18
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi kerja yang baik, kualitas output yang tinggi, upah yang layak serta kualitas sumber daya manusia adalah persoalan yang selalu muncul dalam pembahasan tentang tenaga kerja disamping masalah hubungan industrial antara pekerja dengan dunia usaha Ekonomi menyangkut kebutuhan- kebutuhan manusia dan sumber-sumber, keinginana dan kebutuhan manusia tidak terbatas, sedangkan sumber-sumber selalu terbatas. Dengan demikian ilmu ekonomi berusaha menerangkan bagaimana memenuhi kebutuhan masyarakat sebanyak mungkin dengan jumlah sumber-sumber yang terbatas. Permintaan tenaga kerja di dasarkan dari permintaan produsen terhadap input tenaga kerja sebagai salah satu input dalam proses produksi. Produsen mempekerjakan seseorang dalam rangka membantu memproduksi barang atau jasa untuk dijual kepada konsumen. Apabila permintaan konsumen terhadap barang atau jasa yang diproduksi meningkat, maka pengusaha terdorong untuk meningkatkan [

Sdm Fiks ISI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Permintaan tenaga kerja di dasarkan dari permintaan produsen terhadap input tenaga kerja sebagai salah satu input dalam proses produksi. Produsen mempekerjakan seseorang dalam rangka membantu memproduksi barang atau jasa untuk dijual kepada konsumen. Apabila permintaan konsumen terhadap barang atau jasa yang diproduksi meningkat, maka pengusaha terdorong untuk meningkatkan produksinya melalui penambahan input, termasuk input tenaga kerja, selama manfaat dari penambahan produksi tersebut lebih tinggi dari tambahan biaya karena penambahan input.

Citation preview

Page 1: Sdm Fiks ISI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi kerja yang baik, kualitas output yang tinggi, upah yang layak serta

kualitas sumber daya manusia adalah persoalan yang selalu muncul dalam pembahasan

tentang tenaga kerja disamping masalah hubungan industrial antara pekerja dengan

dunia usaha Ekonomi menyangkut kebutuhan-kebutuhan manusia dan sumber-sumber,

keinginana dan kebutuhan manusia tidak terbatas, sedangkan sumber-sumber selalu

terbatas. Dengan demikian ilmu ekonomi berusaha menerangkan bagaimana memenuhi

kebutuhan masyarakat sebanyak mungkin dengan jumlah sumber-sumber yang terbatas.

Permintaan tenaga kerja di dasarkan dari permintaan produsen terhadap input

tenaga kerja sebagai salah satu input dalam proses produksi. Produsen mempekerjakan

seseorang dalam rangka membantu memproduksi barang atau jasa untuk dijual kepada

konsumen. Apabila permintaan konsumen terhadap barang atau jasa yang diproduksi

meningkat, maka pengusaha terdorong untuk meningkatkan produksinya melalui

penambahan input, termasuk input tenaga kerja, selama manfaat dari penambahan

produksi tersebut lebih tinggi dari tambahan biaya karena penambahan input. Dengan

kata lain, peningkatan permintaan tenaga kerja oleh produsen, tergantung dari

peningkatan permintaan barang dan jasa oleh konsumen. Dengan demikian permintaan

tenaga kerja merupakan permintaan turunan dari permintaan output (McConnell, 1995;

Ruby, 2003).

Dalam kerangka makro ekonomi, permintaan output agregat, seringkali diukur

berdasarkan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi (PDB/PDRB) suatu perekonomian

(Todaro, 2009; Mankiw, 2003). Karena itu, permintaan tenaga kerja agregat selain di

[T

1

Page 2: Sdm Fiks ISI

2

pengaruhi oleh upah, juga ditentukan oleh berbagai variabel sumber-sumber

pertumbuhan ekonomi, seperti konsumsi masyarakat, investasi, pengeluaran

pemerintah, ekspor, impor. Selanjutnya, Mankiw (2003) menganggap bahwa

peningkatan produktivitas tenaga kerja merupakan faktor esensil dalam menciptakan

pertumbuhan ekonomi, karena produktivitas tenaga kerja mencerminkan efisiensi dan

kemajuan teknologi.

Kemajuan teknologi, peningkatan produktivitas tenaga kerja seringkali dianggap

bersifat mereduksi kesempatan kerja, namun temuan Nordhaus (2005) dan Siregar

(2006), menunjukkan bahwa peningkatan teknologi pada sektor padat karya (seperti

pertanian dan industri agro) justru meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Logikanya

adalah bahwa kenaikan produktivitas dan daya saing produk sektor tersebut akan

menyebabkan harga jual yang lebih kompetitif, sehingga meningkatkan permintaan

terhadap produk itu. Kenaikan permintaan ini pada gilirannya meningkatkan penyerapan

tenaga kerja.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian elastisitas permintaan tenaga kerja?

2. Apa metode analisis kesempatan kerja ?

3. Factor-faktor apa saja yang mempengaruhi besar kecilnya elastisitas akan

permintaan kerja?

4. Apa yang dimaksud Perluasan kesempatan kerja

Page 3: Sdm Fiks ISI

3

C. Maksud dan Tujuan

Maksud disusunnya makalah ini adalah supaya kita lebih mengetahui bagaimana

perkembangan permintaan tenaga kerja di Indonesia. Sedangkan tujuan dari makalah ini

adalah untuk memenuhi tugas Ekonomi Sumber Daya Manusia Universitas Jenderal

Soedirman Purwokerto.

Page 4: Sdm Fiks ISI

4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Elastisitas Permintaan Tenaga Kerja

Elastisitas merupakan ukuran derajat kepekaan jumlah permintaan akan sesuatu

terhadap perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya. Permintaan akan sesuatu

ini dapat berupa barang, tenaga kerja, produksi dan lain-lain. Besarnya permintaan akan

barang,tenaga kerja,produksi ini dapat dipengaruhi oleh sesuatu faktor penentu,misalnya

harga, produksi, upah, modal dan lain-lain. Koefisien elastisitas dapat didefinisikan

sebagai presentase perubahan dari suatu faktor penentu. Angka koefisien elastisitas

didapat dengan pembagian suatu presentase dengan presentase, maka koefisien ini

adalah suatu angka yang tidak mempunyai unit atau angka murni. Elastisitas permintaan

tenaga kerja di definisikan sebagai persentase perubahan permintaan akan tenaga kerja

sehubungan dengan perubahan tingkat upah sebanyak 1 persen. Dalam mengukur

elastisitas permintaan tenaga kerja biasanya diambil nilai mutlaknya , sehingga nilai

elastisitas paling kecil nol dan paling besar tak terhingga (0<Eh<∞¿. Adapun bentuk

Elastisitas permintaan tenaga kerja/ koefisien elastisitas tenaga kerja:

1. Ep > 1 Elastis (elastic/ relatively elastic)

2. Ep = 1 Unit (Unitary elastic/Unit Elasticity)

3. Ep < 1 Inelastis (inelastic/ relatively inelastic)

Artinya :

1. Suatu elastisitas permintaan tenaga kerja dapat di katakan elastis sempurna jika

terjadi kenaikan upah sebanyak 1 % maka elastisitas permintaan tenaga kerja

akan berubah senilai tak terbatas (∞) dan sebaliknya.

4

Page 5: Sdm Fiks ISI

5

2. Bersifat elastis apabila terjadi kenaikan upah sebanyak 1% maka

mengakibatkan penurunan permintaan tenaga kerja sebanyak > 1 % . dan

sebaliknya.

3. Berifat unitary apabila terjadi kenaikan upah sebanyak 1% maka akan terjadi

penurunan permintaan tenaga kerja sebanyak 1 %, dan sebaliknya.

4. Bersifat inelastis ,apabila terjadi kenaikan upah sebanyak 1 % maka terjadi

penurunan permintaan tenaga kerja sebanyak kurang dari 1%, begitu pula

sebaliknya.

5. Bersifat inelastis sempurna, apabila terjadi kenaikan upah sebanyak 1% maka

permintaan tenaga kerja akan tetap. Tidak ada perubahan.

Permintaan tenaga kerja diatas bersifat elastis karena memiliki elastisitas lebih

dari satu dalam nilai absolut. Besar kecilnya elastisitas permintaan tergantung dari

substitusi tenaga kerja dengan faktor produksi lain, elastisitas permintaan terhadap

barang yang dihasilkan, proporsi biaya tenaga kerja terhadap seluruh biaya produksi,

dan elastisitas penawaran dari faktor produksi pelengkap lainnya.

B. Metode Analisis Elastisitas Kesempatan Kerja

Elastisitas permintaan akan tenga kerja tergantung dari elastisitas penyediaan dari

bahan-bahan pelengkap dalam produksi, misalnya modal,tenaga listrik ,bahan mentah

lainnya. Modal yang di investasikkan dalam suatu usaha dapat berupa uang atau

barang ,misalnya mesin. Mesin yang di gerakkan oleh tenaga lerja bersumber serta

bahan dari manusia. Semakin banyak kapasitas dan jumlah mesin yang

dioperasikan ,semakin banyak tenaga kerja yang diperlukan. Jadi semakin besar

Page 6: Sdm Fiks ISI

6

elastisitas penyediaan faktor pelengkap (missal investasi) semakin besar elastisitas

permintaan akan tenaga kerja.

Secara makro, elastis kesempatan kerja digunakan untuk memperkirakan laju

pertumbuhan produksi yang diperlukan untuk mengimbangi laju pertumbuhan angkatan

kerja yang ada. Begitu pula sebaliknya berapa besar angkatan kerja yang di prlukan

untuk mengimbangi laju kenaikan produksi yang ada.indikator elastis ini sering di

gunakan untuk menganalisis sifat usaha padat modal dan padat karya. Peningkatan

SDM di lingkungan dunia usaha menuntut keterlibatan perusahaan yang bersangkutan,

yaitu pemerintah dan pihak lain yang terkait. Antara lain : serikat pekerja para

profesional serta masyarakat.Pengusaha menengah ke atas harus berusaha mempunyai

human resourcing planning jangka panjang. Perusahaan yang belum meliliki harus

mengalokasikan dana investasi di bidang pengembangan sumber daya manusia.bagi

perusahaan yang mampu harus membuka kesempatan kerja bagi tenaga kerja yang lain

dengan proses pengembangan tenaga kerja.

Pengembangan tenaga sangat penting kita lakukan dan banyak manfaatnya.

Karena tuntutan jabatan sebagai akibat kemajuan teknologi dan semakin ketatnya

persaingan di antara perusahaan yang sejenis. Berbagai kjonsep dunia pelatihan kerja

yang mendukung sisitem kerja tersebut antara lain: konsep Andrew P.Sikula mencoba

melaksanakan pembagian yang layak tentang non manejerial dalam progam pelatihan

dan manejerial dalam pengembangan, selain itu memadukan training dan

pengembangan modal bagi staf administrasi. Latihan dan training ini di maksudkan

untuk memperbaiki penguasaan di berbagi teknik serta keterampilan pelaksanaan kerja

tertentu dalam kurun waktu yang relatif singkat.

Page 7: Sdm Fiks ISI

7

Progam pengembangan dan latihan akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja,

untuk itu perlu adanya penilaian terhadap prestasi kerja ataupun pelaksanaan

kerja.Untuk jangka panjang perubahan permintaan tenaaga kerja dapat terjadi dalam

bentuk loncatan atau shift, dimana perubahan ini di akibatkan oleh adanya perubahan

dalam penggunaan teknologi dan metode produksi. Sedangkan untuk meningkatkan

daya serap terhadap permintaan tenaga kerja adalah dengan meningkatkan tingkat upah

dan pendapatan masyarakat, sehimgga akan meningkatkan permintaan konsumsi oleh

masyarakat. Perubahan permintaan konsumsi ini akan mempengaruhi permintaan tenaga

kerja, dengan naiknya tingkat pendapatan masyarakat berarti akan meningkatkan

permintaan tenaga kerja. Perubahan jumlah barang yang dibeli karena perubahan harga

barang dapat diukur dengan elastisitas harga dari permintaan (price elasticity of

demand).

Elastisitas permintaan dari suatu barang terhadap perubahan dari suatu faktor

penentunya (harga barang itu sendiri, harga barang lain/ penghasilan konsumen)

menunjukkan derajat kepekaan akan barang tersebut terhadap perubahan faktor-faktor

di atas. (Boediono, 1999) Payaman Simanjuntak (1985) menyatakan bahwa konsep

elastisitas dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan tenaga untuk suatu periode

tertentu, baik untuk masing-masing sektor maupun untuk ekonomi secara keseluruhan.

Atau sebaliknya dapat digunakan untuk menyusun simulasi kebijakan pemangunan

untuk ketenagakerjaan yaitu dengan memilih beberapa elternatif laju pertumbuhan tiap

sektor, maka dihitung kesempatan kerja yang dapat diciptakan. Kemudian dipilih

kebijaksanaan pembangunan yang paling sesuai dengan kondisi pasar kerja.

C. Faktor yang Mempengaruhi Nilai Elastisitas Permintaan Tenaga Kerja

Page 8: Sdm Fiks ISI

8

C.1. Subsitusi tenaga kerja dengan faktor produksi yang lain.

Artinya ketika suatu perusahaan mensubsitusikan modal terhadap tenaga kerja

misalnya berupa penggunaan teknologi maka elastisitas permintaan tenaga kerja

akan semakin kecil karena sudah terdapat barang yang di subsitusikan. Bila suatu

teknik produksi menggunakan modal dan tenaga kerja dalam perbandingan yang

tetap maka perubahan tingkat upah tidak mempengaruhi permintaan akan tenaga

kerja dalam jangka pendek. Contohnya : dalam bidang jasa penyebrangan ,

seseorang yang tidak memiliki keahlian khusus tidak bisa menggantikan seorang

jasa penyebrangan tersebut. Sehingga elastisitas akan permintaan tenaga kerja

akan kecil karena sulit untuk di gantikan .

C.2. Elastisitas permintaan terhadap barang yang di hasilkan.

Pada umumnya ketika tingkat upah itu naik maka perusahaan akan membebankan

terhadap tingkat harga. Dengan naiknya tingkat harga maka permintan akan suatu

barang tersebut akan turun. dengan turunnya tingkat permintaan masyarakat maka

akan mengakibatkan permintaan terhadap tenaga kerja akan turun. Contohnya :

permintaan terhadap mobil yang harganya terlalu tinggi mengakibatkan tingkat

permintaan upah tinggi akan tetapipermintaan terhadap mobil rendah sehingga

terjadi pengurangan tenaga kerja.

C.3. Proporsi biaya tenaga kerja terhadap seluruh biaya produksi.

Elastisitas permintaan akan tenaga kerja relatif tinggi apabila proporsi biaya

pekerja (labour cost) terhadap biaya produksi keseluruhan (total cost) juga besar.

Contohnya : suatu perusahaan menggunakan metode produksi yang padat

modal ,dimana biaya pekerja mencakup hanya 20% dari seluruh biaya produksi.

Maka kenaikan upah sebesar 10% hanya menaikkan biaya produksi keseluruhan

Page 9: Sdm Fiks ISI

9

sebesar 2%. Dan sebaliknya kenaikan 10% tingkat upah dalam suatu perusahaan

yang padat karya dengan biaya pekerja mencakup 80 % maka akan menaikkan

biaya produksi keseluruhan sebesar 8%.

C.4. Elastisitas penawaran dari faktor produksi pelengkap lainnya.

Elastisitas permintaan akan tenaga kerja tergantung dari elastisitas penyediaan

dari bahan-bahan pelengkap dalam produksi seperti modal, tenaga listrik, bahan

mentah, dan lain-lain. Mesin di gerakkan oleh tenaga kerja sumber –sumber serta

bahan-bahan di kelola oleh manusia. Sehingga dengan adanya kondisi seperti itu

mengakibatkan penyerapan permintaan tenaga kerja yang semakin banyak dalam

menangani faktoe produksi pelengkap tersebut.

Untuk jangka panjang perubahan permintaan tenaga kerja dapat terjadi dalam

bentuk loncatan atau shift, dimana perubahan ini diakibatkan oleh adanya perubahan

dalam penggunaan teknologi dan metode produksi. Sedangkan untuk meningkatan daya

serap terhadap permintaan tenaga kerja ialah dengan meningkatkan tingkat upah dan

pendapatan masyarakat, sehingga akan meningkatkan permintaan konsumsi oleh

masyarakat. Perubahan permintaan konsumsi ini akan mempengaruhi permintaan tenaga

kerja. Dengan naiknya tingkat pendapatan masyarakat berarti akan meningkatkan

permintaan tenaga kerja.

D. Perluasan Kesempatan Kerja

Kebijaksanaan perluasan kerja erat hubungannya dengan kebijaksanaan

kependudukan. Secara umum penyediaan (penawaran) tenaga kerja suatu Negara atau

daerah dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jumlah penduduk,tenaga kerja,

pendidikan, perkembangan ekonomi dan lain sebagainya. Pernyataan itu menunjukan

Page 10: Sdm Fiks ISI

10

bahwa tidak semua tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja siap untuk bekerja,

karena sebagian masih dalam usia sekolah,mengurus rumah tangga,dan golongan

lainnya yang menerima pendapatan. Keadaan ini menunjukan bahwa semakin besar

jumlah orang yang bersekolah atau mengurus rumah tangga semakin kecil penyediaan

kerja. Sejalan dengan pertumbuhan penduduk,tenaga kerja dan angkatan kerja juga

meningkat.

Hal ini berarti pengurangan pengangguran dapat dilakukan dengan menurunkan

jumlah angkatan kerja. Semeentara penurunan angkatan kerja dapat dilakukan dengan

jalan pengurangan laju pertumbuhan penduduk. Semakin sempitnya daya serapsektor

modern terhadap perluasan kesempatan kerja telah menyebabkan sektor tradisional

merupakan tempat penampungan angkatan kerja. Lapangan kerja terbesar yang di miliki

Indonesia berada pada sektor informal,hal ini disebabkan karena sektor informal mudah

dimasuki oleh p[ara pekerja karena tidak banyak memerlukan modal,kepandaian,dan

keterampilan.

Besar kecilnya elastisitas permintaan terhadap tenaga kerja dipengaruhi oleh

faktor-faktor yang memungkinkan subtitusi tenaga kerja dengan produksi

lainnya,elastisitas permintaan terhadap barang yang dihasilakan dan elastisitas

persediaan dari faktor produksi pelengkap lainnya. Semakin kecil kemungkinan

mensubtitusikan modal terhadap tenaga kerja, semakin kecil elastisitas permintaan akan

tenaga kerja. Semakin besar elastisitas permintaan terhadap barang hasil

produksi,semakin besar elastisitas permintaan akan tenaga kerja dan semakin besar

elastisitas penyediaan faktor pelengkap dalam produksi semakin besar elastisitas

permintaan tenaga kerja.

Page 11: Sdm Fiks ISI

11

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Elastisitas permintaan tenaga kerja di definisikan sebagai persentase perubahan

permintaan akan tenaga kerja sehubungan dengan perubahan tingkat upah sebanyak

satu persen. yang dikukur dengan mengambil nilai mutlaknya, sehingga nilai

elastisitas paling kecil nol dan paling besar tak terhingga (0<Eh<∞¿.

2. Payaman Simanjuntak (1985) menyatakan bahwa konsep elastisitas dapat digunakan untuk

memperkirakan kebutuhan tenaga untuk suatu periode tertentu, baik untuk masing-masing

sektor maupun untuk ekonomi secara keseluruhan

3. Faktor yang Mempengaruhi Nilai Elastisitas Permintaan Tenaga Kerja adalah

Subsitusi tenaga kerja dengan faktor produksi yang lain, Elastisitas permintaan

terhadap barang yang di hasilkan, Proporsi biaya tenaga kerja terhadap seluruh biaya

produksi, Elastisitas penawaran dari faktor produksi pelengkap lainnya.

4. Semakin kecil kemungkinan mensubtitusikan modal terhadap tenaga kerja, semakin

kecil elastisitas permintaan akan tenaga kerja dan sebaliknya.

C. SARAN

1. Peningkatan produktivitas tenaga kerja merupakan faktor esensil dalam menciptakan

pertumbuhan ekonomi, karena produktivitas tenaga kerja mencerminkan efisiensi

dan kemajuan teknologi.

Page 12: Sdm Fiks ISI

12

2. Meningkatan daya serap terhadap permintaan tenaga kerja ialah dengan cara

meningkatkan tingkat upah dan pendapatan masyarakat serta meningkatan teknologi

pada sektor padat karya.

DAFTAR PUSTAKA

Ananta,Aris.1995.Ruang Lingkup Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI-Pusat Antar Universitas Bidang Ekonomi

Simanjutak,Payaman,J.1998. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia Edisi Kedua.Jakarta:Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Sumarsono,Sonny.2003.Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia Ketenagakerjaan.Jember:Graha Ilmu

Tjitoherijanto,Prijono.1999. Pengembangan Sumber Daya Manusia.Jakarta:Fakultas Ekonomi Eniversitas Indonesia

11