94
EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946 Sistem Dashboard Untuk Persiapan Akreditasi Program Studi Sarjana Berdasarkan Standar BAN-PT Aufa Akmal Raditya, Kartono, Indra Kharisma Raharjana Perancangan Sistem Informasi Kredit Mikro Mahasiswa Berbasis Web Lasminiasih, Sandhi P, Ali Akbar,Miftah Andriansyah, Rooswhan B. Utomo Rancang Bangun Sistem Informasi Asuhan Keperawatan Bagi Penderita Pneumonia Hamzah Analisis Kerentanan dan Kehandalan Layanan Jaringan Cloud Berbasis Platform Eucalyptus Yudhi Kusnanto Pemilihan Paket Internet Android Pada Operator Telepon GSM Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Fitriyani, Ellya Helmud Pendefinisian Kebutuhan Fungsional Sistem Untuk Rancang Bangun Knowledge Management System PT. Telkomsel Regional Sumbagsel Hairun Nissa, Muhammad Ihsan Jambak

EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946

Sistem Dashboard Untuk Persiapan Akreditasi Program Studi Sarjana Berdasarkan

Standar BAN-PT Aufa Akmal Raditya, Kartono, Indra Kharisma Raharjana

Perancangan Sistem Informasi Kredit Mikro Mahasiswa Berbasis Web Lasminiasih, Sandhi P, Ali Akbar,Miftah Andriansyah, Rooswhan B. Utomo

Rancang Bangun Sistem Informasi Asuhan Keperawatan Bagi Penderita Pneumonia Hamzah

Analisis Kerentanan dan Kehandalan Layanan Jaringan Cloud Berbasis Platform

Eucalyptus Yudhi Kusnanto

Pemilihan Paket Internet Android Pada Operator Telepon GSM Menggunakan Metode

Analytical Hierarchy Process (AHP) Fitriyani, Ellya Helmud

Pendefinisian Kebutuhan Fungsional Sistem Untuk Rancang Bangun Knowledge

Management System PT. Telkomsel Regional Sumbagsel

Hairun Nissa, Muhammad Ihsan Jambak

Page 2: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Sistem Dashboard Untuk Persiapan Akreditasi Program Studi Sarjana Berdasarkan

Standar BAN-PT

Aufa Akmal Raditya, Kartono, Indra Kharisma Raharjana

Perancangan Sistem Informasi Kredit Mikro Mahasiswa Berbasis Web

Lasminiasih, Sandhi P, Ali Akbar,Miftah Andriansyah, Rooswhan B. Utomo

Rancang Bangun Sistem Informasi Asuhan Keperawatan Bagi Penderita Pneumonia

Hamzah

Analisis Kerentanan dan Kehandalan Layanan Jaringan Cloud Berbasis Platform

Eucalyptus

Yudhi Kusnanto

Pemilihan Paket Internet Android Pada Operator Telepon GSM Menggunakan Metode

Analytical Hierarchy Process (AHP)

Fitriyani, Ellya Helmud

Pendefinisian Kebutuhan Fungsional Sistem Untuk Rancang Bangun Knowledge

Management System PT. Telkomsel Regional Sumbagsel

Hairun Nissa, Muhammad Ihsan Jambak

JSI Volume 8 Nomor 1 Halaman 871-946 Indralaya,

April 2016

ISSN Print:

2085-1588 /

ISSN Online:

2355-4614

JURNAL SISTEM INFORMASI

Page 3: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

JURNAL SISTEM INFORMASI

Jurnal Sistem Informasi atau disingkat dengan JSI merupakan Jurnal yang diterbitkan oleh

Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya. JSI mulai

menerbitkan Jurnal pada bulan April 2009 yaitu VOL 1 NO 1 2009. JSI Menerbitkan Jurnal 2

kali setahun yaitu bulan April dan Oktober. Misi dari JSI adalah untuk menyebarluaskan,

mengembangkan dan menfasilitasi hasil penelitian mengenai Ilmu Sistem Informasi. JSI juga

dapat menjadi wadah bagi para dosen, guru, peneliti dan para praktisi dalam bidang teknologi

informasi dari seluruh Indonesia, dalam melakukan pertukaran informasi tentang hasil-hasil

penelitian terbaru yang telah dilakukan. Adapun ruang lingkup jurnal JSI adalah:

1. Rekayasa perangkat lunak (Software Engineering)

2. Pembelajaran berbasis komputer (computer based learning)

3. jaringan komputer dan komunikasi data (computer networks and data cummunication)

4. Multimedia

5. Mobile Computing

6. data mining dan data warehouse

7. e-goverment

8. IT Governance

9. IT Management

10. E-Business dan E-Commerce

11. Enterprise resource plannin (ERP)

12. Supplier Chain Management (SCM)

13. Customer relationship management (CRM)

14. Customer Knowledge Management (CKM)

15. Enterprise application integration (EAI)

16. Sistem Pendukung Keputusan (SPK/DSS)

17. Sistem Informasi Geografis (GIS/SIG)

18. Sistem Informasi Rumah Sakit,

19. Sistem Informasi Perbankan,

20. Sistem Informasi Industri,

21. Temu Kembali Informasi,

22. Keamanan Sistem Informasi,

23. Sistem Berbasis Pengetahuan

Page 4: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

PENGELOLA JURNAL SISTEM INFORMASI (JSI)

JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS

SRIWIJAYA

Editor in chief

Ali Ibrahim, M.T.

Deputy Editor in chief

Endang Lestari Ruskan, M.T.

Language Editors Ari Wedhasmara, M.IT

Rahmat Izwan Heroza, MT

Ken Ditha Tania, M.Kom

Layout Editor Pacu Putra Suarli. M.Cs

Web Production and Technical Editors Hardini Novianti, MT

Administration: Sari Nuzulastri, S.Kom.

Rifka Nurhandini, S.E.

SEKRETARIAT

Sekretariat 1: Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Universitas

Sriwijaya Jalan Palembang-Prabumulih KM. 32 Kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan, Kode

Pos 30662 Telepon (0711) 7072729, 581700. Fax. (0711)581710.email:

[email protected]

Sekretariat 2: Program Diploma Komputer Kampus Unsri Bukit Besar Jurusan Sistem

Informasi Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Universitas Sriwijaya: Jl. Srijaya Negara Bukit

Besar Palembang 30139 Telp. (0711) 379249 Fax. (0711) 379248. email: email:

[email protected]

Page 5: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

REVIEWER

1. Prof. Dr. Ir. Siti Nurmaini, M.T (Universitas Sriwijaya)

2. Prof. Ir. Zainal A. Hasibuan, MLS., Ph.D (Universitas Indonesia)

3. Prof. Ir. Suyoto, M.Sc., Ph.D (Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

4. Ir. Paulus Insap Santoso, M.Sc., Ph.D (Universitas Gadjah Mada)

5. Dr. Edy Winarno, S.T., M.Eng (Universitas Stikubank)

6. Ir. Kridanto Surendro, M.Sc., Ph.D (Institut Teknologi Bandung)

7. Dr. Djunaidi, M.T (Universitas Negeri Semarang)

8. Tony D Susanto, S.T., M.T., Ph.D., ITIL (Institut Teknologi Surabaya)

9. Drs. Saparudin, M.T., Ph.D (Universitas Sriwijaya)

10. Samsuryadi, S.Si., M.Kom., Ph.D (Universitas Sriwijaya)

11. Deris Stiawan, S.Kom., M.T., Ph.D (Universitas Sriwijaya)

12. Dr. Reza Firsandaya Malik, S.T., M.T (Universitas Sriwijaya)

13. Dr. Ermatita, M.Kom (Universitas Sriwijaya)

14. Jaidan Jauhari, M.T (Universitas Sriwijaya)

Page 6: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

PENGANTAR REDAKSI

Jurnal sistem informasi atau disingkat dengan JSI merupakan Jurnal yang diterbitkan

olehJurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya. JSI mulai

menerbitkanJurnal pada bulan April 2009 yaitu VOL 1 NO 1 2009. JSI Menerbitkan Jurnal

dua kali setahun yaitu bulan April dan Oktober. Misi dari JSI adalah untuk menyebarluaskan,

mengembangkan dan menfasilitasi hasil penelitian mengenai Ilmu Sistem Informasi. JSI juga

dapat menjadi wadah bagi para dosen, guru, peneliti dan para praktisi dalam bidang teknologi

informasi dari seluruh Indonesia, dalam melakukan pertukaran informasi tentang hasil-hasil

penelitian terbaru yang telah dilakukan.Adapun ruang lingkup jurnal JSIadalah:Sistem

Pendukung Keputusan, Sistem Informasi Geografis, Sistem Informasi Skala Enterprise (ERP,

EAI, CRM, SCM), E-Commerce, E-Government, Sistem Informasi Rumah Sakit, Sistem

Informasi Berbasis Web, Sistem Informasi Perbankan, Sistem Informasi Industri, Temu

Kembali Informasi, Keamanan Sistem Informasi, Sistem Berbasis Pengetahuan, Mobile

Computing, Data mining, Data Warehouse.

Pada edisi kedelapan nomor 1 ini, JSI menyajikan enam naskah dalam dalam bidang

sistem informasi. Redaksi mengucapkan terima kasih dan selamat kepada penulis makalah

yang makalahnya diterima dan diterbitkan dalam edisi ini. Makalah tersebut telah

memberikan kontribusi penting pada pengembangan ilmu dan teknologi. Selain itu, sejumlah

pakar dari dalam maupun luar lingkungan Universitas Sriwijaya telah memberikan kontribusi

yang sangat berharga dalam menilai makalah yang dimuat, oleh sebah itu redaksi

menyampaikan banyak terima kasih kepada para pakar tersebut.Pada kesempatan ini, redaksi

kembali mengundang dan memberi kesempatan kepada para peneliti, guru dan praktisi untuk

mempublikasikan hasil-hasli penelitian melalui jurnal ini.

Akhirnya, redaksi berharap semoga makalah-makalah dalam jurnal ini bermanfaat

bagi para pembaca khususnya dan bagi perkembangan ilmu dan teknologi dibidang sistem

informasi pada umumnya.

Editor in chief

Ali Ibrahim, MT

Page 7: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

DAFTAR ISI

JSI Volume 8 Nomor 1 Halaman 871-946 Indralaya,

April 2016

ISSN Print :

2085-1588/

ISSN Online

: 2355-4614

Sistem Dashboard Untuk Persiapan Akreditasi Program Studi Sarjana

Berdasarkan Standar BAN-PT

Aufa Akmal Raditya, Kartono, Indra Kharisma Raharjana

Perancangan Sistem Informasi Kredit Mikro Mahasiswa Berbasis Web

Lasminiasih, Sandhi P, Ali Akbar,Miftah Andriansyah, Rooswhan B.

Utomo

Rancang Bangun Sistem Informasi Asuhan Keperawatan Bagi Penderita

Pneumonia

Hamzah

Analisis Kerentanan dan Kehandalan Layanan Jaringan Cloud Berbasis

Platform Eucalyptus

Yudhi Kusnanto

Pemilihan Paket Internet Android Pada Operator Telepon GSM

Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

Fitriyani, Ellya Helmud

Pendefinisian Kebutuhan Fungsional Sistem Untuk Rancang Bangun

Knowledge Management System PT. Telkomsel Regional Sumbagsel

Hairun Nissa, Muhammad Ihsan Jambak

871-882

883-893

894-904

905-917

918-927

928-946

Page 8: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

871

SISTEM DASHBOARD UNTUK PERSIAPAN AKREDITASI PROGRAM STUDI

SARJANA BERDASARKAN STANDAR BAN-PT

Aufa Akmal Raditya1, Kartono2, Indra Kharisma Raharjana3

1,2,3 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga

Kampus C UNAIR,

e-mail: [email protected], [email protected], [email protected]

Abstract

Accreditation is a form of quality and feasibility assessment (evaluation) of higher education institutions or

programs of studies conducted by independent organizations or institution outside the college. To achieve the

desired value of universities accreditation and study programs have to adjust their internal conditions in

accordance with the standards provided by the National Accreditation Board of Higher Education (BAN-PT). As

a consideration to achieve the standards set by BAN-PT, accreditation preparation is necessary to determine

whether the course or college meets the standards set by BAN-PT. Accreditation preparation system needs to be

built using a dashboard system that can integrate the entire contents of the supporting datato acquire

information about parts that are below the standards and that are already meet the standards in the evlauation

process. This study aimed to examine whether the preparation of the accreditation system by using a dashboard

system better than the preparation of accreditation system which has been done before. There are several stages

in this study, namely the identification of needs, system design, system development, system testing, and system

evaluation. The resultindicated that the intenal party of the study program could determine their assessment

position within a certain period with ease through the dashboard system of accreditation preperation.

Keywords: Accreditation, Dashboard, BAN-PT Standards

Abstrak

Akreditasi merupakan salah satu bentuk penilaian (evaluasi) mutu dan kelayakan institusi perguruan tinggi atau

program studi yang dilakukan oleh organisasi atau badan mandiri di luar perguruan tinggi. Untuk mencapai

nilai akreditasi yangdiinginkan maka perguruan tinggi serta program studiharus menyesuaikan kondisi internal

mereka sesuai denganstandar yang telah diberikan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-

PT). Sebagaipertimbangan untuk mencapai standar yang ditentukan olehBAN-PT, maka diperlukan persiapan

akreditasi untuk mengetahui apakahprogram studi atau perguruan tinggi tersebut sudah memenuhistandar yang

ditetapkan oleh BAN-PT.Perlu dibangun sistem persiapan akreditasi dengan menggunakan sistem dashboard

yang dapat mengintegrasikan keseluruhan isi data pendukung sehingga saat proses evaluasi didapatkan

informasi mengenai bagian-bagian apa saja yang kurang maupun yang sudah memenuhi standar. Penelitian ini

bertujuan untuk menguji apakah sistem persiapan akreditasi dengan menggunakan sistem dashboard lebih baik

dibandingkan dengan sistem persiapan akreditasi yang selama ini dilakukan. Terdapat beberapa tahapan dalam

penelitian ini, yaitu melakukan identifikasi kebutuhan, perancangan sistem, pembangunan sistem, pengujian

sistem, dan evaluasi sistem. Hasil dari evaluasi sistem menunjukkan bahwa melalui sistem dashboard untuk

persiapan akreditasi pihak internal program studi dapat mengetahui posisi penilaian mereka pada periode

tertentu dengan mudah.

Kata kunci : Akreditasi, Dashboard, Standar BAN-PT.

1. Pendahuluan

Akreditasi merupakan salah satu bentuk penilaian (evaluasi) mutu dan kelayakan

institusi perguruan tinggi atau program studi yang dilakukan oleh organisasi atau badan

Page 9: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 7, NO. 2, Oktober 2015,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

872

mandiri di luar perguruan tinggi [1]. Penilaian tersebut digunakan sebagai tolak ukur mutu

bagi semua program studi dan intitusi pendidikan tinggi mulai dari perguruan tinggi negeri

dan swasta yang menyelenggarakan program professional maupun akademik. Semakin baik

nilai akreditasi akan berdampak pada pandangan pihak luar mengenai kualitas program studi

dan institusi pendidikan tinggi tersebut.

Tujuan dan manfaat akreditasi institusi perguruan tinggi sendiri adalah memberikan

jaminan bahwa institusi perguruan tinggi yang terakreditasi telah memenuhi standar mutu

yang ditetapkan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), sehingga

mampu memberikan perlindungan bagi masyarakat dari penyelenggaraan perguruan tinggi

yang tidak memenuhi standar. Kemudian mendorong perguruan tinggi untuk terus menerus

melakukan perbaikan dan mempertahankan mutu yang tinggi. Dan hasil akreditasi dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam transfer kredit, usulan bantuan dan alokasi

dana, serta mendapat pengakuan dari badan atau instansi yang berkepentingan. Proses

akreditasi dilakukan dalam periode tertentu dan perlu diperbarui paling lambat 6 bulan

sebelum masa akreditasi berakhir.

Instrumen akreditasi program studi terdiri atas: (1) Borang Program Studi atau Borang

IIIA, (2) Evaluasi Diri Program Studi, dan (3) Borang yang diisi oleh Fakultas/Sekolah

Tinggi. Borang program studi memiliki hasil penilaian 75% dari skor akhir, sedangkan

evaluasi diri program studi memiliki hasil penilaian 10% dan borang fakultas memiliki 15%

dari skor akhir [1-2].

Elemen-elemen pendukung dalam program studi atau institusi, terutama ketua prodi,

dosen, serta tim akreditasi internal perlu melakukan tahap persiapan akreditasi sebelum

menggunakan borang yang kemudian dijadikan sebagai dasar dalam penilaian oleh tim BAN-

PT. Permasalahan yang terjadi adalah bagaimana mengorganisasikan keseluruhan data

program studi yang tersebar dan tidak teratur dengan baik agar lebih mudah dilakukan

persiapan sebelum periode penilaian oleh lembaga akreditasi nasional atau BAN-PT. Saat ini

beberapa aplikasi yang memanfaatkan teknologi informasi telah dibuat seperti [3-5]. Namun

aplikasi-aplikasi tersebut hanya berdiri sendiri dan perlu dirangkum sehingga bisa menjadi

dasar dalam mengumpulkan data untuk kebutuhan akreditasi.

Berdasarkan masalah tersebut maka diperlukan aplikasi manajemen yang mampu

mengintegrasikan keseluruhan isi data pendukung sehingga saat proses evaluasi didapatkan

informasi mengenai bagian-bagian apa saja yang kurang dan sudah memenuhi standar. Salah

satu bentuk aplikasi yang dapat membantu proses persiapan akreditasi adalah dashboard.

Dashboard merupakan sebuah alat yang memberikan tampilan antarmuka dalam

berbagai bentuk, seperti diagram, laporan, indikator visual, mekanisme alert, yang dipadukan

dengan informasi yang dinamis dan relevan [6]. Mekanisme dashboard merupakan salah satu

teknik untuk memberikan informasi–informasi yang penting dalam suatu institusi [7].

Penerapan dashboard pada kalangan institusi akademik dapat memberikan dua manfaat. Yang

pertama adalah memberikan bukti empiris dalam mendukung pengambilan keputusan yang

dibentuk berdasarkan data program studi. Kemudian yang kedua adalah alat ini dapat

menggambarkan komitmen institusi dalam memberikan pengukuran performa institusional

secara multidimensional kepada stakeholder yang membutuhkannya [8].

Page 10: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 7, NO. 2, Oktober 2015,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

873

Visualisasi dashboard diperlukan untuk memperhitungkan posisi performa program

studi dengan kondisi lebih mudah diukur, dihitung dan diawasi sehingga pihak intern dapat

mengetahui posisi penilaian mereka pada periode tertentu dan mampu memperbaikinya jika

kurang dari target yang ditetapkan oleh standar [9].

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik membangun sistem dashboard

untuk mempermudah proses persiapan akreditasi yang disesuaikan dengan Borang IIIA.

Borang IIIA memiliki peran terbesar dalam proses akreditasi karena memiliki hasil penilaian

terbesar dibandingkan dengan instrumen akreditasi program studi yang lain. Sistem dashboard

diharapkan mampu menjadi alat bantu yang dapat mengkonversi data pendukungpada borang

program studi menjadi sebuah rancangan visualisasi. Hasil rancangan visualisasi dapat

dijadikan dasar dalam evaluasi kinerja institusi secara efektif.

Untuk membangun sistem dashboard diperlukan beberapa tahapan, dimulai dari

tahapan awal yaitu identifikasi kebutuhan kemudian tahap perancangan dan pembuatan

database. Selanjutnya dilakukan tahap pembangunan sistem dashboard dengan menggunakan

bahasa pemrograman Hypertext Preprocessor (PHP). Hingga tahap terakhir yaitu, pengujian

dan evaluasi sistem.

2. Metode Penelitian

a. Penentuan Key Performance Indicator

Pada dasarnya Key Performance Indicator diidentifikasi, dikembangkan, dan

dilaksanakan secara internal dalam organisasi [10]. Key Performance Indicator diambil

dari masing-masing indikator penilaian yang terdapat dalam matriks penilaian akreditasi

BAN-PT. Key Performance Indicator yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar

dalam pembangunan sistem.

b. Perancangan Database

Pada tahapan perancangan database, Entity Relationship Diagram dirancang untuk

mengakomodir seluruh kebutuhan yang diperlukan berdasarkan tabel-tabel pada Borang

IIIA. Diagram-diagram tersebut digunakan acuan dalam pembangunan sistem.

c. Perancangan Desain dan Layout

Tahap ini dilakukan setelah semua KPI telah ditentukan dan desain database telah

dirancang. Dan dilakukan dengan dua tahap yaitu pemilihan presentation model untuk

tiap KPI dan perancangan layout dashboard.

Pada tahap pemilihan presentation model dilakukan pemilihan komponen dashboard

yang sesuai dengan informasi yang ingin ditampilkan untuk tiap KPI. Pemilihan

didasarkan pada [11]. Sedangkan untuk perancangan layout dashboard, dilakukan

setelah menentukan komponen yang sesuai. ditentukan letak komponen-komponen

tersebut pada layar tampilan dashboard.

Page 11: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 7, NO. 2, Oktober 2015,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

874

Tabel 1. KPI Standar 3 – Mahasiswa dan Lulusan

d. Pembangunan Sistem

Sistem dashboard dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan

tambahan plugin untuk menampilkan komponen dashboard yang berupa grafik,

diagram, dan lainnya. Sedangkan untuk database akan menggunakan MySQL.

KPI PENGHITUNGAN

Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi

dibanding daya tampung

Jumlah calon mahasiswa reguler selama 5 tahun akademik terakhir dibagi dengan

jumlah daya tampung 5 tahun akademik terakhir

Rasio mahasiswa baru reguler yang melakukan registrasi : calon mahasiswa

baru reguler yang lulus seleksi

Jumlah mahasiswa baru reguler bukan transfer selama 5 tahun akademik terakhir dibagi dengan jumlah calon mahasiswa reguler lulus seleksi selama 5 tahun akademik terakhir

Rasio mahasiswa baru transfer TMBT terhadap mahasiswa baru bukan transfer

TMB.

Total mahasiswa baru transfer untuk program reguler dan non-reguler dibagi dengan total mahasiswa baru bukan transfer untuk program reguler dan non-reguler selama 5

tahun akademik terakhir

Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif

(IPK) selama lima tahun terakhir.

Rata-rata IPK lulusan reguler selama 5 tahun akademik terakhir

Penerimaan mahasiswa non-reguler

selayaknya tidak membuat beban dosen

sangat berat, jauh melebihi beban ideal (sekitar 12 sks).

Mengonversi data kualitatif menjadi data kuantitatif menggunakan skala interval dengan

nilai 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), 1 (kurang), dan 0 (sangat kurang)

Penghargaan atas prestasi mahasiswa di

bidang nalar, bakat dan minat

Mengonversi data kualitatif menjadi data kuantitatif menggunakan skala interval dengan

nilai 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), 1 (kurang), dan 0 (sangat kurang)

Persentase kelulusan tepat waktu (KTW)

Jumlah lulusan dari mahasiswa reguler yang tahun masuknya dikurangi 3 tahun dari sekarang, kemudian dibagi dengan jumlah mahasiswa reguler yang tahun masuk dan

tahun angkatannya dikurangi 3 tahun dari sekarang, dan hasilnya dikalikan 100%

Persentase mahasiswa yang DO atau mengundurkan diri (MDO).

Jumlah mahasiswa reguler yang tahun masuk dan tahun angkatannya dikurangi 6 tahun dari sekarang, kemudian jumlah mahasiswa tadi dikurangi jumlah mahasiswa reguler

yang tahun masuknya dikurangi 6 tahun dari sekarang dan tahun angkatannya sekarang,

kemudian dikurangi lagi dengan jumlah lulusan mahasiswa reguler yang tahun masuknya dikurangi dari sekarang, kemudian hasil pengurangan tadi dibagi dengan

jumlah mahasiswa reguler yang tahun masuk dan tahun angkatannya dikurangi 6 tahun

dari sekarang, dan hasilnya dikalikan 100%

Mahasiswa memiliki akses untuk mendapatkan pelayanan mahasiswa

yang dapat dimanfaatkan untuk

membina dan mengembangkan penalaran, minat, bakat, seni, dan

kesejahteraan.

Mengonversi data kualitatif menjadi data kuantitatif menggunakan skala interval dengan nilai 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), 1 (kurang), dan 0 (sangat kurang)

Kualitas layanan kepada mahasiswa Untuk setiap jenis pelayanan, pemberian

skor sebagai berikut:

4 : sangat baik 3 : baik

2: cukup

1: kurang 0: sangat kurang

Mengonversi data kualitatif menjadi data kuantitatif menggunakan skala interval dengan nilai 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), 1 (kurang), dan 0 (sangat kurang)

Upaya pelacakan dan perekaman data

lulusan

Mengonversi data kualitatif menjadi data kuantitatif menggunakan skala interval dengan

nilai 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), 1 (kurang), dan 0 (sangat kurang)

Penggunaan hasil pelacakan untuk perbaikan:

(1) proses pembelajaran,

(2) penggalangan dana, (3) informasi pekerjaan,

(4) membangun jejaring.

Mengonversi data kualitatif menjadi data kuantitatif menggunakan skala interval dengan nilai 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), 1 (kurang), dan 0 (sangat kurang)

Pendapat pengguna (employer) lulusan terhadap kualitas alumni.

Menghitung persentase tanggapan pihak pengguna dengan cara, jumlah tanggapan pada peringkat dibagi dengan jumlah tanggapan yang ada.

Kemudian skor akhir dihitung dengan cara (4* (persentase tanggapan sangat baik) +

3*(persentase tanggapan baik) + 2*(persentase tanggapan cukup) + (persentase tanggapan kurang) kemudian dibagi 7

Profil masa tunggu kerja pertama Rata-rata waktu tunggu lulusan untuk memperoleh pekerjaan yang pertama

Profil kesesuaian bidang kerja dengan

bidang studi

Menghitung persentase lulusan yang bekerja pada bidang yang sesuai dengan

keahliannya

Partisipasi alumni dalam mendukung pengembangan akademik program studi

Mengonversi data kualitatif menjadi data kuantitatif menggunakan skala interval dengan nilai 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), 1 (kurang), dan 0 (sangat kurang)

Partisipasi lulusan dan alumni dalam

mendukung pengembangan non-akademik program studi

Mengonversi data kualitatif menjadi data kuantitatif menggunakan skala interval dengan

nilai 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), 1 (kurang), dan 0 (sangat kurang)

Page 12: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 7, NO. 2, Oktober 2015,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

875

e. Pengujian dan Evaluasi Sistem Sistem

Pada tahapan pengujian sistem, pengujian dilakukan dengan functional testing untuk

menguji fungsionalitas dan acceptance testing untuk menguji kelayakan dari sistem.

Pada functional testing , berbagai macam kombinasi inputan akan diuji apakah hasil

yang didapat sesuai dengan output yang diharapkan. selanjutnya akan dilakukan

pengujian dengan menggunakan metode User Acceptance Testing (UAT). Tujuan dari

UAT adalah untuk mengetahui apakah sistem sudah layak untuk dipakai atau belum.

Tahapan terakhir dalam penelitian ini adalah evaluasi sistem dashboard akreditasi yang

sudah dibangun. Evaluasi sistem akan dilakukan dengan membandingkan antara

persiapan akreditasi yang menggunakan sistem dashboard dan persiapan akreditasi yang

dilakukan selama ini. Perbandingan didapatkan dari timbal balik/feedback hasil simulasi

oleh stakeholder program studi. Kuisioner digunakan untuk mengetahui bagaimana

respon pengguna setelah melakukan simulasi. Evaluasi dilakukan untuk menilai apakah

sistem dashboard akreditasi dapat menyelesaikan permasalahan yang muncul pada

persiapan akreditasi yang selama ini dilakukan.

3. Hasil Dan Pembahasan

3.1. Hasil Penentuan Key Performance Indicator

Untuk dapat mengevaluasi proses akreditasi Borang IIIA, diperlukan ukuran-ukuran

penting (Key Performance Indicator ) yang dapat mewakili jalannya sistem dashboard

akreditasi. Ukuran-ukuran tersebut adalah sebagai berikut:

A) Hasil Penilaian Borang IIIA

Jumlah penilaian dari Borang IIIA merupakan sesuatu yang sangat penting bagi proses

akreditasi. Karena hasil akhir dari proses akreditasi 75% didapat dari hasil penilaian

Borang IIIA. KPI ini bertujuan untuk membantu pengguna dalam mengevaluasi

pencapaian target akreditasi per tahunnya. KPI ditampilkan dalam bentuk prosentase,

karena jumlah total target nilai akreditasi dari Borang IIIA sudah ditentukan dari BAN-

PT. Prosentase yang ditampilkan mencakup keseluruhan pencapaian yang dikumpulkan

dari nilai semua standar.

B) Nilai Capaian Tiap Standar

Pencapaian total tiap standar sangat mempengaruhi pencapaian total Borang IIIA. Maka

dari itu, hal ini harus dianalisa untuk menemukan ketidaktercapaian target tiap

standarnya. Ukuran ini adalah bentuk detail dari KPI Hasil Penilaian Borang IIIA. KPI ini

juga merupakan indikator untuk mengukur nilai pencapaian tiap standar dalam

mengevaluasi total pencapaian target tiap standar per tahunnya.

C) Nilai Tiap Deskripsi Elemen Penilaian Tiap Standar

Indikator ini merupakan detail dari KPI Nilai Capaian Tiap Standar. Ujung tombak dari

proses akreditasi Borang IIIA berada pada nilai tiap deskripsi elemen penilaian. Semakin

baik nilai yang dihasilkan berbanding lurus pada prestasi program studi. Semua nilai tiap

deskripsi diperoleh dari penghitungan berdasarkan Buku VI – Matriks Penilaian

Instrumen Akreditasi Program Studi Sarjana[12]. Selanjutnya nilai dikalikan dengan

bobot berdasarkan yang ada pada Buku V – Pedoman Penilaian Instrumen Akreditasi

Page 13: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 7, NO. 2, Oktober 2015,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

876

Program Studi Sarjana. Contoh penjelasan detail KPI dari Standar 3 bisa dilihat pada

tabel 1.

3.2. Hasil Perancangan Database

Desain database sistem dashboard akreditasi digambarkan dalam bentuk logical model

dengan menggunakan Conceptual Data Model (CDM). Berdasarkan kebutuhan pada sistem

dashboard maka tabel-tabel pada desain CDM dibagi menjadi 2 skema berdasarkan fungsinya,

yaitu:

1) Skema Key Performance Indicator : Skema pertama berfungsi untuk memuat tabel-tabel

yang digunakan untuk mengakomodir seluruh kebutuhan data yang digunakan untuk

membangun KPI yang sudah ditentukan sebelumnya dapat dilihat pada gambar 1.

Terdapat tabel deskripsi, standar, tahun, nilai_capai, dan nilai_capaian.

2) Skema Borang IIIA : Skema kedua berfungsi untuk memuat tabel-tabel yang

mengakomodir kebutuhan data pada Borang IIIA. Sebagai contoh desain CDM yang

memuat tabel-tabel dari borang IIIA dapat dilihat pada gambar 2. Tabel-tabel pada

gambar 2 dirancang berdasarkan kebutuhan dari Standar 3 (Mahasiswa dan Lulusan).

Tahapan selanjutnya adalah merubah dari Conceptual Data Model ke Physical Data

Model (PDM). Dari rancangan Physical Data Model dapat digenerate lebih lanjut

menjadi SQL query yang digunakan dalam sistem ini. Setelah memiliki SQL query,

langkah selanjutnya adalah menerapkan query tersebut ke database, dengan cara import

ke database.

Gambar 2. Skema database untuk Key Performance Indicator

Gambar 2. Skema database untuk Borang IIIA

Relationship_1

Relationship_3

Relationship_4

Relationship_6

Relationship_7

deskripsi

ID_DESKRIPSI

DESKRIPSI

BOBOT

STATUS

<pi> Variable characters (10)

Text

Decimal (5)

Integer

<M>

<M>

Key_1 <pi>

standar

ID_STANDAR

NAMA_STANDAR

<pi> Integer

Variable characters (10)

<M>

Key_1 <pi>

tahun

ID_TAHUN

TAHUN_AKREDITASI

<pi> Integer

Variable characters (4)

<M>

Identifier_1 <pi>

nilai_capai

NILAI_CAPAIAN

NILAI_CAPAIAN_MAX

NILAI_CAPAI

NILAI_CAPAI_MAX

Decimal (5)

Decimal (5)

Decimal (5)

Decimal (5)

nilai_capaian

NILAI

ALASAN

NILAI_AKHIR

Decimal (5)

Text

Decimal (5)

layanan kepada mahasiswa

id_layanan

nama_layanan

bentuk_kegiatan

pelaksanaan

hasil

<pi> Integer

Variable characters (100)

Variable characters (50)

Variable characters (50)

Variable characters (50)

<M>

Identifier_1 <pi>

tanggapan pengguna

id_tanggapan

jenis_kemampuan

<pi> Integer

Variable characters (50)

<M>

Identifier_1 <pi>

lulusan

nim_lulusan

nama_lulusan

tahun_lulus

lama_penyelesaian_ta

rata_tunggu_pekerjaan

kesesuaian_bidang_kerja

<pi> Variable characters (10)

Variable characters (20)

Variable characters (4)

Variable characters (2)

Decimal (5)

Decimal (5)

<M>

Identifier_1 <pi>

profil_mahasiswa

status_reguler

tahun_akademik

daya_tampung

jumlah_calon_mahasiswa_ikut_seleksi

jumlah_calon_mahasiswa_lulus_seleksi

jumlah_mahasiswa_baru_bukan_transfer

jumlah_mahasiswa_baru_transfer

jumlah_mahasiswa_total_mahasiswa_bukan_

transfer

jumlah_mahasiswa_total_transfer

jumlah_lulusan_bukan_transfer

jumlah_lulusan_transfer

ipk_lulusan_min

ipk_lulusan_rat

ipk_lulusan_mak

persentase_ipk<2.75

persentase_ipk2.75-3.50

persentase_ipk>3.50

<pi>

<pi>

Variable characters (10)

Variable characters (4)

Variable characters (4)

Variable characters (4)

Variable characters (4)

Variable characters (4)

Variable characters (4)

Variable characters (4)

Variable characters (4)

Variable characters (4)

Variable characters (4)

Decimal (3)

Decimal (3)

Decimal (3)

Number

Number

Number

<M>

<M>

Identifier_1 <pi>

Relationship_18

Relationship_19

jumlah mahasiswa reguler

tahun_masuk

tahun_angkatan

jumlah_mahasiswa

<pi>

<pi>

Variable characters (4)

Variable characters (4)

Variable characters (4)

<M>

<M>

Identifier_1 <pi>

Relationship_17

tanggapan Variable characters (10)

Page 14: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 7, NO. 2, Oktober 2015,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

877

3.3. Hasil Perancangan Desain dan Layout

Pengaturan menu dashboard untuk desain dashboard akan ditampilkan dalam 2

halaman utama berdasarkan kategori analisis yang akan dilakukan. Halaman pertama berisi

evaluasi hasil penilaian dari Borang IIIA (gambar 3a) dan evaluasi nilai capaian dari tiap

standar (Gambar 3b). Pada ini terdapat beberapa komponen yang dibangun berdasarkan KPI

yang telah ditentukan sebelumnya. Komponen gauge ini berfungsi untuk memberikan

informasi mengenai hasil penilaian Borang IIIA yang diperoleh dibandingkan dengan hasil

penilaian maksimum yang dapat diperoleh dari Borang IIIA.

Untuk membangun komponen gauge hasil penilaian Borang IIIA tahapan yang

dilakukan adalah menghitung jumlah nilai capaian dari 7 standar dibagi dengan jumlah

maksimal nilai yang bisa dicapai dari 7 standar yang ada dan hasilnya dikalikan 100%.

Sedangkan komponen Gauge Nilai Capaian Tiap Standar berfungsi untuk memberikan

informasi mengenai hasil penilaian dari Standar 1 sampai dengan Standar 7 gdibandingkan

dengan nilai maksimum yang dapat diperoleh dari tiap standar tersebut. Contoh dari gauge

chart nilai capaian dari standar 3 dapat dilihat pada gambar 3b.

Halaman kedua berisi evaluasi nilai tiap deskripsi elemen penilaian. Pada halaman

Standar 3 terdapat beberapa komponen. Komponen Tabel Nilai Tiap Deskripsi Elemen

Penilaian yang berisi Deskripsi Elemen Penilaian, Nilai yang dicapai, Bobot penilaian, Alasan

kenapa diperoleh nilai yang dicapai, Nilai akhir yang diperoleh dari Nilai yang dicapai dikali

dengan Bobot penilaian, dan Harkat dan Peringkat. Untuk membangun komponen tabel “Nilai

Tiap Deskripsi Elemen Penilaian Tiap Standar” khususnya standar 3 tahapan yang dilakukan

adalah penghitungan data-data yang diinputkan pada tabel profil_mahasiswa,

jumlah_mahasiswa_reguler, lulusan, dan tanggapan_pengguna. Penghitungan tersebut

berdasar pada Buku IIIA – Borang Program Studi dan Buku VI – Matriks Penilaian

Instrumen Akreditasi Program Studi Sarjana. Setelah itu nilai yang dihasilkan dari

penghitungan tadi diupdate pada atribut nilai yang terdapat pada tabel nilai_capaian. Untuk

KPI yang bersifat kualitatif, nilai dapat diinputkan secara manual pada fitur penginputan skor

yang ada pada sistem nantinya. Dan nilai tersebut diupdate secara otomatis pada atribut nilai

yang terdapat pada tabel nilai_capaian.

Komponen Donut Chart Persentase Harkat dan Peringkat Nilai Deskripsi Elemen

Penilaian bertujuan untuk menghitung persentase dan jumlah deskripsi elemen penilaian yang

memiliki nilai sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Pengkatagerioan ini

berdarkan harkat peringkat yang ada pada matriks penilaian BAN-PT. Komponen donut chart

dapat dilihat pada gambar 3c.

Page 15: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 7, NO. 2, Oktober 2015,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

878

Gambar 3. Desain layout Dashboard. (a) Gauge Hasil Penilaian Borang IIIA. (b) Gauge Nilai

Capaian untuk tiap standar. (c) Donut Chart Harkat dan Peringkat Deskripsi

Elemen Penilaian pada salah satu Standar

3.4. Hasil Pembangunan Sistem

Pada tahap pembangunan sistem, hasil dari perancangan database, hasil penentuan

presentation model diimplementasikan dalam bentuk source code program. Hasil dari tahap

pembangunan sistem berupa program dapat dijalankan. Sistem dashboard akreditasi disajikan

dalam bentuk web based dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP. Kerangka aplikasi

dibuat berdasarkan presentation model tiap KPI dan pengaturan menu dan desain layout yang

sudah didefinisikan sebelumnya. Screenshoot dari sistem yang dibangun bisa dilihat pada

gambar 4.

3.5. Hasil Pengujian dan Evaluasi Sistem

Pengujian sistem menggunakan functional testing dilakukan dengan membandingkan

antara nilai yang dihitung secara manual dan nilai yang dihasilkan dari sistem. Contoh

pengujian sistem dapat dilihat pada tabel 2. Pengujian dilakukan dengan memberi input data

dummy pada database sehingga data hasil yang diharapkan bisa ditentukan, data hasil yang

diharapkan tersebut kemudian dibandingkan dengan hasil yang dihasilkan oleh sistem.

Dipastikan bahwa semua fungsi dari sistem telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan hasil pengujian menggunakan functional testing dapat disimpulkan bahwa

seluruh fitur pada sistem dashboard akreditasi telah berjalan dengan baik dan benar. Hal ini

dibuktikan dari hasil yang ditampilkan pada sistem dashboard sudah sesuai dengan hasil yang

diharapkan dari penghitungan secara manual oleh peneliti.

Page 16: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 7, NO. 2, Oktober 2015,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

879

Pengujian sistem selajutnya adalah User Acceptance Testing (UAT). Kriteria penerimaan

program ditentukan terlebih dahulu, dalam penelitian ini kriteria yang diujikan adalah

functional correctness and completeness serta usability. Simulasi dilakukan secara langsung

kepada yang nantinya akan menggunakan program. Hasil dari UAT berupa rekapitulasi hasil

pengisian kuisioner dapat dilihat pada gambar 5. Menurut hasil pengujian menggunakan user

acceptance testing kedua responden menyatakan bahwa fitur yang ada dalam sistem

dashboard berjalan dengan baik dan sudah lengkap. Hal ini dapat dibuktikan dari persentase

jumlah jawaban sangat setuju pada hasil rekapitulasi kuesioner bagian 1 (functional

corectness and completeness) sebesar 87.5%. Sedangkan hasil rekapitulasi kuesioner bagian 2

(usability) kedua responden menyatakan bahwa informasi yang ada pada sistem dashboard

mudah untuk dimengerti.

Tabel 2. Uji Coba Fungsional Sistem Uji Coba Penghitungan Hasil yang diharapkan Hasil yang ditampilkan

Deskripsi Elemen

Penilaian pada Standar 3

“Rasio calon mahasiswa

yang ikut seleksi : daya

tampung”

Jumlah calon mahasiswa

reguler selama 5 tahun

akademik terakhir dibagi

dengan jumlah daya

tampung 5 tahun akademik

terakhir

Rasio : 6

Nilai : 4.00

Nilai akhir : 7.80

Alasan : Rasio calon

mahasiswa yang ikut seleksi :

daya tampung = "rasio >= 5

Harkat dan Peringkat : Sangat

Baik

Rasio : 6

Nilai : 4.00

Nilai akhir : 7.80

Alasan : Rasio calon mahasiswa

yang ikut seleksi : daya tampung =

"rasio >= 5

Harkat dan Peringkat : Sangat

Baik

Gambar 4. Tampilan sistem dashboard

Page 17: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 7, NO. 2, Oktober 2015,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

880

Tabel 3. Hasil pengujian Functional Correctness and Completeness No Daftar Pertanyaan Jumlah Jawaban

STS TS S SS

1. Apakah menu dropdown untuk memilih tahun akreditasi yang ada pada

halaman utama Sistem Dashboard Akreditasi berjalan dengan baik dan sudah

lengkap?

0 0 1 1

2. Apakah visualisasi grafis yang menampilkan hasil penilaian borang IIIA pada

halaman utama Sistem Dashboard Akreditasi berjalan dengan baik dan sudah

lengkap?

0 0 0 2

3. Apakah visualisasi grafis yang menampilkan hasil penilaian tiap standar pada

halaman utama sistem dashboard berjalan dengan baik dan sudah lengkap? 0 0 0 2

4. Apakah tombol “detail” untuk melihat halaman sistem dashboard per standar

berjalan dengan baik dan sudah lengkap? 0 0 0 2

5. Apakah menu drilldown untuk melihat halaman sistem dashboard tiap standar

berjalan dengan baik dan sudah lengkap? 0 0 0 2

6. Apakah menu drilldown untuk menginputkan nilai dan alasan tiap standar

berjalan dengan baik dan sudah lengkap? 0 0 0 2

7. Apakah menu dropdown untuk memilih tahun akreditasi pada halaman sistem

dashboard tiap standar berjalan dengan baik dan sudah lengkap? 0 0 2 0

8. Apakah visualisasi grafis yang menampilkan persentase jumlah kategori

elemen pada halaman sistem dashboard tiap standar berjalan dengan baik dan

sudah lengkap? 0 0 0 2

9. Apakah tombol detail kategori elemen dan tombol detail semua nilai pada

halaman sistem dashboard tiap standar berjalan dengan baik dan sudah

lengkap? 0 0 0 2

10. Apakah visualisasi tabel yang menampilkan deskripsi elemen penilaian, nilai,

bobot, alasan, dan nilai akhir pada halaman sistem dashboard tiap standar berjalan dengan baik dan sudah lengkap?

0 0 0 2

11. Apakah tombol “detail tabel” untuk melihat visualisasi tabel-tabel pada borang Standar 3 sampai dengan Standar 7 berjalan dengan baik dan sudah

lengkap?

0 0 0 2

12. Apakah fitur untuk menginputkan nilai dan alasan tiap standar berjalan

dengan baik dan sudah lengkap? 0 0 0 2

Total Jawaban 0 0 3 21

Total Pertanyaan 24

Persentase 0% 0% 12.5% 87.5%

Gambar 5. Hasil pengujian usability

Page 18: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 7, NO. 2, Oktober 2015,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

881

4. Kesimpulan

Penelitian ini memiliki hipotesis bahwa sistem dashboard dapat memberikan

gambaran tentang posisi nilai akreditasi program studi, sehingga pihak managemen program

studi dapat mengambil tindakan untuk mempersiapkan dan memperbaiki kondisi progam

studi sehinga bisa mendapat nilai yang maksimal. Sistem dashboard dibuat berdasarkan

panduan penilaian yang dikeluarkan oleh BAN-PT, kebutuhan data perlu dicatat dalam sistem

sehingga bisa menghasilkan sistem yang merepresentasikan hasil yang sebenarnya. Model

presentasi dan layout juga dirancang sehingga penguna mudah memahami informasi secara

cepat. Sistem diuji fungsionalitasnya untuk memastikan perhitungan dalam sistem telah benar.

Selain itu dilakukan simulasi pengunaan sistem ini kepada stakeholder program studi untuk

melihat apakah sistem ini telah memenuhi kaidah Functional Correctness and Completeness

serta aspek usability. Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan bahwa sistem dashboard berjalan

dengan baik dan sudah lengkap, serta perpotensi untuk meningkatkan monitoring kinerja

dalam program studi.

DAFTAR PUSTAKA

[1] BAN-PT. Buku V Pedoman Penilaian Instrumen Akreditasi Program Studi Sarjana.

Jakarta: BAN-PT. 2008.

[2] BAN-PT. Buku II Standar dan Prosedur Akreditasi Institusi Perguruan. Jakarta: BAN-PT.

2008.

[3] Surendro K. Pemanfaatan Enterprise Architecture Planning untuk Perencanaan Strategis

Sistem Informasi. Jurnal Informatika. 2007 Jul 4;8(1):pp-1.

[4] Fakih A, Raharjana IK, Zaman B. Pemanfaatan Teknologi Fingerprint Authentication

untuk Otomatisasi Presensi Perkuliahan. Journal of Information Systems Engineering and

Business Intelligence. 2015 Nov 5;1(2):41-8.

[5] Susila CB, Triyono RA. Sistem Informasi Nilai Mahasiswa Berbasis Sms Gateway Pada

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Muhammadiyah Pacitan. Speed-Sentra Penelitian

Engineering dan Edukasi. 2013 Dec 6;7(3).

[6] Hariyanti E. Pengembangan metodologi pembangunan information dashboard untuk

monitoring kinerja organisasi. e-Indonesia Initiative. Bandung. 2008.

[7] Lienita, I. M.. Desain dan Analisis Prototype Dashboard Institusi Berdasarkan BAN-PT

(Studi Kasus: INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM). Telkom University:Skripsi. 2013

[8] Bedi SS, Dayton TW, Stephen B. Using a Dashboard Report Card to Monitor and Report

Institutional Performance. Finding Common Ground: Quality Assurance, Quality

Improvement. 2008;4.

[9] Saputro FC, Anggraeni W, Mukhlason A. Pembuatan Dashboard Berbasis Web Sebagai

Sarana Evaluasi Diri Berkala untuk Persiapan Penilaian Akreditasi Berdasarkan Standar

Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. Jurnal Teknik ITS. 2012 Sep 11;1(1):A397-

402.

Page 19: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 7, NO. 2, Oktober 2015,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

882

[10] Bambang H, Arie AS. The Development Methodology Of Operational Dashboard As A

Tool For Organizational Performance Monitoring (A Case Study: Telkom Polytechnic).

Inproceedings intl conf information system business competitiveness 2012 Sep 18.

[11] Eckerson, W. W. Performance dashboards: measuring, monitoring, and managing your

business. New Jersey: John Wiley & Sons: Inc. 2010

[12] BAN-PT. Buku VI Standar dan Prosedur Akreditasi Institusi Perguruan. Jakarta: BAN-

PT. 2008.

Page 20: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

883

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KREDIT MIKRO MAHASISWA

BERBASIS WEB

Lasminiasih1, Sandhi P2, Ali Akbar3,Miftah Andriansyah4, Rooswhan B. Utomo5

Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

Fakultas Sistem Informasi Universitas Gunadarma

Email: [email protected]

Abstract

Micro-credit is one of the students to development and increase the entrepreneurship spirit. In order to increase

the entrepreneurship spirit of students in need a system that is very adequate in increasing the number of

entrepreneurs. Information systems are important and should be owned by every organization. The purpose of

microcredit student information system is designed to make it easy for management and users in the course of

microcredit entrepreneur. The method used in this research is descriptive method by observation and interviews.

The tool used is a flowchart and DFD. Results from this study is the use of micro-credit information systems can

provide solutions speed, precision and accuracy in performing data processing micro-credit students in order to

get optimal results.

Keywords: Information system, Mickro credit, Students

Abstrak

Kredit mikro mahasiswa merupakan salah satu tempat untuk mengembangan dan meningkatkan jiwa

kewirausahaan. Untuk dapat meningkatkan jiwa kewirausahaan mahasiswa di butuhkan sistem yang sangat

memadai dalam meningkatkan jumlah wirausaha. Sistem Informasi merupakan hal yang penting dan harus di

miliki oleh setiap organisasi. Tujuan sistem informasi kredit mikro mahasiswa ini dirancang adalah untuk

memudahkan bagi pengelolaan dan pengguna dalam menjalankan kegiatan kredit mikro wirausaha. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode deskriptif dengan melakukan observasi dan

wawancara. Alat yang digunakan adalah flowchart dan DFD. Hasil dari penelitian ini adalah penggunaan

sistem informasi kredit mikro dapat memberikan solusi kecepatan, ketepatan dan keakuratan dalam

melaksanakan pengolahan data kredit mikro mahasiswa agar mendapat hasil yang optimal.

Kata Kunci : Sistem Informasi, Micro Kredit, Mahasiswa.

1. Pendahuluan

Perkembangan teknologi di era modern saat ini mengalami kemajuan yang sangat

pesat, dimana setiap orang dapat menemui berbagi teknologi di berbagai bidang di sekitar

kehidupan manusia yaitu salah satunya adalah dengan adanya teknologi informasi. Teknologi

informasi merupakan suatu alat yang dapat memberikan suatu informasi kepada penggunanya

untuk memperoleh data atau informasi yang dapat mendukung ketepatan dalam mengambil

keputusan dengan menggunakan teknologi yang tepat guna. Teknologi informasi saat ini

memiliki pengaruh yang sangat luar biasa bagi semua bidang seperti di bidang usaha, dan

selama ini yang sering kita jumpai adalah sistem kredit mikro dalam perbankan yang telah

menyalurkan dananya untuk usaha kecil menengah (UKM). Tantangan bagi dunia usaha,

terutama pengembangan UKM, mencakup aspek yang luas, antara lain: 1) Peningkatan

kualitas SDM dalam hal kemampuan manajemen, organisasi dan teknologi. 2) Kompetensi

Kewirausahaan. 3) Akses yang lebih luas terhadap permodalan. 4) Informasi pasar yang

Page 21: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

884

transparan. 5) Faktor input produksi lainnya. 6) Iklim usaha yang sehat yang mendukung

inovasi, kewirausahaan dan praktek bisnis serta persaingan yang sehat [2]. Dalam dunia usaha

khususnya pada usaha kecil menengah (UKM) tidak dapat terlepas dari perbankan dan kredit

mikro. Kredit mikro merupakan sistem pembiayaan yang dilakukan oleh usaha kesil

menengah (UKM) dengan mengunakan jasa lalu lintas perbankan yang digunakan untuk

pembiayaan unit usaha. Untuk mengetahui kinerja pembayaran cicilan kredit, baik yang

dilakukan perorangan maupun kelompok maka perbankan harus memiliki sistem informasi

yang dapat mempermudah dalam mengakses proses pembiayaan. Sistem kredit mikro tidak

hanya di gunakan dalam lalu lintas perbankan melainkan juga dapat dilakukan dalam sistem

pembiayaan wirausaha mahasiswa terutama di perguruan tinggi.

Untuk mendapatkan produk kredit mikro ini maka mahasiswa harus mengetahui

informasi tentang produk kredit mikro serta persyaratan yang harus di penuhi oleh seorang

nasabah yaitu mahasiswa. Hal ini dapat memicu tentang adanya tuntutan terhadap tersedianya

kemudahan-kemudahan informasi dan transaksi dalam perbankan yang memuat semuanya

serba instan. Konsep dalam perancangan sistem kredit dalam perbankan tersebuat akan di

aplikasikan ke dalam kredit mikro (dana bergulir) bagi mahasiswa hampir sama dengan

sistem kredit yang telah dilakukan oleh lembaga perbankan yaitu dengan melakukan transaksi

dengan menggunakan jaringan internet dengan menggunakan komputer yang berbasis web

sehingga dapat memudahkan nasabah yaitu mahasiswa untuk mengakses informasi dimana

saja dan kapan saja saat nasabah menginginkannya.

Selain itu dengan adanya teknologi ini dapat digunakan untuk memberikan informasi

kegiatan kredit yang dapat membantu mahasiswa dalam menyediakan informasi berdasarkan

kebutuhan kredit, persyaratan pendaftaran secara online tanpa harus dengan susah payah dan

membuang waktunya untuk datang ke lembaga yang memberikan layanan kredit tersebut di

perguruan tinggi. Disamping itu juga teknologi ini dapat digunakan untuk sebagai sarana dan

prasarana tempat menyimpan data atau mengarsipkan dan informasi dari kegiatan dari tahun-

ke tahun. Dengan demikian tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem kredit

mikro (dana bergulir) yang sudah berjalan dan merancang sistem informasi kredit mikro (dana

bergulir) pada mahasiswa Diploma Tiga Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Gunadarma.

Perancangan adalah desain yang menentukan bagaimana suatu sistem akan

menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan, dalam tahap ini menyangkut mengkonfigurasi

dari komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem sehingga setelah

instalasi dari sistem akan benar-benar memuaskan rancang bangun yang telah di tetapkan

pada akhir analisis sistem [3]. Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu

dengan yang lainnya yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu [6].

Informasi yaitu data yang telah diorganisasi dan telah memiliki kegunaan dan manfaat [5].

Sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur normal dimana data dikumpulkan,

diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada para pengguna [1]. Perencanaan sistem

informasi merupakan bagian penting dalam suatu organisasi untuk menentukan kebutuhan

sistem informasi dalam kurun 3 hingga 5 tahun mendatang dan menuangkan ke dalam

rencana pengembangan sistem informasi [4]. Proses ini memperhatikan misi, sasaran, dan

Page 22: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

885

strategi proses bisnis dan informasi yang dibutuhkan di organisasi dan kemudian dipakai

untuk mengidentifikasi dan memilih sistem informasi dan teknologi informasi yang perlu di

bangun dan disediakan beserta penjadwalan dan kebijakan-kebijakan yang diperlukan.

Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk memudahkan pengelola dan pengguna

dalam menjalankan kegiatan kredit mikro bagi mahasiswa di perguruan tinggi.

2. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mengunakan metode deskriptif yaitu dengan

mengumpulkan data dan informasi di Pusat Bisnis dan Kewirausahaan Universitas

Gunadarma. Dalam pengambilan data peneliti melakukan dengan cara observasi secara

langsung terhadap bagian administrasi dan keuangan dan dilakukan dengan cara wawancara

secara langsung dengan bagian keuangan dan administrasi Pusat Bisnis dan Kewirausahaan

Universitas Gunadarma. Alat analisis yang digunakan adalah Flowchart (bagan alir)

merupakan representasi secara grafik dari satu algoritma atau prosedur untuk menyelesaikan

suatu masalah. DFD (Data Flow Diagram) adalah suatu diagram yang menggunakan notasi

untuk menggambarkan arus data sistem, yang penggunanya sangat membantu untuk

memahami secara logika, terstruktur dan jelas. Implementasi program menggunakan bahasa

PHP (hypertext preprocessor) yang merupakan program yang dikembangkan secara bersama

oleh para programmer. PHP dikembangkan khususnya untuk mengakses dan memanipulasi

data yang ada di database server opensource seperti MySQL [7].

3. Hasil dan Pembahasan

A. Sistem Kredit Mikro (Dana Bergulir) Mahasiswa

Analisis sistem adalah mengidentifikasi sistem yang sudah ada apakah terdapat

masalah yang telah terjadi pada sistem yang lama. Masalah dapat didefinisikan sebagai suatu

pertanyaan yang diinginkan untuk dipecahkan atau diselesaikan. Masalah yang terjadi pada

kegiatan kredit mikro (dana bergulir) di Pusat Bisnis dan Kewirausahaan Universitas

Gunadarma yaitu kegiatan tersebut masih menggunakan sistem secara offline untuk

menjalankan kegiatan kredit mikro dengan memasukkan dan mencatat data berupa laporan

keuangan dan keanggotaannya. Sistem adalah sekelompok yang unsur yang erat berhubungan

satu dengan yang lainnya yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu [6].

Dimana mahasiswa yang mengikuti kegiatan kredit mikro (dana bergulir) harus datang

langsung ke instansi dalam membayar dan mengumpulkan laporan keuangan, sehingga tidak

ada penyimpanan data yang efisien jika sewaktu-waktu berkas tersebut dibutuhkan. Untuk itu

dengan dirancangnya sistem informasi berbasis website diharapkan mahasiswa dan

administrasi yaitu pelaksana dapat mengakses secara langsung dan cepat melalui jaringan

internet kapanpun dan dimanapun berada tanpa harus datang langsung ke instansi yang

terkait.

Berikut ini adalah sistem informasi kredit mikro (dana bergulir) Diploma Tiga Bisnis

Kewirausahan Universitas Gunadarma secara online.

Page 23: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

886

Gambar 1. Flowchart Sistem Informasi Micro Kredit

Dari gambar diatas menunjukkan alur kegiatan kredit mikro mahasiswa Diploma Tiga

Bisnis dan Kewirausahaan secara online dimana kegiatan ini dimulai dari mahasiswa

mengajukan kredit, pembuatan proposal, mengajukan proposal, menjalankan usaha kredit

mikro, melakukan bimbingan usaha dan melaporkan laporan keuangan dengan menggunakan

media website.

B. Perancangan Sistem Informasi Wirausaha Mahasiswa

Setelah melakukan analisis system yang akan di buat peneliti kemudian melakukan

tahap selanjutnya yaitu dengan mendesain sistem yang menggambarkan bagaimana suatu

sistem di bentuk dengan menggambarkan, perencanakan dan pembuatan sketsa yang

mengatur elemen yang terpisah menjadi satu kesatuan yang berfungsi secara utuh dalam hal

ini menyangkut komponen perangkat lunak dan perangkat keras yang bekerja dalam sistem.

Untuk merancang sebuah system informasi maka memerlukan beberapa tahapan

perancangan sistem yaitu; perencanaan sistem, analisis sistem, perancangan sistem,

perancangan sistem secara terinci dan implementasi sistem. Dalam hal ini sistem dirancang

dengan menilai kebutuhan akan data yang perlu di simpan oleh sistem untuk itu digunakan

diagram DFD untuk mengambarkan kebutuhan akan data dan alur aliran data dalam sistem

informasi wirausaha mahasiswa.

Untuk dapat memlakukan pemodelan data pertama kali peneliti harus mengetahui

kebutuhan data dari sistem yang akan di bangun dengan cara menganalisis data dari dokumen

yang telah ada sebelumnya. Berikut ini adalah data yang di perlukan di dalam sistem setelah

dilakukan proses analisis dokumen yang ada Sistem informasi kewirausahaan mahasiswa di

dalamnya terdapat data sebagai berikut

Page 24: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

887

Tabel 1. Informasi Sistem Kredit Mikro Mahasiswa

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa gambaran umum informasi yang terdapat

dalam sistem kewirausahaan mahasiswa yang ada setelah itu rancangan sistem yang ingin di

buat dengan spesifikasi sebagai berikut :

1. Sistem mampu menampilkan profile dari tiap-tiap mahasiswa yang terdaftar dalam

kewirausahaan mahasiswa termasuk didalamnya adalah alamat dan no telepon rumah

mahasiswa yang bersangkutan. Sehingga memudahkan komunikasi antara Pusat

Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Gunadarma dengan mahasiswa yang terlibat

dalam pengajuan proposal usaha.

2. System mampu menampilkan proposal yang di ajukan oleh mahasiswa dan di

dalamnya juga termasuk siapa saja anggota dari proposal termasuk anggaran yang di

ajukan serta pihak yang terlibat dalam proposal termasuk didalamnya terdapat tanda

tangan dari kepala prodi dan dekan fakultas yang berwenang.

3. System dapat menampilkan laporan keuangan dan proposal yang telah di setujui

dalam hal ini juga system dapat menghitung secara otomatis berapa keuntungan atau

kerugian yang di derita dalam menjalankan kegiatan usaha kredit mikro

kewirausahaan setiap bulannya sesuai dengan lama pinjaman yang telah disepakai,

termasuk berapa besar dana yang telah di keluarkan dan dipergunakan untuk

pendanaan wirausaha.

Berikut ini adalah Data Flow Diagram (DFD) adalah sebagai alat pembuatan model yang

memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan

proses fungsional yang dihubungkan antara satu dengan yang lain berupa alur data, baik

secara manual maupun komputerisasi. Dalam hal ini sesuai dengan kebutuhan akan sistem

yang di inginkan oleh penguna, maka di buatlah gambaran sistem informasi kewirausahaan

mahasiswa yang mengambarkan aliran data yang terjadi dalam sistem. Berikut ini adalah

gambaran dari diagram konteks kredit mikro sebagai berikut.

Mahasiswa Proposal

1 Nama Mahasiswa 1 Judul Proposal

2 Npm Mahasiswa 2 Biaya Proposal

3 Kelas 3 Laporan Proposal

4 Alamat Mahasiswa 4 Anggota Proposal

5 Telepon Mahasiswa 5 Dosen Pendamping

6 Persetujuan Pimpinan Prodi

7 Persetujuan Pimpinan Fakultas

Page 25: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

888

Gambar 2. Diagram Konteks

Diagram konteks hanya mengambarkan system dengan atribut yang terlibat dengan

sistem secara umum. Gambar diagram konteks juga memngambarkan siapa saja yang terlibat

dalam sistem informasi dalam hal ini penguna dari sistem informasi kewirausahaan

mahasiswa. Dengan adanya diagram konteks ini akan memudahkan kita dalam menganalisis

informasi apa saja yang harus di simpan dalam database dan untuk mengambarkan sistem

informasi wirausaha mahasiswa lebih dalam lagi maka di gunakan diagram level 0. Diagram

level 0 merupakan pemecahan dari diagram Konteks di dalam diagram ini memuat

penyimpanan data dan interaksi serta aluran informasi apa saja yang ada dalam sistem yang

nantinya digunakan untuk merancang baik itu basis data dan tampilan sistem secara

keseluruhan gambar 3 adalah gambar diagram level 0. Dari gambar diagram level 0 ini

peneliti dapat mengetahui tabel apa saja yang di butuhkan untuk membuat sistem informasi

kewirausahaan mahasiswa sehingga peneliti dapat merancang model database yang akan di

buat berdasarkan diagram level 0. Berikut adalah bentuk desain gambar diagram level 0

sistem informasi kewirausahaan mahasiswa.

Gambar 3. Diagram level 0 Sistem Informasi Wirausaha Mahasiswa

Page 26: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

889

Gambar 4. Tabel dan Relasi Table Kredit Mikro

Pada desain model baik pada DFD dapat di ketahui bahwa terdapat 4 tabel database

yang di butuhkan yaitu : tabel mahasiswa, tabel proposal, tabel penawaran dan tabel laporan

keuangan. Pada sistem ini keseluruhan tabel tersebut terintegrasi ke dalam satu file database.

Untuk diskripsi tabel secara jelas akan di jelaskan sebagai berikut:

1. Tabel mahasiswa

Tabel ini berisikan informasi mengenai mahasiswa , yang berisikan profil mahasiswa

yang bersangkutan, selain itu dalam tabel mahasiswa ini juga terdapat keterangan

tentang proposal yang di ikuti yang bersangkutan dan jabatan mahasiswa di dalam

proposal yang bersangkutan

2. Tabel Penawaran

Tabel penawaran ini berisi informasi tentang proposal yang sedang di dalam proses

pengajuan di dalam proposal ini juga di tawarkan kepada anggota proposal. Disini

setiap user akan mendapatkan pemberitahuan jika ada proposal yang juga melibatkan

user yang bersangkutan. Dimana user juga harus menentukan apakah dia akan ikut

serta dengan proposal atau tidak.

3. Tabel Proposal

Tabel ini berisikan tentang pengajuan proposal usaha yang akan di ajukan kepada

admin dan dimana di dalamnya terdapat persyaratan secara rincian dan lengkap

tentang proposal usaha yang akan dijalankan.

4. Tabel Keuangan

Tabel ini berisikan tentang laporan keuangan yang berhubungan dengan kegiatan

kredit mikro wirausaha yaitu dengan mengajukan proposal usaha secara online.

Dengan adanya laporan keuangan mahasiswa melakukan pertanggungjawaban dalam

pengembalian dana.

Page 27: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

890

C. Tampilan Website Kredit Mikro Mahasiswa

Setelah dibuat program penelitian ini menghasilkan sebuah website dengan tampilan

sebagai berikut:

a. Tampilan Halaman Login

Halaman ini adalah halaman yang akan tampil saat pertama kali sistem di jalankan.

Halaman ini di buat untuk membatasi hak akses terhadap penguna sistem dengan

tujuan untuk keamanan sehingga tidak semua orang dapat mengakses sistem dan

hanya user yang terdaftar saja yang dapat mengakses sistem. Berikut ini adalah

tampilan halaman login sebagai berikut:

Gambar 5. Tampilan Halaman Login Kredit Mikro

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa halaman ini digunakan untuk user

mendaftarkan diri menjadi anggota kegiatan wirausaha kredit mikro sehingga tidak

semua orang dapat mengakses ke dalam sistem sebelum melakukan pendaftaran dan

mendapatkan ijin dari admin. Setelah mendapat persetujuan dari admin pengguna

atau user dapat mengakses sistem.

b. Tampilan Halaman Profil

Halaman ini adalah halaman yang menampilkan profil anggota mahasiswa kredit

mikro wirausaha. Berikut adalah tampilan halaman profil mahasiswa kredit mikro

sebagai berikut:

Gambar 6. Tampilan Halaman Profil Anggota Kredit Mikro Wirausaha

Page 28: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

891

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa setelah user atau pengguna tendaftar di

sistem maka data angota tersebut akan tersimpan dan dapat dilihat oleh admin

sewaktu-waktu dibutuhkan. Selain itu dengan adanya profil maka dapat diketahu

siapa saja yang menjadi anggata kegiatan kredit mikro.

c. Tampilan Halaman Anggota

Dalam tampilan halaman anggota merupakan menampilkan data user atau pemakai

khususnya yang telah mendaftar sebagai anggota kegiatan kredit mikro wirausaha.

Karena kegiatan kredit mikro ini dilkukan dengan kelompok maka setiap pengajuan

proposal usaha bisa terdiri dari satu atau lebih anggotanya. Berikut ini adalah

tampilan halaman anggota wirausaha kredit mikro sebagai berikut:

Gambar 7. Tampilan Halaman Anggota Kredit Mikro Wirausaha

Dari gambar diatas adalah tampilan data anggota kredit mikro wirausaha harus

mengisi data diri dari masing-masing anggota yang akan menjalankan kegiatan kredit

mikro. Mulai dari nama, NPM, kelas dan status.

d. Tampilan Halaman Keluaran

Halaman keluaran merupakan menu dimana dalam kegiatan kredit mikro wirausaha

mahasiswa harus mengupload output dalam menjalankan kegiatan wirausaha dengan

sistem kredit mikro dengan menampilkan produk yang di jual dan kegiatan yang

lainnya. Berikut ini adalah tampilan halaman keluaran sebagai berikut:

Gambar 8. Tampilan Halaman Keluaran Kredit Mikro Wirausaha

Page 29: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

892

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa halaman ini menampilkan hasil kegiatan

kredit mikro wirausaha mahasiswa dengan menampilkan produk usahanya. Dimana

dalam menu keluaran tersebut terdapat tempat mengupload foto suatu produk dengan

dibatasi ukuran maksimal file yang akan di upload.

e. Tampilan Halaman Laporan

Halaman laporan merupakan menu dimana mahasiswa yang menjalankan kredit

mikro wirausaha harus melaporkan laporan keuangan usaha setiap bulannya sebagai

bentuk pertanggungjawaban dalam pengembalian dana yang telah diberikan. Dan di

menu laporan keuangan ini admin dapat melihat kinerja suatu usaha mahasiswa yang

telah dijalankan. Berikut ini adalah tampilan menu laporan keuangan kredit mikro

sebagai berikut:

Gambar 9. Tampilan Halaman Laporan Keuangan Kredit Mikro Wirausaha

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa dalam laporan keuangan mahasiswa harus

mengisi laporan keuangan mulai dari laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan

Page 30: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

893

laporan arus kas. Dengan demikian admin akan mengetahui berapa jumlah

keuntungan atau kerugian yang dialami oleh mahasiswa kredit mikro.

4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti dapat mengambil kesimpulan tentang sistem

informasi kredit mikro mahasiswa sebagai berikut:

1. Dengan adanya perancangan sistem informasi kredit mikro ini diharapkan dapat

dikembangkan menjadi suatu program untuk mengelola data mahasiswa yang

menjalankan kegiatan wirausaha kredit mikro dengan akurat, cepat dan efisien.

2. Dengan desin yang dihasilkan dapat diadopsi ke sejumlah sistem kredit mikro

mahasiswa di perguruan tinggi yang lain dengan tujuan untuk meningkatkan

jumlah wirausaha muda.

3. Dengan adanya sistem informasi kredit mikro berbasis web dapat memberikan

informasi yang dibutuhkan dan mempermudah mahasiswa dalam mengakses

kegiatan kredit mikro mahasiswa.

Daftar Pustaka

[1] A Hall James. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. 2007.

[2] Haeruman, H. Peningkatan Daya Saing UKM untuk mendukung Program PEL. Makalah

seminar Peningkatan Daya Saing, Graha Sucofinfo Jakarta

[3] Jogiyanto Hartono. Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori

dan Praktik Aplikasi Bisnis. Edisi Ke Dua Yogyakarta: Andi Offset. 2005.

[4] Kadir, Abdul. Pengenalan Sistem Informasi.Yogyakarta: Andi Offset. 2014.

[5] Krismiaji. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 2. Yogyakarta: STIE YKPN. 2005.

[6] Mulyadi. Sistem Akuntansi. Universitas Gajah Mada. Yogjakarta: Salemba Empat. 2001.

[7] Wahyono, Teguh. 36 Jam Belajar Komputer Pemrograman Web Dinamis dengan PHPS.

Elex Media. Komutindo. Jakarta. 2005.

Page 31: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

894

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI ASUHAN KEPERAWATAN BAGI

PENDERITA PNEUMONIA

Hamzah

Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Respati Yogyakarta

Email: [email protected]

Abstract

Airway disease causes mortality and high disability worldwide. Pneumonia is a form of acute lower respiratory

tract infections are a serious lung diparenkim. Pneumonia patient handling of the role of care providers in

diagnosing and action. In addition to the services to the patients, nurses are required to document nursing

diagnoses by noting the diagnosis in writing but the majority of nurses working time is spent just to make a

written documentation of nursing diagnoses. Another factor is the quality of service is the skill of nurses in the

analysis of a study of the patient's problems also affect the management of patients at risk for fatal. The research

aims to design information systems wake of nursing care for patients with pneumonia that can assist nurses in

the analysis and study of patients according to the method of PES (problem etiology, sysmtom) and NANDA

nursing care standards. Development of Web-based applications with the capabilities of web responsive and

accessible to nurses with mobile devices at the time of assessment of patients in the field. The results are

expected to facilitate nurses in diagnosing patients and learning materials for prospective nurses as basic

competence in service to the community.

Keywords: Pneumonia, Nurses Care, Nursing, Patient, Responsive Web

Abstrak

Penyakit saluran nafas menjadi penyebab angka kematian dan kecacatan yang tinggi diseluruh dunia.

Pneumonia yang merupakan bentuk infeksi saluran nafas bawah akut diparenkim paru yang serius. Penanganan

penderita Pneumonia tidak terlepas dari peran petugas perawat dalam melakukan diagnosa dan tindakan.

Selain melakukan layanan kepada pasien, tenaga perawat wajib melakukan dokumentasi diagnosa keperawatan

dengan mencatat hasil diagnosa secara tertulis namun sebagian waktu kerja tenaga perawat dihabiskan hanya

untuk melakukan dokumentasi diagnosa keperawatan secara tertulis. Faktor lain kualitas layanan adalah

keterampilan tenaga perawat dalam melakukan analisa dari kajian masalah pasien juga berdampak pada

penanganan pasien yang beresiko fatal. Penelitian bertujuan merancang bangun sistem informasi asuhan

keperawatan bagi penderita pneumonia yang dapat membantu tenaga perawat dalam melakukan analisa dan

kajian pasien berdasarkan dengan metoda PES (problem etiologi, Sysmtom) dan standar asuhan keperawatan

NANDA. Pengembangan aplikasi berbasis Web dengan kemampuan responsive web dan diakses oleh tenaga

perawat dengan perangkat mobile pada saat pengkajian pasien dilapangan. Hasil penelitian diharapkan dapat

mempermudah tenaga perawat dalam melakukan diagnosa kepada pasien dan bahan pembelajaran bagi calon

tenaga perawat sebagai kompetensi dasar dalam pelayanan pada masyarakat.

Kata kunci : Pneumonia, Tenaga Perawat, Asuhan Keperawatan, pasien, responsive web

1. Pendahuluan

Penyakit saluran nafas menjadi penyebab angka kematian dan kecacatan yang tinggi

diseluruh dunia. Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek umum berhubungan dengan

infeksi saluran nafas yang terjadi di masyarakat atau didalam rumah sakit/pusat perawatan.

Pneumonia yang merupakan bentuk infeksi saluran nafas bawah akut diparenkim paru yang

serius dijumpai sekitar 15%-20%. Allanseto[1]. Di Indonesia, pneumonia merupakan

penyebab kematian nomor tiga setelah kardiovaskuler dan tuberkulosis. Faktor sosial

ekonomi yang rendah mempertinggi angka kematian. Gejala Pneumonia adalah demam, sesak

Page 32: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

895

napas, napas dan nadi cepat, dahak berwarna kehijauan atau seperti karet, serta gambaran

hasil ronsen memperlihatkan kepadatan pada bagian. Saat ini banyak sekali penyakit yang

baru pada saluran pernafasan dan penyebabnya bermacam-macam, ada di sebabkan oleh

virus, bakteri, dan lain sebagainya. Salah satu penyakit pada saluran pernafasan adalah

pneumonia. Penyakit Pneumonia sering kali diderita sebagian besar orang yang lanjut usia

(lansia) dan mereka yang memiliki penyakit kronik sebagai akibat rusaknya sistem kekebalan

tubuh (Imun), akan tetapi Pneumonia juga bisa menyerang kaula muda yang bertubuh sehat.

Saat ini didunia penyakit Pneumonia dilaporkan telah menjadi penyakit utama di kalangan

kanak-kanak dan merupakan satu penyakit serius yang meragut nyawa beribu-ribu warga tua

setiap tahun. Jeremy[2].

Kesehatan pada masyarakat tidak terlepas dari peran petugas dalam hal ini tenaga

perawat untuk memberikan layanan secara optimal pada rumah sakit atau puskesmas.Menurut

UU RI NO 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, mendefinisikan Perawat adalah mereka yang

memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakkan keperawatan berdasarkan ilmu

yang dimilikinya, yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Tugas perawat bukan

hanya semata-mata pada proses layanan kepada masyarakat namun juga berkewajiban

melakukan proses asuhan keperawatan dengan standar NANDA, bukan hanya pada kegiatan

layanan tetapi juga dokumentasi ketika memberikan penanganan pasien di Puskesmas ataupun

Rumah Sakit. Tingginya layanan kepada pasien berdampak tidak sepenuhnya dokumentasi

dapat dilakukan oleh petugas perawat secara maksimal apalagi dokumentasi/pencatatan

tersebut dilakukan secara manual atau tulis tangan. Kurangnya penguasaan standar NANDA

oleh petugas perawat juga berdampak pada tidak tepatnya dalam melakukan analisa hasil

pengkajian pasien berdampak pada kesalahan dalam melakukan rencana tindakan.

Perkembangan teknologi informasi khususnya perangkat lunak saat ini sudah banyak

dikembangkan untuk menunjang kegiatan/kerja di belbagai bidang dalam hal ini sistem

informasi kesehatan. Sistem informasi kesehatan adalah gabungan perangkat dan prosedur

yang digunakan untuk mengelola siklus informasi(mulai dari pengumpulan data sampai

pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam

perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan.Salah satu

pengembangkan sistem informasi kesehatan adalah sistem manajamen keperawatan. Sistem

Pakar merupakan salah satu bidang ilmu Kecerdasan Buatan.Sistem Pakar merupakan salah

satu dalam pengembangan sistem informasi yang berfungsi untuk menggantikan basis

pengetahuan seorang pakar/ahli untuk dapat memberikan solusi atas fakta-fakta yang

ada.Aplikasi sistem pakar saat ini sudah banyak dikembangkan dan diteliti khususnya dalam

diagnosa penyakit yang didasarkan pada diagnosa medis dalam hal ini diagnosa dokter seperti

dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan.

Agustina [3] dalam penelitiannya mengembangkan sistem pakar untuk mendiagnosa

penyakit Kista Ovarium dengan menggunakan metode Bayes pendekatan secara statistik

untuk menghitung trade off diantara keputusan yang berbeda-beda, dengan menggunakan

probabilitas dan biaya yang menyertai suatu pengambilan keputusan.

Page 33: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

896

Reisa [4] dalam penelitiannya mengembangkan sistem pakar untuk diagnosis penyakit

mata berdasarkan gejala-gejala penyakit dan menghasilkan solusi sesuai dengan hasil

diagnosis penyakitnya. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan sebanyak tujuh kali oleh

4 pengguna umum dengan masing-masing orang melakukan satu kali uji coba dan 1 pakar

dengan tiga kali uji coba didapatkan bahwa sistem pakar dapat mendeteksi semua jenis

penyakit yang telah didefenisikan. Wuryandari [5] dalam penelitiannya megembangkan

aplikasi sistem pakar untuk diagnose penyakit Diabetes Melitus menggunakan metode

Dhemster Shaper berdasarkan fungsi kepercayaan danpenalaran yang masuk akal yang

digunakan untuk mengkombinasikan potongan informasi yang terpisah (bukti) untuk

mengkalkulasi kemungkinan dari suatu peristiwa.

Pengkajian hasil-hasil penelitian terkait pemanfaatan teknologi dalam diagnosa

penyakit yang sudah dilakukan lebih pada membahas pada metode-metode pelacakan untuk

dapat mendiagnosa secara tepat tetapi belum membahas tentang standar diagnosa yang

dilakukan. Sedangkan setiap petugas perawat dalam mendiagnosa pasien diharuskan mengacu

pada bahasa diagnosa dengan metode PES (Problem, Etiologi, Symtom) dan standar

NANDA. Dari uraian latar belakang permasalahan dalam diagnosa keperawatan dan dari

beberapa hasil penelitian , maka perlu adanya pengembangan perangkat lunak diagnosa

keperawatan dengan objek penelitian pada kasus penyakit Pneumonia. Tujuan penelitian

adalah merancang Rancang Bangun Sistem Informasi Asuhan Keperawatan untuk penderita

Pneumonia. Pengembangan perangkat lunak nantinya diharapkan hasil penelitian dapat

mempermudah bagi petugas perawat untuk mendiagnosa dan melakukan tindakan yang benar

pada saat memberikan layanan kepada masyarakat di Rumah Sakit dan Puskesmas. Hasil

akhir penelitian berupa karya ilmiah yang dipublikasikan untuk dapat dikembangkan dan

menjadi referensi pada penelitian lanjutan.

2. Metodelogi Penelitian

a. Desain Penelitian

Desain penelitian yaitu tahapan yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian untuk

mempermudah dalam melakukan penelitian. Desain Penelitian digambarkan seperti

gambar 1 :

Page 34: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

897

b. Metode Pengumpulan Data

1. Studi Pustaka

Tahap ini merupakan tahapan pengompulan pengetahuan dari sumber buku, hasil

penelitian yang mendukung penelitian

2. Observasi

Melakukan pengamatan langsung dari proses asuhan keperawatan yang sedang

berjalan untuk dapat dilakukan kajian dalam pengembangan sistem

3. Wawancara

Melakukan wawancara langsung kepada orang-orang yang terlibat langsung

dalam proses asuhan keperawatan dan beberapa kasus yang ditangani

c. Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Metode Pengembangan perangkat lunak ini nantinya menggunakan metode

pengembangan perangkat lunak dengan beberapa tahapan. Seperti pada gambar 2 :

Gambar 2. Metode Pengembangan Perangkat Lunak

d. Alat Penelitian

1. Hardware yang digunakan pada penelitian ini adalah :

a. PC

b. Printer

c. Koneksi Internet

2. Software yang digunakan pada penelitian ini adalah:

a. Webserver : XAMPP

b. Browser

c. PHP Programming

d. PHP Designer

e. Bahan Penelitian

Bahan penelitian dalam objek penelitian ini adalah berbagai entitas menyangkut proses

asuhan keperawatan pada pneumonia yang meliputi :

1. Pedoman MTBS

2. Aturan-aturan terkait asuhan keperawatan

Page 35: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

898

3. Dokumen diagnosa keperawatan

3. Hasil dan Pembahasan

A. Analisa Sistem

Kesehatan pada masyarakat tidak terlepas dari peran petugas dalam hal ini tenaga

perawat untuk memberikan layanan secara optimal pada rumah sakit atau

puskesmas.Menurut UU RI NO 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, mendefinisikan

Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan

tindakkan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya, yang diperoleh melalui

pendidikan keperawatan. Tugas perawat bukan hanya semata-mata pada proses layanan

kepada masyarakat namun juga berkewajiban melakukan proses asuhan keperawatan

dengan standarNANDA, bukan hanya pada kegiatan layanan tetapi juga dokumentasi

ketika memberikan penanganan pasien di Puskesmas ataupun Rumah Sakit. Tingginya

layanan kepada pasien berdampak tidak sepenuhnya dokumentasi dapat dilakukan oleh

petugas perawat secara maksimal apalagi dokumentasi/pencatatan tersebut dilakukan

secara manual atau tulis tangan. Kurangnya penguasaan standar NANDA oleh petugas

perawat juga berdampak pada tidak tepatnya dalam melakukan analisa hasil pengkajian

pasien berdampak pada kesalahan dalam melakukan rencana tindakan.

B. Basis Pengetahuan

1. Rule

a. Hubungan Domain,class, diagnosis dan batasan karakteristik. Adapun hubungan

seperti pada gambar 3.

Gambar 3. Hubungan Domain,class, diagnosis dan batasan karakteristik

b. Hubungan Tipe Class dan Class. Adapun hubungan seperti pada gambar 4.

Gambar 4. Hubungan Tipe Class dan Class

Page 36: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

899

c. Hubungan Diagnosis dan Batasan Karakteristik. Adapun hubungan seperti pada

gambar 5.

Gambar 5. Hubungan Diagnosis dan Batasan Karakteristik

d. Hubungan Diagnosis dan klasifikasi Penyakit. Adapun hubungan seperti pada

gambar 6.

Gambar 6. Hubungan Diagnosis dan klasifikasi Penyakit

e. Hubungan Diagnosis dan Faktor Berhubungan. Adapun hubungan seperti pada

gambar 7.

Gambar 7. Hubungan Diagnosis dan Faktor Berhubungan

Page 37: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

900

C. Perancangan Sistem

1. Model Proses

Gambar 8. Konteks Diagram

2. Model Data

Gambar 9. Relasi Tabel

Page 38: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

901

D. Implementasi

Implementasi merupakan tahapan dari pengembangan sistem setelah dilakukan tahapan

rancangan dan coding sebelum dilakukan pengujian sistem. Adapun lingkup implementasi

aplikasi adalah sebagai berikut:

1. Spesifikasi Perangkat Lunak

Adapun spesifikasi perangkat lunak yang dibutuhkan dalam implementasi sistem adalah:

a. Web server (server)

b. DBMS MySQL (server)

c. Browser (client/host)

d. Smartphone dengan akses internet (client)

2. Spesifikasi Perangkat keras

Adapun spesifikasi perangkat keras yang dibutuhkan dalam implementasi sistem adalah:

a. PC Server

b. PC Client

c. Smartphone

E. Antarmuka Aplikasi

Aplikasi merupakan aplikasi berbasis web dan untuk dapat mengakses aplikasi

dibutuhkan browser (Mozilla firefox atau Google Chrome). Dalam uji coba aplikasi ini

aplikasi pada webserver dengan mengetikkan pada browser :

http://localhost/askeppneumonia. Pada halaman browser akan muncul seperti pada gambar

10.

Gambar 10. Halaman utama

1. Pengelolaan Basis Pengetahuan

Langkah awal dalam pengelolaan data basis pengetahuan (Domain, Class, Tipe Class,

Diagnosis, Batasan Karakteristik dan Faktor Berhubungan). Dalam proses pengelolaan

data basis pengetahuan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Pengolahan Data Domain, merupakan tahapan pendefenisian Domain yang terdapat

pada NANDA. Seperti pada gambar 11.

Page 39: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

902

Gambar 11. Pendefenisian Domain

b. Pengkajian Pasien, merupakan pencatatan batasan karakteristik dari pasien ketika

perawat melakukan suatu interview. Seperti pada gambar 12.

Gambar 12. Pencatatan batasan karakteristik dari pasien

c. Menampilkan hasil Diagnosis, merupakan langkah seorang perawat untuk menampilkan

hasil diagnosa . Seperti pada gambar 13.

Page 40: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

903

Gambar 13. Langkah seorang perawat untuk menampilkan hasil diagnosa

d. Menampilkan Rencana Tindakan, merupakan langkah seorang perawat untuk

menampilkan rencana tindakan. Seperti pada gambar 14.

Gambar 14. Langkah seorang perawat untuk menampilkan rencana tindakan

e. Menampilkan Tujuan Tindakan, merupakan langkah seorang perawat untuk

menampilkan rencana tindakan. Seperti pada gambar 15.

Gambar 15. Langkah seorang perawat untuk menampilkan tujuan tindakan

Page 41: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

904

4. Kesimpulan

Setelah melalui tahapan perancangan, pembuatan dan implementasi dari hasil penelitian

yang sudah dilakukan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari Hasil Pengembangan Aplikasi bahwa aplikasi dapat diakses melalui PC. Selain

dapat diakses melalui PC aplikasi juga dapat diakses melalui /Smartphone

2. Aplikasi dapat menampilkan hasil diagnosa dan tindakan berdasarkan PES.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Allansetto. 2013. Asuhan Keperawatan Pneumonia Pada Anak,

https://allanseto.wordpress.com/2013/04/13/asuhan-keperawatan-pneumonia-pada-anak/

akses 2 Januari 2015

[2] Jeremy P. 2007. At Glance Sistem Respirasi. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga Medical

Series. Hal. 76-78

[3] Agustina, 2014, Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Kista Ovarium dengan

Menggunakan Metode Bayes, Jurnal Ilmiah Pelita Informatika Budi Darma, Vol VII No.

2 Agustus 2014, ISSN 2301-9425

[4] Reisa, R., 2013, Sistem Pakar Untuk Diagnosis Penyakit Mata, JSIKA, Vol II No. 2 2013,

ISSN 2338-137X

[5] Wuryandari. A, Trisnawati D, Aplikasi Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Diabetes

Melitus Menggunakan Metode Dhemster Shafer, Magistra No VIII Th XXV September

2013, ISSN 0215-9511

Page 42: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

905

ANALISIS KERENTANAN DAN KEHANDALAN LAYANAN

JARINGAN CLOUD BERBASIS PLATFORM EUCALYPTUS

Yudhi Kusnanto

Teknik Komputer, STMIK Akakom Yogyakarta

Email: [email protected]

Abstract

Cloud computing is a computing paradigm that evolves from existing technology, such as grid computing,

virtualization and the Internet. Cloud computing provides an illusion of unlimited computing resources, which

can be accessed from anywhere, anytime. Despite the potential gains achieved from the cloud computing, the

model security is still questionable which hindered adoption. The security problem becomes more complicated

under the cloud model as new dimensions have entered into the problem scope related to the model architecture,

multi-tenancy, elasticity, and layers dependency stack. Eucalyptus-based cloud network services widely deployed

as private cloud infrastructure. Experiment on this paper focused on finding potential denial-of-service (DOS)

and the impact on ability to provide services during attack. We observe an increase on response time up to

2863.22% during attack to the web-based management service. Reducing average system load to an acceptable

level, help prevents disruption of the service, by implementing rate control and rate limit on cloud controller.

Keywords: cloud computing, network security, operating system, Eucalyptus

Abstrak

Cloud computing adalah sebuah teknologi yang mampu memberi ilusi sumber daya komputasi yang tak

terhingga, yang dapat diakses dari mana saja, kapan saja. Meskipun cloud computing berpotensi memberikan

manfaat yang besar, namun masalah keamanannya masih menjadi pertanyaan, yang mana menghambat adopsi-

nya. Persoalan keamanan pada cloud computing menjadi semakin rumit karena karakteristik cloud computing

yang khas seperti kelenturan alokasi sumber daya, dan pengguna yang jamak. Jaringan cloud berbasis platform

Eucalyptus banyak diterapkan pada fasilitas cloud privat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi

hambatan atas pelayanan jaringan cloud akibat serangan yang terarah (targeted attack), pada sistem jaringan

cloud berbasis platform Eucalyptus. Pengujian menunjukkan adanya peningkatan waktu respons hingga

2863,22% akibat serangan terarah terhadap layanan web administrasi. Penerapan pembatasan dan kendali laju

data (rate control, rate limit) pada penelitian ini merupakan solusi untuk mengurangi dampak serangan terarah.

Dengan langkah mitigasi ini peningkatan beban dapat dikendalikan sehingga tidak memengaruhi pelayanan.

Pengujian kerentanan menunjukkan layanan jaringan cloud berbasis platform Eucalyptus tidak memiliki

ancaman kerentanan yang berpotensi menjadi serangan keamanan.

Kata kunci: cloud computing; keamanan jaringan, sistem operasi, Eucalyptus

1. Pendahuluan

Teknologi Cloud Computing adalah suatu paradigma dalam teknologi komputasi yang

merupakan konvergensi dari teknologi komputasi tersebar (distributed computing), grid

computing, virtualisasi, Internet dan teknologi Web 2.0 yang semakin berkembang beberapa

tahun ini [1]. Teknologi ini menawarkan beragam manfaat, misalnya sumber daya komputasi

yang dapat dimanfaatkan sesuai permintaan (on-demand). Data-data yang tersimpan pada

sistem cloud dapat diakses dari manapun, kapanpun dan dari perangkat apapun sepanjang

terdapat sambungan dengan Internet.

Namun demikian persoalan keamanan dan privasi pada cloud computing masih menjadi

pertanyaan yang perlu dijawab dengan memuaskan karena akan mempengaruhi penerimaan

masyarakat. Persoalan menjadi semakin rumit karena arsitektur cloud computing

Page 43: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

906

memungkinkan banyak penghuni (multi-tenancy), kelenturan alokasi sumber daya (elasticity)

dan susunan layanan yang bertingkat (inter-service dependency stack) [2]. Penelitian ini

dilakukan untuk mengkaji berbagai persoalan yang berkaitan dengan keamanan layanan

jaringan pada sistem cloud: a) Mengidentifikasi ancaman keamanan dalam sistem cloud

computing yang berbasis platform EUCALYPTUS; b) Menetapkan prosedur mitigasi untuk

mengurangi kerugian saat mengalami serangan.

2. Infrastruktur Jaringan Cloud Berbasis Platform Eucalyptus

A. Penelitian Sebelumnya

Kajian oleh Jadeja & Modi [3] memberikan gambaran mengenai teknologi cloud

computing serta tantangan yang dihadapi. Penelitian yang dilakukan oleh Popović &

Hocenski [4], Morsy, Grundy & Müller [2], Wang [5] menunjukkan aspek-aspek keamanan

dan privasi yang perlu diperhatikan dalam layanan cloud computing. Pembahasan ditinjau dari

sudut pandang kepentingan pengguna dan penyedia jasa. Tanimoto dkk [6] membahas

keamanan jaringan cloud dalam rangka manajemen risiko. Szefer, Jamkhedkar, Chen & Lee

[7] menawarkan model perlindungan fasilitas pusat data (data center) secara fisik dan virtual

berdasarkan sensor fisik dan sensor cyber.

B. Arsitektur Keamanan Jaringan

International Telecommunication Union (ITU) Telecommunication Standardization

Sector (ITU-T) dalam rekomendasi ITU-T X.800 [8] memberikan batasan istilah “keamanan”

dalam arti mengurangi kerentanan dari suatu aset dan sumber daya. Aset adalah segala

sesuatu yang memiliki nilai (value). Kerentanan adalah setiap kelemahan yang dapat di-

eksploitasi sehingga mengganggu sistem atau informasi yang terdapat di dalam sistem.

Ancaman diartikan sebagai suatu potensi yang dapat mengganggu keamanan.

Secara umum, hal-hal berikut memerlukan perlindungan:

Informasi dan data (termasuk perangkat lunak dan password);

Layanan komunikasi dan pengolahan data; dan

Peralatan dan fasilitas.

Rekomendasi ITU-T X.805 [9] membahas tentang arsitektur keamanan jaringan untuk

urusan manajemen, pengendalian dan pemanfaatan atas infrastruktur, layanan dan aplikasi

jaringan. Arsitektur keamanan membagi secara logis fitur-fitur keamanan jaringan yang

kompleks menjadi komponen terpisah, yaitu: Dimensi keamanan (security dimensions); Lapis

keamanan (security layers); dan Bidang keamanan (security planes).

1. Dimensi keamanan

Dimensi keamanan adalah sejumlah langkah-langkah pengamanan yang dirancang

untuk mengatasi aspek tertentu dalam masalah keamanan jaringan. Terdapat delapan

dimensi keamanan menurut ITU-T X.805, yaitu: Access control; Authentication; Non-

repudiation; Data confidentiality; Communication security; Data integrity;

Availability; dan Privacy.

2. Lapis keamanan

Page 44: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

907

Dimensi keamanan perlu diterapkan ke dalam suatu hierarki peralatan jaringan yang

disebut lapis keamanan. Lapis keamanan didefinisikan menjadi tiga macam, yaitu:

Lapisan Infrastruktur (Infrastructure Layer); Lapisan Layanan (Services Layer), dan

Lapisan Aplikasi (Application Layer). Lapis keamanan merupakan serangkaian solusi

yang memungkinkan jaringan yang aman, sedemikian rupa sehingga lapisan

infrastruktur memungkinkan lapisan layanan, dan lapisan layanan memungkinkan

lapisan aplikasi. Hal ini karena setiap lapis keamanan memiliki kerentanan keamanan

yang berbeda.

3. Bidang keamanan

Bidang keamanan adalah jenis aktivitas tertentu dalam jaringan yang dilindungi oleh

dimensi keamanan. Ada tiga bidang yang dilindungi, yaitu: Bidang Manajemen

(Management Plane), Bidang Kendali (Control Plane), dan Bidang Pengguna (End-

user Plane).

C. Ancaman Keamanan

Aspek keamanan akan meningkatkan biaya dan menambah kerumitan dalam

pemanfaatannya. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi atas setiap ancaman agar

diketahui jenis perlindungan yang diperlukan dan memberikan keseimbangan dengan

kemudahan penggunaannya. Suatu sistem memiliki kerentanan dalam berbagai bentuk namun

tidak semuanya dapat di-eksploitasi menjadi serangan. Hal ini karena si penyerang tidak

memiliki kesempatan atau hasil yang diperoleh tidak sebanding dan risiko terdeteksi [8].

Ancaman pada sistem komunikasi data (termasuk jaringan komputer) adalah:

Penghancuran informasi atau sumber daya lainnya;

Perusakan atau pengubahan/modifikasi informasi;

Pencurian, penghilangan informasi dan/atau sumber daya lainnya;

Pengungkapan informasi; dan

Penghentian layanan.

Ancaman dapat terjadi karena kesengajaan (intentional) misal, mencari kelemahan

kemudian mengeksploitasi-nya; atau kecelakaan (accidental) misal, software bugs dan

hardware failure; dan dapat dilakukan secara aktif (mengubah, mengganti, merusak

informasi) atau pasif (menyadap, surveillance, analisis trafik).

D. Strategi Pertahanan

Tindakan pengamanan memerlukan biaya dan berakibat berkurangnya kemudahan

pemanfaatan sistem. Semakin tinggi tingkat keamanan yang diterapkan, semakin sulit

pemanfaatannya. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian untuk menyeimbangkan antara

tingkat keamanan dan tingkat kemudahan atas suatu aset sesuai dengan nilai kepentingan aset

tersebut dan biaya yang ada. Upaya non-teknis seperti perlindungan asuransi, kadang kala

merupakan alternatif yang lebih murah dibanding pengamanan teknis semata.

E. Mitigasi

Persoalan keamanan jaringan tidak saja mempertimbangkan pencegahan dan pertahanan,

melainkan juga perlu mempersiapkan langkah-langkah mitigasi. Mitigasi diartikan sebagai

Page 45: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

908

tindakan untuk mengurangi kerugian. Hal ini dengan kesadaran bahwa setiap gangguan selalu

berakibat kerugian baik dalam bentuk material/finansial maupun bentuk yang lain. Langkah

mitigasi diambil sesuai dengan jenis ancaman yang terjadi sebagaimana disajikan dalam

Tabel 1:

Tabel 1: Strategi mitigasi terhadap ancaman

Ancaman Mitigasi

Penghancuran informasi atau sumber daya lainnya cadangan alternatif, baik untuk

informasi maupun sumber daya lain Perusakan atau pengubahan (modifikasi) informasi

Pencurian, penghilangan informasi dan/atau sumber daya

lainnya

enkripsi, asuransi, asset tracking

Pengungkapan informasi logging, kendali akses

Penghentian layanan (denial-of-service, DoS) re-route, alternatif saluran

F. Cloud Computing

The National Institute of Standards and Technology (NIST), suatu badan pemerintah

Amerika Serikat, memberikan definisi cloud computing yang diuraikan ke dalam lima

karakteristik esensial, tiga model layanan dan empat model penerapan [10], yaitu:

1. Karakteristik esensial

a. On-demand self-service.

b. Broad network access

c. Resource pooling.

d. Rapid elasticity.

e. Measured service.

2. Model layanan

a. Software-as-a-Service (SaaS).

b. Platform-as-a-Service (PaaS).

c. Infrastructure-as-a-Service (IaaS).

3. Model penerapan

a. Public Cloud.

b. Private Cloud.

c. Community Cloud.

d. Hybrid Cloud.

Cloud Security Alliance (CSA) menambahkan sebuah karakteristik yang dianggap

esensial dalam sistem cloud [11], yaitu: Multi-Tenancy. Layanan cloud memungkinkan

banyak konsumen yang berbeda memanfaatkan infrastruktur yang sama.

Gambar 1 menampilkan visualisasi definisi cloud computing. Berdasarkan definisi

tersebut, pengertian cloud computing dapat disimpulkan sebagai suatu model layanan yang

memungkinkan akses ke suatu sumber daya komputasi sesuai keperluan, mudah digunakan,

yang dengan cepat dapat difungsikan atau dihentikan, tanpa perlu berinteraksi dengan

penyedia layanan.

Page 46: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

909

Gambar 1: Visualisasi definisi cloud computing

G. Platform Eucalyptus

Eucalyptus [12] merupakan suatu perangkat lunak berbasis Linux yang

mengimplementasikan private dan hybrid cloud ke dalam infrastruktur teknologi informasi

yang ada. Eucalyptus memungkinkan penyiapan semua sumber daya yang dimiliki

(hardware, storage dan network) secara swalayan sesuai keperluan. Eucalyptus dapat

diterapkan pada jaringan pusat data di lingkungan sendiri (on-premise data center), dimana

pengguna mengakses layanan melalui jaringan intranet.

1. Komponen

Platform Eucalyptus tersusun atas enam komponen. Hal ini dirancang agar penerapan

sistem Eucalyptus menjadi lebih fleksibel mengikuti berbagai konfigurasi pusat data

yang ada. Ke-enam komponen tersebut adalah: Cloud Controller (CLC), Walrus,

Cluster Controller (CC), Storage Controller (SC), Node Controller (NC) dan

sebagai pilihan, VMware Broker (Broker atau VB). Selain VMware Broker, setiap

komponen merupakan layanan web (web service) yang mandiri. Ilustrasi susunan

komponen Eucalyptus seperti yang ditampilkan pada Gambar 2.

Gambar 2: Komponen Eucalyptus [13]

2. Mode operasi

Managed Mode. Eucalyptus mengelola jaringan lokal dari semua VM instances

dan menyediakan semua fitur yang ada, yaitu VM network isolation, security

groups, elastic IP, dan layanan metadata.

Managed (No VLAN) Mode. Eucalyptus mengelola jaringan lokal dari semua VM

instances dan menyediakan semua fitur security groups, elastic IP dan layanan

metadata, kecuali VM network isolation. Hal ini memungkinkan root user dari satu

VM instance mengganggu trafik ethernet VM lain yang terhubung dengan switch

yang sama.

Page 47: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

910

System Mode. Eucalyptus hanya memberi alamat MAC untuk VM instance tanpa

alamat IP. Alamat IP untuk VM instance diperoleh dari server DHCP yang ada di

dalam jaringan. Kekurangannya adalah tiadanya fitur VM network isolation,

security groups dan elastic IP.

Static Mode. Sejenis dengan mode System namun alamat IP untuk VM instance

ditetapkan secara statis pada server DHCP yang dikelola Eucalyptus.

3. Fitur berjaringan

Eucalyptus dapat dibangun di atas instalasi jaringan komputer yang telah ada atau

berdiri sendiri. Pertimbangan pemilihan mode operasi didasarkan pada fitur-fitur yang

diinginkan. Tabel 2 menunjukkan fitur-fitur yang disediakan oleh Eucalyptus.

Tabel 2: Fitur berjaringan Eucalyptus

Fitur Uraian Mode

Elastic IP Sekumpulan alamat IP yang ditetapkan dapat diberikan pada

setiap VM instance secara dinamis. Dengan demikian

pengguna dapat menjalankan layanan dalam sistem cloud.

Managed

Managed (No

VLAN)

Security-groups Sekumpulan tata-aturan yang mengatur akses ke setiap VM

instances yang tergabung dalam satu kelompok. Dalam

keadaan default, akses ke VM instance dari jaringan adalah

ditolak.

Untuk membuka akses jaringan, digunakan perintah euca-

authorize.

Managed

Managed (No

VLAN)

VM isolation Trafik jaringan antar VM instances dalam satu kelompok

keamanan (security group) yang sama selalu terbuka.

Eucalyptus dapat memisahkan trafik jaringan dari kelompok

keamanan yang berbeda, dengan memberikan tag VLAN yang

berbeda. Dengan fitur ini, dapat dicegah adanya penyadapan

oleh pihak lain meskipun masih dalam hypervisor yang sama.

Managed

DHCP server Pemberian alamat IP pada mode System, dilakukan oleh

DHCP server yang ada di jaringan.

Static

Managed

Managed (No

VLAN)

4. Antarmuka manajemen

Pengelolaan platform cloud merupakan kegiatan yang penting agar diperoleh kinerja

yang optimal. Semua layanan pengelolaan disediakan oleh CLC yang tidak saja

menyajikan informasi mengenai sistem cloud namun juga memberikan layanan untuk

mengelola semua sumber daya cloud (server, storage dan network).

Web-based Management Console (WBMC). Dengan layanan berbasis web,

pengguna cukup menjalankan aplikasi penjelajah web (web browser) untuk

melakukan pengelolaan cloud.

Command-line Interface (CLI). Eucalyptus juga menyediakan layanan yang dapat

diakses secara programatik. Layanan CLI diakses menggunakan program aplikasi

khusus yang telah disediakan.

H. Sistem Operasi KALI Linux

Untuk melakukan pengujian keamanan sistem secara sistematis dan otomatis, telah

tersedia distribusi Linux yang khusus dibangun untuk keperluan itu. Distribusi tersebut adalah

Kali Linux yang dikembangkan oleh komunitas penggiat masalah keamanan dan tersedia

Page 48: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

911

bebas di Internet. Kali Linux mengandung aplikasi-aplikasi yang bermanfaat untuk berbagai

keperluan pengujian sistem, antara lain adalah aplikasi wireshark, OpenVAS dan zenmap.

Aplikasi lainnya dikelompokkan ke dalam beberapa kategori/menu yaitu Information

Gathering; Vulnerability Analysis; Web Applications; Password Attacks; Wireless Attacks;

Exploitation Tools; Sniffing/Spoofing; Maintaining Access; Reverse Engineering; Stress

Testing; Hardware Hacking; Forensic Tools; dan Reporting Tools.

Dalam suatu sistem operasi terdapat aplikasi untuk keperluan administrasi dan

pengelolaan sistem. Aplikasi ini dapat dimanfaatkan sebagai alat yang efektif untuk tugas

pengujian sistem. Salah satu aplikasi untuk pemeliharaan sistem operasi adalah sar. sar

merupakan suatu program bantu untuk mengumpulkan dan merekam data-data unjuk-kerja

yang dihasilkan oleh kernel sistem operasi. Data tersebut dapat disajikan langsung di layar

monitor atau disimpan ke dalam suatu berkas untuk analisis lebih lanjut. Aplikasi lainnya

adalah wget yaitu program untuk mengunduh data (objek) dari Internet dan menyimpannya

langsung ke komputer menggunakan protokol HTTP.

3. Perancangan Dan Implementasi Test-bed

A. Rancangan Arsitektur Jaringan

Secara ideal rancangan arsitektur jaringan cloud dalam penelitian ini seperti ditunjukkan

pada Gambar 3.

Gambar 3: Diagram umum jaringan test-bed

Sistem Eucalyptus disusun dalam konfigurasi menggunakan dua unit server, satu unit

sebagai Cloud Controller (CLC) sedangkan lainnya sebagai Node Controller (NC). CLC

merupakan “beranda” dari sistem cloud dan wajib memiliki sambungan dengan Internet

sementara NC cukup memiliki sambungan dengan CLC (CC) melalui jaringan privat.

B. Skenario Pengujian

Dalam penelitian ini, pengujian diterapkan pada lapis infrastruktur jaringan cloud yang

berbasis Eucalyptus. Dengan demikian model-model ancaman yang tidak relevan terhadap

operasional sistem cloud sengaja ditinggalkan. Secara default, sistem Eucalyptus telah

memiliki fitur pertahanan yang dapat mencegah beberapa jenis ancaman seperti penerapan

enkripsi pada layanan manajemen, penghalangan/penyaringan (blocking/filtering) paket data

Page 49: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

912

yang menuju ke VM instances dan pemisahan jaringan secara virtual untuk setiap kelompok

VM dengan menerapkan VLAN tagging (dalam mode MANAGED).

Realisasi infrastruktur test-bed diwujudkan dalam kombinasi peralatan fisik dan

pemanfaatan teknologi virtualisasi. Hal ini merupakan siasat (workaround) untuk mengatasi

kekurangan peralatan yang diperlukan dalam pengujian. Bagian yang diwujudkan secara fisik

adalah NC dan sambungannya ke CLC (jaringan privat), sedangkan konstelasi jaringan publik

(CLC, router, penguji, LAN) diwujudkan dengan memanfaatkan teknologi virtualisasi pada

sebuah komputer, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 4: Realisasi jaringan publik dalam test-bed

1. Uji kerentanan

Pengujian untuk mengidentifikasi celah-celah keamanan sistem cloud dari luar

fasilitas. Percobaan ini didasarkan pada riwayat yang tercatat pada basis-data

kerentanan (vulnerability database). Sasarannya adalah lapisan infrastruktur

(infrastructure layer), lapisan layanan (services layer) dan lapisan aplikasi

(applications layer) dalam sistem cloud..

2. Uji kehandalan layanan web administrasi

Ancaman terhadap sistem cloud tidak saja yang berdampak pada kerusakan atau

kebocoran informasi namun juga terhentinya layanan akibat serangan. Hal ini

merupakan salah satu indikator kualitas layanan yang disediakan, yaitu jaminan

ketersediaan layanan. Pengujian kehandalan ditujukan untuk mengetahui potensi

denial-of-services (DoS) atas layanan yang disediakan yaitu layanan web, port

8443/HTTPS. Pemasangan layanan HTTPS memanfaatkan teknik SSL sehingga setiap

komunikasi dengan pengguna/klien akan meningkatkan beban server. Untuk

pengujian ini, jaringan cloud tidak diwujudkan dalam model virtualisasi, namun dalam

konfigurasi fisik seluruhnya. Diagram jaringan untuk pengujian ini ditunjukkan pada

Gambar 5.

Page 50: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

913

Gambar 5: Diagram untuk pengujian kehandalan

Pengujian dilakukan dengan menggunakan perangkat thc-ssl-dos [14] yang telah

dimodifikasi untuk keperluan pengujian pada penelitian ini. Modifikasi dilakukan untuk

memberi pilihan lama pengujian (dalam detik), dan dapat menampilkan tanda-waktu (time-

stamp) untuk kemudahan analisis. Variasi serangan dilakukan dengan mengubah waktu/lama

serangan dan jumlah penyerang. Pengukuran waktu respons layanan dilakukan di NC yaitu

dengan mencatat total waktu yang diperlukan untuk mengambil semua objek pada halaman

awal (login page) termasuk gambar-gambar dan skrip web (Javascript dan CSS). Perangkat

untuk pengamatan menggunakan program wget sedangkan pengukur waktunya

memanfaatkan fasilitas yang tersedia dalam shell Bash. Skrip pengujian menggunakan bahasa

pemrograman shell Bash, baik untuk pengendalian, penyerangan maupun pengamatan.

Sinkronisasi isyarat dilakukan dengan semafor dengan acuan waktu yang diberikan oleh

penyerang.

4. Hasil Pengujian Dan Analisis

A. Pengujian Operasional

1. Koneksi jaringan

Pengujian koneksi dilakukan dengan menjalankan program ping dan traceroute dari

CLC dan Penguji ke NC serta sebaliknya. Status keluaran masing-masing program

menandakan adanya koneksi dan kesiapan infrastruktur jaringan.

2. Pengujian sistem Eucalyptus

Sistem cloud Eucalyptus mendefinisikan pelanggannya sebagai “Account” dan di

dalamnya terdapat beberapa “User”. Secara default, instalasi Eucalyptus akan

membuat account eucalyptus dan user admin. Akun ini merupakan akun untuk

keperluan administrasi sistem cloud secara keseluruhan. Untuk keperluan non-

administratif (penggunaan layanan), perlu dibuat akun lainnya. User admin secara

otomatis dibuat setiap kali sebuah akun diaktifkan. User admin inilah yang digunakan

ketika masuk ke dalam sistem cloud. Password yang diisi-kan pada saat pendaftaran,

melekat pada user admin.

Layanan web administrasi digunakan untuk mengetahui dan mengelola akun. Selain itu,

Page 51: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

914

juga digunakan untuk membuat kunci akses ke dalam sistem cloud secara programatik. Kunci

berupa sertifikat ini, akan digunakan untuk menyandikan saluran komunikasi dengan server

dan otorisasi akses.

B. Pengujian Kerentanan

1. Pengumpulan informasi

Layanan yang tersedia pada CLC relatif sedikit dan sebagian besar diatur hanya melayani

internal cloud. Hanya layanan SSH (remote access) dan web pada port TCP/8443/HTTPS

yang aktif untuk publik (layanan HTTP pada port TCP/8080 akan mengalihkan permintaan

ke layanan TCP/8443/HTTPS). Tabel 3 menunjukkan layanan-layanan yang terdeteksi

pada CLC.

2. Potensi kerentanan

Layanan web pada port 8443/HTTPS dibangun memanfaatkan program yang telah tersedia

dalam bahasa Java, yaitu Mortbay Jetty versi 6.1.x. Dalam catatan kerentanan pada

perangkat OpenVAS Vulnerability Scanner ini, produk Mortbay Jetty versi 6.1.x memiliki

kekeliruan pada instalasi default-nya yaitu ikut memasang kode demonstrasi sehingga

dapat diakses oleh publik.

Instalasi program Mortbay Jetty versi 6.1.x yang dilakukan oleh Eucalyptus tidak

memasang kode yang bermasalah tersebut. Dengan demikian peringatan yang disampaikan

oleh OpenVAS tidak relevan untuk sistem Eucalyptus (false-negative).

Tabel 3: Hasil identifikasi layanan di CLC

host port protokol layanan informasi

203.0.113.2 22 tcp ssh SSH-2.0-OpenSSH_5.3

203.0.113.2 8080 tcp http Jetty 6.1.x

203.0.113.2 53 tcp domain -tak-dikenal-

203.0.113.2 3260 tcp tcpwrapped -tak-dikenal-

203.0.113.2 5000 tcp vtun Vtun Virtual Tunnel 3.X

07/08/2010

203.0.113.2 8443 tcp http Jetty 6.1.x

203.0.113.2 8888 tcp hadoop-

tasktracker

Apache Hadoop 2.2.1

203.0.113.2 53 udp domain -tak-dikenal-

203.0.113.2 8773 tcp http -tak-dikenal-

203.0.113.2 8774 tcp -tak-dikenal-

C. Pengujian Kehandalan Layanan Web

Kehandalan sistem cloud secara langsung ditentukan oleh ketersediaan layanan web

administrasi dan manajemen. Dalam hal ini, serangan apapun yang dapat menyibukkan server

dan menghabiskan sumber daya akan berpotensi meniadakan pelayanan. Pengujian

kehandalan layanan web dilakukan dengan mengeksploitasi koneksi HTTPS pada port

8443/TCP. Eksploitasi tersebut melakukan koneksi terus-menerus, sebanyak-banyaknya,

sehingga sistem cloud akan kehabisan sumber daya. Pada akhirnya tidak dapat memberi

pelayanan kepada pengguna. Grafik pada Gambar 6 memperlihatkan kecenderungan

peningkatan beban kerja seiring meningkatnya jumlah koneksi (penyerang).

Page 52: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

915

Gambar 6: Rerata beban di CLC

Semakin banyak koneksi, semakin meningkat rerata beban. Namun demikian, tidak

terlihat perbedaan yang signifikan akibat perbedaan waktu serangan. Waktu respons yang

dialami oleh pengguna, ikut mengalami peningkatan seiring meningkatnya jumlah koneksi,

seperti ditunjukkan pada Gambar 7.

Gambar 7: Rerata waktu respon layanan

Hasil ini menunjukkan bahwa peningkatan waktu respons dipengaruhi juga oleh

banyaknya koneksi. Utilisasi CPU merupakan indikator kesibukan sistem untuk mengerjakan

tugas-tugas komputasi numeris. Dalam hal ini diperlukan untuk mengolah algoritma enkripsi.

Grafik pada Gambar 8 menunjukkan adanya peningkatan utilisasi seiring meningkatnya

jumlah koneksi.

Gambar 8: Rerata utilisasi CPU pada CLC

Page 53: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

916

Mitigasi dengan menerapkan mekanisme pembatasan dan pengaturan laju data (rate

control, rate limiter) pada port TCP/8443/HTTPS [15], dapat mengurangi pengaruh serangan,

yaitu penurunan nilai rerata beban. Visualisasi rerata beban dalam penerapan mitigasi

ditunjukkan pada Gambar 9. Hasil pengujian pada Tabel 4 menunjukkan bahwa lama

serangan tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan waktu respons namun sebaliknya

justru dipengaruhi oleh jumlah koneksi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai simpangan baku dari

ketiga jenis serangan yang relatif kecil [16]. Sementara itu, tampak pula peningkatan waktu

respons yang mencapai hingga 2863,22% dari baseline seiring bertambahnya jumlah koneksi.

Akibatnya kenyamanan pengguna terganggu saat menggunakan layanan cloud.

5. Kesimpulan

Penelitian ini menunjukkan beberapa kesimpulan sehubungan dengan pemasangan dan

instalasi sistem cloud berbasis platform Eucalyptus, yaitu:

1. Sistem Eucalyptus memberikan perlindungan keamanan untuk penerapan sistem cloud

dalam lingkungan privat, yaitu: (a) adanya enkripsi untuk setiap komunikasi; (b) adanya

penyaringan untuk setiap lalu-lintas data (packet filtering) ke jaringan VM; dan (c)

memisahkan jaringan lokal untuk cluster dan node-controller dari jaringan publik.

2. Faktor yang memengaruhi peningkatan rerata waktu respons ditentukan oleh banyaknya

koneksi secara bersamaan dibanding lamanya serangan. Hal ini karena simpangan baku

atas perbedaan lamanya serangan relatif kecil yaitu antara 0,0019 detik dan 0,1712 detik.

Tabel 4: Rerata waktu respons layanan web

Gambar 9: Rerata beban dalam penerapan rate control

Page 54: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

917

DAFTAR PUSTAKA

[1] Menascé D. & Ngo P., Understanding cloud computing: experimentation and capacity

planning. In Proc. 2009 Computer Measurement Group’s Intl. Conf.. 2009.

[2] Morsy MA., Grundy J. & Müller I., An analysis of the cloud computing security problem.

In Proc. of APSEC 2010 Cloud Workshop, Sydney, Australia. 2010.

[3] Jadeja Y. & Modi K., Cloud computing - concepts, architecture and challenges. In

Computing, Electronics and Electrical Technologies (ICCEET), 2012 International

Conference on. 2012.

[4] Popović K. & Hocenski Ž., Cloud computing security issues and challenges. In MIPRO,

2010 Proceedings of the 33rd International Convention, Opatija, Croatia. 2010.

[5] Wang Z., Security and privacy issues within the cloud computing. In Computational and

Information Sciences (ICCIS), 2011 International Conference on. 2011.

[6] Tanimoto S., Hiramoto M., Iwashita M., Sato H., et al., Risk management on the security

problem in cloud computing. In Computers, Networks, Systems and Industrial

Engineering (CNSI), 2011 First ACIS/JNU International Conference on. 2011.

[7] Szefer J., Jamkhedkar P., Chen Y. & Lee R., Physical attack protection with human-

secure virtualization in data centers. In Dependable Systems and Networks Workshops

(DSN-W), 2012 IEEE/IFIP 42nd International Conference on. 2012.

[8] ITU-T Study Group VII, ITU-T Rec. X.800 (03/91) Security architecture for Open

Systems Interconnection for CCITT applications, International Telecommunication

Union, 1991. http://www.itu.int/rec/T-REC-X.800-199103-I/en

[9] ITU-T Study Group 17, ITU-T Rec. X.805 (10/2003) Security architecture for systems

providing end-to-end communications, International Telecommunication Union, 2003.

http://www.itu.int/rec/T-REC-X.805-200310-I/en

[10] Mell P. & Grance T., The NIST Definition of Cloud Computing, National Institute of

Standards and Technology, 2011. http://csrc.nist.gov/publications/nistpubs/800-

145/SP800-145.pdf

[11] Cloud Security Alliance, Security Guidance for Critical Areas of Focus in Cloud

Computing Version 2.1, (2009, Desember).

http://www.cloudsecurityalliance.org/guidance/csaguide.v2.1.pdf

[12] Nurmi D., Wolski R., Grzegorczyk C., Obertelli G., et al., The eucalyptus open-source

cloud-computing system. In Cluster Computing and the Grid (CCGRID). 9th IEEE/ACM

International Symposium on. 2009.

[13] Eucalyptus Systems Inc., Eucalyptus Installation Guide, (2013, Maret).

http://www.eucalyptus.com/docs/3.2/ig/

[14] The Hacker's Choice, THC-SSL-DOS: a tool to verify the performance of SSL, (2011,

Oktober). http://www.thc.org/thc-ssl-dos

[15] Bernat, Vincent, SSL computational DoS mitigation, (2011, Nopember).

http://vincent.bernat.im/en/blog/2011-ssl-dos-mitigation.html

[16] Lyman Ott R. & Longnecker M., An introduction to statistical methods and data

analysis, sixth edition. Brooks/Cole, Cengage Learning, 2010.

Page 55: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

918

PEMILIHAN PAKET INTERNET ANDROID PADA OPERATOR TELEPON GSM

MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Fitriyani1, Ellya Helmud2 1,2Sistem Informasi, STMIK Atma Luhur Pangkalpinang

e-mail: [email protected], [email protected]

Abstract

Analytical Hierarchy Process (AHP) method is used to help people to make choice android internet package.

Data analysis method used AHP method is the approach used is based on the analysis of policies that aim to get

the right and optimal decisions for people. Decision Support System designed to support all stages of decision

making form identifying the problem, select relevan data and determine the approach used in decision making

process, evaluate the selection of alternatives is supported by software Expert Choice 2000. Attributes of criteria

among the other requirements, price and signals. Sample taken three(3) poeple and then fill out the

questionnaire and the processed data into the software Expert Choice 2000. The result of data processing using

software Expert Choice 2000 that the first rank is Telkomsel 23,9 %, second rank is XL 23,7%, third rank is

Indosat 20,6%, fourth rank is Axis 16,2% and last rank is Three 15,7%..

Keywords: Analytical Hierarchy Process, Decision Support System, selection android internet package,

Expert Choice 2000.

Abstrak

Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk membantu masyarakat untuk menentukan pilihan

paket internet android. Metode analisis data yang digunakan adalah AHP (Analytical Hierarchy Process) yaitu

pendekatan yang digunakan berdasarkan analisis kebijakan yang bertujuan untuk mendapatkan keputusan yang

tepat dan optimal bagi masyarakat. Sistem pendukung keputusan dirancang untuk mendukung seluruh tahap

pengambilan keputusan mulai dari mengidentifikasikan masalah, memilih data yang relevan, dan menentukan

pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan, sampai mengevaluasi pemilihan alternatif-

alternatif yang ada didukung oleh software Expert Choice 2000. Atribut-atribut kriteria yang didapat antara

lain kebutuhan, tarif dan sinyal. Sampel yang diambil sebanyak 3 orang, lalu mengisi kuesioner, dan di olah

datanya dengan ke dalam software Expert Choice 2000. Dari hasil pengolahan data menggunakan software

Expert Choice 2000 diperoleh kesimpulan bahwa peringkat pertama yaitu telkomsel dengan bobot 23,9%,

peringkat kedua yaitu XL dengan bobot 23,7%, peringkat ketiga yaitu Indosat dengan bobot 20,6%, peringkat

keempat yaitu Axis dengan bobot 16,2% dan peringkat terakhir yaitu Three dengan bobot 15,7%.

Kata kunci : Analytical Hierarchy Process, sistem pendukung keputusan, pemilihan paket internet

android, Expert Choice 2000.

1. Pendahuluan

Pada era globalisasi informasi sekarang, internet sangat diperlukan untuk semua

kalangan. Bagi pengguna Andorid pastinya tidak akan sempurna tanpa registrasi ke paket

internet untuk keperluan sosial media, chatting, browsing, streaming dan download, karena

selain hemat dari segi keuangan bila dibandingkan dengan menggunakan pulsa reguler

biasanya beberapa provider kartu lokal sering memberikan bonus paket kuota pemakaian.

Berbagai operator pun menawarkan paket internet android dengan berbagai jenis yang

Page 56: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

919

berbeda dari segi kuota maupun lama pemakaian. Dan beberapa provider kartu lokal

kebanyakan menawarkan kuota dengan paket yang disesuaikan dengan durasi pemakaian

sebulan dengan selisih harga yang juga lumayan jauh.

Masyarakat bingung untuk memilih paket internet android yang tepat dikarenakan

belum ada metode yang objektif untuk memutuskan dengan cepat, berdasarkan data yang

diperoleh. Untuk itu maka penelitian ini mencoba menggunakan metode Analytical Hierarchy

Process (AHP). Analytical Hierarchy Process adalah salah satu metode yang digunakan untuk

penyelesaian sistem penunjang keputusan. Ada 2 mekanisme yang digunakan dalam

penghitungan AHP diantaranya menggunakan metode konvensional (manual), baik itu

menggunakan normalisasi ataupun tidak, dan menggunakan perangkat lunak, seperti expert

choice. Penelitian ini akan membahas perhitungan AHP expert choice, untuk mendapatkan

hasil keputusan yang konsisten (inconsistency = 0,01).

Dalam pemilihan paket internet android terdapat beberapa kriteria dan alternatif yang

disediakan. Salah satu metode sistem pendukung keputusan adalah Analytical Hierarchy

Process (AHP). AHP ini cukup efektif dalam menyederhanakan dan mempercepat proses

pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut ke dalam bagian-bagiannya.

Dalam metode AHP ini diharapkan dapat membantu para pengambil keputusan yang dalam

hal ini masyarakat dalam menentukan alternatif-alternatif mana yang akan dipilih sebagai satu

keputusan terakhir dalam pemilihan paket internet android.

2. Tinjauan Pustaka

A. Konsep dasar Sistem Penunjang Keputusan

Definisi sistem adalah sekumpulan hal atau kegiatan atau elemen atau subsistem yang

saling bekerja sama atau yang dihubungkan dengan cara-cara tertentu sehingga membentuk

satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai suatu tujuan. Secara umum,

sistem pendukung keputusan adalah sistem berbasis komputer yang interaktif, yang

membantu pengambil keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan

masalah-masalah yang tak terstruktur dan semi terstruktur[3].

B. Analytical Hierarchy Process

Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dikembangkan awal tahun 1970-an oleh

Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika dari Universitas Pittsburg. Analisis ini ditujukan

untuk membuat suatu model permasalahan yang tidak mempunyai struktur, biasanya

ditetapkan untuk masalah yang terukur (kuantitatif), masalah yang memerlukan pendapat

(judgement) maupun pada situasi yang kompleks atau tidak terkerangka, pada situasi dimana

data statistic sangat minim atau tidak ada sama sekali dan hanya bersifat kualitatif yang

didasari oleh persepsi, pengalaman atau intuisi[4].

Model AHP memakai persepsi manusia yang dianggap “expert” sebagai input utamanya.

Kriteria “expert” disini bukan berarti bahwa orang tersebut haruslah jenius, pintar, bergelar

doktor dan sebagainya tetapi lebih mengacu pada orang yang mengerti benar permasalahan

yang dilakukan, merasakan akibat suatu masalah atau punya kepentingan terhadap masalah

tersebut.

Page 57: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

920

C. Karakteristik SPK

1. Sistem Pendukung Keputusan dirancang untuk membantu pengambil keputusan

dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur ataupun tidak terstruktur

dengan menambahkan kebijaksanaan manusia dan informasi komputerisasi.

2. Dalam proses pengolahannya, sistem pendukung keputusan mengkombinasikan

penggunaan model-model analisis dengan teknik pemasukan data konvensional serta

fungsi-fungsi pencari interogasi informasi.

3. Sistem Pendukung Keputusan, dirancang sedemikian rupa sehingga dapat

digunakan/dioperasikan dengan mudah.

4. Sistem Pendukung Keputusan dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas

serta kemampuan adaptasi yang tinggi.

D. Penyelesaian AHP dengan software Expert Choice 2000

Expert Choice 2000 merupakan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk

perhitungan pemecahan persoalan dengan AHP sebagai expert choice. Pada penelitian ini,

digunakan analisis dengan perhitungan aplikasi Expert Choice 2000. Tujuan dilakukan

analisis ini adalah untuk membuktikan aplikasi Expert choice yang sudah teruji

kehandalannya.expert choice 2000 menyediakan struktur untuk seluruh proses pengambilan

keputusan, yaitu :[1]

a. Sebuah tool yang memfasilitasi kerjasama antara beberapa pihak yang

berkepentingan

b. Analisis pengambilan keputusan

c. Meningkatkan komunikasi

d. Memberi keputusan yang lebih tepat

e. Dokumentasi proses pengambilan keputusan

f. Sebuah konsensus keputusan

g. Keputusan akhir yang lebih baik dan dapat dibenarkan

E. Komponen SPK

a. Data Management. Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk

berbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut Database Management

Systems (DBMS)

b. Model Management. Melibatkan model finansial, statistikal, management science,

atau berbagai model kuantitatif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu

kemampuan analitis, dan manajemen software yang diperlukan.

c. Commication (dialog subsystem). User dapat berkomunikasi dan memberikan

perintah pada DSS melalui subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka.

d. Knowledge Management. Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain

atau bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.

Page 58: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

921

Gambar 1. Hubungan antara ketiga komponen SPK

F. Tujuan SPK

1. Memberikan dukungan untuk pembuatan keputusan pada masalah yang semi/tidak

terstruktur.

2. Memberikan dukungan pembuatan keputusan kepada manajer pada semua tingkat

dengan membantu integrasi antar tingkat.

3. Meningkatkan efektifitas manajer dalam pembuatan keputusan dan bukan peningkatan

efisiennya.

G. Definisi Paket Internet

Paket internet adalah sebuah layanan yang disediakan oleh operator telekomunikasi atau

data dimana konsumen diharuskan untuk membayar sejumlah nominal rupiah sebagai biaya

pemakaian internet (data). Bagi pengguna telepon seluler, bila tidak menggunakan paket

internet, maka setiap kali melakukan koneksi data (internet), biayanya diambil dari pulsa

telepon [5]

H. Tahapan SPK

Dalam metode AHP dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.

Dalam tahap ini kita berusaha menentukan masalah yang akan kita pecahkan secara

jelas, detail dan mudah dipahami. Dari masalah yang ada kita coba tentukan solusi

yang mungkin cocok bagi masalah tersebut. Solusi dari masalah mungkin berjumlah

lebih dari satu. Solusi tersebut nantinya kita kembangkan lebih lanjut dalam tahap

berikutnya.

b. Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama.

Setelah menyusun tujuan utama sebagai level teratas akan disusun level hirarki yang

berada di bawahnya yaitu kriteria-kriteria yang cocok untuk mempertimbangkan atau

menilai alternatif yang kita berikan dan menentukan alternatif tersebut. Tiap kriteria

mempunyai intensitas yang berbeda-beda. Hirarki dilanjutkan dengan subkriteria

(jika mungkin diperlukan).

c. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif

atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya.

Matriks yang digunakan bersifat sederhana, memiliki kedudukan kuat untuk

Page 59: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

922

kerangka konsistensi, mendapatkan informasi lain yang mungkin dibutuhkan dengan

semua perbandingan yang mungkin dan mampu menganalisis kepekaan prioritas

secara keseluruhan untuk perubahan pertimbangan. Pendekatan dengan matriks

mencerminkan aspek ganda dalam prioritas yaitu mendominasi dan didominasi.

Perbandingan dilakukan berdasarkan judgment dari pengambil keputusan dengan

menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. Untuk

memulai proses perbandingan berpasangan dipilih sebuah kriteria dari level paling

atas hirarki misalnya K dan kemudian dari level di bawahnya diambil elemen yang

akan dibandingkan misalnya E1,E2,E3,E4,E5.

d. Melakukan Mendefinisikan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh jumlah

penilaian seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyaknya

elemen yang dibandingkan.

Hasil perbandingan dari masing-masing elemen akan berupa angka dari 1 sampai 9

yang menunjukkan perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen. Apabila suatu

elemen dalam matriks dibandingkan dengan dirinya sendiri maka hasil perbandingan

diberi nilai 1. Skala 9 telah terbukti dapat diterima dan bisa membedakan intensitas

antar elemen. Hasil perbandingan tersebut diisikan pada sel yang bersesuaian dengan

elemen yang dibandingkan. Skala perbandingan perbandingan berpasangan dan

maknanya yang diperkenalkan oleh Saaty bisa dilihat di bawah.

Intensitas Kepentingan

1 = Kedua elemen sama pentingnya, Dua elemen mempunyai pengaruh yang

sama besar

3 = Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yanga lainnya,

Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibandingkan

elemen yang lainnya

5 = Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya, Pengalaman dan

penilaian sangat kuat menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang

lainnya 7 = Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya,

Satu elemen yang kuat disokong dan dominan terlihat dalam praktek.

9 = Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya, Bukti yang mendukung

elemen yang satu terhadap elemen lain memeliki tingkat penegasan tertinggi

yang mungkin menguatkan.

2,4,6,8 = Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan,

Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi di antara 2 pilihan Kebalikan =

Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka dibanding dengan aktivitas j ,

maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding dengan i.

e. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya.

Jika tidak konsisten maka pengambilan data diulangi.

f. Mengulangi langkah 3,4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.

g. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan

yang merupakan bobot setiap elemen untuk penentuan prioritas elemen-elemen pada

tingkat hirarki terendah sampai mencapai tujuan. Penghitungan dilakukan lewat cara

Page 60: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

923

menjumlahkan nilai setiap kolom dari matriks, membagi setiap nilai dari kolom

dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks, dan

menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen

untuk mendapatkan rata-rata.

h. Memeriksa konsistensi hirarki.

Yang diukur dalam AHP adalah rasio konsistensi dengan melihat index konsistensi.

Konsistensi yang diharapkan adalah yang mendekati sempurna agar menghasilkan

keputusan yang mendekati valid. Walaupun sulit untuk mencapai yang sempurna,

rasio konsistensi diharapkan kurang dari atau sama dengan 10 %.

3. Metode Penelitian

a. Jenis Penelitian

Berdasarkan jenis informasi yang dikelola, jenis penelitian ini adalah Penelitian

Kuantitatif, karena menggunakan pengukuran data dan statistik objektif melalui

perhitungan ilmiah berasal dari sampel masyarakat dengan memberikan jawaban atas

sejumlah pertanyaan yang dituangkan ke dalam kuesioner menggunakan metode

pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP) dan kemudian diuji menggunakan

software Expert Choice 2000.

b. Pemilihan Sampel

Dalam memilih sampel, penulis mengambil data dari populasi yang terbatas dengan

menggunakan purposes sampling, yaitu pengambilan sampel dilakukan atas dasar

pertimbangan tertentu [Jogiyanto 2008]. Responden yang diambil dalam pemilihan

sampel ini adalah responden ahli yang berasal dari masyarakat khususnya yang akan

membeli dan sudah mempunyai paket internet android. Disini penulis mengambil sampel

sebanyak 3(tiga) orang dari total populasi.

c. Pengumpulan data

Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara pengisian kuisioner untuk

memperoleh data sesuai dengan tujuan penelitian. Kuesioner dibagikan kepada

masyarakat yang baru akan membeli paket internet android dan yang sudah membeli

paket internet android untuk membandingkan beberapa paket internet android yang

ditawarkan. Responden yang dipilih sebanyak 3 orang, setelah responden mengisi

kuesioner, data tersebut dimasukkan ke software Expert Choice 2000 dan data tersebut di

combine lalu didapatkan hasil atau kesimpulan.

d. Instrumentasi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian in adalah kuesioner. Kuesioner disusun

dalam bentuk pertanyaan dengan mengacu kepada hierarki yang telah dibuat dari kriteria-

kriteria dan subkriteria-subkriteria berdasarkan skala Saaty 1-9 dengan metode pairwise

comparison. Rincian kriteria dalam SPK untuk menentukan paket internet android,

sebagai berikut :

a. Kebutuhan

b. Tarif

c. Sinyal

Page 61: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

924

e. Solusi Dengan Expert Choice 2000

Penelitian ini dirancang dan dikembangkan dengan metode deskriptif analitik dengan

menyajikan rangkuman hasil survey dan wawancara yang berupa kuesioner. Selanjutnya

dilakukan pencarian data sekunder yang ada di lapangan melalui berbagai media, seperti

internet, buku literatur, jurnal, dan artikel sehingga didapatkan informasi yang akurat

mengenai kondisi masyarakat mengenai paket internet. Kemudian hasil wawancara

dengan pakar dijadikan untuk mendapatkan hasil berupa langkah-langkah strategis yang

harus dilakukan pada penerapan pemilihan paket internet android. Keputusan yang

diperoleh segera ditindaklanjuti berupa tindakan atau dapat pula dikaji ulang bila ternyata

diperoleh informasi baru yang mempengaruhi hasil untuk mengurangi ketidakpastian,

sehingga akan diperoleh keputusan yang baru.

4. Pengujian dan pembahasan

Metode pemilihan sampel dalam peneilitan ini adalah teknik purpose sampling. Sampel

diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Data diambil sebagai sampel karena peneliti

menganggap bahwa data tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya.

Jumlah sampel yang terpilih ada 3 orang yaitu masyarakat yang sudah mempunyai atau

baru akan membeli paket internet android untuk telepon GSM.

Pemilihan Paket Internet Android Pada Operator

Telepon GSM

Kebutuhan Tarif Sinyal

Axis Three Indosat Telkomsel XL

Goal

Kriteria

Alternatif

Gambar 2.Struktur Hierarki AHP Pemilihan Paket Internet Android

Pemilihan Paket Internet Android Pada Operator

Telepon GSM

Kebutuhan

0,270

Tarif

0,345

Sinyal

0,385

Axis

0,161

Three

0,157

Indosat

0,206

Telkomsel

0,239

XL

0,237

Goal

Kriteria

Alternatif

Page 62: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

925

Gambar 3 Struktur Hierarki AHP Pemilihan Paket Internet Android beserta Nilai Bobot

Berikut bobot masing-masing kriteria dan alternatif pemilihan paket internet android pada

operator telepon GSM.

Gambar 4. Kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan paket android beserta

nilai bobotnya

Berdasarkan hasil pengolahan data responden ahli diperoleh bahwa prioritas utama

atau tertinggi yaitu kriteria sinyal dengan nilai bobot 0,385 atau sebanding dengan 38,5% dari

total kriteria. Peringkat prioritas kriteria berikutnya adalah tarif dengan nilai bobot 0,345 atau

sebnading dengan 34,5% dari total kriteria. Peringkat prioritas kriteria berikutnya adalah

kebutuhan dengan nilai bobot 0,270 atau sebanding dengan 27,0% dari total kriteria.

Gambar 5. Alternatif yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan paket android beserta nilai

bobotnya berdasarkan kriteria kebutuhan

Berdasarkan hasil pengolahan data responden ahli diperoleh bahwa prioritas utama

atau tertinggi yaitu alternatif telkomsel dengan nilai bobot 0,279 atau sebanding dengan

27,9% dari total alternatif. Peringkat prioritas kriteria berikutnya adalah indosat dengan nilai

bobot 0,206 atau sebnading dengan 20,6% dari total alternatif. Peringkat prioritas kriteria

berikutnya adalah xl dengan nilai bobot 0,188 atau sebanding dengan 18,8% dari total

alternatif. Peringkat prioritas kriteria berikutnya adalah three dengan nilai bobot 0,182 atau

sebanding dengan 18,2% dari total alternatif. Peringkat prioritas kriteria berikutnya adalah

axis dengan nilai bobot 0,146 atau sebanding dengan 14,6% dari total alternatif.

Page 63: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

926

Gambar 6. Alternatif yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan paket android beserta

nilai bobotnya berdasarkan kriteria tarif

Berdasarkan hasil pengolahan data responden ahli diperoleh bahwa prioritas utama

atau tertinggi yaitu alternatif telkomsel dengan nilai bobot 0,234 atau sebanding dengan

23,4% dari total alternatif. Peringkat prioritas kriteria berikutnya adalah xl dengan nilai bobot

0,216 atau sebnading dengan 21,6% dari total alternatif. Peringkat prioritas kriteria berikutnya

adalah indosat dengan nilai bobot 0,209 atau sebanding dengan 20,9% dari total alternatif.

Peringkat prioritas kriteria berikutnya adalah axis dengan nilai bobot 0,182 atau sebanding

dengan 18,2% dari total alternatif. Peringkat prioritas kriteria berikutnya adalah three dengan

nilai bobot 0,159 atau sebanding dengan 15,9% dari total alternatif.

Gambar 7. Alternatif yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan paket android beserta

nilai bobotnya berdasarkan kriteria sinyal

Berdasarkan hasil pengolahan data responden ahli diperoleh bahwa prioritas utama

atau tertinggi yaitu alternatif xl dengan nilai bobot 0,297 atau sebanding dengan 29,7% dari

total alternatif. Peringkat prioritas kriteria berikutnya adalah telkomsel dengan nilai bobot

0,215 atau sebnading dengan 21,5% dari total alternatif. Peringkat prioritas kriteria berikutnya

adalah indosat dengan nilai bobot 0,203 atau sebanding dengan 20,3% dari total alternatif.

Peringkat prioritas kriteria berikutnya adalah axis dengan nilai bobot 0,147 atau sebanding

dengan 14,7% dari total alternatif. Peringkat prioritas kriteria berikutnya adalah three dengan

nilai bobot 0,138 atau sebanding dengan 13,8% dari total alternatif.

Gambar 8 Nilai Bobot Global Prioritas Alternatif Berdasarkan Pemilihan Paket Android Pada

Operator Telepon GSM

Berdasarkan hasil pengolahan data responden ahli diperoleh bahwa prioritas utama

atau tertinggi alternative strategis adalah “Telkomsel” dengan nilai bobot 0,239 atau

sebanding dengan 23,9% dari total alternative yang ditetapkan. Peringkat prioritas alternative

berikutnya adalah “XL” dengan nilai bobot 0,237 atau sebanding dengan 23,7% dari total

alternative yang ditetapkan. Peringkat prioritas alternative manfaat berikutnya adalah

“Indosat” dengan nilai bobot 0,206 atau sebanding dengan 20,6% dari total alternative yang

Page 64: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1, April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

927

ditetapkan. Peringkat prioritas alternative manfaat yang terkahir adalah “Axis” dengan nilai

bobot 0,161 atau sebanding dengan 16,1% dari total alternative yang ditetapkan. Peringkat

prioritas alternative manfaat yang terkahir adalah “Three” dengan nilai bobot 0,157 atau

sebanding dengan 15,7% dari total alternative yang ditetapkan.

5. Kesimpulan

Paket android sangat dibutuhkan masyarakat di era globalisasi informasi saat ini.

Internet digunakan masyarakat baik dari kalangan muda sampai tua hingga anak kecil pun

sudah menggunakan kecanggihan internet. Dari kelima paket internet android yaitu Axis,

Three, Indosat, Telkomsel dan XL dapat disimpulkan bahwa Telkomsel menjadi prioritas

masyarakat khususnya pengguna android baik dalam menyelesaikan tugas sehari-hari maupun

hanya untuk membuka sosial media. AHP mampu memberikan solusi yang tepat bagi

pengambil keputusan dan dapat dipertanggungjawabkan dengan dukungan dari pengolahan

data menggunakan Expert Choice 2000.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Expert Choice inc Pennsyil Vania, 1992, Version 8.0 User Manual.

[2] Bourgeois, R. 2005. Analytical Hierarchy Process: an Overview UNCA PSA –

UNESCAP. Bogor

[3] Efrain, Turban. 2005. Decision Support Systems and Intelligent System. New Jersey:

Prentice Hall Inc.

[4] Gadoga.com diakses 12 Maret 2015

[5] Kosasi, Sandy.2002. Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System). Pontianak

[6] Alonso, J. A., dan Lamata, M. T., 2006, Concistency In The Analytical Hierarchy Process:

A New Approach, International Journal of Uncertainty, no 4, volume 14, hal.445-459

Page 65: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

928

PENDEFINISIAN KEBUTUHAN FUNGSIONAL SISTEM UNTUK RANCANG

BANGUN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PT. TELKOMSEL REGIONAL

SUMBAGSEL

Hairun Nissa1, Muhammad Ihsan Jambak2 1,2Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya

e-mail: [email protected], [email protected]

Abstract Cellular Telecommunications Operator companies are now increasingly compete in creating new innovations

for improving competitive advantage. Competition is changing the paradigm of the resource base of

competitiveness into a knowledge base of competitiveness. Companies are increasingly aware of the importance

of knowledge as a means to win the competition. The organizational knowledge comes from the knowledge

possessed by the employees, therefore the company needs to foster a culture of knowledge sharing. This situation

has created the need for PT. Telkomsel Regional Sumbagsel to manage its knowledge assets. This effort can be

achieved using Knowledge Management strategy. This study aims to find the features needed to build Knowledge

Management Systems in order to foster a culture of knowledge sharing in the company. Researchers test the

features required to grow the user behavior of knowledge sharing based on the Theory of Planned Behavior. It is

predicted with high accuracy of attitude toward knowledge sharing behavior, subjective norms, and behavior

control. Development of this system using the Framework for the Application of Systems Thinking (FAST). This

system is tested and able to facilitate knowledge sharing among employees in order to improve learning skills

and learning capability.

Keywords: Knowledge Management , Knowledge Management System, Knowledge Sharing, Theory of

Planned Behavior

Abstrak Perusahaan Operator Telekomunikasi Seluler sekarang ini semakin bersaing dalam menciptakan inovasi baru

demi meningkatkan keunggulan kompetitif. Persaingan ini mengubah paradigma dari resource base

competitiveness menjadi knowledge base competitiveness. Perusahaan semakin menyadari pentingnya

pengetahuan sebagai sarana untuk memenangkan persaingan. Pengetahuan organisasi berasal dari

pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan untuk itu perusahaan perlu menumbuhkan budaya knowledge sharing.

Kondisi ini telah menciptakan kebutuhan bagi PT. Telkomsel Regional Sumbagsel untuk mengelola aset

pengetahuan yang dimilikinya. Upaya ini dapat dicapai dengan menggunakan strategi Knowledge Management.

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan fitur-fitur yang diperlukan dalam membangun Knowledge

Management Systems sehingga dapat menumbuhkan budaya knowledge sharing pada perusahaan. Peneliti

menguji fitur-fitur yang diperlukan user untuk menumbuhkan perilaku knowledge sharing berdasarkan Theory

of Planned Behavior. Hal ini diprediksi dengan akurasi yang tinggi dari sikap terhadap perilaku knowledge

sharing, norma subyektif, dan kontrol perilaku. Pembangunan sistem ini menggunakan metode Framework for

the Application of System Thinking (FAST). Sistem ini telah diujikan dan mampu memfasilitasi kegiatan

knowledge sharing antar pegawai sehingga dapat meningkatkan learning skill dan learning capability.

Kata kunci: Knowledge Management , Knowledge Management System, Knowledge Sharing, Theory

of Planned Behavior

1. Pendahuluan

Pengetahuan merupakan aset intelektual dari suatu organisasi. Bagi perusahaan suatu

proses belajar, kreativitas dan inovasi merupakan ide dasar dari suatu organisasi atau

perusahaan. Oleh karena itu, kemampuan suatu perusahaan dalam mengembangkan ilmu

pengetahuan dan teknologi menjadi salah satu faktor daya saing yang sangat penting. Saat

sebuah perusahaan mencoba berkembang untuk menjadi lebih baik, dibutuhkan tingkat

pengetahuan yang sangat luas bagi setiap pegawai yang ada untuk dapat berkompetisi dan

Page 66: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

929

bertahan. Kondisi kompetisi yang semakin ketat menyebabkan perlunya perubahan paradigma

dari resource base competitiveness menjadi mengandalkan knowledge base competitiveness.

Kedua konsep ini sangat bertolak belakang, konsep pertama bertumpu pada keunggulan

sumber daya alam dan lokasi geografis. Konsep kedua berdasarkan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta pengembangan sumber daya manusia perusahaan, bahwa pengetahuan menjadi

faktor kompetisi yang penting dalam memenangkan persaingan [1].

Kondisi sebagimana diuraikan diatas dihadapi oleh PT. Telkomsel yang merupakan

operator telekomunikasi seluler terbesar di Indonesia. Dengan infrastruktur telekomunikasi

yang tersebar di seluruh nusantara, PT. Telkomsel memberikan pelayanan komunikasi dengan

menawarkan berbagai produk berbasis suara, teks, dan data. Demi memenuhi tuntutan

pelanggan yang semakin tinggi, dan demi menjaga daya saing perusahaan, PT. Telkomsel

telah membangun bentuk organisasi yang kokoh, solid, dan dinamis. Dalam menjalankan

proses bisnisnya, PT. Telkomsel tidak pernah lepas dari peran teknologi dan manusia sebagai

pendukung kegiatannya. Dalam kinerja operasional sehari-hari, PT. Telkomsel menggunakan

aplikasi internal yang dikembangkan sendiri untuk kegiatan operasional sehari-hari. PT.

Telkomsel selalu memberikan training kepada setiap pegawainya. Training yang diberikan

berupa training untuk pengoperasian maupun training untuk pengembangan diri dalam

mendukung kegiatan operasional tersebut. Saat ini, training tersebut hanya bermanfaat bagi

pegawai yang mendapatkan training saja. Proses ini berlangsung setiap kali ada pegawai baru

yang masuk dan seandainya jika ada pegawai yang berkompeten di bidangnya keluar, maka

pengetahuannya tidak dimiliki oleh orang lain. Hal ini terjadi karena knowledge pada PT.

Telkomsel tidak didokumentasikan sehingga pemanfaatan kembali knowledge seseorang

tidak bisa diterapkan pada individu yang lain.

Pengetahuan yang dimiliki suatu organisasi harus dikelola untuk menjadi strategi

organisasi dan perusahaan. Suatu organisasi dan perusahaan haruslah mengembangkan tujuan

strateginya dan mengidentifikasikan setiap kebutuhan pengetahuannya untuk dapat

mengimplementasikan dalam strategi yang dipilihnya. Strategi yang dipilih perusahaan dapat

dibandingkan dengan aset knowledge yang ada dalam perusahaan. Pemilihan strategi

berdasarkan elemen-elemen yang mempengaruhi langsung pada pengetahuan itu sendiri.

Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang dengan pesat. Hal ini menyebabkan setiap

individu dituntut untuk mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya. Begitu juga dengan

suatu organisasi atau perusahaan yang membutuhkan pengetahuan untuk meningkatkan daya

saing kompetitifnya dalam menghadapi persaingan bisnis. Pengetahuan yang dimiliki suatu

perusahaan bergantung penuh pada sumber daya manusia yang ada pada perusahaan tersebut.

Lalu bagaimana cara menyimpan dan memanfaatkan knowledge yang ada pada SDM suatu

perusahaan? Perkembangan teknologi saat ini sangat memungkinkan untuk organisasi dan

perusahaan untuk menerapkan teknologi berbasis web untuk mengelola pengetahuan.

Knowledge dalam perusahaan perlu dikelola dan didokumentasikan sehingga dapat

menjadi referensi bagi individu-individu yang lain untuk mendapatkan knowledge tanpa harus

bergantung dengan individu yang lain. Dengan didokumentasikannya suatu knowledge maka

penelusuran maupun untuk mendapatkan kembali knowledge itu akan lebih mudah meskipun

individu itu sendiri sudah tidak bekerja lagi di perusahaan. Knowledge Management (KM)

Page 67: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

930

atau Mengelola Pengetahuan adalah pengelolaan pengetahuan yang ada pada organisasi

sehingga pengetahuan tersebut dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan nilai bisnis dan daya

kompetitif perusahaan [2]. KM mampu untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan

mengaplikasikan knowledge sebagai kemampuan untuk menciptakan dan mempertahankan

peningkatan nilai dari inti kompetensi bisnis perusahaan. Untuk itu diperlukan suatu

Knowledge Management System (KMS), yaitu sistem yang diciptakan untuk memfasilitasi

penangkapan, penyimpanan, pencarian, transfer dan penggunaan kembali pengetahuan.

Keberadaan teknologi informasi ini menjadi enabler implementasi KM.

Dengan adanya pendekatan KMS maka sistem tersebut dapat digunakan untuk

menyimpan pengetahuan serta pengalaman staf yang nantinya pengetahuan tersebut dapat

disimpan untuk kepentingan perusahaan dan disebarkan pada pegawai lain supaya

pengetahuan setiap pegawai merata. Selain itu PT. Telkomsel terdiri dari berbagai divisi yang

saling berkaitan yang tentu saja membutuhkan adanya suatu KMS yang berfungsi untuk

mendukung dalam proses sharing knowledge agar perusahaan dapat mengelola aset

pengetahuan demi meningkatkan daya saing perusahaan, mengoptimalisasi proses bisnis, dan

mencegah terjadinya brain drain atau hilangnya ilmu pengetahuan yang ada pada perusahaan.

Jelas bahwa tools yang digunakan dalam mengelola pengetahuan yang ada pada suatu

organisasi adalah KMS. Namun, setiap perusahaan memiliki struktur organisasi dan proses

bisnis yang berbeda-beda. Jadi, tipe KM seperti apakah yang sesuai dengan struktur

organisasi dan proses bisnis perusahaan? Setelah diketahui penerapan KM yang sesuai pada

suatu organisasi maka hal terpenting dalam suatu pengelolaan pengetahuan adalah

menumbuhkan budaya untuk membagi pengetahuan yang dimiliki antar individu sehingga

terjadi sirkulasi pengetahuan yang merata. Dalam esensi suatu KMS, penulis merumuskan

masalah yaitu bagaimana untuk mengetahui kebutuhan pengguna (user requirements) dan

kebutuhan sistem (system requirements) agar sistem ini dapat memfasilitasi knowledge

sharing sehingga membuat pegawai baru mampu belajar lebih cepat dari para ahli senior

sebelumnya? Sehingga fungsi dari KMS ini dapat menjadi alat bantu dalam transfer

pengetahuan antar individu. Dengan adanya proses ini maka dapat mencegah hilangnya

pengetahuan pada suatu organisasi.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis membagi penelitian ini menjadi

beberapa research questions, yaitu sebagai berikut: (1) Bagaimana membangun KMS yang

sesuai dengan proses bisnis perusahaan? (2) Apa fitur-fitur KMS yang dapat mendukung

penerapan knowledge sharing perusahaan? (3) Apakah KMS merupakan solusi untuk

membangun budaya knowledge sharing antar pegawai guna efektivitas dan produktivitas

menuju keunggulan yang kompetitif?

2. Metodologi Penelitian

A. Data dan Metode Pengumpulan Data

Sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh melalui informasi yang

berasal dari bagian Information Technology PT. Telkomsel Regional Sumbagsel berupa data

primer dan data sekunder. Untuk mendapatkan data primer, peneliti mengumpulkannya

secara langsung dan teknik yang digunakan peneliti adalah metode kualitatif dan metode

Page 68: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

931

kuantitatif. Metode kualitatif dengan melakukan observasi dan wawancara, dimana

wawancara dilakukan langsung dengan beberapa pegawai yang berhubungan dengan

mengelola pengetahuan PT. Telkomsel Regional Sumbagsel serta observasi dengan cara

terjun langsung dalam objek pengamatan PT. Telkomsel Regional Sumbagsel. Sementara

untuk metode kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Dalam penelitian ini,

responden adalah pegawai PT. Telkomsel Regional Sumbagsel. Metode angket dilakukan

untuk mengetahui secara pasti mengenai niat pegawai untuk melakukan Knowledge Sharing,

fasilitas yang diperlukan pegawai untuk menunjang kegiatan Knowledge Sharing, serta faktor

pendukung berupa reward yang membuat seseorang lebih termotivasi melakukan Knowledge

Sharing.

Selanjutnya, untuk teknik sampling respondennya, penulis menggunakan teknik

Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data

dengan pertimbangan tertentu [3]. Responden merupakan pegawai PT. Telkomsel Regional

Sumbagsel yang dipilih secara acak dengan pertimbangan tertentu berjumlah 30 orang.

Sedangkan untuk metode uji validitas survey menggunakan metode Bivariate Pearson.

Analisis ini dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total. Skor

total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan

taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: (1) Jika r hitung ≥ r tabel

(uji 2 sisi dengan sig.0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan

terhadap skor total (dinyatakan valid); (2) Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig.0,05)

maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total

(dinyatakan tidak valid).

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai

sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Pengumpulan data dilakukan dengan

mempelajari masalah yang berhubungan dengan objek yang diteliti. Data sekunder dapat

diperoleh dari berbagai sumber laporan dan dokumen-dokumen yang tersedia di PT.

Telkomsel Regional Sumbagsel. Seluruh data sekunder diperoleh dari arsip PT. Telkomsel

Regional Sumbagsel.

B. Model dan Arsitektur Knowledge Management

Knowledge diartikan sebagai informasi yang dilengkapi dengan pemahaman pola

hubungan dari informasi disertai pengalaman, baik individu maupun kelompok dalam

perusahaan. Knowledge merupakan penerapan informasi yang diyakini dapat langsung

digunakan untuk mengambil keputusan dalam bertindak [4]. Di dalam organisasi, bentuk

knowledge tidak hanya data-data yang tersimpan di dalam komputer, tetapi juga berupa di

dalam proses, rutinitas kerja, selain knowledge dan informasi serta pengalaman yang

tersimpan dalam kepala manusia. Definisi lain mengenai knowledge adalah pengetahuan

yang terdapat dalam pikiran tiap manusia secara personal [5]. Dari teori diatas dapat

disimpulkan bahwa, knowledge merupakan kumpulan informasi yang dimiliki oleh individu

dan dijadikan sebagai keahlian mereka serta digunakan untuk menyelesaikan masalah atau

mengambil tindakan yang lebih efektif.

Page 69: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

932

Knowledge Management (KM) adalah suatu proses merangkul pengetahuan sebagai

aset strategis agar dapat terus menerus memacu keuntungan bisnis dan mempertimbangkan

pendekatan bisnis dari sebuah organisasi untuk mengidentifikasi, menangkap,

mengevaluasi, meningkatkan dan membagi modal intelektual organisasi. KM adalah

penggabungan yang terselaras untuk menciptakan, menangkap, mengorganisasikan,

mengakses, dan menunggunakan aset intelektual dari perusahaan [6]. KM berfungsi untuk

menjaga dan menumbuhkan pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu, yang mampu

dipindahkan ke bentuk yang bisa diproses atau diakses oleh banyak pegawai lain dalam

perusahaan [6]. KM adalah sebuah konsep yang merubah informasi menjadi pengetahuan

yang bisa ditindak lanjuti dan tersedia dengan sarana yang mudah sehingga orang-orang bisa

mengaksesnya [6].

Knowledge dibagi menjadi dua jenis yaitu tacit knowledge dan explicit knowledge.

Pada dasarnya tacit knowledge bersifat personal, dikembangkan melalui pengalaman yang

sulit untuk diformulasikan dan dikomunikasikan [7]. Berdasarkan pengertiannya, maka tacit

knowledge dikategorikan sebagai personal knowledge atau dengan kata lain pengetahuan

yang diperoleh dari individu (perorangan). Pengalaman yang diperoleh tiap pegawai tentunya

berbeda-beda berdasarkan situasi dan kondisi yang tidak dapat diprediksi. Definisi experience

yang diambil dari kamus bahasa Inggris adalah the process of gaining knowledge or skill over

a period of time through seeing and doing things rather than through studying. Yang artinya

proses memperoleh pengetahuan atau kemampuan selama periode tertentu dengan melihat

dan melakukan hal-hal daripada dengan belajar. Explicit knowledge bersifat formal dan

sistematis yang mudah untuk dikomunikasikan dan dibagi [7].

Penerapan explicit knowledge ini lebih mudah karena pengetahuan yang diperoleh

dalam bentuk tulisan atau pernyataan yang didokumentasikan, sehingga setiap pegawai dapat

mempelajarinya secara independent. Explicit knowledge dalam penelitian ini adalah job

procedure dan technology. Job procedure adalah tanggung jawab atau tugas yang bersifat

formal atau perintah resmi atau cara melakukan hal-hal. Berdasarkan pernyataan Anshori

selaku pihak yang mencetuskan KM, salah satu bentuk konkret dari explicit knowledge adalah

Standard Operation Procedure. Standard Operation Procedure atau prosedur pelaksanaan

dasar dibuat untuk mempertahankan kualitas dan hasil kerja, dimana tugas-tugas akan

semakin mudah dikerjakan dan tamu akan terbiasa dengan sistem pelayanan yang ada.

Teknologi merupakan salah satu elemen pokok yang terdapat pada KM, dikenal

sebagai media yang mempermudah penyebaran explicit knowledge. Salah satu teknologi

paling mutakhir yang saat ini digunakan oleh banyak perusahaan untuk proses penyebaran

knowledge adalah intranet, dimana hal ini didasarkan pada kebutuhan untuk mengakses

knowledge dan melakukan kolaborasi, komunikasi serta sharing knowledge secara ”on line”.

Page 70: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

933

SocializationTacit è Tacit

· Face to face communication

· Collaboration features· Training/ diklat

ExternalizationTacit è Eksplicit· Dokumen pertemuan· Dokumen experts· Reflective peer to

peer network· Intranet· Discussion Platforms· MS Office· Scanner

CombinationEksplicit è Eksplicit

· Intranet (Forum diskusi)

· Aplikasi database· Internet· Enterprise portal

feature· Business intelligent

InternalizationEksplicit è Tacit

· Intranet· Internet/ media masa· Content management· Learning feature· Surat edaran/SK· Papan pengumuman· Pelatihan

S E

I C

Gambar 1 - Proses Penciptaan Pengetahuan [8]

Nonaka dan Takeuchi [8] menyatakan bahwa proses penciptaan knowledge organisasi

terjadi karena adanya interaksi (konversi) antara tacit knowledge dan explicit knowledge,

melalui proses sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi dan internalisasi seperti terlihat pada

gambar 1 proses penciptaan pengetahuan. Proses sosialisasi antar-SDM di organisasi salah

satunya dilakukan melalui pertemuan tatap muka (rapat, diskusi dan pertemuan bulanan).

Melalui pertemuan tatap muka ini SDM dapat saling berbagi knowledge dan pengalaman

yang dimilikinya sehingga tercipta knowledge baru bagi mereka. Rapat dan diskusi yang

dilakukan secara berkala harus memiliki notulen rapat. Notulen rapat ini kemudian menjadi

bentuk explicit (dokumentasi) dari knowledge. Sistem knowledge management akan sangat

membantu proses eksternalisasi ini, yaitu proses mengartikulasi tacit knowledge menjadi

suatu konsep yang jelas. Dukungan terhadap proses eksternalisasi ini, dapat diberikan dengan

mendokumentasikan notulen rapat (bentuk explicit dari knowledge yang tercipta saat

diadakannya pertemuan) ke dalam bentuk elektronik untuk kemudian dapat dipublikasikan

kepada mereka yang berkepentingan.

Proses konversi knowledge melalui kombinasi adalah mengkombinasikan berbagai

explicit knowledge yang berbeda untuk disusun ke dalam sistem knowledge management.

Media untuk proses ini dapat melalui intranet (forum diskusi), database organisasi dan

internet untuk memperoleh sumber eksternal. Semua dokumen data, informasi dan

knowledge yang sudah didokumentasikan dapat dibaca oleh orang lain. Pada proses ini terjadi

peningkatan knowledge sumber daya manusia. Sumber-sumber explicit knowledge dapat

diperoleh melalui media intranet (database organisasi), surat edaran/surat keputusan, papan

pengumuman dan internet serta media massa sebagai sumber eksternal. Untuk dapat

mendukung proses ini, sistem perlu memiliki alat bantu pencarian dan pengambilan dokumen.

Sementara itu, Technology dan Culture merupakan elemen struktural penting yang

membantu menjaga integritas dari model Knowledge Management Inukshuk. Measurement

dan leadership ditempatkan di bagian paling atas untuk mewakili pentingnya fungsi

menyeluruh dalam mengukur dampak dari KM dan memberikan dukungan leadership untuk

pelaksanaannya [6].

Page 71: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

934

Gambar 2 - Inukshuk KM Model[6]

Inukshuk yang digambarkan pada Gambar 2 adalah contoh model sempurna dari

struktur knowledge yang mampu diadaptasikan keberbagai macam tujuan. Pertama, Inukshuk

sangat terkenal dengan simbol-simbol di Kanada dan memerankan peran yang penting dalam

sejarah dan tradisi. Kedua, Inukhsuk menyerupai manusia, sekaligus mengingatkan bahwa

manusia memilki peranan penting dalam KM. Tidak seperti sepupu jauhnya information

management, KM sangatlah mustahil terbentuk tanpa adanya manusia. Terakhir, meskipun

bentuk Inukshuk mirip, namun mereka tidak mungkin sama satu dan lainnya, sebagaimana

pengimplementasian KM akan berbeda-beda.

Inukshuk dibuat berdasarkan pondasi teknologi, kepemimpinan, dan budaya. Seperti

Inukshuk yang sebenarnya, model ini membutuhkan keseimbangan yang layak agar struktur

bisa berdiri. Jika ada aspek dari KM yang berat sebelah seperti misalnya kemimpinan yang

solid dan teknologi yang canggih namun budaya penerapannya gagal, maka dipastikan

struktur ini akan hancur. Teknologi adalah pemacu dari KM. Dari sudut pandang struktur

Inukshuk, teknologi adalah pedang bermata dua dan harus dipastikan jika teknologi itu

merupakan pemacu KM bukan sebagai halangan. Sekarang ini di beberapa tempat banyak

yang berpendapat bahwa teknologi menimbulkan masalah daripada menyelesaikan masalah.

Namun banyak juga yang berpedapat bahwa video confrence, streaming, dan instant

messaging mempermudah kehidupan.

Kepemimpinan ditempatkan dibagian paling atas untuk memperlihatkan pentingnya

fungsi menyeluruh dari pengukuran dampak KM dan menyediakan kepemimpinan serta untuk

mendukung pelaksanaannya. Beberapa pengetahuan biasanya tumbuh dari dasar, dan butuh

waktu untuk menjadi pengetahuan yang berkualitas dan bisa dimanfaatkan, hal ini tidak akan

banyak memakan biaya jika pertumbuhannya bisa dipimpin oleh sosok kepemimpinan yang

solid.

Budaya dalam struktur organisasi dalam sebuah perusahaan, perubahan budaya

merupakan strategi yang terletak pada corporate level strategy dan business level strategy.

Dalam perspektif KM, budaya bersumber pada tacit knowledge/culture (pengetahuan/budaya

individu) dan explicit knowledge/culture (pengetahuan/ budaya yang dimiliki oleh

organisasi).

Page 72: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

935

C. Knowledge Management Organizational Architecture

Sistem yang mendukung KM menyediakan fungsi spesifik yang berhubungan dengan

komunikasi (e-mail dan forum diskusi); kordinasi (kalender bersama dan daftar tugas);

kolaborasi(workspace bersama); dan kontrol (jalur audit internal dan kontrol versi otomatis).

Sebuah KMS yang berfokus pada pengguna memberi kontribusi pada budaya berbagi dalam

organisasi dengan memberikan rasa kepemilikan sebuah komunitas pengguna yang saling

mendukung [6].

KMS memperjelas prespektif dari para pekerja sebagai pekerja pengetahuan dengan

menyediakan mereka cara untuk membuat pengetahuan dan secara aktif ikut berkontribusi

untuk membagi pengetahuan yang ada. Sebuah KMS memberikan dukungan untuk banyak

fungsi informasi [6], termasuk: (1) Menerima dan menyusun, menangkap dan menyimpan; (2)

Mencari dan mengakses; (3) Menyiptakan dan menyempurnakan; (4) Menggabung,

menyusun, dan mengubah; (5) Melacak. Fungsi-fungsi KMS ini memungkinkan lebih dari

satu individu untuk menyusun aktifitas penting guna membagi dan menggunakan ulang suatu

artifak untuk mencapai suatu tujuan. Singkatnya KMS membantu menyampaikan sifat dasar

dari pekerjaan ataupun keahlian [6]. Sebagai tanggapan dari tingginya permintaan ekonomi

global yang kompetitif, teknologi KMS telah bergabung dengan generasi baru mengelola

informasi. Dari bisnis dan industri, teknologi KM digunakan untuk mendukung pembelajaran

organisasi [6].

Gambar 3 - KM Organizational Architecture [6]

Organisasi arsitektur KM dibagi menjadi 3 tingkatan [6]: (1) Data layer, menyatukan

berbagai jenis data, serta bagaimana penyimpanan yang berbeda-beda (misalnya, database,

dokumen teks, video, dan audio); (2) Process layer, menjelaskan logika yang menggabungkan

dengan kegunaan dan user (orang lain dan sistem lain yang menggunakan data); dan (3) User

interface, menyediakan akses untuk informasi yang dibutuhkan degan tampilan yang

memudahkan pengguna sistem.

D. Knowledge Sharing Model

Knowledge sharing adalah pertukaran pengalaman, peristiwa, pikiran atau pemahaman

tentang suatu pengetahuan sehingga seseorang dapat memperoleh peningkatan wawasan dan

pemahaman serta meningkatkan keahlian [9]. Sedangkan knowledge sharing dalam suatu

organisasi adalah suatu proses menangkap, mengorganisasikan, dan mentransfer pengetahuan

yang bersumber dari pengalaman seseorang dan membuat pengetahuan tersedia untuk orang

Page 73: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

936

lain dalam organisasi. Knowledge sharing merupakan kegiatan utama dari KM. Knowledge

sharing juga dapat dilihat sebagai budaya interaksi sosial yang mencakup pertukaran

seperangkat pemahaman bersama sehingga dapat memberikan pegawai suatu akses informasi

mengenai bidang yang relevan dan menggunakan jaringan pengetahuan dalam organisasi [9].

Knowledge sharing tidak hanya sekedar memberikan sesuatu kepada orang lain atau

mendapatkan sesuatu dari mereka sebagai hasil timbal balik. Namun knowledge sharing

terjadi ketika orang-orang secara alami tertarik untuk membantu satu sama lain untuk

membangun kompetensi dan kapasitas yang baru untuk bertindak. Jadi knowledge sharing

bukan sesuatu yang dipaksakan atau di siapkan secara formal, namun mengalir secara alamiah

dan ada unsur kerelaan untuk membantu orang lain demi kemajuan atau mencapai tujuan

tertentu.

Knowledge sharing juga disebutkan merupakan proses penciptaan pembelajaran. Hal

tersebut dimaksudkan bahwa melalui kegiatan knowledge sharing, maka seseorang akan

mendapatkan pemahaman, wawasan baru terhadap suatu hal, dan peningkatan tersebut

merupakan salah satu bentuk dari adanya pembelajaran. Fokus utama dari knowledge sharing

adalah kemampuan seseorang untuk mengeksplisitkan dan mengkomunikasikan pengetahuan

kepada individu, grup, dan organisasi. Selanjutnya dalam KMS, seorang individu diharapkan

mampu mengkontribusikan pengetahuan mereka melalui sistem yang telah disediakan oleh

organisasi daripada dibagikan secara personal atau kelompok tertentu saja. KMS merupakan

kunci utama keberhasilan kegiatan knowledge sharing di organisasi.

Isu utama dalam KMS adalah harus bisa menunjukkan bahwa knowledge merupakan

sebuah ‘benda publik’ atau public good. Artinya adalah bahwa knowledge atau pengetahuan

tersebut harus tersedia untuk seluruh anggota organisasi tanpa melihat apakah mereka semua

turut berkontribusi apa tidak. Sebuah aplikasi KMS memiliki peran yang penting dalam

mendorong knowledge sharing pada perusahaan [10]. KMS dapat digunakan untuk

memfasilitasi, menghasilkan, mempertahankan, dan berbagi pengetahuan pada organisasi.

Untuk menguji peranan teknologi informasi dalm hal ini, yaitu KMS sebagai tools untuk

melakukan knowledge sharing, maka perlu menekankan bagaimana pengaruh KMS sebagai

faktor utama dan lingkungan organisasi sebagai faktor pendukung yang mampu mendorong

sikap individu untuk melakukan knowledge sharing.

Bahwa berbagi pengetahuan (knowledge sharing) adalah suatu bentuk perilaku

(behavior) Konstruk yang digunakan dalam pengumpulan data primer menggunakan Theory

of Planned Behavior [11-13] yang merupakan pengembangan dari Theory of Reason Action

[14]. Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa manusia berperilaku dengan cara

yang sadar dan mempertimbangkan segala informasi yang tersedia. Dalam TRA ini, seseorang

dapat melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tergantung dari niat yang dimiliki oleh

orang tersebut, bahwa niat melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu dipengaruhi

oleh dua penentu dasar, yang pertama berhubungan dengan sikap (attitude towards behavior)

dan yang lain berhubungan dengan pengaruh sosial yaitu norma subjektif (subjective norms)

[14]. Dalam upaya mengungkapkan pengaruh sikap dan norma subjektif terhadap niat untuk

dilakukan atau tidak dilakukannya perilaku, TRA ini dilengkapi dengan keyakinan (beliefs).

Page 74: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

937

Dikemukakannya bahwa sikap berasal dari keyakinan terhadap perilaku (behavioral beliefs),

sedangkan norma subjektif berasal dari keyakinan normatif (normative beliefs).

.

Gambar 4 - Theory Reasoned Action [14]

Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan pengembangan lebih lanjut dari TRA,

dengan ditanambahkan konstruk yang belum ada dalam TRA, yaitu kontrol perilaku yang

dipersepsi (perceived behavioral control)[11]. Konstruk ini ditambahkan dalam upaya

memahami keterbatasan yang dimiliki individu dalam rangka melakukan perilaku tertentu.

Dengan kata lain, dilakukan atau tidak dilakukannya suatu perilaku tidak hanya ditentukan

oleh sikap dan norma subjektif semata, tetapi juga persepsi individu terhadap kontrol yang

dapat dilakukannya yang bersumber pada keyakinannya terhadap kontrol tersebut (control

beliefs). Secara lebih lengkap Ajzen [12] menambahkan faktor latar belakang individu ke

dalam perceived behavioral control, sehingga secara skematik perceived behavioral control

dilukiskan sebagaimana pada gambar 5.

Gambar 5 - Theory of Planned Behavior [11]

E. Metode Pengembangan Knowledge Management

Referensi metode penelitian yang digunakan adalah metodologi KM Amrit Tiwana

[15] yang dijalaskan pada gambar 3. Metode ini digunakan penulis sebagai rujukan dari

metode penelitian yang digunakan namun metode dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan

sistem dan dilakukan beberapa penyesuaian untuk diterapkan pada penelitian yang akan

dilaksanakan di lingkungan Telkomsel sehingga metode disusun sebagai berikut. Pada

metode ini terdapat 4 Fase utama, yaitu: Inisialisasi, Analisis dan Desain KM, Develop KM

dan Evaluasi KM. Dengan metode ini diharapkan dapat memberikan jawaban atas masalah,

yaitu sebuah rancangan desain aplikasi KMS untuk Telkomsel.

Inisialisasi, tahap ini merupakan fase awal dalam penelitian, pada tahap inisialisasi

terdapat langkah awal yang dilakukan saat menginisialisasi suatu penelitian yaitu studi

literatur yang berkaitan dengan knowledge sharing. Yang menjadi input dari tahap ini yaitu

beberapa jurnal dan buku yang berisi teori, penelitian, dan model dari KM. Kemudian

outputnya yaitu rangkuman suatu studi literatur terkait penelitian yang akan dibahas dan

Page 75: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

938

dibandingkan sehingga didapat teori, metode, dan model penelitian yang sesuai dengan

penelitian yang dilakukan.

Fase Kedua, Analisis dan Desain Knowledge Sharing Menggunakan Metode FAST.

Pada tahap kedua ini, penelitian dimulai dari analisis infrastruktur yang tersedia untuk

menunjang Knowledge Sharing, kemudian dilanjutkan dengan menyelaraskan strategi

Knowledge Sharing dengan strategi bisnis Telkomsel sehingga dapat dilakukan langkah

selanjutnya yaitu dilakukan analisis kebutuhan Knowledge Sharing sehingga dapat dilakukan

perancangan dari KMS yang akan dibangun. Input dari langkah ini yaitu berupa form

wawancara yang telah dilakukan kepada user terkait dengan KMS sedangkan outputnya yaitu

berupa hasil dari perancangan Knowledge Sharing secara keseluruhan.

Berikut adalah penjelasan dari masing-masing kegiatan dalam fase kedua ini, yaitu:

(1) Pada langkah ini yang menjadi input adalah form wawancara yang berisi tentang

infrastruktur yang ada di PT. Telkomsel Regional Sumbagsel; (2) Form wawancara tersebut

disusun/didapat dari sumber-sumber antara lain: buku dan journal yang pernah membahas

tentang knowledge management dalam organisasi; (3) Proses pada langkah ini, yaitu

melakukan wawancara/interview dengan pihak Telkomsel antara lain: bagian Information

Technology di Telkomsel; (4) Sedangkan untuk output yang didapat adalah peta infrastruktur

saat ini dan peta infrastruktur teknologi yang harus ditambahkan untuk mendukung KMS

dapat berjalan dengan lancar.

Selanjutnya masih merupakan lanjutan dari fase kedua, dilakukan Langkah

Menyelaraskan Strategi Knowledge Sharing dengan Strategi Bisnis Telkomsel. Tahap

analisis infrastruktur yang ada ini merupakan kegiatan untuk menggali pemahaman mengenai

komponen yang membangun strategi dan kerangka teknologi informasi yang akan digunakan

dalam KM. Dengan menganalisa dan menghitung apa yang sudah tersedia di perusahaan,

maka kita bisa mengidentifikasi kesenjangan dari infrastruktur tersebut. Dari hasil analisa

tersebut, kita mampu membangun KM dengan sumber daya yang sudah ada. Dokumen

strategi bisnis Telkomsel dan dokumen strategi knowledge management sebagai input dalam

langkah ini. Dan proses yang dilakukan berupa wawancara/interview dan mengumpulkan

dokumen dari kepala Bagian Information Technology PT. Telkomsel Regional Sumbagsel.

Output yang dihasilkan pada langkah ini, yaitu berupa analisis kelayakan dengan fokus utama

untuk mencapai keselarasan antara KMS yang akan didesain dengan strategi bisnis yang

dimiliki oleh Telkomsel. Kegiatan menyelaraskan Knowledge Sharing dan strategi bisnis

dilakukan untuk menghasilkan KMS yang sesuai dengan tujuan organisasi. Kunci dari

kegiatan ini adalah mengidentifikasi apa yang bisa digunakan dan tidak bisa digunakan dalam

KMS.

Langkah berikutnnya dari fase kedua adalah melakukan Analisis Knowledge

Management. Dari data infrastruktur yang didapat dan daftar aset pengetahuan serta sistem

yang dimiliki Telkomsel, maka bisa dilanjutnya untuk proses menerjemahkan kebutuhan

pengguna. Tahap analisis ini menggunakan metode FAST. Analisis KM dilakukan untuk

menentukan kebutuhan pengguna dan kebutuhan sistem yang akan dibuat, aktivitas yang

dilakukan adalah: (1) Menganalisis hasil audit sistem yang dilakukan pada langkah

sebelumnya yaitu kebutuhan perusahaan akan KM; (2) Menganalisis kebutuhan umum sistem;

Page 76: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

939

(3) Menentukan spesifikasi kebutuhan fungsional dan kebutuhan nonfungsional; (4)

Menentukan prioritas kebutuhan sistem; dan (5) Mendokumentasikan kebutuhan sistem.

Analisis Infrastruktur yang ada

Menyelaraskan KM dengan strategi bisnis

Desain infrastruktur KM

Audit terhadap aset pengetahuan dan sistem yang ada

Desain Tim Knowledge Management

Membuat Blueprint Knowledge Management

Mengembangkan SistemKnowledge Management

Penyebaran, menggunakan metodologi Result-driven Incremental

Mengelola perubahan, budaya dan struktur reward

Melakukan Evaluasi kinerja, mengukur ROI dan menyempurkan knowledge management secara periodik

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Tahap I :Evaluasi

Infrastruktur

Tahap II :Analisis, Desain

dan Pengembangan

Sistem KM

Tahap III :Sistem

Penyebaran/ Deployment

Tahap IV :Evaluasi

Gambar 6 - Ten Step KM Roadmap [15]

Selanjutnya dilakukan langkah Desain Knowledge Management, dimana langkah ini

mempunyai input berupa daftar kebutuhan sistem, lengkap dengan desain infrastruktur, dan

daftar aset serta sistem yang selanjutnya akan diproses untuk mendesain KMS. Dikarenakan

pada tahap ini menggunakan pendekatan FAST maka output yang dihasilkan berupa gambar

alur proses dalam bentuk DFD dan relasi data dalam bentuk ERD. Pada langkah ini bertujuan

untuk membuat gambaran proses-proses yang terjadi pada sistem yang akan dikembangkan

dan hubungan antar data. Aktivitas yang dilakukan adalah: (1) Menentukan input, proses, dan

output yang akan diterapkan pada perangkat lunak sesuai dengan konteks penelitian; (2)

Membuat gambaran atau rancangan alur proses-proses yang akan diterapkan pada perangkat

lunak dalam bentuk gambar atau diagram; (3) Membuat hubungan atau relasi data dalam

bisnis data; dan terakhir (4) Mendokumentasikan gambar alur proses dalam bentuk DFD dan

relasi data dalam bentuk ERD.

Pada Fase Ketiga yaitu Develop Knowledege Management. Pengembangan KM

merupakan tahap lanjutan dari hasil-hasil tahap analisa dan desain KM. Input dari tahap ini

yaitu perancangan KM yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya sedangkan outputnya

yaitu aplikasi KMS yang telah dibangun sesuai dengan perancangan. Pada tahap ini akan

dilakukan dua langkah, yaitu membuat interface KM beserta implementasi dan pengujian dari

KM yang telah dibuat.

Dalam membuat Interface Knowledge Management, peneliti mengguna literatur dari

buku dan internet sebagai input dalam membuat interface KMS. Dari sumber-sumber itu,

selanjutnya adalah proses pembuatan interface KMS. Dan output dari langkah ini yaitu berupa

interface KMS. Langkah ini kebutuhan-kebutuhan yang telah didefinisikan dan di gambarkan

pada langkah sebelumnya direpresentasikan ke dalam bentuk blueprint perangkat lunak

sebelum proses coding dimulai., aktivitas yang dilakukan pada langkah ini adalah: (1)

Membuat rancangan alur sistem untuk setiap proses secara detail dalam dokumen bentuk

gambar agar mudah dipahami pada saat proses coding dalam bentuk Physical Data Flow

Diagram; (2) Membuat rancangan database serta alur data pada setiap tabel database secara

Page 77: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

940

rinci dalam bentuk gambar perancangan logic skema database; (3) Membuat rancangan input,

proses, output yang akan dihasilkan dari perangkat lunak; (4) Membuat rancangan user

interface untuk setiap menu atau fitur-fitur yang akan digunakan pada perangkat lunak; dan

(5) Mendokumentasikan desain perangkat lunak KM.

Langkah berikutnya dari fase ketiga ini adalah Implementasi dan Pengujian

Knowledge Management. Langkah ini bertujuan untuk menerjemahkan desain yang telah

dibuat ke dalam kode-kode dengan menggunakan bahasa pemrograman yang telah ditentukan

oleh programmer dan melakukan penyatuan unit program kemudian diuji secara keseluruhan,

aktivitas yang dilakukan adalah: (1) Membuat user interface atau tampilan halaman perangkat

lunak dalam bahasa pemrograman HTML dan CSS sesuai dengan rancangan interface yang

telah ditetapkan; (2) Membuat database sistem sesuai dengan data dan rancangan database

yang telah dibuat pada tahap sebelumnya dalam bahasa pemrograman MySql; (3) Membuat

coding untuk seluruh proses-proses system mulai dari input, proses, dan output sesuai dengan

rancangan sebelumnya dengan bahasa pemrograman PHP; (4) Melakukan uji coba terhadap

perangkat lunak secara rinci mulai dari user interface program, input setiap menu, fungsi-

fungsi pada setiap proses dan bentuk output yang dihasilkan oleh perangkat lunak tersebut;

(5) Membuat dokumentasi instalasi dan konfigurasi perangkat lunak; dan terakhir (6)

Membuat dokementasi hasil uji coba perangkat lunak yang berguna untuk programmer

dalam memperbaiki kesalahan dan kekurangan perangkat lunak.

4. Hasil dan Pembahasan

Merujuk kembali pada rumusan masalah dan tujuan penelitian, bahwa penelitian ini

bermaksud untuk mengembangkan sistem berbasis komputer agar dapat menjadi sarana dan

fasilitator dalam melakukan kegiatan knowledge sharing. Berdasarkan hasil analisis kuesioner

dan pendefinisian kebutuhan fungsional sistem, maka berikut ini merupakan user requirement

yang diyakini oleh user dapat memfasilitasi knowledge sharing jika tersedia fitur-fitur

sebagaimana tercantum pada tabel 2. Pemetaan fitur tersebut diperoleh dari user requirement

yang didapat melalui teknik kuantitatif dengan melakukan sampling kuesioner pada pegawai

dengan teknik Bivariate Correlation Pearson. Sebagai pembanding dari user requirement

tersebut, juga dilakukan teknik kuantitatif berupa wawancara dan observasi di mana

ditemukan kesesuaian antara hasil analisis teknik kualitatif dan teknik kuantitatif.

Pembangunan KMS ini dikembangkan berdasarkan user requirement yang

pengimplementasiannya disesuaikan dengan SECI Model dalam proses knowledge transfer

dan The Inukhsuk Knowledge Management Model dalam penerapannya di lingkungan

perusahaan. Untuk itu berikut ini adalah tabel penjelasan antara penerapan The Inukhsuk

Knowledge Management Model yang di dalamnya terdapat proses SECI Model dan

dituangkan ke dalam penerapan fitur-fitur yang terdapat dalam KMS PT. Telkomsel Regional

Sumbagsel. Fitur-fitur ini dipilih berdasarkan analisis hasil kuesioner sebelumnya dan dinilai

layak untuk mendukung penerapan knowledge sharing perusahaan. Dalam penerjemahan

kebutuhan user ini, user meyakini bahwa perilaku knowledge sharing dapat dibentuk jika

disediakan fitur-fitur tertentu. Berikut ini akan dijelaskan hubungan antara pemetaan fitur dan

pengimplementasiannya pada SECI Model dan The Inukhsuk Knowledge Managemnt Model.

Page 78: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

941

Dengan demikian diketahui bahwa fitur-fitur yang dirancang berdasarkan hasil

kuesioner serta model dari knowledge management dinilai layak dan sesuai untuk diterapkan

pada PT. Telkomsel Regional Sumbagsel karena dapat memenuhi kebutuhan user dan sesuai

dengan struktur dan lingkungan yang ada pada perusahaan. Dengan dibangunnya KMS yang

mengacu pada SECI Model dan The Inukshuk Knowledge Management Model KMS

merupakan solusi untuk membangun budaya knowledge sharing antar pegawai PT. Telkomsel

Regional Sumbagsel guna efektivitas dan produktivitas menuju keunggulan yang kompetitif.

Tabel 1 - Pemetaan Fitur KMS Berdasarkan User Requirement

KNOWLEDGE GOAL

MENU-MENU YANG

MENDUKUNG

KNOWLEDGE GOAL

Normative

1. Menciptakan budaya

pembelajaran.

2. Menciptakan komunikasi yang

kuat dengan budaya sharing

knowledge.

3. Membuat wadah aspirasi dan

inspirasi.

1. Profil KMS

2. Knowledge Portal

3. Forum Diskusi

4. Materi Training

5. Notulen Rapat

6. Reward

Strategic

1. Menyebarkan informasi dan

knowledge

2. Meningkatkan pengetahuan

dalam mencapai visi dan misi

perusahaan

3. Membuat sistem

pendokumentasian pengetahuan

1. Profil KMS

2. Knowledge Portal

3. Forum Diskusi

4. Materi Training

5. Notulen Rapat

6. Reward

Operational

1. Meminimalisasi adanya

redudansi kerja

2. Memfasilitasi knowledge sharing

antar pegawai

3. Mengurangi pengulangan

kesalahan

1. Profil KMS

1. 2. Forum diskusi

2. 3. Knowledge searching

Tabel 2 - Penerapan Sistem dalam The Inukshuk Knowledge Management Model

NO BENTUK

PENERAPAN

PROSES MODEL THE INUKSHUK KNOWLEDGE

MANAGEMENT MODEL

FOUNDATION

1. Technology 1. Tersedianya perangkat keras (hardware) pendukung

yang dapat digunakan untuk menerapkan sistem yang

akan dikembangkan. Adapun spesifikasi teknologi yang

tersedia yaitu:

Processor

Memory

Harddisk

: Intel(R) Core(TM)2 Duo CPU

E6750 @ 2.66Ghz 2.67 GHz

2005 MB DDRAM

240 GB 3.5“

Page 79: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

942

Floppy Disk

Optical Drive

Keyboard

Mouse

CPU

Monitor

Lan Card

1.44 MB 3.5”

DVD ROOM

PS/2

PS/2

Lenovo

17“ LCD

Unit @Gigabit Ethernet

2. Data akan disimpan di dalam basis data MySQL yang

berjalan pada Microsoft Windows 7.

3. Teknologi adalah media penyebaran informasi melalui

sarana internet yang digunakan untuk mendukung tiap

kegiatan kerja di dalam perusahaan. Indikator yang dapat

diamati adalah:

· Pemahaman tentang internet sudah baik.

· Frekuensi menggunakan fasilitas internet selama jam

kerja yang cukup baik.

· Fasilitas internet yang ada sangat membantu proses kerja karyawan.

· Fasilitas internet meningkatkan efisiensi kerja dari segi waktu dan biaya.

· Frekuensi penggunaan internet untuk mencari

informasi dan menambah pengetahuan yang cukup

tinggi.

· Pemanfaatan teknologi di departemen sudah benar-benar efektif.

· Fasilitas internet sangat membantu di dalam menyimpan dan mengirim data.

2. Leadership Peran Manajer HRD dalam memantau dan memonitoring

proses dan alur knowledge yang ada dalam sistem. Dalam

hal ini Manajer HRD memiliki wewenang khusus dimana

fungsi kepemimpinan disini digunakan untuk tolak ukur

dalam peningkatan kinerja pegawai. Dalam sistem ini

terdapat fitur reward yang memungkinkan Manajer HRD

untuk melakukan pemantauan alur knowledge yang ada

dalam KMS serta memberikan reward bagi pegawai yang

dinilai layak dan aktif dalam melakukan kegiatan knowledge

sharing.

3. Culture Supaya fitur yang telah dikembangkan pada knowledge

management system dapat berhasil dilaksanakan maka

pegawai diwajibkan untuk melakukan login pada KMS ini,

kemudian hal-hal berikut ini harus dibudayakan pada

anggotanya, baik secara individu maupun insitusi:

1. Menciptakan Knowledge: knowledge diciptakan begitu

seseorang menentukan cara baru untuk melakukan

sesuatu atau menciptakan know-how.

2. Menangkap Knowledge: knowledge baru

diidentifikasikan sebagai bernilai dan direpresentasikan

Page 80: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

943

dalam suatu cara yang masuk akal.

3. Menjaring Knowledge: knowledge baru harus

ditempatkan dalam konteks agar dapat ditindaklanjuti.

Hal ini menunjukkan kedalaman manusia (kualitas tacit)

yang harus ditangkap bersamaan dengan fakta explicit.

4. Menyimpan Knowledge: knowledge yang bermanfaat

harus disimpan dalam format yang baik dalam

penyimpanan knowledge, sehingga semua anggota dalam

organisasi dapat mengaksesnya.

5. Mengolah Knowledge: seperti

perpustakaan, knowledge harus dibuat up-to-date. Hal

tersebut harus di-review untuk menjelaskan apakah

relevan atau akurat.

6. Menyebarluaskan Knowledge: knowledge harus tersedia

dalam format yang bermanfaat untuk semua orang dalam

organisasi yang memerlukan, dimanapun dan tersedia

setiap saat.

Dalam setiap kegiatan yang dilakukan pegawai pada KMS,

maka terdapat reward yang berupa poin yang secara

otomatis terakumulasi dan dimonitoring oleh Manager HRD.

Selanjutnya hasil dari reward ini digunakan dalam

penentuan peningkatan kinerja pegawai.

PROCESS (SECI MODEL)

NO BENTUK

PENERAPAN KETERANGAN

PROSES

SECI

MODEL

1. Interaksi antar

pegawai dalam

bentuk:

- Fitur Chatting

Aplikasi yang memfasilitasi

sharing (penyebar luasan),

pemindahan, dan penciptaan

pengetahuan tacit dari pegawai ke

pengetahuan tacit oleh pegawai

lainnya melalui interaksi dan

pengalaman langsung. Pada saat

pegawai membuka fitur chatting

yang memungkinkan pegawai

bersosialisasi mentransferkan

pengetahuan tacit ke tacit.

Sehingga terdapat transfer

knowledge antar pegawai yang

berbentuk tacit dan sistem ini

digunakan sebagai media untuk

transfer pengetahuan tersebut.

Socialization

2. Fitur pembuatan

dokumen dari hasil:

- Forum Knowledge

- Forum Diskusi

Aplikasi yang dapat memfasilitasi

penciptaan ataupun pengkonversian

pengetahuan tacit pegawai menjadi

sesuatu yang bisa diakses oleh

Externalization

Page 81: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

944

- Forum Training

- Forum Notulen

rapat

melalui dialog dan

refleksi.

pegawai dalam bentuk explicit.

Pada proses ini, kumpulan

knowledge yang awalnya berbentuk

tacit dan merupakan aset pribadi

masing-masing individu, disimpan

ke dalam database yang berbentuk

explicit dan bisa diakses oleh

banyak pegawai. Saat pegawai

menginputkan dokumen knowledge

dan notulen rapat, maka secara

langsung pengetahuan yang

awalnya berbentuk tacit berubah

menjadi explicit. Saat pengetahuan

sudah tertuang dalam database

maka pegawai dapat mengaksesnya

dan memudahkan proses knowledge

sharing.

3. 1. Fitur melihat

dokumen

pengetahuan, fitur

melihat berita

knowledge

terbaru, diskusi

terbaru, training

terbaru, notulen

rapat terbaru dan

melihat reward

pengguna.

2. Fitur pencarian.

Aplikasi yang memfasilitasi

pemanfaatan pengetahuan explicit

yang ada dalam organisasi menjadi

suatu pembelajaran dan akuisisi

knowledge yang disebarkan

langsung kepada organisasi

sehingga dapat diserap pegawai ke

dalam bentuk tacit. Saat seorang

pegawai telah menginputkan

knowledge sehingga berbentuk

explicit. Maka saat pegawai lainnya

mengakses knowledge tersebut dan

mempelajarinya, maka knowledge

tersebut menjadi knowledge tacit

bagi pegawai yang telah

mengaksesnya.

Internalization

MEASUREMENT

1.

Measurement

Dalam hal ini dilakukan pengukuran dari implementasi KMS

yang berupa wawancara kepada Manajer IT untuk mengukur

apakah KMS yang dikembangkan bisa memenuhi user

requirement untuk melakukan knowledge sharing.

Berdasarkan wawancara sebelumnya maka disusun kembali

pertanyaan untuk mengukur apakah KMS dapat

memfasilitasi knowledge sharing. Data terlampir yang

hasilnya yaitu KMS dinilai layak untuk menjadi fasilitator

dalam melakukan knowledge sharing. Fitur –fitur yang

dikembangkan memenuhi kebutuhan user dan dianggap

mampu mendukung proses knowledge sharing dalam PT.

Telkomsel Regional Sumbagsel.

Page 82: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

945

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan hasil pembahasan yang telah

diuraikan pada bab-bab sebelumnya, ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pembangunan Knowledge Management System (KMS) pada PT. Telkomsel Regional

Sumbagsel dikembangkan dengan fitur-fitur yang mampu mendukung kegiatan

Knowledge Sharing. Dalam hal ini KMS berfungsi sebagai fasilitator bagi perusahaan

untuk menumbuhkan budaya Knowledge Sharing demi mendukung akselerasi dari

learning skill dan learning capability pegawai. KMS juga berperan dalam membantu

perusahaan dalam menyediakan media untuk menyimpan dan memanfaatkan

knowledge yang ada pada SDM perusahaan. Dengan terdokumentasikannya

knowledge yang ada pada perusahaan juga mencegah terjadinya brain drain (hilangnya

pengetahuan) serta terwujudnya pemerataan knowledge demi pengembangan SDM

dan perusahaan.

2. Fitur-fitur KMS yang dibangun pada perusahaan harus sesuai dengan proses bisnis

perusahaan sehingga penerapan KMS dapat mendukung kegiatan knowledge sharing.

KMS ini dapat memudahkan pegawai dalam berbagi knowledge yang awalnya

berbentuk tacit menjadi knowledge yang berbentuk explicit. Pembangunan fitur-fitur

yang ada pada KMS ini mengacu pada SECI model dan The Inukhsuk Knowledge

Management Model yang membantu pegawai untuk mendokumentasikan berbagai

knowledge, baik berupa knowledge base atau best practice, serta mengorganisasikan

data diskusi, training, dan notulen rapat. KMS ini juga dilengkapi fitur reward yang

dirancang untuk memacu pegawai agar dapat berpartisipasi dalam kegiatan knowledge

sharing sehingga budaya sharing tersebut dapat tercipta pada perusahaan.

3. Dalam penelitian ini, penulis telah berhasil menggunakan teknik kuantitatif yang

diaplikasikan untuk pengembangan perangkat lunak yang bersifat sampling

menyeluruh dan sebagai tools dalam fase pendefinisian user requirements. Dalam

teknik kualitatif ini penulis menyebarkan kuesioner kepada pegawai PT. Telkomsel

Regional Sumbagsel sehingga didapat fitur-fitur KMS yang sesuai dengan kebutuhan

user. Dengan adanya kuesioner ini maka hasil pendefinisian kebutuhan didapatkan

kesesuaian antara hasil teknik kualitatif dan teknik kuantitatif sehingga hasil

pendefinisian kebutuhan yang didapatkan bersifat lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

[1] G. P. Romhardt, Managing Knowledge: Building Blocks for Success. New York: John

Wiley & Sons Ltd., 2003.

[2] A. Tiwana, The Essensial Guide To Knowledge Management. New Jersey: Prentice Hall

PTR, 2001.

[3] Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta, 2013.

[4] L. Widayana, KM : Meningkatkan Daya Saing Bisnis. Malang: Bayumedia Publishing,

2009.

[5] T. Kristanti and N. Pamela, "Penerapan KM System Berbasis Website CMS pada Divisi

Produksi CV. Indotai Pratama Jaya," Jurnal Sistem Informasi, vol. 6, pp. 89-99, 2011.

Page 83: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Jurnal Sistem Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1,April 2016,

ISSN Print : 2085-1588

ISSN Online : 2355-4614

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/index

email: [email protected]

CCS, Vol.x, Julyxxxx, pp. 1~

946

[6] K. Dalkir, Knowledge management in theory and practice. Cambridge, Massachusset:

MIT Press, 2011.

[7] P. M. Carrillo, et al., "Knowledge management in UK construction: strategies, resources

and barriers," 2004.

[8] I. Nonaka and H. Takeuchi, The Knowledge-Creating Company: How Japanese

Companies Creating the Dynamics of Innovation. New York: Oxford University Press,

1995.

[9] M. A. Balubaid, "Using Web 2.0 Technology to Enhance Knowledge Sharing in an

Academic Department," Procedia - Social and Behavioral Sciences, vol. 102, pp. 406-

420, 2013.

[10] S. S. Chen, et al., "Behavioral intention formation in knowledge sharing: Examining the

roles of KMS quality, KMS self-efficacy, and organizational climate," Knowledge-

Based Systems, vol. 31, pp. 106-118, Jul 2012.

[11] I. Ajzen, "From intentions to actions: A theory of planned behavior. ," in Action control

from cognition to behavior, J. Khul and J. Beckmann, Eds., ed Berlin: Verlag, 1985, pp.

10-39.

[12] I. Ajzen, Attitudes, personality and behaviour. Berkshire, England, UK.: Open

University Press, McGraw-Hill International, 2005.

[13] I. Ajzen, "Theory of planned behavior," in Handbook of Theories of Social Psychology.

vol. 1, P. A. M. V. Lange, et al., Eds., ed: SAGE, 2011, p. 438.

[14] I. Ajzen and M. Fishbein, "Understanding attitudes and predicting social behaviour,"

1980.

[15] A. Tiwana, The Knowledge Management Toolkit: Prentice Hall, 2000.

Page 84: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

COPYRIGHT FORM

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Email :

Penulis paper dengan judul :

Dengan ini menyetujui bahwa:

1. Penulis paper menjamin bahwa paper di atas adalah asli (original), tidak pernah

dipublikasikan ke tempat lain, atau tidak sedang dalam proses publikasi di tempat lain.

2. Dengan diterimanya paper di atas untuk publikasi di JSI, maka JSI memiliki hak cipta atas

paper tersebut. Kepemilikan hak cipta meliputi hak untuk memperbanyak dan

mendistribusikan, termasuk mencetak ulang, menerjemahkan, dan/atau membuat

reproduksi paper dalam bentuk lain, baik secara offline maupun online.

3. Penulis paper mempunyai hak untuk mempublikasikan paper di atas secara online di

alamat website pribadi/institusinya dengan mencantumkan link alamat online Jurnal

Sistem Informasi (JSI) untuk paper yang sama.

4. Penulis paper menjamin bahwa paper di atas adalah asli (original), kecuali untuk kutipan

dari karya cipta orang lain, dengan disertai izin dari pemegang hak cipta.

5. Penulis menjamin bahwa paper di atas tidak mengandung pernyataan memfitnah dan tidak

melanggar hak cipta, merek dagang, paten, hak hukum atau kepatutan hak orang lain.

6. Penulis pertama bersedia mengambil tanggung jawab terhadap isi paper, atas nama

penulis, penulis kedua, ketiga dan seterusnya.

………., ……………………

Tanda Tangan:

Nama:

Page 85: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Tanggungjawab Editor

1. Editor JSI bertanggungjawab dalam memutuskan artikel yang layak dipublikasikan melalui rapat dewan redaksi Setelah mendapat rekomendasi dari hasil penilaian reviewer.

2. Dalam proses penerimaan artikel, tim editor berasaskan pada asas kesamaan perlakuan. 3. Dalam proses review jurnal dan pengambilan keputusan publikasi (artikel), tim editor tidak

membedakan ras, jenis kelamin, agama, etnis, kewarganegaraan, atau ideologi politik penulis. 4. Editor dan tim editorial tidak akan mengungkapkan setiap informasi tentang naskah atau artikel

yang masuk kecuali atas izin penulisnya. 5. Naskah (artikel) yang tidak diterbitkan setelah diajukan tidak akan digunakan oleh penelitian

editor sendiri dan akan dikembalikan langsung kepada penulisnya.

Tanggungjawab Reviewer

Reviewer membantu editor dalam membuat keputusan editorial terhadap naskah/artikel yang masuk

1. Reviewer bertanggungjawab terhadap rekomendasi arikel yang direview 2. Reviewer naskah dilakukan secara obyektif, dan didukung oleh argumentasi yang jelas. 3. Reviewer bertanggungjawab terhadap kutipan, referensi, dan plagiarisme atas artikel yang

direview. 4. Reviewer menjaga kerahasiaan informasi untuk keuntungan pribadi.

Tanggungjawab Penulis

1. Penulis harus menyajikan artikel hasil pemikiran atau penelitiannya secara jelas, jujur, dan tanpa plagiasi, dan manipulasi data.

2. Penulis bertanggungjawab atas konfirmasi yang diajukan atas artikel yang telah ditulis. 3. Penulis harus mematuhi persyaratan publikasi berupa orisinalitas karya, tidak plagiat, dan

belum pernah diterbitkan di jurnal atau publikasi lain. 4. Penulis harus menunjukkan rujukan dari pendapat dan karya orang lain yang dikutip 5. Penulis harus menulis naskah atau artikel secara etis, jujur dan bertanggung jawab, sesuai

dengan peraturan kepenulisan ilmiah yang berlaku. 6. Penulis dilarang mengirimkan/menerbitkan artikel yang sama ke lebih dari satu jurnal atau

publikasi. 7. Penulis tidak berkeberatan jika naksah mengalami penyuntingan tanpa mengubah subtansi atau

ide pokok tulisan. 8. Penulis harus mengisi copyright form yang sudah disediakan oleh JSI dan dapat didonwload.

Tanggungjawab Penerbit (Publisher)

1. Fakultas Ilmu Komputer, UNSRI sebagai penerbit jurnal ilmiah JSI bertanggungjawab menerbitkan artikel yang setelah melalui proses editing, peer review, layout sesuai dengan aturan penerbitan Jurnal Ilmiah.

2. Fakultas Ilmu Komputer, UNSRI bertanggungjawab menjamin kebebasan akademik bagi para editor dan reviewer dalam menjalankan tugasnya maisng-masing.

3. Fakultas Ilmu Komputer, UNSRI bertanggungjawab menjaga privasi dan melindungi kekayaan intelektual dan hak cipta, dan kebebasan editorial

Page 86: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

TATA CARA PENULISAN NASKAH JSI

JUDUL DITULIS DENGAN FONT TIMES NEW ROMAN 12 BOLD

(Max 15 kata: Bahasa Indonesia dan Max 12 kata: Bahasa Inggris) (Center, Bold, Times New Roman 12, max 15 words)

Penulis1, Penulis2, Penulis3 [time new roman 11 bold] 1,2,3 departemen, fakultas, institusi [time new roman 11]

Alamat kota, kode pos [time new roman 11]

Telp: (kode kota) nomor telepon, Fax: (kode kota) Nomor Fax [time new roman 11]

e-mail: [email protected]

Abstrak Abstrak yang dipersiapkan dengan baik, memungkinkan pembaca untuk mengidentifikasi konten

dasar dari dokumen dengan cepat dan akurat, untuk menentukan relevansinya dengan kepentingan

mereka, dan dengan demikian mereka dapat memutuskan apakah akan membaca dokumen secara

keseluruhan atau tidak. Abstrak harus informatif dan benar-benar jelas, memberikan pernyataan yang

jelas apa permasalahan yang ada, pendekatan atau solusi yang diusulkan, dan menunjukkan temuan

utama dan simpulan. Panjang abstrak harus dalam 100 sampai 150 kata. Abstrak harus ditulis dalam

bentuk lampau. Standar nomenklatur harus digunakan dan singkatan harus dihindari. Tak ada

pengutipan dalam abstrak. Daftar kata kunci memberikan kesempatan untuk menambahkan kata kunci,

yang digunakan untuk layaan peng-indeks-kan dan pengabstrakan, di samping yang sudah ada dalam

judul. Sangat bijaksana menggunakan kata kunci yang dapat meningkatkan kemudahan dari pihak yang

berkepentingan untuk dapat menemukan artikel kita.

Kata kunci: maksimal 5 kata terpenting dalam makalah

Abstract A well-prepared abstract enables the reader to identify the basic content of a document quickly

and accurately, to determine its relevance to their interests, and thus to decide whether to read the

document in its entirety. The Abstract should be informative and completely self-explanatory, provide a

clear statement of the problem, the proposed approach or solution, and point out major findings and

conclusions. The Abstract should be 100 to 150 words in length. The abstract should be written in the

past tense. Standard nomenclature should be used and abbreviations should be avoided. No literature

should be cited. The keyword list provides the opportunity to add keywords, used by the indexing and

abstracting services, in addition to those already present in the title. Judicious use of keywords may

increase the ease with which interested parties can locate our article.

Keywords: maximum 5 keywords from paper

1. INTRODUCTION

The main text format consists of a flat left-right columns on A4 paper. The margin text from the

left, right, top, and bottom 3 cm. The manuscript is written in Microsoft Word, single space, Arial 12pt

and maximum 15 pages, which can be downloaded at the website:

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/login?source=%2Findex.php%2Fjsi%2Fuser

A title of article should be the fewest possible words that accurately describe the content of the

paper. Omit all waste words such as "A study of ...", "Investigations of ...", "Implementation of ...”,

"Observations on ...", "Effect of.....", “Analysis of …”, “Design of…” etc. Indexing and abstracting

services depend on the accuracy of the title, extracting from it keywords useful in cross-referencing and

computer searching. An improperly titled paper may never reach the audience for which it was intended,

so be specific.

The Introduction should provide a clear background, a clear statement of the problem, the

relevant literature on the subject, the proposed approach or solution, and the new value of research which

it is innovation. It should be understandable to colleagues from a broad range of scientific disciplines.

Page 87: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Organization and citation of the bibliography are made in Vancouver style in sign [1], [2] and so

on. The terms in foreign languages are written italic (italic). Authors are suggested to present their articles

in the section structure: Introduction - The Proposed Method/Algorithm (optional) - Research

Method - Results and Discussion – Conclusion [3].

Literature review that has been done author used in the chapter "Introduction" to explain the

difference of the manuscript with other papers, that it is innovative, it are used in the chapter "Research

Method" to describe the step of research and used in the chapter "Results and Discussion" to support the

analysis of the results [2]. If the manuscript was written really have high originality, which proposed a

new method or algorithm, the additional chapter after the "Introduction" chapter and before the "Research

Method" chapter can be added to explain briefly the proposed method or algorithm [4].

2. RESEARCH METHOD

Explaining research chronological, including research design, research procedure (in the form of

algorithms, Pseudocode or other), how to test and data acquisition [1], [3]. The description of the course

of research should be supported references, so the explanation can be accepted scientifically [2], [4].

Tables and Figures are presented center, as shown below and cited in the manuscript.

Figure 1. Class Diagram for Caching Simulator using FIFO, LRU and LRU with related content

Table 1. Project selection matrix rules

if Project strength is And Project attractiveness is Then the project rank is Low

Low

Low

Medium Medium

Medium

High

High High

Low

Medium

High

Low Medium

High

Low

Medium High

Low

Low

Medium

Low Medium

High

Medium

High High

Page 88: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

4. RESULTS AND ANALYSIS

In this section, it is explained the results of research and at the same time is given the

comprehensive discussion. Results can be presented in figures, graphs, tables and others that make the

reader understand easily [2], [5]. The discussion can be made in several sub-chapters.

3.1. Sub Bab 1

xx

3.2. Sub Bab 2

yy

5. CONCLUSION

Provide a statement that what is expected, as stated in the "Introduction" chapter can ultimately

result in "Results and Discussion" chapter, so there is compatibility. Moreover, it can also be added the

prospect of the development of research results and application prospects of further studies into the next

(based on result and discussion).

REFERENCES The main references are international journals and proceeding. All references should be to the most

pertinent and up-to-date sources. References are written in Vancouver style. Please use a consistent

format for references – see examples below:

JOURNAL:

[1] Author1 A, Author2 B. Title of Manuscript. Name of Journal or its Abbreviation. year; Vol.(Issue):

pages.

[2] Casadei D, Serra G, Tani K. Implementation of a Direct Control Algorithm for Induction Motors

Based on Discrete Space Vector Modulation. IEEE Transactions on Power Electronics. 2007; 15(4):

769-777. (in this case Vol.15, Issues 4, and page 769-777)

PROCEEDING:

If the proceedings consists of several volumes

[1] Author1 A, Author2 B. Title of Manuscript. Name of Conference of Seminar. City. Year; volume:

pages.

[2] Calero C, Piatiini M, Pascual C, Serrano MA. Towards Data Warehouse Quality Metrics.

Proceedings of the 3rd Intl. Workshop on Design and Management of Data Warehouses (DMDW).

Interlaken. 2009; 39: 2-11. (in this case, city: Interlaken, year: 2009, Vol.39, page: 2-11)

If the proceedings in single volume

[3] Author1 A, Author2 B. Title of Manuscript. Name of Conference or Seminar. City. year: pages.

[4] Yamin L, Wanming C. Implementation of Single Precision Floating Point Square Root on FPGAs.

IEEE Symposium on FPGA for Custom Computing Machines. Napa. 2008: 226-232.

TEXBOOKS:

If the references are refer to specific page range in a book

[1] Author1 A, Author2 B. The Title of the Book. Edition. City: Publishert. year: pages.

[2] Mohan N, Undeland TM, Robbins WP. Power Electronics. New York: John Wiley & Sons. 2005: 11-

13.

[3] Ward J, Peppard J. Strategic planning for Information Systems. Fourth Edition. West Susse: John

Willey & Sons Ltd. 2007: 102-104.

If the references are refer to some separate pages in a book.

[1] Author1 A, Author2 B. Judul Buku. City: Publisher. Year.

[2] Mohan N, Undeland TM, Robbins WP. Power Electronics. New York: John Wiley & Sons. 2005.

[3] Ward J, Peppard J. Strategic planning for Information Systems. Fourth Edition. West Susse: John

Willey & Sons Ltd. 2007.

Edited book:

[1] Author1 A, Author2 B. Editors. Title of the Book. City: Publisher. Year.

Page 89: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

[2] Zade F, Talenta A. Editors. Advanced Fuzzy Control System. Yogyakarta: UAD Press. 2010.

Chapter in a book:

[1] Author1 A, Author2 B. Title of the Book. In: Editor1 A, Editor2, B. Title of the Book. Edition. City:

Publisher. Year: pages.

[2] Arkanuddin M, Fadlil A, Sutikno T. A Neuro-Fuzzy Control for Robotic Application Based on

Microcontroller. In: Krishnan R, Blaabjerg F. Editors. Advanced Control for Industrial Application.

2nd ed. London: Academic Press; 2006: 165-178.

Translated Books.

[1] Originil Author. Year. Title of the Translated Book. Translater. City: Publisher of the translated

book. Year of the translated book.

[2] Pabla. 2004. Sistem Distribusi Tenaga Listik. Abdul Hadi. Jakarta: Erlangga. 2007.

THESIS/DISERTATION:

[1] Author. Title of Thesis/Disertation. Thesis/Disertation. City & Name of University/Institute/College;

Year.

[2] Rusdi M. A Novel Fuzzy ARMA Model for Rain Prediction in Surabaya. PhD Thesis. Surabaya:

Postgraduate ITS; 2009.

PATEN:

[1] Author1 A, Author2 B.. Title (this should be in italics). Patent number (Patent). Year of publication.

[2] Ahmad LP, Hooper A. The Lower Switching Losses Method of Space Vector Modulation.

CN103045489 (Patent). 2007.

Standards:

[1] Name of Standard Body/Institution. Standard number. Title (this should be in italics). Place of

publication. Publisher. Year of publication.

[2] IEEE Standards Association. 1076.3-2009. IEEE Standard VHDL Synthesis Packages. New York:

IEEE Press; 2009.

REPORTS

[1] Author/Editor (if it is an editor/editors always put (ed./eds.) after the name). Title (this should be in

italics). Organisation. Report number: (this should be followed by the actual number in figures). Year

of publication.

[2] James S, Whales D. The Framework of Electronic Goverment. U.S. Dept. of Information

Technology. Report number: 63. 2005.

Page 90: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

PETUNJUK BAGI CALON PENULIS JURNAL SISTEM INFORMASI (JSI)

1. Artikel ditulis dalam format naskah yang berjudul TATA CARA PENULISAN

NASKAH JSI;

2. Artikel dapat ditulis dalam dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan atau Bahasa

Inggris;

3. Artikel yang ditulis dapat langsung di upload pada web

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/user setelah melakukan pendaftaran. Atau

dapat dikirm via email: [email protected];

4. Segala sesuatu yang menyangkut perizinan pengutipan sebagian naskah atau

penggunaan perangkat lunak sebagai pendukung penulisan naskah menjadi tanggung

jawab penulis;

5. Penulis yang naskah dimuat tidak dikenakan biaya percetakan dan berhak

mendapatkan 1 eksemplar sebagai nomor bukti pemuatan dan cetak lepas sebanyak

lima eksemplar. Artikel yang telah tidak akan dikembalikan, kecuali atas permintaan

penulis;

6. Penulis hanya dikenakan biaya kirim. Biaya kirim berdasarkan daerah dan dapat

dilihat pada JNE, POS Indonesia;

7. Setiap naskah yang dimuat dan diterbitkan dalam jurnal sistem informasi (jsi) akan

dipublikasikan secara elektronik pada tautan

http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/issue/archive;

Page 91: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

FORMULIR PEMBELIAN JURNAL SISTEM INFORMASI (JSI) PER NOMOR

Mohon dicatat sebagai pembeli Jurnal Sistem Informasi (JSI)

Nama : ………………………………………………………………………………………….

Alamat :

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………(Kode Pos…………………..)

………………, ………………………………..

(………………………………………………..)

Mulai tanggal 1 Januari 2014, bagi selain penulis Jurnal Sistem Informasi (JSI) yang ingin

membeli Junal per-nomor, dikenakan biaya sebagai berikut:

a. Rp. 200.000,00 untuk daerah Sumatra

b. Rp. 250.000,00 untuk daerah Jawa+Bali

Harga diatas sudah termasuk harga cetak 2 eksemplar dan biaya kirim.

Fomulir diatas dapat digandakan dengan mesin fotokopi, setelah diisi dan dapat dikirm ke

alamat sekretariatan Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya

melalui e-mail: [email protected]

Page 92: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para

FORMULIR BERLANGGANAN JURNAL SISTEM INFORMASI (JSI) PER

VOLUME

Mohon dicatat sebagai pembeli Jurnal Sistem Informasi (JSI)

Nama : ………………………………………………………………………………………….

Alamat :

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………(Kode Pos…………………..)

………………, ………………………………..

(………………………………………………..)

Silahkan berikan tanda centang Edisi yang ingin dilanggan:

Volume 8 Nomor 2 Oktober 2016 Volume 6 Nomor 1Apil 2014

Volume 8 Nomor 1 April 2016 Volume 5 Nomor 2 Oktober 2013

Volume 7 Nomor 2 Oktober 2015 Volume 5 Nomor 1 April 2013

Volume 7 Nomor 1 April 2015 Volume 4 Nomor 2Oktober 2012

Volume 6 Nomor 2 Oktober 2014 Volume 4 Nomor 1 April 2012

Fomulir diatas dapat digandakan dengan mesin fotokopi, setelah diisi dan dapat dikirm ke

alamat sekretariatan Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya

atau secara Fax ke nomor (0711) 379248, 581710 dan dapat pula melalui

Email: [email protected]

Page 93: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para
Page 94: EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 - 946sandhi.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3151/... · EDISI April 2016 VOLUME 8 No.1 Hal: 871 ... dapat menjadi wadah bagi para