24
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL BERBASIS ENTERTAINMENT PADA MATA KULIAH PENGANTAR AKUNTANSI (Studi Empiris pada Mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univeristas Brawijaya tentang bentuk pengembangan media pembelajaran audiovisual) KHOIRUL UMAM HASBIY S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya ABSTRACT Purpose of this study was to find empirical evidence of differences in the understanding of the basic concepts of accounting between students who received audiovisual learning method based on entertainment. Against students who do not received audiovisual learning method based on entertainment. The basic concept of accounting in this study limited to accounting cycle for a service company located in the course Introduction of Accounting. The research data is secondary data and analyzed using Independent Sample T-Test. The result showed that there was no difference in the level of understanding of the basic concepts of accounting between students who received audiovisual learning method based on entertainment. Against students who do not received audiovisual learning method based on entertainment. Keywords: theacing methods, instructional media, audiovisual, basic concepts of accounting.

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL …

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL …

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL

BERBASIS ENTERTAINMENT PADA MATA KULIAH PENGANTAR

AKUNTANSI

(Studi Empiris pada Mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Univeristas Brawijaya tentang bentuk pengembangan media pembelajaran audiovisual)

KHOIRUL UMAM HASBIY

S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

ABSTRACT

Purpose of this study was to find empirical evidence of differences in the

understanding of the basic concepts of accounting between students who received

audiovisual learning method based on entertainment. Against students who do not

received audiovisual learning method based on entertainment. The basic concept

of accounting in this study limited to accounting cycle for a service company

located in the course Introduction of Accounting. The research data is secondary

data and analyzed using Independent Sample T-Test. The result showed that there

was no difference in the level of understanding of the basic concepts of

accounting between students who received audiovisual learning method based on

entertainment. Against students who do not received audiovisual learning method

based on entertainment.

Keywords: theacing methods, instructional media, audiovisual, basic concepts of

accounting.

Page 2: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL …

1. Pendahuluan

Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan bangsa karena

pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia yang

berkualitas pula. Dunia pendidikan sangat mempengaruhi kemajuan suatu negara.

Sumber daya manusia yang berkualitas dapat menjalankan aktifitas negara atau

menjalankan roda bangsa. Tanpa kemajuan pendidikan, negara akan mengalami

kemunduran. Rendahnya mutu pendidikan juga akan berdampak sangat besar

kepada perkembangan bangsa itu sendiri. Oleh karena itu, pendidikan juga tidak

lepas dari metode-metode pembelajaran yang digunakan.

Kualitas pendidikan tidak terlepas dari metode-metode pembelajaran

yang digunakan. Menurut Syah (1995:15) istilah pembelajaran berhubungan erat

dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran

terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa pengajar atau tanpa kegiatan

mengajar, dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal

yang pengajar lakukan di dalam kelas. Duffy dan Roehler (1989) dalam Syah

(1995:15) mengatakan apa yang dilakukan pengajar agar proses belajar mengajar

berjalan lancar, bermoral, dan membuat peserta didik merasa nyaman merupakan

bagian dari aktivitas mengajar, juga secara khusus mencoba dan berusaha untuk

mengimplementasikan kurikulum dalam kelas. Sementara itu pembelajaran adalah

suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional

yang dimiliki pengajar untuk mencapai tujuan kurikulum. Jadi pembelajaran

adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi

Page 3: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL …

yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan yaitu tercapainya tujuan

kurikulum.

Pada pendidikan nonformal teori dan prinsip andragogi digunakan sebagai

landasan proses pembelajaran pada berbagai satuan, bentuk dan tingkatan (level)

penyelenggaraan pendidikan nonformal. Pada pendidikan formal andragogi

seringkali digunakan pada proses pembelajaran pada tingkat atau level pendidikan

menengah ke atas. Namun demikian dalam menerapkan konsep, prinsip andragogi

pada proses pembelajaran sebenarnya tidak secara mutlak harus berdasar pada

bentuk, satuan tingkat atau level pendidikan, akan tetapi yang paling utama adalah

berdasar pada kesiapan peserta didik untuk belajar. Kondisi itu terjadi karena kita

menganggap bahwa semua peserta didik (warga belajar) itu adalah sebagai orang

dewasa yang diasumsikan memiliki kemampuan yang aktif dalam merencanakan

arah belajar, memiliki bahan, memikirkan cara terbaik untuk belajar, menganlisis

dan menyimpulkan serta mampu mengambil manfaat dari belajar atau dari

sebuah proses pendidikan. Fungsi pengajar dalam hal ini yakni sebagai fasilitator,

bukan menggurui, sehingga relasi antara pengajar dan peserta didik lebih bersifat

multicomunication. (Knowles, 1970).

Heinichet al dalam Pribadi(2004: 146-145) mengklasifikasikan media

yang digunakan dalam pembelajaran yaitu: (1) Media yang tidak diproyeksikan,

(2) Media yang diproyeksikan, (3) Media audio, (4) Media video dan film, (5)

komputer, dan (6) multimedia berbasis komputer.Peranan media sangat penting

dalam proses pembelajaran agar informasi yang disampaikan cepat sampai dan

mudah diterima oleh mahasiswa. Begitu juga dengan mata kuliah akuntansi

Page 4: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL …

merupakan mata kuliah yang perlu menggunakan media pembelajaran dalam

penyampaiannya. Hakekatnya dalam pembelajaran harus ada materi yang

diajarkannya, metode, media, dan evaluasi. Jika salah satu komponen tidak ada,

maka sulit untuk bisa mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.

Demi mencapai suatu tujuan pembelajaran yakni pemahaman terhadap

konsep-konsep akuntansi dasarakan mempermudah pemahaman terhadap konsep-

konsep akuntansi pada tingkat yang lebih tinggi, pengetahuan akan dasar-dasar

akuntansi merupakan suatu kunci utama, maka diharapkan dengan adanya dasar

sebagai pegangan semua praktik dan teori akuntansi akan dengan mudah

dilaksanakan. Namun, kenyataannya pendidikan akuntansi yang selama ini

diajarkan di perguruan tinggi terkesan sebagai pengetahuan yang hanya

berorientasikan kepada mekanisme secara teoritis, sangat jauh berbeda apabila

dibandingkan dengan praktik yang dihadapi di dunia kerja. Masalah tersebut tentu

saja akan mempersulit bahkan membingungkan mahasiswa untuk lebih

memahami konsep dasar akuntansi itu sendiri. Dengan demikian, tingkat

pemahaman terhadap konsep dasar akuntansi masih menunjukkan hasil yang tidak

sesuai dengan yang diinginkan, yang berdampak lurus terhadap tujuan

pembelajaran.

Pada semester awal, setiap program studi akuntansi mewajibkan

mahasiswanya untuk mengikuti perkuliahan Pengantar Akuntansi. Setelah

mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami konsep dasar

akuntansi secara baik. Materi laporan keuangan merupakan salah satu materi yang

sulit dalam pelajaran akuntansi. Kesulitan mahasiswa pada umumnya terlihat

Page 5: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL …

ketika mahasiswa diminta memindahkan data dari kertas kerja ke laporan

keuangan. Kesulitan lain juga terlihat pada pemahaman mahasiswa pada

sistematika laporan keuangan. Berangkat dari permasalahan ini penggunaan media

merupakan salah satu alternatif dalam mengatasi permasalahan tersebut. Oleh

karena itu media yang telah ada di dalam kampus harus dapat dimaksimalkan.

Dukungan perlengkapan yang ada dalam kampus harus diimbangi dengan media

visual maupun non visual yang baik. Media visual lebih menarik dari pada media

non visual karena adanya komunikasi secara langsung. Komunikasi visual yang

disertai audio dapat memudahkan siswa dalam memahami apa yang ada dalam

media tersebut.

Shanti (2010) melakukan penelitian tentang dampak pembelajaran

audiovisual terhadap peserta didik di sekolah dasar yang hasil penelitiannya

menyatakan bahwa media pembelajaran audiovisual sangat membantu dalam

proses pembelajaran disekolah. Hal tersebut diperkuat dengan dengan validasi

beberapa ahli diantaranya ahli media, materi dan audiens atau siswa.Penelitian

serupa juga dilakukan oleh Asror (2011) yang memperoleh bukti empiris bahwa

media audiovisual yang dibuat layak untuk mendukung kegiatan pembelajaran

Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa media ini dapat digunakan

dalam proses pembelajaran.

Teori dan penelitian terdahulumenyatakan tentang pentingnya media

pembelajaran yang dapat diaplikasikan dengan salah satu media audiovisual. Hal

ini yang menjadikan peneliti mengembangkan media berbasis audiovisual dalam

mata kuliah akuntansi yakni pengantar akuntansi tentang perusahaan jasa. Media

Page 6: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL …

yang variatif dalam pembelajaran akuntansi akan mendukung siswa dapat

memahami materi yang diajarkan. Media audiovisual dapat menghilangkan

kejenuhan siswa sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti

pelajaran, berbagai media pembelajaran harus diterapkan dalam pembelajaran

akuntansi.

Berawal dari latar belakang masalah penelitian yang telah

dikemukakan, maka dirumuskan pokok masalah yaitu: Bagaimana bentuk

pengembangan media audiovisual berbasis entertainment yang dapat diterapkan

pada mata kuliah Pengantar Akuntansi?. Tujuan dari penelitian pengembangan

media audiovisual ini yakni memperoleh bukti tentang bentuk pengembangan

media audiovisual berbasis entertainment yang dapat diterapkan pada mata kuliah

Pengantar Akuntansi.

2. Tinjauan Pustaka dan Pengembangan Hipotesis

2.1 Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan jamak dari

“medium” yang berarti perantara atau pengantar. Media dapat diartikan sebagai

segala sesuatu yang menjadi perantara atau penyampaian informasi dari pengirim

pesan kepada penerima pesan. Dengan kata lain media adalah segala sesuatu yang

dapat digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan yang dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian, minat serta motivasi mahasiswa untuk

menguasai mata kuliah sehingga proses pembelajaran berlangsung secara efektif

(Asnewastari, 2006:25).

Page 7: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL …

Media pembelajaran adalah segala sesuatu (alat, bahan, atau perangkat)

yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk menyampaikan pesan atau

informasi sehingga dapat merangsang pikiran, perhatian, dan minat mahasiswa

demi tercapainya tujuan instruksional (Arief dalam Asror, 2002:16). Hal tersebut

senada dengan Santyasa dalam Asror (2007:3) bahwa media pembelajaran

merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan

pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan

siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Diperkuat lagi oleh

Purnama (2009:95) bahwa media adalah segala sesuatu yang berfungsi sebagai

alat bantu belajar mahasiswa sehingga mahasiswa dapat lebih mudah dalam

memahami pelajaran.

2.2 Teori Belajar Andragogi

Andragogi berasal dari bahasa Yunani kuno: "aner", dengan akar kata

andr, yang berarti orang dewasa, dan agogus yang berarti membimbing atau

membina. Istilah lain yang sering dipergunakan sebagai perbandingan adalah

"pedagogi", yang ditarik dari kata "paid" artinya anak dan "agogus" artinya

membimbing atau memimpin. Dengan demikian secara harfiah "pedagogi" berarti

seni atau pengetahuan membimbing atau memimpin atau mengajar anak. Karena

pengertian pedagogi adalah seni atau pengetahuan membimbing atau mengajar

anak maka apabila menggunakan istilah pedagogi untuk kegiatan pendidikan atau

pelatihan bagi orang dewasa jelas tidak tepat, karena mengandung makna yang

bertentangan. Banyak praktik proses belajar dalam suatu pelatihan yang ditujukan

Page 8: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL …

kepada orang dewasa, yang seharusnya bersifat andragogis, dilakukan dengan

cara-cara yang pedagogis. Dalam hal ini prinsip-prinsip dan asumsi yang berlaku

bagi pendidikan anak dianggap dapat diberlakukan bagi kegiatan pelatihan bagi

orang dewasa.

Dengan demikian maka kalau ditarik pengertiannya sejalan dengan

pedagogi, maka andragogi secara harfiah dapat diartikan sebagai ilmu dan seni

mengajar orang dewasa. Namun karena orang dewasa sebagai individu yang

sudah mandiri dan mampu mengarahkan dirinya sendiri, maka dalam andragogi

yang terpenting dalam proses interaksi belajar adalah kegiatan belajar mandiri

yang bertumpu kepada warga belajar itu sendiri dan bukan merupakan kegiatan

seorang pengajar mengajarkan sesuatu (Learner Centered Training/Teaching).

2.3 Pengertian Media Audiovisual

Menurut Arsyad (2005: 30) mengungkapkan bahwa media audiovisual

merupakan teknologi yang digunakan untuk menyampaikan materi pengajaran

dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan

pesan-pesan audiovisual. Pengajaran melalui audiovisual bercirikan pemakaian

perangkat keras seperti mesin proyektor film, tape recorder, LCD, DVD maupun

proyektor visual yang lebar. Media audiovisual memiliki ciri: (1) bersifat linier,

(2) menyajikan visual yang dinamis, (3) digunakan dengan cara yang telah

ditetapkan sebelumnya oleh perancang atau pembuat, (4) merupakan representasi

fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak, (5) dikembangkan menurut prinsip

Page 9: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL …

psikologis behaviourisme dan kognitif, dan (6) berorientasi kepada pengajar

dengan tingkat pelibatan interaktif peserta didik yang rendah.

Media audiovisual digunakan sebagai media yang menyajikan

pengalaman yang konkrit melalui visualisasi dengan tujuan antara lain untuk

memperkenalkan, memperkaya atau memperjelas konsep yang abstrak dan

mendorong timbulnya kegiatan sasaran didik yang lebih lanjut. Dengan adanya

visualisasi konsep yang abstrak akan menjadi lebih konkrit (Hardjito (2004: 91).

Hal tersebut senada dengan Juliantara (2010) menjabarkan sifat-sifat media

audiovisual yang mempunyai kemampuan sebagai berikut: (1) kemampuan untuk

meningkatkan persepsi, (2) kemampuan untuk meningkatkan pengertian, (3)

kemampuan untuk meningkatkan transfer (pengalihan) belajar, (4) kemampuan

untuk memberikan pengutan (reinforcement atau pengetahuan hasil yang dicapai),

dan (5) kemampuan untuk meningkatkan retensi (ingatan) media.

2.4 Pengembangan Hipotesis

Media merupakan alat bantu yang memudahkan seorang dosen untuk

memberikan pengajaran kepada anak didiknya agar lebih cepat mengetahui,

memahami, dan upaya terampil dalam mempelajari bidang studi tertentu, baik

media berupa perangkat keras maupun lunak (Thorifuri dalam Asror, 2008:

167).Hakekatnya dalam pembelajaran harus ada materi yang diajarkannya,

metode, media, dan evaluasi. Jika salah satu komponen tidak ada, maka sulit

untuk bisa mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.

Page 10: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL …

Demi mencapai suatu tujuan pembelajaran yakni pemahaman terhadap

konsep-konsep akuntansi dasar akan mempermudah pemahaman terhadap konsep-

konsep akuntansi pada tingkat yang lebih tinggi, pengetahuan akan dasar-dasar

akuntansi merupakan suatu kunci utama, maka diharapkan dengan adanya dasar

sebagai pegangan semua praktik dan teori akuntansi akan dengan mudah

dilaksanakan.

Dalam pelajaran akuntansi dibutuhkan alat peraga yang riil dan sistematika

yang jelas. Selain itu media audiovisual yang dikembangkan merupakan suatu

diskusi kelompok belajar dan didukung oleh tutorial dalam penyusunan laporan

keuangan sehingga diharapkan dapat lebih interaktif dan dapat menarik motivasi

siswa untuk mempelajari materi laporan keuangan. Dengan gambaran yang

dilakukan setiap hari, media ini akan lebih mengena terhadap hasil pelajaran.

Berdasarkan konsep dan hasil empiris penelitian sebelumnya, maka

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha : Penggunaan media pembelajaran audiovisual berbasis entertaintment

berpengaruh terhadap tingkat pemahaman mahasiswa Jurusan

Akuntansi pada materi konsep dasar Akuntansi

3. Metodologi Penelitian

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi adalah totalitas dari semua obyek atau individu yang memiliki

karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti (Hasan, 2003:50).

Dalam penelitian ini populasinyamerupakanmahasiswabaru S1 Jurusan Akuntansi

Page 11: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL …

UniversitasBrawijaya angkatan tahun 2012. Hal ini dikarenakan

mahasiswaangkatan 2012

merupakanobjekpenelitianpengaruhmetodepembelajaran audiovisual

berbasisentertaintmentterhadaptingkatpemahamanmahasiswaJurusanAkuntansipa

damaterikonsepdasarakuntansi. Besar jumlah populasimahasiswa S1 Jurusan

Akuntansi angkatan tahun 2013adalah315 orang. (SISKA FEB-UB).

------------------Tabel 3.1--------------------

Sampel yang diambil peneliti adalah dua kelas mahasiswa baru angkatan

2012 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya yang

menempuh mata kuliah Pengantar Akuntansi. Sampel terdiri dari kelas CC yang

berjumlah 37 mahasiswa baru dan kelas CG yang berjumlah 31 mahasiswa, jadi

total sampel penelitian ini adalah 68 mahasiswa baru. Alasan penggunaan sampel

kelas terpilih ini adalah karena kelas ini diampu oleh pengajar yang sama. Tujuan

menggunakan kelas yang diajar oleh dosen yang sama adalah untuk

meminimalisir perbedaan metode pembelajaran yang diakibatkan perbedaan dosen

pengajar. Selanjutnya kelas CC yang berjumlah 37 mahasiswa sebagai kelas

treatment yakni kelas yang menggunakan treatment media pembelajaran

audiovisual berbasis entertaintment. Sedangkan kelas CG yang berjumlah 31

mahasiswa sebagai kelas kontrol yakni kelas pembanding yang tidak

menggunakan treatment media pembelajaran audiovisual berbasis entertaintment.

Page 12: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL …

3.2 Pengujian Hipotesis

3.2.1 Uji Normalitas Data

Distribusi normal merupakan salah satu distribusi yang sering digunakan

dalam statistik. Distribusi ini sangat penting, karena banyak sekali uji statistik

yang memerlukan data berdistribusi normal. Menguji normalitas data bertujuan

untuk memenuhi sebagian dari syarat statistik parametrik. Normalitas suatu

variabel umumnya dideteksi dengan grafik atau uji statistik. Uji normalitas

digunakan untuk mengetahui apakah populasi data terdistribusi normal atau tidak.

Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data

terdistribusi normal. (Priyatno 2008:28). Adapun kriteria pengujian normalitas

adalah sebagai berikut :

• Jika angka signifikansi Uji Kolmogorov-Smirnov Sig > 0,05 maka data

berdistribusi normal

• Jika angka signifikansi Uji Kolmogorov-Smirnov Sig < 0,05 maka data

berdistribusi tidak normal

3.2.2 UjiHipotesis

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk

mengetahui data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Jika

hasilujinormalitasKolmogorov-Smirnov memilikinilai> 0.05 (alpha 5%)

makaasumsinormalitas data terpenuhi. Data menyebar normal

berartiprosedurparametrikbisadilakukan.Olehkarenaituuntukmenguji ada tidaknya

Page 13: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL …

perbedaanduasampelharusmenggunakanstatistikparametrikyaitumenggunakanInde

pendent sample T-Test, tujuannya adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat

pemahaman mahasiswa Jurusan Akuntansi tentang konsep dasar akuntansiyang

mendapat metode pembelajaran audiovisual berbasis entertainment dengan yang

tidak mendapat metode pembelajaran audiovisual berbasis entertainment. Adapun

kriteria uji beda adalah sebagai berikut :

• Jika angka signifikansi Independent sample T-Test > 0,05 maka Ha tidak

didukung

• Jika angka signifikansi Independent sample T-Test< 0,05 maka Ha

didukung

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1 Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian

Selanjutnya peneliti akan menjelaskan demografi kelas menurut jenis kelamin

dari data sekunder yang diperoleh. Untuk lebih jelasnya peneliti menyajikan

rincian jenis kelamin dari masing-masing kelas, yang dijelaskan pada tabel 4.3

berikut ini :

---------------------Tabel 4.1--------------------

4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Peneliti akan menyajikan statistik deskriptif variabel penelitian. Sebelum

melakukan treatment, peneliti melakukan test pemahaman awal (pretest) sebelum

menerapkan metode pembelajaran audiovisual. Berikut adalah data statistik

deskriptif yang diperoleh dengan bantuan aplikasi SPSS 20:

Page 14: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL …

----------------------Tabel 4.2----------------------

Menurut tabel 4.2 tentang hasil deskriptif Quis, rata-rata nilai kelas

treatment lebih tinggi dari kelas kontrol yakni 73,8547, sedangkan untuk kelas

kontrol memiliki nilai rata-rata 73,5240. Selanjutnya nilai terendah untuk kelas

treatment adalah 15,00, sedangkan untuk kelas kontrol adalah 47,00. Nilai

tertinggi diraih pada kelas treatment yakni 96,88, dan nilai tertinggi kelas kontrol

adalah 95,00. Hasil deskriptif UTS, rata-rata nilai kelas treatment lebih tinggi

daripada kelas kontrol yakni 80,0270, sedangkan untuk kelas kontrol memiliki

nilai rata-rata 79,5484. Selanjutnya nilai terendah untuk kelas treatment adalah

45,00, sedangkan untuk kelas kontrol adalah 52,00. Nilai tertinggi yang diraih

oleh kelas treatment dan kelas kontrol adalah sama yakni 100,00.

4.2 Uji Normalitas

Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

uji Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka

data distribusi tersebut dinyatakan normal. Uji normalitas digunakan untuk

mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Berikut adalah

hasil uji Kolmogorov-Smirnov:

----------------------Grafik 4.3------------------------

Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui bahwa hasil uji Kolmogorov-

Smirnov Quis menunjukkan nilai signifikansi 0,473 > 0,05 dan untuk UTS

menunjukkan nilai signifikansi 0,245 > 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

Page 15: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL …

nilai Quis dan UTSadalah berdistribusi normal. Karena hasil uji Kolmogorov-

Smirnov Quis dan UTS berdistribusi normal, maka analisis data berikutnya

menggunakan statistik parametrik yakni Independent SampleT-Test.

4.3 Hasil PengujianHipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan mengunakan Uji statistik Parametrik

Independent sampleT-test, karena data Quis dan UTS berdistribusi normal.Untuk

lebih jelasnya maka peneliti akan menampilkan hasil uji sebagai berikut::

---------------------Tabel 4.4---------------------

BerdasarkanTabel 4.4 dapatdiketahuibahwahasilT-Test Quislebihdari alpha 5%

yakni 0.871 > 0,05, begitu juga dengan hasil T-Test UTS yakni 0.884 > 0.05.

Meskipun nilai quis dan Ujian Tengah Semester mahasiswa kelas kontrol lebih

rendah daripada kelas treatment yakni rata-rata kelas quiz kelas kontrol

mendapatkan nilai 73,254, sedangkan kelas treatmentmendapatkan nilai 73,855.

Untuk nilai UTS kelas kontrol mendapatkan nilai 79,548, sedangkan kelas

treatment mendapatkan nilai 80,027. Berdasarkanhasil Independent SampleT-Test

yang menunjukkan angka signifikansi > 0,05, maka Ha tentang tingkat

pemahaman mahasiswa Jurusan Akuntansi pada materi konsep dasar akuntansi

yang menggunakan media pembelajaran audiovisual berbasis entertaintment lebih

baik daripada yang tidak menggunakan media pembelajaran audiovisual berbasis

entertaintmenttidak didukung dalam penelitian ini.

Page 16: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL …

5. Penutup

5.1 Kesimpulan

Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan

untuk bahan pembelajaran, sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran,

dan perasaan peserta didik dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Media audiovisual merupakan salah satu yang menjadi perantara

atau alat penyampaian informasi yang mempunyai suara, gambar, gerakan,

animasi, dan cahaya.

Pengembangan media audiovisual ini menggunakan model pengembangan

Dick and Carey (1978:89), yang telah dimodifikasi menyesuaikan dengan

keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya. Namun sebelum pembuatan media

audiovisual peneliti melakukan observasi dalam menentukan materi yang dipilih

dan diangkat dalam media yang akan dikembangkan. Materi yang ditemukan dan

layak diangkat dalam media ini adalah siklus akuntansi perusahaan jasa. Materi

siklus akuntansi perusahan jasa dipilih karena mahasiswa membutuhkan

pengetahuan dasar tentang siklus akuntansi. Tujuannya adalah supaya mahasiswa

baru tidak akan mengalami kesulitan untuk mempelajari level akuntansi yang

lebih tinggi.

Disamping memiliki banyak kelebihan yang diungkapkan diatas, media

audiovisual yang digunakan juga memiliki kekurangan diantaranya adalah sifat

komunikasi bersifat satu arah sehingga harus diimbangi dengan tambahan

penjelasan dari narasumber yang dapat menguatkan materi laporan keuangan dan

pengoperasian media ini dibutuhkan alat berupa perlengkapan LCD Proyektor dan

Page 17: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL …

sound system untuk menghasilkan gambar dan suara maksimal tetapi tidak semua

kampus yang mempunyai LCD proyektor dan sound system namun dapat diatasi

dengan layar telivisi maupun komputer.

Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat diambil

kesimpulan bahwatidak ada perbedaan tingkat pemahaman mahasiswa Jurusan

Akuntansi pada materi konsep dasar Akuntansi yang menggunakan media

pembelajaran audiovisual berbasis entertaintment dengan yang tidak

menggunakan media pembelajaran audiovisual berbasis entertaintment. Meskipun

rata-rata nilai Quiz dan UTS mahasiswa kelas

kontrollebihrendahdibandingkanmahasiswakelas treatmentyang mendapatkan

metode pembelajaran audiovisual berbasis entertaintment.

5.2 KeterbatasanPenelitian & Arah Penelitian Selanjutnya

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini tidak terlepas dari

beberapa kekurangansertamasih jauh dari sempurna sehingga perlu dilakukan

pengembangan dan pengujian oleh penelitian-penelitian selanjutnya.Adapun

beberapa keterbatasandansaran yang hendakdisampaikan

peneliti.Pertama,penelitian ini hanya menggunakan data

sekunder.Untukselanjutnya, penelitian yang akandilakukan mendatang diperlukan

data pendukung lainnya seperti wawancara atau interview terhadap responden

agar peneliti lebihmengetahui lebihmendalam objek penelitian.

Kedua,sampel dalam penelitian ini hanya terbatas pada mahasiswa

akuntansidi Universitas Brawijaya Malang saja, sehingga belum mencakup

Page 18: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL …

seluruh populasi mahasiswa akuntansi PTN (Perguruan tinggi Negeri)atauPTS

(Perguruan Tinggi Swasta)diluar Universitas Brawijaya. Jadi hasil penelitian ini

tidak dapat digeneralisasi untuk mahasiswa akuntansi PTN atauPTS diluar

Universitas Brawijaya.Studi mendatang hendaknya menggunakan sampel yang

lebih besar, tidak hanya pada mahasiswa perguruan tinggi negeri namun juga

memasukkan mahasiswa akuntansi di perguruan tinggi swasta, baik yang di

Malang atau di daerahlainnyasehingga hasil kesimpulan dapat digeneralisasikan

pada kelompok sampel yang lebih besar.

Ketiga, tidakadanyapenelitianterdahulutentangpengembangan media

audiovisualini terhadap mahasiswa baru Jurusan

Akuntansi.Penelitianterdahuluhanyamenelititentangpengembangan media

audiovisual pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di

sekolah.Studimendatanghendaknya menambah pengembangan media audiovisual

terhadap mata kuliah lain sehingga penggunaan media audiovisual tidak hanya

pada mata kuliah Pengantar Akuntansi saja. Keempat, produk ini dibuat hanya

khusus untuk pokok bahasan perusahaan jasa, khususnya siklus akuntansi

perusahaan jasa saja. Oleh karena itu, disarankan kepada pengembang produk

agar dapat mengembangkan produk dengan pokok bahasan lanjutan atau bahkan

mata kuliah lain.

Kelima, pembuatan media audiovisual dilakukan oleh peneliti sendiri

tanpa bantuan tim yang lebih mengerti dan paham tentang konten naskah,

penyutradaraan, serta kualitas film. Pengembangan selanjutnya perlu dilakukan

perbaikan terhadap konten naskah, penyutradaraan serta kualitas film yakni

Page 19: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL …

dengan menonjolkan target pembelajaran sehingga penyampaian dalam media

tersebut dapat efektif dan efisien, hal tersebut berdampak pada pemahaman

mahasiswa dan secara tidak langsung dapat meningkatkan nilai di dalam kelas.

Penyutradaraan dan penokohan juga sangat penting dilakukan agar penyampaian

naskah serta hal-hal yang perlu diperhatikan dalam akuntansi dapat tersampaikan

dengan baik. Dengan kualitas media audiovisual yang baik tentunya dapat

memberikan kenyamanan dalam menonton sehingga mata kuliah Pengantar

Akuntansi yang merupakan pondasi awal mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk

melangkah ke mata kuliah akuntansi dengan level yang lebih tinggi akan menjadi

motivasi tersendiri dan akan terbentuk mind set bahwasanya akuntansi adalah hal

yang menyenangkan dan mudah untuk dipahami. Keenam, komunikasi dalam

media audiovisual ini masih bersifat satu arah, sehingga untuk pengembangan

lebih lanjut, keinteraktifan media dapat ditambahkan dalam media audiovisual,

agar objek penelitian dapat merasa terlibatkan dalam penayangan media

audiovisual ini sehingga antusiasme akan muncul pada objek penelitian. Ketujuh,

diperlukan pendekatan pembelajaran mengenai ranah afektif, kognitif, dan

psikomotrik demi meningkatkan tingkat keberhasilan pembelajaran media

audiovisual yang selanjutnya dikolaborasikan dengan pendekatan pembelajaran

orang dewasa (andragogi) sehingga peningkatan tersebut sesuai dengan objek

penelitian dan tujuan pembelajaran pada media audiovisual ini.

Page 20: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL …

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grafindo Persada

Asmin, Konsep dan Metode Pembelajaran Untuk Orang Dewasa

(Andragogi), http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/34/konsep_dan_metode_

pembelajaran.htm, Diakses tanggal 1 Januari 2013.

Asnewastari. 2006. Keefektifan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah. Jurnal Ilmu

Pendidikan, (Online) diakses tanggal 5 januari 2011

Asror, Bisrul Mifachul. 2011. Pengembangan Media Pembelajaran Audiovisual

pada Pokok Bahasan Laporan Keuangan Perusahaan Jasa di SMA Negeri 3

Blitar. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Ekonomi. Universitas

Negeri Malang

Dageng, I. 1989. Ilmu Pengajaran: Taksonomi Variabel. Jakarta: Depdikbud

Dirjen Dikti: P2LPTK

Dick, W; Carey, L. 1978. The Systematic Design of Instruction. United States of

America: Foresman and Company

Freire. P., (1970). Pedagogy of the Oppressed. New York: the Searbury Press.

Hardjito. 2004. Peran Guru dalam Pemanfaatan Media Pembelajaran Ditinjau dari

Perspektif Progresif. Teknodik:7(14):85-107

Hasan, M Iqbal. 2003. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan

Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis

Untuk Akuntansi Dan Manajemen. Yogyakarta. BPFE.

Knowles, Malcolm S. (1970). "The modern practicsof adult

education, andragogy versus ". New York : Association Press.

Lunandi, A, G. (1987). Pendidikan orang dewasa. Jakarta: Gramedia.

Nopiyanti; Rohendi, Dedi; dan Sutarno, Heri. 2010. Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Berbasis

Multimedia dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: UPI Jakarta.

Page 21: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL …

Pramono, Y. G. 1996. Pengembangan Pembelajaran Bantuan Komputer dalam

Pokok Bahasan “Present Perfect Tense” mata kuliah “Structur 1” pada

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP Universitas Katolik

Mandala Surabaya. Tesis tidak diterbitkan. Malang: IKIP Malang

Pribadi, Benny A.2004. Ketersediaan dan Pemanfaatan Media dan Teknologi

Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Jurnal Pendidikan, 5(2):145-146

Purnama, S Edy. 2009. Optimalisasi Prestasi Belajar Matematika Melalui

Pembelajaran dengan Media CD Interaktif (Multimedia) Bagi Siswa

Kelas 7-C SMP Negeri 1 Sruweng Kabupaten Kebumen. Jurnal

Pendidikan, 5(1):92-99

Ramendra, Dewa Putu dan Ratmaningsih, Ni Made. 2007. Pemanfaatan

Audiovisual Aids Dalam Proses Belajar Mengajar Mata Pelajaran Bahasa

Inggris di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian dan Pengembangan

Pendidikan:1(2):78-95

Sar’i, Muhammad, Muhammad Irsadsyah, Nasrullah Djamil. 2010. Analisis

Tingkat Pemahaman Mahasiswa Akuntansi Terhadap Konsep Dasar

Akuntansi. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto.

Sekaran, Umma. 2006. Research methods for Business edisi 4. Terjemahan

Kwan Men Yon. Jakarta : Salemba Empat

Shanti, Novilya. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Audiovisual Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia Pokok Bahasan Lingkungan di Sekitar Kita

kelas I Semester II MI Sunan Kalijaga Malang. Skripsi tidak diterbitkan.

Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Malang

Siswanto. 2009. Penerapan Model Evaluasi Stake (Countenance) untuk

Mengevaluasi Pembelajaran Dasar-Dasar Akuntansi. Jurnal Pendidikan

Akuntansi Indonesia Vol. VIII. No. 1 – Tahun 2009 Hal 10 - 17

Simamora, Roymond H. (2009). Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan.

Jakarta:EGC

Slavin, R. E. 2000. Educational Psychology: Theory and Practice. Sixth Edition,

Boston: Allyn and Bacon

Sudrajat, Akhmad. 2008. Belajar Media Pembelajaran. (Online)

(http://www.google.com/Media pembelajaran.html diakses 4 Juni 2012)

Sugiyono. 2010. MetodePenelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung. Alfabeta

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan baru. Bandung:

Remaja RosdaKarya.

Page 22: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL …

Thantawi. 2001. Pengantar Manajemen. Malang: Bito Penerbitan Fakultas

Ekonomi Universitas Brawijaya.

Warsihna, Jaka. 2009. Pembuatan Media Video. (Online)

(http://www.sribd.Archive FAQ.com/pembuatan media video.html diakses

24 juni 2012)

Widyastuti, Suryaningsum dan Juliana. 2004. Pengaruh Motivasi terhadap Minat

Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi

Akuntansi.Jurnal Simposium Nasional Akuntansi VII.

Williamhegel. 2009. Belajar Media Audiovisual. (Online)

(http://www.williamhegel’s.blogspot.com/belajar dengan media

audiovisual.html diakses 4 Juni 2012)

_____.2009. Tutorial Ulead. (Online) (http://Computerkita.blogspot.com/Tutorial

Ulead.html diakses 24 juni 2012)

_____.2008. Buku Pedoman Penulisan Skripsi jurusan Akuntansi. Malang:

Universitas Brawijaya Malang.

Page 23: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL …

------------------Tabel 3.1-----------------

Jumlah Mahasiswa S1 Akuntansiangkatan 2012

No Keterangan Mahasiswa

1 S1 Akuntansi 315

2 S1 Akuntansi (Internasional) 48

TOTAL 363

Sumber : SISKA (FEB-UB)

----------------------Tabel 4.1----------------------

Jenis Kelamin Objek Penelitian

No. Jenis Kelamin Kelas treatment Kelas kontrol

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

1 Laki-laki 16 43 % 15 48% 31 46%

2 Perempuan 21 57 % 16 52% 37 54%

Jumlah 37 100 % 31 100% 68 100%

Sumber : Data primer yang diolah, 2012

------------------------Tabel 4.2------------------------

Hasil Data Statistik Deskriptif Quis dan UTS

Keterangan Quis UTS

Treatment Control Treatment Control

N 37 31 37 31

Mean 73,8547 73,254 80,027 79,5484

Std. Deviation 17,42333 11,72939 15,124 11,18582

Minimum 15 47,38 45 52

Maximum 96,88 95 100 100

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2012

---------------------------Tabel 4.3-------------------------

HasilUjiNormalitasQuiz, dan UTS

Keterangan Quiz UTS

Kolmogorov-Smirnov Z 0,845 1,024

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,473 0,245

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2012

Page 24: PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL …

---------------------------Tabel 4.4-------------------------

HasilUjiHipotesis

Parameter Nilai signifikansi hasil uji T-test

Quis 0.871

UTS 0.884

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2012