18
STRATEGIC PR PLANNING MID EXAMINATION Take Home Test Prepared by : Name : Nadya Febriana Sarosa NIM : 20140209022 Class : 9A/B/CC/CER Lecturer : IR. Alfred P. Menayang, MM

Strategic Planning anti rokok

Embed Size (px)

Citation preview

STRATEGIC PR PLANNING

MID EXAMINATION

Take Home Test

Prepared by :

Name : Nadya Febriana Sarosa NIM : 20140209022 Class : 9A/B/CC/CER Lecturer : IR. Alfred P. Menayang, MM

I certify that the attached assignment is my own work and

that any material obtained from other sources has been

acknowledged.

I grant permission to the London School of Public Relations to make

copies of assignments for assessment, review and/or record keeping

purposes. I note that the London School of Public Relations reserves the

right to check my assignment for plagiarism.

Jakarta, 13 May 2015

Nadya Febriana Sarosa

FORMATIVE RESEARCH

1. Analyzing The Situation

Dilansir dari berita pers www.komnaspt.or.id, hasil penelitian yang

dilakukan oleh Soewarta Kosen, M.D., M.P.H., Dr. P.H. dari Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI,

menyebutkan bahwa:

• Kematian yang disebabkan oleh penyakit akibat rokok

berjumlah 190.260 orang pada tahun 2010, yaitu 12,7 persen

dari total kematian di tahun yang sama

• Akibat turunnya produktivitas korban rokok, konsumsi rokok,

biaya pengobatan, dan rawat jalan, terjadi kerugian

makroekonomi sebesar 245.41 triliun rupiah.

• Angka ini jauh di atas pendapatan cukai dari rokok sebesar

55,9 triliun rupiah di tahun yang sama, atau hanya 5,6 persen

dari total penerimaan pemerintah (menurut data Lembaga

Demografi UI) (Tembakau, 2012) Fakta –fakta mengenai perokok remaja

• Jumlah perokok remaja meningkat tiga kali lipat dari 7,1% di tahuan

1995 menjadi 18,3% di tahun 2013. Kesan macho, gaul, dan

solidaritas yang dicitrakan iklan promosi dan sponsor rokok telah

berkontribusi signifikan dalam menggiring remaja menjadi perokok

aktif (Destiwati, 2014).

• Usia 18 tahun ke bawah, sebanyak 68 juta penduduk Indonesia

merokok. Hampir 30 persennya itu remaja. Hal tersebut dikatakan

oleh Anggota Komisi IX DPR RI Dede Yusuf (Rafikasari, 2015).

• Saat ini prevalensi perokok dari tahun 1995 sampai 2013 sebanyak

68,4 juta. "Perokok aktif di Indonesia ada sebanyak 68,4 juta

penduduk. Itu berada di usia 15 tahun," jelas Kartono Muhammad,

Penasihat Komnas Pengendalian Tembakau (Rafikasari, 2015).

• Berdasarkan survey, anak perokok jumlahnya terus naik, 45 persen

remaja berusia 13-19 adalah perokok, sementara data Global

Youth Tobacco Survey menyebutkan Indonesia merupakan negara

dengan jumlah remaja perokok terbesar di Asia," kata Direktur

Eksekutif Lentera Anak Indonesia Herry Chariansyah (Liputan6,

2014).

Bedasarkan fakta-fakta yang disebut diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa tingkat perokok di Indoesia sudah sangat tinggi.

Kerugian ekonomi dari tingginya jumlah perokok di Indonesia sangatlah

besar. Selain itu, penyakit yang disebabkan oleh rokok dapat berakibat

fatal bahkan kematian. Apalagi jumlah perokok usia remaja di Indonesia

sangat tinggi. Padahal ada peraturan usia minimal untuk merokok adalah

18+ namun ditemukan banyak perokok dengan usia dibawah 18 tahun.

Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

• Faktor orang tua dan keluarga yang kurang memberikan edukasi

mengenai bahaya merokok. Serta orang tua yang merokok akan

lebih rentan mempengaruhi anak untuk ikut merokok.

• Faktor teman dan lingkungan yang merokok dapat mempengaruhi

anak untuk ikut mencoba rokok dan menjadi perokok karena

sekedar ikut-ikut.

• Faktor iklan rokok di media yang memberikan gambaran bahwa

perokok adalah lambang keglamouran, gentleman, memicu remaja

untuk ikut berperilaku seperti itu.

Dari analisis situasi mengenai perokok remaja yang ada di Indonesia,

maka dapat ditemukan opportunity dan obstacle yang bisa didapat dari

situasi tersebut.

Obstacle Opportunity

Tingginya perokok remaja dapat

menyebabkan awal dari pergaulan

bebas

Bisa diadakan kegiatan edukasi

untuk guru dan murid sekolah

menengah

Menurunnya kualitas pendidikan

karena rokok

Tanggal 30 Mei telah ditetapkan

sebagai hari anti tembakau sedunia

Menyebabkan penyakit-penyakit

pada usia dini

Pada hari anti tembakau sedunia,

bisa diadakan kegiatan yang

bermanfaat untuk kesehatan

2. Analyzing The Organization

Komisi Nasional Pengendalian Tembakau

• SWOT Analysis

Ø Strengths:

o Terdiri dari 23 organisasi dan individu terkemuka yang

mempuyai visi dan misi yang sama

o Bekerjasama dengan badan pemerintahan untuk

mendorong terciptanya kebijakan-kebijakan terkait

pengendalian tembakau

o Sudah melakukan berbagai macam kegiatan guna

mengurangin perokok di Indonesia

Ø Weakness:

o Jumlah perokok di Indonesia masih sangat tinggi,

sehingga KomNas Pengendalian tembakau belum

berhasil mempengaruhi semua kalangan

o Belum bisa mengurangi iklan-iklan rokok dan acara-

acara yang disponsori oleh produk rokok

Ø Opportunities

o Bisa menciptakan program-program anti rokok

o Bisa mencegah perokok sejak dini

o Sudah memiliki reputasi baik sehingga memudahkan

dalam menjalankan program-program anti rokok

Ø Threats

o Perokok di Indonesia tidak mendukung kegiatan-

kegiatan yang dilakukan oleh Komnas Pengendalian

Tembakau

o Produsen rokok menjadi competitor terbesar

o Rokok dijual bebas, sehingga mudah di dapat oleh

semua orang

• Internal Environment Komisi Nasional Pengendalian Tembakau telah melaksanakan

beberapa kegiatan guna mengurangi perokok di Indonesia.

kegiatan tersebut antara lain:

Ø Smoke Free Agent (SFG): yaitu komunitas yang berisi anak

muda yang peduli terhadap pengendalian tembakau di

Indonesia. Komunitas ini melakukan kampanye anti rokok

dengan cara yang kreatif sehingga lebih bisa diterima oleh

anak muda.

Ø Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) atau

konvensi tentang pengendalian tembakau. Tujuannya adalah

untuk memberika pemahaman mengenai bahaya merokok,

mencegah anak-anak merokok sejak dini serta mengatur

distribusinya agar tidak mudah didapatkan.

Ø Pelajari pengendalian tembakau (PT). Yaitu jawaban

lengkap menyeluruh dan holistik dari bahaya rokok bagi

kesehatan sampai hitungan ekonomi mengenai rokok

khusus di Indonesia.

Ø Aliansi Masyarakat Korban Rokok Indonesia (AMKRI).

Aliansi ini adalah aliansi yang terdiri dari masyarakat korban

rokok yang mempunyai penyakit kanker maupun penyakit

lain yang diakibatkan dari rokok. Kegiatan dari AMKRI antara

lain, menjadi pembicara di seminar kesehatan dan bahaya

merokok, turun langsung ke masyarakat dan menjelaskan ke

masyarakat bahaya merokok, campaign melalui media,

drama, maupun monolog dan street campaign, serta

mengadvokasi pemerintah dan DPR.

Dari kegiatan-kegiatan yang pernah dilakukan oleh Komisi Nasional

Pengendalian Tembakau, dapat dilihat bahwa semua kegiatan adalah

kegiatan positif dengan satu tujuan yaitu mengurangi jumlah perokok di

Indonesia dengan berbagai macam program. Manfaat-manfaat dari

kegiatan tersebut adalah memberi pengetahuan kepada masyarakat sejak

dini mengenai bahaya merokok, agar diharapkan perokok di Indonesia

bisa berkurang khususnya remaja.

• Public Perception Dari kegiatan-keiatan kampanye anti rokok yang dilakukan oleh

Komisi Nasional Pengendalian Tembakau, maka publik sudah mengetahui

keberadaan dan kinerja organisasi ini. Hal ini tentunya membuat KomNas

Pengendalian Tembakau memiliki citra yang baik dimata masyarakat

karena visi & misisnya untuk mengurangi penyalahgunaan pembakau di

Indonesia dan mengurangi jumlah perokok. Selain itu, didukungnya

Komnas Pengendalian Tembakau oleh 23 LSM membuktikan bahwa

Komnas Pengendalian Tembakau adalah organisasi yang dipercaya

menjadi penggerak untuk mengurangi jumlah perokok di Indonesia.

Dengan pengalaman sebelumnya dalam membuat kegiatan anti

merokok, Komisi Nasional Pengendalian Tembakau sudah mempunyai

reputasi yang baik dengan publik. Hal ini di tandai dengan banyaknya

orang yang berpartisipasi dalam setiap kegiatan kampanye anti rokok.

Bahkan dalam salah satu kegiatan yaitu Smoke Free Agent, orang-orang

yang terlibat adalah anak-anak muda, sehingga hubungan organisasi dan

anak muda sudah cukup baik.

• External Environment Kompetitor utama KomNas Pengendalian Tembakau adalah

perusahaan rokok. Dalam membuat iklan di media, perusahaan rokok

cenderung membuat iklan yang unik, kreatif dan menarik sehingga lebih

menarik perhatian publik. Selain itu, perusahaan rokok juga sering

bekerjasama memberi sposor untuk acara-acara musik. Acara-acara

tersebut cenderung ditujukan kepada anak muda. Hal ini dapat

mempengaruhi anak muda untuk mencoba rokok.

Rokok yang dijual bebas dipasaran juga menjadi tantangan untuk

komnas Pengendalian Tembakau, karena dengan mudahnya rokok

didapat maka akan membuat semakin tingginya jumlah perokok. Seperti

berita yang dilansir oleh salah satu media online. “Pengurus Harian

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menemukan

masih banyak toko ritel atau minimarket yang menjual rokok kepada anak-

anak di bawah usia 18 tahun. Berdasarkan pantauan yang dilakukan YLKI

pada Februari hingga Maret 2015, ditemukan 68% pegawai toko ritel tetap

melayani anak-anak yang membeli rokok. Hanya 32% yang menolak”

(YLKI, 2015).

Adanya wacana RUU Tembakau yang dianggap lebih

menguntungkan produsen rokok. Berita yang dilansir dari salah satu

media online menyebutkan bahwa, “RUU ini dianggap hanya

menguntungkan para produsen rokok dan mendorong maraknya dampak

buruk akibat merokok di Indonesia. Industri rokok dalam hal ini dianggap

sebagai pihak yang mendorong dengan kuat RUU ini untuk dapat masuk

ke prolegnas dan pada akhirnya disahkan” (Nurmayanti, 2015).

3. Analyzing The Publics Customers : pelajar Sekolah menengah di Jabodetabek. Mereka

adalah orang-orang yang akan diberi penyuluhan oleh komnas

pengendalian tembakau mengenai bahaya merokok. Pemilihan ini

berdasarkan fakta-fakta yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa

jumlah perokok di kalangan remaja sangat tinggi.

Producers : ada 24 LSM yang menjadi anggota dari KomNas

Pengendalian Tembakau. 24 LSM tersebut memiliki visi dan misi

yang sama, selian itu juga mendukung dan bekerja sama membuat

kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan bahaya tembakau.

LSM tersebut antara lain, Yayasan Jantung Indonesia, Yayasan

Kanker Indonesia, Wanita Indonesia Tanpa Tembakau, Yayasan

Asma Indonesia, Yayasan Jantung Indonesia dan masih banyak

lagi.

Enablers : dalam kegiatan ini, yang akan menjadi opinion leader

adalah Aliansi Masyarakt Korban Rokok Indonesia. AMKRI sebagai

oang-orang yang memliki pengalaman mengenai bahaya merokok

akan berbagai pengalaman dan memberikan penyuluhan kepada

pelajar SMA. Pengalaman hidup yang pernah dilewati membuat

AMKRI menjadi pembiacara yang dapat dipercaya. Yang kedua

adalah media yang akan meliput kegiatan ini. Diharapkan

pemberitaan dimedia dapat memotivasi generasi muda lainnya

untuk menjauhi rokok.

Limiters : produsen rokok dan tempat-tempat yang menjual rokok

menjadi limiters dalam kegiatan ini. Karena mudahnya

mendapatkan rokok memberi kesempatan pelajar untuk merokok.

Key public: Ø Pelajar sekolah menengah atas swasta di wilayah daerah Jakarta

selatan

Demographic profile: o Usia: 15 – 18 tahun

o Jenis kelamin: laki-laki dan perempuan

o Edukasi: Sekolah menengah atas

o Pekerjaan: Pelajar

o Status: Belum menikah

Pemilihan target audience berdasarkan pada tingginya jumlah

perokok dikalangan remana khususnya pelajar sekolah menengah atas.

Pada masa ini, anak-anak cenderung sulit menerima kritik atau edukasi

dengan cara yang formal khususnya mengenai rokok. Karena pada usia

15 – 18 tahun, adalah masa anak-anak beranjak dewasa dan mencoba

hal baru. Sekolah swasta dipilih karena pada sekolah swasta, jumlah

murid lebih sedikit dibandingkan dengan sekolah negeri, sehingga dapat

lebih fokus dalam memberikan edukasi. Wilayah Jakarta selatan dipilih

sebagai wilayah yang memiliki banyak sekolah swasta dan berbagai

kegiatan. Fokus kegiatan yang akan dilakukan di SMA-sma swasta ini

tidak hanya untuk pelajar yang merokok, namun juga pelajar yang tidak

merokok. Hal ini supaya mencegah bertambahnya perokok remaja.

Public Wants: Ø Bisa berhenti dari kebiasaan merokok

Ø Ada kegiatan lain yang bisa mengalihkan perhatian dari merokok

Ø Perokok pasif ingin lingkungannya bebas asap rokok

Ø Pihak sekolah ingin sekolahnya bebas asap rokok

Public Needs: Ø Dibutuhkan pemberian edukasi mengenai bahaya merokok

terhadap perokok aktif dan pasif

Ø Adanya kegiatan positif untuk mengalihkan perhatian para perokok

Ø Dibutuhkan orang yang berpengalaman untuk sharing mengenai

pengalaman buruk setelah merokok

Public Expectation: Ø Pemberian edukasi kepada perokok dilakukan dengan kegiatan

yang menarik

Ø Bisa menemukan jalan keluar mengenai masalah perokok aktif

maupun pasif pada remaja SMA

Ø Media

Kegiatan ini diharapkan dapat memberi inspirasi untuk generasi

muda agar menjauhi rokok, sehingga peran media sangat

dibutuhkan untuk menyebarkan kegiatan positif tersebut. Media

yang akan dilibatkan terdiri dari media cetak dan online. Media juga

diharapkan dapat menjangkau semua kalangan khususnya remaja

karena sesuai dengan kegiatannya yaitu kegiatan untuk pelajar.

Media akan diundang dalam kegiatan ini antara lain: kompas,

tempo, media indonesia, detikcom, CNN Indonesia, sindonews dan

lain-lain.

Ø Komunitas

Komunitas yang akan dilibatkan adalah Aliansi Masyarakat Korban

Rokok Indonesia. Komunitas ini dipilih karena memilki pengalaman

mengenai bahaya merokok sehingga bisa berbagai pengalaman

terhadap pelajar SMA mengenai bahaya merokok.

STRATEGY

4. Establish Goals and Objectives Ø Goals:

Reputation Goals o Menjadi Komnas yang bisa melindungi bangsa

Indonesia dari pengaruh buruk tembakau

o Menjadi Komnas yang membuat perubahan besar di

Indonesia dengan melakukan kegiatan-kegiatan anti

rokok yang kreatif dan inovatif

Relationship Goals o Menjadi Komnas yang dipercaya oleh masyarakat

sebagai duta anti rokok di Indonesia

o Bekerjasama dengan lebih banyak komunitas dan

masyarakat yang memiliki visi dan misi yang sama

Task Goals o Mengurangi jumlah perokok di Indonesia

o Mengurangi kerugian-kerugian sosial yang timbul

akibat tingginya jumlah perokok

Ø Objectives: Awareness Objectives

o Meningkatkan 50% perhatian masyarakat akan

bahaya rokok dengan melibatkan komunitas-

komunitas yang memiliki pengaruh dalam

masyarakat

Acceptance Objectives o Kehadiran Komnas pengendalian tembakau di

Indonesia dapat diterima dengan baik oleh

masyarakat dan dapat mempengaruhi 50%

masyarakat untuk menjauhi rokok

Action Objectives o Masyarakat bisa mendukung dan berpartisipasi

dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh

Komnas Pengendalian tembakau

o Komnas Pengendalian Tembakau bisa menjadi

sumber informasi dan pusat pengaduan mengenai

masalah-masalah yang berhuungan dengan

tembakau

5. Formulating Action and Response Strategies Dalam rangka memperingati Hari Anti Tembakau Sedunia pada

tangga 31 Mei 2015, maka Komisi Nasional Pengendalian Tembakau

membuat kegiatan yang ditujukan untuk pelajar SMA swasta di Jakarta

selatan. Jenis kegiatan ada dua yaitu, seminar dan penyusulun ke 10

sekolah swasta di Jakarta selatan yang dilakukan oleh Aliansi Masyarakat

Korban Rokok indonesia dan pertandingan futsal untuk 10 sekolah

tersebut. Pada tanggal 31 Mei akan diadakan acara puncak yaitu

pertandingan final untuk merebutkan juara 1 serta pemberian hadiah

kepada pemenang lomba futsal dan penghargaan kepada 10 sekolah

yang ikut berpartisipasi oleh ketua umum Komisi Nasional Pengendalian

Tembakau Indonesia. Acara ini diberi nama:

Kegiatan 1: Special Event

o Seminar dari Aliansi Masyarakat Korban Rokok Indonesia (AMKRI).

Dalam kegiatan ini, Komnas Pengendalian Tembakau akan bekerja

sama dengan Aliansi Masyarakat Korban Rokok Indonesia untuk

menjadi pembicara dalam acara tersebut.

o Komnas Pengendalian Tembakau dan AMKRI akan mengunjungi

10 sekolah di swasta di Jakarta Selatan untuk memberikan edukasi

berupa seminar dan penyuluhan selama dua jam. AMKRI akan

menceritakan pengalaman mereka selama jadi perokok dan apa

saja dampak yang dirasakan. Pelajar juga diberikan kesempatan

untuk Tanya jawab dan diskusi mengenai bahaya merokok.

o Audiens dalam acara ini adalah seluruh pelajar SMA kelas 1, 2 dan

3 didampingi oleh guru dan staff.

o Tujuan kegiatan ini adalah:

Ø Memberi edukasi kepada pelajar SMA mengenai bahaya

merokok, baik untuk perokok aktif maupun pasif dengan cara

berbagi pengalaman dengan orang-orang yang sudah

terkena dampak buruk dari rokok

Ø Menggelar kegiatan bermanfaat untuk pelajar agar

mengalihkan perhatiannya dari rokok

Ø Untuk mempengaruhi perokok aktif agar berhenti merokok

setelah mengetahui dampak jangka pendek maupun jangka

panjang dari merokok.

o Sekolah yang akan dikunjungi antara lain:

Ø SMA Al-Azhar Pusat

Ø SMA Al- Izhar Pondok Labu

Ø SMA Bakti Mulya 400

Ø SMA Bina Nusantara

Ø SMA Don Bosco

Ø SMA Global Jaya

Ø SMA Global Islamic School

Ø SMA Harapan Ibu

Ø SMA Labschool Kebayoran

Ø SMA Sumbangsih

Waktu dan Tempat

Dalam satu hari Komnas Pengendalian Tembakau dan AMKRI

akan mengunjungi 3 sekolah untuk melakukan seminar dan penyuluhan.

Oleh sebab itu, dalam satu hari dibagi kedalam tiga sesi. Acara seminar

dan penyuluhan akan diadakan pada:

Hari: Senin 25 Mei 2015

Selasa 26 Mei 2015

Rabu 27 Mei 2015

Waktu: dibagi ke dalam 3 sesi perharinya

Sesi 1 : 08.00 – 10.00

Sesi 2 : 12.00 – 14.00

Sesi 3 : 16.00 – 18.00

Lokasi: sekolah masing-masing

Kegiatan 2: Audience Participation Kegiatan kedua dalam rangka Hari anti tembakau sedunia, akan

diadakan pertandingan futsal untuk pelajar dari sekolah-sekolah yang

telah disebut diatas. Setiap sekolah mengirim perwakilan 1 tim futsal untuk

ditandingkan. Pemenang dari pertandingan ini akan mendapat uang tunai

Rp. 5.000.000. Tujuan dari kegiatan ini adalah:

Ø Membuat kegiatan yang positif dan menyehatkan untuk

pelajar

Ø Mengajarkan pelajar untuk bersaing secara sportif lewat

olahraga

Ø Mempererat hubungan pertemanan antar pelajar

Ø Membuat pelajar yang merokok melakukan kegiatan yang

bermanfaat selain merokok

Waktu dan Tempat Hari & tanggal: kamis 28 Mei 2015

Jumat 29 Mei 2015

Sabtu 30 Mei 2015

Waktu: Pertandingan pertama dimulai pukul 07.00

Pertandingan terakhir dimulai pukul 16.00

Lokasi: Cilandak Sport Center (Citos)

Jl. Letjen TB Simatupang (Citos Mall area), Jakarta

Selatan.

Acara puncak dari kegiatan tersebut akan diadakan pada Hari Anti

Tembakau Sedunia pada hari Minggu 31 Mei 2015. Hari itu akan diadakan

pertandingan final futsal untuk merebutkan juara 1. Setelah itu akan ada

pemberian hadiah dan penghargaan untuk semua sekolah yang

berpartisipasi. Hadiah dan penghargaan diberikan langsung oleh ketua

umum Komisi Nasional Pengendalian Tembakau Indonesia. puncak cara

akan diadakan pada:

Hari & tanggal: Minggu 31 Mei 2015

Waktu: 09.00 – 15.00

Lokasi: Cilandak Sport Center (Citos)

Jl. Letjen TB Simatupang (Citos Mall area), Jakarta

Selatan.

Referensi:    Nurmayanti.  (2015,  februari  6).  bisnis-­‐ekonomi.  Retrieved  Mei  12,  2015,  from  liputan  6:  bisnis.liputan6.com    Liputan6.  (2014,  desember  5).  45  Persen  Remaja  Indonesia  Usia  13-­‐19  Perokok.  Retrieved  mei  4,  2015,  from  Liputan  6:  http://health.liputan6.com/read/2142904/45-­‐persen-­‐remaja-­‐indonesia-­‐usia-­‐13-­‐19-­‐perokok    Rafikasari,  D.  (2015,  februari  3).  Perokok  Remaja  di  Indonesia  Semakin  Bertambah.  Retrieved  Mei  4,  2015,  from  Sindonews.com  Sumber  Informasi  Terpercaya:  http://lifestyle.sindonews.com/read/959206/155/perokok-­‐remaja-­‐di-­‐indonesia-­‐makin-­‐bertambah-­‐1422933211    Destiwati,  S.  (2014,  Mei  30).  Remaja  dilibatkan  Menekan  jumlah  Perokok.  Retrieved  Mei  4,  2015,  from  SWA:  https://swa.co.id/business-­‐strategy/remaja-­‐dilibatkan-­‐menekan-­‐jumlah-­‐perokok    Tembakau,  K.  P.  (2012,  Juni  26).  BERITA  PERS  –  Kerugian  Sebesar  245.41  Triliun  Rupiah  Akibat  Rokok.  Retrieved  Mei  4,  2015,  from  Komisi  Nasional  Pengendalian  Tembakau:  http://komnaspt.or.id/berita/    YLKI.  (2015,  april  30).  68%  Minimarket  Masih  Jual  Rokok  ke  Anak-­‐anak.  Retrieved  mei  12,  2015,  from  Harian  Ekonomi  Neraca:  http://www.neraca.co.id/article/53235/68-­‐minimarket-­‐masih-­‐jual-­‐rokok-­‐ke-­‐anak-­‐anak