Upload
tristan-rokhmawan
View
238
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/20/2019 silvia bonino
1/48
Remaja dan Masa Remaja
Pada banyak hasil penelitian, laporan, penbahasan dan literasi psikologi yang
sebelumnya mengenai reprsentasi dan perkembangan kehidupan remaja,
banyak diarahkan untuk mendalami bagaimana remanya mengalami berbagai
permasalahan perkembangan. Perkembangan yang dimaksud adalahperkembangan psikologis yang dihubungkan dengan konteks fsik. Para ilmuan
dan praktisi psikologi juga telah terpaku pada ide-ide bahwa masa remaja adalah
masa yang dipastikan dialami oleh setiap orang untuk menuju pada kematangan.
Pada masa ini pula, “manusia remaja” dianggap banyak menghadapi berbagai
masalah.
Sebagai sudut pandang yang baru terhadap hal ini, studi mengenai kehidupan
remaja sebaiknya! tidak hanya dipandang sebagai studi spesifk mengenai
remaja saja!. Melainkan remaja sebagai moment yang dilalui seseorang dalam
kehidupannya yang utuh sebagai sebuah perkembangan berkehidupan. Saat ini,
telah ada sebuah kesepakatan mengenai keper"ayaan bahwa perkembangan
manusia dapat dilihat dari perspekti# yang mempertimbangkan keseluruhan
daur$ proses berkehidupan. Perubahan dan perkembangan tidak terbatas pada
periode inisial atas kehidupan melainkan dengan memperhatikan pula periode
stabilitas dalam kedewasaan dan salah satu #a"tor penyebab kemunduran pada
usia tua. Penulis buku menyadari bahwa #ungsi penjelasan psikologis
berlangsung se"ara kontinu dengan melibatkan pula perubahan dan
perkembangan yang berpengaruh sepanjang kehidupan manusia. %ari perspekti#
ini, masa remaja bukan lagi diartikan sebagai konklusi pada #ase perkembangan
tertentu melainkan sebuah periode instabilitas yang mendahului stabilitas
seseorang pada masa dewasa.
Masa remaja adalah masa transisi yang terjadi pada proses kehidupan. Masa ini
menjadi sulit dan problematik ketika dihadapkan dengan usaha untuk menuju
masa dewasa, kematangan, atau usia tua. &ebih dari itu, ketika menghadapi
masa krisis, kita dapat menanggapinya sebagai sebuah waktu yang dinamis dan
positi# dalam proses perkembangan berkehidupan. Penggunaan istilah “masa
krisis” dengan pandangan kuno untuk mendeskripsikan masa remaja hanya
menjadikannya bersi#at negati# dan berkonotasi butuk. Pandangan yang baru
terhadap “masa krisis” sebagai masa yang turut membantu seseorang untuk
membentuk diri di masa yang akan datang dapat menjadikannya terlihat sebagaidimensi temporal yang turut memainkan peran penting dalam proses
berkehidupan. Pada intinya, masa remaja tidak dapat dipisahkan pengaruhnya!
terhadap masa depan remaja tersebut.
Pada saat yang bersamaan, berkembang pula kesadaran bahwa perkembangan
bukan sebuah proses yang linier dan serangkaian garis edar. Sebelumnya kita
berpikir bahwa setiap orang, tanpa ke"uali akan melalui berbagai tahap daur
perkembangan kehidupan yang telah ditawarkan oleh para ahli sebagai sebuah
“siklus kehidupan”. Perkembangan kehidupan bukan sebuah rute tahap-tahap
yang harus dipenuhi, melainkan tahap-tahap yang bersi#at kompleks, berbeda-
beda, dan bersi#at indi'idual bergantung pada kondisi konteks kehidupan yang
8/20/2019 silvia bonino
2/48
()*+(S
MS(*
)R/*SM %
S(+RP*/
&M*
MS&&0
M+0RS%*P*/
R012)&)
/S
*%3%0&
M*%
PR&(0
4*/
%+0*50( (*
PR(M2*/*6(+0
MS&&0
MS(*
dialami. (onteks yang dimaksud adalah kondisi konteks baik didalam maupun
diluar diri, dan konteks kini dan masa lalu. %i masa lalu, proses kematangan,
pengalaman, dan status bologis di masa lalu akan mempengaruhi pemikiran
indi'idual. 2erikutnya kondisi organism di sekitar dan konteks masa kini juga
turut mempengaruhi. 7a"tor masa lalu dan masa kiri yang mempengaruhi pikiran
indi'idu membentuk bangunan perilaku yang ditunjukkan. Pada akhirnya, proses
terbentuk dan berubahnya bangunan perilaku inilah yang menjadi penanda
bahwa seseorang sedang berkembang se"ara psikologis. (etika sesuatu terjadi di
masa lalu maupun masa kini, maka sekeli" apapun sesuatu tersebut akan
berdampak bahkan berpotensi besar! pada pemikiran pribadi yang selanjutnya
diteruskan untuk menjadi perilaku dan penanda perkembangan. 7enomena ini
seringkali dikenal dengan “butterfy eect ”. 2erikut bagan yang dapat
menunjukkan mode perkembangan.
Se"ara skematik, perkembangan manusia dalam hal ini khususnya remaja! yang
pada awalnya dipandang sebagai sebuah lingkaran edar ditunjukkan dalam
bentuk garis waktu yang terus maju. %imulai pada waktu ketika seseorang
menentukan sebuah keputusan di masa lalu, berlanjut di masa kini, dan akan
berpengaruh di masa yang akan datang. 1al inilah yang disebut dengan sebuah
“perkembangan”. )leh karenanya, perkembangan setiap orang akan berbeda-
beda bergantung pada diri dan lingkungannya.
Masa remaja terlihat dalam kondisi yang berbeda-beda melalui perspe"ti# yang
baru ini. &ebih penting lagi, perpe"ti# ini memandang perkembangan se"ara
berbeda-beda pada setiap remaja. Selain melihat perbedaan remaja dan masa
remaja berdasarkan gender laki-laki dan perempuan!, dapat dilihat pula
deskripsi perkembangan yang berbeda-beda berdasarkan latar belakang
pengalaman, kultur, konteks kehidupan, kesempatan yang diperoleh, danperbedaan karakteristik indi'idu.
Remaja tidak dapat dideskripsikan sebagai pengalaman seragam yang selalu
dialami dalam rentang waktu tertentu. Perbedaan yang menonjol terjadi di
antara setiap perkembangan indi'idu. 2ahkan di dalam kehidupan masyarakat
barat, remaja diartikan sebagai masa yang terkarakterisasi pada masa singkat
dimana laki-laki maupun perempuan se"ara seksual dan kogniti# dewasa namun
belum berpartisipasi pada kehidupan dewasa.
Perkembangan sebagai tindakan dalam konteks
8/20/2019 silvia bonino
3/48
%alam kerangka kerja dalam konsepsi sistemik, interaksionistik, dan
konstrukti'istik beberapa penulis mendefnisikan perkembangan sebagai sebuah
“tindakan dalam konteks” ketika indi'idu berinteraksi dengan lingkungannya.
(onsepsi ini memandang indi'idu tidak hanya sebagai organisme reakti# yang
berkendali oleh peristiwa di lingkungannya atau oleh adanya insting internal
namun lebih sebagai subjek akti# yang memiliki kapabilitas untuk
mengorganisasikan diri, meregulasi diri, dan mere8eksikan diri. (emampuan
remaja dalam mengkonstruk diri memungkinkan mereka sebagai pembangun
akti# atas lingkungannya dan tidak sesederhana hanya sebagai “produk”
lingkungan. 2ahkan, selain dipengaruhi lingkungan, mereka juga mempengaruhi
bahkan memungkinkan untuk berpengaruh besar! terhadap kondisi
lingkungannya.
%alam hal ini tindakan tidak diartikan semata-mata sebagai perilaku re8ek atau
reaksi otomatis. Remaja banyak membuat keputusan dengan memilih dan
menentukan apa yang akan dilakukannya. Se"ara bersamaan, remaja memenuhikonstruksi so"ial disekitarnya dan sekaligus turut menentukan konstruksi
tersebut. Remaja se"ara akti# menentukan pilihan untuk berbagai hal dalam
kehidupannya. Mereka memilih interaksi dengan lingkungan dan orang-orang
disekitarnya berdasar pemikiran kedekatan, kesamaan, kenyamanan dan lain
sebagainya.
+ugas Perkembangan
Salah satu aspek yang menarik dari interaksi antara indi'idu dan konteks adalah
tugas perkembangan yang sedikit demi sedikit terkon#rontasi dengan indi'idu.
Seperti halnya indi'idu yang se"ara gradual berkembang se"ara bertahap dalamdaur kehidupan, mereka harus menyelesaikan serangkaian tugas-tugas spesifk
pada setiap tahap berkehidupan. +ugas ini berasal dari interaksi antara
kematangan psikologis, pengetahuan yang baru dan kapabilitas relasional,
aspirasi indi'idual, dan kombinasi pengaruh, tuntutan, dan norma sosial.
(onsep tugas perkembangan diperkenalkan oleh 1a'ighurst 9:;! ?
- +ugas perkembangan berhubungan dengan pubertas dan kematangan seksual- +ugas perkembangan berhubungan dengan perluasan minat personal dan sosial
dan pemerolehan alas an hipotetik dan dedukti# - +ugas perkembangan berhubungan dengan konstruksi identitas dan reorganisasi
konsep diriPada 9:;=, 1a'ighurst mengidentifkasi tugas-tugas perkembangan yang se"ara tipikaldipenuhi selama masa remaja yaitu ?
- Menempatkan hubungan yang lebih baru dan matang dengan teman sejawat baik
sesame gender maupun lawan gender- Mempersiapkan kehidupan kehidupan pernikahan dan keluarga
8/20/2019 silvia bonino
4/48
- Mengembangkan konpetensi intelektual dan pengetahuan yang diperlukan dalamkompetensi pada umumnya
- Memiliki hasrat untuk menjadi dan memiliki tanggungjawab sosial- Memperoleh system nilai dan rasa etik yang memandu perilaku- Men"apai kemerdekaan emosional dari orang tua dan orang lain yang lebih tua- Men"oba dan mempersiapkan diri untuk mendapatkan jabatan dan pro#esi
- Memperoleh peran sosial se"ara maskulin maupun #eminism- Menerima kondisi tubuhnya sendiri dan menggunakannya se"ara e#ekti#
+ugas-tugas perkembangan ini bergantung pada periode historis dan sosial konteks padasetiap indi'idu. +ugas-tugas di atas adalah hal yang setidaknya dialami remaja se"araumum. +ugas-tugas lain yang ada berdasarkan #aktor historis dan konteks sosial dapatsaja ditambahkan.
Mayoritas remaja dapat melaksanakannya dengan baik ketika menemui tugasperkembangan yang kompleks sekalipun karena mereka dapat berhadapan dengansemua tugas tersebut dalam satu waktu. (etika remaja menghadapi berbagai tugasdalam satu waktu, mereka menghadapi kesulitan yang serius. 2eberapa permasalahandan kejadian dalam garis waktu kehidupan dapat terjadi bersamaan dan menimbulkan
tuntutan yang kompleks bagi mereka. %alam hal ini, siswa dapat saja mengalamipenderitaan pada akhirnya.
Resiko dan kesejahteraan
2erbagai 'ariasi daur perkembangan remaja selama masa remaja, bagaimanapun hasil
dari setiap tindakan yang dilakukan mengarah pada tujuan yang bermakna se"ara
spesifk untuk setiap indi'idu. Remaja dengan karakteristik biologis dan sejarah mereka
yang unik merespon se"ara berbeda pada setiap tugas perkembangan yang dihadapi
sesuai dengan konteks dimana mereka hidup. +indakan mereka dipengaruhi baik se"ara
indi'idu maupun oleh sekitarnya.
Sebagian besar orang bertransisi dari anak-anak ke masa remaja tanpa permasalahankesehatan dan kesejahteraan. *amun, ketika menjalani masa remaja, mereka melakukan
yang sebaliknya. Mereka berpotensi besar terhadap an"aman permasalahan kesehatan
dan kesejahteraan. (ita sering membandingkan remaja dengan usia yang lebih tua,
bukan dengan yang lebih muda. )leh karenanya, kita akan melihat gambaran masa
muda sebagai degradasi atas norma-norma kedewasaan dan mengimpresikan kondisi
mereka dalam keadaan menderita, berbahaya, beresiko, bahkan mungkin beresiko besar
pada aktiftas kriminal. (etika seorang remaja mengonstruk diri, mereka men"oba untuk
melakukan penggalian diri, menyesuaikan dan membedakan diri mereka dengan orang-
orang di sekitarnya. Perbedaan inilah mungkin disikapi se"ara berlawanan oleh remaja,
sehingga mereka akan mengidentifkasi perbedaan
/ambaran remaja yang buruk bagi masyarakat dewasa! memberikan pula opini
negati'e mengenai generasi penerus mereka. /enerasi penerus yang buruk akan
berpengaruh pada pandangan kesejahteraan di masa yang akan datang. 1al ini akan
membentuk adanya gap dan perbandingan perbedaan antargenerasi. Masyarakat
dewasa akan sampai pada justifkasi pada kegagalan remaja untuk men"apai kesuksesan
di masa yang akan datang. 2esar kemungkinan, justifkasi ini dapat mempengaruhi
mental remaja untuk mengonstruk diri untuk tujuan kesuksesan di masa yang akan
datang.
Selain penilaian masyarakat dewasa, remaja terpengaruh pula oleh "ara-"ara
masyarakat dewasa menjalani kehidupan mereka. %ari hasil penglihatan yang
sederhana, remaja berusaha menjalankan kegiatan-kegiatan yang “biasa dilakukan” oleh
masyarakat dewasa. %alam hal ini remaja memandang apa yang patut dilakukan oleh
8/20/2019 silvia bonino
5/48
dewasa patut pula dilakukannya di masa yang akan datang. +erlebih jika mereka
menyadari kedewasaannya. )leh karenanya, tidak mengherankan jika remaja mulai
mengonsumsi bahan-bahan aditi# seperti rokok atau minuman beralkohol.
Pada intinya, setiap remaja memiliki "ara masing-masing untuk bertindak selama proses
perkembangannya. Mereka pun memiliki tujuan tertentu di masa yang akan datang.
2agaimanapun, mereka memiliki gambaran kesuksesan di masa yang akan datang.
/ambaran kesuksesan dan kehidupan yang sejahtera didapatkannya dari masyarakat
dewasa. 2agaimanapun baik buruk remaja dalam bertindak di masa perkembangannya,
mereka memerlukan bimbingan masyarakat dewasa untuk menemukan arah pada
kehidupan yang sejahtera.
Fungsi perilaku beresikoRemaja bertindak sesuai konteks, tidak sesuai "ara bersikap yang telahditetapkan untuk tujuan men"apai ketepatan sikap yang ditetapkan se"aranormati'e. Se"ara personal tindakan yang sesuai konteks ini berhubungandengan tugas perkembangan. Proses kogniti# dalam menentukan tindakan
member makna pada pengalaman emosional dan a#ekti# pada remaja. (etikamenentukan tindakan, pengalaman ini mungkin dapat bersi#at positi# sehinggadapat dilihat sebagai pertanda pertumbuhan, namun hal ini belum dapat dilihatsebagai inisiasi nyata pada kehdupan dewasa. Selain itu, hal ini se"ara jelasmemberikan pembatas perbedaan antara masa kanak-kanak dan masa dewasadan mungkin pula dapa menandakan awal kehidupan dewasa. Sebaliknya,mungkin tindakan remaja dapat bersi#at negati# ketika dilihat sebagai kondisiyang mengekspose resiko seperti perilaku-perilaku yang tidak diinginkan.
+indakan remaja, baik yang berbahaya atau yang sehat, memiliki #ungsiketepatan ketika mereka menjalani masa remaja untuk men"apai tujuanpersonal dan so"ial yang bermakna untuk tumbuh selama masa transisi
keremajaan. (etepatan yang dimaksud adalah bagaimana mereka merasa dapatmenyatakan apa yang dipikirkan dan dimau pada orang disekitarnya. 0tamanyauntuk kemudian diterima sebagai indi'idu dewasa yang otonom. Misalnya, untukmen"apai otonomi mereka dari orang dewasa, remaja melakukannya denganperilaku beresiko seperti merokok tembakau atau ganja, atau melalui kumpulansosial yang dapat menghidupkan dan mendukung opini indi'idual. Mungkin pula,remaja melakukan tindakan-tindakan di luar norma untuk kemudia merasa samadan diterima oleh remaja lain di sekitarnya. Perilaku yang sama, baik ataupunburuk, akan sangat mempengaruhi penerimaan remaja oleh remaja lain sebagaikomunitas. Sedangkan perilaku yang berbeda, baik atau buruk, akan sangatmempengaruhi penandaan identitad remaja sebagai anggota kelompok tertentu
yang berbeda dengan kelompok remaja lain.
Se"ara singkat, pilihan remaja untuk memilih suatu tindakan dapat dipandangsebagai langkah untuk ? 9! identifkasi dan pembedaan dalam kelompok remaja,! mengikatkan diri dengan ritual dan ritusgeng tertentu, B! emulasi$ persaingan antar remaja sebagai langkah inisiasi nilaidiri, :! eksplorasi atas reaksi dan keterbatasan, dan 9C! membedakan danbahkan berlawanan dengan yang dewasa.
8/20/2019 silvia bonino
6/48
Se"ara ringkas, pengambilan sikap oleh remaja didasarkan pada hal identitasdan hubungan dengan orang disekitarnya. (edua dasar ini dapat dilihat padatable berikut ?
dentitas 1ubungan
- Merepresentasikan identitasmasa remaja- kuisisi dan afrmasi otonomi diri- dentifkasi dan di#erensiasi- frmasi diri dan eksperimen- Coping dan pelarian
%engan sebaya ?- (omunikasi- 2erbagi tindakan dan emosi- +ujuan ritual dan ritus kelompok- mulasi- ksplorasi reaksi dan batasan
%engan orang yg lebih dewasa ?
- ksplorasi reaksi dan batasan- %i#erensiasi dan oposisi
8/20/2019 silvia bonino
7/48
8/20/2019 silvia bonino
8/48
Instrument
Instrument yang digunakan dalam studi ini menggunakan kuesioner yang telahdidesain secara khusus, yaitu kuesioner bernama Io e la Mia Salut e Me and My1ealth$ Saya dan (esehatan Saya! 2onino 9::;, 9::A!. Kuesioner ini adalahkuesioner versi Itali dari kuesioner analogis yang dikembangkan di Universitasolorado 2oulder, 0S! oleh 5essor 1ealth 2eha'ior Guestionnaire, 9::
(uesioner diaplikasikan di sekolah-sekolah oleh para peneliti yang terpilih dan terlatihdengan tidak menyertakan kehadiran guru. (uesioner diaplikasikan se"ara indi'idual,anomin tanpa menyertakan identitas$ dirahasiakan!, dan menyeluruh, kuesioner
diaplikasikan pada seluruh siswa $ sampel 9CCJ. Pada akhirnya, kuesioner dapatditerapkan se"ara anonim, memoti'asi ketertarikan siswa, dipandang sebagai proses
8/20/2019 silvia bonino
9/48
studi yang dihormati dan diperhatikan dengan saksama, berterima, serius, dan dapatdipastikan bahwa kuesioner diisi se"ara akurat dan sejujurnya.
Sampel
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, psikologi perkembangan identikdengan studi pada masyarakat dalam konteks kehidupan nyata. +ujuan studiperkembangan untuk menjelaskan kompleksitas dan #a"tor yang berperan dalamsetiap tahap perkembangan. Studi ini memilih metodologi moti'asi teoretikdengan tidak hanya berorientasi pada psikopatologi, permasalahan-permasalahan, atau keluaran patologis pada indi'idu, melainkan memberikan#o"us yang optimal pada perkembangan dan keluaran yang positi#. %enganbegitu, #o"us riset tidak hanya pada #a"tor resiko namun juga yang lebih pentingpada #a"tor protekti# dan promosi pada kesejahteraan, baik dalam pengertianpsikologis maupun ilmu kesehatan.
Pada saat ini, perhatian para ahli terhadap perkembangan remaja masihmenga"u pada apa yang disebut dengan kondisi “normal”. Mereka belummenyertakan bagaimana bentuk-bentuk perilaku beresiko dan belum pulamengarah pada perhatian terhadap kesehatan dan pelayanan so"ial terhadapremaja, terlebih untuk memahami #ungsi perilaku beresiko dalam periodeperkembangan remaja. %alam memahami #ungsi perilaku beresiko pada remajapada sampel normati'e, penelitian ini tidak hanya memahami #a"tor-#aktor yangmenyebabkan dan berpengaruh terhadap terjadinya perilaku beresiko, namun
juga #a"tor-#aktor yang dapat memproteksi remaja dari perilaku beresiko. 1anyadengan melihat hubungan antara kedua #a"tor penyebab dan protekti#! inilahdapat dipahami mengapa dapat membatasi diri dari tersangkut dalam perilakuberesiko ketika yang lain tersangkut se"ara serius dan menetap pada perilaku
beresiko pada waktu yang "ukup lama.
0ntuk ini, trudi dilakukan pada sampel normati'e yang terdiri atas remaja dengan tipe-tipe yang berbeda pada sekolah menengah dari wilayah yang berbeda yaitu Piemontedan osta 3alley, dua wilayah di baratlaut tali. Sampel terdiri atas tahun,dan
8/20/2019 silvia bonino
10/48
!enggunaan "at psikotropika
!enggunaan "at psikotropika# Tembakau, alcohol, dan ganja
Lat psikotropika didefnisikan sebagai Iat natural maupun sintetis yang dapat
mempengaruhi system ner'es dan mengubah kondisi biokimiawi. %engan
demikian, Iat tersebut mempro'okasi perubahan dalam suasana hati, persepsi,
aktiftas mental, dan perilaku. %i antara Iat psikotropika ini adalah tembakau,
rokok, dan al"ohol. +iga substansi ini se"ara umum pertama kali digunakan anak-
anak selama masa remaja dan beberapa tahun pas"a pada masa itu. Perubahan
dapat dilihat dari sikap mereka terhadap Iat-Iat psikotropika dan gaya dan
konteks dimana mereka mengonsumsinya.
Selain menetapkan tiga jenis kategori Iat psikotropika, ada perbedaan yang
besar pada tembakau, al"ohol, dan ganja dalam artian e#eknya pada systemner'es, bagaimana lingkungan so"ial mempertimbagkan keberadaannya, dan
pemaknaan terkait hal-hal tersebut. Sejauh memahami e#eknya, tembakau dapat
menstimulasi e#ek gairah, al"ohol menekan aktiftas psikologis, dan ganja adalah
sebuah penawar, pembangkit kegembiraan, dan membentuk ketenangan jiwa
5ulien,
8/20/2019 silvia bonino
11/48
mengonsumsi al"ohol menjadi hal yang berterima pada usia dewasa, namun
tidak untuk anak-anak dan remaja. Sebaliknya,ganja dilabel sebagai barang
haram berdasarkan resiko dan aspek sensasi yang diakibatkannya.
Meski demikian, tidak ada pembeda yang jelas mengenai “narkoba ringan”
seperti bahan-bahan yang diasapkan seperti rokok! dan “narkoba berat” sepertikokain dan heroin. 1al ini dapat membawa kita pada asosiasi resiko ringan pada
“narkoba ringan” dan resiko berat pada “narkoba berat”. Penetapan kedua jenis
ini tidak didasarkan se"ara jelas. 2eberapa studi sebelumnya atas karakteristik
biokimia pada berbagai Iat psikotropika dan e#eknya pada le'el neuropsikologis
menunjukkan kesamaan pada berbagai #ungsi. (enyataannya, otak akan
menerima rangsang sensasi yang dihasilkan bukan berdasarkan kandungan Iat
saja melainkan pula kualitas, kuantitas, kondisi diri, dan lain sebagainya yang
turut mendukung terbentuknya resiko dalam masa penggunaan.
Perokok Sigaret
Merokok adalah penggunaan Iat yang se"ara alamiah tidak hanya dikonsumsi oleh
remaja melainkan pula oleh dewasa dan Iat yang dipertimbangkan paling sedikit
pengaruhnya pada perilaku beresiko. Merokok tidak diasosiasikan dengan proses
psikopatologis atau penyimpangan, tidak pula menimbulkan bahaya langsung seperti
berkendara berbahaya atau penyalahgunaan al"ohol!, dan juga se"ara so"ial ditolelir.
*amun begitu, merokok tidak se"ara sederhana mengan"am kesehatan seseorang.
Merokok mengan"amkesehatan baik dalam jangka pendek maupun panjang. *ikotin
dapat dibandingkan dengan Iat psikotropika yang lain berdasarkan e#eksinya pada
system syara# otak. *amun di atas semua ini, merokok sangat berkorelasi pada penyakit
paru-paru dan jantung dan telah menunjukkan peningkatan pengaruh pada terjadinya
kanker. Merki berbahaya, merokok sigaret masih menjadi hal yang umum.
%ari hasil penelitian dengan wawan"ara mengenai intensitas penggunaan rokok,
diperoleh lima kelompok kategori penggunaan Iat ini, sebagai berikut ?
- 2ukan perokok ? tidak pernah merokok atau pernah sekali merokok selama
hidupnya @;J!. (elompok ini terdiri atas ;BJ umur 9@K9; tahun, @9J 9AK9>
tahun, dan = tahun, dan 9@J 9BK9:
tahun dari jumlah seluruh remaja yang mengaku pernah merokok dalam "hi
kuadran!.- Perokok sedang ? biasa merokok dan dalam satu bulan terakhir merokok antara 9
sampai 9C batang perhari maksimal setengah pak! 9;J!. (elompok ini terdiri
atas BJ umur 9@K9; tahun, 9>J 9AK9> tahun, dan
8/20/2019 silvia bonino
12/48
(onsumsi al"ohol dibedakan dari penggunaan Iat psikotropika lainnya seperti tembakau
dan ganja, sesuai dengan bahayanya pada kesehatan yang terkait erat dengan kuantitas
penggunaannya. 7aktanya, mengonsumsi sedikitalkohol tidak hanya tidak berbahaya,
namun juga baik untuk kesehatan. 1al itu dapat mengurangi resiko arteriopati primer
koroner seperti serangan jantung! dengan meningkatkan le'el kolerterol baik high-
density lipoprotein 1%&! "holesterolN. 2agaimanapun, hanya sedikit kuantitas al"oholyang berdampak baik sesuai dengan gender penggunanya sekitar AC gram untuk
perempuan dan >CK>; gram untuk laki-laki!.
%i tali, konsumsi al"ohol, khususnya wine anggur! adalah tradisi yang ada sejak lama
dan mengakar pada kultur dan ekonomi nasional. Pada tahun terakhirm total konsumsi
alkohol di kota-kota di ropa Selatan seperti tali dan Peran"is! berangsur-angsur
menurun seiring banyaknya permasalahan terkait alkohol. Penurunan ini berhubungan
khususnya dengan konsumsi wine anggur!. Sementara itu konsumsi minuman tak
beralkohol atau bir yang mengandung alkohol dengan kadar ringan meningkat.
*amun tetap saja, konsumsi minuman keras masih meningkat. 1al ini menunjukkan
bahwa di tali, gaya minum wine pada saan perjamuan makan atau pertemuan so"ialdengan gaya “mediteran” se"ara pelan berganti dengan gaya yang lebih “nordi"” yang
berkarakter lebih banyak kuantitas! mengonsumsi bir dan minuman keras.
1ampir semua remaja dalam sampel ::J mengklaim sempat mabuk
sesekali pada A tahun terakhir. Minuman beralkohol yang banyak dikonsumsi pada A
tahun terakhir adalah bir >CJ!, diikuti minuman keras @AJ!, dan wine @
8/20/2019 silvia bonino
13/48
ke"anduan. sedangkan remaja laki< memiliki potensi yg lebih besar untuk menjadi
konsumen berat hingga addi"ted atau ke"anduan.
terkait umur, kelompok bukan peminum terdiri atas ==J remaja berumur 9@--9; tahun,
9@J remaja berumur 9A--9> tahun, dan :J remaja berumur 9B--9:J tahun dalam "hi
kuadran!. dalam kelompok peminum ringan hingga sedang, terdiri atas ;=J remaja
berumur 9@--9; tahun, A=J remaja berumur 9A--9> tahun, dan A:J remaja berumur 9B--
9:J tahun dalam "hi kuadran!. sedangkan dalam kelompok peminum berat, terdiri atas
9@J remaja berumur 9@--9; tahun, tahun, dan
8/20/2019 silvia bonino
14/48
lebih kompatibel dengan kehidupan normal dan berterima dalam penyesuaianpsikososial.
(eterlibatan dengan penggunaan Iat aditi# utamanya ganja umumnya tidak dapatdideskripsikan se"ara sederhana dalam pengertian menggunakan atau tidak
menggunakan. %alam hal ini terdapat #ase-#ase yang ber'ariasi yang didefnisikansebagan proses penggunaan obat-obatan dan meregulasi hubungan antara penggunadan Iat tersebut persiapan atau pendekatan, inisiasi, dan stabilisasi pengguna!. Selama#ase pendekatan remaja mulai berinteraksi dengan Iat aditi# dan menentukan posisinyaterhadap Iat tersebut. %alam #ase ini pula remaja menentukan apakah Iat tersebutmemungkinkan untuk berterima atau tidak. Selanjutnya, dalam #ase inisiasi, remajamenentukan apakah mereka akan mengulangi atau tidak pengalaman interaksipertamanya. %alam #ase suksesi#, Iat yang dikonsumsi menjadi terstabilisasi, mulai daripenggunaan pada saat-saat tertentu, mulai sering, hingga menjadi kebiasaan danke"anduan.2erbasis 'ariasi #ase-#ase ini, dapat dikonstruksikan tipologi remaja yang mengonsumsiganja dalam empat grup yaitu ?
- 2ukan perokok ganja ? tidak pernah merokok ganja selama hidupnya atau pernah
sekali merokok ganja.- 2ekas perokok ganja ? tidak lagi merokok ganja pada A bulan terakhir.- Sesekali merokok ganja ? merokok ganja antara satu hingga A kali dalam A bulan
terakhir.- (ebiasaan merokok ganja ? merokok ganja antara dua sampai tiga kali dalam satu
bulan terakhir hingga setiap hari selama enam bulan terakhir.Selain mengonsumsi ganja, beberapa sampel menunjukkan penggunaan substansi illegallain mengikuti penggunaan ganja. Substansi lain tersebut adalah pil ; J!, ekstasi = J!,&S% = J!, inhalant atau narkoba hisap < J!, kokain < J!, dan heroin 9 J!.
Pada akhirnya, dapat disimpulkan bahwa remaja yang mengonsumsi al"ohol, merokoksigaret $ tembakau, dan merokok ganja memiliki karkateristik tertentu se"arasosiodemografk. (arakteristik tersebut se"ara kuat mun"ul pada pengguna yangtergolong berat. (arakteristik tersebut dapat dilihat pada table berikut ?
(onsumsi alkohol (onsumsi rokok sigaret (onsumsi rokok ganja
Remaja yang rentan untuk
ini adalah ?
- Remaja antara umur
9AK9: tahun- Remaja dengan
jurusan 'okasi dan
teknik
+idak ada perbedaan yang
jelas dalam hal gender
Remaja yang rentan untuk
ini adalah ?
- Remaja laki-laki- Remaja antara umur
9AK9: tahun- Remaja dengan
jurusan 'okasi dan
teknik
Remaja yang rentan untuk
ini adalah ?
- Remaja laki-laki- Remaja antara umur
9AK9: tahun
Remaja dengan jurusan
'okasi dan teknik
Penggunaan Iat lain! yang berbeda
Penggunaan beberapa jenis Iat psikotropika menurun dari legal menjadi
diilegalkan. 1al ini seringkali disangkutkan dengan kontinuitas Iat psikotropika
untuk mengonsumsi 'ariasi Iat psikotropika yang lain. Persisny, ketika dalam
penelitian ini diketahui pula bahwa ada kontinuitas pada konsumsi sigaret ke
arah konsumsi ganja, dan konsumsi ganja pada konsumsi obat-obatan terlarang
lainnya. 7aktanya, ada korelasi yang sangat positi# antara setiap Iat psikotropika
tersebut.
8/20/2019 silvia bonino
15/48
+emuan ini tidak mengherankan jika melihat beberapa literasi menyatakan
bahwa perilaku beresiko tidak terjadis se"ara indi'idual melainkan seperti
sebuah “syndrome” atau “konstelasi kumpulan!” tipe perilaku yang berlangsung
sebagai problem psikologis dan terkait pada suatu penguatan perilaku yang
sama. (orelasi yang kuat antara penggunaan ganja dan perilaku beresiko lain
seperti perilaku antisosial dan berkendara beresiko adalah bukti eksistensi
kostelasi ini.
Penggunaan ganja sebagai pusat perilaku beresiko lebih dikaitkan dengan
penggunaan Iat lain sebagai tindakan selebihnya atas #ungsi ganja sebagai
pen"arian rasa gembira, transgresi pelanggaran!, penerimaan dalam kelompok,
dan pelarian dari kenyataan. (orelasi yang sangat positi# pada merokok sigaret
terlihat sebagai indikasi bahwa perokok sigaret berat memiliki resiko yang lebih
besar untuk terlibat dalam penggunaan ganja. +emuan-temuan ini menunjukkan
bahwa penggunaan Iat psikotropika legal dengan kuantitas yang tinggi dapat
membawa pengguna pada penerimaan atas Iat psikotropika yang illegal. Samahalnya dengan progress penggunaan ringan ke arah berat.
Pada remaja yang menjadi sampel, tidak banyak di antara mereka yang perokok
berat pada sigaret tidak beralih pada ganja senyampang mereka tidak pernah
melakukan #ase per"obaan atau menggunakan keduanya bersamaan. 1anya
sedikit remaja dalam sampel! yang se"ara kebiasaan menggunakan ganja, dan
hanya grup yang terbiasa menggunakan ganja yang mengalami resiko progresi#
untuk menggunakan Iat psikotropika lain yang lebih kuat atau bahkan lebih
diilegalkan. %ari gambar berikut dapat dilihat bagaimana perbandingan
pengguna al"ohol, rokok sigaret, dan ganja.
Selain perbandingan di atas, dapat dilihat pula bagaimana korelasi antaraperilaku merokok sigaret, merokok ganja, pe"andu al"ohol berat, dan konsumsi
jenis obat-obatan terlarang lainnya pada table berikut.
8/20/2019 silvia bonino
16/48
+erkait perilaku merokok ganja yang kemudian menjadi sebuah kebiasaan,
pelaku dalam hal ini adalah remaja yang se"ara sekaligus menjadi perokok
sigaret berat. Sedangkan pada penggunaan jenis obat-obatan diluar sigaret,
ganja, dan minuman beralkohol! adalah mereka yang se"ara akti# pula
mengonsumsi ganja. 1al ini dapat dilihat dengan perbandingan dalam gambar
berikut.
8/20/2019 silvia bonino
17/48
Umur dan konteks inisiasi
+erkait umur pengguna Iat psikotropika, perokok sigaret telah memulai inisiasi lebih awalpada usia 9= hingga 9; tahun. Sedangkan, sebagian besar atau pada lebih dari setengahsampel yang diperiksa mengaku telah mulai lebih membasakan diri pada konsumsi rokoksigaret pada usia 9A tahun. Setidaknya, butuh waktu satu tahun untuk membiasakan diri
dengan rokok. Maka se"ara umum remaja mengakti#kan konsumsi rokok pada usia 9@sampai 9A tahun. (husus pada kelompok remaja laki-laki, memulai kegiatan merokokpertama kali pada rata-rata umur 9= tahun, atau A bulan lebih awal dari perempuan yangrata-rata memulai kegiatan merokok pada umur 9@ tahun. +idak ada perbedaan gendermengenai bagaimana proses stabilisasi diri mereka terhadap kegiatan merokok.Stabilisasi bergantung pada kuantitas dan kualitas kegiatan merokok pada masing-masing indi'idu.
Mayoritas remaja yang diperiksa pertama kali mendekati Iat psikotropika pada masatransisi dari sekolah menengah ke jenjang berikutnya. +ransisi menuju penggunaan Iatini terinterpretasi oleh lingkungan so"ial sebagai indi"ator pertumbuhan. 2ukan hal yangkebetulan jika hal ini terjadi pada usia remaja, karena hal ini adalah bentuk tingkah lakumereka untuk menunjukkan tipe perilaku yang se"ara umum berterima dan dianggap
normal pada usia dewasa, seperti merokok dan minum minuman keras.
Rata-rata umur pada masa inisiasi$ pendekatan terhadap konsumsi al"ohol terjadi lebihawal pada 9< sampai 9= tahun! ketika remaja masih duduk di sekolah menengah. %apatdi"atat bahwa
8/20/2019 silvia bonino
18/48
yang signifkan antara umur pada masa inisiasi dengan kualitas dan kuantitaspenggunaan baik pada saat itu maupun pada umur berikutnya. Peminum berat tidakdapat dibedakan berdasarkan umur pertama kali seseorang mendekati al"ohol.
Pengalaman pertama dengan konsumsi al"ohol terjadi dalam setting so"ial. @=Jkonsumen yang terdata mengonsumsi pertama kali dengan keluarganya, ;;J dengan
teman, dan hanya
8/20/2019 silvia bonino
19/48
bahwa minum dg keluarga memberikan model bagi remaja mengenai kontrol kuantitas
konsumsi dan nilai kultural dalam kegiatan minum tersebut.
dalam hal merokok, model parent memiliki #ungsi protekti#. #aktanya, remaja yang tidak
merokok kebanyakan dan se"ara signifkan memiliki orang tua yang tidak merokok pula.
dan sebaliknya, banyak dari orang tua perokok menjadi model bagi remajanya untuk
merokok pula. selain itu, perilaku merokok pd orang tua seringkali menjadikan aturan
tidak langsung mengenai pemilihan tipe teman. remaja dengan orang tua perokok
memiliki kemungkinan yg besar untuk berteman dengan perokok. sebaliknya, remaja
dengan orang tua yg tidak merokok akan "enderung memilih teman yg tidak merokok,
meski tidak se"ara konsisten.
dalam keluarga, selain orang tua, model diberukan pula oleh saudara, utamanya yg lebih
tua dan utamanya pula saudara laki
8/20/2019 silvia bonino
20/48
temuan terkait model dan sikap orang tua terlihat mengindikasikan bahwa kedua aspek
tersebut sangat penting dalam mempengaruhi perilaku merokok dan minum minuman
keras pada remaja.
#ungsi penggunaan Iat psikotropika
ketika beberapa studi sebelumnya mendeskripsikan bahwa remaja sedang dalam
masa beresiko dan terlibat dalam penggunaan Iat psikortropika, sedikit di
antaranya yg memberikan in#ormasi yang berguna untuk memahami mengapa
resiko diasosiasikan dengan perilaku merokok sigaret, merokok ganja, dan
konsumsi minuman keras.
berdasarkan pendekatan medis orang< membahayakan kesehatannya ketika
mengonsumsi subtansi yang berbahaya. orang< ini tidak mewaspadai resiko yg
terkandung dalam berbagai tipe Iat psikotropika. adapun anggapan bahwabeberapa Iat psikotropika dianggap memiliki #ungsi positi# bagi kesehatan
samasekali tidak berdasar. bahkan, banyak orang sebenarnya telah memahami
sepenuhnya berbagai masalah kesehatan yang menjadi konsekuensi penggunaa.
Iat psikotropika. namun, #aktor men"oba-"oba adalah #aktor utama yang menjadi
alasan penggunaan Iat psikotropika. alkohol mungkin memiliki keuntungan
dalam jumlah yang sedikit, namun akan sebaliknya jika dalam jumlah yang
berlebihan dan sehari
8/20/2019 silvia bonino
21/48
semua orang akan tumbuh dewasa
menjadi dewasa adalah tugas yan' krusial pada remaja. dalam hal ini mereka
berusaha menerima dan diterima dalam status sosial yang baru sebagai dewasa.
pada akhirnya mereka mengalami kesenjangan antara menjadi anak< dan
dewasa. penggunaan Iat psikotropika utamanya sigaret dan alkoholmenyediakan #ungsi yang memungkinkan remaja untuk mengafrmasi masa
kedewasaan mereka se"ara dini. afrmasi ini terjaf dalam ketiadaan obligasi,
responsibilitas $ tanggungjawab, tantangan, atau aspek< esensial pada
kehidupan dewasa yang tidak dapat diraih oleh remaja. hal ini menjadikan
remaja mengalami rasa pendewasaan yang sederhana, serta-merta, dan sangat
superf"ial.
#ungsi kedewasaan yang hanya di#asilitasi dengan penggunaan Iat psikotropika
dengan jelas dapat diduga dengan adanya hubungan antara perilaku
penggunaan Iat psikotropika dengan perilaku dewasa seperti menjalin hubungan
a#ekti# dengan lawan jenis, melakukan kegiatan seksual, memiliki pekerjaan,
atau menilai kebebasan dalam menentukan pilihan.
merokok sigaret maupun ganja! dan mengonsumsi alkohol membuat remaja
merasa tumbuh dewasa dengan tipe$ karakter yang berbeda< sesuai dengan
substansi yang dikonsumsinya. sigaret dan alkohol adalah tipe perilaku umum
yang dilakukan oleh orang dewasa se"ara normati#. dengan perilaku ini, remaja
merasa seperyi dewasa dengan melakukan hal yang dilakukan dewasa. hal ini
berbeda dengan penggunaan ganja yan' mengkarakteristikkan orang< muda
dan bukan dewasa. perilaku ini lebih berkonotasi transgresi pelanggaran!#
dengan bertumbuhnya remaja menjadi oposisi dari apa yang disebut dengankedewasaan atau perilaku dewasa.
dalam merokok sigaret, masa remaja telah berada pada jalan tepat dan
terantisipasi. namun untuk remaja yang terlalu muda dan remaja perempuan hal
ini menjadi makna yang transgresi pelanggaran!#. ketika remaja beranjak
dewasa, keterlibatannya pada rokok sigaret meningkat, berterima se"ara sosial,
dan menyajikan #ungsi< yg berbeda. namun, dalam konsumsi alkohol, perilaku ini
aman selama dia mengonsumsinya sebagai peran kebersamaan dengan orang
tua, kerabat, keluarga, atau teman sebayanya dalam a"ara< tertentu dalam
konteks kebersamaan.
sigaret, ganja, dan transgresi pelanggaran!
bertentangan dengan #ungsi antisipasi kedewasaan, penggunaa. Iat psikotropika
juga dapat mengakubatkan transgresi pelanggaran!. hal ini terjadi ketika
penggunaan Iat tersebut benar< bertentangan dan tidak berterima bahkan pada
masyarakat dewasa. hal ini lebih dipengaruhi oleh budaya dalam masyarakat
dimana remaja tsb hidup. misalnya pada alkohol, transgresi pelanggaran! terjadi
ketika penggunaannya "enderung menengah hingga berlebihan dan dengan
konteks sendirian nonkolekti#!. pada merokok sigaret, transgresi pelanggaran!
8/20/2019 silvia bonino
22/48
terjadi ketika rokok dikonsumsi oleh remaja yang terlalu muda atau oleh remaja
perempuan. konsumsi ganja, karena tergolong dala. substansi ilegal,
menjadikannya lebih berpotensi besar untun berdampak pada transgresi
pelanggaran!. dari penjelasan ini #aat disimpulak bahwa bagaimanapun setiap
substansi psikotropika dapat diterima penggunaannya, tetap memiliki potensi
untuk berdampak transgresi pelanggaran! terhadap pertumbuhan kedewasaan
remaja.
apa yang disukai sebuah eksperimen
#ungsi lain dala. penggunaan psikoakti# adalah eksperimen men"oba-"oba!
untuk merasakan semsasi yang dihasilkan oleh setiap Iat. e#eknya beragam
sesuau dengan kondisi Iat dan penggunanya. mirip dengan dungsi kedewasaan,
eksperimen ber#ungsi untuk mengembangkan dan mengonsolidasian identitas
baru yang didapat melalui pengujian batasan dan kemungkinan<dalam.mengeksplorasi. #un#si eksperimen ini diteremahkan sebagai pen"arian
hal yg baru, tidak biasa, dan memiliki sensasi yg ekstrim$ luar biasa dengan
ne"oba konsumsi alkohol dab ganja dalam jumlah besar. #ungsi ini menjadikan
konsumsi alkohol dan ganja memiliki resiko yang sama besarnya dengan
pen"arian pengalaman berkendara beresiko atau perilaku mengambil resiko
dengan adanya sensasi ekstrim yang didapat setelahnya.
#ungsi eksperimentasi rele'an dengan remaj laki
8/20/2019 silvia bonino
23/48
menenggak minuman bersama berulang kali atau bergiliran. Merokok dan
mengonsumsi al"ohol dengan teman sebaya seringkali dianggap sebagai ritus
yang harus dijalani sebagai anggota kelompok, ritus inisiasi, atau keduanya.
Seperti yang telah didiskusikans ebelumnya, kedua Iat tersebut adalah hal yang
umum dan se"ara so"ial berterima orang-orang dewasa. %i mata remaja,
konsumsi kedua Iat ini akan memberikan sinyal bagi mereka untuk keluar dari
keanggotaan so"ial sebagai anak-anak ke dalam kehidupan dewasa.
2erseberangan dengan tujuan merokok dan minum minuman keras untuk
dianggap dewasa, konsumsi ganja dengan status ilegalnya! menjadikan remaja
keluar dari kehidupan remaja dan namun tidak masuk dan berterima dalam
kehidupan dewasa.
8/20/2019 silvia bonino
24/48
konsumsi ganja dan pelarian
dalam kebiasaan pengguna ganja, mereka juga mengonsumsi alkohol dalam jumlah
banyak untuk tujuan agar mereka mabuk. penggunaan Iat sema"am ini tidak lagi dapat
diartikan sebagai eksperimentasi atau transgressi temporer. remaja yang mabuk dan
tidak terkendali karena ganja dan alkohol dapat diartikan sebagai pelarian atas situasi yg
terjadi terhadapnya, seperti kon8ik atau permasalahan dengan orang disekitarnya.
pelarian dilakukan karena remaja ini merasa tidak bisa menyelesaikan masalah yg
dihadapi.
untuk alasan ini, ganja dan alkohol dipulih sebagai strategi emosional untuk
menyelesaikan masalah. namun bagaimanapun strategi ini nyatanya hamya bersi#at
ilusioner terhadap masalah #aktual yg dihadapi. kenyataannya mereka tidak sedang
men"oba menghadapi masalah melainkan melupakan, menolak, atau menghindarinya.
#aktor pen"egahan
untuk men"egah penggunaan Iat psikoakti# dibutuhkan beberapa hal di antaranya
pengetahuan, pengalaman di sekolah, peman#aatan waktu luang dg baik, dan regulasi,
kontrol, dan dukungan eksternal. pengetahuan yg dimaksud adalah pemahaman remaja
mengenai kandungan dalam Iat psikotropika dan dampaknya se"ara psikis dan
psikologis. peman#aatan waktu luang yg dimaksud adalah menggunakan waktu,
utamanya waktu luang, yg dimiliki remaja untuk digunakan sebaik mungkin dengan
melakukan hal-hal yg positi#. pengaman bersekolah banyak berkorelasi positi# untuk
memproteksi remaja dari pergaulan di luar kontrol. pengetahuan, regulasi, dan teman yg
baik dapat ditemukan di lingkungan sekolah. regulasi, kontrol, dan dukungan eksternal
sangat dibutuhkan untuk membatasi inisiasi remaja pada Iat< psikoakti# di luar kontrol.
hal ini dapat diberikan oleh orang< disekitar remaja seperti masyarakat, orang tua, danpenyelenggara pendidikan #ormal.
8/20/2019 silvia bonino
25/48
perilaku mengambil resiko
perilaku mengambil resiko adalah perilaku yg menempatkan seseorang, diri sendiri, ataubersama orang lain pada situasi yg membahayakan keselamatan. tipe perilaku inidilakukan untuk tujuan men"ari sensasi menegangkan yg umumnya diinginkan remaja.mereka juga ingin berhadapan dengan kemungkinan adanya resiko yang akan datang.
mereka men"oba berekaperimen dengan aturan< yg mengikat. mereka ingin melakukanhal perilaku yg berbeda dg perilaku anak
8/20/2019 silvia bonino
26/48
sendiri dg tantangan dan meraih pengakuan se"ara sosial dan kedua, berlawanandengan yg pertama, mereka melakukannua sebagai pelarian semata.
8/20/2019 silvia bonino
27/48
Penguatan diri dan bereksperimen
(omponen tantangan diperlukan seseorang untuk menguji potensi dan keterbatasannya.hal ini adalah dua aspekpenting dalam perilaku mengambil resiko. +antangan dankeberhasilan seseorang melaluinya seringkali diartikan sebagai nilai diri yang positi# bagiseseorang. *ilai diri positi# ini akan berdampak pada meningkatnya keper"ayadirian dan
penguatan diri seseorang. Pastinya, tidak semua orang akan dapat melalui setiaptantangan dengan baik. %i balik semua ini, sebenarnya mereka yang mengambil resikosedang men"oba untuk mengambil resiko, tentunya tanpa mengetahui hasil akhirnya.*amun, setidaknya hal inilah yang menjadikan perilaku mengambil resiko menjadi halyang menantang.
dentifkasi dan penerimaan so"ial
7ungsi lain perilaku mengambil resiko adalah untuk mendapatkan identifkasi danpenerimaan so"ial. %alam perilaku beresiko, terdapat kebanggaan tersendiri bagi remajayang melakukannya. Mereka menganggap orang yang berani mengambil resiko adalahorang yang tangguh di mata orang lain se"ara so"ial. 1al ini membuat mereka merasa
diidentifkasi sebagai orang yang berkemampuan lebih. Selain itu, sebagai #a"toridentifkasi, remaja, khususnya remaja laki-laki merasa perlu untuk melakukan perilakuyang mengambil resiko untuk dapat diidentifkasi sebagai laki-laki dewasa. dentifkasi inidianggap sebagai salah satu jalan bagi mereka remaja! untuk diterima se"ara so"ialsebagai indi'idu dewasa yang berani mengambil keputusan. Selain itu, mereka juga inginditerima sebagai indi'idu bebas yang sesuai dengan identitasnya.
Pelarian melalui aksi dan kehebohan
Perilaku mengambil resiko, khususnya yang dilakukan remaja dengan berlebihan,seringkali menjadi ajang dimana mereka dapat keluar dari segala persoalan yang sedangdihadapinya. Remaja dalam golongan ini "enderung men"oba untuk melupakan ataumenghindari permasalahan misalnya dengan orang tua, guru, sekolah, atau sebaya!dengan melakukan tindakan beresiko. Mereka biasanya memilih untuk tidak tertarikdengan kegiatan bersekolah, meman#aatkan waktu untuk melakukan apa saja yangmereka mau atau sukai, bertendensi ingin keluar dari sekolah $ drop out, tidak nyamanberhubungan dengan orang tua, tidak berdialog dengan orang dewasa atau orang diluarkelompoknya untuk membi"arakan permasalahan yg sedang dihadapi, dan sangatberorientasi pada teman< tertentu yang juga mengalami hal yang sama.
Sebagai ringkasan, perilaku mengambil resiko memiliki beberapa #ungsi utama di antaranya ?- ksperimentasi $ "oba-"oba dan pen"arian sensasi- Persaingan dan otonomi- Persaingan dan transgresi pelanggaran!- Strategi "oping- Penerimaan so"ial dan 'isibiitas ingin dilihat!
- katan dan ritual dalam kelompok- Ritual pengenalan diri- Pelarian
8/20/2019 silvia bonino
28/48
&.' mengemudi pada kehidupan remaja # suatu langkah menuju
kebebasan
Salah satu tugas perkembangan utama dalam masa remaja adalah pen"apaian
untuk meningkatkan otonomi dari fgur orang tua. (ebutuhan akan otonomi yg
lebih besar ditentukan oleh masyarakat muda dan sosialnya, yangmempersyaratkan bahwa remaja harus dapat meningkatkan kemandirian dan
memiliki tanggungjawab dalam sebuah komunitas. %alam konteks masyarakat
tali, kesetaraan dalam hal tingkah laku, emosi, dan nilai-nilai menjadi kebebasan
sebuah keluarga dalam menentukannya. %alam hal mengemudi, ada #enomena
menarik dimana mengemudi dapat diartikan sebagai representasi keinginan
remaja untuk lepas dari “kemudi” orang tua. Mengemudi memiliki nilai pragmatis
dimana remaja dapat “mengemudi” sesuai dengan keinginannya. Mengarahkan
dan mema"u laju kendaraan sesuai dengan keinginan hatinya adalah bentuk
pelepasan remaja dari “kemudi” orang tua, selain sebagai penguatan atas jati
diri dan kebebasan dirinya. 2ahwa dalam anggapan remaja, apapun yang adapada dirinya adalah atas “kemudi”nya, dan mengemudi adalah bentuk praktikal
yang menjadi penguatan atas hal ini.
@.=.9. remaja di atas roda
ACJ di antara merekaberkendara di atas jam B malam. Seperti yang kita ketahui, berkendara seperti ini sangatrentan dengan ke"elakaan berkendara.
&.& berkendara beresiko
(etikaberkendara memungkinkan remaja men"apai tujuan yang sangat berdampak
positi# pada perkembangannya, hal ini tetap dianggap sebagai perilaku beresiko karenaberpotensi menyebabkan bahaya bagi kesehatan dan keselamatan mereka daripadaperilaku yg lain. %ari banyak data, remaja yang berkendara menduduki urutan terbesardalam "atatan ke"elakaan berkendara, bahkan hingga berujung kematian. Meski tekananemosi pada remaja yang meman"ing terjadinya bunuh diri dan kematian adalahpenyalahgunaan Iat aditi#, ke"elakaan mermotor tetap menjadi penyebab utamabanyaknya kematian remaja di jalanan.Setiap tahunnya data kematian akibat berkendara beresiko 8uktuati# dan "enderungnaik. Meski begitu, angka kematian sedikit dapat diturunkan seiring denganpengambangan teknolohi keamanan dalam kendaraan seperti kantung udara,penguatan body kendaraan, dan sandaran kepala pada jok!, dukungan medis yang lebihe#ekti#, dan aturan baru dalam hal keamanan berkendara seperti penggunaan helm dansabuk pengaman!. Meski sedikit dapat diturunkan, tetap saja tingginya angka ke"elakaan
berkendara adalah hal yang perlu diwaspadai. ACJ dari keseluruhan sampel menyatakan
8/20/2019 silvia bonino
29/48
pernah mengalami ke"elakaan yang diakibatkan oleh kelalaian mereka sendiri. Sebagianbesar di antaranya melibatkan remaja laki-laki.%alam data, remaja lebih sering berkendara menggunakan kendaraan roda < sepertisepeda motor dan skuter. Mereka juga berkendara dengan mobil namun dengan#rekuensi yang sangat jarang atau sesekali. (endaraan roda dua lebih banyakmenunjukkan adanya bahaya dan angka ke"elakan pada kendaraan bermotor roda <
lebih besar disbanding dengan roda @ mobil!. Pada masa awal umur 9@ hingga 9>tahun! remaja banyak mengalami ke"elakaan bermotor dengan roda =! (esalahan pada saat mengambil jalan yang benar seperti arah, taat marka, pemilihan "elahmenyalip, dan salah perhitungan ketika menyalip!, khususnya terjadi pada remaja usia 9AK9>tahun kedua gender!, dan untuk pengendara skuter.
@! 2erkendara dengan "ara yang berbahaya, utamanya untuk pengendara sepeda motor yangdapat dipa"u lebih ken"ang daripada skuter.
@.@.< berkendara dalam pengaruh Iat psikotropika2eberapa remaja dalam studi ini pernah terlibat dalam kasus berkendara dalampenagruh alkhol atau ganja. nak laki< lebih terlibat daripada perempuan untukberkendara dalam pengaruh al"ohol. *amun tidak ditemukan sampel yang menyatakanpernah berkendaran menyertir sendiri! dalam pengaruh ganja menjadi penumpang!.*amun hal ini tidak menutup kemungkinan jika teman dari remaja yang menjadipenumpang ketika dalam pengaruh ganja adalah sopir yang juga terpengaruh ganja.
8/20/2019 silvia bonino
30/48
%alam berkendara, Iat psikotropika mengakibatkan ke"elakaan yang disebabkanpelanggaran thd rambu-rambu lalin. Lat ini mereka gunakan sebelum berkendara pulangmenuju rumah dari hadir dalam a"ara di diskotik, baik yang mereka lakukan pada akhirminggu atau hari-hari regular lainnya. Perhatian media dan ketertarikan so"ialmasyarakat terhadap hal ini menjadikan hal ini memiliki konsekuensi dramati" yangberkontribusi terhadap pandangan masyarakat pada “ tragedy di sabtu malam” yang
diidentikkan dengan kaula muda dan penggunaan Iat psikotropika sebagai penyebabnya.
@.@.= %enda +ilang
%ibalik besarnya angka dan banyaknya 'ariasi perilaku berkendara beresiko yang dapatdilaporkan melalui riset ini, hanya 9CJ dari remaja dalam sampel yang pernah ditilangdalam A bulan terakhir. +entunya, remaja laki-laki mendominasi hal ini 9@J?;J!, tanpaperbedaan yang signifkan terkait umur dan 'arian sampel lainnya. %enda tilangkebanyakan dialami oleh mereka yang mengendarai sepeda motor.
&.( %ungsi berkendara beresiko
berkendara beresiko pada remaja dpt dijelaskan sbg bentuk pengalaman danmenurunnya kapasitas untuk menduga dan merespon situasi yg tdk terduga di jalan.berkendara beresiko dpt dikategorikan dalam beberapa kelompok di antaranyaberkendara dg ke"epatan tinggi, tidak dapat memperkirakan jarak pengereman,menyalip dg "ara yg berbahaya, dan kesalaham dalam menempatkan kendaraan ygdikendarai dg pengguna jalan yg lain. kurangnya pengalaman dapat menjadi salah satupenyebab ke"elakaan, namun bukan satu
8/20/2019 silvia bonino
31/48
berkendara beresiko menjadi sarana remaja untuk beratraksi di depan org lain khususnyalawan jenis dan menjadi dianggap berani menghadapi resiko. selain itu hal inimenjadikannya berbeda dari org lain diselitarnya dan menjadi dianggap atau diakuiberkemampuan lebih atau spesial. mereka menunjukkan diri melalui ke"epata.berkendara, berkendara tanpa tangan, dan aksi< berbahaya lainnya. dengam begitu pulamereka ingin mendapatkan pengakuan dari anggota sejawatnya.
@.;.= pelarianrwmaja per"aya bahwa ketila berkendaraereka dapat sepenuhnya mengendalikamapapun yg terkait dirinya. hal ini berkorelasi positi# dg kondisi dana mereka juga memilikisedikir ekapektasi mengenai kelanjutan kegiatan bersekolah, menunjukkan derajatkesenjangan yg tinggi dg nilai< yg diberikan org tua, dan lemahnya lokus o# "ontrol untukmenjaf sehat dan sejahtera.dari sini kita dpt menduga bahwa berkendara beresiko menjadi sarana remaja untukmemberi jarak antara dirinya dengan ikatan problematik yg ada dlm kehidupannya.
ringkasan # %ungsi utama yg muncul pada perilaku berkendara beresiko adalah untukmencapai...
Driving• otonomi baik se"ara praktikal maupun psikologikal
• pemisahan baik fsik maupun psikis dari situasi yg berkon8ik
• kedewasaan dengan diperbolehkan berkendara
• "oba< eksperimentasi! dan penerimaan diri melalui mengendalikan kendaraan
• penerimaan diri dengan "ara mengantarkan org lain dan diakui telah dapat melakukan sesuatu
• men'ati sensasi dan "oba< hal baru yg ekstrem
• identifkasi dan di#erensiasi dari tman sebaya
• emulation dan surpassing, utamanya pada mereka yg bermain untuk olahraga
• transgression
• syrategi "opyng
• melarikan diri dari masalah
&.) %aktor protekti% kemampuan untuk menerima aturan dan nilai sosial, perilaku yg tidam anti sosial,kemampuan untuk melihat makna sebenarnya di balik aksi dan kehidupan, komitmendalam pendidikan di sekolah, memiliki ren"ana iangka pendek dan panjang, dankemampuan untuk dapat mengomunikasikan pikiran adalah semua #aktor yang dapatmelindungi remaja dari perilaku negati#. sementara itu, model paternal juga fperlukanuntuk memberikan "ontoh "ara berkendara yg baik.
rangkuman # pada intinya, berikut adalah #aktor protekti# yg berhubungan dg keluarga, sekolah, teman,dan konteks waktu luang. berikut adalah #aktor< tersebut ?
keluarga, berperan dalam memberikan model, kontrol, dan dukungan pada perilaku
remaja.
pengalaman sekolah, berperan dlm memberikan kenyamanan pengalaman bersekolah
dan berhubungan dengan guru dan sesama sis*a. selain itu juga agar remaja dapatmemahami %ungsinya.
teman sebaya, berperan dlm memberikan model dalam menggunakan peralatanpengaman, perilaku yg berterima secara umum, dan penyesuaian yg baik dg org tua.
*aktu luang, berperan dalam memberikan kesempatan untuk belajar dan
berhubungan dg ortu.
8/20/2019 silvia bonino
32/48
+!T- (
perilaku anti sosial
perilaku anti sosial pada remaja
perilaku anti sosial didefnisikan sbg perilaku yg menentang norma, nilai, dan prinsipyang ada dlm masyarakat. perilaku anti sosial dpt dikenali dg tipe agresi, men"uri,perusakan, atau 'andalisme. bahkan, perilaku ini bisa menjadi berlawanan dengannorma, legalitas, hingga berurusan dg polisi. perilaku ini sangat banyak dilakukan padamasa remaja, namun akan berkurang pada umur lebih dari 9B--9: tahun. kebanyakanpelakunya adalah remaja lakiBJ!.
;.
8/20/2019 silvia bonino
33/48
;.dilihat, diterima, dan diinginkan se"ara so"ial, dan =! transgresi pelanggaran!
dan menghindari relasi dg otoritas.
;.=.9 eksperimentasi dan afrmasi diriRemaja mengafrmasi diri dengan men"oba membangkitkan identitas dirinya yangmungkin kurang dikenali oleh orang< disekitarnya. Perilaku antiso"ial sangat erathubungannya dengan pertahanan diri. Pertahanan diri ditunjukkan melalui perlawananfsik dengan bentuk< akti'itas agresi#. 1al ini adalah "ara remaja untuk mengafrmasi diridan men"apai keper"ayadirian. gresi fskal adalah "ara yang nyata bagi remaja untukmengafrmasi diri, menghadapi kesulitan, dan mendapatkan rasa kebebasan. *amun,perilaku ini hanya bertahan pada masa remaja awal muda!. Sejalan denganperkembangan usia, remaja tidak lagi elakukan agresi fs"al melainkan mulai
menempatkan diri sesuai lingkungan, mere#eksi diri, mengembangkan ide, merumusakanperen"anaan, dan memperhatikan$ respek pada orang lain.2erikut adalah karakter eksperimentasi dan afrmasi diri remaja yang terlibat dalamketiga kategori perilaku anti so"ial ?gresi fskal Pen"urian dan 'andalism 2erbohong dan tidak patuh
- *yaman dengan dirinya
sendiri- Per"aya diri dengan
kemampuan "opyngnya- Memberikan penilaian yg
tinggi thd otonomi dlm
menentukan pilihan
- &ebih kuat terjadi padaremaja perempuan
- &ebih kuat terjadi pada
remaja awal dg usia muda
9@-9;th!
- Per"aya diri dengan
kemampuan "opyngnya- Memberikan penilaian yg
tinggi thd otonomi dlm
menentukan pilihan
- Memberikan penilaian yg
tinggi thd otonomi dlm
menentukan pilihan
;.=.< Pandangan, penerimaan, dan pengharapan so"ialSelain menguatkan identitas so"ial, perilaku anti so"ial juga menunukkan #ungsi sebagaipengikat hubungan so"ial. Perilaku ini memungkinkan remaja untuk men"apai 'isibilitas,peneriman, dan pengharapan oleh sebayanya, khususnya sebaya yang ada dalamkelompoknya. Remaja yang berperilaku agresi per"aya bahwa dengan berperilaku
sema"am ini mereka akan dipandang oleh lawan jenisnya. Selain itu, bagi sebaya yangmasuk dalam satu kelompok dgnnya, remaja yg berlaku agresi demi kepentingankelompok adalah seseorang yang paling besar dan penting #ungsi keberadaannya bagi
8/20/2019 silvia bonino
34/48
kelompok tersebut. 1al ini dikarenakan remaja yang beragresi demi kelompoknya adalahanggota kelompok yg paling setia. Selain itu, mereka dalah sosok anggota yang palingmemiliki kekuatan baik se"ara mental maupun fsik.2erikut adalah karakter "itra so"ial pada diri remaja yang terlibat dalam ketiga kategoriperilaku anti so"ial ?
gresi fs"al Pen"urian dan 'andalism 2erbohong dan tidak patuh
- Per"aya bahwa dirinya lebihatrakti# pada lawan jenis
- Memiliki kesempatan yg
lebih untuk menjalin
hubungan dg lawan jenis- Memiliki waktu yg lebih
untuk teman- Mendedikasikan waktu yang
lebih untuk rusan
kelompok seperti tim
olahraga!- Sangat kuat terjadi pada
laki<
- Per"aya bahwa dirinya lebihatrakti# pada lawan jenis
- Memiliki kesempatan yg
lebih untuk menjalin
hubungan dg lawan jenis- Memiliki waktu yg lebih
untuk teman- Mendedikasikan waktu yang
lebih untuk rusan
kelompok seperti tim
olahraga!- Sangat kuat terjadi pada
laki< usia 9@-9>th
- Per"aya bahwa dirinya lebihatrakti# pada lawan jenis
- Memiliki kesempatan yg
lebih untuk menjalin
hubungan dg lawan jenis- Memiliki waktu yg lebih
untuk teman- Mendedikasikan waktu yang
lebih untuk rusan
kelompok seperti tim
olahraga!- +erjadi baik pada laki<
maupun perempuan
;.=.= transgresi pelanggaran! dan relasi dengan otoritasPerilaku antiso"ial yang menentang aturan dan norma so"ial jelas menunjukkan #ungsitransgresi pelanggaran!. Perilaku ini se"ara komunikati# menjadi alat remaja untukmenunjukkan kritik pada isntitusi di sekitarnya dengan "ara yang terang-terangan. 5ikabiasanya remaja menunjukkan sikap menentang dengan "ara sembunyi
8/20/2019 silvia bonino
35/48
keterlibatan, oposisi dan transgresi pelanggaran!, dan pelarian. Sedangkan berbohong dan tidak patuh
ber#ungsi untuk menunjukkan otonomi, afsmasi kemauan, penerimaan dan identifkasi so"ial, oposisi
dan transgresi pelanggaran!, dan pelarian.
8/20/2019 silvia bonino
36/48
7a"tor protekti#
9. (eluarga(eluarga dapat memproteksi melalui dukungan dan "ontrol. (eluarga dapat mendukung danmengontrol afrmasi diri pada remaja melalui dialog dan tukar pendapat. 0ntuk mengangkat diriremaja, keluarga dapat bertukar ide, perasaan, ekspektasi, dan ren"ana di masa yg akandatang. 0ntuk mendukung dan mengontrol kebebasan remaja, keluarga dapat menempatkan
hubungan antarkeluarga dalam artian yang setara. 0ntuk mendukung dan mengontrolpengendalian strategi koping, keluarga dapat menasehati dan bertukar pendapat dg remaja.(eluarga juga dapat menginternalisasi aturan dan nilai< yang tidak peroposisidenganremajanya.
8/20/2019 silvia bonino
37/48
Se3ual 1ehavior,ontraceptionand IDS
).5 akti0tas seksual dalam masa remaja # transisi ke arah masa de*asa
+idak seperti perilaku lainyg telah dijelaskan sebelumnya, perilaku seksual tidakdapat hanya dimaknai sebagai resiko. (emampuan untuk menempatkan hubungan yangdengan sukses mengombinasikan kedekatan dan seksualitas, dan menjadi terjerat dalamhubungan seksual yang adalah indi'idualitas dari setiap pihak yang tidak didasarkanpada paksaan fsik maupun psikologis, melainkan penuh kesetiaan dan penuh ekspresiadalah karakter remaja. %ewasa ini, beberapa kultur bahkan mulai menerima perilakuseksual pada remaja yg notabene di luar pernikahan. nggapan mun"ul bahwa belajaruntuk menjalin hubungan a#ekti# dengan seseorang lawan jenis dan meneroka kapabilitasseksual dewasa adalah salah satu tugas perkembangan pada remaja.
Melakukan perilaku seksual dg lawan jenis tanpa menimbulkan ke"emasan adalahsuatu tantangan bagi remaja yg belum berkembang se"ara so"ial, kogniti#, dan a#ekti#.
Perilaku seksual yg tidak menimbulkan ke"emasan ini dapat dikenal dg perilaku seksualpositi#. Melakukan perilaku seksual positi# memerlukan kemampuan untuk mengenali"ara mengontrol diri, emosi, dan masuk dalam relasi a#ekti# yg peduli terhadapkebutuhan pihak partner. %alam menjaga hubungan, kedua pihak harus dapat menjagaemosi dan ego. 2egitu pula dalam hubungan seksual badan, kedua pihak harusmemahami bagaimana berhubungan seksual aman dgn menahan diri untuk tidakberlebihan, menggunakan alat kontrasepsi, dan melakukan hubungan yang dapatdinikmati oleh keduanya. 2agaimanapun e#ek positi# yg terbentuk akibat adanya aktiftasseksual pada remaja, aktiftas ini juga memiliki dampak negati# pula.
(etika aktiftas seksual dilakukan pada usia dini, aktiftas ini memiliki kemungkinan ygbesar untuk menjadi penuh resiko. Remaja dapat terdampak pada resiko fsikal sepertipenularan penyakit melalui kegiatan seksual sexually transmitted diseases $ S+%s! dankehamilan dini. Selain itu memungkinkan pula resiko psikis seperti kesulitan pada remaja
yg merawat anak, kegagalan jangka panjang akibat drop out dari sekolah, hubunganburuk dengan org disekitar.
)./ bereksperimen dg kasih sayang dan seks # perbedaan umur dansekolah
akti'itas seksual pd remaja meningkat s"r progresi# selaras dg pertambahan usia.persentasr remaja yg melakukan hubungan intim naik dari 9;J pada umur 9@-9;thmenjadi ;;J pada umur 9B-9:th.
8/20/2019 silvia bonino
38/48
pada remaja, hubingan seksual intim dimulak dg adanya hubungan per"intaan.
hubungan ini berlangsung intim hingga berlanjut pada hubungan seks. remaja yg pernah
melakukan hubungan seksual utuk pertama kalinya dg pa"ar memiliki kemungkinan yg
kuat thd terbentuknua perilaku seksual du kemudian hari baik dg org yg sama atau org
lain. mayoritas remaja di awal petkenalannya dg akti'itas seksual memiliki hubungan yg
stabil dan penuh kesetiaan thd hubungan tsb. oleh karenanya, ketika hubungan
per"intaan$ kadih sayang berlanjut pd hubungan seksual, maka alat kontrasepsi se"ara
#rekuenti# akan digunakan pada setiap kali berhubungan seks. selanjutnya, penggunaa.
alat kontrasepsi akan srmakin berkurang seiring berlanjutnya hubungan seksual di
kemudian hari baik dg pasangan yg sama, org lain, atau berganti< pasangan. sedikit
memiliki ksrajteristik khusus, remaja yg melakukan hbungan seksual pada usia yg
terlampau dini memiliki resiko yg lebih ketika melakukannya. pasalnya, remaja yg
melakukan hubungan seks di usia yg terlalu muda kutang memiliki penghirmatan thd
makna sebuah hubungan seks dg lawan jenisnya, sehingga akti'itas seksual mereka
lakukan dg ketiadaan koneksi emosional dan responsibilitas thd hubungan keduanya.
akti'itas ini akan berdampak besar pada resiko terjadinya penularan penyakit melalui
alat kelami dan kehamilan dini. Selain itu, bersadarkan tipe sekolah mereka, remaja yg
bersekolah dlm tipe humaniora dan sains memiliki keterkaitan dengan perilaku seksual
yang lbh rendah dibandingkan dengan tipe sekolah lainnya. Remaja yg bersekolah disini
memiliki keterkaitan yg lebih rendah pada beberapa hal seperti melakukan seks,
berba"aran dan berhubungan seks, berpa"aran, memiliki teman yg terlibat dalam
perilaku seks, dan untuk berpikir bahwa mereka tidak terlalu muda untuk berhubungan
seks.
).' seksualitas pada remaja laki/ dan perempuan
remaja laki< berinisiasi lebih awal dg akti'itas seksual dan per"intaan daripadaperempuan. laki< "enderung memilih untuk menjalin hubungan kedekatab yg ditetapkanseperti pa"ar daripads perempuan yg "enderung memperluas hubungan pertemanan.namun berbanding terbalik, remaja laki< memiliki sedikie teman yg sudah terlibat dlmakti'itas seksual. remaja wanita lebih bnyk memiliki teman yg telah terlibat dlm akti'itasseksual. dari sinj kita bisa menduga bahwa tidak ada korelasi positi# antara memiliki
teman yg telah berhubungan seksual dg keinginan untuk berhubungan srksual.
8/20/2019 silvia bonino
39/48
srlanjutnya, remaja laki< lebih terbuka thd hal yg berkaitan dg akti'itas seksual dan tidakmerasa.bahwa mereka terlalu muda untuk melakukannya. hal ini berbanding terbalik dgperempuan yg masih mengukur batas umur yg sesuai untuk melakukannya mengingatmereka memiliki resiki untuk hamil di usia dini.terkaut hubungan antara hubungan kasih sayang dan akti'itas seksual, remaja putrilebih mempersyaratkan adanya hubungan kasih sayang yg penuh makna dan kesetiaan
sebelum memilih melakukan hubungan seksual. hal ini "enderung diabaikan oleh remajalaki
A.@.= pengetahuan dalam men"egah penularan penyakit kelamin seperti %S
8/20/2019 silvia bonino
40/48
Remaja sebenarnya telah sangat memahami mengenai penularan penyakit kelaminmelalui hubungan seksual dan %S. Selain itu, mereka juga telah sangat memahamibahwa penyakit kelamin dapat menular melalui kegiatan seksual tanpa alat kontrasepsiseperti kondom, dan juga mereka telah mengetahui "ara men"egahnya. Mereka punmemahami bahwa %S banyak ditularkan karena adanay perilaku seksual ygsembarangan tanpa memilih siapa pasangannya! dan seks dengan banyak pasangan.
Mereka memahami pula bahwa alat kontrasepsi pil hanya ber#ungsi untuk menghindarikehamilan, bukan %S $ penyakit kelamin. Mereka memahami pula bahwa hubunganhomoseks juga dapat menularkan %S $ penyakit kelamin.Sayangnya, pengetahuan< ini tidak didukung dengan pengetahuan ttg siapa saja diantara remaja disekitarnya yg telah terjangkit penyakit kelamin dan %S. Sedangkammenurut data, lebih dari separoh remaja di tali dimungkinkan telah terjangkit berbagaima"am penyakit kelamin. Pengidap penyakit kelmin dan %S "enderung menutupiidentitasnya sebagai penderita penyakit tsb. Selain itu, tdk semua remaja menyadaribahwa dirinya telah tertular atau mengidap penyakit kelamin atau %S. +ingginyaperilaku seksual remaja turut mendukung tidak terla"aknya pola penyebaran penyakitkelamin dan %S.
A.@.@pengetahuan adalah hal yg penting, namun tidak "ukup
Pengetahuan mengenai seks yg aman, bahaya seks tanpa alat kontrasepsi, dan bahayapenularan penyakit melalui perilaku seks tidak "ukup untuk menghindarkan remaja daribahaya $ resiko perilaku seksual. 2agaimanapun, kesadaran dan kemauan remaja untuktidak melakukan seks yg beresiko adalah hal yg lebih penting. n#ormasi danpengetahuan adalah aturan tak langsung yg tidak akan berguna apa< jika tidak dibarengidengan kesadaran diri. Sikap negati# remaja thd alat kontrasepsi juga turut mendukungan"aman thd resiko penularan penyakit maupun resiko lain akibat perilaku seksual.
).( %ungsi perilaku seksual pada remajaPada remaja, perilaku seksual dapat ber#ungsi dalam = hal di antaranya 9!terhubung pada akuisisi masa dewasa dan integrasi seksualitas dengan identitaspersonal,
bereksperimen untuk menguji diri, dan untuk transgresi pelanggaran!, dan =!sebagai ritual dan emulasi. Pertama, remaja ingin merasakan perasaa< ygidentik dengan kedewasaan, salah satunya sensasi seksual. %engan memilikipasangan seksual, remaja merasa bahwa dirinya terlah terbuktikan sesuaidengan identitas gender yg dimiliki, misalnya laki< akan merasa lebih jantan jikapernah melakukan hubungan seksual. (edua, sebagai sebuah transgresipelanggaran!, remaja sensasi baru dengan melakukan eksperimen daneksplorasi yg mengarah pada tindakan seksual. %engan ini mereka mengujibatasan-batasan yg diberikan padanya. (etiga, sebagai bentuk ritual danemulasi, remaja merasa perlu untuk menjalin hubungan kasih saying danmelanjutkannya hingga ke tahap hubungan seks sebagai ritus yg menunjukkanbahwa keduanya memiliki komitmen atas hubungan tersebut walaupun hal ini
pada akhirnya tidak dapat dibuktikan kebenarannya!. Selain itu, akti'itas seksualmenjadi salah satu alat emulasi persaingan! antar sebayanya yg jugamelakukan akti'itas seksual.
A.;.@ satu pasangan atau lebih ? apa perbedaannya
%ari hasil penelitian, jumlah pasangan turut menentukan perilaku remaja yg melakukan
aktiftas seksual. Seperti yg dijelaskan sebelumnya, remaja lebih menghormati hubungan
per"intaan dan seksual pertama mereka. Pada hubungan yg pertama, remaja "enderung
berhati-hati dan menghormati makna aktiftas seksual. *amun kemudian, a#ektiftas ini
"enderung memudar seiring kebiasaan dan keseringan melakukan aktiftas seksual. Pada
8/20/2019 silvia bonino
41/48
remaja yg melakukan aktiftas seksual dengan lebih dari satu pasangan, sangat jelas jika
remaja ini tidak memiliki penghargaan mengenai nilai akti'itas seksual tersebut.
A.;.; perbedaan #ungsi aktiftas seksualPada hubungan yg dibangun tanpa adanya kesetiaan dan penghargaan$ penghormatanterhadap makna kasih sayang dan hubunganseksual, perilaku ini mungkin hanya
ber#ungsi sebagai transgresi, eksperimentasi, ritual dan emulasi, pelarian dari kesulitan,dan meningkatkan kebutuhan akan kedewasaan. Pada sisi lain, remaja tidak selalumelakukannya untuk menunjukkan agresi dan men"ari sensasi yg baru, beberapa remajayg melakukan akti'itas seksual juga memiliki tujuan untuk menunjukkan bahwa dirinyatelah "ukum men"apai kedewasaan dalam segala hal. Mereka ingin dianggap telahmeraih status kedewasaan, bahkan untuk menunjukkan bahwa mereka telah memilikitanggungjawab untuk berkomitmen dalam sebuah hubungan. Selain itu, pada beberapakasus remaja yg telah memiliki pengalaman dalam melakukan hubungan seksual, tujuanperilaku ini hanyalah sebagai bentuk pen"arian sensasi seksual yg baru, menemukanperan baru, dan bersaing dengan sejawatnya.
8/20/2019 silvia bonino
42/48
).) remaja dan kehamilan(ehamilan adalah salah satu resiko fsikal pada perilaku seksual beresiko.(ehamilan dapat menyebabkan beberapa permasalahan seperti persepsi diri ygnegati# dam kegagalan dlm hal pendidikan. +erlebih, remaja yg terlibat dalamkehamilan di masa yg terlalu dini tidak memiliki "ukup kekuatan untuk memikulbeban moral dan so"ial yg ada setelah kelahiran atau keputusan untungmenggugurkan janin. Merekapun akan memutuskan untuk melarikan diri danterlibat dalam perilau beresiko lain seperti penggunaan psikotropika danantiso"ial, atau mungkin perilaku beresiko lain yg lebih ringan seperti gangguanmakan.
).7 keluarga, pengalaman bersekolah, dan teman sebagai %actorprotekti%
Seperti perilaku beresiko lainnya, keluarga, sekolah, dan teman dapat menjadi #a"torprotekti# yg utama. %ari keluarga, "ontrol orang tua sangat berpengaruh bagikemungkinan terjadinya perilaku seks beresiko. /aya orang tua dalam mendidik remajaseperti gaya yg otoriter, mendukung, atau selalu memberikan ijindan pemaklumanmenghasilkan gaya perilaku seksual yg berbeda. Pada #aktanya, gaya org tua yg otoriterlebih e#ekti# untuk mengurangi bentuk-bentuk perilaku seksual beresiko.Pada intinya, ada A subjek yg menjadi #a"tor protekti# dlm perilaku seksual beresiko yaitudiri remaja se"ara personal, keluarga, sekolah, teman sebaya, pasangan, dan waktuluang. Se"ara personal, remaja harus memiliki ekspektasi untuk melanjutkan sekolah,menargetkan diri untuk meraih nilai akademik dan religi, dan menghindari perilakuantiso"ial. (eluarga berperan sebagai pendukung, pengontrol, dan otoritas ygmemberikan batasan< bagi remaja. Sekolah harus dapat memberikan kenyamanan, rasapentingnya mengenyam pendidikan, ekspektasi positi# di masa depan dan kemampuandiri remaja, dan penentuan tingkat akademik yg baik. +eman sebaya memberikan "ontroltdh remaja untuk dapat melakukan akti'itas yg umum, berterima, sesuai denganpandangan org tua, dan menjadi model untuk melakukan kegiatan seksual yg aman.
Partner atau pasangan dapat menentukan bentuk hubungan yg mendalam, penuhpenghormatan, dan kesetiaan agar dapat memahami nilai hubungan seksual se"arapositi#. 6aktu luan memungkinkan remaja untuk memproteksi diri dari perilaku seksberesiko dg mendedikasikannya untuk belajar dan melakukan hobi, menghabiskannya dgkeluarga, atau mengikuti kegiatan keagamaan.
8/20/2019 silvia bonino
43/48
8angguan $akan
7.5 prsepsi diri, hubungan social, dan makan pada remaja
Meski makan adalah kegiatan sehari< yg harus dan wajar dilakukan oleh semua org,pada masa remaja hal ini dapat menjadi perilaku beresiko. Perilaku makan dihubungkandengan dua aspek perkembangan remaja yaitu persepsi diri dan hubungan so"ial. Padamasa ini, remaja selalu ingin diterima dan dilihat oleh org disekitarnya. )leh karenanya,remaja seringkali menetapkan standar mengenai bagaimana seharusnya mereka tampildi muka umum, utamanya di mata sebayanya atau lebih utama lagi bagi lawan jenis.Remaja adalah masa dimana org sedang berkembang baik se"ara fsik maupun mental.Perubahan fsik yg dillalui se"ara biologis tentunya sangat mempengaruhi bentukan fsikremaja. (etika seseorang tumbuh, maka se"ara tidak langsung remaja akan mendapatitubuhnya terus bertumbuh besar. %ari pertumbuhan ini, mun"ul permasalahan ketikapertumbuhan remaja tidak sesuai dengan yg diharapkannya atau yang menjadi standar“pertumbuhan yg ideal” bagi org< disekitarnya. +idak seperti laki< yang "enderung tidak peduli dengan perkembangan tubuhnya, remaja
perempuan sangat memperhatikan hal ini. Pertumbuhan yg tidak sesuai denganpandangan mengenai “pertumbuhan yg ideal” seperti kegemukan akan sangatmengganggu remaja putri baik se"ara fsik maupun psikologis. Meski penilaian inibersi#at relati# dan bergantung pada pandangan masyarakat, tetap saja selalu adakriteria khusus untuk menggambarkan bentuk tubuh yg tumbuh se"ara ideal. (riteriainilah yg menjadi tolak ukur remaja mengenai pandangan org disekitarnya, sebayanya,dan mungkin pasangannya dan memperkirakan bagaimana penerimaan org lainterhadapnya. 1al ini jelas berpengaruh besar terhadap pembentukan gambaran dankeper"ayadirian pada remaja. 0ntuk men"apai kriteria umum mengenai bentuk tubuhideal inilah remaja "enderung memanipulasi kondisi tubuhnya melalui pengaturan polamakan.
7./ tubuh dan gambaran tubuh # perbedaan gender dan umur
/ambaran tubuh ideal adalah ukuran tubuh yg normal. (enormalan ini bergantung padabentuk tubuh rata< pada suatu masyarakat. +ubuh seseorang diangggap normal ketikamemenuhi ukuran berat dan besar rata< org disekitarnya. 1asil riset ini menunjukkanbahwa remaja yg menjadi sampel penelitian sebagian besar memiliki ukuran tubuh danberat yg normal. Sedikit di antaranya mengalami kelebihan berat badan, dan sedikitlebih banyak di antaranya mengalami kekurangan berat badan. 0ntuk itu, hasilpengukuran dlmriset ini dibagi dlm ; kelompok yaitu mengamali kakurangan berat ygserius, kekurangan berat, normal, kelebihan berat, dan kelebihan berat yg serius sepertiobesitas!. Pada kelompok kekurangan berat serius, laki< AJ dan perempuan 9=J. Padakekurangan berat, laki< J. Pada pengukuran normal, laki< ;BJdan perempuan A9J. Pada kelompok kelebihan berat, laki< >J dan perempuan BJ. Pada
kelompok kelebihan berat serius, laki< dan perempuan masing < 9J.ngka-angka ini menunjukkan bahwa remaja dalam sampel memiliki rata< berat tubuhnormal. Sedangkan untuk berat yang kurang, sebagian besar atau lebih banyak dimilikioleh perempuan. 1al ini wajar mengingat remaja perempuan memiliki ke"enderunganuntuk takut dengan ukuran tubuh yg terlalu besar, bahkan untuk berukuran normal.0kuran tubuh ideal bagi remaja perempuan bukan semata< normal. Remaja perempuanpada umumnya memiliki pandangan bahwa tubuh ideal mereka terbentuk denganukuran tubuh dan berat yg ke"il. 5ika dilihat berdasarkan kelompok umur, kelebihan atau kekuranyan berat badan terjadidg intensitas yg "enderung bertahap dan meningkat sebagai sebuah bentukkeabnormalan pada diri remaja. Mun"ul anggapan bahwa keabnormalan ini bertahapmeningkat karena pola hidup yg "enderung dipertahankan untuk tetap kekurangan beratatau tetap kelebihan berat. Sedangkan pada kelompok berat normal, "enderung terjadi
penurunan seiring pertambahan umur. 1asil ini "enderung membuktikan bahwasebenarnya remaja sedang mengendalikan berat badannya se"ara sadar.
8/20/2019 silvia bonino
44/48
Pada remaja laki< dan perempuan yg memiliki kekurangan berat, jumlahnya "enderungmeningkat bahkan se"ara drastis! seiring pertambahan umur. 1al ini menunjukkanbahwa mereka dg sengaja mengatur pola hidup agar tetap mendapatkan tubuh sepertiitu. Pada remaja laki< dan perempuan yg kelebihan berat meski tidak signifkan,"enderung stagnan$ sama!, terlihat peningkatan seiring pertambahan umur. 1al inimenunjukkan bahwa remaja yg kelebihan berat ini "enderung tetap seperti itu. Pada
remaja dg ukuran normal, "enderung menunjukkan penurunan seiring bertambahnyausia. 1al ini menunjukkan bahwa tren menurunkan berat badan seiring pertambahanusia banyak terjadi.2erkaitan dengan hasil di atas, tubuh ideal juga ditetapkan berdasarkan tinggi dan kurus.Sebagian besar remaja perempuan menginginkan tubuh mereka lebih tinggi ABJ! dankurus A:J!. 1al ini tidak berbanding sama dengan laki< yg menginginkan untuk lebihtinggi ;9J! dan kurus =CJ!. ngka< di atas membuktikan bahwa penilaian mengenaigambaran tubuh ideal pada semua remaja baik laki< maupun perempuan adalah beratbadan kurang, tinggi, dan kurus.
7.' pengetahuan akan resiko terlibat dalam gaya hidup tak sehat
Remaja sangat memperhatikan bagaimana ia dapat menjadag bentuk tubuhnya. 1al ini
dikarenakan tubuh adalag gambaran diri yg paling nyata untuk dapat dilihat oleh org laindlm menilai dirinya. Mereka mengetahui dan memahami banyaknya resiko negati# ygmungkin terjadi, baik fsik maupun psikologis, terkait kelebihan berat badan.Pengetahuan dan perhatian mengenai resiko negati# ini lebih banyak dipahami olehperempuan.Resiko fsik yg mungkin dialami ketika kelebihan berat adalah 9! adanya berbagaipenyakit yg diakibatkan kelebihan berat,
7.& kebiasaan makan sehat dan teratur # hubungan yg controversial
>[email protected] kebiasaan makan sehari< pada remaja, org tua, dan teman
8/20/2019 silvia bonino
45/48
Manakah di antara kondisi fsik, gambaran ttg tubuh ideal, kesadaran konsekuensi polahidup tak sehat, dan model kebiasaan positi# yg ditunjukkan oleh ortu dan teman, yangmemiliki pengaruh terhadap pola makan sehat dan teraturPada remaja laki
tua laki
8/20/2019 silvia bonino
46/48
khususnya dengan "ara pen"aharan $ pembersihan lambung "enderung dilakukan olehremaja dg usia yg lebih tua banyak pada usia 9BK9:th!.
>.;.= gangguan makan dan penyimpangan gambaran tubuh ? resiko remaja perempuan
%alam hal gangguan makan, remaja perempuan memiliki gangguan khusus yg "ukup
riskan yaitu hubungan antara gangguan makan dan penyimpangan gambaran mengenaitubuh ideal. /angguan makan pada remaja perempuan banyak dipengaruhi oleh adanyagambaran tubuh diri yg negati# dan kenaikan berat tubuh. 2agaikan pisau dengan duabilah yg sama< tajam, beberapa #a"tor protekti# untuk menjaga agar remaja tidakmenghadapi kelebihan berat badan akan menjadi #a"tor resiko pada kondisi kekuranganberat badan, begitupun sebaliknya. (etika remaja memahami makna resiko kelebihanberat se"ara psikologis, maka mereka akan berusaha sekuat tenaga untuk itu hinggamenghiraukan resiko kekurangan berat badan. (ekurangan berat badan banyak beresikose"ara fsik daripada psikologis, sedangkan remaja "enderung gusar akan konsekuensipsikologis khususnya sosiopsikologis dg alas an keper"ayadirian. 1al ini menyebabkanremaja lebih memiliki beresiko terhadap kekurangan berat daripada kelebihan berat.
7.) %ungsi gangguan makan
/angguan makan memiliki tiga #ungsi utama. Pertama berhubungan dg persepsinegati# ttg diri sendiri dan penyediaan strategi emosional untuk penyelesaianmasalah dan jalan bagi remaja untuk mengafrmasi kebebasan dan kompetensimereka. (edua, terkait transgresi, eksperimentasi, dan persepsi mengenaikontrol diri yg mun"ul utamanya ketika remaja membentuk pen"apaian personaldan sebagai "ara lain untuk menguji batasan dan mengambil kontrol atasperistiwa yg ada disekitarnya. (etiga, merespon kebutuhan komunikasi,perlombaan, dan persaingan keunggulan yang sangat kuat pada remaja ygmemiliki hubungan buruk dengan keluarga dan teman
8/20/2019 silvia bonino
47/48
7.7 %aktor protekti% dan resiko utama
(ita telah melihat bahwa sebagian remaja yg mengalami gangguan makan dipengaruhioleh banyak hal disekitarnya seperti keluarga dan teman. Seperti penjelasansebelumnya, #a"tor protekti# dan resiko pada kasus gangguan makan harus disikapise"ara normati# dan seimbang. (eduanya dapat menjadi berbalik jika dikaitkan dengan
persoalan kelebihan dan kekurangan berat badan. Pada intinya, #a"tor protekti# padakasus ini terletak pada probadi setiap remaja. Remaja harus memiliki kemampuan untukmengonsep diri untuk melihat gambaran dirinya se"ara positi#, dan juga mampumengatur pola makan dengan pola yang sehat dan teratur sesuai kebutuhan asupannutrisi yg dibutuhkannya setiap hari, tanpa kurang atau berlebihan.
Ringkasan ? #a"tor protekti# utama untuk perilaku gangguan makan
Personal ?- memiliki gambaran akan tubuh yg positi# - memiliki persepsi diri yg positi# - memiliki ekspektasi untuk melanjutkan sekolah- memiliki nilai pendapaian akademik yg baik- memiliki nilai religi yg baik- menghindari perilaku antiso"ial
keluarga ?- remaja berorientasi pada org tua untuk menentukan pilihan- dukungan ortu- kontrol ortu- gaya otoritas ortu
sekolah ?- remaja mendapatkan ekspektasi positi# pada kemampuan- remaja memahami perlunya sekolah bagi masa dpn- remaja nyaman dg kegiatan sekolah
- remaja men"apai kesuksesan di dekolahsebaya ?- model perilaku sehat pada teman- model perilaku kon'ensional $ umum$ normal pada teman- remaja memungkinkan untuk membuka diri pada sebaya
waktu luang ?- menggunakan waktu luang untuk belajar
P*%P+
- 20(0 * 2RS &P)R* &*/(P %R S201 RS+ M*/* PR&(02RS() P% RM5
- 20(0 * MM&( P*%*/* 4/ 2R2% %R S+0% “PR&(0 2RS() P%RM5” 4/ &*
- 20(0 * MM*%*/ PR&(0 2RS() S2/ PR&(0 S%R 4/%&(0(* 2R%SR(* R(S RM5 P% &*/(0*/**42RP*%*/* RM5 S2/ S025( (+7!
- 2R2% %/ P*%*/* S+0% &* 4/ MM*%*/ RM5 2RPR&(0S2/ 2*+0( P*/R01 %R &*/(0*/**4 2RP*%*/* RM5S2/ )25( PS7!
- RS+ * 2RS7+ (S0S+( P% RM5 % +&- 6&0P0* (S0S+( P% S0+0 %R1 P*&+*, 1S& P*&+* *
%P+ M*5% S0MS (+ P% ()*%S RM5 % 6&41 &*, +0P&*/ +%( S2/ PR2*%*/* 4/ +%( +R&&0 501 2R2%,M*/*/+ S025(*4 S*/+ 2R3RS, 2*4(, M*/0PS 2R2/
%M*S PR&(0, %* %&(0(* %&M 5*/( 6(+0 4/ &M
8/20/2019 silvia bonino
48/48
- S7+< (1S P% &*/(0*/* P)P0&S SPR+ 20%4, RS, %* /M%P+ M*5% P%)M* 0*+0( M*%7*S(* ()*%S RM5 %/(R(+R 4/ SM P% 6&41 4/ 2R2%
- RS+ * M*/5 SOR M*%&M S+P %M*S RS() %/ MM2/%&M @ 5*S PR&(0 2RS() ()*S0MS L+ %+7, 2R(*%R2RS(), *+S)S&, S(S0& 2RS(), %* /*//0* M(*!
- RS+ * M&2+(* 2*4( SMP& %*/* 3R* /*%R, 0M0R, 5*SS()&1, &2 (&0R/, &2 20%4, %S2 S1*// MM&( P)& RS() 4/2R3RS 0*+0( S+P 3R* SMP&
- RS+ * MR*O S+P 1020*/* *+R SMP&, 3R* SMP&, %*PR&(0< 4/ M0*O0& 0*+0( (M0% %SMP0&(* S2/ 1020*/* S22-(2+ +0 1020*/* P*/R01 MMP*/R01 %* %P*/R01!S1*// %P+ MM2R(* P*5&S* 4/ &*/(P 0*+0( S+P (S0SPR&(0 2RS()
- (R* MM*%*/ RM5 S2/ S025(, 20(0 * 50/ MM21S M*/*70*/S PR&(0 2RS() 2/ RM5. 1& * MM20(+(* 216 20(0* 2RS(P 7R P% RM5 0*+0( S%(+ MM2R(* 50S+7(S %*2*4( MM2R(* (SMP+* P% RM5 0*+0( M*0*50((* P 4*/ %*/*(**4 M&&0 PR&(0 2RS() 4/ %&(0(*
- S&* MM*%*/ RM5 S2/ S025( 4/ (+7 %&M M**+0(*PR&(0, 20(0 * 50/ M*4%(* P*5&S* M*/* 7(+)R PS5 4/ %P+ M*5% P&*%0*/ 2/ RM5 0*+0( +R1*%R %R()*S(0*S 2SR +S RS() %R S+P PR&(0
- 20(0 * M*/5R(* P% PM2O*4 0*+0* MM1M RM5,P(R**4, %* 2/M* M*/*%&(**4 +*P 1R0S MM2R(* +(** 2R0P 2+S* %* 10(0M* 4/ 2R&21*
- 20(0 * O)O)( 0*+0( %2O (&*/* (%MS PS()&)/, )R+0, /0R0,%* *S+*S +R(+ 4/ 2R0R0S* %/ (1%0P* RM5