8
Media Gizi Pangan, Vol. XXI, Edisi 1, 2016 Berat Badan, Usia Toddler 93 GAMBARAN BERAT BADAN ANAK USIA TODDLER DI DESA TOMPO KECAMATAN BARRU KABUPATEN BARRU Sri Syatriani 1 1 Program Studi Kesehatan Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan, Makassar ABSTRACT Backgrounds: Weight loss is anthropometric important in infancy and toddler. Barru in the number of infants weighed as much as 13 959 in 2013, which recorded weighed as much as 10 596. The study aims to reveal the child's weight based on employment toddler's mother, maternal education, and history of infectious disease. Methods: This type of research is descriptive research. Samples are all children aged 1- 3 years as many as 65 children were selected in total sampling. Results: The results showed that the child's weight within the normal ranges as much as 6 people with education Mrs. SD, the child's weight category over as many as 9 people with education Mother SMP, the child's weight within the normal ranges as much as 6 people with education Mother SMA and weight of children in normal category of 4 people with a college education Mother, then the child's weight within the normal ranges as many as 18 people whose mother did not work and the child's weight in the weight category is very less as many as 12 people who have had a history of infections (ARI). Conclusions: The conclusions of this research is the child's weight is at most that a child's weight is as much as 9 people were mother junior high school education, the child's weight is at most that the child's weight normally about 18 people who work mother did not work, and the child's weight is at most that the child's weight is very less as many as 12 people who have had a history of infectious disease (ispa). Advice to mothers to bring their children for regular visits to the IHC to perform inspection / weighing to prevent malnutrition. Keywords: Weight, Toddler Children, Education, Employment, Infectious Disease history PENDAHULUAN Masa balita khususnya dibawah dua tahun merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat dibandingkan dengan kelompok umur lainnya. Pertumbuhan berat anak dimulai sejak lahir sampai anak berumur delapan belas tahun dan dipengaruhi beberapa faktor yang secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor genetik dan non genetik, seperti lingkungan, nutrisi dan penyakit (Mumpuni, 2012). Menurut hasil UNICEF-WHO (2012), diperkirakan terdapat 101 juta anak dibawah usia lima tahun di seluruh dunia mengalami masalah berat badan kurang, menurun dibandingkan dengan perkiraan sebanyak 159 juta pada tahun 1990. Meskipun prevalensi berat badan kurang pada anak usia dibawah lima tahun mengalami penurunan sejak tahun 1990, rata-rata kemajuan kurang berarti dengan jutaan anak masih termasuk dalam kategori beresiko. Pemantauan pertumbuhan balita yang dilakukan setiap bulan menunjukkan bahwa persentase balita umur 6-59 bulan yang tidak pernah ditimbang dalam enam bulan terakhir cenderung meningkat dari 25,5 persen (2007), 23,8 persen (2010) menjadi 34,3 persen (2013) (Riskesdas, 2013). Junlah balita di Sulawesi Selatan pada tahun 2012 yang ditimbang 26,47 % dan tidak ditimbang 73,53 % dimana pada kota makassar terdapat 1.580 balita dimana yang tercatat ditimbang 80% dari jumlah total balita sedangkan dikota bone terdapat 91.372 balita dimana yang tercatat ditimbang 67,11 % dari total balita (Dinkes Sulsel, 2012). Berdasarakan data Dinas Kesehatan Kabupaten Barru jumlah balita ditimbang pada tahun 2013 sebanyak 13.959 (Dinkes Kabupaten Baruu, 2013). Berdasarkan hasil

GAMBARAN BERAT BADAN ANAK USIA TODDLER DI DESA …mediagizipangan.org/wp-content/uploads/2018/03/GAMBARAN-BERAT... · GAMBARAN BERAT BADAN ANAK USIA TODDLER DI DESA TOMPO KECAMATAN

  • Upload
    vandien

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GAMBARAN BERAT BADAN ANAK USIA TODDLER DI DESA …mediagizipangan.org/wp-content/uploads/2018/03/GAMBARAN-BERAT... · GAMBARAN BERAT BADAN ANAK USIA TODDLER DI DESA TOMPO KECAMATAN

Media Gizi Pangan, Vol. XXI, Edisi 1, 2016 Berat Badan, Usia Toddler

93

GAMBARAN BERAT BADAN ANAK USIA TODDLER DI DESA TOMPO KECAMATAN BARRU KABUPATEN BARRU

Sri Syatriani1

1Program Studi Kesehatan Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan, Makassar

ABSTRACT

Backgrounds: Weight loss is anthropometric important in infancy and toddler. Barru in the number of infants weighed as much as 13 959 in 2013, which recorded weighed as much as 10 596. The study aims to reveal the child's weight based on employment toddler's mother, maternal education, and history of infectious disease. Methods: This type of research is descriptive research. Samples are all children aged 1-3 years as many as 65 children were selected in total sampling. Results: The results showed that the child's weight within the normal ranges as much as 6 people with education Mrs. SD, the child's weight category over as many as 9 people with education Mother SMP, the child's weight within the normal ranges as much as 6 people with education Mother SMA and weight of children in normal category of 4 people with a college education Mother, then the child's weight within the normal ranges as many as 18 people whose mother did not work and the child's weight in the weight category is very less as many as 12 people who have had a history of infections (ARI). Conclusions: The conclusions of this research is the child's weight is at most that a child's weight is as much as 9 people were mother junior high school education, the child's weight is at most that the child's weight normally about 18 people who work mother did not work, and the child's weight is at most that the child's weight is very less as many as 12 people who have had a history of infectious disease (ispa). Advice to mothers to bring their children for regular visits to the IHC to perform inspection / weighing to prevent malnutrition. Keywords: Weight, Toddler Children, Education, Employment, Infectious Disease history

PENDAHULUAN

Masa balita khususnya dibawah dua tahun merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat dibandingkan dengan kelompok umur lainnya. Pertumbuhan berat anak dimulai sejak lahir sampai anak berumur delapan belas tahun dan dipengaruhi beberapa faktor yang secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor genetik dan non genetik, seperti lingkungan, nutrisi dan penyakit (Mumpuni, 2012).

Menurut hasil UNICEF-WHO (2012), diperkirakan terdapat 101 juta anak dibawah usia lima tahun di seluruh dunia mengalami masalah berat badan kurang, menurun dibandingkan dengan perkiraan sebanyak 159 juta pada tahun 1990. Meskipun prevalensi berat badan kurang pada anak usia dibawah lima tahun mengalami penurunan sejak tahun 1990, rata-rata kemajuan kurang berarti

dengan jutaan anak masih termasuk dalam kategori beresiko.

Pemantauan pertumbuhan balita yang dilakukan setiap bulan menunjukkan bahwa persentase balita umur 6-59 bulan yang tidak pernah ditimbang dalam enam bulan terakhir cenderung meningkat dari 25,5 persen (2007), 23,8 persen (2010) menjadi 34,3 persen (2013) (Riskesdas, 2013).

Junlah balita di Sulawesi Selatan pada tahun 2012 yang ditimbang 26,47 % dan tidak ditimbang 73,53 % dimana pada kota makassar terdapat 1.580 balita dimana yang tercatat ditimbang 80% dari jumlah total balita sedangkan dikota bone terdapat 91.372 balita dimana yang tercatat ditimbang 67,11 % dari total balita (Dinkes Sulsel, 2012).

Berdasarakan data Dinas Kesehatan Kabupaten Barru jumlah balita ditimbang pada tahun 2013 sebanyak 13.959 (Dinkes Kabupaten Baruu, 2013). Berdasarkan hasil

Page 2: GAMBARAN BERAT BADAN ANAK USIA TODDLER DI DESA …mediagizipangan.org/wp-content/uploads/2018/03/GAMBARAN-BERAT... · GAMBARAN BERAT BADAN ANAK USIA TODDLER DI DESA TOMPO KECAMATAN

Media Gizi Pangan, Vol. XXI, Edisi 1, 2016 Berat Badan, Usia Toddler

94

survei pengambilan data awal di Puskesmas Palakka di peroleh data 65 anak usia 1-3 tahun yang berada di Desa Tompo

Pemantuan pertumbuhan berat badan anak balita 6-59 bulan yang tidak pernah dipantau pertumbuhan berat badan selama enam bulan terakhir tertinggi di Sulawesi Tenggara (56,1%) dan terendah DI Yogyakarta (2,5%). Selain itu terjadinya masalah pertumbuhan kependekan, berat kurang dan obesitas, dalam kunjungan ke posyandu berkurang dikarenakan status pendidikan dan jenis pekerjaan orang tua ( Kemenkes RI, 2010) .

Semakin tinggi pendidikan orang tua maka semakin orangtua memperhatikan pemantauan berat badan anak. Pendidikan orangtua yang tinggi lebih mudah menerima informasi berkaitan dengan masalah-masalah pertumbuhan pada anak balita (Kemenkes RI, 2010).

Pengetahuan gizi kerap dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang berdampak pada peran dalam penyusunan makan keluarga, serta pengasuhan dan perawatan anak. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan lebih mudah menerima informasi kesehatan khususnya bidang gizi, sehingga dapat menambah pengetahuannya dan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu pengetahuan ibu tentang kesehatan dan gizi sangat berperan nyata dalam resiko gizi kurang maupun gizi buruk. Bentuk kepedulian pada gizi anak merupakan salah satu tanggung jawab dari keluarga dalam hal ini ibu rumah tangga dan secara tidak langsung merupakan tanggung jawab masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang menyangkut perbaikan gizi banyak melibatkan kaum ibu, maka ibu merupakan tokoh utama yang harus peduli pada keadaan gizi anak (Depkes RI, 2008).

Orang tua adalah sosok yang tak bisa lepas dari proses tumbuh kembang anaknya, lebih khususnya ibu. Dewasa ini, sebagian besar ibu telah mengambil peran lebih di masyarakat, yaitu menjadi pekerja.Peran wanita telah bergeser dari peran tradisional menjadi modern. Dari hanya memiliki peran untuk melahirkan anak (reproduksi) dan mengurus rumah tangga, kini wanita mempunyai peran sosial dimana dapat berkarir dalam bidang apapun didukung pendidikan yang tinggi. Dari total populasi 112 juta jumlah pekerja di Indonesia, saat ini ada 43 juta pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2012). Data Badan Pusat Statistik

Nasional Tahun 2012 menunjukan bahwa dari 100% perempuan di Indonesia didapatkan 97,25% adalah perempuan bekerja dan sisanya 2,74% adalah perempuan tidak bekerja

Ibu bekerja dapat memberikan dampak negatif maupun positif terhadap pertumbuhan anak. Dampak negatif dari ibu bekerja adalah, kehadiran ibu dalam kehidupan sehari-hari anak lebih sedikit dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja. Dampak positif dari ibu bekerja terhadap pertumbuhan anak dapat dilihat dari efek yang didapat apabila anak dititipkan di tempat penitipan anak yang memperkerjakan pengasuh terlatih (Soetjiningsih, 2012).

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menyebutkan prevalensi insiden diare pada balita di Indonesia adalah 6,7%. Aceh merupakan provinsi tertinggi dengan insiden diare mencapai 10,2%.1 Pada tahun 2013, Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) Provinsi Aceh berada pada peringkat ke-20 dengan nilai 0,6.2 Derajat kesehatan masyarakat ditentuka noleh berbagai faktor termasuk angka kematian bayi (AKB) yang erat kaitannya dengan penyakit infeksi. Penyakit infeksi yang sering menyebabkan kematian bayi seperti infeksi saluran napas dan infeksi saluran cerna yang disebabkan oleh bakteri atau parasit yang menyebabkan bayi mengalami demam, muntah, sesak napas, diare, atau gejala sistemik lainnya. AKB di Provinsi Aceh tahun 2012 mencapai 10,8 bayi per 1000 kelahiran bayi hidup. Penyakit infeksi pembunuh utama pada bayi dan balita adalah diare dan pneumonia.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak usia 1-3 tahun sebanyak 65 anak di Desa Tompo Wilayah kerja Puskesmas Palakka Kecamatan Barru Kabupaten Barru. Sampel dalam penelitian ini adalah anak usia 1-3 tahun sebanyak 65 Orang, yang dipilih menggunakan teknik total sampling. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner.

Page 3: GAMBARAN BERAT BADAN ANAK USIA TODDLER DI DESA …mediagizipangan.org/wp-content/uploads/2018/03/GAMBARAN-BERAT... · GAMBARAN BERAT BADAN ANAK USIA TODDLER DI DESA TOMPO KECAMATAN

Media Gizi Pangan, Vol. XXI, Edisi 1, 2016 Berat Badan, Usia Toddler

95

HASIL PENELITIAN Karateristik Responden

Tabel 1 Karakteristik Responden di Desa Tompo

Kecamatan Barru Kabupaten Barru Tahun 2016

Karakteristik Responden

n %

Pendidikan Ibu SD SMP SMA PT

17 24 14 10

26,2 36,9 21,5 15,4

Pekerjaan Ibu Tidak bekerja Bekerja

57 8

87,7 12,3

Jumlah 65 100,0

Tabel 1 menunjukkan pendidikan bu

yang paling banyak yaitu SMP yaitu 24 orang (36,9%) dan paling banyak ibu yang tidak bekerja yaitu 57 orang (87,7%).

Karakteristik Sampel

Tabel 2 Karakteristik Balita di Desa Tompo Kecamatan

Barru Kabupaten Barru Tahun 2016

Karakteristik Balita n %

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

38 27

58,5 41,5

Umur 1 tahun 2 tahun 3 tahun

14 39 12

21,5 60,0 18,5

Berat Badan Lebih Normal Kurang Sangat kurang

19 22 12 12

29,2 33,8 18,5 18,5

Riwayat Penyakit Infeksi ISPA Tidak ada penyakit Infeksi

27 38

41,5 58,5

Jumlah 65 100,0

Tabel 2 menunjukkan bahwa anak usia

toddler paling banyak laki-laki yaitu 38 orang (58,5%), paling banyak berumur 2 tahun yaitu 39 orang (69,0%), paling banyak berat badan normal yaitu 22 orang (33,8%) dan paling banyak tidak ada riwayat penyakit infeksi yaitu 38 orang (58,5%).

Distribusi Pendidikan Ibu dan Berat Badan Anak

Tabel 3 Distribusi Berdasarkan Pendidikan Ibu dan Berat Badan Anak Usia Toddler Di Desa Tompo

Kecamatan Barru Kabupaten Barru Tahun 2016

Pendidikan Ibu

Berat Badan Anak Jumlah

Lebih Normal

Kurang

Sangat Kurang

n % n % n % n % n %

SD 4 21,1 6 27,3 4 33,3 3 25 17 26,1

SMP 9

47,3 6 27,3 4 33,3 5 41,7 24 36,9

SMA 4 21,1 6 27,3 1 8,4 3 25 14 21,5 PT 2 10,5 4 18,1 3 25 1 8,3 10 15,5

Jumlah 19

100,0 22 100,0 12

100,0

12

100,0 65 100,0

Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 19

anak usia toddler yang memiliki berat badan lebih paling banyak pendidikan ibunya SMP yaitu 9 orang (37,5%) dan paling sedikit

Page 4: GAMBARAN BERAT BADAN ANAK USIA TODDLER DI DESA …mediagizipangan.org/wp-content/uploads/2018/03/GAMBARAN-BERAT... · GAMBARAN BERAT BADAN ANAK USIA TODDLER DI DESA TOMPO KECAMATAN

Media Gizi Pangan, Vol. XXI, Edisi 1, 2016 Berat Badan, Usia Toddler

96

pendidikan tinggi yaitu 2 orang (10,5%), dari 22 anak yang berat badannya normal paling banyak pendidikan ibunya SD, SMP, dan SMA yaitu 6 orang (27,3%) dan paling sedikit penguruan tinggi yaitu 4 orang (18,1%), dari 12 anak yang memiliki berat badan kurang paling banyak pendidikan ibunya SD dan SMP yaitu 4

orang (33,3%) dan paling sedikit SMA yaitu 1 orang(8,4%), dari 12 anak yang memiliki berat badan sangat kurang paling banyak pendidikan ibunya SMP yaitu 5 orang (41,7%) dan paling sedikit perguruan tinggi yaitu 1 orang (8,3%).

Distribusi Pekerjaan Ibu dan Berat Badan Anak

Tabel 4 Distribusi Berdasarkan Pekerjaan Ibu dan Berat Badan Anak Usia Toddler Di Desa Tompo

Kecamatan Barru Kabupaten Barru Tahun 2016

Pekerjaan Ibu

Berat Badan Anak

Lebih Normal Kurang Sangat Kurang

Jumlah

n % n % n % n % n %

Tidak Bekerja

18 94,7 18 81,8 10 83,3 11 91,7 57 87,7

Bekerja 1 5,3 4 18,2 2 16,7 1 8,3 8 12,3

Jumlah 19 100,0 22 100,0 12 100,0 12 100,0 65 100,0

Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 19

anak usia toddler yang memiliki berat badan lebih paling banyak ibunya tidak bekerja yaitu 18 orang (94,7%), dari 22 anak yang berat badannya normal paling banyak ibunya tidak bekerja yaitu 18 orang (81,8%), dari 12 anak

yang memiliki berat badan kurang paling banyak ibunya tidak bekerja yaitu 10 orang (83,3%), dan dari 12 anak yang memiliki berat badan sangat kurang paling banyak ibunya tidak bekerja yaitu 11 orang (91,7%).

Distribusi Riwayat Penyakit Infeksi dan Berat Badan Anak

Tabel 5 Distribusi Berdasarkan Riwayat Penyakit Infeksi dan Berat Badan Anak Usia Toddler di Desa Tompo

Kecamatan Barru Kabupaten Barru Tahun 2016

Riwayat Penyakit Infeksi

Berat Badan Anak

Lebih

Normal

Kurang

Sangat Kurang

Jumlah

n % n % n % n % n %

ISPA

5 26,3 6 27,3 4 33,3 12 100,0 27 41,5

Tidak ada riwayat

penyakit infeksi

14 73,7 16 72,7 8 66,7 0 0 38 58,5

Jumlah 19 100,0 22 100,0 12 100,0 12 100,0 65 100,0

Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 19

anak usia toddler yang memiliki berat badan lebih paling banyak tidak memiliki riwayat penyakit infeksi yaitu 14 orang (73,7%), dari 22 anak yang berat badannya normal paling banyak tidak memiliki riwayat penyakit infeksi yaitu 16 orang (72,7%), dari 12 anak yang

memiliki berat badan kurang paling banyak tidak memiliki riwayat penyakit infeksi yaitu 8 orang (66,7%), dan dari 12 anak yang memiliki berat badan sangat kurang semuanya menderita ISPA (100,0%).

Page 5: GAMBARAN BERAT BADAN ANAK USIA TODDLER DI DESA …mediagizipangan.org/wp-content/uploads/2018/03/GAMBARAN-BERAT... · GAMBARAN BERAT BADAN ANAK USIA TODDLER DI DESA TOMPO KECAMATAN

Media Gizi Pangan, Vol. XXI, Edisi 1, 2016 Berat Badan, Usia Toddler

97

PEMBAHASAN Pendidikan Ibu

Pendidikan Ibu adalah jenjang pendidikan terakhir yang berhasil ditamatkan oleh Ibu balita. Dimana jenjang pendidikan terdiri dari pendidikan rendah, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi/perguruan tinggi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 19 anak usia toddler yang memiliki berat badan lebih paling banyak pendidikan ibunya SMP yaitu 9 orang (37,5%) dan paling sedikit pendidikan tinggi yaitu 2 orang (10,5%), dari 22 anak yang berat badannya normal paling banyak pendidikan ibunya SD, SMP, dan SMA yaitu 6 orang (27,3%) dan paling sedikit penguruan tinggi yaitu 4 orang (18,1%), dari 12 anak yang memiliki berat badan kurang paling banyak pendidikan ibunya SD dan SMP yaitu 4 orang (33,3%) dan paling sedikit SMA yaitu 1 orang(8,4%), dari 12 anak yang memiliki berat badan sangat kurang paling banyak pendidikan ibunya SMP yaitu 5 orang (41,7%) dan paling sedikit perguruan tinggi yaitu 1 orang (8,3%).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 19 anak usia toddler yang memiliki berat badan lebih paling banyak pendidikan ibunya SMP yaitu 9 orang (37,5%) dan paling sedikit perguruan tinggi yaitu 2 orang (10,5%). Semakin tinggi pendidikan orang tua tidak selamanya pengetahuan tinggi, karena sekalipun pendidikan ibu yang tinggi apabila ibunya kurang pengetahuan, kurang informasi dan acuh tak acuh terhadap pertumbuhan balitanya maka akan berpengaruh terhadap pertumbuhan balitanya. Sebaliknya pendidikan rendah tidak selalu membuat pengetahuan rendah, karena sekalipun pendidikan ibu rendah tetapi apabila ibu sering membaca dan mendapatkan informasi tentang kesehatan serta memperhatikan anaknya maka pertumbuhan anaknya akan baik.

Anak yang berat badannya normal paling banyak pendidikan ibunya SD, SMP, dan SMA yaitu 6 orang (27,3%) dan paling sedikit penguruan tinggi yaitu 4 orang (18,1%), hal ini disebabkan karena orang tua kurang pengetahuan bagaimana asupan gizi yang baik untuk anaknya, mereka cenderung untuk acuh dan menggapnya tidak penting. Selain itu pada saat saya melakukan wawancara banyak ibu beranggapan bahwa apabila anaknya gemuk mereka sangat senang dibanding anaknya kurus, padahal di dunia kesehatan anak yang mengalami berat badan lebih (obesitas) mereka rentang terhadap penyakit, selanjutnya dari 12 anak yang memiliki berat

badan kurang paling banyak pendidikan ibunya SD dan SMP yaitu 4 orang (33,3%) dan paling sedikit SMA yaitu 1 orang(8,4%) hal ini disebabkan karena pengetahuan Ibu yang kurang tentang pemberian jenis makanan yang seimbang.

Anak yang memiliki berat badan sangat kurang paling banyak pendidikan ibunya SMP yaitu 5 orang (41,7%) dan paling sedikit perguruan tinggi yaitu 1 orang (8,3%), hal ini disebabkan karena orang tua beranggapan bahwa dengan dirinya yang pintar karena pendidikanya yang tinggi mereka beranggapan adalah yang paling tahu tentang kesehatan Anaknya, padahal sebenarnya mereka masih memerlukan bantuan bimbingan dari ahli gizi dan medis serta rajin pergi ke pelayanan kesehatan atau kunjungan ke Posyandu setiap bulannya untuk mengatasi permasalahan kesehatan anaknya. Selain itu salah satu faktor yang dapat menyebabkan berta badan anak sangat kurang (malnutrisi) adalah perilaku dan pola pikir orang tua (Ibu) yang Seringkali malas datang untuk kunjungan ke Posyandu, serta orang tua yang menitipkan anaknya ke keluarga atau tetangga, otomotis anak yang ditip tersebut tidak mendapatkan perhatian semestinya sehingga berdampak ke fisik dan psikologis anak tersebut. Perilaku dan pola pikir orang tua yang seperti itu menyebabkan anak selalu dalam kondisi berat badan anak kurang, sangat kurang dan anak menjadi lebih rentan terhadap penyakit.

Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting untuk tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik, orang tua dapat menerima segala konfirmasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anak, mendidiknya, dan sebagainya (Soetjiningsih, 2012).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Astuti (2011), menunjukkan bahwa pendidikan Ibu berhubungan dengan pengetahuan terhadap konsumsi pangan yang berpengaruh terhadap berat badan anak, karena tidak selamanya Pendidikan yang tinggi tidak selalu membuat pengetahuan tinggi.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sari (2012), yang menunjukan adanya hubungan tingkat pengetahuan dengan status gizi balita. Pengetahuan yang baik akan mempengaruhi pola konsumsi makanan sehingga akan terjadi status gizi yang baik. Pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan formal maupun informal. Penelitian ini tingkat pendidikan tidak berhubungan dengan status gizi, meskipun pada penelitian

Page 6: GAMBARAN BERAT BADAN ANAK USIA TODDLER DI DESA …mediagizipangan.org/wp-content/uploads/2018/03/GAMBARAN-BERAT... · GAMBARAN BERAT BADAN ANAK USIA TODDLER DI DESA TOMPO KECAMATAN

Media Gizi Pangan, Vol. XXI, Edisi 1, 2016 Berat Badan, Usia Toddler

98

lain tingkat pendidikan dapat mempengaruhi status gizi.

Pekerjaan Ibu

Pekerjaan Ibu adalah aktivitas rutin ibu yang dilakukan pada saat survei dalam rangka memberikan penghasilan tambahan pada keluarga. Hasil penelitian menunjukkan dari 19 anak usia toddler yang memiliki berat badan lebih paling banyak ibunya tidak bekerja yaitu 18 orang (94,7%), dari 22 anak yang berat badannya normal paling banyak ibunya tidak bekerja yaitu 18 orang (81,8%), dari 12 anak yang memiliki berat badan kurang paling banyak ibunya tidak bekerja yaitu 10 orang (83,3%), dan dari 12 anak yang memiliki berat badan sangat kurang paling banyak ibunya tidak bekerja yaitu 11 orang (91,7%).

Hal ini disebabkan karena status pekerjaan dari ibu yang menjadi ibu rumah tangga/tidak bekerja, maka ibu akan mempunyai waktu yang lebih untuk memberikan perhatian kepada anaknya dan selalu mendampingi tumbuh kembang anak, tetapi disisi lain ibu yang tidak bekerja kurang mereka pengetahuan tentang jenis makanan yang seimbang untuk anaknya. Sebaliknya ibu yang bekerja tidak mempunyai banyak waktu untuk mengurus anaknya, selain itu rata-rata ibu yang bekerja tidak mempunyai pengasuh untuk anaknya, mereka hanya menitipkan anaknya ke keluarga atau ke tetangga. Anak usia 0-5 tahun masih sangat bergantung pada ibunya, hal ini disebabkan usia 0-5 tahun belum dapat melakukan kegiatan pribadinya seperti makan, mandi, belajar dan sebagainya. Mereka masih perlu bantuan dari orang tua dalam melakukan pekerjaan tersebut. Perhatian ibu kepada anak yang diasuh oleh ibunya sendiri tidak kepada orang lain misalnya pembantu maka status gizinya dapat terjaga dengan baik.

Dampak negatif dari ibu bekerja adalah, kehadiran ibu dalam kehidupan sehari-hari anak lebih sedikit dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja. Dampak positif dari ibu bekerja terhadap pertumbuhan anak dapat dilihat dari efek yang didapat apabila anak dititipkan di tempat penitipan anak yang memperkerjakan pengasuh terlatih (Soetjiningsih, 2012 ).

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Nasution (2010), dalam penelitian ini menjelaskan apabila pekerjaan orang tua anak dikategorikan pekerjaan tetap maka penghasilan setiap bulan dapat berpengaruh dalam pertumbuhan dan status gizi anak yang berpengaruh terhadap berat badan anak.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Ony Linda dan Dian Kholika Hamal (2011) di Kota dan Kabupaten Tangerang menunjukkan bahwa lebih banyak ibu balita tidak bekerja

Riwayat penyakit Infeksi

Penyakit infeksi adalah penyakit yang diderita oleh balita selama tiga bulan terakhir sesuai dengan medical recordnya dan hasil wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 19 anak usia toddler yang memiliki berat badan lebih paling banyak tidak memiliki riwayat penyakit infeksi yaitu 14 orang (73,7%), dari 22 anak yang berat badannya normal paling banyak tidak memiliki riwayat penyakit infeksi yaitu 16 orang (72,7%), dari 12 anak yang memiliki berat badan kurang paling banyak tidak memiliki riwayat penyakit infeksi yaitu 8 orang (66,7%), dan dari 12 anak yang memiliki berat badan sangat kurang semuanya menderita ISPA (100,0%).

Hal ini disebabkan karena faktor daya tahan tubuh yang kurang atau lemah. Penyakit infeksi sendiri akan menyebabkan balita tidak mempunyai nafsu makan dan mengakibatkan kekurangan gizi. Pada keadaan gizi sangat kurang balita lebih mudah terserang ISPA berat bahkan seranganya lebih lama. Oleh karena itu diharapkan peran keluarga baik yang dilakukan oleh ibu maupun anggota keluarga lainnya untuk pencegahan dan penangulangan penyakit ISPA pada bayi dan balita dengan cara membawa balita ke pelayanan kesehatan untuk ditindak lanjuti agar penyakit tidak menjadi lebih berat. Selain itu keluarga perlu mengetahui serta mengamati tanda keluhan dini ISPA. Peran aktif keluarga/masyarakat dalam menangani ISPA sangat penting karena penyakit ISPA merupakan penyakit yang ada sehari-hari di dalam masyarakat atau keluarga, karena penyakit ini banyak menuyerang balita, sehingga ibu balita dan anggota keluarga yang sebagian besar dekat dengan balita mengetahui dan terampil menangani penyakit ISPA ini ketika anaknya sakit.

Balita sangat rentan terhadap penyakit, sehingga angka kematian balita juga tinggi, terutama kematian bayi. Kerentangan terhadap penyakit dapat dikurangi antara lain dengan memberikan gizi yang baik termasuk ASI (air susu ibu), meningkatkan sanitasi, da memberikan imunisasi. Dengan demikian, diharapkan anak terhindar dari penyakit yang sering menyebabkan cacat atau kematian. Setiap anak sebaiknya mendapatkan imunisasi terhadap berbagai penyakit yaitu TB, Polio,

Page 7: GAMBARAN BERAT BADAN ANAK USIA TODDLER DI DESA …mediagizipangan.org/wp-content/uploads/2018/03/GAMBARAN-BERAT... · GAMBARAN BERAT BADAN ANAK USIA TODDLER DI DESA TOMPO KECAMATAN

Media Gizi Pangan, Vol. XXI, Edisi 1, 2016 Berat Badan, Usia Toddler

99

DPT (Dipteri, Pertusis, Tetanus), hepatitis B, campak, MMR (measles. Mumps, rubella), HIB (hemophilus influenza B), hepatitis A, demam tifoid, Varisella, IPD (invasive pneumococcal disease), virus influenza, HPV (human papilloma virus), rotavirus, dan sebagainya (Soetjiningsih, 2012).

Hasil penelitian Susi (2011), sejalan dengan penelitian ini yang meneliti tentang hubungan penyakit Infeksi Ispa dengan pneumonia dengan status Gizi anak Balita gizi kurang RSUD pasar Rebo Jakarta menemukan bahwa ada hubungan bermakna yang sangat siknifikan antara status gizi balita gizi kurang dengan ISPA.

SIMPULAN 1. Berat badan anak yang paling banyak

adalah berat badan normal yaitu 22 orang (33,8%) dan paling sedikit berat badan kurang dan sangat kurang yaitu 12 orang (18,5%).

2. Anak yang berat badannya normal paling banyak pendidikan ibunya SD, SMP, dan SMA yaitu 6 orang (27,3%)

3. Anak yang memiliki berat badan kurang paling banyak pendidikan ibunya SD dan SMP yaitu 4 orang (33,3%).

4. Anak yang memiliki berat badan sangat kurang paling banyak pendidikan ibunya SMP yaitu 5 orang (41,7%).

5. Anak yang berat badannya normal paling banyak ibunya tidak bekerja yaitu 18 orang (81,8%).

6. Anak yang memiliki berat badan kurang paling banyak ibunya tidak bekerja yaitu 10 orang (83,3%).

7. Anak yang memiliki berat badan sangat kurang paling banyak ibunya tidak bekerja yaitu 11 orang (91,7%).

8. Anak yang berat badannya normal paling banyak tidak memiliki riwayat penyakit infeksi yaitu 16 orang (72,7%).

9. Anak yang memiliki berat badan kurang paling banyak tidak memiliki riwayat penyakit infeksi yaitu 8 orang (66,7%),

10. Anak yang memiliki berat badan sangat kurang semuanya menderita ISPA (100,0%).

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat diberikan saran sebagi berikut: 1. Ibu disarankan lebih memperbanyak

pengetahuan/wawasan mengenai pertumbuhan berat badan anak dengan

cara rutin memeriksa kesehatan anaknya di pusat pelayanan terdekat, serta menggunakan media internet yang ada.

2. Ibu yang bekerja diharapkan untuk membagi waktunya terutama mengenai kebutuhan anaknya.

3. Riwayat penyakit Infeksi sangat rentang terhadap balita oleh karena itu diharapkan kepada ibu untuk menjaga kesehatan anaknya dengan cara rutin memeriksakan anaknya di pusat pelayanan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA Astuti. R. K. 2011. Hubungan antara Status

Sosial Ekonomi Keluarga dengan Status Gizi Anak Usia Sekolah Di SDN Godog I Polokarto Sukoharjo. Skripsi. Fik Ums. http://www.distrodoc.com/222155 -hubungan - antara - status – sosial ekonomi - keluarga - dengan- status. Diakses pada tanggal 20 Februari 2016

Biro Pusat Statistik, 2012, Indonesia dalam Angka Tahun 2012.

Depkes, RI, 2011. Profil Kesehatan Indonesia. Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan, 2013. Profil

Kesehatan SULSEL tahun .

related:https://datinkessulsel.2008wordpress.com/profil-kesehatan/dinkes-prov-sulsel/ dinkes prov sulsel tentang berat badan diakses pada tanggal 13 Januari 2016 jam 14:00

Dinkes Kabupaten Barru, 2011. Profil Kesehatan Kabupaten Barru.

Kemenkes, RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Linda Ony, dan Hamal D.K., Hubungan pendidikan dan pekerjaan orangtua serta Pola Asuh dengan status Gizi Balita di kota dan Kabupaten Tangerang Banten. Proseding Penelitian Bidang Ilmu Eksaskta 2011.

Mumpuni. EA. 2012. Jurnal Gambaran Berat Badan anak Usia Toddler Ditinjau Dari Pendidikan dan Pekerjaan Ibu Dalam Kunjungan Ke posyandu Balita Desa Mayang Wilayah Kerja Puskesmas Gatak . http://eprints. ums. ac. id/21979/25/NASKAH_PUBLIKASI.pdf. Diakses pada tanggal 25 Desember 2015

Nasution, D. R. Sari. 2010. Jurnal Gambaran Status Gizi Balita Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2010. Skripsi.

Page 8: GAMBARAN BERAT BADAN ANAK USIA TODDLER DI DESA …mediagizipangan.org/wp-content/uploads/2018/03/GAMBARAN-BERAT... · GAMBARAN BERAT BADAN ANAK USIA TODDLER DI DESA TOMPO KECAMATAN

Media Gizi Pangan, Vol. XXI, Edisi 1, 2016 Berat Badan, Usia Toddler

100

FK. USU http://repository. usu. ac.id/bitstream/123456789/14265/1/10E00107. pdf. Diakses pada tanggal 20 Februari 2016

RISKESDAS. 2013. Prevalensi Balita Gizi Buruk. Jakarta

Sari Endah Purnama, 2012. Hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan Status Gizi Balita di Posyandu Wijya Kusuma RT 04, Geblagan, Tamantirto Kasihan Bantul. http://www.digilib.fk.umy.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=yoptumyfkpp-gdl-endahpurna-575 diakses pada tanggal 25 Januari 2016.

Susi Hartati, 2011. Hubungan penyakit infeksi ISPA dengan status pada anak balita di RSUD Pasar Rebo Jakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia

http://jkesmasfkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/9-JURNAL-RAHMA-RASYID.pdf . Diakses pada tanggal 25 Januari 2016

Soetjiningsih dan Ranuh. 2012. Tumbuh Kembang Anak Edisi 2 . EGC : Jakarta