Upload
avitha-meliia-sugiono
View
212
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Permintaan tenaga kerja di dasarkan dari permintaan produsen terhadap input tenaga kerja sebagai salah satu input dalam proses produksi. Produsen mempekerjakan seseorang dalam rangka membantu memproduksi barang atau jasa untuk dijual kepada konsumen. Apabila permintaan konsumen terhadap barang atau jasa yang diproduksi meningkat, maka pengusaha terdorong untuk meningkatkan produksinya melalui penambahan input, termasuk input tenaga kerja, selama manfaat dari penambahan produksi tersebut lebih tinggi dari tambahan biaya karena penambahan input.
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi kerja yang baik, kualitas output yang tinggi, upah yang layak serta
kualitas sumber daya manusia adalah persoalan yang selalu muncul dalam pembahasan
tentang tenaga kerja disamping masalah hubungan industrial antara pekerja dengan
dunia usaha Ekonomi menyangkut kebutuhan-kebutuhan manusia dan sumber-sumber,
keinginana dan kebutuhan manusia tidak terbatas, sedangkan sumber-sumber selalu
terbatas. Dengan demikian ilmu ekonomi berusaha menerangkan bagaimana memenuhi
kebutuhan masyarakat sebanyak mungkin dengan jumlah sumber-sumber yang terbatas.
Permintaan tenaga kerja di dasarkan dari permintaan produsen terhadap input
tenaga kerja sebagai salah satu input dalam proses produksi. Produsen mempekerjakan
seseorang dalam rangka membantu memproduksi barang atau jasa untuk dijual kepada
konsumen. Apabila permintaan konsumen terhadap barang atau jasa yang diproduksi
meningkat, maka pengusaha terdorong untuk meningkatkan produksinya melalui
penambahan input, termasuk input tenaga kerja, selama manfaat dari penambahan
produksi tersebut lebih tinggi dari tambahan biaya karena penambahan input. Dengan
kata lain, peningkatan permintaan tenaga kerja oleh produsen, tergantung dari
peningkatan permintaan barang dan jasa oleh konsumen. Dengan demikian permintaan
tenaga kerja merupakan permintaan turunan dari permintaan output (McConnell, 1995;
Ruby, 2003).
Dalam kerangka makro ekonomi, permintaan output agregat, seringkali diukur
berdasarkan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi (PDB/PDRB) suatu perekonomian
(Todaro, 2009; Mankiw, 2003). Karena itu, permintaan tenaga kerja agregat selain di
[T
1
2
pengaruhi oleh upah, juga ditentukan oleh berbagai variabel sumber-sumber
pertumbuhan ekonomi, seperti konsumsi masyarakat, investasi, pengeluaran
pemerintah, ekspor, impor. Selanjutnya, Mankiw (2003) menganggap bahwa
peningkatan produktivitas tenaga kerja merupakan faktor esensil dalam menciptakan
pertumbuhan ekonomi, karena produktivitas tenaga kerja mencerminkan efisiensi dan
kemajuan teknologi.
Kemajuan teknologi, peningkatan produktivitas tenaga kerja seringkali dianggap
bersifat mereduksi kesempatan kerja, namun temuan Nordhaus (2005) dan Siregar
(2006), menunjukkan bahwa peningkatan teknologi pada sektor padat karya (seperti
pertanian dan industri agro) justru meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Logikanya
adalah bahwa kenaikan produktivitas dan daya saing produk sektor tersebut akan
menyebabkan harga jual yang lebih kompetitif, sehingga meningkatkan permintaan
terhadap produk itu. Kenaikan permintaan ini pada gilirannya meningkatkan penyerapan
tenaga kerja.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian elastisitas permintaan tenaga kerja?
2. Apa metode analisis kesempatan kerja ?
3. Factor-faktor apa saja yang mempengaruhi besar kecilnya elastisitas akan
permintaan kerja?
4. Apa yang dimaksud Perluasan kesempatan kerja
3
C. Maksud dan Tujuan
Maksud disusunnya makalah ini adalah supaya kita lebih mengetahui bagaimana
perkembangan permintaan tenaga kerja di Indonesia. Sedangkan tujuan dari makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas Ekonomi Sumber Daya Manusia Universitas Jenderal
Soedirman Purwokerto.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Elastisitas Permintaan Tenaga Kerja
Elastisitas merupakan ukuran derajat kepekaan jumlah permintaan akan sesuatu
terhadap perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya. Permintaan akan sesuatu
ini dapat berupa barang, tenaga kerja, produksi dan lain-lain. Besarnya permintaan akan
barang,tenaga kerja,produksi ini dapat dipengaruhi oleh sesuatu faktor penentu,misalnya
harga, produksi, upah, modal dan lain-lain. Koefisien elastisitas dapat didefinisikan
sebagai presentase perubahan dari suatu faktor penentu. Angka koefisien elastisitas
didapat dengan pembagian suatu presentase dengan presentase, maka koefisien ini
adalah suatu angka yang tidak mempunyai unit atau angka murni. Elastisitas permintaan
tenaga kerja di definisikan sebagai persentase perubahan permintaan akan tenaga kerja
sehubungan dengan perubahan tingkat upah sebanyak 1 persen. Dalam mengukur
elastisitas permintaan tenaga kerja biasanya diambil nilai mutlaknya , sehingga nilai
elastisitas paling kecil nol dan paling besar tak terhingga (0<Eh<∞¿. Adapun bentuk
Elastisitas permintaan tenaga kerja/ koefisien elastisitas tenaga kerja:
1. Ep > 1 Elastis (elastic/ relatively elastic)
2. Ep = 1 Unit (Unitary elastic/Unit Elasticity)
3. Ep < 1 Inelastis (inelastic/ relatively inelastic)
Artinya :
1. Suatu elastisitas permintaan tenaga kerja dapat di katakan elastis sempurna jika
terjadi kenaikan upah sebanyak 1 % maka elastisitas permintaan tenaga kerja
akan berubah senilai tak terbatas (∞) dan sebaliknya.
4
5
2. Bersifat elastis apabila terjadi kenaikan upah sebanyak 1% maka
mengakibatkan penurunan permintaan tenaga kerja sebanyak > 1 % . dan
sebaliknya.
3. Berifat unitary apabila terjadi kenaikan upah sebanyak 1% maka akan terjadi
penurunan permintaan tenaga kerja sebanyak 1 %, dan sebaliknya.
4. Bersifat inelastis ,apabila terjadi kenaikan upah sebanyak 1 % maka terjadi
penurunan permintaan tenaga kerja sebanyak kurang dari 1%, begitu pula
sebaliknya.
5. Bersifat inelastis sempurna, apabila terjadi kenaikan upah sebanyak 1% maka
permintaan tenaga kerja akan tetap. Tidak ada perubahan.
Permintaan tenaga kerja diatas bersifat elastis karena memiliki elastisitas lebih
dari satu dalam nilai absolut. Besar kecilnya elastisitas permintaan tergantung dari
substitusi tenaga kerja dengan faktor produksi lain, elastisitas permintaan terhadap
barang yang dihasilkan, proporsi biaya tenaga kerja terhadap seluruh biaya produksi,
dan elastisitas penawaran dari faktor produksi pelengkap lainnya.
B. Metode Analisis Elastisitas Kesempatan Kerja
Elastisitas permintaan akan tenga kerja tergantung dari elastisitas penyediaan dari
bahan-bahan pelengkap dalam produksi, misalnya modal,tenaga listrik ,bahan mentah
lainnya. Modal yang di investasikkan dalam suatu usaha dapat berupa uang atau
barang ,misalnya mesin. Mesin yang di gerakkan oleh tenaga lerja bersumber serta
bahan dari manusia. Semakin banyak kapasitas dan jumlah mesin yang
dioperasikan ,semakin banyak tenaga kerja yang diperlukan. Jadi semakin besar
6
elastisitas penyediaan faktor pelengkap (missal investasi) semakin besar elastisitas
permintaan akan tenaga kerja.
Secara makro, elastis kesempatan kerja digunakan untuk memperkirakan laju
pertumbuhan produksi yang diperlukan untuk mengimbangi laju pertumbuhan angkatan
kerja yang ada. Begitu pula sebaliknya berapa besar angkatan kerja yang di prlukan
untuk mengimbangi laju kenaikan produksi yang ada.indikator elastis ini sering di
gunakan untuk menganalisis sifat usaha padat modal dan padat karya. Peningkatan
SDM di lingkungan dunia usaha menuntut keterlibatan perusahaan yang bersangkutan,
yaitu pemerintah dan pihak lain yang terkait. Antara lain : serikat pekerja para
profesional serta masyarakat.Pengusaha menengah ke atas harus berusaha mempunyai
human resourcing planning jangka panjang. Perusahaan yang belum meliliki harus
mengalokasikan dana investasi di bidang pengembangan sumber daya manusia.bagi
perusahaan yang mampu harus membuka kesempatan kerja bagi tenaga kerja yang lain
dengan proses pengembangan tenaga kerja.
Pengembangan tenaga sangat penting kita lakukan dan banyak manfaatnya.
Karena tuntutan jabatan sebagai akibat kemajuan teknologi dan semakin ketatnya
persaingan di antara perusahaan yang sejenis. Berbagai kjonsep dunia pelatihan kerja
yang mendukung sisitem kerja tersebut antara lain: konsep Andrew P.Sikula mencoba
melaksanakan pembagian yang layak tentang non manejerial dalam progam pelatihan
dan manejerial dalam pengembangan, selain itu memadukan training dan
pengembangan modal bagi staf administrasi. Latihan dan training ini di maksudkan
untuk memperbaiki penguasaan di berbagi teknik serta keterampilan pelaksanaan kerja
tertentu dalam kurun waktu yang relatif singkat.
7
Progam pengembangan dan latihan akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja,
untuk itu perlu adanya penilaian terhadap prestasi kerja ataupun pelaksanaan
kerja.Untuk jangka panjang perubahan permintaan tenaaga kerja dapat terjadi dalam
bentuk loncatan atau shift, dimana perubahan ini di akibatkan oleh adanya perubahan
dalam penggunaan teknologi dan metode produksi. Sedangkan untuk meningkatkan
daya serap terhadap permintaan tenaga kerja adalah dengan meningkatkan tingkat upah
dan pendapatan masyarakat, sehimgga akan meningkatkan permintaan konsumsi oleh
masyarakat. Perubahan permintaan konsumsi ini akan mempengaruhi permintaan tenaga
kerja, dengan naiknya tingkat pendapatan masyarakat berarti akan meningkatkan
permintaan tenaga kerja. Perubahan jumlah barang yang dibeli karena perubahan harga
barang dapat diukur dengan elastisitas harga dari permintaan (price elasticity of
demand).
Elastisitas permintaan dari suatu barang terhadap perubahan dari suatu faktor
penentunya (harga barang itu sendiri, harga barang lain/ penghasilan konsumen)
menunjukkan derajat kepekaan akan barang tersebut terhadap perubahan faktor-faktor
di atas. (Boediono, 1999) Payaman Simanjuntak (1985) menyatakan bahwa konsep
elastisitas dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan tenaga untuk suatu periode
tertentu, baik untuk masing-masing sektor maupun untuk ekonomi secara keseluruhan.
Atau sebaliknya dapat digunakan untuk menyusun simulasi kebijakan pemangunan
untuk ketenagakerjaan yaitu dengan memilih beberapa elternatif laju pertumbuhan tiap
sektor, maka dihitung kesempatan kerja yang dapat diciptakan. Kemudian dipilih
kebijaksanaan pembangunan yang paling sesuai dengan kondisi pasar kerja.
C. Faktor yang Mempengaruhi Nilai Elastisitas Permintaan Tenaga Kerja
8
C.1. Subsitusi tenaga kerja dengan faktor produksi yang lain.
Artinya ketika suatu perusahaan mensubsitusikan modal terhadap tenaga kerja
misalnya berupa penggunaan teknologi maka elastisitas permintaan tenaga kerja
akan semakin kecil karena sudah terdapat barang yang di subsitusikan. Bila suatu
teknik produksi menggunakan modal dan tenaga kerja dalam perbandingan yang
tetap maka perubahan tingkat upah tidak mempengaruhi permintaan akan tenaga
kerja dalam jangka pendek. Contohnya : dalam bidang jasa penyebrangan ,
seseorang yang tidak memiliki keahlian khusus tidak bisa menggantikan seorang
jasa penyebrangan tersebut. Sehingga elastisitas akan permintaan tenaga kerja
akan kecil karena sulit untuk di gantikan .
C.2. Elastisitas permintaan terhadap barang yang di hasilkan.
Pada umumnya ketika tingkat upah itu naik maka perusahaan akan membebankan
terhadap tingkat harga. Dengan naiknya tingkat harga maka permintan akan suatu
barang tersebut akan turun. dengan turunnya tingkat permintaan masyarakat maka
akan mengakibatkan permintaan terhadap tenaga kerja akan turun. Contohnya :
permintaan terhadap mobil yang harganya terlalu tinggi mengakibatkan tingkat
permintaan upah tinggi akan tetapipermintaan terhadap mobil rendah sehingga
terjadi pengurangan tenaga kerja.
C.3. Proporsi biaya tenaga kerja terhadap seluruh biaya produksi.
Elastisitas permintaan akan tenaga kerja relatif tinggi apabila proporsi biaya
pekerja (labour cost) terhadap biaya produksi keseluruhan (total cost) juga besar.
Contohnya : suatu perusahaan menggunakan metode produksi yang padat
modal ,dimana biaya pekerja mencakup hanya 20% dari seluruh biaya produksi.
Maka kenaikan upah sebesar 10% hanya menaikkan biaya produksi keseluruhan
9
sebesar 2%. Dan sebaliknya kenaikan 10% tingkat upah dalam suatu perusahaan
yang padat karya dengan biaya pekerja mencakup 80 % maka akan menaikkan
biaya produksi keseluruhan sebesar 8%.
C.4. Elastisitas penawaran dari faktor produksi pelengkap lainnya.
Elastisitas permintaan akan tenaga kerja tergantung dari elastisitas penyediaan
dari bahan-bahan pelengkap dalam produksi seperti modal, tenaga listrik, bahan
mentah, dan lain-lain. Mesin di gerakkan oleh tenaga kerja sumber –sumber serta
bahan-bahan di kelola oleh manusia. Sehingga dengan adanya kondisi seperti itu
mengakibatkan penyerapan permintaan tenaga kerja yang semakin banyak dalam
menangani faktoe produksi pelengkap tersebut.
Untuk jangka panjang perubahan permintaan tenaga kerja dapat terjadi dalam
bentuk loncatan atau shift, dimana perubahan ini diakibatkan oleh adanya perubahan
dalam penggunaan teknologi dan metode produksi. Sedangkan untuk meningkatan daya
serap terhadap permintaan tenaga kerja ialah dengan meningkatkan tingkat upah dan
pendapatan masyarakat, sehingga akan meningkatkan permintaan konsumsi oleh
masyarakat. Perubahan permintaan konsumsi ini akan mempengaruhi permintaan tenaga
kerja. Dengan naiknya tingkat pendapatan masyarakat berarti akan meningkatkan
permintaan tenaga kerja.
D. Perluasan Kesempatan Kerja
Kebijaksanaan perluasan kerja erat hubungannya dengan kebijaksanaan
kependudukan. Secara umum penyediaan (penawaran) tenaga kerja suatu Negara atau
daerah dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jumlah penduduk,tenaga kerja,
pendidikan, perkembangan ekonomi dan lain sebagainya. Pernyataan itu menunjukan
10
bahwa tidak semua tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja siap untuk bekerja,
karena sebagian masih dalam usia sekolah,mengurus rumah tangga,dan golongan
lainnya yang menerima pendapatan. Keadaan ini menunjukan bahwa semakin besar
jumlah orang yang bersekolah atau mengurus rumah tangga semakin kecil penyediaan
kerja. Sejalan dengan pertumbuhan penduduk,tenaga kerja dan angkatan kerja juga
meningkat.
Hal ini berarti pengurangan pengangguran dapat dilakukan dengan menurunkan
jumlah angkatan kerja. Semeentara penurunan angkatan kerja dapat dilakukan dengan
jalan pengurangan laju pertumbuhan penduduk. Semakin sempitnya daya serapsektor
modern terhadap perluasan kesempatan kerja telah menyebabkan sektor tradisional
merupakan tempat penampungan angkatan kerja. Lapangan kerja terbesar yang di miliki
Indonesia berada pada sektor informal,hal ini disebabkan karena sektor informal mudah
dimasuki oleh p[ara pekerja karena tidak banyak memerlukan modal,kepandaian,dan
keterampilan.
Besar kecilnya elastisitas permintaan terhadap tenaga kerja dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang memungkinkan subtitusi tenaga kerja dengan produksi
lainnya,elastisitas permintaan terhadap barang yang dihasilakan dan elastisitas
persediaan dari faktor produksi pelengkap lainnya. Semakin kecil kemungkinan
mensubtitusikan modal terhadap tenaga kerja, semakin kecil elastisitas permintaan akan
tenaga kerja. Semakin besar elastisitas permintaan terhadap barang hasil
produksi,semakin besar elastisitas permintaan akan tenaga kerja dan semakin besar
elastisitas penyediaan faktor pelengkap dalam produksi semakin besar elastisitas
permintaan tenaga kerja.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Elastisitas permintaan tenaga kerja di definisikan sebagai persentase perubahan
permintaan akan tenaga kerja sehubungan dengan perubahan tingkat upah sebanyak
satu persen. yang dikukur dengan mengambil nilai mutlaknya, sehingga nilai
elastisitas paling kecil nol dan paling besar tak terhingga (0<Eh<∞¿.
2. Payaman Simanjuntak (1985) menyatakan bahwa konsep elastisitas dapat digunakan untuk
memperkirakan kebutuhan tenaga untuk suatu periode tertentu, baik untuk masing-masing
sektor maupun untuk ekonomi secara keseluruhan
3. Faktor yang Mempengaruhi Nilai Elastisitas Permintaan Tenaga Kerja adalah
Subsitusi tenaga kerja dengan faktor produksi yang lain, Elastisitas permintaan
terhadap barang yang di hasilkan, Proporsi biaya tenaga kerja terhadap seluruh biaya
produksi, Elastisitas penawaran dari faktor produksi pelengkap lainnya.
4. Semakin kecil kemungkinan mensubtitusikan modal terhadap tenaga kerja, semakin
kecil elastisitas permintaan akan tenaga kerja dan sebaliknya.
C. SARAN
1. Peningkatan produktivitas tenaga kerja merupakan faktor esensil dalam menciptakan
pertumbuhan ekonomi, karena produktivitas tenaga kerja mencerminkan efisiensi
dan kemajuan teknologi.
12
2. Meningkatan daya serap terhadap permintaan tenaga kerja ialah dengan cara
meningkatkan tingkat upah dan pendapatan masyarakat serta meningkatan teknologi
pada sektor padat karya.
DAFTAR PUSTAKA
Ananta,Aris.1995.Ruang Lingkup Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI-Pusat Antar Universitas Bidang Ekonomi
Simanjutak,Payaman,J.1998. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia Edisi Kedua.Jakarta:Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Sumarsono,Sonny.2003.Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia Ketenagakerjaan.Jember:Graha Ilmu
Tjitoherijanto,Prijono.1999. Pengembangan Sumber Daya Manusia.Jakarta:Fakultas Ekonomi Eniversitas Indonesia
11