19
Jurnal Teknik Pertanian Lampung Volume 8 No. 4 Hal 234-303 Lampung Desember 2019 (p) 2302-559X (e) 2549-0818 Published by: Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Hal Lampung (p) 2302-559X 234-303 Desember 2019 (e) 2549

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hal Lampung (p) 2302-559X 234-303 Desember 2019 (e) 2549

Jurnal Teknik

Pertanian Lampung Volume

8 No.

4 Hal

234-303 Lampung

Desember 2019 (p) 2302-559X (e) 2549-0818

Published by: Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Page 2: Hal Lampung (p) 2302-559X 234-303 Desember 2019 (e) 2549

Jurnal TEKNIK PERTANIAN LAMPUNG ISSN (p): 2302-559X ISSN (e): 2549-0818 Vol. 8 No. 4, Desember 2019

Jurnal Teknik Pertanian (J-TEP) merupakan publikasi ilmiah yang memuat hasil-hasil penelitian,

pengembangan, kajian atau gagasan dalam bidang keteknikan pertanian. Lingkup penulisan

karya ilmiah dalam jurnal ini antara lain: rekayasa sumber daya air dan lahan, bangunan dan

lingkungan pertanian, rekayasa bioproses dan penanganan pasca panen, daya dan alat mesin

pertanian, energi terbarukan, dan system kendali dan kecerdasan buatan dalam bidang

pertanian. Mulai tahun 2019, J-TEP terbit sebanyak 4 (empat) kali dalam setahun pada bulan

Maret, Juni, September, dan Desember. Sejak tahun 2018, J-TEP mendapatkan terakreditasi

SINTA 3 berdasarkan SK Dirjen Dikti No.21/E/KPT/2018. J-TEP terbuka untuk umum, peneliti,

mahasiswa, praktisi, dan pemerhati dalam dunia keteknikan pertanian.

Chief Editor

Dr. Ir. Agus Haryanto, M.P

Reviewer

Prof. Dr. Ir, R.A. Bustomi Rosadi, M.S. (Universitas Lampung)

Prof. Dr. Ir. Udin Hasanudin, M.T (Universitas Lampung)

Prof. Dr. Indarto, S.TP., DEA (Universitas Jember)

Dr. Ir. Sugeng Triyono, M.Sc. (Universitas Lampung)

Dr. Nur Aini Iswati Hasanah,S.T., M.Si (Universitas Islam Indonesia)

Dr. Diding Suhandy, S.TP., M.Agr (Universitas Lampung)

Dr. Sri Waluyo, S.TP, M.Si (Universitas Lampung)

Dr. Ir. Sigit Prabawa, M.Si (Universitas Negeri Sebelas Maret)

Dr. Eng. Dewi Agustina Iriani, S.T., M.T (Universitas Lampung)

Dr. Slamet Widodo, S.TP.,M.Sc (Institut Pertanian Bogor)

Dr. Ir. Agung Prabowo, M.P (Balai Besar Mekanisasi Pertanian)

Dr. Kiman Siregar, S. TP., M.Si (Universitas Syah Kuala)

Dr. Ansar, S.TP., M.Si (Universitas Mataram)

Dr. Mareli Telaumbanua, S.TP., M.Sc. (Universitas Lampung)

Editorial Boards Dr. Warji, S.TP, M.Si Cicih Sugianti, S.TP, M.Si

Elhamida Rezkia Amien S.TP, M.Si Winda Rahmawati S.TP, M.Si Febryan Kusuma Wisnu, S. TP, M.Sc Enky Alvenher, S.TP

Jurnal Teknik Pertanian diterbitkan oleh Jurusan Teknik Pertanian, Universitas Lampung.

Alamat Redaksi J-TEP: Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Lampung Jl. Soemantri Brodjonegoro No.1, Telp. 0721-701609 ext. 846 Website :http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JTP Email :[email protected] dan [email protected]

Page 3: Hal Lampung (p) 2302-559X 234-303 Desember 2019 (e) 2549

PENGANTAR REDAKSI

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah yang Maha Kuasa, Jurnal Teknik Pertanian (J-

TEP) Volume 8 No 4, bulan Desember 2019 dapat diterbitkan. Pada edisi kali ini dimuat 8

(delapan) artikel yang merupakan karya tulis ilmiah dari berbagai bidang kajian dalam dunia

Keteknikan Pertanian yang meliputi rancang bangun pengaduk dan pembuat pupuk cair

otomatis, prediksi intrusi air laut di Kabupaten Tanggerang, kendali jumlah dan waktu

berangkat truk TBS, kajian karakteristik fisikokimia tepung salak, pengaruh sinar UV terhadap

pH dan total padatan nira aren, rancang bangun dan uji kinerja pemanen manggis, karakteristik

penyimpanan buah pada suhu rendah, dan karakteristik mutu ekstrak teh putih.

Pada kesempatan kali ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada para penulis atas kontribusinya dalam Jurnal TEP dan kepada para reviewer/penelaah

jurnal ini atas peran sertanya dalam meningkatkan mutu karya tulis ilmiah yang diterbitkan

dalam edisi ini.

Akhir kata, semoga Jurnal TEP ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan memberikan

konstribusi yang berarti bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di

bidang keteknikan pertanian.

Editorial J TEP-Lampung

Page 4: Hal Lampung (p) 2302-559X 234-303 Desember 2019 (e) 2549

Jurnal TEKNIK PERTANIAN LAMPUNG ISSN (p): 2302-559X ISSN (e): 2549-0818 Vol. 8 No. 4, Desember 2019

Halaman

Daftar isi Pengantar Redaksi RANCANG BANGUN SISTEM PENGADUK DAN PEMBUAT PUPUK CAIR LIMBAH

KELAPA SAWIT DAN NANAS OTOMATIS DENGAN METODE AEROB, SEMI

AEROB, DAN ANAEROB

Mareli Telaumbanua, Dermiyati, Radix Suharjo

234-242

PREDIKSI INTRUSI AIR LAUT BERDASARKAN NILAI DAYA HANTAR LISTRIK DAN TOTAL DISSOLVED SOLID DI KABUPATEN TANGGURANG Roh Santoso Budi Waspodo, Silvia Kusumarini, Vita Ayu Kusuma Dewi

243-250

KENDALI JUMLAH DAN WAKTU BERANGKAT TRUK PENGANGKUT TBS UNTUK MINIMALISASI ANTRIAN DI PABRIK MINYAK KELAPA SAWIT Andreas W. Krisdiarto, Irya Wisnubhadra, Kuncoro H. Widodo

251-255

KAJIAN KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK TEPUNG SALAK SIDIMPUAN (Salacca sumatrana) Ifmalinda, Andasuryani, Rahmad Husein Lubis

256-264

PENGARUH SINAR UV TERHADAP pH DAN TOTAL PADATAN TERLARUT NIRA AREN (Arenga pinnata MERR) SELAMA PENYIMPANAN Ansar, Sukmawaty, Surya Muttalib, Nopia Wartono

265-272

RANCANG BANGUN DAN UJI KINERJA ALAT PEMANEN BUAH MANGGIS Wahyu K. Sugandi, Ahmad Thoriq, Asep Yusuf, Amorita Iqradiella

273-279

KARAKTERISTIK BUAH MANGGIS, ALPUKAT, DAN JAMBU BIJI PADA PENYIMPANAN SUHU RENDAH Sukmawaty, Muh. Azani, Guyup Mahardhian Dwi Putra

280-292

KARAKTERISTIK MUTU EKSTRAK TEH PUTIH (Camellia Sinensis) YANG DIHASILKAN DARI METODE MASERASI BERTINGKAT DENGAN PELARUT n-HEKSANA, ASETON 70%, DAN ETANOL 96% Asri Widyasanti, Dinda Nuraini Maulfia, Dadan Rohdiana

293-299

INDEKS PENULIS VOLUME 8 TAHUN 2019 300-3001 INDEKS SUBJEK VOLUME 8 TAHUN 2019 302-303

Page 5: Hal Lampung (p) 2302-559X 234-303 Desember 2019 (e) 2549

PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL BAGI PENULIS

1) Naskah: Redaksi menerima sumbangan naskah/tulisan ilmiah dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris,

dengan batasan sebagai berikut :

a. Naskah diketik pada kertas ukuran A4 (210mm x 297mm) dengan 2 spasi dan ukuran huruf Times New

Roman 12pt. Jarak tepi kiri, kanan, atas, dan bawah masing-masing 3 cm. Panjang naskah tidak melebihi 20

halaman termasuk abstrak, daftar pustaka, tabel dan gambar. Semua tabel dan gambar ditempatkan

terpisah pada bagian akhir naskah (tidak disisipkan dalam naskah) dengan penomoran sesuai dengan

yang tertera dalam naskah. Naskah disusun dengan urutan sebagai berikut: Judul; Nama Penulis disertai

dengan catatan kaki tentang instansi tempat bekerja; Pendahuluan; Bahan dan Metode; Hasil dan Pembahasan;

Kesimpulan dan Saran; Daftar Pustaka; serta Lampiran jika diperlukan. Template penulisan dapat didownload

di http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JTP

b. Abstrak (Abstract) dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, tidak lebih dari 200 kata. Mengandung

informasi yang tertuang dalam penulisan dan mudah untuk dipahami. Ringkasan (abstract) harus memuat

secara singkat latar belakang, tujuan, metode, serta kesimpulan dan yang merupakan high light hasil

penelitian.

c. Pendahuluan: memuat latar belakang masalah yang mendorong dilaksanakannya perekayasaan dan

penelitian, sitasi dari temuan-temuan terdahulu yang berkaitan dan relevan, serta tujuan perekayasaan atau

penelitian.

d. Bahan dan Metoda: secara jelas menerangkan bahan dan metodologi yang digunakan dalam perekayasaan

atau penelitian berikut dengan lokasi dan waktu pelaksanaan, serta analisis statistik yang digunakan. Rujukan

diberikan kepada metoda yang spesifik.

e. Hasil dan Pembahasan: Memuat hasil-hasil perekayasaan atau penelitian yang diperoleh dan kaitannya

dengan bagaimana hasil tersebut dapat memecahkan masalah serta implikasinya. Persamaan dan

perbedaannya dengan hasil perekayasaan atau penelitian terdahulu serta prospek pengembangannya. Hasil

dapat disajikan dengan menampilkan gambar, grafik, ataupun tabel.

f. Kesimpulan dan Saran: memuat hal-hal penting dari hasil penelitian dan kontribusinya untuk mengatasi

masalah serta saran yang diperlukan untuk arah perekayasaan dan penelitian lebih lanjut.

g. Daftar Pustaka: disusun secara alfabetis menurut penulis, dengan susunan dan format sebagai berikut: Nama

penulis didahului nama family/nama terakhir diikuti huruf pertama nama kecil atau nama pertama. Untuk

penulis kedua dan seterusnya ditulis kebalikannya. Contoh:

Kepustakaan dari Jurnal:

Tusi, Ahmad, dan R.A. Bustomi Rosadi. 2009. Aplikasi Irigasi Defisit pada Tanaman Jagung. Jurnal Irigasi.

4(2): 120-130.

Kepustakaan dari Buku:

Keller, J., and R.D. Bleisner. 1990. Sprinkle and Trickle Irrigation. AVI Publishing Company Inc. New York,

USA.

h. Satuan: Satuan harus menggunakan system internasional (SI), contoh : m (meter), N (newton), °C

(temperature), kW dan W (daya), dll.

2) PenyampaianNaskah:Naskah/karya ilmiah dapat dikirimkan ke alamatdalambentuksoft copyke :

Redaksi J-TEP(JurnalTeknikPertanianUnila)

Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian

Universitas Lampung

Jl. Sumantri Brodjonegoro No. 1

Telp. 0721-701609 ext. 846

Website : http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JTP

Email : [email protected]

3) Selama proses penerimaan karya ilmiah, penelaahan oleh Reviewer, sampai diterimanya makalah untuk

diterbitkan dalam jurnal akan dikonfirmasi kepada penulis melalui email.

4) Reviewer berhak melakukan penilaian, koreksi, menambah atau mengurangi isi naskah/tulisan bila dianggap

perlu, tanpa mengurangi maksud dan tujuan penulisan.

Page 6: Hal Lampung (p) 2302-559X 234-303 Desember 2019 (e) 2549

280

Karakteristik buah manggis, alpukat.... (Sukmawaty, dkk)

KARAKTERISTIK BUAH MANGGIS, ALPUKAT, DAN JAMBU BIJI PADAPENYIMPANAN SUHU RENDAH

CHARACTERISTICS OF AGRICULTURAL PRODUCTS IN LOWTEMPERATURE STORAGE

Sukmawaty1, Muh. Azani2, Guyup Mahardhian Dwi Putra11Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram2Mahasiswa Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri,Universitas MataramKomunikasi Penulis, email : [email protected]:http://dx.doi.org/10.23960/jtep-l.v8.i4.280-292

Naskah ini diterima pada 22 Januari 2019; revisi pada 15 November 2019;disetujui untuk dipublikasikan pada 13 Desember 2019ABSTRACT

This study aimed to observe changes in the characteristics of agricultural products stored at low temperaturestorage. This research was conducted by experimental method with three storage treatment, i.e. cool box storage,storage in polyethylene packaging, and storage at room temperature. Three kinds of fruit, i.e. mangosteen,avocado and guavawere used as researchobject. Studiedparameters in this research were moisture content,weight shrinkage, respiration rate, color index, GMD value, and hardness value. The decrease of hardness value ofthe three types of fruit in cool box storage was lower than the storage of polyethylene packaging and storage ofroom temperature. There was change of fruit color during storage; the lowest change was on the cool box storageand the highest change was on the room temperature storage of all fruit type.

Keywords: mangosteen, avocado, guava, storage, low temperature

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengamati perubahan karakteristik bahan hasil pertanian yang disimpan padapenyimpanan suhu rendah. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperi mental dengan tiga perlakuanpenyimpanan, yaitu penyimpanan cool box, penyimpanan dengan pengemas polietilen dan penyimpanan padasuhu ruang. Digunakan tiga macam buah sebagai obyek penelitian, yaitu buah manggis, alpukat, dan jambu biji.Parameter yang diamati pada penelitian ini yaitu kadar air, susut bobot, laju respirasi, indeks warna, dan nilaiGMD. Penurunan nilai kekerasan ketiga jenis buah pada penyimpanan cool box lebih rendah dari penyimpananpengemas polietylen dan penyimpanan suhu ruang. Terjadi perubahan warna buah selama penyimpanan dimanaperubahan terendah pada penyimpanan cool box dan perubahan tertinggi pada penyimpanan suhu ruang untuksemua jenis buah.Kata kunci: manggis, alpukat, jambu biji, penyimpanan, suhu rendah

I. PENDAHULUANBahan hasil pertanian merupakan semua produkyang diperoleh sebagai hasil dari kegiatanbudidaya pertanian, bisa berupa bahan panganataupun non pangan yang dapat digunakanuntuk memenuhi kebutuhan konsumsi danindustri pertanian. Bahan hasil pertanian yangberupa bahan pangan terdiri dari beberapamacam yaitu padi-padian, buah-buahan dansayur-sayuran. Secara umum bahan hasilpertanian yang tergolong bahan pangan sangat

Page 7: Hal Lampung (p) 2302-559X 234-303 Desember 2019 (e) 2549

Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol. 8, No. 4: 280-292P-ISSN 2302-559X; E-ISSN 2549-0818

281

mudah mengalami kerusakan. Kerusakan bahanhasil pertanian terdiri atas kerusakan mekanis,fisiologis, mikrobiologis, fisik, kimia dan biologi(Arini 2017). Kerusakan mekanis yaitukerusakan akibat benturan-benturan, terkenaalat panen dan pengangkutan (tertindih dantertekan) berikut tanda-tandanya yaitu adanyamemar, tersobek atau terpotong padapermukaan kulit jaringan yang dapat memicukerusakan lebih lanjut. Kerusakan fisiologisadalah kerusakan akibat adanya prosesmetabolisme dalam bahan atau oleh aktivitasenzim-enzim yang terdapat didalamnyasehingga terjadi proses kerusakan danpembusukan yang ditandai dengan adanyaperubahan kekerasan, warna dan ukurannya.Ketika memasuki musim panen raya, beberapajenis bahan hasil pertanian seperti buah-buahandapat diproduksi dalam jumlah yang melimpah.Dengan jumlah produksi yang melimpah dankebutuhan akan bahan hasil pertanian (buah-buahan) tersebut dipasaran tetap, hal ini dapatmenyebabkan tidak semua bahan hasil pertaniandapat diserap dan terjadilah penumpukan.Penumpukan ini menyebabkan pendapatanpenjualan petani yang seharusnya tinggi menjadirendah karena harga yang murah disampingbanyaknya bahan hasil pertanian (buah-buahan) yang rusak akibat penumpukan. Salahsatu cara untuk mengatasi kerusakan yangtimbul akibat penumpukan bahan hasilpertanian adalah dengan menerapkan teknikpenyimpanan yang baik dan sesuai dengan sifatdan karakter bahan hasil pertanian (Agus et al,2002).Penyimpanan bahan hasil pertanian bertujuanuntuk melindungi bahan hasil pertanian dariberbagai gangguan dan mempertahankan mutuatau memperlambat terjadinya kerusakan.Macam-macam penyimpanan bahan hasilpertanian yang biasa diterapkan yaitupenyimpanan alami, penyimpanan modifikasidan terkendali, penyimpanan vacum, danpenyimpanan hermetic (Santoso, 2006).Penyimpanan alami adalah penyimpanan padakondisi apa adanya tanpa ada perubahanterhadap kondisi udara (suhu, kelembaban dansusunan gas). Penyimpanan modifikasi danterkendali seperti penyimpanan dingin adalahpenyimpanan yang sudah diatur suhunya yaitu

pada suhu rendah baik penyimpanan beku(freezing) ataupun diatas titik beku.Penyimpanan pada suhu rendah (pendinginan)merupakan salah satu proses yang bertujuanuntuk menurunkan suhu produk untukmemperlambat laju respirasi dalam bahan,shingga proses kerusakan dapat diperlambat.Seperti yang telah diterapkan dalam penelitiansebelumnya tentang kajian gejala chilling injurytomat yang disimpan pada suhu rendah bahwapada peyimpanan dingin proses respirasidihambat sehingga produksi CO2 dan konsumsiO2 rendah seingga kerusakan bahan dapatdiperlambat (Hutabarat, 2008). Penelitian lainyang berkaitan dengan penyimpanan dingin jugatelah diterapkan pada penyimpanan buah tomatdengan hasil yang menunjukkan bahwapenyimpanan buah tomat dengan suhu dingindapat memperlambat kerusakan buah tomat.Berdasarkan uraian di atas maka penulis akanmelakukan penelitian perubahan karakteristikyang terjadi selama penyimpanan bahan hasilpertanian pada suhu redah (pendinginan) dalamcool box.

II. BAHAN DAN METODAPenelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20September 2016 hingga 27 Februari 2017 diLaboratorium Teknik Bioproses danLaboratorium Kimia dan Biokimia UmumFakultas Teknologi Pangan dan AgroindustriUniversitas Mataram.Alat yang digunakan yaitu thermocopel,termometer lingkungan, timbangan digital,moister analyzer, cawan, wadah, palu, boxStyrofoam, pengemas Pholyethylen,penetrometer dan Hunter Lab. Bahan yangdigunakan dalam penelitian ini adalah beberapajenis buah (alpukat mentega, manggis dan jambubiji merah), plastisin, dan es batu.Metode yang digunakan dalam penelitian iniyaitu metode eksperimental dengan rancanganRAK (Rancangan Acak Kelompok) 1 faktor.2.1. Prosedur PenelitianAdapun prosedur pendinginan buah dengan boxStyrofoam:

Page 8: Hal Lampung (p) 2302-559X 234-303 Desember 2019 (e) 2549

282

Karakteristik buah manggis, alpukat.... (Sukmawaty, dkk)

1. Disiapkan cool box 3 buah, pengemaspholyethilen 0.02 mm, penetrometer, hunterlab, termokopel dan termometer sebanyak10 buah.2. Disiapkan bahan-bahan yang digunakan yaitubuah manggis, alpukat dan jambu biji merahsecukupnya serta es batu.3. Diperkecil ukuran es batu sesuai dengan yangdibutuhkan baik dihancurkan atau dipotong-potong.4. Dimasukkan es batu yang sudah dimodifikasiukurannya kedalam cool box (PCB)selanjutnya dimasukkan masing-masingbuah dan ditutup kembali dengan es batudipermukaan.5. Diukur suhu dalam ruang penyimpan coolbox (PCB) selama penyimpanan dengantermokopel atau termometer.6. Dimasukkan masing-masing buah kedalampengemas polyetilen (PE) dan diukur suhudalam pengemas.7. Disimpan buah pada suhu ruang (PR) dengancara diletakkan di tempat terbuka8. Diukur Laju Respirasi, Kadar Air, Susut Bobotdan Perubahan Sifat Fisik (Warna, Kekerasandan Dimensi/GMD) Bahan SelamaPenyimpanan.9. Dilakukan pengambilan data dengan intervalwaktu 3 hari sampai terjadi pembusukanpada bahan.10.Dicatat data hasil penelitian pada tabel datahasil penelitian.

2.2.Parameter PenelitianAdapun parameter yang diamati dalampenelitian ini yaitu:2.2.1. Kadar Air BahanKadar air merupakan jumlah kandungan airpersatuan bobot bahan. Kadar air bahandibutuhkan dalam perhitungan untukmenentukan nilai konstanta perpindahan panasdari buah (manggis, alpukat dan jambu biji).Menghitung kadar air bahan dapat menggunakanPersamaan 1 berikut (Novita, 2011):

%100*AB

CBM

(1)Dimana M adalah kadar air basis basah (%), Aadalah berat cawan (g), B adalah berat cawandan bahan sebelum dikeringkan (g), dan C adalahberat cawan dan bahan setelah dikeringkan (g).

2.2.2. Susut BobotPengukuran susut bobot buah dilakukan dengancara menimbang berat buah sebelum dan sesudahproses penyimpanan. Terjadinya penyusutanbobot buah merupakan suatu tanda bahwa buahmengalami penyusutan secara kuantitatif. Tinggirendahnya nilai penyusutan bobot yang terjadipada buah dapat dihitung menggunakanPersamaan 2 berikut (Watoni, 2018):%100*(%)

Y

YXSB

(2)Dimana, SB adalah susust bobot (%), X adalahmassa bahan sebelum penyimpanan (gram), danY adalah massa bahan sesudah penyimpanan(gram).

2.2.3. Laju RespirasiPenentuan laju respirasi selama penyimpananbertujuan untuk mengetahui pola repirasi padabahan. Untuk mengukur laju repirasi selamapenyimpanan buah (manggis, alpukat dan jambubiji) yang disimpan pada penyimpanan cool box(PCB), penyimpanan dengan pengemaspolietylen (PE) dan pada suhu ruang (PR) dalamwaktu secukupnya. Pengukuran laju respirasidilakukan selama 30 menit dalam satu kaliproses. Laju respirasi buah dihitung denganPersamaan 3 berikut (Watoni, 2018):BeratBahan

SampelBlankoLR

44*1,0* (3)Dimana, LR adalah Laju Respirasi, blanko adalahrespirasi tanpa bahan (ml/kg.hari), sampeladalah respirasi menggunakan bahan (ml/kg.hari); 0,1 merupakan konsentrasi HCl (ml),44 merupakan berat molekul CO2.

2.2.4. Uji Sifat FisikSifat fisik buah meliputi tiga (3) hal yaitu warnabuah, tekstur (kekerasan) dan dimensi buah.2.2.5. Warna BuahWarna pada buah merupakan salah satu penentubahwa buah masih segar atau sudah layu, buahmasih muda, tua atau sudah matang. Perubahanwarna pada buah dipengaruhi oleh enzimklorofilase yang merombak zat klorofil padabuah. Selama penyimpanan padasuhu rendahperubahan warna pada buah diamati secaralangsung.

Page 9: Hal Lampung (p) 2302-559X 234-303 Desember 2019 (e) 2549

Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol. 8, No. 4: 280-292P-ISSN 2302-559X; E-ISSN 2549-0818

283

Pengukuran perubahan warna dilakukan denganmenggunakan alat hunter Lab atau Color Solid.Hunter Lab mempunyai range alat pengukurwarna yang akan selalu menjamin bahwa hasilpengukuran warna oleh alat ukur warna akansenantiasa sama dengan apa yang dilihat secaravisual kasat mata. Penggunaan alat diawalidengan pengkalibrasian, alat color solid bekerjasecara otomatis dengan memancarkan sinarinframerah ke bahan sehingga warna pada bahanterdeteksi secara otomatis. Data warna yangdinyatakan dengan nilai L* (kecerahan), a*(warna kromatik merah hijau), b* (warnakromatik biru kuning). Nilai L* menyatakankecerahan (cahaya pantul yang dihasilkanwarna akromatik putih, abu-abu dan hitam), nilai0 untuk wrna hitam dan nilai 100 untuk warnaputih. Nilai a* menyatakan warna kromatikmerah hijau, apabila bernilai +a* dari 0-100 untukwarna merah dan bernilai -a* dari 0-(-80) untukwarna hijau.2.2.6. Nilai Kekerasan Bahan (mm)Tekstur buah-buahan sangat bervariasi,bergantung pada tebalnya kulit luar dankandungan total zat padat. Tekstur pada buah-buahan juga bergantung pada ketegangan,ukuran, bentuk dan keterikatan antar sel-sel.Tekstur pada buah dipengaruhi oleh lajupematangan buah, dimana buah yang matangakan memiliki tekstur yang lunak disebabkanoleh pengaruh etilen yang dihasilkan oleh reaksiresfirasi pada buah. Alat yang digunakan untukmengukur tekstur (kekerasan) buah adalah handpenetrometer.2.2.7. Penyusutan Geometri (Dimensi) BahanPengukuran perubahan dimensi (ukuran) buahdilakukan selama penyimpanan berlangsung.Terdapat dua cara mengukur perubahan dimensi(ukuran) buah yaitu GMD dan menggunakan

Gambar 1. Penyimpanan Menggunakan Es Batu

Image Analisis. Pengukuran Dimensi buahdengan metode GMD dan Image Analisis. NilaiGMD (Geometri Mean Diameter) bahan dihitungdengan Persamaan 4 (Sukmawaty, 2015):)**( 3/1cbaGMD (4)

Keterangan:a = sumbu terpanjang (sumbu major)b = sumbu terpanjang normal ke a (sumbu intermediet)c = sumbu terpanjang normal ke a dan b (sumbu minor)2.3. Analisis DataData Hasil penelitian yang diperoleh dianalisismenggunakan aplikasi Microsoft Excel .Kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel dangrafik.III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Kadar Air BahanProses penyimpanan pada dasarkan akanmengurangi jumlah kadar air bahan yangterkandung didalamnya karena adanyapenyusutan bobot, ketiga jenis buah yaitu buahmanggis, alpukat dan jambu biji disimpan didalam jenis penyimpanan yang sama secarabersamaan. Berikut disajikan tabel perubahankadar air bahan pada masing-masing perlakuan.Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwakadar air akhir tertinggi masing-masing buahyaitu pada penyimpanan cool box dengan nilai67.28% bk untuk buah manggis, 79.37% bkuntuk buah alpukat dan 78.80% bk untuk buah

Page 10: Hal Lampung (p) 2302-559X 234-303 Desember 2019 (e) 2549

284

Karakteristik buah manggis, alpukat.... (Sukmawaty, dkk)

Gambar 2. Grafik Kadar Air Buah (a) Manggis, (b) Alpukat, dan (c) Jambu pada Setiap JenisPenyimpanan

Tabel 1. Kadar Air Buah pada Masing-Masing Perlakuan

jambu biji. Masih tingginya nilai kadar air akhirketiga jenis buah pada penyimpanan cool boxdisebabkan oleh suhu yang rendah yaitumencapai 10oC di dalam ruang penyimpananyang dapat menghambat terjadinya penguapanair sehingga kehilangan air pada masing-masingbuah sedikit. Kehilangan air dari dalam buah yangdisimpan pada penyimpana cool box juga terjadikarena kelembaban pada pada penyimpanan coolbox.Kadar air akhir terendah dari ketiga jenis buahyaitu pada penyimpanan suhu ruang (PR) dengannilai 61.36% bk untuk buah manggis, 71.61% bkuntuk buah alpukat dan 70.34% bk untuk buahjambu. Rendahnya kadar air buah yang disimpanpada suhu ruang disebabkan karena penguapan

air dari dalam buah cukup besar akibat dari suhuyang tinggi yaitu 29oC.Berdasarkan Gambar 2 a,b, dan c dapat dilihatbahwa nilai kadar air ketiga jenis buahmengalami penurunan. Persentase penurunankadar air yang dialami buah manggis sebanyak2.11% bk pada penyimpanan cool box, 3.7% bkpada penyimpanan dengan pengemas polietylendan 10.58% bk pada penyimpanan suhu ruang.Untuk buah alpukat persentase penurunan kadarair yang dialami yaitu 2.22% bk padapenyimpanan cool box, 6.14% bk padapenyimpanan polietylen dan 9.87% bk.Sedangkan persentase penurunan kadar air yangdialami buah jambu yaitu 4.79% bk padapenyimpanan cool box, 6.75% bk pada

Page 11: Hal Lampung (p) 2302-559X 234-303 Desember 2019 (e) 2549

Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol. 8, No. 4: 280-292P-ISSN 2302-559X; E-ISSN 2549-0818

285

penyimpanan polietylen dan 13.67% bk untukpenyimpanan pada suhu ruang. Persentasepenurunan kadar air terendah dari ketiga jenisbuah yaitu pada penyimpanan cool box, suhuyang rendah pada penyimpanan cool boxmempengaruhi kelembaban pada ruangpenyimpanan dan menyebabkan sedikitnyajumlah air dalam buah yang hilang dari prosespenguapan. Sehingga penyimpanan buah dengancool box sangat baik untuk diterapkan karenamampu mempertahankan kesegaran buahdilihat dari rendahnya persentase penurunankadar air buah selama penyimpanan.Sedangkan persentase penurunan kadar airterbesar dari ketiga jenis buah yaitu padapenyimpanan suhu ruang. ini disebabkan karenatingginya penguapan akibat suhu yang tinggisehingga kehilangan air dari dalam buah cukupbesar. Menurut Nurmawati (2008), jalurkehilangan air bervariasi untuk komoditas yangberbeda, tetapi untuk sebagian besar buahmayoritas kehilangan air disebabkan karenapenguapan melalui jaringan buah sepertikutikula, stomata dan lenti sel. Selain itu,kehilangan air pada buah juga dipengaruhi olehkelembaban dan suhu udara, dimana akan terjadipergerakan udara serta tekanan atmosfer(Santoso, 2006).3.2. Susut BobotSusut bobot merupakan salah satu faktor yangmengindikasikan mutu dari buah-buahan.Terjadinya peningkatan susut bobot pada buah-buahan merupakan salah satu tanda bahwa buahtersebut mulai mengalami penurunan mutukesegarannya. Tinggi rendahnya susut bobotsuatu komoditi dipengaruhi oleh faktor internal(metabolisme, respirasi dan transpirasi) danfaktor eksternal (suhu dan RH). Dimana semakin

Tabel 2. Susut Bobot Masing-Masing Buah Selama Penyimpanan

tinggi nilai RH dan suhu semakin rendah makasusut bobot yang dialami oleh komuditi akanlebih rendah (Ahmad et al, 2018).Nilai susut bobot ketiga jenis buah pada setiapperlakuan selama penyimpanan mengalamikenaikan. Dari Tabel 2 dapat dilihat kenaikansusut bobot tertinggi yaitu pada penyimpanansuhu ruang dengan nilai 8.77% untuk buahmanggis, 9.67% untuk buah alpukat dan 23.78%untuk buah jambu. Tingginya susut bobot ketigajenis buah pada penyimpanan suhu ruangdisebabkan oleh meningkatnya penguapan airbuah karena suhu yang tinggi. Susut bobot buahsangat erat kaitannya dengan tinggi rendahnyakehilangan air yang dialami oleh buah.Semakintinggi kehilangan air yang dialami oleh buah makasemakin tinggi juga susut bobot dari buahtersebut.Tingginya susut bobot buah padapenyimpanan suhu ruang mengakibatkan buahcepat mengalami pengkerutan, kerusakan danpembusukan.Sedangkan susut bobot yang terendah diperolehpada penyimpanan cool box (PCB) dengan nilai2.95% untuk buah manggis, 2.33% untuk buahalpukat. Kenaikan susut bobot yang kecil padapenyimpanan cool box disebabkan karenakehilangan air pada buah sangat kecil akibat suhudi dalam ruang penyimpanan yang rendah(dingin). Rendahnya nilai susut bobot padapenyimpanan cool box menandakan bahwa jenispenyimpanan ini dapat memperpanjang umursimpan buah.Akan tetapi untuk buah jambu nilai terendahyaitu pada penyimpanan dengan pengemaspollyetilen dengan nilai 3.45%. Sifat dari plastikpengemas polyetilen ini yaitu kedap udarasehingga dapat menghambat transpirasi pada

Page 12: Hal Lampung (p) 2302-559X 234-303 Desember 2019 (e) 2549

286

Karakteristik buah manggis, alpukat.... (Sukmawaty, dkk)

buah jambu. Selain itu, uap air sebgai hasilrespirasi juga dapat ditahan sehingga air masihtertampung didalam ruang penyimpanan. Karenabuah jambu memiliki kulit yang lunak danberpori diduga air yang tertampung didalamruang penyimpanan terserap kembali sehinggapenurunan berat buah jambu menjadi rendah.3.3. Laju RespirasiPengukuran laju respirasi menggunakan tigajenis buah yaitu buah manggis, buah alpukat, danbuah jambu biji dengan perlakuan penyimpanancool box, penyimpanan dengan pengemaspolietylen pada suhu ruang dan peyimpanan suhuruang.

Gambar 3. Laju Respirasi Buah (a)Manggis, (b) Alpukat, dan (c) Jambu pada Setiap JenisPenyimpanan

Hasil pengukuran laju respirasi ketiga jenis buahditampilkan pada Gambar 3a, b, dan c. Nilairespirasi tertinggi ketiga jenis buah yaitu padapenyimpanan dengan pengemas pollyetilenselama proses penyimpanan berlangsung,dimana puncak respirasi yaitu pada hari ke-6dan mengalami penurunan pada hari ke-9.Sehingga diperoleh nilai puncak respirasi untukbuah manggis sebesar 87.34 ml/kg.hari dan dihari ke-9 mengalami penurunan menjadi 49.82ml/kg.hari, kemudian untuk buah alpukat

puncak respirasinya yaitu 141.98 ml/kg.hari danmengalami penurunan di hari ke-9 menjadi81.39 ml/kg.hari. Sedangkan untuk buah jambunilai puncak respirasinya yaitu 70.81 ml/kg.haridan mengalami penurunan di hari ke-9 menjadi43.86 ml/kg.hari.Hasil ini dipengaruhi oleh karakter ruangpenyimpanan polietylen yang sedikitmengandung O2 dengan suhu yangtinggi.Ketersediaan O2 memberikan pengaruhterhadap laju respirasi buah, namun fluktuasioksigen didalam udara tidak banyakmempengaruhi laju respirasi karena jumlahoksigen yang dibutuhkan jauh lebih rendah darioksigen yang tersedia di udara. Kenaikan suhudi dalam ruang penyimpanan menggunakanplastik polietylen dengan suhu awal 28oC menjadi32oC berpengaruh terhadap peningkatankatalisasi substart yang tersedia pada buahsehingga respirasi akan meningkat. Prosesrespirasi akan terus berlangsung selama O2masih tersedia didalam kemasan, akan menujupembusukan jika CO2 lebih dominan. Hasil inisesuai dengan teori yang menyatakan bahwa lajurespirasi buah akan mengalami peningkatan dua

Page 13: Hal Lampung (p) 2302-559X 234-303 Desember 2019 (e) 2549

Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol. 8, No. 4: 280-292P-ISSN 2302-559X; E-ISSN 2549-0818

287

kali lipat setiap kenaikan suhu 10oC di dalamruang penyimpanan buah.Sedangkan nilai respirasi terendah dari ketigajenis buah diperoleh pada penyimpanan cool boxdan puncak respirasinya terjadi pada hari ke-6kemudian menurun pada hari ke-9. Nilai puncakrespirasi untuk buah manggis yaitu sebesar55.58 ml/kg.hari dan menurun di hari ke-9menjadi 30.71 ml/kg.hari. kemudian nilaipuncak respirasi untuk buah alpukat yaitusebesar 83.11 ml/kg.hari dan menurun di harike-9 menjadi 56.31 ml/kg.hari. Selanjutnya nilaipuncak respirasi untuk buah jambu yaitu 49.42ml/kg.hari dan mengalami penurunan menjadi40.62 ml/kg.hari. Hasil ini sesuai denganpendapat Muchtadi (1989) yang menyatakanbahwa penyimpanan suhu rendah dapatmenekan kecepatan respirasi sehingga prosesini berjalan lambat dan daya simpan buah dapatdiperpanjang. Dimana suhu didalam ruangpenyimpanan cool box cukup rendah mencapai10oC yang menyebabkan proses repirasi buahdapat diperlambat. Penurunan laju respirasiketiga jenis buah pada akhir penyimpanandisetiap perlakuan disebabkan karena cadanganenergi pada buah yang disimpan semakin sedikitdengan kata lain proses metabolism buah sedangmenuju pase pembusukan.

Gambar 4. Nilai Kecerahan Masing-Masing Buah pada Setiap Jenis Penyimpanan

3.4. Indeks WarnaPengukuran warna buah ditunjang olehperubahan warna yang dialami oleh ketiga jenisbuah (manggis, alpukat dan jambu biji) padawaktu masih tua dan pada waktu suadah matang.Dimana buah manggis mengalami perubahanwarna dari hijau menjadi ungu kecoklatan ketikamatang, buah alpukat varietas mentega dengan

perubahan warna dari hijau ketika masih tuamenjadi ungu kehitaman ketika sudah matangdan buah jambu biji dengan perubahan warnadari hijau saat masih tua menjadi merahkekuningan ketika sudah matang. Pengukuranwarna buah menggunakan alat Hunter Labdengan ciri 3 parameter yaitu L*, a*, b*. Dimananilai L* menyatakan kecerahan (cahaya pantulyang menghasilkan warna akromatik, putih abu-abu dan hitam) mempunyai nilai dari 0 (hitam)dan 100 (putih). Nilai a* menyatakan warnakromatik campuran merah hijau dan nilai b*menyatakan warna kuning biru.Hasil pengukuran nilai kecerahan ketiga jenisbuah ditampilkan pada Gambar 4. Sehingga dapatdiketahui bahwa nilai kecerahan ketiga jenisbuah mengalami penurunan diakhirpenyimpanan yang menandakan bahwa warnabuah semakin gelap dan mendekati kerusakan.Nilai kecerahan tertinggi diakhir penyimpananuntuk ketiga jenis buah yaitu pada penyimpanancool box dengan nilai 58.93 untuk buah manggis,44.47 untuk buah alpukat dan 63.86 untuk buahjambu. Masih tingginya nilai kecerahan padapenyimpanan cool box menandakan bahwawarna buah masih cerah dan tergolong masihsegar. Hal ini disebabkan karena pada suhurendah proses perombakan zat warna buahdapat diperlambat. Sehingga jenis penyimpanancool box ini berpotensi memperpanjang umursimpan buah.Sedangkan nilai kecerahan terendah untuk buahmanggis dan alpukat diakhir penyimpanandiperoleh pada penyimpanan pengemaspolyetilen dengan nilai sebesar 52.22 untuk buahmanggis dan 31.69 untuk buah alpukat. Semakin

Page 14: Hal Lampung (p) 2302-559X 234-303 Desember 2019 (e) 2549

288

Karakteristik buah manggis, alpukat.... (Sukmawaty, dkk)

Gambar 5. Nilai Hijau Merah Masing-Masing Buah pada Setiap Jenis Penyimpananmenurunnya nilai keceraha pada buah manggisdan alpukat menandakan bahwa kedua buah inimengalami perubahan warna yang semakingelap (perubahan warna mendekati warnacoklat kehitaman) dan merupakan pertandabahwa kedua buah ini semakin mendekatikerusakan atau kebusukan. Untuk buah jambunilai kecerahan terendah yaitu padapenyimpanan suhu ruang dengan nilai sebesar52.21. Hasil ini disebabkan karena penurunannilai kecerahan berbanding terbalik denganpeningkatan suhu ruang penyimpanan. Dimanapada suhu yang tinggi, nilai kecerahan akanmengalami penurunan, karena suhu tinggi dapatmemacu proses metabolisme dalam buah sepertirespirasi, transpirasi dan perombakan(degradasi) zat warna dalam buah sepertiklorofil.Nilai hijau merah dari ketiga jenis buahditunjukkan oleh Gambar 5, dimana niali hijaumerah ketiga jenis buah mengalami kenaikanpada setiap perlakuan selama prosespenyimpanan yang menandakan perubahanwarna cendrung menjadi merah. Sehinggadiperoleh nilai hijau merah terendah dari ketigajenis buah yaitu pada penyimpanan cool boxdengan nilai sebesar 10.02 untuk buah manggis,-0,06 untuk buah alpukat dan 11.35 untuk buahjambu. Rendahnya nilai hijau merah padapenyimpanan cool box karena suhu yang dingindi dalam ruang penyimpanan dapatmemperlambat proses prombakan zat warnabuah dan proses pematangan. Hal inimenyebabkan jenis penyimpanan cool boxsangat baik digunakan untuk menyimpan buahkarena dapat mempertahankan warna hijaubuah sehingga buah tetap terlihat segar.

Sedangkan nilai hijau merah tertinggi pada akhirpenyimpanan untuk buah manggis yaitu padaperlakuan penyimpanan dengan pengemaspolyetilen dengan nilai sebesar 10.79. Hal inidisebabkan karena pada pengemas polyetilen,suhu di dalam ruang penyimpanan cukup tinggiakibat dari CO2dan H2O hasil respirasi buah tidakdapat dibuang keluar karena pengemaspolietylen bersifat kedap udara yangmengakibatkan semakin cepatnya prosesperubahan warna buah. Kemudian untuk buahalpukat dan buah jambu nilai hijau merahtertinggi diperoleh pada penyimpanan suhuruang dengan nilai sebesar 9.22 untk buahalpukat dan 13.91 untuk buah jambu.Kenaikan nilai hijau merah ini dipengaruhi olehbeberapa faktor diantaranya yaitu faktorinternal dan eksternal. Faktor internal yaituproses respirasi buah, penguapan air dandegradasi zat warna buah. Faktor eksternal yaitusuhu dan kelembaban dalam ruang penyimpananbuah. Semakin tinggi nilai hijau merah yaitu darinilai 0 sampai 100 merupakan salah satu tandabahwa buah semakin berwarna kemerahan atausemakin matang dan mendekati kerusakan sertapembusukan.Nilai b* menyatakan warna kromatik kuningbiru dengan nilai +b* dari 0 sampai +70 untukwarna biru dan nilai –b dari 0 sampai -70 untukwarna kuning. Nilai kuning biru ketiga jenis buahyang diperoleh dari hasil pengukuran danperhitungan di tampilkan pada Gambar 6.Dimana semkin lama proses penyimpanan, nilaikuning biru ketiga jenis buah terlihat semakinmenurun yang menandakan buah semakinmendekati kerusakan. Penurunan nilai kuningbiru terbesar dari ketiga jenis buah terjadi pada

Page 15: Hal Lampung (p) 2302-559X 234-303 Desember 2019 (e) 2549

Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol. 8, No. 4: 280-292P-ISSN 2302-559X; E-ISSN 2549-0818

289

penyimpanan suhu ruang dengan nilai sebesar2780 untuk buah manggis, 12.84 untuk buahalpukat dan 33.57 untuk buah jambu. Nilai kuningbiru yang semakin menurun menandakan bahwabuah sudah mulai mengalami perubahan warnamenjadi coklat gelap kehitaman. Hal inidisebabkan karena suhu yang cukup tinggi diikuti dengan tingginya penguapan air dalam buah.Sedangkan pada penyimpanan cool box nilaikuning biru ketiga jenis buah mengalami sedikitpenurunan dengan nilai sebesar 40.76 untukbuah manggis, 31.21 untuk buah alpukat dan39.79 untuk buah jambu. Suhu yang rendah didalam ruang penyimpanan cool box (PCB) dapatmemperlambat proses-proses kimia buah sepertipenguapan air, perombakan zat warna danpematangan buah sehingga perubahan warnabuah dapat diperlambat. Hal ini sesuai denganpendapat Winarno dan Wirakartakusumah(1981) yang menyatakan bahwa suhumempunyai peranan penting dalampembentukan pigmen. Sehingga penyimpanandengan cool box baik digunakan untukmenyimpan buah karena dapatmempertahankan kesegaran buah.

3.5. Nilai GMD BuahSifat fisik buah juga merupakan salah satuparameter untuk mengetahui mutu dan kualitasbuah selama proses penyimpanan. Salah satu sifatfisik yang digunakan yaitu watak geometri atauGMD (Geometri Mean Diameter) dari buah, halini karena setiap buah memiliki GMD yangberbeda-beda.

Gambar 6. Nilai Kuning Biru Masing- Masing Buah pada Setiap Jenis Penyimpanan

Gambar 7. Nilai GMD (Geometri Mean Diameter) Masing-Masing Buah pada Setiap JenisPenyimpanan

Berdasarkan Gambar 7 dapat diketahui bahwanilai GMD dari ketiga jenis buah pada setiapperlakuan diakhir penyimpanan mengalamipenurunan yang menandakan bahwa buahmendekati kerusakan. Dimana penurunan nilaiGMD terbesar dari ketiga jenis buah di akhirpenyimpanan terjadi pada penyimpanan suhuruang dengan nilai GMD yaitu 9.8 cm3untuk buahmanggis, 18.33 cm3 untuk buah alpukat dan 7.38cm3 untuk buah jambu. Besarnya penurunan nilaiGMD pada penyimpanan suhu ruang dipengaruhioleh cukup banyaknya jumlah penguapan airkarena suhu yang tergolong tinggi sehinggamengakibatkan penyusutan volume buahsemakin cepat. Kerusakan buah akan semakincepat jika semakin besar penurunan nilai GMDyang dialami buah.

Page 16: Hal Lampung (p) 2302-559X 234-303 Desember 2019 (e) 2549

290

Karakteristik buah manggis, alpukat.... (Sukmawaty, dkk)

Gambar 8. Nilai Kekerasan Masing-Masing Buah pada Setiap Jenis PenyimpananSedangkan penurunan nilai GMD terendah dariketiga jenis buah terjadi pada penyimpanan coolbox dengan nilai GMD yaitu 11.49 cm3untuk buahmanggis, 20.48 cm3untuk buah alpukat dan 11.67cm3 untuk buah jambu. Rendahnya penurunannilai GMD buah pada penyimpanan cool boxdisebabkan oleh lambatnya proses penguapan air,pematangan serta pelunakan buah akibat suhuyang rendah di dalam ruang penyimpanan. NilaiGMD yang masih tinggi di akhir penyimpananmenandakan bahwa buah mengalamipengkerutan yang kecil sehingga buah masihtergolong segar. Sebaliknya semakin kecil nilaiGMD buah di akhir penyimpanan menandakanbahwa buah sudah mengkerut dan mengalamikerusakan fisik.3.6. Kekerasan BuahSalah satu aktivitas fisiologis yang terjadi sebagaiakibat langsung dari kehilangan air pada buahyaitu perubahan kekerasan, dimana pada buahyaitu menurunnya tingkat kekerasan (Karvina,2016).Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan yangdilakukan maka diperoleh nilai kekerasan ketigajenis buah seperti yang ditampilkan pada Gambar8. Dapat diketahui bahwa nilai kekerasan ketigajenis buah mengalami penurunan seiring denganbertambah lamanya proses penyimpanan.Kemudian penurunan nilai kekerasan terbesardari ketiga jenis buah di akhir penyimpanan yaitupada penyimpanan suhu ruang dengan nilai 1.75mm untuk buah manggis, 1 mm untuk buahalpukat dan 1.19 mm untuk buah jambu. Hasil inidipengaruhi oleh suhu pada ruang penyimpananyang cukup tinggi, sehingga pelunakan dagingbuah akibat dari proses pematangan akansemakin cepat. Selain itu, suhu yang tinggi dalam

ruang penyimpanan juga mengakibatkanpenguapan kandungan air dalam buah menjadicepat sehingga ketegaran buah cepat berkurangdan buah akan menjadi lunak. Hal ini sesuaidengan pendapat Winarno (1979) yangmenyatakan bahwa saat buah mulai menjadimasak, ketegaran buah menjadi berkurangkarena pektin yang tidak terlarut (protopektin)telah dirombak menjadi pektin yang larut.Pecahnya protopektin oleh enzimpoligalakturonase menjadi zat dengan beratmolekul yang rendah, larut dalam airmengakibatkan lemahnyan dinding sel danturunnya daya kohesi saling mengikat antara satudengan yang lain sehingga kekerasan buahmenjadi lunak (Karvina, 2016).Sedangkan penurunan nilai kekerasan terkecildari ketiga jenis buah terjadi pada penyimpanancool box dengan nilai yaitu 3.63 mm untuk buahmanggis, 2.94 mm untuk buah alpukat dan 2.88untuk buah jambu. Rendahnya penurunan nilaikekerasan ketiga jenis buah dipengaruhi olehsuhu dalam ruang penyimpanan yang cukuprendah sehingga mampu memperlambat proseskimia yang mempercepat proses pematangan.Hasil ini sesuai dengan pendapat Apandi (1984)yang menyatakan bahwa perubahan tekstur yangterjadi pada buah yaitu dari keras menjadi lunaksebagai akibat dari proses kelayaan karenaproses respirasi dan transpirasi yang cepat padasuhu yang tinggi. Dengan demikian suhu di dalamruang penyimpanan cool box yang tetap dinginyaitu 10oC mengakibatkan proses penguapan air(transpirasi) dari buah dapat diperlambatsehingga penuruan kekerasan buah lebih rendah.

Page 17: Hal Lampung (p) 2302-559X 234-303 Desember 2019 (e) 2549

Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol. 8, No. 4: 280-292P-ISSN 2302-559X; E-ISSN 2549-0818

291

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. KesimpulanDari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:1. Perubahan karakteristik ketiga jenis buahyang disimpan pada penyimpanan cool box10oC lebih rendah dibandingkan denganpenyimpanan dengan pengemas polyetilen28oC dan penyimpanan suhu ruang 28oC.2. Penurunan kadar air terendah yaitu pada buahmanggis dengan penyimpanan cool box 10oCdengan nilai 2.11% dan penurunan tertinggiyaitu pada buah jambu yang di simpan padasuhu ruang 28oC dengan nilai 13.67%.3. Tingginya persentase susut bobot ketiga jenisbuah dipengaruhi oleh jumlah kadar air dalambuah yang diuapkan selama prosespenyimpanan.4. Respirasi tertinggi diakhir penyimpanan yaitupada buah alpukat yang di simpanan denganpengemas polyetlen (PE) dengan nilai 81.39ml/kg.hari, dan yang terendah yaitu pada buahmanggis dengan penyimpanan cool box (PCB)10oC nilanya sebesar 30.71 ml/kg.hari.5. Penuruanan nilai GMD (Geometri MeanDiameter) ketiga jenis buah yang disimpanpada penyimpanan suhu ruang 28oC lebihbesar dibandingkan dengan penyimpanan coolbox 10oC dan penyimpanan dengan pengemaspolietylen 28oC.6. Nilai kekerasan terendah ketiga jenis buahdiakhir penyimpanan yaitu padapenyimpanan suhu ruang 28oC dengan nilai1.75 mm untuk buah manggis, 1 mm untukbuah alpukat dan 1.19 mm untuk buah jambubiji sedangkan yang tertinggi yaitu padapenyimpanan cool box 10oC dengan nilai 3.63untuk buah manggis, 2.94 untuk buah alpukatdan 2.88 mm untuk buah jambu biji.

4.2. SaranPerlunya penelitian lanjutan tentangkarakteristik bahan hasil pertanian padapenyimpanan suhu rendah dengan jenis es yangberbeda seperti es kering.DAFTAR PUSTAKAAgus F A. Ngaloken G, dan Meine VN. 2002. Pilihanteknologi agroforestri/konservasi tanahuntuk areal pertanian berbasis kopi di

Sumberjaya, Lampung Barat. Southeast AsiaRegional Office. Bogor. Indonesia.Ahmad, Usman, Emmy D, dan Refilia NR. 2014.Kajian Metode Pelilinan Terhadap UmurSimpan Buah Manggis (Garciniamangostana) Semi-Cutting dalamPenyimpanan Dingin. Jurnal Ilmu PertanianIndonesia. 19(2): 104-110.Arini LDD. 2017. Faktor-faktor penyebab dankarakteristik makanan kadaluarsa yangberdampak buruk pada kesehatanmasyarakat. Jurnal Teknologi Dan IndustriPangan 3.2.Hutabarat OS. 2008. Kajian Pengurangan GejalaChilling Injury Tomat Yang Disimpan PadaSuhu Rendah. Diss. Tesis, SekolahPascasarjana Institut Pertanian Bogor.Bogor.Muchtadi TR, Sugyono.1989. Ilmu PengetahuanBahan Pangan. IPB, Bogor.Novita DD. 2011. Penentuan Pola Kekerasan KulitBuah Manggis Selama Penyimpanan Dingindengan Metode NIR Spectroscopy.Skripsi.Institute Pertanian Bogor (IPB). Bogor.Nurmawati NE. 2008. Pengaruh Pra Pendinginandan Suhu Penyimpanan Terhadap Mutubuah Mangga Cengkir Indramayu. Skripsi.Institut Pertanian Bogor. Bogor.Santoso, SP. 2006. Teknologi Pengawetan BahanSegar. Fakultas Teknologi Pertanian. UWIGA,Malang.Sukmawaty, Muard, dan Rahmat Sabani. 2015.Buku Petunjuk Praktikum PengolahanBahan Hasil Pertanian. Program studiTeknik Pertanian.Fakultas Teknologi Pangandan Agroindustri. Universitas Mataram.Mataram.Watoni R. 2018. Kajian Perlakuan Suhu danKemasan Terhadap Perubahan Sifat FisikJamur Tiram (Pleorotus Sp.) SelamaPenyimpanan. Diss. Universitas Mataram.

Page 18: Hal Lampung (p) 2302-559X 234-303 Desember 2019 (e) 2549

292

Karakteristik buah manggis, alpukat.... (Sukmawaty, dkk)

Winarno FG, MA Wirakartasumah.1979. FisiologiPasca Panen. PT. Sastra Hudya, Jakarta. Wirakartakusumah MA. 1982. Kinetics Of StarchGelatinization And Water Absorption In Rice.4733-4733.

Page 19: Hal Lampung (p) 2302-559X 234-303 Desember 2019 (e) 2549

Department of Agricultural Engineering The University of Lampung