Ppt

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1. WTO Convention on Sanitary and Phytosanitary (SPS) Agreement dalam Ekspor Udang Indonesia ke Uni Eropa Oleh: Shanty Nathalia Margaretha (H14080012) Di Bawah Bimbingan: Prof. Dr. Ir. Rina Oktaviani, M.S. DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

2. OUTLINE PENDAHULUAN KERANGKA TEORETIS METODE PENELITIAN WTO CONVENTION ON SPS AGREEMENT DALAM PERDAGANGAN UDANG INDONESIA-UNI EROPA SPS DAN FAKTOR LAIN YANG MEMENGARUHI EKSPOR UDAN INDONESIA KE UNI EROPA PENUTUP 3. Uni Eropa Pasar potensial Ekspor hasil perikanan yang meningkat 8% per tahun (EC, 2010) Kebijakan perdagangan yang kompleks Penerapan hambatan non tarif SPS sulit untuk dikuantifikasi Udang sebagai komoditas utama ekspor perikanan Nilai ekspor udang Tahun 2006-2010 Negara tujuan utama ekspor udang Latar Belakang Potensi perikanan Indonesia Produksi 6.4 juta ton ikan per tahun (BRKP, 2007) Tren nilai ekspor perikanan Tahun 2001-2010 klik 4. Rumusan Masalah 1 Apakah penggunaan hambatan non tarif SPS dalam penolakan ekspor udang Indonesia oleh Uni Eropa didasarkan pada alasan- alasan dan ukuran-ukuran yang rasional dalam kerangka WTO Convention? 2 Bagaimana dampak penggunaan hambatan non tarif SPS terhadap aliran ekspor udang Indonesia ke Uni Eropa? 3 Langkah-langkah apa yang dapat ditempuh oleh Indonesia dalam kerangka WTO Convention untuk mengatasi masalah terhambatnya ekspor udang ke Uni Eropa sebagai akibat penggunaan hambatan non tarif SPS? 5. Menganalisis hambatan non tarif SPS yang diterapkan oleh Uni Eropa terhadap ekspor udang Indonesia dan kesesuaian penerapan hambatan tersebut dengan WTO Convention on SPS Agreement. Menganalisis dampak yang diterima Indonesia sebagai akibat pemberlakuan hambatan perdagangan non tarif SPS oleh Uni Eropa terhadap komoditas ekspor udang Indonesia dan bagaimana pengaruhya terhadap aliran ekspor komoditas udang Indonesia selama periode 2001-2010. Tujuan Penelitian 6. Ruang Lingkup Penelitian 4 Periode analisis: Tahun 2001-20101 2 3 5 Komoditas: HS 030613, HS 030623, HS 160520 Variabel Bebas: GDP riil Indonesia, GDP riil negara tujuan ekspor, populasi negara tujuan ekspor, jarak ekonomi riil, variabel SPS Negara tujuan ekspor: 8 anggota EU-27, AS, dan Jepang Model yang digunakan: PLS 7. Komoditas Udang dalam Perdagangan Internasional (Murty, 1991) Spesies udang laut dingin: berasal dari dan hidup di lautan daerah dingin. Spesies udang laut tropika: berasal dari dan hidup pada perairan pantai tropika. Ukuran spesies kelompok ini relatif lebih besar. Spesies udang air tawar: umumnya hidup pada danau atau sungai di daerah tropika dan ukurannya dapat besar sekali. Biasa dikenal dengan nama giant river prawn. KERANGKA TEORETIS Udang tropis yang dimiliki Indonesia: udang jerbung (Penaeus merguiensis), udang kelong (Penaeus indicus), udang raja (Penaeus latiscucatus), udang bago (Penaeus semisculatus), dan udang windu (Penaeus monodon) Udang yang diperdagangkan di pasar Uni Eropa: pink shrimp (Pandalus borealis), pacific white (Penaeus vannamei), udang windu (Penaeus monodon), chinese white (Penaeus chinensis) dan gulf (Penaeus aztecus) (Perutusan Republik Indonesia untuk Masyarakat Eropa, 2001 8. Spesies Udang Tropis Indonesia Sumber: FAO, 2012 udang bago (Penaeus semisculatus) udang windu (Penaeus monodon) udang kelong (Penaeus indicus) udang raja (Penaeus latiscucatus)udang jerbung (Penaeus merguiensis) 9. Teori Hambatan Perdagangan Non Tarif Hambatan perdagangan non tarif (Non Tariff Barriers/NTBs) adalah hambatan di luar tarif (custom duties) yang mendistorsi perdagangan (Hillman, 1991 dalam Beghin dan Bureau, 2001) Hambatan perdagangan non tarif termasuk standar identitas asal komoditas, kualitas, SPS, dan pengemasan (Thornsbury, 1999) . Hambatan non tarif adalah serangkaian regulasi termasuk instrumen kebijakan yang dapat menimbulkan efek proteksi terhadap komoditas domestik (Roberts dan Thornsbury, 1998) . 10. WTO Convention on SPS Agreement Bentuk khusus dari hambatan perdagangan non tarif Technical Barriers to Trade (TBTs) Tujuan penerapan SPS (van den Bossche, 2008): Melindungi kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan dari risiko yang mungkin ditimbulkan oleh makanan; Melindungi kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan dari risiko yang mungkin ditimbulkan oleh hama atau penyakit; atau Mencegah dan/atau membatasi risiko kerusakan lainnya yang mungkin ditimbulkan oleh hama. Prinsip penggunaan SPS: Article 2 dan 3 SPS Agreement tindakan untuk melindungi kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan serta didukung dengan bukti-bukti ilmiah Risk Analysis: risk assessment dan risk management 11. Kerangka Pemikiran Saran dan rekomendasi Langkah yang dapat ditempuh oleh Indonesia dalam kerangka WTO Convention Dampak penerapan hambatan non tarif SPS terhadap udang Indonesia Penggunaan hambatan non tarif SPS oleh Uni Eropa terhadap ekspor udang Indonesia Gravity ModelAnalisis Deskriptif WTO Convention on SPS Agreement 12. METODE PENELITIAN Spesifikasi Model Analisis kuantitatif dan kualitatif Sumber data:UN Comtrade, World Bank, Eurostat, BPS, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, studi kepustakaan literatur terkait. Periode data analisis: 2001-2010 ln EXijt =0+1 ln GDPit+2 ln GDPjt+3 ln POPjt+4 ln DISTijt+5 SPS + ij Keterangan: i = negara tujuan ekspor udang Indonesia, yang terdiri atas Belgia, Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Belanda, Spanyol, dan Denmark, Amerika Serikat dan Jepang; t = tahun EXij = nilai ekspor udang Indonesia ke negara j pada tahun t GDPit = GDP riil Indonesia pada tahun t GDPjt = GDP riil negara j pada tahun t POPjt = populasi penduduk negara j pada tahun t DISTijt = jarak ekonomi riil antara negara i (Indonesia) dengan negara j SPSt = hambatan non tarif SPS, dimana SPS = 0 untuk negara non Uni Eropa dan SPS = 1 untuk negara Uni Eropa. 13. WTO CONVENTION ON SPS AGREEMENT DALAM PERDAGANGAN UDANG INDONESIA-UNI EROPA Perdagangan batu bara dan baja Pasca PD II EEC 1957 European Single Market 1986 Uni Eropa 1992 Sejarah Singkat Uni Eropa 14. Negara Anggota EU-27 Tahun Bergabung Negara Anggota Tahun Bergabung Negara Anggota 1952 Belgia 1995 Swedia 1952 Prancis 2004 Siprus 1952 Jerman 2004 Republik Ceko 1952 Italia 2004 Estonia 1952 Luxemburg 2004 Hongaria 1952 Belanda 2004 Latvia 1973 Irlandia 2004 Lithuania 1973 Denmark 2004 Malta 1973 Inggris 2004 Polandia 1981 Yunani 2004 Slovakia 1986 Spanyol 2004 Slovenia 1986 Portugal 2007 Bulgaria 1995 Austria 2007 Rumania 1995 Finlandia Sumber: European Union, 2012 15. Uni Eropa dlm Perdagangan Internasional Jumlah populasi hingga 500 juta jiwa, dengan pendapatan per kapita 32,300 USD pada Tahun 2010 (World Bank, 2011) Nilai ekspor 1,349.2 juta Tahun 2010 16% dari total nilai ekspor dunia Nilai impor 1,509.1 juta Tahun 2010 17.3 % dari total nilai impor dunia 16. Posisi Uni Eropa dalam Perdagangan Internasional Tahun 2010 0 400 800 1,200 1,600 EU-27 USA China Japan Kanada Swiss Norwegia (1000juta) Ekspor Impor Sumber: Eurostat, 2012 17. Komoditas Ekspor dan Impor EU-27 Tahun 2010 42.4 23.0 17.5 5.7 5.6 2.8 29.5 25.4 24.0 9.1 5.4 4.7 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 Mesin & alat transportasi Barang-barang manufaktur Bahan kimia & sejenisnya Makanan, minuman & tembakau Bahan mineral, pelumas & produk sejenis Bahan mentah (%) ekspor impor Sumber: Eurostat, 2011 18. Nilai Ekspor dan Impor Indonesia dengan EU-27 Tahun Nilai Ekspor (juta ) Nilai Impor (juta ) 2001 8,678 {4.5} 4,521 {10.9} 2002 8,378 {4.6} 4,094 {10.3} 2003 7,046 {4.2} 3,143 {9.7} 2004 7,265 {4.8} 4,280 {10.3} 2005 8,262 4.8} 4,684 {10.8} 2006 9,510 {5.0} 4,785 {12.2} 2007 9,764 {5.4} 5,608 {12.8} 2008 10,526 {6.0} 7,183 {13.6} 2009 9,744 {5.3} 6,224 {11.7} 2010 12,941 {6.4} 7,440 {13.9} Sumber: Eurostat, 2011 19. Ekspor dan Impor EU-27 ke dan dari Indonesia Tahun 2011 5,596 1,844 1,682 1,744 1,712 3,576 781 308 1,115 3,621 143 1,381 -4,815 -1,536 -566 1,878 -1,569 -2,195 -6,000 -4,000 -2,000 0 2,000 4,000 6,000 8,000 Agri. Prod. (Food (incl. Fish) & Raw Materials) Fuels and mining products Chemicals Machinery and transport equipment Textiles & Clothing Other Products (millions) Imports Exports Balance Sumber: Eurostat, 2011 20. Volume Ekspor dan Impor Udang Dunia Tahun 2000-2011 0 50000000 1E+09 1.5E+09 2E+09 2.5E+09 3E+09 3.5E+09 4E+09 4.5E+09 5E+09 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Volume(kg) Tahun Ekspor Impor Sumber: UN Comtrade, 2012 (diolah) 21. Nilai Ekspor dan Impor Udang Dunia Tahun 2000-2011 Sumber: UN Comtrade, 2012 (diolah) 0 5E+09 1E+10 1.5E+10 2E+10 2.5E+10 3E+10 3.5E+10 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Nilai(USD) Tahun Ekspor Impor 22. Break Down Nilai Ekspor Produk Udang di Pasar Internasional Tahun 2011 HS 030613 HS 030623 HS 160520 31% Udang Olahan 65% Udang Beku 4% Udang Tidak Beku Sumber: UN Comtrade, 2012 (diolah) 23. Importir dan Eksportir Utama Udang Beku Tahun 2009- 2011 47% 26% 12% 9% 6% Importir USA Jepang Spanyol Prancis Italia 30% 21%17% 17% 15% Eksportir Thailand Vietnam Ekuador Indonesia China Sumber: UN Comtrade, 2012 24. Importir dan Eksportir Utama Udang Tidak Beku Tahun 2009-2011 Sumber: UN Comtrade, 2012 25% 22% 22% 17% 14% Importir Belanda Belgia Singapura Prancis 32% 26% 15% 14% 13% Eksportir Belanda China Malaysia Thailand Jerman 25. Importir dan Eksportir Utama Udang Olahan Tahun 2009-2011 Sumber: UN Comtrade, 2012 44% 25% 13% 10% 8% Importir USA Jepang Inggris Jerman Denmark 47% 29% 9% 8% 7% Eksportir Thailand China Vietnam Indonesia Denmark 26. Ringkasan Importir utama udang di dunia: AS Jepang beberapa negara Eropa (Prancis, Spanyol, Inggris, Belgia, Italia) Eksportir utama udang di dunia: Thailand Ekuador Vietnam China, Indonesia 27. Perkembangan Nilai dan Volume Ekspor Udang Indonesia ke Dunia Tahun 2000-2011 0 20000000 40000000 60000000 80000000 1E+09 1.2E+09 1.4E+09 1.6E+09 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 NILAI (USD) VOLUME (KG) Sumber: UN Comtrade, 2012 28. 42 28 14 16 14% Lainnya 42% USA 28% Jepang Pangsa Pasar Tujuan Ekspor Utama Udang Indonesia Tahun 2010 Sumber: UN Comtrade, 2012 (diolah) 16% Uni Eropa 29. Importir Utama Udang bagi EU-27 Tahun 2011 17% 13% 11% 10% 10% 9% 7% 6% 6% 5% 3%3% LAINNYA ECUADOR GREENLAND ARGENTINA THAILAND INDIA VIETNAM CHINA BANGLADESH CANADA INDONESIA Sumber: UN Comtrade, 2012 (diolah) 30. Kontribusi Ekspor Udang Indonesia terhadap Total Impor Udang Uni Eropa Tahun 2004-2011 Tahun Nilai (USD) Volume (kg) 2004 183,111,780 {6.25} 31,014,903 {6.13} 2005 182,173,113 {5.80} 26,563,819 {4,90} 2006 187,416,370 {5.12} 26,233,591 {4.36} 2007 190,920,203 {5.02} 26,117,165 {4.23} 2008 219,696,702 {5.36} 28,392,658 {4.76} 2009 192,100,117 {5.15} 24,963,612 {4.13} 2010 176,788,901 {4.28} 21,643,012 {3.52} 2011 164,499,530 {3.55} 17,323,323 {2.84} Sumber: UN Comtrade, 2012 (diolah) 31. World Trade Organization (WTO) Berdiri pada 1 Januari 1995 menggantikan GATT Organisasi resmi yang mengatur perdagangan internasional Annex I: Annex IA (GATT 1994), Annex IB (GATS), Annex IC (TRIPS) Annex II: Dispute Settlement Understanding Annex III: TRPM Annex IV: Plurilateral Trade Agreements Fungsi (Hoekman dan Kostrecki, 2009): memfasilitasi kesepakatan perdagangan multilateral menyediakan sebuah forum untuk melakukan negosiasi, menyelesaikan sengketa perdagangan yang terjadi memantau kebijakan perdagangan yang diterapkan oleh negara- negara anggotanya, serta bekerja sama dengan IMF dan World Bank untuk mencapai koherensi kebijakan ekonomi global 32. Dispute Settlement System Menyelesaikan sengketa yang terjadi dalam kesepakatan perdagangan multilateral negara anggota, yang tercakup dalam perdagangan barang, jasa, dan hak kekayaan intelektual; Menyelesaikan sengketa yang terjadi antarnegara anggota dalam hal hak dan kewajiban negara anggota WTO di bawah DSU. Perangkat penerapan hukum WTO melalui DSB Memiliki keistemewaan dalam jurisdiksi yang ekslusif, mencakup aspek regulasi ekonomi yang mengatur anggotanya dan memengaruhi perdagangan dunia (Jackson, 2008) Keputusan yang dihasilkan bersifat mengikat secara hukum dan koersif 33. Distribusi Klaim Legal ke DSB Tahun 1996-2008 Provision/Agreement Jumlah Klaim Antidumping 615 Agreement on Textiles and Clothing 13 Agreement on Agriculture 46 DSU 3.7 (Determination of a dispute) 16 GATS 30 Tarrif bindings (GATT:II) 23 National Treatment (GATT:III) 88 Antidumping (GATT:VI) 69 Transparansi (GATT:X) 46 Restriksi kuantitatif (GATT:XI) 19 Nondiscriminatory use of quantitative restrictions (GATT:XX) 10 Emergency protection (GATT:XIX) 69 Pengecualian (GATT:XX 25 Subsidi dan counterrvailing 269 Safeguard 580 SPS 285 TBT 14 TRIPS 61 Conformity of laws (WTO:XIV, 4) 30 Sumber: Hoekman dan Kostrecki, 2009 34. Regulation (EC) No.178/2002 Prinsip Utama dan Persyaratan Hukum Pangan, Pembentukan Otoritas Keamanan Pangan Uni Eropa, dan Penetapan Prosedur yang Terkait dengan Keamanan Pangan Rapid Alert System for Food and Feed (RASFF), otoritas resmi yang mengontrol keamanan pangan, ketentuan produk pangan yang diimpor, analisis risiko, dan precautionary principle Hasil inspeksi Uni Eropa: fasilitas laboratorium tidak memadai, ditemukan residu (chloramphenicol, nitrofurans, dan tetracyclines) Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan terhadap kontainer ekspor perikanan dari Indonesia yang ditujukan untuk konsumsi manusia Commission Decision No.220/2010 35. 20% dari setiap muatan ekspor perikanan yang berasal dari Indonesia digunakan sebagasi sampel untuk melalui pengujian residu-residu farmakologi aktif yang berbahaya di Pos Inspeksi Perbatasan (Border Inspection Post) teritori negara anggota EU-27, dengan metode sampling yang sudah ditetapkan. Sampel pada poin (a) harus diuji untuk melihat apakah ada substansi-substansi berbahaya, sebagaimana diatur dalam Article 2(a) Regulation (EC) No.470/2009. Muatan ekspor akan berada dalam pengawasan otoritas resmi terkait hingga proses sampling selesai dilakukan. Muatan eskpor tersebut dapat dilepas ke pasar apabila hasil sampling sesuai dengan kriteria yang diatur dalam Regulation (EC) No.470/2009. Negara anggota EU-27 diwajibkan melapor kepada European Commission apabila kehadiran substansi-substansi berbahaya yang dimaksud dalam sampel melebihi batas minimum yang diperbolehkan oleh Article 14(2)(a), (b), atau (c) Regulation (EC) No.470/2009. Hasil sampling tersebut harus dikirimkan kepada European Commission via RASFF, sebagaimana diatur dalam Regulation No.178/2002. Sampling untuk setiap ekspor produk perikanan dari Indonesia yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia harus dilakukan setiap tiga bulan sekali oleh negara anggota EU-27. Biaya untuk melakukan sampling dikeluarkan oleh eksportir produk perikanan dari Indonesia. 36. Regulasi Tentang Keamanan Pangan di Uni Eropa No. Regulasi Keterangan 1 Regulation (EC) No.3760/1992 Kebijakan perikanan umum (common fisheries policy) 2 Regulation (EC) No.852/2004 Higiene bahan pangan 3 Regulation (EC) No.853/2004 Peraturan higiene yang spesifik untuk makanan yang berasal dari hewan 4 Regulation (EC) No.854/2004 Organisasi yang mengontrol produk yang diperuntukkaan bagi konsumsi manusia dan berasal dari hewan 5 Commission Regulation (EC) No 2073/2005 Kriteria mikrobiologis untuk bahan pangan 6 Commission Regulation (EC) No 333/2007 Metode sampling dan analisis untuk mengontrol tingkat kandungan timbal, kadmium, merkuri, timah anorganik, 3-MCPD dan benzo(a)pyrene dalam bahan pangan 7 Regulation (EC) No 178/2002 Prinsip utama dan persyaratan hukum pangan, pembentukan otoritas keamanan pangan Uni Eropa, dan penetapan prosedur yang terkait dengan keamanan pangan Sumber: FAO Globefish, 2012 37. Kebijakan Pemerintah Indonesia Terkait Peningkatan Mutu Udang Permen KP No.PER.01/MEN.2007 tentang Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Permen KP.No.PER.02/MEN/2007 tentang Monitoring Residu Obat, Bahan Kimia, Bahan Biologi, dan Kontaminan pada Pembudidayaan Ikan Keputusan Menteri KP No.Kep.01/ME/2007 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses Produksi, Pengolahan, dan Distribusi Keputusan Menteri KP No.02/MEN/2007 tentang Cara Budidaya Ikan yang Baik Keputusan Dirjen Perikanan Budidaya No.06/DPB/HK.150.154/S4/VII/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Monitoring Residu Obat, Bahan Kimia, Bahan Biologi, dan Kontaminan pada Pembudidayaan Ikan Keputusan Dirjen Perikanan Budidaya Perikanan No.44/DJ-PB/2008 tentang Petunjuk Pelaksaan Sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB). CBIB merupakan salah satu persyaratan kelayakan dasar pada sistem jaminan mutu proses pembudidayaan ikan. 38. Kebijakan Antisipatif Pemerintah Indonesia dlm Menghadapi Hambatan Perdagangan Uni Eropa bagi Komoditas Perikanan Hambatan Perdagangan Kebijakan Antisipatif Pemerintah Residu chloramphenicol Penerapan HACCP Embargo udang Kebijakan pemilihan produk Isu lingkungan dan pelabelan Pelabelan organik Penetrasi pasar Perjanjian pengakuan mutu Embargo kerang-kerangan Program sanitasi Tarif bea masuk Fasilitas GSP Sanksi sementara Program pengendalian residu hormon antibiotik Sumber: Aisyah, et.al dalam Juarno, 2012 39. SPS DAN FAKTOR LAIN YANG MEMENGARUHI EKSPOR UDANG INDONESIA KE UNI EROPA Variabel Koefisien Std. Error t-Statistik Prob. LN_GDPINDT -0.033698 0.058348 -0.577530 0.5650 LN_GDPJT 2.827455* 0.146215 19.33763 0.0000 LN_POPJT -2.701478* 0.155241 -17.40187 0.0000 LN_JE -0.280252* 0.057053 -4.912148 0.0000 SPS -1.242078* 0.104047 -11.93771 0.0000 C -8.930306* 1.693963 -5.271841 0.0000 Weighted Statistics R-squared 0.999458 Mean dependent var 182.6627 Adjusted R-squared 0.999429 S.D. dependent var 298.4107 S.E. of regression 1.030320 Sum squared resid 99.78660 F-statistic 34648.49 Durbin-Watson stat 1.982355 Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.709722 Mean dependent var 16.79283 Sum squared resid 92.87004 Durbin-Watson stat 0.194279 *) signifikan pada = 5% 40. Uji Normalitas Model Jarque-Bera Probabilitas Nilai Ekspor Udang Indonesia 4.074598 0.130380 0 2 4 6 8 10 12 14 16 -2 -1 0 1 2 Series: Standardized Residuals Sample 2001 2010 Observations 100 Mean 0.068768 Median 0.173669 Maximum 2.134345 Minimum -2.261876 Std. Dev. 1.001583 Skewness -0.370002 Kurtosis 2.344030 Jarque-Bera 4.074598 Probability 0.130380 41. KESIMPULAN Peningkatan daya beli negara tujuan ekspor yang diwakili oleh GDP riil negara tersebut akan mendorong naiknya nilai ekspor udang Indonesia pada periode 2001-2010 1 Meningkatnya jarak ekonomi, populasi penduduk negara tujuan ekspor, dan penerapan hambatan perdagangan non tarif SPS akan menyebabkan penurunan nilai ekspor udang Indonesia ke negara tujuan pada periode 2001-2010 2 Penerapan hambatan perdagangan non tarif SPS oleh Uni Eropa terhadap ekspor udang dari Indonesia memiliki dampak yang negatif terhadap nilai ekspor udang Indonesia ke Uni Eropa pada periode 2001-2010. Kebijakan perdagangan tersebut bersifat restriktif terhadap aliran perdagangan bilateral komoditas yang bersangkutan. Hal ini tidak sesuai dengan semangat perdagangan bebas yang diusung oleh WTO 3 42. Membuat nota kesepahaman dengan negara mitra dagang yang mengatur tentang manajemen risiko impor udang yang dilakukan oleh negara tersebut Mengajukan keberatan kepada DSB WTO dengan menyertakan bukti- bukti yang mendukung Melakukan preshipment inspection di pelabuhan- pelabuhan yang menjadi tempat pemberangkatan ekspor SARAN 43. DAFTAR PUSTAKA Alaeibakhsh S dan Ardakani Z. 2012. Quantifying the Trade Effects of SPS and TBT Agreements on Export Pistachios from Iran. World Applied Sciences Journal 16 (5): 637-641. Anwar N. 2009. Analisis Respon Produksi, Permintaan Domestik, dan Penawaran Ekspor Udang Indonesia. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Badan Riset Kelautan dan Perikanan. 2007. Potret dan Strategi Pengembangan Perikanan Tuna, Udang dan Rumput Laut Indonesia. Jakarta: Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Baltagi BH. 2005. Econometric Analysis of Panel Data Third Edition. West Sussex, England: The John Wiley and Sons, Ltd. Beghin JC dan Bureau JC. 2001. Quantification of Sanitary, Phytosanitary, and Technical Barriers to Trade for Trade Policy Analysis. Working Paper 01-WP 291 Center for Agricultural and Rural Development Iowa State University, Ames. Bermann GA dan Mavroidis PC. 2007. WTO Law and Developing Countries. Cambridge: Cambridge University Press. --------------------------------------------. 2006. Trade and Human Health and Safety. Cambridge: Cambridge University Press. Conrad CR. 2011.Processes and Production Methods (PPMs) in WTO Law: Interfacing Trade and Social Goals. Cambridge: Cambridge University Press. Epps T. 2008. International Trade And Health Protection: A Critical Assessment of the WTOs SPS Agreement. New York: Edward Elgar Publishing. European Union. 2012. The History of European Union. http://europa.eu/about-eu/eu- history/index_en.htm. [13 Maret 2012] 44. Eurostat. 2011. External and Intra-EU Trade: A Statistical Yearbook. Luxembourg: European Union. Firdaus M. 2011. Aplikasi Ekonometrika untuk Data Panel dan Time Series. Bogor: IPB Press. Food Association Organization. 2012. Cultured Aquatic Species Information Programme. www.fao.org/fishery/culturedspecies/search/en. [3 April 2012]. Gebrehiwet Y, Ngqangweni S, dan Kirsten JF. 2007. Quantifying The Trade Effect of Sanitary and Phytosanitary Regulations of OECD Countries on South African Food Exports. Agrekon 46 (1). Globefish. 2012. European Union: Main Food Safety Regulations. http://www.globefish.org/european- union.html. [13 Maret 2012]. Gudjarati DN. 2004. Basic Econometrics Fourth Edition. New York: McGraw Company Inc. Hamdani A. 2006. Analisis Perdagangan Udang Indonesia di Pasar Eropa. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Hady H. 2001. Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan Buku Kesatu. Jakarta: Ghalia. Hoekman BM, Mattoo A, dan English P. (ed.). 2002. Development, Trade, and WTO. Wasington D.C.: The World Bank. Hoekman BM dan Kostecki MM. 2009. The Political Economy of the World Trading System: The WTO and Beyond. Oxford: Oxford University Press. Jackson JH. 2006. Sovereignty, the WTO, and Changing Fundamentals of International Law. Cambridge: Cambridge University Press. Jahncke ML, Garret ES, Reilly A, Martin RE, dan Cole E. 2002. Public, Animal, and Aquaculture Health Issue. John Wiley and Sons Inc., New York. Juanda B. 2009. Ekonometrika Pemodelan dan Pendugaan. Bogor: IPB Press. 45. Juarno O. 2012. Daya Saing dan Strategi Peningkatan Ekspor Udang Indonesia di Pasar Internasional. [Disertasi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. 2011. Statistik Ekspor Hasil Perikanan. Jakarta: Pusat Data, Statistik, dan Informasi KKP RI. Koo WW dan Kennedy PL. 2005. International Trade and Agriculture. Oxford: Blackwell Publishing. Lord M, Oktaviani R, dan Ruehe E. 2010. Indonesias Trade Access to The European Union: Opportunities amd Challanges. Brussels: European Communities. -----------------------------------------------. 2010. Indonesias Trade Access to The European Union: Opportunities amd Challanges Annexes. Brussels: European Communities. Macrory, Patrick F. J. 2005. The World Trade Organization: Legal, Economic and Political Analysis. New York: Springer. Martha FL. 2011. Analisis Potensi Ekspor Crude Palm Oil (CPO) Indonesia ke Empat Negara Mitra Dagang Utama dengan Pendekatan Gravity Model. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Moenius J. 2006. The Good, the Bad and the Ambigous: Standards and Trade in Agricultural Products. Redlands: University of Redlands. Murty B dan Kismono H. 1991. Perdagangan Udang Internasional. Jakarta: Penebar Swadaya. Oktaviani R dan Novianti T. 2009. Teori Perdagangan Internasional dan Aplikasinya di Indonesia. Bogor: Departemen Ilmu Ekonomi Institut Pertanian Bogor.. Panizzon M. 2006. Good Faith in the Jurisprudence of the WTO: The Protection of Legitimate Expectations, Good Faith Interpretation and Fair Dispute Settlement. New York: Hart Publishing. Painte RE. 2008. Analisis Pengaruh Hambatan Tarif dan Non Tarif di Pasar Uni Eropa terhadap Ekspor Komoditas Udang di Indonesia. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. 46. Pitaningrum D. 2005. Analisis Penawaran dan Permintaan Udang di Pasar Internasional. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Poncet S. 2006. Economic Integration of Yunnan with The Greater Mekong Subregion. Asian Economic Journal 20 (3): 303-317. Randall A. 2011. Risk and Precaution. Cambridge: Cambridge University Press. Setiawati I. 2007. Analisis Dampak Penerapan Rules of Origin terhadap Perdagangan Intra ASEAN. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Smith F. 2009. Agriculture and the WTO: Towards a New Theory of International Agricultural Trade Regulation. New York: Edward Elgar. Thornsbury S. 1998. Technical Regulations as Barriers to Agricultural Trade. [Disertasi]. Blacksburg: Faculty of Virginia Polytechnic Institute and State University. United Nation Commodity Trade Statistics Database. Berbagai Terbitan. www.un.comtrade.org. [Maret-April 2012]. van den Bossche P. 2005. The Law and Policy of the World Trade Organization: Text, Cases and Materials. Cambridge: Cambridge University Press. Wilson JS dan Otsuki T. 2001. Global Trade and Food Safety: Winners and Losers in a Fragmented System. World Bank Policy Research Working Paper #2689. Washington, D.C.: The World Bank. Wolfrum R, Stoll PT, Seibert-Fohr A. (ed.). 2007. WTO-Technical Barriers and SPS Measures. Leiden: Brill. World Bank. Berbagai Terbitan. www.worldbank.org. [Maret 2012]. Zander J. 2010. The Application of the Precautionary Principle in Practice: Comparative Dimensions. Cambridge: Cambridge University Press. 47. Terima Kasih 48. Nilai Ekspor Perikananan Menurut Komoditi Utama Tahun 2006-2010 (1000 USD) 1115.963 1029.935 1165.293 1007.481 1056.399 250.567 304.348 347.189 352.3 383.23 449.812 568.42 734.392 723.523 898.039 134.825 179.189 214.319 156.993 208.424 152.305 177.028 238.49 225.904 317.738 2006 2007 2008 2009 2010 Tahun Nilai(1000USD) udang tuna, cakalang, tongkol ikan lainnya kepiting lainnya Sumber: KKP, 2011 49. Nilai dan Volume Ekspor Perikanan Tahun 2001-2010 Tahun Nilai (1000 USD) Volume (ton) 2001 1,631,999 487,116 2002 1,570,353 565,739 2003 1,664,543 857,785 2004 1,664,010 907,970 2005 1,913,305 857,922 2006 2,103,472 926,477 2007 2,258,920 854,329 2008 2,699,683 911,676 2009 2,466,201 881,413 2010 2,863,830 1,103,575 Sumber: KKP, 2011 50. Volume Produksi Udang Budidaya Indonesia Tahun 2007-2011 Tahun Volume (kg) 2007 358,925,000 2008 409,590,000 2009 338,060,000 2010 380,972,000 2011* 414,014,000 0 10000000 20000000 30000000 40000000 2006 2007 2008 2009 2010 Volume (kg) Volume Ekspor Udang Indonesia ke Uni Eropa Tahun 2006-2010 51. Volume Ekspor Udang ke Tiga Negara Tujuan Utama Tahun 2006-2010 30795.608 27414.688 26974.634 23729.246 19480.668 50238.522 36554.581 36343.765 37086.089 37851.012 60601.23 55518.921 72599.547 63729.563 58237.028 2006 2007 2008 2009 2010 Tahun VolumeEkspor(kg) EU-27 Jepang USA Sumber: UN Comtrade, 2012 (diolah) 52. Dispute Settlement Body WTO dan Mekanisme Penyelesaian Sengketa Sengketa perdagangan yang terjadi antaranggota WTO diselesaikan melalui Dispute Settlement Body (DSB) Reformasi dan legalisasi organisasi perdagangan internasional dari GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) ke WTO Convention yang menjamin bahwa sengketa diselesaikan dengan atau tanpa persetujuan dari negara yang diadukan (defendant) dan keputusan panel DSB bersifat koersif dan memiliki kekuatan hukum yang mengikat (WTO, 2011). 53. Tahap Penyelesaian Sengketa Melalui DSB WTO Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V Tahap IV Legalisasi keputusan Panel oleh DSB atau banding (appeal) Pengajuan banding dapat dilakukan dlm periode 60-90 hari setelah laporan resmi Panel Tahap II Pembentukan Panel Periode waktu hingga 45 hari Tahap III Panel melakukan pemeriksaan yang terdiri dari (1) pemeriksaan fakta dan argumen, (2) mengadakan pertemuan dengan pihak ketiga, (3) interim review, (4) membuat kesimpulan dan rekomendasi keputusan, (5) memberikan laporan pemeriksaan kepada DSB dan pihak yang bersengketa Periode waktu hingga 6 bulan Tahap I Konsultasi bilateral Periode waktu hingga 60 hari Tahap V Implementasi hasil keputusan Panel 54. Peringkat Mitra Dagang Nilai Perdagangan (juta ) 1 USA 444,799.0 {13.8} 2 China 428,351.9 {13.3} 3 Rusia 306,776.6 {9.5} 4 Swiss 212,876.9 6.6} 5 Norwegia 139,978.8 {4.4} 6 Turki 120,263.6 {3.7} 7 Jepang 116,419 .2 {3.6} 8 India 79,739.8 {2.5} 9 Brasil 73,504.6 {2.3} 10 Korea Selatan 68,517.8 {2.1} Total Perdagangan Ekstra EU-27 3,216,756 {100} Sumber: Eurostat, 2011 10 Mitra Dagang Utama EU-27 Tahun 2011