Upload
yusuf-afriadi
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/16/2019 Proposal Pasal 209 KHI
1/25
1
P R O P O S A L
A. Latar Belakang Masalah
Anak adalah bagian dari segala tumpuhan dan harapan kedua orang tua
(ayah dan ibu) sebagai penerus hidup. Mempunyai anak merupakan tujuan
dari adanya perkawinan untuk menyambung keturunan serta kelestarian harta
kekayaan. Mempunyai anak adalah kebanggaan dalam keluarga. Namun
demikian, tujuan tersebut terkadang tidak dapat tercapai sesuai dengan
harapan. Tidaklah sedikit pasangan hidup yang dari mereka mengalami
kesulitan dalam memperoleh keturunan. edangkan keinginan untuk
mempunyai anak begitu besar, sehingga kemudian mereka memutuskan untuk
mengangkat anak.
!engangkatan anak oleh keluarga tertentu pada akhirnya mempunyai
akibat"akibat yang mungkin terjadi di kemudian hari. #eberadaan anak angkat
dalam keluarga memungkinkan adanya ikatan emosional yang tinggi, yang
tidak lagi memisahkan antara satu dengan yang lain. ehingga, pada saatnya
anak angkat dapat diperhitungkan sebagai orang yang berhak mendapatkan
harta orang tua angkat setelah meninggal. $nilah akibat yang dimaksud terjadi
di kemudian hari. Mengangkat anak diperbolehkan dan diatur oleh $slam
sebagaimana %irman Allah dalam Al"&ur'an surat Al"Ahab
1
8/16/2019 Proposal Pasal 209 KHI
2/25
*
Artinya Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hatidalam rongganya; dan Dia tidak menjadikan istri-istrimu yang kamu zhihar
itu sebagai ibumu, dan Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagaianak kandungmu (sendiri). yang demikian itu hanyalah perkataanmu
dimulutmu saja. dan Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia
menunjukkan jalan (yang benar). (&.. Al Ahab +)1
Artinya Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai)nama bapak-bapak mereka; Itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika
kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, aka (panggilah mereka
sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu dan tidak ada
dosa atasmu terhadap apa yang kamu khila! padanya, tetapi (yang ada
dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. dan adalah Allah aha
Pengampun lagi aha Penyayang . (&..Al Ahab )*
Allah Ta'ala ber%irman dengan memberikan gambaran yang dikenal jelas sebelum arti yang dimaksud. -aitu, sebagaimana seseorang tidak
mungkin memiliki dua hati di dalam dadanya dan tidak dapat menjadi istriyang dihiharnya dengan kata"kata /ngkau bagiku seperti punggung ibuku.0Maka demikian pula orang yang menyebut anak angkatnya sebagai anaknya.Maka Allah ber%irman maa ja-"alallaa#u lirajulim ming $albaini !ii jau!i#i%a maa ja-"ala az%aajakumulatii tadhaa#aruuna min#unna umma#aatikum
(Allah sekali"kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalamrongganya dan 2ia tidak menjadikan istri"istrimu yang kamu hihar itusebagai ibumu.0)
3irman Allah %a maa ja-"ala ad&iyaa-akum abnaa-akum (2an Allahtidak menjadikan anak"anak angkatmu sebagai anak kandungmu 4sendiri5.0)inilah tujuan dari penolakan ayat tersebut, karena ayat ini turun berkenaandengan 6aid bin al"7aritsah maula Nabi saw., bahwa Nabi saw.mengangkatnya sebagai anak sebelum kenabiannya hingga dikenal dengannama 6aid bin Muhammad. 8alu Allah Ta'ala berkehendak untuk memutuskanhubungan dan nasab seperti ini, dengan %irman"Nya %a maa ja-"ala ad&iyaa-akum abnaa-akum (2an Allah tidak menjadikan anak"anak angkatmu sebagaianak kandungmu 4sendiri5.0)9
1 Mahmud :unus, 'arjamah Al ur&an Al arim (;andung Al Ma'ari%, 1) h.9??* Ibid ,9
Abdullah, 'erjemahan *ubaabut 'a!sir in Ibni atsir . (:akarta !ustaka $mam ya%i i.‟
*@@=), h. *>"*?
8/16/2019 Proposal Pasal 209 KHI
3/25
9
2ari ayat dan ta%sir tersebut diatas peneliti dapat menegaskan bahwa
seorang anak angkat tetap saja anak angkat tidak bisa disamakan dengan anak
kandung khususnya dalam segi hukum dalam hal ini hukum yang berkaitan
dengan harta orang tua angkat.
eperti %irman Allah
Artinya uhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-
laki di antara kamu, tetapi Dia adalah +asulullah dan penutup nabi-nabi.
dan adalah Allah aha mengetahui segala sesuatu. (&.. Al Ahab +@)+
2an disini Allah ber%irman dzaalikum $aulukum bi a!%aa#ikum(-ang demikian itu hanyalah perkataanmu di mulutmu saja.0) yaitu
pengakuan anak dari kalian itu hanyalah kata"kata yang tidak dapatmenghukumkan untuk menjadikannya anak yang sebenarnya. #arena dia tetap
diciptakan dari sulbi laki"laki lain. Tidak mungkin dia memiliki dua bapak,sebagaimana tidak mungkin seseorang memiliki dua hati. wallaa7u yauululhaa wa 7uwa yahdis sabiila (2an Allah mengatakan yang sebenarnya danAllah menunjukkan jalan 4yang benar5.0)
ama halnya &ur'an dan Ta%sir &ur'an urat Al"Ahab ayat + dan
tersebut diatas, &ur'an urat Al"Ahab ayat +@ juga menegaskan hal yang
sama yaitu anak angkat tidak bisa disamakan dengan anak kandung dari sudut
pandang hukum.
!engangkatan anak terbagi dalam dua pengertian, yaitu pertama,
pengangkatan anak dalam arti luas. $ni menimbulkan hubungan nasab
sehingga ada hak dan kewajiban selayaknya antara anak sendiri terhadap
orang tua sendiri. kedua, ialah pengangkatan anak dalam arti terbatas, yakni
+ 2epartemen Agama B$, Al-ur&an dan 'erjemahnya, (:akarta !ustaka etia, *@@
8/16/2019 Proposal Pasal 209 KHI
4/25
+
pengangkatan anak orang lain ke dalam keluarga sendiri dan hubungan antara
anak yang diangkat dan orang tua yang mengangkat hanya terbatas pada
hubungan sosial saja.>
2i $ndonesia, ada tiga sistem hukum yang berlaku dan mengatur
permasalahan tentang pengangkatan anak. #etiga sistem hukum itu adalah
hukum $slam, hukum Adat dan hukum !ositi%. Cntuk sementara pembahasan
mengenai hukum Adat tidak kami sebutkan di sini, melainkan lebih
dikonsentrasikan antara hukum $slam dan hukum !ositi%.
2alam masyarakat sekarang ini, meskipun dengan pengangkatan anak
tidaklah memutuskan hubungan si anak dengan orang tua kandung dan anak
angkat tidak pula menjadi anak kandung bagi orang tua angkat, namun anak
angkat berhak atas harta warisan dari keduanya yaitu orang tua kandung dan
juga dari orang tua angkat.
Namun mengingat hubungan yang sudah akrab antara anak angkat
dengan orang tua angkatnya, apalagi kalau yang diangkat itu diambil dari
keluarga dekat sendiri, serta memperhatikan jasa baiknya terhadap rumah
tangga orang tua angkatnya maka anak angkat memiliki kedudukan yang sama
dengan anak kandung mengenai kewarisannya yaitu mendapatkan bagian
warisan karena telah dianggap keturunan sendiri oleh orangtua angkat
tersebut, akan tetapi pembagian warisannya sesuai dengan keinginan dari
orangtua angkatnya.
>
oeroso B, Perbandingan #ukum Perdata, cet. ke"+ (:akarta inar Dra%ika, *@@1), h.1?>.
8/16/2019 Proposal Pasal 209 KHI
5/25
edang menurut 7ukum $slam jelaslah bahwa adanya pengangkatan
anak tidak berpengaruh terhadap hubungan nasab antara anak dengan orang
tua angkat. $a hanya mempunyai nasab dengan orang tua kandungnya, maka
hubungan dengan orang tua angkat tetaplah hubungan antara anak dengan
orang lain.
2alam hukum $slam juga secara jelas tidak dapat menerima
keberadaan anak angkat atas kedudukannya terhadap harta warisan orang tua
angkat. Namun $slam tidak menutup kemungkinan sama sekali anak angkat
mendapat bagian dari harta peninggalan orang tua angkatnya, yaitu dengan
cara hibah atau wasiat yang ditulis atau diucapkan oleh ayah angkatnya
sebelum meninggal dunia, melalui * orang saksi, atau ditulis dihadapan *
orang saksi atau dihadapan pejabat notaris. #etentuan untuk wasiat dalam
hukum $slam adalah paling banyak sepertiga (1E9) harta warisan.
2alam hibah dan wasiat tidak ditentukan ecara khusus siapa saja
yang menerimanya. 2emikian jelas pemahamannya, bahwa anak angkat dalam
hal kewarisan, ia hanya berhak memperoleh bagian waris dari harta
peninggalan orang tua kandungnya. edangkan dengan orang tua angkat, ia
hanya berhak memperoleh hibah atau wasiat atas harta peninggalan ayah
angkatnya.
Menurut #7$ yang notabenenya sebagai hukum tertulis yang
diberlakukan sebagai pedoman khusus bagi umat $slam dalam menyelesaikan
segala permasalahan hukum termasuk mengenai kedudukan anak angkat
tersebut, pada pasal *@< #7$ menjelaskan bahwa anak angkat berhak
8/16/2019 Proposal Pasal 209 KHI
6/25
>
menerima wasiat wajibah sebanyak"banyaknya 1E9 dari harta warisan orang
tua angkat.
7al tersebut di atas, menjadi permasalahan yang perlu dijawab secara
jelas mengenai apa alasan"alasan penentuan bagian dalam memberikan harta
terhadap anak angkat. :ika melihat dari mana harta yang diberikan kepada
anak angkat, serta jumlah yang diberikan oleh orang tua angkat yang
berkembang di masyarakat, maka kiranya permasalahan ini dapat ditelusuri
secara terperinci dengan mencari hakikat yang terdalam untuk menjawabnya.
2i dalam masyarakat terdapat nilai"nilai uniFersal, dan corak"corak
yang dimiliki sebagai landasan hukum, yang kesemuanya itu mencerminkan
diri dari hukum masyarakat itu sendiri. Gorak"corak khas yang dimaksud
adalah kebiasaan hidup tolong menolong dan bantu"membantu. #aidah"kaidah
yang terdapat dalam masyarakat juga berdasarkan keadilan dan kebenaran
yang hendak dituju, yang wajib merupakan kebenaran dan keadilan yang
dicerminkan oleh perasaan keadilan dan kebenaran yang hidup di dalam hati
nurani rakyat atau masyarakat yang bersangkutan.
2i dalam hukum $slam terdapat asas keadilan dan keseimbangan.
#eadilan merupakan nilai yang tidak dapat ditawar"tawar karena hanya
dengan keadilanlah ada jaminan stabilitas hidup manusia. #eseimbangan,
keserasian dan keselarasan sikap dan tingkah laku manusia yang hidup dalam
masyarakat, terpancar dalam bentuk nilai"nilai, hak"hak dan kewajiban"
kewajiban. Asas keadilan dan keseimbangan, mengandung arti bahwa harus
senantiasa terdapat keseimbangan antara hak dan kewajiban antara hak yang
8/16/2019 Proposal Pasal 209 KHI
7/25
?
diperoleh seseorang dengan kewajiban yang harus ditunaikannya, semua hal
tersebut menjadi tujuan hukum $slam agar kehidupan menjadi teratur dan
tertata. Hleh karena itu dalam penelitian ini penulis bermaksud ingin
mengetahui tentang #edudukan Anak Angkat terhadap !embagian Iaris
dalam !asal *@< #ompilasi 7ukum $slam ditinjau dari !ersepkti% Maosidu
yariah.
B. Rumusan Masalah
2ari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat
penulis sampaikan satu hal yang menjadi masalah dalam penelitian ini, yaitu
;agaimana #edudukan Anak Angkat terhadap !embagian Iaris dalam !asal
*@< #ompilasi 7ukum $slam ditinjau dari !ersepkti% Maosidu yariahJ0
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
ebagaiman telah dijelaskan oleh utrisno 7adi bahwa uatu
penelitian adalah bertujuan untuk menemukan, mengembangkan atau
mengkaji dan menguji suatu kebenaran dari penelitian0.?
2alam penelitian ini
man%aat dan man%aat penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
1. Tujuan !enelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
?
utrisno 7adi, etodologi +esearh (-ogyakarta -ayasan !enerbitan 3akultas!sikologi CDM, 1
8/16/2019 Proposal Pasal 209 KHI
8/25
=
Cntuk mengetahui #edudukan Anak Angkat terhadap !embagian Iaris
dalam !asal *@< #ompilasi 7ukum $slam ditinjau dari !ersepkti%
Maosidu yariah.
*. man%aat !enelitian
ementara itu man%aat penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini
adalah sebagai berikut
a. ecara teoritis penelitian ini merupakan sumbangan pemikiran penulis
dan diharapkan dapat menambah kepustakaan dibidang keagamaan
khususnya dalam hal mawaris.
b. ecara praktek diharapkan hasil penelitian ini dapat berman%aat bagi
masyarakat khususnya umat $slam terutama yang akan mempunyai
anak angkat.
D. Kerangka Teori
. Pengertian Anak Angkat
Anak angkat dalam pengertian hukum adat merupakan pengambilan
anak orang lain yang diangkat kedalam sebuah keluarga seperti anak
sendiri.
$mam udiyat menyatakan bahwa pengangkatan anak yang terdapat
diseluruh Nusantara, ialah perbuatan memungutE mengangkat anak dari
8/16/2019 Proposal Pasal 209 KHI
9/25
<
luar kedalam kerabat, sehingga terjalin suatu ikatan sosial yang sama
dengan ikatan kewangsaan biologis.!
!engertian anak angkat menurut #7$ adalah anak yang dalam hal
pemeliharaan untuk hidupnya sehari"hari, biaya pendidikan dan
sebagainya beralih tanggungjawabnya dari orang tua asal kepada orang tua
angkatnya berdasarkan putusan pengadilan."
2ari pengertian diatas dapat dimengerti bahwa anak angkat
merupakan anak yang diambil dari keluarga lain yang kemudian diasuh
dan dirawat seperti halnya anak sendiri, yang bertujuan untuk meneruskan
keturunan orang tua angkatnya.
#. Status Anak Angkat dalam $ukum %slam
!engertian anak angkat dalam #7$ dijabarkan dalam pasal 1?1 #7$
pada huru% h, yang mengatakan bahwa anak angkat adalah anak yang
dalam pemeliharaan untuk hidupnya sehari hari, biaya pendidikan dan
sebagainya beralih tanggungjawabnya dari orang tua asal kepada orang tua
angkatnya berdasarkan putusan !engadilan.1@ :ika melihat pengertian
tersebut maka dapat diartikan pula bahwa anak angkat di sini telah menjadi
bagian keluarga dari orang tua yang mengangkatnya. ebagai bagian dari
keluarga (anak), ia pun berhak mendapatkan cinta dan kasih sayang orang
tua seperti yang lainnya.
Tersebut dalam pasal di atas, menegaskan
= $mam udiyat, #ukum Adat /ketsa Asas, (-ogyakarta 8iberty, *@@@) h. 1@*@
8/16/2019 Proposal Pasal 209 KHI
10/25
1@
1. ;ahwa status anak angkat hanya terbatas pada peralihan
a) pemeliharaan hidup sehari"hari
b) tanggung jawab biaya pendidikan,
*. #eabsahan statusnya pun harus berdasar keputusan !engadilan.
7al penting yang harus digaris bawahi adalah bahwa pengangkatan
anak harus dilakukan dengan proses hukum melalui penetapan pengadilan.
2engan demikian, maka tidak ada tuntutan hak yang lebih bagi si
anak angkat dari sekedar mendapatkan kasih sayang orang tua angkatnya,
serta memenuhi segala kewajiban sebagaimana anak terhadap orang tua.
Namun demikian, kasih sayang itupun tidak hanya dapat diwujudkan
secara moral. Akan tetapi, dapat pula diwujudkan dengan materiil. Hleh
karena itu, berkaitan dengan kewajibannya, maka tidak menutup
kemungkinan pula orang tua angkat memberinya hak atas pemeliharaan
kekayaan miliknya. Adapun cara yang diberikan #7$ seperti tersebut di
atas adalah melalui wasiat wajibah.
!asal 1?+ jo. 1?1 huru% c #ompilasi secara terbatas menyebutkan
hanya dua sebab adanya hak warisan antara pewaris dan ahli waris yaitu
karena hubungan darah dan hubungan perkawinan.11
3aktor hubungan
darah ini dalam #ompilasi sekaligus juga tidak mengakui dan tidak
membenarkan perubahan status anak angkat menjadi anak kandung seperti
dikenal dalam kekerabatan patrilinial genealogis dan parental pada
masyarakat :awa.
11 Ibid ., h. ?
8/16/2019 Proposal Pasal 209 KHI
11/25
11
7ukum $slam menolak lembaga anak angkat dalam arti terlepasnya
anak tersebut dari kekerabatan orang tua kandungnya dan termasuk dalam
kekerabatan orang tua yang mengangkatnya. ingkatnya jalinan hukum
yang terjadi tidak mengakibatkan terwujudnya ikatan hubungan hukum
perdata yang bersi%at keseluruhan sehingga anak tersebut tidak menjadi
ahli waris orang tua angkat dan tetap menjadi ahli waris orang tua asal.
&. Kedudukan Anak Angkat dalam Pem'agian (aris
Anak angkat mempunyai hak dalam hal pewarisan harta kekayaan
orang tua angkatnya. !erihal pewarisan terhadap anak angkat dari orang
tua angkatnya dapat dibedakan sebagai berikut 1*
1. Anak yang diangkat masih mempunyai hubungan keluarga dengan
orang tua yang mengangkatnya, maka hak waris dengan dua
kemungkinan
a. ;agi pengangkatan anak yang sama sekali tidak mempunyai
keturunan selain anak yang diangkat, maka hak yang mewaris
sejajar sebagaimana hak mewaris anak kandungnya sendiri. emua
harta kekayaan orang tua angkatnya jatuh pada anak angkatnya
sepanjang harta itu gono"gini.
b. ;agi sebuah hubungan yang telah mempunyai anak namun masih
mengangkat anak, maka hak mewaris anak angkat menjadi
berkurang dan hal ini biasanya dilakukan dengan musyawarah
keluarga tersebut.
1* Ibid ., h.
8/16/2019 Proposal Pasal 209 KHI
12/25
1*
*. ;agi seorang anak yang diangkat oleh sebuah keluarga dengan tidak
ada hubungan kekeluargaan, maka mempunyai kedudukan yang lebih
berarti atas hak yang ada pada anak angkat tersebut.
!engangkatan anak menurut hukum $slam tidak membawa akibat
hukum dalam hal hubungan darah, hubungan wali"mewali dan hubungan
waris"mewaris dengan orang tua angkatnya. Anak tetap memakai nama
dari ;apak kandung dan tetap menjadi ahli waris orang tua kandungnya.
2i dalam #7$ (#ompilasi 7ukum $slam) dijelaskan bahwa anak
angkat berhak menerima wasiat yang ada kaitannya dengan harta
peninggalan orang tua angkatnya, sebagaimana diatur dalam pasal *@<
ayat * yang berbunyi Terhadap anak angkat yang tidak menerima wasiat
diberi wasiat wajibah sebanyak"banyaknya 1E9 dari harta warisan orang
tua angkatnya0.19
). Lahirn*a Pasal #+" K$% Tentang (asiat (aji'ah 'agi Anak Angkat
atau Orang Tua Angkat
!asal *@< #7$ merupakan salah satu pasal dalam buku tiga yakni
bab waris tentang wasiat wajibah yang di berikan kepada anak angkat atau
orang tua angkat. Adapun bunyinya adalah
(1) 7arta peninggalan anak angkat dibagi berdasarkan pasal"pasal 1?>
sampai dengan 1
8/16/2019 Proposal Pasal 209 KHI
13/25
19
(*) Terhadap anak angkat yang tidak menerima wasiat diberi wasiat
wajibah sebanyak"banyaknya 1E9 dari harta warisan orang tua
angkatnya.1+
Iasiat yang hukumnya wajib ini, ketika tidak dibuat oleh si pewaris
maka pengadilan agama dapat menerbitkan penetapan wasiat wajibah bagi
mereka yang berhak yang dalam pasal tersebut diberikan kepada anak
angkat atau orang tua angkat.1
Adapun pengertian wasiat wajibah dalam pasal tersebut, menurut
Ahmad Bo%i dalam bukunya hukum $slam di $ndonesia adalah tindakan
yang dilakukan penguasa atau hakim sebagai aparat negara untuk
memaksa, atau memberi putusan wajib wasiat bagi orang yang telah
meninggal, yang diberikan kepada orang tertentu dalam keadaan tertentu. 1>
Makna wasiat wajibah seseorang dianggap menurut hukum telah
menerima wasiat meskipun tidak ada wasiat secara nyata in cocreto.
Anggapan hukum itu lahir dari asas apabila dalam suatu hal hukum telah
menetapkan wajib berwasiat, maka ada atau tidak ada wasait dibuat,
wasiat itu dianggap ada dengan sendirinya.1?
#etentuan dalam pasal *@< #7$ ini merupakan suatu gagasan baru,
yang didasarkan kepada suatu kenyataan bahwa pengangkatan anak
1+ Tim Bedaksi Nuansa Aulia, ompilasi #ukum Islam, (;andung GK. Nuansa Aulia,*@@
1 A%dol, *andasan #ukum Positi! Pemberlakuan #ukum Islam dan Permasalahan Implementasi #ukum e%arisan Islam, (urabaya Airlangga uniFersity press, *@@9), h. Ahmad ro%i, #ukum Islam di Indonesia, (:akarta !T raja Dra%indo !ersada, 1
8/16/2019 Proposal Pasal 209 KHI
14/25
1+
(adopsi) merupakan suatu gejala yang hidup di dalam kehidupan
masyarakat $slam, meskipun hal itu tidak dengan sendirinya terjadi
hubungan hukum antara anak angkatnya dengan orang tua angkatnya.
Anak yang diangkat tetap memiliki hubungan hukum dengan orang tua
kandungnya1=. ;erdasarkan kenyataan hubungan sosial antara anak angkat
dengan orang tua angkat yang demikianlah melahirkan ketentuan tentang
wasiat wajibah, ia merupakan ketentuan hukum $slam khas $ndonesia.
Ialaupun demikian, di dalam perumusan #7$, menurut Baihan A.
Basyid keberadaan pasal *@< tersebut dinilai kontroFersial dikalangan ahli
hukum $slam, juga dikalangan praktisi hukum dan pencari keadilan.
#arena pasal tersebut belum jelas dan tanpa penjelasan, sehingga tidak
dapat dimengerti maksudnya dan dengan sendirinya belum dapat
dipedomani untuk diterapkan1
8/16/2019 Proposal Pasal 209 KHI
15/25
1
para cucu keturunan anak laki"laki (seluruh generasi) dan menurut
Cndang"undang Tunisia hanya cucu atau para cucu (generasi pertama) dari
keturunan anak laki"laki maupun perempuan.*1 #ompilasi, dalam hal ini
membuat ketentuan sendiri yakni membatasi orang yang berhak menerima
wasiat wajibah adalah anak angkat atau orang tua angkat saja,
pertimbangannya boleh jadi karena kompilasi telah mengintrodusir konsep
penggantian kedudukan atau waris pengganti yang dalam istilah ;I
disebut platsFerFulling, #arena secara garis besar antara waris pengganti
dengan wasiat wajibah hampir sama.**
!emberian wasiat wajibah bagi anak angkat atau orang tua angkat
tidak lepas dari praktek pengadopsian anak pada kelompok masyarakat
$ndonesia yang bebeda"beda antara satu daerah dengan daerah lain. 2i
Minangkabau misalnya, pengangkatan anak diperbolehkan, tertapi hal itu
tidak menimbulkan hubungan kewarisan antara orang tau angkat dengan
anak angkatnya. ementara di daerah"daerah yang menganut sistem
kekerabatan bilateral (!arentalEkeibubapakan) seperti di jawa, sulawesi,
dan sebagian kalimantan pengangkatan anak menimbulkan hubungan
kewarisan.
2ikalangan masyarakat adat jawa, orang tua yang tidak mempunyai
anak kandung, maka anak angkat yang berkelakuan baik terhadap orang
tua angkat akan mendapatkan harta warisan dari orang tuanya. :ika orang
tua selain mempunyai anak kandung juga anak angkat, maka dalam
*1 uparman Csman dan -usu% omawinata, 3i$ih ma%arits #ukum e%arisan Islam,
(:akarta gaya Media !ratama, 1
8/16/2019 Proposal Pasal 209 KHI
16/25
1>
pewarisan anak kandung akan mendapat lebih banyak dari anak angkat,
dikarenakan anak angkat masih tetap dapat mewarisi dari orang tua
kandungnya. Adat jawa mengenal asas ngangsu sumur wong loro0 yang
bermakna bahwa seorang anak angkat memperoleh warisan dari dua
sumber yaitu orang tua kandung dan orang tua angkat.*9
2engan melihat realitas yang tumbuh dan berkembang di
masyarakat $ndonesia, menurut Moh. 2aud Ali kedudukan anak angkat
tetap diletakkan di luar ahli waris, sama dengan yang terdapat dalam kitab"
kitab mawaris selama ini. Namun, dengan mengadaptasi nilai hukum adat
secara terbatas ke dalam nilai hukum $slam karena beralihnya tanggung
jawab orang tua asal kepada orang tua angkat mengenai pemeliharaan
kehidupan sehari"hari dan biaya pendidikan berdasarkan putusan
pengadilan, seperti yang disebutkan dalam pasal 1?1 huru% h pada
ketentuan umum. Hleh karena itu lahirlah pasal *@< yaitu terhadap anak
angkat yang tidak menerima wasiat diberi wasiat wajibah sebanyak"
banyaknya sepertiga harta peninggalan orang tua angkatnya0.*+
elain itu juga melihat hubungan yang sangat akrab antara anak
angkat dan orang tua angkat, sehingga merupakan suatu kesatuan keluarga
yang utuh yang diikat oleh kasih sayang yang murni secara moral orang
tua angkat angkat dituntut memberi wasiat atau hibah sebagian hartanya
untuk kesejahteraan anak angkatnya. 2emikian pula handaknya anak
*9 7ilman 7adikusuma, #ukum 2aris Indonesia enurut Perundangan, #ukum Adat, #ukum Agama #indu Islam, (;andung!T Gitra Aditya bakti, 1
8/16/2019 Proposal Pasal 209 KHI
17/25
1?
angkat yang telah mampu dan sejahtera hidupnya, bersikap etis dan
manusiawi terhadap orang tua angkatnya dengan memberi wasiat atau
hibah untuk kesejahteraan orang tua angkatnya yang telah berjasa
membesarkan dan mendidiknya.*
!ersoalan anak angkat yang menyangkut status, hak dan
kewajibannya dalam perspekti% hukm $slam tidak dapat dipisahkan dari
pengertian adopsi dan praktiknya secara umum di masyarakat, adopsi
secara garis besar mempunyai dua pengertian, yaitu
a. Mengambil anak orang lain untuk diasuh dan didik dengan penuh
perhatian dan kasih sayang, dan diperlukan oleh orang tua angkatnya
seperti anaknya sendiri, tanpa memberi status anak kandung kepadanya
b. Mengambil anak orang lain untuk diberi status sebagai anak kandung
sehingga ia berhak memakai nasab orang tua angkatnya dan mewarisi
harta peninggalannya, dan hak"hak lainnya sebagai hubugan anak
dengan orang tua.*>
Nampaknya #7$ memaknai anak angkat seperti pada pengertian
yang pertama yakni anak angkat tetap anak angkat dan selamanya tidak
bisa menjadi anak kandung. Hleh karena itu sewaktu diadakan wawancara
kepada kalangan ulama $ndonesia pada saat pengumpulan bahan"bahan
#7$, tidak satu ulamapun yang dapat menerima penerapan status anak
angkat menjadi ahli waris.
* etiawan ;udi Ctomo, 3i$ih Aktual0 4a%aban 'untas asalah ontemporer , (:akarta
gema $nsani press, *@@9), h. 9*> Ibid ., h. 1
8/16/2019 Proposal Pasal 209 KHI
18/25
1=
;arangkali peristiwa 6aid bin 7aritsah sangat mendalam terkesan
dalam ingatan para ulama. ;ertitik dari sikap dan reakti% para ulama
dimaksud, perumusan #7$ merasa sadar tidak perlu melangkah
membelakangi ijma' para Clama.*?
,. Pengertian Ma-osidu S*ariah
ecara etimologi maashid al"syariLah terdiri dari dua kata yakni
maashid dan al"syariLah. Maashid bentuk plural dari OP,Q,OP, atau
RSQ yang merupakan deriFasi dari kata kerja ashada yashudu dengan
beragam makna seperti menuju arah,tujuan,tengah"tengah,adil dan tidak
melampaui batas.Makna tersebut dapat dijumpai dalam penggunaan kata
ashada dan deriFasinya dalam Al"uran. ementara syari'ah secara
etimologi bermakna UVWUXWYZ[\]^_̂YSVWY artinya :alan menuju sumber air,
jalan menuju sumber air dapat juga diartikan berjalan menuju sumber
kehidupan*=.
edangkan syariah menurut terminology adalah jalan yang
ditetapkan Tuhan yang membuat manusia harus mengarahkan
kehidupannya untuk mewujudkan kehendak Tuhan agar hidupnya bahagia
di dunia dan akhirat. edangkan menurut Manna al"&athan yang dimaksud
dengan syariah adalah segala ketentuan Allah yang disyariatkan bagi
hamba"hambanya baik yang menyangkut akidah, ibadah, akhlak, maupun
muamalah.
*? -ahya harahap, edudukan e%enangan dan Aara peradilan Agama 1o. 5 tahun
6787 (edisi ke dua), (:akarta inar Dra%ika, *@@), h. +=*= Abd A'l, 3i$h inoritas, (-ogyakarta!enerbit !T.8#i -ogyakarta *@1@), h. 1+
8/16/2019 Proposal Pasal 209 KHI
19/25
1<
:adi, dari de%enisi di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan maashid al"syariLah adalah tujuan segala ketentuan Allah yang
disyariatkan kepada umat manusia.*
8/16/2019 Proposal Pasal 209 KHI
20/25
*@
P9+/P9'I3 #I (/tudi asus di ampung Pujo Asri eamatan
'rimurjo abupaten *ampung 'engah 'ahun ), 3akultas yariah dan
/konomi $slam !rogram tudi .$ Ahwal Al"yakhsiyyah $nstitut Agama
$slam Ma'ari% NC ($A$M NC) Metro 8ampung, yang hasil penelitiannya
adalah kasus pemberian harta warisan terhadap anak angkat yang terjadi di
#ampung !ujo Asri tidak sesuai dengan #7$, karena harta diberikan
melebihi sepertiga harta orangtua angkat, yaitu diberikan keseluruhan.
*. intiar Bahmaningsih, N$M. 21A@119*>. ( 9D:D:A1 A1A
A1A' DA*A P9?AIA1 2A+I/A1 (ajian enurut itab
:ndang-:ndang #ukum Perdata dan ompilasi #ukum Islam) , 3akultas
7ukum CniFersitas Mataram Tahun *@1, yang hasil penelitiannya adalah
!engangkatan anak termasuk dalam kategori perbuatan hukum, yang
mengakibatkan hak dan kewajiban bagi para pihak. 2i dalam #itab
Cndang"Cndang 7ukum !erdata dan #ompilasi 7ukum $slam terdapat
perbedaan pengaturan tentang kedudukan anak angkat terhadap orang tua
angkatnya. 7al tersebut berimplikasi pada proses pembagian warisan.
!embagian warisan terhadap anak angkat menurut #ompilasi 7ukum
$slam menggunakan wasiat wajibah, sedangkan di dalam #itab Cndang"
Cndang 7ukum !erdata, anak angkat mendapat warisan yang sama
dengan anak sah.
;erdasarkan beberapa penelitian tersebut, peneliti menganggap
penelitian yang terdahulu merupakan penelitian yang memiliki latar belakang
yang berbeda, maka peneliti ingin melakukan penelitian yang berbeda dari apa
8/16/2019 Proposal Pasal 209 KHI
21/25
*1
yang diteliti oleh peneliti terdahulu tetapi masih berkaitan, yaitu tentang
#edudukan Anak Angkat terhadap !embagian Iaris dalam !asal *@<
#ompilasi 7ukum $slam ditinjau dari !ersepkti% Maosidu yariah.
/. Metode Penelitian
. Sifat dan 0enis Penelitian
a. :enis !enilitian
:ika dilihat dari pendekatannya, maka penelitian ini termasuk
penelitian kepustakaan (library researh)>6, yaitu jenis penelitian yang
menampilkan argumentasi penalaran keilmuan dari hasil kajian
pustaka dan hasil olah pikir peneliti mengenai suatu masalah atau topik
kajian.
:enis penelitian ini harus didukung oleh data yang diperoleh dari
sumber pustaka yang dapat berupa jurnal penelitian, skripsi, laporan
penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar, diskusi ilmiah, atau
terbitan"terbitan resmi pemerintah dan lembaga"lembaga lain. ;ahan"
bahan pustaka tersebut harus dibahas secara kritis dan mendalam
dalam rangka mendukung gagasan dan proposisi untuk menghasilkan
kesimpulan dan saran.
b. i%at !enelitian
;erdasarkan atas si%at maslahnya, maka ada bermacam bentuk
penelitian. Mengingat dalam penelitian ini, penulis ingin melihat
bagaimana #edudukan Anak Angkat terhadap !embagian Iaris dalam
91
Moh #asiram, etodologi Penelitian +e!leksi Pengembangan Pemahaman dan Penguasaan etodologi Penelitian, (Malang C$N !B/, *@@=), h. 9*.
8/16/2019 Proposal Pasal 209 KHI
22/25
**
!asal *@< #ompilasi 7ukum $slam ditinjau dari !ersepkti% Maosidu
yariah, maka penelitian ini bersi%at dedukti%.
Adapun yang dimaksud dengan penelitian dedukti% adalah
penelitian yang menggunakan penalaran atau secara rasional dengan
menarik kesimpulan yang di mulai dari pernyataan umum, menuju
pernyataan pernyataan khusus.9*
#. Sum'er Data
!enelitian ini adalah jenis penelitian hukum, yang dilakukan adalah
penelitian lapangan, maka data yang dibutuhkan adalah bersumber dari
a. ;ahan hukum primer, yaitu bahan yang mempunyai kekuatan yang
mengikat,99 -aitu Al"&ur'an, dan hadits"hadits yang berkaitan dengan
masalah kedudukan anak angkat dalam waris, hukum $slam dan
#ompilasi 7ukum $slam.
b. ;ahan hukum skunder, yaitu yang memberikan penjelasan mengenai
bahan hukum primer .9+
c. ;ahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan skunder.9
9. Teknik Pengum1ulan Data
Hleh karena teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis
adalah dengan teknik dokumentasi yakni penelitian yang menyelidiki
9* Tohardi, Petunjuk Praktis enulis /kripsi, (;andung, umber ari $ndah, *@@=), Get.$,h.**
99 Ibid ., h. *9+
Ibid 9 Ibid
8/16/2019 Proposal Pasal 209 KHI
23/25
*9
benda benda tertulis seperti buku buku, majalah majalah, dokumen,
peraturan peraturan dan sebagainya.9> maka dalam pengumpulan data ini
penulis menelusuri, kemudian membaca dan mencatat bahan"bahan yang
diperlukan untuk memperoleh in%ormasi yang bekaitan dengan
pembahasan.9?
). Teknik Analisa Data
Analisis data merupakan cara yang dipakai untuk menelaah seluruh
data yang tersedia dari berbagai sumber 9=. Melalui penelusuran, membaca
dan mencatat, tindakan selanjutnya adalah penyusunan data,
mengklasi%ikasikannya, yang kemudian dilanjutkan dengan penganalisaan
data tentang #edudukan Anak Angkat terhadap !embagian Iaris dalam
!asal *@< #ompilasi 7ukum $slam ditinjau dari !ersepkti% Maosidu
yariah, untuk diperoleh sebuah kesimpulan. 2alam menganalisa data,
penulis menggunakan metode dedukti%.
Metode 2edukti%, yaitu metode yang menggunakan penalaran
atau secara rasional dengan menarik kesimpulan yang dimulai dari
penyataan"pernyataan umum, menuju pernyataan"penyataan khusus.9<
9> utrisno 7adi, etodoloy +esearh, (-oyakarta -ayasan 3akultas !sikologi CDM,1
8/16/2019 Proposal Pasal 209 KHI
24/25
*+
DA/TAR P2STAKA
Abd A'l, 3i$h inoritas, (-ogyakarta!enerbit !T.8#i -ogyakarta *@1@)
Abdullah, 'erjemahan *ubaabut 'a!sir in Ibni atsir . (:akarta !ustaka $mamya%i i. *@@=‟ )
A%dol, *andasan #ukum Positi! Pemberlakuan #ukum Islam dan Permasalahan Implementasi #ukum e%arisan Islam, (urabaya Airlangga uniFersity press, *@@9)
Ahmad ro%i, #ukum Islam di Indonesia, (:akarta !T raja Dra%indo !ersada,1
8/16/2019 Proposal Pasal 209 KHI
25/25
*
oeroso B, Perbandingan #ukum Perdata, cet. ke"+ (:akarta inar Dra%ika, *@@1)
uparman Csman dan -usu% omawinata, 3i$ih ma%arits #ukum e%arisan Islam, (:akarta gaya Media !ratama, 1