38
1 PENGARUH WORKING CAPITAL MANAGEMENT TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009-2013 Elizabeth Ayu Laraswati Universitas Negeri Surabaya [email protected] ABSTRACT This study aimed to determaine the effect of working capital management on the profitability of pharmacy companies in Indonesia. This paper used secondary data pharmacy companies listed in Indonesia Stock exchange the period 2009-2013. This reserach uses a regression analysis. Working capital is measured through the working capital turnover (WCT) also used current ratio (CR) and debt to total equity (DTE) as othe independent variable. The result showed that the working capital turnover (WCT) and debt to total equity have no significant effect on profitability. While, current ratio have significant influence in the profitability of the company. Keywords: Working Capital Turnover, Current Ratio, and Debt To Total Equity PENDAHULUAN Latar Belakang Modal kerja merupakan hal penting bagi perusahaan. Karena, setiap aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan selalu memerlukan dana, baik untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari maupun untuk membiayai investasi. Sehingga dalam hal ini modal kerja erat kaitannya dengan likuiditas perusahaan, dimana dengan

PENGARUH WORKING CAPITAL MANAGEMENT TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009-2013

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : ELIZABETH AYU LARASWATI

Citation preview

8

PENGARUH WORKING CAPITAL MANAGEMENT TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009-2013

Elizabeth Ayu LaraswatiUniversitas Negeri [email protected]

ABSTRACTThis study aimed to determaine the effect of working capital management on the profitability of pharmacy companies in Indonesia. This paper used secondary data pharmacy companies listed in Indonesia Stock exchange the period 2009-2013. This reserach uses a regression analysis. Working capital is measured through the working capital turnover (WCT) also used current ratio (CR) and debt to total equity (DTE) as othe independent variable. The result showed that the working capital turnover (WCT) and debt to total equity have no significant effect on profitability. While, current ratio have significant influence in the profitability of the company.Keywords: Working Capital Turnover, Current Ratio, and Debt To Total Equity

PENDAHULUANLatar BelakangModal kerja merupakan hal penting bagi perusahaan. Karena, setiap aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan selalu memerlukan dana, baik untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari maupun untuk membiayai investasi. Sehingga dalam hal ini modal kerja erat kaitannya dengan likuiditas perusahaan, dimana dengan likuiditas dapat terlihat kemampuan perusahaan dalam mengubah aset menjadi dalam bentuk uang yang dapat digunakan sebagai pendanaan. Apabila modal kerja dalam suatu perusahaan terbilang cukup maka dapat memungkinkan perusahaan tidak akan mengalami kesulitan atau kekurangan dalam hal keuangan. Namun modal kerja yang berlebihan sehingga banyak dana yang tidak dimanfaatkan dengan baik dapat menyebabkan kegiatan opersasional perusahaan tidak efisien. Sehingga akan mengurangi atau memperkecil kemungkinan perusahaan tersebut untuk memperoleh laba yang maksimal. Ukuran yang dipakai untuk melihat kondisi laba atau profitabilitas perusahaan adalah dengan menggunakan tingkat pengembalian ekuitas Return On Equity (ROE). Menurut Sudana (2011:22) ROE dapat dijadikan sebagai indikator karena dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Rasio ini penting bagi pihak manajemen untuk mengevaluasi aktivitas dan efisiensi manajemen perusahaan dalam mengelola modal sendiri yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Semakin besar ROE, berarti semakin efisien penggunaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan.Pengelolaan modal kerja yang efektif sangat diperlukan dalam kegiatan operasi perusahaan , karena berkaitan dengan seberapa besar modal sendiri yang tersedia atau digunakan dalam kegiatan operasi. Dalam beberapa waktu perusahaan menggunakan utang sebagai opsi sumber pendanaan. Apabila utang telah dijadikan sebagai sumber pendanaan maka dapat memunculkan resiko keuangan. Dengan utang yang terlalu besar atau perusahaan tidak dapat mengelolah utang tersebut dengan benar maka kinerja perusahaan akan dianggap buruk. Dalam hal lain perusahaan juga dihadapkan dengan pemenuhan kewajiban dengan membayar kembali utang yang jatuh tempo. Jika kewajiban tersebut tidak dipenuhi maka kemungkinan perusahaan akan mengalami gagal bayar, dimana dalam kondisi tersebut perusahaan beresiko untuk dilikuidasi. Perusahaan farmasi sampai dengan tahun 2013 mengalami peningkatan yang baik di pasar industri. Hal tersebut dibuktikan dalam peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor 87 tahun 2013 tentang peta jalan pengembangan bahan baku obat. Dimana sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 di Dunia, Indonesia merupakan pasar farmasi terbesar di kawasan ASEAN. Pertumbuhan industri farmasi di Indonesia dipicu oleh kenaikan volume konsumsi obat oleh masyarakat sehingga peningkatan pertahun berkisar antara 10-14%. Bahkan pada tahun 2011 pasar farmasi nasional tumbuh sebesar 12% atau mencapai 43 triliun rupiah. Dengan semakin berkembangnya industri farmasi ini, semakin menunjukan kepada investor bahwa sektor ini memiliki prospek yang baik. Sehingga para investor dapat memperoleh keuntungan dari penanaman modal sesuai dengan yang diharapkan. Lazaridis dan Tryfonidis (2006) dalam penelitiannya tentang Relationship between working capital management and profitability of listed companies in the athens stock exchange menunjukkan hasil bahwa manajemen modal kerja berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (GOP). Sedangkan penelitian Raheman dan Nasr (2007) yang berjudul working Capital Management and Profitability Case of Pakistani Firms menunjukan bahwa terdapat hubungan negatif antara variabel manajemen modal kerja, likuiditas, dan utang terhadap profitabilitas, sedangkanhubungan positif terjadi antara ukuran perusahaan dan profitabilitas.Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Masyadi et.al (2014) dengan judul Pengaruh working capital turnover, current ratio, dan debt to total assets terhadap return on investment yang menunjukkan hasil bahwa working capital turnover dan current ratioberpengaruh secara simultan terhadap return on investment. Sedangkan debt to total assets secara parsial tidak signifikan pengaruhnya terhadap ROI.Berdasarkan fenomena dan perbedaan hasil penelitian tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini sehingga dapat memberikan informasi kepada investor atau calon investor untuk merumuskan kebijakan dalam melakukan investasi pada perusahaan yang mampu mengolah modal kerjanya secara efektif dan efisien, serta memperkuat bukti yang berkaitan dengan Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan Farmasi yang Terdaftar Di BEI (Bursa Efek Indonesia) Periode 2009-2013.Rumusan MasalahMenurut uraian diatas, maka dirumuskan masalah utama dalam penelitian ini yaitu:1. Apakah Working capital turnover berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan?2. Apakah Current ratio berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan?3. Apakah Debt to total equity berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan?Tujuan PenulisanTujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah 1. Menganalisis pengaruh Working capital turnover terhadap profitabilitas perusahaan2. Menganalisis pengaruh Current ratio terhadap profitabilitas perusahaan3. Menganalisis pengaruh Debt to total equity terhadap profitabilitas perusahaanKAJIAN PUSTAKAModal KerjaKeown, et.al (2010) mengatakan bahwa modal kerja adalah investasi total perusahaan pada aktiva lancar atau aktiva yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun. Sedangkan Riyanto dalam Rahma (2011) membedakan modal kerja menjadi dua jenis, yaitu:1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital) yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Dalam modal kerja permanen diklasifikan kembali menjadi:a. Modal Kerja Primer (Primary Working Capital) adalah jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.b. Modal Kerja Normal (Normal Working Capital) merupakan jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal atau dinamis.2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja ini dibedakan sebagai berikut:a. Modal Kerja musiman (Seasonal Working Capital) merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musiman.b. Modal kerja Siklis (Cyclical Working Capital) adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah kkarena fluktuasi konjungtur.c. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.Horne (2007:308) mengugkapkan bahwa modal kerja bersih (net working capital) merupakan perbedaan nilai uang antara aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek. Sedangkan modal kerja kotor (gross working capital) adala investasi perusahaan dalam aktiva lancar (seperti kas dan sekuritas yang dapat dipejual belikan, piutang dan persediaan).Manajemen Modal KerjaManajemen modal kerja merupakan administari aktiva lancar perusahaan yang dibutuhkan untuk mendukung aktiva lancar (Horne, 2007:308). Sedangkan (Sawir,2008) berpendapat bahwa manajemen modal kerja menunjukkan ukuran besarnya investasi dalam aktiva lancar yang sensitif terhadap tingkat penjualan dan klaim atas perusahaan yang diwakili pasiva lancar. Beberapa sasaran yang ingin dicapai oleh manajemen modal kerja, antara lain:1. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar sehingga tingkat pengembalian investasi marjinal adalah sama atau lebih besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva tersebut.2. Meminimalkan biaya yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar. Pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dari ketersediaan dana dari sumber utang sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi kewajiban keuangannya ketika jatuh tempo.Rasio yang digunakan dalam mengukur efisiensi dalam penelitian ini adalah perputaran modal kerja (Working Capital Turnover). Rasio ini menunjukan banyaknya tiap rupiah penjualan yang diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja (Sawir 2005 dalam Masyadi, et.al (2014) . Adapun persamaannya adalah sebagai berikut :...(1)LikuiditasLikuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini membandingkan kewajiban jangka pendek dengan aset lancar yang tersedia untuk memenuhi kewajiban tersebut. dari rasio ini banyak pandangan ke dalam yang bisa didapatkan mengenai kompentensi keuangan saat ini perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk tetap kompeten jika terjadi masalah (Horne, 2009:206). Sehingga persamaan untuk mengukur pertumbuan penjualan adalah sebagai berikut:...(2)LeverageSudana (2011:20) mengungkapkan bahwa rasio leverage merupakan rasio yang mengukur berapa besar penggunaan utang dalam pembelanjaan perusahaan. Sehingga semakin besar rasio ini menunjukan semakin besar porsi penggunaan utang dibandingkan dengan modal sendiri, yang berarti pula risiko keuangan perusahaan meningkat dan sebaliknya, apabila nilai dari raso ini kecil maka resiko keuangan perusahaan juga akan berkurang. Dalam penelitian ini untuk mengukur porsi utang yang digunakan perusahaan, peneliti menggunakan debt-to-total-equity ratio sebagai proksi dari variabel leverage. Adapun persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:...(3)ProfitabilitasSudana (2011:22) mengungkapkan bahwa profitability ratio merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk mengasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan, seperti aktiva, modal, atau penjualan perusahaan. Salah satu rasio yang digunakan dalam menghitung profitabilitas adalah ROE(Return On Equity).Berikut cara mengukur profitabilitas melalui ROE(Return on Equity):(4)ROE menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri. Rasio ini penting bagi pihak manajemen untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi manajemen perusahaan dalam mengelola modal sendirir yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. Semakin besar ROE maka semakin efisien penggunaan modal sendiri yanng dilakukan oleh perusahaan. (Sudana, 2011:22).HipotesisBerdasarkan hubungan antara tujuan penelitian dengan rumusan masalah pada penelitian ini, maka dibentuklah hipotesis sebagai berikut:H0:Manajemen working capital turnover tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaanH1:Manajemen working capital turnover berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaanH0: Manajemen current ratio tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaanH2: Manajemen current ratio berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaanH0:Manajemen debt-to-total-equity tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaanH3:Manajemen debt-to-total-equity berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaanMETODE PENELITIANPendekatan PenelitianPenelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Menurut Anshori (2009:13) penelitian kuantitatif merupakan penelian yang terstruktur dan mengkualifikasikan data untuk dapat digeneralisasikan.Sumber DataData yang digunakan dalam penelitian ini adalahdata sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang bersumber dari laporan keuangan perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 sampai 2013.SampelTeknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Diketahui jumlah perusahaan farmasi yang terbit di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009 sampai 2013 sebanyak 9 perusahaan. Namun, terdapat 1 perusahaan yang dikeluarkan dari sampel karena data dari perusahaan tersebut adalah data ekstrim yang akan menghambat dalam pengolahan data dengan SPSS. Jumlah sampel akhir yang digunakan sebanyak 8 perusahaan.Metode AnalisisMetode Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah1. Satatistik DeskriptifGhozali (2011:50) mengungkapkan bahwa statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi).2. Uji Asumsi KlasikGujarati (2009:89) mengatakan bahwa karakteristik statistik dari Ordinary Least Square didasarkan pada classical linear regression model (CLRM). Menurut ghozali (2011:95), uji asumsi klasik (classical linear regression model) terdapat beberapa uji di dalamnya, antara lain: Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Autokorelasi, Uji Linearitas dan Uji Heteroskedastisitas.3. Regresi Linier BergandaPengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan analisis regresi berganda. Dalam Ghozali (2011:7) dinyatakan bahwa regresi linear berganda digunakan untuk menguji multivariat atau lebih dari satu variabel bebas. Model regresi linier berganda pada penelitian ini sebagai berikut:... (5)Keterangan:ROE: ProfitabilitasWCT: Working Capital TurnoverCA: Current RatioDTE: Debt to Total Equity: standard errorPengujian HipotesisUji Signifikan Simultan (Uji F)Ghozali (2011:84) menyatakan bahwa uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali 2011:84). Untuk menguji hipotesis dengan uji F ini dengan kriteria sebagai berikut ;a. Apabila nilai signifikansi F < 0,05 maka H0 ditolak, artinya semua variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen.b. Apabila nilai signifikansi F > 0,05 maka H0 diterima, artinya semua variabel independen secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel dependen.

Uji Signifikan Parsial (Uji t)Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Gozali 2011,84-85). Significance level yang digunakan dalam pengujian penelitian ini adalah 0,05 atau 5%. Hasil pengujian hipotesis dengan uji t ini diperlukan kriteria sebagai berikut: a. Apabila signifikansi t < 0,05, maka H0 ditolak dan menerima hipotesis alternatif bahwa variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen.b. Apabila signifikansi t > 0,05, maka H0 diterima dan menolak hipotesis alternatif bahwa variabel independen secara parsial tidak mempengaruhi variabel dependen.HASIL Statistik DeskriptifPada bagian ini akan digambarkan atau dideskripsikan data masing-masing variabel penelitian pada perusahaan farmasi periode 2009 sampai 2013 yang telah diolah dan dilihat dari nilai minimum, maksimum, nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi dari masing-masing variabel.Tabel Statistik DeskriptifNMinimumMaximumMeanStd. Deviation

WCT40,13,67,3653,15712

CR401,277,523,46451,44611

DTE40,001,44,4025,32513

LAG_Y39-,09,50,1918,13998

Valid N (listwise)39

Sumber: Data diolah

Berdasarkan analisis statistik deskriptif dapat diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) Working Capital Turnover adalah sebesar 0,3653 atau 36,53% dengan standar deviasi 15,71% Nilai minimum Working Capital Turnoverpada sampel ini terdapat pada PT Indofarma Tbk. yaitu 0,13 atau 13% sedangkan nilai maksimum Working Capital Turnoverada pada PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk yaitu 0,67 atau 67%.Pada variabel current ratio nilai rata-rata (mean) current ratio adalah sebesar 3,46 atau dengan standar deviasi 1,44 Nilai minimum current ratiopada sampel ini terdapat pada PT Indofarma Tbk. yaitu 1,27 sedangkan nilai maksimum current ratioada pada PT Merck Tbk yaitu 7,52.Nilai rata-rata (mean) dari debt to total equity adalah sebesar 0,402 dengan standar deviasi 0,325. Nilai minimum debt to total equity pada sampel ini terdapat pada PT Kalbe Farma Tbk. yaitu 0,004 sedangkan nilai maksimum current ratioada pada PT Indofarma Tbk yaitu 1,44.Variabel Y pada penelitian ini telah ditransform dalam bentuk Lag, agar data memenuhi syarat saat dilakukan uji asumsi klasik. Sehingga jumlah data pada Y yang semula adalah 40 setelah diubah menjadi Lag_Y berubah menjadi 39. Pada tabel dtatistik deksriptif diketahui bahwa rata-rata (mean) dari Lag_Y adalah 0,19. Sedangakn nilai minimum pada variabel ini adalah -0,09 yang terdapat pada PT Indofarma Tbk dan nilai maksimumnya ada pada PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk yaitu 0,50.Uji Asumsi KlasikUji NormalitasNormalitas pada penelitian ini diuji menggunakan analisis grafik maupun analisis statistik, menggunakan One Sample Kolmogrov-Smirnov Test. Pengujian awal menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov menunjukkan tingkat signifikansi 0.200 diatas tingkat signifikansi sebesar 0.05 seperti yang ditunjukkan tabel dibawah ini:Tabel Uji Normalitas Statistik (awal)One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N40

Normal Parametersa,bMean,0000000

Std. Deviation,06621215

Most Extreme DifferencesAbsolute,114

Positive,114

Negative-,100

Test Statistic,114

Asymp. Sig. (2-tailed),200c,d

Sumber: Data DiolahTabel diatas menunjukkan bahwa data telah terdistribusi normal (Ghozali,2009:159).Namun pada saat uji autokorelasi dilakukan, diketahui bahwa data tidak berdistribusi normal karena hasil menunjukan bahwa data berada di daerah positif atau di bawah daerah (du). Sehingga dilakukan transformasi data dengan mengubah variabel Y menjadi Lag(Y). Sehingga persamaan penelitian ini berubah menjadi sebagai berikut. Hasil dari uji normalitas setelah transformasi data adalah sebagai berikutTabel Uji Normalitas StatistikOne-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N39

Normal Parametersa,bMean,0000000

Std. Deviation,10683288

Most Extreme DifferencesAbsolute,123

Positive,123

Negative-,085

Test Statistic,123

Asymp. Sig. (2-tailed),142c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Sumber: Data Diolah

Sumber: Data DiolahGambar Histogram Uji Normalitas

Sumber: Data Diolah

Gambar P-Plot Uji NormalitasPada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai Kolmogrov Smirnoz Z sebesar 0,123 dengan Jumlah data (N) sebanyak 39 data dengan nilai signifikansi 0,142. Nilai signifikansi 0,142> batas taraf signifikansi () 0.05, maka dapat dikatakan bahwa data pada model regresi ini berdistribusi normal.Dapat disimpulan secara statistik berdasarkan Kolmogrov Smirnov maupun grafik melalui histogram dan P-P Plot, data sampel model regresi ini sudah memenuhi uji asumsi klasik normalitas.Uji MultikolinearitasNilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah jika nilai toleransi 0.10 atau sama dengan VIF (Variance Inflation Factor) 10. Tabel berikut menunjukkan hasil uji multikolinearitas yang telah diolah menggunakan SPSS dan dirangkum sebagai berikut:Tabel Uji MultikolinaritasModelUnstandardized CoefficientsStandardized CoefficientsTSig.Collinearity Statistics

BStd. ErrorBetaToleranceVIF

1(Constant)-,005,081-,059,953

WCT,125,183,140,683,499,3942,538

CR,047,022,4882,151,038,3233,097

DTE-,027,071-,063-,378,708,5931,688

a. Dependent Variable: LAG_Y

Sumber: Data diolahDari tabel diatas menunjukkan bahwa nilai toleransi semua variabel bebas yang terdiri dari WCT, CR dan DTE 0.10 dan nilai hasil perhitungan Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama bahwa tidak ada satupun yang memiliki nilai lebih dari 10. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.Uji AutokorelasiUji ini bertujuan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Uji ini juga biasa dilakukan untuk melihat ada tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi. Sehingga pada uji linearitas ini dapat juga didapatkan uji autokorelasi yang dilakukan dengan uji Durbin Watson. Tabel Durbin-Watson dapat dilihat pada tabel dibawah ini:Tabel Uji AutokorelasiModelRR SquareAdjusted R SquareStd. Error of the EstimateDurbin-Watson

1,646a,418,368,111321,926

a. Predictors: (Constant), DTE, WCT, CR

b. Dependent Variable: LAG_Y

Sumber: Data diolahPada tabel diatas hasil nilai Durbin-Watson dengan Jumlah data (N) sebesar 39 dan jumlah variabel bebas (k) sebanyak 3 maka didapat nilai du sebesar 1.6575 dan dl 1.3283 berdasarkan tabel durbin Watson. Dari nilai dapat diketahui 4-dl sebesar 2,6717 dan 4-du sebesar 2.3425. Hasil uji Durbin Watson yang ditunjukkan oleh tersebut berada di daerah yang tidak terdapat autokorelasi yaitu diatas dl dan du yaitu diatas 1,3283 dan 1,6575 sehingga dapat juga disimpulkan bahwa tidak terjadi linearitas karena tidak berada di daerah autokorelasi positif maupun negatif. Model regresi ini uji linearitas sekaligus autokorelasi.Berdasarkan uji asumsi klasik yang terdiri dari normalitas, heteroskedastisitas, multikolinearitas, dan linieritas yang sekaligus menguji autokorelasi, dapat disimpulkan bahwa model regresi ini memenuhi semua uji asumsi klasik yang merupakan syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan analisis regresi berganda.Uji HeteroskedastisitasUji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas. Heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan analisis grafik menggunakan scatter plot.

Sumber: Data diolahGambar Uji Heteroskedastisitas (Grafik)Pada grafik scatterplot diatas terlihat bahwa titi-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas mapun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat dikatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi berdasarkan uji grafik.

Tabel Uji Heteroskedastisitas (statistik)ModelUnstandardized CoefficientsStandardized CoefficientstSig.

BStd. ErrorBeta

1(Constant)7,651E-17,081,0001,000

WCT,000,183,000,0001,000

CR,000,022,000,0001,000

DTE,000,071,000,0001,000

a. Dependent Variable: Unstandardized Residual

Sumber: Data diolahPada pengujian statistik menggunakan Uji Glejser menunjukkan bahwa nilai signifikansi dengan model absolute regresi sebagai variabel dependen 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi nilai absolute terlihat dari nilai signifikansinya diatas 0.05. Sehingga dengan dua uji diatas, dapat dikatakan model regresi ini tidak mengindikasikan terjadinya heteroskedastisitas.Pengujian HipotesisKoefisien Determinasi (R2)Tabel Koefisien Determinasi (R2)ModelRR SquareAdjusted R SquareStd. Error of the Estimate

1,646a,418,368,11132

a. Predictors: (Constant), DTE, WCT, CR

b. Dependent Variable: LAG_Y

Sumber: Data diolahBerdasarkan tabel diatas diperoleh hasil bahwa nilai adjusted R2sebesar 0,368 yang berarti 36,8% profitabilitas peusahaan dipengaruhi oleh tiga variable independen working capital turnover, current ratio dan debt to total equity. Sedangkan sisanya 63,2% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Tabel Uji FModelSum of SquaresDfMean SquarefSig.

1Regression,3113,1048,362,000b

Residual,43435,012

Total,74538

a. Dependent Variable: LAG_Y

b. Predictors: (Constant), DTE, WCT, CR

Sumber: Data diolahPada tabel diatas ditunjukkan bahwa nilai uji F atau ANOVA dengan variabel independen working capital turnover, current ratio dan debt to total equity memiliki signifikansi 0.00 yaitu dibawah dari 0.05 (batas signifikansi yang dapat diterima). Sehingga, dapat dikatakan jika semua variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh pada variabel dependen yaitu Profitabilitas(ROE).Uji Signifikan Parameter Individual (Uji t)Tabel uji-tModelUnstandardized CoefficientsStandardized CoefficientstSig.Correlations

BStd. ErrorBetaZero-orderPartialPart

1(Constant)-,005,081-,059,953

WCT,125,183,140,683,499,553,115,088

CR,047,022,4882,151,038,638,342,278

DTE-,027,071-,063-,378,708-,448-,064-,049

a. Dependent Variable: LAG_Y

Sumber: Data diolahBerdasarkan data diatas mengenai tingkat signifikansi uji t di setiap variabel independen terdiri dari working capital turnover, current ratio dan debt to totalequity menghasilkan sebuah keputusan mengenai diterima atau tidaknya hipotesis yang diajukan.Variabel working capital turnover(WCT) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel profitabilitas-ROE(LAG_Y) disebabkan ketika diuji statistik menunjukkan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 yaitu (0,499). Sehingga dapat dikatakan sebesar apapun nilai WCT dimiliki perusahaan tidak mempengaruhi lamanya besar kecilnya profitabilitas perusahaan. Oleh karena itu, working capital turnovertidak berpengaruh pada profitabilitas perusahaan.Hal serupa terjadi pada variabel debt to total equity, dimana nilai signifikansi yang ditunjukan pada tabel lebih besar dari 0,05 yaitu (0,708). Maka dapat dikatakan bahwa besar kecilnya penggunaan utang tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.Berbeda dengan variabel current ratio, ketika diuji statistik hasil menunjukan bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu (0,038). Sehingga dikatakan bahwa semakin likuid suatu perusahaan maka profitabilitas perusahaan dapat meningkat. Maka, variabel current ratio (CR) berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.PEMBAHASANPengaruh working capital turnover terhadap profitabilitas perusahaanPada penelitian ini secara statistik menunjukkan bahwa apabila terjadi kenaikan satu satuan pada variabel working capital turnover maka akan diikuti kanaikan sebesar 0,125. Namun pada uji simultan pada uji-t ditunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel ini lebih dari (0,05) yaitu sebesar 0,953. Sehingga dari hasil tersebut menunjukkan bahwa working capital turnover tidak berpengaruh terhadap perolehan profitabilitas perusahaan.Perputaran modal kerja itu sendiri dimulai dari saat kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi kas. Makin pendek periode perputaran modal kerja makin cepat perputarannya, sehingga modal kerja semakin tinggi dan perusahaan makin efisien yang pada akhirnya rentabilitas meningkat. Pengelolaan manajemen modal kerja yang baik dapat dilihat dari efisiensi modal kerja. Jika perputaran modal kerja semakintinggi maka semakin cepat dana atau kas yang diinvestasikan dalam modal kerja kembali menjadi kas, hal ituberarti keuntungan perusahaan dapat lebih cepat diterima (Masyadi et.al, 2014).Penelitian ini sejalan dengan penelitian Raheman dan Nasr (2007) yang berjudul working Capital Management and Profitability Case of Pakistani Firms menunjukan bahwa terdapat hubungan negatif antara variabel manajemen modal kerja, likuiditas, dan utang terhadap profitabilitas, sedangkan hubungan positif terjadi antara ukuran perusahaan dan profitabilitas.Pengaruh current ratio terhadap profitabilitas peusahaanHasil dari persamaan regresi penelitan ini menunjjukkan bahwa apabila terjadi kenaikan satu satuan pada likuiditas (CR) maka akan menambahkan pada persamaan regresi sebesar 0,47. Pada uji signifikansi ditunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu (0,038). Sehingga dikatakan bahwa semakin likuid suatu perusahaan maka profitabilitas perusahaan dapat meningkat. Maka dapat dikatakan bahwa current ratio (CR) berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas perusahaan (ROE).Horne (2009:206) mengungkapkan bahwa rasio ini rasio ini memiliki banyak pandangan ke dalam yang bisa didapatkan mengenai kompentensi keuangan saat ini perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk tetap kompeten jika terjadi masalah. Perubahan yang terjadi baik pada jumlah aktiva lancar atau hutang lancar berpengaruh dalam meningkatnya keuntungan, sehingga peningkatan likuiditas (CR) atau tinggi rendahnya nilai likuiditas berpengaruh terhadap perubahan peningkatan kinerja perusahaan (ROE)(Aminatuzzahra, 2010).Penelitian ini mendukung peneliatian dengan judul Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit Margin Terhadap ROE yang dilakukan oleh (Aminatuzzahra, 2010) dengan hasil CR secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap ROE.Pengaruh debt to total equity terhadap profitabilitas peusahaanPada hasil persamaan regresi ditunjukkan bahwa koefisien dari variabel DTE bernilai negatif yaitu (-0,27) dan menunjukan nilai uji signifikansi lebih dari 0,05 yaitu sebesar 0,708 . Sehingga variabel debt to total equity tidak berpengaruh terhadap variabel profitabilitas perusahaan.Dalam penentuan sumber dananya, perusahaan dapat menerapkan kebijakan leverage tinggi yaitu menggunakan lebih banyak hutang dibanding modal sendiri atau menggunakan kebijakan leverage rendah yaitu menggunakan modal sendiri dibanding hutang. Kebijakan leverage tinggi akan menyebabkan tingginya beban bunga yang harus ditanggung sehingga hal ini berpengaruh negatif terhadap profitabilitas (Masyadi et,al, 2014).Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sari dan Budiasih (2014) bahwa apabila debt to equity ratio meningkat, maka profitabilitas akan mengalami penurunan.KESIMPULANAdapun kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dengan menggunakan variabel working capital turnover, current ratio dan debt to total equity menunjukkan hasil sebagai berikut:1. Working capital turnover pada uji simultan uji-t ditunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel ini lebih dari (0,05). Sehingga working capital turnover tidak berpengaruh terhadap perolehan profitabilitas perusahaan.2. Berdasarkanpersamaan regresi serta uji signifikasi ditunjukkan bahwacurrent ratioberpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas perusahaan (ROE).3. Hasil persamaan regresi ditunjukkan bahwa koefisien dari variabel DTE bernilai negatif yaitu (-0,27). Sehingga debt to total equity tidak berpengaruh terhadap variabel profitabilitas perusahaan.DAFTAR PUSTAKAAminatuzzahra. 2011. Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit Margin Terhadap ROE (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufatur Go-Public di BEI Periode 2005-2009). Skripsi diterbitkan (eprint.undip.ac.id/22820/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.pdf, diunduh 01 April 2015).Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktik, Jakarta: Rineka CiptaGhozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19 (edisi kelima). Semarang: Universitas Diponegoro.Gujarati, Damodar N dan Dawn C.Porter.2009.Dasar-dasar Ekonometrika.Jakarta: Salemba Empat.Horne Wachowics. 2009. Fundamentals of Financial Management edisi 12. Jakarta: Salemba EmpatKeown et.al. 2010. Manajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan, Jilid 2, Edisi Kesepuluh. Jakarta: INDEKS.Lazaridis dan Tryfonodis. (2006). Relationship Between Working Capital Management and Prifitability of Listed Companies in the Athens Stock Exchange. Journal of Financial Management and Analysisi. 19 (1), 1-12Masyadi et.al. (2014). Pengaruh working capital turnover, current ratio, dan debt to total assets terhadap return on investmen (Studi Pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2012). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). 7 (1), 1-10___________. Peraturan Menteri Kesehatan republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2013 Tentang Peta Jalan Pengembangan Bahan Baku ObatPhan. (2013). Factors Affecting Profitability (Case of Consumer Products Companies of Thailand). International Conference on Innovations in Engineering and Technology. 163-166Raheman dan Nasr. (2007). Working Capital Management And Profitability-Case of Pakistani Firms. International Review of Business Research Papers. 3(1), 279-300Rahma, Aulia. 2011. Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan. Skripsi diterbitkan (eprints.undip.ac.id/28981/1/Skripsi017.pdf, diunduh 10 Desembember 2014).Sari dan Budiasih . (2014). Pengaruh Debt To Equity Ratio, Firm Size, Inventory Turnover dan Assets Turnover Pada Profitabilitas.E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 6 (2), 261-273Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka UtamaSudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik. Jakarta: Penerbit Erlangga