11
27 1. PENDAHULUAN Mencermati perkembangan teknologi dan komunikasi yang makin cepat membutuhkan gerak yang serba instant, sebab memiliki efek yang mempengaruhi gaya hidup manusia yang gampang, praktis, ekonomis dan sebagainya. Kadang kita lupa bahwa tidak semua yang praktis dan ekonomis itu baik untuk kesehatan tubuh manusia dan tanpa disadari perkembangan penyakit juga semakin banyak dan salah satunya adalah penyakit autism dimana penyakit yang menyebabkan anak memiliki perilaku tidak peduli dengan lingkungan sosialnya sehingga dapat mempengaruhi perkembangan bahasanya atau delayed speech. Dimana dahulu disebutkan MODEL KOMUNIKASI PENANGANAN ANAK AUTIS MELALUI TERAPI BICARA METODE LOVAAS I.G.A. Alit Suryawati Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana, Bali ABSTRACT : This articles aims to help parents having autistic child to show how to threat the child to form active two-ways communication so that effective and efficient communication can be done, to teach autistic child how to socialize not only in public but also in family. After communicating, it is also taught generalization dealing with subject, other people, instruction and object in heterogeneous environment, to teach academic material after communication and socialization abilities are formed, how to long it takes to treat autistic child, whether autistic child can be healed or not, what the cause of autism is. The role of LOVAAS-method speech therapy in the recovery of autistic child can be concluded. The first consideration in the therapy benefit is by having early diagnosis treatment from doctor and family so that early therapy step can be carried out. As we know that all methods should be used so that this therapy can be carried out more efficiently and effectively. Key words: communication models, LOVAAS method, autistic child bahwa anak autis tidak akan bisa disembuhkan. Tetapi yang kami dapatkan dan rasakan ada kemungkinan kesembuhan lebih cepat bagi anak autism apabila diketahui lebih dini baik oleh dokter dan keluarganya akan dapat penanganan yang lebih cepat. Bahkan di luar negeri, sudah ada penyandang autisma telah mampu menyandang gelar doktoral. Dalam waktu 10 tahun terakhir sudah banyak institusi yang menangani autism, melalui terapi yang tepat berupa obat, makanan, maupun terapi bicara dengan Metode LOVAAS atau sering disebut dengan ABA (Applied Behaviour Analysis) sangatlah dibutuhkan oleh anak autis. Semakin lama semakin banyak kasus gangguan

Model Komunikasi Penangan Anak Autis

Embed Size (px)

Citation preview

27

1. PENDAHULUANMencermati perkembangan teknologi dan

komunikasi yang makin cepat membutuhkangerak yang serba instant, sebab memiliki efekyang mempengaruhi gaya hidup manusia yanggampang, praktis, ekonomis dan sebagainya.Kadang kita lupa bahwa tidak semua yang praktisdan ekonomis itu baik untuk kesehatan tubuhmanusia dan tanpa disadari perkembanganpenyakit juga semakin banyak dan salah satunyaadalah penyakit autism dimana penyakit yangmenyebabkan anak memiliki perilaku tidakpeduli dengan lingkungan sosialnya sehinggadapat mempengaruhi perkembangan bahasanyaatau delayed speech. Dimana dahulu disebutkan

MODEL KOMUNIKASI PENANGANAN ANAK AUTISMELALUI TERAPI BICARA METODE LOVAAS

I.G.A. Alit SuryawatiProgram Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas Udayana, Bali

ABSTRACT :

This articles aims to help parents having autistic child to show how to threat thechild to form active two-ways communication so that effective and efficientcommunication can be done, to teach autistic child how to socialize not only in publicbut also in family. After communicating, it is also taught generalization dealing withsubject, other people, instruction and object in heterogeneous environment, to teachacademic material after communication and socialization abilities are formed, howto long it takes to treat autistic child, whether autistic child can be healed or not,what the cause of autism is. The role of LOVAAS-method speech therapy in the recoveryof autistic child can be concluded. The first consideration in the therapy benefit is byhaving early diagnosis treatment from doctor and family so that early therapy stepcan be carried out. As we know that all methods should be used so that this therapycan be carried out more efficiently and effectively.

Key words: communication models, LOVAAS method, autistic child

bahwa anak autis tidak akan bisa disembuhkan.Tetapi yang kami dapatkan dan rasakan adakemungkinan kesembuhan lebih cepat bagi anakautism apabila diketahui lebih dini baik olehdokter dan keluarganya akan dapat penangananyang lebih cepat. Bahkan di luar negeri, sudahada penyandang autisma telah mampumenyandang gelar doktoral.

Dalam waktu 10 tahun terakhir sudahbanyak institusi yang menangani autism, melaluiterapi yang tepat berupa obat, makanan, maupunterapi bicara dengan Metode LOVAAS atausering disebut dengan ABA (Applied BehaviourAnalysis) sangatlah dibutuhkan oleh anak autis.Semakin lama semakin banyak kasus gangguan

28

Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol. I No. 01, Tahun 2010

autis. Pada tahun 1966, ditemukan 4,5 per 10.000anak berumur sampai 8-10 tahun. Saat ini,mencapai 1 per 10.000 anak, bahkan laporan daribeberapa tempat menunjukkan angka 1 per 150anak. Anak laki-laki 4-5 kali lebih seringdibandingkan perempuan. Mengapa makinbanyak sampai sekarang belum ada penjelasanrinci (Google.com : 2005).

Adapun gejala yang harus dikenal olehorang tua dan dokter yaitu bahwa gejala autismulai tampak sebelum umur 3 tahun, mencakupbidang interaksi, komunikasi dan perilaku sertacara bermain yang tidak seperti anak lain. Jenisdan berat gejala-gejala autis berbeda-beda antaramasing-masing anak. Penyandang autis infatilklasik memperlihatkan semua gejala dalamderajat yang berat, tetapi kelompok PDD-NOS(Pervasive Developmental Disorder-NotOtherwise Specified) hanya memperlihatkansebagian dari gejala. Kesulitan lain adalah bahwasebagian di antara gejala tersebut dapat munculpada anak normal, hanya intensitas dankualitasnya yang berbeda.

Gangguan-gangguan dalam ber-komunikasimenjadi penyebab terjadinya hambatanberinteraksi dengan lingkungan sosialnya.Sehingga terapi komunikasi menjadi hal pentingbagi penyembuhan anak yang mengalami gejalaatau menderita autis. Komunikasi yang dapatmembangun konsentrasi pada anak autis akanmenjadi terapi yang signifikan dengan tingkatpenyembuhan. Untuk itu Metode LOVAAS yangmerupakan metode yang menekankan padaanalisis perilaku diharapkan akan menunjangpenyembuhan penderita autisme.

Bertolak dari fenomena-fenomena tersebutdi atas peneliti ingin mencoba memahamibagaimana Metode LOVAAS ini bekerja dalammenangani masalah autis melalui penelitian ini.

2. METODOLOGIDalam proses penelitian ini penulis

menerapkan analisis deskriptif. Populasi adalahseluruh SD Kuncup Bunga di Jl. Hayam WurukDenpasar sebagai subyek sasaran penelitian.Sample yang diambil sebesar 47 murid. Teknikpengumpulan data, penulis mempergunakaninterview dan wawancara, dokumentasi,pengamatan atau observasi dari angket danwawancara. Data proses teknik analisis terfokuspada deskriptif pemaparan murni yang ditunjangdata hasil penyebaran kuesioner atau dikenalanalisis tabulasi.

Sekolah Dasar Kuncup Bunga adalahsekolah pertama di Bali yang berlokasi di JalanHayam Wuruk No. 197, Tanjung Bungkak. SDini menerima kelas anak dengan keperluankhusus (seperti autis) dan dasar dibuatnyasekolah khusus ini adalah untuk membantu anakyang bermasalah dalam konsentrasi belajar.

3. TINJAUAN PUSTAKA3.1. Komunikasi antar Pribadi

Menurut Hovland dalam Blake Haroldsenkomunikasi antar pribadi sebagai Interpersonalcommunication as interacting situation in whichan individual (the comunicator) transmit stimuli(usually verbal symbols) to modify the behaviorof other individuals (communicates) in face toface setting (Haroldsen, 1979 : 26).

Hovland berpendapat bahwa komunikasiantar pribadi sebagai suatu situasi interaksi,dimana individu (komunikator) mengirimstimulus (perangsang) berupa simbol verbaluntuk mengubah perilaku individu-individu laindalam situasi tatap muka.

Menurut Barlund (Sendjaja, 2002)komunikasi antar pribadi memiliki limakriteria :

29

1. Dalam komunikasi antar pribadi ada duaorang atau lebih yang menganggapkehadiran satu sama lainnya dalamkedekatan fisik;

2. Komunikasi antar pribadi mengandungsaling ketergantungan berkomunikasi;

3. Komunikasi antar pribadi mengandungsuatu pertukaran pesan;

4. Dasar interaksinya tatap muka, sehinggasemua indera dimungkinkan untukdigunakan’

5. Komunikasi antar pribadi memiliki cakupanyang luas, dengan beberapa aturan yangmengatur jumlah, bentuk, atau isi pesan.

Komunikasi antar pribadi yang sudahmenjadi dasar dari semua interaksi, baik pribadimaupun kelompok. Dengan demikiankomunikasi antar pribadi sangat penting dalamberinteraksi baik dalam keluarga maupunlingkungan. Komunikasi antar pribadi pentingsekali menurut Wood (1983 : 6), bahwa “Skillinterpersonal communication is directly linkedto the quality of our lives, Interpersonalcommunication help us seek our personal goals,the prosess of intrapersonal communication isthe basis of our relationships”.

Kemampuan komunikasi antar pribadi itumemberi pengaruh langsung terhadap kualitashidup seseorang, dan membantu dalam bentuksuatu kesamaan dan menyesuaikan dengan yanglain. Kemampuan komunikasi antar pribadimemungkinkan seorang mengatur perilaku sosialdalam usaha pencapaian dasar dari hubungan-hubungan yang dilakukan seseorang. Devitomenguraikan ciri karakteristik dari komunikasiantar pribadi sebagai berikut :1. Adanya pesan yang disampaikan oleh si

penerima pesan termasuk di dalamnya pesanverbal dan non verbal;

2. Dalam prosesnya melibatkan sekelompokorang;

3. Terjadi penerimaan pesan oleh pihak lain;4. Adanya efek, apabila terjadi keterlibatan

komunikasi antar pribadi, tentu akan terjadibeberapa efek. Apakah efek itu berupapersetujuan total atau ketidaksetujuan total.Umpan balik adalah pesan yang dikirimkembali oleh si penerima, baik secarasengaja maupun tidak.

Dengan uraian itu dapat disimpulkan bahwakomunikasi antar pribadi memiliki ciri yaitukomunikator terdiri dari satu orang, pesandisampaikan kepada seorang atau sekelompokorang, dan efek yang mungkin terjadi adalahperubahan perilaku (behavior).

3.2. Kaitan Speech Therapy dalamPenanganan Anak AutismSalah satu masalah yang dialami anak autis

adalah speech delay, maka terapi wicaramerupakan pilihan utama. Untuk memperolehhasil yang maksimal, materi speech therapysebaiknya dilaksanakan dengan metode ABA.Bagi penyandang autisma kelambatan bicara dankesulitan berbahasa, speech terapy adalah suatukeharusan, tetapi pelaksanaannya harusmengandung metode ABA. Menerapkan terapiwicara pada penyandang autisma berbeda dengananak yang lain. Terapi harus berbekal diri denganpengetahuan yang cukup mendalam tentanggejala dan gangguan bicara yang khas bagipenyandang autisma. Mereka juga harusmemahami langkah-langkah Metode LOVAASsebagai kunci masuk bagi matri yang akandiajarkan.

Banyak speech therapist mencoba tanpamenggunakan tanpa metode ABA dan mereka

Model Komunikasi Penanganan Anak Austis .............. ( I G.A. Alit Suryawati)

30

Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol. I No. 01, Tahun 2010

seringkali mengalami kegagalan dan frustasi. Jadisekalipun mencoba terapi bicara pada anakautisme, penting sekali menggabungkannyadengan Metode LOVAAS, agar hasilnya terlihatnyata.

Faktor pendukung lainnya ialah denganmelakukan terapi okupasi sebagai penyandangkelainan perilaku, terutama autisme jugamempunyai perkembangan motorik yang kurangbaik. Gerak-geriknya kasar dan kurang luwes biladibandingkan dengan anak-anak seumurnya.Pada anak-anak ini perlu diberi bantuan terapiokupasi untuk membantu menguatkan,memperbaiki koordinasi dan keterampilanototnya. Otot jari tangan misalnya sangat pentingdikuatkan dan dilatih supaya anak bisa menulisdan melakukan semua hal yang membutuhkanketerampilan otot jari tangannya, sepertimenunjuk, bersalaman, memegang raket,memetik gitar, main piano, dan sebagainya.

Para terapis okupasi juga seringkalimemakai Sensory Integration (SI) untukmenterapi kelainan sensoris pada anak autisma.Namun dari banyak penelitian yang telahdilakukan, dibuktikan bahwa SI saja tidak dapatmeningkatkan perilaku anak, bahkan seringkalikemunduran perilaku, dan tidak berhasilmenghilangkan ataupun mengurangi perilaku-perilaku aneh dari anak.

Sosialisasi dapat digunakan untukmenghilangkan perilaku yang tidak dapatditerima oleh umum, perlu dimulai darikepatuhan dan kontak mata. Kemudian diberikanpengenalan konsep atau kognitif melalui bahasareseptif dan ekspresif. Setelah itu barulah anakdapat diajarkan hal-hal yang bersangkutandengan tata krama, dan sebagainya.

Agar seluruh perilaku asosial itu dapatditekan, maka penting sekali diperhatikan bahwaanak jangan dibiarkan sendirian, tetapi harusselalu ditemani secara interaktif. Seluruh waktupada saat anak bangun, perlu diisi dengankegiatan interaktif, baik yang bersangkutandengan akademik, bina diri, keterampilanmotorik, sosialisasi, dan sebagainya. Sebaiknyapula dalam hal ini untuk selalu menyediakan danmemberikan imbalan yang efektif.

4. PEMBAHASANSebelum menguraikan lebih lanjut hasil

penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan,akan lebih baik di bagian awal dijelaskan tentangidentitas seluruh siswa SD Kuncup BungaDenpasar dari segi umur, jenis kelamin,pendidikan, dan masa kerja dapat dilihat padatabel-tabel berikut ini.

Tabel 4.1Umur Siswa Dibantu Orang Tua Responden

No Umur Jumlah Prosentase

1 6-7 tahun 13 27.662 8-9 tahun 16 34.043 10 tahun 18 38.30

Jumlah 47 100

Sumber : Data diolah dari hasil wawancara

Tabel tersebut di atas terlihat jelas usia siswa(10 tahun) lebih dominan 18 responden atau38.30%, yang berumur (8-9 tahun) sebanyak 16responden atau 34.04%, sedangkan respondenyang berumur (6-7 tahun) ada sebanyak 13 atau27.66%.

31

Tabel 4.2Jenis Kelamin Siswa Kuncup Bunga

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase

1 Laki-laki 27 57.452 Perempuan 20 42.55

Jumlah 47 100

Sumber : Data diolah dari hasil wawancara

Dari tabel di atas, terbukti laki-laki masihmendominasi sebagai pengidap autis di SDKuncup Bunga. Dari 47 siswa 27 atau 57.45%adalah laki-laki dan sisanya perempuan. Biladilihat dari perkembangan kelas yang ada padatahun ajaran 2005-2006.

Tabel 4.3Tingkat Pendidikan Siswa

No Pendidikan Jumlah Prosentase

1 Kelas 1 25 53.22 Kelas 2 22 46.8

Jumlah 47 100

Sumber : Data diolah dari hasil wawancara

Berdasarkan tingkat pendidikan siswa SDKuncup Bunga lebih banyak kelas 1 yaitu 25orang atau 53.2% dan siswa kelas 2 sebanyak 22orang atau 46.8%.

Tabel 4.4Masa Pelatihan Speech Teraphy dengan

Metode LOVAAS

No Pelatihan ABA Lama Prosentase

1 Mulai umur 2 tahun 25 53.22 Setelah umur 2 tahun 22 46.8

Jumlah 47 100

Sumber : Data diolah dari hasil wawancara

Dengan memperhatikan data tabel 4.4, makaanak yang diketahui menderita autis sebelumumur 2 tahun sebanyak 25 atau 53.2% dan anaksetelah umur 2 tahun sebanyak 22 orang atau46.8%.

Tabel 4.5Pemberian Pelatihan Kepada Anak Melalui

Pemanggilan Terapis Ke Rumah denganPenerapan Metode 40 Jam Per Minggu

No Jawaban Jumlah Prosentase

1 Ya 28 602 Kadang-kadang 16 343 Tidak 3 0.6

Jumlah 47 100Sumber : Data diolah dari hasil wawancara

Berdasarkan tabel di atas bahwa Bapak/Ibuyang langsung melakukan terapi bicara denganmetode LOVAAS dengan sistem 40 jam perminggu sebanyak 28 orang atau 60%, yangmenyatakan kadang-kadang sebanyak 16 orangatau 34%, dan yang menyatakan tidak sebanyak3 orang atau 0.6%.

Tabel 4.6Orang Tua dan Lingkungannya Membantu

di dalam PenangananTerapi Sistem 40 Jam Per Minggu

No Jawaban Jumlah Prosentase

1 Ya 19 402 Kadang-kadang 18 393 Tidak 10 21

Jumlah 47 100

Sumber : Data diolah dari hasil wawancara

Model Komunikasi Penanganan Anak Austis .............. ( I G.A. Alit Suryawati)

32

Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol. I No. 01, Tahun 2010

Memperhatikan hasil penelitian yangtertuang di dalam tabel 4.6 disebutkan bahwadengan diberikannya metode LOVAAS dengansistem 40 jam per minggu dalam artian denganpenggabungan anak dengan lingkungan disekelilingnya sangat membantunya target 40 jam.Adda 19 anak atau 40% lingkungan yang ikutmembantu penanganan anak, 18 anak atau 39%yang menyatakan kadang-kadang, dan 10 anakatau 21% yang menyatakan tidak.

Tabel 4.7Orang Tua juga Menerapkan Anak

Bersosialisasi Dengan Per-Groupnya

No Jawaban Jumlah Prosentase

1 Ya 18 382 Kadang-kadang 17 363 Tidak 12 26

Jumlah 47 100

Sumber : Data diolah dari hasil wawancara

Di dalam mencermati hasil data penelitianbahwa orang tua yang menerapkan sosialisasisesama umur dan lingkungannya adalah sebanyak18 anak atau 38%, yang menyatakan kadang-kadang 17 orang atau 36%, dan yang menyatakantidak sebanyak 12 anak atau 26%.

Tabel 4.8Penerapan Terapi Air, Musik Dalam

Memenangkan Anak Agar Lebih MampuMengembangkan Daya Serap Pelatihan

No Jawaban Jumlah Prosentase

1 Ya 23 492 Kadang-kadang 16 343 Tidak 8 17

Jumlah 47 100

Sumber : Data diolah dari hasil wawancara

Hasil dari pengolahan data denganpenyebaran wawancara yang penulis masukkandalam tabel di atas menunjukkan bahwa terapiair dan musik merupakan salah satu faktorpendukung yang membantu mengembangkandaya serap pelatihan atau merangsangmenumbuhkan IQ anak. Data tabel 4.8menunjukkan 23 anak atau 49% dinyatakan ya,16 anak atau 34% dinyatakan kadang-kadang,dan 8 anak atau 17% dinyatakan tidak.

Manfaat musik bagi anak dengan kebutuhankhusus adalah sebagai berikut :1. Menstimulasi kemampuan pendengaran

(pengenalan terhadap bunyi);2. Menunjang peningkatan kemampuan verbal

anak;3. Koordinasi tubuh melalui irama musik;4. Sebagai sarana komunikasi dan membangun

interaksi sosial;5. Menyalurkan gangguan sensori.

Pada dasarnya, oleh musik yang diberikanuntuk anak dengan kebutuhan khusus tidak jauhberbeda dengan anak-anak normal padaumumnya. Namun, ada beberapa hal ekstra yangharus diberikan kepada anak dengan kebutuhankhusus dalam berolah musik, yaitu ; adanyakebutuhan akan rasa aman; penghargaan diri;cinta dan kasih sayang; pergerakan; hubunganantara personal yang positif; rasa memiliki;penghargaan dan penerimaan; serta perasaanmenjadi bagian dan berhasil menjadi bagianpenting dalam suatu kegiatan

Pemilihan materi oleh musik disesuaikandengan kondisi anak. Pemilihan lagu dan materimelalui proses yang teliti sesuai dengankemampuan reseptif masing-masing individu.Pada umumnya, tidak ada suatu standar waktuyang pasti untuk menyelesaikan suatu target,karena mereka tidak akan diberikan target dalam

33

suatu batas waktu tertentu. Seluruhnya tergantungdaripada kemampuan anak itu sendiri, serta peranaktif dan kerjasama yang baik antara orang tuadan pembimbing dalam bermusik bersama.

Tabel 4.9Penerapan Diet Khusus di Dalam

Memperlancar Terapi Bicara

No Jawaban Jumlah Prosentase

1 Ya 22 472 Kadang-kadang 10 223 Tidak 15 31

Jumlah 47 100

Sumber : Data diolah dari hasil wawancara

Berdasarkan tabel tersebut di atas yangmenyatakan bahwa anak diberikan diet khususrendah gula dan tepung di dalam memperlancarproses terapi dan meningkatkan konsentrasisebanyak 22 anak atau 47% menyatakan ya, 10anak atau 22% menyatakan kadang-kadang, dan15 anak atau 31% menyatakan tidak.

Dengan demikian, dari beberapa jawabanyang ada dapat digarisbawahi bahwa autismepada anak merupakan gangguan perkembanganyang muncul pada usia balita (bawah tiga tahun),yang menyebabkan mereka tidak mampumembentuk hubungan sosial, ataumengembangkan komunikasi normal. Salah satukelainan yang dijumpai pada anak autis adalahgangguan sistem imun antara lain : (1) defisiensienzim myeloperoxidase, yang berperan untukmenekan pertumbuhan jamur, (2) defek padalimfosit T dan limfosit B, sehingga tidak mampumengatasi infeksi kandida, (3) defisiensi IgA,yang berfungsi untuk melindungi sepanjangdinding saluran cerna terhadap paparan benda

asing, dan (4) defisiensi komplemen C4b, yangmerupakan bagian sistem imun untukmenghancurkan jamur, virus, bakteri. Selain itu,saluran cerna anak autis mengalami kerusakanstruktur akibat berbagai zat-zat toksik yangdijumpai dari lingkungannya.

Defisiensi sistem imun dalam saluran cernaakan menyebabkan peningkatan pertumbuhanorganisme seperti jamur dan masuknya benda-benda asing termasuk alergen makanan ke dalamberbagai bagian tubuh yang lain. Alergenmakanan, suatu antigen ekstrakulikuler, yangmengalami pengambilan dari lumen usus padagilirannya akan mengakibatkan limfosit T helper2 untuk memacu produksi imunoglobulin E (IgE)oleh sel limfosit B.IgE yang telah sama pada selmast bila berkontrak dengan alergen makananyang sama maka akan terjadi degranulasi selmast. Degranulasi sel mast ini akan melepaskanbeberapa mediator seperti histamin dan produk-produk asam arakhidonat, yaitu prostaglandindan leukotrien yang menimbulkan gejala-gejalapenyakit alergi. Manifestasi penyakitalergi yang timbul dapat bermacam-macam,tergantung pada kepekaan penderita, dan dimanaalergen tersebut mengadakan kontak denganbagian tubuh penderita. Gejala alergi ini dapatpula timbul pada beberapa tempat secarabersamaan. Manifestasi penyakit alergi dapatberupa gangguan pencernaan, urtikaria, dangangguan perilaku seperti yang dijumpai padaantism spectrum disorder.

Penanggulangan alergi makanan yangpaling penting adalah eliminasi alergen makanantersebut dari diet penderita. Makanan-makananyang dipantau ini sebaliknya ditentukan dengantes alergi misalnya dengan pemeriksaan Ig ERAST dalam darah. Obat-obat anti alergi dan anti

Model Komunikasi Penanganan Anak Austis .............. ( I G.A. Alit Suryawati)

34

Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol. I No. 01, Tahun 2010

radang seperti anthistamin penghambat reseptorH1 dan H2, ketotifen, kortikosteroid danpenghambat sistesis prostaglandin dapatdiberikan. Berbagai gangguan barier pertahananpada saluran cerna akan menimbulkan danmemperberat manifestasi penyakit alergimakanan harus ditanggulangi. Salah satu carapenanggulangannya adalah dengan pemberianantioksidan dan berbagai vitamin serta mineral.

Penanggulangan terhadap pertumbuhancandida albicans perlu dilakukan pula denganpemberian diet, suplementasi makanan tertentu,dan beberapa obat-obatan tertentu. Diet yangdianjurkan berupa pengurangan masukan gula,pengurangan ragi, dan makanan lain yangdianggap dapat menyuburkan pertumbuhancandida albicans. Obat-obat nistatin,ketokonazol, dan kadang-kadang amfoterisin Bdapat diberikan dengan dosis sangat rendah peroral. Probiotik, seperti lactobacillus Gg dapatdiberikan untuk menjaga flora usus dalamkeadaan seimbang.

Tabel 4.10Penggunaan Psikolog, Ahli Syaraf dan Ahli

Jiwa Di Dalam MengevaluasiPerkembangan Anak

No Jawaban Jumlah Prosentase

1 Ya 18 382 Kadang-kadang 17 363 Tidak 12 26

Jumlah 47 100

Sumber : Data diolah dari hasil wawancara

Berdasarkan tabel 4.10, maka orang tua yangmenggunakan psikolog, ahli syaraf dan ahli jiwamencapai respon sebanyak 18 anak atau 8%

menyatakan ya, sebanyak 17 atau 36%menyatakan kadang-kadang, 12 anak atau 26%menyatakan tidak.

Tabel 4.11Melakukan Detoksifikasi Program 7

Minggu

No Jawaban Jumlah Prosentase

1 Ya 19 402 Kadang-kadang 18 393 Tidak 10 21

Jumlah 47 100

Sumber : Data diolah dari hasil wawancara

Dari unsur penelitian pelaksanaan terapibicara dengan metode LOVAAS, dapat penulishimpun dalam tabel 4.11. Rata-rata hasilpenelitian terapi bicara dengan pelaksanaanMetode LOVAAS dalam kesembuhan anak autis.

Terapi ini meliputi olah raga, sauna dan pijatserta diet. Sauna dan pijat : Sauna untukmembuang racun-racun lewat kulit, dilakukandalam ruang sauna 51oC selama 30 menit, usaisemua dilanjutkan dengan mandi menggunakanshower dan pijat.

Diet : Gluten Free, casein free, bahanpewarna dan bahan pengawet selalu dihindari.Minum minimal 2 liter air putih, untuk membantumelarutkan sampah dalam tubuh. Air bolehdicampur jus anggur putih, selain itu jugadiberikan suplemen (Multivit dosis tinggi,glycine, gluthathione, glutamin, acetyl – L –camitine dan chlorella). Setelah tujuh minggudetoksifikasi, diet tetap dilanjutkan.

35

Tabel 4.13Pencapaian Siswa Di Dalam Kemampuan

Ekspresif

No Jawaban Jumlah Prosentase

1 Ya 30 0,642 Kadang-kadang 10 0,213 Tidak 7 0,15

Jumlah 47 100Sumber : Data diolah dari hasil wawancara

Tabel 4.14Pencapaian Siswa Di Dalam Kemampuan

Receptif

No Jawaban Jumlah Prosentase

1 Ya 25 0,532 Kadang-kadang 12 0,263 Tidak 10 0,21

Jumlah 47 100

Sumber : Data diolah dari hasil wawancara

5. KESIMPULANTerdapat beberapa hal yang dapat

disimpulkan dari penelitian ini. Pertama, beratringannya derajat kelainan. Semakin berat derajatkelainan dan jenis kelainan perilakunya, semakinsulit untuk kembali normal. Namun perlu diingatkhususnya bagi anak autisma, sekalipun derajatautisma anak sangat ringan, diapun harusditerapi. Sebab apabila tidak, maka anak autismaringan dapat berubah menjadi berat pada usialebih tua. Di samping autisma tanpa terapiperilaku, tidak mungkin menjadi normal denganperlakuan yang tradisional saja.

Kedua, usia anak pertama kali ditanganisecara benar dan teratur. Usia ideal adalah 2-3tahun, karena pada usia ini perkembangan otakpaling cepat. Namun bukan berarti bahwa padausia lebih dari 3 tahun harus dibiarkan. Karenatidak ada alternatif lain, maka sekalipun usiaanak melampaui 5 tahun, terapi tetap dilakukansekalipun tidak secepat usia ideal. Minimal kalaumasih bisa, anak diajarkan dengan keterampilanatau okupasi yang dapat memandirikankehidupannya kelak.

Model Komunikasi Penanganan Anak Austis .............. ( I G.A. Alit Suryawati)

Tabel 4.12Rata-Rata Hasil Penelitian Pelaksanaan Peran Speech Therapi Metode LOVAAS Dalam

Kesembuhan Anak Autis

Pertanyaan Kategori (Prosentase) Jumlah

Tinggi Sedang Rendah

Tabel 4.5 60 34 0,6 100Tabel 4.6 40 39 21 100Tabel 4.7 38 36 26 100Tabel 4.8 49 34 17 100Tabel 4.9 47 22 31 100

Tabel 4.10 38 36 26 100Tabel 4.11 40 39 21 100

36

Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol. I No. 01, Tahun 2010

Ketiga, pada intensitas penanganannya,metode LOVAAS menetapkan 40 jam/minggu.Persyaratan ini sangat sulit dipenuhi oleh paraorang tua. Karena apabila akan dilakukan disekolah, mereka membenturkan pada masalahbiaya yang besar. Bila akan dilakukan di rumahmereka sendiri tidak mempunyai waktu yangcukup, karena masih ada anak-anak yang lain ataukarena mereka harus bekerja mencari nafkah.

Keempat, dalam hal IQ anak, makin cerdasseorang anak, makin cepat dia menangkap materiyang diberikan. Namun perlu diperhatikan,bahwa selain kecerdasan intelegensia, kecerdasanemosional juga dilatih, karena banyak anak,terutama autisma, yang memiliki kesulitanmengendalikan emosinya. Diperkirakan sekitar0-40% anak autisma memiliki IQ di atas normal.

Kelima, keutuhan pusat bahasa di otak anak.Pusat berbahasa berada di lobus parietalis kiri.Apabila mengalami kelainan atau kerusakan,maka anak akan kesulitan berkata-kata. LatihanPECS (Picture Exchange CommunicationSystem) dan Compic (Computerized Pictograph)atau bahasa gambar dapat dimanfaatkan untukanak ini. Selain bahasa gambar dapat dipakaibahasa isyarat dan bahasa tulisan atau ketikandengan mesin ketik.

6. SARANBeberapa saran yang dapat disampaikan

pada penelitian ini adalah bahwa penanganandiagnosa dini dari dokter dan keluarga akansangat membantu anak di dalam rangkapenyembuhannya. Diharapkan dengan deteksidini keperluan untuk melakukan speech therapyyang sering dilakukan untuk anak autis yaitumetode LOVAAS (Applied Behavior Analysis)karena metode ini memiliki sistematika 40 jamper minggu dan struktur dan terukur pelatihannya

dapat dilihat langsung perkembangannya olehorang tua siswa. Pada metode ini, bisa puladiberikan stimulus berupa pemeberian hadiahapabila si anak mau mengikuti perintah terapisdan akan memberikan hukuman apabila tidakmau melakukan perintah.

DAFTAR PUSTAKA

Berkow, Robert, M.D., Fletcher, Andrew J.,M.B., B. Chair, The Merck Manual OfDiagnosis and Therapy, FifteenthEdition, 1987.

Coplan J. Counseling Parents RegardingPrognosis in Autistic Spectrum Disorder.Pediatrics 105 : E65, May 2000.

Cook Jr. EH, Leventthal BL, The SerotoninSystem in Autism Current Opinion inPediatrics 1996 : 8/4 (348-354).

De Vito, Joseph A, 1997. Komunikasi AntarManusia diterjemahkan olehAgusMaulana Edisi V. Profesional BooksJakarta.

Effendy, Onong Uchjana, 1993, Teori danFilsafat Komunikasi, Citra Aditya BhaktiBandung.

Gerungan, 2002, Sosiologi Sosial, PT. RefikaAditama, Bandung.

Gorda, I Gusti Ngurah, 1994, MetodelogiPenelitian, Asta Brata Press.

Goldstein, 1991. Psichology Behavioral,Publishing Co. California.

Sutrisno, Hadi. 1981. Metodologi Research, JilidI, Yogyakarta UGM.

Hardiono D. Pusponegoro, 2005. MajalahAnakku. Lintas Media Jakarta.

Hovlan, Blake Haroldsen, 1979. InterpersonalCommunication Publishing Co.California.

37

Rakhmat, Jalaludin (ed), Bauberey Fisher, Teori-Teori Komunikasi, Rosdakarya,Bandung, 1990.

Widyawati, Ika, 2001. Permasalahan Autis diIndonesia. Panita Seminar An Overviewof Children Behavior and Development.

Krech, Dvid, et. all, 1962, Individual in Society,A. Textbook of Social Psycology, Mc.Graw Hill. Kogahusha Ltd. Tokyo.

Kartini, Kartono, 1989. Pengantar MetodologiRiset Sosial. Alumni Press.

Kaplan, Harold J, Sadock Benyamin J, Synopsisof Psychiatry : Behavioral Sciences /Clinical Psychiatry, 8th edition,Williams & Wilkins USA 1998 : 1179-1191.

Koentjaraningrat, 1974. Pengantar Antropologi,Indonesia.

Koarudin, 1974. Metode Penelitian, Indonesia.

Model Komunikasi Penanganan Anak Austis .............. ( I G.A. Alit Suryawati)

Littlejohn, Stephen W, 1988, Theories of HumanCommunication, Wods Worch,Publishing Co. California.

Makalah-makalah dari Yayasan AutismaIndonesia Tahun 1997 s/d 2000 dalamSeminar Autisma, Indonesia.

Pusponegoro HD. Neurobiologi ADHD. KongresNasional IDAJI, Semarang, Juli 2001.

Quill, Kathlyn L., PhD. LOTR, MLIS. QuickReference to Occupation Therapy. TexasMedical Center, Houston, Texas.

Redi Panuju, 2005. Teori Komunikasi. Hand OutUniversity DR. Soetomo.

Ronald B. Adler, George Rodman. 1998.Understanding Human Communication.

Arikunto, Suharsimi, 1997. Prosedur Penelitian.Rinka Cipta.

Sandjaya, S. Djuarsa, 2002. Teori Komunikasi.Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.