Upload
others
View
20
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Penyunting: Ignatius DA Sutapa Penyusun, Tata Letak dan Desain: Nurya Utami Penerjemah: Yovita Lambang Isti Copyright © 2017 APCE. All Rights Reserved
Daftar Isi
Pesan Direktur Utama 2Tentang APCE 3Program Penelitian & Pengembangan 6Pengembangan Demosite Ekohidrologi di Waduk Saguling 7Pengembangan Demosite Ecohydrology Zona Kering 8Pengembangan Kapasitas & Kolaborasi 9Pengembangan Kapasitas Untuk Pengelolaan Lembaga Internasional 10Penerapan Konsep Ekohidrologi untuk Pengelolaan Berkelanjutan pada Lahan Gambut, Zona Kering, Sistem Irigasi Subak 12Workshop and Training on Water and Urban Initiative Case Study in Jakarta, Indonesia
14Pengembangan inisiasi pengembangan Demosite Ekohidrologi Zona Kering di Kabupaten TTU, Provinsi Nusa Tenggara Timur 18Persiapan Penerbitan Jurnal Ekohidrologi Asia Pasifik 19Peluncuran Buku "APCE Best Learning Pengelolaan
Sumber Daya Air" 19Kolaborasi Penelitian dan Kerja sama dengan UTM 22Kunjungan Professor dari Fakultas Geografi, USM 22Kunjungan IRDI dan IUE-CAS 23Seminar & Simposium Internasional 24The 39th UNESCO General Conference 28The 25th UNESCO RSC IHP ASIA PACIFIC and JASTIP Symposium 39Pemilihan Ketua RSC IHP AP 30Kurikulum Pendidikan tentang Air yang Lebih Baik 31Regional Workshop of UNESCO Natural Sciences Related Centres and Chairs in Asia and the Pacific, Penang
Workshop bersama tentang ecohydrology dan IWRM dengan USM dan UKM 33
Tinjauan dan Evaluasi APCE 34Pertemuan-pertemuan Lain 35Budaya & Kesadaran Publik 36Inisiasi Air untuk Hari Air Dunia 37Kunjungan ke Lembaga Lain 38Database & Sistem Informasi 40Platform Web Ekohidrologi 41Publikasi 42Partner 43Governing Board APCE 43 44
Pesan Direktur Utama
Lima masalah utama terkait lingkungan dan air
yang dihadapi dunia termasuk wilayah Asia Pasifik
antara lain: kekurangan air dan pelayanan sanitasi,
banjir dan kekeringan karena perubahan iklim,
hilangnya keanekaragaman hayati, meningkatnya
potensi masalah air dan pencemaran lingkungan.
Telah banyak upaya yang dilakukan oleh negara-
negara di dunia untuk mengatasi masalah ini baik
diselesaikan sendiri maupun kerjasama. Asia Pacific Center for Ecohidrology (APCE) adalah
Lembaga Kategori II dibawah UNESCO, yang
dibentuk oleh Pemerintah Indonesia melalui
lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI) sejak
28 Maret, 2011, mempunyai tugas dan fungsi
untuk mengidentifikasi masalah-masalah sumber
daya air di wilayah Asia dan Pasifik juga potensi
konsep penyelesaian masalah melalui ekohidrologi
Ekohidrologi adalah ilmu multidisiplin yang
mempelajari proses interaksi hidrologi dan
perubahan biologi dan/atau ekologi dalam
berbagai keadaan, kondisi dan penerapan bagi
manusia di lingkungannya. Konsep ilmu
ekohidrologi dipercaya menjadi solusi dalam
menghadapi masalah sumber air di dunia, hal itu
menjadi salah satu tema pada IHP fase VIII.
Rencana Strategis APCE - UNESCO tahun 2017 -
2021 disusun sebagai referensi tema IHP UNESCO
VIII, Program Nawacita dan Rencana Strategi LIPI
sebagai pedoman yang akan dilakukan pada lima
tahun kedepan. Perpaduan dari misi, program dan rencana kerja serta didukung oleh SDM,
infrastruktur, dana dan kebijakan pemerintah
sangat mengharapkan APCE - UNESCO dapat
memberikan kontribusi yang signifikan dalam
mengatasi permasalahan sumber air di wilayah
Asia dan Pasifik
Dr. Ignasius D. A. Sutapa, M. Sc Executive Director of APCE
2 | Pesan Direktur Utama
Tentang APCE Asia Pacific Centre for Ecohydrology (APCE) merupakan Lembaga International Kategori II UNESCO APCE. APCE memperhatikan masalah-masalah lingkungan dan ekologi terkait
keberlanjutan ketersediaan air untuk semua masyarakat. Kegiatan APCE sejalan dengan misi
UNESCO dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kebudayaan. Dalam hal
ini, APCE memberikan manfaat kepada masyarakat melalui pengelolaan lingkungan dan ekologi
dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan dan budaya.
APCE berkomitmen untuk berkontribusi mengatasi isu-isu penting saat ini baik pada tingkat nasional, regional dan global, seperti kemiskinan, adaptasi perubahan iklim, dan pengurangan risiko bencana.
APCE, sebagai penggagas konsep ekohidrologi di Indonesia memiliki beberapa fokus area yang terbagi menjadi DAS, lahan gambut, sistem irigasi tradisional, zona kering dan semi kering, pulau-pulau kecil dan perkotaan.
Visi Asia Pacific Centre for Ecohydrology (APCE) menjadi acuan sebagai Pusat Ekohidrologi.
Misi Asia Pacific Centre for Ecohydrology (APCE) dapat mengembangkan pemahaman dan kegiatan
melalui penelitian, pelatihan dan “sharing” pengetahuan, sistem informasi dan kesadaran.
Value Kebijakan,integritas,danharmoni.
About APCE | 3
Tujuan Strategis Memperkenalkan sumber daya lokal berdasarkan penelitian ekohidrologi Memperkuat kapasitas lokal dengan mengambil konsep dan pendekatan ekohidrologi Menyediakan akses mudah ke sumber daya lokal berdasarkan informasi dan
pengetahuan ekohidrologi Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pendekatan ekohidrologi berbasis
sumber daya lokal
Pendekatan Pendekatan ekohidrologi sebagai konsep baru untuk mengelola kualitas air, terdiri dari prinsip-prinsip hidrologi, ekologi, ekoteknologi dan budaya. Prinsip hidrologi digunakan untuk mengelola sumber daya air di suatu daerah aliran sungai. Prinsip ekologi digunakan untuk peningkatan menyerap kapasitas ekosistem. Sedangkan prinsip ekoteknologi ditujukan untuk properti ekosistem sebagai alat manajemen. Prinsip yang terakhir adalah budaya sebagai jembatan untuk meningkatkan hubungan dinamis antara sistem hidrologi, sosial dan ekologi. Dengan keempat prinsip tersebut, sistem pemodelan dan pengukuran ekohidrologi akan dikembangkan untuk memperkirakan risiko bencana terkait
Organisasi Pada 28 Maret 2011 UNESCO dan Pemerintah Indonesia menandatangani Perjanjian APCE. Selanjutnya pada tahun 2012, APCE mulai menjalankan tugasnya bertempat di Gedung APCE Cibinong yang dibangun pada 2013.
Stuktur Organisasi
Dana
APCE dibiayai oleh komitmen dari Pemerintah Indonesia, lembaga dan organisasi 4 | About APCE
Pada Desember 2017, APCE memiliki staf 17 orang dari berbagai instansi yaitu IPB, Pusat Penelitian Geoteknologi-LIPI, Pusat Penelitian Limnologi-LIPI, Pusat Penelitian Biologi, Pusat Penelitian Bioteknologi, Pusat Penelitian Kependudukan-LIPI, Pusat Penelitian Informatika, Pusbindiklat LIPI, BKHH LIPI.
Direktur Eksekutif : Dr. Ignasius D.A. Sutapa, M.Sc (IIS) Sekretaris Eksekutif : Dr. Apip, M. Eng (IIS)
Staf : Nurya Utami, M.Sc (IIS) Prita Nuvatti, S.E (IIS)
Program Pengembangan dan Penelitian Deputi Program : Dr. Siti Sundari, M. Sc (IIS) Wakil Deputi : Drs. M. Fakhrudin (IIS) Staf : Eka Prihatiningtyas, S.T., M.T (IIS)
Irma Melati, M.Si (IIS) Pengembangan Kapasitas & Kerjasama Deputi Program : Ratih Retno Wulandari, S.Sos, M.Si (IIS) Wakil Deputi : Dr. Nugroho Dwi Hananto, M.Si (IIS) Staf : Dr. Agus Rachmat, M.Si (IIS)
Muhammad Akbar, S.IP (IIS)
Sosial Budaya& Kesadaran Publik Deputi Program : Dr. Herry Yogaswara (IIS) Wakil Deputi : Gusti Ayu Ketut Surtiari, M.Si (IIS) Staf : Yovita Lambang Isti, S.S (IIS) Sistem Informasi & Database Deputi Program : Dr. I Putu Santikayasa (IPB) Wakil Deputi : Kodarsyah, M.Kom (IIS) Staf : Foni Agus Setiawan, S.Kom., M. Kom (IIS)
Achmad Fatchuttamam Abka, M. Kom (IIS)
Pemeliharaan Fasilitas Kantor Manager : Ir. Ika Atman Satya (IIS) Staff : Agus Nurhidayat, A.Md (IIS) Nali (IIS) Note : IIS (Indonesian Institute of Sciences)
Focus Areas
Lahan Gambut Daerah Aliran sungai Sistem Irigasi Zona Kering dan Perkotaan Pulau-Pulau Kecil
Tradisional Semi Kering
Annual Report 2017 | 5
Program Penelitian & Pengembangan
Kolam Phytotechnology dilokasi demosite saguling yang ditanami beberapa tanaan air.
Kondisi sumber air di zona kering
6 | Reseach & Development Program
PENGEMBANGAN KAWASAN EKOHIDROLOGI DI WADUK SAGULING
Pengembangan demosite APCE di Waduk Saguling dapat menjadi salah satu contoh area ekohidrologi pedesan dan perkotaan dengan kategori basah (curah hujan tinggi). Demosite Ekohidrologi juga akan dikembangkan di zona kering wilayah Nusa Tenggara Timur dan dikembangkan di lahan gambut wilayah Kalimantan dan Sumatera. Waduk Saguling merupakan waduk yang paling hulu dari tiga waduk (Waduk Cirata dan Waduk Jatiluhur) dibangun di Sungai Citarum yang terpanjang di Jawa Barat. Berdasarkan Keputusan Presiden No.12 Tahun 2012 tentang Penentuan Wilayah Sungai, Sungai Citarum ditetapkan sebagai Wilayah Sungai Strategis Nasional. Penentuan wilayah strategis nasional ini didasarkan pada aspek potensi sumber daya air; sektor dan populasi; sosial, lingkungan dan dampak ekonomi pada pembangunan; dan potensi kerusakan air. Kualitas air dan sedimentasi akan selalu dipantau oleh peneliti dan tim pendukung yang terlibat pada kegiatan ini karena proses restorasi sendiri membutuhkan waktu yang lama. Prof. Wan Ruslan, Drs. M. Fakhrudin dan Dr. Apip, M.Eng mengunjungi
demosite ekohidrologi di Waduk Saguling Annual Report 2017 | 7
PENGEMBANGAN DEMOSITE EKOHIDROLOGI DI ZONA KERING Tim survei mengunjungi lima sumber air di Kabupaten Timur Tengah Utara, Provinsi NTT APCE mengadakan survei untuk mengobservasi kondisi sumber air dan pengelolaannya di lahan zona kering sebagai persiapan untuk mengembangkan kawasan ekohidrologi. Secara umum, zona kering adalah daerah kering yang mempunyai karakter/ciri-ciri curah hujan dibawah 2,000 mm/ tahun dengan kebasahan 3-4 bulan dan bulan-bulan kering selama 7-8 bulan. Pada 2015, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU)– Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), memiliki curah hujan 1600 mm / tahun, sering terjadi pada bulan Desember, Januari and Februari.
Tim survei mengunjungi lima lokasi yang (tiga kolam dan dua sungai). Lokasi ini merupakan hasil diskusi dengan Badan Lingkungan Hidup- TTU dan Fakultas Biologi - UNIMOR, yang diharapkan dapat mewakili kondisi daerah kering, khususnya di NTT. Lima lokasi yang dikunjungi adalah Embung Santoi, Desa Waeninu Selatan, Embung Oenemu, Embung Saunoni, Sungai Noimeto, dan Sungai Noinebo.
Penduduk lokal mengisi jerigen dengan air di Embung Saunoni – sumber air di desa Saunoni Kabupaten, Bikomi Utara Provinsi NTT
8 | Program Penelitian & Pengembangan Annual Report 2017 | 8
Pengembangan
Kapasitas & Kerjasama
Pengembangan kapasitas untuk Staf APCE Workshop & Training Kerjasama dengan
UNU - IAS
Workshop untuk menginisiasi pengembangan APCE menghadiri konferensi dan pertemuan kawasan Ekohidrologi di Kabupaten TTU, Provinsi NTT Internasional tentang air dan masalahnya
Laporan Tahunan 2017 | 9
PENGEMBANGAN KAPASITAS STAF APCE UNTUK MENGELOLA LEMBAGA INTERNASIONAL
Sebagai lembaga internasional baru, APCE mempunyai kebutuhan utama yang berhubungan dengan pengembangan kapasitas profesionalime sumber daya manusia. Staf pendukung di APCE, dari jajaran direksi hingga sekretariat perlu mendapatkan, baik dalam hal pengalaman maupun kompetensi, dalam mengelola lembaga Internasional
Berdasarkan beberapa analisa, pertimbangan bahwa sangatlah penting meningkatkan kompetensi inti staf/pegawai APCE melalui pelatihan "Pembangunan Kapasitas Staf APCE dalam Mengelola Lembaga Internsional", agar dapat membentuk kompetensi pegawai APCE menjadi lebih kompeten dan menjadi lembaga yang profesional dalam mencapai tujuannya:
1. Menerapkan konsep dasar manajemen
organisasi internasional;
2. Menerapkan soft skill dalam kerjasama Internasional;
3. Membangun jaringan kerjasama internasional dari berbagai latar belakang budaya;
4. Meningkatkan semangat kerja tim dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas dan tujuan utama APCE.
Pada training ini peserta mendapat materi tentang bersinergi dalam sebuah efektivitas, startegi pembiayaan Internasional, pengelolaan lembaga internasional, soft skill dalam kerjasama internasional dan kerjasama internasional dalam perspektif beragam budaya yang disampaikan oleh narasumber. Topil-topik tersebut dibutuhkan oleh staf APCE untuk meningkatkan kerja sama tim dan memahami
Mr. Hans Dencker Thulstrup memberikan
pengarahan tentang UNESCO water family
Presentasi tentang tim work dari narasumber
Peserta pengembangan kapasitas & pelatihan APCE
10 | pengembangan kapasitas & Kerjasama
Permainan"tebak kata", untuk
memperkuat kerjasama dan
hubungan tim APCE
etika dan tatacara kerjasama internasional. Selain itu peserta juga mendapatkan materi tentang
pengelolaan organisasi internasional dan bagaimana mendapatkan pendanaan internasional.
Pada pelatihan ini peserta telibat aktif terlibat dalam setiap materi yang diberikan.
Di akhir pelatihan semua peserta dievaluasi berdasarkan:
1. Penilaian aspek pengelolaan program dengan tujuan pelatihan; dampak pelatihan
untuk meningkatkan skill dan pengetahuan tentang pengelolaan lembaga internasional;
dampak pelatihan untuk mendukung tugas utama staf APCE dalam meningkatkan Key
Performance Index; ketepatan program pelatihan secara keseluruhan
2. Penilaian berkenaan dengan kesekretariatan termasuk informasi lengkap sebelum
pelaksanaan pelatihan (persyaratan, jadwal dll); Prosedur pemanggilan peserta ;materi
dan perlengkapan pembelajaran, formulir, perlengkapan pelatihan, pedoman-
pedoman)
3. Penilaian meliputi kehadiran, tugas, dan keterlibatan pada setiap sesi Staf APCE tahun 2017
Laporan Tahunan 2017 | 11
FGD "PENERAPAN KONSEP EKOHIDROLOGI UNTUK PENGELOLAAN LAHAN GAMBUT YANG BERKELANJUTAN, ZONA KERING DAN SISTEM IRIGASI SUBAK "
Direktur Eksekutif APCE menjelasakan pengelolaan air yang berkelanjutan dapat diimplementsikan melalui konsep ekohidrologi Pada Mei, APCE menyelenggarakan fokus discussion group di Bogor yang memperkenalkan konsep ekohidrologi untuk pemulihan sumber daya air dan mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan sumber daya air di zona kering, lahan gambut dan sistem irigasi tradisional (subak). Selain itu, APCE juga menerima masukan dan rekomendasi terkait pengembangan ekohidrologi di zona kering dan lahan gambut
Masalah utama yang paling sering terjadi pada gambut adalah kebakaran hutan dan lahan. Hal ini merupakan bencana yang sering dialami di beberapa wilayah Indonesia. Hutan dan lahan gambut adalah area yang sering terkena kebakaran dan sulit untuk ditangani. Kebakaran ini berdampak pada kerugian material, biaya pemadaman, terganggunya kesehatan masyarakat, hilangnya keanekaragaman hayati dan hilangnya habitat lahan gambut, dan terganggunya aktifitas usaha dan semua aktifitas masyarakat. Zona kering adalah lahan yang potensial untuk mengembangkan pertanian, baik tanaman budidaya holtikultura, perkebunan dan tanaman bahan makanan. Zona kering yang potensial dan luas dapat mendukung ketahanan pangan nasional. Keberadaan lahan kering masih sangat luas, yang tidak dapat terpelihara dan rendahnya indeks penanaman di lahan kering, khususnya di luar Jawa, mengindikasikan bahwa lahan kering tidak digunakan dengan optimal.
Peserta Focus Discussion Group 12 | Pengembangan Kapasitas & Kerjasama
PERTEMUAN KOORDINASI APCE
Pada April APCE mengadakan pertemuan koordinasi yang dihadiri oleh staf APCE untuk
menyusun langkah-langkah persiapan dan finalisasi rencana strategis 2017-2021. Kami juga
mendiskusikan pengembangan website APCE dan rencana sistem informasi .
Pertemuan selama dua hari, 10-11 April 2017 dihadiri oleh staf APCE dan narasumber dari Puslit
Limnologi LIPI, Puslit Geoteknologi LIPI, Pusbindiklat LIPI, Biro Kerjasama Hukum dan Humas
LIPI dan Institut Pertanian Bogor.
APCE sebagai Lembaga Kategori II UNESCO akan dievaluasi secara berkala setiap enam tahun
oleh UNESCO. Evaluasi dan review pertama akan diadakan pada April 2018. Diskusi pengembangan website dan sistem informasi APCE
Diskusi persiapan dan finalisasi rencana strategis 2017-2021 Moderator Dr. Apip, M.Eng dan Narasumber Prof. Hidayat
Laporan Tahunan 2017 | 13
WORKSHOP DAN TRAINING WATER AND URBAN INITIATIVE CASE STUDY IN JAKARTA, INDONESIA
Sambutan dari Dr. Ignasius D.A.
Sutapa, M.Sc, Dr. Zainal Arifin,
Dr.Oswar Mungkasa dan Mr.
Tetsuro Fujitsuka (kiri ke kanan)
APCE bekerjasama dengan UNU-IAS (United Nation University - Institute for the Advance Study of Sustainability) mengadakan workshop dan training bertema " Water and Urban Initiative Case Study in Jakarta, Indonesia" pada 21-24 Agustus 2017. Bertempat di Grand Kemang Hotel, Jakarta, Indonesia, Workshop tersebut diikuti oleh 76 peserta dari lembaga pemerintah, organisasi non-pemerintah, sektor swasta, dan peneliti. WUI adalah bagian dari kegiatan UNU-
IAS yang berkontribusi menciptakan scientific tools ilmiah untuk memperkiraan kondisi lingkungan air perkotaan di masa yang akan datang. Selama 2016, UNU-IAS telah mengadakan penelitian studi kasus di Jakarta. Melalui workshop dan pelatihan ini, mereka menyampaikan simulasi hasil akhir dari penelitian kualitas air dan resiko banjir di Jakarta., Mereka juga mendiskusikan rekomendasi kebijakan-kebijakan berdasarkan temuan
Peserta, pembicara, trainers, dan workshop
14 | Pengembangan kapasitas & Kerjasama
Pembicara & trainer dari
UNU-IAS
Tiga topik utama disampaikan oleh pemateri ; resiko banjir & kerusakan, kualitas air & resiko kesehatan. Pada sesi kedua, peserta dibagi menjadi dua kelompok membahas tentang pengelolaan makanan dan pengelolaan limbah air. Pengelolaan banjir difasilitasi oleh fasilitator bersama Ir. Arif Wibowo, M.Sc (Deputy Director for Climate Change Vulnerability Assessment of
the Ministry of Environment and Forestry,
Indonesia) dan Dr. Binaya Kumar Mishra (UNU-
IAS). Grup diskusi yang lain, Dr. Cynthia Henny,
M.Sc (Head of the Water Pollution Control
Research Group, Research Centre for Limnology-
LIPI) dan Dr. Pankaj Kumar (UNU-IAS) sebagai
fasilitator untuk mendampingi diskusi tentang
pengelolaan air limbah.
Dr. Pankaj Kumar dan tim telah mengidentifikasi lingkungan air perkotaan di Jakarta dan memproyeksikan kualitas air sungai Ciliwung tahun 2003 berdasarkan bukti ilmiah dan tools, terjadi perubahan iklim, perubahan demografis dan pembangunan perkotaan dalam hitungan, dihasilkanlah kualitas air di Jakarta tahun 2030.
Peserta dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Tangerang menyampaikan informasi di lapangan, kondisi dan kualitas air di Jakarta. Bahkan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas air dan mengurangi daerah banjir di setiap aliran sungai. Beliau juga merekomendasikan penggunaan septik tank bagi masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai agar mengurangi pembuangan limbah rumah tangga.
Laporan Tahunan 2017 | 15
Pengelolaan air limbah dan pencemaran air di Jakarta kondisinya masih buruk, UNU-IAS mencoba memberikan training kepada peserta selama dua hari bertema " Hands on Training of Water Quality Projection Model for Jakarta, Indonesia ”
Peserta mempelajari bagaimana memperkirakan kualitas air dari sungai di wilayah perkotaan menggunakan WEAP (Water Evaluation and Planning) simulasi model. Analaisa menggunakan model yang menjelaskan bagaimana perkiraan kondisi kualitas air di masa yang akan datang dipengaruhi oleh perubahan iklim, peningkatan jumlah penduduk, dll., dan bagaimana strategi dan upaya meningkatkan kualitas air.
WEAP dapat memodelkan konsentrasi kualitas air di sungai menggunakan pencampuran sederhana dan mengasumsikan perilaku konservatif, atau dengan kerusakan yang pertama dan model BOD, temperatur, dan DO, atau dengan menghubungkan ke QUAL2K.
Peserta dan narasumber pelatihan
praktekmodel WEAP
16 | Pengembangan Kapasitas & Kerjasama
Dr. Kefi menjelaskan proses FLO-2D software dan memperkiraan risiko banjir dan menghitung kerusakannya
Training and Workshop Flood Inundation dihadiri oleh berbagai peneliti (IPB, ITB), (BMKG, Pusat Penelitian Limnologi, Pusat Penelitian Geoteknologi, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)), Organisasi Non-Pemerintah, dan para pembuat kebijakan.
Penelitian tentang resiko banjir dan kerusakan akibat banjir di Daerah Aliran Sungai Ciliwung Jakarta telah dilakukan oleh Dr. Mishra dan Dr. Kefi. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa banjir Jakarta terjadi karena perubahan penggunaan lahan, perubahan iklim, rendahnya kapasitas air sungai, penurunan tanah dan sedimentasi.
Pelatihan ini bertujuan untuk memberi gambaran luas dan dalamnya genangan untuk mengantisipasi dan memitigasi bencana dan kerugian karena banjir di Jakarta. Dengan menggunakan model FLO-2D, peserta akan dapat memperkirakan kondisi genangan banjir di Jakarta dan wilayah lain.
Peserta dan Narasumber pada Pelatihan Permodelan Genangan Banjir
Laporan Tahunan 2017 | 17
Pengembangan Demosite Ekohidrologi Zona Kering di Kabupaten TTU, Provinsi Nusa Tenggara Timur
Drs. M. Fakhrudin (APCE)
mempresentasikan hasil penelitian
demosite ekohidrologi di Saguling
Sebagai upaya tindak lanjut dalam mendukung pengelolaan sumber air yang berkelanjutan di provinsi NTT, khususnya Kabupaten TTU dan Indonesia secara umum. Workshop ini bertujuan untuk membahas langkah konkrit persiapan pengembangan dalam pengembangan demosite ekohidrologi di zona kering untuk pengelolaan sumber air di Kabupaten TTU. Kegiatan ini diadakan tanggal 12 Oktober 2017 oleh Asia Pacific Centre for Ecohydrology (APCE) - UNESCO, kerjasama dengan Pusat penelitian Limnologi, Pemerintah Kabupaten TTU dan Universitas Timor (UNIMOR). Kegiatan ini dihadiri sekitar 20 peserta dari akademisi, lembaga pemerintah pusat dan daerah APCE berkunjung ke Badan Lingkungan Hidup di Kabupaten TTU, memperkenalkan konsep ekohidrologi untuk pengelolaan air di zone kering
Organisasi Non-Pemerintah, sektor swasta dan stakeholder. Beberapa aktivitas telah disampaikan oleh UNIMOR, , untuk memperkenalkan konsep ekohidrologi sebagai dasar untuk pengelolaan air dan lingkungan kepada pemerintah daerah, Badan Lingkungan Hidup, PDAM, Universitas dan Sekolah Menengah Pertama / Atas. Hal ini dapat meningkatkan kesadaran siswa dan menjaga daya dukung sungai dengan membuat demosite kecil sebagai kegiatan pengelolaan air yang sederhana
18 | Pengembangan kapasitas & Kerjasama
PERSIAPAN PENERBITAN JURNAL EKOHIDROLOGI ASIA PASIFIK
APCE akan menerbitkan Jurnal ekohidrologi Asia Pasifik dan mengundang tim ahli terkait dengan pengelolaan dan penerbitan Jurnal Internasional. Penerbitan jurnal ekohidrologi dapat sebagai wadah makalah akademik. Jurnal elektronik (e-journal) akan fokus pada masalah- masalah daerah aliran sungai, lahan gambut, zona kering dan semi kering, sistem irigasi tradisional, ekoteknologi dan inovasi sekaligus juga sosio-hidrologi pada budaya dan gender.
Persiapan e-journal dari server, domain, kepala editorial dan reviewer (tim peninjau) sedang dalam proses pembentukan. Jurnal ekohidrologi Asia Pasifik akan diluncurkan tahun 2018, bersamaan dengan Peringatan Hari Air Sedunia.
Dr. Tarzan Sembiring memberi penjelasan Jurnal internasional (atas)
SOFT LAUNCHING BOOK "APCE BEST LEARNING PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR"
Pada bulan November lalu, APCE menerbitkan buku yang berjudul “APCE Best Learning; Pengelolaan Sumber Air” pada Workshop Nasional Ecohydrology to Support Best Learning of Sustainable water Resources Management di Yogyakarta
Buku ini merupakan kumpulan dari tantangan dan permasalahan air di Yogyakarta. Masalah-masalah sumber air dengan solusi yang berbeda disiapkan dalam buku tersebut. Buku ini diharapkan dapat menjadi referensi pengelolaan sumber air dengan pendekatan ekohidrologi tidak hanya bagi wilayah Yogyakarta saja melainkan untuk seluruh wilayah Indonesia
APCE dan Pemerintah Daerah mencoba
menganalisa permasalahan air dan solusinya di
Lombok Timur
APCE berperan aktif pada workshop " Ecosystem Services to Support the Sustainable Management of Water Resources On A Small Island ", diadakan oleh Pemerintah Daerah Lombok pada 26 September 2017.
APCE berpartisipasi pada 27 September 2017, " Regional Workshop on Sustainable Water Resources Management in Mekong River ", acara ini membahas pengembangan terkini pengelolaan sumber air, ketersediaan air dan implikasinya di wilayah Sungai Mekong. Workshop tersebut diadakan di Jakarta yang dihadiri peserta dari beberapa kementerian di Indonesia (Kementrian Lingkungan Hidup, Kementerian Perairan dan Perikanan), Organisasi Internasional, Sekretariat ASEAN, Country Permanent Representative (CPR) untuk ASEAN, partner dialog dan partner pembangunan, Akademisi, Kedutaan Besar Asing, Organisasi Non-Pemerintah dan media.
Sebagai rekomendasi dari kegiatan APCE dan LIPI, Pemerintah Daerah Lombok Timur mengharapkan adanya pengelolaan sumber air yan lebih baik. Lombok Timur, termasuk kategori pulau kecil di Indonesia, daerah yang sangat sesuai bagi penelitian APCE untuk menerapkan konsep ekohidrologi pada pulau-pulau kecil di indonesia yang sedang berkembang karena pertumbuhan penduduk, aktifitas perekonomian, perpindahan penduduk, dll. Hal ini memerlukan pemahaman dalam hal mengelola pulau-pulau kecil yang berkelanjutan. Lombok dipilih menjadi lokasi penelitian karena Lombok telah menjadi bagian dari partner kerjasama penelitian dengan Universitas Queensland.
Penelitian di pulau kecil akan segera dilakukan sebagai pedoman kebijakan pengelolaan sumber daya air di Lombok Timur. Upaya konservasi tidak dapat dipisahkan dengan peran serta masyarakat setempat. Oleh karena itu perlu dilakukan survei untuk mengetahui kepedulian masyarakat terhadap pembayaran pajak sampah
APCE menghadiri Regional Workshop di Hotel
Borobudur , Jakarta
20 | Pengebangan Kapasitas & Kerjasama
APCE mengikuti “Protection of Human Rights and Labour Immigration for Employment Purpose Across ASEAN in Bogor. Kegiatan ini diselenggarakan oleh the Center for Southeast ASIAN Studies (CSEAS) dan Kedutaan Belanda di Jakarta pada 3-4 Oktober 2017, untuk merusmuskan penanganan tenaga kerja migran yang sesuai dengan pengaturan hak asasi manusia di ASEAN, menjaga kebijakan ketenagakerjaan migran diseluruh ASEAN, sebagaimana mengintegrasikan kebijakan ketenagakerjaan migran diseluruh ASEAN. Sehingga perlu untuk merumuskan aturan hukum yang mengatur perlindungan tenaga kerja migran, the Center for Southeast Asian Studies (CSEAS) menginisiasi kegiatan ini melalui workshop dan focus group discussion yang dihadiri oleh 10 perwakilan AICHR di ASEAN, 10 Permanent Representatives of State, Sekretariat ASEAN, pejabat pemerintah yang menangani masalah HAM, Organisasi HAM Internasional , dan LSM untuk Pada bulan Mei, APCE berpartisipasi pada Pertemuan "The 10th Southeast Asia Biosphere Reserves Network (SeaBRnet)” di Jakarta. Pertemuan “Interaction among UNESCO Programmes toward the Sustainable Development of Biosphere Reserves”
Sebagai bagian dari UNESCO Kategori II, APCE diundang oleh Komisi nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) pada acara pertemuan yang diadakan sebagai
Hak Asasai Manusia.
Workshop ini bertujuan untuk membahas masalah tentang hak asasi bagi tenaga kerja migran berdasarkan aturan hak asasi manusia, menyesuaikan antara kemampuan dengan tuntutan skill; sistem informasi untuk seleksi dan penempatan; agen perekrutan internasional; pelatihan untuk para migran sebelum kedatangan, program untuk mendukung orang-orang yang kembali, pendirian lembaga pusat SDM migran, penggabungan kebijakan tenaga kerja migran dalam dialog sosial dan kerjasama serikat pekerja untuk meningkatkan perlindungan pekerja migran.
Persiapan delegasi Indonesia pada 39th UNESCO General Conference bertempat di Jakarta, 2 Oktober 2017.
APCE mengikuti Lokakarya Regional Borobudur Hotel, Jakarta
KOLABORASI PENELITIAN DAN KERJASAMA DENGAN UTM
Pada bulan Februari, APCE dikunjungi oleh UTM untuk kolaborasi penelitian yang merupakan bagian dari program JASTIP. Pada pertemuan ini peneliti dari APCE, LIPI dan UTM mendiskusikan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kerjasama penelitian mitigasi bencana terkait dengan air.
Dalam sesi diskusi tersebut, setiap peneliti mempresentasikan tema dan bidang keahlian penelitian dan penelitian yang telah dilakukan . Disamping juga bertukar ide,
Meeting with UTM in APCE Building, Cibinong
Tujuan dari kunjungan tersebut untuk menandatangani MOU kerjasama antara APCE dan UTM.
KUNJUNGAN FAKULTAS GEOGRAFI, USM
APCE dan Pusat Penelitian Limnologi pada kuliah umum oleh Prof. Wan Ruslan APCE menerima Prof. Wan Ruslan Ismail selama dua bulan (September – November). Kami memfasilitasi dan mengikutsertakan beliau pada setiap kegiatan APCE serta program kedepan. Sebagai tambahan, APCE juga meminta saran beliau untuk pengembangan proyek ekohidrologi yang berlokasi di Waduk Saguling
Diskusi dengan Prof. Wan Ruslan 22 | Pengembangan Kapasitas & Kerjasama
KUNJUNGAN OLEH IRDI AND IUE-CAS
APCE dikunjungi oleh Institute of Urban
Environment - Chinese Academics of Science (IUE-CAS) dan The Indonesian Research and Development International (IRDI), pada 28 September 2017. Pertemuan tersebut diterima oleh Dr. Ignasius D.A Sutapa, MSc dengan memperkenalkan para staf APCE di Cibinong dan dari IUE CAS dan IRDI. IUE-CAS didampingi oleh tim IRDI Pertemuan APCE dengan IUE-CAS
Foto bersama APCE, IUE-CAS dan IRDI
yang berperan sebagai fasilitator untuk menghubungkan Cina dengan Indonesia baik dalam hal bisnis maupun akademis. IUE- CAS memiliki beberapa jurusan sains dan teknologi salah satunya berhubungan dengan masalah air (pencemaran air, pengolahan air limbah, pengujian air minum, kebencaan air. IUE-CAS bertempat di lokasi strategis diantara Taiwan, Shanghai dan Hongkong. Cina juga memiliki masalah yang sama terkait air dan pencemaran air serta banjir di daerah perkotaan dan badai. IUE-CAS memiliki misi untuk dapat mengetahui dampak dan cepatnya urbanisasi di Cina, ilmu pengetahuan dan teknologi. Cina mempunyai masalah yang sama dengan Indonesia. APCE mencoba bekerjasama dalam kegiatan penelitian dengan IUE-CAS. Pada pertemuan ini membahas persiapan MOU, konferensi dan workshop pada tahun depan.
Laporan Tahunan 2017 | 23
SEMINAR & SIMPOSIUM INTERNASIONAL Pertemuan UNESCO Water Family
Pada bulan Mei 2017, APCE menghadiri seminar international "Water Security in Asia Pacific Region" bertempat di Construction Engineer’s Hall Gangnam Distric, Seoul City – Korea. Pertemuan ini membahas tentang pencapaian utama UNESCO Centres pada wilayah regional maupun nasional, global dan misi kedepan untuk mencapai tujuan utama secara tepat yaitu pembukaan Centres baru. Seminar tersebut diselenggarakan oleh i-WSSM
bekerja sama dengan Pemerintah Korea dan UNESCO, serta untuk menyiapkan pembukaan lembaga tersebut. Pada kesempatan ini, APCE dengan senang hati bekerja sama dengan i-WSSM untuk menangani masalah sumber air di Asia Pacific. Kerjasama dalam berbagai bidang penelitian dan publikasi bersama, pelatihan, workshop dan sharing informasi. Hal ini akan difokuskan pada bidang ekonomi, politik, ekologi, dan sosial budaya sebagai empat komponen utama untuk melanjutkan pengembangan program.
Pemberian souvenir dari APCE
(Dr. Ignasius D.A. Sutapa, M.Sc)
kepada i-WSSM
Dr. Ignasius D.A Sutapa, M.Sc
mempresentasikan profil, kegiatan LIPI dan
APCE
APCE berpartisipasi pada konferensi dan simposium GADRI (Global Alliance of Disaster Research Institute) dan JASTIP (Japan - Asean Science, Technology, and Innovation Platform) Uji Campus, Universitas Kyoto Jepang.
APCE diwakili oleh Dr. Ignatius D.A. Sutapa, MSc (Direktur Eksekutif APCE) dan Dr. Apip, M.Eng (Sektretaris Eksekutif APCE), dan Dini Danuarti M.Si (Pusat Penelitian Limnologi-LIPI), menghadiri undangan dari DPRI – Universitas Kyoto.
Pertemuan rutin GADRI's dikemas dalam sebuah konferensi 3rd Global Summit of Research Institutes for Disaster Risk Reduction (GSRIDRR 2017) Expanding the Platform for Bridging Science and Policy Making " selama tiga hari (19-21 Maret 2017). Pertemuan tersebut bertujuan untuk
mendukung pelaksanaan dari empat priority area keys yang ditetapkan pada Sendai Framework for Disaster Risk Reduction 2015 - 2030 (SFDRR).
Konferensi menghasilkan kesepakatan akan dikembangkan tabulasi komprehensif dari tema penelitian utama pada empat bidang prioritas yang digunakan untuk mengevaluasi kebijakan dan kegiatan penelitian serta mengidentifikasi pengurangan resiko bencana terkait dengan SFDRR.
Laporan Tahunan 2017 | 25
Pada 22 Maret 2017. “The 2nd Symposium on JASTIP Disaster Prevention" Dr. Apip M. Eng mempresentasikan kegiatan penelitian di Sumatera tentang resiko banjir di daerah aliran.
Diskusi membahas potensi kerjasama antara UNESCO-APCE dan ILEC dalam pengembangan kapasitas untuk pengelolaan sumber daya air
Pada 22-23 Maret, Pertemuan rutin diadakan oleh JASTIP WP4 "The 2nd Symposium on JASTIP Disaster Prevention International Cooperation Research (JASTIP-WP4 Symposium) pada 22-23 Maret, bertempat di Kihada Hall, Obaku Plaza, Uji Campus, Universitas Kyoto, Jepang.
APCE berpartisipasi pada acara ini dengan mempresentasikan kegiatan penelitian dan training oleh Dr. Ignasius D.A. Sutapa, M.Sc dan pemetaan resiko banjir daerah aliran sungai di Sumatera oleh Dr. Apip, M.Eng
Selain berpartisipasi dalam Simposium ke-2 JASTIP, APCE juga menghadiri IHP Meeting "UNESCO-IHP Southeast Asia and The Pacific Region 2017 - Academic Meeting in Kyoto, Japan." Kegiatan IHP ini bertujuan untuk mengembangkan kegiatan CPI di Asia Pasifik, diselenggarakan oleh Komite Nasional serta Water Family Centre of UNESCO.
Upaya meningkatkan partisipasi masyarakat dan juga lembaga terkait dalam pengelolaan sumber air termasuk danau dan sungai di wilayah Asia Pacific, APCE mengadakan pertemuan dengan ILEC bertempat di ILEC Office Lake Biwa, Shiga, Jepang. Prof. Nakamura mempresentasikan konsep Integrated Lake Basin Management (ILBM) dengan enam pilar utama.
Diskusi ini dihadiri oleh Ignasius D.A Sutapa, M.Sc sebagai APCE-UNESCO Executive Director, Prof. Masahisa Nakamura sebagai ILEC Deputy Director General, Mr. Shigekazu Ichiki sebagai ILEC Secretary General, Mr. Takehiro Ono sebagai ILEC Director of Support & Training Division, and Ms. Yasue Hagihara sebagai ILEC Coordinator of Research Division. Pertemuan ini diadakan untuk membahas potensi kerjasama antara UNESCO-APCE dan ILEC dalam pengembangan kapasitas untuk pengelolaan sumber daya air.
26 | Pengembangan Kapasitas & Kerjasama
Pertemuan dengan direktur DPRI adalah upaya tindak lanjut untuk meningkatkan partisipasi dan kerjasama APCE dengan DPRI dalam kerangka kerja GADRI dan program JASTIP. DPRI mendukung APCE untuk berpartisipasi dalam GADRI dan kegiatan JASTIP, dimulai dari menjadi peserta dan anggota. APCE akan diundang untuk menjadi anggota GADRI, dan menyusun proposal untuk kegiatan JASTIP.
APCE juga diminta untuk mendukung Japan's proposal dalam mendirikan Kyoto UNESCO Chair WENDI.
KUC-WENDI siap untuk bekerja sama dalam mengembangkan modul pelatihan dan kerja sama penelitian dalam bidang pengelolaan sumber air yang berkelanjutan.
APCE (Dr. Apip, M.Eng and Dr. Ignasius D.A. Sutapa, M.Sc) dan Pusat Penelitian Limnologi-LIPI (Dini Danuarti M.Si) dengan DPRI – Universitas Kyoto
APCE-UNESCO sebagai lembaga Internsional di wilayah Asia Pacific, menghadiri kegiatan International Conference on Application of Radiation Science and Technology (ICARST), dan berpartisipasi dalam consortium of tracer and radiotracer yang digunakan pada pengelolaan dan perlindungan alam sumber daya dan sumber daya air.
Penyusunan materi training terkait dengan radiotracer - APCE dan anggota lain dari Perancis, Kolombia, Australia, dan India yang difasilitasi oleh IAEA (International Atomic Energy Agency)
Konferensi tersebut diadakan oleh IAIE pada 24-28 April 2017 di Austria, bertujuan untuk mengidentifikasi beberapa masalah, informasi, pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi dalam bidang radiasi dan yang berhubungan dengan hal tersebut. Temuan dan terobosan baru dari lembaga penelitian, industri dan universitas dari negara-negara yang berpartisiasi juga ditampilkan dalam forum ini.
Pertemuan dengan Duta Besar Indonesia di Vienna Austria untuk memperkenalkan APCE UNESCO, LIPI.
Laporan Tahunan 2017 | 27
Sesi panel untuk mengembangkan rekomendasi:
pembuat Kebijakan, Para Manager dan Ilmuwan
Pada IHP-VIII “Water security; response to local, regional and global challenges diadakan Regional Workshop Building Resilience to Climate Change Risk and Vulnerability to Meet Water Securuty Challenges, regional, dan global yang mempertemukan para ahli terkait masalah untuk berbagi ilmu pengetahuan dan best practices untuk meningkatkan water security di Asia. APCE sebagai anggota IHP dan berpartisipasi pada kegiatan IHP hadir pada workshop ini yang diadakan oleh UNESCO IHP dan The UNESCO Jakarta Regional Science Bureau.
Untuk Asia dan Pasifik sebagai bagian dari kegiatan
“Addressing Water Security: Climate Impacts and Adaptation
Responses in Africa, Asia and Latin
America and Caribbean” and “Upscaling
water security to meet local, regional,
and global challenges . APCE juga
berpartisipasi untuk memperkenalkan
ekohidrologi. Workshop tersebut
didukung oleh Pemerintah Malaysia dan
UNESCO/Flanders Fund-in-Trust untuk
mendukung kegiatan UNESCO dalam
bidang science. Workshop pada 10 -11
Juli 2017 di Langkawi, Malaysia untuk
mempertemukan 35 peserta, yang
terdiri dari pembuat kebijakan, UNESCO
Natural Sciences Category 2 Centre
dan lembaga di Asia Pasifik dan Afrika, UNESCO Chair in Water Resource, Authorities in HELP river basin in Asia
Pacific and Africa, , IHP Malaysia local
partner serta para ahli, universitas,dan
stakeholdersl lainnya
THE 39TH UNESCO GENERAL CONFERENCE Dr. Ignasius D.A. Sutapa, M.Sc (kiri) dari APCE dan delegasi the 39th UNESCO General Conference
Konferensi diselenggarakan pada 6-10 November 2017 di Paris yang dihadiri oleh lembaga dibawah dibawah UNESCO dari berbagai negara. Pertemuan ini diadakan untuk sharing knowledge antar negara dan memberikan rekomendasi pada masalah dan
tantangan yang dihadapi oleh masing-masing negara. Pertemuan ini juga membahas IOC
tentang proposal India International Training Center on Operational Oceanography yang disetujui oleh oleh komisi. IOC dan forum pemuda berpartisipasi pada acara yang diikuti oleh ribuan peserta yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi. Pertemuan ini juga menyetujui resolusi tentang ocean science for sustainable developnent
28 | Peningkatan kapasitas dan kerjasama
Rapat kordinasi persiapan evaluasi APCE (9 November 2017) Pertemuan telah dilaksanakan di UNESCO Head Office 1st floor bersama Drs. Giuseppe Arduino sebagai management agency of category II UNESCO diseluruh dunia. Informasi penting yang ditetapkan pada pertemuan ini adalah: evaluasi berkala APCE, agenda lima hari, dokumen yang perlu dipersiapkan, dokumen pembaruan kontrak antara UNESCO dan pemerintah Indonesia.
Pertemuan dengan lembaga CEA dan perusahaan L’Oreal di paris. Pertemuan dengan beberapa lembaga yang relevan di Prancis untuk membuka peluang kerjasama antara Indonesia dan Prancis. Dua lembaga penting yang dikunjungi adalah: Centre de L'Energie Atomique (CEA) dan L'Oreal. Pertemuan dengan CEA diterima oleh:
Jaques Chenais, Laurent Amice dan Olivier dari Electricite de France (EDF). Jaques Chenais memperkenalkan lembaga CEA dengan beragam kegiatan yang dilaksanakan dengan beberapa divisi.
Sebelumnya disampaikan bahwa Indonesia akan mengalami pertambahan demografi mulai tahun 2030, namun masih memiliki indeks daya saing yang rendah.
Pertemuan APCE dengan Centre de L'Energie
Atomique (CEA) Indonesia melalui Kementerian Riset dan Teknologi sangat membuka kerjasama dengan luar negri. Kolaborasi lembaga penelitian dan sektor swasta diharapkan mampu mempercepat peningkatan indeks daya saing global. Kementerian Riset dan Teknologi terdiri atas lima Dirjen yang bertanggung jawab pada Akademik, Kelembagaan, Sumberdaya, Pengembangan dan Inovasi.
THE 25TH UNESCO RSC IHP ASIA PACIFIC AND JASTIP SYMPOSIUM UNESCO Office Jakarta mengadakan the 25th IHP Regional Steering Committee for Southeast Asia and the Pacific (IHP RSC-SEAP) terkait dengan UNESCO JASTIP (Joint Synposiumon Intra Regional water Security and Disaster Management pada 13-16 November 2017 di Manila Filipina. IHP RSC-SEAP telah mengadakan pertemuan rutin selama 25 tahun terakhir sebagai ajang pertemuan diskusi hasil penelitian, pengembangan, kapasitas dan pengelolaan air dan best practices antara anggota IHP National Committee Committee Representative The 2017’s RSC-SEAP diselenggarakan atas kerjasama UNESCO dan JASTIP Japan –ASEAN Science, Innovation Joint Synposium on Intra-Regional Water Security and Disaster Management. RSP-SEAP 2017 dilaksanakan atas kerjasama UNESCO dan JASTIP. APCE sebagai delegasi Indonesia menyampaikan kondisi sumber air di Indonesia dengan masalah utamanya adalah banjir, kekeringan dan polusi.
Kegiatan IHP yang telah diselenggarakan , diantaranya pelatihan, workshop, demosite ekohidrologi, publikasi untuk mendukung program IHP VIII dan SGDs. Pertemuan RSC
ke 26 akan dilaksanakan di Shanghai, pada Oktober atau November 2018. Pada kegiatan ini akan dibahas tentang masalah sumberdaya air.
PEMILIHAN KETUA RSC IHP AP PERIODE 2017 - 2019
RSC Meeting merupakan pertemuan ajang pertukaran informasi dan kerjasama antara berbagai negara dan lembaga. RSC merupakan elemen penting terkait dengan sumber daya air, UNESCO Water Family. Diakhir periode kepemimpinan Prof. Tabillos sebagai ketua RSC-IHP pada 2017, agenda terpenting adalah pemilihan ketua untuk periode 2017-2019. Pemilihan ketua baru menggunakan sistem voting dari 12 negara . Direktur Eksekutif APCE, Dr. Ignasius D. A. Sutapa, M.Sc terpilih sebagai Ketua baru RSC IHP (2017-2019), dengan sembilan suara sah, mengalahkan Prof. Yu dari Cina
yang memperoleh tiga suara sah. Hal Ini merupakan sebuah pencapaian luar biasa APCE pada 2017. Pimpinan baru RSC IHP AP diharapkan dapat segera menangani langkah-langkah koordinasi dengan sekretariat RSC, UNESCO Office Jakarta, negara-negara anggota IHP AP, UNESCO Paris dll, untuk mempersiapkan program ke depan. Tantangan masa depan termasuk penerapan program IHP VIII untuk mendukung SDGs, serta untuk meningkatkan jumlah anggota aktif IHP dari 32 negara di wilayah Asia-Pasifik. Masalah utama terkait masalah sumber air perlu untuk diidentifikasi dan diatasi dengan solusi yang sesuai.
Pemilihan Ketua RSC-IHP
period e2017-2019
30 | Pengembangan Kapasitas & Kerjasama
KURIKULUM PENDIDIKAN YANG LEBIH BAIK
APCE menyampaikan peran penting Lembaga UNESCO Kategori II dalam mendukung agenda SDG 2030 UNESCO Office Jakarta telah menginisiasi persiapan kurikulum pengelolaan air menggunakan prinsip-prinsip ekohidrologi dan IWRM yang bekerjasama dengan Lembaga UNESCO Kategori II lainnya HTC,APCE, dan beberapa Universitas di Malaysia dan Indonesia. Kurikulum tersebut difokuskan pada pengelolaan daerah aliran sungai khususnya badan sungai dan termasuk tentang pengelolaan air hujan, kualitas air, praktek terbaik dan kebijakan untuk mengatasi dampak negatif masalah urbanisasi. Kurikulum tersebut memberikan pemahaman tentang praktek ekohidrologi dan IWRM untuk pengelolaan daerah aliran sungai dari perspektif yang berbeda melalui aspek ekologi, manajemen, kebijakan dan proses integrasi. Acara ini diharapkan dapat memberikan hasil terkait identifikasi kurikulum water education. Workshop ini diadakan selama dua hari pada 28-29 November 2017, agenda workshop ini meliputi presentasi dan diskusi panel dan kunjungan ke UNESCO heritage. Masalah dan tantangan didiskusikan oleh masing-masih perwakilan lembaga, perlu adanya upaya menyampaikan konsep pengelolaan sumber daya alam untuk masyarakat. Kerjasama antara instansi dan instansi asing harus ditingkatkan untuk mendapatkan solusi yang efektif dan efisien baik secara finansial maupun secara akademis. Pada kesempatan kali ini, APCE mengadakan kerjasama dengan RC-RBM Nigeria dengan menandatangani MOU, disaksikan oleh Direktur Office UNESCO Jakarta dan Direktur HTC-KL Malaysia.
Penandatanganan MOU antara
APCE Indonesia dan RC-IRBM
Nigeria disaksikan oleh Directur
UNESCO Office dan Directur HTC-
KL Malaysia
WORKSHOP REGIONAL UNESCO 29-30 NOV 2017 DI PENANG MALAYSIA
Di wilayah Asia Pasifik, Center UNESCO Kategori II
dan Chair mempunyai kemampuan dapat
berkontribusi nyata dalam mencapai tujuan tidak
hanya pada sektor ilmu pengetahuan alam tetapi
juga penerapan SDG pada framework post 2015.
Beberapa kegiatan yang diadakan oleh lembaga ini
dapat memperkuat fungsi UNESCO di berbagai
wilayah, serta dapat meningkatkan potensi
kerjasama Utara-Selatan, kerjasama Selatan-
Selatan dan triangular cooperation. Workshop ini
bertujuan untuk memperkuat kerjasama Selatan-
Selatan antara UNESCO Kategori II Center dan
Chair di wilayah Asia Pasifik dan wilayah lain.
Terjalinnya kerjasama akan mendukung
pelaksanaan agenda 2030 pada beberapa tahun
kedepan. Workshop tersebut diharapkan dapat
sebagai ajang exchange pengetahuan bidang
penelitian dan pengembangan.
Beberapa tantangan yang dihadapi dalam mencapai target SDG 2030 di Asia Pasifik adalah kemiskinan, polusi, penduduk, ketahanan pangan, penyakit, energi, bencana, air dan lingkungan, perubahan iklim. Pengendalian dan mitigasi masalah tersebut didiskusikan oleh masing-masing lembaga dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman serta solusi yang dimiliki.
Diskusi membahas potensi kerjasama institusional di Asia-Afrika
Dilakukan oleh negara-negara lain, khususnya
kebencanaan. Startegi UNESCO, terkait
dengan kebencanaan dan upaya mitigasi
dilakukan dengan beberapa tahap dengan
menghitung resiko bencana, sistem
peringatan dini, dan persiapan masyarakat
dalam menghadapi bencana. Informasi ini
penting untuk diketahui agar dapat
mengurangi resiko bencana terkait dengan
masalah air yang akan terjadi.
Memperkuat masyarakat dan institusi untuk mempersiapkan dan memberikan respon yang tepat. Arahan yang akan datang : perkiraan resiko, sistem peringatan dini, persiapan resiko.
32 | Pengembangan Kapasitas & Kerjasama
JOINT WORKSHOP ON EKOHIDROLOGY DAN IWRM DALAM APCE DENGAN USM DAN UKM UNTUK MENJALIN KERJASAMA Malaysia adalah salah satu dari negara di Asia Pasifik, dan bagian dari negara-negara ASEAN yang mempunyai posisi strategis sebagai mitra Indoensia dalam membangun kerjasama dalam berbagai bidang. Malaysia mempunyai pengalaman yang baik pada bidang teknologi dan sumber daya manusia dan telah menjadi tuan rumah bagi dua Lembaga UNESCO Kategori II yaitu: ISTIC dan HTC. APCE telah mempelopori komunikasi dengan beberapa instistusi di Malaysia dalam upaya kerjasama saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Institusi-institusi ini termasuk: USM, SME, UTM, HTC, ISTIC, NAHRIM, Perbadanan Putrajaya, IHP Malaysia, LESTARI. Bidang kerjasama yang akan dilakukan meliputi: penelitian gabungan dan publikasi, simposium gabungan, lokakarya dan konferensi, pelatihan dan pengembangan kapasitas, pertukaran para ahli, staf dan supervisor, konsorsium dan peningkatan pendanaan. Langkah pertama kerjasama APCE dengan USM di Penang, telah dimulai pada saat kunjungan kerja staf APCE pada Desember 2016. Kunjungan ke beberapa fakultas di USM serta pertemuan dengan ketua jurusan dan dekan yang menghasilkan perjanjian awal kerjasama antara dua lembaga di masa depan. Sebagai kunjungan balasan, USM mengirim seorang Profesor, yaitu Prof. Wan Ruslan, dari Fakultas Sosial dan Humaniora, untuk mengunjungi APCE selama dua bulan pada Oktober-November 2017. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan adalah memberikan kuliah umum, seminar internal, diskusi dalam merencanakan jurnal dan publikasi internasional ekohidrologi, studi lapangan ke Demosite Ekohidrologi Saguling, serta rencana untuk pembuatan artikel gabungan yang akan dikirim ke jurnal internasional. Satu rekomendasi yang ditindaklanjuti adalah mewujudkan wacana kerjasama jangka panjang dengan USM melalui MOU.
Laporan tahunan 2017 | 33
TINJAUAN DAN EVALUASI BERKALA APCE
Acara Pembukaan Evaluasi APCE
Evaluasi APCE hari ke-2: sesi tanya jawab Dalam rangka meningkatkan kinerja dan keefektifan masing-masing Center, APCE harus memperbarui perjanjian yang ada berdasarkan strategi komprehensif yang terintegrasi untuk Category II Center UNESCO, yang dirubah pada 37 th General Conference. Perjanjian antara Indonesia dan UNESCO, APCE akan dievaluasi enam tahun sejak diberlakukan. Evaluasi tersebut bertempat di Jakarta dan Cibinong pada 4-8 Desember 2017. Tim Evaluator terdiri dari : 1. Dr. Tariq Rana (Water Resource Planning in the Policy & Planning Division at the Murray Darling Basin Authority, Australia ) 2. Dr. Giuseppe Arduino (Division of Water Sciences, UNESCO Paris).
Acara pembukaan evaluasi dihadiri oleh pejabat UNESCO Office Jakarta (Prof. Shahbaz khan, Dr. Hans Thulstrup dan Bustamam Koetapangwa) Tim Evaluator APCE (Dr. Giuseppe Arduino and Dr. Tariq Rana), dan Directur Eksekutif APCE (Dr. Ignasius D.A. Sutapa) dan Secretaris Eksekutif (Dr. Apip), Governing Board of APCE APCE (Prof. Hidayat Pawitan) dan perwakilan staf APCE.
Evaluasi pada hari kedua diadakan di lantai 2 Gedung APCE, Cibinong Science Center, Bogor. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Ketua Harian KNIU, Prof. Arief Rachman, UNESCO Office Jakarta, Dr. Hans Thulstrup, Tim Evaluator APCE: Dr. Tariq Rana dan Dr, Arduino Giuseppe, Deputi Ilmu Kebumian, Dr. Zainal Arifin, Kepala Pusat Penelitian Limnolog, Dr. Fauzan Ali, Biro Kerjasama, Hukum dan Humas, Nur Tri Aries Suestiningtyas, MA, dan staf APCE. Tahapan evaluasi telah diselesaikan dengan memperkenalkan staf APCE serta evaluasi pembagian kerja setiap divisi. Hari ketiga diselenggarakan kunjungan ke demosite ekohidrologi Waduk Saguling. Pada hari ke-empat APCE dan Tim Evaluator mendiskusikan tentang kerjasama, penelitian dan fundraising bagi stakeholder di Jakarta. Kemudian, hari terakhir adalah proses perpanjangan kontrak APCE sebagai lembaga kategori II di bawah UNESCO. Perbaharuan serta tinjauan aspek hukum disaksikan dan dilakukan oleh Biro Kerjasama, Hukum dan Hubungan Masyarakat.
tinjauan aspek hukum
34 | Pengembangan Kapasitas & Kerjasama
Pertemuan-pertemuan Lain
Pertemuan dengan Universitas Queensland di
Brisbane Australia
Pada bulan Oktober 2017, APCE bertemu dengan Dr. Hans Thulstrup untuk mendiskusikan APCE Periodic Review and Evaluation progress report bulan Oktober 2017.
Pertemuan dengan perwakilan UNESCO Jakarta
Menyambut Ketua RSC IHP AP di UNESCO Office Jakarta
Dr. Ignasius D.A. Sutapa, M.Sc, Direktur Eksekutif APCE mengunjungi IRRI di Los Banos
Phillipinas, 16 November 2017
Laporan Tahunan 2017 | 35
KEGIATAN MEMPERINGATI HARI AIR DUNIA
Peringatan Hari Air Dunia pada bulan Maret 2017 diselenggarakan oleh APCE bekerjasama dengan LIPI untuk mengadakan aksi bersih sungai dan danau di Cibinong dan lomba mewarnai di Gedung APCE yang bertema pengolahan air limbah.
Aksi bersama ini mendorong upaya pengelolaan sumber air untuk menekankan lingkungan alam yang berupa sumber air, termasuk kontribusi yang signifikan yaitu partisipasi masyarakat. Walaupun biayanya rendah, upaya ini juga dapat mengatasi berbagai masalah sumber air secara berkelanjutan.
masyarakat membersihkan sungai dan are
adanau yang tertutup oleh plastik dan
sampah
Keterlibatan masyarakat di sekitar sumber air menjadi contoh konservasi air dan pengelolaan air yang berkelanjutan dengan pandangan dan praktek budaya setempat. Kegiatan ini bertujuan untuk menyebarluaskan perspektif ekohidrologi dalam pengelolaan air dan sumber air kepada masyarakat yang lebih luas. Sebagai pembelajaran terbaik pengelolaan sumber air dan air limbah yang melibatkan partisipasi masyarakat
Kondisi danau setelah aksi bersih di Cibinong - Bogor
Laporan Tahunan 2017 | 37
Lomba mewarnai untuk memperkenalkan kepada anak-anak bahwa air limbah dapat digunakan dan dikelola serta mengajak mereka untuk melestarikan dan peduli terhadap air dan lingkungan sekitar.
Siswa TK hingga sekolah dasar berpartisipasi pada lomba mewarnai di Gedung APCE
38 | Culture & Public Awareness
KUNJUNGAN KE INSTITUSI Kunjungan APCE ke Pusat Penelitian Ilmu Sosial dan Kemanusiaan Kunjungan APCE World WlifeFund(WWF)
Pertemuan dengan Rektor Universitas Tanjungpura Pontianak Kunjungan APCE di Pemda Kuburaya
KalimantanBarat
Kunjungan APCE di Bappenas Kunjungan APCE di KLHK
APCE dan Universitas Mataram , Lombok Kunjungan APCE ke UMKM di Tual Maluku Annual Report 2017 | 39
Database & Sistem Informasi Selama 2016, Divisi Sistem Informasi mengembangkan situs web APCE dan diluncurkan pada 2017. Web resmi dapat diakses melalui http: // apce.lipi.go.id. Web APCE menginformasikan kegiatan terbaru seperti workshop, pelatihan dan kolaborasi. Namun, beberapa hal harus dilengkapi agar web menarik bagi pengunjung, dinamis, menginformasikan kerjasama dengan partnerlain dan membangun Standar Operasional Prosedur untuk Sistem Informasi dan Teknologi.
40 | Database & Information System
ECOHYDROLOGY WEB PLATFORM Informasi demosite baru diinformasikan di Web Ecohydrology. Silakan lihat di http: // e c o h y d r o l o g y - i h p. o r g / d e m o s i t e s / view / 1025 untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Situs web ini memiliki setiap informasi tentang situs demonstrasi ekohidrologi lainnya termasuk situs demonstrasi Waduk Saguling. Juga diinformasikan bahwa UNESCO membuka peluang bagi lembaga yang ingin mengembangkan dan membangun lokasi demosite dengan mengisi formulir dan ketentuan yang telah ditentukan
Annual Report 2017 | 41
Publikasi
Pada Agustus, APCE mengadakan soft launching contoh terbaik APCE untuk pengelolaan sumber daya air bekerja sama dengan UGM dan tokoh masyarakat di bidang lingkungan. Publikasi oleh para peneliti APCE pada tahun 2017 termasuk buku, jurnal internasional dan prosiding serta jurnal nasional, prosiding dan buletin.
Thesis • Safira, F.K., Sugiarto, Y., Apip. 2017. Kuantifikasi spasial potensi
banjir Jakarta dengan skenario perubahan iklim. Thesis. IPB, Bogor. • Wijayanti, S., Sugiarto, Y., Apip. 2017. Proyeksi dampak
perubahan iklim terhadap ancaman bahaya banjir DAS Batanghari. Thesis. IPB, Bogor. • Utami, N., Sapei, A., Apip. 2017. Land use change projection and its impact on flood hazard
in the Batanghari River basin. Master Thesis. IPB, Bogor.
Jurnal Internasional • Santikayasa, I.P., Perdinan, Basit, R.A. 2017. Water allocation for agriculture complex
terrain under changing climate. IOP Conference series: Earth and Environmental Sciences 54 (1).
Jurnal Nasional • Cahyanti, R. P., Santikayasa, I.P. 2017. Analisis sebaran banjir berdasarkan skenario periode
ulang debit (studi kasus subdas Citarum Hilir). Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana BNPB. • Daruati, D., Apip. 2017. Integrasi spasial daya serap tanahdan lahan kritis untuk penentuan
lokasi prioritas perbaikan DAS. Jurnal Ilmiah Limnotek. Vol. 24. pp.1-4. • Sutapa, I.D.A., Maftuah E, Sunaryani, A., Pawitan, H. 2017. Comprehensive ecohydrology to
study to support agriculture and water resources management in peatland area - Central Kalimantan. Jurnal Teknologi Indonesia, Vol 40, N0. 2
• Sutapa, D.A. 2017. Study of IPAG60 plant performance reliability in treating different peat water to support clean water services in peatland areas. Jurnal Teknologi Indonesia, Vol 40, No 2
• Fakhrudin, M., Danuarti, D. 2017. Zonasi resapan air hujan sebagai dasar konservasi sumber daya air. Jurnal Limnotek, Vol. 1.
• Fakhrudin M., Chrismada, T., Ridwansyah, I. 2017. Evaluasi fluktuasi tinggi muka air danau paparan banjir untuk antisipasi penerapan peraturan perundangan: (Studi Kasus Danau Cascade Mahakam). MLI 2017.
• Fakhrudin M., Chrismada T., Ridwansyah I. 2017. Pengembangan demosite ekohidrologi di Waduk Saguling, DAS Citarum. MLI 2017.
• Utami, N., Sapei, A., Apip. 2017. Land use change assessment and its demand projection in Batanghari River basin, Sumatera, Indonesia. Jurnal Ilmiah Limnotek [accepted].
42 | Publication
Partner • ICHARM, Japan • Perbadanan Putrajaya, Malaysia • HTC Kuala Lumpur, Malaysia • DPRI Kyoto, Japan • UCWR, Iran • IAEA, Austria • ICUWRM, Tehran – Iran • RC-IRBM, Nigeria • ANU & University of Canberra, Australia • IUE-CAS, China • University of Queensland Australia • CEA, Paris • Kyoto University • L'Oreal, Paris • ILEC, Japan • Lawrence University, USA • UNESCO Jakarta Office • i-WSSM, Korea • ERCE, Poland • KUC-WENDI, Japan • Centre for Coastal Ecohydrology, • IRRI, Philippines Portugal • CSEAS, Indonesia • University of Western Sydney, Australia • Indonesia Peatland Restoration Agency • K-Water, Korea • Gov. Of Special Region of Yogyakarta • MAB – UNESCO • UGM, Yogyakarta – Indonesia • MOST (Management of Social • IPB, Bogor – Indonesia Transformation) • UNLAM, Banjarmasin, Indonesia • MOW (Memory of The World) • University of Palangkaraya, Indonesia • Universiti Sains Malaysia (USM) • University of Timor, Indonesia • University Teknologi Malaysia (UTM) • Ministry of Environment and Forestry • Institute for Environment and • Ministry of Public Works and Housings Development (LESTARI) - UKM • Indonesia Power • National Hydraulic Research Institute of • Islamic Boarding School Malaysia (NAHRIM)
APCE Governing Board Members
Dr. Zainal Arifin Prof. Dr. Soontak Lee Prof. Dr. Kaoru Takara
Ketua (Indonesia) Anggota (Korea) Anggota (Japan)
Prof. Dr. Shahbaz Khan Prof. Dr. Quentin Grafton Prof. Dr. Hidayat Pawitan
Anggota (UNESCO) Anggota (Australia) Pengawas (Indonesia)
Annual Report 2017 | 43