Kadar Lengka Edit

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/2/2019 Kadar Lengka Edit

    1/24

    MAKALAH

    Sifat Kimia Tanah Dan Koloid Tanah

    Dosen :Ir,Graito,MT

    Dudun Abdurahim,SP,MSi

    Disusun oleh :

    SUKAMTO

    PPPPTK PERTANIAN/VEDCA CIANJURJOINT PROGRAM DENGAN POLI TEKNIK NEGERI

    JEMBER

    2011/2012

  • 8/2/2019 Kadar Lengka Edit

    2/24

    i

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

    dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul :Sifat

    Kimia Tanah Dan Koloid Tanah .Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis

    khususnya dan bagi pembaca umumnya, penulis menyadari bahwa makalah ini masih

    jauh dari kesempurnaan, penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca yang

    budiman demi kesempurnaan makalah ini.

    Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Bapak Ir.Graito,MT dan bapak Dudun Abdurahim,SP,Msi, yang telah memberi

    kesempatan kami belajar dalam pembuatan makalah.Dan yang telah memperluas

    wawasan penulis.

    2. Dan semua teman yang mendukung.

    Cianjur, ,Desember,2011

    Penulis

  • 8/2/2019 Kadar Lengka Edit

    3/24

    ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ....................................................................... i

    DAFTAR ISI ..................................................................................... ii

    BAB I PENDAHULUAN ...........................................................

    A. Latar belakang ..........................................................

    B. Tinjauan pustaka .......................................................

    BAB II ISI MAKALAH ................................................................

    1.REAKSI TANAH

    2.KOLOID TANAH

    3.KAPASITAS TUKAR KATION

    4.PERTUKARAN ANION

    5.KEJENUHAN BASA

    6.UNSUR HARA ESENSIAL

    7.PENGAPURAN TANAH MASAM DAN PENGARUHNYA

  • 8/2/2019 Kadar Lengka Edit

    4/24

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1. Latar belakang

    Dalam dunia pertanian, tanah mempunyai peranan yang penting, tanah sangat

    dibutuhkan tanaman. Dengan bertambah majunya peradaban manusia yang sejalan

    dengan perkembangan pertanian dan disertai perkembangan penduduk yang begitu

    pesat, memaksa manusia mulai menghadapi masalah-masalah tentang tanah, terutama

    untuk pertanian sebagai mata pencaharian pokok pada waktu itu.

    Tanah adalah akumulasi tubuh tanah alam bebas, menduduki sebagian besar

    permukaan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan memiliki sifat

    sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan

    induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula. Ilmu tanah

    sebagai ilmu pengetahuan alam yang masih muda, sehingga masih belum lengkap

    untuk menampung semua persoalan teori dan praktek dengan memuaskan.

    Untuk membahas ilmu ini dapat ditempuh dua jalan yang berbeda dalam sudutpandangnya adalah :

    - Pedologi : ilmu tanah yang mempelajari tanah sebagai suatu bagian dari alam

    yang berada dipermukaan bumi, yang menekankan hubungan antara tanah itu

    sendiri dengan faktor pembentuknya.

    - Edaphologi : ilmu tanah yang mempelajari tanah sebagai suatu alat produksi

    pertanian yaitu yang mempelajari tanah sebagai alat dengan hubungannya pada

    tanaman.Dalam kenyatannya sebagian besar dari tanah yang ada dipermukaan bumi ini

    dipergunakan sebagai usaha pertanian, maka dapat dikatakan bahwa tanah adalah

    alat produksi yang menghasilkan berbagai produk pertanian. Sehingga tanah

    merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting, yang dimanipulasi

    untuk mempengaruhi tanaman dengan memperhatikan sifat fisik, kimia dan

    biologinya. Hal inilah yang akan menjadi dasar pada pembahasan tentang sifat kimia

    dasar dan koloid tanah.

  • 8/2/2019 Kadar Lengka Edit

    5/24

    2

  • 8/2/2019 Kadar Lengka Edit

    6/24

    3

    2. TINJAUAN PUSTAKA

    Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar planet

    bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat

    pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan

    relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula. Berdasar definisi tanah, dikenal lima

    macam faktor pembentuk tanah, yaitu :

    1. Iklim

    2. Kehidupan

    3. Bahan induk

    4. Topografi

    5. Waktu

    Dari kelima faktor tersebut yang bebas pengaruhnya adalah iklim. Oleh karena itu

    pembentukan tanah kering dinamakan dengan istilah asing weathering. Secara garis

    besar proses pembentukan tanah dibagi dalam dua tahap, yaitu proses pelapukan

    dan proses perkembangan tanah (Darmawijaya, 1990 ).

    Proses pelapukan adalah berubahnya bahan penyusun didalam tanah dari bahan

    penyusun batuan. Sedangkan proses perkembangan tanah adalah terbentuknya

    lapisan tanah yang menjadi ciri, sifat, dan kemampuan yang khas dari masing masing jenis tanah. Contoh proses pelapukan adalah hancurnya batuan secara fisik,

    sedangkan contoh untuk peristiwa perkembangan tanah adalah terbentuknya horison

    tanah, latosolisasi (Darmawijaya, 1990 ).

  • 8/2/2019 Kadar Lengka Edit

    7/24

    4

  • 8/2/2019 Kadar Lengka Edit

    8/24

    5

    BAB II

    REAKSI TANAH

    1. Pengertian Reaksi Tanah

    Sebagai contoh perubahan konsentrasi fosfat dengan perubah Reaksi tanah

    merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan reaksi asam atau basa

    dalam tanah. Sejumlah proses dalam tanah dipengaruhi oleh reaksi tanah dan biokimia

    tanah yang berlansung spesifik. Pengaruh lansung terhadap laju dekomposisi mineral

    tanah dan bahan organik, pembentukan mineral lempung bahkan pertumbuhan

    tanaman. Pengaruh tidak lansungnya terhadap kelarutaan pH tanah. Konsentrasi ion H+

    yang tinggi bisa meracun bagi tanaman.Secara teoritis, angka pH berkisar antara 1

    sampai 14. Angka satu berarti kepekatan ion hidrogen di dalam tanah ada 10 - 1 atau

    1/10 gmol/l. Ketersediaan unsur hara makro di dalam tanah ini sedikit sedangkan hara

    mikro seperti Besi dan Aluminium tinggi. Hal ini mengakibatkan tanaman kekurangan

    hara dan keracunan.

    2. Faktor Yang Mempengaruhi Kemasaman Tanah

    Kemasaman tanah ditentukan oleh kadar atau kepekatan ion hidrogen di dalarn

    tanah tersebut. Bila kepekatan ion hidrogen di dalam tanah terlalu tinggi maka tanah

    akan bereaksi asam. Sebaliknya, bila kepekatan ion hidrogen terIalu rendah maka tanah

    akan bereaksi basa. Pada kondisi ini kadar kation OH- lebih tinggi dari ion H+. Tanah

    masam adalah tanah dengan pH rendah karena kandungan H+ yang tinggi. Pada tanah

    masam lahan kering banyak ditemukan ion Al3+ yang bersifat masam karena dengan

    air ion tersebut dapat menghasilkan H+. Dalarn keadaan tertentu, yaitu apabila tercapai

    kcjenuhan ion Al3+ tertentu, terdapat juga ion Al-hidroksida dengan cara sebagai

    berikut :Al3+ + 3H2O----- Al(OH)2+ + H+Al3+ + OH- ----- Al(OH)2+ dengan

    demikian dapat menimbulkan variasi kemasaman tanah.Di daerah rawa-tawa, tanah

    masam umumnya disebabkan oleh kandungan asam sulfat yang tinggi.

    3. Sifat Kemasaman Tanah

    Terdapat dua jenis reaksi tanah atau kemasaman tanah, yakni kernasaman

    (reaksi tanah) aktif dan potensial. Reaksi tanah aktif ialah yang diukurnya konsentrasi

    hidrogen yang terdapat bebas dalam larutan tanah. Reaksi tanah inilah yang diukur padapemakaiannya sehari-hari. Reaksi tanah potensial ialah banyaknya kadar hidrogen

  • 8/2/2019 Kadar Lengka Edit

    9/24

    6

    dapat tukar baik yang terjerap oleh kompleks koloid tanah maupun yang terdapat dalam

    larutan. Sejumlah senyawa menyumbang pada pengembangan reaksi tanah yang asam

    atau basa. Asam-asam organik dan anorganik, yang dihasilkan oleh penguraian bahan

    organik tanah.

    Menentukan Kemasaman Tanah

    Ada beberapa alat ukur reaksi tanah yang dapat digunakan. Alat yang murah

    ialah kertas lakmus yang bentuknya berupa gulungan kertas kecil memanjang. Alat lain

    yang harganya sedikit mahal tetapi dapat dipakai berulang kali dengan hasil

    pengukuran lebih terjamin adalah pH tester dan soil tester.

    Pengapuran

    Kapur merupakan salah satu bahan mineral yang dihasilkan melalui proses

    pelapukan dan pelarutan dari batu-batuan yang terdapat dari dalam tanah. Mineral

    utama penyusun kapur adalah kalsit dan dolomit yang tergolong dalam mineral

    sekunder. Kapur menurut susunan kimia adalah CaO, tetapi istilah kapur adalah

    senyawa bentuk karbonat kapur dengan CaCO3 dan MgCO3 sebagai komponen utarna.

    Bentuk oksidanya yaitu CaO, dapat dihasilkan dengan memanaskan kalsium karbonat

    dan menghilangkan karbondioksidanya.

    KOLOID TANAH

    Koloid tanah adalah bahan organik dan bahan mineral tanah yang sangat halus

    sehingga mempunyai luas permukaan yang sangat tinggi persatuan berat. Koloid tanah

    terdiri dari liat (koloid anorganik) dan humus (kolod organik). Koloid berukuran kurang

    dari 1 , sehingga tidak semua fraksi liat (kurang dari 2 ) termasuk koloid.

    Koloid anorganik terdiri dari mineral liat Al-silikat, oksida-oksida Fe dan Al, mineral-

    mineral primer.

    Mineral liat Al-silikat mempunyai bentuk kristal yang baik misalnya kaolinit, haolisit,

    montmorilonit, ilit. Kaolinit dan haolisit banyak ditemukan pada tanah-tanah merah

    (coklat) yaitu tanah-tanah yang umumnya berdrainase baik, sedangkan montmorilonit

    ditemukan pada tanah-tanah yang mudang mengembang dan mengerut serta pecah-

    pecah pada musim kering misalnya tanah vertisol. Ilit ditemukan pada tanah-tanah

    berasal dari bahan induk yang banyak mengandung mika dan belum mengalami

  • 8/2/2019 Kadar Lengka Edit

    10/24

  • 8/2/2019 Kadar Lengka Edit

    11/24

    8

    4. Absorpsi

    Suatu partikel koloid akan bermuatan listrik apabila terjadi penyerapan ion pada

    permukaan partikel koloid tersebut. Contohnya, koloid Fe(OH) 3 dalam air akan

    menyerap ion H + sehingga bermuatan positif, sedangkan koloid As 2 S 3 akan menyerap

    ion-ion negatif. Kita tahu bahwa peristiwa ketika permukaan suatu zat dapat menyerap

    zat lain disebut absorpsi . Berbeda dengan absorpsi pada umumnya, penyerapan yang

    hanya sampai ke bagian dalam di bawah permukaan suatu zat, suatu koloid mempunyai

    kemampuan mengabsorpsi ion-ion. Hal itu terjadi karena koloid tersebut mempunyai

    permukaan yang sangat luas

    5. Koagulasi

    Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel-partikel koloid. Proses koagulasi ini

    terjadi akibat tidak stabilnya sistem koloid. Sistem koloid stabil bila koloid tersebut

    bermuatan positif atau bermuatan negatif. Jika muatan pada sistem koloid tersebut

    dilucuti dengan cara menetralkan muatannya, maka koloid tersebut menjadi tidak stabil

    lalu terkoagulasi (menggumpal). Koagulasi dengan cara menetralkan muatan koloid

    dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut.

    A. Penambahan Zat Elektrolit

    Jika pada suatu koloid bermuatan ditambahkan zat elektrolit, maka koloid tersebut

    akan terkoagulasi. Contohnya, lateks (koloid karet) bila ditambah asam asetat, maka

    lateks akan menggumpal. Dalam koagulasi ini ada zat elektrolit yang lebih efisien

    untuk mengoagulasikan koloid bermuatan, yaitu sebagai berikut.

    a. Koloid bermuatan positif lebih mudah dikoagulasikan oleh elektrolit yang muatan

    ion negatifnya lebih besar. Contoh; koloid Fe(OH) 3 adalah koloid bermuatan positif,

    lebih mudah digumpalkan oleh H 2 SO 4 daripada HC1.

    b. Koloid bermuatan negatif lebih mudah dikoagulasikan oleh elektrolit yang muatan

    ion positifnya lebih besar. Contoh; koloid As 2 S 3 adalah koloid bermuatan negatif,

    lebih mudah digumpalkan oleh BaCl 2 daripada NaCl

    B. Mencampurkan Koloid yang Berbeda Muatan

    Bila dua koloid yang berbeda muatan dicampurkan, maka kedua koloid tersebut akan

    terkoagulasi. Hal itu disebabkan kedua koloid saling menetralkan sehingga terjadi

    gumpalan. Contoh, campuran koloid Fe(OH) 3 dengan koloid As 2 S 3 .

    Selain koagulasi yang disebabkan adanya pelucutan muatan koloid, seperti di atas, adalagi proses koagulasi dengan cara mekanik, yaitu melakukan pemanasan dan

  • 8/2/2019 Kadar Lengka Edit

    12/24

    9

    pengadukan terhadap suatu koloid. Contohnya, pembuatan lem kanji, sol kanji

    dipanaskan sampai membentuk gumpalan yang disebut 1em kanji.

    Di bawah ini beberapa contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari dan dalam

    industri.

    a) Pembentukan delta di muara sungai.

    Hal ini terjadi karena koloid tanah liat akan terkoagulasi ketika bercampur dengan

    elektrolit dalam air laut.

    b) Penggumpalan lateks (koloid karet) dengan cara menambahkan asam asetat ke dalam

    lateks.

    c) Sol tanah liat (berbentuk lumpur) dalam air, yang membuat air menjadi keruh, akan

    menggumpal jika ditambahkan tawas. Ion Al 3+ akan menggumpalkan koloid tanah liat

    yang bermuatan negatif.

    6. Koloid Liofil dan Koloid Liofob

    Adanya sifat absorpsi dan zat terdispersi (dengan fase padat) terhadap mediumnya

    (dengan fase cair), maka kita mengenal dua jenis sol, yaitu sol liofil dan sal liofob. Sol

    liofil ialah sol yang zat terdispersinya akan menarik dan mengabsorpsi molekul

    mediumnya. Sol liofob ialah sol yang zat terdispersinya tidak menarik dan tidak

    mengabsorpsi molekul mediumnya.

    Bila sol tersebut menggunakan air sebagai medium, maka kedua jenis koloid tersebut

    adalah sol hidrofil dan sot hidrofob. Contoh koloid hidrofil adalah kanji, protein, sabun,

    agar-agar, detergen, dan gelatin. Contoh koloid hidrofob adalah sol-sol sulfida, sol-sol

    logam, sol belerang, dan sol Fe(OH) 3 .

    Sol liofil lebih kental daripada mediumnya dan tidak terkoagulasi jika ditambah sedikit

    elektrolit. Oleh karena itu, koloid liofil lebih stabil jika dibandingkan dengan koloid

    liofob. Untuk menggumpalkan koloid liofil diperlukan elektrolit dalam jumlah banyak,

    sebab selubung molekul-molekul cairan yang berfungsi sebagai pelindung harus

    dipecahkan terlebih dahulu. Untuk memisahkan mediumnya, pada koloid liofil, dapat

    kita lakukan dengan cara pengendapan atau penguraian. Akan tetapi, jika zat

    mediumnya ditambah lagi, maka akan terbentuk koloid liofil lagi. Dengan kata lain,

    koloid liofil bersifat reversibel . Koloid liofob mempunyai sifat yang berlawanan

    dengan koloid liofil.

  • 8/2/2019 Kadar Lengka Edit

    13/24

  • 8/2/2019 Kadar Lengka Edit

    14/24

    11

    Kapasitas Tukar Kation

    Salah satu sifat kimia tanah yang terkait erat dengan ketersediaan hara bagi

    tanaman dan menjadi indikator kesuburan tanah adalah Kapasitas Tukar Kation (KTK)

    atau Cation Exchangable Cappacity (CEC ). KTK merupakan jumlah total kation yang

    dapat dipertukarkan ( cation exchangable ) pada permukaan koloid yang bermuatan

    negatif. Satuan hasil pengukuran KTK adalah milliequivalen kation dalam 100 gram

    tanah atau me kation per 100 g tanah.

    Beberapa Istilah KTK

    Berdasarkan pada jenis permukaan koloid yang bermuatan negatif, KTK dapat

    dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

    1. KTK koloid anorganik atau dikenal sebagai KTK liat tanah,

    2. KTK koloid organik atau dikenal sebagai KTK bahan organik tanah, dan

    3. KTK total atau KTK tanah.

    KTK Koloid Anorganik atau KTK Liat

    KTK liat adalah jumlah kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid

    anorganik (koloid liat) yang bermuatan negatif.

    Nilai KTK liat tergantung dari jenis liat, sebagai contoh:

    a. Liat Kaolinit memiliki nilai KTK = 3 s/d 5 me/100 g.

    b. Liat Illit dan Liat Klorit, memiliki nilai KTK = 10 s/d 40 me/100 g.

    c. Liat Montmorillonit, memiliki nilai KTK = 80 s/d 150 me/100 g.

    d. Liat Vermikullit, memiliki nilai KTK = 100 s/d 150 me/100 g.

    KTK Koloid Organik

    KTK koloid organik sering disebut juga KTK bahan organik tanah adalah jumlah

    kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid organik yang bermuatan

    negatif.

    Nilai KTK koloid organik lebih tinggi dibandingkan dengan nilai KTK koloid

    anorganik. Nilai KTK koloid organik berkisar antara 200 me/100 g sampai dengan 300

    me/100 g.

  • 8/2/2019 Kadar Lengka Edit

    15/24

    12

    KTK Total atau KTK Tanah

    KTK total merupakan nilai KTK dari suatu tanah adalah jumlah total kation yang dapat

    dipertukarkan dari suatu tanah, baik kation-kation pada permukaan koloid organik

    (humus) maupun kation-kation pada permukaan koloid anorganik(liat).

    Perbedaan KTK Tanah Berdasarkan Sumber Muatan Negatif

    Berdasarkan sumber muatan negatif tanah, nilai KTK tanah dibedakan menjadi 2, yaitu:

    1. KTK muatan permanen, dan

    2. KTK muatan tidak permanen.

    KTK Muatan Permanen

    KTK muatan permanen adalah jumlah kation yang dapat dipertukarkan pada

    permukaan koloid liat dengan sumber muatan negatif berasal dari mekanisme substitusi

    isomorf . Substitusi isomorf adalah mekanisme pergantian posisi antar kation dengan

    ukuran atau diameter kation hampir sama tetapi muatan berbeda. Substitusi isomorf ini

    terjadi dari kation bervalensi tinggi dengan kation bervalensi rendah di dalam struktur

    lempeng liat, baik lempeng liat Si-tetrahedron maupun Al-oktahedron.

    Contoh peristiwa terjadinya muatan negatif diatas adalah: (a). terjadi substitusi isomorf

    dari posisi Si dengan muatan 4+ pada struktur lempeng liat Si-tetrahedron oleh Al yang

    bermuatan 3+, sehingga terjadi kelebihan muatan negatif satu, (b). terjadinya substitusi

    isomorf dari posisi Al yang bermuatan 3+ pada struktur liat Al-oktahedron oleh Mg

    yang bermuatan 2+, juga terjadi muatan negatif satu, dan (c). terjadi substitusi isomorf

    dari posisi Al yang bermuatan 3+ dari hasil substitusi isomorf terdahulu pada lempeng

    liat Si-tetrahedron yang telah bermuatan neatif satu, digantikan oleh Mg yang

    bermuatan 2+, maka terjadi lagi penambahan muatan negatif satu, sehingga terbentuk

    muatan negatif dua pada lempeng liat Si-tetrahedron tersebut. Muatan negatif yang

    terbentuk ini tidak dipengaruhi oleh terjadinya perubahan pH tanah. KTK tanah yang

    terukur adalah KTK muatan permanen.

    KTK Muatan Tidak Permanen

    KTK muatan tidak permanen atau KTK tergantung pH tanah adalah jumlah kation yangdapat dipertukarkan pada permukaan koloid liat dengan sumber muatan negatif liat

  • 8/2/2019 Kadar Lengka Edit

    16/24

    13

    bukan berasal dari mekanisme substitusi isomorf tetapi berasal dari mekanisme patahan

    atau sembulan di permukaan koloid liat, sehingga tergantung pada kadar H+ dan OH-

    dari larutan tanah.

    Hasil Pengukuran KTK Tanah

    Berdasarkan teknik pengukuran dan perhitungan KTK tanah di laboratorium, maka

    nilai KTK dikelompokkan menjadi 2, yaitu:

    1. KTK Efektif, dan

    2. KTK Total.

    PERTUKARAN KATION

    JERAPAN (ADSORPSI) KATION OLEH KOLOID

    Karena koloid lempung bermuatan negatif, kation tertarik kepada partikel

    lempung dan terikat secara elektrostatik pada permukaan lempung. Fenomena ini

    dinamakan dengan jerapan kation.

    Ion dengan ukuran hidratasi yang rendah, lebih dulu teradsorpsi. Urutan

    jerapan kation monovalen oleh lempung:

    Cs > Rb > K > Na > Li

    Disebut sebagai Lyotropic Series

    REAKSI PERTUKARAN KATION

    Reaksi pertukaran kation juga melibatkan H + sehingga istilah Pertukaran Kation

    lebih tepat daripada Pertukaran Basa . Kation yang terjerap dapat ditukar oleh kationlainnya, dan proses ini dinamakan sebagai PERTUKARAN KATION. Reaksi

    pertukaran ini berlangsung secara instant.

    Ca Tanah + 2NH 4+ (NH 4)2 - Tanah + Ca 2+ Jerapan dan pertukaran kation ini mempunyai arti penting di dalam serapan hara oleh

    tanaman, kesuburan tanah, retensi hara dan pemupukan. Kation yang terjerap biasanya

    tersedia untuk tanaman dengan menukarkannya dengan ion H + hasil respirasi akar

    tanaman.

    http://www.uwm.edu/People/fredlund/www.475/CEC2004.htmlhttp://www.uwm.edu/People/fredlund/www.475/CEC2004.html
  • 8/2/2019 Kadar Lengka Edit

    17/24

    14

    Hara yang ditambahkan ke dalam tanah melalui pemupukan akan diikat oleh

    permukaan koloid tanah dan dapat dicegah dari pelindian, sehingga dapat menghindari

    kemungkinan pencemaran air tanah (ground water).

    KAPASITAS PERTUKARAN KATION (KPK)

    KPK atau Cation Exchange Capacity (CEC) merupakan kapasitas tanah untuk

    menjerap atau menukar kation. Biasanya dinyatakan dalam miliekuivalen/100 g tanah

    atau me %, tetapi sekarang diubah menjadi cmolc/kg tanah (centimoles of charge per

    kilogram of dry soil

    Nilai KPK tanah bervariasi bergantung kepada tipe and jumlah koloid di dalam tanah.

    Pada umumnya KPK koloid tanah adalah sebagai berikut:

    Koloid Tanah KPK (me %)

    Humus 200

    Vermikulit 100-150

    Montmorilonit 70-95

    Illit 10-40

    Kaolinit 3-15

    Seskuioksida 2-4

    DAYA MENUKAR KATION

    Kation yang berbeda mempunyai kemampuan untuk menukar kation yang teradsorpsi.

    Ion divalen biasanya dijerap lebih kuat dan lebih sulit ditukar daripada ion monovalen.

    Ion Ba 2+ dan NH 4+ :

    Ba2+ terjerap kuat oleh koloid tanah, tetapi daya penukarannya lemah Pertukaran

    kation menggunakan Ba < jumlah Ba yang dijerap

    NH 4+ terjerap lebih lemah daripada Ba, tetapi daya penukarannya kuat Pertukaran

    kation menggunakan NH 4+ > jumlah NH 4

    + yang dijerap

    PERSAMAAN EMPIRIS PERTUKARAN KATION

    Persamaan Freundlich

    Persamaan adsorpsi freundlich adalah salah satu metode untuk menunjukkan

    komposisi ionik di dalam larutan tanah. Persamaan ini sangat cocok untuk reaksi

    adsorpsi dalam kisaran yang sempit.

    http://www.soils.agri.umn.edu/academics/classes/soil2125/doc/s11chp2.htmhttp://www.soils.agri.umn.edu/academics/classes/soil2125/doc/s11chp2.htm
  • 8/2/2019 Kadar Lengka Edit

    18/24

    15

    x = k C 1/n , dimana:

    x = jumlah kation yang teradsorpsi per unit adsorbent (bahan penjerap)

    C = konsentrasi keseimbangan dari kation yang ditambahkan

    k,n = konstanta

    Persamaan Langmuir

    x/x o = kC / (1+kC)

    x = jumlah cation yang diadsorpsi per unit berat penukar

    xo = kapasitas pertukaran total

    C = konsentrasi jumlah kation yang ditambahkan dalam mol per liter

    k = koefiein afinitas

    konstanta k dapat ditentukan sbb.:

    k = x / [C (x o - x)]

    PERSAMAAN BERDASARKAN TEORI DONAN

    Sistem Donan adalah sistem yang mempunyai komposisi larutan I dan o, dipisahkan

    oleh membran semipermeable (i = inside solution, o = outside solution)

    Solution i Solution o

    Na + Na +

    Cl Cl -

    Na-lempung

    Membran semipermeabel

    Membran hanya permeabel untuk ion N+ dan Cl-, sehingga hanya ion-ion ini yang akan

    terdifusi dalam larutan i dan o hingga keseimbangan tercapai. Pada saat keseimbangan

    tercapai hubungan antar ion adalah sbb:

    (Na +)i (Cl -)i = (Na +)s (Cl -) atau (Na +)i / (Na +)s = (Cl -)s / (Cl -)i

    Sistem Donan terjadi di dalam tanah terutama dalam hubungannya dengan hubungan

    antara akar tanaman larutan tanah. Sistem Donan dapat menjelaskan fenomenapertukaran kation dan memprediksikannya mirip dengan hukum aksi masa :

    [Na +]2 (Ca 2+) / (Na +)2 [Ca 2+] = k

    Sistem Donan mempunyai asumsi k = 1, oleh karena itu =

    [Na +]2 (Ca 2+) / (Na +)2 [Ca 2+] = 1 atau :[Na +] / (Na +) = [Ca2+] / (Ca2+)

  • 8/2/2019 Kadar Lengka Edit

    19/24

    16

    KPK EFEKTIF (CECe)

    FIKSASI (SEMATAN) KATION

    Dalamn kondisi tertentu kation yang teradsorpsi terikat secara kuat oleh lempung

    sehingga tidak dapat dilepaskan kembali oleh reaksi pertukaran. Kation ini disebut

    KATION YANG TERFIKSASI atau TERSEMAT

    Walaupun sembarang kation dapat mengalami fiksasi, tetapi yang paling penting adalah

    fiksasi K + dan NH 4+ yang terjadi dengan mekanisme yang sama.

    Lapisan (lattice) lempung yang mengembang mempunyai lubang sebesar 1,40 padapermukaan intermiselar nya. K+ atau NH 4

    + memasuki ruang intermiselar ini, ion

    tersebut terperangkap didalam lapisan lempung. Ion tersebut menjadi tidak tertukar

    (NON EXCHANGEABLE ) atau terfiksasi

    Mineral lempung yang banyak meyumbang fiksasi K + dan NH 4+ antara lain : mika,

    illit, montmorilonit, dan vermikulit. Permikutit, zeolit, feldspar dan glaukonit juga

    diduga dapat mefiksasi K. Ada pendapat bahwa mineral dengan muatan interlayer yang

    kuat dan mempunyai zona (wedge zone) yang mempunyai selektifitas tinggi terhadap K

    akan banyak memfiksasi K

    K yang terfiksasi dapat dilepaskan kembali dan menjadi tersedia untuk tanaman.

    Adanya asam humat dan asam fulvat di dalam tanah dapat mempercepat proses

    tersebut. Tisdale dan Nelson (1975) berpendapat bahwa fiksasi K merupakan poses

    konservasi di alam. Fiksasi K penting di dalam tanah pasiran untuk mencegah dari

    pelindian. Pemupukan K + dan NH 4+ yang terus menerus dapat menurunkan fiksasi K.

    KEJENUHAN BASA (BASE SATURATION)

    Kejenuhan basa berhubungan erat dengan KPK tanah:

    % Kejenuhan basa = [Jumlah Kation Tertukar (dlm me %) / KPK] x 100

    Contoh :

    Kation Tertukar me %

    Ca 10

    Mg 5

    K 10

    Na 5

    Jumlah 30

    http://ag.udel.edu/extension/Information/Soil_Testing/CHAP9-95.pdfhttp://159.226.205.16/curriculum/3w/02/soilhttp://159.226.205.16/curriculum/3w/02/soilhttp://159.226.205.16/curriculum/3w/02/soilhttp://159.226.205.16/curriculum/3w/02/soilhttp://ag.udel.edu/extension/Information/Soil_Testing/CHAP9-95.pdf
  • 8/2/2019 Kadar Lengka Edit

    20/24

    17

    Jika KPK tanah = 50 me %, maka

    % kejenuhan basa = 30/50 x 100 = 60 %

    Ada korelasi positif antara pH tanah dan persen kejenuhan basa. Secara umum jika pH

    tinggi, kejenuhan basa akan tinggi. Kejenuhan basa yang rendah berarti kandungan H+

    yang tinggi.

    Kejenuhan basa biasanya dapat digunakan sebagai indikasi kesuburan tanah.

    Tanah sangat subur derajat kejenuhan basa 80%, Tanah kesuburan sedang derajat kejenuhan basa 50 % - 80 %

    Tanah tidak subur derajat kejenuhan basa 50 % Pengapuran (liming) dapat meningkatkan kejenuhan basa.

    Unsur Hara Dalam Tanah (Makro dan Mikro)

    Beberapa Unsur Hara Yang Dibutuhkan Tanaman :

    Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K),

    Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S), Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B),

    Mo, Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl). Unsur hara tersebut tergolong unsur hara

    Essensial.

    Berdasarkan jumlah kebutuhannya bagi tanaman, dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

    1. Unsur Hara Makro: Unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar

    Unsur hara makro meliputi:

    N,P,K,Ca,Mg,S,

    2. Unsur Hara Mikro: Unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah kecil

    Unsur hara mikro meliputi :

    Fe,Mn,B,Mo,Cu,Zn,Cl

    Fungsi Unsur Hara Makro (n-p-k)

    Banyak para hobiis dan pencinta tanaman hias, bertanya tentang komposisi kandungan

    pupuk dan prosentase kandungan N, P dan K yang tepat untuk tanaman yang bibit,

    remaja atau dewasa/indukan. Berikut ini adalah fungsi-fungsi masing-masing unsur

    tersebut :

    Nitrogen ( N )

    Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan

    Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri

  • 8/2/2019 Kadar Lengka Edit

    21/24

  • 8/2/2019 Kadar Lengka Edit

    22/24

    19

    PENGAPURAN TANAH MASAM DAN PENGARUHNYA

    Pengertian Dasar Tanah Masam

    Tanah masam adalah tanah ber-pH rendah (pH dibawah 6), semakin rendah pH

    tanahnya maka semakin ekstrim kemasamannya.

    Kendala Tanah Masam

    1.) Unsur hara makro (terutama N,P,K,Ca,Mg) tidak tersedia dalam jumlah cukup,

    efektifitas dan efisiensi pemupukan makro (urea, TSP, KCl) juga rendah.

    2.) Beberapa unsur (terutama Al dan Fe) tersedia berlebih sehingga sering meracun

    pada tanaman.

    3.) Menghambat perkembangan mikroorganisme tanah.

    Pengapuran untuk Meningkatkan pH Tanah

    Perbaikan pH tanah bisa diakatakan menyelesaikan 50% masalah kesuburan

    tanah. Salah satu cara meningkatkan pH tanah dengan pengapuran menggunakan kapur

    pertanian (kaptan) atau dolomit. Beberapa hal yang perlu diperhatikan :

    1. Idealnya paling lambat pengapuran dilakukan 2 minggu sebelum tanam, karena

    bahan kapur termasuk bahan yang lambat bereaksi dengan tanah.

    2. Setelah pengapuran sebaiknya tanah dicangkul (dibajak) agar kapur bisa merata

    masuk dekat zona perakaran.

    3. Pengairan setelah pengapuran sangat diperlukan.

    4. Peningkatan pH tidak bisa terjadi seketika, melainkan pelan dan bertahap.

    5. Dosis kapur disesuaikan pH tanahnya, tetapi sebagai pedoman praktis dosis berkisar

    500 kg/Ha 2 ton/Ha.

    Pengaruh pH tanah terhadap pertumbuhan tanaman:

    1. Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman. Pada

    umumnya unsur hara akan mudah diserap tanaman pada pH 6-7, karena pada

    pH tersebut sebagian besar unsur hara akan mudah larut dalam air.

    2. Derajat pH dalam tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang

    bersifat racun bagi tanaman. Jika tanah masam akan banyak ditemukan unsur

    alumunium (Al) yang selain meracuni tanaman juga mengikat phosphor

    sehingga tidak bisa diserap tanaman. Selain itu pada tanah masam juga terlalu

  • 8/2/2019 Kadar Lengka Edit

    23/24

    20

    banyak unsur mikro yang bisa meracuni tanaman. Sedangkan pada tanah basa

    banyak ditemukan unsur Na (Natrium) dan Mo (Molibdenum)

    3. Kondisi pH tanah juga menentukan perkembangan mikroorganisme dalam

    tanah. Pada pH 5,5 7 jamur dan bakteri pengurai bahan organik akan tumbuhdengan baik. Demikian juga mikroorganisme yang menguntungkan bagi akar

    tanaman juga akan berkembang dengan baik.

  • 8/2/2019 Kadar Lengka Edit

    24/24

    BAB III

    KESIMPULAN

    Reaksi tanah merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan reaksi

    asam atau basa dalam tanah. Sejumlah proses dalam tanah dipengaruhi oleh reaksi

    tanah dan biokimia tanah yang berlansung spesifik. Pengaruh lansung terhadap laju

    dekomposisi mineral tanah dan bahan organik, pembentukan mineral lempung bahkan

    pertumbuhan tanaman. Pengaruhtidak lansungnya terhadap kelarutaan pH tanah.

    Koloid tanah adalah bahan organik dan bahan mineral tanah yang sangat halus sehingga

    mempunyai luas permukaan yang sangat tinggi persatuan berat

    Salah satu sifat kimia tanah yang terkait erat dengan ketersediaan hara bagi tanaman

    dan menjadi indikator kesuburan tanah adalah Kapasitas Tukar Kation (KTK) atau

    Cation Exchangable Cappacity (CEC ).

    Karena koloid lempung bermuatan negatif, kation tertarik kepada partikel lempung dan

    terikat secara elektrostatik pada permukaan lempung. Fenomena ini dinamakan dengan

    jerapan kation.

    Ada korelasi positif antara pH tanah dan persen kejenuhan basa. Secara umum jika pH

    tinggi, kejenuhan basa akan tinggi. Kejenuhan basa yang rendah berarti kandungan H+

    yang tinggi

    1. Unsur Hara Makro: Unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar

    Unsur hara makro meliputi:

    N,P,K,Ca,Mg,S,

    2. Unsur Hara Mikro: Unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah kecil

    Unsur hara mikro meliputi :

    Fe,Mn,B,Mo,Cu,Zn,Cl