Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ISSN 2621-9034 Volume 03 Tahun 2020
MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
34
MODEL CREATIVE ART DALAM BERMAIN PASIR UNTUK
MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS
DAN KREATIVITAS ANAK USIA 4-5 TAHUN
Siti Khodijah
Dosen Tetap STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi, Jl.Gatot Subroto Km 3 No.3 Tebing Tinggi Sumatera Utara,
Telp: (0621) 21428, Email :[email protected]
Abstract. This study was aimed to find out the creative art model in sand play to improve
the motor development and creativity of children. This research method was conducted
(reserch and development) with through four stages of research that define, design,
development, disseminate. The population of this study were students of group A, TK Al-
Ihsan academic year 2016/2017and TK Ilmi Insani that consisted of 38 children, the
researcher took 8 children as a random sample. Instrument of collecting data was
observation sheet of data analysis using t test. The findings research was an increasing
in smooth motor children's development were 97% and 72% the increasing in children's
creativity after treatment that used by creative art model in sand playing, while the
increasing of conventional method using was only was 79% and the creativity increased
by 54%. It can be concluded that the use of creative art model in sand play was more
effectively in improving the smooth motoric and creativity of children’s development
compared with the use of conventional model.
Keywords: Creative Art, sand play, smooth motoric and creativity.
Abstrak. Penelitian ini bertujuan mengetahui model creative art dalam bermain pasir
untuk meningkatkan perkembangan motorik halus dan kreativitas anak. Metode yang
digunakan adalah penelitian pengembangan (reserch and development). Dilaksanakan
dalam empat tahap penelitian yakni pendefinisian (define), perancangan (design),
pengembangan (develop), penyebaran (disseminate). Populasi penelitian ini adalah siswa
kelompok A TK Al-Ihsan tahun pelajaran 2016/2017 dan TK Ilmi Insani yang terdiri dari
38 anak. Besar sampel 8 orang anak diambil secara random. Instrumen pengumpulan data
berupa lembar observasi. Analisis data menggunaka uji t. Hasil penelitian ini
menunjukkan adanya peningkatan perkembangan motorik halus anak sebesar 97% dan
sebesar 72% peningkatan kemampuan kreativitas anak. Sedangkan penggunaan metode
konvensional peningkatan motorik halus hanya sebesar 79% dan kreativitas meningkat
sebesar 54%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model creative art
dalam bermain pasir lebih efektif meningkatkan perkemabangan mototik halus dan
kreativitas anak dibandingkan dengan penggunaan model konvensional.
Kata kunci: Creative Art, bermain pasir, motorik halus dan kreativitas.
PENDAHULUAN
Perkembangan motorik halus
merupakan suatu kondisi meningkatnya
gerakan yang dilakukan dengan
menggunakan otot halus dan koordinasi
mata serta jari-jari tangan, meningkatnya
pengkoordinasian gerak tubuh yang
melibatkan kelompok otot dan syaraf
ISSN 2621-9034 Volume 03 Tahun 2020
MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
35
kecil lainnya serta keterampilan
menggunakan media dengan koordinasi
antara mata dan tangan. (Montolalu,
2005: 6.4, Laura & Janet dalam Novan:
2015:31).
Usia 4-5 tahun koordinasi gerak
motorik halus anak sudah berkembang
bahkan hampir sempurna. Namun pada
kenyataanya masih terdapat beberapa
anak usia 4-5 tahun yang perkembangan
motorik halusnya belum berkembang
dengan baik. Perkembangan motorik
yang terlambat dapat mengakibatkan
gangguan pada tugas perkembangan
yang yang lain salah satunya adalah
kreativitas. Seperti yang dikemukakan
Syamsuddin (2014:80) bahwa
perkembangan motorik halus pada
umumnya terkait dengan perkembangan
kreativitas.
Berbagai hal dapat menjadi
penyebab keterlambatan perkembangan
motorik anak, akan tetapi lebih sering
disebabkan kurangnya kesempatan untuk
mengembangkan motorik tersebut.
(Hurlock, 1980: 111, Mursyid, 2015:12).
Hasil penelusuran lebih mendalam
terhadap kesempatan mengembangkan
motorik halus anak di Taman Kanak-
Kanak di Kota Medan menunjukkan
suatu kondisi yang relatif sama. Hampir
semua Taman Kanak-Kanak
menggunakan model bermain
konvensional. Memberi instruksi pada
anak untuk meniru contoh yang dibuat
guru tanpa memperhatikan
perkembangan tiap-tiap anak. Kalaupun
guru membimbing anak lebih fokus
memperhatikan hasil karya anak
dibanding proses yang diperlukan anak
untuk membuat karya tersebut. Pada hal
pengembangan kreativitas pada anak
usia di bawah enam tahun lebih
ditekankan pada proses kognitif
dibanding dengan penciptaan karya.
Dalam kondisi seperti ini perlu
diupayakan model bermain lain yang
dapat menstimulasi perkembangan
motorik halus anak secara sistemik dan
menyeluruh.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bermain pasir dapat meningkatkan
kemampuan motorik halus anak.
(Suwartini & Ria Indiani: 2014; Nene
Rufaida: 2014). Penelitian lain
menunjukkan bahwa perkembangan
kreativitas dapat di stimulasi melalui
kegiatan bermain pasir (Ningsih &
Murniati: 2014). Sejalan dengan
penelitian-penelitian ini, bermain pasir
dapat meningkatkan perkembangan
motorik halus dan kreativitas anak secara
simultan (Milfa, 2016). Dalam konteks
ini model bermain yang diterapkan
ISSN 2621-9034 Volume 03 Tahun 2020
MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
36
adalah creative art play. Pada model
bermain ini perkembangan anak tidak
dipandang secara bagian demi bagian
melainkan menyeluruh menggunakan
media bermain yang dapat menstimulasi
perkembangan secara menyeluruh dan
terpadu. Sehingga ketika akan
menstimulasi satu bagian perkembangan
tertentu perlu dipadukan dengan media
lainnya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini mengacu pada
model 4-D (four D Model) yang
dikemukakan Thiagarajan dan Semmel
tahun 1974. Tahapan penelitian sebagai
berikut : Pendefinisian (define),
perancangan (design), pengembangan
(develop) dan tahap penyebaran
(disseminate). Pada tahap
pengembangan. Rancangan yang
digunakan untuk menguji model creative
art dalam bermain pasir untuk
meningkatkan perkembangan motorik
halus dan kreativitas anak Taman Kanak-
Kanak usia 4-5 tahun adalah quasi
eksperimen. Model yang digunakan
Pretest – Post-test Control Group
Design dengan satu macam perlakuan.
Dalam Pretest dan Post-test Control
Group Design terdapat dua kelas yang
dipilih secara langsung, kemudian diberi
pre test untuk mengetahui keadaan awal,
untuk mengetahui perbedaan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol (Sugiyono,
2009: 113). Kelas eksperimen diberi
perlakuan dengan model creative art
dalam bermain pasir, sedangkan kelas
kontrol tetap menggunakan metode
bermain konvensional. Setelah selesai
perlakuan kedua kelas diberi post test.
Rancangan eksperimen dalam penelitian
ini ditunjukkan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 1 Disain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
KE 𝑂1 𝑋1 𝑂2
𝑂3 𝑋1 𝑂4
KK 𝑂1 𝑋2 𝑂2
𝑂3 𝑋2 𝑂4
Keterangan:
KE = Kelompok Eksperiman
𝑂1 = pre test perkembangan motorik halus
𝑂2= post test perkembangan motorik halus
ISSN 2621-9034 Volume 03 Tahun 2020
MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
37
𝑂3 = pre test kreativitas
𝑂4= post test kreativitas
KK = Kelompok Kontrol
𝑂1 = pre test perkembangan motorik halus
𝑂2= post test perkembangan motorik halus
𝑂3 = pre test kreativitas
𝑂4= post test kreativitas
Penelitian dilakukan di Taman
Kanak-Kanak Al Ihsan di Jln Mengkara
no 10 Medan. Pengambilan sampel
dengan teknik random sampling anak
dipilih secara acak. Sampel diambil
sebanyak empat anak.
Instrumen yang di gunakan untuk
mengumpulkan data adalah lembar
cheklist yang digunakan sebagi lembar
observasi terhadap kemampuan motorik
halus dan kreativitas anak. Instrumen ini
berisi 14 item perkembangan motorik
halus dan 25 item perkembangan
kreativitas anak. Hasilnya dianalisis
secara kuantitatif dengan menggunakan
perhitungan statistik. Uji statistik yang
digunakan adalah uji t non parametrik
dengan menggunakan uji beda mean
untuk mengetahui analisis perbandingan
posttest terhadap pretest dengan bantuan
program SPSS versi 18 Windows.
HASIL PENELITIAN
1. Uji hipotesis pengaruh model creative
art dalam bermainan pasir untuk
meningkatkan perkembangan motorik
halus anak
Hasil uji analisis statistik
dengan menggunakan uji t
menunjukkkan t = 0, 03 dengan P <
0,05 maka hipotesa diterima. Hal ini
berarti hipotesis penelitian yaitu
penggunaan model creative art dalam
bermain pasir dapat meningkatkan
kemampuan motorik halus anak.
Tabel 2 Hasil Pengujian Penggunaan Model Creative Art dalam Bermain Pasir untuk
meningkatkan Kemampuan Motorik Halus
Motorik Halus
Sebelum-sesudah
Hasil uji t mean
Sig. 2 tailed Nilai minimum Nilai maksimum
0.03 8,84 27, 15
ISSN 2621-9034 Volume 03 Tahun 2020
MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
38
Dilihat dari nilai mean,
diketahui bahwa mean tertinggi
diperoleh dari hasil post (27,15)
daripada hasil pretest (8,84). Hasil ini
mendukung hipotesa yang didapat
menyatakan bahwa model creative art
dalam bermain pasir dapat
meningkatkan kemampuan motorik
halus anak.
2. Uji hipotesis pengaruh model creative
art dalam bermainan pasir untuk
meningkatkan perkembangan
kreativitas anak
Hasil uji analisis statistik
dengna menggunakan uji t, t = 0, 04
dengan P < 0,05 maka hipotesa
diterima. Hal ini berarti hipotesis
penelitian yaitu penggunaan model
creative art dalam bermain pasir
dapat meningkatkan kreativitas anak
diterima.
Tabel 3 Hasil Pengujian Penggunaan Model Creative Art dalam Bermain Pasir untuk
meningkatkan Kreativitas
Kreativitas
Sebelum-
sesudah
Hasil uji t mean
Sig.
2
tailed
Nilai
minimum
Nilai
maksimum
0.004 -23.60 5.10
Dilihat dari nilai mean,
diketahui bahwa mean tertinggi di
peroleh dari hasil postes (5.10) dari
hasil pretes (-23.60). Hasil ini
mendukung hipotesa yang didapat
yang menyatakan bahwa model
creative art dalam bermain pasir
dapat meningkatkan perkembangan
kreativitas anak.
3. Hasil perkembangan motorik halus
kelompok ekperimen dan kelompok
kontrol
Sealin untuk mengetahui
perkembangan motorik halus dan
kreativitas melalui model creative
art dalam bermain pasir, dilihat juga
perbedaan antara kelompok
ekperimen dan kelompok kontrol
penelitian.
Tabel 4 Hasil Pengujian perkembangan Motorik Halus pada Pretest dengan Posttest
Statistik N Sebelum Sesudah Sd Sig 2 tailed
Motorik Halus 4 37,00 55,00 0,816 0.03
ISSN 2621-9034 Volume 03 Tahun 2020
MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
39
Berdasarkan tabel 4
diketahui bahwa hasil postes
menunjukkan sign = 0,03. Nilai p <
0,05, ini berarti ada perbedaan
antara kelompok ekperimen dan
kelompok kontrol.
Sementara itu, dilihat dari
nilai mean, didapatkan hasil bahwa
nilai postest kelompok ekperimen
(55.00) lebih tinggi dari kelompok
kontrol (37.00). Nilai ini
membuktikan kelompok yang diberi
perlakuan model creative art dalam
bermain pasir lebih baik dari
kelompok yang menggunakan
metode konvensional.
4. Hasil perkembangan kreativitas
kelompok ekperimen dan kelompok
control
Tabel 5 Hasil Pengujian perkembangan kreativitas pada Pretest dengan Posttest
Statistik N Mean KE Mean KK Sd Sig 2 tailed
Kreativitas 4 83,25 58,00 5,737 0.004
Berdasarkan tabel di atas
dapat dilihat bahwa hasil postes
menunjukkan sign = 0.04. Nilai p >
0.05 maka ada perbedaan antara
kelompok ekperimen dan kelompok
kontrol. Subjek yang mendapat
perlakuan dengan model creative art
dalam bermain pasir perkembangan
kreativitasnya cenderung lebih tinggi
dari pada kelompok kontrol yang
menggunakan metode konvensional.
5. Data aspek perkembangan motorik
halus sebelum dan sesudah permainan
creative art dalam bermain pasir
Analisis data menunjukkan
bahwa kemampuan motorik halus
anak sebelum melakukan model
creative art dalam bermain pasir
berada pada taraf mean 37,25. Ketika
sudah melakukan model creative art
dalam bermain pasir anak berada pada
taraf mean 55 dengan gain standard
daisy 0.97 pada kelompok ekperimen
dan 0.72 pada kelompok kontrol
(0.97>0.72) yang berarti kelompok
ekperimen mengalami peningkatan
97% sedang kelompok kontrol hanya
mengalami peningkatan 72%, artinya
kelompok yang diberikan model
bermain creative art lebih efektif
dalam meningkatkan perkembangan
motorik halus daripada penggunaan
metode konvensional.
ISSN 2621-9034 Volume 03 Tahun 2020
MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
40
6. Data aspek perkembangan kreativitas
sebelum dan sesudah permainan
creative art dalam bermain pasir
Hasil analisis data
menunjukkan bahwa kemampuan
kreativitas anak sebelum melakukan
model creative art dalam bermain
pasir berada pada taraf mean 74.00.
Ketika sudah melakukan model
creative art dalam bermain pasir anak
berada pada taraf mean 83,25 dengan
gain standard daisy 0.79 pada
kelompok ekperimen dan 0.54 pada
kelompok kontrol (0.79>0.54) yang
berarti kelompok ekperimen
mengalami peningkatan 79% sedang
kelompok kontrol hanya mengalami
peningkatan 54%, artinya kelompok
yang diberikan model bermain
creative art lebih efektif dalam
meningkatkan perkembangan
kreativitas anak daripada penggunaan
metode konvensional.
DISKUSI
Perkembangan motorik halus
dihubungkan dengan kreativitas, karena
perkembangan anak motorik halus anak
memang terkait dengan kreativitas anak.
Model creative art dalam
bermain pasir dapat menstimulasi
perkembangan motorik halus anak,
setiap anak bebas mengekpresikan diri,
menggerakkan seluruh jari dan tangan,
mengkordiasikan mata dan tangan serta
menggunakan otot halus tangan dengan
berkala. Model ini juga mampu
menstimulasi perkembangan kreativitas
anak karena dalam kegiatan creative art
kemampuan kreativitas aanak mulai dari
berfikir imajinatif, luwes, fleksibel,
berani mengambil resiko, mengelaborasi
dan menghasilkan karya terstimulasi dari
model creative art dalam bermain pasir.
Kemampuan mortorik halus anak
perlu ditimulasi, karena perkembangan
motorik yang terhambat dapat
menghambat perkemabangan lainnya
diantaranya kreativitas anak.
Banyak faktor yang
mempengaruhi terhambatnya
perkembangan anak diantaranya faktor
genetika dan lingkungan. Faktor
lingkungan diantaranya lingkungan
rumah, pola asuh, pengajaran, nutrisi,
serta pendidikan di sekolah. Salah satu
faktor lingkungan yakni pendidikan di
sekolah terutama di taman kanak-kanak
yang mengajarkan bermain sambil
belajar. Permainan membuat potensi
anak menjadi terangsang dengan
seimbang karena anak merasa senang
sambil belajar, tidak merasa kesulitan
dan cepat bosan.
ISSN 2621-9034 Volume 03 Tahun 2020
MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
41
Jenis permainan atau model
bermain yang diterapkan di taman
kanak-kanak saat ini secara umum
menggunakan model konvensional.
Model bermain konvensional yang
diterapkan di Taman Kanak-kanak
terkesan lebih cenderung pada
pembelajaran akademik. Fenomena
tentang hambatan perkembangan
motorik anak menunjukkan model ini
ternyata tidak sesuai untuk setiap anak.
Bagi anak-anak yang sesuai,
perkembangan motorik halusnya dapat
melampaui rata-rata anak seusianya,
namun dalam aspek tertentu tetap
ditemukan tidak berkembang maksimal.
Dalam kondisi seperti ini perlu
diupayakan model bermain lain yang
dapat menstimulasi perkembangan
motorik halus anak secara sistemik dan
menyeluruh.
Dalam konteks ini model
bermain yang diterapkan adalah creative
art play. Pada model bermain ini
perkembangan anak tidak dipandang
secara bagian demi bagian melainkan
menyeluruh menggunakan media
bermain yang dapat menstimulasi
perkembangan secara menyeluruh dan
terpadu. Sehingga ketika akan
menstimulasi satu bagian perkembangan
tertentu perlu dipadukan dengan media
lainnya.
Model bermain creative art play
belum populer bagi guru Taman Kanak-
Kanak di Kota Medan, sehingga belum
banyak yang menggunakannya. Selain
sumber belajar yang terbatas, guru-guru
juga banyak yang sudah nyaman dengan
model bermain konvensional. Namun
ketika fenomena adanya hambatan dalam
perkembangan motorik halus dan
kreativitas anak di Taman Kanak-Kanak
ditemukan , maka pentinglah untuk
menyiapkan suatu model bermain
creative art. Sesuai dengan kebutuhan
akan perkembangan motorik halus dan
kreativitas, maka dipilih pasir sebagai
media bermain. Selain keterbatasan
penggunaannya di Taman Kanak-Kanak,
pasir merupakan satu media bermain
yang banyak digemari anak-anak.
Hampir lebih dari 60% anak-anak
menyukai bermain pasir dibanding
dengan media lainnya.
KESIMPULAN
Analisis data penelitian ini
menunjukkan bahwa model creative art
dalam bermain pasir berpengaruh
terhadap perkembangan motorik halus
dan kreativitas anak. Diketahui pula
subjek yang mendapat perlakuan
ISSN 2621-9034 Volume 03 Tahun 2020
MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
42
meningkat perkembangan motorik halus
dan kreativitasnya. Dengan demikian
model creative art dalam bermain pasir
dapat dipertimbangkan untuk digunakan
sebagai salah satu model bermain untuk
meningkatkan perkembangan motorik
halus dan kreativitas anak.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Sanusi. 2011. Mertodologi
Penelitian Bisnis. Jakarta:
Salemba
Busthomi, Yazid. 2012. Panduan
Lengkap Paud Melejitkan
Potensi dan Kecerdasan Anak
Usia Dini. 1. Jakarta: Citra
Publishing
Geldard, Kathrin & David Geldard.
2001. Working with Children in
Groups Handbook for
Counsellors, Educators and
Community Workers, United
Kingdom: Palgrave Macmillan
Ghony. M. Djunaidi. Dkk, 2012.
Metodologi Penlitian Kualitatif.
1. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Hurlock, Elizabeth, B. 1942.
Perkembangan Anak. I. 6.
Jakarta: Erlangga
_____________ 1980. Psikologi
Perkembangan Suatu
Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. 5. Jakarta: Erlangga
Indriani, Ria. 2014. Peningkatan
Kemampuan Motorik Halus Anak
Melalui Kegiatan Melukis
Dengan Pasir Pada Kelompok B
Paud Melati Binaan Dharma
Wanita Kabupaten Lebong, FKIP
Universitas Bengkulu.
Jennings, Sue. 2002. Embodimen,
Projection, Roleplaying. London:
Jessica Kingley.
Jhonson, James E Dkk. 2004. Play,
Development, and Early
Education. USA: Pearson
Kalff. Doma M. 2003. Sandplay A
Psychotherapeutic Approach to
the Psyche. California: Temenos
Press
Lubis, Zulkarnain. 2010. Penggunaan
Statistika dalam Penelitian
Sosial. 2. Medan: Perdana
Publishing
Milfayetty, Sri. 2016. Creative Art Play
dalam Menurunkan Tingkat
Kecemasan. Playscope
Montolalu. 2009. Bermain dan
Permainan Anak. I. 11. Jakarta:
Universitas Terbuka
Mulyasa. 2012. Manajemen Paud. 2.
Bandung: Remaja Rosdakarya
ISSN 2621-9034 Volume 03 Tahun 2020
MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi
43
Munandar. Utami. 2012. Pengembangan
Kreativitas Anak Berbakat. 3.
Jakarta: Rineka Cipta
Murniyati. 2014. Upaya
Mengembangkan Kemampuan
Kreativitas Melalui Kegiatan
Seni Melukis Pasir Pada Anak
Kelompok B TK Permata Bunda
Gaden Trucuk Klaten, FKIP
Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Mursyid. 2015. Belajar dan
Pembelajaran PAUD. 2.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Ningsih, Etik Widya. 2014.
Meningkatkan Kreativitas Anak
Melalui Bermain Pasir Kelas A
Di Taman Kanak-kanak Dharma
Wanita Petiken, FIP Universitas
Negri Surabaya.
Non Directive Play Therapy untuk
Kualitas Pengendalian Emosi
dan Pengurangan Somatik. Play
scope
Novan. 2015. Pendidikan Anak Usia
Dini. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Piaget, Jean. 1945. Play, dream and
imitation in Chilhod. Fonded by
C.K Ogden.
Rufaida, Nene, Dkk. 2013. Penerapan
Bermain Pasir Untuk
Meningkatkan Kemampuan
Motorik Halus pada Anak
Kelompok A TK Yunior
Surabaya, FIP Universitas Negri
Surabaya.
Santrock. John W. 2007. Perkembangan
Anak. I. 11. Jakarta: Erlangga
Sternberg. Robert J. 1999. Handbook of
Creatifity. 1. Melbourne:
Cambridge University Press
Suwartini, dkk. 2014. Penerapan
Bermain Pasir Untuk
Meningkatkan Kemampuan
Motorik Halus Anak PPT
Pelangi, FIP Universitas Negeri
Surabaya.
Syamsudin, Haeriah. 2014. Brain Game
untuk Balita. 1. Yogyakarta:
Media Presindo
Syarum, Dkk. 2007. Metodologi
Penelitian Kuantitatif. 1.
Bandung: Citapustaka Media
Weinrib, Estelle L. 1983. Images of Self
The Sandplay Therapy Process.
California: Temenos Press.