PATOFISIOLOGI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

trauma thorax

Citation preview

  • 5/21/2018 PATOFISIOLOGI

    1/3

    PATOFISIOLOGI

    Akibat dari trauma thorax atau dada yang terjadi, menyebabkan gagal ventilasi (keluar

    masuknya udara), kegagalan pertukaran gas pada tingkat alveolar (organ kecil pada paru yang

    mirip kantong), kegagalan sirkulasi karena perubahan hemodinamik (sirkulasi darah). Ketiga

    faktor ini dapat menyebabkan hipoksia (kekurangan suplai O2) seluler yang berkelanjutan pada

    hipoksia jaringan. Hipoksia pada tingkat jaringan dapat menyebabkan ransangan terhadap

    cytokines yang dapat memacu terjadinya Adult Respiratory Distress Syndrome (ARDS),

    Systemic Inflamation Response Syndrome (SIRS), dan sepsis. Hipoksia, hiperkarbia, dan

    asidosis sering disebabkan oleh trauma thorax. Hipokasia jaringan merupakan akibat dari tidak

    adekuatnya pengangkutan oksigen ke jaringan oleh karena hipovolemia ( kehilangan darah ),

    pulmonary ventilation/perfusion mismatch ( contoh kontusio, hematoma, kolaps alveolus) dan

    perubahan dalam tekanan intrathorax ( contoh : tension pneumothorax, pneumothorax terbuka ).

    Hiperkarbia lebih sering disebabkan oleh tidak adekuatnya ventilasi akibat perubahan tekanan

    intrathorax atau penurunan tingkat kesadaran. Asidosis metabolik disebabkan oleh hipoperfusi

    dari jaringan ( syok ).

    VI. KELAINAN AKIBAT TRAUMA THORAX

    A. Trauma dinding thorax dan paru

    1. Fraktur IgaMerupakan komponen dari dinding thorax yang paling sering mengalami trauma,

    perlukaan pada iga sering bermakna, Nyeri pada pergerakan akibat terbidainya iga terhadap

    dinding thorax secara keseluruhan menyebabkan gangguan ventilasi. Batuk yang tidak efektif

    untuk mengeluarkan sekret dapat mengakibatkan insiden atelaktasis dan pneumonia meningkat

    secara bermakna dan disertai timbulnya penyakit paru paru. Fraktur sternum dan skapula

    secara umum disebabkan oleh benturan langsung, trauma tumpul jantung harus selalu

    dipertimbangkan bila ada fraktur sternum. Yang paling sering mengalami trauma adalah iga

    begian tengah ( iga ke4 sampai ke9 ).

    Kompresi anteroposterior dari rongga thorax akan menyebabkan lengkung iga akan lebih

    melengkung lagi kea rah lateral dengan akibat timbulnya fraktur pada titik tengah (bagian lateral)

    iga. Cedera langsung pada iga akan cenderung menyebabkan fraktur dengan pendorongan

    ujung-ujung fraktur masuk ke dalam rongga pleura dan potensial menyebabkan cedera

  • 5/21/2018 PATOFISIOLOGI

    2/3

    intratorakal seperti pneumothorax. Patah tulang iga terbawah (10 sampai 12) harus dicurigai

    adanya cedera hepar atau lien. Pada penderita dengan cedera iga akan ditemukan nyeri tekan

    pada palpasi dan krepitasi. Jika teraba atau terlihat adanyadeformitas harus curiga fraktur iga.

    Foto Thoraks harus dibuat untuk menghilangkan kemungkinan cedera intratorakal dan bukan

    untuk mengidentifikasi fraktur iga. Plester iga, pengikat iga dan bidai eksternal merupakan

    kontra indikasi. Yang penting adalah menghilangkan rasa sakit agar penderita dapat bernafas

    dengan baik. Blok interkostal, anestesi epidural dan analgesi sistemik dapat dipertimbangkan

    untuk mengatasi nyeri.

  • 5/21/2018 PATOFISIOLOGI

    3/3