Journal Bedah Plastik-luka Bakar

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/24/2018 Journal Bedah Plastik-luka Bakar

    1/13

    1

    Eksisi dini dan skin grafting untuk luka bakar.

    Dennis p.Orgill, M.D, Ph.D

    Kasus:

    Seorang laki-laki umur 45 tahun diamankan dari rumahnya yang sedang terbakar.

    Petugas pemadam kebakaran melepaskan baju pasien yang terbakar dan memulai akses

    intravena, pulse oksimetri dan monitoring elektrokardiografi. Pasien diintubasi endotrakeal

    dan diventilasi dengan tekanan 100% diberikan untuk mengatasi ketidakstabilan jalan

    napas dan trauma inhalasi. Pasien dibawa ke unit gawat darurat dengan luka bakar

    superfisial dan dalam di daerah tubuh dan tangan ; luka bakar menutupi 42% dari keluasan

    tubuh total. Resusitasi cairan intravena segera diberikan. Pasien kemudiannya dipindah ke

    unit luka bakar untuk perawatan definitif. Pemberian makanan lewat slang nasogastrik

    segera dimulai. Luka bakar segera dicuci dan slow-release silver dressing diberi untuk

    menutup luka. Pada hari ketiga post trauma, kondisi pasien stabil. Dokter ahli bedah yang

    menangani pasien sedang memutuskan samada untuk eksisi luka bakar dan bagaimana

    untuk menutup luka bakar pasien.

    Masalah klinis:

    Luka bakar yang memerlukan penanganan terjadi pada 500,000 pasien setiap tahun

    di Amerika Serikat. Diantara luka bakar ini, 46% dari luka karena termal. Jumlah kasus

    luka bakar berat menurun di Amerika Serikat karena peningkatan upaya pencegahan seperti

    detektor asap ,regulator suhu air dan jumlah perokok yang kurang. Tetapi masih ada sekitar

    3500 kasus kematian luka bakar hampir setiap tahun. Hampir 75% kematian terjadi di

    tempat kejadian dan pada waktu transportasi pasien. Kadar mortalitas tergantung pada umur

    pasien, persentase keluasan daerah tubuh yang terkena dan trauma inhalasi. Berdasarkan

    kasus diatas, pasien dengan luka bakar menutupi lebih 40% keluasan tubuh disertai dengan

    trauma inhalasi, dijangkakan mempunyai risiko kematian sebanyak 33%.

  • 5/24/2018 Journal Bedah Plastik-luka Bakar

    2/13

    2

    Diantara pasien yang bisa bertahan dengan luka bakar yang luas, morbiditas

    seringkali berupa pembentukan jaringan parut (scarring) dan sering terkena infeksi,

    hilangnya jaringan otot dan tulang, penyembuhan luka yang jelek, hormon imbalans, dan

    gangguan fungsi paru, hepar dan juga kegagalan ginjal. Kehilangan jaringan kulit

    menyebabkan regulasi termal dan penjagaan kualitas kulit semakin sulit. Luka bakar kecil

    sekalipun bahkan bisa menyebabkan morbiditas yang signifikan seperti kehilangan fungsi

    tangan atau deformitas wajah. Ini biasanya menimbulkan dampak psikologis pada pasien

    luka bakar sepertipost-traumatic stress disorder (PTSD)dan depresi berat.

    Patofisiologis dan efek pengobatan:

    Mekanisme terjadinya cedera termal terkait dengan distribusi panas ke seluruhlapisan kulit. Suhu yang terlalu panas untuk waktu yang pendek atau suhu yang lebih

    rendah untuk jangka waktu yang panjang bisa menyebabkan kerusakan yang sama.

    Misalnya, bullae dapat muncul setelah 15 menit terkena air panas dengan suhu 48,9 o( 120

    F) atau setelah 1 detik terkena air panas dengan suhu 68o (155F). Karena kulit adalah

    insulator yang bagus, kebanyakan luka bakar sering mengenai lapisan epidermis sahaja

    (luka bakar derajat satu) atau sebagian dari dermis ( luka bakar derajat dua). Hanya dengan

    pemaparan yang terlalu lama, luka bakar bisa mengenai seluruh lapisan dermis (derajat

    tiga) atau berlanjut sampai ke daerah bawah dermis, seperti lemak, otot dan tulang ( derajat

    keempat).

    Jakson telah menggambarkan tiga lapisan cedera secara histopatologis (gambar 1).

    lapisan kogulasi (eskar dan nekrotik ) yaitu daerah yang paling mendekati sumber panas.

    Jaringan di zona ini hampir keseluruhannya nekrotik atau mengalami denaturasi protein

    yang berat dan dipercayai bersifat irreversible. Sedikit dibawah lapisan kogulasi,

    merupakan lapisan stasis dan edema, dimana terjadinya sedikit denaturasi protein tetapi

    dengan aliran darah yang lambat. Edema dan stasis di daerah ini disebabkan oleh kebocoran

    kapiler dan gangguan pada membran sel. Dibawah lapisan stasis terdapat lapisan hiperemis,

    dimana terdapat banyak aliran darah dan semakin jelas setelah 7 hari dari onset trauma.

    Luka yang terjadi secara superfisial mungkin bisa berlanjut menjadi lebih dalam setelah 48-

  • 5/24/2018 Journal Bedah Plastik-luka Bakar

    3/13

    3

    72 jam, dengan zona edema menjadi nekrotik. Ini biasa terjadi sekiranya luka terinfeksi

    atau apabila perfusi ke daerah luka jelek.

    Luas permukaan luka bakar bisa dihitung dengan Rules of nine (gambar 2A).

    Dengan metode ini, kedua ekstremitas atas terhitung 9% dari total keluasan daerah tubuh.

    Kedua ekstremitas bawah 18%. Bagian tubuh anterior dan posterior 18%. Kepala dan leher

    9% dan derah perineum 1%. Rules of nine sangat berguna dan merupakan metode cepat

    untuk estimasi keluasan luka bakar pada orang dewasa tetapi bisa menyebabkan

    perhitungan yang berlebihan atau kurang pada anak kecil. Sebagai tambahan, sebagian

    rumah sakit menggunakan sistem Lunder-bowler , dimana nilai untuk ekstremitas bawah

    dan kepala berbeda berdasarkan umur pasien. Terdapat metode perkiraan yang lebih baik

    dengan menggunakan komputer yang semakin banyak digunakan sekarang.

    Luka bakar bisa menyebabkan respon hipermetabolik yang menyebabkan

    peradangan, penekanan sistem imun, disfungsi endokrin dan proses katabolism. Sebagai

    tambahan , koagulasi protein dan eskar luka yang bersifat avaskular bisa menyebabkan

    risiko tinggi infeksi. Infeksi merupakan penyebab utama komplikasi dan kematian pada

    pasien luka bakar.

    Penanganan yang paling sesuai untuk trauma luka bakar yang dalam termasuk eksisidini dan skin grafting. Penanganan ini adalah untuk menyingkirkan jaringan nekrotik dan

    peradangan dan untuk mempercepat proses penyembuhan luka. Eksisi eskar dapat

    menyingkirkan nidus untuk infeksi bakteri dan menyediakan tempat untuk skin grafting.

    Grafting meminimalkan kehilangan cairan, mengurangkan kebutuhan metabolik dan

    proteksi daerah luka dari paparan organisme infeksi. Eksisi dini dan skin grafting terbukti

    bisa mengurangkan kadar inflamasi dan juga risiko infeksi, sepsis dan gagal organ multipel.

    Bukti Klinis:

    Cope et al, mempopulerkan konsep eksisi dini dan autograftingluka bakar setelah

    menangani pasien trauma bakar di Boston pada tahun 1942. Dengan adanyan antibiotik dan

    dressing topikal, tindakan operasi semakin kurang dibutuhkan. Sebagai ganti, luka cuma

  • 5/24/2018 Journal Bedah Plastik-luka Bakar

    4/13

    4

    ditutup sehinggalah eskar diangkat dan diperbaiki dengan graft kulit. Janzekovic pada

    tahun 1970 datang dengan metode baru menggantikan eksisi dini yaitu dengan eksisi

    tangential jaringan nekrotik dan ditutup segera dengansplit-thickness skin graft(STSG).

    Ong et al, menganalisa data-data dari 6 penelitian yang diterbitkan dari tahun 1966

    sampai tahun 2004, yang membandingkan antara eksisi dini dengan dressing luka dan

    grafting setelah eskar disingkirkan. Mereka menemukan terdapat penurunan kadar

    kematian dengan metode eksisi awal: 39 dari 146 pasien (27%) yang dieksisi sahaja

    meninggal dibandingkan dengan 52 dari 144 (36%) yang dirawat dengan eksisi awal

    disertai dengan dressing luka. Meskipun, perbedaan kadar kematian yang jelas hanya pada

    pasien tanpa trauma inhalasi.: 10 dari 45 pasien (22%) yang dieksisi meninggal berbanding

    28 dari 45 pasien (62%) yang dirawat dengan dressing luka dan grafting terlambat. Antara

    pasien yang dilakukan tindakan eksisi dini, kebutuhan transfusi darah meningkat dan waktu

    opname menjadi singkat. Tidak ada bukti yang konsisten untuk menurunkan kadar sepsis,

    atau untuk fungsi aesthetik yang lebih baik dengan metode eksisi dini.

    Dalam suatu penelitian retrospektif, Xiao-wu et al meneliti sejumlah 157 anak-anak

    dengan luka bakar melibatkan 40% atau lebih total keluasan daerah tubuh , yang

    dikelompokkan berdasarkan jumlah hari antara onset trauma dan waktu pasien dioperasi (

    0- 14 hari). Eksisi dan grafting yang tertunda dikaitkan dengan pemanjangan waktu

    opname dan peningkatan infeksi yang lebih berat pada luka pada kelompok pasien yang

    dieksisi dan digraf setelah 7-14 hari.

  • 5/24/2018 Journal Bedah Plastik-luka Bakar

    5/13

    5

    Gambar 1: Zona jejas pada luka bakar superfisial dan dalam.

    Aplikasi Klinis.

    Pasien dengan luka bakar dalam melebihi 20% total luas permukaan tubuh harus

    segera dihantar ke ruang ICU untuk monitoring elektrokardiografi lanjut, pulse oksimetri

    dan diobservasi tanda vital, intake cairan dan output urin . Cairan ringer laktat diinfus untuk

  • 5/24/2018 Journal Bedah Plastik-luka Bakar

    6/13

    6

    mempertahan output urin 0.3ml/kgBB/ jam dan tekanan darah rata-rata melebihi 80 mmHg.

    Eksisi danskin graftingditunda sehingga hemodinamik pasien stabil dan suhu serta fungsi

    organ dalam batas normal.

    Terdapat subklasifikasi untuk luka bakar derajat dua yaitu luka bakar superfisial dan

    luka bakar dermis yang dalam. Pada luka bakar superfisial, lapisan nekrotik terjadi pada

    lapisan dermis yang paling atas, dengan lapisan dermis bawah yang masih utuh (Gambar

    1A). secara klinis luka bakar ini ditandai dengan warna merah atau merah muda, bisa

    disertai bulla,nyeri dan adanya suplai darah yang baik. Luka bakar derajat ini biasanya

    diberi penanganan konservatif (tanpa eksisi dan grafting).

    Gambar 2:Rules of ninedanLund- Browder Charts

  • 5/24/2018 Journal Bedah Plastik-luka Bakar

    7/13

    7

    Sebaliknya, pada luka bakar yang dalam, lapisan nekrosis berlanjut sampai ke

    lapisan retikular dermis, dengan lapisan stasis berlanjutan sampai ke dermis (gambar 1B).

    Secara klinis, luka bakar derajat ini warnanya kurang merah dengan aliran darah yang

    kurang. Luka bakar dalam sebaiknya ditangani dengan eksisi dangrafting, yang mana dapat

    mengurangkan risiko komplikasi jangka panjang ( sikatriks hipertrofik dan kontraktur).

    Secara ideal, operasi seharusnya dilakukan dalam minggu2 pertama setelah trauma

    sekiranya kondisi pasien sudah stabil. Luka bakar derajat tiga melibatkan keseluruhan

    dermis dan biasanya dieksisi dan digrafting.

    Tujuan dilakukan eksisi dini adalah untuk menyingkirkan jaringan-jaringan nekrotik

    dan menyediakan tempat yang sesuai untuk skin grafting. (gambar 3A). Semua jaringan

    nekrotik harus diangkat supaya kulit yang baru bisa digraft dengan sempurna. Eksisi

    tangetial dilakukan dengan pisau besar untuk mengontrol ketebalan eksisi. Lapisan-lapisan

    kulit yang terbakar dieksisi sehingga tampak dasar luka yang merah karena kapiler-kapiler

    dermis.

    Terdapat alternatif yaitu dengan metode kauterisasi, dimana jaringan yang terbakar

    dieksisi dengan lapisan subkutan yang berada dibawahnya sampai ke fasia. Cara ini lebih

    cepat ,tidak memerlukan banyak grafting kulit, bisa mengurangi pendarahan tetapi bisa juga

    menyebabkan deformitas karena dapat mengenai persarafan ke kulit. Pada kasus luka bakar

    dalam melibatkan tulang dan kartilago, kesemua jaringan mati haruslah diangkat setelah

    kondisi hemodinamik pasien sudah distabilkan dan setelah luka ditutup dengan flap dari

    kulit atau otot seperti yang diindikasikan. Jika kedalaman luka tidak dapat dipastikan,

    lapisan eskar dibiarkan saja sehingga ia terlepas sendirinya seperti yang sering dilakukan

    pada luka bakar daerah telinga dan jari.

    Untuk luka yang lebih besar, jika hemostasis telah tercapai, split-thickness skin

    grafting (STSG)dapat dilakukan. Sebuah lapisan kulit yang tipis yang terdiri dari epidermis

    dan dermis superfisial diambil dari daerah tubuh yang sehat, sering di daerah abdomen dan

    paha depan, dengan ketebalan 0.20 -0.51mm ( 0.008 -0.020 inci) ( gambar 3B). Skin graft

    (STSG) ini ditempel di daerah tubuh yang telah dibersihkan duluan (debridement) dan

  • 5/24/2018 Journal Bedah Plastik-luka Bakar

    8/13

    8

    dijahit dengan sutura. Sebagian dokter ahli bedah menggunakan fibrin glu untuk

    mempertahankan fiksasi kulit baru. Dressing simple dengan gauze petroleum atau

    nonadherent dressing ( yang sering digabung dengan salep antibiotik untuk menghambat

    pertumbuhan bakteri) juga dipakai untuk menutupi skin graft. Dressingluaran yang dapat

    mengenakan sedikit tekanan pada kulit digunakan untuk mencegah skin graft daripada

    terlepas dari permukaan dasar kulit.

    Tempat kulit yang diambil sebagai graftmenyembuh secara spontan dalam waktu

    1-2 minggu, tergantung umur pasien dan seberapa besar kulit yang diambil. Dressing luka

    untuk tempat graft yang berbeda seperti gauze petroleum, alginatedan silver foam. Mesh

    graftdapat dipakai untuk mengurangkan ukuran luka dari tempat diambil kulit (donor site).

    Ini dilakukan dengan membuat beberapa celah pada graft kulit, supaya dapat memanjang 6

    kali lipat dari ukuran asal. Bila mesh graft digunakan, bagian kulit yang menyembuh

    terlihat berkerut dan biasanya kulit dibagian ini dapat diambil lagi untuk dijadikan graft

    setelah 2 minggu.

    Jika luka bakar terlalu luas sehingga tidak cukup bagian tubuh pasien untuk

    dijadikan graft, kulit dari kadaver (allograft) atau kulit pengganti dapat digunakan. Kulit

    pengganti bagaimanapun, punya risiko untuk terjadinya infeksi yang lebih besar dari kulit

    tubuh pasien sendiri (autologous graft) . Meskipun begitu, kulit pengganti ternyata sangat

    berguna pada waktu tidak cukup kulit pasien untuk dijadikan graft, dan biasanya

    komplikasi pemakaian kulit pengganti kurang berbanding autologous graft.

    Pasien dengan luka bakar yang luas dirawat diruang ICU sehingga fungsi paru dan

    ginjal kembali kebatas normal, dan nyeri dapat teratasi dengan pemberian anelgetik. Daerah

    yang digraft, diobservasi pembentukan hematoma, seroma dan infeksi. Cairan yang

    terbendung dibawah lapisan graft didrainase segera supaya kulit baru dapat menempel

    dengan lebih efektif. Jaringanjaringan nekrotik dengan cepat dibersihkan dengan

    debridement. Graftyang terinfeksi diberikan salep antibiotik sesegera mungkin. Area yang

    tidak ditutup oleh skin graft harus didebridement dan digraft kembali agar terjadi

    penyembuhan luka sekunder.

  • 5/24/2018 Journal Bedah Plastik-luka Bakar

    9/13

    9

    Penanganan luka bakar memerlukan biaya yang besar disebabkan tindakan operasi

    dan perawatan di ICU. Berdasarkan data dari American Burn Association, dari tahun 1998

    sehingga tahun 2007 , secara rata-rata pasien harus mengeluarkan biaya sebesar 18,000$

    untuk luka derajat 1 dan sebanyak 300,000$ untuk luka yang menutupi lebih 70% luas

    daerah kulit.

    Komplikasi luka bakar:

    Diantara komplikasi prosedur eksisi dan grafting yaitu pendarahan, yang bisa

    mencapai 100-200ml untuk setiap 1% keluasan kulit yang dieksisi, menurut sebuah

    penelitian. Untuk mengurangi dampak pendarahan sewaktu dieksisi, jaringan lemak

    dibawah lapisan kulit yang terbakar bisa diinfiltrasi dengan injeksi epinefrin yang sudahdiencerkan sehinggalah terjadi distensi pada lapisan kulit dan permukaan kulit terlihat halus

    dan licin (metode tumescent). Untuk luka bakar di ekstremitas bawah, torniquet dapat

    dipasang untuk mengurangi pendarahan sewaktu dieksisi kulit. Metode hemostatik yang

    lain berupa semprot atau span yang direndam dengan thrombin , epinefrin topikal ,

    vasopressin, penutup fibrin, dan intravenous faktor rekombinan VII- dapat juga digunakan

    untuk menghentikan pendarahan. Meskipun dengan tindakan pencegahan, eksisi dapat

    menyebabkan pendarahan yang lumayan banyak. Transfusi biasanya diperlukan walaupun

    dapat menyebabkan komplikasi berupa sepsis.

    Infeksi , sistemik dan lokal dapat terjadi pada pasien dengan luka bakar yang luas

    dan dapat menyulitkan penyembuhan skin grafting. Staphyloccocus aureus, Pseudomonas

    Aeruginosa, dan Acinebacter baumanii dapat meyebabkan risiko infeksi yang jelas pada

    pasien karena terjadinya resistan terhadap antibiotik. Antibiotik topikal dan kadang

    sistemik digunakan untuk mencegah dan mengontrol infeksi. Pemilihan antibiotik, waktu

    pemberian dan durasi penggunaan belum pernah jelas.

    Nyeri dapat terjadi sewaktu diganti dressing luka, debridement dan penanganan

    secara fizikal, dan juga di tempat diambil dan ditempel graft. Nyeri yang diakibatkan oleh

    luka bakar sangat sulit diatasi karena ia bersifat kompleks dan sering berubah intensitas

  • 5/24/2018 Journal Bedah Plastik-luka Bakar

    10/13

    10

    dengan setiap perubahan cara penanganan. Alur manajemen nyeri adalah berdasarkan

    algoritme dari Society of Critical Care medicine.

    Gambar 3: Eksisi dan skin grafting.

    Efek lanjut dari luka bakar dalam dan pembentukan jaringan parut dapat berupa

    deformitas, hiperesthesia, rasa gatal , nyeri tekan dan pembentukan kontraktur. Belum ada

    didapatkan cara yang efektif untuk mengatasi pembentukan jaringan parut dan komplikasi

    yang diakibatkan darinya. Beberapa cara untuk menghambat pembentukan kontraktur

    berupa agen pelembab kulit dan sering melakukan aktivitas pada bagian tubuh yang

    terbakar untuk mencegah kehilangan pergerakan karena kontraktur. Tindakan operasi

  • 5/24/2018 Journal Bedah Plastik-luka Bakar

    11/13

    11

    mungkin diperlukan pada kontraktur yang berat. Pasien mungkin juga akan meminta

    dikonstruksi ulang bagian tubuh yang digraft atas alasan kosmetik. Kompresi biasanya

    digunakan untuk mencegah hypertrophic scarring walaupun secara klinis tidak ada bukti

    keberkesanannya.

    Ketika pasien dengan luka bakar dievaluasi dengan segera setelah trauma, sering

    terjadi kesulitan untuk menentukan derajat luka bakar pasien dan tindakan eksisi yang

    diperlukan. Ini sering terjadi pada luka bakar dengan kedalaman sedang. Walaupun

    evaluasi bedsidesering dipakai untuk menilai derajat luka, terdapat beberapa cara yang lain

    diperkirakan dapat menentukan derajat luka bakar dengan lebih efektif. Metode penilaian

    perfusi jaringan seringkali digunakan, termasuk termografi, videografi dengan indocyanine

    green laser fluoroskopi dan laser doppler perfusion imaging. Penggunaan laser doppler,

    walaupun mahal namun sangat akurat dalam menentukan derajat luka bakar. Teknik biopsi

    juga dapat digunakan tetapi jarang karena bersifat invasif dan hasilnya yang kadang positif

    palsu.

    Tabel 1. Kriteria merujuk pasien ke Center luka bakar

    Luka bakar dengan ketebalan parsial, melebihi 10% total keluasan daerah tubuh Luka bakar yang mengenai wajah, tangan, kaki, genital, perineum Luka bakar derajat tiga Luka bakar listrik Luka bakar kimia Trauma inhalasi Luka bakar yang disertai trauma lain (fraktur)

    Luka bakar pada pasien yang punya riwayat penyakit berat lain.

  • 5/24/2018 Journal Bedah Plastik-luka Bakar

    12/13

    12

    Penggantian dermis telah dibuat sebagai alternatif untuk graft autolog. Pengganti

    yang tersedia secara klinis termasuk matriks semisintetik yang terbuat dari kolagen dan

    glikosaminoglikan, kulit kadaver dan lyophilized (kering beku) dermis dari kadaver.

    Pengganti ini biasanya digunakan untuk merawat luka bakar yang sangat luas. Penggunaan

    kulit kadaver dibatasi karena risiko terjadinya infeksi yang lebih sering berbanding dengan

    graft dari tubuh pasien sendiri dan karena biaya.

    Keterbatasan lain menyangkut metode penggantian dermal yaitu operasi kedua yang

    diperlukan untuk merekonstruksi epidermis. Metode penggantian epidermis seperti

    autograft epidermis yang dikultur dan semprot epidermis ( dipakai diEropa dan Australia).

    Pengganti kulit yang dikultur terdiri dari kombinasi epidermis dan dermis ; hingga kini

    produk ini masih belum dipersetujui FDA ( food and drugs administration). Walaupun

    pengganti kulit ini lebih bagus, tetapi masih belum ada konsensus diantara dokter ahli

    tentang penggunaan optimal produk ini.

    Pedoman

    Pada tahun 2001, American Burn Association mempublikasikan beberapa pedoman,

    yang mana bisa didapatkan dari laman sesawang (www.ameriburn.org). Pedoman ini

    sedang diperbarui sebagai referensi untuk publikasi 1-2 tahun kedepan. The ABAmerekomendasikan ,penanganan untuk luka bakar luas atau luka bakar di daerah kritis

    tubuh di lakukan pusat luka bakar. Pusat luka bakar tidak hanya menyediakan dokter ahli

    luka bakar tetapi juga dokter ahli dari bagian lain yang bersangkutan ( gizi, fisioterapi, dan

    kerja) untuk membantu penyembuhan pasien. Kombinasi eksisi dan skin grafting untuk

    luka bakar dalam masih lagi diterima pakai di pusat luka bakar.

    Rekomendasi

    Pasien berumur 45 tahun yang dijelaskan dalam kasus sangat sesuai untuk prosedur

    eksisi dini danskin grafting. Secara ideal, prosedur ini seharusnya dilakukan pada minggu

    pertama setelah trauma. Pasien seharusnya dibawa ke ruang operasi untuk dieksisi dengan

    dipasang torniquet di lengan atas. Untuk eskar yang terbentuk di daerah anterior thoraks,

    http://www.ameriburn.org/http://www.ameriburn.org/
  • 5/24/2018 Journal Bedah Plastik-luka Bakar

    13/13

    13

    sebaiknya digunakan metode injeksi tumescent untuk mengurangi pendarahan. Eksisi

    tangetial lebih dipilih untuk hasil perbaikan kosmetik yang optimal. Split-thinkness skin

    graft bisa didapatkan di daerah paha dan kaki. Graft yang tipis bisa digunakan untuk

    menutup daerah dorsum tangan, dengan lengan pasien diposisikan fleksi untuk menghindari

    terjadi kontraktur. Tempat yang diambil kulitnya dapat menyembuh sendiri tanpa operasi

    dan obat. Bila kesemua jaringan terbakar sudah dieksisi dan kondisi pasien stabil, pasien

    haruslah dipindah ke rumah sakit khusus menangani luka bakar untuk proses rehabilitasi.

    Setelah itu, pasien bisa dibenarkan untuk rawat jalan dan kontrol di poliklinik khusus luka

    bakar.