84
PENGARUH ALLELOPATI JENIS TUMBUHAN TERHADAP PERKECAMBAHAN Diposkan oleh Ѽ. PooR pRinZa aPpLe .Ѽ di 16.29.00 LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM II “PENGARUH ALLELOPATI JENIS TUMBUHAN TERHADAP PERKECAMBAHAN” Oleh: Oleh: Nama : Dian Octarina NIM : 08081004023 Asisten : Ayu Dian Mardita Kelompok : III (Tiga) LABORATORIUM ZOOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

PENGARUH ALLELOPATI JENIS TUMBUHAN TERHADAP PERKECAMBAHAN

Diposkan oleh Ѽ. PooR pRinZa aPpLe .Ѽ di 16.29.00

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI UMUM II

“PENGARUH ALLELOPATI JENIS TUMBUHAN TERHADAP

PERKECAMBAHAN”

Oleh:

Oleh:

Nama                  : Dian Octarina

NIM                   : 08081004023

Asisten               : Ayu Dian Mardita

Kelompok          : III (Tiga)

LABORATORIUM ZOOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2009

ABSTRAK

Page 2: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

Praktikum yang berjudul, “Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan bertujuan untuk mempelajari pengaruh allelopati dari jenis tumbuhan terhadap perkecambahan tanaman. Praktikum dilaksanakan pada hari Jum’at, 15-22 Mei 2009 pukul 13.30-15.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Inderalaya. Alat yang digunakan adalah blender, cawan petri, corong penyaring, gelas ukur 10 cc, kapas/tissue, kertas saring, mangkuk pengerus, penggaris, pipet tetes, piring plastik, dan pisau/gunting sedangkan bahan yang digunakan adalah Acacia mangium, akuades, Phaseolus radiates, Zea mays. Dari percobaan, didapat hasil yaitu kita dapat mengetahui pengaruh allelopati Acacia mangium terhadap pertumbuhan Phaseolus radiates dan        Zea mays, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan. Kesimpulan yang didapat pada praktikum ini adalah allelopati menghambat pertumbuhan tumbuhan jenis lain yang tumbuh yang bersaing dengan tumbuhan allelopati tersebut.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.      Latar belakang

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik

antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan

kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling

mempengaruhi. Ilmu yang mempelajari ekosistem disebut ekologi. Ekologi berasal dari dua

Page 3: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

kata dalam bahasa Yunani, yaitu oikos dan logos. Oikos artinya rumah atau tempat tinggal,

dan logos artinya ilmu. Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru

muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap

cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan

kehidupannya dengan mengadakan hubungan atarmakhluk hidup dan dengan benda tak hidup

di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya (Anonima 2009 : 1).

Para ahli ekologi mempelajari hal berikut : pertama, perpindahan energi dan materi

dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain ke dalam lingkungannya dan

faktor-faktor yang menyebabkannya. Kedua, perubahan populasi atau spesies pada waktu

yang berbeda dalam faktor-faktor yang menyebabkannya. Dan ketiga, terjadi hubungan

antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan antara makhluk hidup

dengan lingkungannya. Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah komponen hidup

(biotik) dan komponen tak hidup (abiotik). Kedua komponen tersebut berada pada suatu

tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur (Anonima 2009 : 1).

Alelopati merupakan sebuah fenomena yang berupa bentuk interaksi antara makhluk

hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya melalui senyawa kimia (Rohman dan I wayan

Sumberartha, 2001). Sedangkan menurut Odum (1971) dalam Rohman dan I wayan

Sumberartha (2001) alelopati merupakan suatu peristiwa dimana suatu individu tumbuhan

yang menghasilkan zat kimia dan dapat menghambat pertumbuhan jenis yang lain yang

tumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut. Istilah ini mulai digunakan oleh Molisch pada

tahun 1937 yang diartikan sebagai pengaruh negatif dari suatu jenis tumbuhan tingkat tinggi

terhadap perkecambahan, pertumbuhan, dan pembuahan jenis-jenis lainnya. Kemampuan

untuk menghambat pertumbuhan tumbuhan lain merupakan akibat adanya suatu senyawa

kimia tertentu yang terdapat pada suatu jenis tumbuhan (Anonimb 2009 : 1).

Zat-zat kimia atau bahan organik yang bersifat allelopathy dapat dibagi menjadi dua

golongan berdasarkan pengaruhnya terhadap tumbuhan atau tanaman lain, yaitu autotoxin,

yaitu zat kimia bersifat allelopathy dari suatu tumbuhan yang dapat mematikan atau

menghambat pertumbuhan anaknya sendiri atau individu lain yang sama jenisnya dan

antitoxic, yaitu zat kimia bersifat allelopathy dari suatu tumbuhan yang dapat mematikan atau

menghambat pertumbuhan tumbuhan lain yang berbeda jenisnya (Indrianto 2006).

Zat-zat kimia atau bahan organik yang bersifat allelopathy dilepaskan oleh tumbuhan

penghasilnya ke lingkungan tumbuhan lain melalui beberapa cara antara lain melalui serasah

yang telah jatuh kemudian membusuk, melalui pencucian daun atau batang oleh air hujan,

melalui penguapan dari permukaan organ-organ tumbuhan, dan eksudasi melalui akar (root

Page 4: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

exudation) ke dalam tanah. Contoh jenis tumbuhan yang mengeluarkan zat kimia bersifat

allelopatyy melalui daun, misalnya   Adenostena fasciculatum, Eucalyptus globules,

Camelina alyssum,            Erenophylla mitchellii, yang mengeluarkan zat allelopathy melalui

perakaran misalnya gandum, gandum hitam, dan apel, sedangkan yang mengeluarkan zat

Allelopathy melalui pembusukan nisalnya Helianthus, Aster, dan Agropyron repens

(Indrianto 2006).

1.2.      Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mempelajari pengaruh alelopati dari jenis

tumbuhan terhadap perkecambahan tanaman.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Interaksi antarkomponen ekologi dapatmerupakan interaksi antarorganisme,

antarpopulasi, dan antarkomunitas. Interaksi antar organisme dimana semua makhluk hidup

selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan

dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau

individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita.

Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat.

Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai netral, predasi, parasitisme,

komensalisme, dan mutualisme. Netral yakni hubungan tidak saling mengganggu

antarorganisme dalam habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak

merugikan kedua belah pihak, disebut netral. Contohnya, antara capung dan sapi. Predasi

adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat sebab

tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai

pengontrol populasi mangsa (Anonimf 2009 : 1)

Interaksi antarpopulasi, yakni terjadi antara populasi yang satu dengan populasi lain

selalu terjadi interaksi secara langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya.Contoh

interaksi antarpopulasi adalah alelopati. Allelopathy merupakan interaksi antarpopulasi, bila

populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain.

Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena

Page 5: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati

dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang

dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu. Kompetisi merupakan interaksi

antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan

untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi kambing

dengan populasi sapi di padang rumput (Anonimf 2009 : 1).

Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan sistem tumpang sari yaitu pada pohon-

pohon yang ada. Pohon-pohon yang terdapat pada areal hutan yang akan digunakan sebagai

tanaman utama, dapat mengeluarkan zat-zat penghambat tumbuh yang dikenal dengan

allelopathy. Zat-zat penghambat tumbuh yang paling umum adalah senyawa-senyawa

aromatic seperti fenol dan laktan, alkaloid tertentu, asam organic dan asam lemak bahkan

ion-ion logam dapat juga bertindak sebagai penghambat. Pengaruh buruk dari allelopathy

berupa gangguan atau hambatan pada perbanyakan dan perpanjangan sel, aktifitas giberalin

dan Indole Acetid Acid ( IAA ), penyerapan hara, laju fotosintesis, respirasi, pembukaan

mulut daun, sintesa protein, aktivitas enzim tertentu dan lain-lain. Patrick (1971) dalam

Salampessy (1998) menyatakan bahwa hambatan allelopathy dapat pula berbentuk

pengurangan dan kelambatan perkecambahan biji, penahanan pertumbuhan tanaman,

gangguan sistim perakaran, klorosis, layu, bahkan kematian tanaman (Anonimc 2009 : 1).

Alelopati merupakan sebuah fenomena yang berupa bentuk interaksi antara makhluk

hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya melalui senyawa kimia    (Rohman dan I

wayan Sumberartha, 2001). Sedangkan menurut Odum (1971) dalam Rohman dan I wayan

Sumberartha (2001) alelopati merupakan suatu peristiwa dimana suatu individu tumbuhan

yang menghasilkan zat kimia dan dapat menghambat pertumbuhan jenis yang lain yang

tumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut. Istilah ini mulai digunakan oleh Molisch pada

tahun 1937 yang diartikan sebagai pengaruh negatif dari suatu jenis tumbuhan tingkat tinggi

terhadap perkecambahan, pertumbuhan, dan pembuahan jenis-jenis lainnya. Kemampuan

untuk menghambat pertumbuhan tumbuhan lain merupakan akibat adanya suatu senyawa

kimia tertentu yang terdapat pada suatu jenis tumbuhan. Dalam Rohman dan I wayan

Sumberartha (2001) disebutkan bahwa senyawa-senyawa kimia tersebut dapat ditemukan

pada jaringan tumbuhan (daun, batang, akar, rhizoma, bunga, buah, dan biji). Lebih lanjut

dijelaskan bahwa senyawa-senyawa tersebut dapat terlepas dari jaringan tumbuhan melalui

berbagai cara yaitu melalui penguapan, eksudat akar, pencucian, dan pembusukan bagian-

bagian organ yang mati               (Anonimd 2009 : 1).

Page 6: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

Melalui penguapan, senyawa alelopati ada yang dilepaskan melalui penguapan.

Beberapa genus tumbuhan yang melepaskan senyawa alelopati melalui penguapan adalah

Artemisia, Eucalyptus, dan Salvia. Senyawa kimianya termasuk ke dalam golongan

terpenoid. Senyawa ini dapat diserap oleh tumbuhan di sekitarnya dalam bentuk uap, bentuk

embun, dan dapat pula masuk ke dalam tanah yang akan diserap akar. Eksudat akar, banyak

terdapat senyawa kimia yang dapat dilepaskan oleh akar tumbuhan (eksudat akar), yang

kebanyakan berasal dari asam-asam benzoat, sinamat, dan fenolat. Pencucian, sejumlah

senyawa kimia dapat tercuci dari bagian-bagian tumbuhan yang berada di atas permukaan

tanah oleh air hujan atau tetesan embun (Anonimd 2009 : 1).

Hasil cucian daun tumbuhan Crysanthemum sangat beracun, sehingga tidak ada jenis

tumbuhan lain yang dapat hidup di bawah naungan tumbuhan ini. Pembusukan organ

tumbuhan, setelah tumbuhan atau bagian-bagian organnya mati, senyawa-senyawa kimia

yang mudah larut dapat tercuci dengan cepat. Sel-sel pada bagian-bagian organ yang mati

akan kehilangan permeabilitas membrannya dan dengan mudah senyawa-senyawa kimia

yang ada didalamnya dilepaskan. Beberapa jenis mulsa dapat meracuni tanaman budidaya

atau jenis-jenis tanaman yang ditanam pada musim berikutnya. Selain melalui cara-cara

tersebut, pada tumbuhan yang masih hidup dapat mengeluarkan senyawa alelopati lewat

organ yang berada di atas tanah maupun yang di bawah tanah. Demikian juga tumbuhan yang

sudah matipun dapat melepaskan senyawa alelopati lewat organ yang berada di atas tanah

maupun yang di bawah tanah (Anonimd 2009 : 1).

Alelopati tentunya menguntungkan bagi spesies yang menghasilkannya, namun

merugikan bagi tumbuhan sasaran. Oleh karena itu, tumbuhan-tumbuhan yang menghasilkan

alelokimia umumnya mendominasi daerah-daerah tertentu, sehingga populasi hunian

umumnya adalah populasi jenis tumbuhan penghasil alelokimia. Dengan adanya proses

interaksi ini, maka penyerapan nutrisi dan air dapat terkonsenterasi pada tumbuhan penghasil

alelokimia dan tumbuhan tertentu yang toleran terhadap senyawa ini. Proses pembentukkan

senyawa alelopati sungguh merupakan proses interaksi antarspesies atau antarpopulasi yang

menunjukkan suatu kemampuan suatu organisme untuk mempertahankan kelangsungan

hidup dengan berkompetisi dengan organisme lainnya, baik dalam hal makanan, habitat, atau

dalam hal lainnya (Anonime 2009 : 1).

Senyawa-senyawa kimia dari dalam tubuh tumbuhan yang bersifat allelopathy

misalnya phenolic, terpenes, alkaloids, nitrils, glycosides, difenol, asam benzoate, asam

lemak, koumarin, fanin, slfida, glucocida, parin dan nucleocida. Beberapa jenis tumbuhan

penghasil sat allelopathy antara lain, Juglans nigra, Salvia leucophylla, Parthenium

Page 7: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

argentatum, Arthemisia absinthium dan A. vulgaris, Encelia farinose, Hordeum vulgare,

Helianthus annuus, dan diduga jenis tumbuhan lainnya yang diduga menghasilkan zat

allelopathy, yaitu genus Eucalyptus, Acacia, pinus, Eucelia, Hordeum, grevillea,  Camelina,

Adenostena, Erenophylla, dan Agropyron (Indrianto 2006).

Alelokimia pada tumbuhan dilepas ke lingkungan dan mencapai organisme sasaran

melalui penguapan, eksudasi akar, pelindian, dan atau dekomposisi. Setiap jenis alelokimia

dilepas dengan mekanisme tertentu tergantung pada organ pembentuknya dan bentuk atau

sifat kimianya. Mekanisme pengaruh alelokimia (khususnya yang menghambat) terhadap

pertumbuhan dan perkembangan organisme (khususnya tumbuhan) sasaran melalui

serangkaian proses yang cukup kompleks, namun menurut Einhellig (1995) proses tersebut

diawali di membran plasma dengan terjadinya kekacauan struktur, modifikasi saluran

membran, atau hilangnya fungsi enzim ATP-ase. Hal ini akan berpengaruh terhadap

penyerapan dan konsentrasi ion dan air yang kemudian mempengaruhi pembukaan stomata

dan proses fotosintesis. Hambatan berikutnya mungkin terjadi dalam proses sintesis protein,

pigmen dan senyawa karbon lain, serta aktivitas beberapa fitohormon. Sebagian atau seluruh

hambatan tersebut kemudian bermuara pada terganggunya pembelahan dan pembesaran sel

yang akhirnya menghambat pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sasaran (Anonime

2009 : 1).

BAB III

METODE PRAKTIKUM

Page 8: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

3.1.   Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada hari Jum’at , 15-22 Mei 2009, pukul 13.30-15.00 WIB

bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Inderalaya.

3.2.   Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah blender, cawan petri, corong penyaring, gelas ukur 10 cc,

kapas/tissue, kertas saring, mangkuk pengerus, penggaris, pipet tetes, piring plastik, dan

pisau/gunting sedangkan bahan yang digunakan adalah Acacia mangium, akuades, Phaseolus

radiatus, Zea mays.

3.3.   Cara Kerja

Dibuat ekstrak Acacia mangium, daun akasia dipotong-potong kecil untuk

mempermudah penggilingan dan pemblenderan. Ditimbang potongan daun akasia. Dicampur

potongan akasia dengan air dengan perbandingan (w/v) 1:7 ; 1:14 ; 1:21 ; 1:0 (kontrol) dan

diblender sampai halus untuk masing-masing perlakuan. Disaring ekstrak hasil

pemblenderan. Disimpan hasil ekstrak di dalam lemari es (freezer) selama 24 jam. Dipilih biji

jagung dan kacang hijau yang berkualitas baik (besar, tidak rusak, tenggelam dalam air).

Ditaburkan biji jagung dan kacang hijau (10 buah) pada piring plastik. Disira dengan ekstrak

Acacia mangium sesuai dengan masing-masing perlakuan, sebanyak 10 tetes (setiap hari).

Diamati selama 1 minggu dan dihitung panjang perkecambahan bijinya.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.   Hasil

Dari praktikum yang telah dilaksanakan, didapat hasil sebagai berikut:

Pada Phaseolus radiatus maupun Zea mays, tidak tejadi pertumbuhan kecambah.

4.2.   Pembahasan

Page 9: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

Allelopathy berpengaruh dalam pertumbuhan tumbuhan disekitarnya. Allelopathy

dapat menghambat atau mematikan pertumbuhan/perkecambahan. Hal ini sesuai dengan

Anonimc (2009 : 1) bahwa zat-zat penghambat tumbuh yang paling umum adalah senyawa-

senyawa aromatic seperti fenol dan laktan, alkaloid tertentu, asam organik dan asam lemak

bahkan ion-ion logam dapat juga bertindak sebagai penghambat. Pengaruh buruk dari

alleolopathy berupa gangguan atau hambatan pada perbanyakan dan perpanjangan sel,

aktifitas giberalin dan Indole Acetid Acid ( IAA ), penyerapan hara, laju fotosintesis,

respirasi, pembukaan mulut daun, sintesa protein, aktivitas enzim tertentu dan lain-lain.

Hambatan allelopathy dapat pula berbentuk pengurangan dan kelambatan perkecambahan

biji, penahanan pertumbuhan tanaman, gangguan sistim perakaran, klorosis, layu, bahkan

kematian tanaman.

Perkecambahan benih dapat dipengaruhi oleh faktor yang meliputi : tingkat

kemasakan benih, ukuran benih, dormansi, dan penghambat perkecambahan, serta faktor luar

yang meliputi: air, temperatur, oksigen, dan cahaya. Hal ini sesuai dengan           Sutopo

(1983) bahwa benih yang dipanen sebelum mencapai tingkat kemasakan fisiologis tidak

mempunyai viabilitas tinggi. Pada beberapa jenis tanaman, benih yang demikian tidak akan

dapat berkecambah. Hal ini diduga benih belum memiliki cadangan makanan yang cukup dan

pembentukan embrio belum sempurna. Karbohidrat, protein, lemak, dan mineral ada dalam

jaringan penyimpanan benih. Ukuran benih mempunyai korelasi yang positip terhadap

kandungan protein pada benih. semakin besar/berat ukuran benih maka kandungan protein

juga makin meningkat. Benih dorman adalah benih yang sebenarnya hidup tetapi tidak mau

berkecambah meskipun diletakkan pada lingkungan yang memenuhi syarat untuk

berkecambah. Penyebab dormansi antara lain adalah impermeabilitas kulit biji terhadap air

atau gas-gas (sangat umum pada famili leguminosae), embrio rudimenter, halangan

perkembangan embrio oleh sebab-sebab mekanis, dan adanya bahan-bahan penghambat

perkecambahan. Banyak zat-zat yang diketahui dapat menghambat perkecambahan benih.

Zat-zat tersebut adalah herbisida, auksin, bahan-bahan yang terkandung dalam buah, larutan

mannitol dan NaCl yang mempunyai tingkat osmotik tinggi, serta bahan yang menghambat

respirasi (sianida dan fluorida). Semua persenyawaan tersebut menghambat perkecambahan

tetapi tak dapat dipandang sebagai penyebab dormansi.

Proses penyerapan terhadap air, juga dilakukan oleh benih tanaman. Hal ini sesuai

dengan Anonimg (2009 : 1) bahwa faktor yang mempengaruhi penyerapan air oleh benih ada

dua, yaitu sifat kulit pelindung benih dan jumlah air yang tersedia pada medium sekitarnya.

Jumlah air yang diperlukan untuk berkecambah bervariasi tergantung kepada jenis benih,

Page 10: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

umumnya tidak melampaui dua atau tiga kali dari berat keringnya. Proses respirasi akan

berlangsung selama benih masih hidup. Pada saat perkecambahan berlangsung, proses

respirasi akan meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan

karbondioksida, air dan energi. Pada umumnya, proses perkecambahan dapat terhambat bila

penggunaan oksigen terbatas. Temperatur harus dikendalikan dengan teliti beberapa macam

benih berkecambah diatas suatu batas yang lebar dari temperatur yang wajar, tetapi yang lain

mulai tumbuh dengan segera hanya dibatas yang sempit. Benih berkecambah biasanya pada

temperatur dimana benih itu telah menyesuaikan dengan iklim di tempat benih tersebut

dihasilkan. Ketersediaan air di lingkungan sekitar benih merupakan faktor penting. Kurang

tersedianya air pada lingkungan benih akan menyebabkan jumlah air yang diambil untuk

berkecambah menjadi semakin rendah atau tidak terpenuhi.

Perkecambahan pada biji kacang hijau maupun jagung tidak terjadi. Hal ini

disebabkan karena praktikan tidak melakukan prosedur percobaan sebagai mana mestinya.

Yakni menetesi biji kacang hijau dan jagung sebanyak 10 tetes setiap harinya secara rutin.

Menurut Anonimc (2009 : 1), bahwa laju perkecambahan juga tergantung pada tanggapan dari

jenis benih terhadap daya penghambat dari allelopathy dimana benih jagung memiliki laju

perkecambahan benih yang lebih lambat dari benih kacang hijau. Hal ini karena kondisi benih

jagung yang lebih memungkinkan   untuk menerima daya penghambat dari allelopathy

dibandingkan benih kacang hijau.

Page 11: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil praktikum diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1.      Allelopathy merupakan pengaruh yang menghambat atau merusak pertumbuhan dari

tumbuhan lain disekitar yang disebabkan oleh senyawa kimia yang dihasilkan oleh suatu

tumbuhan ke lingkungannya.

2.      Allelopathy adalah senyawa kimia yang menghambat pertumbuhan jenis lain yang tumbuh

bersaing dengan tumbuhan penghasil Allelopathy tersebut.

3.      Berdasarkan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tumbuhan, zat-zat kimia yang bersifat

allelopathy dapat dibagi menjadi autotoxic dan antitoxic.

4.      Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan terdiri dari faktor dalam dan faktor luar.

5.      Faktor dalam perkecambahan, meliputi tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi,

dan penghambat perkecambahan.

6.      Faktor luar yang mempengaruhi perkecambahan meliputi : air, temperatur, oksigen, dan

cahaya.

Page 12: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim a. 2009. Ekosistem. Http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem. Diakses tanggal 13 Mei 2009 jam 20:28 WIB.

Anonim b. 2009. Allelopathy. Http://iqbalali.com/2008/01/23/alelopati. Diakses tanggal 13 Mei 2009 jam 19:58 WIB.

Anonim c. 2009. Pengaruh Allelopathy terhadap Perkecambahan. www.irwantoshut.com. Diakses tanggal 17 Mei 2009 jam 22:13 WIB.

Anonim d. 2009. Allelopathy Gulma. Http://fp.uns.ac.id/~hamasains/dasarperlintan-4.htm. Diakses tanggal 18 Mei 2009 jam 21:27 WIB.

Anonim e. 2009. Interaksi Populasi. Http://nandito106.wordpress.com/2009/03/02/ alelopati-interaksi-antarpopulasi. Diakses tanggal 19 Mei 2009 jam 20:28 WIB.

Anonim f. 2009. Interaksi Populasi. Http://www.cixers.co.cc/2008/09/interaksi-antar-komponen-ekologi.html. Diakses tanggal 19 Mei 2009 jam 20:47 WIB.

Indrianto. 2006. Ekologi Hutan. Bumi Aksara. Jakarta : v + 210 hlm.

Sutopo, L. 1985. Teknologi Benih. Grafindo. Jakarta : ix + 223 hlm.

http://dianapple.blogspot.com/2011/01/pengaruh-allelopati-jenis-tumbuhan.html

BAB IPENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Tumbuhan dapat mengeluarkan senyawa alelopati melalui organ yang berada di atas tanah maupun yang berada di bawah tanah. Demikian juga tumbuhan yang mati pun dapat melepaskan senyawa alelopati melalui organ yang berada di atas tanah meupun yang di bawah tanah. Alang-alang (Imperata cylindrica) dan teki (Cyperus rotundus) yang masih hidup mengeluarkan senyawa alelopati lewat organ di bawah tanah, jika sudah mati beik organ yang berada di atas tanah maupun yang di bawah tanah sama-sama dapat melepaskan senyawa alelopati (Moenandir, 1988)

Beberapa pengaruh alelopati terhadap aktivitas tumbuhan antara lain:

Page 13: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

1.  Senyawa alelopati dapat menghambat penyerapan hara, yaitu dengan menurunkan kecepatan penyerapan ion oleh tumbuhan.

2.      Beberapa alelopati menghambat pembelahan sel-sel akar tumbuhan.3.   Beberapa alelopati dapat menghambat pertumbuhan, yaitu dengan mempengaruhi perbesaran

sel tumbuhan.4.      Beberapa senyawa alelopati memberikan pengaruh menghambat respirasi akar.5.      Senyawa alelopati memberika pengaruh menghambat sintesis protein.6.      Beberapa senyawa alelopati dapat menurunkan daya permeabilitas membran pada sel

tumbuhan.7.      Pengaruh alelopati dapat menghambat aktivitas enzim.

Pengaruh alelopati terhadap terhadap pertumbuhan tanaman, yaitu:Keberadaan senyawa alelopati dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Alang-alang menghambat pertumbuhan tanaman jagung dan ini telah dibuktikan dengan menggunakan percobaan pot-pot bertingkat di rumah kaca di Bogor. Mengingat unsur hara, air, dan cahaya bukan merupaka pembatas utama, maka diduga bahwa alang-alang merupakan senyawa beracun yang dapat mempengaruhi pertumbuhan jagung. Tumbuhan yang telah mati dan sisa-sisa tumbuhan yang telah dibenamkan ke dalam tanah juga dapat menghambat pertumbuhan jagung. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak organ tubuh alang-alang, semakin besar pengaruh negatifnya terhadap kecambah padi gogo (Hay, 1991)

Pada umumnya, terdapat 2 jenis alelopati yang ada di alam, yaitu:1.  Alelopati yang sebenarnya, adalah pelepasan senyawa-senyawa beracun dari tumbuhan ke

lingkungan sekitar dalam bentuk senyawa aslinya yang dihasilkan.2.      Alelopati fungsional, adalah pelepasan senyawa kimia oleh tumbuh-tumbuhan ke lingkungan

sekitar yang bersifat sebagai racun setelah mengalami perubahan yang disebabkan oleh mikroba tanah (Palungkum, 1992) 

Resosoedarmo (1986) dalam Adriani (2010) tidak semua gulma mengeluarkan senyawa beracun. Spesies gulma yang diketahui mengeluarkan senyawa racun adalah alang-alang (Imperata cylinarica), grinting (Cynodon dactylon), teki (Cyperus rotundus), Agropyron intermedium, Salvia lenocophyela dan lain-lain. Apabila gulma mengeluarkan senyawa beracun maka nilai persaingan totalnya dirumuskan sebagai berikut :

                                    TCV = CVN + CVW + CVL + AV

dimana TCV = total competition value, CVN = competition value of nutrient, CVW = competition value of water, CVL = competition value of light, dan AV = allelopathic value. Nilai persaingan total yang disebabkan oleh gulma yang mengeluarkan alelopat terhadap tanaman pokok merupakan penggabungan dari nilai persaingan untuk hara + nilai persaingan untuk air + nilai persaingan untuk cahaya + nilai alelopati (Resosoedarmo, 1986).

Odum (1971) dalam rina (2011) alelopati merupakan suatu peristiwa dimana suatu individu tumbuhan yang menghasilkan zat kimia dan dapat menghambat pertumbuhan jenis yang lain yang tumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut. Istilah ini mulai digunakan oleh Molisch pada tahun 1937 yang diartikan sebagai pengaruh negatif dari suatu jenis tumbuhan tingkat tinggi terhadap perkecambahan, pertumbuhan, dan pembuahan jenis-jenis lainnya. Kemampuan untuk menghambat pertumbuhan tumbuhan lain merupakan akibat adanya suatu senyawa kimia tertentu yang terdapat pada suatu jenis tumbuhan

Page 14: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

Alelopati memberi pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman, untuk itu pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan mengenai alelopati terhadap pertumbuhan dan pekecambahan tanaman jagung dan kacanga ijo.

B.     TujuanMempelajari pengaruh alelopati terhadap perkecambahan kacang hijau

C.     PermasalahanBagaimanakan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan kacang hijau?

BAB IIMETODELOGI

A.    Waktu dan TempatWaktu: Selasa, 18 Oktober 2011Tempat: Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP UNTAN

B.     Alat dan BahanAlat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah cawan petri, kertas saring whatman #4, corong penyaring, blender, gunting, mortar dan alu, kertas buram, penggaris, benang, gelas kimia, dan gelas ukur. Sedangkan bahan yang digunakan adalah akar ilalang, umbi bawang putih, daun akasia, dan biji kacang hijau.

C.     Cara Kerja1.      Dipilih biji kacang hijau yang baik2.      Disiapkan 4 cawan petri yang telah diberi kertas buram3.      Dibuat ekstrak akar ilalang, akasia dan bawang puti sebagai berikut:a.       Bagian tumbuhan di atas dihaluskan dengan blender, mortar dan alu atau digunting halusb.      Dibuat ekstrak atau hasil remdaman bagian tumbuhan tersebut dengan akuades dengan

perbandingan sebagai berikut:i.      Bagian tumbuhan dan air (1:7)ii.    Bagian tumbuhan dan air (1:14)iii.  Bagian tumbuhan dan air (1:21)

Dibiarkan selama 24 jam, lalu disaring dengan menggunakan alat penyaring.Ini adalah larutan ekstrak yang akan digunakan sebagai perlakuan.

4.      Diletakkan masing-masing 10 biji kacang hijau ke dalam cawan petri5.      Dilakukan perlakuan pada kacang hijau sebagai berikut:a.             Cawan petri dengan kacang hijau + 5 ml akuadesb.      Cawan petri dengan kacang hijau + 5 ml ekstrak ilalang-          Ekstrak perbandingan I (1:7)-          Ekstrak perbandingan II (1:14)-          Ekstrak perbandingan III (1:21)

Diulangi hal yang sama dengan menggunakan ekstrak akasia dan bawang putihc.       Cawan petri dengan kacang hijau + 5 ml ekstrak akasiad.      Cawan petri dengan kacang hijau + 5 ml ekstrak bawang putih

Dibuat ulangan 3 kali6.      Diamati perkecambahan biji-biji tersebut setiap hari selama 10 hari dan diamati pertumbuhan

kecambahnya denga mengukur panjang kecambah

Page 15: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

7.      Persen perkecambahan ditentukan8.      Hasil pengamatan dibandingkan dengan menggunakan RAL dan RAL faktorial

BAB IIIANALISIS DATA

A.    Hasil PengamatanHari pertama

Faktor BFaktor A

Jumlah0 M 1 : 7 M 1 : 14 M 1 : 21 M

Akasia 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0

0 0 0 0 0Bawang

putih0 0 0 0 0

0 0 0 0 00 0 0 0 0

Ilalang 0 0 0 0 00 0 0 0 00 0 0 0 0

Total 0 0 0 0 0

Faktor BFaktor A

0 M 1 : 7 M 1 : 14 M 1 : 21 M Total A

Akasia 0 0 0 0 0Bawang

Putih 0 0 0 0 0Ilalang 0 0 0 0 0Total B 0 0 0 0 0

Tabel ANNOVASource df SS MS Ftest

Konsentrasi 2 0,00 0,00 0Ekstrak 3 0,00 0,00 0Kons*Ekst 6 0,00 0,00 0Eksp. Error 24 0,00 0,00Total 35 0,00 0,00

Ftest > Ftab = Konsentrasi, Ekstrak alelopati dan kombinasi dari konsentrasi & ekstrak mempengaruhi pertumbuhan tanaman kacang hijau

Hari kedua

Page 16: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

Faktor BFaktor A

Jumlah0 M 1 : 7 M 1 : 14 M 1 : 21 M

Akasia 1,05 1,1 1,6 1,15 4,9

1,05 1,17 1,2 1,15 4,57

1,05 0,95 1,15 1,15 4,3Bawang

Putih1,25 1,15 0,85 0,31 3,56

1,25 1,2 0,8 0,25 3,51,25 1,2 0,9 0,58 3,93

Ilalang 2,05 0,85 1,1 1,05 5,052,05 1,25 1,2 0,67 5,172,05 1,15 0,67 0,35 4,22

Total 13,05 10,02 9,47 6,66 39,2

Faktor BFaktor A

0 M 1 : 7 M 1 : 14 M 1 : 21 M Total A

Akasia 3,15 3,22 3,95 3,45 13,77Bawang

Putih 3,75 3,55 2,55 1,14 10,99Ilalang 6,15 3,25 2,97 2,07 14,44Total B 13,05 10,02 9,47 6,66 39,2

Tabel ANNOVASource df SS MS Ftest

Konsentrasi 2 0,56 0,28 9,48Ekstrak 3 2,29 0,76 25,90Kons*Ekst 6 2,39 0,40 13,53Eksp. Error 24 0,71 0,03Total 35 5,94 1,47

Ftest > Ftab = Konsentrasi, Ekstrak alelopati dan kombinasi dari konsentrasi & ekstrak mempengaruhi pertumbuhan tanaman kacang hijau

Hari ke-3

Faktor BFaktor A

Jumlah0 M 1 : 7 M 1 : 14 M 1 : 21 M

Akasia 1,8 2,73 1,93 1,83 8,29

1,8 2,01 3,25 1,87 8,93

1,8 1,5 2,74 1,89 7,93Bawang

Putih3,89 2,79 2,76 1,9 11,34

Page 17: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

3,89 3,02 2,77 1,96 11,643,89 4,33 2,57 1,78 12,57

Ilalang 2,21 1,78 2,98 1,59 8,562,21 2,97 1,87 1,92 8,972,21 2,83 1,73 1,04 7,81

Total 23,7 23,96 22,6 15,78 86,04

Faktor BFaktor A

0 M 1 : 7 M 1 : 14 M 1 : 21 M Total A

Akasia 5,4 6,24 7,92 5,59 25,15Bawang

Putih 11,67 10,14 8,1 5,64 35,55Ilalang 6,63 7,58 6,58 4,55 25,34Total B 23,7 23,96 22,6 15,78 86,04

Tabel ANNOVASource df SS MS Ftest

Konsentrasi 2 5,90 2,95 13,48Ekstrak 3 4,98 1,66 7,58Kons*Ekst 6 4,79 0,80 3,65Eksp. Error 24 5,25 0,22Total 35 20,92 5,63

Hari ke-4

Faktor BFaktor A

Jumlah0 M 1 : 7 M 1 : 14 M 1 : 21 M

Akasia 2,6 3,35 2,35 2,85 11,15

2,6 2,33 5,7 2,25 12,88

2,6 3,7 3,05 2,25 11,6Bawang

Putih5,9 4,4 4,23 2,21 16,74

5,9 4,25 3,73 2,1 15,985,9 5,08 2,68 1,99 15,65

Ilalang 4,89 2,2 3,05 2,8 12,944,89 4,02 2,59 2,21 13,714,89 3,31 2,46 2,66 13,32

Total 40,17 32,64 29,84 21,32 123,97

Faktor BFaktor A

0 M 1 : 7 M 1 : 14 M 1 : 21 M Total A

Page 18: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

Akasia 7,8 9,38 11,1 7,35 35,63Bawang

Putih 17,7 13,73 10,64 6,3 48,37Ilalang 14,67 9,53 8,1 7,67 39,97Total B 40,17 32,64 29,84 21,32 123,97

Tabel ANNOVASource df SS MS Ftest

Konsentrasi 2 6,99 3,50 7,47Ekstrak 3 20,20 6,73 14,39Kons*Ekst 6 16,31 2,72 5,81Eksp. Error 24 11,23 0,47Total 35 54,74 13,42

Ftest > Ftab = Konsentrasi, Ekstrak alelopati dan kombinasi dari konsentrasi & ekstrak mempengaruhi pertumbuhan tanaman kacang hijau

Hari ke-5

Faktor BFaktor A

Jumlah0 M 1 : 7 M 1 : 14 M 1 : 21 M

Akasia 2,92 3,74 2,95 4,01 13,62

2,92 2,81 5,91 2,71 14,35

2,92 4,1 3,79 2,46 13,27Bawang

Putih6,08 4,8 4,28 2,52 17,68

6,08 6,2 3,93 2,5 18,716,08 6,05 3,3 7,05 22,48

Ilalang 6,47 4,77 3,12 10,2 24,566,47 4,31 3,59 6,05 20,426,47 3,71 9,2 7,35 26,73

Total 46,41 40,49 40,07 44,85 171,82

Faktor BFaktor A

0 M 1 : 7 M 1 : 14 M 1 : 21 M Total A

Akasia 8,76 10,65 12,65 9,18 41,24Bawang

Putih 18,24 17,05 11,51 12,07 58,87Ilalang 19,41 12,79 15,91 23,6 71,71Total B 46,41 40,49 40,07 44,85 171,82

Page 19: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

Tabel ANNOVASource df SS MS Ftest

Konsentrasi 2 39,00 19,50 8,54Ekstrak 3 3,33 1,11 0,49Kons*Ekst 6 33,09 5,52 2,42Eksp. Error 24 54,80 2,28Total 35 130,23 28,41

Ftest > Ftab = Konsentrasi, Ekstrak alelopati dan kombinasi dari konsentrasi & ekstrak mempengaruhi pertumbuhan tanaman kacang hijau

Hari ke-6

Faktor BFaktor A

Jumlah0 M 1 : 7 M 1 : 14 M 1 : 21 M

Akasia 10,25 7,05 6,1 6,8 30,2

10,25 7,01 13,5 7,9 38,66

10,25 9,5 15,2 4,79 39,74Bawang

Putih18,29 7,6 6,8 4,32 37,01

18,29 6,57 6,2 4,81 35,8718,29 8,6 5,3 7,21 39,4

Ilalang 10,73 7,3 13,5 11,8 43,3310,73 10,8 12,6 10,1 44,2310,73 11,8 10,92 9,08 42,53

Total 117,81 76,23 90,12 66,81 350,97

Faktor BFaktor A

0 M 1 : 7 M 1 : 14 M 1 : 21 M Total A

Akasia 30,75 23,56 34,8 19,49 108,6Bawang

Putih 54,87 22,77 18,3 16,34 112,28Ilalang 32,19 29,9 37,02 30,98 130,09Total B 117,81 76,23 90,12 66,81 350,97

Tabel ANNOVASource df SS MS Ftest

Konsentrasi 2 22,02 11,01 3,21Ekstrak 3 164,49 54,83 16,01

Page 20: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

Kons*Ekst 6 219,52 36,59 10,68Eksp. Error 24 82,22 3,43Total 35 488,24 105,85

Ftest > Ftab = Konsentrasi, Ekstrak alelopati dan kombinasi dari konsentrasi & ekstrak mempengaruhi pertumbuhan tanaman kacang hijau

Hari ke-7

Faktor BFaktor A

Jumlah0 M 1 : 7 M 1 : 14 M 1 : 21 M

Akasia 11,3 9,85 10,5 8,5 40,15

11,3 10,1 14,7 8,7 44,8

11,3 11,1 15,7 5,6 43,7Bawang

Putih18,73 10,6 8,3 6,2 43,83

18,73 8,8 9,8 7,7 45,0318,73 10,5 8,2 8,1 45,53

Ilalang 12,21 11,4 14,3 12,8 50,7112,21 11,4 15,2 12,7 51,5112,21 12,6 12,5 11,3 48,61

Total 126,72 96,35 109,2 81,6 413,87

Faktor BFaktor A

0 M 1 : 7 M 1 : 14 M 1 : 21 M Total A

Akasia 33,9 31,05 40,9 22,8 128,65Bawang

Putih 56,19 29,9 26,3 22 134,39Ilalang 36,63 35,4 42 36,8 150,83Total B 126,72 96,35 109,2 81,6 413,87

Tabel ANNOVASource df SS MS Ftest

Konsentrasi 2 22,09 11,04 7,81Ekstrak 3 122,49 40,83 28,88Kons*Ekst 6 179,46 29,91 21,16Eksp. Error 24 33,93 1,41Total 35 357,96 83,20

Ftest > Ftab = Konsentrasi, Ekstrak alelopati dan kombinasi dari konsentrasi & ekstrak mempengaruhi pertumbuhan tanaman kacang hijau

Hari ke-8

Page 21: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

Faktor BFaktor A

Jumlah0 M 1 : 7 M 1 : 14 M 1 : 21 M

Akasia 11,5 12,4 10,61 9,8 44,31

11,5 10,5 16,2 9,2 47,4

11,5 11,4 16,3 6,8 46Bawang

Putih18,31 12,5 9,2 6,9 46,91

18,31 10,6 10,1 8,2 47,2118,31 11,01 9,5 8,5 47,32

Ilalang 13,3 12,5 17,1 13,7 56,613,3 12,9 17,5 13,1 56,813,3 14,2 15,6 12,6 55,7

Total 129,33 108,01 122,11 88,8 448,25

Faktor BFaktor A

0 M 1 : 7 M 1 : 14 M 1 : 21 M Total A

Akasia 34,5 34,3 43,11 25,8 137,71Bawang

Putih 54,93 34,11 28,8 23,6 141,44Ilalang 39,9 39,6 50,2 39,4 169,1Total B 129,33 108,01 122,11 88,8 448,25

Tabel ANNOVASource df SS MS Ftest

Konsentrasi 2 49,01 24,50 16,28Ekstrak 3 106,30 35,43 23,55Kons*Ekst 6 160,23 26,71 17,75Eksp. Error 24 36,12 1,50Total 35 351,66 88,15

Ftest > Ftab = Konsentrasi, Ekstrak alelopati dan kombinasi dari konsentrasi & ekstrak mempengaruhi pertumbuhan tanaman kacang hijau

Hari ke-9

Faktor BFaktor A

Jumlah0 M 1 : 7 M 1 : 14 M 1 : 21 M

Akasia 11,8 16,5 11,3 10,46 50,06

11,8 11,2 18,32 10,76 52,08

11,8 11,75 18,4 7,94 49,89Bawang

Putih19,15 14,7 10,32 7,65 51,82

Page 22: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

19,15 12,86 11,9 9,72 53,6319,15 12,6 10,72 9,21 51,68

Ilalang 14,32 13,42 19,12 14,72 61,5814,32 13,42 18,3 14,27 60,3114,32 16,1 18,77 13,42 62,61

Total 135,81 122,55 137,15 98,15 493,66

Faktor BFaktor A

0 M 1 : 7 M 1 : 14 M 1 : 21 M Total A

Akasia 35,4 39,45 48,02 29,16 152,03Bawang

Putih 57,45 40,16 32,94 26,58 157,13Ilalang 42,96 42,94 56,19 42,41 184,5Total B 135,81 122,55 137,15 98,15 493,66

Tabel ANNOVASource df SS MS Ftest

Konsentrasi 2 50,82 25,41 9,06Ekstrak 3 109,04 36,35 12,96Kons*Ekst 6 175,99 29,33 10,46Eksp. Error 24 67,31 2,80Total 35 403,16 93,89

Hari ke-10

Faktor BFaktor A

Jumlah0 M 1 : 7 M 1 : 14 M 1 : 21 M

Akasia 12,3 18,65 12,41 11,32 54,68

12,3 12,37 20,21 11,32 56,2

12,3 12,12 20,19 8,25 52,86Bawang

Putih20,27 16,86 11,43 8,55 57,11

20,27 14,57 12,57 10,82 58,2320,27 13,72 11,82 10,32 56,13

Ilalang 15,43 14,55 21,02 15,87 66,8715,43 17,25 19,32 15,34 67,3415,43 18,73 21,83 14,56 70,55

Total 144 138,82 150,8 106,35 539,97

Faktor BFaktor A

0 M 1 : 7 M 1 : 14 M 1 : 21 M Total A

Page 23: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

Akasia 36,9 43,14 52,81 30,89 163,74Bawang

Putih 60,81 45,15 35,82 29,69 171,47Ilalang 46,29 50,53 62,17 45,77 204,76Total B 144 138,82 150,8 106,35 539,97

Tabel ANNOVASource df SS MS Ftest

Konsentrasi 2 79,18 39,59 9,89Ekstrak 3 129,56 43,19 10,79Kons*Ekst 6 199,74 33,29 8,32Eksp. Error 24 96,05 4,00Total 35 504,53 120,07

Ftest > Ftab = Konsentrasi, Ekstrak alelopati dan kombinasi dari konsentrasi & ekstrak mempengaruhi pertumbuhan tanaman kacang hijau

B.     PembahasanPada praktikum kali ini dilakukan pengamatan tentang alelopati. Praktikum kali ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh alelopati terhadap perkecambahan kacang hijau. Tanaman alelopati yang digunakan pada praktikum kali ini adalah akasia, bawang putih, dan alang-alang. Hasil dari perkecambahan kacang hijau selama 10 hari menunjukan bahwa ekstrak alelopati berpengaruh pada perkecambahan kacang hijau. Hal ini diketahui dengan lebih rendahnya tanaman yang diberi ekstrak alelopati dibandingkan dengan kontrol. Jika dilihat dari perhitungan, diketahui bahwa Ftest > Ftab, yang berarti konsentrasi, ekstrak alelopati dan kombinasi dari konsentrasi & ekstrak mempengaruhi pertumbuhan tanaman kacang hijauTumbuhan yang bersifat sebagai alelopat mempunyai kemampuan bersaing yang lebih hebat sehingga pertumbuhan tanaman pokok lebih terhambat, dan hasilnya semakin menurun. Namun kuantitas dan kualitas senyawa alelopati yang dikeluarkan oleh tumbuhan dapat dipengaruhi oleh kerapatan tumbuhan alelopat, macam tumbuhan alelopat, saat kemunculan saat kemunculan tumbuhan alelopat, lama keberadaan tumbuhan alelopat, habitus tumbuhan alelopat, kecepatan tumbuh tumbuhan alelopat, dan jalur fotosintesis tumbuhan alelopat (C3 atau C4).

BAB IVPENUTUP

A.    Kesimpulan1.      Kacang hijau yang diberi ekstrak alelopati mengalami pertumbuhan yang lambat2.      Ekstrak alelopati memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan kacang hijau

DAFTAR PUSTAKA

Page 24: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

Adriani, Uli. 2010. Zat Alelopati. (http://uli-adriani.blogspot.com/2010/04/zat-alelopati.html). Diakses 23 November 2011

Hay, R.K.M dan Fitter. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: UGM PressMoenandir, J. 1998. Persaingan Tanaman Budidaya Dengan Gulma. Jakarta: Rajawali PressPalungkum, Rony. 1992. Bawang Putih Dataran Rendah. Bandung: Sinar BaruRina. 2011. Ekologi Alelopati. (http://rinaningtyasbiology.blogspot.com/2011/01/lapekologi-

alelopati.html). Diakses 23 November 2011 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN (ALELOPATI)

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI TUMBUHAN

(ALELOPATI)

Oleh :

Nama : Novita Ristianingrum

NPM : 09321054

Prody : Biologi A

Kelompok : 7

LABORATORIUM PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

2011

    I.            Topik : Alelopati

II.            Hari / Tanggal : Kamis, 22 Desember 2011

III.            Tujuan : Bertujuan untuk mempelajari pengaruh allelopati dari

Page 25: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

beberapa jenis tanaman terhadap perkecambahan

IV.            Dasar teori

“ Allelopati adalah produksi substansi (zat) oleh suatu tanaman yang merugikan tanaman

lain. Permasalahannya adalah bahwa tanaman mengandung substansi yang sangat luas yang

bersifat toksik dan beberapa percobaan berusaha mendemonstrasikan pengaruh alelopati

dengan memberikan ekstrak suatu tanaman kepada biji-biji atau pun bibit tanaman lainnya.

Terlepas dari suatu kenyataan bahwa ekstrak suatu tanaman bukanlah material percobaan

yang cicik, karena tidak terdapat di alam. Ekstrak tersebut sering sekali tidak steril sehingga

transformasi bakteri barang kali telah berlangsung dan biasanya tanaman-tanaman tersebut

tidak memiliki hubungan ekologis. Penelitian seperti ini sulit ditafsirkan. Pertanyaannya

adalah apakah beberapa tanaman mempunyai suatu pegaruh toksik pada tanaman lainnya

yang tumbuh di lapangan dan ini harus terpisah dari setiap kompetisi untuk cahaya, air dan

hara.”

Anonimus (2009:online)

Menurut Sukman (1991 : 231 ) menyatakan bahwa “ Tumbuhan dapat menghasilkan senyawa

alelokimia yang merupakan metabolit sekunder di bagian akar, rizoma, daun, serbuk sari,

bunga, batang, dan biji. Fungsi dari senyawa alelokimia tersebut belum diketahui secara pasti,

namun beberapa senyawa tersebut dapat berfungsi sebagai pertahanan terhadap herbivora dan

patogen tanaman. Tanaman yang rentan terhadap senyawa alelokimia dari tanaman lainnya

dapat mengalami gangguan pada proses perkecambahan, pertumbuhan, serta

perkembangannya. Perubahan morfologis yang sering terjadi akibat paparan senyawa

alelokimia adalah perlambatan atau penghambatan perkecambahan biji, perpanjangan

koleoptil, radikula, tunas, dan akar“

Menurut Soerjani (2001 : 1978) menyatakan bahwa “Sebagai allelopat, substansi kimiawi itu

terkandung dalam tubuh tumbuhan, baik tanaman maupun gulma. Bertindaknya allelopat

tersebut setelah tumbuhan atau bagian tumbuhan mengalami pelapukan, pembusuk,

pencucian ataupun setelah dikeluarkan berupa eksudat maupun penguapan. Tumbuhan yang

suseptibel bila terkena substansi semacam itu akan mengalami gangguan yang berupa

penghambatan pertumbuhan atau penurunan hasil “

Menurut Odum, ( 1998 : 206 ).menyatakan bahwa “Dalam persaingan antara individu-

individu dari jenis yang sama atau jenis yang berbeda untuk memperebutkan kebutuhan-

Page 26: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

kehbutuhan yang sama terhadap faktor-faktor pertumbuhan, kadang-kadang suatu jenis

tumbuhan mengeluarkan senyawa kimia yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dari

anaknya sendiri. Peristiwa semacam ini disebut allelopati. Allelopati terjadi karena adanya

senyawa yang bersifat menghambat. Senyawa tersebut tergolong senyawa sekunder karena

timbulnya sporadis dan tidak berperan dalam metabolisme primer organisme organisme.

Hambatan dan gangguan allelopati dapat terjadi pada perbandingan dan perpanjangan sel,

aktivitas giberelin dan IAA, penyerapan hara mineral, laju fotosintesis, respirasi, pembukaan

stomata, sistem protein, dan aktivitas enzim tanaman. Faktor-faktor yang mempengaruhi

besarnya daya hambat senyawa kimia penyebab allelopati dari tanaman antara lain jenis

tanaman yang menghasilkan, macam tanaman yang dipengaruhi, keadaan pada waktu sisa

tanaman mengalami perombakan “

Menurut Mc.Naughton and Wolf (1990; 132 ) menyatakan bahwa “Allelopati dapat

meningkatkan agresivitas gulma didalam hubungan interaksi antara gulma dan tanaman

melalui eksudat yang di keluarkannya, yang tercuci,yang teruapkan,atau melalui hasil

pembusukan bagian-bagian organ yang telah mati. Beberapa jenis tanaman yang mempunyai

efek allelopati adalah Pinus merkusii, Imperata silindrica, Musa spp, dan Acacia mangium,

dsb. Dalam pengaruhnya, Allelopati memiliki pengaruh yaitu antara lain senyawa allelopati

dapa menghambat penyerapan hara yaitu dengan menurunkan kecepatan penyerapan ion-ion

oleh tumbuhan, beberapa allelopat menghambat pembelahan sel-sel akar

tumbuhan,mempengaruhi pembesaran sel tumbuhan, menghambat respirasi akar,

menghambat sintesa protein, menurunkan daya pemeabilitas membran pada sel tumbuhan

dan dapat mengahambat aktivitas enzim “

V.            Alat dan bahan

Alat : 1). Mortal

2). Skepel ( penumbuk )

3). Cawan petri 2 buah

4). Gelas kimia 2 buah

5). Kertas saring

6). Corong kaca

7). Kapas

8). Tanah liat , air , dan 2 buah gelas atom.

Bahan :

Page 27: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

1). Rumput teki ( Cyprinus sp )

2). Kacang hijau

VI.            Cara kerja

1)         Membuat ekstrak rumput teki dengan cara menumbuk dengan mortal dan skepel .

2)         Member air pada rumput teki yang telah di haluskan

3)         Menyaring ekstrak rumput teki kedalam gelas kimia dengan perbandingan 2 : 28.

4)         Meletakkan biji kacang hijau diatas media kapas dan tanah pada cawan petri .

5)         Meneteskan ekstrak rumput teki pada masing-masing media sebanyak 5 tetes .

6)         mengamati perkecambahan biji-biji tersebut selama 1 minggu.

7)         Menghitung persen perkecambahannya dan diukur panjangnya.

VII.            Data Hasil Pengamatan

VIII.            Deskripsi data

IX.            Pembahasan

           Dari percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa dosis ekstrak tanaman allelopati

yang diberikan terhadap ketiga biji yang dijadikan sebagai objek percobaan sangat

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan dari biji pada saat perkecambahan ini.

Kebanyakan biji yang diberikan dosis ekstrak tanaman allelopati yang tinggi sebagiannya

mati. Namun sebaliknya pada biji yang diberi perlakukan dengan dosis ekstrak allelopati

yang tidak terlalu tinggi persen perkecambahannya tergolong besar. Hal ini menandakan

bahwa ekstrak dari tanaman allelopati ini sangat mempengaruhi perkecambahan dari biji

percobaan. Biji-biji yang dijadikan sebagai objek percobaan terlihat rusak karena diberi

perlakuan dengan ekstrak tanaman allelopati. Dalam prinsipnya Allelopati merupakan

pengaruh yang bersifat merusak, menghambat, merugikan dan dalam keadaan kondisi

tertentu dapat juga menguntungkan. Dimana pengaruh ini terjadi pada perkecambahan,

pertumbuhan maupun pada saat metabolisme tanaman. Pengaruh ini disebabkan oleh adanya

senyawa kimia yang di lepaskan oleh suatu tanaman ke tanaman yang lainnya.

Dari data hasil percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa persen

perkecambahan tertinggi ada pada tanaman kacang hijau yaitu sebesar 46,6 %, sedangkan

yang terendah adalah pada biji jagung yaitu sebesar 30 %. Ini dapat terjadi demikian,

Page 28: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

mungkin karena tanaman kacang hijau lebih tahan terhadap zat kimia yang dikeluarkan oleh

tanaman allelopati tertentu sedangkan tanaman jagung spesiesnya tidak tahan terhadap zat

allelopati yang dikeluarkan oleh tanaman tertentu. Dalam kejadian ini terlihat bahwa adanya

persaingan tanaman untuk mempertahankan hidup dari zat-zat yang bersifat allelopati yang

dikeluarkan oleh tanaman lain uyang bersifat merusak. Dalam persaingan antara individu-

individu dari jenis yang sama atau jenis yang berbeda untuk memperebutkan kebutuhan-

kehbutuhan yang sama terhadap faktor-faktor pertumbuhan, kadang-kadang suatu jenis

tumbuhan mengeluarkan senyawa kimia yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dari

anaknya sendiri. Peristiwa semacam ini disebut allelopati. Allelopati terjadi karena adanya

senyawa yang bersifat menghambat. Senyawa tersebut tergolong senyawa sekunder karena

timbulnya sporadis dan tidak berperan dalam metabolisme primer organisme organisme.

Dalam percobaan allelopati ini, adapun jenis tanaman yang dijadikan ekstrak yang

diketahui mengandung zat allelopati yaitu ekstrak rumput teki . Bagian-bagian tanaman yang

digunakan adalah bagian akar dan daun. senyawa beracun yang dapat mempengaruhi

perumbuhan tanaman. Tumbuhan yang telah mati dan sisa-sisa tumbuhan yang dibenamkan

kedalam tanah juga dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Kartawinata dalam teori nya

menyatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstraks organ tubuh alang-alang, maka

semakin besar pengaruh negatifnya terhadap pertumbuhan kecambah suatu tanaman. Contoh,

jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan

bakteri tertentu. Alelokimia pada tumbuhan dilepas ke lingkungan dan mencapai organisme

sasaran melalui penguapan, eksudasi akar, pelindian, dan atau dekomposisi. Setiap jenis

alelokimia dilepas dengan mekanisme tertentu tergantung pada organ pembentuknya dan

bentuk atau sifat kimianya . Mekanisme pengaruh alelokimia (khususnya yang menghambat)

terhadap pertumbuhan dan perkembangan organisme (khususnya tumbuhan) sasaran melalui

serangkaian proses yang cukup kompleks, proses tersebut diawali di membran plasma dengan

terjadinya kekacauan struktur, modifikasi saluran membran, atau hilangnya fungsi enzim

ATP-ase. Hal ini akan berpengaruh terhadap penyerapan dan konsentrasi ion dan air yang

kemudian mempengaruhi pembukaan stomata dan proses fotosintesis. Hambatan berikutnya

mungkin terjadi dalam proses sintesis protein, pigmen dan senyawa karbon lain, serta

aktivitas beberapa fitohormon. Sebagian atau seluruh hambatan tersebut kemudian bermuara

pada terganggunya pembelahan dan pembesaran sel yang akhirnya menghambat

pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sasaran.

Page 29: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

Alelopati tentunya menguntungkan bagi spesies yang menghasilkannya, namun

merugikan bagi tumbuhan sasaran. Oleh karena itu, tumbuhan-tumbuhan yang menghasilkan

alelokimia umumnya mendominasi daerah-daerah tertentu, sehingga populasi hunian

umumnya adalah populasi jenis tumbuhan penghasil alelokimia. Dengan adanya proses

interaksi ini, maka penyerapan nutrisi dan air dapat terkonsenterasi pada tumbuhan penghasil

alelokimia dan tumbuhan tertentu yang toleran terhadap senyawa ini.

Proses pembentukkan senyawa alelopati sungguh merupakan proses interaksi

antarspesies atau antarpopulasi yang menunjukkan suatu kemampuan suatu organisme untuk

mempertahankan kelangsungan hidup dengan berkompetisi dengan organisme lainnya, baik

dalam hal makanan, habitat, atau dalam hal lainnya.

X.            Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa Proses

pembentukkan senyawa alelopati sungguh merupakan proses interaksi antarspesies atau

antarpopulasi yang menunjukkan suatu kemampuan suatu organisme untuk mempertahankan

kelangsungan hidup dengan berkompetisi dengan organisme lainnya, baik dalam hal

makanan, habitat, atau dalam hal lainnya. Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila

populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain .

Allelopati terjadi karena adanya senyawa yang bersifat menghambat. Senyawa tersebut

tergolong senyawa sekunder karena timbulnya sporadis dan tidak berperan dalam

metabolisme primer organisme organisme.

XI.            Daftar pustaka

Anonim a. Tanpa Tahun. Alelopati. (Online) (http://io.ppi jepang.org/download.php?

file=files/inovasi diakses tanggal 5 Desember 2007).

Odum . 1998 . ekologi tumbuhan .rineka cipta : Jogjakarta

Petelay, Febian. 2003. Pengaruh Allelopathy Acacia mangium wild terhadap Perkecambahan

Benih Kacang Hijau (Phaseolus radiatus) dan Jagung (Zea mays). (Online)

(http://www.geocities.com/irwantoshut/allelopathy_acacia.doc. diakses pada tanggal 21

November 2007).

Soejani . 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Page 30: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

Sukman, Y., & Yakub. 1991. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Jakarta: Rajawali Pers http://novita-ristiani.blogspot.com/2012/11/laporan-praktikum-ekologi-tumbuhan.html

PENGARUH ALLELOPATI JENIS TUMBUHANTERHADAP PERKECAMBAHAN

OLEH :

DUMORA MANURUNGGRESYA HUTABARAT

JHON HERY MANURUNGLESTARI DOLOKSARIBU

NURY SYAHPUTRI HARAHAPSITI NURHAYATI TAMBUNAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2011ABSTRAK

Praktikum yang berjudul, “Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap

Perkecambahan bertujuan untuk mempelajari pengaruh allelopati dari jenis

tumbuhan terhadap perkecambahan tanaman. Praktikum dilaksanakan

pada hari Jum’at. Bertempat di Laboratorium Ekologi Tumbuhan, Jurusan

Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Negeri Medan (UNIMED), Medan. Alat yang digunakan adalah blender,

cawan petri, corong penyaring, gelas ukur 10 cc, kapas/tissue, Kertas

Page 31: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

saring, mangkuk pengerus (lumping dan alu), penggaris, pipet tetes, piring

plastik, dan pisau/gunting sedangkan bahan yang digunakan adalah ekstrak

Acacia mangium (akasia) dan ekstrak Imperata cylindrica (alang-alang) ,

akuades, Phaseolus radiates (kacang hijau), Zea mays (jagung). Dari

percobaan, didapat hasil yaitu kita dapat mengetahui pengaruh allelopati

Acacia mangium dan Imperata cylindrica terhadap pertumbuhan

Phaseolus radiatus dan Zea mays, serta faktor-faktor yang mempengaruhi

perkecambahan. Kesimpulan yang didapat pada praktikum ini adalah

allelopati menghambat pertumbuhan tumbuhan jenis lain yang tumbuh

yang bersaing dengan tumbuhan allelopati tersebut.

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

            Alelopati merupakan suatu peristiwa dimana suatu individu

tumbuhan yang menghasilkan zat kimia dan dapat menghambat

pertumbuhan jenis yang lain yang tumbuh bersaing dengan tumbuhan

tersebut. Istilah ini mulai digunakan dan diartikan sebagai pengaruh

negatif dari suatu jenis tumbuhan tingkat tinggi terhadap perkecambahan,

pertumbuhan, dan pembuahan jenis-jenis lainnya. Kemampuan untuk

Page 32: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

menghambat pertumbuhan tumbuhan lain merupakan akibat adanya suatu

senyawa kimia tertentu yang terdapat pada suatu jenis tumbuhan.

            Terlepas dari suatu kenyataan bahwa ekstrak suatu tanaman

bukanlah material percobaan yang cicik, karena tidak terdapat di alam.

Ekstrak tersebut sering sekali tidak steril sehingga transformasi bakteri

barang kali telah berlangsung dan biasanya tanaman-tanaman tersebut

tidak memiliki hubungan ekologis. Penelitian seperti ini sulit ditafsirkan.

Pertanyaannya adalah apakah beberapa tanaman mempunyai suatu

pegaruh toksik pada tanaman lainnya yang tumbuh di lapangan dan ini

harus terpisah dari setiap kompetisi untuk cahaya, air dan hara. Itulah

sebabnya mengapa kita perlu mempelajari pengaruh alelopati ini terhadap

tumbuhan lain.

Penerapan alelopati dalam pertanian secara garis besar adalah untuk

mengendalikan gulma dan penyakit menggunakan bahan yang berasal dari

tumbuhan atau mikroorganisme. Penggunaan pestisida yang berasal dari

tumbuhan bersifat relatif aman, karena berbeda dengan bahan kimia

sintetis, bahan alami  mudah terurai sehingga tidak akan meninggalkan

residu di tanah atau air, dan oleh karena itu tidak menimbulkan

pencemaran. Penanaman tanaman produksi maupun non-produksi yang

alelopatik terhadap gulma atau patogen bahkan dapat dikatakan tidak

menimbulkan efek negatif terhadap lingkungan dan manusia, dan murah

bagi petani sehingga petani tidak perlu menambahkan input dari luar.

Diperkirakan ada sekitar 641/2 juta hektar padang rumput di

Indonesia, di mana sebagian besar Imperata. Di Indonesia nampaknya

Imperata bukan merupakan jenis tumbuhan alamiah. Hampir seluruhnya

terbentuk ada di ladang karena rumput-rumput ini akan merupakan saingan

bagi tanaman budaya dan akan merupakan tanaman yang tidak disenangi

Page 33: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

bagi ladang-ladang yang baru saja dibero karena rumput-rumput ini akan

menghambat penghutanan kembali sehingga akan memperlama waktu

bero yang diperlukan sebelum tanah tersebut bisa digarap kembali. Sifat-

sifat dari tanaman ini yang sangat membutuhkan banyak sinar, tingginya

tanaman, kecepatannya tumbuh, dan daun-daunnya yang rimbun,

kesemuanya merupakan faktor saingan bagi tumbuhan rumput yang telah

ada di tempat-tempat seperti itu (Dove dan Martopo,1987).

Gulma adalah tanaman tumbuhan liar yang tidak dikehendaki

tumbuh di antara tanaman pokok. Beberapa gulma sering menjadi inang

hama dan penyakit tanaman tertentu atau mengandung zat tertentu (zat

allelophaty) yang dapat merugikan tanaman pokok. Persaingan gulma pada

awal pertumbuhan akan mengurangi kuantitas hasil, sedangkan persaingan

dan gangguan gulma menjelang panen berpengaruh besar terhadap kualitas

hasil. Perbedaan cara penanaman, laju pertumbuhan dan umur varietas

yang ditanam, dan tingkat ketersediaan unsur hara juga akan menentukan

besarnya persaingan gulma dengan tanaman (Djojosumarto, 2001).

Untuk melihat lebih lanjut dan langsung mengamati perngaruh

allelopati dari    alang-alang (Imperata cylindrica) dan akasia (Acacia

mangium), terhadap perkecambahan jenis tumbuhan lain, maka dilakukan

suatu percobaan. Dimana dari jenis tumbuhan alang-alang (Imperata

cylindrica) dan akasia   (Acacia mangium), akan dibuatkan suatu ekstrak

yang kemudian didalamnya akan dimasukkan beberapa jenis biji tanaman.

Dan dalam percobaan ini jenis biji yang akan digunakan yaitu biji Kacang

Hijau dan jagung.

Rumusan Masalah

Page 34: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

Rumusan masalah pada praktikum adalah bagaimana pengaruh

ekstrak daun Acacia mangium dan imperata cylindrica terhadap

perkecambahan dan pertumbuhan Phaseolus radiates dan Zea mays.

Batasan Masalah

Batasan masalah pada praktikum adalah pengamatan perkecambahan

biji Phaseolus radiates dan Zea mays (persen perkecambahan) serta

pengamatan pertumbuhan fase vegetatif Phaseolus radiates dan Zea mays

(tinggi tanaman) yang telah diberi ekstrak daun Acacia mangium dan

imperata cylindrica.

Tujuan Praktikum

            Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh allelopati dari

beberapa jenis tanaman terhadap perkecambahan atau pertumbuhan jenis

tumbuhan lain.

Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

pengaruh yang diberikan alelopati Acacia mangium dan imperata

cylindrical terhadap perkecambahan biji dan pertumbuhan vegetatif

tanaman uji Phaseolus radiates dan Zea mays.

TINJAUAN PUSTAKA

Page 35: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

            Alelopati merupakan sebuah fenomena yang berupa bentuk

interaksi antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya

melalui senyawa kimia. Pendapat lain mengungkapkan bahwa alelopati

merupakan suatu peristiwa dimana suatu individu tumbuhan yang

menghasilkan zat kimia dan dapat menghambat pertumbuhan jenis yang

lain yang tumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut. Istilah ini diartikan

sebagai pengaruh negatif dari suatu jenis tumbuhan tingkat tinggi terhadap

perkecambahan, pertumbuhan, dan pembuahan jenis-jenis lainnya.

Kemampuan untuk menghambat pertumbuhan tumbuhan lain merupakan

akibat adanya suatu senyawa kimia tertentu yang terdapat pada suatu jenis

tumbuhan (Indriyanto, 1999).

            Dalam persaingan antara individu-individu dari jenis yang sama

atau jenis yang berbeda untuk memperebutkan kebutuhan-kebutuhan yang

sama terhadap factor-faktor pertumbuhan, kadang-kadang sustu jenis

tanaman mengeluarkan suatu jenis senyawa kimia yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan jenis-jenis tanaman lain dan mungkin juga

dapat  mempengaruhi pertumbuhan dari anakannya sendiri, dan inilah

yang merupakan suatu peristiwa yang dikenal dengan allelopati (Onrizal.

2008).

Tumbuhan juga dapat bersaing antara sesamanya dengan secara

interaksi biokimia, yaitu salah satu tumbuhan mengeluarkan senyawa

beracun ke sekitarnya dan dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan

tunbuhan lainnya. Interaksi antara gulma dan pertanaman antara lain

menyebabkan gangguan perkecambahan biji, kecambah jadi abnormal,

pertumbuhan memanjang akar terhambat, perubahan susunan sel-sel akar

dan  lain sebagainya. Persaingan yang timbul akibat dikeluarkannya zat

yang meracuni tumbuhan lain disebut allelophaty, senyawa-senyawa kimia

Page 36: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

yang mempunyai potensi allelophaty dapat ditemukan di setiap organ

tumbuhan, antara lain terdapat pada: daun, batang, akar, rhizoma, buah,

biji dan umbi serta bagian-bagian tumbuhan yang membusuk. Umumnya

senyawa yang dikeluarkan adalah dari golongan fenol. Species gulma yang

diketahui mengeluarkan senyawa-senyawa beracun adalah alang-alang

(Imperata cylindrica), teki (Cyperus rotundus), Agropyron intermedium,

Salvia lencophyella, Cynodon dactylon, Cyperus esculentus dan lainnya.

Sehingga gulma merupakan persaingna lami yang kuat dengan daya

kecambah yang tinggi dan lahan tahan terhadap gangguan tanah,

pertumbuhan cepat, daya regenerasi kuat (gulma tahunan), tidak peka

terhadap sinar matahari yang kurang akibat penaungan tumbuhan lain,

tingkat absorpsi dan penggunaan unsur hara dan air yang besar, dan daya

penyesuaian terhadap iklim yang luas. Gulma yang menimbulkan

persaingan berat terhadap tanaman adalah yang memiliki tajuk dan

perakaran yang luas dan banyak, pertumbuhan yang cepat, waktu

berkecambah dan pemunculan yang lebih awal dari tanaman, kerapatan

yang cepat meninggi dan berjalur fotosintesis C4 (Sukman dan Yakup,

1995).

Alang-alang (Imperata cylindrica) merupakan gulma tahunan yang

keberadaannya sangat tidak dikehendaki oleh kaum petani khususnya.

Tumbuhan ini banyak terdapat di lahan pertanian di daerah tropis dan

subtropis. Alang-alang dapat menghasilkan hormon alelopati, yaitu zat

yang dapat mematikan tumbuhan lain. Akibat pada suatu lahan dapat

terjadi monokultur, dan yang ada hanya alang-alang. Dengan mengacu

pada kemampuan alelopati untuk mematikan tumbuhan lain, penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh alelopati yang terdapat pada

Page 37: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

rimpang alang-alang terhadap pertumbuhan gulma teki (Cyperus rotundus)

(Wijaya, 1998).

Pengaruh allelopati bagi tumbuhan:

1.      Menghambat penyerapan hara oleh akar tanaman

2.      Menghambat pembelahan sel

3.      Menghambat pertumbuhan tanaman

4.      Menghambat aktivitas fotosintesis

5.      Memacu atau menghambat respirasi

6.      Mempengaruhi sintesis protein

7.      Menurunkan permeabilitas membran

8.      Menghambat aktivitas enzim

9.      Menghambat fiksasi N dan nitrifikasi (Soejono, 2007).

Kehadiran tumbuhan yang mengeluarkan bahan kimia seperti

penghambat pertumbuhan spesies lain di sekitarnya. Pengaruh bahan kimia

dapat menyebabkan pertumbuhan yang terhambat sama sekali,

pertumbuhan terlambat. Apabila terjadi pertumbuhan yang sama sekali

terhambat maka akibatnya dapat terlihat dari bentuk daerah yang gundul

disekitar tumbuhan yang mengeluarkan bahan kimia itu. Gejala ini sering

disebut allelopati (Ewusei, 1990).

Allelokimia (senyawa penyebab allelopati) berasal dari bagian yang

berbeda pada tumbuhan penghasilnya; akan tetapi, bagian terpenting

sebagai sumber allelokimia adalah akar dan daun. Eksudat akar berperan

aktif dalam pengaturan sismbiosis dan proteksi tumbuhan terhadap

mikroorganisme. Dalam interaksi allelopati, tumbuhan donor

Page 38: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

menggunakan metabolit sekunder yang dikeluarkan akar ke rizosfir untuk

mengganggu pertumbuhan tumbuhan lain di sekitarnya (Bais et al., 2004).

Peristiwa allelopati ialah peristiwa adanya pengaruh jelek dari zat

kimia (allelopat) yang dikeluarkan tumbuhan tertentu yang dapat

merugikan pertumbuhan tumbuhan lain yang tumbuh di

sekitarnya.Pertumbuhan jagung banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor

genetic dan lingkungan, diantara faktor lingkungan adalah adanya

persaingan dengan gulma. Pertumbuhan gulma disekitar tanaman jagung

perlu dikendalikan karena menurunkan kualitas dan kuantitas hasil panen

(Kurniawan, 2006).

Allelopati adalah produksi substansi (zat) oleh suatu tanaman yang

merugikan tanaman lain atau mikroba. Ini merupakan topic yang

kontroversi (bertentangan). Masalahnya adalah bahwa tanaman

mengandung substansi yang sangat luas yang bersifat toksik dan beberapa

percobaan berusaha mendemonstrasikan pengaruh allelopati dengan

memberikan ekstrak suatu tanaman kepada biji-biji ataupun bibit tanaman

lain. Terlepas dari kenyataan bahwa ekstrak suatu tanaman bukanlah

material percobaan yang cocok, karena tidak terdapat di alam, ekstrak

tersebut sering kali tidak steril sehingga transformasi bakteri barangkali

telah berlangsung dan biasanya tanaman-tanaman tersebut tidak memiliki

hubungan ekologi (Fitter dan Hay, 2000).

Page 39: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

BAB II

METODOLOGI

Waktu dan Tempat

            Adapun Praktikum Ekologi Tumbuhan yang berjudul “ Pengaruh

Allelopati Beberapa Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Beberapa

tanaman”  dilaksanakan pada tanggal 18 September – 24 September 2010 

, pukul 14.00 WIB di Ruang Laboratorium Ekologi Tumbuhan, Jurusan

Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Negeri Medan, Medan.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

Page 40: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

1.     Bagian akar atau daun alang-alang (Imperata cylindrica), dan daun akasia

(Acacia mangium), sebagai bahan pembuat ekstrak.

2.     Biji jagung, biji kacang hijau, sebagai bahan percobaan (biji yang akan

dikecambahkan).

3.     Air, fungsinya untuk membasahi kapas dan pengenceran ekstrak sebagai

media tanam.

4.     Kapas, sebagai bahan media tanam.

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

1.     Blender atau mangkok penggerus, fungsinya sebagai alat penghalus

bagian akar atau daun alang-alang (Imperata cylindrica), daun akasia

(Acacia mangium).

2.     Pipet tetes, fungsinya untuk meneteskan ekstrak pada cawan petri (petri

dish) yang berisi biji kacang hijau dan biji jagung.

3.     Kertas saring, fungsinya untuk menyaring ekstrak.

4.     Gelas ukur, fungsinya untuk mengukur volume ekstrak..

5.     Pisau atau gunting, fungsinya untuk memotong bagian akar atau daun

alang-alang (Imperata cylindrica) dan daun akasia (Acacia mangium).

C. Prosedur kerja

1.     Dibuat ekstrak alang-alang dan akasia dengan cara sebagai berikut :

a.     Dihancurkan dan dihaluskan bagian tumbuhan yang dipilih tersebut

dengan mangkok penggerus atau blender.

b.     Dibuat ekstrak atau hasil rendaman bagian tumbuhan tersebut dengan air,

dengan perbandingan bagian tumbuhan : air adalah 1 : 7, 1 : 14, dan 1 : 21

Page 41: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

dan dibiarkan selam 24 jam. Setelah 24 jam, saringlah ekstrak yang

diperoleh dengan menggunakan alat penyaring.

2.     Diletakan biji kacang hijau dan jagung pada cawan petri, masing-masing

10 biji pada masing-masing 4 cawan. Sebelumnya di dalam gelas aqua

sudah dimasukkan kapas yang dibasahi dengan air.

3.     Ditetesi sebanyak 10 tetes ekstrak allelopati ke dalam gelas aqua yang

telah berisi biji kacang hijau dan jagung.

4.     Dipilih kombinasi perlakuan oleh masing-masing kelompok, biji kacang

hijau dan jagung dengan perlakuan (kontrol dan perlakuan ekstrak dengan

salah satu konsentrasi 1 : 7, atau 1 : 14, atau 1 : 21).

5.     Tiap kelompok terdapat 4 (empat) perlakuan dengan masing-masing

perlakuan 3 (tiga) ulangan.

6.     Diamati perkecambahan biji-biji tersebut selama 1 minggu, tentukan

persen kecambahnya dan ukur panjang kecambahnya.

7.     Dengan menggunakan rancangan percobaan acak lengkap gunakan sidik

ragam untuk mengetahui pengaruh perlakuan pemberian ekstrak bahan

allelopati terhadap respon tumbuhan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

            Berdasarkan hasil pengamatan dan pendataan yang dilakukan

terhadap percobaan maka diperoleh data sebagai berikut :

Page 42: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

1.     Perlakuan ekstrak Akasia (Acacia mangium)  terhadap jagung (Zea mays)

Ulang

an

Kontr

ol

1:7 1:1

4

1:2

1

1 5,54 5,14 7,03 6,87 24,5

8

2 4,83 3,43 6,04 2,16 16,4

6

3 7,04 7,46 2,71 6,91 24,1

2

Total 17,41 16,0

3

15,7

8

15,9

4

65,1

6

Faktor koreksi

= V 2    12

= (65,16)2 = (4245,826) = 353,819       12                12

 Jangkauan kuadrat tengah (JKT) 

= [(5,54)2 + (5,14)2 + (7,03)2 + (6,87)2 + (4,83)2 + (3,43)2 + (6,04)2+ (2,16)2 +

(7,04)2 + (7,46)  + (2,71)2 + (6,91)2] - (353,819)

= [(30.69) + (26,42) + (49,42) + (47,20) + (23,33) + (11,76) + (36,48) +

(4,67) + (49,56) + (55,652) + (7,34) + (47,75) ] - (353,819)

= [(390,272) - (353,819)]

= 36,453

Page 43: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

Jangkauan kuadrat perlakuan (JKP)

=[ (17,41) 2 + ( 16,03 ) 2 + ( 15,78 ) 2 + ( 15,94 ) 2 ] – 353,819                                    3=[ (303,108) + (256,961) + (249,008) + (254,084) ] – 353,819                                    3= (1063,161) – 353,819           3= 354,387 – 353,819

= 0,568

Jangkauan Kuadrat Galat (JKG)

JKG     = JKT − JKP

            = 27,932 – 0,568

= 27,364

2.     Perlakuan ekstrak Alang-alang  terhadap Zea mays

Ulang

an

Kontr

ol

1:7 1:14 1:21 ∑

1 5,54 4,85 9,65 8,68 28,5

9

2 4,83 6,22 8,01 8,44 27,5

2

3 7,04 6,34 8,85 5,4 27,5

3

Total 17,41 17,4

1

26,5

1

22,5

2

83,6

4

Page 44: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

Faktor koreksi

= V 2

   12

= (83,64)2 = (6995,65)2 = 582, 971       12                12

Jangkauan kuadrat tengah (JKT) 

= [(5,41)2 + (4,85)2 + (9,65)2 + (8,68)2 + (4,85)2 + (6,22)2 + (8,01)2 + (8,44)2 +

(6,94)2 + (6,34)2 + (8,85)2 + (5,4)2] - ( 582, 971)

= [(29,27) + (23,52) + (93,12) + (75,34) + (23,52) + (38,69) + (64,16) +

(71,23) + (48,16) + (40,20) + (78,32) + (29,16)] - (582,971)

= [ (614,69) - (582,971) ]

= 31,719

Jangkauan kuadrat perlakuan (JKP)

= [ ( 17,41 ) 2 + ( 17,41 ) 2 + ( 26,51 ) 2 + ( 22,52 ) 2 ] – 582,971                                    3

= [(303,108) + (303,108) + (702,780) + (507,150)] – 582,971                                    3

= 605,382 – 582,971

= 22,411

3.     Perlakuan ekstrak Akasia (Acacia mangium)  terhadap kacang hijau

(Phaseolus radiatus)

Ulanga

n

Kontro

l

1:

7

1:1

4

1:2

1

1 1 - - - 1

Page 45: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

2 1,5 - - - 1,

5

3 2 0,7 0,4 0,2 3,

3

Total 4,5 0,7 0,4 0,2 5,

8

Faktor koreksi

= V 2    12

= (5,8)2 = (33,64) = 2,803    12           12

 Jangkauan kuadrat tengah (JKT) 

= [(1)2 + (1,5)2 + (2)2 + (0,7)2 + (0,4)2 + (0,2)2 ] - (2,803)

= [(1) + (2,25) + (4) + (0,49) + (0,16) + (0,04)] - (2,803)

= [(7,94) - (2,803)]

= 5,137

Jangkauan kuadrat perlakuan (JKP)

=[ (4,5) 2 + ( 0,7 ) 2 + ( 0,4 ) 2 + ( 0,2 ) 2 ] – 2,803                          3=[ (20,25) + (0,49) + (0,16) + (0,04) ] – 2,803                           3

Page 46: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

= (20,94) – 2,803        3= 6,98 – 2,803

= 4,177

Jangkauan Kuadrat Galat (JKG)

JKG     = JKT − JKP

            = 5,137 – 4,177

= 0,960

4.     Perlakuan ekstrak Alang-alang  terhadap Zea mays

Ulanga

n

Kontrol 1:7 1:14 1:21 ∑

1 1,3 - - - 1,3

2 1,8 - - - 1,8

3 2,4 - - - 2,4

Total 5,5 - - - 5,5

Faktor koreksi

Page 47: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

= V 2

   12

= (5,5)2 = (30,25)2 = 2,52     12           12

Jangkauan kuadrat tengah (JKT) 

= [(1,3)2 + (1,8)2 + (2,4)2 ] - (2,52)

= [(1,69) + (3,24) + (5,76)] - (2,52)

= [ (10,69) - (2,52) ]

= 8,17

Jangkauan kuadrat perlakuan (JKP)

= [ ( 5,5 ) 2 ] – 8,17         3

= [(30,25)] – 8,17           3

= 10,083 – 8,17

= 1,913

Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh, maka dapat dapat

dilihat bahwa F.hitung yang lebih besar daripada F.tabel, untuk F.Hitung

pada ekstrak alang-alang (Imperata cilindryca) adalah  4,562 dan untuk

Page 48: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

ekstrak akasia (Acacia mangium) adalah 0,055 maka dapat diamati bahwa

yang berpengaruh besar terhadap perkecambahan jagung dalam percobaan

ini adalah ekstrak alang-alang.

Allelopati yang berasal dari pinus berpengaruh terhadap

perkecambahan jagung. Allelopati yang dihasilkan dari ekstrak tersebut

sangat berpengaruh pada perkecambahan. Hal ini sesuai dengan literature

yang dikemukakan oleh                                       Indriyanto (1999), yang

menyatakan bahwa alelopati merupakan suatu peristiwa dimana suatu

individu tumbuhan yang menghasilkan zat kimia dan dapat menghambat

pertumbuhan jenis yang lain yang tumbuh bersaing dengan tumbuhan

tersebut. Istilah ini diartikan sebagai pengaruh negatif dari suatu jenis

tumbuhan tingkat tinggi terhadap perkecambahan, pertumbuhan, dan

pembuahan jenis-jenis lainnya. Kemampuan untuk menghambat

pertumbuhan tumbuhan lain merupakan akibat adanya suatu senyawa

kimia tertentu yang terdapat pada suatu jenis tumbuhan.

            Dari pengamatan terhadap  percobaan, diketahui bahwa bagian

daun alang-alang (Imperata cylindrica) dan akasia (Acacia mangium)

terkandung senyawa kimia yang bersifat menghambat pertumbuhan

(allelopati) dari perkecambahan biji jagung (Zea mays) dan kacang hijau

(Phaseolus radiatus). Hal ini sesuai dengan pernyataan Suryanto (2007),

yang menyatakan bahwa sebagai allelopat, substansi kimiawi itu

terkandung dalam tubuh tumbuhan, baik tanaman maupun gulma.

Bertindaknya allelopat tersebut setelah tumbuhan atau bagian tumbuhan

mengalami pelapukan, pembusukan, pencucian ataupun setelah

dikeluarkan berupa eksudat maupun penguapan.

            Namun pada percobaan praktikum ini, dapat dilihat bahwa

allelopat dari ekstrak akasia kurang berpengaruh nyata pada

Page 49: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

perkecambahan jagung. Hal ini dapat dilihat berdasarkan F.hitung untuk

ekstrak akasia hanya 0,055. Yang berarti nilai F hitung kedua ekstrak ini

lebih kecil daripada F.tabelnya. 

            Pada objek pengamatan ini, maka dapat diamati juga wadah

percobaan allelopati untuk jagung dan kacang hijau yang diberi ekstrak

alang-alang warnanya lebih pekat dibandingkan dengan kedua ekstrak

lainnya. Dapat dipastikan ini juga yang mempengaruhi allelopati pada

perkecambahan jagung.

Tumbuhan yang suseptibel bila terkena substansi semacam itu akan

mengalami gangguan berupa penghambatan pertumbuhan atau penurunan

hasil. Dan dalam percobaan ini allelopati dari alang-alang (Imperata

cylindrica) dan akasia (Acacia mangium) dibuat dalam bentuk ekstrak

(eksudat). Pengaruh bahan kimia dapat menyebabkan pertumbuhan sama

sekali terhambat, pertumbuhan terlambat. Apabila terjadi pertumbuhan

yang sama sekali terhambat, maka akibatnya dapat terlihat dalam bentuk

daerah gundul di sekitar pohon yang menggetahkan bahan kimia itu.

Gejala ini sekarang dikenal sebagai allelopati. Jelas kiranya bahwa

allelopati dapat merupakan faktor dalam suksesi tumbuhan, dalam

kemenonjolan spesies tunggal, dan dalam pembentukan pola nabatah  pada

umumnya.

Untuk hasil percobaan ini, sudah dapat diketahui bahwa allelopati

tersebut berpengaruh nyata terhadap perkecambahan  jagung (Zea mays).

Namun untuk hasil lebih jelasnya, percobaan ini sebenarnya belum akurat,

karena keadaan ynag terjadi di alam sebenarnya tak semudah dengan

percobaan ini. Hal ini sesuai dengan Fitter dan Hay (2000), yang

menyatakan bahwa ekstrak suatu tanaman bukanlah material percobaan

yang cocok, karena tidak terdapat di alam, ekstrak tersebut sering kali

Page 50: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

tidak steril sehingga transformasi bakteri barangkali telah berlangsung dan

biasanya tanaman-tanaman tersebut tidak memiliki hubungan ekologi. 

Setelah dilaksanakan percobaan ini, maka dapat dikatakan bahwa

allelopat yang berpengaruh terhadap perkecambahan jagung (Zea mays)

adalah allelopat Alang-Alang (Imperata cylindrica). Untuk allelopat dari

akasia sifatnya kurang berpengaruh terhadap perkecambahan jagung ini,

sedangkan untuk perkecambahan kacang hijau yang lebih berpengaruh

adalah alelopat alang-alang (Imperata cylindrica) walaupun alelopat

akasia (Acacia mangium) juga berpengaruh namun tidak terlalu

berpengaruh mungkin karena ekstraknya yang terlalu encer.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1.     Pada daun alang-alang (Imperata cylindrica) dan akasia (Acacia

mangium) terdapat senyawa kimia yang bersifat racun (allelopati).

2.     Allelopati berpengaruh nyata terhadap perkecambahan jagung (Zea mays)

dan kacang hijau (Phaseolus radiatus).

3.     Ekstrak alang-alang (Imperata cylindrica) berpengaruh terhadap

perkecambahan kacang hijau (Phaseolus radiatus).

4.     Ekstrak akasia berpengaruh terhadap perkecambahan biji kacang hijau

(Phaseolus radiatus).

5.     Ekstrak akasia (Acacia mangium) kurang pengaruhnya terhadap

perkecambahan jagung (Zea mays) dan begitu juga ekstrak alang-alang

(Imperata cylindrica) yang kurang berpengaruh terhadap perkecambahan

Page 51: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

jagung dan hal tersebut mungkin disebabkan karena kekurang telitian para

praktikan dalam pengenceran ekstrak.

6.     Allelopati merupakan produksi substansi (zat) oleh suatu tanaman yang

merugikan tanaman lain.

Saran

Disarankan agar praktikan lebih teliti pada saat pembuatan ekstrak,

agar hasil pada perkecambahan lebih akurat dan maksimal, selain itu

disarankan juga agar praktikan jeli pada saat pengambilan data agar hasil

perhitungan yang diperoleh maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, S . 1989. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor

Bais, H. P., S. W. Park, T. L. Weir, R. M. Callaway dan J. M. Vivanco. 2004. 'How Plants Communicate Using The Underground Information Superhighway'. http://plants.trends.com. [ diakses pada tanggal 15 September 2010 pukul 19.46 WIB)

Djojosumarto, P. 2001. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Penerbit Kanisius. Jakarta

Dove,M.R. dan S.Martopo. 1987. Manusia Dan Alang-alang Di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Fitter, A.H dan R.K.M.Hay. 2000. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Indriyanto. 1999. Ekologi Hutan. Bumi Aksara. Jakarta

Page 52: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

Kurniawan. 2006. Pengaruh Alelopati Gulma Teki (Ciperus Rotundus) dan Alang-Alang( Imperata cylindrica) Terhadap Kadar Proteind Serat Kasar Hijau Jagung (Zea Mays L.). PS. September 2006. Jakarta

Onrizal dan Kusmana,C. 2005. Ekologi Hutan. Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan

Salampessy, N.S.M,1998, Pengaruh Allelopathy Pohon Titi (Gmelina Mollucana,   Back) Terhadap Perkecambahan Beberapa Jenis Tanaman Tumpang Sari, Universitas Pattimura, Ambon (Skripsi, tudak dipublikasi)

Sukman, Y. dan Yakup. 1995. Gulma Dan Teknik Pengendaliannya. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta

Wijaya, F.H. 1998. Pemanfaatan Allelopati Pada Rimpang Alang-Alang (Imperata cylindrica) sebagai herbisida Organik Pengendali Gulma Teki (Cyperus rotundus). SMU Nusantara .Magelangokepmonroe.blogspot.com/2011/11/makalah-pengaruh-allelopati-pada.html

BAB IPENDAHULUAN1.1Latar BelakangAlelopati merupakan pelepasan senyawa bersifat toksik yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman disekitarnya dan senyawa yang bersifat alelopati disebut alelokimia (Kurniasih,2002). Sedangkan menurut Rice (1995), Inderjit & Keating (1999) dan Singh et al(2003) mendefinisikan alelopati sebagai pengaruh langsung maupun tidak langsung dari suatu tumbuhan terhadap tumbuhan lainnya, baik yang bersifat positif maupun negatif melalui pelepasan senyawa kimia ke lingkungannnya (Junaedi et al., 2006).Beberapa senyawa alelopatimenghambat pembelahan sel-sel akar, menghambat pertumbuhan yaitu dengan mempengaruhi pembesaran sel, menghambat respirasi akar

Page 53: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

, menghambat sintesis protein, menghambat aktivitas enzim, serta menurunkan daya permeabilitas membran pada sel tumbuhan (Soetikno, 1990).Narwal (1999) dan Cipollini, et.al. (2008) menyatakan bahwa efek penghambatan senyawa alelopati pada organisme target bisa terjadi secara langsung maupun tidak langsung, namun bagaimana penghambatanterjadi di alam belum bisa diketahui secara pasti. Hal ini dikarenakan terdapat faktor lain selain alelokimia yang bisa menghambat pertumbuhan diantaranya kompetisi, faktor biotik, dan abiotik (Brooks, 2008) sehingga penelitian ‘bioassay’ penting dilakukan untuk mengevaluasi potensi alelokimia tersebut.L.camaramerupakan tanaman perdu yang banyak tumbuh di daerah tropis dan subtropis, bunganya yang menarik dan beraneka warna mulai dari putih, merah muda, jingga, kuning, dan ungu membuat tanaman ini sering ditanam sebagai tanaman hias baik yang ditanam dalam pot atau taman (Sharma et al., 1999). 1http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9887-Chapter1.pdf

Page 54: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

Pada posting sebelumnya di Kereta-Sains, kita telah

mempelajari macam-macam interaksi antar makhluk hidup. Pada posting

kali ini kita akan lebih menfokuskan pada alelopati. Alelopati berasal dari

bahasa Yunani, allelon yang berarti "satu sama lain" dan pathos yang

berarti "menderita". Alelopati didefinisikan sebagai suatu fenomena alam

dimana suatu organisme memproduksi dan mengeluarkan suatu senyawa

biomolekul (disebut alelokimia) ke lingkungan dan senyawa tersebut

memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan organisme lain di

sekitarnya.

Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu

menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain.

Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan

lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada

mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa atau

antibiotisme. Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan

antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.

MEKANISME ALELOPATI

Fenomena alelopati mencakup semua tipe interaksi kimia antartumbuhan,

antarmikroorganisme, atau antara tumbuhan dan mikroorganisme.

Interaksi tersebut meliputi penghambatan dan pemacuan secara langsung

atau tidak langsung suatu senyawa kimia yang dibentuk oleh suatu

organisme (tumbuhan, hewan atau mikrobia) terhadap pertumbuhan dan

perkembangan organisme lain. Senyawa kimia yang berperan dalam

mekanisme itu disebut alelokimia. Pengaruh alelokimia bersifat selektif,

Page 55: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

yaitu berpengaruh terhadap jenis organisme tertentu namun tidak

terhadap organisme lain.

Diagram alelopati

Alelokimia pada tumbuhan dibentuk di berbagai organ, mungkin di akar,

batang, daun, bunga dan atau biji. Organ pembentuk dan jenis alelokimia

bersifat spesifik pada setiap spesies. Pada umumnya alelokimia

merupakan metabolit sekunder yang dikelompokkan menjadi 14

golongan, yaitu asam organik larut air, lakton, asam lemak rantai panjang,

quinon, terpenoid, flavonoid, tanin, asam sinamat dan derivatnya, asam

benzoat dan derivatnya, kumarin, fenol dan asam fenolat, asam amino

nonprotein, sulfida serta nukleosida. Pelepasan alelokimia pada umumnya

terjadi pada stadium perkembangan tertentu, dan kadarnya dipengaruhi

oleh stres biotik maupun abiotik.

Alelokimia pada tumbuhan dilepas ke lingkungan dan mencapai

organisme sasaran melalui penguapan, eksudasi akar, pelindian, dan atau

dekomposisi. Setiap jenis alelokimia dilepas dengan mekanisme tertentu

tergantung pada organ pembentuknya dan bentuk atau sifat.

1. Penguapan

Senyawa alelopati ada yang dilepaskan melalui penguapan. Beberapa

genus tumbuhan yang melepaskan senyawa alelopati melalui penguapan

adalah Artemisia, Eucalyptus, dan Salvia. Senyawa kimianya termasuk ke

Page 56: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

dalam golongan terpenoid. Senyawa ini dapat diserap oleh tumbuhan di

sekitarnya dalam bentuk uap, bentuk embun, dan dapat pula masuk ke

dalam tanah yang akan diserap akar.

2. Eksudat akar

Banyak terdapat senyawa kimia yang dapat dilepaskan oleh akar

tumbuhan (eksudat akar), yang kebanyakan berasal dari asam-asam

benzoat, sinamat, dan fenolat.

3. Pencucian

Sejumlah senyawa kimia dapat tercuci dari bagian-bagian tumbuhan yang

berada di atas permukaan tanah oleh air hujan atau tetesan embun. Hasil

cucian daun tumbuhan Crysanthemum sangat beracun, sehingga tidak

ada jenis tumbuhan lain yang dapat hidup di bawah naungan tumbuhan

ini.

4. Pembusukan organ tumbuhan

Setelah tumbuhan atau bagian-bagian organnya mati, senyawa-senyawa

kimia yang mudah larut dapat tercuci dengan cepat. Sel-sel pada bagian-

bagian organ yang mati akan kehilangan permeabilitas membrannya  dan

dengan mudah senyawa-senyawa kimia yang ada didalamnya dilepaskan.

Beberapa jenis mulsa dapat meracuni tanaman budidaya atau jenis-jenis

tanaman yang ditanam pada musim berikutnya.

Mekanisme pengaruh alelokimia (khususnya yang menghambat) terhadap

pertumbuhan dan perkembangan organisme (khususnya tumbuhan)

sasaran melalui serangkaian proses yang cukup kompleks, namun proses

tersebut diawali di membran plasma dengan terjadinya kekacauan

struktur, modifikasi saluran membran, atau hilangnya fungsi enzim ATP-

ase. Hal ini akan berpengaruh terhadap penyerapan dan konsentrasi ion

dan air yang kemudian mempengaruhi pembukaan stomata dan proses

fotosintesis. Hambatan berikutnya mungkin terjadi dalam proses sintesis

Page 57: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

protein, pigmen dan senyawa karbon lain, serta aktivitas beberapa

fitohormon. Sebagian atau seluruh hambatan tersebut kemudian

bermuara pada terganggunya pembelahan dan pembesaran sel yang

akhirnya menghambat pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan

sasaran.

Alelopati tentunya menguntungkan bagi spesies yang menghasilkannya,

namun merugikan bagi tumbuhan sasaran. Oleh karena itu, tumbuhan-

tumbuhan yang menghasilkan alelokimia umumnya mendominasi daerah-

daerah tertentu, sehingga populasi hunian umumnya adalah populasi

jenis tumbuhan penghasil alelokimia. Dengan adanya proses interaksi ini,

maka penyerapan nutrisi dan air dapat terkonsenterasi pada tumbuhan

penghasil alelokimia dan tumbuhan tertentu yang toleran terhadap

senyawa ini.

Pengaruh alelopati terhadap pertumbuhan tanaman adalah sebagai

berikut.

Senyawa alelopati dapat menghambat penyerapan hara yaitu

dengan menurunkan kecepatan penyerapan ion-ion oleh tumbuhan.

Beberapa alelopat menghambat pembelahan sel-sel akar tumbuhan.

Beberapa alelopat dapat menghambat pertumbuhan yaitu dengan

mempengaruhi pembesaran sel tumbuhan.

Beberapa senyawa alelopati memberikan pengaruh menghambat

respirasi akar.

Senyawa alelopati memberikan pengaruh menghambat sintesis

protein.

Beberapa senyawa alelopati dapat menurunkan daya permeabilitas

membran pada sel tumbuhan.

Senyawa alelopati dapat menghambat aktivitas enzim.

Page 58: Pengaruh Allelopati Jenis Tumbuhan Terhadap Perkecambahan Nengsi

Proses pembentukkan senyawa alelopati sungguh merupakan proses

interaksi antarspesies atau antarpopulasi yang menunjukkan suatu

kemampuan suatu organisme untuk mempertahankan kelangsungan

hidup dengan berkompetisi dengan organisme lainnya, baik dalam hal

makanan, habitat, atau dalam hal lainnya.

Sumber:

Rohman, Fatchur. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Malang:

Universitas Negeri Malang.

http://kereta-sains.blogspot.com/2012/04/alelopati.html