Vol 3 No. 3 – September 2019 E-ISSN 2580-9695
Since September 2017
PENDIDIKAN PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI
KECAMATAN BATAGUH KABUPATEN KAPUAS
[email protected]
Abstract: This study discusses how the role of supervisors in
improving the quality of education in
public elementary schools in Bataguh District, Kapuas Regency, a
description of the implementation
of the duties of school supervisors in state elementary school
education units, and what are the
supporting and inhibiting factors of the role of school supervisors
in improving the quality of
education in public elementary schools (SDN) in Bataguh District,
Kapuas Regency.
This type of research is a qualitative descriptive study with a
research location at the Education
Unit of the Bataguh, Kapuas Regency. Data collection techniques
used in this study were interviews,
observation, and documentation. The informant in this study was the
school supervisor of the
Elementary School (SDN) education unit in Bataguh Subdistrict of
Kapuas Regency with a total of
4 people with 34 target schools. As for the key informants in this
study were the Coordinator of the
Supervisor (Korwas) and the Head of the Education Unit of the
Bataguh Sub-District of Kapuas
Regency.
Based on the results of the study it is known that: 1) The
implementation of the duties of school
supervisors in the State Elementary School education unit in
Bataguh Subdistrict of Kapuas Regency
has been carried out well, namely: Planning and preparing
supervisory devices before conducting
supervision with the existence of annual programs, monthly programs
and assessment instruments;
Implement the supervision program in the target schools by
identifying schools and teachers who
will be supervised through a questionnaire and formulating the
factors influencing the smoothness
of supervision through the formulation of supervision programs; the
supervision techniques used
are mostly individual; and follow up on supervision results in the
form of quantitative and qualitative
assessments and reports; 2) The role of school supervisors in
improving the quality of education in
public elementary schools in Bataguh District, Kapuas Regency,
including: the role of school
supervisors in supervising/inspecting; as advising giving
advice/motivation; as
supervisor/monitoring; as reporting (making report);
coordinate/coordinating; and performing
leadership/leading and implementing. 3) Supporting factors for the
role of school supervisors in
improving the quality of education include: support from the
government in the form of official
motorcycles; additional operational allowances from the Regional
Government; place of domicile;
the enthusiasm of the education supervisor; training in competency
improvement; students; teachers
and facilities / infrastructure in schools. The inhibiting factors
include geographical location; road
access; mastery of science and technology; and lack of educational
school supervisory resources
with a large number of target schools.
Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 3, No 3 –
September 2019 -
http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus
28
Abstrak: Penelitian ini membahas tentang bagaimana peranan pengawas
dalam meningkatkan mutu
pendidikan pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Bataguh Kabupaten
Kapuas, gambaran
pelaksanaan tugas pengawas sekolah satuan pendidikan Sekolah Dasar
Negeri, serta apa saja faktor
pendukung dan penghambat peranan pengawas sekolah dalam
meningkatkan mutu pendidikan pada
Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Bataguh Kabupaten
Kapuas
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan
lokasi penelitian pada UPT Dinas
Pendidikan Kecamatan Bataguh Kabupaten Kapuas. Teknik pengumpulan
data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Informan dalam penelitian ini
adalah pengawas sekolah satuan pendidikan Sekolah Dasar Negeri
(SDN) di Kecamatan Bataguh
Kabupaten Kapuas yang berjumlah 4 orang dengan jumlah sekolah
binaan sebanyak 34 satuan
pendidikan Sekolah Dasar. Adapun yang menjadi key informan dalam
penelitian ini adalah
Koordinator Pengawas (Korwas) serta Kepala UPT Dinas Pendidikan
Kecamatan Bataguh
Kabupaten Kapuas
pendidikan Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Bataguh Kabupaten
Kapuas telah terlaksana dengan
baik yaitu: Merencanakan dan menyiapkan perangkat kepengawasan
sebelum melakukan supervisi
dengan adanya program tahunan, program bulanan dan instrumen
penilaian; Melaksanakan program
supervisi di sekolah binaan dengan mengidentifikasi sekolah dan
guru-guru yang akan disupervisi
melalui daftar isian dan merumuskan faktor-faktor mempengaruhi
kelancaran supervisi melalui
rumusan program supervisi; teknik supervisi yang dipergunakan yakni
lebih banyak bersifat
individual; dan tindak lanjut hasil supervisi dalam bentuk
penilaian kuantitatif dan kualitatif serta
laporan; 2) Peranan pengawas sekolah dalam meningkatkan mutu
pendidikan pada Sekolah Dasar
Negeri di Kecamatan Bataguh Kabupaten Kapuas, meliputi: peranan
pen
gawas sekolah dalam mensupervisi/ inspecting; sebagai advising
memberikan nasehat/motivasi;
pemantau/monitoring; sebagai reporting (membuat laporan);
mengkoordinir/coordinating; dan
performing leadership/memimpin dan melaksanakan. 3) Faktor
pendukung peranan pengawas
sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan meliputi: dukungan dari
pemerintah berupa motor
dinas; tunjangan tambahan operasional dari Pemerintah Daerah;
tempat domisili; semangat kerja
pengawas pendidikan; pelatihan dalam peningkatan kompetensi; siswa;
guru dan sarana/ prasarana
di sekolah. Adapun faktor penghambat meliputi letak geografis;
akses jalan; penguasaan IT; dan
kurangnya SDM pengawas sekolah pendidikan dengan jumlah sekolah
binaan yang cukup banyak.
Kata Kunci: Peranan, Pengawas Sekolah, Mutu Pendidikan
Latar Belakang Masalah
mudah sebagaimana di amanahkan Permendiknas No. 12 tahun 2007
tentang
standar pengawas sekolah maka pengawas berkewajiban
melaksanakan
kepengawasan sesuai dengan peraturan-peraturan tersebut, khususnya
layanan
Russiana - PERANAN PENGAWAS DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
…
29
supervisi sebagai salah satu kompetensinya, dalam rangka
mengembangkan kerja
sama antar personal agar secara serempak selurunya bergerak ke arah
pencapaian
tujuan melalui kesediaan melaksanakan tugas masing-masing secara
efisien dan
efektif (Hamrin, 2011: 51).
Pengawas sekolah perlu memiliki sifat kepemimpinan atau kecakapan
memandu
agar sekolah binaan yang dipandu dapat berjalan baik dan lancar.
Kelancaran
jalannya pendidikan itu dapat dicapai dengan baik berkat adanya
kegembiraan
bekerja dalam kehidupan sebuah sekolah. Pengawas sekolah harus
memiliki
kesanggupan atau kecakapan selaku pengembang atau pemandu
pendidikan dalam
mewujudkan pendayagunaan setiap personil secara tepat dan dapat
melaksanakan
tugasnya secara maksimal untuk memperoleh hasil dan pencapaian
tujuan dalam
sekolah tersebut. Sebagai pengembang pendidikan pengawas sekolah
mempunyai
peranan yang besar dalam meningkatkan mutu pendidikan
sekolah.
Tenaga pengawas TK/SD, SMP, SMA dan SMK merupakan tenaga
kependidikan
yang peranannya sangat penting dalam membina kemampuan profesional
guru.
Pengawas sekolah berfungsi sebagai supervisor baik supervisor
akademik maupun
supervisor manajerial. Sebagai supervisor akademik, pengawas
sekolah
berkewajiban untuk membantu kemampuan profesional guru agar guru
dapat
meningkatkan mutu proses pembelajaran. Peranan pengawas hendaknya
menjadi
konsultan pendidikan yang senantiasa menjadi pendamping bagi guru
dalam
meningkatkan mutu pendidikan.
Mutu pendidikan di sekolah adalah tanggung jawab seorang pengawas.
Hal
ini sejalan dengan pendapat Sudjana (2012: 20) yang menempatkan
peran
pengawas sekolah sebagai penjamin mutu pada tingkat satuan
pendidikan. Senada
dengan hal tersebut, Hendarman (2015: 18) mengungkapkan untuk
meningkatkan
mutu pendidikan pada satuan pendidikan atau sekolah diperlukan
kehadiran
pengawas sekolah. Pengawas sekolah menjadi penting karena dapat
memberikan
dorongan agar pendidik dan tenaga kependidikan yang berada dalam
lingkup satuan
pendidikan termotivasi untuk berkinerja.
Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 3, No 3 –
September 2019 -
http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus
30
Untuk tingkat satuan pendidikan sekolah dasar pada Sekolah Dasar
Negeri
(SDN) di Kecamatan Bataguh Kabupaten Kapuas terdapat 44 (empat
puluh empat)
Sekolah Dasar (SD) yang berstatus Negeri dengan jumlah pengawas
sekolah 5
orang. Semua sekolah tingkat satuan pendidikan dasar yang ada,
tentunya menjadi
modal untuk pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan
efektivitas.
Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana peranan pengawas
sekolah
dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya terhadap
profesionalisme guru-
guru dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Banyak faktor yang terjadi
pada
pelaksanaan supervisi yang menjadi tolak ukur terhadap rendahnya
perkembangan
dan peningkatan mutu lembaga pendidikan sekolah dasar, di antara
faktor-faktor
tersebut adalah (1) adanya pengawas yang minim kemampuan mereka
tentang
administrasi pendidikan, adanya rasa enggan untuk datang ke
sekolah, (2)
minimnya tenaga teknis, (3) mekanisme kepengawasan/supervisi kurang
dipahami,
(4) tugas pokoknya belum sesuai dengan fungsi supervisi,
(5) tidak memadai sarana prasarana, (6) rendahnya perhatian
birokrasi terhadap
supervisi dan (7) lemahnya sistem rekrutmen.
Bertolak dari konteks permasalahan yang ada pada pelaksanaan
pengawasan
sekolah, maka penulis merasakan perlunya penelitian lebih lanjut
mengenai
peranan pengawas sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan pada
Sekolah
Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Bataguh Kabupaten Kapuas, mengingat
sekolah
negeri itu sendiri dapat menjadi tolok ukur keberhasilan
penyelenggaran
pendidikan yang dilaksanakan oleh pemerintah.
Maka pada kesempatan ini penulis mengangkat permasalahan tersebut
dalam
bentuk sebuah laporan hasil penelitian yang berjudul “Peranan
pengawas sekolah
dalam meningkatkan mutu pendidikan pada Sekolah Dasar Negeri (SDN)
di
Kecamatan Bataguh Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah.
Rumusan Masalah
Russiana - PERANAN PENGAWAS DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
…
31
Negeri (SDN) di Kecamatan Bataguh Kabupaten Kapuas.
Untuk lebih terarahnya pembahasan yang diangkat dalam tesis ini,
secara
sistematis diuraikan yang menjadi pokok-pokok pembahasan pada
permasalahan
yang ada menjadi sub-sub fokus masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran pelaksanaan tugas pengawas sekolah
satuan
pendidikan Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Bataguh
Kabupaten Kapuas?
pendidikan pada Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan
Bataguh
Kabupaten Kapuas?
3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat peranan pengawas
sekolah
dalam meningkatkan mutu pendidikan pada Sekolah Dasar Negeri
(SDN)
di Kecamatan Bataguh Kabupaten Kapuas?
Tujuan Penelitian
Dari usaha penelitian yang dilaksanakan pada penulisan tesis ini,
yang menjadi
tujuan penelitian yang dimaksud, antara lain:
1. Memberikan gambaran pelaksanaan tugas pengawas sekolah
satuan
pendidikan Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Bataguh
Kabupaten Kapuas.
meningkatkan mutu pendidikan pada Sekolah Dasar Negeri (SDN)
di
Kecamatan Bataguh Kabupaten Kapuas.
(SDN) di Kecamatan Bataguh Kabupaten Kapuas.
Landasan Teoritis
Untuk menghindari interpretasi data yang keliru terhadap judul di
atas, maka perlu
penulis jelaskan beberapa definisi operasional dari istilah yang
berkaitan dengan
judul tersebut, yaitu:
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, peranan mempunyai arti
sebagai
berikut: “Peranan adalah tindakan yang dilakukan seseorang atau
sekelompok
Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 3, No 3 –
September 2019 -
http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus
32
orang dalam suatu peristiwa atau bagian yang dimainkan seseorang
dalam suatu
peristiwa.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2012:1173)
Peranan yang dimaksud dalam pengertian disini adalah merupakan
langkah yang
diambil oleh seseorang atau kelompok dalam menghadapi suatu
peristiwa, yaitu
peranan pengawas sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan pada
Sekolah
Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Bataguh Kabupaten Kapuas
Kalimantan
Tengah.
dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 143 Tahun
2014
menegaskan bahwa pengawas “sekolah adalah pengawas sekolah/madrasah
yang
berstatus pegawai negeri sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung
jawab dan
wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melaksanakan
pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan”.
Adapun yang dimaksud Pengawas Sekolah dalam penelitian ini adalah
merupakan
tenaga kependidikan profesional yang diberi tugas, tanggung jawab,
dan wewenang
secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pembinaan
dan
pengawasan dalam bidang akademik (teknis pendidikan) maupun
bidang
manajerial (pengelolaan sekolah) dalam meningkatkan mutu pendidikan
pada
Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Bataguh Kabupaten
Kapuas.
3. Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan dalam konteks penelitian ini adalah mutu proses
pembelajaran
dan hasil belajar. Mutu proses mengacu kepada standar proses
seperti yang tertuang
di dalam PP Nomor 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. PP
19/2005, bab
1, pasal 1, ayat 6 menyatakan, ”Standar proses adalah standar
nasional pendidikan
yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan
pendidikan
untuk mencapai standar kompetensi lulusan.” Standar kompetensi
lulusan
ditegaskan pada ayat 4 seperti berikut, ”Standar kompetensi lulusan
adalah
Russiana - PERANAN PENGAWAS DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
…
33
keterampilan.”
Jadi, mutu pendidikan dalam konteks makalah ini adalah mutu proses
yang
mengacu kepada standar proses dan mutu hasil yang mengacu kepada
standar
kompetensi lulusan. Mutu proses memiliki hubungan kausal dengan
mutu hasil.
Jika proses pembelajaran bermutu, tentulah standar komptensi
lulusan dapat dicapai
dengan bermutu pula.Pencapaian kedua mutu yang dimaksud, sudah
jelas
membutuhkan keberadaan pengawas sekolah. Hal itu terkait dengan
tugas
pokoknya yakni menilai dan membina teknik pendidikan dan teknik
administrasi.
Penilaian mengacu kepada pengumpulan, pengolahan, dan penafsiran
data dari
subjek yang dinilai (proses pembelajaran), sedangkan pembinaan
mengacu kepada
hasil penilaian. Dengan demikian, keberadaan pengawas sekolah
untuk
meningkatkan mutu sangatlah penting.
Kerangka Fikir Penelitian
Mengacu pada SK Menpan No 21 Tahun 2010 tentang jabatan
fungsional
pengawas fungsional sekolah dan angka kreditnya. Dalam Bab I, Pasal
I ayat 3 dan
4 dapat ditemukan tentang tugas pokok dan tanggung jawab Pengawas
Sekolah
yang meliputi:
dengan satuan pendidikan,TK / Raudhatul Athfal, Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah, Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah, Sekolah
Menengah Kejuruan /Madrasah Aliyah Kejuruan, Pendidikan Luar
Biasa
atau bentuk lain yang sederajat.
2. Kegiatan pengawasan adalah kegiatan pengawas sekolah dalam
menyusun program pengawasan, melaksanakan program pengawasan,
evaluasi hasil pelaksanaan program, dan melaksanakan
pembimbingan
dan pelatihan Profesional Guru.
Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 3, No 3 –
September 2019 -
http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus
34
Mengacu pada SK Menpan tersebut di atas, menurut Prof. Nana Sudjana
(dalam
Ofsted, 2010) bahwa tugas pengawas sekolah meliputi:
a). Inspecting (mensupervisi),
tugas pokok tersebut).
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara,
observasi, dan
dokumentasi. Informan dalam penelitian ini adalah pengawas sekolah
satuan
pendidikan Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Bataguh
Kabupaten Kapuas
yang berjumlah 4 orang dengan jumlah sekolah binaan sebanyak 34
satuan
pendidikan Sekolah Dasar. Adapun yang menjadi key informan dalam
penelitian ini
adalah Koordinator Pengawas (Korwas) serta Kepala UPT Dinas
Pendidikan
Kecamatan Bataguh Kabupaten Kapuas
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kabupaten Kapuas
35
kepengawasannya sebelum melakukan supervisi. Perangkat kepengawasan
tersebut
terhimpun dalam program tahunan, semester dan bulanan. Pada setiap
awal tahun
ajaran semua pengawas melalui Korwas sudah mempersiapkan dan
menyusun
program dimaksud sedemikian rupa sehingga pada saat pelaksanaan
supervisi
mereka menggunakan program yang sama. Hanya saja di dalam program
tersebut
belum tercermin secara jelas bagaimana kiat-kiat atau upaya yang
spektakuler yang
dapat dianggap seabagai langkah strategis dapat meningkatkan
profesionalitas
guru.
Program tahunan, semester maupun bulanan atau bahkan mingguan,
merupakan
tugas rutin Pengawas untuk membuatnya pada setiap awal tahun ajaran
sebelum
melaksanakan supervisi. Sebab program tersebut merupakan rujukan
setiap saat
bagi pengawas dalam melaksanakan tugasnya terlebih lagi dalam
menyusun
langkah-langkah strategis kepengawasan guna meningkatkan
profesionalitas guru
di sekolah. Melalui program tersebut sudah tercermin dan sangat
menentukan
bagaimana model pendekatan nantinya yang akan dilakukan oleh
Supervisor.
Oleh karena itu melalui Korwas para pengawas harus betul-betul
membuat sebuah
perencanaan yang matang dan bersifat dinamis. Artinya di dalam
perencanaan
tersebut berisi tentang model pendekatan yang selama ini digunakan
diupayakan
untuk ditingkatkan sehingga guru betul- betul merasakan sesuatu
yang dinamis
dalam pembinaan. Koonts (2014:8) menggambarkan bahwa perencanaan
sebagai
suatu proses pengambilan keputusan, yakni “menyeleksi sejumlah
rencana yang
ada untuk dilaksanakan dan diikuti oleh setiap bidang dalam
organisasi” Untuk
mencapai sasaran yang telah digariskan perlu ada rencana kegiatan
bagi setiap
pengawas. Perencanaan merupakan suatu cara pandang yang logis
mengenai apa
yang ingin dilakukan, bagaimana cara melakukannya dan bagaimana
cara
mengetahui apa yang akan dilakukan.
Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 3, No 3 –
September 2019 -
http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus
36
kebijakan dan perincian rencana untuk mencapai tujuan; (c)
membentuk oganisasi
untuk melaksanakan keputusan; dan (d) membahas hasil dari umpan
balik untuk
dijadikan bahan penyusunan rencana selanjutnya. Hal itu berarti
pengawas harus
mempunyai pedoman kerja dan mengetahui dengan jelas apa yang harus
dilakukan.
Dalam membuat perencanaan kerja di bidang supervisi pendidikan ada
beberapa
langkah yang harus diperhatikan antara lain: Melakukan identifikasi
masalah;
Mengolah dan menganalisis hasil identifikasi masalah; Merumuskan
perencanaan
kerja pengawas; dan Menilai efeiktivitas pelaksanaan program
kegiatan supervisi
berdasarkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Dari uraian di atas dapat diketahui apapun kegiatan yang dilakukan,
termasuk
dalam bidang supervisi membutuhkan perencanaan yang jelas agar
kegiatan itu
dapat berhasil dan berdaya guna. Menurut Moh. Rifa’i (2005:48)
disebutkan bahwa
tanpa perencanaan supervisi akan memberikan kekecewaan kepada
banyak pihak
yang terlibat di dalamnya, kepada guru, kepada supervisor dan
kepada siswa yang
mengharapkan dan memerlukan peningkatan keterampilan
performance.
Temuan dalam penelitian ini menunjukkan, bahwa salah satu bentuk
strategi
kepengawasan yang dilakukan pengawas adalah membuat dan
menggunakan
instrumen yang sama, yakni instrumen yang sudah disepakati oleh
Korwas Dinas
Pendidikan Kapuas Kapuas. Menurut Pengawas instrumen tersebut bisa
saja
berubah sesuai dengan kondisi pada saat itu dan dengan tujuan
supervisi yang akan
dilakukan dan berdasarkan kesepakatan Korwas. Namun selama ini
Supervisor
belum begitu mengembangkan instrumennya ke arah yang lebih spesifik
untuk
mengetahui potensi yang dimiliki guru ke arah mengembangan yang
lebih
profesional.
Instrumen yang dimaksudkan di sini adalah alat ukur kemampuan guru
dalam
mengelola proses pembelajaran Setiap Supervisor harus memiliki
instrumen untuk
Russiana - PERANAN PENGAWAS DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
…
37
Selanjutnya berdasarkan hasil yang tertuang dalam instrumen
dimaksud seorang
Pengawas akan mudah melakukan langkah-langkah perbaikan. Jika
seorang guru
sudah dianggap baik dalam pengelolaan pembelajarannya, maka
supervisor yang
baik akan mengatur dan melakukan langkah-langkah strategis
berikutnya agar guru
semakin profesional dalam tugas dan tanggungjawabnya.
Sergiovanni (2007:43) menjelaskan, bahwa esensial supervisi
membantu guru
mengembangkan kemampuan profesionalnya. Meskipun demikian,
supervisi
akademik tidak bisa terlepas dari pengukuran kemampuan guru dalam
mengelola
proses pembelajaran. Pengukuran kemampuan guru dalam mengelola
proses
pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa
dihindarkan dalam
proses supervisi pembelajaran
Temuan menunjukkan, bahwa kaitannya dengan pembinaan terhadap guru
di
sekolah nampaknya masih belum maksimal. Jika pengawas lebih sering
dan
terjadwal dalam melakukan kunjungan ke sekolah.maka pengawas akan
lebih
mengetahui dan mendalami akan kemampuan guru dalam mengajar
sekaligus akan
lebih memahami akan protype guru di sekolah. Dengan pemahaman ini
seorang
pengawas akan mudah melakukan pendekatan yang tepat dan terbaik
dalam rangka
memajukan dan meningkatkan potensi guru.
Hal ini menurut beberapa Pengawas disebabkan situasi dan kondisi
sekolah,
misalnya ada benturan dengan kegiatan sekolah berupa
ulangan-ulangan dan
kegiatan lainnya. Di samping itu karena banyaknya sekolah yang
merupakan binaan
untuk di supervisi ditambah dengan Pengawas yang lebih fokus
melakukan
supervisi di sekolah. Dengan keadaan seperti ini Supervisor belum
maksimal
melakukan langkah-langkah strategis sebagai upaya peningkatan guru
ke arah yang
lebih profesional
Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 3, No 3 –
September 2019 -
http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus
38
menjadi lebih penting dalam proses akademik adalah kegiatan
monitoring dan
controling (pengawasan) terutama oleh supervisor. Supervisor
sebagai patner guru
dalam meningkatkan keberhasilan dan mutu pendidikan di sekolah.
Sementara itu
guru sebagai pemeran utama kegiatan pembelajaran yang berinteraksi
langsung
dengan siswa dalam proses pembelajaran. Guru lah pelaksana terdepan
pendidikan
anak-anak di sekolah. Oleh sebab itu berhasil tidaknya upaya
peningkatan kualitas
pendidikan banyak ditentukan oleh kemampuan yang ada pada
guru.
Keberhasilan kegiatan supervisi pada suatu sekolah tidak terlepas
dari peran dan
tanggungjawab Supervisor, karena Supervisor dianggap sebagai
penanggungjawab
terhadap proses pembelajaran di sekolahnya. Supervisor hendaknya
mampu
memahami dan mengetahui bagaimana kemampuan gurunya melakukan
proses
pembelajaran. Di samping itu harus mampu memberikan pengertian yang
cukup
kepada gurunya tentang kegunaan dan manfaat supervisi.
Menurut Ahmad Azhari, (2003:6-7) bahwa langkah-langkah yang harus
ditempuh
dalam pelaksanaan supevisi mencakup persiapan, pelaksanaan,
evaluasi dan tindak
lanjut. Kegiatan persiapan yang harus dilakukan adalah: (a)
penyusunan program
supervisi. Dalam program supervise harus tercermin; jenis kegiatan,
sasaran,
pelaksanaan, waktu dan instrumen. Dalam organisasi supervisi
tercermin
mekanisme, pelaksanaan pelaporan dan tindak lanjut. Pelaksanaan
supervisi
melibatkan pengawas dan pejabat struktural terkait dan kepala
sekolah dan petugas
yang ditunjuk, dan
kebijakan terbaru tentang petunjuk pelaksanaan pendidikan di
sekolah.
c. Teknik supervisi yang dilakukan pengawas
Temuan dalam penelitian ini menunjukkan, bahwa upaya pengawas
melakukan
strategi kepengawasan lebih banyak menggunakan teknik individual
daripada
kelompok Untuk teknik individual digunakan teknik yang bersifat
langsung dan
Russiana - PERANAN PENGAWAS DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
…
39
tidak langsung. Teknik individual langsung adalah supervisor
langsung masuk
kelas mengamati unjuk kerja guru dalam melakukan proses
pembelajaran.
Sedangkan teknik individual tidak langsung adalah supervisor
mengamati proses
pembelajaran guru dari luar kelas. Di samping itu seorang
supervisor bisa juga
dengan hanya melakukan pembicaraan, diskusi atau berbincang-bincang
dengan
seorang guru di sebuah ruangan tentang kelengkapan atau model
pembelajaran, dan
sebagainya.
pendekatan yang tepat. Pendekatan dalam supervisi disebut teknik,
baik yang
bersifat individual maupun kelompok yang masing-masing memiliki
kelebihan dan
kekurangan Teknik yang digunakan dalam supervisi merupakan sebuah
strategi
kepengawasan yang harus dikembangkan untuk menjadikan guru lebih
profesional
di bidangnya. Untuk meningkatkan profesional guru seorang
Supervisor tidak
hanya menggunakan satu teknik supervisi, akan tetapi harus dicoba
dengan teknik
lain untuk menyesuaikan dengan keadaan dan tujuan yang ingin
dicapai.
Menurut Sahertian (2010:52) bahwa teknik yang bersifat individual
adalah teknik
yang dilaksanakan untuk seorang guru secara individual. Teknik
seperti ini
dilakukan berupa kunjungan kelas atau observasi kelas, percakapan
pribadi,
intervisitasi, menyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar dan
menilai diri
sendiri. Sedangkan yang bersifat kelompok adalah teknikyang
dilakukan untuk
melayani lebih dari satu orang. Misalnya pertemuan oreintasi bagi
guru baru,
panitia penyelenggara, rapat guru,studi kelompok antar guru,diskusi
kelompok,
tukar menukar pengalaman (sharing of ekperience) lokakarya
(workshop), diskusi
panel, seminar, simposium, demonstrasi mengajar, dan
sebagainya.
d. Tindak lanjut hasil supervisi
Temuan hasil penelitian menunjukkan, bahwa setelah Supervisor
melakukan
supervisi dalam bentuk kunjungan kelas selalu diikuti oleh tindak
lanjut. Tindak
lanjut yang dilakukan biasanya dengan melakukan diskusi atau
berbincang-bincang
dengan guru di sebuah ruangan membicarakan hasil supervisi.
Selanjutnya
Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 3, No 3 –
September 2019 -
http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus
40
dilaporkan kepada Kepala Sekolah setelah guru memberikan tanda
tangan.
Beberapa guru memberikan pernyataannya, bahwa materi diskusi
bersifat biasa-
biasa saja, tidak ada langkah yang sifatnya terobosan yang
diagendakan untuk
dilakaukan ke depannya. Padahal kesempatan seperti ini merupakan
saat yang tepat
bersama-bersama guru untuk mengatur strategi apa yang akan
diterapkan dalam
rangka meningkatkan profesionalitas guru. Oleh karena nampaknya
Pengawas
belum maksimal melakukan langkah-langkah strategis bagi upaya
peningkatan
mutu guru.
Paa dasarnya tindak lanjut dilakukan oleh Supervisor segera sesudah
kegiatan
supervisi dalam bentuk observasi telah dilakukan. Dalam kegiatan
observasi kelas
terhadap proses pembelajaran mengandung tiga kemungkinan
pemusatan
perhatian,yaitu: guru, siswa dan interaksi siswa dengan guru.
Kegiatan guru yang mendapat fokus pengamatan antara lain: bagaimana
memulai
tugasnya; adakah kegiatan appersepsi memancing pengetahuan siswa
yang akan
dipergunakan untuk memahami bahan/materi pelajaran baru. Bagaimana
guru
memberikan respon terhadap siswanya. Adakah guru mendukung
terjadinya proses
belajar siswa atau bahkan menimbulkan hilangnya semangat belajar di
kalangan
siswa, membunuh inisiatif dan kreatifitas siswa dan seterusnya.
Dalam proses
pembelajaran akan tampak apakah guru yang mendominasi kelas atau
siswa yang
lebih aktif. Seberapa banyak teknik bertanya yang mendorong siswa
berfikir,
mencari jalan untuk menyelesaikan masalah.
Tindak lanjut merupakan diskusi atau pembahasan antara supervisor
dengan guru
berkenaan kegiatan proses pembelajaran yang baru diselesaikan.
Dalam
pembahasan tindak lanjut ini harus diciptakan suasana yang kondusif
dan
menyenangkan, akrab, kerjasama yang harmonis yang bebas dari
suasana menilai
dan mengadili. Seorang supervisor menyajikan data sedemkian rupa
sehingga guru
dapat mengetahui kekurangan dan kelebihannya pada saat kegiatan
pembelajaran.
2. Analisis Tentang Pelaksanaan Tugas Pengawas Sekolah Satuan
Pendidikan
Russiana - PERANAN PENGAWAS DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
…
41
a. Peranan Pengawas Sekolah Dalam Mensupervisi/Inspecting
Peranan Pengawas Sekolah Dalam Mensupervisi/Inspecting meliputi
tugas
mensupervisi kinerja kepala sekolah, kinerja guru, kinerja staf
sekolah,
pelaksanaan kurikulum/mata pelajaran, pelaksanaan pembelajaran,
ketersediaan
dan pemanfaatan sumberdaya, manajemen sekolah, dan aspek lainnya
seperti:
keputusan moral, pendidikan moral, kerjasama dengan
masyarakat.
Berdasarkan temuan hasil penelitian dapat dianalisis bahwa
keberadaan pengawas
di sekolah sangat berperan dan turut menentukan kemajuan pendidikan
disekolah,
terlebih dalam hal supervisi akademik dan manajerial. Apalagi
selama ini saya lihat
perannya dalam membina dan membimbing kepala sekolah para guru.
Pengawas
tempat bertanya dan menyampaikan keluhan ketika ada masalah
pembelajaran bagi
guru. Tidak bisa dipungkiri lagi sangat berperan terutama dalam
melakukan
pembinaan terhadap akademik dan manjerial. Secara kasat mata saya
melihat
bahwa masih ada dikalangan guru yang belum memahami cara mengajar
yang
benar mulai dari pemilihan metode maupun penggunaan media. Maka di
sinilah
peran pengawas untuk membantu guru.
Kehadiran pengawas di sekolah sangat diperlukan dalam rangka
melihat lebih jauh
pelaksanaan pengajaran di sekolah oleh guru-guru. Selanjutnya
melakukan
pembinaan kepada kepala sekolah dan guru-guru agar lebih mampu
dalam
meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini juga ditunjang oleh hasil
observasi peneliti,
bahwa ketika pengawas menjalankan tugas dan kewajibannya di sekolah
secara
maksimal, maka sangat terlihat perannya di sekolah. Pihak sekolah
terutama kepala
sekolah dan guru-guru sangat mengharapkan keberadaan pengawas di
sekolah.
Sebagian besar pengawas sekolah telah memaksimalkan peranannya.
Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa peranan pengawas sekolah telah
dirasakan cukup
baik peranannya di sekolah, baik dalam supervisi akademik maupun
manajerial.
Pengawas sekolah sangat dituntut untuk berperan aktif dalam
meningkatkan mutu
Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 3, No 3 –
September 2019 -
http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus
42
pendidikan di sekolah termasuk pembinaan KKG dan KKKS untuk
memberikan
pembinaan dan pelatihan dalam supervisi akademik dan
manajerial.
b. Peran Pengawas Sebagai Advising (Memberikan
Nasehat/Motivasi)
Peran Pengawas Sebagai Advising termuat dalam tugas pokok advising
yaitu
memberi nasehat/motivasi meliputi advis mengenai sekolah sebagai
sistem,
memberi advis kepada guru tentang pembelajaran yang efektif,
memberi advis
kepada kepala sekolah dalam mengelola pendidikan, memberi advis
kepada tim
kerja dan staf sekolah dalam meningkatkan kinerja sekolah, memberi
advis kepada
orang tua siswa dan komite sekolah terutama dalam meningkatkan
partisipasi
masyarakat dalam pendidikan.
binaan yang memiliki prestasi dalam pengelolaan pembelajaran.
Padahal cara ini
merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan gairah kerja guru
dan pada
gilirannya akan meningkatkan profesionalitas guru dalam proses
pembelajaran.
Motivasi yang diberikan Pengawas selama ini hanya sebatas pemberian
nilai, baik
secara kuantitatif maupun kualitatif. Sementara untuk menindak
lanjuti terhadap
nilai yang diberikan itu kaitannya dengan pemberian penghargaan
nampaknya
belum dilakukan.
materi ataupun dalam bentuk dorongan moril, Dalam ilmu psikologi,
bahwa
manusia itu pada umumnya memerlukan adanya motivasi atau pemberian
semangat
terutama ketika pada masa-masa jenuh disebabkan tugas rutin yang
senantiasa
dilakukan. Motivasi itu bisa bersifat intrinsik, yakni motivasi
yang ditimbulkan dari
dalam orang itu sendiri, maupun yang bersifat ekstrinsik, yakni
motivasi yang
diberikan oleh orang lain. Dalam rangka lebih menggiatkan semangat
guru dalam
menjalankan tugasnya yang kesehariannya selalu berhadapan dengan
tugas rutin,
Russiana - PERANAN PENGAWAS DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
…
43
yakni melayani siswa dalam kegiatan pembelajaran, maka seorang
Supervisor perlu
memberikan motivasi. Motivasi diberikan bisa dengan memberikan
penghargaan
secara material maupun dukungan moril. Secara material, misalnya
memberikan
kesempatan mengikuti pelatihan di luar daerah secara berkala.
Pengawas harus
senantiasa memberikan data tentang guru, terutama guru yang
dianggap berprestasi
atau memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugas dan tanggung
jawabnya. Jika
hal ini dilakukan oleh Pengawas, maka guru dimaksud akan merasakan
suatu
penghargaan ketika bersungguh-sungguh dalam menjalankan
tugasnya.
Alfonso, RJ., (2001:81) menegaskan, bahwa seseorang akan bekerja
secara
profesional apabila ia memiliki kompetensi yang memadai. Seseorang
tidak akan
bisa bekerja secara profesional apabila ia hanya memenuhi salah
satu kompetensi
diantara sekian kompetensi yang dipersyaratkan. Kompetensi tersebut
merupakan
perpaduan antara kemampuan dan motivasi. Betapapun tingginya
kemampuan
seseorang, ia tidak akan bekerja secara profesional apabila ia
tidak memiliki
motivasi kerja yang tinggi dalam mengerjakan tugas-tugasnya.
Sebaliknya,
betapapun tingginya motivasi kerja seseorang, ia tidak akan bekerja
secara
profesional apabila ia tidak memiliki kemampuan yang tinggi dalam
mengerjakan
tugas-tugasnya.
Menurut Supandi (2012:34) pengawas sekolah memiliki tugas, fungsi
dan tanggung
jawab yang strategis dalam mengemban pendidikan dan pengajaran.
Peranan para
pengawas dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan dan
pembelajaran di
sekolah bukan saja sebagai seorang supervisor pendidikan namun ia
juga sebagai
konselor dan motivator agar dapat menciptakan suasana kondusif
dalam proses
belajar mengajar di sekolah dan mampu meningkatkan kompetensi dan
profesional
guru menuju terselenggaranya pendidikan yang bermutu.
Dalam melakukan supervisi seorang supervisor bisa saja melakukan
pemberian
sanksi bagi guru yang tidak kooperatif terhadap kepengawasan
terkait dengan hasil-
hasil penilaian sebelumnya. Kendatipun demikian pemberian sanksi
ini sebaiknya
dihindari oleh Pengawas Seorang guru yang belum memenuhi target
yang
Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 3, No 3 –
September 2019 -
http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus
44
diinginkan dari sebuah penilaian, maka yang harus dinilai itu
adalah sistem atau
bentuk penilaian itu sendiri. Temuan menunjukkan, bahwa belum ada
seorangpun
Pengawas yang pernah memberikan sanksi kepada guru yang dinilai
tidak
kooperatif terhadap kepengawasan,baik masalah yang menyangkut
persiapan,
proses, metode, media maupun evaluasi pembelajaran.
c. Peran Pengawas Sekolah Dalam Memantau/Monitoring
Peran Pengawas Sekolah Dalam Memantau/Monitoring meliputi tugas:
memantau
penjaminan/standar mutu pendidikan, memantau penerimaan siswa
baru,
memantau proses dan hasil belajar siswa, memantau pelaksanaan
ujian, memantau
rapat guru dan staf sekolah, memantau hubungan sekolah dengan
masyarakat,
memantau data statistik kemajuan sekolah, memantau program-
program
pengembangan sekolah.
standar mutu pendidikan, memantau penerimaan siswa baru, memantau
proses dan
hasil belajar siswa, memantau pelaksanaan ujian, memantau rapat
guru dan staf
sekolah, memantau hubungan sekolah dengan masyarakat, memantau data
statistik
kemajuan sekolah, memantau program-program pengembangan sekolah.
Kegiatan
tersebut yaitu melaksanakan penilaian dan monitoring penyelenggaran
pendidikan
di sekolah binaannya mulai dari penerimaan siswa baru, pelaksanaan
pembelajaran,
pelaksanaan ujian hingga sampai kepada pelepasan lulusan/pemberian
ijazah.
d. Peran Pengawas Sekolah Sebagai Reporting (Membuat Laporan)
Peran pengawas sekolah sebagai reporting (membuat laporan) meliputi
tugas:
melaporkan perkembangan dan hasil pengawasan kepada Kepala Dinas
Pendidikan
Kabupaten/Kota, Propinsi dan/ atau Nasional, melaporkan
perkembangan dan hasil
pengawasan ke masyarakat publik, melaporkan perkembangan dan
hasil
pengawasan ke sekolah binaannya.
45
sebagai reporting (membuat laporan) telah terlaksana dengan cukup
baik seperti
membuat laporan hasil pemantauan, supervisi dan evaluasi pada
sekolah binaan
untuk meningkatkan mutu pendidikan Sekolah Dasar di Kecamatan
Bataguh
Kabupaten Kapuas meliputi pembuatan laporan yang berdasarkan hasil
temuan
dengan menggunakan metode observasi, interview, analisa dokumen,
dan
brainstroming; laporan memuat tentang temuan akan kekurangan
maupun
kelemahan kepala sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan; laporan
juga
memuat hasil evaluasi kompetensi guru; pembuatan laporan dalam
bentuk softcopy
dan hardcopy; kemudian, pengawas selalu membuat laporan yang mana
diberikan
ke Korwas dan Dinas, namun laporan tidak diberikan ke sekolah
binaan tetapi
hanya diinformasikan melalui surat edaran kepala Dinas.
Hanya saja pengawas jarang melakukan pelaporan mengenai
perkembangan
sekolah, malah justru pihak sekolah yang menginformasikan kepada
pengawas
sekolah pengawas dalam satu semester datang biasanya dua kali dalam
satu
semester, sehingga mengenai perkembangan sekolah binaannya tidak
begitu
memahami dan justru pihak sekolah yang memberitahukan
mengenai
perkembangan dan kemajuan di sekolah.
Dalam memberikan tindak lanjut untuk meningkatkan mutu pendidikan
Sekolah
Dasar di Kecamatan Bataguh Kabupaten Kapuas meliputi: tindak lanjut
berupa
pemberian arahan bersifat lisan atas kekurangan guru dalam proses
pembelajaran
dan bersifat tertulis ketika pemeriksaan administrasi pelajaran;
pengawas
pendidikan masih sangat kurang dalam menindak lanjut kembali hasil
supervisi
pada sekolah di daerah yang letaknya relatif dekat maupun jauh dari
tempat
domisili. Dalam melaksanakan perannya sebagai reporting, bahwa
”Pengawas
Sekolah melaporkan perkembangan kepada fihak sekolah yang menjadi
binaannya.
Pengawas Sekolah selalu melaporkan perkembangan dan hasil
pengawasan kepada
masyarakat”.
e. Peran Pengawas Sekolah Dalam Mengkoordinir/Coordinating
Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 3, No 3 –
September 2019 -
http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus
46
baik sumber daya manusia, material, financial dll, mengkoordinir
kegiatan antar
sekolah, mengkoordinir kegiatan preservice dan in service training
bagi Kepala
Sekolah, guru dan staf sekolah lainnya, mengkoordinir personil
stakeholder yang
lain, mengkoordinir pelaksanaan kegiatan inovasi sekolah.
Berdasrkan temuan hasil penelitian dapat dianalisis bahwa Peran
pengawas sebagai
coordinating (mengkordinir) telah terlaksana dengan cukup baik,
yaitu dalam
perannya sebagai kordinator, pengawas sekolah mengkoordinir
sumber-sumber
daya sekolah binaannya. Dalam perannya sebagai kordinator, pengawas
sekolah
melakukan in service training bagi kepala sekolah, guru maupun
kepada staf
sekolah dan apakah Pengawas Sekolah mengkordinir kegiatan antar
sekolah. Dalam
menjalankan perannya sebagai kordinator, pengawas sekolah
mengkordinir
pelaksanaan kegiatan inovasi sekolah. Dalam satu kabupaten/kota,
pengawas
sekolah dikoordinasikan dan dipimpin oleh seorang koordinator
pengawas
(Korwas) sekolah/ satuan pendidikan, mengkordinir peningkatan mutu,
SDM
sekolah, penyelenggaraan inovasi di sekolah, Mengkordinir
akreditasi sekolah, dan
juga mengkordinir kegiatan sumberdaya pendidikan, juga
Pembelajaran
pengadaan, sumber-sumber belajar, dan kegiatan peningkatan
kemampuan profesi
guru”.
Hanya saja pengawas kurang kordinasi untuk kemajuan sekolah,
seperti dengan
cara memberikan penyuluhan dan bimbingan secara mendalam melalui
penataran
dan pelatihan, dan menurut salah satu responden dikatakan bahwa
pengawas tidak
mengkordinir para guru dan staf sekolah dalam meningkatkan
kualifikasi yang
belum S1, dan mengusulkan program beasiswa demi perkembangan
sekolah yang
lebih maju. Termasuk mengenai mutasi guru, pengawas belum
menginventarisir
dan melaporkan ke Dinas tentang guru yang belum kualifikasi S1, dan
untuk mutasi
guru pengawas tidak dilibatkan dan hanya melakukan kordinasi dengan
Dinas
Russiana - PERANAN PENGAWAS DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
…
47
Pendidikan apakah guru tersebut layak untuk pindah dan tidak
menjadi beban bagi
sekolah yang ditinggal maupun sekolah yang baru.
f. Peran Pengawas Sekolah Sebagai Performing
Leadership/Memimpin dan Melaksanakan
pengembangan kualitas SDM di sekolah binaannya, memimpin
pengembangan
inovasi sekolah, partisipasi dalam memimpin kegiatan manajerial
pendidikan di
Diknas yang bersangkutan, partisipasi pada perencanaan pendidikan
di
kabupaten/kota, partisipasi pada seleksi calon kepala sekolah/calon
pengawas,
partisipasi dalam akreditasi sekolah, partisipasi dalam merekruit
personal untuk
proyek atau program-program khusus pengembangan mutu sekolah,
partisipasi
dalam mengelola konflik di sekolah dengan win-win solution dan
partisipasi dalam
menangani pengaduan baik dari internal sekolah maupun dari
masyarakat.
Berdasarkan temuan hasil penelitian, bahwa selama ini pengawas
belum memiliki
peran sebagaimana yang diharapkan oleh guru-guru di sekolah. Hal
ini karena
Pengawas belum melaksanakan kepengawasannya secara maksimal.
Indikatornya
adalah minimnya kehadiran supervisor di sekolah yang jauh dan
terisolir untuk
melakukan supervisi. Supervisor yang jarang datang ke sekolah akan
mengurangi
perannya sebagai salah satu komponen yang cukup menentukan
kemajuan
pendidikan. Padahal jika supervisor berperan di sekolah, maka akan
mudah
memberikan policy, masukan, pemikiran dan langkah-langkah strategis
untuk
meningkatkan profesionalitas guru.
Keberadaan pengawas di sekolah sangat berperan dan turut menentukan
kemajuan
pendidikan di sekolah. terutama dalam melakukan pembinaan terhadap
guru-guru
yang belum memahami cara mengajar yang benar mulai dari pemilihan
metode
maupun penggunaan media. Ketika pengawas menjalankan tugas
dan
kewajibannya di sekolah secara maksimal, maka akan sangat terlihat
perannya di
sekolah.
Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 3, No 3 –
September 2019 -
http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus
48
Menurut komite yang lain dikatakan bahwa, dalam mengatasi konflik
dengan
masyarakat peran pengawas dikatakan jarang sekali, justru di sini
komite yang andil
dalam penyelesaian masalah dengan masyarakat, dikatakan bahwa
komite
merupakan orang asli daerah di mana sekolah tersebut berada,
sehingga kenal
dengan kondisi masyarakat dan penduduk sekitar, sehingga dengan
mudah untuk
menjadi pendamai diantara sekolah dengan masyarakat yang mengalami
pertikaian
Sebagaimana yang disampaikan Rifa’i, (2005:20) bahwa supervisi
merupakan
pengawasan profesional, sebab hal ini di samping bersifat lebih
spesifik juga
melakukan pengamatan terhadap kegiatan akademik yang mendasarkan
pada
kemampuan ilmiah dan pendekatannya pun bukan lagi pengawasan
manajemen
biasa, tetapi lebih bersifat menuntut kemampuan professional yang
demokratis dan
humanistik oleh para pengawas pendidikan.
Supervisi akademik dan manajerial harus dilakukan secara
berkesinambungan
karena bukan tugas yang bersifat sambilan yang hanya dilakukan
sewaktu-waktu
jika ada kesempatan. Perlu dipahami bahwa supervisi akademik
merupakan salah
satu essential function dalam keseluruhan program sekolah Apabila
guru telah
berhasil mengembangkan dirinya tidaklah berarti selesailah tugas
supervisor,
melainkan harus tetap dibina secara berkesinambungan. Hal ini
logis, mengingat
problema proses pembelajaran selalu muncul dan berkembang
Sementara itu Oliva (1994:19-20) menjelaskan ada empat macam peran
seorang
pengawas, yaitu sebagai: coordinator, consultant, group leader dan
evaluator.
Supervisor harus mampu mengkoordinasikan programs, goups,
materials, and
reports yang berkaitan dengan sekolah dan para guru. Supervisor
juga harus mampu
berperan sebagai konsultan dalam manajemen sekolah, pengembangan
kurikulum,
teknologi pembelajaran, dan pengembangan staf. Ia harus melayani
kepala sekolah
dan guru, baik secara kelompok maupun individual. Ada kalanya
supervisor harus
berperan sebagai pemimpin kelompok dalam pertemuan-pertemuan yang
berkaitan
Russiana - PERANAN PENGAWAS DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
…
49
umum.
Berdasarkan teori di atas seorang supervisor harus lebih proaktif
terhadap sekolaan
binaan dan guru-guru secara berkala dan berkesinambungan sesuai
dengan jadual
supervisi yang telah diprogramkan oleh Supervisor itu sendiri.
Supervisor harus
senantiasa peka dan memahami keadaan akan apa yang sesungguhnya
terjadi di
kalangan guru-guru. Pendidikan selalu berkembang begitu pesat
yang
mengharuskan guru setiap saat selalu mengikuti dan menyesuaikan
diri. Disinilah
peran yang sangat penting dari supervisor memberikan bantuan dan
pembinaan bagi
guru-guru.
Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Bataguh Kabupaten
Kapuas
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada uraian sebelumnya
dapat
dianalisis bahwa faktor penghambat peranan pengawas sekolah
dalam
meningkatkan mutu pendidikan pada Sekolah Dasar Negeri (SDN) di
Kecamatan
Bataguh Kabupaten Kapuas antara lain adalah meliputi letak
geografis; akses jalan;
penguasaan IT; dan kurangnya SDM pengawas sekolah pendidikan dengan
jumlah
sekolah binaan yang cukup banyak.
Kurang maksimalnya peran pengawas diduga berkaitan dengan
sumberdaya yang
terbatas pada setiap dinas pendidikan, baik sumber daya manusia,
sumber daya
keuangan maupun sumber daya informasi. Selain itu komitmen dinas
pendidikan
terhadap pentingnya peran pengawas dalam meningkatkan mutu
pendidikan
terkesan kurang optimal. Jumlah pengawas di Kecamatan Bataguh pada
satuan
pendidikan dasar hanya berjumlah 5 orang untuk mengawasi seluruh
sekolah
binaan yang ada di Kecamatan Bataguh Kabupaten Kapuas berjumlah 44
sekolah
binaan.
Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 3, No 3 –
September 2019 -
http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus
50
dikatakan telah berjalan sebagaimana mestinya. Tugas pokok dan
fungsi pengawas
sekolah berjalan apa adanya dengan tugas pokok dan fungsinya
melakukan
pengawasan dengan berbekal kemampuan yang telah dimilikinya.
Pengawas juga
membuat laporan kepada Kepala Dinas Pendidikan tentang apa yang
telah
dilakukannya sesuai dengan tupoksinya namun laporan tersebut belum
dijadikan
dasar bagi upaya pembinaan para pengawas. Kalaupun ada pembinaan
terbatas
pada arahan dan penjelasan Kepala Dinas Pendidikan tentang berbagai
kebijakan
pendidikan dalam rapat-rapat khusus dengan para pengawas dan
pejabat lainnya.
Hanya saja terkesan hal ini hanya sebagai rutinitas menjalankan
tugas yang telah
ditetapkan pemerintah saja. Hasil kerja yang dicapai para pengawas
dari
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya belum begitu signifikan
terhadap
kemajuan-kemajuan sekolah binaannya. Oleh karena itu, posisi, peran
dan
eksistensi pengawas kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan
guru dan
kepala sekolah.
pendidikan pada Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Bataguh
Kabupaten
Kapuas meliputi: dukungan dari pemerintah berupa motor dinas;
tunjangan
tambahan operasional dari Pemerintah Daerah; tempat domisili;
semangat kerja
pengawas pendidikan; pelatihan dalam peningkatan kompetensi; siswa;
guru dan
sarana/prasarana di sekolah.
sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan tugas pengawas sekolah satuan pendidikan Sekolah
Dasar
Negeri (SDN) di Kecamatan Bataguh Kabupaten Kapuas telah
terlaksana
dengan baik yaitu: (1) Merencanakan dan menyiapkan perangkat
kepengawasan sebelum melakukan supervisi dengan adanya
program
Russiana - PERANAN PENGAWAS DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
…
51
program supervisi di sekolah binaan dengan mengidentifikasi sekolah
dan
guru-guru yang akan disupervisi melalui daftar isian dan merumuskan
faktor-
faktor yang bisa mempengaruhi kelancaran supervisi melalui
rumusan
program supervisi; (3) teknik supervisi yang dipergunakan yakni
lebih
banyak bersifat individual; dan (4) tindak lanjut hasil supervisi
dalam bentuk
penilaian kuantitatif dan kualitatif serta laporan.
2. Peranan pengawas sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan
pada
Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Bataguh Kabupaten Kapuas,
meliputi (1)
peranan pengawas sekolah dalam mensupervisi/ inspecting; (2) peran
pengawas
sebagai advising memberikan nasehat/motivasi; (3) peran pengawas
sekolah
dalam memantau/monitoring; (4) Peran Pengawas Sekolah Sebagai
Reporting
(Membuat Laporan); (5) Peran Pengawas Sekolah Dalam
Mengkoordinir/
Coordinating; (6) Peran Pengawas Sekolah Sebagai Performing
Leadership/
Memimpin dan Melaksanakan.
Mutu Pendidikan Pada Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan
Bataguh
Kabupaten Kapuas meliputi: dukungan dari pemerintah berupa motor
dinas;
tunjangan tambahan operasional dari Pemerintah Daerah; tempat
domisili;
semangat kerja pengawas pendidikan; pelatihan dalam
peningkatan
kompetensi; siswa; guru dan sarana/ prasarana di sekolah. Adapun
faktor
penghambat Peranan Pengawas Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan Pada Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan
Bataguh
Kabupaten Kapuas meliputi letak geografis; akses jalan; penguasaan
IT; dan
kurangnya SDM pengawas sekolah pendidikan dengan jumlah
sekolah
binaan yang cukup banyak.
Dari usaha penelitian yang dilaksanakan pada penulisan tesis ini,
yang menjadi
tujuan penelitian yang dimaksud, antara lain:
Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 3, No 3 –
September 2019 -
http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus
52
ditingkatkan kembali agar tidak ada kesenjangan jarak pada daerah
terpencil
sehingga mampu memberikan pembinaan pada sekolah binaan secara
merata,
keberadaan dan kehadiran pengawas sangat dirindukan sebagai
supervisor,
advising, monitoring, reporting, coordinating, performing
leadership.
5. Koordinator Pengawas hendaknya lebih tegas lagi kepada
pengawas
dalam rangka membuat program kerja kepengawasan,
mengorganisasikan
personil pengawas dengan baik dalam mengikuti pelatihan
kepengawasan
sehingga mampu menciptakan pengawas yang profesional dan
kompeten.
6. Kepala sekolah diharapkan mampu mendiskusikan tentang
beberapa
permasalahan yang timbul di sekolah dengan pengawas pendidikan
sehingga
hal-hal yang masih diluar batas kemampuan kepala sekolah dapat
diatasi
bersama melalui pembinaan pengawas pendidikan.
7. Para guru agar pro aktif bahwa peran pengawas pendidikan
merupakan mitra
atau partner kerja dalam pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga
jika
ditemui pengawas pendidikan di sekolah, hendaknya guru mempunyai
inisiatif
untuk berkonsultasi tentang kekurangan yang masih dinilai ada pada
proses
pembelajaran baik dari aspek cara mengajar, pengelolaan kelas,
penulisan
karya ilmiah, serta pembuatan administrasi pembelajaran yang pada
akhirnya
mampu meningkatkan keprofesionalan seorang guru pada masa yang
akan
datang.
8. Mengingat wilayah Kecamatan Bataguh cukup luas dengan jumlah
Sekolah
Dasar Negeri (SDN) yang cukup banyak dengan jumlah 44 sekolah,
maka
hendaknya tenaga pengawas di kecamatan Bataguh ditambah agar
pengawasan
dapat dilaksanakan secara menyeluruh dan optimal.
9. Hendaknya pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Pendidikan
Kabupaten
Kapuas mengangkat pengawas Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidayah
adalah
pengawas yang mempunyai dedikasi yang tinggi, latar belakang
pendidikan
yang sesuai dengan kompetensi dan berdomisili atau bertempat
tinggal tidak
Russiana - PERANAN PENGAWAS DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
…
53
jauh dari instansi tempat bekerja dan instansi tempat bekerja
berada pada
pengawasan.
Aedi, N. 2016. Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Yogyakarta: Gosyen
Publising. Akbar dan Usman. 2008. Pengantar Statistika, Jakarta :
Bumi Aksara.
Alarcao, (2007). Teacher education and supervision: A new scope.
Conference given at the
Faculty of Psychology and Educational Sciences of the University of
Lisbon, 3 May
2007. Sísifo. Educational Sciences Journal, 08:p 109118.
Berk, Susan & Joseph, 2005, Total Quality Management,
Implementing Countinuous
Improvement,
Berry, David. 2003. Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi. Jakarta:
Raja Grafindo
Persada.
Tenaga Kependidikan, Bandung: . Pustaka Setia.
Departemen Pendidikan Nasional, 2010, Kamus Besar Bahasa Indonesia;
Edisi Keempat,
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Depdiknas. (2007). Permendiknas nomor 12 Tahun 2007 Tentang Standar
Pengawas
Sekolah/Madrasyah.
Dharma, S. (2008). Peran dan fungsi pengawas sekolah/madrasah.
Jurnal tenaga
kependidikan. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan dan
Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Kementrian
Pendidikan
Nasional
Akademik Pada Smp Di Kota Semarang.
Hendarman. 2015. Revolusi Mental Kepala Sekolah. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 3, No 3 –
September 2019 -
http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus
54
Isa Yuguda Kotirde & Jailani Bin Md Yunos, 2014, International
Journal of of Education and
Research, Vol. 2 No. 8 August 2014, The supervisor’s role for
improving the quality of
teaching and learning in Nigeria secondary school educational
system (Peran
Pengawas untuk Meningkatkan Kualitas Pengajaran dan Belajar di
Sistem Pendidikan
Sekolah Menengah Nigeria).
Memberdayakan Pengawas Sebagai Gurunya Guru. Bandung:
Alfabeta.
Miftah Toha. (2012). Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Moleong, Lexy, J., 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:
Remaja
Rosdakarya.
Muhammad Hendra, 2017, Analisis Kinerja Pengawas Sekolah Menengah
Kejuruan dalam
Pelaksanaan Program Supervisi Akademik dan Supervisi Manajerial Di
Kota Langsa.
Tesis. Medan: Program Studi Administrasi Pendidikan Sekolah
Pascasarjana,
Universitas Negeri Medan.
Nasution. 2012. Metode Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara
Nova Mayasari, 2013. Pembinaan Guru Oleh Pengawas Sekolah Dasar
Melalui Supervisi
Akademik (Studi Deskriptif Kualitatif Di Sekolah Dasar Negeri 2
Kabupaten
Kepahiang).
Nomor 21 Tahun 2010. Tentang Pengawas.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19, Tahun 2005, Tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Jakarta: Depdiknas.
Permendiknas No 12,13,16 Tahun 2007 : Tentang Standar Pengawas
Sekolah.
Permenpan No 19 Tahun 2005: Tentang Standar Mutu Pendidikan, Peran
Pengawas
Satuan.
55
Prabowo, Sugeng Listyo, 2010, Implementasi Sistem Manajemen Mutu di
Perguruan
Tinggi, ISO 9001-2008 (Guidelines IWA-2), Malang, UIN Malang
Press.
Rivai, Veithzal 2014. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.
Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Rajawali Pers, Raja Grafindo Persada.
Sahertian, P. A. (2010). Konsep Dasar dan Teknik Supervisi
Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta
Sallis, Edward., 2012, Total Quality Management in Education,
Manajemen Mutu
Terpadu Pendidikan,
Alih Bahasa Ahmad Ali Riyadi & Fahrurrozi, Yogyakarta: IRCiSoD.
Siswanto, (2012),
Pengantar Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara.
Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta :
Edisi Baru Rajawali Pers
Sudjana, Nana. (2006). Standar Mutu Pengawas. Jakarta: Direktorat
Jenderal Peningkatan
Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Direktorat Tenaga
Kependidikan
Departemen Pendidikan Nasional
Sudjana, Nana. 2012. Pengawas dan Kepengawasan: Memahami Tugas
Pokok, Fungsi,
Peran dan Tanggung Jawab Pengawas Sekolah. Cikarang: Binamitra
Publishing.
Sudjana, Nana. 2012. Supervisi Pendidikan: Konsep dan Aplikasinya
bagi Pengawas
Sekolah. Bekasi: Binamitra Publishing.
Sullivan, S. & Glanz, J. (2005). Supervison that Improves
Teaching: Strategies and
Technique (2nd ed).
Califronia: Sage Publications
Sumarni, Hasmin dan Mustari, Jurnal Mirai Management, Vol.2 No.1,
2017. Pengaruh
Supervisi Akademik Pengawas Sekolah, Kepemimpinan Kepala Sekolah
dan
Administraus – Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 3, No 3 –
September 2019 -
http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus
56
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru Smk Negeri Se-Kecamatan
Tamalate Kota
Makassar.
Suriansyah, Ahmad dan Aslamiah, 2012, Menuju Kepala Sekolah Efektif
dari Teoritis ke
Praktis, Solo, Rumah Pengetahuan.
Tuncay Yavuz Ozdemir and Ramazan Yirci, 2015, International
Academic Journal of
Educational Process: International Journal/Volume 4/Issue 1-2/2015.
A Situational
Analysis of Educational Supervision in the Turkish Educational
System (Analisis
Situasional Pengawasan Pendidikan dalam Sistem Pendidikan
Turki).
Umar, Husein, 2002, Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis,
Jakarta: Raja Grafindo
Persada. Undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan
Peraturan
Pemerintah No 19 Tahun 2005. Usman, Husaini, 2012, Manajemen;
Teori, Praktik,
dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Usman, Husaini, dan Purnomo Setiadi Akbar, 2012, Metodologi
Penelitian Sosial, Jakarta:
Bumi Aksara.
Wiles, J. & Bondi. 2007. Supervision A Guide to Practice.
Second Edition. London: Bell
& Howell Company.