15
COMPARISON OF METHODS SUPERVISED AND UNSUPERVISED THROUGH GOOGLE SATELLITE IMAGE ANALYSIS PROCEDURE FOR LAND USE Erristhya Darmawan .A(10108716) Information System Major, Faculty of Computer and Technology Information Science, University of Gunadarma Email : [email protected] Abstract Remote sensing is a science or technology to obtain information or a natural phenomenon through an analysis of data obtained from the recording object, area or phenomenon being observed. Digital image result of the remote sensing imagery such as Google Satelite, Quickbird, IKONOS, Landsat TM, SPOT, NOAA and others. Google satellite imagery is an excellent resource to meet the needs analysis in the field of land use change, agriculture, forestry, mining and others. Digital image classification aim to produce thematic maps. Digital image classification consists of two methods that is Supervised classification and Unsupervised classification. The resulting thematic maps using Supervised and Unsupervised methods can be used in the utilization of land use, urban spatial planning and land cover. Based on research results using Supervised and Unsupervised methods can be concluded that the Supervised classification method has higher accuracy than Unsupervised methods. The highest accuracy in Supervised method that is the area Surabaya 1 with the value 93.33% and the accuracy of the lowest in the area Meulaboh with the value 73.33%. Whereas the highest accuracy in Unsupervised method that is the area Surabaya 2 with the value 80.00% and the accuracy of the lowest in the Meulaboh area with the value of 66.67%. Abstraksi Penginderaan jauh merupakan suatu ilmu atau teknologi untuk memperoleh informasi atau fenomena alam melalui analisis suatu data yang diperoleh dari hasil rekaman obyek, daerah atau fenomena yang dikaji. Citra digital hasil penginderaan jauh antara lain citra Google Satelite, Quickbird, IKONOS, Landsat TM, SPOT, NOAA dan lain-lain. Citra satelit Google Satelite merupakan sumber daya yang sangat baik untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dibidang analisis perubahan lahan, pertanian, kehutanan,

COMPARISON OF METHODS SUPERVISED AND …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5340/1/erristhya... · Google satellite imagery is an excellent resource to meet the needs

  • Upload
    buikien

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: COMPARISON OF METHODS SUPERVISED AND …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5340/1/erristhya... · Google satellite imagery is an excellent resource to meet the needs

COMPARISON OF METHODS SUPERVISED AND UNSUPERVISED

THROUGH GOOGLE SATELLITE IMAGE ANALYSIS PROCEDURE FOR

LAND USE

Erristhya Darmawan .A(10108716)

Information System Major, Faculty of Computer and Technology Information

Science, University of Gunadarma

Email : [email protected]

Abstract

Remote sensing is a science or technology to obtain information or a natural

phenomenon through an analysis of data obtained from the recording object, area or

phenomenon being observed. Digital image result of the remote sensing imagery such as

Google Satelite, Quickbird, IKONOS, Landsat TM, SPOT, NOAA and others.

Google satellite imagery is an excellent resource to meet the needs analysis in the

field of land use change, agriculture, forestry, mining and others.

Digital image classification aim to produce thematic maps. Digital image

classification consists of two methods that is Supervised classification and Unsupervised

classification. The resulting thematic maps using Supervised and Unsupervised methods can

be used in the utilization of land use, urban spatial planning and land cover.

Based on research results using Supervised and Unsupervised methods can be

concluded that the Supervised classification method has higher accuracy than Unsupervised

methods.

The highest accuracy in Supervised method that is the area Surabaya 1 with the value

93.33% and the accuracy of the lowest in the area Meulaboh with the value 73.33%. Whereas

the highest accuracy in Unsupervised method that is the area Surabaya 2 with the value

80.00% and the accuracy of the lowest in the Meulaboh area with the value of 66.67%.

Abstraksi

Penginderaan jauh merupakan suatu ilmu atau teknologi untuk memperoleh informasi

atau fenomena alam melalui analisis suatu data yang diperoleh dari hasil rekaman obyek,

daerah atau fenomena yang dikaji. Citra digital hasil penginderaan jauh antara lain citra

Google Satelite, Quickbird, IKONOS, Landsat TM, SPOT, NOAA dan lain-lain.

Citra satelit Google Satelite merupakan sumber daya yang sangat baik untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan dibidang analisis perubahan lahan, pertanian, kehutanan,

Page 2: COMPARISON OF METHODS SUPERVISED AND …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5340/1/erristhya... · Google satellite imagery is an excellent resource to meet the needs

pertambangan dan lain-lain, pengguna juga mudah untuk dapat melihat citra satelite secara

free dan cepat.

Klasifikasi citra digital bertujuan untuk menghasilkan peta tematik. Klasifikasi citra

digital terdiri dari dua metode yaitu klasifikasi Supervised dan klasifikasi Unsupervised. Peta

tematik yang dihasilkan menggunakan metode Supervised dan Unsupervised dapat digunakan

dalam pemanfaatan tata guna lahan, perencanaan tata ruang kota dan penutupan lahan.

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan metode Supervised dan Unsupervised

dapat disimpulkan bahwa klasifikasi menggunakan metode Supervised memiliki keakuratan

yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode Unsupervised.

Keakuratan tertinggi pada metode Supervised yaitu pada daerah Surabaya 1 dengan

nilai 93.33% dan keakuratan terendah pada daerah Meulaboh dengan nilai 73.33%.

Sedangkan Keakuratan tertinggi pada metode Unsupervised yaitu pada daerah Surabaya 2

dengan nilai 80.00% dan keakuratan terendah pada daerah Meulaboh dengan nilai 66.67%.

Kata kunci : Citra Google Satelite, Klasifikasi Supervised, Klasifikasi Unsupervised, Erdas

Imagine.

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Penginderaan jauh merupakan suatu

teknik pengukuran atau perolehan informasi

dari beberapa sifat objek atau fenomena

dengan menggunakan alat perekam yang

secara fisik tidak terjadi kontak langsung

atau bersinggungan dengan objek atau

fenomena yang dikaji.

Pengindraan jarak jauh yaitu Besaran –

besaran akuisisi dari Suatu obyek atau

fenomena dengan menggunakan salah satu

alat atau rekaman real – time dari perangkat

sensing, tanpa ada kontak fisik dengan

objek, seperti pesawat terbang angkasa,

satelite , pelampung cuaca, ataupun kapal

(Lillesand dan Keifer, 1994).

Teknologi Penginderaan Jauh

memiliki kemampuan untuk mengetahui

roman muka bumi dalam kurun waktu

tertentu dan dapat digunakan sebagai alat

monitoring kondisi lingkungan wilayah

pertambangan. Tujuan dari kegiatan ini

adalah mencari model pengolahan data citra

agar mudah dalam pemantauan lingkungan

pertambangan, melokalisir daerah rusak dan

perencanaan penanggulangannya.

Metodologi penelitian secara garis besar

meliputi pengumpulan data; data raster,

vektor, textual; pemrosesan awal; survey

lapangan; dan analisis citra(Supriyantono,

et all, 2003).

Tata guna lahan(land use) adalah

sebuah pemanfaatan lahan dan penataan

lahan yang dilakukan sesuai dengan kodisi

eksisting alam. Tata guna lahan berupa:

Page 3: COMPARISON OF METHODS SUPERVISED AND …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5340/1/erristhya... · Google satellite imagery is an excellent resource to meet the needs

Kawasan permukiman, Kawasan

perumahan, Kawasan perkebunan, Kawasan

pertanian, Kawasan ruang terbuka hijau,

Kawasan perdagangan, Kawasan

industry(Suhadi Purwantoro, 2010).

1.2 Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian tugas akhir

ini adalah sebagai berikut :

1. Penggunaan metode klasifikasi

Supervised dan Unsupervised dalam

Penelitian

2. Pemakaian Citra Google Satelite dalam

penelitian

3. Penelitian yang difokuskan pada tata

guna lahan berupa :

Pohon dan Rumput; Pemukiman, Bangunan

Dan Tanah; Aspal Dan Jalan Raya; Asbes

Dan Beton.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tugas akhir ini

adalah untuk Menghasilkan peta tematik

yang dapat digunakan untuk pemanfaatan

tata guna lahan (land use) dari sebuah citra

Google Satelite menggunakan metode

klasifikasi Supervised Dan Unsupervised,

serta membandingkan keakuratan dari

metode klasifikasi supervised dan

unsupervised.

2. Landasan Teori

2.1 Penginderaan Jauh (Remote

Sensing)

Penginderaan jauh adalah

Pengumpulan dan pencatatan informasi

tanpa kontak langsung pada julat

elektromagnetik ultraviolet, tampak

inframerah dan mikro dengan

mempergunakan peralatan seperti scanner

dan kamera yang ditempatkan pada wahana

bergerak seperti pesawat udara atau

pesawat angkasa dan menganalisis

informasi yang diterima dengan teknik

interpretasi foto, citra dan pengolahan citra

(Fussel, et all, 1986).

Dalam penggunaan modern, istilah

penginderaan jauh umumnya merujuk

kepada penggunaan teknologi imaging

Sensor, namun tidak terbatas pada

penggunaan instrumen aboard pesawat

terbang dan angkasa, serta berbeda dari

gambar lainnya yang berhubungan dengan

bidang seperti medis imaging (Fussel, et all,

1986).

Page 4: COMPARISON OF METHODS SUPERVISED AND …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5340/1/erristhya... · Google satellite imagery is an excellent resource to meet the needs

Gambar 2.1 Skema Umum Penginderaan

Jauh

Data spasial adalah data yang

memiliki referensi ruang kebumian

(georeference) dimana berbagai data atribut

terletak dalam berbagai unit spasial

(Wikipedia.org). Data spasial yang pada

umumnya diwujudkan baik sebagai peta

analog (dicetak di atas media kertas)

maupun digital merupakan salah satu

sumber daya yang termasuk langka dan

mahal pada saat ini. Karena peta analog

atau peta digital merupakan gambaran atau

potret bentang alam yang sangat

komprehensif, jujur, dan yang terdekat

dengan realitas (Prahasta, 2008).

Citra digital hasil penginderaan jauh

antara lain citra Quickbird, IKONOS,

Landsat TM, SPOT, NOAA dan lain-lain.

2.2 Google Earth

Google Earth merupakan sebuah

program globe virtual yang sebenarnya

disebut Earth Viewer dan dibuat oleh

Keyhole, Inc

Globa virtual ini memperlihatkan

rumah, warna mobil, dan bahkan bayangan

orang dan rambu jalan. Resolusi yang

tersedia tergantung pada tempat yang

dituju, tetapi kebanyakan daerah (kecuali

beberapa pulau) dicakup dalam resolusi 15

meter. Las Vegas, Nevada dan Cambridge,

Massachusetts memiliki resolusi tertinggi,

pada ketinggian 15 cm (6 inci). Google

Earth memolehkan pengguna mencari

alamat (untuk beberapa negara),

memasukkan koordinat, atau menggunakan

mouse untuk mencari lokasi.

Google Earth juga memiliki data

model elevasi digital (DEM) yang

dikumpulkan oleh Misi Topografi Radar

Ulang Alik NASA. Ini bermaksud agar kita

dapat melihat Grand Canyon atau Gunung

Everest dalam tiga dimensi, daripada 2D di

situs/program peta lainnya. Sejak

November 2006, pemandangan 3D pada

pegunungan, termasuk Gunung Everest,

telah digunakan dengan penggunaan data

DEM untuk memenuhi gerbang di cakupan

SRTM. Banyak orang yang menggunakan

aplikasi ini menambah datanya sendiri dan

menjadikan mereka tersedia melalui sumber

yang berbeda, seperti BBS atau blog.

Google Earth mampu menunjukkan semua

gambar permukaan Bumi. dan juga

merupakan sebuah klien Web Map Service.

Google Earth mendukung pengelolaan data

Geospasial tiga dimensi melalui Keyhole

Markup Language (KML).

Google Earth memiliki kemampuan untuk

memperlihatkan bangunan dan struktur

(seperti jembatan) 3D, yang meliputi buatan

pengguna yang menggunakan SketchUp,

sebuah program pemodelan 3D. Google

Earth versi lama (sebelum Versi 4),

bangunan 3d terbatas pada beberapa kota,

Page 5: COMPARISON OF METHODS SUPERVISED AND …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5340/1/erristhya... · Google satellite imagery is an excellent resource to meet the needs

dan memiliki pemunculan yang buruk tanpa

tekstur apapun. Banyak bangunan dan

struktur di seluruh dunia memiliki detil 3D-

nya; termasuk (tetapi tidak terbatas kepada)

di negara Amerika Serikat, Britania Raya,

Irlandia, India, Jepang, Jerman, Kanada,

Pakistan dan kota Amsterdam dan

Alexandria. Bulan Agustus 2007, Hamburg

menjadi kota pertama yang seluruhnya

ditampilkan dalam bentuk 3D, termasuk

tekstur seperti facade. Pemunculan tiga

dimensi itu tersedia untuk beberapa

bangunan dan struktur di seluruh dunia

melalui Gudang 3D Google dan situs web

lainnya.

2.3 Klasifikasi Citra Digital

Tujuan dari proses klasifikasi citra

adalah untuk mendapatkan gambar atau

peta tematik. Gambar tematik adalah suatu

gambar yang terdiri dari bagian-bagian

yang menyatakan suatu objek atau tema

tertentu.

Proses klasifikasi citra ada dua jenis,

yaitu Supervised (Klasifikasi Citra

Terawasi) dan Unsupervised (Klasifikasi

Citra Tak Terawasi).

2.3.1 Klasifikasi Citra Terawasi

(Supervised)

Klasifikasi terawasi didasarkan pada

ide bahwa pengguna (user) dapat memilih

sampel pixel – pixel dalam suatu citra yang

merepresentasikan kelas-kelas khusus dan

kemudian mengarahkan perangkat lunak

pengolahan citra (image processing

software) untuk menggunakan pilihan-

pilihan tersebut sebagai dasar referensi

untuk pengelompokkan pixel-pixel lainnya

dalam citra tersebut. Wilayah pelatihan (

training area) dipilih berdasarkan pada

pengetahuan dari pengguna ( the knowledge

of the user). Pengguna dapat menentukan

batas untuk menyatakan seberapa dekat

hasil yang ingin dicapai. Batas ini

seringkali ditentukan berdasarkan pada

karakteristik spektral dari wilayah pelatihan

yang ada. Pengguna juga dapat merancang

hasil keluarannya (output). Sebagai contoh

seberapa banyak kelas-kelas akhir yang

diperlukan dalam pengklasifikasian citra

yang dipunyai.

2.3.2 Klasifikasi Citra Tak Terawasi

(Unsupervised)

Klasifikasi tak terawasi

(unsupervised classifications) merupakan

pengklasifikasian hasil akhirnya

(pengelompkkan pixel-pixel dengan

karakteristik umum) didasarkan pada

analisis perangkat lunak (software anaysis)

suatu citra tanpa pengguna menyediakan

contoh-contoh kelas-kelas terlebih dahulu.

Komputer menggunakan teknik-teknik

tertentu untuk menentukan pixel mana yang

Page 6: COMPARISON OF METHODS SUPERVISED AND …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5340/1/erristhya... · Google satellite imagery is an excellent resource to meet the needs

mempunyai kemiripan dan bergabung

dalam satu kelas tertentu secara bersamaan.

Pengguna dapat menentukan seberapa

banyak data yang dapat dianalisis dan dapat

menginginkan seberapa banyak jumlah

kelas-kelas yang dihasilkan, tetapi di lain

sisi pengguna tidak dapat mempengaruhi

proses pengklasifikasian. Meskipun begitu,

pengguna harus mempunyai pengetahuan

tentang wilayah yang akan diklasifikasikan

pada saat mengelompokkan pixel-pixel

dengan karakteristik umum yang dihasilkan

oleh komputer harus direlasikan dengan

fitur aslinya. Contoh pada tanah (

mempunyai kesamaan fitur asli : tanah

basah, pembangunan suatu wilayah, hutan

pinus, dsb).

3. Metode Penelitian

Dalam penulisan tugas akhir ini

penulis menggunakan metode studi pustaka

dan uji coba. Studi pustaka dilakukan

dengan cara mempelajari buku-buku,

laporan penelitian yang pernah dilakukan,

dan browsing internet, yang berkaitan

dengan topik tugas akhir ini.

Penelitian dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

- Membuat algoritma klasifikasi citra.

- Melakukan perbaikan kualitas citra .

- Melakukan klasifikasi citra

menggunakan metode Supervised.

- Melakukan klasifikasi citra

menggunakan metode

Unsupervised.

- Menguji ketepatan/kebenaran

(Accuracy Assessment) hasil

klasifikasi citra menggunakan

metode Supervised dan

Unsupervised.

- Membandingkan keakuratan

klasifikasi Supervised dan

Unsupervised.

3.1 Diagram Alir Klasifikasi Citra

Gambar 3.1 Diagram Alir Klasifikasi Citra

4. Hasil Penelitian

Pada penelitian tugas akhir ini

digunakan 3 (tiga) citra Google Satelite

Page 7: COMPARISON OF METHODS SUPERVISED AND …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5340/1/erristhya... · Google satellite imagery is an excellent resource to meet the needs

yaitu dua daerah Surabaya dan satu daerah

Meulaboh.

(a) Citra Daerah Surabaya 1

(b) Citra Daerah Surabaya 2

(c) Citra Daerah Meulaboh

Gambar 4.1 Citra Quickbird yang digunakan

dalam penelitian

4.1 Hasil Penelitian Daerah Surabaya 1

Tabel 4.1 Deskripsi Pengklasifikasian Kelas

Daerah Surabaya 1

No. Deskripsi Kelas Warna

1. Pohon, Rumput 2. Pemukiman,

Bangunan, Tanah

3. Aspal, Jalan Raya 4. Asbes, Beton

Hasil klasifikasi menggunakan

metode Supervised dan Unsupervised

adalah sebagai berikut :

(a) Citra Awal Daerah Surabaya 1

(b) Citra Metode Supervised

(c) Citra Metode Unsupervised

Gambar 4.2 Citra Hasil Pengklasifikasian

Daerah Bogor

4.1.1 Uji Ketelitian Metode Supervised dan

Unsupervised Pada Daerah Surabaya 1

Pengujian ketelitian/kebenaran hasil

klasifikasi menggunakan metode

Page 8: COMPARISON OF METHODS SUPERVISED AND …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5340/1/erristhya... · Google satellite imagery is an excellent resource to meet the needs

Supervised dan Unsupervised dilakukan

dengan cara random sampling (acak).

Tabel 4.2 Deskripsi Kelas Hasil Klasifikasi

Pada Daerah Surabaya 1

Kelas Deskripsi

Vegetasi Hijau (VH) Pohon, Rumput

Urban (U) Pemukiman,

Bangunan, Tanah

Aspal (A) Aspal, Jalan Raya

Asbes, Beton (AsB) Asbes, Beton

Tabel 4.3 Uji Ketelitian/Kebenaran Klasifikasi Supervised Pada Daerah Bogor

Tabel 4.4 Uji Ketelitian/Kebenaran Klasifikasi Unsupervised Pada Daerah Bogor

Reference Data

Cla

ssif

ied

Data

VH1 VH2 U A1 A2 AsB Total Users Accuracy

VH1 1 0 0 0 0 0 1 100.00%

VH2 0 1 0 0 0 0 1 100.00%

U 0 1 5 0 0 0 6 83.33%

A1 0 0 0 2 0 0 2 100.00%

A2 0 0 0 0 2 0 2 100.00%

AsB 0 0 0 0 0 3 3 100.00%

Total 15

Overall Accuracy={(1+1+5+2+2+3)/15} x 100 = 93.33 %

Reference Data

Cla

ssif

ied

Data

V

H

1

V

H

2

V

H

3

U

1

U

2

A

1

U

3

A

2

A

3

U

4

A

4

U

5

A

5

A

6

U

6

A

7

U

7

U

8

A

8

A

9

A

s

B

U

9

U

1

0

U

1

1

A

s

B

To

tal

User

Accuracy

VH1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

VH2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

VH3 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 50.00%

U1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 100.00%

U2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

A1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 100.00%

U3 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 -

A2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 100.00%

A3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

U4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

A4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

U5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

Page 9: COMPARISON OF METHODS SUPERVISED AND …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5340/1/erristhya... · Google satellite imagery is an excellent resource to meet the needs

4.3 Hasil Penelitian Daerah Surabaya 2

Pada penelitian ketiga yaitu daerah

Jakarta dibagi menjadi 4 (empat) kelas.

Tabel 4.5 Deskripsi Pengklasifikasian Kelas

Daerah Surabaya 2

No. Deskripsi Kelas Warna

1. Pohon, Rumput, Lahan

Terbuka

2. Aspal, Jalan Raya 3. Pemukiman, Tanah 4. Asbes, Bangunan

(a) Citra Awal Daerah Surabaya 2

(b) Citra Metode Supervised

(c) Citra MetodeUnsupervised

Gambar 4.3 Citra Hasil Pengklasifikasian

Daerah Surabaya 2

A5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 50.00%

A6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

U6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

A7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

U7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

U8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

A8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

A9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

AsB 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 100.00%

U9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 100.00%

U10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

U11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 100.00%

AsB 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 50.00%

Total 15

Overall Accuracy={(1+1+1+1+1+1+2+2+1)/15} x 100 = 73.33 %

Page 10: COMPARISON OF METHODS SUPERVISED AND …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5340/1/erristhya... · Google satellite imagery is an excellent resource to meet the needs

4.3.1 Uji Ketelitian Metode Supervised

Dan Unsupervised Pada Daerah Surabaya2

Tabel 4.6 Deskripsi Kelas Hasil Klasifikasi

Pada Daerah Surabaya 2

Tabel 4.7 Uji Ketelitian/Kebenaran Klasifikasi

Supervised Pada Daerah Surabaya 2

Tabel 4.8 Uji Ketelitian/Kebenaran Klasifikasi Unsupervised Pada Daerah Jakarta

Kelas Deskripsi

Vegetasi Hijau (VH) Pohon, Rumput,

Lahan Terbuka

Urban (U) Pemukiman, Tanah

Aspal (A) Aspal, Jalan Raya

Asbes, Bangunan (AsB) Asbes, Bangunan

Reference Data

Cla

ssif

ied

Data

VH1 VH2 U A1 A2 AsB Total Users Accuracy

VH1 1 0 0 0 0 0 1 100.00%

VH2 0 2 0 0 0 0 2 100.00%

U 0 2 5 0 0 0 7 71.43%

A1 0 0 0 2 0 0 2 100.00%

A2 0 0 0 0 2 0 2 100.00%

AsB 0 0 0 0 0 1 1 100.00%

Total 15

Overall Accuracy={(1+2+5+2+2+1)/15} x 100 = 86.67 %

Reference Data

Cla

ssif

ied

Data

V

H

1

V

H

2

V

H

3

V

H

4

V

H

5

V

H

6

V

H

7

A

1

U

1

V

H

8

A

2

A

3

A

4

U

2

A

5

U

3

U

4

A

6

U

5

U

6

A

8

U

7

A

9

U

8

A

s

B

To

tal

User

Accuracy

VH1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 100.00%

VH2 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 100.00%

VH3 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 -

VH4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

VH5 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 100.00%

Page 11: COMPARISON OF METHODS SUPERVISED AND …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5340/1/erristhya... · Google satellite imagery is an excellent resource to meet the needs

4.4 Hasil Penelitian Daerah Surabaya 1

Tabel 4.9 Deskripsi Pengklasifikasian Kelas

Daerah Meulaboh

No. Deskripsi Kelas Warna

1. Pohon, Rumput 2. Pemukiman,

Bangunan, Tanah

3. Aspal, Jalan Raya 4. Asbes, Beton

Hasil klasifikasi menggunakan

metode Supervised dan Unsupervised

adalah sebagai berikut :

(a) Citra Awal Daerah Meulaboh

VH6 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 -

VH7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

A1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 100.00%

U1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

VH8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

A2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

A3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

A4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

U2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

A5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

U3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 100.00%

U4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

A6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 100.00%

U5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2 50.00%

U6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 100.00%

A8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 100.00%

U7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

A9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

U8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

AsB 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

Total 15

Overall Accuracy={(1+3+1+1+2+1+1+1+1)/15} x 100 = 80.00 %

Page 12: COMPARISON OF METHODS SUPERVISED AND …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5340/1/erristhya... · Google satellite imagery is an excellent resource to meet the needs

(b) Citra Metode Supervised

(c) Citra Metode Unsupervised

Gambar 4.4 Citra Hasil Pengklasifikasian

Daerah Bogor

4.4.1 Uji Ketelitian Metode Supervised dan

Unsupervised Pada Daerah Surabaya 1

Pengujian ketelitian/kebenaran hasil

klasifikasi menggunakan metode

Supervised dan Unsupervised dilakukan

dengan cara random sampling (acak).

Tabel 4.10 Deskripsi Kelas Hasil Klasifikasi

Pada Daerah Meulaboh

Kelas Deskripsi

Vegetasi Hijau (VH) Pohon, Rumput

Urban (U) Pemukiman,

Bangunan, Tanah

Aspal (A) Aspal, Jalan Raya

Asbes, Beton (AsB) Asbes, Beton

Tabel 4.11 Uji Ketelitian/Kebenaran Klasifikasi Supervised Pada Daerah Meulaboh

Reference Data

Cla

ssif

ied

Data

VH1 VH2 U A1 A2 AsB Total Users Accuracy

VH1 2 0 0 0 0 0 2 100.00%

VH2 0 1 0 0 0 0 1 100.00%

U 0 1 4 0 0 0 5 80.00%

A1 0 0 1 2 0 0 3 66.67%

A2 0 0 0 0 0 0 0 -

AsB 0 0 0 0 2 2 4 50.00%

Total 15

Overall Accuracy={(2+1+4+2+2)/15} x 100 = 73.33 %

Page 13: COMPARISON OF METHODS SUPERVISED AND …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5340/1/erristhya... · Google satellite imagery is an excellent resource to meet the needs

Tabel 4.12 Uji Ketelitian/Kebenaran Klasifikasi Unsupervised Pada Daerah Meulaboh

Reference Data

Cla

ssif

ied

Data

V

H

1

V

H

2

V

H

3

V

H

4

V

H

5

V

H

6

V

H

7

V

H

8

U

1

A

1

U

2

U

3

U

4

A

2

A

3

U

5

A

4

A

5

A

6

A

7

U

6

A

s

B

A

8

A

s

B

A

s

B

To

tal

User

Accuracy

VH1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

VH2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 100.00%

VH3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

VH4 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 100.00%

VH5 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 100.00%

VH6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

VH7 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 -

VH8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

U1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

A1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 100.00%

U2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

U3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

U4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 -

A2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

A3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

U5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 100.00%

A4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 100.00%

A5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 100.00%

A6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

A7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

U6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 -

AsB 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

A8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -

AsB 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2 50.00%

AsB 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 -

Total 15

Overall Accuracy={(1+3+1+1+1+1+1+1+1+1)/15} x 100 = 66.67 %

Page 14: COMPARISON OF METHODS SUPERVISED AND …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5340/1/erristhya... · Google satellite imagery is an excellent resource to meet the needs

4.5 Perbandingan Metode Supervised dan

Unsupervise

Tabel 4.13 Tabel Perbandingan Klasifikasi

Supervised dan Unsupervised

Penelitian Supervised Unsupervised

Daerah Surabaya1 93.33 % 73.33 %

Daerah Surabaya2 86.67 % 80.00 %

Daerah Meulaboh 73.33 % 66.67 %

Berdasarkan hasil penelitian

menggunakan metode Supervised dan

Unsupervised dapat disimpulkan bahwa

klasifikasi menggunakan metode Supervised

memiliki keakuratan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan metode Unsupervised.

Keakuratan tertinggi pada metode

Supervised yaitu pada daerah Surabaya 1

dengan nilai 99.33% dan keakuratan

terendah pada daerah Meulaboh dengan

nilai 73.33%. Sedangkan Keakuratan

tertinggi pada metode Unsupervised yaitu

pada daerah Surabaya 2 dengan nilai

80.00% dan keakuratan terendah pada

daerah Meulaboh dengan nilai 66.67%.

5. Penutup

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan, hasil dari klasifikasi supervised

dan unsupervised yang dilakukan terhadap

citra Google Satelite yang terekam pada

tahun 2012, yaitu dua buah citra untuk

daerah Surabaya dan satu buah citra daereah

Meulaboh(Aceh) didapatkan kesimpulan

bahwa:

- Nilai akurasi yang dihasilkan lebih

tinggi yaitu dengan klasifikasi supervised.

Dengan pengklasifikasian mengunakan

daerah training (training area) peta tematik

yang dihasilkan akan lebih akurat.

- - Penelitian ini menghasilkan sebuah

peta tematik yang dapat berguna dalam

perencanaan tata ruang kota, pemanfaatan

tata guna lahan, serta dapat juga berguna

untuk melihat seberapa banyak ruang

terbuka hijau di suatu daerah.

5.2 Saran

Saran untuk perbaikan penelitian ini

adalah dengan menggunakan ruang lingkup

penelitian yang lebih luas, misalnya satu

wilayah kabupaten. Pada penelitian ini

hanya mampu mengklasifikasikan suatu

kelas berdasarkan warna atau kedekatan

piksel-pikselnya, untuk pengembangan

dapat dilakukan pengklasifikasian

berdasarkan warna, tinggi rendahnya wilaya

dan bentuk sehingga dapat mengenali objek

suatu kelas secara lebih rinci.

6. Daftar Pustaka

[1] Al-Tamini, Salam dan Al-Bakri, J. T.

2005. Comparison Between Supervised

and Unsupervised Classifications for

Mapping Land Use/Cover in Ajloun

Page 15: COMPARISON OF METHODS SUPERVISED AND …publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5340/1/erristhya... · Google satellite imagery is an excellent resource to meet the needs

Area. Jourdan Journal of Agricultural

Sciences, Volume , No 1, 2005.

[2] Campbell, James, 2001. Digital Image

Classification Geography 4354- Remote

Sensing.

[3] Danoedoro, Projo, 2012. Pengantar

Penginderaan Jauh Digital, ANDI.,

Yogyakarta

[4] DigitalGlobe. 2010. Quickbird Imagery

Products (Product Guide).

DigitalGlobe, Inc., Longmont.

[5] Lillesand, Kiefer, 1998. Penginderaan

Jauh dan Interpretasi Citra, Gajah

Mada University Press.

[6] Lillesand, Kiefer, 2004. Remote Sensing

and Interpretation (Fifth Edition). John

Wiley & Sons, Inc., New York.

[7] Lindgren, D.T, 1985. Land use

Planning and Remote Sensing,

Doldrecht: Martinus Nijhoff Publisher.

[8] Munir, Rinaldi, 2004. Pengolahan

CITRA DIGITAL dengan Pendekatan

Algoritmik, Bandung: Penerbit

INFORMATIKA.

[9] Prahasta, Eddy, 2008. REMOTE

SENSING Praktis Penginderaan Jauh

& Pengolahan Citra Digital dengan

Perangkat Lunak ER Mapper, Bandung:

Penerbit INFORMATIKA.

[10] Santosa, Budi, 2007. Data Mining

Teknik Pemanfaatan Data untuk

Keperluan Bisnis Teori & Aplikasi,

Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu.

[11] Sugiharto, Aris, 2006. Pemrograman

GUI dengan Matlab, Yogyakarta:

Penerbit Andi.

[12]

http://gd.itenas.ac.id/apa%20itu%20geodesi/rua

ng%20lingkup/pj.html

[13] http://kwalabekala.usu.ac.id/tata-guna-

lahan.html

[14]

http://nationalinks.blogspot.com/2009/0

3/definisi-peta.html

[15] http://www.erdas.com/

[16] http://www.remotesensing.org/

[17]

http://www.satimagingcorp.com/satellit

e-sensors/worldview-2.html

[18]

http://news.softpedia.com/news/

WorldView-2-Satellite-to-Provide-

Google-Earth-with-High-Resolution-

Images-124112.shtml