62
1 Revisi bahan ajar kriminologi thn 2017 BAHAN AJAR TERMINOLOGI KRIMINOLOGI KRIMINOLOGI I Gusti Ngurah Parwata SH.MH Fakultas Hukum Universitas Udayana Denpasar 2017

KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

1

Revisi bahan ajar kriminologi

thn 2017

BAHAN AJAR

TERMINOLOGI KRIMINOLOGI

KRIMINOLOGI

I Gusti Ngurah Parwata SH.MH

Fakultas Hukum Universitas Udayana

Denpasar 2017

Page 2: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

2

PENDAHULUAN

Pada level kompetensi ini mahasiswa mempunyai kemampuan menjelaskan

tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and

reacting to word the breaking of laws, Teori kriminologi

KUALITAS MATERI PERKULIHAN

A. JUDUL MATERI PERKULIAHAN : TERMINOLOGI KRIMINOLOGI

B. SUB-SUB MATERI PERKULIHAN :

1. Terminologi Kriminologi

2. the process of making law, the breaking of law, and reacting to word the

breaking of laws

3. Teori Kriminologi

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Dengan mempelajari kriminologi diharapkan mahasiswa dapat memperoleh

impromasi yang seluas-luasnya mengenai Terminologi Kriminologi,the process of

making law, the breaking of law, and reacting to word the breaking of laws, Teori

kriminologi dengan bidang Hukum lainnya.

D. INDIKATOR HASIL EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang Terminologi Kriminologi

2. Mahasiswa dapat menjelaskan the process of making law, the

breaking of law, and reacting to word the breaking of laws

3. Mahasiswa dapat menjelaskan Teori Kriminologi

E. METODE DAN STRATEGI PROSES PEMBELAJARAN

- Metode Perkuliahan yaitu Problem Based Learning (PBL) pusat

pembelajaran ada pada mahasiswa. Metode yang diterapkan adalah

“belajar” (Learning) bukan “mengajar” (Teaching).

- Strategi pembelajaran : kombinasi pertemuan tatap muka 50 %

(menjelaskan materi kuliah) dan tutorial 50 % ( kemampuan mahasiswa

berdiskusi dalam menulis tugas-tugas).

- Media instruksional dengan media yang ada dimanfaatkan seperti media

papan tulis, computer, LCD.

- Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual.

- Cara belajar mahasiswa dalam mata kuliah kriminologi sesuai dengan

dalam Buku Ajar

Page 3: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

3

F. Materi perkuliahan

PENDEKATAN DALAM KRIMINOLOGI

Mempelajari kejahatan adalah mempelajari “tingkah laku manusia” maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan “Deskriptif”, Kausalitas” dan Normatif”

Pendekatan deskriptif adalah suatu pendekatan dengan cara melakukan “observasi”

dan mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan fakta-fakta tentang kejahatan

dan pelaku kejahatan. Seperti misalnya, bentuk tingkah laku criminal. Bagaimana

kejahatan tersebut dilakukan oleh penjahat. Frekuensi kejahatan pada waktu dan

tempat yang berbeda. Cirri-ciri khas dari pelaku kejahatan, seperti usia, jenis kelamin,

warna rambut dan perkembangan karir pelaku kejahatan.

Pendekatan yang kedua yang digunakan adalah pendekatan “Kausalitas” atau

“Pendekatan Sebab-akibat”. Hubungan sebab akibat dalam kriminologi, tentunya

Kriminologi dalam arti sempit, mempelajari Kejahatan

Kriminologi dalam arti luas, mempelari teknik kejahatan

HERMAN MANNHEIM

(1965)

Mempelajari

tingkah laku

manusia

Pendekatan yang digunakan,

Deskriptif. Kausalitas, dan

Normatif

Page 4: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

4

berbeda dengan sebab-akibat dalam Hukum Pidana, mengapa berbeda ? bahwa setiap

kejadian dalam masyarakat merupakan suatu peristiwa sosial dan boleh dikatakan

bahwa setiap peristiwa sosial ada hubungannya satu sama lain, dan peristiwa sosial

yang satu merupakan suatu akibat dari peristiwa sosial lainnya. Gejala sosial ini

disebut kausalitas atau sebab-musabab antara masing-masing peristiwa sosial itu.

Dalam Kriminologi, hubungan sebab-akibat setelah hubungan sebab-akibat dalam

hukum pidana terbukti, artinya apabila hubungan sebab-akibat dalam hukum pidana

terbukti, maka hubungan sebab-akibat dalam kriminologi dapat dicari, yakni dengan

mencari jawabab atas pertanyaan, mengapa seseorang melakukan kejahatan ? Usaha

untuk mengetahui kejahatan dengan menggunakan pendekatan sebab akibat ini dapat

juga disebut dengan Etiologi Kriminal.

Dalam pendekatan normatif, Kriminmologi dikatakan sebagai “idiografic

discipline” karena kriminologi mempelajari fakta-fakta, sebab-akibab dan

kemungkinan-kemungkinan dalam kasus yang sifatnya individual. Sedangkan yang

dikatakan dengan “Normathetic-dicipline” adalah bertujuan untuk menemukan dan

mengungkapkan hukum-hukum yang bersifat ilmiah, yang diakui keseragamnya.

Kriminologi sebuah ilmu

Apakah benar kriminologi sebagai sebuah disiplin ilmu? Dimana letak

kriminologi itu, ilmu hukum, ilmu politik, atau psikologi? Kriminologi ada dalam

berbagai bentuk ilmu pengetahuan, karena sejak awal Topinard memperkenalkan

kriminologi, sudah disebut sebagai “ilmu” hal ini diketahui dari asal mula kata “logos”

yang dirunut dari kata criminology, maka dengan demikian kriminologi adalah sebuah

ilmu. Apakah semudah itu mengatakan kriminologi sebuah ilmu? Tidak yang lebih

penting ditelusuri jejak langkah mengapa kriminologi disebut sebagai ilmu.

Apakah disiplin itu? Disiplin berarti taat, patuh ketaatan atau kepatuhan pada

peraturan. Disiplin dalam kata majemuk yaitu “disiplin ilmu” jadi disiplin sering

diartikan sebagai displin ilmu atau disiplin ilmiah. Dalam kamus bahasa Indonesia

yaitu : cara pendekatan yang mengikuti ketentuan yang pasti dan konsisten untuk

memperoleh ketentuan yang pasti dan konsisten untuk memperoleh pengertian dasar

yang menjadi saran studi.

Menurut Djojodigoeno (1971) disiplin ilmu adalah uraian atau ajaran yang

memberiatahukan kepada kita bagaimana seharusnya segala sesuatu itu. Disiplin

adalah ilmu yang menguraikan tentang arah atau pedoman disipliner, yaitu tentang

Page 5: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

5

bagaimana kita harus bertindak untuk mendapatkan manfaat tentang yang menjadi

sasaran studi.

Disiplin analitis merupakan sistem ajaran yang analistis yang menganalisis sera

menjelaskan segala gejala yang dihadapi : sosiologi, psikologi, ekonomi.

Disiplin prespektif merupakan ajaran yang menentukan apakah yang seyogyanya

dilakukan dalam menghadapi kenyataan tertentu : ilmu hukum (dogmatik hukum).

Pada umumnya, kalangan ilmiah berpendapat bahwa sifat-sifat (dasar pembenar,

sistematis, dan intersubyektif). Suatu pengetahuan untuk dapat digolongkan ke dalam

ilmu atau pengetahuan ilmiah dasar pembenarandasar ini mengharuskan seluruh

cara kerja ilmiah diarahkan untuk memperoleh derajat kepastian yang setinggi

mungkin pada pengetahuan yang dihasilkan. Ini berarti pertama-tama pemahaman

yang akan diuji dalam suatu cara kerja ilmiah harus dapat dibenarkan secara a

priori(sebelum diuji melalui metode ilmiah). Pemahaman ini dapat berasal dari

pengetahuan hasil tangkapan empiric (menggunakan kelima indera, dengan atampa

alat bantu indera), dapat juga hasil pengelohan rasional (menggunakan berbagai

bentuk berpikir), atau dari keduanya. Intinya dasar pembenaran ini adalah, bahwa

pemahaman mengenai ilmu pengetahuan teruji secara ilmiah.

Sistematik, maksudnya terdapat sistem di dalam susunan suatu pengetahuan

ilmiah (produk) dan di dalam memperoleh ilmu pengetahuan itu (proses atau

metode). Suatu pengkajian atau penelitian ilmiah tidak akan membatasi dirinya hanya

pada satu bahan imformasi saja, melainkan senantiasa meletakan hubungan antar

jumlah imformasi, sambil berusaha agar hubungan-hubungan tersebut dapat

merupakan suatu kebulatan.

Intersubyektif , maksudnya pengetahuan yang diperoleh oleh seorang subyek

harus mengalami verifikasi oleh subyek-subyek lainnya, supaya pengetahuan itu lebih

terjamin keabsahannya atau kebenarannya.

Ilmu, apa sebenarnya ilmu itu? Menurut Prajudi ilmu harus ada obyeknya,

terminologinya yang khas, metodologinya yang khas, filosofinya dan teorinya yang

khas. Nawawi menambahkan dua cirri, yaitu ilmu harus bersifat universal dan

mempunyai sistematikanya.

Ilmu memandang kebenaran sebagai tujuan yang mungkin dapat dicapai,

namun tidak pernah sepenuhnya sampai. Walaupun mungkin bersifat subyektif

persepsi tidak pernah terlepas dari faktor subyektivitas.

Page 6: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

6

Pada saat Bongermengatakan bahwa kriminologi merupakan ilmu

pengetahuan yang seluas-luasnya, Bonger menganggap bahwa syarat adanya metode,

sistem, dan obyektivitas, telah terdapat dalam kriminologi, sehingga tidak ragu lagi

bahwa kriminologi merupakan sebuah ilmu, mengapa dikatakan sebuah ilmu?

1. Pada saat kriminologi mempelajari kejahatan yang seluas-luasnya,

maka yang dimaksudkan adalah berbagai bentuk kejahatan yang

terdapat dalam hukum pidana, maka dengan demiukian kriminologi

pun harus mempelajari ilmu hukum pidana.

2. Kriminologi bergerak kea rah disiplin-disiplin lainnya, pada saat

kriminologi bergerak kearah sosiologi hukum, maka kriminologi

mempunyai metode tertentu dalam pendekatan diri pada sosiologi

hukum, karena metode inilah Kriminologi dapat dikatakan sebuah ilmu.

3. Hasil penyelidikan kriminologi dapat membantu pemerintah dan

penegak hukum untuk mengungkapkan kejahatan, membantu untuk

melakukan kriminalisasi dalam produk peraturan perundang-undangan

pidana. Menurut von Litz, sebaiknya kriminologi bergabung dengan

hukum pidana (politik criminal) Kriminologi juga (khususnya

kriminologi kritis) hasil penelitiannya dapat memperbaiki kinerja

aparatur hukum, serta melakukan perbaikan bagi undang-

undangpidana itu sendiri.

Dalam konteks analisis kasus, misalnya analisis kasus “Raju” pada saat hukum

memperlakukan Raju dengan menempatkan sebagai pesakitan, ditahan dan disatukan

dengan orang dewasa, bahkan menjadikannya tontonan dalam siding pengadilan

adalah sebuah phenomena budaya kekerasan yang berobyek anak-nak. Maka , hanya

dengan ilmu bisa menganalisis masalah ini, tentunya Kriminologi merupakan ilmu

yang menarik.

Namun dengan demikian, apakah Kriminologi merupakan ilmu yang normatif

ataukah ilmu yang empirik? Ada 2 (dua) konsep untuk mengatakan ilmu kriminologi :

1. Apabila kriminologi melihat kejahatan dari segi yuridisnya, artinya ada

dorongan dari kriminologi untuk mempelajari norma-norma

2. Criminology is not normative but a factual discipline. Benarkah demikian

Pasti benar, belum tentu benar, pasti salah, hanya anda yang

menentukan.

Teori mendapat kedudukan yang sangat signifikan dalam dunia ilmu, yang dapat

merampung dan memahami masalah yang dibicarakan. Hal-hal yang semula tersebar

Page 7: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

7

dan berdiri sendiri dapat disatukan satu sama lain secara bermakna. Dengan demikian

teori dapat memberikan penjelasan dengan cara mesistematisasikan terhadap

fenomena yang diperbincangkan.

Yang dimaksud dengan teori adalah merupakan hubungan dua fakta atau lebih,

atau bagaimana pengaturan antara dua fakta atau lebih, atau fakta itu diatur menurut

cara tertentu.fakta itu tentu saja mudah untuk diamati dan pada umumnya dapat diuji

sesecara empiris.

Dalam bentuk sederhana teori merupakan hubungan antara dua variable atau lebih

dan dapat diuji kebenarannya.

Menurut Soetandyo Wignjosoebroto, bahwa teori berasal dari kata Theoria dalam

bahasa latin berarti “perenungan” yang kemudian menjadi kata “Thea” dalam bahasa

Yunani berarti “cara” atau “hasil pandang” adalah suatu kontruksi dimana idea atau

cita manusia untuk dibangun undapat menggambarkan secara reflektif fenomena

yang ddapat dijumapi dari pengalaman.

Berbicara masalah teori kita dihadpi dua macam relaitas yaitu pertama adalah realitas

in abstracto kita jumpai dalam ide imajinatif. Kedua yang menjadi padanannya

adalah realitas in concreto yang berada dalam pengalaman indrawi.

Page 8: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

8

PERKEMBANGAN KRIMINOLOGI DALAM SEBUAH ALIRAN

1. Aliran klasik

Mazhab klasik muncul pada abad ke-18 yang dipelopori oleh Cesare Beccaria,

aliran ini timbul di Inggris paada abad pertengahan ke-19. Alaran ini, dengan Doktrin

of free will-nya, mendasarkan pada filsafat hedonistis yang memandang bahwa

manusia mempunyai kebebasan memilih perbuatan yang dapat memberikan

kebahagian dan menghindari perbuatan-perbuatan yang akan memberikan

penderitaan.

Pada dasarnya Beccaria menerapkan doktrin ini sebagai sebagai doktrin dalam

penologi. Menurut Beccaria, setiap orang yang melanggar hukum telah memperhitungkan

rasa sakit yang diperoleh dari perbuatan tersebut. “That the act which I do is the act which I

think will give me most pleasure. Demikianlah Jeremy Bentham, mengungkapkannya.

Cesare Beccaria (1738-1798), beliau berusaha menentang kesewenangan

lembaga peradilan pada saat itu, dalam kritiknya pada intinya adalah menentang

terhadap hukum pidana, hukum acara pidana dan sistem penghukuman. Dengan

demikian, aliran ini dikenal dengan aliran kriminologi klasik yang berkembang di

Inggris dan Negara Amerika. Dasar dar mazab ini adalah Hedonistic-Psycology yang

mempergunakan metodenya adalah armchair (tulis menulis). Psikologi yang menjadi

dasar aliran ini adalah sifat individualistis. Intelectualistis serta voluntarsitis.

Landasan dari aliran Kriminologi klasik ini adalah, bahwa individu dilahirkan bebas

dengan kehendak bebas (free will). Untuk menentukan pilihannya sendiri, individu memiliki

hak asasi di antaranya hak untuk hidup, kebebasan untuk memiliki harta kekayaan,

pemerintahan Negara dibentuk untuk melindungi hak-hak tersebut dan muncul sebagai

perjanjian sosial antara yang diperintah dan yang memerintah, setiap warga Negara hanya

menyerahkan sebagian haknya kepada Negara sepanjang diperlukan oleh Negara untuk

mengatur masyarakat demi kepentingan sebagian besar masyarakat kejahatan merupakan

pelanggaran perjanjian sosial dank arena itu dikatan sebagai kejahatan moral.

Dalam kajian konteks tersebut sehingga dapat dipahami, cirri-ciri atau landasan

kriminologi klasik dapat dijelaskan sebagai berikut :

Page 9: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

9

1) Manusia dilahirkan dengan kehendak bebas (free will) untuk menentukan

pilhannya sendiri.

2) Manusia memiliki hak asasi di antaranya hak untuk hidup, kebebasan serta

memiliki kekayaan.

3) Pemerintah Negara dibentuk untuk melindungi hak-hak tersebut dan

muncul sebagai hasil perjanjian sosial antara yang diperintah dan yang

memerintah.

4) Setiap warga Negara hanya menyerahkan sebagian hak asasinya kepada

Negara sepanjang diperlukan oleh Negara untuk mengatur masyarakat dan

demi kepentingan sebagian terbesar dari masyarakat.

5) Kejahatan merupakan pelanggaran terhadap perjanjian sosial, oleh karena

itu kejahatan merupakan kejahatan moral.

6) Hukuman hanya dibenarkan selama hukuman itu ditujukan untuk untuk

memlihara perjanjian sosial. Oleh karena itu tujuan hukuman adalah untuk

mencegah kejahatan di kemudian hari.

7) Setiap orang dianggap sama di depan hukum, oleh karena itu seharusnya

setiap orang diperlakukan sama.

2. Aliran Kartografik (the cartographic school)

Ketidak puasan para akhli kriminologi terhadap aliran klasik, maka aliran

Kartografis mulai muncul dan berkembang di Prancis, Inggris dan Jerman (1830-

1880). Ajaran ini hampir sama dengan ajaran Ekologis. Konsep dari ajaran ini adalah

distribusi kejahatan dalam daerah-daerah tertentu, baik secara geografis maupun

secara sosialis. Dianggap kejahatan ini merupakan suatu ekspresi dari kondisi-kondisi

sosial , para penganut ajaran ini adalah Quetelet, Guerry.

Mazhab ini tidak hanya meneliti jumlah kriminalitas secara umum, juga studi

kasus tentang juvenile delinquency serta mengenai kejahatan professional yang saat

ini cukup menonjol.

Aliran Kartografik ini, memperhatikan penyebaran kejahatan pada wilayah tertentu

berdasarkan faktor geografik dan sosial, menurut aliran ini, yang dinamakan dengan

kejahatan adalah perwujudan dari kondisi- kondisi sosial yang ada.

Page 10: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

10

3. Aliran Positif (The Positive School)

Penolakan terhadap mazhab sosialis dilancarkan oleh kaum-kaum tipologik,

yakni mereka yang menganggap bahwa kejahatan bukan dihasilkan dari pengaruh

ekonomi, namun kejahatan dihasilkan dari pengaruh perilaku manusia itu sendiri,

penolakan terhadap Aliaran Klasik ini, disebut aliran Positive School pada abad ke-19.

Aliran Positif muncul ketidak puasan dari jawaban-jawaban aliran klasik, aliran

yang berusaha menjelaskan mengapa seseorang bisa bertindak jahat. Aliran ini

bertolak pada pandangan bahwa perilaku manusia ditentukan oleh faktor-faktor di

luar kontrolnya, baik yang merupakan faktor biologik maupun cultural. Ini berarti

manusia bukan mahluk yang bebas untuk berbuat menurut dorongan keinginan,

tetapi dibatasi oleh perangkat biologiknya dan situasi kulturalnya.

Secara singkat aliran ini berpegang pada keyakinan bahwa kehidupan seseorang

dikuasai oleh hukum sebab-akibat (causa-effect relationship)

Aliran positif mempunyai landasan berpikir sebagai berikut :

1) Kehidupan manusia dikuasai oleh hukum sebab akibat

2) Masalah-masalah sosial seperti kejahatan, dapat diatasi dengan melakukan

studi secara sistematis mengenai tingkah laku manusia.

3) Tingkah laku criminal adalah hasil dari kondisi abnormalitas yang mungkin

saja abnormalitas ini terletak pada individu atau juga pada lingkungannya.

4) Tanda-tanda abnormalitas tersebut dapat dibandingkan dengan tanda-tanda

yang normal.

5) Abnormalitas ini dapat diperbaiki, maka penjahat pun dapat diperbaiki.

6) Treatment telah menguntungkan bagi penyembuhan penjahat, sehingga tujuan

dari sanksi bukanlah menghukum melainkan memperlakukan atau membina

pelaku kejahatan.

Pelopor dari ajaran positif ini adalah Cesare Lombroso (1835-1909). Ajaran Lombroso

ini, menggabungkan positivism Comte, Evolusi dari Darwin, serta banyak lagi pioneer

dalam studi tentang hubungan kejahatan dan tubuh manusia. Mazhab ini, dikenal

sebagai mazhab italia. Menurut pelopornya kejahatan merupakan bakat manusia yang

dibawa sejak lahir. Dikatakan oleh Lombroso “criminal is born, not made”

Teori Lombroso tentang “born criminal” (penjahat yang dilahirkan) menyatakan

bahwa para penjahat adalah suatu bentuk yang lebih rendah dalam kehidupan, lebih

mendekati nenek moyang mereka yang mirip kera dalam hal sifat bawaan dan watak

Page 11: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

11

dibandingkan dengan kereka yang bukan penjahat. Manusia, menurut Lombroso,

dapat dibedakan dari non criminal melalui beberapa atavistic stigmata (cirri fisik dan

mahluk). Pada tahap perkembangan, sebelum mereka benar-benar menjadi manusia.

Lombroso beralasan bahwa seringkali para penjahat memiliki rahang yang besar dan

gigi taring yang kuat .

Ada beberapa proposisi yang dikemukakan oleh Lombroso, tentang Born

Criminal ini :

1) Penjahat dilahirkan dan mempunyai tipe yang berbeda-beda.

2) Tipe ini bisa dikenal dari beberapa ciri tertentu seperti tengkorakyang

asimetris, rahang yang panjang, hidung yang pesek, rambut janggut yang

jarang, dan tahan terhadap rasa sakit.

3) Tanda-tanda lahiriah bukanlah merupakan penyebab kejahatan tetapi

merupakan tanda pengenal kepribadian, yang cenderung memiliki perilaku

yang jahat (pelaku criminal).

4) Larena adanya kepribadian ini, meeka tidak dapat terhidar dari pengaruh sifat

yang jahat, kecuali bila lingkungan dan kesempatan tidak memungkinkan.

5) Penganut aliran ini mengemukakan bahwa penjahat-penjahat seperti pencuri,

pelaku pembunuhan, pelanggaran seks dapat dibedakan oleh tanda-tanda dan

cirri-ciri tertentu. Bersambung halaman 54 YESMILANWAR.

Page 12: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

12

TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA DALAM PERSPEKTIF 1

KRIMINOLOGI

A. Teori dan pendekatan dalam kriminolgi

Salah satu persoalan yang sering muncul ke permukaan dalam

kehidupan masyarakat ialah tentang kejahatan. Masalah kejahatan merupakan

masalah abadi dalam kehidupan umat manusia, karena ia berkembang sejalan dengan

perkembangan tingkat peradaban umat manusia. Dalam hal ini, kriminologi menjadi

suatu cabang ilmu yang membahas lebih jauh berkenaan dengan masalah kejahatan.

Oleh karenanya, muncul suatu pertanyaan “sejauh manakah suatu tindakan dapat

disebut kejahatan ?”

Kriminologi adalah ilmu pengetahuan tentang kejahatan dan penjahat.

Menurut Sutherland, Ruang lingkup kriminologi terbagi atas tiga bagian, yaitu

Sociology of Low (sosiologi hukum) mencari secara analisa ilmiah kondisi-kondisi

terjadinya atau terbentuknya hukum, Etiologi kriminil, mencari secara analisa ilmiah

sebab-sebab daripada kejahatan serta Penologi ilmu pengetahuan tentang terjadinya

atauterbentuknya hukum, Etiologi kriminil, mencari secara analisa ilmiah sebab-

sebab daripada kejahatan serta Penologi ilmu pengetahuan tentang terjadinya atau

berkembangnya hukuman, artinya dan manfaatnya berhubungan dengan "control of

crime".

Dalam mempelajari kriminologi, dikenal adanya beberapa teori yang

dapat dipergunakan untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang berkaitan

dengan kejahatan. Teori tersebut pada hakikatnya berusaha untuk mengkaji dan

menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan penjahat dan kejahatan.

Yaitu ;

Page 13: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

13

1. Teori Asosiasi Deferensial (Edwin H. Sutherland) 2

Teori ini dikemas dalam dua versi, Pertama pada tahun 1939 dan yang

kedua pada tahun 1947. Pada versi pertama, Sutherland dalam bukunya “Principles”

edisi ketiga, memfokuskan pada konflik budaya dan disorganisasi sosial serta asosiasi

diferensial. Pengertian asosiasi diferensial, oleh Sutherland dimaksudkan bahwa,

tidak berarti bahwa hanya kelompok pergaulan dengan penjahat akan menyebabkan

perilaku criminal, tetapi yang terpenting adalah 2 sisi dari proses komunikasi dengan

orang lain.

Munculnya teori asosiasi diferensial ini didasarkan pada tiga hal, yaitu:

a. Setiap orang akan menerima dan mengikuti pola-pola perilaku yang dapat

dilaksanakan

b. Kegagalan untuk mengikuti pola tingkah laku menimbulkan inkonsistensi

dan ketidak harmonisan.

c. Konflik budaya (Conflick of Cultures ) merupakan prinsip dasar dalam

menjelaskan kejahatan.

Versi kedua , yang disajikan pada bukunya edisi ke empat (1947 ), Sutherland

menekankan bahwa semua tingkah laku dipelajari. Dengan kata lain, pola perilaku

jahat tidak diwariskan tetapi dipelajari melalui suatu pergaulan yang akrab.

Jadi kesimpulannya ialah, menurut teori asosiasi diferensial, tingkah laku jahat

dipelajari dalam kelompok melalui interaksi dan komunikasi. Yang dipelajari dalam

kelompok tersebut adalah teknik untuk melakukan kejahatan dan alasan (nilai-nilai,

motif, rasionalisasi dan tingkah laku ) yang mendukung perbuatan jahat tersebut.

2. Teori Anomi (Emile Durkheim dan Robert K. Merton)

Durkheim dalam bukunya yang berjudul the Duvisuon of Labor In

Society (1893), menggunakan istilah anomie untuk menggambarkan keadaan

deregulation di dalam masyarakat.Keadaan deregulasi oleh Durkheim diartikan

sebagai tidak ditaatinya aturan-aturanyang terdapat dalam masyarakat dan orang

Page 14: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

14

tidak tahu apa yang diharapkan dari orang lain. Keadaan deregulation atau

normlessness inilah yang menimbulkan perilaku deviasi.4 3

Pada tahun 1938 Merton mengambil konsep anomi untuk menjelaskan

perbuatan deviasi di amerika. Tetapi konsep dari Merton berbeda dengan apa yang

dipergunakan oleh Durkheim.

Menurut Merton, dalam setiap masyarakat terdapat tujuan-tujuan

tertentu yang ditanamkan kepada seluruh warganya. Untuk mencapai tujuan tersebut

terdapat sarana-sarana yang dapat dipergunakan. Tetapi dalam kenyataan tidak

setiap orang dapat menggunakan sarana-sarana yang tersedia. Hal ini menyebabkan

penggunaan cara yang tidak sah dalam mencapai tujuan. Dengan demikian akan

timbul penyimpangan-penyimpangan dalam mencapai tujuan. Dalam perkembangan

selanjutnya, Merton tidak lagi menekankan pada tidak meratanya sarana-sarana yang

tersedia, tetapi lebih menekankan pada perbedaan-perbedaan struktur kesempatan.

Dalam setiap masyarakat selalu terdapat struktur sosial. Struktur sosial,

yang berbentuk kelas-kelas, menyebabkan adanya perbedaan-perbedaan kesempatan

dalam mencapai tujuan. Keadaan-keadaan tersebut (tidak meratanya sarana-sarana

serta perbedaan perbadaan struktur kesempatan) akan menimbulkan frustasi di

kalangan para warga yang tidak mempunyai kesempatan dalam mencapai tujuan.

Dengan demikian ketidakpuasan, konflik, frustasi dan penyimpangan muncul karena

tidak adanya kesempatan bagi mereka dalam mencapai tujuan. Situasi ini akan

menimbulkan keadaan di mana para warga tidak lagi mempunyai ikatan yang kuat

terhadap tujuanserta sarana-sarana atau kesempatan-kesempatan yang terdapat

dalam masyarakat.

Page 15: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

15

Hal inilah yang dinamakan anomi. Merton mengemukakan lima cara untuk mengatasi

anomi, yaitu: 4

a. Konformitas (Konforming) , yaitu suatu keadaan dimana warga masyarakat

tetap menerima tujuan-tujuan dan sarana-sarana yang terdapat dalam

masyarakat karena adanya tekanan moral;

b. Inovasi (Innovation ) , yaitu suatu keadaan di mana tujuan yang terdapat

dalam masyarakat diakui dan dipelihara tetapi mereka mengubah sarana-

sarana yang dipergunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Misalnya untuk

mendapatkan / memiliki uang yang banyak seharusnya mereka menabung.

Tetapi untuk mendapatkan banyak uang secara cepat mereka merampok

bank;

c. Ritualisme (Ritualism) , adalah suatu keadaan di mana warga masyarakat

menolak tujuan yang telah ditetapkan dan memilih sarana-sarana yang telah

ditentukan;

d. Penarikan Diri (Retreatisme) merupakan keadaan di mana para warga

menolak tujuan dan sarana-sarana yang telah tersedia dalam masyarakat;

e. Pemberontakan (Rebellion) adalah suatu keadaan di mana tujuan dan sarana-

sarana yang terdapat dalam masyarakat ditolak dan berusaha untuk

mengganti/ mengubah seluruhnya.

3. Teori Subkultur (Salomon Kobrin)

Teori ini berkembang pada tahun 1950-an hingga awal tahun 1960 yang

menekankan pada kenakalan remaja yang berbentuk “Gang”. Ada dua topic

yangdibahas oleh para ahli kriminologi berkaitan dengan kenakalan gang dan teori-

teori tentang subkultur. Yaitu :

a. Kenakalan subkultur (Cohen (1955))

Albert K. Cohen melalui suatu penelitiannya, menyatakan bahwa perilaku

delinkuen lebih banyak terjadi pada laki-laki kelas bawah (Lower Classs) dan mereka

lebih banyak membentuk gang yang bersifat tidak berfaedah, dengki dan jahat. Hal ini

disebabkan adanya permasalahan yang dihadapi mereka.

Page 16: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

16

b. Teori Perbedaan Kesempatan (Cloward dan Ohlin (1959)) 5

Cloward dan Ohlin menulis bahwa terdapat lebih dari satu cara bagi remaja

untuk mencapai aspirasinya. Pada masyarakat urban, yang merupakan wilayah kelas

bawah terdapat berbagai kesempatan sah yang dapat menimbulkan berbagai

kesempatan. Dengan demikian kedudukan masyaraat menentukan kemampuan untuk

berpartisipasi dalam mencapai sukses, baik melalui kesempatan konvensional

maupun criminal.

4. Teori Label (Howard S. becker dan Edwin lemert)

Teori ini lahir pada tahun 1960-an, Pendekatan teori labeling dapat dibedakan

dalam 2 (Dua) bagian ;

a. Persoalan tentang bagaimana dan mengapa seseorang memperoleh cap atau

label.

b. Efek labeling terhadap penyimpangan tingkah laku berikutnya.

Sudah menjadi kesepakatan diantara para penganut teori label bahwa proses

pemberian label merupakan penyebab seseorang untuk menjadi jahat. Menurut Romli

Atmasasmita, terdapat dua konsep penting dalam teori ini, yaitu, Primary Deviance:

Ditujukan kepada perbuatan pentimpangan tingkah laku awal serta Secondary

Deviance Berkaitan dengan reorganisasi psikologis dari pengalaman seseorang

sebagai akibat dari penangkapan dan cap sebagai penjahat.

Sekali cap atau status ini dilekatkan pada seseorang, maka sangat sulit orang

yang bersangkutan untuk selanjutnya melepaskan diri dari cap yang dimaksud dan

kemudian akan mengidentifikasikan dirinya dengan cap yang telah diberikan

masyarakat terhadap dirinya.

Page 17: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

17

5. Teori Konflik 6

Teori ini muncul tidak lama setelah teori label. Teori ini lebih menekankan

pada pola kejahatan yang ada dan mencoba untuk memeriksa atau meneliti

pembentukan hukum dan penerapan hukum pidana. Teori konflik pada hakikatnya

merupakan cabang dari teori label. Ada beberapa bentuk teori konflik yang yang

mendasar pada suatu asumsi bahwa konflik merupakan keadaan yang alamiah yang

ada dalam masyarakat. Bentuk teori ini terbagi atas dua bagian, yaitu Konflik

Konservatif dan Radikal Konflik.

Konflik Konservatif Menekankan pada dua hal yaitu kekuasaan dan

penggunaannya. Teori ini beranggapan bahwa konflik muncul diantara kelompok-

kelompok yang mencoba untuk menggunakan kontrol atas situasi atau kejadian. Atau

dalam arti kata lain, bahwa siapa yang memiliki kekuasaan akan dapat mempengaruhi

perbuatan khusus. Disamping itu mereka juga dapat memaksakan nilai-nilai terhadap

kelas sosial yang lebih rendah. Sedangkan Radikal Konflik menempatkan diri diantara

politik dan materialisme. Diantara para tokoh teori ini seperti Chambis, Quinney dan

K. Marx, merupaka tokoh yang paling berpengaruh. Apabila marx menyatakan hal

yang berkaitan dengan kejahatan dan penjahat, para penganut radikal konflik akan

menyesuaikan penjelasan tehadap pendapat Marx. Marx melihat konflik dalam

masyarakat disebabkan adanya hak manusia atas sumber-sumber yang langka dan

secara historis tidak terdapat kesamaan dalam penyebaran sumber-sumber tersebut,

khusus menganai kekuasaan.

Page 18: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

18

6. Teori Kontrol

Pengertian teori kontrol merujuk kepada setiap perspektif yang membahas

ihwal pengendalian tingkah laku manusia. Teori kontrol merupakan suatu teori yang

berusaha mencari jawaban mengapa orang melakukan kejahatan. Berbeda dengan

teori-teori yang lain. Teori kontrol tidak lagi mempertanyakan mengapa orang

melakukan kejahatan tetapi mengubah pertanyaan tersebut menjadi; mengapa tidak

semua orang melanggar hukum atau mengapa orang taat pada hukum.

Ditinjau dari sosiologi kejahatan merupakan suatu persoalan yang paling

serius

atau penting dalam hal timbulnya disorganisasi sosial, karena penjahat-penjahat itu

sebenarnya melakukan perbuatan-perbuatan yang mengancam dasar-dasar dari

pemerintah, hukum, ketertiban dan kesejahteraan umum. Adapun unsur-unsur

kejahatan meliputi :

i. Harus ada sesuatu perbuatan manusia Berdasarkan hukum pidana positif

yang berlaku di indonesia yang dapat dijadikan subyek hukum hanyalah

manusia. Demikian pula badan hukum. Badan hukum dapat melakukan

perbuatan hukum dan dapat menjadi subyek hukum akan tetapi badan

hukum tidak dapat dituntut karena hukum pidana. Hal ini sesuai dengan

sifat hukum pidana kita yang bersandar pada ajaran mengharuskan adanya

unsur “dosa.”

ii. Perbuatan itu harus sesuai dengan apa yang dirumuskan dalam ketentuan

pidana Untuk hal ini perlu diselidiki apakah unsur-unsur yang dimuat

didalam ketentuan hukum itu terdapat di dalam perbuatan.

iii. Harus terbukti adanya dosa pada orang yang berbuat Untuk dapat

dikatakan seseorang berdosa diperlukan adanya kesadaran pertanggungan

jawab, adanya hubungan pengaruh dari keadaan jiwa orang atas

perbuatanya, kehampaan alasan yang dapat melepaskan diri dari

pertanggungan jawab.

iv. Perbuatan itu harus berlawanan dengan hukum Secara formal perbuatan

yang terlarang itu berlawanan dengan perintah undang-undang itulah

perbuatan melawan hukum.

v. Terhadap perbuatan itu harus tersedia ancaman hukuman di dalam

undang-undang. Tidak boleh suatu perbuatan dipidana kalau perbuatan

pidananya tersebut belum diatur oleh undang-undang.

Page 19: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

19

Adapun selain teori yang dikemukakan diatas, Hermann Mannheim

mengungkapkan, bahwa terdapat 3 (tiga) pendekatan yang dapat dilakukan dalam

mempelajari masalah kejahatan, yaitu : 8

1. Pendekatan Deskriptif

Yang dimaksud dengan pendekatan deskriptif adalah suatu pendekatan dengan cara

melakukan obserfasi dan pengumpulan data yang berkaitan dengan fakta-fakta

tentang kejahatan dan pelaku kejahatan seperti:

a.) Bentuk tingkah laku criminal,

b.) Bagaimana kejahatan dilakukan,

c.) Frekuensi kejahatan pada waktu dan tempat yang berbeda,

d.) Ciri-ciri khas pelaku kejahatan, seperti usia, jenis kelamin dan sebagainya,

e.) Perkembangan karir seorang pelaku kejahatan.

Di kalangan ilmuwan, pendekatan deskriptif sering dianggap sebagai

pendekatan yang bersifat sangat sederhana. Meskipun demikian pendekatan ini

sangat bermanfaat sebagai studi awal sebelum melangkah pada studi yang lebih

mendalam. Hermann Mannheim menegaskan adanya beberapa syarat yang harus

dipenuhi bila menggunakan pendekatan deskriptif, yaitu:

a.) Pengumpulan fakta tidak dapat dilakukan secara random.oleh karena itu fakta-

fakta yang diperoleh harus dilakukan secara selektif.

b.) Herus dilakukan penafsiran,evaluasi dan memberikan pengertiansecara umum

terhadap fakta-fakta yang diperoleh.tanpa dilakukan penafsiran,evaluasi dan

memberi pengertian secara umum,maka fakta-fakta tersebut tidak akan

mempunyai arti.

Page 20: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

20

2. Pendekatan Sebab-Akibat

sDisamping pendekatan deskriptif, pemahaman terhadap kejahatan dapat

dilakukan melalui pendekatan sebab-akibat.hal ini berarti fakta-fakta yang terdapat

dalam masyarakat dapat ditafsirkan untuk mengetahui sebab musabab kejahatan,

baik dalam kasus-kasus yang bersifat individual maupun yang bersifat umum.

Hubungan sebab-akibat dalam kriminologi berbeda dengan hubungan sebab-akibat

yang terdapat dalam hukum pidana. Dalam hukum pidana, agar suatu perkara dapat

dilakukan penuntutan harus dapat dibuktikan adanya hubungan sebab-akibat antara

suatu perbuatan dengan akibat yang dilarang.

Berbeda dengan hubungan sebab-akibat dalam hukum pidana, dalam

kriminologi hubungan sebab-akibat dicari setelah hubungan sebab-akibat dalam

hukum pidana terbukti. Untuk lebih jelasnya, apabila hubungan kausal dalam hukum

pidana telah dikatahui, maka hubungan sebab-akibat dalam kriminologi dapat dicari ,

yaitu dengan mencari jawaban atas pertanyaan mengapa orang tersebut melakukan

kejahatan. Usaha untuk mengetahui kejahatan dengan menggunakan pendekatan

sebab-akibat ini dikatakan sebagai etiologi kriminil (etiologi of crime).

3. Pendekatan Secara Normatif

Kriminologi dapat dikatakan sebagai Idiographic Discipline dan Nomothetic

Discipline. Dikatakan sebagai Idiographic Discipline, karena kriminologi mempelajari

fakta-fakta,sebab-sebab dan kemungkinan-kemungkinan dalam kasus yang bersifat

individual. Sedangkan yang dimaksud dengan Nomothetic Discipline.

Page 21: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

21

A. Teori Kriminologi Penyebab Kejahatan

Menurut Bonger, dikutip oleh Abintoro Prakoso, kriminologi adalah ilmu

pengetahuan yang bertujuan menyelidiki gejala kejahatan seluas-

luasnya(kriminologi teoretis atau murni). Wolfgang, dikutip oleh Wahju Muljono,

membagi kriminologi sebagai perbuatan yang disebut sebagai kejahatan, pelaku

kejahatan, dan reaksi yang ditunjukkan baik terhadap perbuatan maupun terhadap

pelakunya. Sedangkan etiologi kriminal (criminal aetiology) adalah ilmu yang

menyelidiki atau yang membahas asal-usul atau sebab-musabab kejahatan (kausa

kejahatan).

Lilik Mulyadi mengemukakan bahwa kriminologi berorientasi pada hal-hal sebagai berikut: 1. Pembuatan hukum yang dapat meliputi telaah konsep kejahatan, siapa

pembuat hukum dengan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan hukum.

2. Pelanggaran hukum yang dapat meliputi siapa pelakunya, mengapa sampai terjadi pelanggaran hukum tersebut, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

3. Reaksi terhadap pelanggaran hukum melalui proses peradilan pidana dan reaksi masyarakat.

Adapun teori-teori yang memaparkan beberapa unsur yang turut menjadi

penyebab terjadinya kejahatan atau membahas dimensi kejahatan, oleh Abintoro

Prakoso dibagi menjadi dua golongan, yaitu sebagai berikut:

1. Teori Kriminologi Konvensional a. Teori Bonger, memaparkan ada tujuh macam penyebab kejahatan,

yaitu terlantarnya anak-anak, kesengsaraan, nafsu ingin memiliki, demoralisasi seksual, alkoholoisme, rendahnya budi pekerti, dan perang.

b. Teori Soedjono Dirdjosisworo, secara kronologis menghubungkan tindakan kriminal dengan beberapa faktor sebagai penyebabnya.

c. Teori dirasuk setan, merupakan usaha mencari kausa kejahatan yang secara wajar tidak menerima teori dirasuk setan, namun masih beranggapan bahwa penyebab kejahatan adalah dari luar kemauan si pelaku.

d. Thermal theory, menerangkan bahwa kejahatan yang ditujukan terhadap manusia dipengaruhi oleh iklim panas dan terhadap harta benda dipengaruhi oleh iklim dingin.

Page 22: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

22

e. Teori Psikologi hedonistis, menerangkan bahwa manusia mengatur perilakunya atas dasar pertimbangan demi kesenangan dan penderitaan sehingga penyebab kejahatan terletak pada pertimbangan rasional si pelaku.

f. Teori Cesare Lombroso, menyatakan bahwa kejahatan disebabkan adanya faktor bakat yang ada pada diri si pelaku (a born criminal).

g. Teori kesempatan dari Lacassagne, menyatakan bahwa masyarakat yang memberi kesempatan untuk berbuat jahat.

h. Teori Van Mayrs, menerangkan bahwa kejahatan bertambah bilamana harga bahan pokok naik, dan sebaliknya.

i. Teori Ferry, menerangkan bahwa sebab kejahatan terletak pada lingkungan sosial, lingkungan fisik, dan keturunan.

j. Teori Charles Goring, menyatakan bahwa kerusakan mental adalah faktor utama dalam kriminalitas, sedangkan kondisi sosial berpengaruh sedikit terhadap kriminalitas.

2. Teori Kriminologi Modern

a. Teori asosiasi diferensial (differential association theory) dari Gabriel Tarde,

menyatakan bahwa kejahatan yang dilakukan seseorang adalah hasil peniruan

terhadap tindakan kejahatan yang ada dalam masyarakat.Sedangkan Edwin H.

Sutherland berhipotesis bahwa perilaku kriminal, baik meliputi teknik

kejahatan, motif, dorongan, sikap, dan rasionalisasi yang nyaman, dipelajari

melalui asosiasi yang dilakukan mereka yang melanggar norma-norma

masyarakat, termasuk norma hukum.

b. Teori tegang atau anomi (strain theory) dari Emile Durkheim,

menerangkan bahwa di bawah kondisi sosial tertentu, norma-norma sosial

tradisional danberbagai peraturan kehilangan otoritasnya atas perilaku.

Sedangkan Robert K. Merton menganggap bahwa manusia pada dasarnya

selalu melanggar hukum setelah terputusnya antara tujuan dan cara

mencapainya menjadi demikian besar, sehingga satu-satunya cara mencapai

tujuan adalah melalui saluran yang tidak legal.

c. Teori kontrol sosial (social control theory), merujuk kepada setiap

perspektif yang membahas ikhwal pengendalian perilaku manusia, yaitu

delinquency dan kejahatan terkait dengan variabel-variabel yang bersifat

sosiologis, yaitu struktur keluarga, pendidikan, dan kelompok dominan.

Sedangkan Travis Hirschi memberikan gambaran mengenai konsep ikatan sosial (social bond), yaitu apabila seseorang terlepas atau terputus dari ikatan sosial dengan masyarakat, maka ia bebas untuk berperilaku menyimpang. Teori sub-budaya (sub-culture theory) dari Albert K. Cohen, memiliki asumsi

dasar bahwa perilaku anak nakal di kelas merupakan cerminan ketidakpuasan

Page 23: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

23

mereka terhadap norma-norma dan nilai-nilai kelompok anak-anak kelas menengah yang mendominasi nilai kultural masyarakat.

Teori-teori sendiri (the self-theories) dari Carl Roger, menitik beratkan kriminalitas pada interpretasi atau penafsiran individu yang bersangkutan.

Teori psikoanalisis (psycho-analitic theory), yaitu tentang kiminalitas menghubungkan deliquent dan perilaku kriminal dengan hati nurani (concience) yang begitu menguasai sehingga menimbulkan rasa bersalah atau begitu lemah sehingga tidak dapat mengontrol dorongan-dorongan si individu dan bagi suatu kebutuhan yang harus segera dipenuhi.

Teori netralisasi (the techniques of netralization) berasumsi bahwa aktivitas manusia selalu dikendalikan oleh pikirannya dan bahwa di masyarakat selalu terdapat persamaan pendapat tentang hal-hal yang baik di dalam kehidupan masyarakat dan menggunakan jalan layak untuk mencapai hal tersebut.

Teori pembelajaran sosial (social learning theory) berasumsi bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh pengalaman belajar, pengalaman kemasyarakatan disertai nilai-nilai dan pengharapannya dalam hidup bermasyarakat.

Teori kesempatan (opportunity theory) dari Richard A. Cloward dan Lloyd E. Ohlin, menyatakan bahwa munculnya kejahatan dan bentuk-bentuk perilakunya bergantung pada kesempatan, baik kesempatan patuh norma, maupun kesempatan penyimpangan norma.

Teori rangsangan patologis (pathological stimulation seeking) dari Herbert C. Quay, yaitu kriminalitas yang merupakan manifestasi dari banyak sekali kebutuhan bagi peningkatan-peningkatan atau perubahan-perubahan dalam pola stimulasi pelaku.

Teori interaksionis (interactionist theory) menurut Goode, menyatakan bahwa orang beraksi berdasarkan makna (meaning), makna timbukarena adanya interaksi dengan orang lain, terutama dengan orang yang sangat dekat, dan makna terus-menerus berubah karena adanya interpretasi terhadap obyek, orang lain, dan situasi.

Teori pilihan rasional (rational choice theory) menurut Gary Becker, menegaskan bahwa akibat pidana sebagai fungsi, pilihan-pilihan langsung, serta keputusan-keputusan yang dibuat relatif oleh pelaku tindak pidana bagi peluang-peluang yang terdapat baginya. m. Teori perspektif baru, menunjukkan bahwa orang menjadi kriminal bukan karena cacat atau kekurangan internal namun karena apa yang dilakukan oleh orang-orang yang berada dalam kekuasaan, khususnya sistem peradilan pidana.

Page 24: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

24

TEORI DIFFERENTIAL ASOSIATION

Kriminologi

Teroris bunuh diri tidak mengenal belas kasihan dengan terang-terangan

menteror di Jakarta kejadiannya baru-baru ini, sempat membuat eboh dunia,

menyebabkan beberapa orang kena tembak merupakan serangan teroris terburuk di

Indonesia, sekelompok teroris Santoso di Sulawesi yang sedang diburu oleh aparat

penegak hukum Polri, teroris ini sudah banyak menimbulkan ketakutan dalam

masyarakat Sulawesi dan pada saat ini sudah dipersempit gerakannya, korporasi-

korperasi raksasa taipe yang ada di Indonesia bersekongkel dengan penguasa dan

menyebabkan kerusakan lingkungan dengan reklamasi, membuat beberapa pulau di

Teluk Jakarta dan reklamasi di Pantai Menado, dan rencana di Tanjung Benua Bali,

terakhir dengan ditangkapnya kuroptor kelas kakap yang melarikan diri ke China,

sebagai akibatnya Negara dirugikan sekian triliun.

Kesamaan dalam peristiwa tersebut adaalah menunjuk pada berbagai

bentuk prilaku criminal, untuk selanjutnya kita tidak bisa menebak horror baru tak

terbayangkan menunggu kita.. bidang yang mempelajari masalah-masalah kejahatan

dan perilaku kriminal serta upaya-upaya mendefinisikan, menjelaskan dan

memprediksinya adalah kriminologi.

Secara umum kriminologi didefinisikan sebagai ilmu atau disiplin ilmu yang

mempelajari kejahatan dan perilaku kriminal. Secara khusus, bidang kriminologi

berkonsentrasi pada bentuk-bentuk prilaku kriminal, sebab-sebabkejahatan, definiisi

kriminal, dan reaksi masyarakat terhadap aktivitas kkriminal. Bidang-bidang

pengkajian terkait bisa meliputi kenakalan (delinkuensi) remaja dan viktimologi

(ilmu tentang korban).

Walaupun ada tumpang tindih antara kriminologi dan peradilan pidana,

kriminologi menunjukan minat lebih besar pada penjelasan sebab-akibat kejahatan,

sedangkan peradilan pidana lebih berorientasi masalah-masalah praktis dan terapan

seperti aspek-aspek teknis criminal justice system dan pemasyarakatan. Kriminologi

lebih banyak mengurusi analisis ffenomena kejahatan dan kriminalitas, melakukan

Page 25: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

25

kajian-kajian yang akurat secara ilmiah, dan mengembangkan penjelasan teoritis

tentang kejahatan dan perilaku kriminal. Konsentrasi utama teks ini akan ditujukan

pada bidang-bidang sentral perilaku kriminal, metodelogi penelitian, dan teori

kriminologis. Sedangkan minat khususnya adalah eksplorasi berbagai tipologi

kejahatan, upaya mengklasifikasi bermacam-macam aktivitas kriminal dan penjahat

menurut tipenya.

TREN SESAAT DAN MODE DALAM KEJAHATAN

Berbagai kejahatan menjadi masalah di Indonesia, dalam masyarakat muncul

kembali dalam bentuk-bentuk berbeda. Pada era sekarang muncul kejahatan pada

awalnya para perampok yang beroperasi di lepas pantai Somalia mengambil alih

kapal dan menyandera awak kapal dari Indonesia meminta tebusan dan begitu akhir-

akhir ini terjadi pembajakan kapal Indonesia yang mengangkut batubara ke Philifina

dan awak kapal disandera oleh kelompok Abusyaraf untuk meminta uang tebusan

yang ditujukan kepada pemerintah Indonesia. Tergusurnya masyarakat nelayan

seiring dengan pembangunan reklamasi dipesisir teluk Jakarta, dan munculnya

kelompok-kelompok geng sepeda motor di Indonesia melakukan pembegalan

terhadap masyrakat dengan kejamnya sehingga banyak timbul korban, seolah-olah

kelompok geng sepeda motor seperti kejahatan yang terorganisir dengan mobilitas

yang tinggi pada umumnya

Perdagangan narkoba, sebuah problem utama era tahun ini bagi para penegak

hukum, diilustrasikan dengan tertangkapnya Kasat reskrim belawan Sumatra utara,

yang terlibat kasus suap dari Bandar narkoba tidak tanggung-tanggung 2,5 miliar

rupaiah dan di ketemukan kemungkinan adana maney loundering sampai mencapai

jumlah 10 M.

Berkas kejahatan di MA menelaah daftar “tujuh belas buronan koruptor kelas

kakap paling dicari” BIN. Daftar ini menampilkan foto penjahat-penjahat paling dicari,

termasuk Sumadikun yang telah tertangkap oleh BIN, telah dipulangkan ke Indonesia.

Page 26: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

26

KEMUNCULAN KRIMINOLOGI

Sosiolog Prancis Auguste Comte (1798-1857) memandang gerak maju

pengetahuan terdiri atas tiga tahap, dari penjelasan serba biologis menuju

pendekatan metafisik (filosofis) hinga penjelasan-penjelasan ilmiah. Sebelum

munculnya hukum pidana modern pada abad ke delapan belas agama merupakan

basis primer control sosial di luar organisasi kekerabatan. Penjelasan teologis

menggunakan basis-basis supranatural atau dunia lain untuk memahami realita.

Penerapan secara sistimatis metode ilmiah memungkinkan manusia membuka

banyak mesteri berbagai abad. Mula-mula, terobosan dalam pengetahuan terjadi

dalam ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi dan kriminologi. Karena metode ilmiah

memberi pemahaman utama dan kemampuan untuk memprediksi dan mengontrol

realita fisik. Diharapkan dengan metode=metode yang sama bisa diterapkan pada dan

terbukti berguna dalam ilmu sosial. Walaupun banyak yang memandang kriminologi

sebagai sebuah ilmu, seperti Sutherland dan Cresey (1974), memandangnya sebagai

sebuah seni samaa seperti kedokteran, sebuah bidang yang didasarkan pada banyak

ilmu pengetahuan dan disiplin.

Kriminologi sebagai bidang penyelidiki bermula di Eropa pada akhir tahun

1700-an dalam tulisan-tulisan-tulisan para filsuf, dokter, ilmuwan fisik, sosiolog dan

ilmuwan sosial. Sebagaian besar teori awalnya berakar kuat dalam kerangka

sosiologis pada umumny sudah ditinggalkan oleh kriminologi Amerika modern.

Kriminologi muncul bersamaan hukum pidana abad 18. Sesungguhnya tulisan-tulisan

awal Cesare Beccaria (1738-1794), khususnya esai terkenalnya On Crime and

punishments (1963), yang mendorong pembaharuan hukum pidana di Eropa Barat.

Walaupun punya akar Eropa, sebagian besar perkembangan utama dalam kriminologi

modern terjadi di Amerika Serikat. Kriminologi terkait erat dengan perkembangan

sosiologi, memperoleh pijakan di dunia akademis Amerika Serikat antara tahun 1920

dan 1940. Kriminologi umumnya menjadi subdisiplin sosiologi, walaupun focus

kriminologi interdisipliner, para sosiolog mencurahkan sebagian besar isu-isu

kriminalitas. Sejak tahun 1960 kriinologi muncul sebagai sebuah disiplin tersendiri.

Page 27: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

27

KEJAHATAN DAN PENYIMPANGAN

Penyimpangan atau perilaku menyimpang bisa menunjuk pada berbagai

macam aktivitas yang oleh mayoritas masyarakat dianggap eksintrik, berbahaya,

menjengkelkan, ganjil, asing, menjijikkan, dan sebagainya. Istilah ini menunjukan

pada perilaku yang berada diluar kemasyarakatan normal.

Difinisi penyimpangan tergantung pada waktu, tempat, dan sebagian

perbuatan didefiniskan lebih universal daripada perbuatan lainnya. Semua

masyarakat mempunyai nilai-nilai budaya, praktik dan kepercayaan yang dihargai

atau diyakini atau menguntungkan suatu kelompok. Misalnya, walaupun terdapat

relavitas cultural dalam mendifinisikan peyimpangan, para antropolog

mengidentifikasi sejumlah budaya Universal praktik dan kebiasaan yang secara umum

terdapat dalam semua kebudayaan yang kita kenal. Semua kebudayaan yang

dipelajari memandang negative segala bentuk kebohongan, pencurian dan

pembunuhan. Masyarakat melindungi nilai-nilai mereka dengan menciptakan norma,

yang pada dasarnya mengatur atau menetapkan mode-mode perilaku.

Page 28: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

28

Kriminologi sebagai salah satu cabang dari ilmu pengetahuan sosial (social science),

sebenarnya masih tergolong sebagai ilmu pengetahuan yang masih muda, oleh karena

kriminologi baru mulai menampakkan dirinya sebagai salah satu disiplin ilmu

pengetahuan pada abad ke XIII. Meskipun tergolong ilmu yang masih muda, namun

perkembangan kriminologi tampak begitu pesat, hal ini tidak lain karena konsekuensi

logis dari berkembangnya pula berbagai bentuk kejahatan dalam masyarakat.

Secara etimologi, kriminologi berasal dari kata Crime artinya kejahatan

dan Logos artinya ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu kriminologi dapat diartikan

secara luas dan lengkap sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang

kejahatan.

Edwin H. Sutherland dan Donald R. Cressey memperkenalkan istilah

kriminologi adalah “The body of knowledge regarding delinquency and crime

as social phenomenon. It includes within in scope the process of making law,

the breaking of law, and reacting to word the breaking of law….”

Dari pengertian tersebut diata, bahwa yang termasuk dalam pengertian

kriminolofi adalahproeses pembentukan hukum, pelanggaran hukum, dan reaksi

terhadap pelanggar hukum. Maka dengan demikian kriminologi tidak hanya

mempelajari kejahatan saja, tetapi juga mempelajari bagaimana hukum itu berjalan.

CRIMINOLOGY

Procceses of making laws

Procceses of breaking laws

Rescting toward the breaking laws

Page 29: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

29

Kriminologi dalam pandangan Edwin H. Sutherland dan Donald R Cressey,

dibagi menjadi tiga cabang utama :

1. Sosiologi hukum (sociology of law) cabang kriminologi ini merupakan analisis

ilmiah atas kondisi perkembangan hukum pidana.dalam pandangan sosiologi

hukum, bahwa kejahatan itu dilarang dan diancam dengan suatu sanksi. Jadi

yang menentukan suatu perbuatan itu merupakan kejahatan, adalah hukum.

2. Etiologi kejahatan, merupakan cabang kriminologi yang mencari sebab

musabab kejahatan.

3. Penologi, merpakan ilmu tentang hukuman, akan tetapt Sutherland

memasukan hak-hak yang berhubungan dengan usaha pengendalian kejahatan

baik represif maupu preventif.

SOSIOLOGI HUKUM

Kemudian dalam perkembangannya, guna membahas dimensi

kejahatan/penjahat. Dikenal teori-teori kriminologi. Menurut Williams III dan Marilyn

McShane. Teori itu diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu :

A.Membuka pintu teori kriminologi

Menurut williams III dan marilyn Mcshane teori kriminologi

diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu:

KRIMINOLOGI

SUTHERLAND AND CESSERY

ETIOLOGI KEJAHATAN PENOLOGI

Page 30: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

30

1. Teori abstrak atau teori-teori makro(macrotheories).

Pada asasnya,teori-teori dalam klasifikasi ini mendeskripsikan kolerasi antara

kejahatan dengan struktur masyarakat.kedalam macrotheories ini adalah teori

anomie dan teori konflik

2. Teori-teori micro (microtheories) yang bersifat lebih konkrit.

Teori ini ingin menjawab mengapa seseorang atau kelompok orang dalam

masyarakat melakukan kejahatan atau menjadi kriminal (etiologi criminal).

Konkritnya, teori - teori ini lebih bertendensi pada pendekatan psikologis atau

biologis. Termasuk dalam teori-teori ini adalah social control thory dan social learning

theory.

3. Beidging Theories

yang tidak termasuk ke dalam kategori teori makro atau mikro dan mendeskripsikan

tentang struktur sosial dan bagaimana seseorang menjadi jahat. Namun kenyataanya

,klasifikasi teori-teori ini kerap membahas epidemiologi yang menjelaskan rates of

crime dan etiologi pelaku jahat.termasuk kelompok ini adalah subculture theory dan

Differential Opportuniti theory.

1. Teori Asosiasi Deferensial (Edwin H. Sutherland) 2

Teori ini dikemas dalam dua versi, Pertama pada tahun 1939 dan yang

kedua pada tahun 1947. Pada versi pertama, Sutherland dalam bukunya “Principles”

edisi ketiga, memfokuskan pada konflik budaya dan disorganisasi sosial serta asosiasi

diferensial. Pengertian asosiasi diferensial, oleh Sutherland dimaksudkan bahwa,

tidak berarti bahwa hanya kelompok pergaulan dengan penjahat akan menyebabkan

perilaku criminal, tetapi yang terpenting adalah 2 sisi dari proses komunikasi dengan

orang lain.

Munculnya teori asosiasi diferensial ini didasarkan pada tiga hal, yaitu:

Page 31: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

31

a. Setiap orang akan menerima dan mengikuti pola-pola perilaku yang dapat

dilaksanakan

b. Kegagalan untuk mengikuti pola tingkah laku menimbulkan inkonsistensi

dan ketidak harmonisan.

c. Konflik budaya (Conflick of Cultures ) merupakan prinsip dasar dalam

menjelaskan kejahatan.

Versi kedua , yang disajikan pada bukunya edisi ke empat (1947 ), Sutherland

menekankan bahwa semua tingkah laku dipelajari. Dengan kata lain, pola perilaku

jahat tidak diwariskan tetapi dipelajari melalui suatu pergaulan yang akrab.

Jadi kesimpulannya ialah, menurut teori asosiasi diferensial, tingkah laku jahat

dipelajari dalam kelompok melalui interaksi dan komunikasi. Yang dipelajari dalam

kelompok tersebut adalah teknik untuk melakukan kejahatan dan alasan (nilai-nilai,

motif, rasionalisasi dan tingkah laku ) yang mendukung perbuatan jahat tersebut.

2. Teori Anomi (Emile Durkheim dan Robert K. Merton)

Durkheim dalam bukunya yang berjudul the Duvisuon of Labor In

Society (1893), menggunakan istilah anomie untuk menggambarkan keadaan

deregulation di dalam masyarakat.Keadaan deregulasi oleh Durkheim diartikan

sebagai tidak ditaatinya aturan-aturanyang terdapat dalam masyarakat dan orang

tidak tahu apa yang diharapkan dari orang lain. Keadaan deregulation atau

normlessness inilah yang menimbulkan perilaku deviasi.4

Pada tahun 1938 Merton mengambil konsep anomi untuk menjelaskan

perbuatan deviasi di amerika. Tetapi konsep dari Merton berbeda dengan apa yang

dipergunakan oleh Durkheim.

Menurut Merton, dalam setiap masyarakat terdapat tujuan-tujuan

tertentu yang ditanamkan kepada seluruh warganya. Untuk mencapai tujuan tersebut

terdapat sarana-sarana yang dapat dipergunakan. Tetapi dalam kenyataan tidak

setiap orang dapat menggunakan sarana-sarana yang tersedia. Hal ini menyebabkan

Page 32: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

32

penggunaan cara yang tidak sah dalam mencapai tujuan. Dengan demikian akan

timbul penyimpangan-penyimpangan dalam mencapai tujuan. Dalam perkembangan

selanjutnya, Merton tidak lagi menekankan pada tidak meratanya sarana-sarana yang

tersedia, tetapi lebih menekankan pada perbedaan-perbedaan struktur kesempatan.

Dalam setiap masyarakat selalu terdapat struktur sosial. Struktur sosial,

yang berbentuk kelas-kelas, menyebabkan adanya perbedaan-perbedaan kesempatan

dalam mencapai tujuan. Keadaan-keadaan tersebut (tidak meratanya sarana-sarana

serta perbedaan perbadaan struktur kesempatan) akan menimbulkan frustasi di

kalangan para warga yang tidak mempunyai kesempatan dalam mencapai tujuan.

Dengan demikian ketidakpuasan, konflik, frustasi dan penyimpangan muncul karena

tidak adanya kesempatan bagi mereka dalam mencapai tujuan. Situasi ini akan

menimbulkan keadaan di mana para warga tidak lagi mempunyai ikatan yang kuat

terhadap tujuanserta sarana-sarana atau kesempatan-kesempatan yang terdapat

dalam masyarakat.

Hal inilah yang dinamakan anomi. Merton mengemukakan lima cara untuk mengatasi

anomi, yaitu:

f. Konformitas (Konforming) , yaitu suatu keadaan dimana warga masyarakat

tetap menerima tujuan-tujuan dan sarana-sarana yang terdapat dalam

masyarakat karena adanya tekanan moral;

g. Inovasi (Innovation ) , yaitu suatu keadaan di mana tujuan yang terdapat

dalam masyarakat diakui dan dipelihara tetapi mereka mengubah sarana-

sarana yang dipergunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Misalnya untuk

mendapatkan / memiliki uang yang banyak seharusnya mereka menabung.

Tetapi untuk mendapatkan banyak uang secara cepat mereka merampok

bank;

h. Ritualisme (Ritualism) , adalah suatu keadaan di mana warga masyarakat

menolak tujuan yang telah ditetapkan dan memilih sarana-sarana yang telah

ditentukan;

i. Penarikan Diri (Retreatisme) merupakan keadaan di mana para warga

menolak tujuan dan sarana-sarana yang telah tersedia dalam masyarakat;

Page 33: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

33

j. Pemberontakan (Rebellion) adalah suatu keadaan di mana tujuan dan sarana-

sarana yang terdapat dalam masyarakat ditolak dan berusaha untuk

mengganti/ mengubah seluruhnya.

3. Teori Subkultur (Salomon Kobrin)

Teori ini berkembang pada tahun 1950-an hingga awal tahun 1960 yang

menekankan pada kenakalan remaja yang berbentuk “Gang”. Ada dua topic

yangdibahas oleh para ahli kriminologi berkaitan dengan kenakalan gang dan teori-

teori tentang subkultur. Yaitu :

a. Kenakalan subkultur (Cohen (1955))

Albert K. Cohen melalui suatu penelitiannya, menyatakan bahwa perilaku

delinkuen lebih banyak terjadi pada laki-laki kelas bawah (Lower Classs) dan mereka

lebih banyak membentuk gang yang bersifat tidak berfaedah, dengki dan jahat. Hal ini

disebabkan adanya permasalahan yang dihadapi mereka.

b. Teori Perbedaan Kesempatan (Cloward dan Ohlin (1959)) 5

Cloward dan Ohlin menulis bahwa terdapat lebih dari satu cara bagi remaja

untuk mencapai aspirasinya. Pada masyarakat urban, yang merupakan wilayah kelas

bawah terdapat berbagai kesempatan sah yang dapat menimbulkan berbagai

kesempatan. Dengan demikian kedudukan masyaraat menentukan kemampuan untuk

berpartisipasi dalam mencapai sukses, baik melalui kesempatan konvensional

maupun criminal.

4. Teori Label (Howard S. becker dan Edwin lemert)

Teori ini lahir pada tahun 1960-an, Pendekatan teori labeling dapat dibedakan

dalam 2 (Dua) bagian ;

a. Persoalan tentang bagaimana dan mengapa seseorang memperoleh cap atau

label.

b. Efek labeling terhadap penyimpangan tingkah laku berikutnya.

Page 34: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

34

Sudah menjadi kesepakatan diantara para penganut teori label bahwa proses

pemberian label merupakan penyebab seseorang untuk menjadi jahat. Menurut Romli

Atmasasmita, terdapat dua konsep penting dalam teori ini, yaitu, Primary Deviance:

Ditujukan kepada perbuatan pentimpangan tingkah laku awal serta Secondary

Deviance Berkaitan dengan reorganisasi psikologis dari pengalaman seseorang

sebagai akibat dari penangkapan dan cap sebagai penjahat.

Sekali cap atau status ini dilekatkan pada seseorang, maka sangat sulit orang

yang bersangkutan untuk selanjutnya melepaskan diri dari cap yang dimaksud dan

kemudian akan mengidentifikasikan dirinya dengan cap yang telah diberikan

masyarakat terhadap dirinya.

5. Teori Konflik

Teori ini muncul tidak lama setelah teori label. Teori ini lebih menekankan

pada pola kejahatan yang ada dan mencoba untuk memeriksa atau meneliti

pembentukan hukum dan penerapan hukum pidana. Teori konflik pada hakikatnya

merupakan cabang dari teori label. Ada beberapa bentuk teori konflik yang yang

mendasar pada suatu asumsi bahwa konflik merupakan keadaan yang alamiah yang

ada dalam masyarakat. Bentuk teori ini terbagi atas dua bagian, yaitu Konflik

Konservatif dan Radikal Konflik.

Konflik Konservatif Menekankan pada dua hal yaitu kekuasaan dan

penggunaannya. Teori ini beranggapan bahwa konflik muncul diantara kelompok-

kelompok yang mencoba untuk menggunakan kontrol atas situasi atau kejadian. Atau

dalam arti kata lain, bahwa siapa yang memiliki kekuasaan akan dapat mempengaruhi

perbuatan khusus. Disamping itu mereka juga dapat memaksakan nilai-nilai terhadap

kelas sosial yang lebih rendah. Sedangkan Radikal Konflik menempatkan diri diantara

politik dan materialisme. Diantara para tokoh teori ini seperti Chambis, Quinney dan

K. Marx, merupaka tokoh yang paling berpengaruh. Apabila marx menyatakan hal

yang berkaitan dengan kejahatan dan penjahat, para penganut radikal konflik akan

menyesuaikan penjelasan tehadap pendapat Marx. Marx melihat konflik dalam

Page 35: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

35

masyarakat disebabkan adanya hak manusia atas sumber-sumber yang langka dan

secara historis tidak terdapat kesamaan dalam penyebaran sumber-sumber tersebut,

khusus menganai kekuasaan.

6. Teori Kontrol

Pengertian teori kontrol merujuk kepada setiap perspektif yang membahas

ihwal pengendalian tingkah laku manusia. Teori kontrol merupakan suatu teori yang

berusaha mencari jawaban mengapa orang melakukan kejahatan. Berbeda dengan

teori-teori yang lain. Teori kontrol tidak lagi mempertanyakan mengapa orang

melakukan kejahatan tetapi mengubah pertanyaan tersebut menjadi; mengapa tidak

semua orang melanggar hukum atau mengapa orang taat pada hukum.

Ditinjau dari sosiologi kejahatan merupakan suatu persoalan yang paling

serius atau penting dalam hal timbulnya disorganisasi sosial, karena penjahat-

penjahat itu sebenarnya melakukan perbuatan-perbuatan yang mengancam dasar-

dasar dari pemerintah, hukum, ketertiban dan kesejahteraan umum. Adapun unsur-

unsur kejahatan meliputi :

1. Harus ada sesuatu perbuatan manusia Berdasarkan hukum pidana

positif yang berlaku di indonesia yang dapat dijadikan subyek hukum

hanyalah manusia. Demikian pula badan hukum. Badan hukum dapat

melakukan perbuatan hukum dan dapat menjadi subyek hukum akan

tetapi badan hukum tidak dapat dituntut karena hukum pidana. Hal ini

sesuai dengan sifat hukum pidana kita yang bersandar pada ajaran

mengharuskan adanya unsur “dosa.”

2. Perbuatan itu harus sesuai dengan apa yang dirumuskan dalam

ketentuan pidana Untuk hal ini perlu diselidiki apakah unsur-unsur

yang dimuat didalam ketentuan hukum itu terdapat di dalam perbuatan.

3. Harus terbukti adanya dosa pada orang yang berbuat Untuk dapat

dikatakan seseorang berdosa diperlukan adanya kesadaran

pertanggungan jawab, adanya hubungan pengaruh dari keadaan jiwa

orang atas perbuatanya, kehampaan alasan yang dapat melepaskan diri

dari pertanggungan jawab.

Page 36: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

36

4. Perbuatan itu harus berlawanan dengan hukum Secara formal

perbuatan yang terlarang itu berlawanan dengan perintah undang-

undang itulah perbuatan melawan hukum.

5. Terhadap perbuatan itu harus tersedia ancaman hukuman di dalam

undang-undang. Tidak boleh suatu perbuatan dipidana kalau perbuatan

pidananya tersebut belum diatur oleh undang-undang.

Adapun selain teori yang dikemukakan diatas, Hermann Mannheim

mengungkapkan, bahwa terdapat 3 (tiga) pendekatan yang dapat dilakukan dalam

mempelajari masalah kejahatan, yaitu : 8

1. Pendekatan Deskriptif

Yang dimaksud dengan pendekatan deskriptif adalah suatu pendekatan dengan cara

melakukan obserfasi dan pengumpulan data yang berkaitan dengan fakta-fakta

tentang kejahatan dan pelaku kejahatan seperti:

a.) Bentuk tingkah laku criminal,

b.) Bagaimana kejahatan dilakukan,

c.) Frekuensi kejahatan pada waktu dan tempat yang berbeda,

d.) Ciri-ciri khas pelaku kejahatan, seperti usia, jenis kelamin dan sebagainya,

e.) Perkembangan karir seorang pelaku kejahatan.

Di kalangan ilmuwan, pendekatan deskriptif sering dianggap sebagai

pendekatan yang bersifat sangat sederhana. Meskipun demikian pendekatan ini

sangat bermanfaat sebagai studi awal sebelum melangkah pada studi yang lebih

mendalam. Hermann Mannheim menegaskan adanya beberapa syarat yang harus

dipenuhi bila menggunakan pendekatan deskriptif, yaitu:

a.) Pengumpulan fakta tidak dapat dilakukan secara random.oleh karena itu fakta-

fakta yang diperoleh harus dilakukan secara selektif.

b.) Herus dilakukan penafsiran,evaluasi dan memberikan pengertiansecara umum

terhadap fakta-fakta yang diperoleh.tanpa dilakukan penafsiran,evaluasi dan

Page 37: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

37

memberi pengertian secara umum,maka fakta-fakta tersebut tidak akan

mempunyai arti.

2. Pendekatan Sebab-Akibat

Disamping pendekatan deskriptif, pemahaman terhadap kejahatan dapat

dilakukan melalui pendekatan sebab-akibat.hal ini berarti fakta-fakta yang terdapat

dalam masyarakat dapat ditafsirkan untuk mengetahui sebab musabab kejahatan,

baik dalam kasus-kasus yang bersifat individual maupun yang bersifat umum.

Hubungan sebab-akibat dalam kriminologi berbeda dengan hubungan sebab-akibat

yang terdapat dalam hukum pidana. Dalam hukum pidana, agar suatu perkara dapat

dilakukan penuntutan harus dapat dibuktikan adanya hubungan sebab-akibat antara

suatu perbuatan dengan akibat yang dilarang.

Berbeda dengan hubungan sebab-akibat dalam hukum pidana, dalam

kriminologi hubungan sebab-akibat dicari setelah hubungan sebab-akibat dalam

hukum pidana terbukti. Untuk lebih jelasnya, apabila hubungan kausal dalam hukum

pidana telah dikatahui, maka hubungan sebab-akibat dalam kriminologi dapat dicari ,

yaitu dengan mencari jawaban atas pertanyaan mengapa orang tersebut melakukan

kejahatan. Usaha untuk mengetahui kejahatan dengan menggunakan pendekatan

sebab-akibat ini dikatakan sebagai etiologi kriminil (etiologi of crime).

3. Pendekatan Secara Normatif

Kriminologi dapat dikatakan sebagai Idiographic Discipline dan Nomothetic

Discipline. Dikatakan sebagai Idiographic Discipline, karena kriminologi mempelajari

fakta-fakta,sebab-sebab dan kemungkinan-kemungkinan dalam kasus yang bersifat

individual. Sedangkan yang dimaksud dengan Nomothetic Discipline.

Page 38: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

38

A. Teori Kriminologi Penyebab Kejahatan

Menurut Bonger, dikutip oleh Abintoro Prakoso, kriminologi adalah ilmu

pengetahuan yang bertujuan menyelidiki gejala kejahatan seluas-

luasnya(kriminologi teoretis atau murni). Wolfgang, dikutip oleh Wahju Muljono,

membagi kriminologi sebagai perbuatan yang disebut sebagai kejahatan, pelaku

kejahatan, dan reaksi yang ditunjukkan baik terhadap perbuatan maupun terhadap

pelakunya. Sedangkan etiologi kriminal (criminal aetiology) adalah ilmu yang

menyelidiki atau yang membahas asal-usul atau sebab-musabab kejahatan (kausa

kejahatan).

Lilik Mulyadi mengemukakan bahwa kriminologi berorientasi pada hal-hal sebagai berikut: 1. Pembuatan hukum yang dapat meliputi telaah konsep kejahatan, siapa

pembuat hukum dengan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan hukum.

2. Pelanggaran hukum yang dapat meliputi siapa pelakunya, mengapa sampai terjadi pelanggaran hukum tersebut, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

3. Reaksi terhadap pelanggaran hukum melalui proses peradilan pidana dan reaksi masyarakat.

Adapun teori-teori yang memaparkan beberapa unsur yang turut menjadi

penyebab terjadinya kejahatan atau membahas dimensi kejahatan, oleh Abintoro

Prakoso dibagi menjadi dua golongan, yaitu sebagai berikut:

1. Teori Kriminologi Konvensional k. Teori Bonger, memaparkan ada tujuh macam penyebab kejahatan,

yaitu terlantarnya anak-anak, kesengsaraan, nafsu ingin memiliki, demoralisasi seksual, alkoholoisme, rendahnya budi pekerti, dan perang.

l. Teori Soedjono Dirdjosisworo, secara kronologis menghubungkan tindakan kriminal dengan beberapa faktor sebagai penyebabnya.

m. Teori dirasuk setan, merupakan usaha mencari kausa kejahatan yang secara wajar tidak menerima teori dirasuk setan, namun masih beranggapan bahwa penyebab kejahatan adalah dari luar kemauan si pelaku.

n. Thermal theory, menerangkan bahwa kejahatan yang ditujukan terhadap manusia dipengaruhi oleh iklim panas dan terhadap harta benda dipengaruhi oleh iklim dingin.

Page 39: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

39

o. Teori Psikologi hedonistis, menerangkan bahwa manusia mengatur perilakunya atas dasar pertimbangan demi kesenangan dan penderitaan sehingga penyebab kejahatan terletak pada pertimbangan rasional si pelaku.

p. Teori Cesare Lombroso, menyatakan bahwa kejahatan disebabkan adanya faktor bakat yang ada pada diri si pelaku (a born criminal).

q. Teori kesempatan dari Lacassagne, menyatakan bahwa masyarakat yang memberi kesempatan untuk berbuat jahat.

r. Teori Van Mayrs, menerangkan bahwa kejahatan bertambah bilamana harga bahan pokok naik, dan sebaliknya.

s. Teori Ferry, menerangkan bahwa sebab kejahatan terletak pada lingkungan sosial, lingkungan fisik, dan keturunan.

t. Teori Charles Goring, menyatakan bahwa kerusakan mental adalah faktor utama dalam kriminalitas, sedangkan kondisi sosial berpengaruh sedikit terhadap kriminalitas.

2. Teori Kriminologi Modern

d. Teori asosiasi diferensial (differential association theory) dari Gabriel Tarde,

menyatakan bahwa kejahatan yang dilakukan seseorang adalah hasil peniruan

terhadap tindakan kejahatan yang ada dalam masyarakat.Sedangkan Edwin H.

Sutherland berhipotesis bahwa perilaku kriminal, baik meliputi teknik

kejahatan, motif, dorongan, sikap, dan rasionalisasi yang nyaman, dipelajari

melalui asosiasi yang dilakukan mereka yang melanggar norma-norma

masyarakat, termasuk norma hukum.

e. Teori tegang atau anomi (strain theory) dari Emile Durkheim,

menerangkan bahwa di bawah kondisi sosial tertentu, norma-norma sosial

tradisional danberbagai peraturan kehilangan otoritasnya atas perilaku.

Sedangkan Robert K. Merton menganggap bahwa manusia pada dasarnya

selalu melanggar hukum setelah terputusnya antara tujuan dan cara

mencapainya menjadi demikian besar, sehingga satu-satunya cara mencapai

tujuan adalah melalui saluran yang tidak legal.

f. Teori kontrol sosial (social control theory), merujuk kepada setiap

perspektif yang membahas ikhwal pengendalian perilaku manusia, yaitu

delinquency dan kejahatan terkait dengan variabel-variabel yang bersifat

sosiologis, yaitu struktur keluarga, pendidikan, dan kelompok dominan.

Sedangkan Travis Hirschi memberikan gambaran mengenai konsep ikatan sosial (social bond), yaitu apabila seseorang terlepas atau terputus dari ikatan sosial dengan masyarakat, maka ia bebas untuk berperilaku menyimpang. Teori sub-budaya (sub-culture theory) dari Albert K. Cohen, memiliki asumsi

dasar bahwa perilaku anak nakal di kelas merupakan cerminan ketidakpuasan

Page 40: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

40

mereka terhadap norma-norma dan nilai-nilai kelompok anak-anak kelas menengah yang mendominasi nilai kultural masyarakat.

Teori-teori sendiri (the self-theories) dari Carl Roger, menitik beratkan kriminalitas pada interpretasi atau penafsiran individu yang bersangkutan.

Teori psikoanalisis (psycho-analitic theory), yaitu tentang kiminalitas menghubungkan deliquent dan perilaku kriminal dengan hati nurani (concience) yang begitu menguasai sehingga menimbulkan rasa bersalah atau begitu lemah sehingga tidak dapat mengontrol dorongan-dorongan si individu dan bagi suatu kebutuhan yang harus segera dipenuhi.

Teori netralisasi (the techniques of netralization) berasumsi bahwa aktivitas manusia selalu dikendalikan oleh pikirannya dan bahwa di masyarakat selalu terdapat persamaan pendapat tentang hal-hal yang baik di dalam kehidupan masyarakat dan menggunakan jalan layak untuk mencapai hal tersebut.

Teori pembelajaran sosial (social learning theory) berasumsi bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh pengalaman belajar, pengalaman kemasyarakatan disertai nilai-nilai dan pengharapannya dalam hidup bermasyarakat.

Teori kesempatan (opportunity theory) dari Richard A. Cloward dan Lloyd E. Ohlin, menyatakan bahwa munculnya kejahatan dan bentuk-bentuk perilakunya bergantung pada kesempatan, baik kesempatan patuh norma, maupun kesempatan penyimpangan norma.

Teori rangsangan patologis (pathological stimulation seeking) dari Herbert C. Quay, yaitu kriminalitas yang merupakan manifestasi dari banyak sekali kebutuhan bagi peningkatan-peningkatan atau perubahan-perubahan dalam pola stimulasi pelaku.

Teori interaksionis (interactionist theory) menurut Goode, menyatakan bahwa orang beraksi berdasarkan makna (meaning), makna timbukarena adanya interaksi dengan orang lain, terutama dengan orang yang sangat dekat, dan makna terus-menerus berubah karena adanya interpretasi terhadap obyek, orang lain, dan situasi.

Teori pilihan rasional (rational choice theory) menurut Gary Becker, menegaskan bahwa akibat pidana sebagai fungsi, pilihan-pilihan langsung, serta keputusan-keputusan yang dibuat relatif oleh pelaku tindak pidana bagi peluang-peluang yang terdapat baginya. m. Teori perspektif baru, menunjukkan bahwa orang menjadi kriminal bukan karena cacat atau kekurangan internal namun karena apa yang dilakukan oleh orang-orang yang berada dalam kekuasaan, khususnya sistem peradilan pidana.

Page 41: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

41

Page 42: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

42

PENGANTAR KE PINTU GERBANG KRIMINOLOGI

PENDAHULUAN

Pada level kompetensi ini mahasiswa mempunyai kemampuan menjelaskan

tentang Pengertian Kriminologi, Ruang Lingkup Kriminologi, Perbedaan, Persamaan,

dan Keterkaitan Kriminologi dengan bidang Hukum lainnya.

KUALITAS MATERI PERKULIHAN

G. JUDUL MATERI PERKULIAHAN : PENGANTAR KE PINTU GERBANG

KRIMINOLOGI

H. SUB-SUB MATERI PERKULIHAN :

4. definiisi Kriminologi

5. Ruang Lingkup Kriminologi

6. Eksistensi dan Tujuan Kriminologi

7. Perbedaan, Persamaan, dan Keterkaitan Kriminologi dengan bidang Hukum

lainnya.

I. TUJUAN PEMBELAJARAN

Dengan mempelajari kriminologi diharapkan mahasiswa dapat memperoleh

impromasi yang seluas-luasnya mengenai definisi kriminologi, Ruang Lingkup

Kriminologi, eksistensi dan Tujuan Kriminologi, Perbedaan, Pesamaan, dan

Keterkaitan Kriminologi dengan bidang Hukum lainnya.

J. INDIKATOR HASIL EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang Definisi kriminologi dari

beberapa akhli kriminologi.

2. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai ruang lingkup kriminologi.

3. Mahasiswa dapat menjelaskan eksistensi dan tujuan kriminologi.

4. Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan, pesamaan, dan keterkaitan

kriminologi dengan bidang hukum lainnya.

Page 43: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

43

K. METODE DAN STRATEGI PROSES PEMBELAJARAN

- Metode Perkuliahan yaitu Problem Based Learning (PBL) pusat

pembelajaran ada pada mahasiswa. Metode yang diterapkan adalah

“belajar” (Learning) bukan “mengajar” (Teaching).

- Strategi pembelajaran : kombinasi pertemuan tatap muka 50 %

(menjelaskan materi kuliah) dan tutorial 50 % ( kemampuan mahasiswa

berdiskusi dalam menulis tugas-tugas).

- Media instruksional dengan media yang ada dimanfaatkan seperti media

papan tulis, computer, LCD.

- Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual.

- Cara belajar mahasiswa dalam mata kuliah kriminologi sesuai dengan

dalam Buku Ajar

L. Materi perkuliahan

1. Definisi kriminologi

Secara etimologis, kriminologis (criminology) barasal dari kata crimen dan

logos artinya sebagai ilmu pengetahuan tentang kejahatan. Kriminologi sebagai

bidang pengetahuan ilmiah telah mencapai usia lebih dari 1 (satu) abad, dan selama

ini pula mengalami perkembangan perspektif, paradigma, aliran atau madzab bagi

pembentukan konsep, teori serta metode dalam kriminologi.

Apa itu kriminologi ? pertanyaan ini adalah pertanyaan Mahasiswa Fakultas

Hukum semester V, mungkin kriminologi identik dengan Kriminal. Mari kita telusuri

kembali literature di perspustakaan dan internet dan mari kita membuka kembali apa

itu kriminologi, dibaca dan ditelaah kembali apa itu kriminologi ?

Dalam berbagai literature kepustakaan, kriminologi pertama kalinya diberi

nama oleh Paul Topinard (1830-1911), beliau seorang antropologi Prancis,

menurutnya kriminologi berasal dari kata “crime” (kejahatan/penjahat), dan

“Logos”(ilmu pengetahuan), apabila dilihat dari istilah tersebut, maka kriminologi

adalah Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kejahatan.

Cesaria Beccaria (1738-1794) mempopulerkan istilah kriminologi sebagai

reformasi terhadap hukum pidana dan bentuk hukuman. Pada awal abad ke-19

Page 44: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

44

kriminologi dijadikan alat atau sarana sebagai pembaharuan hukum pidana yang pada

waktu itu sangat kejam.

Berdasarkan ensiklopedia, kriminologi digambarkan sebagai ilmu yang sesuai

dengan namanya, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari kejahatan. Memberikan

definiisi yang memuaskan atau bahkan seragam memang sulit didapat dalam ilmu

pengetahuan sosial. Namun menurut Staf Redaksi Encyclopaedia ENSIE (Eerste

Nederlandsche Systematich Ingerichte Encyclopaedie), hal itu merupakan keharusan

apabila ingin membahas suatu permasalahan, sebab dengan pemberian definisi akan

memperoleh gambaran permasalahan tersebut.

1. Menurut Bonger (19340), kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang

bertujuan menyelidiki gejala kejahatan seluas-seluasnya (kriminologi

teoritis atau murni), disamping itu disusun kriminologi praktis.

- Kriminologi teoritis adalah ilmu pengetahuan yang berdasarkan

pengalaman yang seperti ilmu pengetahuan lainnya yang sejenis,

memperhatikan gejala-gejala dan berusaha menyelidiki sebab-sebab dari

gejala tersebut (etiologi) dengan cara-cara yang ada padanya. Contoh

patologi sosial (penyakit masyarakat), kemiskinan, anak jadah, pelacuran,

gelandangan, perjudian, alkoholisme, narkotika dan bunuh diri.

- Bonger membagi kriminologi menjadi kriminologi murni dan terapan.

- Kriminologi murni :

1. Antropologi criminal (Criminal Antropology), merupakan ilmu

pengetahuan tentang manusia yang jahat (Somatios), dan ilmu ini

memberikan suatu jawaban atas pertanyaan tentang orang jahat dalam

tubuhnya mempunyai tanda-tanda seperti apa, misalnya apaakah ada

hubungan antara suku Bangsa dengan Kejahatan.

2. Sosiologi criminal (Criminal Sociology), ilmu pengetahuan tentang

kejahatan sebagai suatu gejala masyarakat, pokok utama ilmu ini

adalah, sampai dimana letak sebab-sebab kejahatan dalam masyarakat.

3. Psikhologi criminal (Criminal Psychology), ilmu pengetahuan tentang

penjahat yang dilihat dari sudut jiwanya.

Page 45: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

45

4. Psikhopatologi dan Neuropatologi criminal, yaitu suatu ilmu tentang

penjahat yang sakit jiwa atau Urat Syaraf

5. Penology yaitu tentang berkembangnya hukuman dalam hukum pidana.

KRIMINOLOGI W.A. BONGER

KRIMINOLOGI MURNI KRIMINOLOGI TERAPAN

1. CRIMINAL ANTROPOLOGY 1. HIGIENE KRIMINIL

2. CRIMINAL SOCIOLOGY 2. POLITIK KRIMINAL

3. CRIMINAL PSYCHOLOGY 3. KRIMNALISTIK

4.PSIKOPATOLOGI DAN NEUROPATOLOGI

KRIMINIL

5..PENOLOGI

- Disamping itu Bonger membagi lima cabang Kriminologi terapan dalam

bentuknya dibagi menjadi 3 bagian :

1. Criminal hygiene.yakni usaha yang bertujuan untuk mencegah

terjadinya kejahatan. Misalnya usaha-usaha yang dilakukan oleh

pemerintah untuk menerapkan undang-undang sistem jaminan hidup

dan kesejahteraan yang dilakukan semata-semata untuk mencegah

terjadinya kejahatan.

2. Politik criminal, usaha untuk menanggulangan kejahatan di mana suatu

kejahatan telah terjadi. Dalam hal ini dilihat bagaimana seseorang

melakukan kejahatan. Jadi tidak semata-mata penjatuhan sanksi.

3. kriminalistik (Police Scientific) Merupakan ilmu tentang pelaksanaan

penyelidikan teknik kejahatan dan pengusutan kejahatan.

2. Noach, kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki gejala-gejala

kejahatan dan tingkah laku yang tidak senonoh, sebab-musabab serta

akibatnya.

Page 46: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

46

3. J. Constant, kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan

menentukan faktor-faktor yang menjadi sebab-musabab dari terjadinya

kejahatan dan penjahat.

4. E.H. Sutherland dan Donald R. Cressey, kriminologi adalah “a body of

knowledge regarding crime as a social phenomenon” ilmu dari berbagai ilmu

pengetahuan yang mempelajari kejahatan (tindakan jahat) sebagai

fenomena sosial. Kriminologi dibagi menjadi 3 (tiga) cabang ilmu utama,

yaitu :

1. Sosiologi hukum, mempelajari kejahatan sebagai tindakan yang oleh

hukum dilarang dan diancam dengan sanksi. Jadi yang menentukan

bahwa suatu tindakan itu kejahatan adalah aturan hukum.

2. Etiologi criminal yang merupakan cabang kriminologi yang berusaha

melakukan analisis ilmiah mengenai sebab-musabab kejahatan. Dalam

kriminologi, etiologi kejahatan merupakan kajian yang “paling” utama.

3. Penologi pada dasarnya merupakan ilmu tentang hukuman, namun

Sutherlan memasukan hak-hak yang berhubungan dengan usaha

pengendalian kejahatan, baik represif maupun prepentif.

5. W.H. Negel, dalam bukunya berjudul “Critical Criminology” mengatakan

bahwa definisi Kriminologi pasca perang Dunia II semakin luas, tidak

semata-mata etiology (etiologis), karena sejak tahun 1950 telah

berkembang viktimologi (ilmu yang mempelajari hubungan antara pelaku

kejahatan dengan korbannya). Perkembangan sosiologi hukum semakin

memperluas lingkup kriminologi.

6. Martin L. Haskell, Kriminologi mencakup analisis-analisis tentang :

1. Sifat dan luas kejahatan;

2. Sebab-sebab kejahatn (etiologi).

3. Perkembangan hukum pidana dan pelaksanaan.

4. Cirri-ciri (tipologi) pelaku kejahatan(criminal).

Page 47: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

47

5. Pola-pola kriminalitas dan perubahan sosial.

7. Edwin H. Sutherland dan Donald R. Cressey memperkenalkan istilah

kriminologi adalah “The body of knowledge regarding delinquency and crime

as social phenomenon. It includes within in scope the process of making law,

the breaking of law, and reacting to word the breaking of law….”

Dari pengertian tersebut diata, bahwa yang termasuk dalam pengertian

kriminolofi adalahproeses pembentukan hukum, pelanggaran hukum, dan reaksi

terhadap pelanggar hukum. Maka dengan demikian kriminologi tidak hanya

mempelajari kejahatan saja, tetapi juga mempelajari bagaimana hukum itu berjalan.

CRIMINOLOGY

Procceses of making laws

Procceses of breaking laws

Rescting toward the breaking laws

Kriminologi dalam pandangan Edwin H. Sutherland dan Donald R Cressey,

dibagi menjadi tiga cabang utama :

4. Sosiologi hukum (sociology of law) cabang kriminologi ini merupakan analisis

ilmiah atas kondisi perkembangan hukum pidana.dalam pandangan sosiologi

hukum, bahwa kejahatan itu dilarang dan diancam dengan suatu sanksi. Jadi

yang menentukan suatu perbuatan itu merupakan kejahatan, adalah hukum.

5. Etiologi kejahatan, merupakan cabang kriminologi yang mencari sebab

musabab kejahatan.

Page 48: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

48

6. Penologi, merpakan ilmu tentang hukuman, akan tetapt Sutherland

memasukan hak-hak yang berhubungan dengan usaha pengendalian kejahatan

baik represif maupu preventif.

SOSIOLOGI HUKUM

Dari berbagai definisi Kriminologi telah mendapatkan perkembangan di atas,

dapat dikatakan bahwa Kriminologi merupaka suatu ilmu dari suatu sub-disiplin

dalam ilmu sosial, yang berbasis pendekatan-pendekatan dan pemikiran-pemikiran

utama dalam sosiologi. Studi sistematik dan akademik, serta universal dan ilmiah.

Secara klasik ada yang beranggapan bahwa kriminologi adalah :

“the term criminology in is broeddest sense is the study which includes all the

subject matter necessary to the understanding and prevention of crime together white

the punishment or treatmen of delinguent and criminal. In its narrower sense

criminology is simply the study wich attempts to explain crime to find out how they get

that way”. Bahwa dalam hal ini (kriminologi kalsik), dikatakan bahwa kriminologi.

Hanya sebagai suatu “study” yang bukan merupakan ilmu pengetahuan, Not yet the

complete science”. Yang didalamnya terdapat studi, terhadap pencegahan timbulnya

kejahatan, penghukuman terhadap penjahat.

Dari kriminologi klasik tersebut diatas dapat disimpikan bahwa yang menjadi

focus utama kajian kriminologi adalah:

1. arti kejahatan, sifat dan luasnya kejahatan.

2. Mengapa orang berbuat jahat (etiologi criminal/sebab-sebab

orang melakukan kejahatan).

KRIMINOLOGI

SUTHERLAND AND CESSERY

ETIOLOGI KEJAHATAN PENOLOGI

Page 49: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

49

3. Reformasi hukum pidana.

4. Bagaimana penjahat itu dicirikan oleh kriminologi.

5. Pembinaan penjahat (penjatuhan sanksi).

6. Bentuk kejahatan.

7. Akibat dari perlakuan jahat.

8. Mencegah kejahatan agar jangan terhulang.

2. RUANG LINGKUP KRIMINOLOGI

Menurut Herman Manheimm pada tahun 1960 , dalam bukunya Pioneers in

criminology telah mengemukakan 3 (tiga) tipe masalah yang merupakan lingkup

pembahasan kriminologi sebagai berikut :

1. The problem of detecting the law breker (crimnalist).

2. The problem of the custody and treatment of the offender (Penologi).

3. The problem of explaining crime and criminal behavior (the problem of

scientifically accounting for presence of crime and criminals in society).

Menurut Herman Manheimm pada tahun 1960, dalam bukunya the crime problem

mengemjukakan 10 ruang lingkup atau wilayah yang merupakan bidang kerja

kriminologi :

1. Kriminologi mempelajari bagaimanakah kejahatan dilaporkan pada badan-

badan resmi dan bagaimana tindakan yang dilakukan menanggapi laporan

itu.

2. Kriminologi mempelajari perkembangan dan perubahan hukum pidana

dalam hubungannya dengan ekonomi, politik serta tanggapan

masyarakatnya.

3. Kriminologi mempelajari secara khusus keadaan penjahat,

membenadingkan dengan yang bukan penjahat mengenai sex, ras,

kebangsaan, kedudukan ekonomi, kondisi kekeluargaan, pekerjaan atau

Page 50: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

50

jabatan dan kedudukan, kondisi kejiwaan, phisik, kesehatan dan jasmani

rokhani dsb.

4. Kriminologi mempelajari daerah-daerah atau wilayah-wilayah dihubungan

dengan jumlah kejahatan dalam daerah atau wilayah yang dimaksud dan

bahkan diteliti pula bentuk spesifik dari kejahatan yang terjadi, misalnya

penyeludupan di daerah pelabuhan atau korupsi di lingkungan pejabat.

5. Kriminologi berusaha memberikan penjelasan mengenai faktor-faktor

penyebab kejahatan untuk menuangkan dalam bentuk ajaran dan teori.

6. Kriminologi mempelajari jenis kejahatan yang dimanifestasikan secara

istimewa dan menunjukan kelainan ari pada yang sering berlaku, organized

crime, white-collar crime yang berupa bentuk-bentuk kejahatan modern,

termasuk pembajakan pesawat, pencucian uang dan pembobolan ATM.

7. Kriminologi mempelajari hal-hal yang sangat erat hubungannya dengan

kejahatan, misalnya alkoholisme, narkoba, pelacuran, perjudian, vagrancy

atau glandangan dan pengemis.

8. Kriminologi mempelajari apakah peraturan perundang-undangannya

beserta penegak hukumnya sudah efektif.

9. Kriminologi mempelajari apakah kemanfaatan lembaga-lembaga yang

digunakan untuk menangkap, menahan dan menghukum.

10. Kriminologi mempelajari setiap usaha untuk mencegah kejahatan.

Walter C. Reckless, mengatakan bahwa ruang lingkup kriminologi yang sangat

luas tersebut memerlukan kelengkapan bahan-bahan dari disiplin ilmu seperti akhli

biologi, antropologi, ekonomi, hukum, penologi dsb dan sebaliknya para akhli itupun

memerlukan kriminologi sebagai pelengkap atas pengetahuan yang mereka miliki.

Luas bidang kriminologi dapat disimpulkan dengan mengacu tulisan Elmer

Hubert Johnson dalam bukunya Crime, Correction and Society sebagai berikut :

Criminology is the scientific study and practical application of findings in the

areans of :

Page 51: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

51

1. Crime cusation and criminal behaviorand etiology.

2. The nature of the societal reaction as asymtom of the characteristics of

the society, and

3. The prevention of crime.

Dengan demikian, kriminologi menurut Elmer Hubert Johnson merupakan

suatu bidang studi ilmiah dan aplikasi praktis mengenai :

1. Sebab musabab kejahatan, perilaku para penjahat dan penelitian atas sumber-

sumber kejahatan.

2. Bagaimana reaksi masyarakat dalam bentuk gejala tertentu.

3. Pencegahan kejahatan.

Kriminologi dalam arti sempit ruang lingkupny adalah mempelajari kejahatan, yaitu

mempelajari bentuk tertentu perilaku criminal, agar selalu berpegangan pada batasan

dalam arti yuridis. Dengan cara demikian diharapkan dapat mencapai tidak hanya

keseragaman dalam mempelajari obyek kriminologi dengan batasan yuridis yang

berbeda-beda pada setiap Negara, bahkan obyek kriminologi dapat dikemabangkan

dengan lebih mudah, mungkin tampa terikat pada perumusan-perumusan yuridis.

Kriminologi dalam arti luas ruang lingkupnya adalah mempelajari penologi (ilmu yang

mempelajari tentang hukuman) dan metode=metode yang berkaitan dengan

tindakan-tindakan yang bersifat punitif.

Sebagai pegangan maka disini dipilih rumusan E.H.Sutherland dan Kathrine

S.Williams, sehingga rumusan ruang lingkupnya sebagai berikut :

“Criminology ois the body knowledge, regarding crime is a social phenomenon, includes

the study of: the cluracteristics of the criminal law, the extend of crime, the effects of

crime on victims and on society, methods of crime prevention, the attributes of criminals

and the charrecteristics and working of the criminal justice system”

Artinya sebagai berikut :

Page 52: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

52

Kriminologi adalah ilmu dari berbagai ilmu pengetahuaan yang mempelajari

kejahatan sebagai phenomena sosial yang meliputi studi mengenai :

1. Karakteristik hukum pidana

2. Kebaradaan kriminalitas

3. Pengaruh kejahatan terhadap korbannya.

4. Metode penanggulangan kejahatan

5. Atribut kejahatan

6. Karakteristik dan bekerjanya sistem hukum pidana.

Perlu dicatat dalam rumusan ini adalah :

1. Yang dimaksud studi kejahatan dalam studi kriminologi dewasa ini adalah

hubungan kerja antara pelaku kejahatan dan korbannya;

2. karakteristik hukum pidana dan bekerjanya hukum pidana tidak terlepas

dari kriminologi dalam hubungannya dengan politik atau kebijakan

criminal dn kebijakan sosial yaitu pembangunan nasional.

3. The body knowledge, yaitu kriminologi dalam hunbungannya dengan

berbagai llmu pengetahuan.

M. Jean Pinatel, skretaris umum dari International Society of Criminology, dalam

bukunya Criminologie (Paris, 1963) berusaha memperluas ruang lingkup kriminologi

dalam literature internasional dpd sebelumnya yang sering terlihat pada karangan

kriminologi Eropa Kontinental walaupun belum berhasil dengan baik. Walaupun

Nampak bahwa di berbagai Negara terdapat berpedaan perhatian dalam pelbagai

aspek kejahatan, hal mana telah mengakibatkan penggunaan kajian yang beragam.

Ada 2 (dua) organisasi kriminologi, yakni The International Society of Criminology

sebelum Perang Dunia kedua; dan The International society of Social Defence didirikan

tahun 1946, mencerminkan adanya perbedaaan-perbedaan pandangan daan

pendekatan.

3. EKSISTENSI KRIMINOLOGI

Page 53: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

53

Kriminologi merupakan crime and criminal merpakan sarana ilmiah bagi studi

kejahatan dan penjahat. Dalam wujud disiplin ilmu, kriminologi merupakan “the body

knowledge” yang ditunjang oleh oleh ilmu pengetahuan dan hasil penelitian dari

berbagai disiplin ilmu, sehingga aspek pendekatan obyek studi sangat luas sekali, dan

secara inter-disipliner dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora serta dalam pengertian

yang luas mencakup pula kontribusi dari ilmu eksakta.

Luasnya berbagai disiplin dalam pendekatan kriminologi, menyebabkan

kriminologi mendapatkan predikat sebagai “the king without country” (raja tampa

wilayah/Negara), yang amalan kawasan tugasnya berada dimana-mana namun tidak

memiliki kekhasannya. Kriminologi tidak seperti ilmu-ilmu teknik, kedokteran, sastra

dsb., melainkan sebagai ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh penegak

hukum, psikholog, psikhiater, pendidikan, ekonomi dan lain-lain.

Dengan demikan dapatlah dipahami, bahwa kriminologi diamalkan untuk

kepentingan memahami kejahatan dan berbagai perilaku yang menyimpang, dan

bukanlah sarana diterapkan bagi peradilan semata-mata seperti kriminalistik,

melainkan sebagai pure science yang hasil penelitiannya secara obyektif dapat

dimanfaatkan bagi kepentingan praktis : misalnya sebagai input untuk bahan

penyusunan peraturan perundang-undangan pidana, strategi kepolisian untuk

mencegah kriminalitas tertentu dan berbagai kegunaannya lainnya.

Kriminologi suatu gabungan (complex) ilmu-ilmu lain, yang dapat disebut ilmu

bagian (deelwetenschap) dari kriminologi. Kriminologi adalah ilmu yang menyelidiki

dan membahas asal-usul kejahatan (etiologi criminal, criminele aetiologie),

kriminologi lahir pada abad pertengahan abad XIX. Beberapa akhli yang menaruh

perhatian khusus pada manusia yang melanggar norma-norma sosial tertentu dan

tempat manusia yang melanggar norma-norma sosial di dalam mayarakat. Juga

diseliidiki tindakan-tindakan apa yang harus diambil untuk mencegah dan

mengurangi terjadinya kejahatan. Ditegaskan bahwa sebagian besar para akhli

tersebut bukan yuris, dan oleh sebab itu, persoalan kejahatan dapat dipandang dari

Page 54: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

54

berbagai sudut. Kejahatan dapat dipandang sebagai sesuatu yang bukan hanya

pelanggaran hukum saja namun sebagai tindakan manusia dan suatu gejala sosial.

3.1 TUJUAN KRIMINOLOGI

Kriminologi betujuan mempelajari kejahatan, sehingga yang menjadi misi

kriminologi adalah :

1. Apa yang dirumuskan sebagai kejahatan dan penomenanya yang terjadi di

dalam kehidupan masyarakat, kejahatan apa dan siap penjahatnya

merupakan bahan penelitian para kriminologi.

2. Apakah Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya atau dilakukan

kejahatan.

Kriminologi bertujuan menyebarkan identitas kriminalitas dan kausa

kriminologisnya untuk dimanfaatkan bagi perencenaan pembangunan sosial pada era

pembangunan dewasa ini dan di masa mendatang.

Menurut Soerjono Soekanto, tujuan kriminologi adalah untuk

mengembangkan kesatuan dasar-dasar umum dan terinci serta jenis-jenis

pengetahuan lain tentang proses hukum, kejahatan dan reaksi terhadap kejahatan.

Pengetahuan ini diharapkan akan memberikan sumbangan bagi ilmu-ilmu sosial guna

memberikan sumbangan bagi pemahaman yang lebih mendalam mengenai perilaku

sosial.

Lebih lanjut Soerjono dengan mengutif dengan mengutif Buku Pedoman

Faultas Hukum Ilmu sosial Universitas Indonesia Tahun 1978, bahwa tujuan tertentu

kriminologi, yakni :

1. Memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai perilaku

manusia dan lembaga-lembaga sosial masyarakat yang

mempengaruhi kecendrungan dan menyimpang norma-norma

hukum.

Page 55: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

55

2. Mencari cara-cara yang lebih baik untuk mempergunakan

pengertian ini dalam melaksanakan kebijaksanaan sosial yang

dapat mencegah atau mengurangi kejahatan..

2.sejarah Perkembangan Kriminologi

1. sejarah lahirnya Kriminologi

2. Madzab-Madzab dalam Kriminologi

3. Causa Kejahatan

1. Sejarah lahirnya Kriminologi

Krimninologi baru lahir pada abad XIX dimulai pada tahun 1830, polopornya

adalah Adolphe dari kota Quetelet Perancis-dengan persamaan dimulainya disiplin

sosiologi. Filsuf jaman Yunani Plato (427-347 SM)dalam bukunya “Republiek”

mengatakan yang merupakan sumber dan banyak kejahatan adalah emas. Makin

tinggi kekayaan dalam pandangan manusia makin nerosot penghargaan terhadap

kesusilaan. Dalam setiap Negara dimana penduduknya miskin, dengan diam-diam

banyak bajingan, pencopet, pemerkosa agama, dan penjahat dari berbagai macam.

Plato dalam bukunya “De Wetten” menguraikan dalam suatu masyarakat tidak

ada yang miskin dan tidak ada yang kaya, tentunya akan terdapat kesusilaan yang

tinggi di sana, karena di situ tidak akan terdapat kekaburan, tidak ada kelaliman, juga

tidak ada rasa iri hati dan benci.

Aristoteles (384-322 SM) muridnya Plato dalam bukunya Politiek

mengemukakan pendapatnya tentang hubungan antara kejahatan dan masyarakat,

bahwa kemiskinan menimbulkan kejahatan dan pembrontakan. Kejahatan yang besar

tidak diperbuatan untuk memperoleh apa yang perlu untuk hidup, namun untuk

memperoleh kemewahan. Pendapat Plato dan Aristoteles dalam adagiumnya

Page 56: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

56

“hukuman dijatuhkan bukan karena telah berbuat jahat, namun agar tidak ada

perbuatan jahat sangat besar pengaruhnya terhadap hukum pidana terutama dalam

hal pemidanaan.

Abad Pertengahan adalah Thomas van Aquino (1226-1274) dalam bukunya

“Summa Theologica” yang diuraikan oleh van Kan dalam bukunya “The Criminologi”

(1889) menerangkan dengan keahliannya tentang penyelidikan keadaan abad

Pertengahan, memberikan beberapa pendapat tentang pengaruhnya kemiskinan atas

kejahatan. Orang kaya hanya hidup untuk kesenangan dan memboroskan kekayaanya,

jika pada suatu ketika menjadi miskin, mudah menjadi pencuri. Kemiskinan biasanya

memberi dorongan untuk mencuri, secara panjang lebar Thomas van Aquino

mengadakan pembelaan atas pendapatnya bahwa dalam keadaan sangat memaksa,

orang boleh mencuri.

Abad XVIII hingga revolusi Prancis timbul gerakan penentangan terhadap

hukum pidana pada waktu itu. Hukum pidana pada akhir abad Pertengahan hingga

abad XVIII semata-mata ditujukan untuk menakuti masyarakat dengan cara

pemidanaan yang sangat berat. Pidana mati dilaksanakan dengan berbagai cara

bahkan sebelum eksekusi diawali dengan penganiayaan. Hukuman badan merupakan

hukuman sehari-hari dilakukan dan yang dipentingkan adalah pencegahan umum.

Hukum pidana tidak jelas perumusannya sehingga menimbulkan berbagai penafsiran.

Cara pembuktian amat tergantung pada kemauan pemeriksa pengakuan dipandang

sebagai syarat utama pembuktian. Acara pidana bersifat inquisitor, terdakwa hanya

dipandang sebagai benda pemeriksaan yang dilakukan secara rahasia yang hanya

berdasarkan pada laporan tertulis.

Gerakan penentang ancient regime pada umumnya berasal dari golongan

menengah yang berpengaruh terhadap perubahan hukum pidana dan hukum acara

pidana. Aufklarung juga menyoroti gerakan penentang, hak asasi manusia juga

berlaku bagi penjahat. Montesquieu –nama lengkapnya Charles de Schondat Baron de

laBrede et de Montesquieu (1689-1755)-dalam bukunya “Esprit des Lois” (1748)-

menentang tindakan sewenang-wenang, banyak pemidanaaan dan pelaksanaannya

Page 57: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

57

secara kejam. Rousseau (1712-1788) menyatakan perlakuan kejam terhadap

penjahat. Voltaire (1749-1778) menjadi penentang yang paling keras tehadap

peradilan pidana yang sewenang-wenang, dengan melakukan pembelaan untuk Jean

Calas yang dieksekusi mati tampa dosa. C.Beccaria (1738-1794) dalam bukunya “Dei

Delitti e delle pene” (1764) sebagai tokoh utama dalam gerakan menentang hukum

pidana yang sewenang-wenang, menguraikan dengan menarik segala geberatan

tehadap hukum pidana dan pemidanaan yang berlaku. J.Bentam (1748-1832) akhli

hukum dan filsuf pencetus aliran Utilitarisme, the greatest happiness for the greatest

number, sebagai penganjur pidana tujuan Tahun 1791 merancang penjara model baru

dengan nama :Panopticon or the inspection house. Penjara pada waktu itu dapat

dikatakan tidak jelas, sebab tempa-tempat untuk penjahat hanya digunakan untuk

prnahanan sementara yang keadaannya sangat menyedihkan baik dipandang dari segi

kesehatan maupun moral. Pada waktu tu hukuman mati dan penyiksaan yang umum

dijatuhkan terhadap penjahat.

Usaha para penentang pemidanaan sewenang-wenang sebagaian telah

berhasil dengan : Perancis menghapuskan pidanaan penganiayaan 1780, bahkan

Fredirik Agung telah menghapuskan terlebih dahulu. Pada tahun 1740, Joseph II

menghapuskan pidana mati. Akan tetapi perubahan secara total adalah sejak

timbulnya Revolusi Perancis.

Pada akhir abad XVI mulai didirikan penjara. John Howard (1726-1790)

dalam bukunya “The State Of Prisions” (1777) nelukiskan keadaan penjara yang

menyedihkan di Inggris, sehingga berjasa dalam perbaikan di bidang kepenjaraan.

Atas pengaruh golongan Quaker, pada patahun 1880 di Amerika Serikat didirikan

perkumpulan yang memepeersoalkan keadaan penjara yang menyedihkan dan sangat

merusak akibat penutupan bersama-sama dalam penjara.. kelompok tersebut

bertujuan agar mengganti menjadi penutupan secara individual agar penjahat

tersebut dapat introspeksi dan menyesali tindakannya.

Page 58: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

58

2. Mazhab- Mazhab Kriminologi

Pada abad XIX sosiologi criminal (kriminologi) timbul akibat dari

perkembangnya sosiologi dan statistik criminal. Sehingga studi mengenai tindak

pidana dan pelaku tindak pidana sudah mulai sungguh-sungguh dipelajari. Adolphe

Quitelet 1796-1874-seorang Belgia ahli ilmu pasti dan sosiologi. Guerry 1802-1866

seorang Perancis dan Meyhew di Inggris mempelajari dan memetakan penyebaran

tindak pidana dalam studinya yang pertama-tama menggunakan statistik sosial.

Pada tahun 1870 awal kriminologi diterima secara umum yaitu dengan adanya

tulisan dari Lambroso “L’uomo delinquent (manusia penjahat) Lambroso meneliti

hubungan keterkaitannya bentuk fisik kepribadian dan pelaku tindak pidana.

Selanjutnya mencetuskan teori pelaku tindak pidana bawaan dan mengembangkan

studi tentang genetika dan studi tentang turun-temurun, yang selama periode inilah

istilah kriminologi menjadi popular.

Sementtara pikiran Lombrosojuga dipengaruhi oleh ajaran Agus Comte dan

Charles Darwin, sementara ahli menggolongkan ajaran Lombroso ke dalam alran

“Positivisme”.

Pada tahun 1876 menulis buku termasyhurnya “L’uomo delinquent (manausia

penjahat) dan pendiri serta tokoh alran anthropologis atau mazhab Italia (teori

tentang manusia penjahat karena kelahiran). Kelahiran manusia telah menentukan

aanleg /bakat/dasar manusia untuk kemudian menjadi penjahat. Hamper 40 % dari

penjahat-penjahat, yang biasanya diberi nama “beroepsmisdadigers Yaitu orang yang

melakukan kejahatan karena memang sudah menjadi pekerjaannya, adalah penjahat

karena menjadi penjahat sesuai dengan bakat mereka yang telah ditentukan karena

kelahiran mereka.halaman 37 Abintoro Prakoso.

Ajaran Lombroso masih tetap ada penganutnya, meski jumlahnya sudah

berkurang. Apalagi mereka yang masih tetap menganut ajaran Lombroso dipaksa

memeperhatikan juga pengaruh milieu atau lingkungan atas sikap manusia. Betapun

Page 59: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

59

bakat manusia dianggap faktor terpenting yang menentukan apakah seorang menjadi

penjahat atau bukan.

Menurut Sutherland, beberapa pendapat Lombroso adalah sebagai berikut :

1. Penjahat dilahirkan dengan tipe tertentu.

2. Tipe tersebut, dapat dikenal dengan beberapa tanda, misalnya bentuk kepala

yang asimetris, dagu yang memanjang, hidung pesek, jenggot yang jarang dan

mudah meraa sakit.

3. Tanda-tanda itu tidak merupakan penyebab kejahatan, lebih menunjukan pada

pribadi yang cendrung untuk melakukan kejahatan dan sebagai pribadi yang

kembali memiliki tipe dan watak manusia liar (suatu atavisme/timbulnya sifat

nenek moyang) atau suatu degenerasi yang sejenis epilepsi.

4. Oleh karena alam pribadi yang demikian, mereka tidak mampu untuk

menghindari kejahatan, kecuali blamana keadaan lingkungan tidak memberi

kesempatan untuk berbuat jahat..

5. Beberapa pengikut Lombroso berpendapat bahwa ada beberapa jenis penjahat,

misalnya pencuri, pembunuh atau pelanggar sex dapat dibedakan antara yang

satu dengan lainnya, yaitu dengan meneliti tanda-tanda phisisk mereka.

Demikian George Godwin memandang Cesare Lombroso sebagai Bapak

Kriminologi , oleh karena penyelidikan Lombroso lebih diarahkan pada unsur

manusia, manusia yang melakukan kejahatan, dan bukan diarahkan pada kejahatan.

Pertengahan abad XX kriminologi membawa perubahan pandangan dari

semula kriminologi menyelidiki kausa kejahatan dalam asyarakat, kemudian

mengalihkan pandangan kepada proses pembentukan perundang-undangan yang

berasal dari kekuasaan (Negara) sebagai penyebab munculnya kejahatan dan para

penjahat baru dalam masyarakat.

Kriminologi juga memandang bahwa kekuasaan (Negara) adalah penyebab

dari kejahatan dan seharusnya bertanggungjawab atas merebaknya kejahatan dalam

masyarakat yang dikenal sengai aliran kriminologi kritis. Aliran ini menyebar ke

Page 60: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

60

Amerika Serikat dan melahirkan New Criminologi. Beberapa studi tentang kejahatan

dalam masyarakat yang dikenal sebagai aliran klasik (abad XVIII), aliran positivis dan

aliran sosiologis (abad XIX) dan aliran Social Defence (abad XX) merupakan

perkembangan studi kejahatan yang berkisar pada peranan hubungan individu dan

masyarakat, terlepas dari peanan hubungan antara Negara dan masyrakatnya.

Aliran Kriminologi kritis telah berusaha membalikan sejarah perkembangan

studi kejahatan dengan menegaskan bahwa perundang-undanglah yang

mengakibatkan munculnya kejahatan artinya bahwa dalam perkembangan kejahatan

maka peranan Negara yang nota bene mengatur ketertiban dan keamanan dalam

masyarakat, sangat besar sehingga setiap proses pembentukan perundang-undangan

(pidana) serta langsung atau tidak langsung merupakan proses kriminalisasi (baru).

Pandangan aliran klasik bertolak belakang dengan tujuan kita hidup bernegara

antara lain mendapatkan ketertiban, keamanan dan kesejahteraan sosial, sehingga

pandangan ini menimbulkan pertanyaan tentang apa yang harus dilindungi oleh siapa

karena Negara sendiri sebagai “penyebab kejahatan”. Kebenaran pandangan ini

sesungguhnya berkaitan dengan proses stigmatisasi yang melekat terhadap siapa saja

yang terbukti sebagai pelaku kejahatan terlepas dari status sosial, ekonomi, dan status

hukum yang dimiliki.

Soal-soal latihan

1. Sebutkan definiisi kriminologi dari salah satu ahli kriminologi yang anda

ketahui ?

2. Jelaskan mengapa Bonger membagi kriminologi menjadi kriminologi murni

dan terapan?

3. Sebutkan salah satu pendapat sarjana kriminologi tentang pemahaman ruang

lingkup kriminologi?

4. Jelaskan pikiran Lambroso dalam bukunya L’uomo delinquent (manusia Jahat)

dalam ajarannya leer van de geboren misdadiger (teori tentang manusia

penjahat kerena kelahiran) ?.

5. Jelaskan kaitannya kriminologi pertengahan abad XX telah membawa

perubahan kemudian mengalihkan pandangan kepada proses pembentuk UU

Page 61: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

61

sebagai penyebab munculnya kejahatan dan para penjahat baru dalam

masyarakat ?

Daftar Pustaka :

Abintoro Prakoso, 2013, Kriminologi & Hukum Pidana, Yogjakarta : Laksbang

Grafika.

Atmasasmita, Romli 1997, Kriminologi, Bandung :Mandar Maju

--------------------------,2010 ,Teori dan Kapita Selekta KRIMINOLOGI, Cetakan

III,PT Refika Aditama, Bandung

Bonger. W.A. (terjemahan R.A.Koesnoen) : Pengantar tentang Kriminologi,

cetakan VI. PT. Pembangunan. Jakarta. 1982.

Darma Weda, Made 1996. Kriminologi. Jakarta PT Raja Grafindo Persada.

Kusumah W, Mulyana 1984. Kriminologi dan Masalah Kejahatan (suatu

Pengantar Ringkas), Bandung :Armico

Momon Marta Saputra, SH : Asas-asas Kriminologi

Sahetapy.J.E 1979. Kapita Selekta Kriminologi, Alumni, Bandung.

Soedjono D. kriminologi Ruang Lingkup dan Cara Penelitian Kriminologi,

Bandung : Alumni

Yesmil Anmar & Adang, 2013 KRIMINOLOGI, cetakan II, PT Refika Aditama,

Bandung.

Topo Santoso & Eva Achjani Zulfa, 2011, KRIMINOLOGI, PT Rajagrafindo

Persada . Jakarta Pusat.

Page 62: KRIMINOLOGI · 2017. 7. 27. · tentang Terminologi Kriminologi,the process of making law, the breaking of law, and ... - Cara mengajar dosen dengan power point slide dan secara manual

62