2012, Juni 26). BERITA PERS – Kerugian Sebesar 245.41 Triliun Rupiah Akibat Rokok. Retrieved Mei 4, 2015, from Komisi Nasional Pengendalian Tembakau: http://komnaspt.or.id/berita/ YLKI. (2015, april 30). 68% Minimarket Masih Jual Rokok ke Anak-‐anak. Retrieved mei 12, 2015, from Harian Ekonomi Neraca: http://www.neraca.co.id/article/53235/68-‐minimarket-‐masih-‐jual-‐rokok-‐ke-‐anak-‐anak