Upload
hamdan-muarifin-ii
View
77
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN KASUSULCUS DECUBITUS et causa PARAPLEGI et causa TUMOR MEDULA SPINALISdengan anemia
PEMBIMBING:Dr.Basuki Adam SpOT
OlehHAMDAN MUARIFIN
SMF ILMU BEDAHRSUD EMBUNG FATIMAH KOTA BATAMFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATIBANDAR LAMPUNG
ANAMNESAIDENTITAS PASIEN : Nama : Ny.R.E Umur : 54 tahun Jenis kelamin : Perempuan Alamat : botania garden Agama : Islam Status : menikah Pekerjaan : ibu rumah tangga TGL Masuk RS : 5 januari 2013 TGL keluar RS : masih dalam perawatan
KELUHAN UTAMA:Koreng di daerah bokong dan paha yang berbau busuk
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG:
Seorang wanita 54 tahun datang ke poli bedah RSUD EMBUNG FATIMAH di antar anaknya dengan kursi roda dengan keluhan koreng di daerah bokong dan paha sebelah kiri yang sudah berbau busuk sejak 1,5 bulan yang lalu.
Awalnya hanya seperti bisul sebesar kacang tanah di bokong kemudian tertarik pempers kemudian bolong kurang lebih 2 cm,selama ini hanya di obati dengan salep yang di beli sendiri di apotik tapi tidak sembuh dan semakin meluas.
Os mengatakan menderita lumpuh pada kedua kakinya sejak 2 tahun yang lalu,sehari-hari hanya berbaring di tempat tidur
Sebelum lumpuh 5 tahun lalu pasien mulai merasakan rasa nyeri di daerah pinggangnya. Nyeri yang dirasakan bersifat tumpul, terus-menerus tidak tergantung aktifitas, tidak bertambah nyeri bila batuk, bersin, maupun mengedan, dan berkurang bila penderita tidur terlentang.
nyeri yang dirasakan os semakin lama semakin luas, makin menjalar ke bawah seperti setruman listrik mula-mula ke tungkai kanan, kemudian dirasakan juga di tungkai kiri. Nyeri dirasakan bertambah berat saat pasien melakukan aktifitas seperti berjalan
Keluhan nyeri di tungkai ini diikuti dengan keluhan rasa berat saat pasien melangkah, pasien harus berpegangan, . Kelemahan yang dirasakan pasien semakin lama semakin berat
pasien juga memiliki kesulitan memakai sandal/sepatu karena kelemahan dirasakan sampai ujung kaki.
keluhan BAK terjadi sejak 6 bulan yang lalu. Mula-mula pasien kesulitan berkemih hanya keluar sedikit-sedikit, kemudian menjadi ngompol. Di ikuti dengan tidak bisa mengontrol BAB
OS mempunyai riwayat trauma jatuh terduduk sekitar 4 tahun yang lalu. Tapi setelah itu masih bisa berjalan dan di pijat oleh tukang urut ,tp tidak ada perbaikan Tidak ada demam, tidak ada keluhan batuk lama, keringat malam, maupun penurunan berat badan yang drastis.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU: Os mengatakan pernah menderita
tumor rahim dan histerektomi tahun 2005
Os menyangkal pernah menderita hypertensi
Os menyangkal pernah menderita penyakit kencing manis
Os menyangkal pernah menderita asma
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA / LINGKUNGAN : Os menyangkal di keluarga nya ada
yang menderita penyakit seperti os Os menyangkal di keluarga ada yg
menderita asma,kencing manis dan hipertensi
RIWAYAT ALERGI :
Os menyangkal adanya riwayat alergi terhadap obat dan makanan
RIWAYAT PENGOBATAN:
Os mengaku setelah jatuh 4 tahun lalu berobat ke tukang tukang pijat namun tidak ada perbaikan
RIWAYAT HABITUASI:
Os menyangkal tidak pernah merokok dan minum Alcohol
Os juga mengatkan sebelum lumpuh sehari-hari hanya sebagai ibu rumah tangga
Dan setelah lumpuh aktivitas hanya di tempat tidur
ANAMNESIS SISTEM :
Mata : Tidak ada keluhan Telinga :tidak ada keluhan Hidung : Tidak ada keluhan Tenggorokan : Tidak ada keluhan Leher : tidak ada keluhan Dada tidak ada keluhan Sistem kardiovaskuler : tidak ada
keluhan Sistem respirasi : tidak ada keluhan
Sistem GIT : sejak 6 bulan tidak bisa mengontrol BAB ,nafsu makan menurun sejak 1 bulan
Sistem urogenital : tidak bisa mengontrol BAK sejak 6
bulan yang laluSistem reproduksi : pernah histerektomi pd th
2005Sistem muskuloskeletal: kedua kaki tidak bisa
di gerakkan sudah 2
tahun,terdapat koreng yang berbau busuk pada bokong dan paha
kananKejiwaan : tidak ada keluhan
PEMERIKSAAN FISIK :
Keadaan umum : tampak sakit sedang Kesadaran : compos mentis Tekanan darah : 100/60mmHg Nadi : 70x/ menit RR : 24x/menit Suhu : 380c
Rambut : warna hitam dan uban, muda dicabut Mata
Palpebra : normal, tidak bengkak Pupil : dextra dan sinistra isokor Sclera : dextra dan sinistra tidak kuning Conjungtiva : dextra dan sinistra pucat
Telinga : auricula simetris kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan tragus, tidak
ditemukan serumen, membran timpani intak Hidung :tidak terdapat septum deviasi, tidak terdapat sekret dextra dan
sinistra,konka tidak hipertropi dextra dan sinistra
Mulut :lidah tidak kotor,pinggir lidah tidak hiperemis,dan tidak tremor pada
ujung lidah, pharing tidak hiperemis
Leher : tidak ada pembesaran KGB Toraks : diameter latero lateral > antero
posterior Mammae: simetris dektra dan sinistra
jantung Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat Palpasi : iktus cordis tidak teraba Perkusi :- batas jantung kanan: ICS IV linea sternalis dextra - batas jantung kiri: ICS V linea
midclavicularis sinistra - batas jantung atas: ICS II linea
sternalis sinistra
- batas pinggang jantung: ICS III linea
parasternalis sinistra Auskultasi : BJ1 dan BJ2 murni, reguler, gallop dan
murmur tidak ada
Paru :
Inspeksi : pergerakan hemithorak dextra dan sinistra simertis, tidak ada nafas
tertinggal Palpasi : fremitus taktil normal kiri dan kanan Perkusi : sonor pada semua lapang paru batas paru-hepar : ICS VI linea midclavicula dextra batas paru-lambung : ICS VII linea axilaris anterior sinistra Auskultasi : vesikuler semua lapang paru, tidak ditemukan bunyi napas
tambahan
Abdoment : Inspeksi : datar, ada bekas luka operasi Auskultasi : bising usus normal Palpasi :
hepar ; Tidak ada pembesaran lien : tidak teraba ginjal : balontment( - )
Perkusi : Timpani, tidak terdapat nyeri ketok cva kiri dan kanan
Extremitas : Inspeksi ulkus : region sacrum dengan diameter +- 10 cm dengan kedalaman 3cm sampai terlihat tulang, Di gluteus dextra luka diameter 3cm
kedalaman 4 cm ,di region femur dextra panjang 10 cm dengan pus (+) jaringan nekrotik (+)
kekuatan otot : extremitas superior kanan : 4 kiri : 4
extremitas inferior kanan : 0 kiri :0
sensibilitas :superior : dalam batas normal
inferior :deficit sensoris reflek :
Reflek menengial : negative(-) patella : negative(-) Acciles : negative (-) babinski : positif(+)
tungkai : pitting udema pada tungkai kanan dan kiri
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG :
HEMATOLOGI : darah rutin Hb : 7,5 mg/dl Ht : 23% Eritrosit : 2.8 juta/ul
Trombosit :358 ribu/ul
Leukosit : 15800/mm3
Diff. Count : Eosinofil : 0% basofil : 0% Segment Neutrofil : 80% Limfosit : 8% Monosit : 6%
BT : 5,2 BT :10,4 LED :90mm/jam Gol.darah : 0 Rh (+)
KIMIA DARAH: SGOT : 53u/l SGPT :29u/l
Bilirubin total : 0,6 mg/dl Ureum :58mg/dl Creatinin :0,5 mg/dl Gds :107mg/dl SEROLOGI: :
HBSag : negative (-)
Anti HIV :non reaktif
RADIOLOGI Thorakolumbosacral AP dan Lateral
Kesan:spondyloartrosis thoracolumbales Tak tampak gambaran spondylitis,fraktur maupun
spondilolisthesis lumbalis Saran dari radiolog: MRI vertebral
Thoraks: tak tampak gambaran TB paru cor tak tampak kelainan
CT-SCAN VERTEBRE THORAKOLUMBAL MASSA EXTRADURAL TH IX-V
Diagnosa : Ulcus decubitus et causa paraplegia et causa tumor
medulla spinalis dengan anemia Konsultasi :
dr.spesialis orthopedi dr.spesialis penyakit dalam dr spesialis syaraf dr rehabilitasi medic Dr.spesialis kulit
PERAWATAN DI RS : Rawat Inap TERAPI : medikamentosa
Infus RL IVFD 20gtt/menit injeksi ceftriakson 2 x 1 gram injeksi gentamisin 2x1 ampul ketorolak 3x1 ampul paracetamol 3x500 mg
non medikomentosa transfuse PCR sampai HB >10 mg/dl diet MBTKTP Manage kebersihan ulkus GV2X/hari
bedah debridement ulkus decubitus Exsisi tumor medula spinalis
Edukasi : Merubah posisi sedikitnya 2 jam sekali Segera membersihkan feses atau urin dari kulit karena
bersifat iritatif terhadap kulit Jaga agar kulit tetap kering Jaga agar linen tetap sering dan bebas dari kerutan Beri perhatian khusus pada daerah – daerah yang
beresiko terjadi dekubitu Masase sekitar daerah kemerahan dengan sering
menggunakan losion
DISKUSI Permasalahan pada kasus ini adalah diagnosa dan
penatalkasaannya.dari anamnesis di dapatkan seorang wanita 54 tahun datang dengan keluhan korengan dengan bau busuk di regio sacrum dan paha kiri sejak 1,5 bulan yang lalu ,dan os sudah lumpuh pada kedua kaki sejak 2 tahun yang lalu,aktivitas sehari-hari hanya di lakukan di tempat tidur dan kursi roda,dari anamnesa juga di dapatkan 5 tahun yang lalu os pernah jatuh dalam posisi duduk tp setelah itu masih bias jalan pelan-pelan dan berpegangan pada tembok ,tetapi semakin hari semakin lemas hingga tidak bias di gerakkan sama sekali
Dari pemeriksaan fisik di dapatkan anemis pada konjuctiva dextra dan sinistra , luka berbau busuk di region sacrum dengan diameter +- 10 cm dengan kedalaman +- 3cm dan di daerah paha kiri +- panjang 4cm dengan pus dan berbau busuk ,jaringan nekrotik (+) ,pada extremitas inferior di dapatkan kelumpuhan , reflek patella(-) treflek achiles (-)deficit sensoris pada extremitas bawah
Pada pemeriksaan penunnjang di dapatkan HB 7,5 mg/dl, leukosit 15800 u/dl. Pada radiologi Thorakolumbosacral AP dan Lateral di dapatkan kesan Kesan:spondyloartrosis thoracolumbales dan CT-mielo di dapatkan massa extradural th-IX-lV
Dari anamnesa ,pemiriksaan fisik,dan pemeriksaan penunjang di dapatkan diagnose ulcus decubitus et causa paraplegia et causa tumor medulla spinalis dengan anemia
Ulkus dekubitus adalah kerusakan atau kematian kulit sampai jaringan dari bawah kulit bahkan menembus otot sampai mengenai tulang, akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus – menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah
Faktor yang paling penting dalam pembentukan ulkus dekubitus pada pasien ini adalah tekanan yang tidak terasa nyeri karena os menderita paraplegi aktifitas hanya di lakukan di tempat tidur dan kursi roda . . Hal ini karena tekanan yang lama akan mengurangi asupan oksigen dan nutrisi pada jaringan sehingga akan menyebabkan iskemik dan hipoksia kemudian menjadi nekrosis dan ulserasi
Pada kasus ini pasien berusia 54 tahun sehingga regenerasi sel pada kulit menjadi lebih lambat sehingga kulit akan tipis. Kandungan kolagen pada kulit yang berubah menyebabkan elastisitas kulit berkurang sehingga rentan mengalami deformasi dan kerusakan. Kemampuan sistem kardiovaskuler yang menurun dan sistem arteriovenosus yang kurang kompeten menyebabkan penurunan perfusi kulit secara progresif ,di tambah dengan anemia yg menyebabkan penyembuha semakin lambat
Pada kasus ini dari inpeksi dan pemeriksaaan ulkus decubitus termasuk derajat 4 ,yaitu Ulserasi dan nekrosis meluas mengenai fasia, otot, tulang serta sendi. Dapat terjadi artritis septik atau osteomielitis dan sering disertai anemia
Penyebab utama dari ulkus decubitus pada pasien ini adalah imobilisi karna paraplegi ektremitas inferior, hasil dari pemeriksaan pada extremitas inferior ditemukan kekuatan otot (0) pada kaki kanan dan kiri dengan deficit sensoris
dan pada pemeriksaan CT Scan thorakolumbal di temukan massa extradural pada TH IX-V
Paraplegia merupakan paralysis permanen dari tubuh yang disebabkan oleh luka atau penyakit yang dipengaruhi oleh medulla spinalis. (Sudoyo, dkk. 2006: 842).
Paraplegia adalah kondisi di mana bagian bawah tubuh (ekstermitas bawah) mengalami kelumpuhan atau paralysis yang disebabkan karena lesi transversal pada medulla spinalis
Paraplegia merupakan kehilangan gerak dan sensasi pada ekstermitas bawah dan semua atau sebagian badan sebagai akibat cedera pada torakal atau medulla. Spinalis lumbal atau radiks sakral. (Smeilzer, Suzanne C, dkk. 2001: 2230).
Tumor medula spinalis adalah tumor yang berkembang dalam tulang belakang atau isinya dan biasanya menimbulkan gejala-gejala karena keterlibatan medula spinalis atau akar-akar saraf. (Price, 1995 : 1036). Medula spinalis tidak hanya menderita akibat pertumbuhan tumornya saja tapi juga akibat kompresi yang disebabkan oleh tumor
Kemudian pada pemeriksaan darah rutin pada pasien ini di temukan HB :7,5mg /dl sehingga masuk dalam anemia ringan.
Anemia adalah suatu keadaan yang menggambarkan kadar hemoglobin atau jumlah eritrosit dalam darah kurang dari nilai standar (normal).
Ukuran hemoglobin normal - Laki-laki sehat mempunyai Hb : 14 gram – 18 gram
- Wanita sehat mempunyai Hb : 12 gram16gram
Tingkat pada anemia - Kadar Hb 10 gram – 8 gram disebut anemia ringan.- Kadar Hb 8 gram – 5 gram disebut anemia sedang.- Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat
PENATALAKSANAAN
secara umum penataksanna ulkus decubitus adalah Meningkatkan status kesehatan pasien dan memperbaiki serta menjaga keadaan umum pasien , yaitu anemia diatasi, nutirisi dan hidarasi yang cukup, vitamin (vitamin C) dan mineral (Zn) ditambahkan
Mengurangi atau memeratakn faktor yang mengganggu aliran darah:
Alih posisi atau alih baring atau tidur selang seling, paling lama tiap dua jam. Keberatan pada cara ini adalah ketergantungan pada tenaga perawat yang kadang-kadang sudah sangat kurang, dan kadang-kadang mengganggu istirahat pasien bahkan menyakitkan.sehingga perlu edukasi kepada keluarga yang menunnggub pasien
Jika tampak kulit yang hiperemis pada tubuh penderita, khususnya pada tempat-tempat yang sering terjadi dekubitus, semua usaha-usaha diatas dilakukan dengan lebih cermat untuk memperbaiki iskemia yang terjadi.
Untuk ulkus decubitus pada pasien ini masuk dalam derjat 4 yaitu Dengan perluasan ulkus sampai pada dasar tulang dan sering pula diserta jaringan nekrotik. Semua langkah-langkah diatas tetap dikerjakan dan jaringan nekrotik yang ada harus dibersihkan, sebab akan menghalangi pertumbuhgan jaringan atau epitelisasi.
Tindakan bedah bertujuan untuk membersihkan ulkus dan mempercepat penyembuhan dan penutupan ulkus, terutama ulkus dekubitus stadium 3 dan 4 karenanya sering dilakukan penanaman kulit, myocutaneous flap, skin graft serta intervensi lainnya terhadap ulkus.
Sedangkan penatalksaan untuk paraplegi pada pasien ini adalah sesuai dengan etiologinya yaitu terdapat massa extradural TH IX-LV sehingga harus di eksisi tumor dan fisioterapi
Sedangkan penatalksanaan untuk anemia pada paisen ini ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang. Penatalaksanaan anemia berdasarkan penyebabnya,karna anemia dapat memperlambat pen yembuhan ulkus
terimakasih