Skenario Perang AS China

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Perang nuklir antara AS dan China

Citation preview

  • 5/25/2018 Skenario Perang AS China

    1/33

    MAKALAH

    ANALISIS STUDI KASUS SIMULASI PERANG

    AS-CINA

    DITUJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

    KEAMANAN GLOBAL 1

    DISUSUN OLEH:

    ANGGUN LAZUARDI 170210110015

    ANANDA SUCI MUNGGARAN 170210110029

    MILA OKTAVIANI 170210110033

    JAMAL BAZIAD 170210110034

    ANGGIKA RAHMADIANI KURNIA 170210110035

    PUTRI NURIL KOMARI BADRI 170210110047

    RISKY FEBRIAN 170210110049

    RISKA SETIAWATI 170210110066

    IKA PRASTIA LUTFIANTI 170210110108

    IKHSAN HANAFI 170210110118

    FINA DEVALENTIA DAUD 170210110135

    AYUDIA PUTRI PERMATA 170210110148

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

    PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

    2014

  • 5/25/2018 Skenario Perang AS China

    2/33

    BAB I

    Pendahuluan

    1.

    Latar Belakang dan Pembatasan Masalah

    Di tengah persaingan ekonomi antara Cina dan Amerika Serikat, kedua negara

    tersebut turut melakukan persaingan dalam bidang keamanan mengenai persenjataan

    nuklir. Dalam hal ini nuklir dijadikan sebagai detterence tool bagi kedua negara. Pada

    dasarnya, kedua negara tersebut telah lama membicarakan mengenai kepemilikan

    senjata nuklir antara kedua negara tersebut. Sejak tahun 1980 telah terjadi pembicaraan

    mengenai nuklir di antara mereka.1 Pada pertemuan tersebut menyepakati bahwa

    pembahasan mengenai nuklir akan dilakukan dengan cara track I diplomacy yakni

    pemerintah dengan pemerintah (G to G) atau track II diplomacy yakni antar aktor non

    negara.2Adanya pertemuan tersebut tidak menjamin bahwa masing-masing negara akan

    memberitahukan perkembangan nuklirnya. Hal ini seperti yang dilakukan Cina dimana

    melakukan pengembangan nuklir tanpa sepengatahuan AS dan pada faktanya

    mengambil teori nuklir dari AS.

    Pada Januari 1999, bagian dari badan keamanan Amerika yakni Cox

    mengatakan bahwa setelah dilakukan penyelidikan terbukti Cina telah memodernisasi

    senjata nuklirnya dengan cara mencuri pengetahuan nuklir Amerika Serikat.3 Akibat

    dari tindakan yang dilakukan oleh Cina ini maka Cina mendapatkan keuntungan-

    keuntungan sebagai berikut:

    1. Cina telah mencuri informasi desain 7 senjata termonuklir paling canggih milikAmerika Serikat

    2.

    Desain yang telah dicuri mampu membuat Cina untuk mendesain,mengembangkan dan menguji nuklirnya dalam waktu yang lebih cepat dari

    yang diperkirakan

    1John K. Warden, et al. 2013. Nuclear Weapons and US-China Relations. Washington DC : Center For

    Strategic & International Studies, hal 16.2Li Bin. 2011. Promoting Effective China-U.S Strategic Nuclear Dialogue. Carnegie Endowment For

    International Peace. Dari http://carnegieendowment.org/2011/10/18/promoting-effective-china-u.s.-

    strategic-nuclear-dialogue/8kzx diakses pada 08 April 2014.3

    Hans. M. Kristensen, et al. 2006. Chinese Nuclear Forces and U.S Nuclear War Planning. WashingtonDC: The Federation of American Scientist & The Natural Resources Defense Council, hal 23-24.

    http://carnegieendowment.org/2011/10/18/promoting-effective-china-u.s.-strategic-nuclear-dialogue/8kzxhttp://carnegieendowment.org/2011/10/18/promoting-effective-china-u.s.-strategic-nuclear-dialogue/8kzxhttp://carnegieendowment.org/2011/10/18/promoting-effective-china-u.s.-strategic-nuclear-dialogue/8kzxhttp://carnegieendowment.org/2011/10/18/promoting-effective-china-u.s.-strategic-nuclear-dialogue/8kzx
  • 5/25/2018 Skenario Perang AS China

    3/33

    3. Adanya pencurian ini membuat kapabilitas nuklir Cina dapat menyamaiAmerika Serikat

    4. Cina akan mampu untuk melakukan pengembangan pada nuklirnya khususnyapada bagiansmall warheads di tahun 2002.

    5. Tindakan Cina ini diperkirakan terus dilakukan sampai saat ini secara diam-diam.4

    Adanya tindakan pencurian yang dilakukan oleh Cina membuat Amerika Serikat

    khawatir akan keamanan negaranya. Amerika Serikat pun memberikan status kepada

    Cina sebagai negara yang mendapat perhatian lebih mengenai senjata nuklirnya. Hal ini

    pun seperti yang disampaikan Amerika Serikat pada era Bush tahun 2002 dalam

    Nuclear Posture Review yang menyatakan secara eksplisit bahwa Cina sebagai

    kemungkinan yang paling berpotensi atau terdekat untuk melawan kekuatan nuklir

    Amerika Serikat.5Adanya pernyataan AS ini tidak membuat Cina terkejut karena Cina

    telah terlebih dahulu memiliki masalah dengan Amerika Serikat atas Taiwan.6 Status

    Taiwan pada saat ini masih merupakan bagian dari Republik Rakyat Cina, tetapi

    Amerika Serikat dengan inisiatifnya ingin membantu Taiwan untuk menjadi negara

    yang merdeka.7Dari permasalahan ini timbullah ketegangan antara Amerika Serikat dan

    Cina. Ketegangan antara AS dan Cina membuat AS mengambil sebuah tindakan

    strategis.

    Tindakan tersebut berasal dari Pentagon dengan menulis sebuah rencana perang

    baru (Operations Plan (OPLAN) 5077).8 Dari tahun 2003 2005, Pentagon

    memasukkan OPLAN 5077 ke dalam operasi pengawasan perairan di Selat Taiwan

    dimana daratan Cina menjadi objek sasarannya.9Selain itu, dalam operasi tersebut juga

    telah terdiri dari persiapan yang diperlukan bila akan terjadi perang dengan Cina sertatelah ada rencana untuk menggunakan nuklir.10Dalam hal ini terlihat bahwa AS telah

    4Hans. M. Kristensen et al, ibid hal 24.

    5Lora Saalman. 2011. China & The U.S Nuclear Posture Review. Washington DC : Carnegie-Tsinghua,

    hal 3.6Joanne Tompkins. 2003. How US Strategic Policy is Changing Chinas Nuclear Plans. Arms Control

    Association diakses dari http://www.armscontrol.org/act/2003_01-02/tompkins_janfeb03 diakses pada

    08 April 2014.7Joanne Tompkins, ibid

    8Hans. M. Kristensen et al, ibidhal 19

    9

    Hans. M. Kristensen et al, ibid10Hans. M. Kristensen et al, ibid

    http://www.armscontrol.org/act/2003_01-02/tompkins_janfeb03http://www.armscontrol.org/act/2003_01-02/tompkins_janfeb03
  • 5/25/2018 Skenario Perang AS China

    4/33

    memiliki rencana untuk menyerang Cina bahkan bila serangan nuklir dibutuhkan, AS

    akan melakukannya. Berkaitan dengan respon Cina atas rencana serangan AS, terdapat

    beberapa pandangan. Beberapa pihak menyatakan bahwa Cina akan melanggar doktrin

    nuklirnya sendiri yaitu no-first-use.11Namun, pada tahun 2005 kejadian serangan AS

    tersebut belum terjadi sehingga masih belum dapat diketahui mengenai keteguhan Cina

    dalam melaksanakan doktrinnya.

    Ketegangan nuklir antara AS dan Cina, masih terus terjadi hingga saat ini. Pada

    19 Juni 2013, Amerika Serikat dibawah pemerintahan Obama mengeluarkan sebuah

    statement melalui pidatonya di Berlin mengenai Nuclear Weapons Employment

    Strategy.12 Dalam Report on The Nuclear Weapons Employment Strategy tersebut,

    terdapat bagian yang menyatakan bahwa Amerika Serikat masih memberikan perhatian

    penuh terhadap nuklir Cina yakni The United States is concerned about many aspects

    of Chinas conventional military modernization efforts and is watching closely the

    modernization and growth of Chinanuclear arsenal13. Respon Cina atas kebijakan

    yang dikeluarkan AS tersebut adalah terus melakukan perkembangan terhadap

    kapabilitas nuklirnya.14

    Dalam hal ini terlihat bahwa kedua negara melakukan persiapan kapabilitas

    nuklir di wilayahnya masing-masing. Kemungkinan terjadinya nuclear warfare antara

    kedua negara tersebut akan selalu ada. Pada makalah ini akan difokuskan untuk melihat

    kemungkinan nuclear warfare berdasarkan kondisi pada tahun 2005 ketika Amerika

    Serikat menyertakan OPLAN 5507 (war plan) ke dalam operasi militernya di perairan

    Selat Taiwan dimana Cina menjadi objek sasarannya.

    11Bill Gertz. 2013. First Strike : China Omission of No-First-Use Nuclear Doctrine in Defense White

    Paper Signals Policy Shift. The Washington Free Beacon. Dari http://freebeacon.com/national-

    security/first-strike/ diakses pada 8 April 2014.12

    Chris Lindborg et al. 2013. Implications of President Obamas Speech in Berlin and Nuclear StrategyReview. British American Security Information Council. Dari

    http://www.basicint.org/news/2013/implications-president-obama%E2%80%99s-speech-berlin-and-

    nuclear-strategy-review,diakses pada 8 April 2014.13

    Department of Defense. 2013. Report on Nuclear Employment Strategy of The United States Specified

    in Section 491 of 10 U.S.C. hal 3.14

    Richard Weltz. 2013. Chinese Nuclear Force Modernization and Its Arms Control Implications. ISN

    ETH Zurich. Dari http://www.isn.ethz.ch/Digital-Library/Articles/Detail/?id=171723 diakses pada 8April 2014.

    http://freebeacon.com/national-security/first-strike/http://freebeacon.com/national-security/first-strike/http://www.basicint.org/news/2013/implications-president-obama%E2%80%99s-speech-berlin-and-nuclear-strategy-reviewhttp://www.basicint.org/news/2013/implications-president-obama%E2%80%99s-speech-berlin-and-nuclear-strategy-reviewhttp://www.isn.ethz.ch/Digital-Library/Articles/Detail/?id=171723http://www.isn.ethz.ch/Digital-Library/Articles/Detail/?id=171723http://www.basicint.org/news/2013/implications-president-obama%E2%80%99s-speech-berlin-and-nuclear-strategy-reviewhttp://www.basicint.org/news/2013/implications-president-obama%E2%80%99s-speech-berlin-and-nuclear-strategy-reviewhttp://freebeacon.com/national-security/first-strike/http://freebeacon.com/national-security/first-strike/
  • 5/25/2018 Skenario Perang AS China

    5/33

    BAB II

    Tinjauan Teoritis

    1.

    Offensive Realism

    Dari beberapa jenis aliran realisme yang ada, hakikatnya semua aliran

    menyepakati beberapa konsep bersama sebagai landasan. Konsep yang paling penting

    adalah konsep 3S (statism, self-help, survival). Disepakati pula bahwa pada dasarnya

    sistem-lah yang menentukan hasil dan perilaku dari politik internasional. Terakhir,

    negara disepakati sebagai sebagai aktor rasional dalam setiap proses pembuatan

    keputusan luar negeri. Tetapi, terdapat beberapa perbedaan pada beberapa isu yang ada

    diantara jenis-jenis realisme tersebut. Salah satunya adalah offensive realism.

    Offensive realism memandang bahwa power merupakan sebuah cara untuk

    mencapai survival karena pada dasarnya survival merupakan tujuan setiap negara.15

    Bukan untuk menjadi global hegemon. Bukan pulapowertersebut sebagai tujuan akhir.

    Tetapi kemudian, pertanyaan yang muncul adalah seberapa besar power yang

    dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut? Menurut offensive realism, dalam menjaga

    dan memaksimalkan sekuritas-nya, great power hanya perlu untuk memaksimalkan

    relative poweryang mereka miliki terhadap entitas lain dan memaksimalkan share of

    world power yang mereka miliki16Negara yang memaksimalkan relative power akan

    selalu berusaha untuk mendapatkan power advantage sebesar mungkin dari rivalnya.

    Mereka tidak akan memperhatikan seberapa besarpoweryang mereka miliki. Hal yang

    paling penting adalah bagaimana caranya agar rival mereka tidak mendapatkan

    keuntungan atau poweryang lebih besar. Hal tersebut dilakukan karena pada dasarnya

    great power hanya memiliki dua pilihan yaitu balancing atau buck-passing dalam

    penggunaanpower-nya.

    Buck-passing sendiri adalah usaha yang dilakukan dengan cara menggunakan

    negara lain untuk memikul beban atau sebagai tameng dari usaha untuk menghalangi

    15John J. Mearsheimer. 2001.The Tragedy of Great Power Politics. New York : W.W.Norton 2001, hal.

    24; dan Eric J.Labs. 1997. Beyond Victory: Offensive Realism and the Expansion of War Aims. Security

    Studies 6, no.4 hal 1-49.16Ibid.,

  • 5/25/2018 Skenario Perang AS China

    6/33

    kemungkinan berperang terhadap negara agresor.17 Singkatnya great power tidak

    terlibat langsung dalam peperangan dan hanya menyokong buck-catcher. Sebagai

    contohnya AS menjadikan Jepang sebagai buck-catcheruntuk mengimbangi kekuatan

    Cina di kawasan Asia Timur. Buck-passing dilakukan karena jika memilih

    bandwagoning atau teknik lainnya, negara agresor seolah dikaui power-nya sebagai

    ancaman bagi great powerdan pada akhirnya agresor mendapatkan keuntungan lebih

    banyak. Selain itu, dengan memilih buck passing, great power hanya mengeluarkan

    sedikit biaya karena tidak terlibat langsung tetapi tetap mendapatkan keuntungan

    banyak karena agresor dapat ditangani melalui buck-catcher.

    Yang menjadi catatan adalah buck-passing tidak bisa dilakukan pada sistem

    bipolar karena pada akhirnya akan menjadi balancing. Selain itu, faktor geografis pun

    menentukan pelaksanaan buck-passing.18 Jika great power dan agresor berbatasan

    secara geografi, maka buck-passingtidak mungkin dilakukan karena mau tidak mau, hal

    yang muncul adalah balancing secara langsung antara great power dan agresor.

    Singkatnya kondisi geografis dan distribusi power menjadi bahan pertimbangan great

    power untuk memilih buck-passingatau balancing.

    Dalam penentuan pemilihan buck-passingatau balancingpungreat powerakan

    berfokus terhadap potensi kapabilitas rival bukan apa tujuan rival.19Great powerakan

    mengakumulasikan seberapa besar power yang dimiliki rival dan tidak akan terlalu

    memperhatikan tindakan ofensif yang dilakukan oleh rivalnya jika akumulasi power

    rival dinilai tidak terlalu mengancam posisi mereka. Great powerlebih memperhatikan

    bagaimana caranya untuk mempertahankan situasi balancing yang ada dari ancaman

    lawan yang lebihpowerful. Great powermembiarkan hal tersebut menjadi peluang bagi

    negara yang lebih lemah untuk merubah sistem balancing sesuai yang mereka mau.Great power hanya akan merubah sistem balance of power jika keuntungan yang

    didapat lebih besar dibanding biaya yang harus dikeluarkan dengan melakukan

    17Randall L.Schweller. Unanswered Threats : A Neoclassical Realist Theory of Underbalancing,

    International Security. Vol.29 No.2 (Autumn, 2004) Hal.16618

    David C.Kang. China Rising: Peace, Power and Order in East Asia. Asia Policy, No.6 (July 2008)

    hal.17619

    Yuan Kang Wang.Offensive Realism and the Rise of China . Issues & Studies 40 no.1 (March 2004):173-201. Hal 181

  • 5/25/2018 Skenario Perang AS China

    7/33

    balancing.20 Sehingga pada akhirnya seluruh negara kecuali negara hegemon, adalah

    revisionist yang berusaha mengubah sistem balance of power yang sesuai mereka

    harapkan ketika ada peluang untuk memperolehpoweryang lebih . 21

    2. Defence DilemmaUntuk memahami defence dilemma ini merujuk kepada perkembangan

    instrumen militer yang digunakan oleh suatu negara sebagai akibat dari permasalahan

    yang dimunculkan oleh perang itu sendiri. Sedangkan perang berkaitan dengan masalah

    keamanan nasional yang merujuk kepada persaingan langsung serta permusuhan

    antarnegara sebagai sumber utama konflik untuk memperebutkan wilayah/teritorial

    tertentu. Pandangan mengenai konflik mengarah kepada hasil prilaku negara sebagai

    bagian hubungan di dalam tatanan sistem internasional. Oleh karena itu, Buzan

    menggambarkan bahwa konflik berkaitan antara negara dengan studi keamanan dan

    perang ke dalam beberapa tipe, yaitu :

    1. Tipe pertama merujuk dari pandangan realis memperlihatkan internationalsystem as a struggle for power dan conflict as the power struggle.

    2. Tipe kedua merujuk kepada pandangan moderat memperlihatkan theinternational system as a struggle for security.

    Berdasarkan hal diatas, maka antara perebutan power dengan keamanan saling

    berkaitan dan memiliki pengaruh interaksi yang nyata antara satu dengan yang lainnya

    sehingga pada akhirnya menimbulkan dilemma tersendiri bagi aktor yang

    memainkannya. Dilema itu sendiri muncul dari proses perbedaan logika yang dimiliki

    aktor negara untuk mengelola masalah keamanan nasionalnya. Sebagaimana yang

    diungkapkan oleh Buzan mengenai konsep defence dilemma ini the nature anddynamics of military means as they are developed and deployed by states, and defence

    dilemma occurs when military measures actually contradict security, in that military

    preparations in the name defence themselves pose serious threats to the state.22

    Berdasarkan konsep yang dikemukakan oleh Buzan tersebut memperlihatkan bahwa di

    20Ibid.,

    21Ibid.,

    22

    Barry Buzan. 1983.People States, and Fear: The National Security Problem in International Relations.Inggris: British Library Cataloguing in Publication. Hal.159

  • 5/25/2018 Skenario Perang AS China

    8/33

    dalam sistem internasional, kekuatan persenjataan juga menjadi sumber ancaman

    utama terhadap keamanan nasional suatu negara dimana awalnya kekuatan ini

    dijadikan sebagai hal paling penting di dalam politik internasional anarki sebagai

    akibat dari tuntutan atas kepentingan perpolitikan domestik suatu negara. Awalnya

    sering diasumsikan bahwa kekuatan militer-persenjataan selalu berkorelasi positif

    dengan keamanan nasional. Namun, di dalam kenyataannya akibat dari dukungan

    kemajuan teknologi serta pertimbangan pembiayaannya, kekuatan persenjataan militer

    ini malahan menjadi sesuatu yang dapat membahayakan negara itu sendiri serta

    lingkungannya, salah satu contohnya adalah perkembangan teknologi senjata nuklir.

    Dengan kata lain, senjata yang dimiliki oleh suatu aktor menghasilkan ancaman

    penghancur bagi aktor tersebut sehingga dilema ini akan muncul dari logika suatu

    negara melihat bagaimana mengelola keamanan nasionalnya terhadap ancaman yang

    menghampirinya. Apakah seluruh kemampuan dan kapabilitas untuk mengalokasikan

    sumber daya alam dan kekuatan ekonomi diarahkan kepada pembuatan/perkembangan

    persenjataan militer demi mempertahankan keamanan nasionalnya ataukah kepada

    aspek kehidupan yang lain yang lebih bersifat non-militeristik. Secara nyata, ketika

    suatu negara memiliki kekuatan ekonomi dan pengaruh perpolitikannya yang besar,

    kekuatan militer yang mereka miliki belum tentu dapat menjamin secara efektif

    melindungi dan mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh komponen lainnya seperti

    ketika menghadapi masalah sosial, kelaparan, dan kemiskinan.

    Di samping itu, hal yang sama juga diungkapkan oleh Daniel dan Richard

    Matthew bahwa defense dilemma such tradeoffs include the traditional guns for

    butter tradeoffs between defense and private consumption, as well as between defense

    and education, health care, environmental clean up and the development ofenvironmentally benign technologie.23 Hal ini memperlihatkan kepada kita, dilemma

    tersebut muncul dari pemanfaatan kekuatan militer melihat pertimbangan pembiayaan

    serta proses pembuatannya yang dikeluarkan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan

    proses pembiayaan aspek kehidupan yang lainnya. Jika negara hanya memfokuskan

    pada perkembangan militer demi pertahanan keamanan nasionalnya, bisa saja akan

    berdampak keos pada dirinya sendiri dimana peningkatan teknologi militer akan

    23

    Daniel H. Deudney and Richard A. Matthew. 1999. Security and Conflict in The New EnvironmentalPolitics. Albany: State University of New York Press. Hal. 137.

  • 5/25/2018 Skenario Perang AS China

    9/33

    melemahkan keamanan di sektor lainya. Disamping itu, juga diperparah pada

    konsekuensi yang mengancam lingkungan negara tersebut sebagai resiko bencana yang

    diakibatkan oleh pembuatan persenjataan militer misalnya pada perkembangan

    teknologi nuklir, kemungkinan akan terjadi kecelakaan dari tumpahan minyak di dalam

    proses pembuatan nuklir ataupun radiasi yang dipancarkan oleh nuklir itu sendiri. Jadi,

    dapat dikatakan bahwa defence dilemma akan serius terjadi ketika pengelolaan militer

    yang mengatasnamakan pertahanan merupakan ancaman terhadap kelangsungan hidup

    negara.

    3. Security DilemmaDalam membahas makalah ini, kami pun menggunakan teori security dilemma.

    Security dan military keduanya identik dengan realisme karena menyangkut hal-hal

    yang berkaitan dengan negara atau state centric. Security dilemma terjadi ketika suatu

    negara ingin meningkatkan keamanannya, namun disisi lain apa yang dilakukan oleh

    negara tersebut ternyata menimbulkan reaksi dari negara lain karena dirasa akan

    menyaingi keamanan negara nya.24 Pada dasarnya, security dilemma ini terjadi disaat

    suatu negara, pemerintahnya sedang menghadapi kesulitan dalam proses menentukan

    kebijakan keamanan. Di satu sisi, jika suatu negara mengurangi kekuatannya dalam hal

    keamanan, maka negara tersebut akan rawan diserang oleh negara lain, disisi lain jika

    negara tersebut meningkatkan kekuatannya dalam keamanan, maka negara tersebut

    secara tidak langsung sudah sepakat untuk bersedia melawan menghadapi segala resiko

    yang ada. Resiko tersebut seperti akan terjadinya kompetisi yang intense antar negara

    yang menyebabkan perlombaan senjata satu sama lain. Oleh karena itu, dapat dikatakan

    bahwa sebenarnya mereka tidak menyadari bahwa aksi yang dilakukannya tersebut

    dapat mengakibatkan situasi yang lebih buruk karena harus diakui bahwa antar negaraakan selau terjadi kompetisi terlebih dari sisi keamanan negara.

    Security dilemmabiasanya terjadi dalam dua kondisi ini. Kondisi pertama adalah

    ketika offensive and defensive military forces state, kekurangan atau kelebihan. Pada

    saat itu pula negara tidak dapat menjelaskan kondisi keamanan negaranya tersebut.

    Kondisi kedua adalah terjadi perlawanan antara offensedengan defense. Ketika kondisi

    ini terjadi, negara harus memilih untuk menyerang (offensive)jika ingin survive. Realis

    24Posen, Barry. 1993. The Security Dilemma and Conflict: Survival no.1. Hal.22-47

  • 5/25/2018 Skenario Perang AS China

    10/33

    menyatakan bahwa jika dalam suatu negara mengalami security dilemma, akan

    menybabkan resiko yang tinggi hingga muncul konflik yang tinggi pula diantara negara-

    negara yang terlibat sehingga menimbulkan ketegangan dunia. Seperti yang telah

    disebutkan sebelumnya bahwa security dilemma akan menimbulkan kompetisi.

    Kompetisi disini tidak selamanya bersifat jujur, bahkan akan sampai pada titik banyak

    kecurangan dimana-mana dan membuat negara yang berkompetisi tersebut menjadi

    musuh. Oleh karena itu, para neorealis menganggapsecurity dilemmaini bersifat anarki

    dimana tidak ada otoritas tertinggi. Meskipun saat ini banyak negara yang telah

    menjalin kerjasama dibidang-bidang tertentu, hal tersebut tidak menjamin bahwa

    negara-negara tersebut akan tetap berdamai.

    4. Nuclear Utilization Target Selection (NUTS) TheoryDunia masih mengingat dengan jelas ketika Amerika Serikat menjatuhkan Little

    Boy (bom atom uranium-235 yang belum pernah diujicobakan dan merupakan produk

    dari penelitian seharga 2 juta dolar) di Hiroshima yang menyebabkan kematian

    langsung 70.000 orang dan ditambah kematian 70.000 orang lagi dikarenakan radiasi

    selama lima tahun.25Hal ini telah menimbulkan rasa takut yang menyebabkan negara-

    negara terutama Amerika Serikat dan Uni Soviet untuk mengembangkan teknologi

    senjata nuklir. Nuklir telah dijadikan sebagai deterrence strategy yang dianggap dunia

    merupakan penyeimbang power yang paling baik. Pada tahun 1960, persepsi ini

    dikarakterisasi sebagaiMutual Assured Destruction (MAD).26

    Dengan perkembangan senjata nuklir dimana ketepatan sasaran semakin akurat

    telah menstimulus terciptanya pendekatan konseptual nuklir yang berbeda yang disebut

    sebagai Nuclear Utilization Target Selection (NUTS). Strategi ini pertama kali

    dideskripsikan pada tahun 1970 dan seringkali disebut sebagai American First Strike

    Capability27 dengan perkiraan bahwa AS lah yang akan menyerang pertama karena

    adanya estimasi bahwa AS memiliki 30.000 warheads yang 10.000 diantaranya diakui

    25Jennifer Rosenberg. The Atomic Bombing of Hiroshima and Nagasaki . Dari

    http://history1900s.about.com/od/worldwarii/a/hiroshima.htm,diakses tanggal 9 April 2014.26

    Spurgeon M. Keeny Jr. and Wolfgang K.H Panofsky. Can Doctrine or Weaponry Remedy the Mutual

    Hostage Relationship of the Superpowers?. Darihttp://www.jstor.org/stable/20041081,diakses tanggal 9

    April 2014.27

    Anonim. Nuclear Utilization Target Selection Strategy. Dari http://neohumanism.org/n/nu/nuclear_utilization_target_selection_1.html,diakses tanggal 9 April 2014.

    http://history1900s.about.com/od/worldwarii/a/hiroshima.htmhttp://www.jstor.org/stable/20041081http://neohumanism.org/n/nu/nuclear_%20utilization_target_selection_1.htmlhttp://neohumanism.org/n/nu/nuclear_%20utilization_target_selection_1.htmlhttp://neohumanism.org/n/nu/nuclear_%20utilization_target_selection_1.htmlhttp://neohumanism.org/n/nu/nuclear_%20utilization_target_selection_1.htmlhttp://www.jstor.org/stable/20041081http://history1900s.about.com/od/worldwarii/a/hiroshima.htm
  • 5/25/2018 Skenario Perang AS China

    11/33

    merupakan strategic in character28. NUTS merupakan konsep yang begitu

    bertolakbelakang dengan MAD dimana NUTS menekankan pada penggunaan senjata

    nuklir dengan target yang terbatas alih-alih hanya menggunakan nuklir sebagai

    pencegah. Keeny dan Panofsky mendefinisikan NUTS sebagai berikut:

    We have chosen the acronym of NUTS to characterize the various doctrines that seek to

    utilize nuclear weapons against specific targets in a complex of nuclear war-fighting

    situations intended to be limited, as well as the management over an extended period of

    a general nuclear war between the superpowers.29

    Pendekatan NUTS memiliki beberapa kelebihan. Pertama, NUTS diklaim lebih

    manusiawi dibandingkan dengan MAD dimana NUTS hanya akan menyerang target-

    target yang telah ditentukan sehingga pemusnahan masal akan dapat terhindarkan.

    Kedua, NUTS diklaim merupakan cara efektif untuk memenangkan perang dengan

    penggunaan nuklir yang terbatas. Hal ini dikarenakan target-target yang akan diserang

    merupakan tempat-tempat penyimpanan senjata. Di lain sisi, NUTS juga memiliki

    kekurangan yang tidak kalah banyak. Pertama, adanya daftar target penyerangan justru

    akan menjadi malapetaka sebagaimana yang dikatakan oleh Keeny dan Panofsky:

    Whatever the declaratory policy might be, those responsible for the strategic forces

    must generate real target lists and develop procedures under which various

    combinations of targets could be attacked. In consequence, the perceived need to attack

    every listed target, even after absorbing the worst imaginable first strike from the

    adversary, creates procurement "requirements," even though the military or economic

    importance of many of the target is small.30

    Kedua, NUTS memerlukan senjata nuklir yang benar-benar canggih dengan

    ketepatan akurat yang tentunya sangat mahal. Ada 35 negara yang memiliki ballistic

    missiles, dan hanya lima yaitu AS, Rusia, Cina, Korea Utara, dan India yang memiliki

    Intercontinental Ballistic Missiles.31 Ketiga, NUTS menyebabkan negara-negara lain

    juga berlomba-lomba untuk menciptakan senjata nuklir termutakhir.32 Hal ini pada

    akhirnya akan menyebabkan terciptanya defence dilemma dan security dilemma bagi

    negara-negara di dunia. Keempat, penggunaan senjata nuklir tidak hanya akan

    28Keeny,Loc.Cit.

    29Ibid.

    30Keeny,Loc.Cit.

    31George C. Marshall. Misslie Threat. Dari http://missilethreat.com/missiles-of-the-world/, diakses

    tanggal 9 April 2014.32

    Maria Cosma. MAD and NUTS about Nuclear Weapon. Dari http://sites.psu.edu/mariacosma/2012/12/06/mad-and-nuts-about-nuclear-weapons/,diakses tanggal 9 April 2014.

    http://missilethreat.com/missiles-of-the-world/http://sites.psu.edu/mariacosma/2012/%2012/06/mad-and-nuts-about-nuclear-weapons/http://sites.psu.edu/mariacosma/2012/%2012/06/mad-and-nuts-about-nuclear-weapons/http://sites.psu.edu/mariacosma/2012/%2012/06/mad-and-nuts-about-nuclear-weapons/http://sites.psu.edu/mariacosma/2012/%2012/06/mad-and-nuts-about-nuclear-weapons/http://missilethreat.com/missiles-of-the-world/
  • 5/25/2018 Skenario Perang AS China

    12/33

    membunuh banyak manusia, akan tetapi juga akan memiliki dampak berkepanjangan

    tidak hanya pada manusia, akan tetapi juga lingkungan layaknya yang terjadi di

    Hiroshima. Pendekatan NUTS akan digunakan dalam makalah ini untuk menganalisis

    simulasipre-emptive strike dari Amerika Serikat terhadap Cina.

  • 5/25/2018 Skenario Perang AS China

    13/33

    BAB III

    Pembahasan, Deskripsi, dan Analisis

    1.

    Perbandingan Kekuatan Nuklir Amerika dan China (ICBM dan SLBM)

    Mengacu kepada simulasi perang yang akan diskenariokan, kelompok ini

    memakai data kekuatan nuklir Amerika dan China pada saat tahun 2006. Skenario

    pertama adalah Amerika akan menyerang China dengan memakai Submarine-Launched

    Ballistic Missiles (SLBM) Trident II D5 dari Pangkalan Militer Bangor, Washington

    DC ke Inter-Continental Ballistic Missiles (ICBM) dengan tipe (DF-5A).33 Untuk

    memulai suatu simulasi perang, diperlukan kalkulasi perbandingan kekuatan

    persenjataan antar kedua pihak. Dengan kondisi pada tahun 2006, ketika Amerika dan

    China masih dipengaruhi sindrom pasca Perang Dingin dan isu Teluk Taiwan, terjadi

    sebuah fenomenasecurity dilemmaantar dua belah pihak negara.

    Dari jumlah hulu ledak nuklir, Amerika menang jauh dari Cina yang hanya

    memiliki 200 hulu ledak, Amerika mempunyai hampir 10.000 buah hulu ledak dengan

    jenis andalan yang akan dipakai di simulasi ini adalah W76 dan W88. Selain itu, dari

    segi ICBM, Amerika Serikat memiliki 11 jenis yaitu Snark, Navaho, Goose, Atlas,

    Titan, Titan II, Minuteman I, Minuteman II, Minuteman III, Peacekeeper, Midgetman.

    34

    Untuk SLBM, Amerika memiliki 4 jenis yaitu UGM-27 Polaris, UGM-73 Poseidon,

    UGM-96 Trident I (C4), UGM-133 Trident II (D5).35 Dua jenis yang terbaru yaitu

    Trident I C4 dan Trident II D5 yang dipakai dalam simulasi perang ini. Modernisasi ini

    dilakukan bersamaan dengan perkembangan hululedak nuklir yang dipakai yaitu W76

    dan W88. Trident II D5 SLBM sengaja diperbaharui dari Triden I C4 untuk tujuan

    implikasi target penyerangan ke Cina yang lebih akurat dan berkapabilitas di medan

    Asia Pasifik. D5 akan membawa hululedak jenis W88 yang merupakan misil terkuat

    yang dipunyai Amerika Serikat dengan daya jangkau 455 kT dan W76 untuk tingkat

    akurasi yang lebih baik dengan efek destruksi yang lebih lemah.

    33Hans Kristensen, et al. 2006. Simulated US and Chinese Nuclear Strikes,

    http://www.nukestrat.com/china/Book-173-196.pdf, diunduh pada 7 April 2013 pukul 16:47:21.34

    Federation of American Scientist, 2005, Intercontinental Ballistic and Cruises Missiles,

    http://www.fas.org/nuke/guide/usa/icbm/index.html,diunduh pada 7 April 2013.35

    McKinzie, et all. 2001. The U.S. Nuclear War Plan: A Time for Change,

    http://holtz.org/Library/Social%20Science/Political%20Science/US%20Nuclear%20War%20Plan%20-%20NRDC%202001.pdf, diunduh pada 3 April 2014 pada pukul 15:43:29.

    http://www.fas.org/nuke/guide/usa/icbm/index.htmlhttp://www.fas.org/nuke/guide/usa/icbm/index.html
  • 5/25/2018 Skenario Perang AS China

    14/33

    China muncul sebagai orientasi baru strategi pengembangan senjata nuklir

    Amerika karena potensinya sebagai ancaman pesaing baru bagi Amerika dengan

    pergerakan modernisasi nuklirnya. Pada Juli 2006, pengakuan internasional akan

    perkembangan progresif nuklir Cina dilontarkan oleh Mayor Jenderal Rusia, Vladimir

    Belous bahwa Cina hampir mendekati jumlah hululedak nuklir yang dimiliki Prancis

    dan Inggris. Menurut sumber dari media negara barat, sumber persediaan hulu ledak

    nuklir Cina mencapai 200, melampaui Inggris dan Prancis sebagai dua dari lima negara

    pemilik senjata nuklir dibawah Non-Proliferation Treaty dengan jumlah hululedak

    nuklir 225 dan 300.36 Beralih ke rudal peluncur misil, China dalam segi Submarine-

    Lauched Ballistic Missiles hanya mempunyai dua jenis yaitu JL-1 dan JL-2, dimana

    hanya JL-1 yang sudah siap dioperasikan sedangkan total jenis Inter-Continental

    Ballistice Missileyang dimiliki oleh Cina ada 3 macam yaitu DF-31, DF-31A, dan DF-

    5A dengan total jumlah keseluruhan 20 yang mampu mencapai wilayah Amerika.

    Untuk simulasi ini DF-5A diskenariokan ditempatkan di pegunungan Cina bagian

    Tengah dengan kemampuang meluncurkan hulu ledak nuklir sebanyak 20 buah.37

    Dengan status sebagai negara yang sedang melakukan modernisasi senjata nuklir

    khususnya dalam bentuk MIRV atau miniaturisasi hululedak nuklir38, tindakan China

    dilihat sebagai bentuk dari keadaan security dilemma dimana China berada dalam posisi

    revisionist interest yang berusaha mengubah status quo arm-race untuk menjadi pesaing

    dari Amerika Serikat di sektor persenjataan nuklir. Selain itu, hal ini merupakan respon

    dari military capability spectacle Amerika dalam berbagai peperangan seperti Perang

    Teluk 1991, Pemboman Yugoslavia tahun 1995, dan Invasi Irak tahun 2003. 39Hal ini

    pula yang disebut oleh Barry Buzan sebagai massive momentum of arm dynamic,

    terdapat siklus inovasi dan perkembangan senjata berkelanjutan yang menstimulasi

    sebuah permintaan akan senjata dan mengakselerasi dinamika arm-race tersebut.

    40

    36Daryl Kimbal, 2013,Nuclear Weapons: Who Has What at a Glance dari

    ,http://www.armscontrol.org/factsheets/Nuclearweaponswhohaswhat,diunduh pada tanggal 5 April 2014,

    pukul 14:59:35.37

    Office of the Secretary of Defense, 2008, Military Power of the Peoples Republic of China,http://www.defenselink.mil/pubs/pdfs/China_Military_Report_08.pdf,diunduh pada tanggal 8 April 2014

    pukul 19:40:56.38

    Center for Nonproliferation studies, 1998, China Nuclear Warhead Modernization,

    http://cns.miis.edu/archive/country_china/coxrep/wwhmdat.htm,diunduh pada tanggal 8 April 2014 pada

    pukul 04:58:31.39

    Hans Kristensen, 2006, Chinese Nuclear Forces and U.S. Nuclear War Planning,

    http://www.fas.org/nuke/guide/china/Book2006.pdf,diunduh pada tanggal 4 April 2014 pukul 12:58:2040Barry Buzan, 1983, People, State and Fear, United Kingdom: Wheatsheaf Books.

    http://www.armscontrol.org/factsheets/Nuclearweaponswhohaswhathttp://www.defenselink.mil/pubs/pdfs/China_Military_Report_08.pdfhttp://cns.miis.edu/archive/country_china/coxrep/wwhmdat.htmhttp://www.fas.org/nuke/guide/china/Book2006.pdfhttp://www.fas.org/nuke/guide/china/Book2006.pdfhttp://cns.miis.edu/archive/country_china/coxrep/wwhmdat.htmhttp://www.defenselink.mil/pubs/pdfs/China_Military_Report_08.pdfhttp://www.armscontrol.org/factsheets/Nuclearweaponswhohaswhat
  • 5/25/2018 Skenario Perang AS China

    15/33

    Militer Cina yang tergabung dalam People Liberation Army menuntut kapabilitas nuklir

    Cina harus mampu bersaing dengan tekhnologi persenjataan Amerika yang canggih,

    akurat dan terintegrasi.

    Tendensi untuk melakukan first strike oleh Amerika pun bisa terlihat dari

    penyusunan strategi perang Amerika yang mulai mengacu kepada perkembangan-

    perkembangan nuklir China yang mulai meresahkan. Terdapat ketakutan berlebih

    sehingga proses maximizing power terlihat dari semakin diperkuatnya efek deterrent

    pangkalan-pangkalan militer yang berada di sekitar Asia Pasifik misalnya di Guam dan

    Pearl Harbor. Lebih jauh lagi, Amerika mulai mempersepsikan Cina sebagai potensi

    ancaman keamanan yang berbahaya ketika prinsip penggunaan senjata nuklir Cina no-

    first-use policy yang terbaru dalam kasus ini yaitu di Buku Putih Pertahanannnya tahun

    2005, tidak dijalankan secara konsisten dengan kesimpulan para ahli dari Kementrian

    Pertahanan Amerika Serikat menyimpulkan adanya perubahan tendensi menjadi limited

    deterrent actionbahkan sampai ke nuclear balance shift.

    2. Serangan I: Preemptive Strike dari Amerika sebagai Aplikasi Nuclear UtilizationTarget Selection Theory

    Walaupun kekuatan nuklir Amerika Serikat sangat besar dibandingkan Cina,

    dengan security dilemma yang dialami oleh Amerika Serikat dan anggapan terhadap

    Cina yang dilihat sebagai sumber ancaman, Amerika Seriat dapat melakukan serangan

    pre emptive dengan sebagian kecil senjata nuklirnya dengan target pusat kendali dan

    fasilitas-fasilitas militer Cina.

    Skenario serangan nuklir Amerika Serikat melibatkan serangan menggunakan

    SLBM (Submarine Launched Ballistic Missile), lebih tepatnya Trident II D5 yangditempatkan dalam kapal selam SSBN Trident di samudra Pasifik. Opsi penggunaan

    Trident II D5 dipilih karena, jika menggunakan peluncuran misil balistik dari darat akan

    memakan waktu lebih lama dan tentunya resiko yang lebih besar pula, karena jika

    menggunakan misil balistik berbasis darat, yang dipusatkan di silo-silo kawasan

    Midwest, maka misil balistik Amerika Serikat harus melewati Rusia dan beresiko

    memicu sistem peringatan dini Rusia. Berkaitan dengan pemusatan senjata nuklir

    Amerika Serikat di Pasifik pasca Perang Dingin, maka skenario yang dipilih adalah

  • 5/25/2018 Skenario Perang AS China

    16/33

    penyerangandengan menggunakan kapal selam SSBN Trident, terhadap sistem

    peluncuran senjata nuklir Dong Feng 5A (DF-5A), ICBM Cina yang mampu membawa

    hulu ledak nuklir dan mencapai target continental United States (CONUS). Kapal-kapal

    SSBN Trident yang ditempatkan di pangkalan kapal selam Bangor di Washington

    memiliki kapasitas 24 misil yang berisi lebih dari 6 hulu ledak di tiap misil, dan terdapat

    8 kapal selam SSSBN Trident di pangkalan Bangor. 41

    Dalam skenario penyerangan kapal-kapal Trident melakukan patroli di Samudra

    Pasifik, kemudian mencapai hawaii dan ditempatkan menyebar disekitar hawaii, setelah

    mencapai jangkauan target, misil-misil di kapal dipersiapkan dan kemudian

    diluncurkan. Lokasi silo-silo ICBM DF-5A Cina dipekirakan berada 240 km dari timur

    Xian, jarak antara target dan peluncuran misil balistik dari SSBN Trident diperkirakan

    sejauh 7000 km, sehingga butuh sekitar 30 menit untuk misil-misil Trident II D5

    Amerika Serikat untuk mencapai target, dengan asumsi Amerika Serikat telah

    mengetahui lokasi pasti silo-silo DF-5A. Untuk dapat menghancurkan silo-silo DF-5A

    Cina, maka diperkirakan dibutuhkan 20 hulu ledak W88 yang memiliki kekuatan

    ledakan sebesar 455kiloton/hulu ledak.

    Skenario yang telah dibahas sebelumnya, sesuai dengan pendekatan NUTS

    (Nuclear Utilization Target Selection) dalam strategi nuklir, pendekatan ini

    mempercayai bahwa perang nuklir dalam skala tertentu dapat dilakukan dan

    dimenangkan. Perang yang dimaksud adalah dengan melakukan penyerangan ke

    fasilitas sistem peluncuran senjata nuklir, dan memusnahkan senjata nuklir lawan,

    dengan kata lain tujuan kemenangan penyerangan adalah pelumpuhan kemampuan

    senjata nuklir ofensif lawan. Pendekatan NUTS menekankan pada pemusnahan fasilitas

    penyimpanan senjata nuklir (counterforce) dibandingkan penyerangan wilayah sipil

    (countervalue), dan untuk dapat memusnahkan target-target tersebut maka diperlukansenjata nuklir dengan tingkat akurasi yang memadai, agar fasilitas penyimpanan

    senajata nuklir lawan dapat benar-benar dimusnahkan. 42

    Setelah membaca paparan singkat mengenai pendekatan NUTS, maka dapat

    dilihat bahwa Amerika Serikat menggunakan pendekatan NUTS dalam penyerangan

    41PSR. Trident Facts and Figures. Dari http://www.psr.org/chapters/washington/energy-and-

    peace/trident.html pada 8 April 2014.42

    Cosma, Maria. 2012. MAD and NUTS About Nuclear Weapons. diakses darihttp://sites.psu.edu/mariacosma/2012/12/06/mad-and-nuts-about-nuclear-weapons/ pada 8 April 2014.

  • 5/25/2018 Skenario Perang AS China

    17/33

    silo-silo DF- 5A Cina. Sesuai dengan pendekatan NUTS yang mengutamakan akurasi

    serangan, Amerika Serikat memiliki senjata yang tepat untuk melakukan serangan ini.

    Trident II memiliki akurasi yang sangat baik (90m CEP) untuk mencapai target yang

    dimaksud, dan dengan kemampuan membawa lebih dari 6 hulu ledak berkekuatan 475

    kiloton, persenjataan Amerika Serikat dinilai cukup untuk melakukan serangan pertama

    ke silo DF-5A.43

    Penyerangan yang dilakukan Amerika Serikat, bertujuan untuk memusnahkan

    hulu ledak dan ICBM yang dimiliki Cina, sehingga Cina tidak lagi memiliki

    kemampuan untuk melakukan serangan nuklir ke Amerika Serikat melalui silo DF-5A,

    dengan asumsi serangan Amerika Serikat berhasil memusnahkan seluruh hulu ledak dan

    ICBM Cina. Sesuai dengan pendekatan NUTS, Amerika Serikat tidak perlu

    mengerahkan seluruh kekuatan nuklirnya untuk menyelesaikan misi dalam skenario,

    hanya sebagian misil Trident II yang perlu diluncurkan, karena target penyerangan

    dibatasi pada silo-silo ICBM DF-5A Cina.

    3. Serangan II sebagai Respon dari China : Penyerangan Kota-Kota di Amerika

    Berbagai analisis terhadap spesifikasi dan karakteristik dari kekuatan nuklirstrategis China yang ada dalam skenario ini memunculkan pertanyaan, seberapa

    besarkah kapabilitas senjata nuklir strategis China untuk menjangkau target-targetnya di

    daratan Amerika Serikat? Dari perbandingan kekuatan senjata nuklir antara China dan

    Amerika Serikat secara kasar memang jelas terlihat bahwa Amerika Serikat lah yang

    memenangkan superioritas senjata nuklir strategis, seperti yang sudah dijelaskan di

    bagian-bagian sebelumnya. Namun apakah kemudian superioritas senjata nuklir

    Amerika Serikat dapat menghancurkan dan meredam semua kapabilitas nuklir yang

    dimiliki China?

    Seperti yang sudah dijelaskan di bagian sebelumnya, China memiliki kurang

    lebih 20 Inter-Continental Ballistic Missile (ICBM) tipe DF-5A yang mempunyai

    kapabilitas untuk menyerang kota-kota besar di Amerika Serikat. Setelah serangan

    pertama yang dijalankan Amerika Serikat, seperti yang dijelaskan pada skenario satu,

    43

    Anonim. 2012. UGM-133 TRIDENT D-5. Darihttp://missilethreat.com/missiles/ugm-133-trident-d-5/,diakses pada 8 April 2014.

    http://missilethreat.com/missiles/ugm-133-trident-d-5/http://missilethreat.com/missiles/ugm-133-trident-d-5/
  • 5/25/2018 Skenario Perang AS China

    18/33

    terhadap instalasi silo China yang terletak di Luoning, fakta di lapangan kemudian

    menunjukkan bahwa China memasang beberapa "decoy" silos yang ternyata kosong

    untuk mengelabui serangan Amerika Serikat. Berkat strategi China tersebut, beberapa

    DF-5A berhasil selamat dari serangan nuklir Amerika Serikat dan masih mempunyai

    kapabilitas untuk menyerang daratan Amerika Serikat.

    Kekuatan deterrence nuklir China terhadap Amerika Serikat memang sangat

    berbeda jauh, karena tidak terlepas dari doktrin nuklir China yang mengatakan bahwa

    senjata nuklir China is one of no-first-use, dan China sangat konsisten dengan

    kebijakannya tersebut.44 Kapabilitas senjata nuklir China untuk mengancam kekuatan

    nuklir Amerika Serikat memang tidak mencukupi dalam hal kuantitas dan akurasi,

    tetapi hal ini juga merupakan sebuah "keuntungan" bagi China karena dapat dengan

    mudah mengenai target-target yang berpopulasi tinggi, seperti perkotaan di Amerika

    Serikat.

    Sebagai gambaran, jarak maksimal yang dapat ditempuh dari DF-5A China

    adalah sejauh 13000 km.45 Jika diluncurkan dari silo yang terletak di Luoning, dan

    menghitung pula lintasan circumpolar yang menjadi ciri khas ICBM, maka hanya

    dibutuhkan sekitar 11000 km untuk menghancurkan kota-kota yang terletak di bagian

    West Coast dan wilayah utara hingga tengah dari daratan Amerika Serikat. Jarak 12000

    km sudah cukup untuk mencapai bagian East Coast, termasuk di dalamnya kota New

    York dan Washington DC. Dan jika DF-5A berhasil mencapai jarak maksimalnya, yaitu

    13000 km,46maka seluruh daratan Amerika Serikat dapat menjadi target. Tetapi hal ini

    kemudian akan menjadi dilema karena lintasan tersebut akan melalui wilayah udara

    Rusia dan dapat mengaktifkan early warning system yang dimiliki Rusia. Sebagai

    catatan, Rusia bersama Suriah dan China serta Amerika Serikat sendiri merupakannegara dengan sistem pertahanan udara yang tercanggih di dunia. Butuh rudal

    berkecepatan hipersonik yang terbang dengan kecepatan Mach 5 (6125 km/jam) sampai

    Mach 10 (12250 km/jam) untuk dapat melewati sistem pertahanan udara Rusia tanpa

    44Ibid. hal 186

    45

    Ibid. Hal 18746Ibid.

  • 5/25/2018 Skenario Perang AS China

    19/33

    terdeteksi sedikitpun.47 Namun DF-5A milik China belum memiliki spesifikasi

    hipersonik tersebut, dan jika memlilih jalur lintasan tanpa melewati wilayah udara

    Rusia, yang berarti harus melalui Samudera Pasifik, maka akan memakan jarak lebih

    dari 17000 km, jauh melampaui jarak maksimal DF-5A.

    Hulu ledak nuklir yang dibawa oleh DF-5A dipercaya dapat mencapai 3

    megaton hingga 5 megaton,48lebih tinggi dari hulu ledak nuklir yang dimiliki Amerika

    Serikat. Sebagai perbandingan, hulu ledak nuklir yang dijatuhkan di Hiroshima dan

    Nagasaki pada masa perang dunia kedua hanya sebesar 15 kiloton, dan sudah

    menimbulkan dampak yang sangat luar biasa bagi Jepang pada masa itu. Berdasarkan

    simulasi komputer yang mengkalkulasi seberapa parah dampak hulu ledak nuklir DF-

    5A, pada ground zero hingga sejauh 10 km akan terjadi kehancuran total, dan blast

    effectakan menghancurkan lebih dari radius 35 km, jika hal ini terjadi terjadi pada kota

    New York maka seluruh kota akan hancur dengan seketika dan membunuh 2 juta jiwa

    di dalamnya.49Seluruh skenario di atas terlepas dari peranan sistem pertahanan udara

    Amerika Serikat.

    Terlepas pula dari skenario-skenario di atas, dalam kenyataan saat ini memang

    hubungan kedua negara tersebut mulai memanas seiring dengan berpindahnya counter-

    hegemonyke kawasan Asia Pasifik, terutama China dengan berbagai sengketanya. John

    Mearsheimer mengatakan bahwa kemungkinan Amerika Serikat dan China berperang di

    masa depan lebih besar daripada konflik Uni Soviet dan NATO selama perang dingin.

    Dia mengatakan bahwa pusat gravitasi dari Perang Dingin Amerika Serikat dan Uni

    Soviet adalah di daratan Eropa tengah. Hal ini menciptakan situasi yang cukup stabil,

    menurut Mearsheimer, siapapun di seluruh Eropa Tengah akan paham bahwa perang

    dingin akan cepat berubah menjadi perang nuklir yang akan menghancurkan semuanya.Hal ini memberikan kesadaran kuat pada kedua belah pihak untuk menghindari konflik

    nuklir di Eropa Tengah. Berbeda dengan persaingan strategis Amerika Serikat dengan

    China, Mearsheimer mengidentifikasi beberapa titik potensial di mana ia percaya bahwa

    47Pentagon Butuh Senjata Hipersonik untuk Mengalahkan Sistem Pertahanan Udara Rusia. Dari

    http://www.artileri.org/2014/03/pentagon-butuh-senjata-hipersonik-untuk-kalahkan-rusia.html, diakses

    pada 8 April pukul 21.00.48

    Op. Cit. Hal 18749Ibid. Hal 189

    http://www.artileri.org/2014/03/pentagon-butuh-senjata-hipersonik-untuk-kalahkan-rusia.htmlhttp://www.artileri.org/2014/03/pentagon-butuh-senjata-hipersonik-untuk-kalahkan-rusia.html
  • 5/25/2018 Skenario Perang AS China

    20/33

    Amerika Serikat dan China bisa terlibat perang, yaitu Semenanjung Korea, Selat

    Taiwan dan Laut Cina Timur dan Selatan.50

    4. Kalkulasi Kemungkinan Kerusakan dari Serangan I dan Serangan IITerkait dengan penghitungan secara kuantitatif atas dampak negatif dari senjata

    nuklir secara mendalam, kombinasi antara Geographical Information System (GIS)

    software, termasuk Google Earth dan U.S Government Computer Code menciptakan

    sebuah aplikasi yang disebut dengan Hazard Prediction Assesment Capability (HPAC

    versi 3.2.1 dan 4.04). Efek dari senjata nuklir dibagi menjadi Prompt (seketika) efek

    dan Fallout (radiasi) efek. Prompt efek yakni gelombang ledakan (termasuk

    hembusan anginnya), radiasi thermal (panas) dan initial yakni efek dari retakan neutron

    serta sinar gamma, di menit-menit awal ledakan nuklir. Sedangkan Fallout efek

    dirasakan 24 jam pasca ledakan, potensi daerah yang terkena dampak lebih luas. HPAC

    mengkalkulasikan secara terpisah, Prompt efek, Fallout efek sampai pengasumsian

    terkait jumlah korban baik yang berada di dalam bangunan (terlindung) maupun di

    tempat terbuka. Ditinjau dari Promptefek, korban yang berada di dalam gedung lebih

    parah kondisinya di banding perkiraan korban yang berada di ruang terbuka yang

    disebabkan olehFalloutefek.

    Berikut prediksi kerugian yang disebabkan serangan senjata nuklir dari beberapa

    aspek yakni jumlah korban tewas, jangkauan daerah yang terkena efek nuklir, efek

    radiasi dan kesehaatan, serta efek lingkungan.

    Scenario One: U.S. Nuclear Strike Against Chinese Long-Range ICBMs

    Sekitar 100,000 korban dariPromptefek diperkirakan mengenai populasi sekitar

    6.212.4 mil (1020 km) dari sasaran utama. Untuk orang yang berada di luar ruangan

    saat terjadi serangan diperkirakan mengalami sekitar 75% kefatalan, sedangkan yang

    berada di dalam ruangan sekitar 40% kefatalan yang dialaminya. Tapi bagaimanapun

    Falloutefek cakupannya lebih luas karena ditentukan oleh jumlah bahan radiokatif yang

    dihasilkan dalam ledakan dan kecepatan angin yang juga mempengaruhi arah dari

    50

    Rivalitas AS-China Lebih Berbahaya dari Perang Dingin. Dari http://www.artileri.org/2014/01/rivalitas-as-china-lebih-berbahaya-dari-perang-dingin.html, diakses pada 8 April pukul 23.00.

    http://www.artileri.org/2014/01/http://www.artileri.org/2014/01/
  • 5/25/2018 Skenario Perang AS China

    21/33

    awan-awan yang terbentuk dan mengandung bahan-bahan berbahaya dari ledakan awal.

    Seperti yang diketahui bahwa ada bulan-bulan tertentu di mana kecepatan angin akan

    lebih besar. Mengingat bahwa krisis yang mengarah pada serangan nuklir ke China pada

    prinsipnya bisa terjadi kapan saja, pola tersebut bisa relevan dengan analisis korban.

    Output dari perhitungan HPAC dalam dosis untuk orang selama 48 jam pertama

    setelah serangan. Sebagian besar dosis radiasi kepada korban akan turun menjadi satu

    persen dari nilai awal setelah dua hari (tentu saja untuk zona yang paling intens

    kejatuhan-lebih dari 100 kali dari ambang batas untuk kesehatan-pancaran radiasi

    lanjutan akan berbahaya). Efek jangka panjang dari kejatuhan termasuk pencemaran

    lingkungan dan pertanian, perpindahan pengungsi - banyak di antaranya akanmemerlukan perhatian medis dan akses makanan dan air yang tidak terkontaminasi, dan

    tidak lupa istilah "hot spot" (curah hujan).

    Dalam kasus 20 W88, ditemukan bahwa gabungan Fallout Pattern akan

    menciptakan kondisi berbahaya mencapai lebih dari 620 mil (1.000 km) dari ground

    zero. Zona kejatuhan di mana 48 jam dosis untuk orang yang terkena melebihi 150

    REM akan mencakup 12.360 sampai 21.620mil2(32.000 sampai 56.000km2). Di zona

    tersebut, korban akan mengalami penyakit radiasi parah dalam beberapa jam atau hari

    setelah ledakan, bahkan kematian. Zona kejatuhan untuk 48 jam pancaran melebihi 450

    REM (kematian 50 persen) mencakup 6.950 sampai 14.670 mil persegi (18.000 sampai

    38.000 km2), dan zona paling intens dari kejatuhan melebihi 600 REM (kemungkinan

    punah) akan meliputi area seluas 4.633 sampai 5.405 mil persegi (12.000 sampai 14.000

    km2). Kedua jenis pola kejatuhan (Juni dan Desember atau bulan lainnya) dihitung

    untuk 20 W88 ditunjukkan pada gambar.

  • 5/25/2018 Skenario Perang AS China

    22/33

    Fallout Patters For Hypothetical U.S. Strike On Chinese DF-5A Silos

    Calculated fallout patterns from the 20 W88 warhead strike on the DF-5A (CSS-4 Mod 2) silos at

    Luoning for winds typical of December (left) and June (right). Note: The precise locations of Chinese

    DF-5A silos are not known.

    Jumlah rata-rata korban yang -diasumsikan tidak dalam wilayah Sheltering-

    mencapai 18jt, 2/3 korbannya meninggal, sedangkan jumlah yang -jika seluruhnya

    dalam wilayah Sheltering- mencapai 4,7jt, hanya 20% dari korban yang meninggal. Dan

    dirata-rata dari kedua kemungkinan tadi, maka kematian dari serangan 20W88 sekitar

    3.5jt dan korban cedera (penyakit radiasi) sebanyak 7.7jt.

    Scenario Two: Chinese Nuclear Strikes Against U.S. CitiesMenggunakan HPAC dapat diketahui efek gabungan dari ledakan nuklir 4Mt

    pada 20 kota terpadat di AS, termasuk WashingtonDC menyebabkan 13.8j -26.1jt

    kematian dan 40.6jt41.3jt korban luka-luka. Juga dketahui bahwa rata-rata jumlah

    kematian per serangan senjata adalah 800.000, dan rata-rata jumlah korban per senjata

    adalah 2jt untuk nuklir airburst ini. Hasilnya serangan senjata ini juga relatif, tidak

    seakurat yang diperkirakan (Circular Eror Probable atau CEP). Mereka (AS) juga

    mengeksplor efek dari kejatuhan, akan hulu ledak dari nuklir China yang tipe

    ledakannya ground bursts. Ledakan tersebut secara sgnifikan meningkatkan dampak

    radioaktif, dan ini merupakan scenario terburuk. Jumlah kerusakan dan korban

    mencapai dua sampai empat kali lebih tinggi dibandingkan air bursts, dan

    kontaminasi yang sangat luas akan terjadi di seluruh United States dan Easter Canada.

  • 5/25/2018 Skenario Perang AS China

    23/33

    Fallout From Attack On 20 US Cities With 20 DF-5A 4-Mt Ground Burst

    Warheads

    Komunitas intelijen AS memperkirakan bahwa pada tahun 2015 China akan

    mengerahkan 75-100 hulu ledak "primarily targeted" melawan Amerika Serikat.

    Pangkal dari perkiraan ini membayangkan campuran dari 20 hulu ledak 4Mt pada DF-

    5As dan 55 hulu ledak 250kt pada DF-31As. Dengan menambahkan 55 hulu ledak

    250kt dan 20 hulu ledak 4 Mt yang ada dalam gudang senjatanya, China berpotensi

    dapat menggunakan hulu ledak 250kt untuk memegang kendali di tambahan 55 kota AS

    dengan populasi berkisar antara 250.000-750.000 (Austin, Memphis, Tucson, Atlanta,

    dll) seiring dengan memegang kendali terbesar di daerah metropolitan AS dengan hulu

    ledak 4Mt (New York, Los Angeles, Chicago, dll -kota dengan populasi di kisaran

    750.000 sampai beberapa juta-). Serangan balasan yang imbang ini dengan 75 hulu

    ledaknya (93,75Mt air burst) akan mencapai korban lebih dari 50 juta, atau lebih dari

    16 persen dari penduduk AS saat ini.

    Ada kemungkinan kesalahan atas proyeksi komunitas intelijen AS yang

    menyebutkan 75-100 hulu ledak Cina "primarily targeted" melawan AS pada tahun

    2015, juga bahwa China malah memutuskan untuk mengganti DF-5A dengan DF-31A.Untuk menguji skenario dan efeknya pada deterrent China, AS dengan HPACnya

    (memasukan data) menggunakan target yang sama yakni kota AS di skenario serangan

    dari China menggunakan DF-5A masih dapat diimbangi oleh mereka. Ketinggian

    optimal ledakan 250kt hulu ledak (16 kali lebih kecil dari hulu ledak 4 Mt pada DF-5A)

    memaksimalkan area sampai 10 psi atau tekanan yg lebih besar adalah 4.593 kaki

    (1.400 meter). Untuk airbursts, ditemukan bahwa akan ada sekitar 12jt korban dari

    penggunaan 20 hulu ledak 250kt pada 20 kota di AS, termasuk 3-6jt korban. Jika hulu

  • 5/25/2018 Skenario Perang AS China

    24/33

    ledak 250kt diledakkan sebagai semburan tanah, pola kejatuhan yang ada

    dikombinasikan dengan efek nuklir yang cepat akan menghasilkan 6-8 juta korban.

    Fallout From Attack On 20 US Cities With DF-31A Ground Bursts Warheads

    5. KonsekuensiPreemptive Strikedari Amerika Serikat

    A. Keamanan Kawasan Asia PasifikKiblat yang digunakan untuk menelaah konsekuensi dari preemptive strike

    Amerika Serikat terhadap Cina menghadap kepada teori lebensraumyang dikemukakan

    oleh Friederich Ratzel. Asia-Pasifik adalah kawasan dengan daya persaingan yang

    tinggi, insekuritas, dan negara-negara kawasan Asia Pasifik memiliki basis yang

    mampu saling mencurigai satu sama lain. Meski stabilitas dalam kawasan dapat

    terjaga karena aktor regional lebih membahas kerjasama ekonomi daripada aspek

    keamanan kawasan dan politik internasional, namun ancaman terhadap batas-batas

    ruang akan meningkat seiring dengan probabilitas hilangnya keseimbangan antara dua

    negara adidaya. Ruang geografi utama kawasan Asia Pasifik umumnya bersifat

    landlocked51 dan sisanya adalah maritim. Luasnya ruang gerak yang dimiliki oleh

    negara-negara di kawasan Asia Pasifik sangat menentukan pembentukan kubu negara-

    negara berseteru, sehingga pada akhirnya akan mengakibatkan hilangnya stabilitas

    keamanan kawasan apabila negara-negara di kawasan Asia Pasifik kerap menunjukkan

    51APEC.Mongolia dan Laos.Dari http://www.apec.org/. Faye mengidentifikasikan landlocked countries

    sebagai negara-negara yang keseluruhan bagian wilayahnya tidak memiliki garis pantai, atau dalam artianlain keseluruhan batas-batas wilayahnya berupa daratan.

  • 5/25/2018 Skenario Perang AS China

    25/33

    sikap provokatif. Kondisi keamanan yang tidak merata juga akan meningkatkan

    terjadinya isu kejahatan di negara-negara maritim.

    Apa yang mampu memicu hilangnya keseimbangan keamanan dalam kawasanjuga diakibatkan oleh tidak setaranya kapabilitas tiap negara dalam pemenuhan

    kepentingan nasional.52 Terciptanya konflik yang bersifat geopolitik akan langsung

    berimplikasi pada terganggunya batas-batas negara baik dalam segi politik, ekonomi,

    ataupun militer. Kondisi akan semakin parah dengan posisi mayoritas negara yang

    merupakan wilayah maritime dan pasokan sumberdaya utama serta aktivitas militer lain

    berada dalam sektor lepas pantai. Ini nantinya akan berpengaruh juga terhadap

    keberpihakan negara dalam konflik. Pada tahap selanjutnya, setelah munculnya konflik-

    konflik baru yang bersifat internal maupun eksternal menjadi tidak terelakkan.

    Hubungan historis pada masa kolonialisme juga sangat berpengaruh dalam hubungan

    multilateral pascakonflik. Setiap negara dalam kawasan akan berusaha untuk tetap

    mencapai kepentingan nasionalnya sehingga memungkinkan satu dan negara lainnya

    untuk menciptakan atau bahkan memecah hubungan yang telahdibangun sebelumnya.

    B. Konstelasi Politik InternasionalCina memiliki wilayah darat yang berbatasan langsung dengan 14 negara, yaitu:

    Burma, India, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Laos, Mongolia, Nepal, North Korea, Pakistan,

    Russia, Tajikistan, Vietnam, Afghanistan, dan Bhutan. Sementara, perbatasan lautnya

    berhubungan langsung dengan Jepang, Taiwan, Filipina, dan beberapa negara Asia

    Tenggara lain di laut Cina Selatan. Dari sini sudah mampu disimpulkan bahwa hampir

    sebagian wilayah yang berbatasan dengan Cina telah berada di bawah pengaruhAmerika

    Serikat, seperti India, Kazakhstan, Korea Selatan, Jepang, danTaiwan. Namun, apa yang

    dimiliki Cina adalah kepentingan secara geopolitik dan geokultur. Yang dapat diambil

    dari fakta ini adalah bahwa hubungan antar Amerika Serikat dan Cina jelas berada

    dalam ambiguitas. Cina dalam upaya untuk memenuhi kepentingan negaranya, sedang

    mencari kerjasama dengan Amerika Serikat karena berbagai alasan, termasuk kebutuhan

    untuk menutup kesenjangan antardaerah maju dan berkembang, keharusan

    52Faye, M., Mc Arthur, J., Sachs, J., Snow, T. 2004. The Challenges Facing Landlocked Developing

    Countries, Journal of Human Development, 05/01. Dari http://www.unmillenniumproject.org/documents/JHD051P003TP.pdf, diakses tanggal 9 April 2014.

  • 5/25/2018 Skenario Perang AS China

    26/33

    menyesuaikan institusi politik terhadap revolusi ekonomi, dan perkembangan teknologi.

    Ini menjadikan preemption strike bukanlah suatu kebijakan yang layak diberlakukan

    kepada negara besar seperti China.53 Terlepas dari ancaman keamanan terhadap

    Amerika Serikat, namun secara jelas dapat dikatakan bahwa preemptive strike dapat

    menjatuhkan keseimbangan politik internasional secara serta merta yang sudah

    semestinya disadari oleh AmerikaSerikat.

    Jika bicara mengenai konsepsi politik tradisional, maka konflik yang akan

    diakibatkan oleh kebijakan ini tidak akan jauh berbeda dengan apa yang terjadi pada

    masa Perang Dunia I merangkap juga kepada humanitarian intervention, namun apa

    yang akan memperburuk kesejarahan konflik dunia dewasa ini adalah timbulnya suatu

    ruang gerak baru yang melibatkan peran individu dalam roda baru masyarakat dunia.

    Belum lagi kondisi di Timur Tengah yang tidak stabil, konflik ini akan semakin

    memperkeruh kondisi politik internasional.

    Tidak dapat dipungkiri bahwa sejak awal diberlakukannya kebijakanpreemptive

    strike, memunculkan banyak gerakan-gerakan radikal yang menggunakannya sebagai

    ajang untuk melawan dominasi Amerika Serikat. Tidak hanya negara, pengaruh

    preemptive strike juga akan mempengaruhi konstelasi politik internasional hingga

    memungkinkan munculnya gerakan terorisme baru yang bersifat multidimensional,

    seperti munculnya rezim baru dan lahirnya operasi militer ekstrim lain yang bersifat

    lintas negara. Kecenderungan radikalisme ini didukung oleh pesatnya teknologi yang

    menyokong pembentukan reaksi aktor, serta pesatnya hubungan antara dua negara

    berkonflik pada lingkup internasional sehingga mampu menyeret dinamika

    internasional ke dalam kondisi chaotic.

    C. Interdependensi EkonomiMeletusnya konflik antara Amerika Serikat dan Cina akan memberikan

    pengaruh yang sangat besar terhadap hubungan ekonomi dunia. Hal ini tidak hanya

    53Robert J Art dalam The United States and The Rise of China juga berpendapat bahwa Amerika

    Serikat bisa saja menyerang China terlebih dahulu karena China belum mempunyai senjata nuklir yang

    dapat menyaingi AmerikaSerikat. Akan tetapi, hal tersebut bukanlah kepentingan Amerika Serikat

    karena para pembuat kebijakan Amerika Serikat percaya bahwa penyerangan senjata nuklir berakibatsangat buruk dan mempunyai resiko yang sangat tinggi.

  • 5/25/2018 Skenario Perang AS China

    27/33

    berdampak dari segi saham atau lonjakan hebat dalam kurs, permasalahan ekonomi

    akan juga berdampak kepada masalah sosial. Amerika Serikat sebagai negara adidaya

    tak bisa menampik jika interdependensi telahmenjalar di hampir seluruh sektor industri

    dalam negerinya. Kemunculan berbagai embrio kekuatan baru dengan ragam ideologi

    yang dibawanya seolah menabuh genderang perang abad baru. Embrio kekuatan baru

    ini lahir sebagai indikasi kejenuhan terhadap monopoli kebijakan internasional yang

    banyak dimainkan oleh Amerika Serikat yang dianggap merugikan banyak negara

    pemasok bahan baku. Sedangkan apabila perekonomian Amerika Serikat mengalami

    kemunduran, maka telah dapat dipastikan bahwa pemutusan hubungan ekonomi

    pertama adalah terhadap Cina. Sedangkan dampaknya terhadap Cina sendiri, pemutusan

    kerjasama ekspor sumber daya kepada Amerika Serikat pula yang akan menjadi salah

    satu faktor dari kemunduran ekonomi Cina.

    Di sinilah titik awal dari interdependensi ekonomi pascakonflik. Seperti telah

    dikatakan sebelumnya, keberadaan ruang multidimensional baru bernama globalisasi

    ternyata ikut pula mempercepat aktivitas ekonomi dunia. Namun, jika ditelaah lebih

    lanjut, konsep globalisasi ekonomi mengacu kepada kepemilikan otoritas suatu negara

    dalam menjadi core pemegang stabilitas ekonomi internasional. Dan apabila konflik

    terjadi serta terjadi kemunduran pada kedua negara, dapat dipastikan sistem ekonomi

    internasional yang sarat globalisasi seperti saat ini akan mengalami signifikansi fatal

    apabila variabel ekonomi internasional masih dipengaruhi oleh dinamika politik.

  • 5/25/2018 Skenario Perang AS China

    28/33

    BAB IV

    Kesimpulan dan Saran

    Kesimpulan

    Terdapat dua poin yang bisa ditarik dari kasusNuclear Warfare antara Amerika

    Serikat dan Cina, yang pertama adalah Cina dan Amerika Serikat memiliki kapasitas

    nuklir yang berbeda namun modernisasi nuklir Cina merupakan ancaman bagi Amerika

    Serikat, dan yang kedua adalah strategi antara Cina dan Amerika Serikat dalam skenario

    yang sudah dipaparkan sebelumnya. Kasus ini memang hampir mirip dengan kasus

    krisis nuklir di Teluk Babi, kembali lagi Amerika Serikat sebagai aktor yang melakukan

    pre-emptive strike terhadap lawannya. Dari segi opportunity cost, memang memiliki

    kelebihan dan kekurangan posisi Amerika Serikat dalam melakukanpre-emptive strike;

    1.) Amerika Serikat diuntungkan karena kapasitas nuklir yang lebih dibandingkandengan Cina. Secara rasional,pre-emptive strikejuga menjadi warning sign dari

    Amerika Serikat dengan menunjukkan kapasitas dan kapabilitas nuklir Amerika

    Serikat.

    2.) Amerika Serikat juga dirugikan dengan pre-emptive strike karena musuh bisamelihat strategi lawan dengan target-target nukir (dalam hal ini SLBM) Amerika

    Serikat (NUTS) dan didukung oleh Cina yang menerapkan prinsip no-first-use.

    Perang Nuklir kedua Negara menjadi hal yang menarik apabila dianalisis

    melalui karakter kedua Negara. Amerika Serikat -seperti krisis nuklir di Teluk Babi-

    selalu menjadi initiator karena untuk menjadi Negara hegemon, Amerika selalu menjadi

    pihak yang offensiveditunjukkan denganpre-emptive strike. Cina sebagai Negara yang

    menjungjung tinggi national aim-nya, tidak akan melakukan pre-emptive strike yang

    ditunjukkan dengan prinsip no-first-use. Hal yang menarik dari analisis karakteristik ini,

    Cina akan menjadi aktor ancaman bagi Amerika Serikatsetelah Uni Soviet jatuh-

    karena kebijakan-kebijakannya yang tidak bisa diprediksi terutama oleh analis

    kebijakan dan strategi Amerika Serikatdalam hal ini adalah Pentagon.

    Mulai analisis tersebut, skenario kedua muncul yaitu serangan balik Cina ke

    Amerika Serikat. Hal yang menarik dari skenario kedua adalah ICBM Cina, apabila

    target SBBM Amerika lebih kepada menghancurkan ICBM DF-5A Cina, namun Cina

  • 5/25/2018 Skenario Perang AS China

    29/33

    tidak melakukan hal yang serupa, ICBM DF-5A Cina menghancurkan wilayah dimana

    populasi terbanyak Amerika Serikat berada disitu, yaitu West Coast (New York dan

    Washington DC berada disitu). Dilihat melalui proporsi kerugian antara serangan kedua

    Negara tersebut, karena ICBM DF-5A Cina terletak di Xian, kerugian Cina mencapai 24

    juta populasi dan 20 silo ICBM sedangan Amerika Serikat mencapai 40 juta populasi.

    Walaupun Amerika Serikat mempunyai nuklir yang banyak, kerugian yang disebabkan

    oleh serangan Cina akan memberikan efek yang lebih dan seperti yang sudah

    dijelaskan sebelumnya, Cina tidak hanya memiliki satu jenis ICBM, dan Cina bisa

    melakukan serangan lanjutan dimana Amerika Serikat tidak bisa memprediksi bentuk

    dan target serangan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kapasitas militer -dalam hal

    ini nuklir- suatu Negara tidak mempengaruhi apakah Negara tersebut akan

    memenangkan suatu perang atau tidak, yang paling penting dari suatu perang adalah

    bagaiman strategi suatu Negara dalam memenangkan suatu perang.

    Saran dan Rekomendasi Kebijakan

    Menurut kelompok kami, saran yang bisa diaplikasikan oleh Perang Nuklir

    Amerika Serikat dan Cina adalah kebijakan. Terdapat dua point of view mengenai

    kebijakan yang akan digunakan yaitu dari sisi Amerika Serikat dan dari sisi Cina.

    Tujuan kebijakan ini untuk menghindari seringan lanjutan dari kedua pihak sehingga

    terciptanya balance of powerantara kedua Negara.

    Cina dan Amerika Serikat harus berhati-hati dalam meluncurkan nuklirnya,

    bagaimana pun Amerika Serikat akan selalu menjadifirst strike karena Cina tidak akan

    meluncurkan nuklirnya sebelum ada yang meluncurkannya terlebih dahulu. Agar

    terciptanya balance of power, Amerika Serikat tidak akan melakukanpre-emptive strike

    dari Samudera Pasifik melalui SLBM karena hal tersebut sudah diprediksi oleh Cina.

    Amerika Serikat harus menarik balik SLBMnya dari Samudera Pasifik dan tidak akan

    melakukan serangan duluan. Apa yang harus dilakukan Amerika Serikat? Security

    Dilemma yang dialami oleh Amerika Serikat adalah bagaimana Cina menyerang

    Amerika Serikat terlebih dahulu, padahal Cina tidak akan pernah menyerang Negara

    manapun sebelum Negara tersebut menyerang duluan. Hal yang bisa dilakukan Amerika

    Serikat untuk membuat Cina mengalami Security Dilemma yang sama adalah dengan

    meningkatkan standar minimum deterrence-nya karena dengan meningkatkan standar

  • 5/25/2018 Skenario Perang AS China

    30/33

    minimum, Cina juga akan meningkatkan standar minimum-nya namun tidak akan

    terjadi perang antara kedua Negara tersebut. Cina juga sangat konsisten dengan prinsip

    no-first-use, Amerika juga harus konsisten dengan prinsip standar minimumnya. Selain

    itu, Amerika Serikat, Cina, Rusia, Inggris, dan Perancis sebagai Negara permanent five

    harus menetapkan batas maksimal nuclear deterrence, di bawah pengawasan IAEA

    walaupun sudah adaNon-Proliferation Agreement. Problematika yang menjadi ironi isu

    keamanan global adalah Amerika Serikat selalu menjadi first strike dengan asumsi

    Negara lain bisa menerima hal tersebut, namun yang terjadi adalah asumsi tersebut

    menjadi boomerangbagi Amerika Serikat karena tidak semua Negara akan mengikuti

    arahan Amerika Serikat yang notabene-nya statusnya adalah state. Terutama Amerika

    Serikat dan Cina dimana keduanya ingin mempertahankan status quo-nya di kawasan

    Asia Pasifik.

    Oleh karena itu, kelompok kami menyarankan, state yang akan melakukanpre-

    emptive strike harus melihat bagaimana karakter dan kondisi lawannya bukan hanya

    sekedar target namun mempertimbangkan after-attack atau serangan balasan. Alangkah

    baiknya, dalam kasus ini, Amerika Serikat tidak akan melakukan pre-emptive strike

    kepada Cina karena Amerika Serikat sendiri tidak bisa memprediksi strategi Cina dalam

    melakukan serangan dan Cina juga berbatasan langsung dengan Rusia dan Korea Utara,

    apabila terjadi serangan lanjutan oleh Amerika Serikat, efeknya bisa meluas hingga ke

    Rusia maupun Korea Utara walaupun ICBM atau SLBM Amerika menggunakan

    teknologi NUTS. Hal ini akan memicu Korea Utara dan Rusia meluncurkan ICBM-nya

    dan dampak kontinyunya adalah Negara-negara yang memiliki nuklir akan meluncurkan

    nuklirnya, hal ini juga bisa memicu Perang Dunia ke-III.

  • 5/25/2018 Skenario Perang AS China

    31/33

    Daftar Pustaka

    Anonim. 2012. UGM-133 TRIDENT D-5. Dari http://missilethreat.com/missiles/ugm

    133-trident-d-5/,diakses pada 8 April 2014.

    Anonim. Nuclear Utilization Target Selection Strategy. Dari

    http://neohumanism.org/n/nu/nuclear_utilization_target_selection_1.html,

    diakses tanggal 9 April 2014.

    APEC.Mongolia dan Laos.Dari http://www.apec.org/. Diakses pada 9 April 2014.

    Bin, Li. 2011. Promoting Effective China-U.S Strategic Nuclear Dialogue. Carnegie

    Endowment For International Peace. Dari

    http://carnegieendowment.org/2011/10/18/promoting-effective-china-u.s.-

    strategic-nuclear-dialogue/8kzx diakses pada 08 April 2014.

    Buzan, Barry. 1983. People States, and Fear: The National Security Problem in

    International Relations. Inggris: British Library Cataloguing in Publication.

    Center for Nonproliferation Studies. 1998. China Nuclear Warhead Modernization.

    Dari http://cns.miis.edu/archive/country_china/coxrep/wwhmdat.htm, diakses

    pada tanggal 8 April 2014.

    Cosma, Maria. MAD and NUTS about Nuclear Weapon. Dari

    http://sites.psu.edu/mariacosma/2012/12/06/mad-and-nuts-about-nuclear-

    weapons/,diakses tanggal 9 April 2014.

    Department of Defense. 2013. Report on Nuclear Employment Strategy of The United

    States Specified in Section 491 of 10 U.S.C.

    Deudney, Daniel H. dan Richard A. Matthew. 1999. Security and Conflict in The New

    Environmental Politics. Albany: State University of New York Press.

    Faye, M., Mc Arthur, J., Sachs, J., Snow, T. 2004. The Challenges Facing Landlocked

    Developing Countries. Journal of Human Development, 05/01. Dari

    http://www.unmillenniumproject.org/documents/JHD051P003TP.pdf, diakses

    tanggal 9 April 2014.

    Federation of American Scientist, 2005, Intercontinental Ballistic and Cruises Missile.

    Dari http://www.fas.org/nuke/guide/usa/icbm/index.html,diunduh pada 7 April

    2013.

    Gertz, Bill. 2013. First Strike: China Omission of No-First-Use Nuclear Doctrine in

    Defense White Paper Signals Policy Shift. The Washington Free Beacon. Dari

    http://freebeacon.com/national-security/first-strike/ diakses pada 8 April 2014.

    Kang, David C. China Rising: Peace, Power and Order in East Asia.Asia Policy, No.6

    (July 2008).

    http://missilethreat.com/missiles/ugm%09133-trident-d-5/http://missilethreat.com/missiles/ugm%09133-trident-d-5/http://missilethreat.com/missiles/ugm%09133-trident-d-5/http://neohumanism.org/n/nu/nuclear_utilization_target_selection_1.htmlhttp://carnegieendowment.org/2011/10/18/promoting-effective-china-u.s.-%09strategic-nuclear-dialogue/8kzxhttp://carnegieendowment.org/2011/10/18/promoting-effective-china-u.s.-%09strategic-nuclear-dialogue/8kzxhttp://cns.miis.edu/archive/country_china/coxrep/wwhmdat.htmhttp://sites.psu.edu/mariacosma/2012/12/06/mad-and-nuts-about-nuclear-%09weapons/http://sites.psu.edu/mariacosma/2012/12/06/mad-and-nuts-about-nuclear-%09weapons/http://www.unmillenniumproject.org/documents/JHD051P003TP.pdfhttp://www.fas.org/nuke/guide/usa/icbm/index.htmlhttp://freebeacon.com/national-security/first-strike/http://freebeacon.com/national-security/first-strike/http://www.fas.org/nuke/guide/usa/icbm/index.htmlhttp://www.unmillenniumproject.org/documents/JHD051P003TP.pdfhttp://sites.psu.edu/mariacosma/2012/12/06/mad-and-nuts-about-nuclear-%09weapons/http://sites.psu.edu/mariacosma/2012/12/06/mad-and-nuts-about-nuclear-%09weapons/http://cns.miis.edu/archive/country_china/coxrep/wwhmdat.htmhttp://carnegieendowment.org/2011/10/18/promoting-effective-china-u.s.-%09strategic-nuclear-dialogue/8kzxhttp://carnegieendowment.org/2011/10/18/promoting-effective-china-u.s.-%09strategic-nuclear-dialogue/8kzxhttp://neohumanism.org/n/nu/nuclear_utilization_target_selection_1.htmlhttp://missilethreat.com/missiles/ugm%09133-trident-d-5/http://missilethreat.com/missiles/ugm%09133-trident-d-5/
  • 5/25/2018 Skenario Perang AS China

    32/33

    Keeny, Spurgeon M. Jr. and Wolfgang K.H Panofsky. Can Doctrine or Weaponry

    Remedy the Mutual Hostage Relationship of the Superpowers?. Dari

    http://www.jstor.org/stable/20041081,diakses tanggal 9 April 2014.

    Kimbal, Daryl. 2013. Nuclear Weapons: Who Has What at a Glance. Dari http://www.armscontrol.org/factsheets/Nuclearweaponswhohaswhat,

    diunduh pada tanggal 5 April 2014.

    Kristensen, Hans. M. et al. 2006. Chinese Nuclear Forces and U.S Nuclear War

    Planning. Washington DC: The Federation of American Scientist & The Natural

    Resources Defense Council.

    Kristensen, Hans et al. 2006. Simulated US and Chinese Nuclear Strikes. Dari

    http://www.nukestrat.com/china/Book-173-196.pdf, diunduh pada 7 April 2013.

    Lindborg Chris et al. 2013. Implications of President Obamas Speech in Berlin and Nuclear Strategy Review. British American Security Information Council. Dari

    http://www.basicint.org/news/2013/implications-president-

    obama%E2%80%99s-speech-berlin-and-nuclear-strategy-review,diakses pada 8

    April 2014.

    Marshall, George C. Misslie Threat. Dari http://missilethreat.com/missiles-of-the-

    world/,diakses tanggal 9 April 2014.

    McKinzie, et all. 2001. The U.S. Nuclear War Plan: A Time for Change. Dari

    http://holtz.org/Library/Social%20Science/Political%20Science/US%20Nuclear %20War%20Plan%20-%20NRDC%202001.pdf, diunduh pada 3 April 2014.

    Mearsheimer, John J. 2001.The Tragedy of Great Power Politics. New York : W.W.

    Norton. hal. 24; dan Eric J.Labs. 1997.Beyond Victory: Offensive Realism and

    the Expansion of War Aims. Security Studies 6, no.4.

    Office of the Secretary of Defense. 2008. Military Power of the Peoples Republic of

    China. Dari http://www.defenselink.mil/pubs/pdfs/China_Military_Report

    _08.pdf,diunduh pada tanggal 8 April 2014.

    Pentagon Butuh Senjata Hipersonik untuk Mengalahkan Sistem Pertahanan Udara Rusia. Dari http://www.artileri.org/2014/03/pentagon-butuh-senjata-hipersonik-

    untuk-kalahkan-rusia.html,diakses pada 8 April 2014.

    Posen, Barry. 1993. The Security Dilemma and Conflict: Survival no.1.

    PSR. Trident Facts and Figures. Darihttp://www.psr.org/chapters/washington/energy-

    and-peace/trident.html pada 8 April 2014.

    Rivalitas AS-China Lebih Berbahaya dari Perang Dingin. Dari

    http://www.artileri.org/2014/01/rivalitas-as-china-lebih-berbahaya-dari-perang-

    dingin.html, diakses pada 8 April 2014.

    http://www.jstor.org/stable/20041081http://www.armscontrol.org/factsheets/Nuclearweaponswhohaswhathttp://www.basicint.org/news/2013/implications-president-%09obama%E2%80%99s-speech-berlin-and-nuclear-strategy-reviewhttp://www.basicint.org/news/2013/implications-president-%09obama%E2%80%99s-speech-berlin-and-nuclear-strategy-reviewhttp://missilethreat.com/missiles-of-the-%09world/http://missilethreat.com/missiles-of-the-%09world/http://holtz.org/Library/Social%20Science/Political%20Science/US%20Nuclehttp://www.defenselink.mil/pubs/pdfs/China_Military_Report%09_08.pdfhttp://www.defenselink.mil/pubs/pdfs/China_Military_Report%09_08.pdfhttp://www.artileri.org/2014/03/pentagon-butuh-senjata-hipersonik-%09untuk-kalahkan-rusia.htmlhttp://www.artileri.org/2014/03/pentagon-butuh-senjata-hipersonik-%09untuk-kalahkan-rusia.htmlhttp://www.psr.org/chapters/washington/energy-%09and-peace/trident.html%20pada%208%20April%202014http://www.psr.org/chapters/washington/energy-%09and-peace/trident.html%20pada%208%20April%202014http://www.artileri.org/2014/01/rivalitas-as-china-lebih-berbahaya-dari-peranghttp://www.artileri.org/2014/01/rivalitas-as-china-lebih-berbahaya-dari-peranghttp://www.psr.org/chapters/washington/energy-%09and-peace/trident.html%20pada%208%20April%202014http://www.psr.org/chapters/washington/energy-%09and-peace/trident.html%20pada%208%20April%202014http://www.artileri.org/2014/03/pentagon-butuh-senjata-hipersonik-%09untuk-kalahkan-rusia.htmlhttp://www.artileri.org/2014/03/pentagon-butuh-senjata-hipersonik-%09untuk-kalahkan-rusia.htmlhttp://www.defenselink.mil/pubs/pdfs/China_Military_Report%09_08.pdfhttp://www.defenselink.mil/pubs/pdfs/China_Military_Report%09_08.pdfhttp://holtz.org/Library/Social%20Science/Political%20Science/US%20Nuclehttp://missilethreat.com/missiles-of-the-%09world/http://missilethreat.com/missiles-of-the-%09world/http://www.basicint.org/news/2013/implications-president-%09obama%E2%80%99s-speech-berlin-and-nuclear-strategy-reviewhttp://www.basicint.org/news/2013/implications-president-%09obama%E2%80%99s-speech-berlin-and-nuclear-strategy-reviewhttp://www.armscontrol.org/factsheets/Nuclearweaponswhohaswhathttp://www.jstor.org/stable/20041081
  • 5/25/2018 Skenario Perang AS China

    33/33

    Rosenberg, Jennifer. The Atomic Bombing of Hiroshima and Nagasaki. Dari

    http://history1900s.about.com/od/worldwarii/a/hiroshima.htm,diakses tanggal 9

    April 2014.

    Saalman, Lora. 2011. China & The U.S Nuclear Posture Review. Washington DC: Carnegie-Tsinghua.

    Schweller, Randall L. Unanswered Threats : A Neoclassical Realist Theory of

    Underbalancing, International Security. Vol.29 No.2 (Autumn, 2004).

    Tompkins, Joanne. 2003.How US Strategic Policy is Changing Chinas Nuclear Plans.

    Arms Control Association. Dari http://www.armscontrol.org/act/2003_01-

    02/tompkins_janfeb03 diakses pada 08 April 2014.

    Wang, Yuan Kang.Offensive Realism and the Rise of China. Issues & Studies 40 no.1

    (March 2004).

    Warden, John K. et al. 2013. Nuclear Weapons and US-China Relations.Washington

    DC: Center For Strategic & International Studies.

    Weltz, Richard. 2013. Chinese Nuclear Force Modernization and Its Arms Control

    Implications. ISN ETH Zurich. Dari http://www.isn.ethz.ch/Digital

    Library/Articles/Detail/?id=171723 diakses pada 8 April 2014.

    http://history1900s.about.com/od/worldwarii/a/hiroshima.htmhttp://www.armscontrol.org/act/2003_01-%0902/tompkins_janfeb03http://www.armscontrol.org/act/2003_01-%0902/tompkins_janfeb03http://www.isn.ethz.ch/Digital%09Library/Articles/Detail/?id=171723http://www.isn.ethz.ch/Digital%09Library/Articles/Detail/?id=171723http://www.isn.ethz.ch/Digital%09Library/Articles/Detail/?id=171723http://www.isn.ethz.ch/Digital%09Library/Articles/Detail/?id=171723http://www.armscontrol.org/act/2003_01-%0902/tompkins_janfeb03http://www.armscontrol.org/act/2003_01-%0902/tompkins_janfeb03http://history1900s.about.com/od/worldwarii/a/hiroshima.htm