Upload
phungthuy
View
220
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
PENGUKURAN KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP PELAYANAN
PENDIDIKAN DI JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
Rini Indahwati, S.E., Ak, M.Si
Abstract:
The quality of educational system supports the establishment of a high quality’s human resources. One of the important measurements for the quality of educational system could be conducted in the way of the Total Quality Management’s Concept. This concept told us that institution’s quality could be measured with the capability to meet their consumers’ expectation. The students were the most important consumers in educational system. This research aims to measure the student’s satisfaction for the services that given by Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan. This research also rating the services based on the Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: KEP/25/M.PAN/2/2004.
A. Pendahuluan
Sistem pendidikan yang bermutu tentunya berkaitan erat dengan kualitas
sumber daya manusia. Hal ini didasarkan pada realitas bahwa output (keluaran)
dari suatu sistem pendidikan adalah sumber daya manusia yang akan digunakan
dalam industri dan pembangunan di suatu daerah. Upaya peningkatan kualitas
sumber daya manusia dapat dilakukan dengan perbaikan sistem pendidikan yang
selanjutnya dapat menghasilkan sistem pendidikan yang bermutu.
Masyarakat seringkali mempertanyakan tentang kualitas atau mutu
pendidikan di Indonesia. Indonesia termasuk negara yang masih memiliki kualitas
pendidikan yang rendah. Kualitas mutu pendidikan yang rendah dapat ditunjukkan
dengan rendahnya peringkat mutu pendidikan di Indonesia bila dibandingkan
dengan negara-negara lain. Menurut survei di tahun 2004, Indonesia hanya
menempati urutan ke 102 dari 107 negara yang disurvei dan peringkat 41 dari 47
negara di Asia (www.pikiran-rakyat.com).
Sistem manajemen mutu menyatakan bahwa salah satu indikator yang
dapat digunakan untuk mengukur mutu suatu produk atau jasa adalah kemampuan
suatu produk/jsa dalam memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh
pelanggan/pemakai. Kriteria yang ditetapkan oleh pelanggan atau pemakai
produk/jasa sering juga disebut dengan harapan pelanggan/pemakai.
Negara juga mengatur dalam Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor : KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum
Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah
untuk mengakomodir tentang kepuasan pemakai jasa di lingkungan Unit
Pelayanan Instansi Pemerintah. Dunia pendidikan, sebagai salah satu bentuk
pelayanan di masyarakat, juga dapat menerapkan prinsip tersebut di atas.
Pengukuran tentang sejauh mana institusi pendidikan mampu memenuhi harapan
pelanggannya, dapat dijadikan titik tolak untuk menentukan mutu pelayanan
pendidikan suatu institusi pendidikan. Hal ini direalisasikan melalui pengukuran
tingkat kepuasan pemakai/pelanggan jasa pendidikan.
Pelanggan atau pemakai jasa pendidikan terdiri dari berbagai pihak, di
antaranya mahasiswa, orang-tua siswa dan perusahaan pemakai lulusan dari suatu
institusi pendidikan. Mahasiswa merupakan pelanggan langsung dari suatu sistem
pelayanan pendidikan, karena mahasiswa merupakan pihak yang langsung terlibat
dalam proses yang dilaksanakan suatu institusi pendidikan.
Politeknik Negeri Medan, sebagai salah satu institusi pendidikan yang
memiliki komitmen untuk menghasilkan pendidikan yang bermutu, dapat
melakukan pengukuran tingkat kepuasan pelanggannya. Hal ini untuk
menentukan apakah Politeknik Negeri Medan telah mampu memenuhi ketentuan-
ketentuan yang diharapkan oleh pelanggannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan mahasiswa
terhadap sistem pelayanan pendidikan di Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri
Medan. Lingkup penelitian ini dibatasi hanya di lingkungan Jurusan Akuntansi
karena adanya keterbatasan waktu dan dana penelitian. Hasil yang diharapkan dari
penelitian ini adalah diketahuinya harapan dan tingkat kepuasan pelanggan
(mahasiswa) terhadap pelayanan pendidikan di Jurusan Akuntansi. Selanjutnya,
dapat diketahui perbedaan (gap) antara harapan dan kenyataan yang dirasakan
oleh pelanggan) mahasiswa sehubungan dengan pelaksanaan sistem pelayanan
pendidikan di Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan, dan tindakan
perbaikan dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan pendidikan
B. Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan ditelaah dalam penelitian ini adalah:
1. Berapakah rata-rata harapan mahasiswa terhadap pelayanan pendidian di
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan
2. Berapakah rata-rata tingkat kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan
pendidikan di Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan
3. Apakah ada perbedaan (gap) antara harapan dan kepuasan yang dirasakan
oleh mahasiswa terhadap pelayanan pendidikan di Jurusan Akuntansi
Politeknik Negeri Medan?
4. Bagaimana tingkat mutu pelayanan pendidikan di Jurusan Akuntansi
Politeknik Negeri Medan bila mengacu kepada Surat Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: KEP/25/M.PAN/2/2004?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui rata-rata harapan mahasiswa terhadap pelayanan
pendidikan di Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan
2. Untuk mengetahui rata-rata tingkat kepuasan yang dirasakan mahasiswa
terhadap pelayanan pendidikan di Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri
Medan
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan (gap) antara harapan dan tingkat
kepuasan yang dirasakan mahasiswa terhadap pelayanan pendidikan di
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan
4. Untuk mengetahui tingkat mutu pelayanan pendidikan di Jurusan
Akuntansi Politeknik Negeri Medan bila mengacu kepada Surat
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
KEP/25/M.PAN/2/2004?
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan, penelitian ini dapat
dijadikan alat untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang perlu dibenahi
dan dipertahankan di Jurusan Akuntansi dipandang dari sudut pandang
mahasiswa.
2. Bagi pengajar dan karyawan Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan,
hasil penelitian in dapat dijadikan masukan untuk memperbaiki diri dan
mempertahankan hal-hal yang dianggap sudah baik.
3. Bagi Pimpinan Politeknik Negeri Medan, hasil penelitian ini diharapkan
dapat membantu dalam pembuatan perencanaa strategis untuk kemajuan
Politeknik NegeriMdan di masa yang akan datang
4. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu
acuan untuk penelitian sejenis di masa yang akan datang.
E. Tinjauan Pustaka
F. Pendidikan
Pendidikan menurut dictionary of education di www.education.yahoo.com
adalah: (1). The act or process of educating or being educated, (2). The
knowledge or skill obtained or developed by a learning process, (3). A program of
instruction of a specified kind or level: driver education, a college education, (4).
The field of study that is concerned with the pedagogy of teaching and learning,
(5). An instructive or enlightening experience.
Pendidikan menurut Crow (dikutip dari Ratnawati, 2003) adalah proses
yang berisi berbagai macam kegiatan yang sesuai dengan kegiatan seseorang
untuk kehidupan sosialnya dan membantu kebiasaan-kebiasaan dan kebudayan
serta kelembagaan sosial dari generasi ke generasi. Drijarkara (Sihombing 2002)
mengatakan bahwa pendidikan adalah memanusiakan manusia muda.
Pengangkatan manusia muda ke taraf insani itulah yang menjelma dalam
perbuatan mendidik. Maka dari itu, mendidik tidak hanya memintarkan tetapi juga
menanamkan nilai-nilai moral pada peserta didik.
Kamus Umum Bahasa Indonesia (Badudu, 1994) menyatakan pendidikan
adalah proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan
(proses, perbuatan, cara mendidik).
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pokok-pokok
penting pendidikan adalah: (1). Pendidikan merupakan proses yaitu proses
pembelajaran, proses sosial dan proses memanusiakan manusia, (2). Pendidikan
mengubah dan mengembangkan kemampuan, sikap dan perilaku. Berdasarkan hal
ini dapat dikatakan bahwa pendidikan bukan hanya tranfer pengetahuan (transfer
of knowledge) tetapi seluruh rangkaian kegiatan untuk memanusiakan manusia
yang mampu mengembangkan kemampuannya
G. Pelayanan
Kottler (2000) mendefinisikan pelayanan (jasa) sebagai suatu perbuatan di
mana seseorang atau suatu kelompok menawarkan pada kelompok atau orang lain
sesuatu yang pada dasarnya tidak berwujud dan produksinya berkaitan atau tidak
dengan fisik produk. Stanton (1981) menyatakan bahwa jasa adalah sesuatu yang
dapat didefinisikan secarat erpisah, tidak berwujud dan ditawarkan untuk
memenuhi kebutuhan di mana jasa dihasilkan dengan menggunakan benda-benda
berwujud atau tidak.
Kottler (1997) menjelaskan bahwa jasa yang diberikan kepada konsumen
memiliki karakteristik sebagai berikut: (1). Intangibility (tidak berwujud) yaitu
jasa memiliki sifat tidak berwujud, tidak dapat dirasakan dan tidak dapat dilihat,
didengar atau dicium sebelum dibeli, (2). Inseparability (tidak dapat dipisahkan)
artinya jasa dihasilkan dan dirasakan pada waktu bersaman dan apabil
dikehendaki oleh seseorang untuk diserahkan kepada pihak lainnya, (3).
Variability (bervariasi) yaitu bahwa jasa yang sesungguhnya sangat mudah
berubah-ubah, karena jasa tergantung pada siapa yang menyajikan dan di mana
disajikan.
H. Pelanggan
Pelanggan dapat didefinisikan sebagai orang atau sekelompok orang yang
memperoleh manfat dari suatu kegiatan, baik produksi maupun jasa. Kadangkala
definisi pelanggan dapat dianggap sama dengan konsumen. Konsumen adalah
mereka yang memanfatkan hasil dari suatu badan, perusahaan, institusi atau sering
juga disebut sebagai orang yang mau membelanjakan uangnya untuk membeli
sesuatu yang ditawarkan oleh suatu badan.
I. Kepuasan Pelanggan
Zeithaml et al (1990) menyatakan bahwa kepuasan konsumen dalam bisnis
pelayanan jasa dapat diukur dari kesenjangan antara harapan dan persepsi
pelanggan tentang pelayanan yang diterima. Harapan pelanggan adalah apa yang
pelanggan yakini akan terjadi pada saat layanan disampaikan dan apa yang
diinginkan pelanggan untuk terjadi. Persepsi adalah apa yang dilihat atau
dirasakan setelah memasuki lingkungan yang diharapkan memberi sesuatu
kepadanya. Pengertian kepuasan dan ketidakpuasn pelanggan adalah perbedaan
antara harapan dan kinerja yang dirasakan.
Kottler (1997) mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai kepuasan atau
kekecewaan yang dirasakan oleh konsumen setelah membandingkan antara
harapan dengan kenyataan yang ada.
J. Faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan
Berry dan Parasuraman (1991) seperti yang dikutip dari Ratnawati (2003)
mengungkapkan 5 (lima) faktor dominan atau penentu mutu jasa pelayanan yaitu:
(1). keandalan (reliability) yaitu kemampuan guru/dosen/karyawan/pengurus
untuk memberikan jasa sesuai dengan yang dijanjikan, terpercaya, akurat dan
konsisten, (2). Daya tanggap (responsiveness) yaitu kemauan dari dosen/karyawan
dan pemilik lembaga untuk membantu pelanggn dan memberikan jasa dengan
cepat dan bermakna serta kesediaan mendengar dan mengatasi keluhn yang
diajukan konsuman, (3). Kepastian (assurance) yaitu berupa kemampuan
dosen/karyawan/pengurus untuk menimbulkan keyakinan dan kepercayan
terhadap janji yang telah dikemukakan kepada konsumen, (4). Empati (empathy)
yaitu kesediaan guru/dosen/karyawan/pengelola untuk lebih peduli memberikan
perhatin secara pribadi kepada pelanggan, (5). Berwujud (tangible) yaitu berupa
penampilan fasilitas fisik, peralatan dan berbagai materi komunikasi.
K. Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan
Pengukuran tingkat kepuasan mahasiswa diproksikan ke dalam 5 (lima)
variabel, sebagaimana yang dikembangkan oleh Berry dan Parasuraman, yaitu:
(1). Keandalan (reliability) yaitu kemampuan dosen, karyawan dan fungsionaris
(pengurus) jurusan dalam memberikan jasa sesuai dengan yang dijanjujkan, (2).
Daya tanggap (responsiveness) yaitu kemauan dari dosen, karyawan dan
fungsionaris (pengurus jurusan) untuk membantu mahasiswa dan memberikan
jasa dengan cepat dan berkualitas, termasuk dalam menanggapi keluhan yang
dihadapi mahasiswa, (3). Kepastian (assurance) yaitu kemampuan dosen,
karyawan dan fungsionaris (pengurus jurusan) untuk memberikan keyakinan
kepada mahasiswa bahwa jasa yang diberikannya telah sesuai dengan ketentuan
dan berkualitas, (4). Empati ((empathy) yaitu kesediaan kesediaan dosen,
karyawan dan fungsionaris (pengurus jurusan) untuk lebih peduli memberikan
perhatian secara pribadi kepada mahasiswa dan (5). Berwujud (tangible) yaitu
persepsi mahasiswa terhadap penampilan fasilitas fisik, peralatan dan berbagai
materi komunikasi.
Variabel-variabel tersebut di atas diolah dengan menggunakan metode
ServQual dibantu dengan Microsoft Excell untuk menghitung Mean (rata-rata).
Untuk mendapatkan data yang diperlukan, kelima faktor tersebut dijabarkan
menjadi butir-butir dalam bentuk pertanyaan dengan alternatif jawaban
menggunakan skala Likert: (1) Tidak Baik, (2). Kurang Baik, (3), Baik dan (4).
Sangat Baik.
Penghitungan kepuasan mahasiswa juga dibarengi dengan penghitungan
rata-rata harapan mahasiswa sehingga dapat diketahui gap (perbedaan) antara
harapan dan kepuasan. Bila gap positif, maka harapan mahasiswa masih lebih
besar bila dibandingkan kenyataan yang dirasakan. Sementara gap negatif berarti
kepuasan yang dirasakan di atas harapan yang diinginkan.
L. Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks
Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah
Kemunculan peraturan ini dilatarbelakangi oleh masih banyaknya
dijumpai kelemahan-kelemahan dalam pelayanan publik oleh aparatur
pemerintah. Kelemahan ini ditandai dengan masih banyaknya keluhan masyarakat
terhadap kinerja pelayana publik di Indonesia. Salah satu upaya untuk
meningkatkan kualitas pelayanan publik, sebagaimana diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional
(Propenas), perlu disusun indeks kepuasan masyarakat sebagai tolak ukur untuk
menilai tingkat kualitas pelayanan.
Pengukuran kepuasan menurut Surat Keputusan di atas diukur melalui
kuesioner dengan alternatif jawaban: (1). Tidak Mudah, (2). Kurang Mudah, (3).
Mudah dan (4). Sangat Mudah. Pengukuran dilanjutkan dengan penghitungan
rata-rata seluruh jawaban responden yang kemudian akan dikategorikan sebagai
berikut:
M. Metodologi Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Akuntansi
yang terdaftar sebagai mahasiswa aktif untuk tahun ajaran 2006/2007. Mahasiswa
di Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan adalah keseluruhan mahasiswa
dari 2 (dua) program studi yaitu Program Studi Akuntansi dan Program Studi
Perbankan. Populasi berjumlah 1.112 mahasiswa. Data mengenai populasi
penelitian dapat diringkas sebagai berikut:
Tabel 1. Populasi Penelitian
Program Studi Semester Kelas Jumlah Mahasiswa2 Pagi 103 2 Sore 92 4 Pagi 97 4 Sore 78 6 Pagi 95 6 Sore 88 2 Pagi 108 2 Sore 103 4 Pagi 97 4 Sore 76 6 Pagi 87 6 Sore 88
1,112 Total Mahasisiwa
Akuntansi
Perbankan
2. Sampel
Sampel dipilih dengan metode Stratified Random Sampling berdasarkan
tingkatan semester yang dijalani oleh mahasiswa. Pertama, akan ditentukan
banyaknya mahasiswa per semester yaitu semester 2,4 dan 6. Selanjutnya
berdasarkan jumlah ini akan diambil sampel dengan jumlah yang ditentukan
menurut tabel yang dikemukakan oleh Uma Sekaran (1992). Sampling dapat
digambarkan sebagai berikut:
Tabel 2. Sampel Penelitian
Jurusan Semester Populasi SampelAkuntansi 2 195 130
4 175 1206 183 123
Perbankan 2 211 1364 173 1186 175 120
1,112 747
catatan: penentuan jumlah sampel berdasarkan tabel menurut Uma Sekaran 1992
Total
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah sampel penelitian ini
adalah sebanyak 747 mahasiswa yang terdistribusi secara proporsional untuk
setiap semester.
3. Variabel-variabel penelitian
Variabel penelitian yang digunakan sesuai dengan yang digunakan dalam
penelitian Berry dan Parasuraman (1991) yaitu:
(1). Keandalan (reliability)
(2). Daya tanggap (responsiveness).
(3). Kepastian (assurance)
(4). Empati (empathy)
(5). Berwujud (tangible)
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengumpulan data primer
melalui alat bantu kuisioner. Teknik ini juga didampingi dengan metode
wawancara dan tanya jawab. Reliabilitas dan validitas kuisioner diuji dengan
teknik Pilot Testing yaitu menguji kuisioner pada 30 (tiga puluh) orang
mahasiswa terlebih dahulu sebelum ditanyakan kepada sampel (responden)
sebenarnya.
5. Teknik Analisis dan Pengolahan Data
Analisis data dilakukan dengan menghitung rata-rata harapan dan
kepuasan yang dirasakan oleh mahasiswa. Selanjutnya, dihitung perbedaan
(gap) rata-rata antara harapan dan kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan
pendidikan Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan. Tingkat mutu
pelayanan didapatkan dengan mengkonversikan rata-rata kepuasan yang
dirasakan dengan nilai yang tercantum dalam Surat Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 25/M.PAN/2/2004.
6. Penafsiran dan Penyimpulan hasil penelitian
Penafsiran hasil analisa dan pengolahan data mengacu kepada ketentuan
dalam metode ServQual yang dikembangkan Zeithaml dan Parasuraman
(1990) yang dikombinasikan dengan Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 25/M.PAN/2/2004.
N. Hasil Penelitian
I. Gambaran Umum Harapan dan Kepuasan Mahasiswa
a. Harapan dan Kepuasan terhadap Dosen
Tabel 3 : Rata-Rata Harapan dan Kepuasan terhadap Dosen
Harapan Kepuasan Gap Harapan Kepuasan Gap Harapan Kepuasan Gap Harapan Kepuasan GapAkuntansi 3.71 2.54 1.17 3.56 2.18 1.38 3.62 2.44 1.18 3.68 2.17 1.51Perbankan 3.67 2.54 1.13 3.61 2.34 1.27 3.59 2.37 1.22 3.57 2.21 1.36Rata-Rata 3.69 2.54 1.15 3.59 2.26 1.33 3.60 2.41 1.20 3.62 2.19 1.44
Program Studi
Keandalan Daya Tanggap Kepastian Empati
Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata harapan tertinggi mahasiswa
terhadap dosen terletak pada variabel keandalan dengan indeks harapan sebesar
3,69. Sementara harapan terendah mahasiswa terhadap dosen terletak pada
variabel daya tanggap dengan angka sebesar 3,59.
Kepuasan tertinggi yang dirasakan oleh mahasiswa terhadap kinerja dosen
terletak pada variabel keandalan dengan indeks sebesar 2,54. Kepuasan terendah
terhadap kinerja dosen terdapat pada variabel empati dengan angka sebesar 2,19.
Perbedaan (gap) antara harapan dan kepuasan yang tertinggi ada di variabel
empati. Hal ini menunjukkan bahwa sikap empati yang diberikan oleh dosen
terhadap mahasiswa belum mampu memenuhi harapannya, dengan kata lain
mahasiswa merasa tidak terpuaskan untuk variabel empati dosen.
Perbedaan antara harapan dan kepuasan yang terendah terdapat pada variabel
keandalan dengan gap sebesar 1,15. Hal ini menunjukkan bahwa bila
dibandingkan antara harapan dan keinginan mahasiswa terhadap kemampuan
dosen, maka dapat dikatakan bahwa kemampuan dosen hampir mendekati harapan
mahasiswa.
b. Harapan dan Kepuasan Terhadap Fungsionaris (Manajemen
Jurusan)
Tabel 4: Rata-Rata Harapan dan Kepuasan terhadap Fungsionaris Jurusan
Harapan Kepuasan Gap Harapan Kepuasan Gap Harapan Kepuasan Gap Harapan Kepuasan GapAkuntansi 3.66 2.42 1.23 3.62 2.13 1.23 3.60 2.14 1.46 3.58 1.98 1.60Perbankan 3.62 2.44 1.19 3.60 2.16 1.19 3.58 2.18 1.40 3.47 1.99 1.48Rata-Rata 3.64 2.43 1.21 3.61 2.15 1.21 3.59 2.16 1.43 3.53 1.98 1.54
Kepastian EmpatiProgram Studi
Keandalan Daya Tanggap
Tabel di atas menunjukkan bahwa harapan tertinggi mahasiswa terhadap
manajemen (fungsionaris) jurusan terletak pada variabel keandalan (kemampuan).
Sementara, harapan terendah dapat dilihat pada variabel empati, sehingga dapat
dikatakan bahwa mahasiswa tidak terlalu berharap manajemen jurusan dapat
berempati lebih terhadap mahasiswa, namun yang paling diharapkan adalah
kemampuan (keandalan) mereka dalam mengelola jurusan.
Kepuasan tertinggi terhadap fungsionaris jurusan terletak pada variabel
keandalan dengan angka indeks sebesar 2,43. Kepuasan terendah terhadap
fungsionaris ada pada variabel empati dengan angka kepuasan sebesar 1,98. Dari
data ini dapat disimpulkan bahwa mahasiswa paling puas terhadap kemampuan
(keandalan) fungsionaris dalam mengelola jurusan, akan tetapi paling tidak puas
terhadap empati yang diberikan fungsionaris terhadap mahasiswa.
Berdasarkan perbedaan (gap) antara harapan dan kepuasan, dapat dilihat
bahwa variabel yang hampir mampu memuaskan mahasiswa adalah variabel
keandalan dan daya tanggap fungsionaris. Hal ini dapat dilihat dari gap yang
hanya sebesar 1,21. Sementara, variabel yang paling tidak memuaskan mahasiswa
adalah empati fungsionaris dengan gap sebesar 1,54.
c. Harapan dan Kepuasan terhadap Karyawan Administrasi Jurusan
Tabel 5 :Rata-Rata Harapan dan Kepuasan terhadap karyawan administrasi
Harapan Kepuasan Gap Harapan Kepuasan Gap Harapan Kepuasan Gap Harapan Kepuasan GapAkuntansi 3.58 2.13 1.45 3.51 1.77 1.74 3.53 1.95 1.58 3.52 1.78 1.74Perbankan 3.54 2.14 1.40 3.55 1.99 1.56 3.52 2.05 1.48 3.44 1.87 1.57Rata-Rata 3.56 2.14 1.43 3.53 1.88 1.65 3.53 2.00 1.53 3.48 1.82 1.66
Program Studi
Keandalan Daya Tanggap Kepastian Empati
Data mengenai harapan dan kepuasan mahasiswa terhadap karyawan
administrasi jurusan dapat dilihat pada tabel di atas. Tabel tersebut menunjukkan
bahwa harapan tertinggi mahasiswa terhadap karyawan administrasi jurusan
terletak pada variabel keandalan, artinya mahasiswa sangat mengharapkan
kemampuan karyawan administrasi sehubungan dengan tugas-tugasnya. Harapan
terendah terhadap karyawan administrasi terletak pada variabel empati dengan
angka indeks sebesar 3,48.
Kepuasan tertinggi terhadap pelayanan yang diberikan oleh karyawan
administrasi jurusan terletak pada variabel keanadalan dengan angka indeks
sebesar 2,14. Sementara, kepuasan terendah ada pada variabel empati dengan
angka indeks sebesar 1,82.
Variabel yang dianggap paling dapat memuaskan keinginan mahasiswa
terletak pada keandalan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai perbedaan (gap) yang
hanya sebesar 1,43. Variabel yang dianggap paling tidak mampu untuk
memuaskan mahasiswa terhadap kinerja karyawan adminisrasi adalah variabel
empati karena memiliki gap yang paling besar yaitu sebesar 1,66.
d. Harapan dan Kepuasan terhadap Berwujud di Jurusan
Tabel 6 : Rata-Rata Harapan dan Kepuasan terhadap Berwujud
Harapan Kepuasan Gap Harapan Kepuasan Gap Harapan Kepuasan Gap Harapan Kepuasan GapAkuntansi 3.76 2.25 1.51 3.79 2.01 1.78 3.77 2.22 1.55 3.73 2.40 1.33Perbankan 3.75 1.94 1.81 3.72 1.85 1.87 3.68 1.98 1.71 3.72 2.20 1.52Rata-Rata 3.75 2.09 1.66 3.75 1.93 1.83 3.73 2.10 1.63 3.73 2.30 1.42
KeamananProgram Studi
Gedung Fasilitas Kebersihan
Harapan dan kepuasan mahasiswa terhadap gedung, fasilitas belajar
mengajar, kebersihan dan keamanan di jurusan ditunjukkan oleh tabel di atas.
Harapan tertinggi terhadap variabel berwujud terletak pada variabel kondisi
gedung dan fasilitas belajar mengajar yaitu sebesar 3,75. Sementara, harapan
terendah terletak pada variabel kebersihan dan keamanan. Hal ini
mengindikasikan bahwa mahasiswa lebih mengutamakan kondisi gedung dan
fasilitas belajar yang baik, dibandingkan kebersihan dan keamanan.
Kepuasan tertinggi mahasiswa terhadap berwujud jurusan terletak pada
variabel keamanan dengan angka sebesar 2,30. Kepuasan terendah terhadap
berwujud jurusan terletak pada variabel fasilitas belajar mengajar dengan angka
kepuasan hanya sebesar 1,93 dari skala 1-4
Menurut mahasiswa, variabel yang dianggap sudah hampir memenuhi.
harapan mereka adalah variabel keamanan dengan perbedaan (gap) hanya sebesar
1,42, Sebaliknya, varabel yang dianggap masih jauh di atas harapan mahasiswa
adalah fasilitas belajar mengajar dengan nilai gap sebesar 1,83.
II. PenentuanTingkat Mutu Pelayanan
Tabel 7 : Mutu Pelayanan da Kinerja JurusanNo Uraian Kepuasan Mutu Pelayanan Kinerja Unit Pelayanan1 Keandalan Dosen 2.54 B Baik2 Daya Tanggap Dosen 2.26 C Kurang Baik3 Kepastian Dosen 2.41 C Kurang Baik4 Empati Dosen 2.19 C Kurang Baik5 Berwujud (Gedung) 2.09 C Kurang Baik6 Keandalan Fungsionaris 2.43 C Kurang Baik7 Daya Tanggap Fungsionaris 2.15 C Kurang Baik8 Kepastian Fungsionaris 2.16 C Kurang Baik9 Empati Fungsionaris 1.98 C Kurang Baik10 Berwujud (Fasilitas) 1.93 C Kurang Baik11 Keandalan Karyawan Administrasi 2.14 C Kurang Baik12 Daya Tanggap Karyawan Administrasi 1.88 C Kurang Baik13 Kepastian Karyawan Administrasi 2.00 C Kurang Baik14 Empati Karyawan Administrasi 1.82 C Kurang Baik15 Berwujud (Kebersihan) 2.10 C Kurang Baik16 Berwujud (Keamanan) 2.30 C Kurang Baik
Rata-Rata 2.15 C Kurang Baik
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 25/M.PAN/2/2004, dapat ditentukan tingkat mutu pelayanan yang didapat
dengan mengkonversikan rata-rata kepuasan yang dirasakan oleh responden.
Tabel di atas menunjukkan tingkat mutu pelayanan yang telah mampu diberikan
oleh Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan untuk 16 (enam belas) variabel.
Tingkat Mutu bernilai “B” dengan kinerja unit pelayanan “BAIK” dicapai oleh
variabel keandalan dosen. Sementara, variabel yang lain hanya memperoleh
tingkat mutu bernilai “C” atau “KURANG BAIK”. Namun, bila dilakukan
perhitungan secara keseluruhan, Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan
hanya mampu memberikan pelayanan yang memiliki tingkat mutu “C”, dengan
kata lain kinerja pelayanan “KURANG BAIK”.
O. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan beberapa poin
berikut ini:
1. Untuk kinerja dosen, variabel yang dianggap telah mampu mendekati
harapan mahasiswa adalah variabel keandalan (kemampuan) dosen.
Sementara, variabel yang belum mampu mendekati harapan mahasiswa
adalah variabel empati (kemampuan untuk memberikan perhatian secara
personal kepada mahasiswa)
2. Untuk kinerja manajemen (fungsionaris) jurusan, variabel yang dianggap
telah mampu mendekati harapan mahasiswa adalah variabel keandalan dan
daya tanggap. Variabel yang belum mampu mendekati harapan mahasiswa
adalah variabel empati.
3. Untuk kinerja karyawan administrasi jurusan, variabel yang memiliki
perbedaan (gap) antara harapan dan kepuasanyang terkecil adalah variabel
keandalan sementara gap terbesar terlatak pada variabel empati.
4. Untuk variabel berwujud (gedung, fasilitas belajar mengajar, kebersihan
dan keamanan), variabel yang telah mampu mendekati harapan mahasiswa
adalah variabel keamanan. Sementara, variabel yang masih dianggap jauh
memenuhi harapan mahasiswa adalah variabel fasilitas belajar mengajar.
5. Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa tingkat mutu pelayanan
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan adalah “C” dengan kinerja
pelayanan “KURANG BAIK”. Namun, bila ditelaah secara detail, ada 1
(satu) variabel yang memiliki tingkat mutu “B” dan kinerja pelayanan
“BAIK”, yaitu variabel keandalan (kemampuan) dosen.
P. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis dapat menyarankan beberapa
hal:
1. Diharapkan semua elemen di Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan
dapat lebih meningkatkan rasa empati kepada mahasiswa, terkait dengan
proses belajar mengajar di jurusan tersebut. Hal ini berhubungan dengan
misi pendidikan untuk “memanusiakan manusia”, sehingga dari hasil
penelitian ini diketahui bahwa mahasiswa membutuhkan perhatian secara
personal dari Jurusan Akuntans Politeknik Negeri Medan.
2. Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan dapat memulai langkah-
langkah untuk perbaikan pelayanan, terutama pelayanan yang memiliki
kinerja pelayanan “KURANG BAIK”.
3. Penelitian ini juga dapat diperluas dengan menambah responden bukan
hanya dari kalangan mahasiswa. Responden dapat berasal dari kalangan
luar jurusan seperti orang-tua mahasiswa dan instusi (perusahaan) yang
menerima lulusan Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan.