Pedoman Hepatitis OK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

this is it..

Citation preview

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    1/50

    Pedoman Pengenda lian H epatit is VirusPedoman Pengendalian Hepatit is Virus

    PEDOMAN PENGENDALIAN

    HEPATITIS VIRUS

    DIREKTORAT JENDERAL PP & PL

    KEMENTERIAN KESEHATAN RI

    TAHUN 2012

    Lampiran IIKeputusan Direktur Jenderal PP dan PLNomor : HK.03.05/D/I.4/2012

    Tanggal : 2012

    TUGAS TIM PENYUNTING DAN PENYUSUN PEDOMAN

    PENGENDALIAN HEPATITIS VIRUS DI INDONESIA

    a. Melakukan pengumpulan dan pengelolaan referensi dalamrangka penyusunan Pedoman Pengendalian Hepatitis Virus diIndonesia;

    b. Melakukan penyusunan rancangan Pedoman PengendalianHepatitis Virus di Indonesia;

    c. Menyiapkan dan melaksanakan pembahasan PedomanPengendalian Hepatitis Virus di Indonesia

    d. Menyiapkan dan melaksanakan finalisasi penyusunan Pedoman

    Pengendalian Hepatitis Virus di Indonesia; dan,

    e. Melakukan penyuntingan terhadap Pedoman PengendalianHepatitis Virus di Indonesia

    Direktur Jenderal PP dan PL

    Prof.dr.Tjandra Yoga Aditama

    Sp.P(K), MARS, DTM&H, DTCE

    NIP: 195509031980121001

    90

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    2/50

    Pedoman Pengenda lian H epatit is VirusPedoman Pengendalian Hepatit is Virus

    11. Dr.dr. Julitasari Sundoro, MSc-PH12. dr. Rossa Avrina13. dr. Sukmawati Dunuyaali14. dr. Ignatius Bima Prasetya15. dr. Anandhara Indriani16. dr. Karnely Herlena, M.Epid17. Agus Handito, SKM, M.Epid18. dr. Marolop Binsar Silaen

    Sekretariat : 1. Arman Zubair, S.Sos2. Muhamad Purwanto, SKM

    OrganisasiProfesi : 1. PPHI (Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia)

    2. IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia)

    Direktur Jenderal PP dan PL

    Prof.dr.Tjandra Yoga Aditama

    Sp.P(K), MARS, DTM&H, DTCE

    NIP: 195509031980121001

    89

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    3/50

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    4/50

    Pedoman Pengenda lian H epatit is VirusPedoman Pengendalian Hepatit is Virusii

    sektor, serta para pakar/ahli dan instansi lainyang relevan.

    Keempat : Tim bertanggung jawab kepada Direktur JenderalPengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkunganmelalui Direktur Pengendalian Penyakit MenularLangsung serta menyampaikan laporan kegiatansecara berkala setiap 1 (satu) bulan.

    Kelima : Segala biaya yang timbul akibat pelaksanaan tugasTim dibebankan pada DIPA Direktorat PengendalianPenyakit Menular Langsung Tahun Anggaran 2012.

    Keenam : Keputusan ini mu lai ber laku pada tanggalditetapkan.

    Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal :

    Direktur Jenderal PP dan PL

    Prof.dr.Tjandra Yoga Aditama

    Sp.P(K), MARS, DTM&H, DTCE

    NIP: 195509031980121001

    87

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    5/50

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    6/50

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    7/50

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    8/50

    Pedoman Pengenda lian H epatit is VirusPedoman Pengendalian Hepatit is Virusvi

    From 2B Formulir Penyaringan Penderita HepatitisTahap Lanjutan Diagnosa Klinis BukanHepatitis dan HBsAg Positif .......................... 77

    Form 3 Formulir Pemantauan Pengobatan PenderitaHepatitis ....................................................... 78

    Form 4 Formulir Pemantauan Hepatitis.................... 79

    DAFTAR PUSTAKA............................................................. 81

    KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PP DAN PL

    TENTANG TIM PENYUNTING & PENYUSUN PEDOMAN

    PENGENDALIAN HEPATITIS VIRUS DI INDONESIA ......... 83

    KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL

    PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN

    NOMOR : HK.03.0 5/ III.4 / 16 15 / 20 12

    TENTANG

    TIM PENYUNTING DAN PENYUSUN

    PEDOMAN PENGENDALIAN HEPATITIS VIRUS DI INDONESIA

    DIREKTUR JENDERAL

    PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN,

    Menimbang : a. bahwa hingga saat ini Hepatitis A, B, dan Cmasih menjadi masalah kesehatan dunia yangserius termasuk di Indonesia karena berpotensimenimbulkan dampak morbiditas danmoralitas, dan memerlukan perhatian dari

    berbagai pihak, baik dari pemerintah, lembaganon pemerintah, maupun masyarakat;

    b. bahwa dalam rangka menurunkan angkakesakitan dan kematian karena Hepatitisperlu dilakukan upaya pengendalian yangkomprehensif, terintegrasi, dan

    berkesinambungan;

    c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud pada huruf a dan b, perlu menyusunPedoman tentang Pengendalian Hepatitis Virusdi Indonesia;

    d. bahwa bersadarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud pada huruf c, perlu membentuk TimPenyusun Rancangan Pedoman PengendalianHepatitis Virus di Indonesia yang ditetapkandengan Keputusan Direktur JenderalPengendalian Penyakit dan PenyehatanLingkungan;

    83

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    9/50

    Pedoman Pengenda lian H epatit is VirusPedoman Pengendalian Hepatit is Virus vii

    DAFTAR ISTILAH

    Hepatitis

    VHA : Virus Hepatitis A

    VHB : Virus Hepatitis B

    VHC : Virus Hepatitis C

    VHD : Virus Hepatitis D

    VHE : Virus Hepatitis E

    HBsAg : Hepatitis B surface Antigen

    HBcAg : Hepatitis B core Antigen

    HBeAg : Hepatitis B envelope Antigen

    LFT : Liver Function Test ( Test Fungsi Hati )

    AST : Asparlate Aminotransferase

    ALT : Alanine Aminotransferase

    Anti HBs : Antibody to Hepatitis B surface antigen

    IgM anti-HBc : Immunoglobulin M. anti to Hepatitis B core

    IgG anti-HBc : Immunoglobulin G. anti to Hepatitis B core

    Anti-HBe : Antibody to Hepatitis B envelopeHBIG : Hepatitis B Immunoglobulin

    HIV : Human Imunodeficiency Virus

    Oro-fecal/fecal-oral : Penularan dari tinja ke mulut

    Masa Inkubasi : Masa antara masuknya kuman penyakit danmunculnya gejala

    CTPS : Cuci Tangan Pakai Sabun

    PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

    MSM : Man Sex Man (hubungan sex antara laki-laki

    dengan laki-laki)IDUs : Injection Drug Users (Pengguna obat terlarang

    dengan cara suntik)

    KLB : Kejadian Luar Biasa

    Morbiditas : Angka Kesakitan

    Mortalitas : Angka Kematian

    Insidens rate : Proporsi antara jumlah penderita denganjumlah penduduk

    82

    Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal PemberantasanPenyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2004,Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1116/MENKES/SK/VIII/

    2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Surveilans EpidemiologiKesehatan.

    Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal PemberantasanPenyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2004,Buku Pedoman Penyelidikan Dan Penanggulangan Kejadian LuarBiasa (KLB).

    Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Jenderal PengendalianPenyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2011, PeraturanMenteri Kesehatan RI No. 1502/Menkes/Per/X/2010 tentang

    Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat MenimbulkanWabah dan Upaya Penanggulangan

    Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Jenderal PengendalianPenyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2011, BukuPedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar BiasaPenyakit Menular dan Keracunan Pangan (Pedoman EpidemiologiPenyakit), Edisi Revisi Tahun 2011.

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    10/50

    Pedoman Pengenda lian H epatit is VirusPedoman Pengendalian Hepatit is Virusviii

    Isolasi : Dilakukan terhadap penderita, denganmemisahkan penderita dengan orang sehatuntuk mencegah dan mengurangi terjadinya

    penularan baik langsung maupun tidaklangsung.

    Karantina : Pembatasan kegiatan penderita, dicurigaipenderita atau orang yang telah kontak denganpenderita selama masa penularan.

    SWOT : Strength Weakness Opportunity Threat (Analisa berdasarkan kekuatan, kelemahan,peluang dan Ancaman)

    WHA : World Health Assembly

    WHD : World Hepatitis Day (Hari Hepatitis Sedunia,diperingati setiap tanggal 28 Juli).

    81

    DAFTAR PUSTAKA

    http://www.who.int/mediacentre/factasheets/fs328/en/index.html.Hepatitis A.

    Wurie,IM, Wurie, AT, Gevao,SM. Sero-prevalence of Hepatitis B virusamong middle to high-socio economic antenatal populationin Sierra Leone. WAJM Vol 24 No.1, January March, 2005.

    Yoshida T et all. Epidemiological Investigation and Analysis ofHepatitis A Virus Genomes in the Three Cases of Hepatitis ofHepatitis A Infections That Occured in April-May 2010.

    Jpn.J.Infect. Dis., 64, 2011.

    Umid M. Sharapov US-CDC, http://wwwnc.cdc.gov/travel/yellowbook/ 2012/chapter-3-infectious-disease-related-to travel/Hepatitis-a.htm. Hepatitis A.

    Goldstein GS, The Influence of Socioeconomic Factors On TheDistribution of Hepatitis In Syracuse N.Y.: Vol.49, No.4, A.J.P.H.

    Hepatitis A, Fact sheet No 328, May 2008.

    Chin J, Kandun IN, Manual Pemberantasan Penyakit Menular, Ed17 tahun 2000.

    Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal PemberantasanPenyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2004,

    Peraturan Menteri Kesehatan RI No.949/MENKES/SK/VIII/2004tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan DiniKejadian Luar Biasa (KLB).

    Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal PemberantasanPenyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2004,Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1479/MENKES/SK/X/2003tentang Pedoman Penyelenggaraan Surveilans EpidemiologiPenyakit Menular Dan Penyakit Tidak Menular Terpadu.

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    11/50

    Pedoman Pengenda lian H epatit is VirusPedoman Pengendalian Hepatit is Virus 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Penyakit Hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakatdi negara berkembang di dunia, termasuk di Indonesia. VHBtelah menginfeksi sejumlah 2 milyar orang di dunia dan sekitar240 juta merupakan pengidap virus Hepatitis B kronis, penderitaHepatitis C di dunia diperkirakan 170 juta orang dan sekitar

    1.500.000 penduduk dunia meninggal setiap tahunnyadisebabkan oleh infeksi VHB dan VHC. Indonesia merupakannegara dengan pengidap Hepatitis B nomor 2 terbesar sesudahMyanmar diantara negara-negara anggota WHO SEAR (South EastAsia n Region). Sekitar 23 juta penduduk Indonesia telah terinfeksiHepatitis B dan 2 juta orang terinfeksi Hepatitis C. PenyakitHepatitis A sering muncul dalam bentuk KLB seperti yang terjadidi beberapa tempat di Indonesia.

    Menurut hasil Riskesdas tahun 2007, hasil pemeriksaan Biomedisdari 10.391 sampel serum yang diperiksa, prevalensi HBsAgpositif 9.4% yang berarti bahwa diantara 10 penduduk diIndonesia terdapat seorang penderita Hepatitis B virus.

    Pada tanggal 20 Mei 2010 World H ealth Assembly(WHA) dalamsidangnya yang ke 63 di Geneva telah menyetujui untukmengadopsi Resolusi WHA 63.18 tentang Hepatitis Virus, yangmenyerukan semua negara anggota WHO untuk melaksanakanpencegahan dan penanggulangan hepatitis virus secara

    komprehensif. Sebagai pemrakarsa resolusi ini adalah tiga negaraanggota WHO, yaitu Indonesia, Brazil dan Columbia. Dalamresolusi ini, ditetapkan tanggal 28 Juli menjadi Hari HepatitisSedunia atau World Hepat i t is Day. Peringatan hari HepatitisSedunia bermaksud untuk meningkatkan kepedulianpemerintah, masyarakat dan semua pihak terhadap pengendalianpenyakit Hepatitis. Dalam resolusi tersebut, WHO akanmenyediakan bantuan bagi negara berkembang dalam

    80

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    12/50

    Pedoman Pengenda lian H epatit is VirusPedoman Pengendalian Hepatit is Virus2

    pengembangan strategi nasional, program surveilans yang efektif,pengembangan vaksin dan pengobatan yang efektif.

    Memperhatikan pentingnya isu ini dan telah diterimanya resolusiHepatitis virus oleh WHO, dalam pertemuan WHA ke 63 tersebutdi atas, maka diperlukan kerjasama internasional yang eratdiantara negara-negara di dunia dalam upaya menanggulangiHepatitis virus. Indonesia bersama Brazil merupakan sponsorutama yang berjuang untuk melahirkan resolusi WHO tersebutsehingga peranan yang penting tersebut dapat dipakai sebagailandasan yang kokoh bagi terwujudnya Pengembangan ProgramPengendalian Hepatitis di Indonesia.

    Sebagai salah satu Negara yang menjadi sponsor utama dalamresolusi WHO mengenai Hepatitis, maka Kementerian Kesehatanperlu mengembangkan Program Pengendalian Hepatitis diIndonesia. Sebagai langkah awal, Direktorat JenderalPengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PPdan PL), menyusun buku Pedoman Pengendalian PenyakitHepatitis yang merupakan panduan bagi petugas kesehatan baikdi pusat maupun daerah untuk pengembangan ProgramPengendalian Penyakit Hepatitis.

    B. TUJ UAN

    1. Umum

    Tersusunnya pedoman pengendalian Hepatitis virus danterselenggaranya kegiatan pengendalian Hepatitis dalamrangka menurunkan angka kesakitan dan angka kematianakibat Hepatitis di Indonesia.

    2. Khusus

    a. Tersedianya panduan bagi penentu kebijakan dalampelaksanaan dan pengembangan program pengendalianHepatitis virus di Indonesia.

    b. Tersedianya panduan dalam pelaksanaan deteksi diniHepatitis di fasilitas kesehatan.

    79

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    13/50

    Pedoman Pengenda lian H epatit is VirusPedoman Pengendalian Hepatit is Virus 3

    c. Tersedianya panduan dalam meningkatkan pengetahuanpetugas dan masyarakat dalam pengendalian Hepatitis

    virus.

    d. Tersedianya panduan dalam pelaksanaan surveilansepidemiologi penyakit Hepatitis virus dan upayapengendaliannya.

    e. Tersedianya panduan untuk sistem pencatatan,pelaporan, monitoring dan evaluasi program pengendalianHepatitis virus.

    f. Tersedianya panduan dalam pengadaan logistik untukpengendalian Hepatitis virus.

    g. Terbentuknya jejaring kerja dalam pengendalian Hepatitisvirus.

    C. S AS ARAN

    Sasaran buku pedoman ini adalah pemangku kebijakan danpetugas kesehatan di setiap jenjang pelayanan kesehatan sesuaidengan peran dan fungsinya.

    D. DASAR HUKUM

    Pelaksanaan Program Pengendalian Penyakit Hepatitis dilakukanatas dasar beberapa landasan hukum antara lain :

    1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1984,tentang Wabah penyakit menular (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1984 No. 20 Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3273).

    2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004,tentang Pemerintahan Daerah.

    3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004,tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat danDaerah.

    4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004tentang Praktek Kedokteraan (Lembaran Negara Republik

    78

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    14/50

    Pedoman Pengenda lian H epatit is VirusPedoman Pengendalian Hepatit is Virus4

    Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4431).

    5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009, Nomor144 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5063).

    6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009,tentang Rumah Sakit.

    7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009,tentang Perkembangan Kependudukan dan PembangunanKeluarga.

    8. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991, tentangPenanggulangan Wabah Penyakit Menular (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1991 Nomor 49, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3447).

    9. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang TenagaKesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1996Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3637).

    10. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentangPengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (LembaranNegara Republik Indonesia tahun 1998 Nomor 138,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor8781).

    11. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010, tentang RencanaPembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun Tahun2010-2014.

    12. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1438/MENKES/PER/

    IX/ 2010, tentang Standar Pelayanan Kedokteran.

    13. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010, tentang Jenis Penyakit Menular tertentu yangdapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan.

    14. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1457/MENKES/ SK/X/2003, tentang Standar Pelayanan Minimal BidangKesehatan di Kabupaten/Kota.

    77

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    15/50

    Pedoman Pengenda lian H epatit is VirusPedoman Pengendalian Hepatit is Virus 5

    15. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1116/MENKES/ SK/VIII/2003, tentang Pedoman Penyelenggaraan SistemSurveilans Epidemiologi Kesehatan.

    16. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1479/MENKES/ SK/X/2003, tentang Penyelenggaraan Surveilans EpidemiologiPenyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular.

    17. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 949/MENKES/ SK/VIII/2004, tentang Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian LuarBiasa.

    18. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor2410/MENKES/SK/XII/2011, tentang Komite Ahli Hepatitis,

    Diare dan Infeksi Saluran Pencernaan.

    19. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010, tentang Organisasi dan Tata KerjaKementerian Kesehatan RI.

    20. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 021/MENKES/SK/I/2011 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan

    Tahun 2010-2014.

    E. Ke bi ja ka n

    Kebijakan Program Pengendalian Penyakit Hepatitis virus adalahsebagai berikut:

    1. Pengendalian Hepatitis berdasarkan pada partisipasi danpemberdayaan masyarakat serta disesuaikan dengan kondisidan kebutuhan masing-masing daerah (local ar ea specific).

    2. Pengendalian Hepatitis dilaksanakan melalui pengembangankemitraan dan jejaring kerja secara multi disiplin, lintasprogram dan lintas sektor.

    3. Pengendalian Hepatitis dilaksanakan secara terpadu baikuntuk pencegahan primer (termasuk didalamnya imunisasi),sekunder, dan tersier.

    4. Pengendalian Hepatitis dikelola secara profesional,berkualitas, merata dan terjangkau oleh masyarakat melaluipenguatan seluruh sumber daya.

    76

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    16/50

    Pedoman Pengenda lian H epatit is VirusPedoman Pengendalian Hepatit is Virus6

    5. Penguatan sistem surveilans Hepatitis sebagai bahaninformasi bagi pengambilan kebijakan dan pelaksanaprogram.

    6. Pelaksanaan kegiatan pengendalian Hepatitis harusdilakukan secara efektif dan efisien melalui pengawasan

    yang terus di tingkatkan intens itas dan kual itasnyadengan pemantapan sistem dan prosedur, bimbingan danevaluasi.

    F . S TRATEGI

    1. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidupsehat (PHBS) sehingga terhindar dari penyakit Hepatitis.

    2. Mendorong dan memfasilitasi pengembangan potensi danperan serta masyarakat untuk penyebar luasan informasikepada masyarakat tentang pengendalian Hepatitis.

    3. Mengembangkan kegiatan deteksi dini yang efektif dan efisienterutama bagi masyarakat yang berisiko.

    4. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanankesehatan yang berkualitas melalui peningkatan sumber dayamanusia dan penguatan institusi, serta standarisasipelayanan.

    5. Meningkatkan surveilans epidemiologi Hepatitis di seluruhfasilitas pelayanan kesehatan.

    6. Mengembangkan jejaring kemitraan secara multi disiplinlintas program dan lintas sektor di semua jenjang baikpemerintah maupun swasta.

    G. KEGIATAN

    1. Advokasi dan sosialisasi kepada pemangku kepentingan.

    2. Sosialisasi dan edukasi tentang pengendalian Hepatitiskepada petugas kesehatan terkait.

    3. Promosi kesehatan kepada masyarakat melalui mediakomunikasi baik cetak maupun elektronik.

    75

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    17/50

    Pedoman Pengenda lian H epatit is VirusPedoman Pengendalian Hepatit is Virus 7

    4. Upaya pencegahan yang melibatkan lintas program, lintassektor dan masyarakat.

    5. Penyusunan dan pengembangan pedoman teknispengendalian Hepatitis virus.

    6. Deteksi dini dan tatalaksana kasus sesuai standar.

    7. Surveilans epidemiologi dan bantuan teknis dalampenanggulangan KLB Hepatitis.

    8. Pengelolaan logistik sebagai sarana penunjang program.

    9. Pemantauan dan evaluasi secara berkala danberkesinambungan.

    10. Pengembangan program berbasis riset baik riset operasionalmaupun riset klinis sebagai acuan kebijakan pengendalianHepatitis Virus secara komprehensif.

    74

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    18/50

    Pedoman Pengenda lian H epatit is VirusPedoman Pengendalian Hepatit is Virus8 73

    KONTRIBUTOR

    A. TIM PENYUNTING

    1. Prof.dr.David Handojo Muljono, Ph. D, SpPD

    2. dr. Nyoman Kandun, MPH

    3. Dr. dr.Rino A. Gani, SpPD KGEH

    4. dr. Irsan Hasan, SpPD KGEH

    5. Dr. dr.Hanifah Oswari SpA (K)

    B. TIM PENYUSUN

    1. Prof.dr.David Handojo Muljono, Ph. D, SpPD

    2. dr. Nyoman Kandun, MPH

    3. Prof.dr. Ali Sulaiman, SpPD KGEH

    4. Dr. dr.Rino A. Gani, SpPD KGEH

    5. Dr. dr.Hanifah Oswari SpA (K)

    6. dr. Irsan Hasan, SpPD KGEH

    7. drg. Rini Noviani

    8. dr. Yullita Evarini Yuzwar, MARS

    9. dr. Armaji Kamaludin Syarif10. dr. Rini Rohaeni

    11. Dr.dr. Julitasari Sundoro, MSc-PH

    12. dr. Rossa Avrina

    13. dr. Sukmawati Dunuyaali

    14. dr. Ignatius Bima Prasetya

    15. dr. Anandhara Indriani

    16. dr. Karnely Herlena, M.Epid

    17. Agus Handito, SKM, M.Epid

    18. Arman Zubair, S.Sos

    19. Muhamad Purwanto, SKM

    20. dr. Marolop Binsar Silaen

    C. ORGANISASI PROFESI

    1. PPHI (Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia)

    2. IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia)

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    19/50

    Pedoman Pengenda lian H epatit is VirusPedoman Pengendalian Hepatit is Virus 9

    BAB II

    ANALISIS SITUASI

    Dalam rangka melaksanakan pengendalian Hepatitis di Indonesia,ada beberapa hal yang perlu perhatikan, antara lain kondisi penyakitHepatitis di masyarakat saat ini (epidemiologi, etiologi, kondisilingkungan di daerah endemis, perilaku masyarakat terhadap faktorrisiko penyakit dll), peraturan-peraturan yang terkait, sosial ekonomi,pengetahuan para pemangku kepentingan dan masyarakat tentang

    Hepatitis, sumber daya yang tersedia, sehingga dari kondisi yangada dapat dikelompokkan setiap unsur dalam bagian-bagian menurutanalisis SWOT. Setiap keadaan yang ada saat ini dikelompokkandalam bagan termasuk dalam Peluang, Kekuatan, Kelemahan atau

    Ancaman. Analisis SWOT diperlukan dalam merencanakan,melaksanakan dan mengevaluasi suatu Kebijakan yang akanditetapkan dalam Pengendalian Hepatitis di Indonesia.

    A. BEBAN PENYAKIT

    Hepatitis A,WHO memperkirakan di dunia setiap tahunnya adasekitar 1,4 juta penderita Hepatitis A. Di Amerika insidensHepatitis A adalah 1 per 100.000 penduduk, dengan estimasi21.000 orang (Tahun 2009). Di Eropa insidens Hepatitis A adalah3,9 per 100.000 penduduk (Publikasi tahun 2008). Di Indonesia,Hepatitis A sering muncul dalam Kejadian Luar Indonesia (KLB).

    Tahun 2010 tercatat 6 KLB dengan jumlah penderita 279, jumlahkematian 0, CFR 0 sedangkan tahun 2011 tercatat 9 KLB, jumlahpenderita 550, jumlah kematian 0, CFR 0. Tahun 2012 sampai

    bulan Juni, telah terjadi 4 KLB dengan jumlah penderita 204,jumlah kematian 0, CFR 0.

    Data lain menunjukkan pada tahun 1998, di Kabupaten Bogor,Jawa Barat telah terjadi KLB Hepatitis A dengan jumlah kasus74 orang (AR = 1,4%) dan golongan umur terbanyak 19-25 tahun(AR = 3,4%), di Provinsi Jawa Timur yatu di Kabupaten Bondowoso(Kecamatan Sukosari) dan Kabupaten Malang (Kecamatan

    Wonosari) di 7 desa dengan jumlah kasus 998, tahun 2004 di

    72

    dalam sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat untuk pedulidan ikut berperan aktif dalam mensukseskan upaya-upayapengendalian Hepatitis.

    H. AKADEMISI/ PERGURUAN TINGGI

    Akademisi/perguruan tinggi diharapkan dapat mendukungupaya pengendalian Hepatitis dengan melakukan penelitian,seminar ilmiah untuk meningkatkan pengetahuan petugas danmasyarakat sehingga dapat berperan aktif dalam pengendalianHepatitis.

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    20/50

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    21/50

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    22/50

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    23/50

    Pedoman Pengenda lian H epatit is VirusPedoman Pengendalian Hepatit is Virus 13

    limbah, pengelolaan sampah, pembuangan tinja yang tidakmemenuhi syarat).

    Personal hygiene yang rendah antara lain: penerapan PHBSmasih kurang, cara mengolah makanan yang tidak memenuhipersyaratan kesehatan.

    Risiko tinggi terhadap Hepatitis B, terdapat pada:

    Anak yang dilahirkan dari ibu penderita Hepatitis B. Pasangan Penderita Hepatitis B. Orang yang sering berganti pasangan sex. MSM (Man Sex Man).

    IDUs (Injection Dru g User). Kontak serumah dengan penderita. Penderita hemodialisis. Pekerja kesehatan, petugas laboratorium. Berkunjung ke wilayah dengan endemisitas tinggi.

    Risiko tinggi terhadap Hepatitis C terdapat pada :

    Pengguna jarum suntik tidak steril (tato, tindik).

    Pengguna obat obatan terlarang dengan cara injeksi. Pekerja yang berhubungan dengan darah dan produk darah

    penderita VHC. Penderita HIV. Bayi yang lahir dari ibu penderita VHC.

    Risiko tinggi terhadap Hepatitis D terdapat pada :

    Orang yang kontak langsung dengan darah penderitaHepatitis D.

    D. SOSIAL EKONOMI

    Daerah dengan tingkat sosial ekonomi penduduk yang rendah,mempunyai sanitasi lingkungan yang rendah pula. Polapenularan Hepatitis A dan Hepatitis E yang melalui oro-fecalsangat dipengaruhi kualitas sanitasi lingkungan setempat,

    68

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    24/50

    Pedoman Pengenda lian H epatit is VirusPedoman Pengendalian Hepatit is Virus

    2 Sulaiman, Ali3 Sulaiman, Ali

    14

    sehingga penduduk yang tinggal di daerah endemis dan ataudaerah dengan kualitas sanitasi yang rendah akan mempunyairisiko lebih besar untuk menderita Hepatitis A maupun

    Hepatitis E. Studi yang dilakukan oleh FKUI 2 di Jakartamenunjukkan bahwa tingkat sosial ekonomi rendah merupakansalah satu faktor risiko Hepatitis B dan Hepatitis C, yang ditandaidengan hasil pemeriksaan HBsAg (+) (OR 18.09; 95% CI 2.35-139.50). Hal lain yang dapat diketahui adalah bahwa pendudukkelompok ras chinesemempunyai risiko 2.97 lebih tinggi untukterinfeksi VHB dibandingkan dengan kelompok ras melayu (OR2,97 ; 95% CI 1,22-7,83).

    Dari suatu studi yang dilakukan di Korea3dapat diketahui bahwa

    pada kelompok masyarakat dengan tingkat sosial ekonomimenengah dan atas mempunyai kecenderungan obesitas karenapola makan yang salah. Obesitas memberikan kontribusi yangnyata pada perkembangan penyakit kronis (salah satunyaHepatitis B dan Hepatitis C) menjadi l iver cirrhosis.

    E. LANDASAN HUKUM

    Landasan hukum yang mendasari kegiatan dalam pengendalianHepatitis ini lihat Bab I point D.

    F. ANALISIS S-W-O-T (STRENGTH-WEAKNESS-OPPORTUNITY-

    THREAT )

    Dalam rangka melaksanakan Pengendalian Hepatitis diIndonesia, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lainadalah, kekuatan (strength), kelemahan (w eakness), peluang

    (oppor tun i t y) dan ancaman ( t h rea t), tentang kemungkinanterlaksananya Program Pengendalian Hepatitis ini.

    1. Kekuatana. Peraturan perundang-undangan yang mendukung dan

    mendasari terlaksananya program PengendalianHepatitis.

    67

    2 . Dae rah

    Untuk pengadaan logistik dapat menggunakan danadari APBD, atau dana alokasi khusus (DAK) serta danatugas perbantuan (TP).

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    25/50

    Pedoman Pengenda lian H epatit is VirusPedoman Pengendalian Hepatit is Virus 15

    b. Tersedianya sumber daya manusia kesehatan padasemua jenjang dari pusat sampai daerah.

    c. Dukungan organisasi profesi, organisasi international,

    dan organisasi masyarakat.

    2. Kelemahana. Sistem surveilans Hepatitis belum berjalan baik.

    b. Kualitas Sumber Daya Manusia masih kurang.c. Sarana dan prasarana laboratorium di Pusat Kesehatan

    Masyarakat untuk penegakkan diagnosis masih sangatkurang.

    3. Peluanga. Adanya program pencegahan yang sudah berjalan yaituProgram Imunisasi (Program Imunisasi Hepatitis BNasional) dan Promosi Kesehatan.

    b. Program pengendalian faktor risiko penyakit (PenyehatanLingkungan).

    c. Program Surveilans Terpadu Penyakit (STP) di Puskesmasdan Rumah Sakit.

    4. Ancaman

    a. Adanya perubahan iklim secara global yangmempengaruhi agent, seperti terjadinya mutasi dari jenis

    virus tertentu.b. Kualitas kesehatan lingkungan yang tidak merata (ada

    yang sudah baik tetapi masih banyak yang masih rendah).c. Pengetahuan masyarakat tentang Hepatitis masih kurangd. Perilaku berisiko masih banyak dilakukan oleh

    masyarakat.

    Situasi tersebut di atas juga mengacu pada hal-hal antara lain :

    1. Hepatitis akut dan kronis tidak terlaporkan pada sistemsurveilans penyakit menular sehingga tidak diketahui beban

    yang sesungguhnya

    2. Banyak orang secara individu tidak mengetahui bahwadirinya termasuk dalam risiko tinggi dan bagaimananamencegah terinfeksi

    66

    Lamivudine, Adefovir, Entecavir,

    Telbivudine, Tenofovir.

    Sedangkan obat non NA yang diberikan secara parenteral

    Interferon alfa-2b yang sudah diganti oleh Peginterferonalfa-2a,

    c . He pat it is C

    Pegylated interveron + Ribavirin

    Interferon konvensional + Ribavirin

    3. Media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)

    Poster Leaflet Benner Lembar balik TV/radio Sport

    Kaos Topi Buku Saku Kipas Payung dll

    B. PENGANGGARAN

    1 . Pusat

    a. APBNb. Dekonsentrasic. BOK (Bantuan Operasional Kesehatan)d. BLN (Bantuan Luar Negeri)

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    26/50

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    27/50

    Pedoman Pengenda lian H epatit is VirusPedoman Pengendalian Hepatit is Virus 17

    pembuangan air limbah dan pengelolaan sampah denganpartisipasi masyarakat serta melibatkan lintas sektorterkait.

    7. Perlu kegiatan deteksi dini pada Hepatitis yang bersifat kronis(Hepatitis B dan C).

    8. Perlu dilakukan kajian-kajian yang bersifat operasionalmaupun klinis dalam upaya pengendalian Hepatitis.

    64

    sekali pakai, sentrifuse, box serum, mikropipet/pipet skala, cryotube, masker, blood chemistryanalyzer, ELISA reader, ELISA washer, real time

    PCR, tip mikropipet, rak tabung reaksi, torniquetkaret, rotator.

    Pemeriksaan penapisan dilakukan dengan metodeELISA. Bahan dan alat yang digunakan unuk

    pemeriksaan : tabung reaksi/vacuntainer, kapas,alkohol, sarung tangan, jarum suntik sekalipakai, torniquet karet, masker, pipet berskala/mikropipet, tip mikropipet, sentrifuse/rotator,

    cryotube, kit ELISA (HBsAg, anti HBs, Anti HBc),Aquabidest, Gelas Ukur, ELISA reader dan/ELISAwasher.

    2) Pemeriksaan Lanjutan :Pemeriksaan ini merupakan lanjutan pemeriksaan

    yang dilaksanakan bagi seseorang dengan HBsAg positif,yaitu :

    - HBeAg : test untuk menetukan apakah telah terjadi

    replikasi (memperbanyak diri) virus- Anti HBe: tes untuk mengetahui apakah seseorang

    telah mempunyai anti bodi- HBV DNA : tes untuk mengetahui jumlah virus

    Hepatitis B- LFT (ALT) : test untuk mengetahui fungsi hati- Bahan habis pakai : tabung reaksi/ vacuntainer,

    kapas, alkohol, sarung tangan, jarum suntik sekalipakai, sentrifuse, box serum, mikropipet/pipet skala,

    cryotube, masker, blood chemistry analyzer, ELISAreader, ELISA washer, real time PCR, tip mikropipet,rak tabung reaksi, torniquet karet, rotator.

    Pemeriksaan HBeAg, anti Hbe dilakukan dengan metodeELISA.

    - HBV DNA : tes untuk mengetahui jumlah virusHepatitis B

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    28/50

    Pedoman Pengenda lian H epatit is VirusPedoman Pengendalian Hepatit is Virus18 63

    BAB VII

    SARANA DALAM PENGENDALIAN HEPATITIS

    A. PERENCANAAN KEBUTUHAN

    1 . Re age n/ Bah an pemeriksaan untuk penegakan diagnosis:

    a. He pat it is A

    IgM anti HAV : untuk menentukan diagnosisHepatitis A. Pemeriksaan dapat dilakukan denganRapid Test Diagnostic(RDT).

    Pemeriksaan VHA : untuk memeriksa faktor risikolingkungan terutama air tentang adanya VirusHepatitis A (VHA).

    Bahan dan alat yang digunakan unuk pemeriksaan:Tabung reaksi/vacuntainer, kapas, alkohol, sarungtangan, masker, jarum suntik sekali pakai, torniquet

    karet, pipet berskala/mikropipet, tip mikropipet,Rapid Test Dia gnostic (RDT), Sentrifuse/rotator, botolsteril untuk tempat menampung sampel air.

    b. He pat it is B

    1) Penapisan dengan test HBsAg test, anti HBs dan antiHBc HBsAg : test untuk menentukan seseorang

    pernah terinfeksi virus Hepatitis B.

    Anti HBs : test untuk menentukan seseorangtelah mempunyai kekebalan terhadap VirusHepatitis B.

    Anti HBc : test untuk menentukan seseorangtelah mempunyai kekebalan (adanya replikasiinti sel) terhadap Virus Hepatitis B.

    Bahan habis pakai : tabung reaksi/vacuntainer,kapas, alkohol, sarung tangan, jarum suntik

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    29/50

    Pedoman Pengenda lian H epatit is VirusPedoman Pengendalian Hepatit is Virus 19

    BAB III

    HEPATITIS AKIBAT VIRUS

    Hepatitis adalah peradangan pada hati yang disebabkan oleh berbagaisebab seperti bakteri, virus, proses autoimun, obat-obatan,perlemakan, alkohol dan zat berbahaya lainnya.

    Bakteri, virus dan parasit merupakan penyebab infeksi terbanyak,diantara penyebab infeksi tersebut. Infeksi karena virus Hepatitis A,B, C, D atau E merupakan penyebab tertinggi dibanding penyebab

    lainnya, seperti mononucleosis infeksiosa, demam kuning atausitomegalovirus. Sedangkan penyebab Hepatitis non virus terutamadisebabkan oleh alkohol dan obat-obatan.

    A. HEPATITIS A

    1 . Et io logi

    Penyebab penyakit adalah virus Hepatitis A (VHA), termasuk

    famili picornaviridae berukuran 27 nanometer, genushepatovirus yang dikenal sebagai enterovirus 72, mempunyai1 serotype dan 4 genotype, merupakan RNA virus. VirusHepatitis A bersifat termostabil, tahan asam dan tahanterhadap empedu. Virus ini diketahui dapat bertahan hidupdalam suhu ruangan selama lebih dari 1 bulan. Pejamuinfeksi VHA hanya terbatas pada manusia dan beberapa

    binatang primata. Virus dapat diperbanyak secara in vitrodalam kultur sel primer monyet kecil atau secara invivo pada

    simpanse.

    2. Cara Penularan

    Virus Hepatitis A ditularkan secara fecal-oral. Virus ini masukkedalam saluran pencernaan melalui makanan dan minuman

    yang tercemar tinja penderita VHA. Virus kemudian masukke hati melalui peredaran darah untuk selanjutnya

    62

    2). Angka prevalensi Hepatitis pada kelompok risikotertentu.

    Evaluasi berkala setiap 3 bulan atau 6 bulan sekali baikmanajemen maupun klinis dengan mengadakanpertemuan.

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    30/50

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    31/50

    Pedoman Pengenda lian H epatit is VirusPedoman Pengendalian Hepatit is Virus 21

    5. Diagnosis

    Disamping gejala dan tanda klinis yang kadang tidak muncul,diagnosis Hepatitis A dapat ditegakkan berdasarkan hasil

    pemeriksaan IgM-antiVHA serum penderita.

    6. Pencegahan

    Hepatitis A memang seringkali tidak berbahaya, namunlamanya masa penyembuhan dapat memberikan kerugianekonomi dan sosial. Penyakit ini juga tidak memilikipengobatan spesifik yang dapat mengurangi lama penyakit,sehingga dalam penatalaksanaan Hepatitis A, tindakan

    pencegahan adalah yang paling diutamakan. PencegahanHepatitis A dapat dilakukan baik dengan pencegahan non-spesifik (perubahan perilaku) maupun dengan pencegahanspesifik (imunisasi).

    6.1. Pencegahan Non-Spesifik

    Perubahan perilaku untuk mencegah Hepatitis A terutamadilakukan dengan meningkatkan sanitasi. Petugas kesehatan

    bisa meningkatkan hal ini dengan memberikan edukasi yangsesuai, antara lain:

    a. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) secara benar pada 5saat kritis, yaitu:1. sebelum makan2. sebelum mengolah dan menghidangkan makanan3. setelah buang air besar dan air kecil4. setelah mengganti popok bayi5. sebelum menyusui bayi

    b. Pengolahan makanan yang benar, meliputi:1. Menjaga kebersihan

    Mencuci tangan sebelum memasak dan keluardari toilet

    Mencuci alat-alat masak dan alat-alat makan Dapur harus dijaga agar bersih

    60

    j. Surveilans Epidemiologi Laporan Sistem Terpadu Penyakit (STP) yang

    dilakukan setiap bulan (untuk puskesmas dan

    Rumah sakit) SKD KLB, khususnya Hepatitis A dan Hepatitis E (bila

    ada)

    k. Promosi KesehatanKegiatan Advokasi, Bina suasana, Gerakanpemberdayaan masyarakat dan ketersediaan media KIE.

    4. Alat Pemant au

    Menggunakan formulir isian dan wawancara.

    5. Cara pem antauan

    Pemantauan dilakukan dengan melakukan wawancaradengan petugas dan memantau catatan atau laporan yangada di setiap jenjang administrasi yaitu Dinas KesehatanPropinsi, Kabupaten/Kota, Puskesmas. Bila dalampemantauan ditemukan masalah, maka berikan saranpemecahan atau bimbingan kepada pengelola program

    Hepatitis, agar kegiatan program Hepatitis dapatdilaksanakan sesuai rencana.

    B. EVALUAS I

    1 . Pe nge rt ian

    Evaluasi adalah suatu kegiatan penilaian terhadap hasilpelaksanaan program dalam kurun waktu tertentu.

    2 . Tujuan

    Mengetahui hasil kegiatan pengendalian penyakitHepatitis, permasalahan yang ada dan untuk perencanaankegiatan pada tahun yang akan datang.

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    32/50

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    33/50

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    34/50

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    35/50

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    36/50

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    37/50

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    38/50

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    39/50

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    40/50

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    41/50

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    42/50

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    43/50

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    44/50

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    45/50

    Pedoman Pengenda lian H epatit is VirusPedoman Pengendalian Hepatit is Virus 35

    5 . Diagn os is

    Diagnosis ditegakkan dengan ditemukannya antiboditerhadap VHE atau RNA VHE di serum atau feses penderita.

    Antibodi yang bisa dideteksi saat ini mencakup IgM, IgG,dan IgA.

    6 . Pe nc egah an

    Sampai saat ini vaksin terhadap VHE masih belumditemukan, sehingga pencegahan Hepatitis E lebihditekankan pada upaya-upaya peningkatan higienelingkungan. Tindakan-tindakan yang bisa diambil kuranglebih serupa dengan pencegahan non-spesifik untukHepatitis A.

    Studi pada populasi telah menunjukkan bahwa orang- orangyang pernah menderita Hepatitis E sebelumnya cenderungtidak terkena lagi pada wabah berikutnya. Hal inimenunjukkan bahwa kekebalan terhadap Hepatitis E yangdidapat dari infeksi sebelumnya kemungkinan berlakuuntuk seumur hidup.

    7. Penanganan Penderita , Kontak dan Lingkungan sekitar

    a. Pengobatan: tidak spesifik, utamanya meningkatkan dayatahan tubuh (istirahat dan makan makanan yang bergizi),rawat inap hanya diperlukan bila penderita tidak dapatmakan dan minum serta terjadi dehidrasi berat

    b. Disinfeksi serentak terhadap bekas cairan tubuh daripenderita

    c. Isolasi tidak diperlukan

    d. Pencatatan dan pelaporan sesuai peraturan yang berlaku(STP dan SIRS)

    46

    b. Apabila tidak terident if ikasi sama sekali sumberpenularannya maka untuk sementara semua populasi

    berisiko makan makanan yang dibawa dari rumah saja.

    c. Rebus air minum sampai mendidih dan setiap kalimenghangatkan makanan dipanaskan sampaiminimal 85 derajat celcius selama 1 menit.

    d. Pemberian imunisasi pada saat terjadinya KLB adalahpemberian Imunoglobulin (IG) pada populasi yangdiperkirakan sudah terpapar dengan virus Hepatitis A,misalnya satu kantin sebagai sumber penularan bersama,tetapi pemberian imunisasi ini sangat mahal dan tidakmenjadi program pemerintah. Pemberian imunisasi aktif

    pada saat KLB tidak dianjurkan.Beberapa Negara (Argentina, China, Israel, dan USA)memberikan imunisasi Hepatitis A pada program imunisasirutin. Di negara lain merekomendasikan pemberian vaksinasipada orang-orang yang tinggal di daerah endemis tinggi ataupada orang yang akan berkunjung ke daerah endemis.

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    46/50

    Pedoman Pengenda lian H epatit is VirusPedoman Pengendalian Hepatit is Virus36 45

    4 . Upaya Penanggulangan KLB

    5. Pemutusan Ranta i Penularan

    Apabila sumber penularan telah teridentif ikasi makaperbaikan sanitasi dan pengamanan makanan segeradilakukan dengan ketat, serta sumber penularan dimaksuddiisolasi sampai diyakini tidak mengandung virus.

    Apabila sumber penularan adalah air maka dilakukankaporisasi :

    a. Apabila belum teridentifikasi sumber penularannyadengan jelas maka perbaikan sanitasi dan pengamananmakanan segera ditegakkan dengan ketat terhadapsemua kantin dan jajanan yang berhubungan denganpopulasi berisiko.

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    47/50

    Pedoman Pengenda lian H epatit is VirusPedoman Pengendalian Hepatit is Virus 37

    BAB IV

    SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

    Hepatitis virus akut menempati urutan pertama dari berbagaipenyakit hati di seluruh dunia. Penyakit tersebut dengan gejalasisanya merupakan penyebab kematian 1-2 juta orang setiaptahunnya. Beberapa episode Hepatitis mucul dengan klinis anikterik,tidak nyata atau subklinis. Surveilans epidemiologi Hepatitis denganfokus pada kasus akut dan bergejala mulai dilaksanakan di negara-negara Eropa. Saat ini, belum ada sistem pencatatan yang baik akibat

    belum terbentuknya jejaring epidemiologi untuk Hepatitis. Data dariRumah Sakit (SIRS) baik rawat jalan maupun rawat inap lebihditujukan pada kasus akut dan Hepatitis yang bergejala.

    A. EPIDEMIOLOGI

    1 . He pat it is A

    Di Indonesia, virus Hepatitis A masih merupakan penyebabHepatitis akut yang dirawat di rumah sakit (39,8-68,3%).

    Pada negara berkembang, sebagian besar orang dewasasudah memiliki kekebalan terhadap Hepatitis A sehingga

    wabah Hepatitis A jarang terjadi. Hal ini terlihat pada lebihdari 75% anak dari berbagai benua Asia, Afrika, dan Indiamenunjukkan sudah adanya antibodi anti-HAV pada usia 5tahun. Pada daerah dengan sanitasi lingkungan yang rendah,infeksi terhadap virus ini umumnya terjadi pada anak-anakhingga dewasa muda. Penyakit ini umumnya menyeranganak-anak sekolah dan dewasa muda dengan jalur penularan

    melalui fecal-oral.

    2 . He pat it is B

    Hepatitis B tersebar di seluruh dunia, WHO memperkirakanlebih dari 2 milyar orang terinfeksi HBV (termasuk 240 jutadengan infeksi kronis). Setiap tahun diperkirakan sekitar1.000.000 orang meninggal akibat infeksi HBV.

    44

    c) Siapa yang terkena (jenis kelamin dan usia)

    4) Rumuskan dugaan sementaraKemungkinan penyebab, sumber infeksi, distribusi

    penderita (pattern of disease).

    5) Rencana penyelidikan epidemiologiRencana penyelidikan epidemiologi yang lebih detaildengan melakukan wawancara : Tentukan data yang diperlukan (jumlah kasus dan

    populasi berisiko) Gunakan check lis t Lakukan pengambilan data dengan sampel yang

    cukup (minimal 30% dari jumlah kasus)

    6) Lakukan tindakan penanggulangan Tentukan cara penanggulangan yang paling efektif Lakukan surveilans terhadap penyakit dan faktor lain

    yang berhubungan Tentukan cara pencegahan dimasa akan dating

    7) Buatlah laporan lengkap tentang penyelidikanepidemiologi tersebut: Pendahuluan

    Latar belakang Hasil penyelidikan epidemiologi Analisis data dan kesimpulan Tindakan penanggulangan Saran rekomendasi

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    48/50

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    49/50

  • 5/28/2018 Pedoman Hepatitis OK

    50/50