22
Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan dengan Media Cerita Bergambar pada Siswa Kelas V SDN Pondok Labu 12 Pagi Jakarta Selatan 2018 Aida Maqbulah Mahasiswa Program Doktor Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta [email protected] Abstract This research aims to improve the learning outcomes of writing skills through pictorial story media. this research was conducted at Pondok Labu 12 Pagi Elementary School South Jakarta. Class action research using the Kemmis and MC models. taggart. the subjects of this study were 31 subjects. the steps in this study are: 1) planning; 2) implementation; 3) observation; 4) reflection. Data analysis used is qualitative and quantitative. The qualitative data uses the Miles and Hubberman models. The results of this study were pre-cycle of 55.80, the first cycle of 66.29 increased by 10.49 while in the second cycle to 85 it increased by 18.71. Keywords: Writing Ability, Media Picture Story and Action Research. Abstrak Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar kemampuan menulis melalui media cerita bergambar. penelitian ini dilaksanakan di SDN Pondok Labu 12 Pagi Jakarta Selatan. Penelitian tindakan kelas mengunakan model kemmis dan mc. taggart. subjek dari penelitian ini adalah subjek berjumlah 31 siswa. langkah-langkah dalam penelitian ini yaitu: 1) perencanaan; 2) pelaksanaan; 3) pengamatan; 4) refleksi. analisa data yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatifnya mengunakan model Miles and Hubberman. Hasil Penelitian ini dilakukan pra siklus sebesar 55,80, siklus I sebesar 66,29 meningkat 10.49 sedangkan pada siklus II menjadi 85 berarti meningkat sebesar 18,71. Kata Kunci: Kemampuan Menulis, Media Cerita Bergambar dan Penelitian Tindakan.

Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan dengan Media

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan dengan Media

Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan dengan Media Cerita Bergambar pada Siswa Kelas V SDN Pondok Labu 12

Pagi Jakarta Selatan 2018

Aida Maqbulah

Mahasiswa Program Doktor Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta

[email protected] Abstract This research aims to improve the learning outcomes of writing skills through pictorial story media. this research was conducted at Pondok Labu 12 Pagi Elementary School South Jakarta. Class action research using the Kemmis and MC models. taggart. the subjects of this study were 31 subjects. the steps in this study are: 1) planning; 2) implementation; 3) observation; 4) reflection. Data analysis used is qualitative and quantitative. The qualitative data uses the Miles and Hubberman models. The results of this study were pre-cycle of 55.80, the first cycle of 66.29 increased by 10.49 while in the second cycle to 85 it increased by 18.71. Keywords: Writing Ability, Media Picture Story and Action Research.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar kemampuan menulis melalui media cerita bergambar. penelitian ini dilaksanakan di SDN Pondok Labu 12 Pagi Jakarta Selatan. Penelitian tindakan kelas mengunakan model kemmis dan mc. taggart. subjek dari penelitian ini adalah subjek berjumlah 31 siswa. langkah-langkah dalam penelitian ini yaitu: 1) perencanaan; 2) pelaksanaan; 3) pengamatan; 4) refleksi. analisa data yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatifnya mengunakan model Miles and Hubberman. Hasil Penelitian ini dilakukan pra siklus sebesar 55,80, siklus I sebesar 66,29 meningkat 10.49 sedangkan pada siklus II menjadi 85 berarti meningkat sebesar 18,71.

Kata Kunci: Kemampuan Menulis, Media Cerita Bergambar dan Penelitian Tindakan.

Page 2: Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan dengan Media

Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan … 241

VOLUME 1 NO. 2 JANUARI-JUNI 2019

Pendahuluan

Peran guru dalam kegiatan pembelajaran yaitu untuk

mengarahkan dan menciptakan suasana kelas yang kondusif, membina

situasi kelompok, dan memanfaatkan fasilitas yang ada dalam kelas

sehingga tercipta suasana yang kondusif untuk belajar. Kondisi tersebut

dapat tercapai apabila antara guru dan peserta didik saling kerjasama

dengan baik. Interaksi antara guru dan siswa di dalam kelas bertujuan

agar siswa mampu mengembangkan potensinya, membentuk kepribadian

dan akhlak yang baik dalam diri siswa sehingga tujuan pendidikan dapat

tercapai.

Berbeda dengan suasana pembelajaran di kelas V D SDN Pondok

Labu 12. Guru cenderung monoton dalam penyampaian materi. Hanya

menggunakan papan tulis dan buku pelajaran yang masing-masing siswa

sudah memiliki. Jadi siswa membaca sendiri teori yang ada di dalam buku,

dengan materi tambahan yang guru sampaikan atau ditulis dalam papan

tulis .

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

diajarkan dalam dunia pendidikan dari tingkat Sekolah Dasar sampai

tingkat Perguruan Tinggi. Pembelajaran Bahasa Indonesia SD merupakan

pembelajaran yang paling utama, terutama di kelas tinggi (IV-VI)

Dikatakan demikian karena siswa dapat menimba ilmu pengetahuan dari

berbagai mata pelajaran dengan menggunakan Bahasa Indonesia.

Mencermati hal itu maka guru sebagai pelaksana dan pengelola

pembelajaran di sekolah, dituntut untuk dapat merancang, melaksanakan,

Page 3: Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan dengan Media

242 Aida Maqbulah

VOLUME 1 NO. 2 JANUARI-JUNI 2019

dan mengevaluasi aspek-aspek yang tercakup dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia.

Kurikulum yang digunakan di SDN Pondok Labu 12 adalah

kurikulum 2013, pembelajaran Bahasa Indonesia dilaksanakan melalui

beberapa aspek penilaian. Proses pembelajaran yang mencakup empat

aspek tersebut terdapat kendala yang mempengaruhi hasil belajar Bahasa

Indonesia. Aspek menyimak dengan berbicara saling bekaitan satu sama

lain. Tidak ada kegiatan menyimak tanpa ada berbicara. Aspek membaca

dengan menulis juga saling berkaitan. Ketika siswa menulis secara

bersamaan juga sambil membaca.

Menurut Slamet dewasa ini kegiatan menulis masih dipandang

sebagai kegiatan berbahasa yang paling sulit dibandingkan dengan

kegiatan berbahasa lainnya. Oleh karena itu, perlu dicari pendekatan,

metode, dan teknik ataupun media yang dapat mempermudah kegiatan

menulis.1

Kegiatan menulis adalah satu jenis kegiatan berbahasa yang

dianggap paling sulit diantara kegiatan berbahasa lainnya.Untuk itu perlu

metode/teknik yang tepat untuk mempermudah kegiatan tersebut.

Menurut Tarigan keterampilan menulis adalah salah satu

keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang dipergunakan

untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka

dengsan pihak lain.2

1 Slamet,St.Y.2007. Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: UNS Press,

h. 169 2 Henry Guntur Tarigan. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:

Angkasa, h. 3

Page 4: Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan dengan Media

Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan … 243

VOLUME 1 NO. 2 JANUARI-JUNI 2019

Penggunaan media dalam proses belajar mengajar merangsang

anak untuk berperan aktif. Selain itu dapat membangkitkan motivasi

belajar siswa. Hal itu juga membantu mempermudah pemahaman materi

pelajaran. Dengan menggunakan media membuat anak tidak bosan dalam

mengikuti kegiatan belajar.

Media gambar merupakan salah satu contoh dari media

pengajaran. Dengan menggunakan media gambar dapat memperjelas

masalah. Maksudnya dengan melihat gambar, siswa akan terbantu dalam

menuangkan gagasannya menjadi kalimat. Kalimat tersebut kemudian

dirangkai menjadi paragraf yang baru. Dengan menggunakan media

gambar dapat meningkatkan kemampuan mengarang siswa.Berdasarkan

uraian latar belakang diatas dapat ditemukan beberapa masalah

diantaranya kemampuan mengarang siswa kelas V SD masih

rendah/dibawah KKM, masih kesulitan dalam membuat kalimat runtut,

masih kesulitan membuat paragraph, penggunaan EYD yang belum benar,

kurangnya kreativitas guru dan jarang menggunakan media saat pelajaran

mengarang

Data awal diperoleh dari SDN Pondok Labu 12 Pagi berkaitan

dengan nilai Bahasa Indonesia materi mengarang. Dari jumlah 31 anak

hanya 6 anak yang sudah mencapai nilai KKM. Nilai rata-rata materi

mengarang sebesar 65,90. Berdasarkan data yang telah ada di atas,

berarti di SD tersebut mengalami permasalahan dalam penggunaan media

untuk materi mengarang, maka dari data tersebut perlu diadakan upaya

meningkatkan kemampuan mengarang siswa melalui media gambar seri

(Observasi 27 November 2017).

Page 5: Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan dengan Media

244 Aida Maqbulah

VOLUME 1 NO. 2 JANUARI-JUNI 2019

Berdasarkan keterangan di atas peneliti merasa tertarik untuk

mengadakan penelitian di SDN Pondok Labu 12 dengan judul

“Meningkatkan Kemampuan Mengarang Siswa Melalui Media Cerita

Bergambar Di Kelas V D SDN Pondok Labu 12 Pagi Tahun 2017/2018”.

Pembahasan

Definisi Menulis

Zainuddin memaparkan bahwa menulis adalah merangkai - rangkai

huruf menjadi kata atau kalimat3. Menulis adalah kegiatan mencoret –

coret yang coretannya itu mempunyai makna dan arti. Menulis dapat

diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide / gagasan dengan

menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai4. Menulis

merupakan ide dan pikiran seseorang yang dituangkan ke dalam sebuah

media. Meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti

orang lain5. Menulis merupakan komunikasi yang dituangkan dalam

tulisan sehingga orang yang membacanya paham apa maksud dan tujuan

penulisan tersebut.

Dari paparan ahli di atas dapat penulis simpulkan bahwa menulis

adalah serangkaian huruf – huruf yang dituangkan sesuai ide, atau

gagasan yang dapat dimengerti oleh orang lain.

Menurut M. Atar Semi, tujuan menulis antara lain: a) untuk

menceritakan sesuatu, b) untuk memberikan petunjuk atau pengarahan,

c) untuk menjelaskan sesuatu, d) untuk meyakinkan, dan e) untuk

3 Zainuddin. 2010. Materi Pokok Bahasa Dan Sastra Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta, h. 97 4 Tarigan dan Henry Guntur. 2010. Berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa

Bandung: angkasa, h. 120 5 Ibid., h. 17

Page 6: Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan dengan Media

Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan … 245

VOLUME 1 NO. 2 JANUARI-JUNI 2019

merangkum6. Sedangkan menurut Elina, Zulkarnaini, dan Sumarno, tujuan

menulis adalah: a) menginformasikan, b) membujuk, c) mendidik, d)

menghibur7.

Karangan Narasi

Menurut Dalman narasi adalah cerita. Cerita yang berdasarkan

pada urutan-urutan suatu atau (serangkaian) kejadian atau peristiwa.

dalam kejadian itu ada tokoh atau beberapa tokoh, dan tokoh ini

mengalami atau menghadapi suatu atau (serangkaian) konflik atau

tikaian.8

Narasi adalah karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa.

Karangan ini berusaha menyampaikan serangkaian kejadian menurut

urutan terjadinya (kronologis), dengan maksud memberi arti kepada

sebuah kejadian atau serentetan kejadian, agar pembaca dapat memetik

hikmah dari cerita itu.

Tujuan menulis narasi secara fundamental ada dua, yaitu (satu)

hendak memberikan informasi atau member wawasan dan memperluas

pengetahuan pembaca, dan (2) hendak memberikan pengalaman estesis

kepada pembaca.

Menurut Keraf, ciri-ciri karangan narasi yaitu:

1. Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan

2. Dirangkai dalam urutan waktu

6 M. Atar Semi. 2007. dasar- dasar keterampilan menulis. Bandung: Angkasa, h. 14. 7 Elina Syarif dan Zulkarnaen Sumarno. 2009. Pembelajaran Menulis. Jakarta : Depdiknas, h. 6. 8 Ibid., h.10.

Page 7: Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan dengan Media

246 Aida Maqbulah

VOLUME 1 NO. 2 JANUARI-JUNI 2019

3. Berusaha menjawab pertanyaan “apa yang terjadi?”

4. Ada konflik. Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita.

Karangan narasi memiliki karakteristik yang membedakannya

dengan jenis karangan lainnya. Di bawah ini adalah ciri – ciri karangan

narasi menurut kakak pintar.com adalah9.

1). Karangan narasi memiliki isi yang berupa cerita atau peristiwa.

2). Karangan narasi menyampaikan isinya yang berupa cerita

dengan kronologis atau urut.

3). Isi dari karangan narasi berupa konflik baik antara tokoh

dengan tokoh lain maupun antara tokoh itu sendiri.

4). Karangan narasi memiliki unsur – unsur pembangun seperti

tema, setting, lattar, tokoh, dan lain – lain.

Definisi Media Cerita Bergambar

Briggs berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang

dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar10. E. De

Corte mengartikan media pengajaran sebagai suatu sarana non personal

(bukan manusia) yang digunakan atau disediakan oleh tenaga pengajar,

yang memegang peranan dalam proses belajar mengajar, untuk mencapai

tujuan instruksional11. Media pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu

yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran,

9 Kakakpintar.com/pengertian-karangan-narasi-ciri-ciri dan contohnya.26.03.2018.9.00. 10 Oemar Hamalik. 2011. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo,

h. 112. 11 Op. cit. h. 11

Page 8: Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan dengan Media

Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan … 247

VOLUME 1 NO. 2 JANUARI-JUNI 2019

merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa,

sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar12.

Dari berbagai definisi dari media diatas, dapat diambil kesimpulan

bahwa media adalah segala sesuatu dalam lingkungan siswa dan

merupakan non personal (bukan manusia) yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan atau isi pelajaran sehingga dapat merangsang pikiran,

perasaan, perhatian dan kemampuan siswa dalam proses belajar

mengajar.

Ada beberapa jenis media pembelajaran yang biasa digunakan

dalam proses pembelajaran. Pertama, media grafis seperti gambar, foto,

grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik dan lain-lain. Media

grafis sering juga disebut dengan media dua dimensi, yakni media yang

mempunyai ukuran panjang dan lebar. Kedua, media tiga dimensi yaitu

media dalam bentuk model seperti model padat ( solid models), model

penampang, model susun, model kerja, dan lain-lain. Ketiga , media

proyeksi seperti slide, film strips, penggunaan OHP, dan lain-lain.

Keempat, penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran.

Penggunaan media diatas tidak dilihat dari kecanggihan media, tetapi

yang lebih penting adalah fungsi dari media pembelajaran yang

digunakan13. Agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan efektif

dan efisien dalam mewujutkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya,

diperlukan dukungan dari media pembelajaran.

12 Arif S. Sadiman. 2010. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan

Pemanfaatannya . Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, h. 6 13 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2011. Media Pengajaran. Bandung: CV. Sinar Baru, h. 3-4.

Page 9: Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan dengan Media

248 Aida Maqbulah

VOLUME 1 NO. 2 JANUARI-JUNI 2019

Media cerita bergambar merupakan media yang dapat membantu

guru dalam memahami penyampaian suatu materi bacaan cerita dengan

menggunakan bantuan gambar untuk penjelasnya. Gambar merupakan

media visual yang dapat membantu guru dalam mempermudah

penyampaian materi pelajaran, gambar juga dapat menimbulkan

semangat siswa dan dapat membuat siswa lebih mandiri dalam belajar

Menurut Daryanto cerita bergambar dapat mempermudah

pemahaman dan dapat memperjelas pengertian dari suatu cerita yang

diberikan oleh guru kepada siswa, selain itu cerita bergambar lebih

menarik karena dilengkapi dengan gambar sebagai penjelas cerita.14

Menurut Hamalik media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan

secara isual ke dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan atau pikiran

yang bentuknya bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip

dan projector. Seperti dengan yang dikemukakan oleh mengatakan

bahwa media gambar adalah media yang paling umum dipakai dan

merupakan bahasa umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-

mana. 15

Dengan demikian media cerita bergambar dapat meningkatkan

kemampuan menulis siswa pada kompetensi dasar melengkapi cerita

sederhana dengan kata yang tepat. Dengan media cerita bergambar siswa

lebih dapat memperhatikan gambar untuk memperjelas pemahaman

siswa mengenai cerita dan dengan memahami isi dari cerita, maka siswa

akan dapat melengkapi cerita dengan kata yang tepat. Karena media

cerita bergambar merupakan media yang disukai oleh siswa dan harganya 14 Daryanto. 2010. Media Pembelajaran.Yogyakarta: h. 5-6 15Oemar Hamalik. 2012. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, h. 18

Page 10: Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan dengan Media

Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan … 249

VOLUME 1 NO. 2 JANUARI-JUNI 2019

yang murah, maka media gambar memiliki nilai besar dalam proses

pembelajaran yang berguna untuk meningkatkan kemampuan menulis

siswa.

Menurut Arif Sadiman dkk.media cerita bergambar sangat

berpengaruh untuk anak-anak, membuat mereka lebih senang membaca

dan mengikuti pembelajaran. Penggunaan media cerita bergambar dalam

pembelajaran menyimpulkan isi cerita, dengan media gambar ini

diharapkan siwa menjadi lebih semangat dalam belajar, karena proses

pembelajaran akan terasa menyenangkan yang hasilnya pada akhir

pembelajaran nanti, prestasi belajar anak dapat dimaksimalkan.16

Menurut Sri Anitah sebelum menggunakan gambar, hal - hal yang

perlu diperhatikan adalah17:

a). Pengetahuan apa yang akan diperlihatkan melalui gambar itu, harus

jelas terlebih dahulu

b). Kemungkinan salah pengertian yang akan ditimbulkan oleh gambar

c). Persoalan apa yang hendak dijawab oleh gambar

d). Reaksi emosional apa yang hendak dibina oleh gambar

e). Apakah gambar itu membawa pebelajar ke penyelidikan lebih lanjut

f). Apakah sekiranya ada media lain yang lebih tepat untuk mencapai

tujuan yang telah ditentukan.

Metode Penelitian

16 Sadiman. Arif S. dkk. 2012. Media pendidikan. PT.Raja Grafindo Persada, h. 6 16 Arief . Sadiman. 2010. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, h. 31 16 Ibid., h. 31 17 Anitah. Sri. 2011. Media Pembelajaran.Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon13 FKIP

UNS Surakarta. h. 10

Page 11: Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan dengan Media

250 Aida Maqbulah

VOLUME 1 NO. 2 JANUARI-JUNI 2019

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas mengacu pada model Kemmis dan Taggart. Yang terdiri

dari empat komponen, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting),

pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Analisis data yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui dua cara yaitu teknik analisis

data kuantitatif dan kualitatif. Data kuatitatif dianalisis menggunakan

analisis deskriptif (tabel frekuensi, rata-rata, presentasi, standar deviasi)

sedangkan Analisis data kualitatif dianalisis dengan (1) data reduction, (2)

data display, (3) data conclusing drawing/verification.

Hasil Penelitian

Dari hasil pengamatan tersebut diperoleh gambaran tentang

proses pembelajaran sebelum tindakan dilaksanakan. Saat pembelajaran

berlangsung, sebagian besar siswa asyik dengan permainannya sendiri

bahkan ada yang bercanda dengan siswa lain, sehingga mempengaruhi

konsentarsi belajar para siswa. Media dan metode pengajaran yang

diterapkan guru juga masih monoton membuat siswa merasa bosan dan

kurang tertarik mengikuti pelajaran, sehingga hanya sebagian kecil siswa

yang memperhatikan saat guru menjelaskan. Konsentrasi dan

pemahaman siswa dalam membuat karangan pun masih rendah. Hal ini

ditunjukkan dengan sedikitnya siswa yang dalam membuat karangan

belum paham dan belum antusias karena media yang di gunakan guru

tidak menarik.

Tabel 4.1

Hasil Perolehan Tes Penggunaan Huruf Kapital Pra Siklus

Page 12: Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan dengan Media

Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan … 251

VOLUME 1 NO. 2 JANUARI-JUNI 2019

No.

Urut Nama Siswa Nilai

Pencapaian Kkm

Tuntas Belum Tuntas

1 A A 70 1

2 AT 75 1

3 AB 70 1

4 AF 50 1

5 AN 50 1

6 AS 50 1

7 FA 60 1

8 FH 60 1

9 FP 50 1

10 GA 80 1

11 A S 45 1

12 KK 60 1

13 MG 55 1

14 MF 60 1

15 MT 55 1

16 MA 50 1

17 MH 50 1

18 RA 70 1

19 MD 60 1

20 NP 50 1

21 RQ 40 1

22 RC 50 1

23 RP 40 1

24 SR 60 1

25 SZ 50 1

26 TF 70 1

27 VP 55 1

Page 13: Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan dengan Media

252 Aida Maqbulah

VOLUME 1 NO. 2 JANUARI-JUNI 2019

No.

Urut Nama Siswa Nilai

Pencapaian Kkm

Tuntas Belum Tuntas

28 YA 50 1

29 YA 55 1

30 ZC 30 1

31 VL 60 1

Jumlah 1730 6 25

Rata - rata 55,80

Gambar 4.1 Grafik Hasil Perolehan Tes Membuat Karangan Cerita

Pra Siklus

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel dan grafik di atas

tampak bahwa nilai rata - rata pembelajaran Bahasa Indonesia dalam

membuat karangan cerita, 55,80 Nilai yang didapat masih di bawah batas

Page 14: Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan dengan Media

Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan … 253

VOLUME 1 NO. 2 JANUARI-JUNI 2019

KKM dalam materi membuat karangan cerita yakni sebesar 70. Hasil yang

diperoleh dalam pencapaian KKM belum tercapai.

Siklus I

Keberhasilan produk dapat dilihat dari hasil tes siswa. Setelah

siswa sebagian maju ke depan untuk membuat karangan cerita yang tepat

sesuai aturan, lalu para siswa secara individu mengerjakan soal evaluasi

yang diberikan oleh guru. Hasil tes yang diperoleh siswa selama siklus I

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.3

Hasil Perolehan Belajar Mengarang melalui Media Cerita Bergambar

No Nama Siswa Nilai Pencapaian Kkm

Tuntas Belum Tuntas

1 A A 60 1

2 AT 80 1

3 AB 70 1

4 AF 50 1

5 AN 70 1

6 AS 60 1

7 FA 80 1

8 FH 70 1

9 FP 70 1

10 GA 60 1

11 A S 75 1

12 KK 80 1

13 MG 60 1

14 MF 60 1

15 MT 80 1

16 MA 65 1

17 MH 60 1

18 RA 70 1

19 MD 60 1

Page 15: Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan dengan Media

254 Aida Maqbulah

VOLUME 1 NO. 2 JANUARI-JUNI 2019

No Nama Siswa Nilai Pencapaian Kkm

Tuntas Belum Tuntas

20 NP 70 1

21 RQ 50 1

22 RC 60 1

23 RP 75 1

24 SR 70 1

25 SZ 40 1

26 TF 80 1

27 VP 70 1

28 YA 70 1

29 YA 60 1

30 ZC 60 1

31 VL 70 1

Jumlah 2055 22 9

Rata - Rata 66,29

Page 16: Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan dengan Media

Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan … 255

VOLUME 1 NO. 2 JANUARI-JUNI 2019

Gambar 4.2 Perolehan Data Perolehan Tes Mengarang Melalui

Media Cerita Bergambar

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel dan grafik di

atas tampak bahwa adanya peningkatan nilai rata - rata dalam

pembelajaran bahasa Indonesia dalam materi mengarang cerita

melalui media gambar sebesar 12,3 dari pra siklus menjadi 66,29.

Hal ini menunjukan bahwa terdapat peningkatan dalam

pembelajaran bahasa Indonesia dalam penggunaan media gambar.

Siklus II

Berikut ini merupakan hasil observasi terhadap aktivitas siswa

selama siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Hasil Perolehan Hasil Bealajar Bahasa Indonesia pada Siklus II

No.

Urut Nama Siswa Nilai

Pencapaian Kkm

Tuntas Belum Tuntas

1 S1 85 1

Page 17: Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan dengan Media

256 Aida Maqbulah

VOLUME 1 NO. 2 JANUARI-JUNI 2019

2 S2 85 1

3 S3 85 1

4 S4 65 1

5 S5 85 1

6 S6 80 1

7 S7 90 1

8 S8 85 1

9 S9 85 1

10 S10 80 1

11 S11 90 1

12 S12 90 1

13 S13 90 1

14 S14 80 1

15 S15 90 1

16 S16 90 1

17 S17 85 1

18 S18 90 1

19 S19 85 1

20 S20 90 1

21 S21 80 1

22 S22 85 1

23 S23 90 1

24 S24 90 1

25 S25 90 1

26 S26 90 1

27 S27 85 1

28 S28 85 1

29 S29 80 1

30 S30 65 1

31 S31 90 1

Jumlah 2635 29 2

Rata – Rata 85

Page 18: Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan dengan Media

Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan … 257

VOLUME 1 NO. 2 JANUARI-JUNI 2019

Page 19: Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan dengan Media

258 Aida Maqbulah

VOLUME 1 NO. 2 JANUARI-JUNI 2019

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Hasil Penelitian Siklus II

Yang Mencapai KKM Yang belum mencapai KKM

Gambar 4.3 Berikut Grafik Hasil Perolehan Tes Membuat karangan

Melalui Media Cerita Bergambar Siklus II

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel dan grafik pada pra

siklus, siklus 1 dan siklus 2 tampak bahwa adanya peningkatan nilai rata -

rata dalam pembelajaran bahasa Indonesia dalam membuat karangan

yaitu pada pra siklus sebesar 55,80, dan pada siklus I sebesar 66,29, pada

siklus II memperoleh nilai rata – rata sebesar 85, berarti ada peningkatan

dari pra siklus ke siklus I sebesar 10,49 dan dari siklus I ke siklus II sebesar

18,71. Hal ini menunjukan bahwa terdapat peningkatan dalam

pembelajaran bahasa Indonesia dalam membuat karangan melalui media

bergambar.

Page 20: Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan dengan Media

Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan … 259

VOLUME 1 NO. 2 JANUARI-JUNI 2019

Gambar 4.4 Hasil Belajar Mengarang Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Dalam grafik tersebut dapat kita ketahui bahwa rata-rata pra pra

sebanyak 55,80, sedangkan siklus I sebanyak 66,29 sedangkan siklus II

adalah 85. Maka dapat kita baca bahwa kenaikan dari pra siklus ke siklus I

sebanyak 10,49 kemudian dari siklus I ke siklus II sebanyak 18,7. Dari

paparan tersebut dapat kita ketahui bahwa terjadi kenaikan antara pra

siklus ke siklus I serta dari siklus I ke siklus II hasil penelitian dan

pembahasan di atas, terbukti bahwa penerapan media cerita bergambar

dinilai berhasil dan dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia

dalam membuat karangan. Penelitian ini hanya dilakukan sebanyak 2

siklus dan penilaiannya disesuaikan dengan kemampuan siswa SDN

Pondok Labu 12 Pagi Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2017/2018.

Page 21: Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan dengan Media

260 Aida Maqbulah

VOLUME 1 NO. 2 JANUARI-JUNI 2019

Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan Penelitian yang dilakukan pada kelas V di SDN

Pondok Labu Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2017/2018 maka dapat

disimpulkan bahwa media cerita bergambar pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia materi membuat karangan dapat meningkatkan aktivitas

belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pengamatan observer yang telah

dilakukan pada siswa mulai dari pra siklus, siklus I sampai Siklus II dan

terjadi peningkatan disetiap siklusnya yaitu rata-rata pra siklus sebesar

55,80 siklus I sebesar 66,29 meningkat 10.49 sedangkan pada siklus II

menjadi 85 berarti meningkat sebesar 18,71. Hasil penelitian tindakan

menunjukan peningkatan kuantitatif rata-rata pra siklus sebesar 55,80

siklus I sebesar 66,29 meningkat 10.49 sedangkan pada siklus II menjadi

85 berarti meningkat sebesar 18,71.

Daftar Pustaka

Anitah. Sri. 2011. Media Pembelajaran.Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru

Rayon13 FKIP UNS Surakarta

Arief . Sadiman.2010. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Arif S.Sadiman.2010. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran.Yogyakarta

Elina Syarif dan Zulkarnaen Sumarno. 2009. Pembelajaran Menulis. Jakarta : Depdiknas

M. Atar Semi. 2007. dasar- dasar keterampilan menulis. Bandung: Angkasa

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2011. Media Pengajaran. Bandung: CV. Sinar Baru

Oemar Hamalik. 2012 Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Sadiman. Arif S. dkk. 2012. Media pendidikan. PT.Raja Grafindo Persada

Page 22: Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan dengan Media

Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan … 261

VOLUME 1 NO. 2 JANUARI-JUNI 2019

Slamet,St.Y.2007. Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia.

Surakarta: UNS Press

Tarigan dan Henry Guntur. 2010. Berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa Bandung: angkasa

Zainuddin. 2010. Materi Pokok Bahasa Dan Sastra Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta