26

Click here to load reader

Kedudukan Yuridis Fatwa Mui Tentang Aliran Sesat

  • Upload
    zoulexa

  • View
    534

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kedudukan Yuridis Fatwa Mui Tentang Aliran Sesat

“KEDUDUKAN YURIDIS FATWA MUI TENTANG ALIRAN SESAT” 1

Oleh :

Asri Wijayanti

The MUI fatwa could be made the foundation of the condemnation law if has was

made the foundation of consideration of the judge who interrupted the case and has

become the verdict. Or became the legislation regulation in accordance with the

provisions psal 7 articles (1) No. UU 10 in 2004. 

Pendahuluan

      Akhir- akhir ini di masyarakat bermunculan adanya aliran sesat, pelecehan

agama dan upaya pendangkalan kaidah. Kemunculan aliran sesat itu tidak hanya di

tengah umat Islam, tetapi juga di Kristen, Buddha, dan Hindu2. Contoh aliran sesat

adalah al-Qiyadah al-Islamiyah, pengajian Alquran Suci, kerajaan Tuhan "Eden".

      “Aliran sesat” ditinjau dari arti bahasa terdiri dari dua kata yaitu aliran dan

sesat. Kata aliran berasal dari kata dasar alir yang mendapat akhiran -an. Arti kata

aliran adalah sesuatu yang mengalir (tentang hawa, air, listrik dan sebagainya);

sungai kecil, selokan, saluran untuk benda cair yang mengalir (seperti pipa air);

gerakan maju zat alir (fluida), misal gas, uap atau cairan secara berkesinambungan3.

Arti kata sesat adalah salah jalan, tidak melalui jalan yang benar, salah, keliru,

berbuat yang tidak senonoh, menyimpang dari kebenaran4.

      Pengertian aliran sesat apabila dikaitkan dengan arti katanya dapat dimaknakan

sebagai suatu gerakan yang berkesinambungan (terus menerus) yang menyimpang

dari kebenaran. Penyimpangan kebenaran dalam hal ini dikaitkan dengan ajaran

agama yang diakui di Indonesia. Aliran sesat yang dicontohkan dalam makalah ini

adalah aliran sesat yang terjadi pada umat Islam. Bagi umat Islam di Indonesia, telah

ada suatu wadah atau lembaga yang berusaha untuk menjaga kemurnian ajaran

agama Islam, yaitu Majelis Ulama indonesia (selanjutnya disingkat dengan MUI).

Pada tanggal 9 November 2007 MUI telah mengeluarkan fatwa tentang 10 kriteria

aliran sesat.

Isu Hukum  :

      Dari uraian di atas muncul isu hukum (masalah) adalah apakah fatwa MUI dapat

dijadikan dasar hukum pemidanaan? 

Fakta

Page 2: Kedudukan Yuridis Fatwa Mui Tentang Aliran Sesat

      Fakta yang ada, aliran sesat akhir-akhir ini, bermunculan di masyarakat. Sejak

2001 hingga 2007, sedikitnya ada 250 aliran sesat yang berkembang di Indonesia.

50 Di antaranya tumbuh subur di Jawa Barat.5

      Vonis tentang aliran sesat sudah dijatuhkan hakim pada pemimpin kerajaan

tuhan Eden yaitu Lia Aminudin yang mengaku sebagai Jibril Ruhul Kudus dari

kerajaan Tuhan "Eden". Sedangkan aliran sesat al-Qiyadah al-Islamiyah dan

Pengajian al Qur’an suci masih dalam proses hukum. Sebelum itu, ada kasus Yusman

Roy yang melakukan sholat dengan bahasa Indonesia. Menurut kelompok Islam

Liberal,

Kasus shalat dengan dua bahasa (Arab dan Indonesia) yang dilakukan komunitas

“Pondok I’tikaf Ngaji Lelaku” di Malang Jawa Timur pimpinan Muhammad Yusman

Roy, telah mengarah pada praktik persekusi yang dilakukan oleh kelompok-

kelompok agama yang tidak setuju dengan hal tersebut. “Pemegang” otoritas

keagamaan seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) bukan saja telah mengeluarkan

“fatwa” yang menganggap sesat atas Yusman Roy dan pengikutnya, tapi juga telah

menuduh mereka telah melakukan penodaan agama. MUI dan lembaga-lembaga

yang mengklaim sebagai pemegang otoritas keagamaan terus-menerus memosisikan

diri sebagai satu-satunya penafsir tunggal agama.6

      Munculnya aliran sesat al-Qiyadah al-Islamiyah terkait kondisi terpuruknya

ekonomi serta gagasan tentang ratu adil dan penyelamatan. Para pengikutnya adalah

orang-orang yang merasa kehilangan harapan ke depan sehingga kemunculan tokoh

seperti Ahmad Mushaddeq memang ditunggu-tunggu mereka. Menurut Hasyim

adanya  aliran sesat mirip saat masa prolog G30S PKI pada tahun 1964-1965.7

      Mushaddeq yang bernama asli Abdul Salam itu sebelumnya aktif melatih bulu

tangkis mulai 1971-1982. Setelah tidak melatih, dia mempelajari al-Quran secara

otodidak. Setelah itu, dia punya pemahaman dan keyakinan sendiri sehingga

akhirnya mengaku telah mendapatkan wahyu kerasulan melalui mimpi saat berada di

Bogor sekitar enam tahun silam. Dia mengaku menerima wahyu setelah berpuasa

siang-malam selama 40 hari. Selanjutnya, dia mendirikan al-Qiyadah al-Islamiyah

dan mengaku sebagai rasul bergelar al-Masih al-Maw’ud.8

      Al-Qiyadah beranggapan bahwa Islam sudah hancur, Nabi Muhammad sudah

selesai sehingga digantikan olehnya, menganggap shalat dan puasa Ramadhan belum

Page 3: Kedudukan Yuridis Fatwa Mui Tentang Aliran Sesat

wajib terkait dengan tahapan yang masih dalam masa perjuangan di Mekah.

Perjuangan yang mereka tempuh dilakukan dalam enam tahap, yaitu: perjuangan

rahasia, perjuangan terang-terangan, hijrah, perang, futuh (merebut) Mekah dan

membangun Khilafah yang diramal akan terjadi pada 2024. Pengikut Al Qiyadah

Diperkirakan 8.000 Orang. Pengikut Al Qiyadah Al Islamiyah yang menyerahkan

diri dan ditangkap belum mencapai 100 orang.9

      Keberadaan Al-Qiyadah al-Islamiyah ini sangat meresahkan kehidupan beragama

di masyarakat, khususnya bagi umat Islam. Ajaran yang disampaikan oleh aliran Al-

Qiyadah al-Islamiyah yang dipimpin oleh Mushaddeq bertentangan dengan ajaran

agama Islam.

      Aliran sesat yang lainnya adalah Pengajian al Qur’an suci, diduga telah

mengakibatkan hilangnya mahasiswa-mahasiswi. Sejak 9 September 2007,

mahasiswi D-III Politeknik Pajajaran “Insan Cinta Bangsa” Bandung, Semester III,

Achriyanie Yulvie (19), warga Perumnas Bumi Telukjambe Blok T Nomor 536 RT

06/11, Kabupaten Karawang, Jabar, tidak diketahui keberadaannya, setelah

mengikuti pengajian “al-Qur`an Suci”10

      Cara perekrutan jamaah pengajian “al-Qur`an Suci” dilakukan dengan sistem

berantai atau mirip Multi Level Marketing (MLM). Jamaah yang sudah masuk,

diwajibkan mengajak orang lain lagi untuk masuk ke kelompok itu. Begitu

seterusnya, mirip system penjualan MLM. Jamaah yang direkrut harus pintar,

pemikir dan pendiam11.  

      Selain ingkar sunnah aliran ini juga sesat karena ingkar Al Qur’an dengan

mengajarkan perzinahan. Banyak gadis-gadis yang menghilang dari keluarganya

karena berkumpul bersama dan berzinah bersama kelompok Aliran Al Qur’an Suci.12

      Pertanyaan yang muncul berkaitan dengan hal ini adalah, mengapa yang dicari

adalah orang yang mempunyai kelebihan intelektual ?   

Fatwa MUI

      Pada tanggal 9 November 2007, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah

mengeluarkan 10 kriteria aliran sesat. Apabila ada satu ajaran yang terindikasi

punya salah satu dari kesepuluh kriterai itu, bisa dijadikan dasar untuk masuk ke

dalam kelompok aliran sesat

Page 4: Kedudukan Yuridis Fatwa Mui Tentang Aliran Sesat

1. Mengingkari rukun iman (Iman kepada Allah, Malaikat, Kitab Suci, Rasul,

Hari Akhir, Qadla dan Qadar) dan rukun Islam (Mengucapkan 2 kalimat

syahadah, sholat 5 waktu, puasa, zakat, dan Haji)

2. Meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dalil syar`i (Alquran

dan as-sunah),

3. Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran

4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Alquran

5. Melakukan penafsiran Alquran yang tidak berdasarkan kaidah tafsir

6. Mengingkari kedudukan hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam

7. Melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul

8. Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir

9. Mengubah pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariah

10. Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syar’i13

      Terhadap adanya Fatwa MUI ini, Susilo Bambang Yudhoyono mendukung.

"Presiden tidak bisa mengeluarkan fatwa dan setelah fatwa keluar, perangkat negara

sesuai wewenangnya menjalankan tugas. Paduan inilah yang diharapkan terus terjalin

diwaktu yang akan datang, karena negara harus dikelola dengan sistem agar tidak

merugikan kita semua,"14

Analisis hukum

      Kedudukan hukum fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tanggal 9 November

2007 tentang 10 kriteria aliran sesat, sebagai dasar pemidanaan berkaitan dengan

apakah fatwa MUI merupakan suatu sumber hukum di Indonesia.

      Pengertian sumber hukum adalah apa saja yang menimbulkan aturan- aturan 

yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa. (Aturan itu kalau dilanggar

mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata). Sumber hukum ada dua macam :

1. Sumber hukum materiil

2. sumber hukum formil

      Sumber hukum materiil adalah sumber hukum yang menentukan isi hukum

(Perasaan / keyakinan individu dan pendapat umum yang membentuk dan

menentukan isi hukum).  Macam sumber hukum materiil tergantung dari tinjauan

atau sudut pandang para ahlinya, misalnya tinjauan ahli ekonomi, ahli sosiologi, ahli

Page 5: Kedudukan Yuridis Fatwa Mui Tentang Aliran Sesat

agama, ahli sejarah ahli filsafat, ahli hukum, yang menyebabkan timbulnya hukum

adalah aturan yang mengatur.

      Sedangkan sumber hukum dalam arti formil artinya sumber hukum yang dikenal

dari bentuknya. (Tempat di mana dapat ditemukan dan dikenal hukum).  Sumber

hukum dalam arti formil terdiri dari :

a. Peraturan perundang-undangan. Jenis dan herarkinya berdasarkan

ketentuan Pasal 7 Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. (Lembaran Negara

Tahun 2004 nomor 53, selanjutnya disebut dengan UU No. 10 Tahun

2004), yaitu :

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945;

2. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang;

3. Peraturan Pemerintah;

4. Peraturan Presiden;

5. Peraturan Daerah.

2. Hukum kebiasaan.  Artinya perbuatan manusia yang dilaksanakan berulang-

ulang , diterima oleh masyarakat dengan baik, jika berlawanan dirasa sebagai

pelanggran perasaan hukum

3. Jurisprudensi.   Ada dua macam sifatnya yaitu yang bersifat tetap  dalam arti

keputusan hukum itu dituruti atau dijadikan dasar dalam perkara yang sama.

Selain itu juga ada yang bersifat tidak tetap apabila hanya dijadikan pedoman

untuk perkara yang sama. Arti jurisprudensi adalah rentetan putusan hakim

mengenai hal-hal tertentu yang dianggap baik untuk diikuti oleh hakim –

hakim yang lain jika hakim menghadapi perkara yang sama. Dalam hal ini

hakim adalah sebagai sumber hukum dalam arti putusannaya bebas, dapat

dijadikan dasar bagi pemutusan hukum.

 

      Selanjutnya, dimanakah kedudukan hukum fatwa MUI dalam peraturan

perundang-undangan RI  Yang termasuk dalam produk hukum adalah yang

tercantum dalam ketentuan Pasal 7 ayat (1) UU No. 10 Tahun 2004 ?  Fatwa MUI

Page 6: Kedudukan Yuridis Fatwa Mui Tentang Aliran Sesat

bukan merupakan suatu produk hukum. Karena bukan merupakan produk hukum

akibatnya tidak mempunyai kekuatan untuk mengikat. Artinya setiap orang Islam

yang berada di Indonesia tidak mempunyai kewajiban secara yuridis untuk

mentaatinya. Ditaati atau tidak isi dari Fatwa MUI tergantung dari tingkat keimanan

atau kualitas beragama seseorang.

      Mereka yang berstatus murtad apakah dapat diterapkan tindakan hukum ?  tentu

tidak dapat. Indonesia bukanlah Negara agama yang mendasarkan pada satu

ketentuan agama.  Ketentuan atau ajaran agama dapat mengikat penduduk dan

warganegara Indonesia apabila ketentuan agama itu sudah dilegal-kan ke dalam suatu

peraturan perundang-undangan.

      Fatwa MUI dapat dikategorikan ke dalam jenis norma/ kaedah sosial. Norma

social tidak diatur oleh undang-undang. Pengaturan norma hukum harus terperinci

berdasarkan asas legalitas. Norma hukum mengikat karena ada sanksi yang tegas dari

penguasa. Norma sosial mengikat karena dipatuhi oleh anggota masyarakat.

Berlakunya apabila masyarakat menerima kaidah sosial itu sebagai sesuatu yang

harus ditaati.

      Menurut KH Didin Hafiduddin, mereka penyebar atau pengikut aliran sesat mau

diapakan? Diusir? Dibubarkan? "Keputusan fatwa itu tidak eksekutorial, berbeda

dengan putusan pengadilan," "Peran fatwa adalah memberikan pendapat hukum.

Eksekusi di tangan pemerintah. Produk fatwa memang tidak mengikat. Statusnya

sama dengan hasil ijtihad individual. Ia hanya mengikat bagi pihak yang berfatwa

dan berijtihad. Produk hukum Islam yang mengikat secara publik ada dua: putusan

pengadilan dan peraturan perundangan produk penguasa."15

      Selanjutnya, apabila  Fatwa MUI bukan termasuk produk hukum, apakah masih

diperlukan ? Jawabannya adalah sangat dibutuhkan. Fatwa MUI sebagai sumber

hukum materiil yang dapat dijadikan dasar dalam pembentukan sumber hukum

formil baik melalui peraturan perundang-undangan maupun putusan pengadilan.

      Berkaitan dengan hal itu, terdapat ketentuan Pasal 156 jo 156 a Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana, yaitu :

Pasal 156.

  (s.d.u. dg. S. 1918-292, 293; UU No. 18/Prp/1960.) Barangsiapa menyatakan rasa

permusuhan, kebencian atau penghinaan terhadap suatu atau beberapa golongan

Page 7: Kedudukan Yuridis Fatwa Mui Tentang Aliran Sesat

rakyat Indonesia di muka umum, diancam dengan pidana penjara paling lama empat

tahun atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. (KUHP 154

dst.)

Yang dimaksud dengan "golongan" dalam pasal ini dan pasal berikutnya ialah tiap-

tiap bagian dari rakyat Indonesia yang berbeda dengan suatu atau beberapa bagian

lainnya karena ras, negeri asal, agama, tempat asal, keturunan, kebangsaan atau

kedudukan menurut hukum tata negara. 

Pasal 156 a.

(s.d.t. dg.  UU No. 1 /Pnps / 1965.) Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya

lima tahun barangsiapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau

melakukan perbuatan:

a. yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap

suatu agama yang dianut di Indonesia;

b. dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama apa pun juga, yang

bersendikan Ketuhanan Yang Maha Esa.

      Pasal 156 jo 156 a KUHP hanya menyebutkan bahwa seseorang dapat diancam

maksimal 5 tahun penjara apabila dengan sengaja di muka umum mengeluarkan

perasaan atau melakukan perbuatan penodaan agama. Dalam kasus al-Qiyadah al-

Islamiyah, pengajian Alquran Suci, kerajaan Tuhan "Eden" mereka dapat  dituntut

sesuai dengan ketentuan Pasal 156a KUHP.

      Kriteria penodaan agama belum ada apabila kita meninjaunya secara yuridis

dalam peraturan perundang-undangan.  Untuk itulah 10 kriteria aliran sesat oleh

MUI pada tanggal 9 November 2007 dapat dijadikan dasar oleh hakim yang

memeriksa dan memutus perkara dalam penjatuhan sanksi pidananya.

      Terhadap strafmaxima ( ancaman hukuman maksimal) pada ketentuan Pasal 156

dan 156 a KUHP, menurt Rudy Satryo, dengan hukuman maksimal 3 tahun, terlalu

ringan sehingga aliran-aliran yang meresahkan masyarakat selalu muncul kembali.

Ringannya hukuman tersebut juga membuat para pimpinan aliran sesat tidak merasa

jera. Ia mencontohkan Lia Aminuddin (Lia Eden), yang mengaku sebagai Jibril

Ruhul Kudus, hanya dijatuhi hukuman 2 tahun, bukan hukuman maksimal.

Tidak maksimalnya sanksi pidana dapat dijadikan pengikut aliran sesat untuk

menyusun strategi. Misalnya Lia Aminuddin tatkala baru beberapa jam menghirup

Page 8: Kedudukan Yuridis Fatwa Mui Tentang Aliran Sesat

udara bebas dari sel penjara, menyatakan "Kami akan terus mengamalkan ajaran

yang kami yakini,". Bahkan tanpa merasa risi, Lia Aminuddin dan pengikutnya

bersalaman dengan tetangga di rumahnya, sebagai suatu simbol "diri Lia Aminuddin

dan pengikutnya tidak bermasalah dengan lingkungan setempat”.

      Di antara tokoh atau pengurus jemaah --yang disebut-sebut sesat-- itu pernah ada

yang menjalin interaksi yang erat dengan insan pers dan cenderung berusaha

"mendayagunakan" kedahsyatan pers untuk menyebarluaskan ajaran-ajarannya.

Karenanya pula, acapkali berlangsung acara-acara silaturahmi atau dialog yang

dilakukan oleh para tokoh atau pengikut ajaran sesat itu dengan insan pers. Seolah-

olah hidup di penjara atau dicaci-maki oleh masyarakat luas, bukanlah sesuatu yang

harus "mematikan" langkahnya dalam meyakini dan mengamalkan ajaran

sesatnya.".16

      Keberadaan sanksi hukum dimasyarakat untuk kasus ini dirasa masih sangat

ringan. Diperlukan adanya penerapan sanksi social. "Dengan merasa dikucilkan dan

tidak diterima kehadirannya oleh masyarakat, maka akan lebih efektif dibandingkan

dengan hukuman penjara “. 17 

Kesimpulan

      Fatwa MUI dapat dijadikan dasar hukum pemidanaan apabila telah telah

dijadikan dasar pertimbangan hakim yang memutus perkara dan sudah menjadi

vonis. Atau telah menjadi peraturan perundang-undangan sesuai dengan ketentuan

psal 7 ayat (1) UU No. 10 Tahun 2004.  

 

 

 

 

Daftar Rujukan 

Dessy Anwar, Kamus lengkap Bahasa Indonesia, Karya Abdi Tama, Surabaya,

2001. 

“Menguak Misteri Aliran Sesat “, http://www.pikiran-rakyat.com /cetak /2007

/112007/05/selisik/utama01.htm.

“Pakar Hukum: Hukuman bagi Pimpinan Aliran Sesat Terlalu Ringan

“http://www.antara.co.id /arc/2007/11/1/

Page 9: Kedudukan Yuridis Fatwa Mui Tentang Aliran Sesat

 

“Menyikapi al-Qiyadah al-Islamiyah”,  http://www.cmm.or.id /cmm-ind_more .php 

? id=4928 _0_3_0_C 

“Maraknya Aliran Sesat Mirip Prolog G30S PKI Tahun 1965 ”,   

http://hariansib.com    /2007/11/01/ maraknya -aliran-sesat-mirip-prolog-g30s-pki-

tahun-1965//

“Hilangnya Gadis-gadis karena Aliran Sesat Al Qur’an Suci”,

http://www.media-islam.or.id  /2007/10/31/hilangnya-gadis-gadis-karena-aliran-

sesat-al-quran-suci/

“Pengajian Alquran Suci Jaring Jamaah Mirip MLM”,Erna Mardiana–

detikcom,http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/10/

tgl/04/time/123032/idnews/837829/idkanal/10

“MUI: 10 (Sepuluh) Kriteria Aliran Sesat”, http://www.media-islam.or.id

/2007/11/09/mui-sepuluh-kriteria-aliran-sesat/

“Presiden Dukung Langkah Tegas Terhadap Aliran Sesat

“http://www.antara.co.id /arc/2007/11/5/presiden-dukung-langkah-tegas-

terhadap-aliran-sesat/

http://islamlib.com/id/index.php?page=article&id=860

http://islamlib.com/id/index.php?page=article&id=822

Page 10: Kedudukan Yuridis Fatwa Mui Tentang Aliran Sesat

Misi Pemurtadan (di Sumbar) yang Makin Berani

Oleh : Fakta 24 Sep, 04 - 12:49 am

Targetnya 160 Juta Rakyat Indonesia Menjadi Pengikut Kristus

Beberapa waktu lalu, kota Tilatang Kamang Kabupaten Agam, Sumatera Barat,

dikejutkan dengan penemuan �Al-Quran Beryesus�. Forum Aksi Bersama Anti

Pemurtadan Sumatera Barat bekerja sama dengan tiga perguruan tinggi Islam yaitu

STAIPIQ Padang, STAIN M. Djamil Djambek, Bukit Tinggi dan STAIN

Muhammad Yunus, Batu Sangkar, melakukan penelitian dan menemukan sejumlah

kejanggalan dalam �Al-Quran Beryesus� itu.

Di sampul bagian dalam �Al-Quran� terdapat tulisan Yesus dan panduan misa,

berupa bait-bait lagu gereja. Sedangkan isinya, setelah diteliti, terdapat 36 kesalahan

dalam kitab suci tersebut. Al-Quran tersebut tidak ditulis sesuai dengan standarisasi

penulisan yang benar. Kesalahan-kesalahan tersebut, berpotensi menyesatkan dan

menimbulkan keraguan di kalangan umat Islam.

Kasus semacam ini, sebenarnya sudah yang kedua kalinya. Menurut Ketua Forum

Aksi Bersama Anti Pemurtadan di Jakarta Abu Dedaat, kasus pertama pernah terjadi

di Padang Sidempuan. Oleh sebab itu Abu Dedaat menyatakan kasus ini harus segera

dituntaskan supaya tidak terulang lagi. Aparat berwenang seharusnya tidak lagi

melihatnya semata-mata sebagai kasus yang bernuansa SARA, tapi ada unsur

kesengajaan. "Bukan tidak mungkin ini adalah cara dari kelompok misionari dalam

menyebarluaskan gerakan pemurtadan di Ranah Minang yang kabarnya sedang

gencar dilakukan," kata Abu Dedaat.

Abu Dedaat punya alasan kuat dengan dugaannya itu. Wilayah Sumatera Barat,

menurut Abu Dedaat, menjadi salah satu target misi pemurtadan di Indonesia.

Page 11: Kedudukan Yuridis Fatwa Mui Tentang Aliran Sesat

Wilayah Sumatera Barat, bersama wilayah Jawa Barat dan Aceh, dianggap menjadi

wilayah yang paling sulit ditembus oleh misi Kristenisasi, karena mayoritas

penduduknya menganut Islam yang taat. Di kalangan misionaris, kata Abu Dedaat,

ketiga wilayah tersebut menjadi tantangan tersendiri. Kalau salah satunya, utamanya

wilayah Jawa Barat, bisa ditembus, maka misi Kristenisasi di wilayah lain dianggap

akan lebih mudah dilakukan.

Targetnya 160 Juta Rakyat Indonesia Menjadi Pengikut Kristus

Misi Kristenisasi atau gerakan pemurtadan, sebenarnya sudah menjadi rahasia umum

di negeri ini. Ini, menurut Abu Dedaat tidak lepas dari misi global Kristenisasi yang

menargetkan 50 persen penduduk dunia menjadi pengikut Kristus, seperti yang

tercantum dalam buku Sejarah Gereja. �Mereka melihat Indonesia sebagai lahan

yang subur, karena mayoritas penduduknya beraga Islam dan merupakan negara

Islam terbesar kedua di dunia. Misi Kristenisasi di Indonesia menargetkan 160 juta

rakyat Indonesia atau sekitar 80 persen dari total penduduk Indonesia yang berjumlah

lebih dari 200 juta orang, harus menjadi penganut agama Kristen,� papar Abu

Dedaat.

Soal misi pemurtadan ini sendiri diakui oleh Pendeta Dr. Martin Sinaga, dosen

Sekolah Tinggi Teologi (STT) Jakarta. Dalam artikel di majalah Pantau, dia

menyatakan bahwa Kristenisasi bukan ilusi dan itu sungguh-sungguh terjadi. "Pada

awalnya misi Kristenisasi dibebani oleh pemerintah kolonial yang didukung Belanda,

tapi kurang berhasil. Selanjutnya, misi ini dibebani oleh negara-negara terutama

Amerika Serikat, yang sulit dipungkiri punya media dan uang untuk melancarkan

misionari itu," ujar Pendeta Martin Sinaga dalam wawancara dengan majalah Pantau.

Media Dakwah No.192 yang terbit pada bulan Juni 1990, pernah memuat sebuah

dokumen rahasia Program Jangka Panjang Kristenisasi di Indonesia, yang dimuat

majalah Crescent Internasional terbitan Toronto, Canada, edisi 16-30, November

1988, termasuk keputusan Dewan Gereja Indonesia di Jakarta, tanggal 31 September

1979 yang isinya, 'Program Kristenisasi diatur hampir di seluruh dunia terutama di

Page 12: Kedudukan Yuridis Fatwa Mui Tentang Aliran Sesat

negara-negara Muslim. Dunia ini hanya akan damai apabila seluruh dunia berhasil

dikristenkan. Inilah yang menjadi tujuan dari kita kaum Kristen. Untuk tujuan

tersebut kita kaum Kristen Indonesia harus bersatu. Usaha untuk mengkristenkan

orang muslim di Indonesia didukung oleh negara-negara yang kuat seperti Amerika,

Inggris, dan lain-lain. Kita kaum Kristen akan dengan amat mudah mendapatkan

dana, setiap saat dari Amerika. Program Kristenisasi ini adalah tugas kita yang suci

dan kita harus berhasil dlm melaksanakannya. Dan lagi, penting untuk diketahui dan

disadari bahwa agar mencapai sukses dlm usaha kristenisasi, yang terpenting bagi

kaum Kristen adalah bersatu dahulu. Kita kaum Kristen di Indonesia selalu dicintai,

diberkati, dan dilindungi oleh Yesus.� Target mereka, dalam jangka 50 tahun

jumlah umat Kristen di Indonesia sama dengan populasi umat Islam.

Untuk mencapai tujuan tersebut, mereka membuat konsep dengan tujuan mengurangi

umat Islam di Indonesia, antara lain dengan cara propaganda membatasi kelahiran

lewat program KB di kalangan umat Islam, sementara di kalangan Kristen, justru ada

kewajiban untuk membantu mereka yang ingin punya anak banyak, dan jika orang

bersangkutan miskin harus diberi fasilitas secara materil maupun moril, dan banyak

cara lainnya yang mencakup hampir semua aspek kehidupan mulai dari ekonomi,

pendidikan, sosial dan budaya.

Catatan lainnya soal gerakan pemurtadan, dan ini mungkin ini bisa dikaitkan dengan

�Al-Quran Beryesus� di atas, sejak akhir April 2002 lalu muncul selebaran di

kantong-kantong Muslim seperti Jombang, Bangil, dan Madura yang isinya berupa

tiruan surat dalam al-Quran. Tulisan itu sebenarnya merupakan turunan atau

terjemahan dari Furq�nul Haqq alias The True Furqan (Quran Asli) yang dirilis

pertama kali pada April 1999 oleh Komite Eksekutif Proyek Omega2001 .

Proyek ini merupakan satu dari sekian mega proyek misi Kristiani dengan tugas

khusus antara lain membuat tiruan al-Quran sebagai alat penyebaran agama

Nasrani/Kristen Dalam versi komersialnya, buku tersebut ditulis oleh seorang pastor

evangelis Amerika, Dr. Anis Shorrosh dengan menggunakan nama Al-Safee dan Al-

Mahdi. Menurut Shorrosh, lebih dari 1 miliar Muslim di 69 negara merupakan

Page 13: Kedudukan Yuridis Fatwa Mui Tentang Aliran Sesat

kekuatan yang harus diwaspadai. Mereka sedang menegakkan syariat Islam di

Nigeria, Indonesia, Somalia, Iran, dan Pakistan. Untuk mencegah hal tersebut, salah

satu caranya adalah dengan menyebarluaskan The True Furqan ini ke tengah-tengah

masyarakat Muslim hingga al-Quran milik Islam dipandang sudah menyimpang oleh

umatnya, seperti dikutip Republika (7/5/2002).

Dari sini jelas bahwa maksud dibuatnya tiruan al-Quran itu adalah untuk

menghadang penegakkan syariat Islam dan mata rantai yang saling berhubungan

untuk mencegah tegaknya Islam.

Ketua Forum Bersama Aksi Pemurtadan Jakarta, Abu Dedaat mengungkapkan,

setidaknya ada dua pola yang dilakukan para misionaris di Indonesia saat ini dalam

melakukan aktivitas pemurtadan.

�Yang pertama, pola pembinaan dengan menciptakan kondisi �utang budi�

terhadap orang yang dimurtadkan. Misalnya dengan memberi bantuan sosial dan

sejenisnya.

Pola kedua adalah penghancuran aqidah agar umat Islam tidak percaya dengan ajaran

agamanya sendiri,� jelas Abu Dedaat.

Selain itu kata Abu Dedaat, kaum misionaris ini juga berupaya mempromosikan

konsep teologi pluralis yang menganggap semua agama sama. Kalau masyarakat

sudah menganggap agama Islam dan Kristen sama, maka mau pindah agama pun

tidak jadi masalah. Konsep ini disebarkan melalui kelompok-kelompok kecil.

Cara pendangkalan Aqidah ini juga dilakukan melalui istilah. Ketua Lembaga

Dakwah Ulil Albab, Kodiran, yang juga giat melawan gerakan pemurtadan

mengungkapkan, istilah-istilah Islam dipakai oleh orang Kristen kemudian

didangkalkan pengertiannya. �Misalnya istilah iman, kalau ditanya ke anak-anak

sekolah iman artinya percaya, iman percaya itu istilah Kristen. Iman menurut Islam,

taat kepada Allah dan taat pada rasul. Istilah Agama juga sama, masyarakat

mengatakan agama adalah kepercayaan atau keyakinan. Itu istilah Kristen. Sementara

Page 14: Kedudukan Yuridis Fatwa Mui Tentang Aliran Sesat

istilah agama Islam, berasal dari Dinul Islam, petunjuk tata cara kehidupan manusia

dari Allah,� papar Kodiran pada Eramuslim.

Mengapa Umat Islam Mudah Terpengaruh?

Masalah Kristenisasi, menurut ketua Fakta Abu Dedaat, satu dari 3 persoalan besar

yang dihadapi dunia Islam sekarang ini. Persoalan lainnya antara lain, gerakan zionis

Israel dan imperialisme barat yang diistilahkan sebagai segitiga imperialisme.

Kondisi ekonomi dan kualitas keIslaman masyarakat kita, tidak bisa dipungkiri

sebagai salah satu faktor seseorang mudah terpengaruh untuk pindah ke agama lain.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Kodiran dari Lembaga Dakwah Ulil Albab. Ia

berpendapat, salah satunya adalah keengganan untuk mempelajari Al-Quran.

�Banyak umat Islam masih beranggapan Al-Quran hanya sebagai bahan bacaan

saja, bukan sebagai pelajaran atau sebagai pedoman hidup. Karena jauh dari Al-

Quran, umat Islam banyak yang tidak tahu, perintah apa yang ada di Al-Quran dan

tidak tahu apa tujuan hidupnya, apakah sudah sesuai dengan Al-Quran,� kata

Kodiran.

Selain itu, tambah Kodiran, umat Islam cepat terpengaruh karena mereka tidak tahu

apa itu Kristen. �Saya sudah uji coba, orang yang sebodoh apapun, semiskin

apapun, kalau dia dikasih tahu apa itu Kristen, dia tidak mau pindah agama. Karena

Kristen beda dengan Islam. Islam itu mengabdi pada Allah, sehingga manusia

selamat dunia akhiat. Tapi Kristen itu sebenarnya kepercayaan terhadap Yesus dan

Tuhan sebagai juru selamat,� ujar Kodiran yang sering memberikan pengajaran di

bidang Kristologi.

Oleh sebab itu ia memberi solusi, agar umat Islam tidak mudah terpengaruh pindah

ke agama lain dengan membentengi terlebih mereka terlebih dahulu, dengan

memperbaiki metode pengajaran Al-Quran misalnya dan memberi informasi dengan

jelas apa bagaimana sebenarnya Kristen itu.

Page 15: Kedudukan Yuridis Fatwa Mui Tentang Aliran Sesat

Sementara itu, Ketua Fakta Abu Dedaat cenderung menekankan pada pentingnya

umat Islam menyamakan misi dan visinya bahwa Islam adalah agama Rahmatan

�Alamiin. Agama Dakwah. �Perlu mensinergikan elemen-elemen umat Islam dan

lembaga-lembaga Islam yang ada. Dakwah yang selama ini terkesan parsial, harus

disinergikan dan bekerjasama untuk membendung pemurtadan,� ujar Abu Dedaat.

Fakta Kegiatan Pemurtadan di Indonesia

Seperti yang sudah disinggung di atas, bahwa tujuan pemurtadan di Indonesia tidak

lain untuk memperbesar populasi penganut kristus. Ketua Fakta Abu Dedaat maupun

Ketua Lembaga Dakwah Ulil Albab, Kodiran mengakui bahwa jumlah umat Islam

saat ini makin menurun, sementara jumlah umat nasrani menunjukkan

kecenderungan meningkat.

Sayangnya, sulit untuk mencari akurasi data ini, karena memang tidak ada lembaga

yang khusus mengani masalah ini. Tapi perbandingan angka dari BPS mungkin bisa

menjadi acuan. Beradasarkan survey BPS tahun 1990, dari 200 juta jiwa rakyat

Indonesia, 87,3 persennya beragama Islam. Sementara umat Kristen Protestan 6

persen, Katolik 3,6 persen, dan selebihnya penganut agama lain.

Dalam rentang waktu 9 tahun, ternyata terjadi penurunan jumlah umat Islam yang

cukup signifikan, seperti dimuat dalam tabloid SIAR edisi No.43, November, 1999.

Tabloid itu menuliskan, jumlah umat Islam yang pada survey BPS tahun 1990

prosentasenya mencapai 87 persen lebih, turun drastis menjadi 75 persen.

Terlepas dari apa saja penyebab penurunan itu, hasil temuan Litbang Departemen

Agama bisa dicermati. Menurut hasil temuan itu, ada 2 hal penyebab penurunan

populasi umat Islam, yaitu keberhasilan program KB yang gencar dilakukan pada

kaum Muslimin, tapi tidak pada kaum non Muslim. Sehingga pertumbuhan populasi

umat Kristen jauh lebih cepat.

Penyebab kedua adalah, keberhasilan program Kristenisasi, yang makin hari makin

berani dan canggih serta mengabaikan kode etik penyiaran agama. Fakta di lapangan

Page 16: Kedudukan Yuridis Fatwa Mui Tentang Aliran Sesat

menunjukkan para misionaris seringkali melakukan penyimpangan dalam

menyebarkan injil dan kekristenan di Indonesia. Penyimpangan yang mereka lakukan

antara lain, pembangunan gereja di tengah masyarakat yang mayoritas

Muslim.Dengan Gereja yang megah dan kebaktian-kebaktian yang mereka lakukan,

kaum nasrani pelan-pelan menarik simpati warga sekitar. Kasus pembangunan gereja

yang membuahkan kemarahan warga sekitar misalnya kasus pendirian gereja GPIB

Shalom di kawasan Depok yang akhirnya dirusak dan dibakar massa pada tanggal 2

Nopember 1999.

Selain menggunakan cara yang halus, pemurtadan yang dilakukan kaum misionaris

juga dilakukan dengan cara yang keji. Kita tentu masih ingat kasus-kasus pemurtadan

dengan cara pemerkosaan gadis-gadis muslimah. Kasus seperti ini pernah terungkap

di kota Padang, Sumatera Barat.

Siswi MAN Padang Khairiyah Anniswah, diculik dan dijebak oleh aktivis Kristen

dengan diberi minuman perangsang lalu diperkosa. Setelah tidak berdaya, dia

dibaptis dan dikristenkan. Kasus serupa menimpa Linda, siswi SPK Aisyah Padang.

Ia diculik dan disekap oleh komplotan aktivis Kristen dan diperlakukan secara tidak

manusiawi supaya masuk Kristen dan menyembah Yesus Kristus.

Itu sebagian modus yang dilakukan untuk memurtadkan umat Islam. Harian

Republika edisi April,1999 pernah memuat berita modus pemurtadan dengan cara

penyebaran narkoba yang dilakukan oleh misionaris dari Yayasan Sekolah Tinggi

Theologi (STT) Doulos, di Lembang, Bandung. Para pemuda diwilayah itu diberi

minuman keras dan obat terlarang sampai kecanduan, setelah itu mereka

disembuhkan di panti rehabilitasi Doulos sambil dicekoki dengan ajaran-ajaran

Kristen dan Injil.

Masih banyak lagi, tipu daya yang dilakukan kaum misionaris untuk memurtadkan

umat Islam. Cara mereka pun makin berani, misalnya dengan memberikan kesaksian

palsu atau melalui selebaran dan buku-buku yang berkedok Islam. (ln/eramuslim)