28
Praktikum : 29 September 2015 Penyerahan : 06 Oktober 2015 LABORATORIUM ANALITIK DASAR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2015/2016 PRAKTIKUM KIMIA PANGAN MODUL : Penentuan Kadar Air dengan Metoda Destilasi dan Metoda Oven PEMBIMBING : Dra. Nancy Siti Djenar., MS Oleh : Kelompok : I Nama : 1. Apriyanti Ekatama .131431002 2. Bella Yashinta .131431003 3. Beriyanti Kawantary .131431004 4. Citra Pranata Niaga .131431005 5. Dina Heryani .131431006 Kelas : 3A i

LaporanKP Kadar Air 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

LaporanKP Kadar Air 2

Citation preview

Page 1: LaporanKP Kadar Air 2

Praktikum : 29 September 2015Penyerahan : 06 Oktober 2015(Laporan)

LABORATORIUM ANALITIK DASARSEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2015/2016

PRAKTIKUM KIMIA PANGANMODUL : Penentuan Kadar Air dengan Metoda Destilasi

dan Metoda OvenPEMBIMBING : Dra. Nancy Siti Djenar., MS

Oleh :

Kelompok : I Nama : 1. Apriyanti Ekatama .131431002

2. Bella Yashinta .131431003 3. Beriyanti Kawantary .131431004 4. Citra Pranata Niaga .131431005 5. Dina Heryani .131431006

Kelas : 3A

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALISIS KIMIAJURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2015

i

Page 2: LaporanKP Kadar Air 2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan

nikmat yang diberikan-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum ini dengan

lancar. Adapun judul laporan praktikum ini adalah “ Penentuan Kadar Air dengan Metoda

Destilasi dan Metoda Oven“.

Dalam pembuatan laporan praktikum ini banyak kendala dan kesulitan yang mungkin

tidak dapat diatasi oleh penulis tanpa bantuan berbagai pihak baik bersifat materil atau moril.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing

praktikum yang telah membimbing kami selama praktikum berlangsung sehingga dapat

menambah pengetahuan dan ilmu penulis. Kemudian orang tua, rekan-rekan seangkatan serta

semua pihak yang tidak tersebutkan yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan

laporan praktikum ini.

Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna, begitu juga dengan laporan

praktikum ini masih banyak kekurangan.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

sangat penulis butuhkan untuk kelak dapat membuat laporan praktikum yang lebih baik lagi..

Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis dan

semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang berlipat

ganda dari Allah SWT. Aamiin.

Bandung, Oktober 2015

Penulis

ii

Page 3: LaporanKP Kadar Air 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………... ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….…. iii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………….… 1

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………..… 11.2 Tujuan …………………………………………………………………...… 1

BAB II TEORI DASAR …………………………………………………………….... 2

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM ……………………………………………. 8

3.1 Alat dan Bahan ……………………………………………………………. 83.2 Prosedur Kerja …………………………………………………………….. 93.3 Keselamatan Kerja ………………………………………………………… 10

BAB IV HASIL PRAKTIKUM …………………………………………………….... 11

4.1 Skema Alat ………………………………………………………………... 114.2 Data Pengamatan ………………………………………………………..… 11

BAB V PEMBAHASAN ……………………………………………………………… 15

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ………………………………………………… 21

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….…………… 22

LAMPIRAN …………………………………………………………………………… 23

iii

Page 4: LaporanKP Kadar Air 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan

dalam persen. Kadar air juga salah satu karakteristik yang sangat penting pada bahan

pangan, karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, dan cita rasa pada bahan

pangan. Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan

pangan tersebut, kadar air yang tinggi mengakibatkan mudahnya bakteri, kapang, dan

khamir untuk berkembang biak, sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan

(Winarno, 1997).

Kadar air suatu bahan biasanya dinyatakan dalam persentase berat bahan basah,

misalnya dalam gram air untuk setiap 100 gr bahan disebut kadar air berat basah. Berat

bahan kering adalah berat bahan setelah mengalami pemanasan beberapa waktu tertentu

sehingga beratnya tetap (konstan). Pada proses pengeringan air yang terkandung dalam

bahan tidak dapat seluruhnya diuapkan (Kusumah, dan Andarwulan, 1989).

1.2 Tujuan

Melakukan penentuan kadar air pada suatu sampel bahan pangan dengan

menggunakan metoda destilasi dan metoda oven.

Membandingkan hasil yang diperoleh dari penentuan kadar air antara menggunakan

metoda destilasi dengan metoda oven.

iv

Page 5: LaporanKP Kadar Air 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Air dan Sifat – Sifat Air

Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H 2O : satu molekul air tersusun atas dua

atom hidrogen yangterikat secara kovalen pada satu atom oksigen . Air bersifat tidak

berwarna , tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1

bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatupelarut yang penting,

yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-

garam ,gula , asam , beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik .

Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya dengan mengalirinya arus listrik

Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katoda, dua molekul air bereaksi dengan menangkap

dua elektron , tereduksi menjadi gas H2dan ion hidrokida (OH-). Sementara itu pada anoda,

dua molekul air lain terurai menjadi gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion H+ serta

mengalirkan elektron ke katoda. Ion H+ dan OH- mengalami netralisasi sehingga terbentuk

kembali beberapa molekul air. Reaksi keseluruhan yang setara dari elektrolisis air dapat

dituliskan sebagai berikut.

Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar. Air memiliki sejumlah

muatan parsial negatif (σ-) dekat atom oksigen akibat pasangan elektron yang (hampir) tidak

digunakan bersama, dan sejumlah muatan parsial positif (σ+) dekat atom oksigen. Dalam air

hal ini terjadi karena atom oksigen bersifat lebih elektronegatif dibandingkan atom hidrogen

—yang berarti, ia (atom oksigen) memiliki lebih ―kekuatan tarik‖ pada elektron-elektron

yang dimiliki bersama dalam molekul, menarik elektron-elektron lebih dekat ke arahnya

(juga berarti menarik muatan negatif elektron-elektron tersebut) dan membuat daerah di

sekitar atom oksigen bermuatan lebih negatif ketimbang daerah-daerah di sekitar kedua atom

hidrogen.Air memiliki pula sifat adhesi yang tinggi disebabkan oleh

B. Bentuk dan Tipe Air dalam Suatu Bahan

Air yang terdapat dalam suatu bahan makanan terdapat dalam tiga bentuk:

o Air bebas, terdapat dalam ruang-ruang antarsel dan intergranular dan pori-pori yang

terdapat pada bahan.

o Air yang terikat secara lemah karena terserap (teradsorbsi) pada permukaan koloid

makromolekulaer seperti protein, pektin pati, sellulosa. Selain itu air juga terdispersi

v

Page 6: LaporanKP Kadar Air 2

di antara kolloid tersebut dan merupakan pelerut zat-zat yang ada di dalam sel. Air

yang ada dalam bentuk ini masih tetap mempunyai sifat air bebas dan dapat

dikristalkan pada proses pembekuan. Ikatan antara air dengan kolloid tersebut

merupakan ikatan hidrogen.

o Air yang dalam keadaan terikat kuat yaitu membentuk hidrat. Ikatannya berifat ionik

sehingga relatif sukar dihilangkan atau diuapkan. Air ini tidak membeku meskipun

pada suhu 0o F.

Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan kesegaran dan daya tahan bahan

itu sendiri. Sebagian besar dari perubahan-perubahan bahan makanan terjadi dalam media air

yang ditambahkan atau berasal dari bahan itu sendiri. Menurut derajat keterikatan air dalam

bahan makanan atau bound water dibagi menjadi 4 tipe, antara lain :

1. Tipe I adalah tipe molekul air yang terikat pada molekul-molekul air melalui suatu

ikatan hydrogen yang berenergi besar. Molekul air membentuk hidrat dengan

molekul-molekul lain yang mengandung atom-atom O dan N seperti karbohidrat,

protein atau garam.

2. Tipe II adalah tipe molekul-molekul air membentuk ikatan hydrogen dengan molekul

air lain, terdapat dalam miro kapiler dan sifatnya agak berbeda dari air murni.

3. Tipe III adalah tipe air yang secara fisik terikat dalam jaringan matriks bahan seperti

membran, kapiler, serat dan lain-lain. Air tipe inisering disebut dengan air bebas.

4. Tipe IV adalah tipe air yang tidak terikat dalam jaringan suatu bahan atau air murni,

dengan sifat-sifat air biasa.

C. Kadar Air Dalam Bahan Makanan

Kadar air adalah perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah dilakukan

pemanasan. Setiap bahan bila diletakkan dalam udara terbuka kadar airnya akan mencapai

keseimbangan dengan kelembaban udara di sekitarnya. Kadar air bahan ini disebut dengan

kadar air seimbang. Setiap kelembaban relatif tertentu dapat menghasilkan kadar air

seimbang tertentu pula. Dengan demikian dapat dibuat hubungan antara kadar air seimbang

dengan kelembaban relatif.

Aktivitas air dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Aw = ERH/100

Aw = aktivitas air

vi

Page 7: LaporanKP Kadar Air 2

ERH = kelembaban relatif seimbang

Bila diketahui kurva hubungan antara kadar air seimbang dengan kelembaban relatif pada

hakikatnya dapat menggambarkan pula hubungan antara kadar air dan aktivitas air. Kurva ini

sering disebut kurva Isoterm Sorpsi Lembab (ISL). Setiap bahan mempunyai ISL yang

berbeda dengan bahan lainnya. Pada kurva tersebut dapat diketahui bahwa kadar air yang

sama belum tentu memberikan Aw yang sama tergantung macam bahannya. Pada kadar air

yang tinggi belum tentu memberikan Aw yang tinggi bila bahannya berbeda. Hal ini

dikarenakan mungkin bahan yang satu disusun oleh bahan yang dapat mebgikat air sehingga

air bebas relatif menjadi lebih kecil dan akibatnya bahan jenis ini mempunyai Aw yang

rendah.

D. Penentuan Kadar Air Dalam Bahan Makanan

Kadar air dalam makanan dapat ditentukan dengan berbagai cara:

1. Metode Pengeringan (Thermogravimetri)

Prinsipnya menguapkan air yang ada dalam bahan dengan jlaan pemanasan. Kemudian

menimbang bahan sampai berat konstan berarti semua air sudah diuapkan. Cara ini relatif

mudah dan murah. Kelemahannya antara lain:

Bahan lain di samping air juga ikut menguap dan ikut hilang bersama dengan uap

misalnya alkohol, asam asetat, minyak atsiri, dan lain-lain.

Dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat mudah

menguap lain. Contoh gula mengalami dekomposisi atau karamelisasi, lemak

mengalami oksidasi dan sebagainya.

Bahan yang mengandung bahan yang dapat mengikat air secara kuat sulit melepaskan

airnya meskipun sudah dipanaskan.

2. Metode Destilasi (Thermovolumetri)

Prinsip penentuan kadar air dengan destilasi adalah menguapkan air demgan ―pembawa‖

cairan kimia yang mempunyai titik didih lebih tinggi daripada air dan tidak dapat campur

dengan air serta mempunyai berat jenis lebih rendah daripada air. Zat kimia yang dapat

digunakan antara lain: toluen, xylen, benzen, tetrakhlorethilen dan xylol. Cara penentuannya

adalah dengan memberikan zat kimia sebanyak 75-100 ml pada sampel yang diperkirakan

mengandung air sebanyak 2-5 ml, kemudain dipanaskan sampai mendidih. Uap air dan zat

kimia tersebut diembunkan dan ditampung dalam tabung penampung. Karena berat jenis air

vii

Page 8: LaporanKP Kadar Air 2

lebih besar daripada zat kimia tersebut maka air akan berada dibagian bawah pada tabung

penampung. Bila pada tabung penampung dilengkapi skala maka banyaknya air dapat

diketahui langsung. Alat yang dipakai sebagai penampung ini antara lain tabung Strak-Dean

dan Sterling-Bidwell atau modifikasinya.

viii

Page 9: LaporanKP Kadar Air 2

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Tabel 1. Data Alat yang Digunakan

Metoda Destilasi Metoda OvenLabu (Reaktor) Leher 2 250 mL Oven

Adaptor Cawan KrusKondensor Penjepit Cawan

Labu Erlenmeyer (Penampung Distilat) Neraca AnalitikSelang Silikon DesikatorTermometer Mortal dan AluPenangas Air

Statif dan KlemMortar dan AluNeraca Analitik

SpatulaGelas Ukur 100 mL

3.1.2 Bahan

Tabel 2. Data Bahan yang Digunakan

Metoda Destilasi Metoda OvenSampel (Bakso “Mawar”) Sampel (Bakso “Mawar”)

Toluena

3.2 Prosedur Kerja

a) METODA DESTILASI

ix

Menyiapkan alat detilasi dan pereaksi

Page 10: LaporanKP Kadar Air 2

b) METODA OVEN

x

Menghaluskan sampel bakso lalu ditimbang sebanyak 8 gram

Memasukkan sampel ke dalam labu destilasi lalu ditambahkan 80 mL toluena

Destilasi campuran sampel dan pelarut pada suhu 50oC selam 45 menit dan suhu dinaikkan sampai 95oC selama 1,5 jam

Mengukur volume air hasil destilasi

Menghaluskan sampel bakso lalu sampel ditimbang sebanyak 8 gram

Mengeringkan labu destilasi, dan labu Erlenmeyer penampung destilat dengan oven pada suhu 105oC

lalu ditimbang

Mengeringkan cawan kosong+tutup selama 15 menit, didinginkan dalam eksikator 10 menit, lalu ditimbang

% Kadar air metode destilasi

Page 11: LaporanKP Kadar Air 2

3.3 Keselamatan Kerja

Perhatikan SOP dari setiap instrument ataupun alat konvensional yang

digunakan.

Gunakan APD lengkap seperti jas lab, sarung tangan, dan masker.

Pastikan tidak ada percikan air mengenai kabel atau sumber listrik.

Toluena besifat toksik sehingga perhatikan K3 saat kontak dengan toluene.

Perhatikan juga sisa toluene hasil destilasi, jangan dibuang sembarangan.

xi

Memanaskan cawan+sampel di dalam oven pada suhu 100-102oC selam 6 jam

Mendinginkan cawan dalam eksikator selam 10 menit lalu ditimbang

Pemanasan cawan+sampel dilakukan selanjutnya selama 15 menit sampai diperoleh berat yang konstan

Page 12: LaporanKP Kadar Air 2

Penangas Air

BAB IV

HASIL PRAKTIKUM

4.1 Skema Alat

Gambar 1. Skema alat penentuan kadar air metode destilasi

4.2 Data Pengamatan

4.2.1 Metoda Destilasi

Berat Erlenmeyer Kosong = 112.5438 gram

Berat Sampel Bakso = 10.0018 gram

Volume Toluena = 80 mL

Lama Proses = 45 menit (T = 45℃)

90 menit (T = 85℃)

Berat Erlenmeyer + Distilat = 117.0987 gram

Berat Air dalam Sampel Bakso = 4.5549 gram

Kadar Air dalam Sampel Bakso = 45.54 %

4.2.2 Metoda Oven

Tabel 3. Data Hasil Penimbangan pada Penentuan Kadar Air menggunakan Metoda Oven

No MetodeData Penimbangan (gram)

W0 W1 W2 (1) W2 (2) W2 (3) W2 (4) W2 (5)1 SNI1 39.5633 3.0174 40.5187 40.5090 40.5013 40.4943 40.49232 SNI2 39.1494 3.0154 40.1169 40.1074 40.1003 40.0957 40.0930

xii

Sampel+

pelarut

Kondensor

Destilat Air

Inlet

Outlet

Page 13: LaporanKP Kadar Air 2

3 Modul1 34.1294 5.0357 35.6938 35.6937 - - -4 Modul2 32.7060 5.0434 34.2969 34.2969 - - -

Catatan : Karena penimbangan pada metode SNI tidak konstan maka diambil satu data yang paling akhir.

Tabel 4. Hasil Penentuan Kadar Air pada Sampel Bakso “Mawar” menggunakan Metoda

Oven

No Metode

Data Penimbangan (gram) (%)

W1 W2 W3 Dry basis Wet basisTotal

padatan1 SNI1 3.0174 0.9290 2.0884 224.80 69.22 30.782 SNI2 3.0154 0.9436 2.0718 219.56 68.71 31.293 Modul1 5.0357 1.5643 3.4714 221.91 68.94 31.064 Modul2 5.0434 1.5909 3.4525 217.01 68.46 31.54

Kadar Air dalam Sampel Bakso [SNI] = 68.96 %

Kadar Air dalam Sampel Bakso [Modul] = 68.70 %

Tabel 5. Perbandingan Hasil Penentuan Kadar Air dengan Metoda Destilasi dan Metoda

Oven serta dengan Kadar Air pada Kemasan Bakso “Mawar”

Metoda DestilasiMetoda Oven

KemasanSNI Modul

45.54 % 68.96 % 68.70 % 70.55 %

xiii

Page 14: LaporanKP Kadar Air 2

BAB V

PEMBAHASAN

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kadar air dalam sampel. bakso “Mawar”

Kadar air dari sampel bakso di lakukan dengan dua metode, yaitu metode pengeringan

menggunakan oven dan metode destilasi.

Prinsip dari penentuan kadar air dengan cara kering adalah mengeringkan atau

menguapkan air pada suatu bahan (sampel) sehingga di peroleh zat padat yang bebas air.

Pengeringan dilakukan pada titik didih air. Selisih berat kering dan berat basah di

konversikan ke dalam satuan kadar air.

Sedangkan penentuan kadar air dengan metode distilasi prinsipnya adalah air pada

suatu sampel bahan yang dilarutkan pada pelarut non polar yang memiliki density lebih

rendah dari air. Air akan menguap dan menjadi distilat yang kemudian di tampung,

sedangkan komponen komponen pada sampel yang bersifat non-polar akan larut dalam

pelarut non polar (digunakan toluena) sehingga kadar air dapat di tentukan dari selisih air

distilat terhadap berat sampel awal.

.

Penentuan kadar air dengan cara kering (oven)

Sampel yang di gunakan adalah bakso karena bakso memiliki kadar air yang cukup

tinggi dan mengandung lemak. Bakso di bandingkan kadar airnya dengan dua prosedur yaitu

prosedur yang terdapat dalam Modul Praktikum Kimia Pangan dan Prosedur penentuan kadar

air metode oven dalam SNI. Kedua metode tersebut tidak berbeda, hanya saja jumlah sampel

dan waktu oven yang berbeda. Sehingga hasil kadar air dari dua prosedur tersebut mendekati

yaitu sebagai berikut :

Metoda DestilasiMetoda Oven

KemasanSNI Modul

45.54 % 68.96 % 68.70 % 70.55 %

Pada kondisi oven tanpa vacum (temperatur 110oC) lemak pada sampel akan ikut

menguap yang menyebabkan kadar air yang terukur akan lebih tinggi dibandingkan

pengeringan dengan vacum.

Titik didih lemak dipengaruhi oleh panjangnya rantai karbon, semakin panjang rantai

karbonnya titik didihnya makin tinggi pula. Lemak tak jenuh cenderung memiliki titik didih

yang lebih rendah. Inilah yang yang menjadi alas an sampel yang mengandung lemak

sebaiknya di keringkan dengan oven vacum pada suhu titik didih air yang di sesuaikan

xiv

Page 15: LaporanKP Kadar Air 2

dengan tekanan vacum oven. Titik didih air kurang lebih 70oC pada tekanan 250mmHg

sedangkan pada 760mmHg titik didih air mencapai 100oC. Dengan mengurangi suhu

pemanasan sebesar 30oC diharapkan dapat mencegah kemungkinan lemak yang terdapat pada

sampel untuk menguap. Seharusnya suhu oven dijaga konstan, karena perubahan 1oC dapat

menyebabkan kesalahan sebesar 0,1%.

Penentuan kadar air dengan cara basah (distilasi)

Metode pengukuran kadar air secara langsung lainnya adalah metode destilasi.

Metode ini memiliki prinsip yaitu menguapkan air dengan ―pembawa‖ cairan kimia yang

mempunyai titik didih lebih tinggi daripada air dan tidak dapat campur dengan air serta

mempunyai berat jenis lebih rendah daripada air.

Sampel yang digunakan pada metode ini adalah bakso “Mawar” ditimbang dengan

berat 10 gram. Penimbangan dilakukan dengan seksama dan kemudian ditumbuk dan

dilarutkan dengan zat kimia . Zat kimia yang digunakan yaitu toluen, yang memiliki titik

didih 110oC dan densitasnya sebesar 0,867g/mL sedangkan air sebesar 1g/mL.

Pada praktikum kali ini destilasi yang digunakan adalah destilasi biasa (sederhana). Namun,

seharusnya digunakan destilasi azeotrop, yang mana disebabkan oleh titik didih antar pelarut

dengan air memiliki selisih yang sangat sedikit (selisih 10oC). Penentuan kadar air dengan

cara distilasi di tujukan untuk sampel yang mengandung lemak (dalam jumlah yang cukup

tinggi). Bakso merupakan salah satu bahan yang mengandung lemak. Penambahan toluen

ditujukan agak lemak tidak ikut menguap saat di distilasi, lemak yang bersifat non-polar akan

larut dalam toluen yang juga pelarut non-polar. Dengan demikian, yang menguap hanyalah

airnya saja. Air tersebut kemudian di timbang dan kadarnya di tentukan dari selisih distilat

(air) dengan berat sampel awal.

Dari metode penentuan kadar air secara distilasi ini didapatkan kadar air bakso

“Mawar” sebesar 45,54 %. Kadar ini berbeda jauh dengan kadar air yang tertera di kemasan

sampel. Hasil kadar air akan lebih akurat jika sampel di distilasi dengan vacum karena pada

kondisi vacum, titik didih air akan lebih kecil dari 100oC sehingga kemungkinan toluen yang

ikut menguap semakin kecil pula.

xv

Page 16: LaporanKP Kadar Air 2

BAB VI

KESIMPULAN

Dari hasil percobaan maka didapatkan :

- Kadar air bakso dengan metode pengeringan oven secara SNI 68,96 %

- Kadar air bakso dengan metode pengeringan oven sesuai prosedur modul 68,70 %

- Kadar air bakso dengan metode destilasi sebesar 45,54%

xvi

Page 17: LaporanKP Kadar Air 2

BAB VII

REFERENSI

Julisti, Bertha. 2010. ―ANALISA KADAR AIR METODE OVEN & DESTILASI”.

http://btagallery.blogspot.com/2010/02/blog-post_4710.html (3 oktober 2015)

Mulyana, Hadipernata. 2007. “Mengolah dedak menjadi Minyak” Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

xvii

Page 18: LaporanKP Kadar Air 2

LAMPIRAN

No. Prosedur Keterangan gambar

1. Mempersiapkan sampel bakso

2. Sampel bakso dihaluskan

3. Destilasi menggunakan pelarut

toluen

4. Destilasi sedang berlangsung

xviii

Page 19: LaporanKP Kadar Air 2

LAMPIRAN

Perhitungan

a) Metode Destilasi

Berat Air dalam Sampel Bakso

= Berat (Erlenmeyer + Distilat) – Berat Erlenmeyer Kosong

= 117.0987 g – 112.5438 g

= 4.5549 g

Kadar Air dalam Sampel Bakso

= Berat Air dalam Sampel Bakso

Berat Sampel Baksox 100 %

= 4.5549 g

10.0018 gx100 %

= 45.54 %

b) Metode Oven

W 1=Berat sampel (gram ) W 2=Berat sampel setelahdikeringkan (gram )

W 3=W 1−W 2

SNI1

Kadar Air (dry basis)=W 3

W 2

x100 %

Kadar Air (dry basis)=2.08840.9290

x 100 %

Kadar Air (dry basis )=224.80 %

Kadar Air (wet basis)=W 3

W 1

x 100 %

Kadar Air (wet basis)=2.08843.0174

x100 %

Kadar Air (wet basis )=69.22 %

Total Padatan=W 2

W 1

x100 %

Total Padatan=0.92903.0174

x 100 %

Total Padatan=30.78 %

xix

Page 20: LaporanKP Kadar Air 2

SNI2

Kadar Air (dry basis)=W 3

W 2

x100 %

Kadar Air (dry basis)=2.07180.9436

x 100 %

Kadar Air (dry basis )=219.56%

Kadar Air (wet basis)=W 3

W 1

x 100 %

Kadar Air (wet basis)=2.07183.0154

x100 %

Kadar Air (wet basis )=68.71 %

Total Padatan=W 2

W 1

x100 %

Total Padatan=0.94363.0154

x 100 %

Total Padatan=31.29%

Kadar Air dalam Sampel Bakso [SNI]

= Kadar Air (wet basis ) [ SNI 1 ]+Kadar Air (wet basis ) [ SNI 2 ]

2x100 %

= 69.22+68.71

2x100 %

= 68.96 %

Modul1

Kadar Air (dry basis)=W 3

W 2

x100 %

Kadar Air (dry basis)=3.47141.5643

x 100 %

Kadar Air (dry basis )=221.91%

Kadar Air (wet basis)=W 3

W 1

x 100 %

Kadar Air (wet basis)=3.47145.0357

x100 %

Kadar Air (wet basis )=68.94 %

Total Padatan=W 2

W 1

x100 %

xx

Page 21: LaporanKP Kadar Air 2

Total Padatan=1.56435.0357

x 100 %

Total Padatan=31.06%

Modul2

Kadar Air (dry basis)=W 3

W 2

x100 %

Kadar Air (dry basis)=3.45251.5909

x100 %

Kadar Air (dry basis )=217.01%

Kadar Air (wet basis)=W 3

W 1

x 100 %

Kadar Air (wet basis)=3.45255.0434

x100 %

Kada r Air (wet basis )=68.46 %

Total Padatan=W 2

W 1

x100 %

Total Padatan=1.59095.0434

x 100 %

Total Padatan=31.54%

Kadar Air dalam Sampel Bakso [Modul]

= Kadar Air (wet basis ) [ Modul 1 ]+Kadar Air ( wet basis ) [ Modul 2 ]

2x 100 %

= 68.94+68.46

2x100 %

= 68.70 %

xxi

Page 22: LaporanKP Kadar Air 2

xxii