11
1 IMPLEMENTASI LOCATION BASED SERVICE BERBASIS CELL ID UNTUK ANJUNGAN PROVINSI SULAWESI SELATAN TAMAN MINI INDONESIA INDAH (TMII) MEMANFAATKAN TEKNOLOGI AUGMENTED REALITY PADA PERANGKAT BERGERAK ANDROID Putri Atalapu Teknik Informatika, Universitas Gunadarma, Depok Jalan Margonda Raya 100, Depok 16424 [email protected] Abstract Today, technology develops very rapidly, particularly on mobile devices (mobile phone). Applied on various types of mobile phone operating system is the android one. Android is open source, has a Software Development Kit (SDK), and provide the tools and Application Programming Interface (API) that is needed to develop an application. LBS applications containing location search and information contained in the Regional Platform TMII particularly South Sulawesi. Search performed using LBS location connected to the network service. LBS is a service that uses geographic information to provide clues to the location of mobile device users are. Cell id is a unique number to search by tracking the location of the nearest tower is connected to the phone. TMII LBS technology change Global Positioning System (GPS) with a network service provider connected to the tower and integrated with the handset. Such information will be displayed in the form of Augmented Reality (AR) using a camera-view engine to create the user's perception and interaction with the environment in the real world. By implementing LBS applications on a mobile phone device, the application is expected to be more practical, easy to administer and useful pengaksesnya. Kata Kunci: LBS, Cell ID, Augmented Reality 1. PENDAHULUAN Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi berbasis mobile dan kebutuhan manusia yang semakin kompleks di bidang penggunaan smartphone, telepon selular tidak lagi hanya digunakan sebagai sarana komunikasi, tetapi juga digunakan sebagai sarana edukasi, hiburan dan navigasi. Sejalan dengan hal tersebut aplikasi pada mobile phone menjadi semakin beragam. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi yang mereka inginkan. Android merupakan platform dengan sistem operasi, tools pengembangan dan pasar aplikasi android yang lengkap. Location Based Service (LBS) merupakan suatu layanan yang menggunakan informasi geografis dan berdasar pada Point of Interest (POI) dalam memberikan petunjuk lokasi piranti mobile pengguna berada, dan menemukan rute jalan sesuai permintaan, sehingga pada aplikasi LBS Anjungan Daerah Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dapat ditentukan posisi antara pengguna dan anjungan yang menjadi tujuan. Location Based Service (LBS) memberi kemungkinan komunikasi dan interaksi dua arah, yang berada pada pertemuan tiga teknologi yaitu Geographic Information System (GIS), internet service, dan mobile devices.

IMPLEMENTASI LOCATION BASED SERVICE BERBASIS …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5191/1/Jurnal... · TMII merupakan taman wisata budaya yang menggambarkan Indonesia

  • Upload
    buidang

  • View
    227

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IMPLEMENTASI LOCATION BASED SERVICE BERBASIS …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5191/1/Jurnal... · TMII merupakan taman wisata budaya yang menggambarkan Indonesia

1

IMPLEMENTASI LOCATION BASED SERVICE BERBASIS CELL ID UNTUK ANJUNGAN PROVINSI SULAWESI SELATAN TAMAN MINI INDONESIA INDAH

(TMII) MEMANFAATKAN TEKNOLOGI AUGMENTED REALITY PADA PERANGKAT BERGERAK ANDROID

Putri Atalapu Teknik Informatika, Universitas Gunadarma, Depok

Jalan Margonda Raya 100, Depok 16424 [email protected]

Abstract Today, technology develops very rapidly, particularly on mobile devices (mobile phone). Applied on various types of mobile phone operating system is the android one. Android is open source, has a Software Development Kit (SDK), and provide the tools and Application Programming Interface (API) that is needed to develop an application. LBS applications containing location search and information contained in the Regional Platform TMII particularly South Sulawesi. Search performed using LBS location connected to the network service. LBS is a service that uses geographic information to provide clues to the location of mobile device users are. Cell id is a unique number to search by tracking the location of the nearest tower is connected to the phone. TMII LBS technology change Global Positioning System (GPS) with a network service provider connected to the tower and integrated with the handset. Such information will be displayed in the form of Augmented Reality (AR) using a camera-view engine to create the user's perception and interaction with the environment in the real world. By implementing LBS applications on a mobile phone device, the application is expected to be more practical, easy to administer and useful pengaksesnya.

Kata Kunci: LBS, Cell ID, Augmented Reality

1. PENDAHULUAN

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi berbasis mobile dan kebutuhan manusia yang semakin kompleks di bidang penggunaan smartphone, telepon selular tidak lagi hanya digunakan sebagai sarana komunikasi, tetapi juga digunakan sebagai sarana edukasi, hiburan dan navigasi. Sejalan dengan hal tersebut aplikasi pada mobile phone menjadi semakin beragam. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi yang mereka inginkan. Android merupakan platform dengan sistem operasi, tools pengembangan dan pasar aplikasi android yang lengkap.

Location Based Service (LBS)

merupakan suatu layanan yang menggunakan informasi geografis dan berdasar pada Point of Interest (POI) dalam memberikan petunjuk lokasi piranti mobile pengguna berada, dan menemukan rute jalan sesuai permintaan, sehingga pada aplikasi LBS Anjungan Daerah Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dapat ditentukan posisi antara pengguna dan anjungan yang menjadi tujuan. Location Based Service (LBS) memberi kemungkinan komunikasi dan interaksi dua arah, yang berada pada pertemuan tiga teknologi yaitu Geographic Information System (GIS), internet service, dan mobile devices.

Page 2: IMPLEMENTASI LOCATION BASED SERVICE BERBASIS …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5191/1/Jurnal... · TMII merupakan taman wisata budaya yang menggambarkan Indonesia

2

Pada telepon selular selain mengandalkan teknologi Global Postioning System (GPS), ada teknologi lain yang dapat berperan dalam pencarian lokasi yaitu cell id. Cell id adalah nomor unik yang umumnya digunakan untuk mengidentifikasi setiap Base Tranceiver Station (BTS) pada jaringan Global System for Mobile Communication (GSM) dalam Location Area Code (LAC). Cell id melakukan pencarian lokasi dengan melacak menara terdekat yang terhubung dengan lokasi dan nomor ponsel dari masing-masing sektor BTS.Cara kerja Cell id mencari lokasi perangkat bergerak dengan melacak menara terdekat dengan perangkat bergerak tersebut. Operator perangkat bergerak bisa menggunakan database untuk mengidentifikasi lokasi dan nomor perangkat bergerak yang digunakan, dari masing-masing sektor dan Base Tranceiver Station (BTS).

Augmented Reality (AR) merupakan teknologi yang menggabungkan objek dua dan tiga dimensi ke dalam suatu lingkungan nyata tiga dimensi lalu memproyeksikannya secara real-time. Benda-benda maya menampilkan informasi berupa label maupun obyek virtual yang hanya dapat dilihat menggunakan kamera telepon selular. AR dapat diimplementasikan pada perangkat yang memiliki konten pencarian lokasi, kamera, akselerometer dan kompas. Implementasi aplikasi LBS Anjungan Daerah TMII berbeda dengan AR berbasis marker yang menggunakan barcode pada pelacakan. Camera-view engine yang terintegrasi dengan GPS, Wifi, atau cell id akan menciptakan persepsi dan interaksi pengguna dengan lingkungan dalam dunia nyata.

TMII merupakan taman wisata budaya yang menggambarkan Indonesia secara utuh dalam tampilan kecil dan indah. Terdiri dari Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), Istana Anak Anak Indonesia dan Museum, salah satu fasilitas yang disediakan adalah Anjungan Daerah berupa bangunan-

bangunan rumah adat bercirikan arsitektur tradisional khas Indonesia. Terdapat 26 Anjungan dengan aneka ragam pertunjukan kesenian dan letak serta jarak yang berbeda-beda, karenanya dibutuhkan suatu aplikasi yang dapat membantu pengguna mengetahui lokasi dan informasi Anjungan Daerah sebelum memutuskan untuk mengunjungi atau tidak mengunjunginya secara langsung.

Bedasarkan uraian di atas maka penulis mengambil judul “Implementasi Location Based Service Berbasis Cell ID untuk Anjungan Provinsi Sulawesi Selatan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Memanfaatkan Teknologi Augmented Reality Pada Perangkat Bergerak Android”.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, terdapat beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan, yaitu : 1) Bagaimana mengintegerasikan cell id

dan LBS Anjungan Provinsi Sulawesi Selatan TMII?

2) Bagaimana menampilkan teknologi Augmented Reality (AR) Location pada aplikasi? Aplikasi memberikan informasi

mengenai rumah adat, pakaian adat, peralatan kesenian, hasil kerajinan, dan benda-benda budaya yang merupakan warisan Bangsa Indonesia. Aplikasi LBS menentukan posisi pengguna menggunakan cell id dalam proses pencarian lokasi. Hasil pencarian akan ditampilkan dalam bentuk AR. Aplikasi LBS Anjungan Provinsi TMII bersifat online, dan dibatasi pada Anjungan Sulawesi Selatan.

Tujuan yang akan dicapai adalah membangun Aplikasi LBS berbasis cell id dan mengimplementasikannya dengan teknologi AR pada perangkat bergerak android. Berdasarkan sudut pandang fungsi, aplikasi ini bertujuan mempermudah pengunjung dalam menemukan lokasi serta informasi pada Anjungan Provinsi TMII tanpa mengunjunginya secara langsung.

Page 3: IMPLEMENTASI LOCATION BASED SERVICE BERBASIS …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5191/1/Jurnal... · TMII merupakan taman wisata budaya yang menggambarkan Indonesia

3

2. LANDASAN TEORI Location Based Service (LBS)

merupakan suatu layanan yang menggunakan informasi geografis dalam memberikan layanan informasi lokasi kepada pengguna, sebagai petunjuk posisi atau lokasi piranti mobile pengguna berada, dan menemukan rute jalan sesuai permintaan. LBS dapat digambarkan sebagai suatu layanan yang berada pada pertemuan tiga teknologi yaitu: Geographic Information System (GIS), Internet Service, dan Mobile Devices. LBS dapat dibagi menjadi Full Service, yaitu layanan yang diberikan berdasar kepada permintaan dari pengguna akan suatu informasi serta Push Service, berupa layanan langsung yang diberikan oleh sevice provider tanpa menunggu permintaan pengguna.

Layanan berbasis lokasi mengirim data dan informasi yang diminta dari mobile terminal ke service provider kemudian mengirimkan kembali informasi yang diminta kembali kepada pengguna. Communication network dapat berupa jaringan seluler (GSM, CDMA), Wireless Local Area Network (WLAN), atau Wireless Wide Area Network (WWAN). Pada telepon selular Posisi pengguna tersebut didapat menggunakan GPS dan melalui jaringan komunikasi mobile, atau cell id. Cell id adalah nomor unik yang umumnya digunakan untuk mengidentifikasi setiap Base transceiver station (BTS) dalam jaringan GSM dalam Location Area Code (LAC). Cell id merupakan nomor yang berhubungan dengan sel tertentu (menara radio yang paling dekat dan terhubung dengan handset). Cell id mencari lokasi dengan melacak menara terdekat dengan ponsel. Operator telepon seluler menggunakan teknologi ini untuk menemukan ponsel tanpa menggunakan GPS. Operator dapat menggunakan database untuk mengidentifikasi lokasi dan nomor ponsel, dari masing-masing sektor dan BTS. Cell id tidak seakurat beberapa teknik lainnya, karena cakupan sel tidak tetap namun demikian cell id tetap diminati karena layanan ini bersifat gratis dan dapat dijangkau oleh berbagai kalangan. Pada cell id penentuan posisi didasarkan pada daerah

geografis yang tercakup oleh sebuah cell, dan berhubungan dengan daerah cakupan dari sinyal radio, sehingga ketika sebuah telepon selular terhubung secara aktif dengan base station, maka piranti tersebut diasumsikan berada dalam cell dari base station.

Gambar 1. Alur Deteksi Lokasi menggunakan Cell ID Proyeksi koordinat adalah menentukan ruang yang sama atau titik lokasi yang sama. Koordinat dinyatakan dalam sumbu XY (longitude and latitude) yang juga dibutuhkan pada pencarian lokasi menggunakan LBS. Latitude adalah garis lintang, garis khayal yang digunakan untuk menentukan lokasi di Bumi terhadap garis khatulistiwa. Latitude ditentukan oleh sumbu kutub bumi. Longitude meruoakan garis bujur dengan kata lain garis khayal yang digunakan untuk menentukan lokasi di bumi terhadap garis meridian, longitude ditentukan oleh rotasi bumi. Titik longitude mempunyai nilai ‐ 180 sampai dengan 180 (W‐E). Titik latitude mempunyai nilai ‐ 90 sampai dengan 90 (S‐N). Augmented Reality (AR) adalah istilah untuk lingkungan yang menggabungkan dunia nyata dan dunia virtual sehingga batas diantara keduanya menjadi sangat tipis. Sistem ini lebih dekat kepada lingkungan nyata (real), sehingga sifat reality lebih diutamakan. Sistem AR berbeda dengan Virtual Reality (VR), dengan teknologi AR lingkungan nyata dapat berinteraksi dalam bentuk digital, dimana

Page 4: IMPLEMENTASI LOCATION BASED SERVICE BERBASIS …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5191/1/Jurnal... · TMII merupakan taman wisata budaya yang menggambarkan Indonesia

4

segala informasi tentang objek dan lingkungan dapat ditambahkan pada sistem AR, yang kemudian informasi tersebut ditampilkan diatas layer dunia nyata secara real-time. Augmented Reality (AR) camera-view merupakan suatu penambahan informasi berupa pada sudut pandang sebenarnya, yang hanya dapat dilihat pengguna melalui suatu perangkat kamera. Dewasa ini, cukup banyak yang menyediakan AR camera-view engine secara gratis, supaya pengembang dapat membangun program yang mengaplikasikan teknologi AR dalam proses pencarian informasi berupa lokasi, orang ataupun benda. Akselerometer adalah suatu tranduser yang berfungsi untuk mengukur percepatan, serta mendeteksi dan mengukur getaran akibat gravitasi bumi. Sensor akselerometer menghitung akselerasi pada device, sehingga terdapat perbedaan nilai pada kondisi device yang berada pada kondisi diam (tidak terjadi akselerasi) dan device pada kondisi berakselerasi. Gaya gravitasi turut berperan pada pembacaan sensor akselerometer sehingga perlu diimbangi dengan menerapkan high-past filter. Langkah berikutnya adalah mengubah nilai menjadi satuan derajat, dimana nilai 900 terletak pada sumbu horizon, 450 pada posisi setengah keatas atau kebawah sedangkan 0 pada posisi lurus keatas atau kebawah. Dewasa ini hampir semua sensor akselerometer telah berbentuk digital sehingga cara kerjanya hanya bedasar kepada temperatur yang diolah secara digital dalam satu chip. Akselerometer digital bekerja berdasarakan temperatur, Akselerometer analog bekerja berdasarakan sistem mekanis. Eclipse adalah suatu Integrated Development Environment (IDE) yang mengembangkan perangkat lunak (software) dan dapat dijalankan pada semua platform (platform independent). Eclipse dikembangkan oleh International Business Machines (IBM) Eclipse menggunakan Eclipse Public License EPL, lisensi yang memungkinkan suatu organisasi menggunakan eclipse sebagai produk komersial, serta pada saat yang sama melakukan perubahan untuk mengkontribusikan hasil. Eclipse terdiri dari

framework yang dapat dikembangkan lebih lanjut, serta peralatan bantu untuk membangun dan memanage perangkat lunak sejak tahap pembangunan hingga siap untuk digunakan dan dipasarkan. Berikut beberapa sifat yang dimiliki oleh eclipse:

-Multi Language: Eclipse dikembangkan dengan bahasa pemrograman Java, dan mendukung pengembangan aplikasi dengan bahasa pemrograman lain, seperti C atau C++, Cobol, Python, Perl, PHP, dan lain-lain. -Multi Role: Selain sebagai Intergrated Development Environment (IDE) untuk pengembangan aplikasi, eclipse digunakan untuk beberapa aktivitas siklus pengembangan perangkat lunak, seperti dokumentasi, test atau tahap uji coba pada perangkat lunak, pengembangan web, dan lain-lain. -Multi Platform: Target sistem operasi eclipse adalah Microsoft Windows, Linux, Solaris, AIX, HP-UX dan Mac OS X.

Pada pembangunan aplikasi LBS digunakan Eclipse Indigo.

3. DISKUSI System Development Life Cycle (SDLC)

dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, adalah proses pembangunan dan pengubahan sistem, model, serta metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer atau informasi. SDLC diperlukan untuk memecahkan berbagai masalah seperti bagaimana perencanaan, analisis, desain, implementasi, penggunaan dan teknik-teknik pengembangan sistem informasi yang diperlukan, dengan berdasar pada SDLC, proses membangun sistem dibagi menjadi beberapa langkah dan pada sistem yang besar, masing-masing langkah dikerjakan oleh tim yang berbeda yang terdiri dari beberapa tahapan yaiturencana(planning), analisa (analysis), desain (design), implementasi (implementation), uji coba (testing) dan pengelolaan (maintenance).

Page 5: IMPLEMENTASI LOCATION BASED SERVICE BERBASIS …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5191/1/Jurnal... · TMII merupakan taman wisata budaya yang menggambarkan Indonesia

5

Gambar 2. Tahapan SDLC

Memilih sebuah metodologi bukanlah hal yang mudah dilakukan karena tidak satupun metodologi yang bisa dikatakan terbaik. Beberapa pertimbangan pemilihan metodologi meliputi; kejelasan kebutuhan pengguna (clarity user requirement), penguasaan teknologi (familiarity with technology), tingkat kerumitan sistem (system complexity), tingkat kehandalan sistem (system realibility), waktu pelaksanaan (short time schedules) dan visibilitas jadwal pelaksanaan (schedule visibility).

Metode pengembangan SDLC terdiri dari : 1) Rapid Application Development

(RAD) adalahpenggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur. RAD menggunakan metode prototyping dan teknik terstruktur lain untuk menentukan kebutuhan user dan perancangan sistem informasi. Model RAD merupakan model inkremental dari proses pengembangan perangkat lunak yang menekankan pada sedikitnya siklus pengembangan. Model ini memecah suatu proyek menjadi bagian-bagian kecil

2) Metode Waterfall melakukan pendekatan secara langkah demi langkah yang bergerak secara logis dari satu tahap ke tahap berikutnya. Metode desain menggambarkan proses perusahaan development dalam aliran sequential linear.

3) Metode iterasi merupakan model pengembangan sistem yang bersifat dinamis, dalam artian setiap tahapan proses pengembangan sistem dapat diulang jika terdapat kekurangan atau kesalahan. Pada metode ini requirement perangkat lunak dari developer yang diterapkan pada tahap pertama, akan menunggu tanggapan dari pengguna sebelum tahapan iterasi selanjutnya dikerjakan.

4) Prototipe merupakan salah satu metode pengembangan perangat lunak yang banyak digunakan. Dengan metode prototyping ini pengembang dan pelanggan dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem. Prototyping, dimulai dengan pengumpulan kebutuhan, mendefinisikan objektif keseluruhan dari perangkat lunak, dan mengidentifikasikan segala kebutuhan, kemudian dilakukan “perancangan kilat” yang difokuskan pada penyajian aspek yang diperlukan. Pengembangan metodologi untuk aplikasi LBS berbasis cell id ini berdasarkan banyak literature, tahapan SDLC (System Development Life Cycle) dan berfokus pada metode dan teknis yang digunakan dalam hal ini perlu membandingkan terlebih dahulu metodologi-metodologi yang dipakai untuk menyelesaian masalah. Perbandingan metodologi untuk membangun aplikasi LBS berbasis cell id dapat dilihat di tabel 1 berikut.

Tabel 1. Perbandingan Metodologi

Metode SDLC

Indikator

Waktu Proses

Target Pengembangan yang Dicapai

Waterfall

Cukup lama, karena rincian

Bekerja secara berurutan dan

Cocok untuk perangkat lunak

Page 6: IMPLEMENTASI LOCATION BASED SERVICE BERBASIS …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5191/1/Jurnal... · TMII merupakan taman wisata budaya yang menggambarkan Indonesia

6

proses harus jelas

bertahap berskala besar dan generik

Spiral

Cukup lama, karena dimulai dari keperluan kecil hingga menuju pengembangan

Perangkat lunak dibuat prototyp“blue-print”, dan ditunjukan ke user untuk mendapatkan feedback

Model spiral lebih diperuntukkan untuk aplikasi bisnis

Rapid Application Development

Cenderung cepat,dimodulkan dalam waktu tertentu

Proses dengan menggunakan kembali komponen yang ada

Proyek berskala kecil, seperti pengembangan GUI

Prototype

Cepat dan singkat

Prototype melibatkan user dalam analisa dan desain.

Pembangunan aplikasi interaktif dan standalone

Perbandingan tersebut menjadi tolak ukur

penulis dalam memilih metode SDLC mana yang cocok dengan proses pembangunan aplikasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode SDLC Prototipe, hal ini dikarenakan proses pembangunannya yang melibatkan pengguna pada tahap analisa dan desain sehingga lebih efisien serta mempersingkat waktu pengembangan. Pada metode SDLC Prototipe analisis, desain, dan fase implementasi dilakukan secara bersamaan di setiap siklus hingga menghasilkan prototipe sistem yang nantinya akan ditinjau oleh sponsor proyek dan

dievaluasi oleh pengguna. Diagram alur proses pengembangan aplikasi akan ditampilokan pada Gambar 3.

Gambar 3. Tahapan Pengembangan Apliksi Berikut penjelasan tahapannya: - Tahap pertama yang dilakukan adalah

tahap pengumpulan data, meliputi pencarian informasi mengenai TMII guna mengumpulkan data berupa informasi pertunjukan dan fasilitas yang ada pada Anjungan, fungsi perhitungan jarak pada android, data koordinat latitude dan longitude menggunakan Google Maps, serta sudut azimuth dan sudut inklinasi. Selain itu, dibutuhkan pula informasi mengenai sistem operasi Android, Eclipse, Java XML, LBS, sensor akselerometer dan Augmented Reality (AR).

- Tahap kedua yaitu tahap analisa kebutuhan, dilakukan pemilihan perangkat lunak yaitu Eclipse karena bersifat gratis dan mudah dalam pengembangannya, Android Software Depelopment Kit (SDK) yang menyediakan tools serta Aplication Programming Interface (API) yang dibutuhkan untuk mengembangkan suatu aplikasi, Android JDK, serta Android Development Tools (ADT).

- Tahap ketiga adalah perancangan program, yang terdiri dari perancangan struktur navigasi sebagai alur suatu aplikasi dalam perancangan bahasa pemrograman, selain itu juga dilakukan perancangan flowchart sebagai aliran program secara logika

Page 7: IMPLEMENTASI LOCATION BASED SERVICE BERBASIS …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5191/1/Jurnal... · TMII merupakan taman wisata budaya yang menggambarkan Indonesia

7

dan antarmuka, satu layanan yang disediakan oleh sistem operasi sebagai sarana interaksi antara pengguna dan sistem operasi atau atribut sensor yang berhubungan langsung dengan pengoperasian suatu sistem oleh pengguna.

- Pada tahap Implementasi dan Pembangunan Aplikasi, semua elemen pada tahap pertama, kedua dan ketiga akan diintegrasikan menggunakan bahasa pemrograman Java dengan Eclipse Indigo versi 3.5 sebagai tempat pengembangan aplikasinya. Eclipse Indigo merupakan versi eclipse yang lebih baru dibanding eclipse galilleo dan helios. Eclipse indigo memiliki lebih banyak fitur, dan user friendly dalam penggunaanya.

- Tahap kelima adalah tahap uji coba aplikasi. Tahap uji coba dibagi menjadi dua yaitu uji coba pada emulator eclipse versi 2.3 API 9, setelah aplikasi LBS Anjungan Daerah TMII berhasil dijalankan maka dilakukan ujicoba selanjutnya pada perangkat mobile phone Galaxy W. Aplikasi akan diuji coba ke pengguna untuk mengetahui sejauh mana aplikasi ini dapat diterima.

4. HASIL Struktur Navigasi adalah urutan alur

suatu aplikasi dalam perancangan bahasa pemrograman, dengan menggunakan struktur navigasi yang tepat maka suatu aplikasi mempunyai pedoman dan arah informasi yang jelas. Struktur navigasi berfungsi untuk menggambarkan hubungan dan rantai kerja seluruh elemen yang akan digunakan dalam aplikasi, dengan menggambarkan struktur navigasi, pembangunan aplikasi dapat dirinci secara sistematis dan lebih mudah untuk dipahami. Struktur navigasi yang digunakan pada aplikasi adalah struktur navigasi Hirarki. yang mengandalkan percabangan untuk menampilkan data atau gambar pada layer dengan kriteria tertentu. Struktur Navigasi Aplikasi LBS akan ditampilkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Struktur Navigasi Aplikasi

Halaman pertama adalah halaman utama android, sebelum masuk ke halaman beranda akan ditampilkan gambar logo TMII sebagai tahap pemrosesan aplikasi. Menu Augmented Reality (AR), dan petunjuk penggunaan aplikasi pada struktur navigasi disebut master page, sedangkan kategori info anjungan, gallery, dan video merupakan slave page, ketiga button ini juga merupakan sub class dan hasil percabangan dari AR. Setelah selesai melakukan pengaksesan, pengguna dapat memilih button exit untuk keluar dari aplikasi.

Flowchart adalah bagian yang menunjukan aliran program atau prosedur sistem secara logika. Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program. Flowchart menolong analis dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian. Flowchart akan mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut. Flowchart yang digunakan pada Aplikasi LBS adalah flowchart program.

Uji coba aplikasi LBS untuk anjungan Sulawesi Selatan dilakukan menggunakan menggunakan perangkat handphone Galaxy W dengan spesifikasi sebagai berikut: -Android Version : 2.3.6 -Size Dimension :115,5 x 59,8 x 11,5mm -Camera : 5MP -CPU: 1,4 ghz Scorpion -Build Number : Gingerbread.DXLM3

Page 8: IMPLEMENTASI LOCATION BASED SERVICE BERBASIS …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5191/1/Jurnal... · TMII merupakan taman wisata budaya yang menggambarkan Indonesia

8

Aplikasi bersifat online atau terkoneksi dengan internet.Uji coba paling akurat dilakukan menggunakan Provider Telkomsel.

Berdasarkan uji coba aplikasi yang telah peneliti lakukan bahwa, fungsi kerja dari aplikasi LBS dengan teknologi cell id dan augmented reality secara umum dapat berjalan dengan baik. Sedangkan pengujian waktu yang dibutuhkan untuk mengambil content aplikasi baik itu dari server Google Maps atau dari BTS terdekat, waktu akses relatif tergantung pada jaringan provider yang digunakan oleh user.

Ketepatan atau akurasi jarak yang diperoleh dalam penelitian ini dengan menggunakan provider dari Telkomsel adalah 100 meter untuk posisi user yang berada di pintu masuk anjungan Sulawesi Selatan dengan berada di dalam anjungan Sulawesi Selatan. Pengaturan jarak untuk lokasi user berada dengan anjungan Sulawesi Selatan diatur melalui zoom bar.

Dukungan dari teknologi augmented reality, mengajak user berinteraksi langsung secara real-time dengan marker dan icon anjungan Sulawesi Selatan yang dimunculkan pada camera view yang terlihat pada gambar 4, hal ini bertujuan untuk dapat mengetahui informasi – informasi apa saja yang terdapat pada anjungan tersebut. Informasi – informasi yang ditampilkan dalam aplikasi ini terdiri dari peta untuk pencarian lokasi anjungan atau pun lokasi yang ingin dikunjungi, seperti yang terlihat pada gambar 6, tampilan informasi dalam bentuk gallery tentang anjungan Sulawesi Selatan, yang terlihat pada gambar 7 dan video tentang Sulawesi Selatan. Bagi user yang belum mengerti mengenai augmented reality yan terdapat dalam aplikasi LBS berbasis android, tersedia petunjuk bagaimana cara menggunakan aplikasi ini.

Berikut di bawah ini adalah hasil tampilan dari uji coba aplikasi LBS untuk anjungan Sulawesi Selatan dengan teknologi Augmented Reality dan cell id.

Gambar 5. Tampilan Pembuka

Aplikasi

Gambar 6. Tampilan Halaman

Beranda

Page 9: IMPLEMENTASI LOCATION BASED SERVICE BERBASIS …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5191/1/Jurnal... · TMII merupakan taman wisata budaya yang menggambarkan Indonesia

9

Gambar 7. Tampilan Halaman

Augmented Reality

Gambar 8. Tampilan Halaman Info Anjungan

Gambar 9. Tampilan Halaman Gallery

Gambar 10. Tampilan Halaman Petunjuk

Skala Likert merupakan metode skala

bipolar yang mengukur baik tanggapan positif ataupun negatif terhadap suatu pernyataan. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiono, 2004). Pada aplikasi LBS digunakan system kuesioner yaitu survey yang berguna untuk mengetahui penilaian dan tanggapan pengguna terhadap aplikasi. Kuesioner diajukan pada 10 responden dari kalangan mahasiswa pengguna perangkat Android. Adapun jenis pertanyaan yang diberikan sebagai berikut.

Tabel 2. Soal Kuesioner

No. Pertanyaan Bobo

t

Jumlah Pemilih

R: ∑R/15

1

Aplikasi ini baik, dalam arti tampilannya menarik.

A = 4 B = 3 C = 2 D = 1

a = 3 orang b = 10 orang c = 5 orang d = 2 orang

3,3

Page 10: IMPLEMENTASI LOCATION BASED SERVICE BERBASIS …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5191/1/Jurnal... · TMII merupakan taman wisata budaya yang menggambarkan Indonesia

10

2

Aplikasi ini dapat memahami kebutuhan saya melalui komunikasi interaktif.

A = 4 B = 3 C = 2 D = 1

a = 1 orang b = 7 orang c = 7 orang d = 5 orang

3.00

3

Aplikasi ini bersifat mudah diakses, dan dioperasikan (user friendly).

A = 4 B = 3 C = 2 D = 1

a = 5 orang b = 13 orang c = 1 orang d = 1 orang

3.7

4

Saya merasa puas dengan content yang disediakan aplikasi ini..

A = 4 B = 3 C = 2 D = 1

a = 2 orang b = 11 orang c = 5 orang d = 2 orang

3.5

5

Aplikasi ini menyediakan informasi secara pas (proporsional atau tidak berlebihan).

A = 4 B = 3 C = 2 D = 1

a = 6 orang b = 10 orang c = 2 orang d = 2 orang

3.3

6

Aplikasi ini dapat digunakan oleh segala lapisan umur.

A = 4 B = 3 C = 2 D = 1

a = 4 orang b = 13 orang c = 1 orang d = 2 orang

4.0

7

Aplikasi ini menyediakan informasi yang saya butuhkan.

A = 4 B = 3 C = 2 D = 1

a = 1 orang b = 14 orang c = 4 orang d = 1 orang

4.5

8

Aplikasi ini menyediakan informasi secara akurat.

A = 4 B = 3 C = 2 D = 1

a = 6 orang b = 1 orang c = 2 orang d = 1 orang

3.2

9

Informasi pada Anjungan bersifat efisien

A = 4 B = 3 C = 2 D = 1

a = 2 orang b = 2 orang c = 5 orang d = 1 orang

2.5

10

Saya memperoleh informasi yang diperlukan dengan cepat dalam aplikasi ini

A = 4 B = 3 C = 2 D = 1

a = 2 orang b = 2 orang c = 5 orang

d = 1 orang

2.5

Gambar 11. Hasil Kuesioner Aplikasi LBS

Page 11: IMPLEMENTASI LOCATION BASED SERVICE BERBASIS …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5191/1/Jurnal... · TMII merupakan taman wisata budaya yang menggambarkan Indonesia

11

Ket: -1 = D (Tidak Setuju) -2 = C (Cukup)

-3 = B (Setuju) -4 =A (Sangat Setuju) Kesimpulan dari hasil kuesioner tabel

2 didapat angka R total = 3,273 jika dilakukan pembulatan menjadi 3, yang termasuk dalam kriteria “b” (bobot nilai 3 = setuju) maka hal tersebut menunjukan bahwa responden menyetujui, aplikasi LBS AR baik dalam hal tampilan interface, user friendly, akurat dan proposional dalam penyampaian informasi, serta bersifat komunikatif, inovatif, dan efisien. Aplikasi telah berhasil mempermudah pengunjung dalam memberikan informasi lokasi serta detail informasi yang terdapat pada anjungan provinsi Sulawesi Selatan TMII saat berada pada lokasi yang tepat di seputar anjungan provinsi Sulawesi Selatan dalam radius tertentu. Pencarian Location Based Service (LBS) Untuk Anjungan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dengan metode augmented reality (AR) telah berhasil diimplementasikan pada perangkat handset android, detail lokasi dan informasi dapat ditampilkan secara akurat dalam layar perangkat bergerak pengguna. Aplikasi LBS bersifat online atau terkoneksi dengan internet.

Kendala yang dihadapi penulis selama proses pembangunan aplikasi terdapat pada sinkronisasi AR dan cell id, serta akurasi lokasi anjungan. Aplikasi telah diujicoba menggunakan beragam provider (XL, Indosat, 3, Axis, Telkomsel) dan pencarian lokasi Anjungan yang paling akurat didapat menggunakan Telkomsel dengan akurasi 100 m dari Anjungan. Berdasarkan pada ujicoba terhadap responden maka aplikasi LBS AR telah dapat mempermudah pengunjung dalam menemukan lokasi serta informasi Anjungan Provinsi TMII, khususnya pada Anjungan Sulawesi Selatan.

Aplikasi LBS Berbasis Cell id Untuk Anjungan Provinsi Sulawesi Selatan TMII pada Perangkat Bergerak Android dapat dikembangkan dengan memperbanyak jumlah informasi Anjungan yang tidak hanya terbatas

pada provinsi Sulawesi Selatan saja, serta penambahan sound lagu daerah Sulsel ketika memasuki AR atau detail anjungan.

5. DAFTAR PUSTAKA [1] Haller, Michael., et al., Emerging

Technologies Of Augmented Reality Interfaces and Design, Idea Group Publishing, Inited States Of America, 2007.

[2] Mulyadi, ST. 2010. “Membuat Aplikasi Untuk Android”. Yogyakarta: Multimedia Center Publishing.

[3] Nazruddin Safaat H, “Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC Berbasis Android”, Penerbit Informatika, Bandung, 2011.

[4] O. Bimber and R. Raskar, “Spatial Augmented Rreality : Merging Real and Virtual Worlds”, A K Peters, 2005.

Websites: [a] Anonim,“Flowchart”,

http://www.scribd.com/doc/11592833/Pedomanpedoman-Dalam-Membuat-Flowchart , Tanggal Akses : 17 Juni 2011

[b] Indah Lestari, “Tahap SDLC”, http://trp.blogspot/tahapan-sdlc.html, Tanggal Akses: 20 Agustus 2012