Pembuatan Film Animasi Kartun Dengan Metode Simple

Embed Size (px)

Citation preview

PEMBUATAN FILM ANIMASI KARTUN DENGAN METODE SIMPLE UNLIMITED ANIMATION DENGAN TEMA BENCANA ALAM DAN PEMANASAN GLOBAL Naskah Publikasi diajukan oleh Arief Gunanto 04.11.0604 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011PRODUCTION OF ANIMATION MOVIE WITH SIMPLE UNLIMITED ANIMATION METHOD WITH DISASTER AND GLOBAL WARMING THEME PEMBUATAN FILM ANIMASI KARTUN DENGAN METODE SIMPLE UNLIMITED ANIMATION DENGAN TEMA BENCANA ALAM DAN PEMANASAN GLOBAL Arief Gunanto Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRACT Technology development nowadays sometimes forces people to do something that exceeds the limit. This action can harm not only the society around but also the environment because it is done without considering the negative effect. One of the examples is illegal logging which can give bad effect to the ecosystem inside and also the

environment around the forest. The most destructive effect from illegal logging is natural disasters such as flood, landslide, and the decay of soil structure. Therefore the writer wants to invite people so they can realize the importance of forest for the continuity living of human being. Animation movie is one of the media to deliver information because people from young to old age will understand the message easily. The making of this animation movie undergoes some stages those are preproduction, production, and post-production. The methode to collect the data which are used in this study are Literature study, Library research, and Interview methode. The technic of animation movie making is simple unlimited animation. This is a tehcnic that combines numerous pictures and unlimited shot taking. An animation movie will be considered as a good work when the story has a good narration. In order to make a good narration the plot of story must be well-ordered. The story should have precedence, the middle, and ending the so-called round. The making of this 2D movie is designed with a simple concept. It only needs the expertise of drawing and mastering software support in expediting the process of project cartoons. Keywords: Animation movie, Natural Disaster, Global Warming1. Pendahuluan Perkembangan teknologi dewasa ini terkadang memaksa sebagian orang untuk melakukan hal yang melampaui batas dan merugikan beberapa kalangan, baik orang lain maupun lingkungan sekitarnya tanpa memikirkan dampak negatifnya. Seperti halnya pembalakan dan penebangan hutan secara liar, akan berdampak negatif pada ekosistem hutan itu sendiri maupun di lingkungan sekitar. Dan dampak yang paling buruk, pembalakan dan penebangan hutan secara liar akan menimbulkan bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan rusaknya struktur tanah hutan. Akhir-akhir ini jarang sekali terlihat tayangan di televisi yang menyinggung tentang larangan untuk melakukan pembalakan dan penebangan hutan secara liar dan ajakan untuk melakukan penghijauan hutan atau reboisasi. Untuk itu penulis ingin

mengajak semua kalangan agar menyadari betapa pentingnya hutan bagi kehidupan manusia di bumi ini. Film animasi kartun sebagai salah satu solusi yang tepat untuk menyampaikan informasi, karena anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa sekalipun lebih mudah untuk menangkap maksud yang diutarakan. Animasi kartun merupakan salah satu dari hasil teknologi multimedia yang paling rumit dan butuh ketekunan sang animator dalam pengerjaannya. Karena pada awalnya animasi kartun dibuat dengan cara manual yaitu dengan menggunakan kertas sebagai media gambar. Apabila sejumlah kertas yang sudah terdapat gambar dengan sedikit perbedaan, disusun sedemikian rupa sehingga gambar akan terlihat bergerak. Namun dengan berkembang pesatnya teknologi, animasi dapat dikerjakan dengan lebih cepat dan mudah. Dalam pembuatan animasi kartun harus melalui tahap pra produksi, produksi dan pasca produksi. Serta dibutuhkan kesabaran dan teknik-teknik tertentu yang dapat memudahkan animator dalam mengerjakannya. Maka dipilihlah metode simple unlimited animation yang mempunyai pengertian animasi dengan teknik menggabungkan banyak gambar dan pengambilan shot yang tak terbatas. Untuk melakukan animasi ini, ketrampilan animator sangat dibutuhkan sebab dia harus dapat menciptakan ilusi gerakan dari berbagai sudut pengambilan gambar. 2. Landasan Teori 2.1 Konsep Dasar Animasi 2.1.1 Sejarah Animasi Pada tahun 1832 seorang ahli sains Belgia JOSEPH PLATEU menciptakan Penakistiscope. Yakni sebuah cakram yang di seputarnya dibuat gambar-gambar yang menggambarkan gerak, serta lobang-lobang yang dibuat secara teratur untuk mengintip. Dengan memutar cakram didepan cermin sambil kita mengintipnya dari lobang-lobang tersebut, kita akan melihat gambar yang bergerak. Dan mulai dari Penakistiscope inilah awalnya para calon animator mengawali belajar membuat animasi hingga saat ini.

1 2.2 Simple Unlimited Animation Metode Simple Unlimited Animation adalah animasi yang digambar dan digerakkan secara utuh dalam 1 atau lebih pada suatu karakter. Dalam pembuatan film animasi yang menggunakan teknik ini, kita dituntut untuk membuat gambar inbetween yang banyak agar menghasilkan animasi yang halus. 3. Pra Produksi Sebuah film baik animasi maupun live, sangat bergantung pada cerita yang disuguhkan. Untuk membuat sebuah cerita yang bagus sangat diperlukan struktur cerita yang jelas. Cerita tersebut harus memiliki awalan, nilai tengah, dan akhir cerita yang sering disebut dengan babak. 3.1 Menentukan Ide Ide cerita pada film animasi ini terinspirasi dari salah satu tindak kriminal yang berhubungan dengan lingkungan yang terjadi di indonesia maupun negara lain, yaitu penebangan hutan secara liar. Hal ini bisa terjadi karena mudahnya mendapatkan izin penebangan hutan yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat. Bagi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, izin tersebut dapat disalahgunakan untuk membabat hutan demi keuntungan pribadi. 3.2 Merancang konsep Film animasi kartun ini mempunyai konsep yang sederhana. Konsep yang digunakan dalam film animasi ini adalah drama tragedi yang mengandung unsur keserakahan manusia yang dipadu dengan unsur penyalahgunaan birokrasi pemerintahan yang dilakukan oleh pejabat yang korup.Unsur unsur tersebut dipadukan dengan musik latar yang dramatis untuk membuat suasana menjadi lebih hidup. 3.3 Menentukan Tema

Setelah semua ide terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menentukan tema pada sebuah cerita. Tema adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Tema pada sebuah film biasanya mengerucut pada satu kata. Disini penulis mengambil tema pokok bencana pada film animasi. 3.4 Membuat Logline

1 MSV animation, 2006. Modul animasi kartun. STMIK AMIKOM, Halaman 1Sebelum menyusun cerita, diperlukan inti cerita yang biasa disebut logline. Logline adalah plot yang dituangkan dalam sedikit mungkin kata-kata yang digunakan dalam menyusun cerita. 3.5 Sinopsis dan script Setelah logline ditemukan, langkah selanjutnya adalah membuat sinopsis. Sinopsis merupakan gambaran keseluruhan cerita kasar dari cerita film. 3.6 Membuat Diagram Sceene Seperti standar film Hollywood, sebuah cerita didasarkan pada diagram scene yang secara umum terdiri dari 3 (tiga) babak, yaitu awal (25%), Tengah (50%) dan Akhir cerita (25%). 3.7 Pengembangan karakter Sebuah cerita dipandu dan dimainkan oleh karakter/tokoh. Bentuk tidaklah menjadi masalah, yang paling penting karakter yang dibuat harus baku karena tanpa karakter seorang animator tidak akan bisa menceritakan sebuah kisah/cerita. 3.8 Menyusun Standar Karakter Standar karakter digunakan sebagai patokan oleh animator untuk membuat animasi. Desain karakter yang sudah dibuat masih belum pasti bila diterapkan pada sebuah animasi karena berbeda dengan komik, gambar karakter yang sudah dibuat

memerlukan panduan yang disesuaikan dengan frame. Setelah semua desain karakter disetujui maka disempurnakan kegambar karakter yang memiliki proporsi yang pasti (biasanya patokan utama dari proporsi dibandingkan dengan bagian kepala karakter), tampak depan, samping, belakang dan posisi-posisi karakter harus sama sesuai dengan perputaran sendi tulang serta anatomi yang disepakati. 3.9 Merancang Warna Tokoh Karakter Merancang dan menentukan warna pada tokoh-tokoh kartun Penyesalan ini tidak terlalu sulit. Dengan pemilihan warna yang sesuai dengan perbandingan imajinasi dan kenyataan yang sama besar. 3.10 Membuat Desain Standar Properti dan Vegetasi Desain standar properti adalah perlengkapan pendukung para tokoh karakter seperti pakaian yang dikenakan (wardrobe), kendaraan, desain rumahnya atau gambaran benda-benda lain dan sebagainya yang bersangkutan dengan karakter tersebut. Sedangkan vegetasi adalah menentukan keadaan disekitarnya meliputi pepohonan yang ada serta tumbuhan lain yang disesuaikan dengan keadaan daerah yang diceritakan. 3.11 Membuat Storyboard Script merupakan kata-katanya (cerita) dan Storyboard merupakan rancangan visualnya. Storyboard memberikan kehidupan (nyawa) bagi script mengenai bagaimana sebuah cerita akan berjalan dan mudah dipahami. Storyboard akan memperlihatkan setiap adegan atau scene dalam beberapa angel kamera kepada semua orang (pekerja film). Pembuatan gambar pada storyboard yang tidak terlalu bagus tidak menjadi masalah, yang paling penting adalah memperlihatkan action atau adegan dalam setiap pengambilan gambar. 4. Produksi 4.1 Proses Clean Up Proses ini merupakan tahap penebalan gambar sketsa menggunakan drawing

pen. Akan sangat berguna jika garis gambar jelas dan tegas sehingga akan mempermudah untuk memasuki proses selanjutnya yaitu proses tracing yang merubah gambar bitmap menjadi vektor. Dimana proses tracing ini sangat memerlukan ketegasan garis. 4.2 Proses Scanning Untuk memindahkan gambar sketsa yang telah melalui proses Clean Up ke dalam format komputer, diperlukan alat berupa scanner. 4.3 Gambar Key Gambar key adalah sebuah awal dari bentuk animasi dalam frame sebagai patokan oleh animator untuk meneruskan sebuah adegan dan gerakan, disamping menyelesaikan key animasi seorang key animator biasanya juga memiliki kemampuan untuk menghitung timing walaupun hanya sekedar tahu. 4.4 Menentukan Timing Dengan menggunakan timing, pekejaan seorang key animator akan menjadi lebih mudah karena dapat menentukan berbagai segi yaitu fisikal, estetika dan durasi. Berikut bagaimana penerapan timing pada karakter sebuah tangan yang sedang mengetuk pintu. 4.5 Gambar Inbetween Dalam film animasi ini animator dituntut untuk mempunyai ketelitian dalam menggambar setiap pergerakan animasi. Standarisasi dan konsekuensi dalam menggambar setiap pergerakan animasi sangat diutamakan dalam pembuatan film animasi dengan metode unlimited animation. 4.6 Pembuatan BackgroundDalam film animasi kartun ini terdapat beberapa background dengan lokasi dan sudut yang berbeda sesuai dengan storyboard. Terdapat tiga lokasi utama dalam film ini yaitu di sebuah kantor, hutan, perkampungan.

5. Pra Produksi Setelah selesai dengan proses produksi film kartun, proses berikutnya adalah pasca produksi. Dalam sebuah proyek pembuatan film animasi atau kartun, proses pasca produksi adalah tahap yang sangat penting. Proses ini meliputi coloring dan dubbing yang bertujuan memberikan kesan hidup pada film animasi. Kemudian tahap terakhir adalah editing dan rendering, proses ini bertujuan untuk mengemas hasil akhir sebuah film. 5.1 Pewarnaan (Coloring) Warna karakter pada dasarnya terdapat tiga jenis, yaitu : basic, shadow, dan highlight. Basic adalah warna dasar gambar. Highlight adalah bagian gambar yang terkena cahaya/sinar. Shadow adalah bagian gambar yang membelakangi cahaya sehingga terjadi bayangan. Pewarnaan pada film Penyesalan lebih sederhana karena hanya menggunakan warna dasar dan shadow saja. 5.2 Editing Editing dilakukan untuk mengemas hasil akhir sebuah film, mensinkronkan suara dengan visual, memberikan special effect, dan mengeksport dalam media yang ditentukan. Untuk mensinkronkan suara dan visual, penulis menggunakan software Macromedia Flash dan Adobe After Effects. Hasil visual dari Macromedia flash yang penulis gunakan berupa file type PNG Sequence (.PNG) dan hasil suara dari Adobe Audition berupa file type (.WAP). Kedua file tersebut digabungkan kedalam software Adobe After Effects untuk membentuk file video berupa (.AVI) dan memberikan efek-efek yang diinginkan berdasarkan panduan storyboard. 5.3 Dubbing Proses Dubbing menggunakan software Adobe Audition. Proses pengolahan

audio/sound untuk pengisian suara pada pembuatan film kartun Penyesalan ini menggunakan Dubbing basah atau tanpa visual. Maksudnya disini adalah dilakukan dubbing terlebih dulu baru kemudian disesuaikan dengan gerakan pada animasi. 5.4 Rendering 5.4.1 Rendering dengan Adobe After Effects Hasil visual dan audio dari Macromedia Flash, Adobe Audition, dan Adobe Photoshop, semuanya digabung di Adobe After Effects untuk membuat efek tertentu.5.4.2 Rendering dengan Adobe Premiere Semua file yang telah dibuat dimasukkan ke Adobe Premiere dengan mengimport file tersebut. 6. Penutup 6.1 Kesimpulan Ada 3 (tiga) tahapan yang dapat ditarik untuk menyimpulkan proses pembuatan film kartun dengan metode simple unlimited animation dengan tema bencana alam dan pemanasan global yang berjudul Penyesalan, yaitu : 1. Pra Produksi 2. Produksi 3. Pasca Produksi 6.1.1 Kelebihan Pembuatan film kartun 2D (dua dimensi) ini dirancang dengan konsep yang sederhana, yakni hanya membutuhkan keahlian menggambar dan dapat menguasai software pendukung dalam memperlancar proses projek film kartun. 6.1.2 Kekurangan Dalam pembuatan film animasi yang menggunakan teknik Unlimited Animation, kita dituntut untuk membuat gambar inbetween yang banyak agar menghasilkan animasi yang halus. Proses ini memakan banyak waktu dan tenaga.

6.2.Saran Halus dan kasarnya sebuah gerakan pada film kartun itu tergantung pada jumlah gambar (inbetween) yang digunakan. Semakin banyak gambar yang digunakan dalam satu gerakan maka kartun yang dihasilkannya semakin halus. Daftar Pustaka Astuti, Dwi, Teknik Membuat Animasi Profesional Menggunakan Macromedia Flash 8, Andi Offset, Yogyakarta, 2006. Chandra, Handi, Membuat sendiri Animasi Profesional Dengan 3D Studio MAX 3.1. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2002. H. Whitaker John Hallas, Timing For Animation , Bayumedia, Jatim, 2006. Hendratman, Hendi, The Magic of Adobe After Effects, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Informatika, Bandung, 2005. Kevin Peaty and Glenn Kirkpatrick, Flash Cartoon Animation, Friendsof, Birmingham, 2002. MSV Animation, Modul Film Kartun, Drawing Animator, PT. Mataram Surya Visi, STMIK AMIKOM, 2003. Mulyanta S., Edi, Lebih kreatif dengan Adobe Photoshop Creative Suite, Andi Offset, Yogyakarta, 2004. Sofyan F., Amir, Modul Multimedia, STMIK AMIKOM Yogyakarta, Yogyakarta, 2005. Suyanto M, Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Andi Offset, Yogyakarta, 2003. Suyanto M. dan Yuniawan Aryanto, Merancang Film Kartun Kelas Dunia, Andi Offset, Yogyakarta, 2006./http://www.about.com , 8 Desember 2010. /http://www.amazon.com , 12 Desember 2010. /http://www.bi.go.id , 17 Desember 2010.

/http://www.google.com , 18 Desember 2010.