Upload
singpam
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/11/2019 OB Bosch Group
1/2
ORGANIZATIONAL BEHAVIOR
SINGGIH PAMUNGKAS 1363077 REGULER 63B - 13/360447/PEK/18973
INDIAN INSTITUTE OF MANAGEMENT BANGALORE
BOSCH GROUP IN INDIA: TRANSITION TO A TRANSNATIONAL ORGANIZATION
by Abhoy K Ojha
Bosch Group di India memiliki beberapa divisi yaitu: Bosch Ltd., Bosch Chassis
System India Ltd., Bosch Rexroth India Ltd., Robert Bosch Engineering and Business
Solutions Ltd., Bosch Automotive Electronics India Private Ltd., Bosch electrical Drives India
Private Ltd., dan MHB Filter India Private Ltd. Vishnawathan merupakan salah satu
pimpinan Bosch Group di India, mengetahui bahwa vertikalisasi bagian dari perubahan
global secara struktural yang tidak dapat dihentikan di India saja. Perubahan struktur matrik
global dari divisi gegrafik nasional menjadi struktur transnasional. Para pimpinan Bosch
Group sangat percaya bahwa struktur baru tersebut akan tepat diterapkan dan dipahami
dengan baik di India sehingga mereka sangat mendukung strategi perusahaan, selain itujuga menghubungkan dengan operasi di negara lain sebagai bagian dari strategi produk
global.
Tantangan terbesar yang dihadapi dalam perubahan tersebut yakni pasar yang jauh
lebih besar daripada di India. Vishnawathan mengetahui bahwa banyak perubahan positif
dari perubahan organisasi tersebut, namun kebingungan dan konflik dalam perusahaan juga
meningkat, dia harus meyakinkan bahwa perubahan tersebut akan membawa perubahan
yang lebih baik. Dia harus mengambil pelajaran dari pengalaman Hindustan Unilever Ltd.
untuk mengambil hal-hal positif yang harus dilakukan dan menghindari hal-hal negatif.
Beberapa keuntungan dengan melakukan vertikalisasi adalah: pandangan yang lebih
luas untuk sebuah divisi yang lebih kecil (greater visibility for smaller division), banyaknya
peluang karir baru (new career opportunities), kesempatan baru dalam kontribusi secara
global (new opportunities fo contribute globally), dan pengembangan perspektif global
(development of a global perspective). Sedangkan beberapa tantangan yang akan dihadapi
jika melakukan vertikalisasi adalah: fragmantasi organisasi (fragmentation of the
organization), kebingungan dan konflik (confussion and conflict), kemungkina kehilangan
suara dari wilayah (voice of region may be lost) dan kebencian atau ketidakcocokan diantara
perusahaan Bosch di India yang berbeda.
Vishnawathan telah mempunyai gambaran mengenai keuntungan peluang dantantangan yang akan dihadapi di depan. Dia harus melakukan sesuatu untuk meyakinkan
transisi berjalan lancar membentuk struktur baru dan melembagakan perubahan yang telah
diimplementasikan. Dia telah memiliki pandangan rencana aksi untuk pertemuan berikutnya
dengan Bosch Group India.
Berberapa keuntungan dan tantangan dari perubahan Bosch Group di India tersebut
jika dilihat dari sudut pandang kekuatan atau dalam istilah kekuatan perubahan, dalam
Organizational Behaviour, Kreitner dan Kenicki membagi dua force of change tersebut yaitu:
1. Kekuatan dari luar (external forces), yang terdiri dari karakteristik demografik,
keuntungan teknologi, pemegang saham, pelanggan, dan perubahan pasar serta
tekanan sosial dan politik.
8/11/2019 OB Bosch Group
2/2
2. Kekuatan dari dalam (internal forces), yang terdiri dari prospek atau bisa juga
menjadi masalah sumber daya manusia, keputusan atau perilaku manajerial.
Lebih lanjut Kreitner dan Kenicki dalam teori Kotters menjelaskan beberapa langkah
dalam perubahan organisasi, yaitu sebagai berikut:
1. Membangun rasa urgensi (establish a sense of urgency), melepaskan organisasi
dengan membangun alasan mengapa perubahan perlu dilakukan.
2. Menciptakan koalisi (creating the guiding coalition), menciptakan fungsi silang, dan
antar level grup dengan kekuatan yang mencukupi untuk perubahan.
3. Mengembangkan visi dan strategi (develop a vision and strategy), menciptakan
rencana strategi dan visi organisasi sebagai pedoman proses dalam perubahan.
4. Mengkomunikasikan perubahan visi (communicate the change vision), meciptakan
dan mengimplementasikan komunikasi dengan menyampaikan visi dan strategi yang
baru.
5. Memberdayakan aksi yang berbasis luas (empower broad-based action),mengurangi halangan dalam perubahan dan menggunakan elemen target perubahan
organisasi, mendorong untuk pengambilan resiko dan penyelsaian masalah yang
kreatif.
6. Menciptakan rencana kemenangan jangka pendek (generate short-term wins),
menciptakan kemenangan atau perkembangan jangka pendek dengan memberi
penghargaan terhadap yang memberi kontribusi dalam meraihnya.
7. Mengkonsolidasikan keuntungan dan menciptakan lebih banyak perubahan
(consolidate gains and produce more change), penambahan orang dalam proses
perubahan organisasi dengan menciptakan koalisi dengan menggunakan kredibilitas
kemenangan jangka pendek.
8. Menetapkan pendekatan baru dalam sebuah budaya (anchor new approaches in the
culture), mendorong perubahan dengan menekankan pada hubungan antara perilaku
dan proses perubaha dengan kesuksesan organisasi.