7
112 PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH BERDASARKAN JENIS SARAPAN DAN FAKTOR KETURUNAN Lely Cintari 1 , Ida Ayu Eka Padmiari 2 dan I G A Sri Utami 3 According to the American Journal of Clinical Nutrition, the people are never to breakfast habit will have 4 most obesity risk. Breakfast habit can be to decreased weight,by nutritionist from Miami, Elisabeth Ward with 3000 participants in her research. The aimed of the research is to know about obesity prevalence with heredity factor and type of Breakfast consumed by childschools at Denpasar. Methode of this research is observational with cross sectional study. Statistical Analyzed for this research is independen samplet test dan chi square. The result of the study is Obesity prevalence have diffrence with genetic obesity in family (p<0,05) but not difference for type of Breakfast consumed (p>0.05) . In conclusion : genetic obesity in family can be influence obesity prevalence. Keywords : Type of Breakfast consumed, heredity factor, obesity Prevalence 1,2,3 Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Denpasar Jumlah penderita obesitas di Indonesia terus bertambah dari tahun ke tahun. Berdasarkan data SUSENAS tahun 1989, prevalensi obesitas di Indonesia adalah 1,1% dan 0,7 %, masing-masing untuk kota dan desa. Angka tersebut meningkat hampir lima kali menjadi 5,3 % dan 4,3% pada tahun 1999 (Padmiari, 2000). Hasil Pemantauan masalah gizi lebih pada orang dewasa yang dilakukan oleh Departemen kesehatan tahun 1997 menunjukkan prevalensi obesitas pada orang dewasa adalah 2,5 % pada pria dan 5,9 % pada wanita. Hasil penelitian Ida Ayu Eka Padmiari, dkk tahun 2004 menemukan prevalensi gizi lebih pada orang dewasa di Propinsi Bali adalah 20,1% dimana gemuk 10,6% dan obesitas 9,5%. Meskipun jumlah orang yang menjalani diet atau melakukan senam kebugaran bertambah, jumlah penderita kegemukkan terus meningkat. Hasil penelitian terbaru mengungkapkan, sarapan secara teratur dapat menurunkan resiko obesitas. Para peneliti dari divisi kedokteran Pencegahan fakultas Kedokteran Universitas Massachusetts, menemukan bukti bahwa pola makan, frekuensi makan dan kebiasaan sarapan berkaitan erat dengan resiko menderita obesitas(Demosthenes, 2008). Publikasi terbaru pada Journal of Nutrition Januari 2004 pada penelitian dengan berjudul “The time of Day of Food Intake Influences Overall Intake in Humans” John M. DeCastro dari Departemen Psikologi Universitas Texas, mengemu- kakan ritme Circadian mempengaruhi asupan zat gizi. Ritme Circadian artinya adalah irama biologis yang mengatur respons tubuh terhadap perubahan lingkungan (Demosthenes, 2008). Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat pada 3000 sampel ternyata sarapan pagi dapat menurunkan Berat badan serta orang yang tidak biasa sarapan mempunyai resiko 4 kali lebih besar untuk menjadi obesitas (Demosthenes,2008). Sampai saat ini di Indonesia belum ada penelitian tentang perbedaan kejadian obesitas berdasarkan jenis sarapan dan apakah dengan rutin mengkonsumsi makanan jenis tertentu untuk sarapan dapat menurunkan berat badan.

PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH

  • Upload
    vudat

  • View
    219

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH

112

PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS PADA ANAK SEKOLAHBERDASARKAN JENIS SARAPAN DAN FAKTOR KETURUNAN

Lely Cintari1, Ida Ayu Eka Padmiari2 dan I G A Sri Utami3

According to the American Journal of Clinical Nutrition, the people are neverto breakfast habit will have 4 most obesity risk. Breakfast habit can be todecreased weight,by nutritionist from Miami, Elisabeth Ward with 3000participants in her research. The aimed of the research is to know about obesityprevalence with heredity factor and type of Breakfast consumed by childschoolsat Denpasar. Methode of this research is observational with cross sectionalstudy. Statistical Analyzed for this research is independen samplet test dan chisquare. The result of the study is Obesity prevalence have diffrence with geneticobesity in family (p<0,05) but not difference for type of Breakfast consumed(p>0.05). In conclusion : genetic obesity in family can be influence obesity prevalence.

Keywords : Type of Breakfast consumed, heredity factor, obesity Prevalence

1,2,3 Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Denpasar

Jumlah penderita obesitas di Indonesiaterus bertambah dari tahun ke tahun.Berdasarkan data SUSENAS tahun1989, prevalensi obesitas di Indonesiaadalah 1,1% dan 0,7 %, masing-masinguntuk kota dan desa. Angka tersebutmeningkat hampir lima kali menjadi 5,3 %dan 4,3% pada tahun 1999 (Padmiari,2000). Hasil Pemantauan masalah gizilebih pada orang dewasa yang dilakukanoleh Departemen kesehatan tahun 1997menunjukkan prevalensi obesitas padaorang dewasa adalah 2,5 % pada pria dan5,9 % pada wanita. Hasil penelitian IdaAyu Eka Padmiari, dkk tahun 2004menemukan prevalensi gizi lebih padaorang dewasa di Propinsi Bali adalah20,1% dimana gemuk 10,6% dan obesitas9,5%. Meskipun jumlah orang yangmenjalani diet atau melakukan senamkebugaran bertambah, jumlah penderitakegemukkan terus meningkat.Hasil penelitian terbaru mengungkapkan,sarapan secara teratur dapat menurunkanresiko obesitas. Para peneliti dari divisikedokteran Pencegahan fakultasKedokteran Universitas Massachusetts,menemukan bukti bahwa pola makan,

frekuensi makan dan kebiasaan sarapanberkaitan erat dengan resiko menderitaobesitas(Demosthenes, 2008).Publikasi terbaru pada Journal of NutritionJanuari 2004 pada penelitian denganberjudul “The time of Day of Food IntakeInfluences Overall Intake in Humans”John M. DeCastro dari DepartemenPsikologi Universitas Texas, mengemu-kakan ritme Circadian mempengaruhiasupan zat gizi. Ritme Circadian artinyaadalah irama biologis yang mengaturrespons tubuh terhadap perubahanlingkungan (Demosthenes, 2008).Penelitian yang dilakukan di AmerikaSerikat pada 3000 sampel ternyatasarapan pagi dapat menurunkan Beratbadan serta orang yang tidak biasasarapan mempunyai resiko 4 kali lebihbesar untuk menjadi obesitas(Demosthenes,2008). Sampai saat ini diIndonesia belum ada penelitian tentangperbedaan kejadian obesitas berdasarkanjenis sarapan dan apakah dengan rutinmengkonsumsi makanan jenis tertentuuntuk sarapan dapat menurunkan beratbadan.

Page 2: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH

113

Penelitian bertujuan untuk mengetahuiperbedaan kejadian obesitas berdasarkanjenis sarapan dan faktor keturunan padaanak SD di kota Denpasar.

Metode

Penelitian ini merupakan penelitianobservasional dengan rancangan crosssectional. Penelitian dilakukan di beberapaSD di Kota Denpasar, yaitu di wilayahDenpasar Timur (SD N 17 Kesiman,Kertalangu), Denpasar Barat (SD N 1Pemecutan), Denpasar utara (SD N 5Tonja) dan Denpasar Selatan (SD N 7Pedungan). Waktu penelitian adalah bulanAgustus sampai Oktober 2010. Populasipenelitian ini adalah anak sekolah dasar dikota Denpasar. Sampel adalah sebagianpopulasi yang besarnya ditentukan denganrumus uji hipotesis terhadap dua proporsipopulasi dengan jumlah sampel minimal.Besar sampel dihitung dengan rumus :

( )( )221

222112

PPQPQPzPQz

n+

++= βα

Dimana : Zá = 1,96 ; Zâ = 0,842 ; P1 =0,50. Dari hasil perhitungan diperolehjumlah sampel minimal adalah 388 siswa.Metode pengambilan sampel yangdigunakan adalah two stage clustersampling, dimana dilakukan pengambilansampel secara random terhadap seluruhsekolah dasar yang ada di kota Denpasar.Dari tiap sekolah dipilih 50 siswa kelas 5dan 6 dengan cara random sampling.Data yang dikumpulkan adalah data primeryaitu identitas sampel dikumpulkan denganwawancara dengan kuesioner. Jenismakanan yang dikonsumsi saat makan pagi3 bulan terkhir dikumpulkan denganwawancara dengan form SQ FFQ. Beratbadan diukur dengan timbangan injak yangberkapasitas 200 kg dan memilikiketelitian 0,1 kg, Tinggi Badan diukurdengan Microtoise yang panjangnya 200cm dan memiliki ketelitian 0,1 cm.

Data sekunder diperoleh dengan melihatcatatan gambaran umum sekolah dasar diKota Denpasar.Pengumpulan data dilakukan oleh 3 orangpeneliti yang dibantu oleh satu orangpeneliti pembantu dan 5 orang tenagaenumerator yang telah mendapatkanpenjelasan tentang penelitian dan pelatihanpenggunaan instrumen penelitian.Datayang dikumpulkan diolah secara manualdengan cara ditabulasikan selanjutnyadikonversikan dan disajikan dengan jenisdata dan tujuan yang ingin dicapai.Data status gizi ditentukan dengan melihathasil pengukuran BB dan TB serta denganmelihat umur sampel kemudian diolahBerdasarkan indeks IMT/U denganmenggunakan baku WHO 2007, denganklasifikasi sebagai berikut : Obesitasapabila nilai z score ≥ 3 dan Non obesitasapabila nilai z score < 3Data jenis makanan dikumpulkan denganform SQ/FFQ, untuk memperoleh jenismakanan yang dikonsumsi setiap kalisarapan selama 3 bulan terakhir. Untukmemperjelas jenis makanan yang biasadikonsumsi setiap makan pagidikumpulkan dengan kuesioner denganpertanyaan tertutup mengenai jenismakanan yang biasa dikonsumsi saatmakan pagi. Setelah diperoleh data jenismakanan, selanjutnya diklasifikasikanberdasarkan 4 kategori yaitu dikatakanHidangan lengkap, terdiri dari : makananpokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuratau buah dan susu (≥4 jenis) dandikatakan Hidangan kurang lengkap (< 4jenis), apabila terdiri dari : a) makananpokok, lauk hewani/lauk nabati, sayur/buah (< 4 jenis); b) makanan pokok, laukhewani/lauk nabati; c) makanan pokokdan serba-serbi : roti dan selai , cereal dansusu, bubur kacang hijau bersantan, dll.dan d) Makanan pokok saja : bubur beras,mie, roti, biskuit, crackers, susu, pisang /singkong/ ubi rebus, jajan bali, juice buah.

Cintari, L., IA Eka Padmiari, IGA Sri Utami (Perbedaan Kejadian Obesitas...)

Page 3: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH

114

Data riwayat obesitas (faktor keturunan)dikumpulkan melalui wawancara denganmenggunakan kuesioner.Analisis data dilakukan dengan komputer,untuk data asupan makanan menggunakanprogram Nutrisurvey. Selanjutnya datadianalisis dengan mempergunakan analisabivariat. Perbedaan antara variabel bebasdan variabel terikat yaitu kejadian obesitasdan kebiasaan sarapan dianaliisis denganuji beda. Perbedaan antara kejadianobesitas, aktivitas fisik dan tingkatkonsumsi energi dengan uji Independentsampel test. Untuk mengetahui perbedaanantara kejadian obesitas dan riwayatobesitas keluarga dengan uji Chi Square.

Hasil dan Pembahasan

Status gizi merupakan gambarankeseimbangan sebagai akibat konsumsimakanan dan pengguna zat-zat gizitersebut. Dalam penelitian ini status gizidikelompokkan menjadi dua yaituObesitas dan Non Obesitas. Dari hasilpenelitian sebagian besar sampel (88,1%)berstatus Non obesitas, sedangkan sisanyaberstatus Obesitas dengan persentase11,9%, atau dengan kata lain dapatdisimpulkan bahwa prevalensi obesitaspada anak Sekolah Dasar di KotaDenpasar adalah 11,9% (tabel 1).

f %Obesitas 46 11,9Non Obesitas 342 88,1

Total 388 100

Status GiziHasil

Pengamatan

Tabel 1Sebaran status gizi sampel

Penilaian status gizi berdasarkan indikatorTB/U untuk mengetahui riwayat gizi padamasa lampau dapat dikelompokkanmenjadi dua yaitu Stunted (Pendek) danNormal.

Dari hasil penelitian sebagian besar sampelberstatus Normal yaitu 348 sampeldengan persentase (89,7%), sedangkan40 orang berstatus Stunted denganpersentase 10,3%, atau dengan kata lainprevalensi Stunted pada anak SekolahDasar di Kota Denpasar adalah 10,3 %.Pola makan berlebihan cenderung dimilikioleh orang yang kegemukan. Orang yangkegemukan biasanya lebih responsifdibandingkan dengan orang yang memilikiberat badan normal terhadap isyarat lapareksternal, seperti rasa dan bau makanan,atau saatnya waktu makan. Merekacenderung makan bila ia merasa inginmakan, bukan makan pada saat ia lapar.Pola makan yang berlebihan inilah yangmenyebabkan mereka sulit untuk keluardari kegemukan apabila tidak memilikikontrol diri dan motivasi yang kuat untukmengurangi berat badan. Beberapa halberikut ini membahas mengenai jenissarapan yang biasa dikonsumsi saatsarapan dan riwayat obesitas (faktorketurunan) yang berkaitan dengankejadian obesitas.

Perbedaan kejadian obesitasberdasarkan jenis makanan yangdikonsumsi untuk sarapanSarapan menentukan peningkatan kadargula dalam darah, jika tidak sarapan,maka di saat beraktivitas (kerja) ataubelajar hingga kurang lebih pukul 10.00pagi, kadar gula darah akan menurun,secara serius dapat berdampak pada 5fungsi susunan otak. Dampaknya ada yangdenyut jantungnya cepat, kepala pusing,mata berkunang-kunang, bahkan pingsan.Karena itu, tidak saja harus sarapan,bahkan harus sarapan dengan menulengkap dan mewah dibandingkan menumakan siang dan malam.Sarapan pagi diharapkan bisa memasokkebutuhan tubuh akan zat-zat gizi gunamendapatkan energi untuk beraktifitas.

Jurnal Skala Husada Volume 8 Nomor 2 September 2011 : 102-118

Page 4: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH

115

Sarapan pagi sedapat mungkinmengandung 25 % dari kebutuhan zat giziselama sehari, dengan susunan menu yangseimbang, yang berarti bahwa menusarapan mengandung zat-zat gizi lengkapyang jumlah serta mutunya seimbanghingga sesuai dengan kebutuhan tubuh.Jenis sarapan yang dikonsumsi oleh sampelyang obesitas sebagian besar lengkap yaitusebesar 5,9 %., sedangkan sampel yangtidak obesitas lebih banyak mengkonsumsisarapan yang terdiri dari makanan pokok,lauk,sayur yaitu sebesar 25,7%. Untuklebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.

f % f % f %MP + L 33 12,1 2 0,7 35 12,8MP + S 7 2,6 0 0 7 2,6MP + L + S 70 25,7 4 1,5 74 27,2MP + L + S + B 8 2,9 6 2,2 14 5,1MP + L + S + B + Susu 47 17,3 16 5,9 63 23,2Mie 7 2,6 2 0,7 9 3,3Roti + susu 8 2,9 0 0 8 2,9Sereal + Susu 22 8,1 3 1,1 25 9,2Kue/Roti + Minuman/ Jus Buah 36 13,2 1 0,4 37 13,6

238 87,5 34 12,5 272 100

Tabel 2

Jenis Makanan Yang dikonsumsi untuk

Sarapan

Jumlah

Sebaran kejadian obesitas berdasarkan jenis makanan yang dikonsumsi untuk sarapan sampel

Kejadian Obesitas

Non Obesitas

Berdasarkan hasil penelitian diketahuibahwa sebagian besar sampel tidakmengalami obesitas (88,1 %). Jika dilihatdari jenis sarapan yang dikonsumsi olehsebagian besar sampel yang tidak obesitasadalah lebih banyak mengkonsumsisarapan yang terdiri dari makanan pokok,lauk dan sayur yaitu 25,7 %. Sebagianbesar sampel memilih makanan yangmemiliki kualitas yang baik karenamengandung : karbohidrat, protein, lemak,vitamin dan mineral yang berpengaruhpada proses metabolisme tubuh menjadilebih optimal sehingga mengurangiterjadinya obesitas. Jenis makanan yangdikonsumsi oleh sampel yang mempunyaikebiasaan sarapan terbanyak adalahMakanan pokok ditambah sayur dan lauksebesar 30,51% sedangkan sampel yangsarapannya dengan jenis makanan lengkap

cukup tinggi yaitu 15,49%. Untuk lebihjelas dapat dilihat pada tabel 2.Sejalan dengan hasil penelitian di Amerika,dengan rancangan RCT pada 1704 anakkelas 3 yang diberikan makanan menusehat dan lengkap dikombinasikan denganpemeberian konseling gizi serta latihanfisik, menunjukkan hasil yang signifikanterjadi penurunan persentase lemak tubuhdibandingkan kelompok kontrol yangmendapatkan makanan dengan kualitaskurang (Demosthenes, 2008).Lioret, et al (2007) dalam penelitiannyamengungkapkan jika ada hubungan secarabermakna antara jenis makanan menulengkap yang dikonsumsi saat sarapandengan kejadian overweight (p=0,0165).Jika mengkonsumsi makanan dengandengan kalori yang mencukupi saat sarapanmaka dapat mengurangi intake energi totalsehari, sehingga kejadian overweightdapat dicegah. Penelitian Lioret, et al.,(2007) yang melakukan penelitiannyapada anak usia 3 th s/d 11 th danmenunjukkan hasil bahwa ada hubungankonsumsi snack saat sarapan dengankejadian overweight pada anak-anak (p= 0,0161) tetapi tidak ada hubungan statusekonomi dengan kejadian overweight.Beberapa literatur menuliskan bahwamakanan dan minuman tinggi kalori,seperti konsumsi gula pada softdrink,konsumsi fast food menyebabkanobesitas pada anak. Penelitian pada 548anak selama 19 bulan diketahui bahwapemberian softdrink yang dikonsumsianak perhari meningkatkan kejadianobesitas 1,6 kali dibandingkan yang tidakmengonsumsi softdrink. Sebagian besarsampel tidak mengonsumsi makanan danminuman tinggi kalori sehingga prevalensiobesitas pada penelitian ini hanya 11,9 %dan 10,3 % disebabkan karena stunted(pendek) sehingga tampak gemuk.Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai p= 0,285 (p>0,05) sehingga dapatdisimpulkan bahwa tidak ada perbedaan

Cintari, L., IA Eka Padmiari, IGA Sri Utami (Perbedaan Kejadian Obesitas...)

Page 5: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH

116

yang bermakna antara jenis makanansarapan sampel dengan status gizi sampelanak SD di Kota Denpasar. Sejalandengan hasil penelitian Demosthenes, etal.,(2008) menunjukkan bahwa tidak adahubungan antara konsumsi sereal saatsarapan dengan kejadian obesitas. Dimanauntuk siswa laki-laki nilai adjusted OR =0,54 (95% CI : 0,45 – 1,29) dan untuksiswa perempuan nilai adjusted OR = 0,41(95% CI : 0,21 – 0,79).Didukung denganhasil penelitian pada 5106 anak yangdiberikan makanan menu lengkap,ternyata tidak berefek terhadap status gizi(BMI), kemungkinan waktu intervensiyang diberikan kurang lama.

Perbedaan kejadian obesitasberdasarkan riwayat obesitas dalamkeluarga (faktor keturunan)Obesitas juga dipengaruhi karena faktorgenetika atau keturunan. Sebagian besarsampel memiliki riwayat obesitas dalamkeluarga dengan persentase 56,3 % dansisanya yaitu 43,8% sampel tidak memilikiriwayat obesitas dalam keluarga Untuklebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.

f %ada 218 56,2

Tidak 170 43,8Total 388 100

Riwayat Obesitas dalam Keluarga

Hasil Pengamatan

Tabel 3Sebaran riwayat obesitas dalam keluarga

sampel

Sampel yang tidak obesitas tidak memilikiriwayat obesitas dalam keluarga sebesar56,96 % sedangkan yang memiliki riwayatobesitas dalam keluarga 7,99%. Sampelobesitas yang paling banyak adalah yangmemiliki riwayat obesitas dalam keluargasebesar 7,99 %, sedangkan yang tidakada mengalami obesitas dalam keluarganya3,87 %. Untuk lebih jelas dapat dilihatpada tabel 4.

f % f % f %Non Obesitas 121 31,2 221 56,9 342 88,14

Obesitas 31 7,99 15 3,9 46 11,86Jumlah 152 39,18 236 60,82 388 100

Sebaran kejadian obesitas berdasarkan riwayat obesitas dalam keluarga sampel

Jumlah

Tabel 4

Kejadian Obesitas

Riwayat Keluarga yang Obesitas

Ada Tidak

Berdasarkan hasil penelitian diketahuibahwa sampel yang tidak obesitas tidakmemiliki riwayat obesitas dalam keluargasebesar 56,96% dan sampel obesitas yangmemiliki riwayat obesitas dalam keluargasebesar 7,99%. Sejalan dengan hasilpenelitian para ahli ternyata, bahwa jikasalah seorang dari kedua orang tua adayang gemuk maka besar kemungkinan sianak akan menjadi gemuk adalah 40% dan80%, jika kedua orang tuanya sama-samagemuk. Sedangkan jika kedua orang tuamemiliki berat badan normal, maka si anakhanya memiliki peluang 10 % saja untukmenjadi gemuk. Faktor genetik ini kanmembuat seseorang mudah menjadigemuk terutama bila dipengaruhi olehlingkungan yang favourable.Uji statistik dengan uji Chi Square (X2)diperoleh nilai p = 0,025 (p<0,05)sehingga dapat disimpulkan bahwa adaperbedaan yang bermakna antara sampelobesitas dengan riwayat keluarga yangobesitas dengan sampel non obesitastanpa riwayat keluarga yang obesitas padaanak SD di Kota Denpasar. Dapatdiasumsikan bahwa riwayat keluargamengalami obesitas berpengaruh terhadapkejadian obesitas. Sejalan dengan haltersebut terdapat hasil penelitian yangmenunjukkan bahwa kedua orang tuaobesitas 80 % akan memiliki anakobesitas dan 10 % - 20 % dengan beratbadan normal. Dapat dijelaskan bahwavariasi genetic kedua orang tua mengontrolhipotalamus yang berfungsi untuk appetitedan memiliki kecepatan metabolismerendah.

Jurnal Skala Husada Volume 8 Nomor 2 September 2011 : 102-118

Page 6: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH

117

Dengan demikian obesitas dapat terjadiakibat kerusakan atau kelainanhipotalamus dan gangguan metabolisme(Haug,2009).Orang yang mempunyai kecepatanmetabolisme rendah cenderung lebihmudah gemuk dibandingkan dengan orangyang mempunyai metabolisme cepatkarena pada metabolisme rendah, energiyang dikonsumsi lebih lambat dipecahmenjadi glikogen sehingga lebih banyaklemak yang disimpan dalam tubuh. Semuaini dapat saja menjadi sebab adanyakegemukan.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil analisis uji statistik yangtelah dilakukan dalam penelitian ini, makadisimpulkan bahwa: tidak ada perbedaankejadian obesitas berdasarkan jenismakanan yang dikonsumsi anak sekolahdasar di Kota Denpasar (P>0,05) namunada perbedaan kejadian obesitasberdasarkan riwayat keluarga anaksekolah dasar di Kota Denpasar(P<0,05). Perlu adanya suatu sosialisasipola hidup sehat dengan sarapan pagisesuai menu seimbang dengan memilihjenis sarapan yang memiliki densitas energiyang rendah dan disertai dengan aktivitasfisik yang cukup dan teratur kepadamasyarakat secara umum dan khususnyakepada anak sekolah dasar untukmencegah peningkatan risiko obesitas .Perlu adanya penilaian status gizi padaanak sekolah untuk dapat mendeteksikejadian obesitas lebih awal untuk dapatmelakukan tindakan pencegahan sehinggamencegah terjadinya obesitas dan penyakityang berkaitan dengan sindrom metabolik.

Daftar Pustaka

Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar IlmuGizi. Jakarta : PT. GramediaPustaka Utama

Arisman, MB. 2003. Gizi Dalam DaurKehidupan. Jakarta : EGC

Ayu Diah Krisna, I Gusti, 2000. HubunganAntara Fast Food DenganTerjadinya Obesitas Pada AnakSekolah Dasar Di KodyaDenpasar, Provinsi Bali. ProgramDiploma III Gizi Poltekkes DepkesDenpasar, Bali.

Baliwati, Yayuk Farida 2004. PengantarPangan dan Gizi. PenebarSwadaya, Jakarta.

Demosthenes, B. Panagiatakos,Antonogeorgos, G., Papadimitriou,Anastosios., 2008. Breakfast cerealis associated with a lowerprevalence of obesity among 10-12year-old Children: The PanaceaStudy.NMCD Journal.Greece. Vol.18. Issue 9.pg 606-612.

Ensminger, AH, M.E. Ensminger, J. EKonlande, J. K. Robson, 1995, TheConcise Encyclopedia of Foodsand Nutrition. CRC Press, Florida.

Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Indonesia. 2007. GiziDan Kesehatan Masyarakat. PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Gunawan. 2001. Makanan Tepat AwalTubuh Sehat. PT. Narya Gunatra,Jakarta.

Haug, Ellen, Rasmusses, M., Samdal O.Iannoti, R. 2009.Overweight inschool aged children and itsrelationship with lifestyle,d e m o g r a p h y c . H e a l t hbehaviour.IPH Journal. 54 (Suppl2): 167-179

Huriyati,Emy.2006.Studi KohoortPrevalensi Obesitas Siswa-SiswiSekolah Lanjut Tingkat Pertama(SLTP) kota Yogyakarta, volume 3Nomor 1, Program Studi Ilmu GiziKesehatan Fakultas KedokteranUniversitas GadjahMada,Yogyakarta.

Jaringan Informasi Pangan Dan Gizi, 1997,Vol. V No. 3, Jakarta, Depkes.

Cintari, L., IA Eka Padmiari, IGA Sri Utami (Perbedaan Kejadian Obesitas...)

Page 7: PERBEDAAN KEJADIAN OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH

118

Kartika Dewi, Khomsiyah.2003. PolaKonsumsi Fast Food Dan StatusGizi Remaja Pengunjung BeberapaRestoran Fast Food Di Semarang.Program Pasca Sarjana UniversitasDiponegoro, Semarang.

Khomsan Ali, 2004. Pangan dan GiziUntuk Kesehatan. PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Kumpulan naskah diskusi pakar bidanggizi, tahun 2000.

Liorett, S., Touvier.M., Lionel. L2007.Dietary and Physical ActivityPatterns in French Children AreRelated to OW and SE status.NNE Jounal..French. vol.142.2.pg.101-110

Murti,bhisma.1996.Penerapan MetodeStatistik Non-Parametrik DalamIlmu-Ilmu Kesehatan. Jakarta : PTGrafindo Persada.

Nazir, Muhammad. 1998. MetodePenelitian. Jakarta : ghalia Indonesia

Nn,2008, Fast Food Calorie. http://www.fastfood.com/nutrition/diakses tanggal 17 Juli 2009.

Notoatmodjo,Soekidjo.2003.IlmuKesehatan Masyarakat.Jakarta: PT.Asdi Mahastya.

Purslow, Lisa R, Sandhu, Manjinder S.,Farouhi, Nita, Young, Elizabeth,2008. Energy Intake at Breakfastand Weight Change : ProspektifStudy of 6,754 Middle Aged Men– Women. American Journal ofEpidemiology.Johns HopkinsBloomberg School of Public Health.USA. Vol.167.no.2.

Padmiari, Ida Ayu Eka, 2000. PrevalensiObesitas dan Konsumsi Fast Foodsebagai Faktor Resiko TerjadinyaObesitas Pada Anak SD di KotaDenpasar, Provinsi Bali. ProgramPasca Sarjana Universitas GadjahMada, Yogyakarta.

Rocky.2007.Seluk Beluk obesitas. http://www.dr-rocky.com/layout-artikel-kesehatan/30-seluk-beluk-obesitasdiakses tanggal 25 November2008.

Supariasa, Bachyar dan Fajar. 2004.Penilaian Status Gizi. Penerbit BukuKedokteran, Jakarta.

Wilborn, Colin, Becham, J., Campbell,B.Harvey, T. 2005.Obesity :Prevalence, Theories, MedicalConsequences, Management andResearch Direction.ISSN Journal.Waco, Texas 2(2):4-31.

Wirakusumah, Emma S. 1994. CaraAman Dan Efektif MenurunkanBerat Badan. PT. GramediaPustaka Utama, Jakarta.

Wulan Sari, dkk. 2008. Bahaya MakananCepat Saji dan Gaya Hidup Sehat.Penerbit Buku O2, Yogyakarta.

Jurnal Skala Husada Volume 8 Nomor 2 September 2011 : 102-118