Upload
hendra-supradnyana
View
81
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Hiperpigmentasi gingiva
Citation preview
DEPIGMENTATION GINGIVAL WITH ABRASIVE TECHNIQUE
PADA KASUS PHYSIOLOGICAL HYPERPIGMENTATION GINGIVAL
GENERALIZED
(Laporan Kasus Bedah Periodontal)
Disusun Oleh :
Nyayu Sonya Indah P, S.KG (04094707013)
Christy Sisilia Cusand, S.KG (04094707032)
Desy Aprina, S.KG (04094707035)
Lany Onggoro, S.KG (04094707038)
Dosen Pembimbing :
Drg. Hema Awalia
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2011
LEMBAR PENGESAHAN
DEPIGMENTATION GINGIVAL WITH ABRASIVE TECHNIQUE
PADA KASUS PHYSIOLOGICAL HYPERPIGMENTATION GINGIVAL
GENERALIZED
(Laporan Kasus Bedah Periodontal)
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna menyelesaikan
Kepanitraan Klinik dan memperoleh gelar Dokter Gigi
Universitas Sriwijaya
Pembimbing
drg. Hema Awalia
I. INFORMASI KASUS
Identitas Pasien
Nama : Dwi Oktari
Tempat/Tanggal Lahir : Palembang / 24 Oktober 1993
Suku : Palembang
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum Kawin
Agama : Islam
Alamat : Jalan Balap Sepeda no 51 Palembang
Telepon : 08994444950
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan : Siswa
Anamnesis
Pasien datang dengan keluhan gusi giginya berwarna kecoklatan sejak ± 5 tahun yang
lalu, pasien merasa tidak percaya diri saat tersenyum sehingga pasien ingin gusinya dirawat
sehingga kembali berwarna merah muda.
Riwayat Kesehatan Umum
Di keluarga, kakak pasien juga sama gusinya berwarna kecoklatan.
Riwayat Kesehatan Gigi
Gigi depan kanan patah karena terjatuh, masih ada sisa gigi sehingga dicabut dan minta
dibuatkan gigi. Gigi geraham belakang kanan dan kiri dicabut karena lubang besar.
Pemeriksaan Radiografi
Pemeriksaan radiografik dengan foto Panoramik.
Gambar 1. Foto rontgent
Gigi 18 inerupsi, 28 dan 38 ada benih tapi belum erupsi, 48 gigi erupsi sebagain
Gigi 16 dan 26 ekstruksi gigi.
Gigi 12, 36 dan 46 gigi hilang.
Gigi 21 terdapat karies di distal.
Gigi 45 miring.
Gigi 47 terdapat tumpatan di oklusal
Pemeriksaan Klinis
Pada pemeriksaan kebersihan mulut pada awal kunjungan, kebersihan mulut pasien
baik dimana pada pemeriksaan Interdental Hygiene Index (HYG) dengan disclosing solution
diperoleh hasil 61,5% (sebelum menyikat gigi) dan 84% (sesudah menyikat gigi). Selain itu
pada pemeriksaan Papilla Bleeding Index (PBI) diperoleh hasil 1,3. Pada pemeriksaan OHI-S
diperoleh hasil 2,5 dengan rincian indeks debris 1.5 dan indeks kalkulus 1. Data ini
menunjukkan bahwa kebersihan mulut pasien baik.
Pemeriksaan Ekstra Oral
Muka : tidak ada kelainan
Pipi : tidak ada kelainan
Bibir : tidak ada kelainan
Pinggiran Rahang : tidak ada kelainan
Kelenjar Submandibular : kanan tidak ada kelainan ; kiri tidak ada kelainan
Pemeriksaan Intra Oral
Mukosa pipi : kanan tidak ada kelainan ; kiri tidak ada kelainan
Palatum : tidak ada kelainan
Dasar mulut : tidak ada kelainan
Lidah : tidak ada kelainan
Oropharyngeal : tidak ada kelainan
Saliva : tidak ada kelainan
Kelenjar Limfe : tidak ada kelainan
Frenulum : normal
Gingiva RA : hiperpigmentasi regio a b c
Gingiva RB : hiperpigmentasi regio d e f
Poket : tidak ada kelainan
Karang gigi : kalkulus supragingiva, regio a,c,d,e,f
Pemeriksaan Poket
Elemen Gigi Bukal/
Labial
Lingual/
Palatal
Mesial Distal Keterangan
17 2 2 3 3 Merah
16 2 2 3 3 Merah
15 1 1 2 3 Merah
14 1 2 2 2 Merah
13 1 2 2 2 Merah
12 - - - - Edema
11 1 1 2 2 Edema
21 1 1 2 2 Edema
22 1 1 2 1 Edema
23 1 2 2 3 Edema
24 2 1 3 3 Edema
25 2 1 3 3 Merah,Ed
26 3 2 3 2 Merah,Ed
27 3 2 3 2 Merah,Ed
37 2 2 2 2 Merah
36 - - - - Merah
35 2 3 2 2 Merah
34 1 2 3 2 Merah
33 2 2 2 3 Edema
32 2 2 3 3 Edema
31 2 2 3 3 Edema
41 2 2 3 3 Edema
42 2 2 3 3 Edema
43 2 1 3 3 Edema
44 1 2 2 2 Merah
45 1 1 2 2 Merah
46 - - - - Merah
47 2 2 2 2 Merah
Pemeriksaan Gigi
Elemen
Gigi
Bukal/
Labial
Lingual/
Palatal
Mesial Distal Oklusal Keterangan
18 Ineruption
17 Karies D3 Iritatio pulpa
16 Karies D3 Iritatio pulpa
15 Karies D3 Iritatio pulpa
14 Karies
D3
Karies
D3
Karies D4 Iritatio pulpa
12 Gangren Radiks
11 Karies D3 Karies D4 Iritatio pulpa
21 Karies D4 Iritatio pulpa
22 Karies D3 Karies D3 Iritatio pupla
24 Karies D4 Iritatio pulpa
26 Karies
D3
Iritatio pulpa
37 Karies D4 Amalgam klas 1
36 Karies D6 Onlay
47 Karies D3 Iritatio pulpa
Pemeriksaan Hiperpigmentasi Gingiva
Terdapat hiperpigmentasi gingiva pada region a, b, c, d, e dan f di permukaan labial
dan bukal. Gambaran hiperpigmentasi diffuse tersebar merata di selurus permukaan gingiva
dengan batas yang kurang jelas, simetris, dan membentuk gambaran seperti pita di sepanjang
attachment gingiva. Batas hiperpigmentasi meluas didaerah margin gingiva. DOPI assasment
RA 0,875 (mild) dan RB 1,3 (moderate)
Gambar 2. Foto klinis hiperpigmentasi
Etiologi
Deposisi melanin yang berlebihan pada stratum basalis dan suprabasal epithelium
akibat aktifitas melanosit yang berlebihan.
Diagnosis
Informasi yang didapat dari anamnesa menyebutkan bahwa pasien datang dengan
keluhan gusi giginya berwarna kecoklatan sejak ± 5 tahun yang lalu, pasien merasa tidak
percaya diri saat tersenyum sehingga pasien ingin gusinya dirawat sehingga kembali berwarna
merah muda. Kakak pasien tersebut juga mengalami hal yang sama. Pemeriksaan klinis
menunjukkan terdapat hiperpigmentasi gingiva pada region a, b, c, d, e dan f di permukaan
labial dan bukal. Gambaran hiperpigmentasi diffuse tersebar merata di selurus permukaan
gingiva dengan batas yang kurang jelas, simetris, dan membentuk gambaran seperti pita di
sepanjang attachment gingiva.
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan klinis, diagnosa kasus tersebut adalah
Physiological Hyperpigmentation Gingival Generalized. Diagnosa bandingnya Addison
disease dan hiperpigmentasi karena logam.
Prognosis
1. Overall prognosis
a. Umur pasien
Pasien berumur 17 tahun mempunyai prognosis yang baik karena pada usia
tersebut diperkirakan proses penyembuhan dan reepitelisasi pasca perawatan
akan berlangsung lebih cepat.
b. Kondisi Sistemik
Baik
c. Kooperatif Pasien
Pasien sangat kooperatif dalam mengikuti perawatan.
d. Lokasi Penyakit
Pada semua regio a, b, c, d, e, f.
e. Kerusakan Tulang
Tidak terdapat kerusakan tulang.
f. Kondisi Peradangan
Terdapat peradangan di regio b, c, e.
g. Maloklusi
Tidak terdapat maloklusi.
2. Prognosis individu
a. Mobilitas Gigi
Tidak ada gigi yang mobile pada semua kuadran.
b. Malposisi
Terdapat malposisi pada gigi 45 dan 35.
c. Poket
Tidak terdapat poket yang dalam pada gigi-gigi di semua kuadran.
d. Resesi, abrasif, atrisi, dan erosi
Terdapat atrisi 23 dan 33.
e. Morfologi gigi
Tidak terdapat morfologi gigi.
f. Kondisi Mukogingiva
Terdapat hiperpigmentasi gingiva pada semua kuadran.
g. Keterlibatan furkasi
Tidak terdapat kerusakan tulang pada semua kuadran.
Kesimpulan yang didapat dari overall prognosis dan prognosis individu adalah baik.
II. RENCANA PERAWATAN
(tidak berhasil) (berhasil)
FASE I (Etiotropik)
Kontrol plak (Edukasi, Motivasi, Instruksi)
Scalling dan root planning
EVALUASI
Kontrol plak
RETREATMENT FASE I
Kontrol Plak (Edukasi, Motivasi, Instruksi)
Scalling dan root planning
FASE II (BEDAH)
Depigmentasi gingiva gigi dari 11-14, 21-24, 31-34 dan 41-44
Re-Evaluasi
Kontrol plak
Re-Evaluasi
Re-Evaluasi I ( 1 minggu post bedah)Pelepasan periodontal packPemeriksaan subjektif dan objektif
Re-Evaluasi II (2 minggu post bedah)Pemeriksaan subjektif dan objektif
Re-Evaluasi III (1 bulan post bedah)Pemeriksaan subjektif dan objektif
Ekstraksi gigi 12,36,46
FASE III (RESTORASI)
Pro Konservasi : Restorasi Amalgam 24, 47Pro Prosthodonsi : mengganti 12, 46, 36
Fase IV (Kontrol Berkala)
Recall at time
Maintenance
Kontrol Plak dan Scalling
Pemeriksaan klinis ulang, radiologi dan casting
III. PROSEDUR DEPIGMENTASI GINGIVA DENGAN
TEKNIK ABRASIF
Pelaksanaan bedah periodontal berupa depigmentasi gingiva dengan teknik bur abrasi
dilaksanakan pada tanggal 5 Juli 2011 untuk kuadran I dan IV dan tanggal 28 Juli 2011
untuk kuadran II dan III.
1. Persiapan alat dan bahana. Alat
- Alat diagnosa ( sonde, kaca mulut, pinset, dan ekskavator)
- Bengkok
- Spuit injeksi 3 cc
- Poket marker
- Periodontal probe
- Round bur diamond no. 8 highspeed dengan diameter 2-2,5 mm
- Handpiece highspeed
- Kirkland
- Mouth retractor
- Kain steril
- Spatula semen
- Glass plate
- Saliva ejector
- Tensimeter
- Stetoskop
Gambar 3. Alat dan Bahan Depigmentasi Teknik Abrasif
b. Bahan
- Lidocain+Adrenalin (ExtracaineTM)
- Periodontal pack (Coe-PakTM)
- Klorheksidin gargle 0,12% (GarglinTM)
- Povidone Iodine 10% (BetadineTM)
- Alkohol 70%
- NaCl 0,9%
- Adrenalin
- Disclosing solution
- Kasa steril
- Tampon steril
- Catton pellet steril
2. Persiapan Pasien, Operator, dan Asistena. Pasien
- Instrusi kepada pasien untuk menjaga kondisi tubuh, mengatur diet
yang seimbang, dan istirahat yang cukup menjelang hari operasi.
- Penjelasan prosedur bedah kepada pasien.
- Pasien membuat Informed Concent sebagai persetujuan dilakukannya
tindakan bedah.
- Mengukur vital sign pasien (tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 85, dan
repirasi 18).
- Mengukur PBI dan HYG sebagai persiapan operasi.
- Pasien berkumur dengan klorheksidin gargle 0,12% (GarglinTM) sebagai
antiseptik mulut preoperasi.
- Mengisolasi daerah kerja dengan kain steril.
Gambar 4. Pemeriksaan vital sign sebelum pelaksanaan bedah
b. Operator
- Menguasai teori dan tata laksana depigmentasi gingiva dengan metode
abrasif.
- Melaporkan hasil berbagai pemeriksaan yang dilakukan pada pasien
sebelum pembedahan dan melakukan pembedahan setelah izin bekerja
dari dosen diperoleh.
- Cuci tangan dengan menggosok seluruh permukaan tangan hingga siku
dengan sabun.
- Memakai penutup kepala, kaca mata kerja, dan masker dan handschoen.
Gambar 5. Persiapan Operator dan pasien
c. Asisten I bertanggung jawab pada penyiapan alat, pendistribusian alat, dan
pengadukan periodontal pack
- Mengetahui teori dan tata laksana dari tugas.
- Memakai penutup kepala dan masker
- Cuci tangan dengan menggosok seluruh permukaan tangan hingga siku
dengan sabun.
- Memakai sarung tangan.
- Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam tindakan
depigmentasi gingiva.
d. Asisten II bertanggung jawab pada pengopersian saliva ejector, pengirigasian
larutan NaCl 0,9% dan mengontrol perdarahan
- Mengetahui teori dan tata laksana dari tugas.
- Memakai penutup kepala dan masker
- Cuci tangan dengan menggosok seluruh permukaan tangan hingga siku
dengan sabun.
- Memakai sarung tangan.
e. Asisten III bertanggung jawab pada pendokumentasian setiap langkah kerja.
- Mengetahui teori dan tata laksana dari tugas.
- Mempersiapkan alat dokumentasi.
Kuadran I
Operator : Lany Onggoro, S.KG
As. 1 : Nyayu Sonya Indah P, S.KG
As. 2 : Desy Aprina, S.KG
As. 3 : Helty Eka Nova, S.KG
Kuadran II
Operator : Nyayu Sonya Indah P, S.KG
As. 1 : Lany Onggoro, S.KG
As. 2 : Rahmah Fitriana, S.KG
As. 3 : Desy Aprina, S.KG
Kuadran III
Operator : Desy Aprina, S. KG
As. 1 : Rahmah Fitriana, S.KG
As. 2 : Helty Eka Nova, S.KG
As. 3 : Nyayu Sonya Indah P, S.KG
Kuadran IV
Operator : , Christy Sisilia Cusand, S.KG
As. 1 : Desy Aprina, S.KG
As. 2 : Nyayu Sonya Indah, S.KG
As. 3 : Lany Onggoro, S.KG
3. Penatalaksanaana. Mengoleskan Povidone Iodine 10% pada lipatan mukogingiva.
Gambar 6. Pengolesan Povidone Iodine 10%
b. Menginfiltrasikan ExtracaineTM pada mukogingiva bagian labial pada apeks
gigi premolar satu dan ujung apeks gigi kaninus masing-masing 1cc untuk
menganestesi mukosa gingival bagian labial dari midline hingga gigi premolar
satu.
Gambar 7. Anestesi infiltrasi pada lipatan mukogingiva
c. Memeriksa jalannya anestesi dengan menggunakan sonde.
d. Memasang mouth retractor untuk membantu dalam membuka daerah kerja.
e. Menentukan proyesi kerja dari tindakan depigmentasi gingiva dengan
menggunakan pocket marker.
Kuadran Papilla Gingival
Margin
Gingival
Attachment
Alveolar
I 2 mm 1 mm 1 mm 1 mm
II 2 mm 1 mm 1 mm 1 mm
III 2 mm 1 mm 1 mm 1 mm
IV 3 mm 1 mm 1 mm 1 mm
Gambar 8. Penentuan proyesi kerja dari tindakan depigmentasi gingiva
dengan menggunakan pocket marker
f. Mengabrasifkan permukaan mukosa yang mengalami hiperpigmentasi dengan
gerakan menyapu hingga permukaan yang mengalami hiperpigmentasi hilang
dan tampak permukaan mukosa yang berwarna kemerahan. Apabila terjadi
perdarahan dihentikan dengan menggunakan adrenalin. Menghindari
permukaan yang terlalu dekat dengan periosteum untuk menghindari perforasi
epitel yang akan mengakibatkan kerusakan tulang alveolar dan perlambatan
penyembuhan luka pascaoperasi. Menghindari depigmentasi pada free gingiva
dan interdental untuk menghindari kehilangan perlekatan antara gingiva
dengan gigi.
Gambar 9. Tindakan Depigmentasi Dengan Teknik Abrasif
g. Mengirigasi permukaan yang diabrasif dengan larutan NaCl 0,9% untuk
melicinkan mukosa, membuang sisa-sisa epitel yang diabrasif, mencegah
kekeringan jaringan, dan membasuh luka yang terjadi pada saat prosedur
abrasif dilakukan.
h. Melanjutkan depigmentasi hingga seluruh mukosa yang mengalami
hiperpigmentasi dari midline hingga gigi premolar satu.
i. Membesihkan daerah kerja dari saliva, darah, dan sisa-sisa epitel dengan
Povidone Iodine encer.
j. Menekan daerah luka dengan kasa steril yang dibasahi larutan NaCl 0,9%
selama 2-3 menit untuk menghentikan perdarahan.
Gambar 10. Mengontrol Perdarahan Sebelum Pemasangan Pack
k. Memasang pack periodontal dengan membasahi terlebih dahulu tangan dengan
alkohol untuk mencegah pack melekat di tangan. Pack kemudian dibentuk
membentuk silinder sepanjang dari daerah operasi yang akan ditutup.
l. Menempatkan pack di daerah operasi kemudian dengan bantuan dari bibir
pasien memijat bibir untuk membentuk permukaan pack yang sesuai dengan
kontur gigi.
m. Memasukkan ujung dari pack ke dalam interdental untuk menstabilkan pack
periodontal.
n. Memotong kelebihan dari pack periodontal
o. Membentuk ujung-ujung pack periodontal.
p. Memeriksa kembali peletakan dan perlekatan pack periodontal.
Gambar 11. Pemasangan Pack Periodontal
IV. MEDIKAMEN PASCA BEDAH
1. Amoxicillin 500mg 3x1 selama 5 hari
Merupakan antibiotik spectrum luas untuk membunuh bakteri dan pasien tidak
memiliki riwayat alergi terhadap antibiotic ini.
2. Asam Mefenamat 500mg 3x1 selama 5 hari bila sakit
Diberikan sebagai analgesik. Pasien tidak memiliki riwayat kelainan pencernaan.
3. Klorheksidin gargle (GarglinTM)
mencegah penimbunan debris dan plak di sekitar daerah operasi
4. Instruksi
a. Jangan menggangu pack atau membuka pack.
b. Jangan berkumur terlalu keras.
c. Menghindari makanan yang merangsang seperti makanan yang asam, pedas,
dan keras.
d. Menghindari makanan atau minuman panas untuk mencegah perdarahan lanjut
2x24 jam pasca operasi.
e. Pasien tetap menggosok gigi kecuali daerah yang ditutup pack periodontal.
f. Gunakan larutan kumur klorheksidin gargle di pagi dan malam hari sebelum
tidur untuk mencegah penimbunan debris dan plak di sekitar daerah operasi.
g. Pasien kontrol 3 hari kemudian.
V. KONTROL
1. Kontrol 3x24 jam setelah penatalaksanan
a. Pemeriksaan Subjektif : tidak ada keluhan kurang nyaman ataupun nyeri.
b. Pemeriksaan objektif :
- Ektra Oral : tidak ada pembengkakan
- Intra Oral : tidak ada pembengkakan
- Pack periodontal masih terpasang dengan baik
c. Tidak ada peresepan lanjutan.
d. Instruksi pasien untuk tetap menjaga kebersihan mulut.
Gambar 12. Kontrol 3 Hari Setelah Penatalaksanaan
2. Kontrol 1 minggu setelah penatalaksanaan
a. Pembukaan pack periodontal
b. Meminta pasien untuk berkumur dengan Povidone Iodine encer
c. Membersihkan daerah operasi dengan menggunakan cotton pellet yang
dibasahi Povidone Iodine 10% dengan gerakan yang halus dan tanpa tekanan
d. Pemeriksaan Subjektif : tidak ada keluhan kurang nyaman ataupun nyeri.
e. Pemeriksaan Objektif :
- Ektra Oral : tidak ada pembengkakan
- Intra Oral : tidak terdapat perdarahan, warna gingiva telah menjadi
merah, tidak ada pembengkakan, proses reepitelisasi telah terjadi,
kontur gingiva baik
f. Intruksi pasien untuk tetap menjada kebersihan mulut dan tidak terlalu keras
menggosok daerah operasi yang baru dibuka.
Gambar 13. Kontrol 1 Minggu Setelah Penatalaksanaan
3. Kontrol 2 minggu setelah penatalaksanaan
a. Meminta pasien untuk berkumur dengan Povidone Iodine encer
b. Membersihkan daerah operasi dengan menggunakan cotton pellet yang
dibasahi Povidone Iodine 10% dengan gerakan yang halus dan tanpa tekanan
c. Pemeriksaan Subjektif : tidak ada keluhan kurang nyaman ataupun nyeri.
d. Pemeriksaan Objektif :
- Ektra Oral : tidak ada pembengkakan
- Intra Oral : tidak terdapat perdarahan, warna gingiva telah menjadi
merah, tidak ada pembengkakan, proses reepitelisasi telah terjadi,
kontur gingiva baik
e. Intruksi pasien untuk tetap menjada kebersihan mulut.
Gambar 14. Kontrol 2 Minggu Setelah Penatalaksanaan
4. Kontrol 1bulan setelah penatalaksanaan
a. Meminta pasien untuk berkumur dengan Povidone Iodine encer
b. Membersihkan daerah operasi dengan menggunakan cotton pellet yang
dibasahi Povidone Iodine 10% dengan gerakan yang halus dan tanpa tekanan
c. Pemeriksaan Subjektif : tidak ada keluhan kurang nyaman ataupun nyeri.
d. Pemeriksaan Objektif :
- Ektra Oral : tidak ada pembengkakan
- Intra Oral : tidak terdapat perdarahan, warna gingiva telah menjadi
merah, tidak ada pembengkakan, proses reepitelisasi telah terjadi,
kontur gingiva baik
e. Intruksi pasien untuk tetap menjada kebersihan mulut.
Gambar 15. Kontrol 1 Bulan Setelah Penatalaksanaan
Pemeriksaan HYG dan PBI setelah dilakukan pembedahan
No. Kunjungan
PBI
HYG
KeteranganSebelum Menyikat Gigi
Setelah Menyikat Gigi
1. Pertama 0,73 38,5 % 80,7 %
2. Kedua 0,77 38,5 % 84,6 % Depigmentasi kuadran I dan IV
3. Ketiga % % Kontrol 3 hari kuadran I dan IV
4. Keempat 0,5 42,3% 76,9% Kontrol 1 minggu kuadran I dan IV
5. Kelima 0,46 15,38 % 73 % Kontrol 2 minggu kuadran I dan IV
6. Keenam 0,46 15,38 % 73 % Depigmentasi kuadran II dan III
7. Ketujuh % % Kontrol 3 hari kuadran II dan III
8. Kedelapan 0,3 50 % 76,9 % Kontrol 1 minggu kuadran II dan III, kontrol 1 bulan kuadran I dan IV
9. Kesembilan 0,19 88,46 % 96,1 % Kontrol 2 minggu kuadran II dan III
10. Kesepuluh % % Kontrol 1 bulan kuadran II dan III
VI. PEMBAHASAN
Pigmentasi adalah perubahan warna mukosa rongga mulut karena berbagai macam lesi
dan kondisi tertentu2. Hiperpigmentasi gingiva disebabkan oleh deposit melanin dari sekresi
melanosit yang berlebihan dan terletak di lapisan basal dan suprabasal dari epithelium1,3
Pigmentasi umumnya disebabkan oleh 5 pigmen utama yaitu: melanin, melanoid,
oxyhemoglobin, hemoglobin dan karoten, selain itu pigmen lainnya bilirubin dan besi..
Melanin adalah pigmen warna coklat pada kulit, gingiva dan membran mukosa mulut2,4.
Pigmentasi dan diskolorisasi pada gingiva dapat disebabkan oleh berbagai faktor lokal
dan sistemik yaitu :
1. Localized Pigmentations: Amalgam tatoo, graphite or other tattoos, nevus, melanotic
macules, melanoacanthoma, malignant melanoma, Kaposi’s sarcoma, epithelioid
oligomatosis, verruciform xanthoma
2. Multiple or Generalized Pigmentations
Genetik: Idiopathic melanin pigmentation (racial atau physiologic pigmentation),
Peutz-Jegher’s syndrome, Laugier-Hunziker syndrome, complex of myxozomas, spotty
pigmentation, endocrine overactivity, Carney syndrome, Leopard syndrome, dan
lentiginosis profuse
Obat-obatan: Merokok, betel, anti-malarials, antimicrobials, minocycline,
amiodarone, clorpromazine, ACTH, zidovudine, ketoconazole, methyldopa, busulphan,
menthol, pil kontrasepsi, dan heavy metals exposure (emas, bismuth, merkuri, perak,
tembaga)
Endokrin: Addison’s disease, Albright’s syndrome, Acanthosis nigricans, kehamilan,
hyperthyroidism
Post Inflamatori: Penyakit periodontal, postsurgical gingiva repigmentation
Lain-lain: Haemochromatosis, generalized neurofibromatosis, incontinenti pigmenti,
Whipple’s disease, Wilson’s disease, Gaucher’s disease, HIV disease, thalassemia,
pigmented gingival cyst, dan defisiensi nutrisi.
Menurut Prasad dkk (2010) Lesi pigmentasi dibagi menjadi sebagai berikut5 :
Penilaian pigmentasi melanin berdasarkan Dummett-Gupta Oral Pigmentation Index
(DOPI)7 :
Gingiva maxilla dan gingiva mandibulla dibagi menjadi 32 unit, yaitu 16 unit di
permukaan lingual dan 16 unit di permukaan bukan dan labial
Skala dasar penilaian pigmentasi gingiva yang diikuti adalah :
0 : tidak ada pigmentasi klinis (gingiva berwarna merah muda)
1 : Mild (gingiva berwarna coklat muda)
2 : Moderate (gingiva berwarne coklat atau gabungan merah muda dan coklat)
3 : Heavy (gingiva berwarna coklat tua atau biru kehitaman)
Maxilla/ Mandibulla Nilai komponen
=
Gingiva 32 unit
Penilaian DOPI sesuai skala pigmentasi gingiva :
0 : Tidak ada pigmentasi gingiva secara klinis
0,031 – 0,97 : Mild
1,0 – 1,9 : Moderate
2,0 – 3,0 : Heavy
Secara klinis pigmentasi melanin pada gusi tidak menggangu masalah kesehatan, tetapi
keluhan gusi berwarna hitam atau coklat mengganggu penampilan terutama jika pewarnaan
gusi ini terlihat ketika berbicara atau tersenyum. Perawatan hiperpigmentasi gusi terdiri dari
berbagai macam cara dan metode yaitu : gingivektomi, gingivektomi dengan free gingival
autografting, electrosurgery, cryosurgery, bahan kimia seperti fenol 90%, tehnik abrasi
dengan bor diamond, Nd: Yag Laser dan CO2 laser2,3,6.
Prinsip dasar dari perawatan hiperpigmentasi adalah pengambilan penimbunan pigmen
melanin yang terdapat pada stratum basal maupun stratum spinosum. Menghilangkan
pigmentasi melanin pada gingiva harus dilakukan dengan hati-hati dan jangan sampai merusak
gigi geligi, menyebabkan resesi gingiva, kerusakan periosteum dan tulang alveolar,
penyembuhan luka yang terganggu.
Pada pasien ini terjadi edema pada regio e setelah dilakukan perawatan. Pembedahan
menyebakan terputusnya kontinuitas sel-sel jaringan tubuh. Penyembuhan adalah fase respon
inflamasi yang menyebabkan terbentuknya hubungan anatomis dan fisiologis yang baru di
antara elemen-elemen tubuh yang rusak. Secara umum, penyembuhan meliputi pembentukan
bekuan darah, pembentukan jaringan granulasi, epitelisasi, pembentukan kolagen, regenerasi,
maturasi. Setelah dilakukan eksisi pada sebagia gingiva, maka akan terbentuk bekuan darah di
atas jaringan ikat yang terbuka. Dalam beberapa jam, jaringan ikat mulai membentuk jaringan
granulasi. Permukaan luka yang sedang menyembuh terdiri atas lapisan dasar jaringan ikat
terinflamasi yang dilapisi berturut-turut oleh jaringan granulasi, selapis zona neutrofil dan
bekuan darah. Epitel berproliferasi dari tepi luka dan bermigrasi sel demi sel (sekitar 0,5 mm
per hari) di bawah bekuan darah, melewati zona neutrofil dan di atas jaringan granulasi.
Selapis tipis epitel terus berproliferasi hingga ke permukaan gigi. Selama proses ini terjadi,
fibroblast yang terdapat pada jaringan granulasi mulai memproduksi kolagen terpolimerisasi
yang belum sempurna dan imatur. Pada saat ini, bekuan darah terkelupas, setelah selam ini
berfungsi sebagai semacam pembalut. Baik kolagen dan epitel terus berproliferasi dan
menjadi matur hingga beberapa lapis epitel menutupi kolagen matur. Apabila penyembuhan
tidak terganggu oleh adanya agen bakteri yang merusak, lapisan ini akan tersusun dari epitel
gepeng yang berlapis utuh. Pada region e sekitar apeks gigi 32, terdapat kontur gingival yang
kemerahan. Hal ini diakibatkan pada saat proses penyembuhan dalam kurun waktu kontrol 3
hari, periodontal pack yang dipakai pada regio tersebut lepas dan pada daerah sekitar apeks
gigi 32 tidak belangsung bekuan darah yang sempurna sehingga pada saat pemasangan pack
kembali hingga kontrol hari ke 7, hal ini menyebabkan respon imun terhadap gangguan agen
bakteri yang mengakibatkan terjadinya proses diapedesis (pergerakan melintasi dinding
pembuluh darah), migrasi dan kemotaksis PMN. Proses diapedesis ini terus bertambah dan
diikuti migrasi PMN diikuti makrofag akibat periodontal pack yang terlepas tadi. Kedua sel
ini teraktifkan dan ditingkankan oleh sitokin. Peristiwa ini menyebabkan terjadinya
kemerahan pada kontur labial gingival daerah sekitar apeks gigi 32. Kemudian terjadi
gangguan oleh agen bakteri yang merusak proses pembentukan epitel, jaringan kolagen yang
baru dan epitel yang berproliferasi menutupi kolagen baru yang terbentuk tidak terlihat sama
dengan permukaan gingival cekat daerah lainnya. 8
Literatur perawatan depigmentasi memang belum banyak meskipun demikian perawatan
umumnya dilakukan karena alasan estetik dan untuk memperbaiki penampilan.
Menghilangkan pewarnaan melanin dapat dilakukan dengan berbagai cara, dengan prosedur
bedah dan non bedah. Beberapa prosedur menghilangkan pigmentasi memerlukan peralatan
yang rumit dan tidak umum tersedia di tempat praktek. Pada laporan kasus ini, depigmentasi
yang dilakukan dengan menggunakan metode bur abrasi. Pemilihan metode ini dengan alasan
yaitu mudah dikerjakan, sederhana, pengerjaannya relatif singkat.
VII. KESIMPULAN
Pigmentasi adalah perubahan warna mukosa rongga mulut karena berbagai macam lesi
dan kondisi tertentu. Hiperpigmentasi gingiva disebabkan oleh deposit melanin dari sekresi
melanosit yang berlebihan dan terletak di lapisan basal dan suprabasal dari epithelium. Pada
kasus depigmentasi pada pasien Dwi digunakan teknik abrasif karena petimbangan mudah,
aman dan peralatannya sederhana. Hasil perawatan cukup memuaskan ditandai dengan
perubahan warna gingiva menjadi merah muda. Kendala dalam pelaksanaan perawatan
tersebut adalah kurang lengkapnya peralatan dan ada kemungkinan keadaan hiperpigmentasi
tersebut rekuren karena merupakan hiperpigmentasi fisiologis dan keluarga pasien mengalami
keadaan yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
1. Brunch, Jean dan Treister, Nathaniel. Clinical Oral Medicine and Pathology. New
York : Springer 2009; 2: 17
2. Novaes AB, Pontes CC, Souza SLS, Grisi MFM, Taba M. The use of acellular dermal
Susanto, Agus. Tehnik Gingivo Abrasi pada Penanganan Pasien Hiperpigmentasi
Gusi. Universitas Padjajaran.
3. Mokeem, Sameer A. Management of Gingival Hyperpigmentation By Sugical
Abrasion – Report of Three Cases. Saudi Dental Journal 2006; 18(3)
4. Cicek, Yasin dan Umit, Ertas. The Normal and Pathological Pigmentation of Oral
Mucous Membrane : a Review. The Journal of Contemporary Dental Practice 2003;
4(3)
5. Kauzman A, dkk. Pigmented Lesion of Oral Cavity: Review, Different Diagnosis, and
Case Presentation. J Can Dent Assoc 2004; 70(10):682-3
6. Humagain M, Nayak DG, Uppoor AS. Gingival Depigmentation: a Case Report with
Review of Literature. Kathmandu University Teaching Hospital
7. Dummett, Clifton dan Gupta. Estimating the Epidemiology of Oral Pigmentation.
Journal of the National Medical Association 1964; 419-420
8.