DR_Perdarahan Post Partum

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    1/38

    Oleh : Dr. H. Doddi Sismayadi, SpOG (K)

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    2/38

    Perdarahan post partum adalah semua perdarahan yangterjadi setelah bayi lahir, sebelum, selama dan sesudah

    keluarnya plasenta.

    Perdarahan post partum hilangnya darah > 500mlselama 24 jam pertama

    Setelah 24 jam, keadaan tersebut dinamakan perdarahanpostpartum lanjut atau late postpartum hemorrhage

    Perdarahan Post Partum

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    3/38

    Perdarahan terus menerus

    Keadaan pasien berangsur-angsur memburuk

    Denyut nadi cepat dan lemah

    Tekanan darah menurun

    Pasien berubah menjadi pucat dan dingin

    Nafas menjadi sesak, terengah-engah

    Berkeringat

    Komameninggal dunia

    Gambaran Klinis

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    4/38

    1. Anemia, yang diakibatkan perdarahan tersebut

    memperlemah keadaan pasien, menurunkan daya

    tahan dan menjadi faktor predisposisi terjadinya infeksinifas

    2. Perdarahan post partum dapat disebabkan oleh atoniauteri, robekan jalan lahir, retensio plasenta, sisa

    plasenta dan kelainan pembekuan darah

    Bahaya Perdarahan Post Partum

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    5/38

    Definisi

    Atonia uteri adalah kegagalan mekanisme akibat gangguanfungsi miometrium tidak berkontraksi, uterus menjadi lunakdan pembuluh darah pada daerah bekas perlekatan plasentaterbuka lebar

    I. Atonia Uteri

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    6/38

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    7/38

    Menimbulkan kontraksi otot rahim dengan cara:

    a. Pemberian uterotonik (oksitosin langsung IV/IM untuk

    menimbulkan kontaksi cepat, methergin IV/IM untukmempertahankankan kontraksi, dan prostaglandin)

    b. Kompresi bimanual :

    - tangan kanan dimasukkan ke dalam vagina denganmembuat tinju ke arah dinding depan uterus

    - tangan kiri melipat fundus uteri sehingga rahim melipatdengan tujuan menghentikan perdarahan

    - tangan kanan dimasukkan ke vagina selanjutnya menjepitserviks sehingga tertutup

    - tangan kiri diluar melakukan masase sehingga timbul

    kontraksi otot rahim

    Penatalaksanaan atonia uteri

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    8/38

    Gambar kompresi bimanual

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    9/38

    Melakukan tampon kasa uterovagina tidak

    dipakai lagi karena risiko infeksi

    Melakukan tampon dengan kateter urologi Rush :masukkan kateter Rusch 24 ke kavum uteri,kembangkan dengan NaCl 0,9% 400-500 cc denganspuit 50 cc, pertahankan sampai 24 jam, beriantibiotik dan drip oksitosin

    Melakukan tampon balon SOS Bakri, kapasitasmaksimum 800 cc (anjuran: 250 hingga 500 cc),menggunakan kateter silicon no. 24

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    10/38

    Gambar kateter urologi Rusch

    Gambar tampon balon SOS Bakri

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    11/38

    Melakukan tampon dengan balon kondom yaitu

    Teknik dengan pemberian antibiotik dan drip oksitosin

    Kateter Foley 16 dimasukkan ke dalam kondom dan diikatdengan benang silk

    Sambung dengan infus set dan NaCl 0,9%

    Jepit porsio anterior dan posterior dengan klem ovarium,masukkan kondom hingga kavum uteri

    Masukkan NaCl 0,9% hingga 250-500 cc

    Hingga perdarahan tampak berkurang

    Bila perlu tampon di vagina keluarkan setelah 24-48 jam

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    12/38

    Gambar balon kondom

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    13/38

    Ligasi arteri hipogastrika : operasi dengan melakukan

    ligasi arteri hipogastrika cukup sulit karena ada

    kemungkinan ikut terikatnya ureter dan menimbulkankomplikasi pada ginjal. Teknik ini banyak dilakukanbila gagal menghentikan perdarahan dengan carakonservatif

    Penjepitan parametrium menurut Henkel Histerektomi supravaginal

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    14/38

    Bagan penatalaksanaan atonia uteri

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    15/38

    Anemia : meliputi pusing, cepat lelah, dan berdebar

    Mudah terjadi infeksi

    Produksi laktasi dalam jumlah dan kualitasberkurang

    Kembalinya alat reproduksi terlambat

    Sindrom Sheehan

    Nekrosis kelenjar hipofisis anterior yangbervariasi disertai dengan gangguan pengeluaranhormon gonadotropik

    Komplikasi atonia uteri

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    16/38

    Trauma jalan lahir perlu mendapatkan perhatian

    karena dapat menyebabkan disfungsi organ bagian paling

    luar sampai alat reproduksi vital, sebagai sumberperdarahan yang berakibat fatal, dan sumber dan jalanmasuknya infeksi. Oleh karena itu setiap trauma jalan lahirmemerlukan tindakan yang cepat dan tepat dengan tujuanmelakukan operasi rekonstruksi, memerlukan ligasi sumber

    perdarahan, mengganti darah yang hilang dengan cairanpengganti dan transfusi darah, mengangkat sumberperdarahan dan sumber infeksi sehingga jiwa penderitadapat diselamatkan.

    II. Trauma Jalan Lahir

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    17/38

    Gejala klinis : Perdarahan ringan

    Perdarahan sedang

    Perlukaan dalam

    Mengenai sfingter ani dan mukosa rektum

    Trauma perineum, Lecet ringan, Robekan

    perineum tingkat I, II, dan III

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    18/38

    Tindakan :

    Tanpa tindakan

    Tindakan disesuaikan dengan tingkat traumaperineum

    a. Robekan perineum tingkat I : dengan catgutsecara jelujur atau jahitan angka delapan

    b. Robekan perineum tingkat II : jika dijumpaipinggir robekan yang tidak rata atau bergerigi,harus diratakan lebih dahulu

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    19/38

    c. Robekan perineum tingkat III :

    Dinding depan rektum yang robek dijahit

    kemudian fasia perirektal dan fasial septumrektum rektovaginal dijahit dengan chromic catgut

    Ujung-ujung otot sfingter ani yang terpisah akibatrobekan dijepit dengan klem, kemudian dijahitdengan 2-3 jahitan chromic catgut

    Selanjutnya robekan dijahit lapis demi lapisseperti menjahit robekan perineum tingkat II

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    20/38

    d. Robekan perineum tingkat IV :

    Dianjurkan apabila memungkinkan untuk

    melakukan rujukan dengan rencana tindakanperbaikan di rumah sakit kabupaten/kota

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    21/38

    Gejala klinis :

    Perdarahan

    Gangguan tanda vital sampai syok

    Tindakan :

    Hentikan perdarahan dengan ligasi Terapi kosmetik menghindari rektokel dan sistokel

    Trauma vagina, Luka terbuka dan

    Hematoma

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    22/38

    Gejala klinis :

    Perdarahan uterus dan baru (merah)

    Kontraksi rahim baik

    Tindakan :

    Ligasi luka serviks menghindari serviks inkompeten Bila berlanjut ke segmen bawah rahim dilakukan

    laparotomi untuk ligasi atau histerektomi

    Trauma serviks, Luka melintang dan membujurserta dapat terus hingga segmen bawah rahim

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    23/38

    Gejala klinis :

    Perdarahan uterus

    Kontraksi rahim baik Serviks utuh

    Tindakan :

    Dilakukan ligasi atau histerektomi totalis Menghindari infeksi

    Pemasangan drainase

    Kolporeksi, robekan pada forniks

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    24/38

    Ruptur uteri, terdapat 2 bentuk yaitu

    inkompletus dan kompletus. Kematian janin akibat

    ruptur uteri inkompletus mendekati 100% sedangkanibu sekitar 40-50%. Kematian karena ruptur uteriadalah karena perdarahan dan sepsis ataukombinasinya.

    III. Ruptur uteri

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    25/38

    Gejala klinis :

    Tampak sakit

    Rasa nyeri menonjol

    Abdomen meteorismus

    Janin masih intrautterine/subperitoneal

    Hematoma subperitoneal

    Tanda cairan bebas minim

    Syok (hemoragik, neurogenik, septik)

    Ruptur uteri inkompletus

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    26/38

    Ruptur uteri merupakan gawat darurat obstetrik

    yang sangat berat

    Ruptur uteri yang dapat mencapai rumah sakitharus dapat diselamatkan

    Persiapan tindakan :

    Perbaikan keadaan umum dengan cairan dan transfusi

    darah Pemberian antibiotik

    Pemberian oksigen

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    27/38

    Gejala klinis :

    Tampak sakit

    Nyeri abdomen

    Abdomen meteorismus

    Janin di rongga abdomen

    Syok (hemoragik, neurogenik, septik)

    Ruptur uteri kompletus

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    28/38

    Tindakan :

    Histerektomi

    Histerorapi

    Cuci rongga abdomen dan irigasi denganantibiotika

    Pemasangan drainase

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    29/38

    Inversio uteri atau terbaliknya fundus uteri ke dalam

    kavum uteri, dapat menimbulkan nyeri dan perdarahan. Terjadispontan atau karena tindakan crede yang terlalu cepat.

    Inversio uteri dapat dibagi menjadi tiga tingkat :

    Fundus masuk uteri tetapi belum melewati kanalis servikalis

    Fundus masuk ke dalam kavum uteri dan telah berada didalam vagina

    Fundus uteri mengalami inversio total dan nampak dari luarvagina dan dapat disertai dengan plasenta yang masih melekat

    IV. Inversio Uteri

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    30/38

    Gejala klinis

    Karena adanya tarikan ligamentum

    infundibulopelvikum dan liagmentum rotundummenarik pula peritoneum sehingga menimbulkanrasa nyeri yang dalam, dapat diikuti perdarahan dansyok yang lebih bersifat syok neurogenik.

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    31/38

    Diagnosis

    Melalui pemeriksaan fisik pasca partus yang mendapati:

    Fundus tidak teraba ditempat

    Terdapat lekukan didaerah fundus berlokasi Pemeriksaan dalam; kemungkinan plasenta masih teraba,

    teraba benda lunak dalam liang senggama atau masihdalam kavum uteri

    Prognosis baik jika segera mendapat pertolongan .Kematian terjadi karena erdarahan yang hebat disertaisyok dalam

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    32/38

    Penatalaksanaan

    Pemasangan infus rangkap

    Mempersiapkan darah yang cukup

    Pemberian tokolitik (ritrodine, magnesium sulfat)

    Penghilang rasa nyeri (petidin atau morfin)

    Reposisi lekukan dengan menggunakan anastesi segera (anastesi

    umum) dan reposisi pervaginam terhadap plasenta secara manual,

    masasse, uterotonika, oksitosin dan metergin, bila gagal tindakan

    reposisi perlu dilakukan operasi (transabdomen menurut Hautlein,

    transvagina menurut Spinelli)

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    33/38

    Intervensi bidan dapat menghindari inversio uteri meliputi :

    Hindari melakukan perasat Crade untuk melahirkan plasentasebelum dipastikan bahwa plasenta telah lepas dari insersinya

    Beri kesempatan pada uterus adem/pause sebelum mulai

    kontraksi dengan baik dan menyebabkan plasenta akan

    terlepas melalui lapisan Nita bush Bila perasat craade dirasakan sulit, ada kemungkinan akan

    menghadapi perlekatan plasenta lebih dalam

    Bila tidak terjadi perdarahn, lakukan rujukan atasu konsultasi

    karena besar kemungkinan perlekatannya dalam bentukplasenta akreta, inkreta atau perkreta

    Bila disertai perdarahan, maka dapat dilakukan plasenta

    manual dengan teknik yang benar

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    34/38

    Retensio plasenta adalah belum lepasnya plasenta dengan melebihi waktu

    setengah jam.

    Keadaan ini dapat diikuti perdarahan yang banyak, artinya adanya sebagianplasenta yang terlepas sehingga memerlukan tindakan manual plasenta

    dengan segera

    V. Retensio Plasenta

    Bila retensio plasenta tidak diikuti perdarahan perlu diperhatikan adakemungkinan terjadi plasenta addhesiva, plasenta akreta, inkreta, perkreta.

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    35/38

    Teknik plasenta manual, sebagai berikut :

    Pemasangan infus NaCl 0,9 %, pemberian narkose (diazepam) / IV

    Fundus uteri ditahan oleh tangan kiri

    Tangan kanan masuk uterus melalui vagina dengan menelusuritali pusat sampai dapat diraba tepi plasenta

    Plasenta dikupas dengan bagian ulnar tangan, dan setelah plasentalepas dipegang dengan jari tangan dan dikeluarkan secaraperlahan

    Setelah plasenta dapat dilepaskan, beri ureterotonika oksitosinIV/IM atau lainnya sehingga mulai kontraksi untuk menghentikanperdarahan dari bekas implantasi plasenta

    Sementara itu tangan kiri yang diluar selalu melakukan massaseuntuk meningkatkan kontraksi uterus

    Penatalaksanaan Retensio Plasenta

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    36/38

    Gejala Separasi / akreta

    parsialPlasenta Inkarserata Plasenta Akreta

    Konsistensi uterus Kenyal Keras Cukup

    TFU Pusat 2 jari dibawah pusat Pusat

    Bentuk uterus Diskoid Agak globuler Diskoid

    Perdarahan Sedang-banyak Sedang Sedikit-tidak ada

    Tali pusat Terjulur Terjulur # Terjulur

    Ostium uteri Sebagian terbuka Konstriksi Terbuka

    Separasi plasenta Lepas sebagian Sudah lepas Melekat seluruhnya

    Syok Sering Jarang Jarang

    Penilaian Klinik Retensio Plasenta

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    37/38

    Sisa plasenta dan ketuban yang masih tertinggal dalam rongga rahim dapat

    menimbulkan perdarahan postpartum dini atau perdarahan postpartum

    lambat (6-10 hari pasca persalinan)

    VI. Sisa Plasenta

    Pengeluaran sisa plasenta dilakukan dengan kuretase dalam memungkinkansisa plasenta dapat dikeluarkan secara manual. Kuretase harus dilakukan di

    rumah sakit. Setelah tindakan pengeluaran, dilanjutkan dengan pemberianobat uterotonika melalui suntikan atau peroral. Antibiotika dalam dosispencegahan sebaiknya diberikan.

  • 7/28/2019 DR_Perdarahan Post Partum

    38/38

    TERIMA KASIH