61
SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE TERHADAP BAKTERI Pseudomonas aeruginosa DAN Staphylococcus aureus RESISTEN ANTIBIOTIK (Skripsi) Oleh BERLIANA ANASTASIA PURBA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

  • Upload
    others

  • View
    25

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE

TERHADAP BAKTERI Pseudomonas aeruginosa DAN Staphylococcus

aureus RESISTEN ANTIBIOTIK

(Skripsi)

Oleh

BERLIANA ANASTASIA PURBA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

ABSTRACT

SCREENING, ISOLATION, AND BIOACTIVE COMPOUND ASSAY OFSPONGE AGAINST BACTERIAL Pseudomonas aeruginosa AND

Staphylococcus aureus ANTIBIOTICS RESISTANT

By

Berliana Anastasia Purba

In this research has been conducted regarding potential bioactive compound ofsponge against resistant bacteria. The processes including screening, isolation andbioactive assay. Screening process has been done use sponge extracts against theability of bacteria inhibitor, and the isolation of bioactive compound includingseveral stages of chromatography. Then, bioactivity assay has been done againstPseudomonas aeruginosa resistant of Chloramphenichol and Staphylococcusaureusresistant of Amoxycilin. Based on the screening result, sponge 09A1A06contains bioactive compound that have inhibite bacterial growth. Analysis usingUPLC qTOF MS against isolate B19K17 showed the peak of m/z 801 which havefragmentations paterns at m/z 383 and m/z 192. This is indicated that B19K17 is apeptide compound. Based on bioactivity assay obtained the value of MIC is 12.5g for Pseudomonas aeruginosa and 6.25 g for Staphylococcus aureus.Information obtained that sponge 09A1A06 contains peptide compounds that havethe potential to be antibacterial against resistant bacteria

Key word : Sponge, peptide, antibacterial.

.

Page 3: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

ABSTRAK

SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGETERHADAP BAKTERI Pseudomonas aeruginosa DAN Staphylococcus

aureus RESISTEN ANTIBIOTIK

Oleh

Berliana Anastasia Purba

Telah dilakukan kajian mengenai potensi senyawa bioaktif sponge terhadapbakteri resisten. Penelitian dilakukan melalui tahapan skrining, isolasi dan ujisenyawa bioaktivitas. Proses skrining dilakukan menggunakan ekstrak spongeterhadap kemampuan daya hambat bakteri, dan isolasi metabolit bioaktif melaluibeberapa tahap kromatografi. Selanjutnya, uji bioaktivitas dilakukan terhadapbakteri Pseudomonas aeruginosa resisten kloramfenikol dan Staphylococcusaureus resisten amoxicillin. Berdasarkan hasil skrining, sponge 09A1A06mengandung senyawa bioaktif yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Ujimenggunakan UPLC qTOF MS terhadap isolat B19K17 memperlihatkan nilai m/z801 dengan pola fragmentasi m/z 383 dan m/z 192. Data ini mengindikasikanbahwa B19K17 merupakan senyawa peptida. Pada uji bioaktivitas diperoleh nilaiMinimum Inhibitor Concentration (MIC) 12,5 g untuk Pseudomonas aeruginosadan 6,25 g untuk Staphylococcus aureus. Informasi yang diperoleh bahwasponge 09A1A06 mengandung senyawa peptida yang berpotensi sebagaiantibakteri terhadap bakteri resisten

Keyword : Sponge, Peptida, Antibakteri

Page 4: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE

TERHADAP BAKTERI Pseudomonas aeruginosa DAN Staphylococcus

aureus RESISTEN ANTIBIOTIK

Oleh

BERLIANA ANASTASIA PURBA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA SAINS

Pada

Jurusan Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 5: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge
Page 6: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge
Page 7: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge
Page 8: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Berliana Anastasia Purba

dilahirkan di Jakarta pada tanggal 29 Desember 1995.

Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari

pasangan Bapak Drs. Antonius Purba dan Ibu Ns.

Romauli Napitupulu, S.Kep. Penulis menyelesaikan

pendidikan di SD Negeri Mekarsari 01 pada tahun 2008

melanjutkan di SMP Negeri 3 Tambun Selatan lulus pada tahun 2011, selanjutnya

penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 3 Tambun Selatan lulus pada

tahun 2014. Pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Kimia,

Fakultas Matematika danIlmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung melalui

jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama

menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Kimia

Dasar semester ganjil 2016/2017, Kimia Organik 1 semester genap 2016/2017,

dan Kimia Organik 2 semester genap 2017/2018. Penulis juga mengikuti aktivitas

organisasi, dimulai dengan menjadi Kader Muda Himaki (KAMI) dan Anggota

UKM Katolik Universitas Lampung pada tahun 2012, kemudian terpilih menjadi

anggota Bidang Kaderisasi dan Pengembangan Organisasi (KPO) Himpunan

Mahasiswa Kimia (Himaki) FMIPA Unila periode 2014/2015, anggota Bidang

Divisi III (Hubungan Eksternal dan Pengabdian Masyarakat) UKM Katolik Unila.

Page 9: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pulau Sebesi, Kecamatan

Rajabasa, Lampung Selatan pada Juli-September 2017. Penulis menyelesaikan

kerja praktik dengan judul Identifikasi Spikula dan uji KLT sebagai Tahap Awal

Karakterisasi Sponge pada tahun 2018 di Laboratorium UPT LTSIT Universitas

Lampung.

Page 10: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

MOTTO

Roma 12:12“Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam

kesesakkan, dan bertekunlah dalam doa”

Filipi 4:13“Segala perkara dapat ku tanggung di dalam Dia

yang memberi kekuatan padaku”

Matius 6:33“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dankebenarannya, maka semuanya itu akan

ditambahkan kepadamu”

Mama“Sukses karena doa dan perjuangan”

Papa“Tetap bekerja keras demi hari esok yang lebih baik

dalam bimbingan Tuhan”

“Tidak penting kamu seberapa lambat, asalkan kamutidak berhenti berjuang”

“Peace, Love, and Joyfull”

Page 11: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

Dengan mengucapGod is good all the time, all the time God is good

Ayahanda dan Ibundaku tercinta yang tak pernah mengeluh berpeluh tenaga,berlelah pikiran, berlimang kata-kata, dan menengadahkan tangan serayaberdo’a, untuk anak yang kalian percaya akan menjadi “sesuatu” nantiya,

maka aku tidak akan mengecewakan kasih sayang kalian yang tak ternilai.Melalui Karya kecil ini, anandamu mengucapkan terimakasih atas

segalanya.

Adik laki-laki tersayang serta Seluruh keluarga besar yang selalumendoakan keberhasilanku

Dengan segala rasa hormat kepada bapak Andi Setiawan, M.Sc,.Ph.D, ibu Dr. Nurhasanah, M.Si,. S.Si. dan ibu Dr. Dian Herasari,M.Si,. S.Si serta seluruh Dosen Pengajar yang telah membimbing dan

mendidikku sampai menyelesaikan pendidikan sarjana.

Sahabat dan seluruh teman-temanku yang telah memberikan semangat,kebahagiaan dan pelajaran hidup

Almamater tercinta Universitas Lampung

Page 12: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

SANWACANA

Segala puji dan syukur kepada Tuhan yang telah memberikan segala bentuk

rahmat dan nikmat-Nya, sehingga Penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “Skrining, Isolasi, dan Uji Resisten Senyawa Bioaktif

dari Sponge Terhadap Bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus

aureus Resisten Antibiotik” merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Sains (S.Si) pada Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

Teriring do’a yang tulus, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Kedua orang tua Penulis, Papa Antonius dan Mama Romauli yang telah

memberikan segala usaha dan do’a, cinta dan kasih, dukungan moral dan

spiritual yang sampai saat ini tak pernah berhenti. Papa Mama terima kasih

atas segala kasih sayang yang tak terhingga untuk penulis. Semoga Tuhan

selalu memberikan kesehatan, rezeki dan kebahagiaan dunia dan akhirat

kepada kalian.

2. Adikku Rio Binoto Daniel Purba yang akan menjadi S.Hut (Sarjana

Kehutanan) yang selalu menemani selama berkuliah di Lampung.

Page 13: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

3. Keluarga Besar Purba dan Keluarga Besar Napitupulu yang mendoakan

kesuksesan Penulis..

4. Bapak Andi Setiawan, M.Sc,. Ph.D selaku pembimbing I atas segala kebaikan,

ilmu, motivasi, kritik, saran, kesabaran dan bimbingan sehinggapenulis bisa

menyelesaikan penelitian dan skripsi ini dengan baik. Atas semua yang telah

beliau berikan, semoga Tuhan senantiasa memberikan keberkahan atas semua

yang beliau berikan.

5. Ibu Dr. Nurhasanah, M.Si,. S.Si, selaku pembimbing II atas segala saran,

nasehat, kesabaran, keikhlasan, bimbingan, dan ilmu yang bermanfaat kepada

penulis dalam perencanaan dan penyelesaian penelitian serta skripsi ini.

Semoga Tuhan senantiasa memberikan berkah-Nya dan membalas semuanya

dengan kebaikan.

6. Ibu Dr. Dian Herasari, M.Si,. S.Si., selaku pembahas atas segala bimbingan,

kritik, saran, dan ilmu bermanfaat yang telah diberikan kepada penulis,

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Semoga Tuhan

memberikan keberkahan atas semua yang sudah diberikan.

7. Ibu Prof. Tati Suhartati, selaku pembimbing akademik, penulis mengucapkan

terimakasih banyak atas bimbingan, perhatian, nasehat, motivasi, dan

kesabaran dalam membimbing penulis terkait permasalahan akademik selama

masa perkuliahan ini.

8. Bapak Dr. Eng. Suripto Dwi Yuwono, M.T., selaku Ketua Jurusan Kimia

FMIPA Unila yang telah memberi banyak masukan dan saran.

9. Bapak Drs. Suratman, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Matematika danIlmu

Pengetahuan Alam, Universitas Lampung beserta jajarannya.

Page 14: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

10. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Kimia FMIPA Unila atas seluruh

ilmu,bimbingan, perhatian dan pengalaman yang telah diberikan sehingga

penulisdapat menyelesaikan studi ini dengan baik berkat ilmu yang telah

diberikan,serta terimakasih kepada staff administrasi Jurusan Kimia FMIPA

Unila yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan persyaratan

administrasi selama kuliah. Semoga Tuhan senantiasa membalas kebaikan-

kebaikan bapak dan ibu.

11. Bapak, Ibu staff UPT LTSIT Universitas Lampung yang membantu Penulis

selama menjalankan penelitian di Laboratorium.

12. Sahabatku “Sister from Another Moms” Fransisca Clodina Dacasta, Edith

Hendri Purnami, Elisabeth Yulinda Ari Puspita, dan Gabriella Setia Wulandari

yang selalu menemani dan membantu Penulis selama berkuliah Kimia di

Lampung, menjadi orang yang selalu mengingatkan Penulis akan hal baik,

memberi banyak pelajaran untuk proses hidup yang lebih baik. Terimakasih

atas kesabaran, ketulusan, dan kebersamaannya selama ini, semoga kita

semuanya diberi kesuksesan.

13. Maria Regina Caeli yang selalu hadir sebagai sahabat bertumbuh dalam iman

kepada Tuhan Yesus. Terimakasih atas sharing rohani yang selalu diberikan.

14. Keluarga besar Kimia 2014 FMIPA Universitas Lampung atas persahabatan,

kebersamaan, keceriaan, dan kesedihannya selama masa kuliah.

15. Teman-teman satu penelitian dan satu bimbingan Fendi Setiawan, Dicky

Sildianto, Rahma Hanifa, Erien Ratna Putri, dan Fitri Octavianica.

Terimakasih atas bantuan, doa, dan kebersamaan selama ini, semoga semua

diberi kesuksesan dunia dan akhirat.

Page 15: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

16. Adik-adik satu bimbingan Rossy, Fitri, Oklis, Jevi dan Jatmiko atas canda

tawa selama penelitian sehingga kehidupan dilab tetap menyenangkan. Sukses

untuk kalian.

17. Organisasi-organisasi baik didalam kampus maupun luar kampus yang telah

memberikan pelajaran dan pengalaman yang tidak Penulis dapatkan selama

kuliah Kimia.

18. Almamater tercinta Universitas Lampung.

19. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas

segala ketulusan, bantuan, dan doa. Semoga kebaikan yang sudah diberikan

selama ini mendapat balasan dari Tuhan.

Bandar Lampung, 6 Agustus 2019Penulis,

Berliana Anastasia Purba

Page 16: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

iii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... v

DAFTAR TABEL............................................................................................. vii

ABSTRAK…………………………………………………………………… viii

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang ........................................................................................ 1B. Tujuan Penelitian .................................................................................... 3C. Manfaat Penelitian................................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKAA. Sponge .................................................................................................. ... 5

1. Deskripsi Sponge................................................................................ 52. Habitat Sponge.................................................................................... 53. Siklus Hidup Sponge.......................................................................... 6

B. Senyawa Metabolit Sekunder Sponge ..................................................... 7

C. Aktivitas Antibakteri ...................................................................... ……. 11

D. Resisten Mikroba .................................................................................... 14

E. Staphylococcus aureus............................................................................. 15

F. Pseudomonas aueruginosa....................................................................... 16

G. Isolasi Senyawa Bioaktif......................................................................... 181. Ekstraksi............................................................................................ 18

a. Maserasi...................................................................................... 18b. Partisi (Ekstraksi Cair-Cair)........................................................ 19

2. Kromatografi..................................................................................... 19a.Kromatografi Lapis Tipis.............................................................. 20b. Medium Presure Chromatography Liquid (MPLC)................... 22

Page 17: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

iv

H. Spektroskopi............................................................................................ 241. Liquid Chromatography Mass Spectroscopy(LC-MS).................... 25

III. METODE PENELITIANA. Waktu dan Tempat .................................................................................. 27

B. Alat dan Bahan ........................................................................................ 27

C. Prosedur Penelitian.................................................................................. 281. Biomaterial. ....................................................................................... 282. Maserasi ............................................................................................ 283. Partisi Ekstraksi Cair-Cair................................................................. 284. Uji Bioaktivitas ................................................................................. 29

a. Uji Resisten Bakteri................................................................... 29b. Skrining Sponge Aktif Antibakteri............................................. 30c. Uji Aktivitas Antibakteri............................................................ 30d. Minimum Inhibibitor Concentration (MIC)................................ 31

5. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)...................................................... 326. Fraksinasi Menggunakan Kromatografi Lapis Tipis......................... 327. Medium Pressure Liquid Chromatography (MPLC)....................... 338. Karakterisasi Senyawa dengan Mass Spectroscopy........................ 33

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................A. Sponge.................................................................................................. 34B. Uji Resisten Antibiotik.......................................................................... 34C. Uji KLT dan Uji Bioaktivitas Ekstrak Sponge....................................... 36D. Isolasi dan Pemurnian........................................................................... 39

a. Partisi......................................................................................... 39b. Kromatografi Kolom dan MPLC................................................ 41c. Karakterisasi menggunakan LC-MS........................................... 52

V. KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 18: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Standard Zona Hambat Beberapa Antibiotik ................................................ ..15

2. Penggolongan Kromatografi Berdasarkan Fase Diam dan Fase Gerak ........ ..19

3. Perbedaan Beberapa Teknik Kromatografi Kolom Preparatif...................... 23

4. Hasil Uji Aktivitas Bakteri Terhadap Antibiotik........................................... 34

5. Hasil Uji KLT Ekstrak Kasar Sponge........................................................... 36

6. Hasil Uji Skrining Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kasar Sponge................... 38

7. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Partisi 09A1A06.......................................... 40

8. Hasil Uji KLT Fraksinasi BFAm2................................................................. 47

Page 19: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Siklus Hidup Sponge ..................................................................................... 7

2. Kelompok Senyawa Alkaloid ....................................................................... 9

3. Senyawa Alkaloid Yang Berhasil Diisolasi.................................................. 10

4. Skema Alat Medium Pressure Liquid Chromatography............................. 24

5. Hasil Uji Resisten Bakteri Terhadap Antibiotik.......................................... 34

6. Uji Skrining Bioaktivitas Ekstrak Sponge.................................................. 36

7. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Ekstrak Kasar Sponge............................ 37

8. Kromatografi Lapis Tipis Hasil Partisi...................................................... 39

9. Proses Pemisahan Menggunakan Kolom Silika Terbuka............................ 41

10. Hasil KLT Fraksinasi Kromatografi Kolom................................................ 42

11. Kromatogram MPLC B1901...................................................................... 43

12. KLT Fraksinasi MPLC............................................................................... 44

13. Uji Antibakteri Fraksinasi MPLC............................................................... 45

14. Proses Pemisahan Fraksi B1901M2 menggunakan Kolom Silika............... 46

15. KLT Kromatografi Kolom Silika BB1901M2............................................ 47

16. Uji Antibakteri Fraksi B1901M27 dan B1901M28..................................... 49

17. KLT Kromatogarfi Kolom Terbuka Silika Fraksi B19K17......................... 50

Page 20: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

vi

18. Uji Antibakteri Fraksi B19K17...................................................................... 51

19. Kromatogram LC-MS Fraksi B19K17........................................................... 52

20. Spektrum LC-MS Fraksi B19K17................................................................ 52

21. Theopapuamide B.......................................................................................... 53

22. KLT Fraksi B19K17...................................................................................... 53

Page 21: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini perkembangan resistensi terhadap antimikroba dan munculnya patogen

multi-resisten telah menjadi perhatian para ilmuwan didunia. Hal ini telah menjadi

permasalahan yang sangat penting untuk diselesaikan. Bakteri multi drug resistant

adalah bakteri yang resisten terhadap dua atau lebih golongan antibiotik. Infeksi

yang disebabkan oleh bakteri resisten dikaitkan dengan angka perawatan rumah

sakit yang lebih tinggi, masa perawatan rumah sakit yang lebih lama, serta tingkat

kesakitan dan kematian yang lebih tinggi (Sastroasmoro, 2005). Penanganan

bakteri patogen multi-resisten di dalam bidang kesehatan serta pemanfaatan

senyawa antibiotik baru yang ramah lingkungan telah menjadi pertimbangan yang

sangat penting dan harus segera ditangani secara multi disiplin dan serius (Hunt

and Vincent, 2006).

Karakteristik perairan Indonesia yang sangat spesifik, menghasilkan

keanekaragaman hayati dengan berbagai jenis biota laut yang tinggi, seperti ikan,

rumput laut, terumbu karang serta berbagai vegetasi laut lainnya (Lemhannas,

2013). Sebagian wilayah di Indonesia, merupakan pusat keanekaragaman biota

laut dunia dalam wilayah Coral Triangle, dengan area terumbu karang terluas di

Page 22: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

2

dunia yaitu 12-15% dan sebanyak 16% terumbu karang dunia berada di Indonesia.

(Jompa, 2009; Burke et al., 2012). Potensi ini mempunyai banyak sekali manfaat

bagi kehidupan manusia diantaranya bermanfaat dalam hal ekologi, sumber

pangan, bahkan obat-obatan. Oleh sebab itu peningkatan potensi secara maksimal

perlu dilakukan, termasuk pengkajian terhadap biota laut yang paling banyak

diteliti saat ini, yaitu sponge.

Sponge saat ini telah menjadi perhatian utama dalam berbagai riset mengenai

senyawa bioaktif antibakteri yang dikandungnya (Undap et al., 2017). Senyawa-

senyawa ini memiliki aktivitas farmakologis seperti antitumor, antiinflamasi,

antivirus, antibakteri, antijamur, antimalaria. Beberapa tahun terakhir telah

ditemukan senyawa-senyawa dari sponge ( Blunt et al., 2015). Sponge memiliki

potensi senyawa bioaktif terbesar di antara invertebrata laut lainnya

(Ginting et al., 2010). Berbagai substansi bioaktif telah berhasil ditemukan seperti

antibakteri dari sponge yang dapat menghambat pertumbuhan bahkan membunuh

bakteri.

Bergman and Feeney (1990) menyatakan bahwa metabolit sekunder yang

terdapat pada sponge sebagian besar mengandung alkaloid, terpenoid dan steroid.

Hasil terbaru melaporkan bahwa ekstrak alkaloid yang berasal dari sponge

diketahui memiliki aktivitas biologis sebagai antibakteri (Huang et al., 2010).

Tilvi et al. (2004) berhasil mengisolasi beberapa senyawa dari sponge

Psammaplysilla purpurea. Beberapa senyawa yang berhasil diidentifikasi dan

diketahui bioaktivitasnya antara lain 16-debromoaplisamin-4, purpuramin, dan

purpurealidin B menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli,

Page 23: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

3

Staphylococcus aureus, dan Vibrio cholera. Arai et al.(2009) berhasil mengisolasi

senyawa alkaloid halyclonacylamine A dan B dari sponge Haliclona sp.,

menunjukan aktivitas antibakteri terhadap Mycobacterium smegmatis dan M.

bovis Bacille de Calmette et Guerin (BCG). Selanjutnya, Arai et al.(2014)

melaporkan bahwa senyawa A gelasin B, C, dan D yang diisolasi dari sponge

Agelas mempunyai bioaktivitas sebagai antibakteri Mycobacterium tuberculosis...

Namun pengujian senyawa metabolit sekunder dari sponge terhadap bakteri yang

resisten belum banyak dilaporkan. Berdasarkan uraian di atas menunjukan bahwa

senyawa metabolit sekunder sponge berpotensi sebagai antibakteri oleh karena itu

pada penelitian ini dilakukan skrining, isolasi senyawa biaktif dari sponge dan uji

aktivitas terhadap bakteri yang resisten terhadap berbagai jenis antibiotik.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini sebagai berikut :

1. Melakukan skrining senyawa bioaktif dari sponge

2. Mengisolasi senyawa bioaktif dari sponge

3. Menguji resisten anti bakteri dari sponge

C. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi mengenai potensi

senyawa metabolit sekunder dari sponge sebagai senyawa antibakteri. Serta

memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan

kimia untuk diaplikasikan dalam bidang farmasi dan kedokteran.

Page 24: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sponge

1. Deskripsi Sponge

Sponge merupakan hewan dari filum porifera berpori yang hidup di laut mulai

dari daerah perairan pantai yang dangkal hingga kedalaman 5500 meter, hidupnya

selalu melekat pada substrat dan tidak dapat berpindah tempat secara bebas

(Soest, 1986). Setiap sponge tidak selalu memiliki kandungan metabolit sekunder

yang sama dengan sponge lainnya. Proses terjadinya pembentukan metabolit

sekunder di dalam struktur sponge sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya

(Bregman and Feeney, 1990).

2. Habitat Sponge

Menurut Becerro et al. (2003), habitat sponge dimulai pada kedalaman 2 meter

sampai 3000 meter. Perbedaan kedalaman dapat mengakibatkan perbedaan

struktur dan komposisi dari sponge tersebut. Hal ini disebabkan karena perbedaan

intensitas cahaya, densitas dan tingkat adaptasi terhadap lingkungan sekitar

(Pawlik, 1999; Burns et al, 2003).

Page 25: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

5

3. Siklus Hidup Sponge

Menurut Edwards (2010), perkembangbiakan Porifera dapat dilakukan secara

vegetatif dan generatif (Gambar 1). Perkembangbiakan secara vegetatif dapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu :

1. Pembentukan tunas.

Tunas yang terbentuk memisahkan diri dari induknya kemudian terbentuk

individu baru.

2. Gemmulae (butir benih).

Gemmulae adalah sejumlah sel mesenkim yang berkelompok dan berbentuk

seperti bola yang dilapisi kitin serta diperkuat spikula. Gemmulae terbentuk jika

keadaan lingkungan sedang tidak menguntungkan atau menjelang musim dingin

di dalam tubuh Porifera yang hidup di air tawar (Famili Spongilidae). Ketika

keadaan lingkungan membaik, gemmulae akan terbentuk menjadi individu baru.

Gemmulae hanya dimiliki oleh porifera air tawar. Proses pembentukan gemmulae

adalah sebagai berikut :

- Arkeost mengumpulkan nutrient dengan memfagosit sel lain untuk

dikumpulkan dalam rongga tubuh.

- Sel tertentu kemudian mengelilingi secret kumpulan tersebut dan

membungkusnya. Terbentuklah kumpulan/cluster dan kapsul yang

mengelilingi.

Pada kondisi yang tepat gemmulae menetas dan sel-sel di dalamnya keluar dan

berdiferensiasi membentuk spons baru. Sedangkan perkembangbiakan generatif

berlangsung secara anisogami, yaitu dengan peleburan gamet jantan (mikrogamet)

Page 26: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

6

dengan gamet betina (makrogamet). Peleburan ini menghasilkan zigot yang

kemudian berkembang menjadi larva bersilia.

Gambar 1. Siklus Hidup SpongeSumber : Edwards, 2010.

B. Senyawa Metabolit Sekunder pada Sponge

Senyawa metabolit sekunder dari beberapa sponge terbukti mengandung senyawa-

senyawa aktif sebagai lead compound dalam pengembangan obat antibiotik,

antikanker, antivirus dan Iain-lain. Hal ini membuktikan bahwa sponge sangat

potensial dalam pengembangan industri farmasi, mengingat senyawa-senyawa

Page 27: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

7

aktif yang dihasilkan mempunyai perbedaan dengan senyawa yang dihasilkan

oleh tumbuh-tumbuhan darat yang selama ini merupakan sumber utama bahan

obat-obatan (Murniasih, 2003). Sebagian besar senyawa metabolit sekunder yang

ditemukan pada sponge merupakan golongan terpenoid, steroid, dan alkaloid.

1. Senyawa Alkaloid

Senyawa alkaloid merupakan salah satu senyawa metabolit sekunder yang dapat

dihasilkan oleh organisme, termasuk sponge. Senyawa metabolit sekunder

merupakan senyawa yang tidak esensial bagi pertumbuhan organisme dan

ditemukan dalam bentuk yang beragam antar organisme satu dan organisme

lainnya. Senyawa metabolit sekunder, biasanya digunakan organisme untuk

berinteraksi dengan lingkungannya. Pada umumnya, senyawa metabolit sekunder

yang telah diisolasi memiliki aktivitas biologi terhadap suatu sel atau

mikroorganisme. Sifat biologis ini, dapat menghambat bahkan membunuh sel atau

mikroorganisme dengan merusak sistem metabolisme di dalam tubuh (Wink,

1999).

Alkaloid adalah golongan senyawa organik yang memiliki kerangka dasar dan

mengandung paling sedikit satu atom nitrogen. Sebagian besar atom nitrogen ini

merupakan bagian dari cincin heterosiklik. Secara keseluruhan, alkaloid bersifat

sangat beracun, tetapi ada pula yang dapat digunakan dalam pengobatan dengan

jumlah yang sangat kecil. Alkaloid biasanya memiliki struktur komplek dan

memiliki keaktivan fisiologis tertentu. Alkaloid pada umumnya ditemukan dalam

Page 28: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

8

bentuk padatan, berwarna, kristalin dan tidak volatil. Sebagian alkaloid larut

dalam air, namun adapula alkaloid larut dalam etanol, eter, kloroform dan pelarut

lainnya (Saxena, 2007).

Klasifikasi alkaloid secara dasar dapat dibagi menjadi beberapa kelompok seperti

tercantum pada Gambar 2, diantaranya kelompok alkaloid feniletilamin seperti 2-

feniletilamin (1) dan meskalin (2), alkaloid pirolidin, alkaloid piridin seperti

nikotin (3) dan anabasin (4), alkaloid piperidin seperti piperin (5), alkaloid

quinolin seperti cusparin (6), alkaloid isoquinolin seperti anhalamin (7), alkaloid

penantren, alkaloid imidazol, alkaloid indol seperti bufotenin (8) dan kelompok

alkaloid terpen dan steroid. Perlu dicatat bahwa, beberapa alkaloid yang berbeda

diperoleh dari organisme yang sama sering memiliki struktur kimia yang mirip

dan kesamaan sifat kimia. Alkaloid tidak memiliki penamaan tata nama yang

sistematis, biasanya hanya menambahkan “in” diakhir penamaan senyawa (Popl,

1990; Saxena, 2007).

Gambar 2. Kelompok senyawa alkaloid, (1) 2-feniletilamin, (2) meskalin, (3)nikotin, (4) anabasin, (5) piperin, (6) cusparin, (7) anhalamin, (8) bufotenin (Popl,

1990)

Page 29: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

9

Beberapa senyawa alkaloid yang mengandung nitrogen heterosiklik juga banyak

ditemukan pada sponge laut. Senyawa alkaloid diterpen, agelasine B (9), C (10)

dan agelasine D (11) dari sponge genus Agelas (Arai et al., 2014), diidentifikasi

sebagai anti-dorman mikobakteri. Selain itu beberapa senyawa antibakteri,

alkaloid dysidionid A (12) dari sponge Dysidea sp. diidentifikasi sebagai

antibakteri Staphylococcus aureus yang resisten terhadap methicillin (Jiao et al.,

2014), cyclic bis-1,3-dialkilpiridium (13) dari spons Haliclona sp. (Lee et al.,

2012) dan senyawa alkaloid cyclostellettamines A (14) dari spons Pachychalina

sp. (Oliviera et al., 2006) sebagai antibakteri Staphylococcus aureus dan

Escherichia coli. Beberapa senyawa alkaloid yang berhasil diisolasi dari sponge

dan memiliki aktivitas antibakteri terlihat pada Gambar 3.

Gambar 3.Beberapa jenis senyawa alkaloid yang berhasil diisolasi dari spongedan memiliki aktivitas antibakteri, (9) agelasine, B (10) agelasine C, (11)agelasine D, (12) dysidionid A, (13) cyclic bis-1,3- dialkilpiridium, (14)

cyclostellettamines A (Arai et al., 2014; Jiao et al., 2014; Lee et al.; Oliviera etal., 2006)

Page 30: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

10

C. Aktivitas Antibakteri

Antimikroba meliputi golongan antibakteri, antimikotik, dan antiviral

(Ganiswarna, 1995). Antibakteri adalah senyawa yang digunakan untuk

mengendalikan pertumbuhan bakteri yang bersifat merugikan. Pengendalian

pertumbuhan mikroorganisme bertujuan untuk mencegah penyebaran penyakit

dan infeksi, membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi, dan

mencegah pembusukan serta perusakan bahan oleh mikroorganisme (Sulistyo,

1971).

Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada antimikroba yang bersifat menghambat

pertumbuhan mikroba, dikenal sebagai aktivitas bakteriostatik dan ada yang

dikenal sebagai aktivitas bakterisid. Kadar minimal yang diperlukan untuk

menghambat pertumbuhan mikroba atau membunuhnya, masing-masing dikenal

sebagai Kadar Hambat Minimal (KHM) dan Kadar Bunuh Minimal (KBM).

Antimikroba tertentu aktivitasnya dapat meningkat dari bakteriostatik menjadi

bakterisida bila kadar antimikrobanya ditingkatkan melebihi KHM (Ganiswarna,

1995).

Mekanisme penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri oleh senyawa

antibakteri dapat berupa perusakan dinding sel dengan cara menghambat

pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai terbentuk, perubahan

permeabilitas membran sitoplasma sehingga menyebabkan keluarnya bahan

makanan dari dalam sel, perubahan molekul protein dan asam nukleat,

Page 31: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

11

penghambatan kerja enzim, dan penghambatan sintesis asam nukleat dan protein.

Pada bidang farmasi, bahan antibakteri dikenal dengan nama antibiotik, yaitu

suatu substansi kimia yang dihasilkan oleh mikroba dan dapat menghambat

pertumbuhan mikroba lain (Pelczar dan Chan, 1988).

Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan metode disc diffusion test atau uji

difusi dalam media agar (Bauer et al., 1966). Metode ini dilakukan dengan

mengukur diameter zona bening (clear zone) yang merupakan petunjuk adanya

respon penghambatan pertumbuhan bakteri oleh suatu senyawa antibakteri dalam

ekstrak. Metode difusi merupakan salah satu metode yang sering digunakan.

Metode difusi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu metode silinder, metode

lubang/sumuran dan metode cakram kertas. Metode lubang/sumuran yaitu

membuat lubang pada agar padat yang telah diinokulasi dengan bakteri. Jumlah

dan letak lubang disesuaikan dengan tujuan penelitian, kemudian lubang

diinjeksikan dengan ekstrak yang akan diuji. Setelah dilakukan inkubasi,

pertumbuhan bakteri diamati untuk melihat ada tidaknya daerah hambatan di

sekeliling lubang.

Selain metode disc diffusion test atau uji difusiterdapat metode lainnya yaitu

Konsentrasi Hambat Minimum (KHM). Metode ini biasanya digunakan untuk

menentukan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) sampel antibakteri terhadap

bakteri uji. Metode difusi ini dilakukan dengan mencampurkan zat antibakteri

dengan media yang kemudian diinokulasidengan bakteri. Pengamatannya dengan

melihat ada atau tidaknya pertumbuhan bakteri (Haddadin et al., 2010).

Page 32: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

12

Berdasarkan media yang digunakan dalam percobaan, metode ini dibagi menjadi

dua yaitu penipisan lempeng agar dan pengenceran tabung. Pada penipisan

lempeng agar, zat antibakteri yang akan diuji dilarutkan lebih dahulu dalam air

suling steril atau dalam pelarut steril lain yang sesuai. Kemudian dilakukan

dengan pengenceran secara serial dengan kelipatan dua sampai kadar terkecil

yang dikehendaki. Hasil pengenceran dicampur dengan medium agar yang telah

dicairkan kemudian didinginkan pada suhu 45 oC-50 oC. Setelah itu dituang

kedalam cawan petri steril, dibiarkan dingin dan membeku, lalu diinkubasi pada

suhu 37 oC selama 30 menit.

Pada setiap cawan petri diinokulasikan dengan suspensi bakteri yang mengandung

kira-kira 105 sampai 106 sel bakteri/ml. Untuk setiap seri pengenceran digunakan

kontrol negatif. KHM yaitu konsentrasi terkecil dari obat yang menghambat

pertumbuhan bakteri, sehingga tabung kaldu dengan konsentrasi sampel

antibakteri tersebut kelihatan jernih dan tidak memperlihatkan pertumbuhan

bakteri bila dibandingkan dengan kontrol (Brooks et al., 2013). Pada pengenceran

tabung, zat antibakteri dilarutkan dalam pelarut yang sesuai, kemudian

diencerkan dengan kaldu berturut-turut pada tabung-tabung yang disusun dalam

satu deret terkecil yang dikehendaki, dengan metode Kerby Bauwer yang

dimodifikasi. Setiap tabung yang berisi 1 ml campuran dengan berbagai kadar

tersebut diinokulasikan dengan suspensi kuman yang mengandung kira-kira

105sampai 106sel bakteri/ml dan diinkubasi selama 18 sampai 24 jam pada suhu

37oC . Sebagai kontrol gunakan paling sedikit satu tabung cair dengan inokulum

Page 33: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

13

bakteri tersebut. Kedua cara diatas biasanya digunakan dalam penentuan Kadar

Hambat Minimal (KHM) (Haddadin et al., 2010).

D. Resistensi Mikroba

Resistensi sel mikroba ialah suatu sifat tidak terganggunya kehidupan sel mikroba

oleh antimikroba. Faktor yang menentukan sifat resistensi atau sensitivitas

mikroba terhadap antimikroba terdapat pada elemen yang bersifat genetik.

Berdasarkan lokasi elemen untuk resistensi ini, dikenal resistensi kromosomal dan

resistensi ekstrakromosomal. Resisten Kromosomal berkembang dari mutasi

sekuen nukleotida kromosom bakteri yang berakibat pada sintesisn protein atau

makromolekul lain yang cukup berbeda dari sifat aslinya yang mempengaruhi

aktivitas antibakteri, sedangkan resisten ektra kromosomal merupakan resisten

yang dapat dipindahkan diebabkan adanya kemampuan bakteri dalam sistem

transfer genetik untuk menukarkan mengakumulasi gen resisten.

Sifat genetik dapat menyebabkan suatu mikroba sejak awal resisten terhadap suatu

antimikroba (resistensi alamiah). Contohnya bakteri gram negatif yang resisten

terhadap penisilin G (Ganiswarna, 1995). Mikroba yang semula peka terhadap

antimikroba, dapat berubah sifat genetiknya menjadi tidak atau kurang peka.

Perubahan sifat genetik terjadi karena bakteri memperoleh elemen genetik yang

membawa sifat resisten; keadaan ini dikenal sebagai resistensi didapat (acquired

resistance). Elemen resistensi ini dapat diperoleh dari luar dan disebut resistensi

yang dipindahkan (transferred resistance), dapat pula terjadi akibat adanya mutasi

Page 34: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

14

genetik spontan atau akibat rangsang antimikroba (induced resistance)

(Ganiswarna, 1995). Untuk mengetahui suatu bakteri telah resisten terhadap

antibiotik tertentu, maka dilakukan pengujian menggunakan metode dan standar

Baurer et al. (1966). Standar zona hambat beberapa antibiotik yang menunjukkan

suatu bakteri bersifat resisten atau sensitif terhadap antibiotik disajikan pada Tabel

1.

Tabel 1. Standar Zona Hambat Beberapa Antibiotik

Antibiotik DosisDiameter ZonaHambat (mm)

Resesten Intermediet Sensitif

Ampisilin

Kepalostin

Kloramfenikol

Kolistin

Metisilin

Neomisin

Streotomisin

Tetrasiklin

Vankomisin

10 μg

30 μg

30 μg

10 μg

5μg

30 μg

10 μg

30 μg

30 μg

≤ 20

≤ 14

≤ 12

≤ 8

≤ 9

≤ 12

≤ 11

≤ 14

≤ 9

21 -28

15-17

13-17

9-10

10-13

13-16

12-14

15-18

10-11

≥ 29

≥ 18

≥ 18

≥ 11

≥ 14

≥ 17

≥ 15

≥19

≥12

(Baurer et al., 1966)

E. Staphylococcus aureus

Menurut Ferianto (2012) klarifikasi Staphylococcus aureus sebagai berikut :

Divisi : Protophyta

Kelas : Schizomycetes

Ordo : Eubacteriales

Famili : Microcceae

Genus : Staphylococcus

Page 35: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

15

Spesies : Staphylococcus aureus

S. aureus merupakan bakteri berbentuk bulat dengan diameter 0,8-1 mikron,

bergerombol menyerupai untaian anggur, gram positif, non motil, tidak

membentuk spora, beberapa strain yang langsung diambil dari penderita

membentuk semacam kapsul, koloni berwarna kuning emas, hemolisis pada blood

agar, dapat tumbuh dalam media dengan konsentrasi NaCl hingga 15% (pada

media MSA berwarna kuning) (Tyasningsihdkk., 2010).

S. aureus tumbuh pada suhu 6,5 ºC-46 ºC dan pada pH 4,2-9,3. Koloni tumbuh

dalam waktu 24 jam dengan diameter mencapai 4 mm. S. aureus membentuk

pigmen lipochrom yang menyebabkan koloni tampak berwarna kuning keemasan

dan kuning jeruk. S. aureus pada media Mannitol Salt Agar (MSA) akan terlihat

sebagai pertumbuhan koloni berwarna kuning (Dewi, 2013).

Protein A termasuk dalam komponen permukaan pada kebanyakan S. aureus yang

virulen. Mikro kapsul polisakarida pada beberapa galur S. aureus yang berfungsi

sebagai anti fagosit yang mempunyai kemampuan mencegah bakteri dari respon

peradangan. Pada permukaan sel S. aureus juga terdapat pigmen karoten yang

memberi warna orange atau kuning (Dewi, 2013).

Page 36: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

16

F. Pseudomonas aeruginosa

Sistematika Pseudomonas aeruginosa (Toyofoku, 2011)yaitu:

Divisi :Bacteria

Sub Divisi : Proteobacteria

Kelas : GammaProteobacteria

Bangsa :Pseudomonadales

Suku :Pseudomonadaceae

Marga : Pseudomonas

Spesies : Pseudomonasaeruginosa

P. aeruginosa adalah bakteri gram negatif aerobobligat, berkapsul, mempunyai

flagella polar sehingga bersifat motil, berukuran sekitar 0,5-1,0 μm. Bakteri ini

tidak menghasilkan spora dan tidak dapat menfermentasikan karbohidrat

(Toyofoku, 2011). P. aeruginosa merupakan bakteri oportunis yaitu bakteri yang

menyebabkan infeksihanya pada orang yang keadaan imunnya menurun .P.

aeruginosa memproduksi alginat yang menginfeksi paru-paru dari penderita cystic

fibrosis dan mengakibatkan masalah pernapasan yang serius (Govan, 1988). P.

aeruginosa juga dapat membentuk biofilm yang terbuat dari kapsul glikokalis

untuk mengurangi keefektifan mekanisme system imun inang sehingga dapat

mempertahankan hidup lebih lama (Gould & Brooker.2003).

P. aeruginosa digolongkan kedalam true Pseudomonas, termasuk di dalamnya P.

fluorescens dan P. putida, karena mengandung pigmen larut air yang dapat

Page 37: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

17

berfluoresens, dan pada P. aeruginosa berwarna hijau kebiruan. Fluoresensi hijau

kebiruan yang ditimbulkan ini merupakan perpaduan bermacam pigmen.

Fluoresensi kuning kehijauan muncul karena adanya pyoverdine dan warna hijau

kebiruan yang terlihat jelas dibawah UV 366 nm oleh adanya pyocyanin.

Selainitu, P. aeruginosa juga mengandung pyorubin yang berwana merah.

Memproduksi katalase, oksidase, dan ammonia dari arginin (Pelczar, 1988).

G. Isolasi Senyawa Bioaktif

1. Ekstraksi

Ekstraksi merupakan proses penarikan komponen atau senyawa aktif pada suatu

simplisia dengan menggunakan pelarut tertentu. Prinsip ekstraksi didasarkan pada

distribusi senyawa yang terlarut (Khopkar, 2002). Menurut Harborne (1984)

bahwa metode ekstraksi yang umum digunakan maserasi, sokletasi, refluks, dan

ekstraksi cair-cair (partisi). Metode ekstraksi yang dilakukan pada penelitian ini

yaitu metode ekstraksi maserasi dan ekstraksi cair-cair (partisi).

a. Maserasi

Maserasi merupakan metode ekstraksi dengan perendaman sampel menggunakan

pelarut organik pada suhu ruang. Metode ekstraksi ini sangat menguntungkan

dalam proses isolasi senyawa organik bahan alam karena struktur senyawa dari

suatu sampel tidak mudah rusak. Prinsip metode maserasi didasarkan bahwa

sampel yang direndam dengan menggunakan pelarut organik akan terjadi

Page 38: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

18

pemecahan dinding dan membran sel akibat dari perbedaan tekanan yang terdapat

di luar dan di dalam sel sehingga metabolit sekunder yang terkandung di dalam

sitoplasma akan terlarut kedalam pelarut organik (Harborne, 1996).

b. Partisi (ekstraksi cair-cair)

Ekstraksi cair-cair merupakan metode ekstraksi yang didasarkan pada sifat

kelarutan komponen target dan distribusinya dalam dua pelarut yang tidak saling

bercampur. Senyawa polar akan terbawa dalam pelarut polar, senyawa semipolar

akan terbawa dalam pelarut semipolar, dan senyawa nonpolar akan terbawa dalam

pelarut nonpolar (Khopkar, 2002)

2. Kromatografi

Kromatografi merupakan metode pemisahan komponen pada suatu sampel yang

didasarkan atas perbedaan laju perpindahan dari komponen-komponen dalam

campuran. Pemisahan dengan metode kromatografi dilakukan dengan cara

memanfaatkan sifat-sifat fisik dari sampel, seperti kelarutan, adsorbsi, keatsirian,

dan kepolaran. Kelarutan merupakan kecenderungan molekul untuk melarutkan

dalam cairan. Adsorbsi penjerapan adalah kecenderungan molekul untuk melekat

pada permukaan serbuk halus (Johnson dan Stevenson, 1991).

Tabel 2. Pengolongan Kromatografi berdasarkan Fase Diam dan Fase Gerak

Fasa Diam Fasa Gerak Sistem Kromatografi

Padat Cair Cair -bsorpsi

Padat Gas Gas-Absorpsi

Cair Cair Cair-Partisi

Page 39: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

19

Cair Gas Gas-Partisi

(Johnson dan Stevenson, 1991).

Pada sistem kromatografi, pemilihan eluen (fase gerak) merupakan faktor yang

sangat penting dalam mengisolasi senyawa organik. Berikut ini adalah urutan

eluen pada kromatografi berdasarkan tingkat kepolarannya menurut Gritter et al.

(1991):

Air

Metanol

Asetonitrin

Etanol

n-proponol

Aseton

Etilasetat

Kloroform

Toluene

Benzene

Karbontetraklorida

Sikloheksana

n-heksana

a. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) adalah metode pemisahan fisiokimia yang terdiri

atas bahan berbutir-butir (fase diam), ditempatkan pada penyangga pelat gelas,

Kepolaran Meningkat

Page 40: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

20

atau lapisan yang cocok. Campuran yang akan dipisah, berupa larutan, ditotolkan

berupa bercak atau pita. Setelah pelat atau lapisan diletakkan di dalam bejana

tertutup rapat yang berisi larutan pengembang yang cocok (fase gerak), pemisahan

terjadi selama perambatan kapiler (pengembangan). Selanjutnya, senyawa yang

tidak berwarna harus ditampakkan (dideteksi) (Stahl, 1985).

Pendeteksian suatu senyawa alkaloid dalam teknik KLT dapat dilakukan dengan

metode visualisasi menggunakan pereaksi spesifik. Pereaksi yang umum

digunakan adalah dragendorff dan serium sulfat. Pereaksi dragendorff digunakan

untuk mengetahui kandungan senyawa alkaloid (N tersier) dalam campuran yang

ditandai dengan timbulnya noda merah jingga pada kromatogram KLT.

Sedangkan serium sulfat digunakan untuk mengetahui kandungan senyawa

organik dalam sampel dengan ditandai timbulnya noda berwarna coklat kehitaman

(Jóźwiak and Waksmundzka, 2007). KLT banyak digunakan dalam pengisolasian

senyawa bahan alam. Data KLT memberikan informasi seperti komponen di

dalam sampel dan tingkat kepolaran komponen dalam suatu senyawa. KLT juga

digunakan untuk memilih komposisi eluen yang memberikan pola pemisahan

yang paling baik pada kolom kromatografi.

Distribusi senyawa-senyawa pada sampel, dihitung dengan membandingkan jarak

elusi yang ditempuh senyawa dengan jarak yang ditempuh eluen yang digunakan

dan disebut sebagai Rf (Retention factor), yang secara sistemtis dinyatakan

sebagai berikut:

Page 41: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

21

Rf = Jarak yang ditempuh senyawa

Jarak yang ditempuh pelarut

Menurut Sarker et al. (2006), ada dua faktor yang mempengaruhi nilai Rf pada

kromatografi lapis tipis, yaitu penjerap dan pelarut yang digunakan. Pada

kromatografi jerapan dimana penjerapnya adalah silika gel, senyawa polar akan

memiliki afinitas besar terhadap penjerap, dan bermigrasi lambat ke atas tidak

seperti halnya pelarut.

Untuk pemisahan menggunakan fase diam polar seperti silika gel, polaritas fase

gerak akan menentukan kecepatan migrasi senyawa yang juga berarti menentukan

nilai Rf. Silika gel dapat membentuk ikatan hidrogen dipermukaannya karena

pada permukaannya terikat gugus hidroksi. Oleh karena itu silika gel bersifat

sangat polar sementara itu fase gerak yang digunakan sifatnya non polar, maka

saat campuran dimasukkan senyawa-senyawa yang semakin polar akan semakin

lama tertahan di fase stasioner dan senyawa-senyawa yang kurang polar/semakin

tidak polar akan terbawa keluar lebih cepat.

b. Medium-Pressure Liquid Chromatography (MPLC)

Medium-Pressure Liquid Chromatography (MPLC) merupakan salah satu dari

berbagai jenis teknik kromatografi kolom preparatif yang digunakan untuk

memisahkan campuran senyawa organik. MPLC saat ini telah dikembangkan dan

dikombinasikan dengan berbagai kromatografi preparatif umum lainnya seperti

kolom kromatografi, flash kromatografi, Low Pressure Liquid Chromatography

Page 42: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

22

(LPLC), ataupun High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Perbedaan

antara tekanan rendah, tekanan sedang, dan tekanan tinggi pada kromatografi cair

didasarkan pada rentang tekanan yang digunakan pada teknik kromatografi

tersebut. Tabel 3 memperlihatkan perbedaan antara teknik MPLC dengan

kromatografi preparatif lainnya.

Tabel 3.Perbedaan Beberapa Teknik Kromatografi Kolom Preparatif

MetodeTekanan

(bar)Laju Air

(mL )Jumlah sample

(g)

Kolom Kromatografi

FlashKkromatografi

LPLC

MPLC

HPLC

1 atm

1-2

1-5

5-20

>20

1-5

2-10

1-4

3-16

2-20

0,01-100

0,01-100

1-5

0,05-100

0,01-1

(Hostettmann and C Terreaux. 2010)

MPLC memungkinkan untuk pemurnian senyawa dengan jumlah yang besar dan

dapat digunakan dalam waktu yang singkat. Selain itu ukuran partikel yang kecil

dengan tekanan mampu memisahkan senyawa dengan lebih baik dan fase diam

yang berupa padatan dapat digunakan kembali (Hostettmann and C. Terreaux,

2010). Skema peralatan MPLC disajikan pada Gambar 4.

Page 43: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

23

Gambar 4. Skema Alat MPLC

H. Spektroskopi

Karakterisasi senyawa bioaktif dapat dianalisis dengan menggunakan teknik

spektroskopi. Spektroskopi sendiri merupakan ilmu yang mempelajari tentang

interaksi antara energi cahaya dan materi. Beberapa keuntungan dari penggunaan

metode spektroskopi adalah jumlah zat yang diperlukan untuk analisis relatif kecil

dan waktu pengerjaannya cepat (Silverstein et al., 2005). Spektoskopi yang umum

digunakan untuk analisis senyawa yaitu Liquid Chromatograph-tandem Mass

Spectrometry(LC-MS/MS)

1. Liquid Chromatograph-tandem Mass Spectrometry(LC-MS/MS)

Sejak tahun 1970-an, instrumen Gas Chromatography–Mass Spectrometry

(GC-MS) telah populer dalam penelitian di bidang ilmu pengetahuan kimia

dan bidang terkait lainnya. Namun, pengetahuan akan teknik ionisasi yang

Pelarut

Pompa

Katup

Injektor

Limbah

Pre-kolom

Detektor ReduktorKolom

Pengumpul

Fraksi

Page 44: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

24

lebih spesifik seperti ionisasi tekanan atmosfer (atmospheric pressure

ionization/API) dan metode analisis ion lainnya yang lebih unggul membuat

sebagian besar ilmuan sepakat untuk menggunakan spektrometri massa yang

lebih spesifik (MichaelMichaelV; ChristophS, 2008)

Liquid Chromatograph-tandem Mass Spectrometry (LC-MS/MS) merupakan

satu-satunya teknik kromatografi cair dengan detektor spektrometer massa.

Penggunaan LC-MS/MS untuk penelitian bio-analisis dimulai pada akhir 1980-

an(BowersLD, 1989) (Covey TR dkk, 1986). Kelebihan dari teknologi LC-

MS/MS meliputi(MichaelMichaelV; ChristophS, 2008)

a. Spesifitas.Hasil analisis yang khas dan spesifik diperoleh dari

penggunaan spectrometer massa sebagi detektor.

b. Aplikasi yang luas dengan sistem yang praktis. Berbeda dengan GC-

MS sebagai spectrometer massa “klasik” , penerapan LC-MS/MS tidak

terbatas untuk molekul volatile (biasanya dengan berat molekul

dibawah 500 Da). Mampu mengukur analit yang sangat polar, selain itu

persiapan sampel cukup sederhana tanpa adanya teknik derivatisasi.

c. Fleksibilitas.Pengujian yang berbeda dapat dikembangkan dengan

tingkat fleksibilitas yang tinggi dan waktu yang singkat.

d. Kaya Informasi sejumlah data kuantitatif maupun kualitatif dapat

diperoleh. Hal ini disebabkan seleksi ion yang sangat cepat dengan

banyak parameter.

Page 45: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

25

Spektrometer massa bekerja dengan molekul pengion yang kemudian akan

memilah dan mengidentifikasi ion menurut massa, sesuai rasio

fragmentasi. Dua komponen kunci dalam proses ini adalah sumber

ion(ion source) yang akan menghasilkan ion, dan analisis massa

(massanalyzer) yang menseleksi ion. Sistem LC-MS/MS umumnya

menggunakan beberapa jenis ion source dan mass analyzer yang dapat

disesuaikan dengan kepolaran senyawa yang akan dianalisa. Masing-

masing ion source dan mass analyzer memiliki kelebihan dan kekurangan

sehingga harus disesuaikan dengan jenis informasi yang dibutuhkan

(Agilent T, 2001).

Page 46: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini telah dilakukanpada bulan Juni 2018 – Maret 2019 di UPT

Laboratorium Terpadu dan Sentra Inovasi Teknologi Universitas Lampung

B. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu alat-alat gelas, mesin pemutar

vakum rotavator BUCHI, satu set perlengkapan mikrobiologi, autoclave

TOMY/SX-300, Laminar Air Flow ESCO, inkubator Memert, satu set

perlengkapan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan plat aluminium silika gel

60 F254 (Merck) dan C18, satu set perlengkapan kromatografi kolom, lampu UV,

Spektrofotometer UV-Vis cary 100, dan Medium Pressure Liquid

Chromatography (MPLC) BUCHI, Liquid Chromathography Mass Spectro

(LC-MS)

Bahan biomaterial terdiri dari spesimen sponge dan spesimen bakteri. Pelarut

yang digunakan untuk ekstraksi dan kromatografi berkualitas teknis yang telah

Page 47: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

27

didestilasi sedangkan untuk analisis spektrofotometer berkualitas pro-analisis

(p.a). Bahan kimia yang dipakai yaitu etil asetatt, metanol, etanol, akuades, n-

heksana, diklorometana, media Nutrien Agar (NA), kloramfenikol, amoxicillin,

amoniak, isopropanol, pereaksi Dragendorff, dan serium (IV) sulfat.

C. Prosedur Penelitian

1. Biomaterial

Pada penelitian ini digunakan tujuh jenis sponge dengan kode MO4G70,

09A1A06, 02C16, MO2C25, MO3F62, MO3F02, dan 16D21. Ketujuh jenis

sponge tersebut bersumber dari Perairan Kupang. Bakteri diperoleh dari koleksi

Laboratorium Mikrobiologi RS PGI Cikini, Jakarta Pusat.

2. Maserasi

Maserasi dilakukan dengan merendam sampel sponge dalam pelarut metanol

selama 3 x 24 jam (Aoki et al., 2006), kemudian dipekatkan dengan mesin

pemutar vakum rotary evaporator pada temperature 40°C dan tekanan 122 Pa

sehingga diperoleh ekstrak kasar sponge. Ekstrak yang diperoleh disimpan dalam

wadah tertutup lalu disimpan pada tempat yang bersih dan kering hingga

mendapat perlakuan lebih lanjut.

3. Partisi (ekstraksi cair-cair)

Ekstrak metanol sponge dilarutkan dalam larutan partisi air:etil asetat:butanol

(4:3:3) dalam corong pisah. Larutan dikocok beberapa kali dan didiamkan hingga

Page 48: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

28

terbentuk dua fasa. Masing-masing fasa dipisahkan sehingga diperoleh tiga fraksi,

yaitu fraksi air, fraksi etil asetat dan fraksi butanol. Ketiga fraksi tersebut

dipekatkan menggunakan mesin vakum rotary evaporator hingga diperoleh

ekstrak pekat.

4. Uji Bioaktivitas

Uji bioaktivitas terdiri dari empat tahap, yaitu uji resistensi, skrining sponge aktif

antibakteri, uji aktivitas antibakteri, dan MIC (Minimum Inhibitor Concentration)

senyawa hasil isolasi. Keempat uji ini dilakukan dengan menggunakan metode

Bauer et al (1966).

a. Uji Resistensi Bakteri

Untuk menguji resistensi bakteri Staphylococcus aureus dilakukan pengujian

menggunakan kontrol positif amoxicilin sedangkan Pseudomonas aureginosa

menggunakan kontrol positif kloramfenikol dalam media agar. Media Nutrien

Agar (NA) disterilkan terlebih dahulu dalam autoclave bersamaan dengan tabung

reaksi, dan petri dish selama 20 menit pada suhu 121ºC. Media NA yang telah

steril kemudian dituang ke petri dish dan didiamkan beberapa saat hingga media

NA membentuk semi padat lalu digoreskan bakteri uji, Kloramfenikol dengan

dosis 12,5 µg, 25 µg, 50 µg, dan 100 µg dimasukkan ke dalam cincin yang

berbeda di atas media NA yang telah diinokulasi bakteri. Kultur dimasukkan

kedalam inkubator selama ± 18 jam pada suhu 37ºC dan diamati zona hambat

yang dihasilkan. Bakteri bersifat resisten terhadap kloramfenikol jika zona hambat

yang dihasilkan ≤ 12 mm (Bauer et al., 1966).

Page 49: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

29

b. Skrining Sponge Aktif Antibakteri

Skrining dilakukan untuk menguji dan memilih spesimen sponge yang paling

aktif. Media NA yang telah steril dituangkan ke tabung reaksi dan diinokulasikan

kedua bakteri resisten. Inokulum bakteri pada tabung reaksi diambil 50 µL ke

petri dish dan didiamkan beberapa saat hingga membentuk semi padat. Metanol

12.5% digunakan sebagai kontrol negatif dan kloramfenikol dan amoxicillin

sebagai kontrol positif dengan dosis 50 µg. Masing-masing sampel uji

dimasukkan ke dalam cincin yang berbeda. Dosis untuk masing-masing ekstrak

metanol dari tujuh jenis sponge adalah 100 µg. Kultur dimasukkan kedalam

inkubator selama ± 18 jam pada suhu 37ºC dan diamati zona hambat yang

dihasilkan.

c. Uji Aktivitas Antibakteri

Uji aktivitas antibakteri dilakukan pada fraksi hasil partisi dan senyawa isolat.

Pada tahap ini, untuk mendifusikan sampel uji digunakan petri dish whatman

no.41 berdiameter 6 mm. Pengujian bioaktivitas fraksi hasil partisi dan senyawa

isolat, digunakan pelarut MeOH 12,5% sebagai kontrol negatif dan kloramfenikol

50 µg sebagai kontrol positif. Sebanyak 2 ml dari masing-masing fraksi diuapkan

kemudian dilarutkan kembali dengan pelarut terkait untuk mendapatkan dosis

total 50 µg (fraksi hasil partisi), 25 µg dan 50 µg (senyawa isolat). Semua sampel

uji disuntikkan menggunakan mikropipet pada petri dish yang berbeda sebanyak

10 µl. Disamping itu, sebanyak 1 ose bakteri resisten S. aureus diambil dari

biakan lalu disuspensikan dalam tabung reaksi yang mengandung 5 ml NaCl

0,9%. Kekeruhan suspensi dibandingkan dengan larutan standar McFarland 0,5.

Page 50: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

30

Cotton steril dicelupkan dalam suspensi dan ditiriskan dipinggir-pinggir tabung

lalu dioleskan pada media NA kering. Petri dish kering yang telah mengandung

sampel uji diletakkan di atas kultur. Kultur dimasukkan kedalam inkubator selama

± 18 jam pada suhu 37ºC dan diamati zona hambat yang dihasilkan dengan

menggunakan mistar.

d. MIC (Minimum Inhibitor Concentration)

Minimum Inhibitor Concentration dilakukan untuk melihat konsentrasi terendah

dari sampel yang mampu mematikan bakteri. Media TSB (Tryptic Soy Broth)

yang telah steril dituangkan kedalam tabung reaksi sebanyak 5 ml. Kemudian

diambil 1 koloni bakteri kultur dimasukkan kedalam tabung reaksi dan diinkubasi

selama 4 jam sebagai inokulum. Setelah 4 jam, tuang TSB kedalam tabung reaksi

lainnya sebanyak 5 ml, diambil 200-300 µL inokulum kemudian dilakukan di

standard dengan Mc Farland. Inokulum yang sudah di standard dengan Mc

Farland, diambil 150 µL lalu masukkan kedalam tabung reaksi yang berisi TSB

14,85 ml. Selanjutnya dilakukan persiapan uji sampel.

96 well plate yang sudah disterilkan dengan alkohol 96% dimasukkan 100 µL

TSB. Kontrol positif, kontrol negatif, dan sampel dimasukkan kedalam plate

kemudian di dilusi. Setelah itu masukkan 100 µL bakteri yang sudah disiapkan

sebelumnya, wrapping plate lalu dimasukkan kedalam inkubator selama ± 18 jam

pada suhu 37ºC. Setelah 18 jam, tambahkan resazurin 0,002% sebanyak 30 µL.

Dimasukkan kembali kedalam inkubator selama 4 jam. Amati perubahan warna

yang terjadi.

Page 51: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

31

5. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Ekstrak sponge ditotolkan pada plat KLT-silika yang kemudian dielusi dengan

campuran pelarut organik. Elusi dilakukan dalam wadah tertutup. Kromatogram

yang dihasilkan diamati dan dihitung nilai Rf. Untuk menganalisis komponen

senyawa alkaloid dalam sampel ekstrak sponge, dilakukan uji kualitatif dengan

menggunakan pereaksi uji spesifik visualisasi KLT. Zat visualisasi yang

digunakan adalah pereaksi Dragendorff dan serium sulfat. Pereaksi Dragendorff

digunakan untuk mengetahui kandungan senyawa alkaloid (N tersier) dalam

campuran yang ditandai dengan timbulnya noda merah jingga pada kromatogram

KLT. Sedangkan serium sulfat digunakan untuk mengetahui kandungan senyawa

organik dalam sampel dengan ditandai timbulnya noda berwarna coklat

kehitaman.

6. Fraksinasi Menggunakan Kromatografi Kolom

Ekstrak kasar sponge difraksinasi menggunakan metode kromatografi kolom.

Kolom kromatografi dibuat dengan silika gel sebagai fasa diam, dan dielusi

menggunakan pelarut yang disesuaikan dengan hasil uji pada KLT. Fraksi-fraksi

yang diperoleh dianalisis kembali dengan KLT dan diulangi hingga diperoleh

komponen yang murni. Fraksi yang menunjukkan uji positif alkaloid dan

memiliki aktivitas antibakteri selanjutnya dimurnikan dengan MPLC..

Page 52: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

32

7. Pemurnian dengan Medium Pressure Liquid Chromatography (MPLC)

MPLC digunakan untuk memurnikan senyawa dari fraksi hasil pemisahan

sebelumnya pada kromatografi kolom. Sampel disuntikkan pada sistem pelarut

metanol, kemudian dipompa dengan tekanan 5-20 mbar melewati kolom (RP-18)

dengan laju alir 25 ml/menit. Detektor yang digunakan adalah detektor UV λ220

nm, λ254nm . Hasil pemurnian/pemisahan puncak yang muncul dikumpulkan

menggunakan tabung reaksi kemudian diuji bioaktivitasnya dan dikaraterisasi

dengan Mass Spectroscopy (MS).

8. Karakterisasi Senyawa dengan Mass Spectroscopy (MS)

Sampel yang sudah murni dianalisis dengan UPLC qTOF Mass Spectroscopy

(MS). Mass Spectroscopy digunakan untuk mengetahui karakteristik berat

molekulnya (g/mol) dan pola pemecahan (fragmentasi) dari suatu molekul target,

serta untuk mengetahui formula molekul (Silverstein et al., 2005).

Page 53: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Tujuh jenis sponge yang digunakan mampu menghambat pertumbuhan bakteri

2. Sponge dengan kode MO3F62, 09A1A06, dan MO2C25 memiliki komponen

senyawa alkaloid.

3. Sponge 09A1A06 mengandung senyawa peptida yang memiliki aktivitas

sebagai antibakteri.

4. Senyawa antibakteri B19K17 yang berhasil diisolasi dari sponge 09A1A06

merupakan senyawa peptida berat molekul m/z 801 dengan pola fragmentasi

m/z 383 dan m/z 192 dengan formula molekul C17H11N7O5

5. Senyawa B19K17 memperlihatkan kemampuan daya hambat terhadap bakteri

resisten gram positif (Staphylococcus aureus) dengan nilai MIC 6,25g

sedangkan pada bakteri gram negatif (Pseudomonas aureginosa) 12,5g.

Page 54: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

57

B. Saran

Berdarkan kesimpulan diatas beberapa hal yang dapat ditindak lanjuti antara

lain kajian lebih lanjut terkait analisis struktur B19K17 menggunakan 1D, 2D

NMR serta melakukan kajian mekanisme kerja senyawa peptida terkait tentang

selektifitas protein target.

Page 55: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

DAFTAR PUSTAKA

Agilent Technologies. Agilent LC-MS Primer. 2001.U.S.A5988- 2045EN

Angka, S.L. dan Suhartono, M.T. 2000. Bioteknologi Hasil Laut. Bogor: PusatKajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor.

Aoki, S., D. Kong, H. Suna, Y. Sowa, T. Sakai, A. Setiawan and M. Kobayashi.2006. Aaptamine, a Spongean Alkaloid, Activates p21 promotor in a p53-independent Manner. BBRC. 342. 101-106.

Arai, M., Ishida, S., Setiawan, A. and Kobayashi, M. 2009. Haliclonacyclamines,Tetracyclic Alkylpiperidine Alkaloids, as Anti-Dormant MycobacterialSubstances from a Marine Sponge of Haliclona sp. Chemical &Pharmaceutical Bulletin. 57(10): 1136-1138.

Arai, M. Han, C. Kobayashi, M. 2014. Aaptamines, Marine Spongean Alkaloids,as Anti-Dormant Mycobacterial Substances. J. Natural Medicines,68(2):372.

Arai, M., Yamano, Y. and Kobayashi, M. 2014. Identification of the TargetProtein of Agelasine D, a Marine Sponge Diterpene Alkaloid, as an anti-dormant mycobacterial substance. J. Chem. BioChem, 15(1): 177.

Ariyanti, D.S., Hadi, T.A., Fajarningsih, N.D., Blanchfield, J.T., Bernhardt, P.V.and Garson, M.J. 2014. Acanthocyclamine A from the Indonesian MarineSponge Acanthostrongylophora ingens. Australian J. Chem, 67:1205-1210.

Bauer, A. W., Kirby, W. M. M., Sherris, J. C., and Turck, M. 1966. AntibioticSusceptibility Testing by a Standardized Single Disk Method.American.Journal of Clinical Pathology. 45. 493–496.

Bergman, W. and Fenney, R.J. 1990. Contribution to the Study of MarineSponges, the Nucleosides of Sponges. J. Org. Chem, 16: 981-987.

Blunt, J.W et al. 2015. Marine Natural Products. Nat. Prod. Rep. 32.DOI : 10.1039/c4np00144c. pp. 116– 211

Page 56: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

60

Bowers L.D. 1989. High-PerformanceLiquid Chromatography/MassSpectrometry: State of the Art for the Drug Analysis Laboratory.ClinChem.;35:1282– 7.

Brooks, G. F., K. C. Caroll, J. Butel, S. A. Morse, and T. Mietzner. 2013.MedicalMicrobiology, Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology.McGraw-Hill.New York.Hlm. 279-829.

Brunel JM, Lieutaud A, Lome V, Pagès J-M, Bolla J-M. 2013. PolyaminoGeranic Derivatives as New Chemosensitizers to Combat AntibioticResistant Gram-Negative Bacteria. Bioorg Med Chem.; 21(5):1174–1179

Burke L., K. Reytar, M. Spalding dan A. Perry. 2012. Menengok KembaliTerumbu Karang yang Terancam di Segitiga Terumbu Karang. WorldResources Institute. Diterjemahkan oleh Wiyanto Suroso.

Burns, E., Ifrach, I., Carmeli, S., Pawlik J.R. and Ilan, M. 2003. Comparison ofanti-predatory defenses of Red Sea and Caribbean sponges. I. Chemicaldefense. Marine Ecology-Progress Series, 252:105-114.

Christian, Gary D. 1994. Analytical Chemistry. Fifth Edition. University ofWashington. John Wiley & Sons, USA.

Covey TR, Lee ED, Henion JD. 1986. Marine of Drugs in BiologicalSamples. Anal Chem;58:2453–60.

Creswell, J. Cliford, O. A. Runquist, dan M. M. Campbell. 1982. AnalisisSpektrum Senyawa Organik. ITB. Bandung

Dewi, K.A. 2013.Isolasi, Identifikasi dan Uji Sensitivitas Staphylococcus aureusterhadap Amoxicillin dari Sampel Susu Kambing Peranakan Ettawa (PE)Penderita Mastitis di Wilayah Girimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta. JurnalSains Veteriner 31:2. 140-141.

Ebada, S.S. Linh, M.H., Longeon, A., Voogd, N.J., Durieu, E., Meijer, L.,Kondracki, M.B., Singab, A.N., Muller, W.E.G. and Proksch, P. 2014.Dispacamide E and other bioactive bromopryrrole alkaloids from twoIndonesian marine sponge of the genus Stylissa. Nat. Prod. Research, 2014.

Edwards, G. L. 2010. Biology. Barron’s Educational Series, Inc.

Fatisa Y. 2013. Daya Antibakteri Estrak Kulit Dan Biji Buah Pulasan (Nepheliummutabile) Terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Secara inVitro. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. JurnalPeternakan. Riau.

Page 57: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

61

Ferianto, A. 2012 Pola Resistensi Saphylococcus aureus yang Diisolasi dariMastitis pada Sapi Perah di Wilayah Kerja KUD Argo Puro KrucilProbolinggo Terhadap Antibiotika. Fakultas Kedokteran HewanAirlangga. Surabaya.

Ganiswarna S. G. 1995. Farmakologi dan Terapi. Ed. 4. UI-Fakultas Kedokteran.Jakarta.

Ginting, E. L et al. 2010. Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Kasar Bakteri yangBerasosiasi dengan Sponge Acanthostrongylophora sp. Jurnal Perikanandan Kelautan Tropis. ISSN: 2302-6081. 6(3):160-163.

Gritter, R.J., J. M. Bobbitt, and A. E. Schwarting. 1985. Introduction toChromatography. Holden-Day INC. Oakland. USA.

Gould, D. & Brooker, C. 2003. Mikrobiologi Terapan untuk Perawat. Hlm252.Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Govan, H., Nichols, P.V., Tafea, H. 1988. Giant clam resource investigations inSolomonIislands. In: Copland, J.W. Lucas, J.S. (eds). Giant Clams in Asiaand the Pacific. ACIAR Monograph No.9.p: 54-57

Haddadin, R. N. S., S. Saleh, I. S. I. Al-Adham, T. E. J. Buultjens, , and P. J.Collier. 2010.The Effect of Subminimal Inhibitory Concentrations ofAntibiotics On Virulence Factors Expressed by StaphylococcusaureusBiofilms.Journal of Applied Microbiology. 108(4). Hlm.1281–1291.

Harborne J.B. 1996. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern MenganalisisTumbuhan. Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro.ITB. Bandung.

Heftmann E (ed) (2004) Chromatography, 6th edn. Fundamentals andApplications of Chromatography and Related Differential MigrationMethods. Part A: fundamentals and techniques. Part B: applications. JChromatography Library. vols 69A and 69B. Elsevier, Amsterdam

Hostettmann, K. and C. Terreaux. 2000. Medium-Pressure LiquidChromatography. Academic Press. University of Lausanne.

Huang, R.M., Ma. W., Jun-De.D., Xue-Feng.Z., Xu, T., Lee, K.J., Yang, X., Shi-Hai, X and Liu, Y. 2010. A New 1,4-Diazepine from South China SeaMarine Sponge Callyspongia Species. Molecules Journal, 15: 871-877.

Hunt, B., and A.C.J. Vincent. 2006. Scale and Sustainability of MarineBioprospecting for Pharmaceuticals. Ambio. 35(2):57-64.

Page 58: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

62

Jiao H. W., J. Li, Q. Liu, T. Xu, G. Shi, H. Yu, F. Yang, B. Han, M. Li and H.Lin. 2014. Dysidionid A, an Unusual Meroterpenoid with Anti-MRSAActivity from the South China Sea Sponge Dysidea sp. Marine Drugs. 19.P:18025-18032.

Johnson E.L. dan Stevenson. 1991. Dasar-dasar Kromatografi Cair.Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata. ITB. Bandung. Hal:50-55

Jompa, J. 2009. Peluang dan Tantangan Pengelolaan Terumbu KarangIndonesia: CTI dan COREMAP. Makassar.

Jóźwiak, G. W. and M. Waksmundzka – Hajnos. 2007. Preparative-LayerChromatography of an Extract of Alkaloids from Fumaria officinalis. ActaChromatographica. 18. 207-218.

Khopkar S.M. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. Diterjemahkan oleh A.Saptorahardjo. Universitas Indonesia. Jakarta. Hal:84-311.

Kim HB, et al. 2004. Vitro Activities of 28 Antimicrobial Agents AgainstStaphylococcus aureus Isolates from Tertiary-Care Hospitals in Korea:A Nationwide Survey. Antimicrob Agents Chemother.;48:1124–7.

Kobayashi, M dan Rachmaniar, R. 1999. Overview of Marine Natural ProductChemistry. Prosidings Seminar Bioteknologi Kelautan Indonesia I ’98.Jakarta 14 – 15 Oktober 1998: 23 – 32. Lembaga Ilmu PengetahuanIndonesia Jakarta

.Lemhannas. 2013. Pemanfaatan Sumber Daya Laut Guna Meningkatkan

Perekonomian Rakyat Dalam Rangka Meningkatkan Ketahanan EkonomiNasional. Jurnal Kajian Lemhannas. Jakarta. Edisi 16. Hal:4-5.

Lee Y., K. H. Jang, J. Jeon, W. Yang, C. J. Sim, K. Oh and J. Shin. 2012. CyclicBis-1,3-Dialkylpyridiniums from The Sponge Haliclona sp. Marine Drugs.10. P:2126-2137.

Mazel, D., Pochet, S., and Marliere, P. (1994) EMBO J. 13, 914–923.

McBride, J.; Ingram, P.R.; Henriquez, F.L.; Roberts, C.W. 2005. Development ofColorimetric Microtiter Plate Assay for Assessment of AntimicrobialsAgainst Acanthamoeba. J. Clin. Microbiol, 43, 629–634.

McLafferty, F.W.; Tureˇcek, F. 1993. Interpretation of Mass Spectra, 4th ed.;University Science Books: Sausalito, CA, USA.

Page 59: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

63

Mbah, J.A., Ngemenya, M.N., Abawah, A.L., Babiaka, S.B., Nubed, L.N.,Nyongbela, K.D., Lemuh, N.D. and Efange, S. M. 2012. Bioassay-guidedDiscovery of Antibacterial Agents: in vitroSscreening of PeperomiaVulcanica, Peperomia Fernandopoioana and Scleria Striatinux. JournalAnnals Of Clinical Microbiology And Antimicrobials, 11:10.

Michael Vogeser, Christoph Seger. A Decade of HPLC-MS/MS in theRoutine Clinical Laboratory-Goals for Futher Development. ClinicalBiochemistry Rev 2008; 41;649-662.

Murniasih, Tutik. 2003. Metabolit Sekunder dari Sponge Sebagai Bahan Obat-Obatan. Oseana. 28. 27-33.

Niessen, W.M.A.; Correa, R.A. 2017. Fragmentation of even-electron ions. InInterpretation of MS-MS Mass Spectra of Drugs and Pesticides. 1st ed.;Desiderio, M., Loo, J.A., Eds.; John Wiley & Sons, Inc.: Hoboken, NJ,USA,pp. 71–128.

Nobrega, J.D.A dan Orlando, F. 1994. Flow Injection SpectrophotometricDetermination of Aspartame in Dietrary Product Journal Analisi. Vol 119hal 2101-2104.

Owen, Tony. 2000. Fundamentals of modern UV-Visible Spectroscopy. AgilentTechnology. Germany.

Rampersad, S.N. 2012. Multiple Applications of Alamar Blue as an Indicator ofMetabolic Function and Celluar Health in Cell Viability Bioassays. J.Sensors. 12347-12360

Reis, R.S.; Ivan, N., Jr.; Lourenço, S.L.S.; Fonseca, L.S.; Lourenço, M.C.S. 2004.Comparisonof Flow Cytometric and Alamar Blue tests with theProportional Method for Testing Susceptibility of MycobacteriumTuberculosis to Rifampin and Isoniazid. J. Clin. Microbiol,42, 2247–2248.

Page, A.B.; Page, A.M.; Noel, C. 1993. A new Fluorimetric Assay forCytotoxicity Measurements in Vitro. Int. J. Oncol, 3, 473–476.

Pages, J.M., James, C.O. & Winterhalter. 2008. The Porin and PermeatingAntibiotic : A Selective Diffusion Barrier in Gram-Negative. MacmillanPublisher Limited.

Pawlik, J.R. 1999. Predation on Caribbean sponges: The Importance of ChemicalDefenses. Memoirs of the Queensland Museum 44: 426

Pelczar M.J. dan Chan. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Diterjemahkan olehHadioetomo. UI-Press. Jakarta

Page 60: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

64

Popl. 1990. Chomatographic Analysis of Alkaloids. CRC Press. P:664.

Prayoga E. 2013. Perbandingan Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L.)dengan Metode Difusi Disk dan Sumuran terhadap Pertumbuhan BakteriStaphylococcus aureus. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.Skripsi. Jakarta.

Pronzato, R., Bavestrello, G., Cerrano, C., Magnino, G., Manconi, R., Pantelis, J.,Sara, A. and Sidri, M. 1999. Sponge Farming in the Mediterranian Sea:New Perspectives. Memoir of the Queensland Museum, 44: 485 - 491.

Sastroasmoro, S. 2005. Using Cyprofloxantin in Indonesia. Indonesia. 1-28 hlm.

Saxena P. B. 2007. Chemistry of Alkaloids. Discovery Publishing House. P:338

Silverstein, R. M., F.X. Webster, and D.J. Kiemle. 2005. SpectrometricIdentification of Organic Compounds Seventh Edition. John Wiley & Sons,Inc. New York.

Skoor, D. A., West, D. M., and Holler, F. J. 1993. Analytical Chemistry anIntroduction. Sixth Edition. Saunders College Publishing, USA

Soediro, I.S. 1999. Produk Alam Hayati Bahari dan Prospek Pemanfaatannya diBidang Kesehatan dan Kosmetika. Prosidings Seminar BioteknologiKelautan Indonesia I ’98. Jakarta 14 – 15 Oktober 1998: 41 – 52. LembagaIlmu Pengetahuan Indonesia Jakarta, 1999.

Stahl, E. 1985. Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi.Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro. InstitutTeknologi Bandung. Bandung

Sudjadi. 1983. Penentuan Struktur Senyawa Organik. Ghalia Indonesia. Jakarta.Hlm. 283.

Thurman, E.M.; Ferrer, I.; Pozo, O.J.; Sancho, J.V. 2007. Hernandez, F. The evenElectron rule in Electrospray Mass Spectra of Pesticides. Rapid Commun.Mass Spectrom., 21, 3855–3868.

Tilvi S., C. Rodrigues, C. G. Naik, P. S. Parameswaran and S. Wahidhulla. 2004.New Bromotyrosine Alkaloids from the Marine Sponge Psammaplysillapurpurea. Tetrahedron. 60. 10207–10215.

Toyofuku, M., Hiroo, U., dan Nobuhiko, N. 2011.Social Behaviours underAnaerobic Conditions in Pseudomonas aeruginosa.HindawiPublishing Corporation International. Journal of Microbiology. Vol. 2012.Page 7.

Page 61: SKRINING, ISOLASI, DAN UJI SENYAWA BIOAKTIF DARI SPONGE ...digilib.unila.ac.id/58827/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · skrining, isolasi, dan uji senyawa bioaktif dari sponge

65

Tyasningsih, W., Ratih, R., Erni, R.S.I., Suryanie.,Hasutji, E.N., Sri, C.,danDidik,H. 2010. Buku Ajar Penyakit Infeksius I. Airlangga UniversityPress:Surabaya

Undap, N.I.Jet al. 2017. Aktivitas Antibakteri Spons Agelas tubulata danPhyllospongia sp. dari Perairan Pantai Malalayang Manado TerhadapPertumbuhan Beberapa Strain Bakteri. Jurnal Ilmu dan ManagemenPerairan. ISSN: 2337-5000. 5 (1).

Yajko, D.M.; Madej, J.J.; Lancaster, M.V.; Sanders, C.A.; Cawthon, V.L.; Gee,B.;Babst, A.; Hadley, W.K. 1995.Colorimetric Method for DeterminingMICs of Antimicrobial Agents for Mycobacterium Tuberculosis. J. Clin.Microbiol, 33, 2324–2327.

Yamaguchi, H.; Uchida, K.; Nagino, K.; Matsunaga, T. 2002.Use fulness of aColorimetric Method for Testing Antifungal Drug Susceptibilities ofAspergillus Species to Voriconazole. J. Infect. Chemother, 8, 374–377

Wink, M. 1999. Functions of Plant Secondary Metabolites and Their Exploitationin Biotechnology. Taylor and Francis. P:1-3.

Zabransky, R.J.; Dinuzzo, A.R.; Woods, G.L. 1995. Detection of VancomycinResistance in Enterococci by the Alamar MIC System. J. Clin.Microbiol,33, 791–793. 4