Upload
trinhthuan
View
237
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
DISERTASI
KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI ANTARA VIRUS INFLUENZA H5N1 DAN H1N1
PANDEMIK
( THE CONSTRUCTION OF MATHEMATICS COALISION MODELS BETWEEN H5N1 AND PANDEMIC H1N1
INFLUENZA VIRUS)
HARIYANTO NIM. 090810117-D
PROGRAM STUDI S3 MIPA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA 2014
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
DAFTAR ISI Halaman
PENGESAHAN i
DAFTAR ISI ii
PRAKATA v
UCAPAN TERIMAKASIH vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR LAMPIRAN xi
DAFTAR SINGKATAN xii
DAFTAR SIMBOL xiii
INTISARI xiv
ABSTRACT xvi
MOTTO xviii
BAB I PENGANTAR
1.1 LATAR BELAKANG 1
1.2 RUMUSAN MASALAH 3
1 3 TUJUAN PENELITIAN 4
1.4. MANFAAT PENELITIAN 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI 6
2.1.1 Phenomena Obyek 6
2.1.2 Pemodelan Matematika 9
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
2.1.3 Bilangan Reproduksi Dasar 17
2.1.4 Traveling Wave dari Virus 22
2.1.5 Analisa Persistensi dan Well-Posed 25
BAB III KONSEP ILMIAH
3.1 KONSEP ILMIAH 29
3.2 ROADMAP PENELITIAN 37
3.3 PETA TEORI PENELITIAN DISERTASI 40
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 JUSTIFIKASI METODE PENELITIAN TERHADAP
PENELITIAN SEBELUMNYA
43
4.2 RANCANGAN PENELITIAN 44
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 KONSTRUKSI MODEL KOALISI 50
5.1.1 Perubahan Iindividual Populasi pada Lokasi
Spasial dan Temporal
50
5.1.2 Perubahan Individual Populasi karena Reaksi
Biologi
56
5.1.3 Mengkonstruksi Model Matematika Koalisi 61
5.1.4 Reduksi Konstruksi Model Matematika Koalisi
Berdasarkan Perubahan Individual Populasi
86
5.2 ANALISA KUALITATIF PADA KONSTRUKSI
MODEL MATEMATIKA KOALISI TAHAPAN
PERTAMA
92
5.2.1 Well-posedness dari Konstruksi Model Matematika
Koalisi tahapan pertama
100
5.2.2 Analisa terhadap Densitas Populasi 108
5.2.3 Analisa Persistensi terhadap Virus Super-Strain 116
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
5.3 ANALISA KUALITATIF PADA KONSTRUKSI
MODEL MATEMATIKA KOALISI TAHAPAN
KEDUA
121
5.3.1. Well-posedness dari Konstruksi Model Matematika
Koalisi tahapan kedua
129
5.3.2. Analisa terhadap Densitas Populasi 138
5.3.3. Analisa Persistensi terhadap Virus Super-Strain 144
5.4 ANALISA KUALITATIF PADA KONSTRUKSI
MODEL MATEMATIKA KOALISI TAHAPAN
KETIGA
153
5.4.1. Well-posedness dari Konstruksi Model Matematika
Koalisi tahapan ketiga
158
5.4.2. Analisa terhadap Densitas Populasi 168
5.4.3. Analisa Persistensi terhadap Virus Super-Strain 176
5.5. ANALISA PENYEBARAN VIRUS SUPER-STRAIN 181
5.5.1. Analisa Persistensi Virus Super-strain 182
5.5.2. Analisa Model Traveling Wave dari penyebaran
Virus Super-strain
192
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN 202
6.2 SARAN 203
DAFTAR PUSTAKA 204
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
PRAKATA Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan naskah disertasi ini.
Disertasi dengan judul “ KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA
KOALISI
ANTARA VIRUS INFLUENZA H5N1 DAN H1N1 PANDEMIK “ disusun untuk
memenuhi salah satu syarat dalam menenpuh ujian kelayakan, tertutup dan terbuka dalam
rangka untuk memperoleh gelar Doktor MIPA di FAKULTAS SAINS DAN
TEKNOLOGI - UNAIR.
Saya pilih judul dari disertasi ini dengan pertimbangan bahwa kedua virus tersebut telah
menyebar di Indonesia yang bersifat endemik maupun pandemik lokal, kajian dari
disiplin ilmu matematika terhadap gerakan spasial dan temporal dari individual sehingga
terjadi koalisi dari kedua virus belum pernah dilakukan. Oleh karena itu hasil yang
diperoleh dari disertasi ini diharapkan dapat memberikan masukan lebih dini pada
pengambil kebijakan.
Penyusunan naskah disertasi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak.Oleh
karena itu, saya sampaikan rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Basuki Widodo, M.Sc selaku Promotor yang telah memberikan
pengarahan tentang materi disertasi maupun publikasi internasional.
2. Dr. C.A Nidom, drh. M.S selaku Kopromotor yang telah memberikan pengarahan
tentang materi disertasi.
3. Prof. Dr. I Nyoman Budiantara, M.Si selaku Kopromotor yang telah memberikan
pengarahan tentang materi disertasi.
4. Rektor ITS yang telah memberikan ijin untuk studi lanjut S3
5. DITJEN-DIKTI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah
memberikan beasiswa BPPS
6. Prof. Win Darmanto,M.Si. PhD selaku Dekan FST-UA yang telah memberikan
kesempatan untuk menyelesaikan studi S3
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
Kritik dan saran sangat diharapkan dalam rangka kesempurnaan naskah disertasi
ini, semoga dapat bermanfaat untuk perkembangan teori pemodelan matematika dalam
bidang biologi maupun epidemiologi.
Hariyanto.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
UCAPAN TERIMA KASIH
Saya sampaikan pula kepada berbagai pihak yang telah mendukung dalam penyelesaian
disertasi ini antara lain:
1. Prof. Dr. Darminto, M.Sc selaku Pembantu Rektor IV yang telah mengajukan
permohonan bantuan penyelesaian studi S3
2. Ketua LPPM-ITS yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti penelitian
dari sumber dana Penelitian Hibah Doktor/ BOPTN – ITS 2012.
3. Prof. Dr. R Y Perry Burhan, MSc dan Dr.Mahmud Yunus, MSi. selaku Dekan
dan Pembantu Dekan FMIPA-ITS yang selalu memantau perkembangan studi
S3.
4. Prof. Dr. Suhariningsih, M.Si selaku ASDIR I Program Pasca Sarjana UNAIR
yang telah memberikan semangat dan motivasi.
5. Prof. Dr. Bambang Irawan, MSc selaku Kaprodi S3 MIPA FST UNAIR yang
telah memberikan kemudahan dalam penyelesaian disertasi
6. Prof. Dr. Marjono, M.Phil, Dr. Abadi, M.Sc, Dr. Fatma, Dr. Imam Utoyo selaku
anggota Tim Penguji telah memberikan masukan pada penelitian disertasi.
7. Dr. Erna Apriliani, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika FMIPA –ITS yang
telah memberikan semangat, motivasi dan pendanaan.
8. Dr. Subchan, M.Sc selaku Kepala Laboratorium Pemodelan dan Sistem Jurusan
Matematika FMIPA-ITS yang telah memberikan fasilitas untuk menyelesaikan
disertasi ini.
9. Dr. Miswanto, M.Si selaku Ketua Departeman Matematika FST-UA yang telah
memberikan masukan dalam penyelesaian naskah disertasi
10. Teman-teman dari Dosen Matematika FMIPA-ITS terutama Dr. Subiono yang
telah memberikan masukan dan diskusi dalam penyelesaian disertasi ini.
11. Teman-teman S3 MIPA FST-UA tahun 2008 yang telah memberikan motivasi
dan masukan dalam penyelesaian disertasi.
12. Istri dan anak-anak tercinta Nisa,Kiki,Ufi dan Bagus serta cucu Ibang yang selalu
memberikan dukungan dalam penyelesaian disertasi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 2.1 : Network dari perubahan keadaan 10
Gambar 3.1 : Interaksi diantara subsistem melalui bidang singgung 32
Gambar 3.2 : Perubahan Dinamis pada lokasi 1 33
Gambar 3.3 : Proses terjadinya koalisi 33
Gambar 3.4 : Roadmap Penelitian Disertasi 37
Gambar 5.1 : Aliran individual bergerak pada lokasi 1 dan lokasi 2 51
Gambar 5.2 : Aliran individual pada volume kendali. 51
Gambar 5.3 : Gerakan silang individual populasi pada masing-masing
lokasi. 54
Gambar 5.4 : Model transmisi virus multistrain multiinfeksi 57
Gambar 5.5 : Infeksi dinamis dari virus influenza H1N1-p 58
Gambar 5.6: Network kontak individual pada penyebaran virus H1N1-p
lokasi 1 62
Gambar 5.7 Network kontak individual pada penyebaran virus H5N1
lokasi 1. 65
Gambar 5.8 Network kontak dan intyeraksi individual pada penyebaran
virus H1N1-p lokasi 1 70
Gambar 5.9 Network kontak dan interaksi individual pada penyebaran
virus H5N1 lokasi 1 73
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
Gambar 5.10 Network kontak dan interaksi individual pada penyebaran
virus H1N1-p dan H5N1 serta subtitusi asam amino di
lokasi 1
78
Gambar 5.11: Relasi nilai karakteristik dengan kecepatan penyebaran 195
Gambar 5.12 : Traveling Wave virus super-strain 201
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 2.1 Konfirmasi tentang manusia terinfeksi virus H5N1 di
Indonesia
7
Tabel 2.2 Pandemik virus influenza A - manusia 8
Tabel 2.3 Perubahan pada status individual 10
Tabel 3.1 Keterangan dari komponen Roadmap Penelitian Disertasi 37
Tabel 3.2 Teori Penelitian Disertasi 40
Tabel 5.1 Aliran perubahan populasi terhadap penyebaran virus
H1N1-p
63
Tabel 5.2 Aliran perubahan populasi unggas dan manusia
terhadap penyebaran virus H5N1 tahapan pertama
66
Tabel 5.3 Aliran perubahan populasi manusia terhadap
penyebaran virus H1N1-p tahapan pertama
Tabel 5.4a Aliran perubahan populasi manusia terhadap penyebaran
virus H5N1 tahapan kedua
71
73
Tabel 5.4b Aliran perubahan populasi manusia terhadap penyebaran
virus H5N1 tahapan kedua
74
Tabel 5.5a Aliran perubahan populasi manusia terhadap penyebaran
virus H5N1 dan H1N1-p tahapan ketiga
Tabel 5.5b Aliran perubahan populasi manusia terhadap penyebaran
virus H5N1 dan H1N1-p tahapan ketiga
79
80
Tabel 5.6a Perubahan/transisi subpopulasi karena transmisi virus 87
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
Tabel 5.6b Perubahan/transisi subpopulasi karena transmisi virus 88
Tabel 5.7 Perubahan/transisi subpopulasi karena recovery 89
Tabel 5.8 Perubahan/transisi subpopulasi kemampuan melakukan
transmisi
90
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Data Pribadi I
Riwayat Pendidikan. I
Riwayat Kerja. I
Daftar Penelitian. II
Daftar Publikasi. II
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
Singkatan DAFTAR SINGKATAN
H1N1-p,H5N1 Jenis virus A yang juga virus pandemik flu babi dan virus avian
yang dapat menyerang manusia.
Outbreak Penularan atau penyebaran virus yang terjadi diseluruh dunia.
Pandemik Seperti pada Outbreak tetapi hanya regional saja.
Endemik Penyebaran atau penularan virus yang setiap saat muncul.
Host Individual populasi yang berpotensi untuk terinfeksi virus.
Epidemiologi Ilmu yang mempelajari tentang penyakit atau penularan virus.
Virulence Karakteristik virus yang dapat diamati pada pengaruh individual
setelah terinfeksi.
Susceptible Individual populasi yang tidak terinfeksi.
Ekspose Individual populasi yang terinfeksi tetapi belum mentransmisi
Infection Individual populasi yang terinfeksi dan mentransmisi.
Recovered Individual populasi yang terinfeksi dan sembuh.
Transmisi Penularan virus.
Singelton Biasanya digunakan pada himpunan yaitu himpunan yang hanya
mempunyai 1 elemen.
Strain Regenerasi dari virus sebelumnnya dan mempunyai karakteristik
yang berbeda walaupun dalam satu garis keturunan.
Co-infeksi individual populasi yang terinfeksi lebih dari 1 virus.
Co-transmisi Suatu kondisi sebelum terjadinya Co-infeksi.
Cross-transmisi. Transmisi virus yang terjadi diantara individual populasi terinfeksi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
Simbol DAFTAR SIMBOL
1Ω Domain dari individual populasi yang bergerak di lokasi 1.
2Ω Domain dari individual populasi yang bergerak di lokasi 2.
)( −∗− Operator dari integral konvolusi
0R Bilangan reproduksi dasar.
R Bilangan real.
)( 0Rmaks Nilai maksimum dari 0R yang digunakan.
−U Titik kesetimbangan bebas virus.
+U Titik kesetimbangan endemik.
)( 0uϕ Operator ϕ yang didefinisikan pada .0u
JD1 Koefisien diffusi dari virus super-strain di lokasi 1
)),(( ttXf Norm matriks. )),(( ttXf adalah nilai maksimum dari )(tk yang
memenuhi )),(( ttXf makstk )(< X .
),( 1 RC Ω Himpunan fungsi kontinu dengan domain di lokasi 1 untuk Rt∈
2∇ Operator Laplacian
xΔ Operator beda pada .x
∫Ω1
Operator integral untuk integrand dengan domain di lokasi 1.
),( KMπ Menyatakan himpunan .,:),( KtMxtx ∈∈π
∑ Deret penjumlahan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
INTISARI
KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI ANTARA VIRUS
INFLUENZA H5N1 DAN H1N1 PANDEMIK
Hariyanto
Jurusan Matematika FMIPA-ITS
Basuki Widodo
Jurusan Matematika FMIPA-ITS
C.A. Nidom
AVIAN Influenza Researc Center - UNAIR
I. Nyoman Budiantara
Jurusan Statistik FMIPA ITS
Keberadaan Genotipe dari virus H5N1 menunjukkan bahwa semua novel
genotipe selalu ditemukan dalam bentuk isolasi pada unggas dan burung domestik, virus
H5N1 mampu beradaptasi pada binatang maupun manusia jika terjadi mutasi pada asam
amino protein PB2 nomor 627 dan 701, sedangkan Virus H1N1-p sudah mampu
beradaptasi terhadap binatang maupun manusia tanpa mutasi 627. Kedua virus tersebut
mempunyai struktur yang sama yaitu 8 gen yang saling lepas sehingga sangat mudah
untuk terjadi koalisi, untuk mengetahui proses terjadinya koalisi serta potensi terjadinya
pandemik dari strain baru maka pada penelitian dilakukan konstruksi model matematika
dengan mengamati setiap perubahan subpopulasi yang disebabkan oleh gerakan dinamis
dan evolusi genetika pada setiap individual populasi. Analisis persistensi terhadap
penyebaran virus influenza H5N1, H1N1-p dan Super-Strain dilakukan pada setiap
tahapan konstruksi model yang didefinisikan sebagai metric transmisi, sedangkan untuk
mengetahui penyebaran secara global maupun lokal dapat dilakukan dengan menganalisis
terhadap kecepatan gelombang penyebaran dan kemampuan virus dalam melakukan
transmisi.Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa virus super strain persisten terhadap
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
perubahan yang terjadi pada penyebaran virus influenza H1N1 pandemik akan tetapi
persisten terhadap penyebaran virus influenza H5N1 pada kondisi stabil.
Kata Kunci : Model Matematika, Koalisi virus influenza, Persistensi, Kecepatan
gelombang..
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
ABSTRACT
The Construction of Mathematics Coalision Models between H5N1 and
Pandemic H1N1 Influenza Virus
Hariyanto
Mathematics Departement of ITS and Doctorate student in Airlangga University
Basuki Widodo
Mathematics Departement of ITS
CA Nidom
AVIAN Influenza Reseach Center - UNAIR
I. Nyoman Budiantara
Statistics Departement of ITS
The existence of genotypes of H5N1 viruses show that all novel genotype are
always found in the form of isolation in poultry and domestic birds. The H5N1 virus
adapting to humans and animals if there is a mutation in the PB2 protein amino acid
numbers 627 and 701. While, the pandemic H1N1 virus has been able to adapt to
animals and humans without mutations of 627. Both the virus have the same structure
that is independent of the other eight genes that are so very easy to happen coalition. To
understand the process of the coalition, as well as the potential for a pandemic of a new
strain have been done. The construction of a mathematical model is applied to observe
any changes in subpopulations that cause a dynamic movement and evolution genetics
of each individual of the population. The analysis of the persistence of the spread of the
H5N1 and the pandemic of H1N1 influenza virus and Super - Strain perform at each
stage of the construction of the model. The model is defined as a metric transmission, in
which it determines the spread globally and locally. It can be done by analyzing the
spread of the wave speed and the ability of the virus to transmit. The oftained results
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
show that the super virus strains against persistent changes in the spread of the pandemic
H1N1 influenza virus. However, if against persistently the spread of H5N1 influenza
virus in a stable condition.
Keywords: Mathematical Model, Influenza virus coalition, Persistence, wave speed.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
Barang siapa menemukan ( merintis ) sesuatu yang baru dan baik
maka baginya pahala atas penemuannya dan pahala bagi orang
yang mengamalkannya ( Al- Hadits )
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
1
BAB I PENGANTAR
1.1 LATAR BELAKANG
Koalisi diantara virus akan terjadi jika material genetika dari beberapa species
bergabung dan menghasilkan species baru yang mempunyai karakteristik berbeda tetapi
masih mempunyai garis keturunan dari species sebelumnya. Koalisi dari virus influenza
terjadi berasal dari genome yang terdiri dari 8 segmen berbeda pada RNA dan segmen-
segmen tersebut mirip dengan minikromosom yang setiap saat akan menyatu. Jika host
yang berperan sebagai mixing vessel terinfeksi oleh 2 virus dengan strain yang berbeda
maka kemungkinan yang terjadi adalah terbentuknya pasangan viral partikel baru. Partikel
tersebut terbentuk oleh segmen-segmen asli, yang dapat berasal dari salah satu strain.
Pasangan viral partikel tersebut disebut sebagai strain baru, yang akan menjadi bagian dari
kedua virus tersebut.
Pada umumnya koalisi yang terjadi berbentuk genetik shift, antara lain pandemik
dari strain virus influenza Asian H2N2 pada tahun 1957, rekombinasi yang terjadi antara
virus H5N1 dan H1N1 tahun 1918 dan potensi terjadi pandemik dari virus influenza H1N1
sebagai rekombinasi antara virus influenza burung,babi dan manusia (Trampuz et al.,
2004,Flahault et al.,2009). Penyebaran virus influenza burung H5N1 secara global juga
terjadi di Indonesia yang berpotensi terjadinya koalisi dengan virus manusia. Beberapa
penelitian di laboratorium telah dilakukan antara lain koalisi antara H5N1 unggas
A/Chicken/South Kalimantan/UT6028/06(SK06H5N1 dengan H3N2 A/Tokyo/UT-SK-
1/Tok07.H3N2 yang menghasilkan virus dengan patogen tinggi. Mutasi genetika yang
dihasilkan dari outbreak flu babi pada tahun 2009 adalah H1N1 Pandemik yang sangat
mudah dan cepat menyebar dari manusia ke manusia serta mampu beradaptasi terhadap
manusia tanpa melalui asam amino.Virus influenza H5N1 sangat mudah berkoalisi dengan
virus influenza H1N1-p jika kedua virus bertransmisi pada host yang sama (Lie et
al.,2009;WHO.,2008).
Untuk mengetahui pola penyebaran virus influenza secara global, Arino et al.,(2005)
mengkonstruksi model berdasarkan pada transmisi virus pada multi species single strain
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
2
dimana individual bergerak dinamis pada beberapa lokasi sehingga model dapat digunakan
untuk mengetahui pola penyebaran pada lokasi lainnya terhadap lokasi utama. Model yang
diperoleh berbentuk sistem persamaan differensial biasa. Sedangkan Byluss,K.B.,(2005)
mengembangkan konstruksi model global dengan menggunakan operator integral konvolusi
dan operator diffusi sebagai distribusi lokasi dan global sehingga model yang diperoleh
berbentuk sistem reaksi-diffusi. Pada penelitian yang lain, Coburn et al.,(2011)
mengkonstruksi model penyebaran virus influenza H1N1 dan H5N1 berdasarkan pada
kontak dan interaksi yang terjadi pada multi species sehingga transmisi dari multi strain
yang terjadi pada individual berada pada lokasi yang tetap. Pergerakan dinamis dari
individual hanya diamati pada satu lokasi secara tertutup.
Domain dari penelitian disertasi adalah koalisi antara virus influenza H5N1 dan
H1N1 pandemik. Penyebaran dari virus influenza H5N1 diamati menyerang pada unggas
dan manusia dan H1N1-p menyerang pada manusia, pola penyebaran virus tersebut
dinamakan multi strain multispecies. Konstruksi model matematika dilakukan secara
bertahap berdasarkan pada proses koalisi, yang terdiri dari kontak dan interaksi dari 2 jenis
individual yang bergerak pada 2 lokasi. Telah diketahui bahwa virus influenza H5N1
mempunyai patogenitas tinggi dan H1N1 pandemik mampu beradaptasi pada manusia
sehingga pada setiap lokasi mempunyai peluang yang sangat besar untuk terjadi koalisi
pada manusia.
1.1.1 Kajian Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut maka kajian masalah yang
dilakukan adalah:
1. Penyebaran virus H5N1 dan H1N1 pandemik yang mempunyai 8 gen saling lepas
mempunyai peluang yang sangat besar terjadinya koalisi. Selain itu kedua virus
tersebut sangat mudah untuk bermutasi melalui asam amino dan kedua-duanya
mampu beradaptasi terhadap manusia dan binatang.
2. Persistensi terhadap pathogenitas dari virus tersebut mencerminkan eksistensi virus
yang memberikan peluang untuk bermutasi maupun koalisi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
3
3. Di Indonesia, virus H1N1 pandemik beradaptasi terhadap manusia, demikian pula
flu burung (H5N1) beradaptasi pada hewan dan manusia artinya dengan mobilitas
yang dinamis dari individual populasi dapat memperluas wilayah penyebaran, oleh
karena itu terdapat peluang terjadinya pandemik dari koalisi antara virus H5N1
dengan H1N1 pandemik.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana membangun konstruksi model matematika koalisi virus influenza H5N1
dengan H1N1 pandemik sebagai suatu model sistem yang terdiri dari subsistem-
subsistem sesuai dengan proses koalisi sampai pada co-infection dan akhirnya
terdapat subpopulasi strain baru.
2. Bagaimana melakukan analisa persistensi terhadap penyebaran virus influensa
H1N1 pandemik dan H5N1 pada masing-masing rangkaian tahapan konstruksi
model koalisi, analisa eksistensi dan ketunggalan penyelesaian dari masing-masing
tahapan proses koalisi dan bagaimana melakukan analisa terhadap model sistem
koalisi sebagai sistem dinamik.
3. Bagaimana membangun model sistem traveling wave front dari model subsistem
strain baru dan menganalisis kecepatan penyebaran virus baru serta menentukan
jumlah gelombang dan panjang gelombang penyebaran virus baru.
1.2.1 Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Lokasi sebagai obyek mempunyai jarak atau saling bersinggungan, dan pada
penelitian ini diambil 2 lokasi.
2. Virus influensa H5N1 dan H1N1 pandemik distribusi penyebarannya merata pada
kedua lokasi tersebut dengan spesifikasi bahwa H5N1 mempunyai phatogenitas
tinggi yang transmisinya melalui kontak dan interaksi dari unggas ke manusia.
Sedangkan H1N1 pandemik beradaptasi pada manusia dan binatang, kedua virus
tersebut mempunyai gen yang saling lepas sehingga mudah untuk koalisi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
4
3. Populasi host yang terdiri dari manusia dan unggas bergerak dinamis sehingga
lokasi dianggap sebagai domain yang terbuka.
4. Fungsi transmisi dari kedua virus berbentuk qIpSISf β=),( dengan 1== qp dan
dibangun dengan menggunakan hukum energi dengan mass infection sebagai
landasan untuk formulasi kwantiti pada perubahan setiap subpopulasi.
5. Virus influensa H5N1 pada penelitian ini diambil khusus untuk virus yang hanya
invasi pada manusia dan unggas.yaitu salah satu tipe virus dari 170 varian yang
berada di Indonesia.
1.3 TUJUAN .PENELITIAN
Tujuan dari penelitian desertasi ini adalah memberikan penyelesaian yang berkaitan
dengan permasalahan obyek penelitian, permasalahan tersebut berkaitan dengan strategi
pencegahan dan pengelolaan penyebaran virus influenza. Secara khusus; tujuan penelitian
ini adalah:
1. Membangun konstruksi model matematika koalisi virus influenza H5N1 dengan
H1N1 pandemik sebagai suatu model sistem yang terdiri dari subsistem-subsistem
sesuai dengan proses koalisi sampai pada co-infection dan akhirnya terdapat
subpopulasi strain baru.
2. Melakukan analisa persistensi terhadap penyebaran virus influensa H1N1
pandemik dan H5N1 pada masing-masing rangkaian tahapan konstruksi model
koalisi, analisa eksistensi dan ketunggalan penyelesaian dari masing-masing
tahapan proses koalisi dan melakukan analisa terhadap model sistem koalisi
sebagai sistem dinamik.
3. Membangun model sistem traveling wave front dari model subsistem strain baru
dan menganalisis kecepatan penyebaran virus baru serta menentukan jumlah
gelombang dan panjang gelombang penyebaran virus baru.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
5
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian disertasi ini adalah:
1. Virus influenza H5N1 dan H1N1 pandemik merupakan virus dengan genetika yang
tidak stabil sehingga sewaktu-waktu dapat berubah dengan melalui berbagai macam
sebab antara lain mutasi dan koalisi, oleh karena itu penelitian disertasi ini dapat
memberikan informasi lebih awal melalui kajian berbentuk analisa pada konstruksi
model matematika koalisi.
2. Kecepatan gelombang penyebaran diprediksi berdasarkan pada penyelesaian sistem
persamaan traveling wave yang dapat memberikan gambaran terhadap pengambil
kebijakan yang berkaitan dengan akan terjadinya pandemik.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DEFINISI
Pada penelitian disertasi dimulai dengan melakukan beberapa kajian yang berkaitan
dengan tujuan penelitian antara lain mengumpulkan beberapa materi yang diperlukan yang
terbagi dalam 5 bagian yaitu:
1. Phenomena obyek, menjelaskan beberapa pustaka rujukan berupa jurnal dan artikel
yang membahas tentang virus influenza A antara lain virus influenza H5N1, H1N1
pandemik dan koalisi dari kedua virus tersebut di Indonesia.
2. Pemodelan Matematika, menjelaskan beberapa pustaka rujukan yang berkaitan
dengan model matematika untuk penyebaran virus dengan berbagai pendekatan
antara lain model matematika penyebaran virus spasial, antar kota/wilayah, network
spasial dan model matematika dibangun berdasarkan perubahan yang terjadi pada
genetika virus.
3. Reproduksi dasar, menjelaskan beberapa pustaka rujukan yang berkaitan dengan
trasnmisi kedua pada individual susceptible yaitu bilangan reproduksi dasar .0R
4. Traveling wave, menjelaskan beberapa pustaka rujukan yang berkaitan dengan
kecepatan gelombang penyebaran virus antara lain transformasi/ reduksi model
pada penyebaran virus influenza.
5. Analisis, menjelaskan beberapa pustaka rujukan yang berkaitan dengan analisa
persistensi, eksistensi dan ketunggalan.
2.1.1 Phenomena obyek.
Virus influenza H5N1 dan H1N1 Pandemik
Kode genetik dari virus influenza tipe A adalah hemaglutinin atau disingkat H dan
neuraminidase atau disingkat N dengan masing-masing terdiri dari 16 subtipe H dan 9
subtipe N, subtipe dari kode genetik pada virus influenza sangat mempengaruhi invasi virus
tersebut pada manusia, unggas dan binatang. Perubahan yang terjadi pada kode genetik
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
7
mengakibatkan terjadinya evolusi genetik yang berbentuk mutasi atau koalisi (Al Hajjar
and Mcintosh.,2010; Liu et al.,2009).
Pandemik adalah epidemik dengan penyebaran yang sangat luas ( penyebaran
virus yang diukur berdasarkan pada lokasi penyebarannya ) disebabkan oleh novel virus
yang berpengaruh terhadap sebagian atau semua kelompok usia dengan satuan bulan untuk
periode penyebarannya, novel virus dapat pula terjadi epidemik yang lebih besar dan
meluas pada beberapa negara dalam waktu yang sama. Beberapa indikator yang
menunjukkan terjadinya pandemik pada penyebaran virus influenza yaitu munculnya strain
baru dan menyebar dari manusia ke manusia.
Di Indonesia, penyebaran virus influenza dimulai pada unggas dan kemudian menyebar
pada manusia. Penyebaran tersebut dalam jumlah kasus rendah dengan angka kematian
( case fatality rate) sangat tinggi yaitu 60%-80% (Trampuz et al.,2004;WHO,2008).
Tabel 2.1: Konfirmasi tentang manusia yang terinfeksi virus influenza A-H5N1 di
Indonesia.
Sumber: (WHO.,2008).
184 orang positif terinfeksi dan 152 orang meninggal
Sampai dengan 24 Januari 2012
11 kasus yang terjadi di tahun 2011
Sampai dengan April 2010
136 orang meninggal
19 orang meninggal
20 kasus
1 Januari 2009 s/d 28 Desember 2009
101 orang meninggal 112 orang meninggal
124 kasus 135 kasus
Sampai dengan Januari 2008
.Sampai dengan Juni 2008
479 kasus komulatif, 33 kasus konfirmatif
74 orang positif terinfeksi, 56 meninggal
Juli 2005-Nopember 2006
Jumlah meninggal Jumlah kasus Tahun
Juli 2006- Juni 2007
42 orang meninggal
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
8
Virus swine H1N1 merupakan subtipe dari virus influenza A secara kontinu
bersirkulasi pada babi, di US,Asia dan Eropa antigenik virus tersebut relatif stabil.
Transmisi silang dari virus H1N1 swine secara periodik terjadi pada manusia, dan terjadi
outbreak di Hongkong pada tahun 2009 yang dikenal dengan virus influenza H1N1
pandemik.
Pandemik dari virus influenza A manusia diberikan pada tabel berikut ini
Tabel 2.2: Pandemik virus influenza A –manusia
Sumber(WHO.,2008).
Dari Tabel tersebut diatas dapat diketahui bahwa periode terjadinya pandemik virus
influenza A – manusia antara 9 s/d 38 tahun. Muncul strain baru sebagai hasil koalisi
antara virus influenza A-manusia ( H2N2 dan H3N2 ) dengan virus influenza A – burung
sebanyak 2 kali. Sedangkan, 1 kali terjadi outbreak flu babi pada tahun 2009, virus tersebut
mampu beradaptasi pada manusia maupun binatang tanpa harus bermutasi dengan asam
amino Pb2 kode 627.
1977
China ,Russia
Russian flu
Low mortality
Reappereance of 1950 H1N1 virus
H1N1
Negara asal
Viral gene
Tahun
Nama virus
Meninggal Subtipe
25-50 juta
Unclear,contains mamalian and avian gene
1918-1919
China, Europe, South America
H1N1 Spanishflu
1957
>1juta
Reassortment with avian
virus
China
H2N2
Asian flu
1968
China
H3N2
Hongkong flu
Reassortment with avian
virus
>1juta
Meksiko
2009
Swain flu
Terdapat 137.232 kasus
Diduga terjadi karena co-infection dan reassortment
H1N1
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
9
Koalisi virus influenza di Indonesia
Virus influenza H5N1 mulai masuk ke Indonesia pada tahun 2003 dan sampai
tahun 2009 berada ada phase 4 dengan FCR sebesar 76,28%, kondisi yang sangat
mengkawatirkan pada awal tahun 2010 dengan 20 kasus 19 diantaranya meninggal dunia.
Berdasarkan hasil dari penelitian menunjukkan bahwa di Indonesia terdapat 170 variant flu
burung yang terdiri dari 3 jenis virus dengan variasi invasi yang berbeda-beda tarhadap
Host. Virus influenza H1N1 pandemik diperkirakan menyebar di Indonesia sekitar awal
tahun 2010 dengan kharakteristik yang mudah menyebar dari manusia ke manuisa dan
mudah beradaptasi, jika virus H5N1 yang beradaptasi pada manusia melalui Pb2 bertemu
dengan virus influenza yang transmisinya melalui kontak dari manusia ke manusia maka
kedua virus tersebut akan sangat mudah untuk berkoalisi(Liu et al.,2009;Lie et al.,2009;
WHO,2008).
2.1.2 Pemodelan matematika
Model matematika influenza sebagai model epidemiologi dibangun berdasarkan
model kompartemen, phenomena epidemiologi sebagai obyek terdiri dari komponen
individual populasi yang bergerak dinamis. Salah satu metode pendekatan yang dapat
digunakan untuk membangun model epidemiologi adalah menyusun jaringan kontak pada
populasi individual (host ). Pada pustaka ini, model matematika dibangun dengan
menggunakan model kompatemen standar yaitu SIS atau SIR dengan tujuan untuk
menentukan keterkaitan antara managemen virulence dengan struktur kontak pada
individual populasi. Evolusi virulence pada host yang berkaitan dengan kontak network
diantara host ekivalen dengan transmisi virus.
Jika multiple infeksi merupakan faktor yang menentukan terjadinya evolusi
virulence maka akan terdapat umpan balik melalui epidemiologi. Banyaknya strain
menyebabkan host bergantung pada wilayah populasi virus maupun perubahan yang terjadi
pada evolusi virulence, host diasumsikan dalam bentuk sosial network yang tetap, jika
setiap host melakukan kontak dengan host lainnya sebanyak n maka kontak yang tarjadi
merupakan hasil dari interaksi host terhadap sekelilingnya ( host pada graph dinyatakan
sebagai vertex sehingga terdapat n + 1 vertex ). Setiap host dapat dinyatakan sebagai
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
10
individual susceptible S dan dapat terinfeksi oleh satu dari dua strain I dan J (recovered
dan immune). Perubahan yang terjadi pada host ditunjukkan pada Tabel berikut ini:
Tabel 2.3. Perubahan pada status individual
Sumber: (Kelling et al.,2005).
Dalam bentuk network, tabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1. Network dari perubahan status individual.
Mixing network diantara populasi susceptible dan terinfeksi terjadi karena terdapat
kontak antara individual susceptible 1S dengan individual terinfeksi 2I atau ditulis secara
simbolik 1S ,2I transmisi virus pada 1S menyebabkan terjadi perubahan pada 1S sebesar
1S 2I , demikian pula untuk individual populasi lain yang dinyatakan pada network tersebut
(Kelling et al.,2005).
•1R
•1J
•2S
•1I
•1S
•2I
ρ
11 SR →
S
Loss of immunity
11
12
RJRI
→
→
J R
2Iϑ
1Jϑ
Recovery
2Iβ
1Jβ
Infection
Rate Mirror image Event
111
212
JSJISI
→
→
I I
J S J J
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
11
Pada bembahasan berikut, ditunjukkan bahwa transmisi suatu virus pada individual
dapat berbentuk fungsi transmisi ),,( IST fungsi transmisi atau rate incidence adalah
banyaknya kasus baru persatuan waktu dan merupakan komponen utama dari setiap model
epidemiologi. Untuk model susceptible dinyatakan ),()( ISTtSdtd
−= dengan fungsi
transmisi ),( IST sebagai kontak sebarang antara S dan .I Jika model dengan ukuran
populasi konstan maka akan terdapat 2 fungsi transmisi yang berasal dari 2 titik dengan
pupulasi sebagai peubah. Fungsi transmisi yang berbentuk bilinear dapat digunakan pada
model epidemiologi yaitu
qp ISIST β=),( , 0, >qp 2.2
Bentuk fungsi transmisi tersebut digunakan bergantung pada keadaan phenomena yang
diamati, berikut penjelasannya:
1. Fungsi transmisi berbentuk ISIST pβ=),( digunakan untuk mengamati
konsekuensi dari bermacam asumsi jika hukum atau aturan yang berkaitan dengan
phenomena tidak diketahui.
2. Fungsi transmisi berbentuk qSIIST β=),( adalah fungsi transmisi yang
digunakan untuk fungsi transmisi yang tidak linear.
Untuk mendapatkan formulasi model digunakan asumsi bahwa populasi susceptible
dan infeksi heterogen dan misalkan ),( 1wtS dan ),( 2wtI menyatakan densitas dari
susceptible dan infeksi yang independen sehingga ).()(),( 221121 wwww βββ = Jika
banyaknya susceptible dengan nilai 1w yang terinfeksi oleh individual terinfeksi dengan
nilai 2w maka
),().,(),( 212.1 wtIwtSwwβ = ),()(),()( 2221.11 wtIwwtSw ββ
dan total perubahan pada subpopulasi terinfeksi dengan nilai karakteristik 2w adalah
,),(),(...),(),(
),(),(){,(),(),(),(.
11211212212
11112112111
212
nnn
ii
n
ii
wwtSwwwwtSww
wwtSwwwtIwwtSwwwtI
Δ+Δ
+Δ=Δ∑=
ββ
ββ
untuk n besar dapat diperoleh
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
12
1121
1
2 ),(),(),(. dwwtSwwwtI ∫Ωβ = 111
1
1222 ),().(),()( dwwtSwwtIw ∫Ωββ 2.3
dengan kondisi awal
),0( 2wI = ),0(),0( 2 Iwpi ),0( 1ws = )0(),0( 1 Swps (Novozhilov, A.2008).
Model spasial dari influenza pertama kali dikembangkan pada tahun 1960,
kemudian dikembangkan menjadi bentuk model penyebaran geografik dari influenza di
Uni Sovyet dengan menggunakan data perjalanan. Untuk melakukan kajian pengaruh dari
perjalanan terhadap model pandemik influenza dilakukan kuantifikasi terhadap perjalanan
tersebut sehingga dapat diketahui penyebaran influenza secara geografik. Model epidemik
influenza yang terjadi di 9 kota di Eropa digunakan untuk mengestimasi derajat keterkaitan
antara epidemik di kota utama dan juga digunakan untuk mengetahui sinkronisasi spasial
dan temporal dari epidemic influenza yang terjadi di kota lainnya (Coburn et
al.,2011;Flahault et al.,2009).
Pemodelan berikutnya dibangun berdasarkan pada asumsi bahwa individual
bergerak dan akan kembali pada lokasi tetapnya artinya bahwa individual mempunyai
tempat ataupun lokasi yang tetap untuk waktu tertentu, dengan demikian individual
melakukan gerakan terbatas dan populasi dari individual mempunyai distribusi uniform.
Misalkan setiap individual mempunyai posisi spasial x dengan lokasi tetap ,hx individual
yang berada pada lokasi tetap konstan tetapi posisi individual berubah berdasarkan pada
random walk atas waktu, secara khusus, diasumsikan bahwa individual adalah attracted
pada lokasi tetapnya dengan rangkaian perubahan tempat dari lokasi tetapnya sebesar
.hxx − Misalkan posisi awal y dengan density probabilitas ),,,( thxyxp jika individual
bergerak dari y ke lokasi tetapnya kemudian bergerak ke posisi spasial x maka pergerakan
individual tersebut merupakan gerak Brownian berbentuk
])[(2
2
pxxxx
pDtp
h−∂
∂+
∂
∂=
∂
∂α 2.4
dengan kondisi awal ),()0,,( yxhxyxp −= δ D sebagai rate diffusi dan α adalah
kekuatan atractive dari individual terhadap lokasi tetapnya. Persamaan 2.4 mempunyai
penyelesaian:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
13
⎪⎭
⎪⎬⎫
⎪⎩
⎪⎨⎧
−−
−−−−−
−−=
).21(2
.)()[(
)21(2
1),,( teD
tehxyhxxExp
Dtethxyxp α
αα
ααπ 2.5
Model tersebut digunakan untuk menunjukkan bahwa terdapat kecepatan minimum ∗c
pada penyelesaian traveling wave dan dalam keadaan yang realistis kecepatan gelombang
lebih besar dari ∗c (Reluga et al.,2011).
Metode pemodelan berikutnya membagi populasi menjadi beberapa subpopulasi
dengan menyertakan komparteman latent, jika individual berada pada periode latent yang
kemudian berada pada klas infeksi maka rate dari perubahan populasi terinfeksi pada
waktu t dan lokasi x bergantung pada individual baru terinfeksi persatuan waktu ,tt Δ+
misalkan terdapat peubah penyakit dalam individual a selama τ dapat ditulis ),,( xatE yang
menyatakan density dari populasi ekspose pada waktu t dan lokasi .x
Model standar yang sering digunakan dengan populasi yang terbagi dalam struktur usia
maka diffusi spasial dapat dinyatakan sebagai berikut (Li and Zou. 2009):
t
xatE∂
∂ ),,( + a
xatE∂
∂ ),,( = 2
2 ),,()(x
xatEaD∂
∂ - ),,())()(( xatEdaa ++ γσ 2.6
dengan )(aD , )(aσ dan )(aγ adalah rate diffusi, rate mortalitas dan rate recovery pada
usia a dan d rate kematian natural dengan kondisi batas
∞<∞± ).,,( atE 2.7
∫∞
=τ
daxatExtI ).,,(),( 2.8
∫=τ
0).,,(),( daxatExtL 2.9
dari persamaan (2.8) dideferensialkan terhadap t diperoleh:
∫∞
∂
∂=
∂
∂
τdaxatE
txtI
t)),,((),(
=∂
∂ ),( xtIt
),,( xtE τ + ∫∞
τ( 2
2 ),,()(x
xatEaD∂
∂ - ),,())()(( xatEdaa ++ γσ da 2.10
menyatakan perubahan yang terjadai pada populasi terinfeksi(Li and Zou,2009).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
14
Andaikan terdapat populasi yang terletak pada 2 lokasi yaitu 1Ω dan 2Ω dengan ukuran
1L dan ,2L populasi dibagi dalam 3 klas yaitu susceptible, infected dan recovered dengan
densiti spasial ),,( txS ii ),( txI ii dan ),( txR ii yang saling berhubungan dalam lokasi i
dengan 2,1=i , densiti dari total populasi pada 2 lokasi tersebut adalah ),( 11 txN dan
),( 22 txN maka total populasi pada kedua lokasi tersebut adalah
∫ ∫Ω Ω
+=
1 2
222111 ),(),()( dxtxNdxtxNtTP . 2.11
Diasumsikan bahwa pergerakan individual kelokasi 1 sama dengan proporsi dari populasi
pada lokasi 2 yang bergerak ke lokasi 1, jika diasumsikan bahwa transmisi dari virus
terjadi pada kontak tertutup ( yaitu susceptible dapat terinfeksi hanya setelah kontak dengan
beberapa individual terinfeksi dilokasi pada titik yang sama) dan tidak terdapat periode
latent maka model penyebaran spasial dari epidemik pada 2 lokasi dapat ditulis dalam
bentuk sebagai berikut:
)()1()(),( 22112111111 SSKSKSSSKISSft
S∗+∗−∗+=
∂
∂
)()1()(),( 221121111111 IIKIKIIIKrIISIftI
∗+∗−∗+−=∂
∂ 2.12
)()1()(. 2211211111 RRKRKRRRKrIt
R∗+∗−∗+=
∂
∂
dengan ii IS , dan iR adalah vector dari individual susceptible, infected dan recovery pada
model tersebut diatas diasumsikan bahwa penyakit menyebabkan terjadinya immunity
permanent artinya setelah individual recovery dengan rate recovery memenuhi
0≥r (Blyuss,K.B. 2005).
Tinjauan pustaka berikutnya dirujuk dari Ruan,S.(2006) yang melakukan
generalisasi terhadap model Kermark-MCKendrick berbentuk persamaan diferensial
integral yang bergantung pada ruang. dengan ),,( ∞−∞=R ).,0[ ∞=+R
Misalkan ),(),,( txItxS dan ),( txR menyatakan density lokal dari individual susceptible,
terinfeksi dan removed untuk +∈Rt dan Rx∈ dengan total populasi yang tidak bergantung
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
15
pada waktu ,t diasumsikan bahwa semua individual terinfeksi dengan rate infeksi
berbentuk ∫∞
−∞− dyyxKtxI )(),(β dengan 0>β konstan dan density 0)( >− yxK yang
mempunyai kontribusi terhadap individual susceptible menjadi terinfeksi pada lokasi x
setalah melakukan kontak dengan individual terinfeksi yang berasal dari lokasi .y
Individual yang removed dinyatakan sebagai immune atau mati dengan rate removal 0>γ
berbentuk ),( txIγ ( ),( txIγ menunjukkan bahwa mati disebabkan oleh penyakit yang
menyebar berarti terjadi penggabungan individual pada subpopulasi removed dan tidak
mempengaruhi perubahan yang terjadi pada subpopulasi terinfeksi ), dengan penjelasan
tersebut diatas maka model Kendal dapat dinyatakan sebagai berikut:
∫∞
−∞−−=
∂
∂ dyyxKtyItxStS )(),(),(β
),()(),(),( txIdyyxKtyItxStI
γβ −∞
−∞−=
∂
∂∫ 2.13
),( txItR
γ=∂
∂
Kondisi tunak dari sistem 2.13 diberikan oleh 0, === RIS σ dengan 0>σ konstan.
Untuk melakukan kajian tentang perilaku asimtotik dari penyelesaian sistem tersebut
diberikan oleh nilai awal sebagai berikut:
σ=)0,(xS , )(0)0,( xIxI = , RxxR ∈= ,0)0,( 2.14
dengan 0)(0 >xI kontinu sedemikian hingga 0)( ≡xI dan 0)( ≠xI dalam ),[ 0 ∞x untuk
suatu Rx ∈0 (Ruan,S. 2006).
Model yang akan dibahas berikutnya adalah model multi species yang dibangun
berdasarkan pada transmisi silang diantara 2 species yaitu burung sebagai host dan nyamuk
sebagai vektor sehingga model sistem diperoleh dari interaksi antara burung dengan
nyamuk yang terinfeksi, sedangkan submodel sebagai bagian dari sistem dibangun
berdasarkan pada transmisi yang terjadi pada burung dan untuk transmisi pada nyamuk
dapat diperoleh submodel yang dinamakan model vector.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
16
Populasi individual burung dibagi dalam subpopulasi susceptible ( BS ), infection
( BI ), recovered ( BR ) dan mati ( BX ) dengan indek menyatakan burung dengan total
populasi burung dinyatakan dengan BN =( BS + BI + BR ), sedangkan pada nyamuk dibagi
dalam larva ( NL ), susceptible ( NS ), exposed ( NE ) dan infection ( NI ) untuk nyamuk
perempuan dimana total populasi nyamuk perempuan dinyatakan oleh NN =( NI + NS +
NE + NI ), diharapkan model yang diperoleh secara esensial dapat mencakup dinamika dari
penyakit yang berkaitan dengan WN dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Model dibangun hanya untuk mengamati penyebaran virus west nile melalui
transmisi silang antara nyamuk sebagai vektor dan host burung tanpa malakukan
prediksi terhadap kemungkinan terjadinya pandemik.
2. Submodel dari nyamuk memberikan gambaran tentang pertumbuhan populasi
nyamuk yang heterogen sehingga sangat mempengaruhi populasi nyamuk yang
terinfeksi virus west nile dan berakibat meningkatkan rate trasnmsisi dari virus
(Wonham et al.,2004).
Model berikutnya merupakan pengembangan dari model pada Wonham et al.(2004)
dengan 3 species dan model berbentuk sistem persamaan diferensial biasa yang digunakan
sebagai landasan untuk melakukan monitoring terhadap populasi dinamik temporal dari
nyamuk perempuan susceptible ),(tM u nyamuk perempuan terinfeksi ),(tMi burung
susceptible ),(tBu burung terinfeksi ),(tBi manusia susceptible ),(tS manusia terinfeksi
tanpa tanda-tanda ),(tE manusia terinfeksi dengan tanda-tanda ),(tI manusia terinfeksi
dengan penanganan rumah sakit ),(tH manusia yang terinfeksi kemudian sembuh
),(tR model dibangun berdasarkan karakteristik phenomena dari west nile yaitu:
1. Terjadi transmisi silang antara vector nyamuk dengan host burung artinya nyamuk
terinfeksi oleh karena mendapatkan makanan berupa darah dari burung, demikian
pula dapat terjadi pada burung terinfeksi, oleh karena gigitan nyamuk yang
terinfeksi maka penyebaran virus dapat terjadi pada masing-masing species
sehingga diperoleh model penyebaran pada nyamuk dan model penyebaran pada
burung sebagai submodel.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
17
2. Transmisi virus pada manusia terjadi jika transmisi dilakukan oleh nyamuk melalui
gigitannya dan transmisi pada manusia tidak simetris, belum terjadi transmisi virus
pada species yang sama.
)()( tMtMN iuM += menunjukkan total populasi dari nyamuk perempuan dalam
komunitas, )()( tBtBN iuB += adalah total populasi dari burung dalam komunitas dan
)()()()()( tRtHtItEtSNH ++++= adalah total populasi manusia.
Populasi dari nyamuk perempuan susceptible meningkat melalui burung atau migrasi dari
nyamuk susceptible pada tingkat konstan ,MΠ populasi tersebut akan berkurang oleh
karena terinfeksi dan meninggal dengan rate ,Bµ submodel dari nyamuk dapat dinyatakan
dalam bentuk sistem persamaan differensial sebagai berikut:
( )uM
B
iuHBMM
u MN
BMNNNbdt
dMµ
β−−Π= 11 ,,
( )iM
B
iuHBMi MN
BMNNNbdt
dMµ
β−= 11 ,, 2.15
dengan ( )HBM NNNb ,,1 adalah tingkat gigitan nyamuk per kapita pada host ( burung )
utama. 1β adalah probabilitas dari transmisi West Nile dari burung terinfeksi ke nyamuk
tak terinfeksi, oleh karena nyamuk menggigit burung dan manusia dan jika jumlah rata-rata
dari gigitan nyamuk yang diterima oleh burung dan manusia bergantung dari total populasi
dari nyamuk, burung dan manusia pada komunitasnya maka dapat didefinisikan bahwa
tingkat gigitan merupakan fungsi dari total populasi ( )HBM NNNbb ,,11 = (Boman et
al.,2005).
2.1.3 Bilangan reproduksi dasar Analisa terhadap penyebaran virus dapat dilakukan melalui 3 kuantiti threshold
σ,0R dan R yang ketiganya saling terkait walaupun masing-masing muncul pada keadaan
yang berbeda. 3 kuantiti threshold adalah
1. bilangan reproduksi dasar yang didefinisikan sebagai rata-rata banyaknya terinfeksi
kedua terjadi jika individual terinfeksi masuk kedalam populasi host susceptible,
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
18
perlu dicatat bahwa 0R juga disebut sebagai ratio reproduksi dasar atau tingkat
reproduksi dasar, secara implisit dapat diasumsikan bahwa individual yang
terinfeksi berada diluar populasi susceptible dan berada pada populasi terinfeksi
selama periode infeksi.
2. Bilangan kontak σ didefinisikan sebagai rata-rata banyaknya kontak yang cukup
dari individual terinfeksi selama periode infeksi, pengertian kontak yang cukup
adalah individual yang cukup untuk melakukan transmisi.
3. Bilangan replacement adalah rata-rata banyaknya individual terinfeksi kedua yang
disebabkan oleh typical infective selama periode infeksi, beberapa peneliti
menggunakan bilangan reproduksi dari pada bilangan replacement.
Perlu diketahui bahwa 3 kuantiti σ,0R dan R semuanya sama pada saat penyakit infeksi
mulai menyebar pada populasi susceptible.
Pada literatur pemodelan epidemiologi, bilangan reproduksi dasar 0R sering
digunakan untuk kuantiti threshold yang ditentukan pada saat penyakit menyerang
populasi, dengan demikian 0R hanya didefinisikan pada waktu invasi sedangkan σ,R
didefinisikan pada semua waktu. Pada beberapa model matematika yang berkaitan dengan
penyebaran infeksi bilangan kontak σ konstan sehingga kedua kuantiti threshold selalu
sama dengan bilangan reproduksi dasar 0R dan σ dapat digunakan secara bergantian.
Pada teorema invasi dapat ditentukan untuk kedua kuantiti tersebut akan tetapi untuk model
matematika tertentu bilangan kontak σ lebih kecil dari bilangan reproduksi dasar 0R
sesudah terjadinya invasi(Hectcote,H.W. 2000).
Bilangan reproduksi dasar untuk network dengan n kota dapat diperoleh dengan
menyelesaikan nilai eigen dari matriks Yacobian berukuran 4n x 4n. Seperti halnya pada
perubahan parameter, nilai eigen harus dihitung kembali pada setiap kasus. Estimasi
terhadap kondisi threshold )( 0T dilakukan secara analitik yaitu ketika terjadi penyebaran
infeksi 10 >R atau setelah terjadi penyebaran infeksi 10 <R dan estimasi tersebut
diperoleh akan memberikan makna tentang perilaku epidemik.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
19
Bilangan reproduksi dasar untuk multicity dapat diperoleh dengan menghitung bilangan
reproduksi dasar untuk setiap kota dengan asumsi bahwa penyebaran virus diisolasi pada
setiap kota dan selanjutnya dapat digunakan sebagai petunjuk untuk melakukan estimasi
terhadap bilangan reproduksi untuk kota yang lain. Batas atas 0R kota ke-k untuk waktu
maksimum bergantung dari infeksifitas maksββ = yang dinyatakan dalam bentuk
)(0 αφβ+
=k
krmaksR
dengan αφ +k
1 sebagai waktu rata-rata individual terinfeksi pada kota ke-k dan kφ
didefinisikan sebagai jumlahan dari rate mortalitas dan migrasi keluar dari kota –k dengan
bentuk
∑=
+=k
ikik D
1
µφ . 2.16
Definisi untuk batas atas dari kondisi threshold pada sistem penyebaran beberapa kota
ditentukan melalui definisi bilangan reproduksi untuk setiap kota karena jika penyebaran
epidemik terjadi pada satu kota maka akan terjadi persisten untuk seluruh populasi,
formulasi untuk kondisi threshold tersebut adalah :
)( 00 kRmaksT = untuk k=1.2.3…n 2.17
Bentuk formulasi tersebut sebagai ukuran untuk nilai threshold saja dan bukan bilangan
reproduksi dasar, sedangkan 0T akan menunjukkan indikasi yang akurat jika epidemik pada
persisten populasi pada beberapa kota atau penyebaran virus berhenti. Berdasarkan pada
data dari CDC tentang baseline parameter diperoleh 02.10 =T dan terjadi di Pittsburgh.
Jika terjadi 100 ≈≈ TR maka model akan sensitive terhadap perubahan kecil dari rβ dan
jika 02,0>ε maka bilangan reproduksi yang efektif akan berada dibawah 1 pada musim
summer, indikasi tersebut menunjukkan bahwa influenza tidak persisten selama kondisi
summer, oleh karena 0T dan 0R bergantung secara linear pada jumlah kontak perhari maka
dilakukan strategi efektif untuk memperlambat outbreak awal dari epidemik yaitu dengan
10 ≈R (Hyman and LaForce,2004).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
20
Model spasial dari proses transmisi lokal dimulai dari fungsi )(rU sebagai
probabilitas dari transmisi penyakit dengan jarak rr = diantara individual, )(rU
biasanya dinyatakan sebagai kernel dan bentuk normal untuk setiap individual dalam
populasi sebesar N adalah:
1)( =∫ drrUQ
2.18
dengan Q sebagai luasan yang menyatakan terjadinya transmisi.dan )(rU adalah rata –rata
dari semua individual yang berada pada luasan tersebut, Hazard infeksi didefinisikan
sebagai individual terinfeksi i pada lokasi iy bergerak menuju ke host susceptible j pada
lokasi jx sehingga diperoleh )( ij yxU −β dengan β sebagai rate kontak yaitu kontak
antara individual terinfeksi dan susceptible, dapat pula didefinisikan bahwa fungsi hazard
adalah individual yang sembuh dari infeksi sebesar .γ
Beberapa contoh tentang bilangan reproduksi dasar dari pergerakan individual populasi
antara lain:
∫Ω +
−= drrU
R ))()(1
11(0
γβ
, untuk model spasial 2.19
))1(
11(0
γτ
+−= nR , untuk model network (Ruan,S.2006).
Pada umumnya untuk menghitung bilangan reproduksi dasar pada populasi heterogen yang
dinyatakan dengan 0R dapat dilakukan dengan menentukan nilai eigen dari operator liniear
generasi mendatang, jadi dengan menggunakan iterasi pada operator tersebut dapat
diperoleh banyaknya individual terinfeksi pada generasi yang susceptible, model tersebut
juga telah dikembangkan pada derajat 2 dalam γβ yaitu
)1(0 nR
γβ
γβ
−= 2.20
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
21
Untuk ∞→n diperoleh γβ
=0R artinya bahwa model network spasial konvergen ke mass
action (Parham and Paul,2006).
Bilangan reproduksi dasar dapat pula sebagai ukuran dari penyebaran suatu virus, suatu
sistem yang spasial maka heterogenitas populasi yang bergerak dapat dilihat pada koefisien
diffusinya sehingga untuk koefisien diffusi yang lebih besar nol dapat mengurangi
terjadinya penyebaran virus yang labih luas.
Bilangan reproduksi dasar dapat diformulasi sebagai rate transmisi virus dibagai dengan
koefisien diffusi ditambah dengan rate recovery dan akan maksimum jika rate recovery
mendekati nol.
Misalkan domain terbatas Ω )1( ≥∈ mRm dengan Ω∂ smooth jika 1>m maka model
reaksi diffusi SIS berbentuk
,IIS
SISdtS
S γβ
++
−Δ=∂
∂ ,Ω∈x 0>t 2.21
,IIS
SIIdtI
I γβ
−+
+Δ=∂
∂ ,Ω∈x 0>t
bilangan reproduksi dari model 2.21 ditunjukkan pada Lemma berikut ini
Lemma 2.1
Didefinisikan bilangan reproduksi dasar dari model 2.21 adalah
⎪⎭
⎪⎬
⎫
⎪⎩
⎪⎨
⎧
+∇Ω∈=
∫
∫
Ω
Ω
22
2
10
)( γϕϕ
βϕ
ϕ IdHSupR maka 2.22
(a). 0R adalah fungsi positif dan monoton turun bila 0>Id
(b) 0R → }:)()({ Ω∈x
xxMax
γβ untuk 0→Id
(c) 0R →∫
∫
Ω
Ω
γ
β untuk ∞→Id
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
22
(d) 10 >R jika ,0<∗λ 10 =R jika 0=∗λ dan 10 <R jika 0>∗λ (Allen et al.,2010).
2.1.4 Traveling wave dari virus
Model yang dibangun berikut ini, merupakan pengembangan dari model Kendal
dengan membagi populasi menjadi subpopulasi yang homogen, individual bergerak
dinamis yang bergantung pada ruang dan waktu dengan subpopulasi terinfeksi yang spasial,
misalkan ),(),,( txItxS dan ),( txR menyatakan density lokal dari individual susceptible,
terinfeksi dan removed.pada waktu t dalam lokasi Rx∈ dengan rate infeksi
∫∞
−∞− dyyxKtxI )(),(β ,
oleh karena individual pada subpopulasi bergerak dinamis maka akan terdapat perubahan
status terhadap penyakit. Individual yang bergerak pada setiap titik pada subpopulasi
bergantung pada kecepatan traveling wave, persamaan traveling wave dapat dibangun
dengan transformasi )),(),,(),,(( tctxRtctxItctxS −−− terhadap model sistem sehingga
dengan menyelesaikan persamaan traveling wave dapat diperoleh kecepatan traveling
wave(Ruan,S,2006).
Perhatikan model oleh Li and Zou.(2009) yang dibangun berdasarkan pada struktur
usia dan diffusi berbentuk:
t
xtS∂
∂ ),( = 2
2 ),(x
xtSSD
∂
∂+µ - ),( xtdS - ),(),( xtSxtrI 2.23
=∂
∂
txtI ),(
2
2 ),,(x
xatIDI ∂
∂ - ),( xtIβ + dyyxfytSytrI )().,(),( −∞
∞−−∫
−αττε
dengan απα
α4
41)(
2x
exf = , d++= γσβ , Rxt ∈> ,0 2.24
Penyelesaian traveling wave front dari persamaan tersebut diatas adalah penyelesaian
khusus dari bentuk )(),( ctxxtS += φ dan )(),( ctxxtI +=ψ dengan 0>c sebagai
kecepatan gelombang, jika persamaan 2.23 dan 2.24 mempunyai 2 kondisi tunak konstan
),( −−=− ISU dan ),( ++=+ ISU sedemikian rupa sehingga fungsi φ dan ψ memenuhi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
23
persamaan −=−∞ S)(φ , −=−∞ I)(ψ , +=+∞ S)(φ dan +=+∞ I)(ψ maka penyelesaian
traveling wave disebut sebagai traveling wave front. Secara biologi, traveling wave front
merupakan kondisi terjadinya perubahan dari kesetimbangan −U menuju kesetimbangan
+U berdasarkan pada nilai dari kondisi tunak −U dan .+U Sedangkan kecepatan
gelombang dapat menjelaskan kecepatan penyebaran spasial dari penyakit dan kemudian
dapat mengukur bagaimana kecepatan penyakit tersebut menyerang secara geografik.
Dengan demikian traveling wave front sangat penting untuk model penyakit dengan
heterogenitas yang spasial.
Model spasial dari penyebaran virus WN merupakan pengembangan secara spasial
terhadap model dinamika non spasial yang menghasilkan model kompleks, reduksi model
dilakukan agar supaya lebih mudah untuk melakukan analisa terhadap penyebaran virus
dengan memberikan beberapa asumsi sehingga diperoleh model berbentuk:
2
2
)(xI
IdIANI
tI V
VVVVR
RRV
V
∂
∂+−−=
∂
∂εβα
2
2
xIDII
NIN
tI R
RRVR
RRRR
R
∂
∂+−
−=
∂
∂γβα 2.25
dengan RV NA , konstan dan 0)0,()0,( >+ xIxI RV atau dapat ditulis
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡+⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
∂
∂=⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡
∂
∂
R
V
R
V
R
V
II
fII
xD
II
t 2
2
2.26
dengan Tfff ),( 21 dan ⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡=
DD
00ε
Untuk mendapatkan penyelesaian traveling wave, perhatikan definisi berikut ini:
Definisi 2.1
Penyelesaian traveling wave dengan kecepatan c untuk model sistem 2.25 adalah
penyelesaian yang mempunyai bentuk ( ))(),( ctxIctxI RV −− dan berhubungan dengan titik
kesetimbangan penyakit endemik dan bebas penyakit dari sistem sehingga
),(),(lim)(
∗∗
−∞→−= RVRVctx
IIII dan )0,0(),(lim)(
=∞→−
RVctxII
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
24
Penyelesaian traveling wave dengan kecepatan c dari model 2.25 adalah
VVVVR
RRVV
v IdIANII
dtdI
c −−+=− )(βαε
RRVR
RRRRRV
R IIN
INDIIdt
dIc γβα −−
+=− 2.27
dengan kondisi batas pada ∞± dapat ditentukan penyelesaian stasioner dari sistem diatas.
Teorema 2.1
Jika kecepatan minimal dari traveling wave adalah 0c sedemikian hingga untuk setiap
0cc ≥ maka pada model sistem tak linear akan mempunyai penyelesaian traveling wave
non-increasing ( ))(),( ctxIctxI RV −− dengan kecepatan c yang memenuhi
),(),(lim)(
∗∗
−∞→−= RVRVctx
IIII dan )0,0(),(lim)(
=∞→−
RVctxII
dan jika 0cc < maka bentuk tersebut diatas bukan traveling wave.
Teorema 2.2
Jika kecepatan wave minimal dari sistem tak linear 2.27 adalah 0c maka kecepatan
minimal 0c sama dengan rate penyebaran ∗c dari sistem tersebut (Lewis et al.,2006).
Seperti yang dinyatakan pada model penyebaran spasial dari penyakit rabies
berikut ini:
),(),(),(
),(),(
2
2
txItxItxStID
tI
txItxStS
µβ
β
−+∂
∂=
∂
∂
−=∂
∂
2.28
dengan β adalah koefisien transmisi, 1−µ harapan hidup dari anjing terinfeski dan D
koefisien diffusi. Bilangan reproduksi dasar dari model dinyatakan oleh R0 = .0
µβ
S Jika
R0 < 1 maka tingkat mortalitas akan lebih besar dari tingkat individual yang baru terinfeksi.
Pada kasus dimana R0 > 1 menunjukkan adanya penyakit yang bertahan pada daerah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
25
homogen spasial, diffusi spasial pada model merupakan penyebaran penyakit yang
berkembang dari daerah dengan luas yang kecil menuju ke daerah yang lebih luas.
Kecepatan gelombang penyebaran dapat ditentukan berdasarkan pada penyelesaian dari
persamaan traveling wave yang diperoleh dari transformasi )(),(),(),( zgtxSzftxI ==
dengan peubah gelombang ,ctxz −= kecepatan gelombang c ditentukan oleh persoalan
nilai batas asimtotik dari persamaan traveling wave
0,0 1111 =−=−++ fgcgffgcfDf βµβ 2.29
∞=−∞=+∞=±∞ SgSgf )(,)(,0)( 0
dengan ∞S menyatakan banyaknya individual susceptible yang ada ( tersisa ) setelah
gelombang penyakit berlalu dan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut
ini(Thieme,H.R.2000)
1)ln(0
1
0
=− ∞−∞
∞
SSR
SS 2.30
2.1.5 Analisa persistensi, well-posed
Misalkan X ruang metric dengan metric d dan R menyatakan himpunan bilangan
real dengan struktur aljabar dan topologi dan misalkan +R dan −R menyatakan himpunan
bilangan real nonnegatif dan negatif maka aliran kontinu ),,( πRXF = didefinisikan pada
X dengan π : XXxR → kontinu sedemikian hingga xx =)0,(π untuk semua Xx∈ ,
Rst ∈, , jika XM ⊂ dan RK ∈ maka ),( KMπ menyatakan himpunan
}.,:),({ KtMxtx ∈∈π
Definisi 2.2
Aliran F disebut
1. Weakly persistence jika untuk semua ,•
∈ Ex .0)}),,(({ >∂∞→
EtxdSuptLim π
2. Persistence jika untuk semua ,•
∈ Ex .0)}),,(({ >∂∞→
EtxdInftLim π
3. Weakly uniformly persistence jika terdapat 00 >ε sedemikian hingga untuk semua
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
26
•
∈Ex .)}),,(({ 0επ >∂∞→
EtxdSuptLim
4 Uniformly peersistence jika terdapat 00 >ε sedemikian hingga untuk semua •
∈Ex
0)}),,(({ επ >∂∞→
EtxdInftLim (Das and Mukherjee.2009;Freedman et al.,1994).
Pada Das and Mukhejee.(2009), kajian persistensi pada model penyakit Chagas
dengan melakukan analisa terhadap model sistem yang dibangun berdasarkan karakteristik
penyakit antara lain penyakit yang berbentuk kronik dengan level rendah dan klinik
sehingga analisa persistensi sistem harus dilakukan pada masing-masing komponen,
misalkan )(tx merupakan komponen dari sistem persamaan diferensial biasa dikatakan
persisten ( uniformly strongly ) jika terdapat konstan 0>k sedemikian hingga
kttLim >∞→
)min( dengan ,0)0( >x sistem dikatakan uniformly strongly persistemce jika
setiap komponen uniformly persistence. Berdasarkan pada analisa yang dilakukan
diperoleh beberapa teorema tentang persistensi penyakit yang dikaitkan dengan parameter
model yaitu:
Teorema 2.3
Jika l
l
bgcrq
1
111
++> , rkb +< 1 dan ll rb 22 < maka penyakit disebut sebagai uniformly
waekly persisten pada ε>∞→
=∞ )(.sup1 1 titLimi dengan 0>ε yang tidak bergantung pada
data awal dan ditunjukkan oleh .0)0(1 >i
Teorema 2.4
Jika suatu penyakit memenuhi Teorema 2.3 maka penyakit tersebut adalah uniformly
strongly persisten pada ε≥∞→
=∞ )(sup1 1 titLimi dengan konstan ε yang tidak bergantung
pada data awal dan ditunjukkan oleh 0)0(1 >i ( Freedman et al.,1994).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
27
Well-posedness konstruksi model
Rangkaian dari membangun model matematika pada suatu sistem yang terdiri dari
komponen partikel bergerak spasial dan temporal adalah well-posed, model yang
mencerminkan phenomena obyek harus mampu memberikan jawaban dan bersifat tunggal
terhadap persoalan obyek, oleh karena yang diamati bergerak secara dinamis maka setiap
komponen dari sistem harus dipastikan berbentuk aliran kontinu..
Pengujian terhadap konstruksi model dinyatakan well-posed jika
1. Konstruksi model mempunyai penyelesaian dan bersifat tunggal.
Misalkan sistem dinamik tak linear berbentuk ),),(( ttXfdtdX
= 0)0( XX = 2.31
dengan nRX ∈ dan ,+∈Rt untuk menunjukkan eksistensi dan ketunggalan penyelesaian
global dari model digunakan asumsi dari Desoer dalam De Carlo and Raymond,1989
yaitu
1. +⊂ RT memuat titik-titik berhingga persatuan interval.
2. untuk setiap nRX ∈ , ),( tXf kontnu pada Tt∉
3. untuk setiap Tti ∈ , ),( tXf mempunyai limit kiri dan kanan pada itt =
4. :f nn RRR →× memenuhi global Lipschitz yaitu terdapat fungsi kontinu
sebagian demi sebagian :k ++ → RR sehingga
2121 )()),(()),(( XXtkttXfttXf −<− untuk semua +∈ Rt dan semua titik
., 21 nRXX ∈
2. Konstruksi model merupakan sistem dinamis.
Jika model sistem dinamik dapat dinyatakan dalam bentuk
),{ 2
2
φφφ k
xDF
t ∂
∂=
∂
∂ 2.32
dengan k parameter epidemiologi maka dapat didefinisikan bahwa
:F ),( 1 RC Ω → ),( 1 RC Ω atau :F ),( 2 RC Ω → ),,( 2 RC Ω ),,( πRCG = sebagai aliran
kontinu pada ),,( 1 RC Ω ),( 2 RC Ω dan ),( RC Ω∈φ secara eksplisit dapat dinyatakan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
28
sebagai ),(),(: RCxRRC Ω→Ωπ sedemikian hingga untuk semua ),( RC Ω∈φ dan untuk
semua bilangan nyata Rts ∈, berlaku (Thieme et al.,2007)
),()0),,(( txtx φφπ = dan ),()),,(( stts += φπφππ 2.33
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
29
BAB III KONSEP ILMIAH
3.1. KONSEP ILMIAH
Konsep ilmiah dari penelitian yang dilakukan merupakan teori yang digunakan
maupun dikembangkan untuk memperoleh teori baru dari permasalahan phenomena obyek,
konsep ilmiah dalam hal ini lebih menekankan pada alur pikir yang diinginkan peneliti
walaupun bukan berbentuk metodologi.
Terdapat 3 tahapan yang perlu disampaikan untuk konsep ilmiah yaitu:
1. Konsep ilmiah tentang koalisi virus H5N1 dan H1N1-p yaitu rancangan konsep berupa
penjelasan tentang virus H5N1 dan H1N1-p yang dapat berkoalisi pada babi maupun
manusia dan mempunyai peluang munculnya strain baru, rancangan yang dimaksud adalah
peluang terjadinya koalisi antara virus H5N1dan H1N1-p.
Beberapa koalisi virus H5N1 dan virus H1N1 dengan virus lainnya yang pernah
terjadi antara lain:
a. Koalisi yang terjadi antara virus avian H5N1 dengan virus manusia H2N2
sehingga muncul virus baru sebagai subtipe H2N2 yang disebut sebagai
virus Asian dan terjadi pada tahun 1957 di Cina.
b. Koalisi yang terjadi antara virus avian H5N1 dengan virus manusia H3N2
yang memunculkan virus baru sebagai subtipe H3N2 yang disebut sebagai
virus Hongkong dan terjadi di Cina pada tahun 1968.
c. Koalisi dan co-infeksi yang terjadi antara virus avian H1N1 dengan virus
lainnya yang memunculkan virus baru sebagai subtipe H1N1 yang disebut
virus Swain dan terjadi di Meksiko pada tahun 2009.
d. Penelitian pada Laboratorium dengan melakukan percobaan terhadap
kombinasi semua tipe sebanyak 254 dari koalisi virus antara
A/chicken/south Kalimantan/UT6028/06(SK06 H5N1) dan A/Tokyo/UT-
SK-1/Tok07.H3N2 virus influenza dengan reverse genetic, dari data dapat
diperoleh bahwa koalisi antara virus avian H5N1 dengan pathogen rendah
dan virus human H3N2 pada tikus dapat menghasilkan virus dengan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
30
pathogen tinggi dan fungsi Pb2 pada virus manusia H3N2 berlatar belakang
virus avian H5N1 yang sangat jelas meningkatkan virulence dari pathogen
virus human H3N2.
e. Para peneliti di Avian Influenza-zoonosis Research Center- Universitas
Airlangga (AIRC- UNAIR) telah melakukan penelitian tentang pola virus
influenza di lapangan dan di laboratorium. tahun 2006, dilakukan mutasi
buatan pada virus H5N1 dari unggas di Indonesia tanpa koalisi.,ternyata
diperoleh bahwa virus H5N1 unggas yang berkoalisi dengan H3N2 lebih
virulence.
Dari rangkaian kejadian koalisi terdapat koalisi dengan pathogenitas tinggi pada
virus avian yang terjadi secara alamiah menghasilkan virus baru dengan pathogenitas
tinggi, sedangkan koalisi dari hasil percobaan antara virus H5N1 pathogenitas rendah
dengan vurus H3N2 juga menghasilkan virus dengan pathogenitas tinggi. Virus H5N1 dan
Virus H1N1-p mempunyai struktur yang sama yaitu 8 gen yang saling lepas sehingga
sangat mudah untuk terjadi mutasi didalam gen maupun diantara gen ( koalisi ).
Berdasarkan penjelasan tersebut diatas konsep ilmiah dari penelitian yang berkaitan
dengan phenomena koalisi disusun berdasarkan pada penyebaran virus H5N1 dengan
pathogenitas tinggi dan virus H1N1-p pada host manusia dan unggas yang disebut dengan
transmisi multiple strain pada multple host. yaitu:
a. Transmisi virus H5N1 dan H1N1-p pada multiple Host manusia, unggas
dengan memperhatikan transmisi yang sebelumnya terjadi, transmisi
dinyatakan dalam bentuk fungsi transmsisi dengan menggunakan hukum
energi dengan mass infection sebagai landasan untuk formulasi kuantiti pada
perubahan setiap subpopulasi.
b. Host sebagai individual populasi akan terbagi menjadi subpopulasi sebagai
akibat dari mixing random.
c. Kontak random pada individual ekivalen dengan transmisi virus, oleh
karena transmisi virus tidak selalu simetris atau dapat dikatakan bahwa
transmisi yang terjadi simetris maka disusun petakontak dalam rangka untuk
memudahkan dalam membangun sistem network.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
31
d. Lokasi terbatas yang dianggap sebagai pusat terjadinya koalisi dan
berbentuk spasial dengan memperhatikan penyebaran pada lokasi
persekitaran.yang dapat berkembang pada lokasi yang lain.
e. Setiap perubahan yang terjadi pada subpopulasi karena gerakan individual
yang dinamis digunakan hukum kesetimbangan.
f. Peluang terjadinya transmisi oleh karena kontak dan interaksi individual
maupun pergerakan individual dari satu lokasi ke lokasi yang lain
dinyatakan oleh fungsi densitas Kernel.
g. Model Network spasial sebagai pijakan untuk membangun model
matematika dirancang sedemikian rupa sehingga terdapat co-transmisi dan
co-infeksi pada manusia.
2. Kerangka konsep yang berkaitan dengan model matematika dimulai dari definisi baku
tentang model, pemodelan matematika maupun model matematika yaitu:
a. Model secara obyektif didefinisikan sebagai berikut: M sebagai obyek akan
disebut model dari obyek atau phenomena P jika M dapat menggantikan
P sehingga dengan mengamati atau menyelidiki M akan mendapatkan
informasi tentang .P
b. Pemodelan matematika didefinisikan sebagai melakukan formulasi
matematik yang menyatakan diskripsi dari suatu kejadian yang berasal dari
model fisika, kimia,biologi dll.
c. Model matematika didefinisikan sebagai himpunan persamaan-persamaan
bersama dengan syarat awal,syarat batas dan sinyal terhadap nilai batas.
Pada penelitian desertasi, pemodelan matematika dilakukan dengan pendekatan
sistem sehingga obyek dapat dibagi dalam subsistem-subsistem yang saling berinteraksi,
subsistem dapat diinterpretasikan sebagai:
a. Subpopulasi yaitu bagian dari populasi individual yang dapat berubah
terhadap peubah jarak dan waktu karena pergerakan dinamis, perubahan
status, mengalami diffusi, dalam hal ini subpopulasi dapat berupa
subpopulasi infeksi, ekspose dengan pembagian yang bergantung pada
phenomena obyek dan tujuan dalam pemodelan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
32
b. Lokasi sebagai obyek dalam melakukan pengamatan terhadap phenomena
obyek, 2 lokasi pengamatan yang saling berinteraksi dan lokasi 1 ditetapkan
sebagai daerah terjadinya koalisi virus dan pusat penyebaran strain H5N1
atau H1N1-p terhadap daerah persekitaran maupun global.
Dengan demikian sistem yang dibangun terdiri dari 2 subsistem sebagai lokasi
pengamatan dengan komponen-komponen yang berbentuk subsistem dengan elemen
subpopulasi, oleh karena itu pada masing-masing subsistem selalu berinteraksi melalui
interface. Seperti pada Gambar berikut ini:
Interaksi diantara subsistem dengan diskripsi subpopulasi pada titik A,B,C di Lokasi 1
sebagai subsistem lokal, demikian pula pada lokasi 2 interaksi terjadi pada titik D,E,F
sedangkan interaksi diantara subsistem lokasi terletak pada titik G sebagai interface.
• •
• A
B C •
• •
D
E F
•
Lokasi 1 Lokasi 2
G
Gambar 3.1. Interaksi diantara subsistem melalui bidang singgung
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
33
Pada Gambar 3.2 menunjukkan perubahan dinamis yang terjadi pada lokasi 1
sebagai akibat dari interaksi diantara subpopulsi dalam bentuk kontak individual sehingga
terjadi transmisi virus H5N1 dan H1N1-p dan masing-masing subpopulasi mengalami
perubahan, hal tersebut juga terjadi jika terdapat migrasi keluar maupun masuk dari
subpopulasi pada lokasi 2, koalisi terjadi pada saat transmisi kedua virus tersebut terjadi
dan dapat dinyatakan seperti pada Gambar berikut:
Penggabungan individual pada subpopulasi
• •
•
Subpopulasi
Subpopulasi
Subpopulasi
Transmisi virus Transmisi virus
Gambar 3.2. Perubahan dinamis yang terjadi pada lokasi 1
Proses koalisi
•
• •
•
•
•
•
1S
2S
α1I
α1I
α1I
2I
−I coinfection
Gambar 3.3. Proses terjadinya koalisi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
34
Proses koalisi yang terjadi seperti pada Gambar 3.3 diawali adanya transmisi virus
H5N1( salah satu jenis virus H5N1 yang beredar di Indonesia ) dan virus H1N1-p sehingga
terdapat individual terinfeksi α1I dan .2I Jika terdapat individual susceptible melakukan
kontak dan interaksi maka akan terdapat individual yang akan terinfeksi oleh virus H5N1
dan H1N1-p atau disebut sebagai individual co-infeksi dan co-transmisi.
Jika perubahan dinamis juga terjadi pada subsistem lokasi 2 maka konstruksi model
sistem yang dapat dibangun adalah sebagai berikut:
Misalkan ),( txUU = individual pada subpopulasi dan ),(11 txUU = perubahan yang
disebabkan pergerakan dinamis individual pada subpopulasi yang mengalami diffusi,
),(22 txUU = perubahan yang disebabkan oleh transmisi virus dan ),(33 txUU =
perubahan yang disebabkan oleh individual yang masuk pada lokasi 1 berasal dari lokasi 2.
),(44 txUU = perubahan yang terjadi disebabkan oleh individual yang keluar dari lokasi 1
Dengan menggunakan hukum kesetimbangan maka total perubahan subpopulsi pada lokasi
1 adalah
),(1 txU + ),(2 txU + ),(3 txU + ),(4 txU atau dapat ditulis ),(4
1
txUUi
i∑=
= artinya
individual pada subpopulasi yang bergerak di lokasi 1 akan mengalami perubahan terhadap
waktu yang disebabkan oleh gerakan individual itu sendiri menyebabkan terjadinya fluks,
demikian pula untuk subpopulasi yang lain ),,(4
1
txVVi
i∑=
= ),(6
1
txWWi
i∑=
= untuk lokasi 1
maupun pada lokasi 2.
Model sistem yang terbentuk adalah:
),,(6
1
txUUi
i∑=
= ),,(6
1
txVVi
i∑=
= ),(6
1
txWWi
i∑=
= 3.1
0)0,( UxU = , 0)0,( VxV = , 0),( =txV untuk ∞→t .
Misalkan model sistem 3.1 dapat dinyatakan
⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛−−
∂
∂
∂
∂∫ ∫Ω Ω
dxxyKpdyyxiKipifppx
ipD
tip
G iiji )(,).(.,,,, 2
2
α = 0 3.2
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
35
3.2.1, =ji dan ji ≠ menyatakan jenis subpopulasi.
),( txpi adalah densitas dari subpopulasi yang terdiri dari individual –individual bergerak
secara spasial dan temporal.
D adalah koefisien diffusi.
iK . adalah densitas Kernel.
α adalah rate transmisi.
kondisi awal:
0)0,( ii pxp = , untuk ∞→t dan ji ≠ terdapat 0),( =txpi atau .0),( =txp j
kondisi batas:
00 ==∂
∂xx
pi dan 0==∂
∂Lxx
pi untuk ],0[ Lx∈
Pada persamaan 3.2 menyatakan sistem persamaan diferensial yang secara implisit
menunjukkan adanya perubahan waktu pada densitas individual subpopulasi pada lokasi
tertentu, perubahan pada subpopulasi dapat disebabkan oleh pergerakan individual secara
lokal, global ( bergerak lintas lokasi ) maupun oleh kontak individual yang menyebabkan
terjadinya transmisi. Untuk melakukan analisis terhadap penyebaran infeksi maupun
traveling wave maka dilakukan transformasi koordinat ctx +=ξ dengan c sebagai
kecepatan gelombang penyebaran sehingga terdapat penyelesaian traveling wave berbentuk
)(),( ξii wtxp = yang memenuhi sistem persamaan:
⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛−−∫ ∫
Ω Ω
ςξςξςξαξξ
dKwdiKiwiwifwwd
iwdD
didw
cG iiji )(,).(.),(,,, 2
2
= 0 , 3.3
dengan kondisi batas:
. 0)(lim wwi =∞→
ξξ
dan 1)(lim wwi =→−∞
ξξ
dengan 0w sebagai titik kesetimbangan bebas virus dan 1w sebagai titik kesetimbangan
endemik.
Kecepatan penyebaran yang dinyatakan oleh penyelesaian model sistem traveling
wave dapat dikatakan sebagai ukuran dari penyerangan virus terhadap indivdiual populasi,
pada saat itu dapat dilakukan formulasi yang berkaitan dengan bilangan reproduksi dasar
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
36
atau bilangan reproduksi invasi, sesuai dengan definisi bahwa bilangan reprodukasi dasar
sebagai ukuran dari virulensi suatu virus dengan memperhatikan individual populasi yang
terinfeksi pada kedua kalinya berarti dalam melakukan formulasi hanya memperhatikan
subpopulasi individual terinfeksi saja.
Formulasi dari bilangan reproduksi dasar 0R dinyatakan sebagai ratio perbandingan
antara koefisien dari rate perubahan pada subpopulasi yang masuk pada subpopulasi
terinfeksi dengan rate perubahan yang keluar dari subpopulasi terinfeksi dan untuk model
sistem 3.2 reproduksi dasar dinyatakan 0R = 1fα dengan if menyatakan rate perubahan
yang keluardari .ip
3 Konsep teori yang berkaitan dengan analisa dirancang sesuai dengan tujuan
yang diharapkan dari penelitian ini, rancangan konsep analisa pada penelitian ini adalah:
a. Analisa terhadap penyelesaian positif dari konstruksi model matematika koalisi.
b. Analisa eksistensi dan ketunggalan penyelesaian serta analisa sistem dinamis dari
konstruksi model matematika koalisi.
c. Analisa persistensi terhadap model sistem koalisi maupun terhadap virus H5N1 dan
virus H1N1-p, dalam hal ini analisa juga dilakukan terhadap submodel sistem.
d. Analisa permanen terhadap model sistem traveling wave dari model sistem koalisi
dari virus H5N1 dan virus H1N1-p yang mempunyai penyelesaian tunggal.
e. Analisa terhadap kecepatan gelombang maksimum dan minimum jika terjadi
pandemik terhadap koalisi antara virus H5N1 dan H1N1-p.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
37
3.2. ROADMAP PENELITIAN DISERTASI
Gambar 3.4 Roadmap Penelitian Disertasi
E G
J
M L
I B
H
K
N
D
F
C
A
O
Tabel 3.1 Keterangan dari komponan Roadmap Penelitian Disertasi
Penulis/Tahun/Judul Model Matematika Metode Pemodelan
A Hariyanto.2014.Konstruksi Model MatematikaKoalisi antara virus
influenza- H5N1dan H1N1 Pandemik
Network spatial. multi strain
multi species
Sistem Persamaan differensial Parsial
Integral
B. Coburn,B.J.Cosner,C and Ruan,S. 2011. Emergence and Dynamic of Influenza
Super strain.
Kompartemen Multi strain multi species
Sistem Persamaan Differensial Biasa.
C Reluga,T.C. Medlock,J and Galvani,A.P. 2011.A Model of spatial epidemic spread
when individuals move within overlapping home range.
Sistem Persamaan differensial Parsial
Integral
. Gerak Brownian, individual terinfeksi
bergerak overlapping pada lokasi tetap.
O Hariyanto.Widodo,B. Nidom,C.A.
Budiantara,I.N.2013THE Construction of a Model of PRE-Coalition betwen H1N1-p and H5N1 Influenza Virus in
Indonesia.
Sistem Persamaan differensial Parsial
Integral
fungsi transmisi dikonstruksi
sesuai dengan peta kontak pada
penyebaran lokal dan global
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
38
Penulis/Tahun/Judul Model Matematika Metode Pemodelan
D Li,J.and Xou,X.2009. Modelling
spatial spread of infectious diseases with a fixed latent periode in a
spatially continous domain
Sistem Persamaan differensial Parsial
Integral
model diturunkan dari bentukstandar diffusi
spasial,. populasi dibagi berdasarkan dalam
struktur usia.
F Coburn,B.J.Wagner,B.G and
Blower,S.2009.Modelling influenza epidemics and pandemics : insights into the future of swine flu.
Sistem Persamaan Differensial Biasa.
Model kompartemen
I Novozhilov,A.2008.
Heterogenious Susceptibles
Infectives models
Sistem Persamaan differensial Parsial
Integral
fungsi transmisi dikonstruksi
sesuai dengan peta kontak, populasi
heterogen
E Ruan,S and Wu,J.2009. Modelling spatial spead
of communicable diseacesinvolving
animal host.
Sistem Persamaan differensial Parsial
Integral
Model dibangun dari sistemreaksi difusi, penyebaran local maupun global
G Flahault,A. Vergu,E and
Boelle,P.Y.2009. Potensial for a Global Dynamic of
influenza A (H1N1).
Sistem distribusi Binomial
. Metapopulasi.
J Blyuss,K.B.2005.
On a model of spatial spread of epidemics with long – distanc.
Sistem Persamaan differensial Parsial
Integral
Metode Konvolusi, mengamati pergerakan
individual pada 2 daerah, 2. Strain tunggal species
tunggal.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
39
Penulis/Tahun/Judul Model Matematika Metode Pemodelan
M Kelling,M.J and
Eames, K.T.D. 2005. Network and
epidemic models.
Sistem persamaan differensial
biasa, parsial.
transmisi virus berdasarkan kontak
dan interaksi.,kontak individualdikonstruksi dengan menggunakan
teori graph.
L Hyman,J.M.LaForce,T
.2004.Modelling the spread of
influenza among cities.
Sistem persamaan differensial biasa
Model kompartemen SIR.
H Arino,J.Davis,J.R.
Hartley,D.Jordan,R, Miller,J.M and
Drissche,P.V.D. 2009. A multi species
epidemic model with spatial dynamics.
Sistem persamaan differensial biasa
transmisisi multispecies dan penyebaran
geografik.
K Boman,C.Gumel,A.B. Driessche,P.V.D Wu,J
and Zhu,H. 2005. A mathematical models
for assessing control stratedies agains west nile virus.
Sistem persamaan differensial biasa
Sistem Kompartemen .
dengan transmisi strain tunggal
pada 3 species. .
N
Wonham,M.J.de-Carmino-Beck,T and
Lewis,M.A.2004 .An Epidemiological
model for West Nile virus :invasion analysis and control
application.
Sistem persamaan differensial biasa
Sistem Kompartemen .
dengan transmisi strain tunggal
pada 3 species. .
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
40
3.3. PETA TEORI PENELITIAN DISERTASI
Peta Teori Penelitian Disertasi disusun berdasarkan Roadmap Penelitian Disertasi,
pembahasan dalam bentuk tabel 3.2 sesuai dengan cabang pada Gambar 3.4.
Tabel 3.2 : Teori Penelitian Disertasi
Penulis,Tahun, Judul
Ruang Lingkup
Teori mendukung
disertasi
Kesimpulan
Konsep Ilmiah Keterangan
Kosentrasi pemodelan terletak pada subpopulasi ekspose dengan masa latent yang ditentukan secara periodic.
Model penyebaran penyakit yang dibangun dari model dasar difusi spasial dengan struktur populasi yang dibuat oleh Metz dan Dickmann.
Li,J.and Xou,X.2009. Modelling spatial spread of infectious diseases with a fixed latent periode in a spatially continous domain.
Model matematika yang terbentuk merupakan model khusus untuk penyakit yang beradaptasi pada host.
Konstruksi perubahan pada subpopulasi terinfeksi ditentukan oleh perubahan masa penyakit berada pada host.
Model penyebaran dengan bentuk latent, pengembangan dari model Metz dan Dickmann
Penyebaran virus super strain sebagai hasil dari koalisi virus influenza H5N1 dan H1N1 pandemik pada 2 lokasi
Hariyanto, 2014. Construcsion Models Coalision Between H5N1 and H1N1 Pandemic Influenza Virues.
Penyebaran virus super-strain diamati dalam 3 tahapan dengan transmisi virus melalui kontak,interaksi individual, subtitusi asam amino dilakukan melalui subpopulasi susceptible pada tahapan ketiga.
Konstruksi model koalisi mempunyai penyelesaian positif dab well-posed. Virus super-strain persisten sangat kuat terhadap virus H5N1 dan H1N1-p.
model matematika dikonstruksi bersifat spasial-temporal, oleh karena Konstruksi model pada setiap tahapan proses koalisi adalah well-posed.
Pendekatan spasial temporal, model bergantung pada proses koalisi,multi strain multispecies,model well-posed dan mempunyai penyelesaian positif,analisa terhadap densitas,persistensi virus dan traveling wave.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
41
Penulis,Tahun, Judul
Ruang Lingkup
Teori mendukung
disertasi
Kesimpulan
Konsep Ilmiah Keterangan
Terdapat metode pemodelan dengan struktur populasi untuk gerakan spasial temporal yang menghasilkan model matematika berbentuk sistem reaksi diffusi
Model matematika dibangun berdasarkan pada struktur populasi host dan gerakan dinamis dari individual host secara local maupun global.
Metode yang diterapkan memberikan variasi model yang berbeda-beda, untuk populasi heterogen tidak terdapat fluks, spasial temporal terdapat model dengan koefisien diffusi yang sama
Bebarapa metode pemodelan matematika yang khusus berkaitan dengan penyebaran spasial dari penyakit yang berasal dari binatang
Ruan,S and Wu,J.2009. Modelling spatial spread of communicable diseaces involving animal host.
Model dengan pendekatan spasial temporal pada populasi heterogen, individual bergerak dinamis diperoleh variasi model dengan koeffisien diffusi sama dan berbeda
Pergerakan populasi dari y menuju x merupakan gerak Brown sehingga peluang dari setiap individual yang bergerak dinyatakan sebagai fungsi densitas kondisional.
Model matematika terdiri dari model distribusi kontak, model distribusi terinfeksi, digunakan untuk memprediksi transmisi penyakit pada populasi.
Pemodelan matematika penyebaran penyakit berdasarkan pada populasi yang bergerak pada daerah persekitaran
individual begerak sebarang dan mempunyai titik tetap, setiap individual yang bergerak keluar daerah persekitaran akan kembali pada titik tetap.
Reluga,T.CMedlock,J and Galvani,A.P.2011.A Model of spatial epidemic spread when individuals move within overlapping home range.
Model lokal atau model pada daerah persekitaran, transmisi untuk single strain
Hasil yang diperoleh secara epidemiologi dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu: 1. Kontak antara babi dengan manusia. 2. Transmisibilitas super strain pada manusia. 3. Transmisibilitas dari babi ke manusia.
Model dikonstruksi sebagai model penyebaran dengan menekankan pada subpopulasi Co-infection, oleh karena itu model sistem kompartemen dinyatakan sebagai aliran virus pada babi.
Penyebaran virus super strain dinyatakan dalam model matematika yang terdiri dari 3 species yaitu manusia, burung dan babi dengan babi sebagai mixing vessel .Transmisi virus melalui kontak, interaksi.
Penyebaran virus super strain sebagai hasil dari rekombinasi virus H1N1 dan H5N1.
Coburn,B.J.Cosner,C and Ruan,S. 2011. Emergence and Dynamic of Influenza Super strain.
Model dengan memperhatikan proses recombinasi, pendekatan sistem kompartemen,bentuk model sistem persamaan differensial biasa, multispecies multistrain, analisa persistensi dan stabilitas.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
42
Subpopulasi didefinisikan dalam ruang metric, transmisi virus terjadi pada
)(dInf atau
).(dSup Persistensi virus bergantung pada nilai reproduksi dasar.
fungsi transmisi dikonstruksi sesuai dengan Network kontak pada penyebaran lokal dan global
Hariyanto. Widodo,B. Nidom,C.A. Budiantara,I.N.2013The Construction of a Model of PRE-Coalition betwen H1N1-p and H5N1 Influenza Virus in Indonesia.
Model well-posed dan mempunyai penyelesaian positif, persistensi virus terhadap system ditentukan oleh nilai maksimum dari densitas subpopulasi susceptible.
Perbandingan densitas susceptible, terinfeksi maupun kondisi kestabilan menentukan persistensi virus terhadap system.
Model penyebaran multiple virus pada multiple lokasi dan multiple species, densitas susceptible yang monoton naik menyebabkan virus persisten terhadap perubahan sistem.
Novozhilov,A. 2008. Heterogenious Susceptibles Infectives models
Fungsi transmisi dengan hukum energi pada populasi yang heterogen.
Fungsi transmisi dikonstruksi berbentuk bilinear dengan asumsi kontak individual bersifat random mixing, formulasinya berbentuk nonlinear.
Model metematika dibangun dari subpopulasi yang heterogen dengan fungsi transmisi yang mempunyai rate transmisi berbeda pada setiap titik sebarang untuk rate kontak tetap dinyatakan dalam lapangan rata- rata.
Model dengan transmisi mass action dari single virus yang menyebar pada populasi heterogen.
Model matematika berbentuk persamaan diferensial parsial intergral
Arino,J.Davis,J.R. Hartley,D. Jordan,R,Miller,J.M and Drissche,P.V.D. 2009.A multi species epidemic model with spatial dynamics..
Pemodelan matematika dari virus tunggal yang menyebar secara spasial dan temporal, populasi bersifat heterogen.
Transmisi virus pada penyebaran geografik, individual bergerak melalui lintasan dari beberapa titik, formulasi model dilakukan berdasarkan pada kontak diantara species.
Penyebaran virus dengan model kompartemen multispecies multi- lintasan, dengan memasukkan subpopulasi latent.
Model digunakan untuk memprediksi dan analisis stabilitas linear pada kesetimbangan bebas penyakit
Penulis,Tahun, Judul
Ruang Lingkup
Teori mendukung
disertasi
Kesimpulan
Konsep Ilmiah Keterangan
Model dengan pendekatan sistem kompartementransmisi dari single virus pada populasi heterogen. analisa model terhadap perilaku sistem
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
43
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 JUSTIFIKASI METODE PENELITIAN TERHADAP PENELITIAN
SEBELUMNYA
Metode penelitian disertasi ini merupakan pengembangan dari penelitian yang telah
dilakukan, pada pembahasan berikut akan ditunjukkan penelitian yang sudah dilakukan
terkait dengan konstruksi model matematika yang akan dikembangkan yaitu:
1. Konstruksi model matematika pada kajian pustaka Coburn et al.,(2011) dibangun
berdasarkan transmisi dinamis dari influenza pada 3 species yaitu burung, babi
dan manusia, model yang diperoleh ditentukan oleh factor epidimiologi dari
reassortan superstrain pada manusia antara lain transmisibilitas pada manusia,
transmisi dari babi ke manusia dan kontak dari babi ke manusia, model
matematika yang diperoleh berbentuk sistem persamaan diferensial biasa antara
lain model avian yang terdiri dari burung susceptible dan terinfeksi oleh strain
avian, model manusia yang terdiri dari manusia susceptible dan terinfeksi oleh
strain manusia musiman dan manusia yang terinfeksi oleh super strain dan model
swine yang terdiri dari babi yang susceptible, babi terinfeksi oleh strain avian dan
babi terinfeksi strain manusia musiman, babi yang terinfeksi kedua strain dan
babi sipembawa super strain sebagai hasil rekombinasi selama periode co-infeksi.
2. Konstruksi model matematika yang dilakukan pada kajian pustaka
Blyuss,K.B.(2005) dibangun berdasarkan pada gerakan individual pada 2 lokasi,
redistribusi dari gerak dinamis individual diantara lokasi tersebut dinyatakan oleh
operator integral yang bermakna sebagai probabilitas dari gerak dinamis diantara
2 lokasi, sedangkan gerak individual pada masing-masing lokasi dinyatakan oleh
operator difusi. Model yang dibangun juga membicarakan tentang migrasi dari
individual yang bergerak pada daerah persekitaran (migrasi sebagai pergerakan
individual yang keluar masuk daerah dengan batasan minimal pada persekitaran)
yang berarti bahwa setelah individual bergerak pada daerah lain dianggap menjadi
bagian dari populasi lokasi tersebut. Jika diasumsikan bahwa transmisi dari
infeksi yang terjadi pada kontak tertutup ( yaitu susceptible dapat terinfeksi hanya
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
44
setelah kontak dengan beberapa individual terinfeksi dilokasi pada titik yang
sama) maka model spasial yang diperoleh berbentuk sistem persamaan diferensial
parsial integral.
3. Konstruksi model dari kajian pustaka Arino et al.,(2005) dibangun berdasarkan
pada transmisi dari virus yang menyebar pada beberapa kota yang berbentuk
model spasial dari penyebaran geografik virus influenza berdasarkan pada data
perjalanan, untuk melakukan kajian terhadap pengaruh dari perjalanan dengan
menggunakan jasa penerbangan terhadap model pandemik influenza dilakukan
kuantifikasi terhadap perjalanan tersebut sehingga dapat diketahui penyebaran
influensa secara geografik. Seperti halnya kajian yang telah dilakukan dalam
membangun model potensial untuk epidemik influenza yang terjadi di 9 kota di
Eropa, model tersebut digunakan untuk mengestimasi derajat keterkaitan antara
epidemik di kota utama.dan juga digunakan untuk mengetahui sinkronisasi spasial
dan temporal dari epidemic influensa yang terjadi di kota lainnya.
Pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Arino et al.(2005),
Blyuss,K.B.(2005) dan Coburn et al.,(2011) digunakan untuk penelitian disertasi dengan
domain penelitian pada penyebaran virus influensa A di Indonesia yaitu virus influenza
H5N1 dari subtipe yang melakukan invasi pada unggas dan manusia dan virus influenza
H1N1-p. Konstruksi model matematika dilakukan berdasarkan pada kontak dan interaksi
dari 2 jenis individual yang bergerak dinamis pada 2 lokasi dengan masing-masing lokasi
terjadi transmisi dari kedua virus tersebut, telah diketahui bahwa virus influenza H5N1
mempunyai patogenitas tinggi dan H1N1-p mudah beradaptasi pada manusia sehingga pada
setiap lokasi kedua virus mempunyai peluang yang sangat besar untuk koalisi pada
manusia.
4.2 RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian disertasi yang telah dilakukan merupakan pengembangan dari penelitian
yang pernah dilakukan dan dibahas pada road map,peta teori penelitian disertasi pada bab 3
dan subbab 4.1, rancangan disusun dalam bentuk langkah-langkah yang dilakukan sesuai
dengan tujuan penelitian.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
45
1. Metode Penelitian yang berkaitan dengan konstruksi model matematika koalisi disusun
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membangun Sistem Koalisi.
Transmisi penyebaran virus influenza H5N1 dan H1N1-p melalui kontak antara
individual host populasi yang bergerak dinamis pada lokasi 1 atau lokasi 2 maupun
lintas lokasi, host populasi pada kedua lokasi sama yang terdiri dari manusia, unggas
dengan masing-masing individual host diklasifikasikan dalam subpopulasi. Lokasi
sebagai obyek dalam pengamatan penelitian dianggap sebagai sistem yang terdiri dari
komponen individual populasi yang saling kontak dan interaksi secara dinamis, untuk
mencapai tujuan penelitian, obyek dibagi dalam rangkaian proses koalisi yang terdiri
dari 3 tahapan yang berkaitan dengan pengembangan bentuk transmisi sehingga
terdapat 3 rangkaian pengamatan penyebaran virus H5N1 dan H1N1-p terhadap
unggas dan manusia. Misalkan pada lokasi 1, rangkaian awal dari pengamatan obyek
adalah penyebaran virus influenza H1N1-p dari manusia ke manusia dan virus
influenza H5N1 dari unggas ke unggas dan ke manusia sehingga akan terdapat
individual manusia terinfeksi H1N1-p,individual unggas terinfeksi H5N1 dan
individual manusia terinfeksi H5N1. Rangkaian tahapan kedua, transmisi virus
dikembangkan melalui kontak dan interaksi dengan harapan muncul individual Co-
infeksi, transmisi virus melalui kontak dalam hal ini didefinisikan sebagai transmisi
yang disebabkan oleh pertemuan diantara individual susceptible dan ndividual
terinfeksi atau individual terinfeksi dengan individual terinfeksi dalam selang waktu
yang cukup, sedangkan transmisi melalui interaksi sama seperti pada kontak akan
tetapi individual susceptible dan terinfeksi mempunyai tempat yang tetap dalam
selang waktu yang lama.
Rangkaian tahapan ketiga merupakan pengembangan dari kedua dengan melakukan
subtitusi asam amino pada individual susceptible, sedangkan transmisi virus sama
seperti pada rangkaian kedua. Pada lokasi 2, subsistem ini diamati sama seperti pada
lokasi 1.
Jadi pada setiap tahapan dari rangkaian proses koalisi saling terkait oleh individual
populasi terinfeksi virus influenza H1N1-p dan H5N1 pada tahapan sebelumnya.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
46
b. Mengkonstruksi Network kontak individual.
Network kontak disusun berdasarkan pada penyebaran virus influenza yang pernah
terjadi, transmisi virus influenza H5N1 terjadi jika terdapat kontak antara unggas ke
unggas, unggas ke manusia, sedangkan transmisi virus influenza H1N1-p terjadi sama
dengan transmisi yang terjadi pada pandemik swain flu pada tahun 2009 yaitu
manusia ke manusia sehingga Network kontak yang telah tersusun dapat diketahui
individual populasi terinfeksi, susceptible dan ekspose. Jika rate transmisi dari virus
influenza H5N1 dan H1N1-p diketahui maka fungsi transmisi dapat diinterpretasikan
sebagai populasi individual yang terinfeksi, formulasi dari fungsi transmisi
bergantung pada pergerakan individual, jika individual bergerak atau melakukan
kontak dengan individual pada lokasi yang sama maka fungsi transmisi dapat
dinyatakan sebagai total populasi terinfeksi atau SItxF β=),( dengan β rate
transmisi, sedangkan untuk individual yang bergerak secara global atau lintas lokal
pergerakan individual ditentukan oleh fungsi densitas kernel.
c. Mengkonstruksi model matematika koalisi.
Model matematika pada penelitian dikonstruksi dalam bentuk sistem sehingga model
yang dibangun berdasarkan pada pengamatan terhadap pergerakan sembarang dari
populasi individual dalam melakukan kontak individual, jika pengamatan dilakukan
pada populasi individual terinfeksi maka perubahan yang terjadi pada populasi
tersebut ditentukan dengan menggunakan hukum kesetimbangan konservasi, total
perubahan yang terjadi pada populasi individual adalah perubahan populasi individual
terinfeksi karena adanya transmisi, perubahan yang disebabkan oleh kematian dan
kelahiran. Perubahan pada populasi individual global artinya perubahan populasi
individual terinfeksi yang disebabkan oleh pergerakan individual dari dan ke lokasi
lain dan untuk memperoleh model dari perubahan tersebut digunakan hukum Ficks.
Bahasan tersebut diatas merupakan landasan untuk mengkonstruksi model matematika
koalisi dari virus influenza H5N1 dan H1N1-p, model matematika dirancang sedemikian
rupa sehingga koalisi terjadi pada manusia, oleh karena itu dalam mengkonstruksi model
dilakukan pada seluruh proses koalisi sampai terbentuknya subpopulasi super- strain.
Untuk mengkonstruksi model matematika sistem koalisi dapat dilakukan secara bertahap
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
47
pada setiap lokasi dengan mengamati penyebaran awal dari masing-masing virus sampai
terbentuknya virus dengan strain baru.
Misalkan 1),(),,(),,(),,(),,( WtxItxStxEtxItxS UUmmm ∈ dan ,Ω∈x +∈ Rt densitas
susceptible, terinfeksi dan ekspose pada lokasi 1 dari penyebaran virus influenza H1N1-p
pada manusia maupun virus influneza H5N1 pada unggas maka perubahan yang terjadi
dapat disebabkan oleh pergerakan individual pada lokasi 1, evolusi genetika dan gerakan
individual yang keluar maupun masuk lokasi 1.
Ambil sebarang 1),( WtxS ∈ sebagai individual susceptible maka perubahan pada
),( txS yang disebabkan oleh pergerakan individual susceptible pada lokasi 1 digunakan
persamaan diffusi yang dibangun dari hukum Ficks Pertama dan Persamaan kontinunitas
sehingga diperoleh ),(),( 2 txSDt
txS∇=
∂
∂ → 2
2 ),(),(x
txSDt
txS∂
∂=
∂
∂ , perubahan individual
populasi yang terjadi karena recovery dapat dinyatakan ),( txIγ dengan individual terinfeski
),,(),(),( txItxSISF β= individual yang bergerak masuk pada lokasi 1 berasal dari lokasi
2 berbentuk ∫Ω
−= dyxyKtySisG )(),(.),(1 dengan )( xyK − sebagai fungsi bobot yang
berbentuk fungsi densitas Kernel dan individual yang bergerak keluar dari lokasi 1
dinyatakan dalam bentuk .)(),(),(2 ∫Ω
−= dxyxKtxSisG
Dengan demikian perubahan yang terjadi pada subpopulasi susceptible ),( txS pada lokasi
1 adalah perubahan yang terjadi karena pergerakan individual subpopulasi susceptible
didalam lokasi 1, pergerakan individual subpopulasi susceptible yang bergerak keluar
lokasi 1 dan pergerakan individual susceptible dari lokasi 2 masuk ke lokasi 1, model
matematika ),( txS dapat dinyatakan dalam bentuk
−∂
∂=
∂
∂2
2 ),(),(x
txSDt
txS+),(),( txItxSβ −−∫
Ω
dyxyKtyS )(),(
.)().,( ∫Ω
− dxyxKtxS 4.1
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
48
d. Mereduksi konstruksi model matematika koalisi.
Konstruksi model matematika koalisi dilakukan berdasarkan gerakan dinamis dari
individual populasi pada lokasi yang sama dan individual yang bergerak secara
global ( lokasi 1 ke lokasi 2 atau sebaliknya ), oleh karena itu konstruksi model
matematika koalisi berbentuk sistem persamaan differensial parsial integral. Untuk
mempermudah dalam melakukan analisa maupun penyelesaian dilakukan reduksi
model tanpa merubah makna dari model semula, reduksi dilakukan berdasarkan
perubahan atau transisi dari setiap subpopulasi karena transmisi virus, recovery dan
kemampuan melakukan transmisi.
2. Metode penelitian yang berkaitan dengan analisa terhadap persistensi, eksistensi dan
ketunggalan penyelesaian dari konstruksi model matematika koalisi dengan langkah
langkah sebagai berikut:
a. Analisa Persistensi.
Analisa persistensi pada setiap tahapan dari konstruksi model matematika koalisi
dilakukan terhadap penyebaran virus influenza H1N1-p, H5N1 dan virus super-strain.
b. Eksistensi dan Ketunggalan.
Eksistensi dan ketunggalan penyelesaian dilakukan pada setiap tahapan dari
konstruksi model matematka dengan menggunakan asumsi Desoer.
3. Metode Penelitian yang berkaitan traveling wave dari penyebaran virus super-strain
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengkonstruksi model sistem traveling wave
Model sistem traveling wave front dikonstruksi dari model subsistem strain baru dari
masing-masing lokasi ( lokal ) dengan melakukan subtitusi ctxz += terhadap
peubah lokasi dan waktu sehingga populasi individual ),( txJ menjadi ).(),( zJtxJ =
Misalkan terdapat persamaan berbentuk
+∂
∂=
∂
∂2
2 ),(),(x
txJDt
txJJ −∑
=
),(),(5
1
txJtxfa ii
i ,),(3
1∑
=ii txJb 4.2
dengan melakukan reduksi terhadap subpopulasi yang mengalami transisi maka
model persamaan 4.2 menjadi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
49
+∂
∂=
∂
∂2
2 ),(),(x
txJDt
txJJ −∑
=
),(5
1
txJmi
i ,),(3
1∑
=ii txJb dengan melakukan substitusi
ctxz += dapat diperoleh model traveling wave berbentuk
−= 2
2 )()(dz
zJdDdz
zdJc J −∑=
)(5
1
zJmi
i ∑=
3
1
)(i
i zJb 4.3
dan misalkan )()( zUdz
zdJ= maka persamaan 4.3 menjadi
)()( zUdz
zdJ=
dz
zdU )( = )(zUDc
J
−− ∑=
)(1 5
1zJm
D ii
J∑
=
3
1)(1
ii
J
zJbD
4.4
dengan kondisi batas )0,0(),( =→−∞
UJzLim dan ),(),( USUJzLim =∞→
untuk
)0,0( sebagai titik kesetimbangan bebas virus dan ),( US titik kesetimbangan
endemik.
b. Menentukan kecepatan traveling wave.
Model traveling wave 4.4 merupakan model sistem linear +•
+= 1bAXX sehingga
kecepatan traveling wave dapat ditentukan oleh nilai karakteristik dari matrik ,A
jika pada model 4.4 terdapat kecepatan minimum sedemikian hingga cc <min maka
terdapat kecepatan traveling wave pada model 4.4.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
50
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. KONSTRUKSI MODEL KOALISI
Konstruksi model matematika koalisi antara virus influenza H5N1 dan H1H1-p
dibuat berdasarkan pada rancangan dari subpopulasi yang terinfeksi oleh virus influenza
H5N1 dan H1N1-p sampai terjadinya evolusi pada species yang sama, konstruksi model
dilakukan berdasarkan pada pengamatan terhadap gerak dinamis dari setiap species dalam
ruang keadaan maupun perubahan genetika yang disebabkan oleh transmisi, evolusi dan
pola invasi virus. Ruang keadaan sebagai domain dalam mengamati gerak 2 species
manusia dan unggas pada 2 lokasi, setiap species atau sebagai individual dianggap sebagai
partikel yang bergerak dinamis pada lokasi 1 atau 2 dan bergerak pada lokasi 1 dan 2, jika
setiap individual melakukan kontak maupun berinteraksi terhadap individual lain pada
salah satu lokasi atau keduanya maka distribusi dari semua individual yang bergerak akan
dinyatakan sebagai densitas populasi pada masing-masing lokasi.
Koalisi dari 2 virus merupakan proses evolusi genetika yang dikonstruksi dalam
tahapan pengamatan yaitu mengamati transmisi virus influenza H5N1 dan H1N1-p pada
unggas dan manusia melalui kontak dan mengamati transmisi melalui kontak dan interaksi.
Selama proses koalisi setiap individual subpopulasi mengalami perubahan-perubahan yang
digunakan sebagai landasan dalam mengkonstruksi model matematika koalisi, pada
pembahasan berikut ini akan dijelaskan beberapa perubahan individual.
5.1.1 Perubahan individual pada lokasi spasial dan temporal
Perubahan individual populasi pada salah satu lokasi yang disebabkan oleh
mobilitas individual populasi dinyatakan oleh model diffusi yang terdiri dari diffusi lokal
dan diffusi global, seperti yang diberikan pada gambar berikut ini
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
51
Volume kendali pada masing-masing lokasi dipilih berbentuk kubus yang berlaku
sebagai kendali terhadap aliran individual yang bergerak pada lokasi 1, gerakan random
dari individual pada lokasi 1 dapat diamati melalui fluxs pada volume kendali, seperti yang
diberikan pada gambar berikut ini
Jika banyaknya individual yang mengalir pada volume kendali adalah VtxU Δ),( dengan
),( txU jumlah partikel pada posisi x waktu t maka jumlah individual yang berada pada
volume kendali persatuan luas 2)( xΔ persatuan waktu tΔ adalah
32 )(
)(),(),( x
txtxxUtxU
ΔΔΔ
Δ+− 5.1
yang juga disebut sebagai fluxs dari aliran individual.
x
txUtxxUt
xJΔ
−Δ+
Δ
Δ−=
),(),()( 2
atau
x
txUDJ∂
∂−=
),( 5.2
1Ω x
Lokasi 1
2Ω
y
Lokasi 2
Gambar 5.1. Aliran individual bergerak pada lokasi 1 dan lokasi 2
n
),( 1 txxU +
J ),( txU
xΔ Gambar 5.2. Aliran individual pada
volume kendali
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
52
untuk 0→Δx dan t
xDΔ
Δ=
2)( didefinisikan sebagai koefisien diffusi.
Misalkan R⊂Ω1 himpunan tertutup ,1Ω∈x ),( txU fungsi densitas individual
populasi dan )(tUi untuk ni ...2.1= adalah individual populasi yang berpeluang untuk
bergerak pada selang waktu t sampai pada batas ,1Ω jika ip peluang individual populasi
bergerak maka banyaknya individual populasi yang bergerak sampai pada batas 1Ω dapat
dinyatakan dengan∑=
n
iii ptU
1
)( atau disebut fungsi densitas populasi, demikian pula untuk
setiap individual populasi )(tUi yang berpeluang untuk bergerak sepanjang 1Ω∈ix pada
selang waktu t sampai pada batas 1Ω adalah .)(1∑
=
n
iii ptU
Jika individual populasi )(tUi bergerak pada sebarang lintasan Rxi ∈ dan +∈ Rt
maka total individual populasi yang sampai pada batas 1Ω dinyatakan sebagai densitas
populasi =),( txU ,)(1∑
=
n
iii ptU misalkan setiap individual populasi bergerak dengan peluang
sama maka total populasi dapat dinyatakan
∫ ∫Ω Ω
= dxtxUpdxtU ),()(
atau
=)(tU ∫Ω
dxtxU ),( 5.3
dengan .1=∫Ω
pdx
Misalkan terdapat elemen dL pada lokasi 1, individual populasi bergerak didalam maupun
keluar dL sehingga perubahan total populasi pada dL didefinisikan sebagai perubahan
yang disebabkan oleh individual populasi yang keluar, kelahiran dan kematian
+−= )()( tJdt
tdU kelahiran – kematian, 5.4
substitusi persamaan 5.2 dan 5.3 pada persamaan 5.4 diperoleh
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
53
∫∫ ∫ΩΩ
−+−=∂
∂
11
),()(),(),( dxtxUdbOdtxJdxtxUt O
atau
∫∫ ∫ΩΩ
+∂
∂−−=
∂
∂
11
)),(,,(),(),( dxtxUtxFOdx
txUDdxtxUt O
dengan )),(,,( txUtxF menyatakan perubahan yang disebabkan oleh kematian dan
kelahiran. Jika )),(,,( txUtxF menyatakan reaksi biologi yang disebabkan oleh transmisi
virus maka )),(,,( txUtxF dapat dinyatakan sebagai individual subpopulasi susceptible,
terinfeksi,ekspose dan recovery.
Berdasarkan Teorema Divergensi bahwa Odx
txUD∫Ω ∂
∂
1
),( dapat dinyatakan dalam bentuk
∫∫∫Ω
=∂
∂•∇=
Ω ∂
∂
11
)),((),( dxnx
txUDdxdynx
txUD ∫Ω ∂
∂
∂
∂
1
}),()({ dxx
txUxDx
sehingga diperoleh perubahan total individual populasi karena perubahan waktu t
berbentuk:
=∂
∂∫Ω1
),( dxt
txU∫Ω ∂
∂
∂
∂
1
}),()({ dxx
txUxDx
+ ∫Ω1
)),(,,( dxtxUtxF
atau
)).,(,,()),()((),( txUtxFx
txUxDxt
txU+
∂
∂
∂
∂=
∂
∂ 5.5
Bentuk persamaan differensial reaksi-diffusi 5.5 menyatakan gerakan individual pada
lokasi 1 dengan )),()((x
txUxDx ∂
∂
∂
∂ sebagai diffusi lokal dan )),(,,( txUtxF menyatakan
reaksi biologi, diffusi lokal pada lokasi 1 menunjukkan adanya gerakan individual populasi
pada lokasi 1 yang mempunyai distribusi ).,( txU Jika diambil sebarang titik ,1Ω∈ix
ni ...3,2,1= dan individual populasi bergerak dari titik x menuju ketitik 1Ω∈ix maka
akan terdapat fungsi ∑=
Δ−=n
iiiii xxxBxf
1
)()( dengan )( ii xxB − sebagai fungsi densitas
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
54
Kernel atau fungsi bobot yang mempunyai kontribusi sedemikian rupa sehingga individual
dari titik x sampai di titik .ix Total individual populasi yang sampai di titik ix adalah
),( txU i )( ixf atau ),( txU i )( ixf = ∑=
Δ−n
iiiii xxxBtxU
1
)(),(
dan untuk ∞→n diperoleh
∫Ω
−
1
)(),( dxyxBtxU
dalam bentuk Konvolusi dinyatakan dalam bentuk ),)(( txBU • = )),()((x
txUxDx ∂
∂
∂
∂
dengan )(xB sebagai fungsi bobot atau fungsi densitas Kernel.
Gerakan random individual populasi pada sistem merupakan gerakan individual
pada lokasi 1 atau lokasi 2, individual pada lokasi 1 bergerak secara random pada lokasi 2
atau sebaliknya dapat digunakan sebagai interface diantara subsistem-subsistem ( lokasi
sebagai subsistem ). Interaksi individual populasi antara individual pada lokasi 1 dengan
lokasi 2 juga akan memberikan perubahan terhadap distribusi atau densitas individual
populasi pada masing-masing lokasi, oleh karena itu perubahan densitas dari setiap
subsistem atau lokasi merupakan perubahan lokasi spasial yang terdiri dari perubahan lokal
maupun perubahan global ( non lokal ), perubahan lokal dan global dinyatakan oleh
gerakan individual seperti pada gambar berikut ini
Lokasi 1, 1Ω Lokasi 2, 2Ω
)( yxK −
)( xyK −
),(2 txU
1Ω∈x
2Ω∈y
),(1 txU
Gambar 5.3. Gerakan silang dari individual populasi pada masing-masing lokasi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
55
Pada gambar 5.3 menunjukkan mobilitas individual populasi yang bergerak dari lokasi 1
menuju lokasi 2 dan sebaliknya dengan asumsi bahwa individual populasi well-mixed pada
setiap lokasi yang menjadi tujuannya artinya individual akan menjadi bagian dari individual
populasi pada lokasi tersebut, demikian pula setiap individual populasi yang bergerak pada
lokasi lain akan kembali pada lokasi semula.
Perhatikan individual populasi yang bergerak dari lokasi 1 menuju lokasi 2, total individual
populasi yang bergerak menuju lokasi 2 adalah ∑=
Δ−n
iiiii xxyBtxU
11 )(),( dengan
)( xyBi − sebagai fungsi bobot yang dinyatakan sebagai fungsi densitas Kernel, untuk
∞→n dapat diperoleh ∫Ω
−
1
1 )(),( dxxyKtxU yang akan menjadi bagian dari individual
populasi lokasi 2, sedangkan total populasi yang bergerak dari lokasi 2 menuju lokasi 1
adalah
∑=
Δ−n
iiii yyxBtyU
12 )(),( = ∑
=
Δ−n
iiii yyxBtyU
12 )(),(
∫Ω
−
2
2 )(),( dyyxKtyU
demikian pula untuk gerakan individual populasi lokasi 2 menuju ke lokasi 1.
Dengan dimikian perubahan yang disebabkan oleh gerakan global dari individual populasi
adalah
=∂
∂
ttyU ),(2 ∫
Ω−
1
1 )(),( dxxyKtxU - .)(),(1
2 ∫Ω
− dyyxKtyU 5.6
=∂
∂
ttxU ),(1 ∫
Ω−
2
2 )(),( dyyxKtyU - ,)(),(2
1 ∫Ω
− dxxyKtxU 5.7
ruas sebelah kanan dari persamaan 5.6 dan 5.7 disebut diffusi global dengan )( yxK − atau
)( xyK − sebagai fungsi densitas Kernel yang mempunyai kontribusi terhadap individual
populasi yang bergerak pada lokasi1 atau 2 maupun bergerak pada kedua lokasi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
56
5.1.2 Perubahan individual populasi karena reaksi biologi
Perubahan individual populasi karena reaksi biologi yang berkaitan dengan virulence
virus influenza H5N1 dan H1N1-p adalah perubahan genetik yang disebabkan oleh mutasi,
koalisi dan subtititusi asam amino pada virus influenza H5N1 yang mempunyai pengaruh
sangat besar terhadap perubahan densitas populasi atau terjadi redistribusi pada setiap
lokasi penyebaran. Pada penelitian yang telah dilakukan, penyebaran kedua virus diamati
secara bersamaan pada masing-masing lokasi maupun kedua lokasi ( global ) dengan
asumsi bahwa viirulence virus inflenza H5N1 tinggi dan virus influenza H1N1-p mampu
beradaptasi terhadap manusia, setiap individual populasi yang terinfeksi akan dikatagorikan
dalam dua status yaitu individual terinfeksi dengan kemampuan mentransmisi dan
individual terinfeksi berada pada periode ekspose ( pada penelitian yang telah dilakukan
periode ekspose dianggap tetap ).
Pada pembahasan berikut akan dijelaskan mengenai faktor khusus yang
mempengaruhi perubahan individual populasi antara lain transmisi virus, densitas
individual terinfeksi, densitas individual recovered, evolusi genetika dan subtitusi asam
amino.
Transmisi virus
Transmisi virus melalui kontak maupun interaksi antara individual subpopulasi
susceptible dengan terinfeksi menyebabkan terjadinya perubahan individual dari
susceptible menjadi terinfeksi, transmisi virus H5N1 melalui kontak atau interaksi
menyebabkan perubahan pada individual susceptible, sedangkan pada virus influenza
H1N1-p mengakibatkan perubahan individual menjadi ekspose dan pada akhir periode
ekspose terjadi perubahan individual ekspose menjadi individual terinfeksi yang mampu
mentransmisi virus.
Transmisi virus multistrain multi infeksi akan dijelaskan melalui gambar berikut ini
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
57
Penyebaran virus influenza H5N1 dan H1N1-p dikonstruksi terdapat kontak dan
interaksi indivdual seperti pada gambar 5.4 yang menjelaskan transmisi virus melalui
kontak individual subpopulasi ),( txS dengan ),,(11 txI individual subpopulasi ),( txS
dengan ),(12 txI dan individual subpopulasi ),(11 txI dengan ),,(12 txI sedangkan interaksi
individual dikonstruksi antara ),(1 txI dengan ),( txS dan ),(2 txI dengan ),( txS sehingga
dari kontak dan interaksi tersebut akan terdapat perubahan individual subpopulasi
susceptible ),( txS menjadi individual subpopulasi terinfeksi ),(11 txI dan ).,(12 txI Jika
),(11 txI merupakan individual subpopulasi terinfeksi H1N1-p dan ),(12 txI individual
subpopulasi terinfeksi H5N1 maka akan terdapat individual co-infeksi dari kedua virus
tersebut.
Transmisi virus dinyatakan sebagai fungsi transmisi dengan menggunakan metode mass
action yaitu transmisi virus yang diformulasikan berdasarkan pada kejadian bilinear
dengan subpulasi berbentuk fungsi densitas, jika γ menyatakan rate transmisi maka
transmisi virus H1N1-p dari individual subpopulasi terinfeksi ),(11 txI ke ),( txS dapat
dinyatakan dalam bentuk ,),( 1111 SIISf γ= demikian pula peluang individual subpopulasi
terinfeksi ),(12 txI akan terinfeksi virus influenza ),(11 txI dengan rate transmisi ν dapat
dinyatakan dengan fungsi transmisi .),( 11121112 IIIIf ν=
),(12 txI
),(11 txI
),( txS
),(2 txI
),(1 txI
ν α
δ
γ
β
Gambar 5.4.Model transmisi virus multistrain multiinfeksi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
58
Densitas individual terinfeksi
Misalkan terdapat densitas individual terinfeksi pada masing-masing lokasi terdiri
dari individual populasi terinfeksi yang mampu mentransmisi virus dan individual
terinfeksi yang berada pada periode ekspose, kedua densitas tersebut digunakan khusus
pada penyebaran virus yang mempunyai periode ekspose yaitu suatu virus atau penyakit
yang mempunyai waktu tunggu sebelum batas akhir periode ekspose atau sebelum
mempunyai kemampuan untuk dapat mentransmisi virus.
Pembahasan tentang perubahan individual populasi akan dijelaskan dengan Gambar berikut
ini:
Perubahan individual populasi yang disebabkan oleh penyebaran virus influenza
H1N1-p dapat dinyatakan dengan mengikuti aliran dinamis seperti pada Gambar 5.5,
terdapat 3 status individual populasi terhadap virus influenza H1N1-p yaitu individual
subpopulasi susceptible,ekspose dan terinfeksi. Setiap perubahan individual subpopulasi
susceptible menjadi ekspose bergantung pada rate transmisi, demikian pula rate transisi
untuk perubahan dari ekspose menjadi terinfeksi. Masa infeksi sangat bergantung pada
masa inkubasi dari virus tersebut, jika individual mempunyai kekebalan alamiah maka
individual tersebut tetap susceptible, akan tetapi individual tersebut akan berada pada
periode ekspose bila individual tidak mempunyai kekebalan.
Batas awal individual susceptible terinfeksi Masa terjadinya
perubahan genetika
Masa infeksi
Individual populasi
susceptible Periode infeksi Periode Ekspose
Batas akhir individual susceptible dinyatakan terinfeksi
Batas akhir individual terinfeksi pada status ekspose
Batas awal individual terinfeksi mampu mentransmisi virus
t
Gambar 5.5.Infeksi dinamis dari virus influensa H1N1-p
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
59
Perubahan individual dari ekspose ke terinfeksi harus melalui masa perubahan
genetika yaitu suatu keadaan dimana virus mulai aktif untuk mampu transmisi pada
individual lain, virus influenza H1N1-p yang mampu beradaptasi pada manusia mempunyai
periode ekspose yang cukup lama dibandingkan dengan virus influenza H5N1,
Individual populasi recovered
Penelitian yang telah dilakukan tidak membahas yang berkaitan dengan recovered
dan perubahan individual populasi terinfeksi menjadi recovered, dalam hal ini recovered
diasumsikan tetap artinya kekebalan individual setelah melampaui batas periode infeksi
tetap sehingga individual tersebut langsung dikatakan sebagai individual subpopulasi
susceptible.
Subtitusi asam amino
Subtitusi asam amino dilakukan pada individual subpopulasi susceptible dengan
harapan bahwa individual tersebut mempunyai peluang untuk terinfeksi, Individual
subpopulasi susceptible dikonstruksi dalam 2 pengamatan yaitu mengamati individual
populasi yang mempunyai peluang terinfeksi virus influenza H1N1-p dan individual yang
mempunyai peluang terinfeksi virus influenza H5N1. Subtitusi ini dilakukan agar supaya
virus influenza tersebut mampu beradaptasi pada manusia sehingga peluang terjadinya
koalisi diantara kedua virus influenza tersebut sangat besar.
Misalkan a banyaknya asam amino yang disubtitusikan dan )(aτ adalah rate
transmisi yang merupakan fungsi dari asam amino artinya virus influenza H5N1 akan
mengalami mutasi setelah beradaptasi pada manusia sedemikian rupa sehingga
mempengaruhi perubahan transmisi penyebaran. Oleh karena subtitusi dilakukan melalui
densitas individual subpopulasi susceptible maka perubahan terhadap transmisi penyebaran
juga akan mempengaruhi distribusi individual subpopulasi susceptible atau dapat dikatakan
bahwa a merupakan peubah sebarang. Misalkan ),,( taxS fungsi densitas individual
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
60
subpopulasi susceptible maka total individual subpopulasi susceptible yang pernah
terinfeksi virus influensa H5N1 dengan 21 aaa ≤≤ dinyatakan dengan .),,(2
1
∫a
adataxS
Perubahan terhadap subpopulasi susceptible yang disebabkan oleh perubahan
subtitusi asam amino dan perubahan waktu mengakibatkan terjadinya evolusi genetika pada
individual subpopulasi susceptible. Dengan demikian perubahan pada subtitusi asam amino
ekivalen dengan perubahan waktu dinyatakan ta Δ≈Δ untuk ).(taa =
Perhatikan fungsi densitas ),,( taxS = )),(,( ttaxS maka perubahan subpopulasi susceptible
terhadap t dinyatakan dengan
t
ttaxS∂
∂ )),(,( = dtda
aS
tS
∂
∂+
∂
∂ untuk .+∈ Rt
Perhatikan dtda
aS∂
∂ yang bermakna sebagai perubahan subpopulasi susceptible yang
disebabkan oleh subtitusi asam amino sedemikian hingga terjadi evolusi genetika atau
,ta Δ≈Δ jika M adalah rate mutasi maka tMa Δ=Δ atau Mdtda
= untuk .0→Δt
Dengan demikian perubahan pada subpopulasi susceptible dapat dinyatakan
t
ttaxS∂
∂ )),(,( = a
taxSMt
taxS∂
∂+
∂
∂ ),,(),,(
dan perubahan pada subpopulasi susceptible karena perubahan subtitusi asam amino dan
diffusi adalah
ataxSM
ttaxS
∂
∂+
∂
∂ ),,(),,( = diffusi lokal + diffusi global + reaksi biologi 5.8
dengan M sebagai rate mutasi.
Transmisi penyebaran virus influenza H5N1 pada individual subpopulasi
susceptible melalui kontak maupun interaksi individual, reaksi biologi yang terjadi pada
individual subpopulasi susceptible menghasilkan individual subpopulasi terinfeksi, dengan
demikian redistribusi terhadap individual subpopulasi susceptible yang terjadi sebagai
akibat dari perubahan subtitusi asam amino adalah ).,,()(),( taxSatxI τ Sedangkan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
61
redistribusi terhadap individual subpopulasi terinfeksi yang terjadi pada lokasi yang sama
sebagai akibat dari perubahan individual subpopulasi susceptible adalah
∫2
1
),,()(),(a
a
dataxSatxI τ 5.9
dengan )(aτ rate transmisi yang bergantung pada banyaknya subtitusi asam amino.
5.1.3 Mengkonstruksi model matematika koalisi
Misalkan 1Ω , 2Ω menyatakan himpunan tertutup terbatas pada lokasi 1 dan lokasi 2
dan 1Ω , R⊂Ω2 dengan 1Ω = [ ]1,0 L , 2Ω = [ ]2,0 L , jika X himpunan dari individual
populasi yang bergerak pada 1Ω dan 2Ω maka reaksi biologi dan gerakan spasial-temporal
menyebabkan terjadinya perubahan distribusi pada masing-masing lokasi.
Konstruksi model matematika dilakukan berdasarkan pada pengamatan terhadap perubahan
distribusi masing-masing lokasi dengan batasan-batasan sebagai berikut:
1. Setiap individual yang bergerak pada lokasi lain dianggap sebagai populasi pada
lokasi tersebut dan akan kembali pada lokasinya semula.
2. Recovery dianggap tetap sehingga setiap individual yang sembuh akan mempunyai
kekebalan tetap.
3. Pergerakan individual populasi terinfeksi dibatasi hanya pada pergerakan lokal
kecuali untuk individual terinfeksi yang berada pada periode Ekspose.
4. Setiap kelahiran pada setiap individual populasi dianggap mempunyai kekebalan
natural yang tidak terinfeksi oleh kedua virus influenza tersebut.
5. Lokasi 1 simetri dengan lokasi 2, oleh karena itu konstruksi model matematika
dapat dilakukan pada lokasi 1 atau lokasi 2.
Model matematika dikonstruksi berdasarkan pada network kontak dari penyebaran
virus influenza H5N1 dan H1N1-p. Konstruksi model mengikuti proses koalisi yang terdiri
dari 3 tahapan pada setiap lokasi yaitu
1. Tahapan pertama, konstruksi model pada tahapan pertama terdiri dari model
matematika penyebaran virus influenza H1N1-p melalui kontakindividual, model
matematika penyebaran virus influenza H5N1 pada unggas melalui kontak
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
62
individual dan model matematika penyebaran virus H5N1 dari unggas ke manusia
melalui kontak individual. Konstruksi model pada tahapan pertama dilakukan pada
lokasi 1 dan lokasi 2.
2. Tahapan kedua, konstruksi model tahapan kedua sama seperti pada konstruksi
model tahapan pertama. Pada tahapan kedua, transmisi penyebaran virus influenza
dikonstruksi melalui kontak dan interaksi individual, demikian pula dilakukan
pengamatan terhadap transmisi silang antara individual terinfeksi virus influenza
H5N1 dan H1N1-p.
3. Tahapan ketiga, konstruksi model pada tahapan ketiga merupakan pengembangan
dari tahapan kedua yaitu dengan melakukan subtitusi asam amino pada individual
subpopulasi susceptible.
Mengkonstruksi model pada Tahapan Pertama
Pada tahapan pertama, konstruksi model penyebaran virus H5N1 dan H1N1-p
dibangun berdasarkan pada Gambar 5.6 yaitu penyebaran virus influenza H5N1 melalui
rangkaian kontak individual antara unggas dengan unggas dan unggas dengan manusia,
kontak individual antara manusia dengan manusia pada penyebaran virus influenza H1N1-
p. Konstruski model dimulai dari penyebaran virus influenza H1N1-p melalui kontak
diantara individual subpopulasi manusia susceptible dengan individual subpopulasi
manusia terinfeksi pada lokasi 1.
Domain dari penyebaran virus influenza H1N1-p terdiri dari 3 kondisi individual
terhadap virus yaitu individual subpopulasi susceptible dan ekspose yang bergerak pada
),(11 txmI
),(11 txmS
),(11 txmE
•),(11 txmI
δ
γ
α α
δ
Gambar 5.6.Network kontak individual pada penyebaran Virus H1N1-p lokasi 1
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
63
lokasi 1 dan 2 dan individual subpopulasi terinfeksi yang bergerak pada lokasi 1atau lokasi
2, Jika α menyatakan rate transmisi maka kontak antara ),(11 txI m dengan ),(11 txS m dapat
dinyatakan sebagai fungsi transmisi berbentuk ).,(),()),(),,(( 11111111 txItxStxItxSF mmmm α=
Pada Gambar 5.6, Terdapat 4 perubahan individual populasi yaitu perubahan
individual subpopulasi susceptible menjadi ekspose yang disebabkan oleh transmisi virus,
perubahan individual subpopulasi ekspose menjadi terinfeksi dengan rate infeksi γ dan
perubahan individual subpopulasi terinfeksi dan ekspose menjadi susceptible dengan rate
recovered .δ Perubahan individual subpopulasi dapat dinyatakan pada Tabel berikut ini
Tabel 5.1. Aliran perubahan populasi.terhadap penyebaran virus H1N1-p
),(11 txS m ),(11 txE m ),(11 txI m
Keterangan α : rate transmisi, δ : rate recovered, γ : rate infeksi perubahan atau transisi dari individual populasi menyebabkan terjadi pengurangan total populasi dari individual awal sehingga diberi tanda (-) dan akan terjadi pertambahan pada total populasi dari perubahan individual akhir dan diberi tanda (+).
Garis aliran perubahan Fungsi densitas yang mengalami perubahan
mE11γ+
mE11γ− mE11γ+
mE11γ−
mI11δ−
mE11γ−
mI11δ+
mE11γ+
),(11 txmI
),(11 txmS
),(11 txmE
•),(11 txmI
δ
γ
α α
δ
mE11δ
mmIS 1111α
mE11δ−
mm IS 1111α−
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
64
Berdasarkan pada aliran perubahan individual subpopulasi maka konstruksi model
matematika dapat dinyatakan sebagai berikut:
Perubahan densitas populasi susceptible = Diffusi lokal + Diffusi global + reaksi biologi
Perubahan densitas populasi ekspose = Diffusi lokal + Diffusi global + reaksi biologi
Perubahan densitas populasi terinfeksi = Diffusi lokal + reaksi biologi 5.10
atau dapat dinyatakan dalam bentuk model sistem sebagai berikut:
mmm
MmmmmmSm
EdxxyKSdyyxKS
bSdSIISxS
Dt
S
112 1
1112
1111111111211
2
1111
1
)()( δ
δα
+−−−
++−+−∂
∂=
∂
∂
∫ ∫Ω Ω
∫ ∫Ω Ω
−−−−
+−−−+∂
∂=
∂
∂
2 1111112
1111111111211
2
1111
)()( mmm
mmmmmmEm
EdxxyKEdyyxKE
bEdEEISxE
Dt
E
δ
γα 5.11
mmmmmIm IbIdIE
xI
Dt
I111111112
112
1111 δγ −−−+
∂
∂=
∂
∂
Kondisi awal
Kondisi awal ditentukan berdasarkan pada penyebaran virus influenza H1N1-p yang
diawali adanya virus yang berada pada manusia, oleh karena itu untuk 0=t terdapat
),0()0,( 01111 SSxS mm == ,)0,( 01111 mm IxI = .)0,( 01111 mm ExE =
Kondisi batas.
Kondisi batas pada model ditentukan oleh individual subpopulasi bergerak pada 1Ω∈x di
lokasi 1 atau 1Ω∈x di lokasi 2, jika ],0[1 L=Ω maka individual subpopulasi pada 0=x
atau Lx = akan terjadi individual subpopulasi maksimum atau minimum, dengan
menggunakan prinsip maksimum atau minimum diperoleh
=∂
∂)0(11
xS m ,0)(11 =
∂
∂L
xS m =
∂
∂)0(11
xE m =
∂
∂)(11 L
xE m 0, =
∂
∂)0(11
xI m 0)(11 =
∂
∂L
xI m 5.12
sedangkan individual subpopulasi terinfeksi. virus H1N1-p diisolasi di lokasi 1 atau 2
sehingga pada dx = individual subpopulasi terinfeksi minimum atau ,0)(211
2
>∂
∂L
xI m
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
65
kondisi batas tersebut diatas disebut kondisi batas Newmann.
Total populasi pada konstruksi model tahapan pertama ).()()()( 11111111 tItEtStN mmmm ++=
Konstruksi model berikutnya membangun model matematika penyebaran virus
influenza H5N1 melalui kontak individual seperti pada network kontak berikut ini:
Domain dari penyebaran virus influenza H5N1 terdiri dari 4 perubahan subpopulasi
individual yaitu perubahan individual subpopulasi unggas susceptible ),(21 txS U menjadi
terinfeksi, individual subpopulasi manusia susceptible ),(21 txS m menjadi terinfeksi dan
perubahan individual subpopulasi manusia terinfeksi ),(21 txI m menjadi susceptible setelah
recovered. Transmisi penyebaran virus influenza H5N1 pada unggas dinyatakan
),(),()),(),,(( 21212121 txItxStxItxSF UUUU β= dengan β sebagai rate transmisi dan
transmisi penyebaran virus influenza H5N1 pada manusia
),(),()),(),,(( 21212121 txItxStxItxSF UmUm∗= β dengan rate transmisi .∗β
Perubahan densitas individual subpopulasi sebagai akibat dari reaksi biologi dapat
ditunjukkan pada Tabel berikut ini.
Gambar 5.7. Network kontak individual pada penyebaran virus H5N1 lokasi 1
β
δ ),(21 txuI•
),(21 txuS ),(21 txmS
),(21 txmI•
*β *β
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
66
Berdasarkan pada perubahan individual subpopulasi yang terjadi maka konstruksi model
matematika dapat dinyatakan sebagai berikut:
Perubahan densitas populasi unggas susceptible = Diffusi lokal + Diffusi global + reaksi
biologi
Tabel 5.2 Aliran perubahan populasi unggas dan manusia terhadap penyebaran virus influenza H5N1 tahapan pertama..
Garis aliran perubahan
Fungsi densitas yang mengalami perubahan
Keterangan α : rate transmisi, δ : rate recovered, γ : rate infeksi β : rate transmisi virus H5N1 dari unggas ke unggas.
∗β : rate transmisi virus H5N1 dari unggas ke manusia perubahan atau transisi dari individual populasi menyebabkan terjadi pengurangan total populasi dari individual awal sehingga diberi tanda (-) dan akan terjadi pertambahan pada total populasi dari perubahan individual akhir dan diberi tanda (+).
),(21 txI U ),(21 txS U ),(21 txI m ),(211 txS m
UU IS 2121β− UU IS 2121β+ Um IS 2121
∗− β
δmI 21− δmI 21+
Um IS 2121∗+ β
β
δ ),(21 txuI•
),(21 txuS ),(21 txmS
),(21 txmI•
*β *β
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
67
Perubahan densitas populasi unggas terinfeksi = Diffusi lokal + reaksi biologi
Perubahan densitas populasi manusia susceptible = Diffusi lokal + Diffusi global + reaksi
biologi 5.13
Perubahan densitas populasi manusia terinfeksi = Diffusi lokal + reaksi biologi
atau dapat dinyatakan dalam bentuk
∫ ∫Ω Ω
−−−
++−−∂
∂=
∂
∂
2 12122
21212121221
2
2121
)()( dxxyKuSdyyxKuS
ubSudSuIuSx
uSD
tuS S β
ubIudIuIuSx
uID
tuI I
21212121221
2
2121 −−+
∂
∂=
∂
∂β
mIdxxyKmSdyyxKmS
mbSmdSuImSx
mSD
tmS S
212 1
2122
21212121221
2
2121
)()(
*
δ
β
+−−−
++−−∂
∂=
∂
∂
∫ ∫Ω Ω
5.14
mImbImdIuImSx
mID
tmI M
2121212121221
2
2121 * δβ −−−+
∂
∂=
∂
∂
kondisi awal dan batas dikonstruksi seperti pada konstruksi model 5.11 yaitu
kondisi awal
),0()0,( 02121 SSxS mm == 02121 )0,( mm IxI =
,)0,( 02121 UU SxS = 02121 )0,( UU IxI = .
kondisi batas Newmann dan dilakukan isolasi terhadap individual subpopulasi terinfeksi
H5N1 pada manusia dan unggas
=∂
∂)0(21
xS m ,0)(21 =
∂
∂L
xS m =
∂
∂)0(21
xI m ,0)(21 =
∂
∂L
xI m ,0)(2
212
>∂
∂L
xI m 5.15
=∂
∂)0(21
xS U ,0)(21 =
∂
∂L
xS U =
∂
∂)0(21
xI U ,0)(21 =
∂
∂L
xI U ,0)(2
212
>∂
∂L
xI U
dengan total populasi )()()( 212121 tItStN mmm += , ).()()( 212121 tItStN UUU +=
Jika dilakukan pengamatan terhadap penyebaran kedua virus secara bersamaan maka
akan diperoleh model subsistem pada lokasi 1 yaitu model matematika dari penyebaran
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
68
virus influenza H5N1 dan H1N1-p melalui kontak individual tanpa interaksi pada lokasi 1
yang berbentuk:
mImIdxxyKmSdyyxKmS
mbSmdSmImSuImSx
mSSDtmS
11212 1
12
1111121121
2
11
)()(
*
δδ
αβ
++−−−
++−−−∂
∂=
∂
∂
∫ ∫Ω Ω
∫ ∫Ω Ω
−−−−
+−−−+∂
∂=
∂
∂
2 1111112
1111111111211
2
1111
)()( mEdxxyKmEdyyxKmE
mbEmdEmEmImSx
mEEDtmE
δ
γα
mmmmmIm IbIdIE
xI
Dt
I111111112
112
1111 δγ −−−+
∂
∂=
∂
∂
mImbImdIuImSx
mID
tmI M
2121212121221
2
2121 * δβ −−−+
∂
∂=
∂
∂ 5.16
∫∫ΩΩ
−−−
++−−∂
∂=
∂
∂
121
222
21212121221
2
2121
)()( dxxyKSdyyxKS
bSdSISxS
Dt
S
UU
UUUUUSU β
ubIudIuIuSx
uID
tuI I
21212121221
2
2121 −−+
∂
∂=
∂
∂β
dengan kondisi awal
,)0,( 011 σ== mm SxS ,)0,( 01111 mm IxI = ,)0,( 01111 mm ExE = .)0,( 02121 mm IxI =
,)0,( 02121 UU SxS = 02121 )0,( UU IxI =
dan kondisi batas Newmann
=∂
∂)0(1
xS m ,0)(1 =
∂
∂L
xS m =
∂
∂)0(11
xE m =
∂
∂)(11 L
xE m 0, =
∂
∂)0(11
xI m 0)(11 =
∂
∂L
xI m
=∂
∂)0(21
xI m ,0)(21 =
∂
∂L
xI m 0)(2
212
>∂
∂L
xI m
=∂
∂)0(21
xS U ,0)(21 =
∂
∂L
xS U =
∂
∂)0(21
xI U ,0)(21 =
∂
∂L
xI U 0)(2
212
>∂
∂L
xI U 5.17
dengan total populasi
),()()()()( 21111111 tItItEtStN mmmmm +++= ).()()( 212121 tItStN UUU +=
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
69
Konstruksi model sistem dari penyebaran virus influenza H5N1 dan H1N1-p pada lokasi 1
dan 2 dalam bentuk umum dapat dinyatakan sebagai berikut:
jmEjmIjmIk j
dxxyKjmSdyyxKkmS
jmbSjmdSjmIjmSjuIjmSx
jmSSjD
tjmS
112
122
2
)()(
*
δδδ
αβ
+++Ω Ω
−−−
++−−−∂
∂=
∂
∂
∫ ∫
∫ ∫Ω Ω
−−−−
+−−−+∂
∂=
∂
∂
k jjEdxxyKjEdyyxKkE
jbEjdEjEjIjSx
jEjD
tjE
mmm
mmmmm
mEm
111
111112
12
1
1
)()( δ
γα 5.18
mimmUmm
mIIm
jIijbIijdIjIjSjExijI
jDjDtijI
δβγ −−−++∂
∂+=
∂
∂
212
2
21*)(
∫ ∫Ω Ω
−−−
++−−∂
∂=
∂
∂
k jdxxyKjuSdyyxKkuS
jubSjudSjuIjuSx
juSjD
tjuS
S
)()(22
22222
22
2
2β
jubIjudIjuIjuSx
juIjD
tjuI
I22222
22
2
2−−+
∂
∂=
∂
∂β
dengan kondisi awal
,)0,( σ=xjSm
,0)0,( ijmIxijIm
= 0)0,( ijmExijEm
= ,)0,( 02 UUSxjS = 02
)0,( UUIxjI =
dan kondisi batas Newmann
=∂
∂)0(
xjSm
=∂
∂)(L
xjSm
=∂
∂)0(2
xjSU ,0)(2
=∂
∂L
xjSU
=∂
∂)0(1
xjEm
=∂
∂)(1 L
xjEm 0 5.19
=∂
∂)0(
xijI
m 0)( =∂
∂L
xijI
m , ,0)(2
2
>∂
∂L
xijI
m=
∂
∂)0(2
xjIU ,0)(2
=∂
∂L
xjIU ,0)(2
22
>∂
∂L
xjIU
dengan total populasi:
),()()()()(211
tjmItjmItjmEtjmStjmN +++= ),()()(222
tjItjStjNUUU
+=
indeks 2,1=i menyatakan penyebaran virus influenza dengan 1=i untuk virus influenza
H1N1-p dan 2=i untuk virus influenza H5N1, indeks 2,1=j menyatakan lokasi dengan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
70
1=j untuk lokasi 1 dan 2=j untuk lokasi 2,.indeks m menyatakan penyebaran virus
influenza pada manusia, indeks u menyatakan penyebaran virus influenza H5N1 pada
unggas dan untuk .indeks k = 1 jika 2=j dan k = 2 jika 1=j menyatakan diffusi
global.
Mengkonstruksi model pada Tahapan kedua
Konstruksi model pada tahapan kedua merupakan pengembangan dari model
tahapan pertama. Transmisi penyebaran virus H5N1 dan H1N1-p diamati melalui kontak
dan interaksi individual susceptible dengan terinfeksi, demikian pula untuk transmisi silang
antara individual terinfeksi H5N1 dengan individual terinfeksi H1N1-p.
Konstruksi transmisi dinyatakan dalam network kontak berikut ini
Pada Gambar 5.8, konstruksi model pada tahapan kedua menunjukkan transmisi
penyebaran virus influenza H1N1-p melalui interaksi individual yang dikonstruksi
mempunyai rate transmisi > rate transmisi melalui kontak individual sehingga ekspetasi
terhadap densitas subpopulasi terinfeksi ),(11 txI m sangat besar.Dengan demikian transmisi
silang virus influenza H1N1-p melalui ),(11 txI m terhadap ),(21 txI m mempunyai peluang
yang sangat besar terjadinya ).,(inf txIco−
δ
1ρ
γ
α
1e
α
1ρ
δ
),(11 txmI
),(21 txmI
),(11 txmI
),(11 txmI
),(11 txmS
( )txIco ,inf•
),(11 txmE
δ
Gambar 5.8. Network kontak dan interaksi individual pada penyebaran virus H1N1-p lokasi 1
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
71
Perubahan densitas subpopulasi sebagai akibat reaksi biologi ditunjukkan pada Tabel
berikut ini.
Garis aliran perubahan Fungsi densitas yang mengalami perubahan
),(11 txE m
),(11 txS m
mm IS 1111α+
mm ISe 11111− mm ISe 11111+
mm IS 1111α−
),(11 txmI
),(11 txmI
α
),(11 txI m δ
1e
),(11 txmS
),(11 txE m ),(11 txI m ),(11 txS m ),( txI ifnco−
Keterangan α : rate transmisi kontak, 1e : rate transmisi interaksi, δ : rate recovered γ : rate infeksi, 1ρ : rate transmisi perubahan atau transisi dari individual populasi menyebabkan terjadi pengurangan total populasi dari individual awal sehingga diberi tanda (-) dan akan terjadi pertambahan pada total populasi dari perubahan individual akhir dan diberi tanda (+).
mI11δ−
inf0−− cIδ
mI11δ+
inf0−+ cIδ
mE11γ+ mE11γ−
mI 21
1ρ mE11
•mS11 infcoI• γ
δ
mI11
δ
Tabel 5.3 Aliran perubahan populasi manusia terhadap penyebaran virus influenza H1N1 tahapan kedua..
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
72
Berdasarkan pada aliran perubahan individual subpopulasi maka konstruksi model
matematika dapat dinyatakan sebagai berikut:
Perubahan densitas populasi susceptible = Diffusi lokal + Diffusi global + reaksi biologi
Perubahan densitas populasi ekspose = Diffusi lokal + Diffusi global + reaksi biologi
Perubahan densitas populasi terinfeksi = Diffusi lokal + reaksi biologi 5.20
Perubahan densitas populasi co-infeksi = Diffusi lokal + reaksi biologi
atau dapat dinyatakan dalam bentuk
inf01
111111
21211111111111112
112
1111
)(
)(
−
Ω
Ω
+++−
−−++−−−∂
∂=
∂
∂
∫
∫
cmmm
mmmmmmmmSm
IEIdxxyKS
dyyxKSbSdSISeISxS
Dt
S
δδδ
α
∫∫ΩΩ
−−−−+
−−−++∂
∂=
∂
∂
11111
21211
1111111111111211
2
1111
)()( mmmm
mmmmmmmEm
EdxxyKEdyyxKEbE
dEEISeISxE
Dt
E
δ
γα 5.21
mmmmmIm IbIdIE
xI
Dt
I111111112
112
1111 δγ −−−+
∂
∂=
∂
∂
infinfinf112112inf
2
inf0inf
−−−−
−− −−−+
∂
∂=
∂
∂cococomm
coIc
co IbIdIIIx
ID
tI
δρ
dengan kondisi awal
,)0,( 01111 σ== mm SxS ,)0,( 01111 mm IxI = ,)0,( 01111 mm ExE = ,0)0,(inf =− xIco
kondisi batas Newmann
=∂
∂)0(11
xS m ,0)(11 =
∂
∂L
xS m =
∂
∂)0(11
xE m =
∂
∂)(11 L
xE m 0, =
∂
∂)0(11
xI m 0)(11 =
∂
∂L
xI m
,0)(211
2
>∂
∂L
xI m =
∂
∂ − )0(inf0
xI c ,0)(inf0 =
∂
∂ − Lx
Ic 0)(inf0 >∂
∂ − Lx
Ic 5.22
dan total populasi ).()()()()( inf11111111 tItItEtStN commmm −+++=
Pada langkah berikutnya melakukan konstruksi model pada penyebaran virus influenza
H5N1 yang dapat diamati pada aliran kontak dan interaksi pada gambar berikut ini:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
73
Pada gambar 5.9, transmisi penyebaran virus influenza H5N1 melalui interaksi dikonstruksi
sama seperti pada penyebaran virus influenza H1N1-p dengan rate transmisi > rate
transmisi melalui kontak. Perubahan densitas subpopulasi yang terjadi sebagai akibat reaksi
biologi ditunjukkan pada tabel berikut ini
Tabel 5.4a. Aliran perubahan populasi manusia terhadap penyebaran .virus H5N1 tahapan kedua
),(21 txmI ),(11 txmI
),(21 txuI
),(21 txmS ),(inf txIco•
),(21 txuI
1ρ
δ
2e
*β δ
1ρ
Gambar 5.9. Network kontak dan interaksi individual pada penyebaran Virus H5N1 lokasi 1
mI 21δ− mI 21δ+
UmISe 21212−
Um IS 2121∗+ β
UmISe 21212+
Um IS 2121∗− β
•
),(21 txmI
),(21 txuI
),(21 txmS
),(21 txuI
δ
2e *β
),(21 txS m
Fungsi densitas yang mengalami perubahan Garis aliran perubahan
),(21 txI m
),( txI ifnco−
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
74
Berdasarkan garis aliran perubahan pada tabel 5.4.a dan 5.4.b maka konstruksi model
matematika dapat dinyatakan sebagai berikut:
Perubahan densitas populasi susceptible = Diffusi lokal + Diffusi global + reaksi biologi
Perubahan densitas populasi terinfeksi = Diffusi lokal + reaksi biologi
Perubahan densitas populasi co-infeksi = Diffusi lokal + reaksi biologi 5.23
atau dapat dinyatakan dalam bentuk
Tabel 5.4b. Aliran perubahan populasi manusia terhadap penyebaran virus.H5N1 tahapan kedua
Keterangan δ : rate recovered, ∗β : rate transmisi kontak, 1e : rate transmisi interaksi, 1ρ : rate transmisi perubahan atau transisi dari individual populasi menyebabkan terjadinya pengurangan total populasi dari individual awal sehingga diberi tanda (-) dan akan terjadi pertambahan pada total populasi dari perubahan individual akhir dan diberi tanda (+).
mm II 11211ρ+
inf0−− cIδ mmII 11211ρ− inf−+ coIδ
mmII 21111ρ−
mmII 21111ρ+
•mS21
mI11
mI 21 1ρ
inf−• coI δ
),(21 txS m
Fungsi densitas yang mengalami perubahan Garis aliran perubahan
),(21 txI m
),( txI ifnco−
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
75
inf211
212
2221
21212122121221
2
2121
)()(
*
−
ΩΩ
++−−−+
+−−−∂
∂=
∂
∂
∫∫ comm
mUM
ImIdxxyKSdyyxKSmbS
mdSSIeuImSx
mSD
tmS
δδ
β
mImbImdI
IISIeuImSx
mID
tmI
mmmUm
212121
21111212122121221
2
2121 *
δ
ρβ
−−
−−++∂
∂=
∂
∂ 5.24
infinfinf11211211112inf
2inf0
21inf
−−−−−− −−−++
∂
∂=
∂
∂cococommmm
cocco IbIdIIIIIx
ID
tI
δρρ
dengan kondisi awal
,)0,( 02121 σ== mm SxS ,)0,( 02121 mm IxI = 0)0,(inf =− xIco
kondisi batas Newmann
=∂
∂)0(21
xS m ,0)(21 =
∂
∂L
xS m =
∂
∂)0(21
xI m 0)(21 =
∂
∂L
xI m ,0)(2
212
>∂
∂L
xI m
=∂
∂ − )0(inf
xIco ,0)(inf =
∂
∂ − Lx
Ico 0)(inf >∂
∂ − Lx
Ico
dengan total populasi ).()()()( inf212121 tItItStN commm −++=
Jika pada lokasi 1 diamati secara bersamaan terhadap penyebaran dari kedua virus tersebut
maka akan diperoleh model subsistem berbentuk konstruksi model matematika dari
penyebaran virus influenza H5N1 dan H1N1-p melalui kontak dan interaksi sebagai
berikut:
inf1111211
12
211
1212111121111121
2
11
)()(
*
−
ΩΩ
++++−−−++
−−−−−∂
∂=
∂
∂
∫∫ commmm
mUmmmmS
IEImIdxxyKSdyyxKSmbSmdS
SIeSIeuImSISx
mSD
tmS
δδδδ
βα
∫
∫
Ω
Ω
−−
−−+−−−++∂
∂=
∂
∂
11111
21211111111111112
112
1111
)(
)(
mm
mmmmmmmmmEm
EdxxyKE
dyyxKEbEdEEISeISxE
Dt
E
δ
γα
mmmmmIm IbIdIE
xI
Dt
I111111112
112
1111 δγ −−−+
∂
∂=
∂
∂ 5.25
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
76
mImbImsdI
IIIISIeuImSx
mID
tmI
mmmmmUI
212121
11211211111212211221
2
2121 *
δ
ρρβ
−−
−−−++∂
∂=
∂
∂
infinfinf11211211112inf
2inf
21inf
−−−−− −−−++
∂
∂=
∂
∂cococommmm
cococo IbIdIIIIIx
ID
tI
δρρ
dengan kondisi awal
,)0,( 011 σ== mm SxS ,)0,( 01111 mm IxI = ,)0,( 01111 mm ExE = 0)0,(inf =− xIco
,)0,( 02121 σ== mm SxS 02121 )0,( mm IxI =
dan kondisi batas Newmann
=∂
∂)0(1
xS m ,0)(1 =
∂
∂L
xS m =
∂
∂)0(11
xE m =
∂
∂)(11 L
xE m 0, =
∂
∂)0(11
xI m 0)(11 =
∂
∂L
xI m
,0)(211
2
>∂
∂L
xI m =
∂
∂ − )0(inf0
xI c ,0)(inf0 =
∂
∂ − Lx
Ic 0)(inf0 >∂
∂ − Lx
Ic 5.26
=∂
∂)0(21
xI m 0)(21 =
∂
∂L
xI m 0)(2
212
>∂
∂L
xI m
dengan total populasi ).()()()()()( inf21111111 tItItItEtStN commmmm −++++=
Bentuk umum dari model matematika penyebaran virus influenza H5N1 dan H1N1-p
melalui kontak dan interaksi diantara individual subpopulasi pada lokasi 1 dan 2 adalah
jcojmjmjjmkmjj
jjn
njmjmn
njS
jj
IEImIdxxyKSdyyxKSmbSmdS
uImSISx
mSD
tmS
inf11212
2
2
11
2
12
2
)()( −
ΩΩ
=
∗
=
++++−−−++
−−−∂
∂=
∂
∂
∫∫
∑∑
δδδδ
βα
∫∫∑∑ΩΩ==
−−−+−+∂
∂=
∂
∂
11
211
4
11
2
121
2
11 )()( dxxyKEdyyxKEEdIS
xE
Dt
Ejmkmjm
nnjmjm
nn
jmEj
jm α
jmn
njmjmI
jjm IdE
xI
Dt
I1
3
112
12
11 ∑
=
−+∂
∂=
∂
∂γ 5.27
mIdIIIIuImSx
mID
tmI
jn
njmjmjmjmjjn
njI
jj
2
3
11212112
2
12
22
22 ∑∑
==
∗ −−−+∂
∂=
∂
∂ρρβ
inf
3
11212112
inf2
infinf
−=
−−
− ∑−++∂
∂=
∂
∂co
nnjmjmjmjm
cojco
co IdIIIIx
ID
tI
ρρ
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
77
dengan kondisi awal
,)0,( 0ijmijm IxI = ,)0,( 011 jmjm ExE = ,0)0,(inf =− xIco σ== 0)0,( ijmijm SxS
dan kondisi batas Newmann
=∂
∂)0(
xS jm ,0)( =
∂
∂L
xS jm =
∂
∂)0(1
xE jm =
∂
∂)(1 L
xE jm 0, =
∂
∂)0(
xI ijm 0)( =
∂
∂L
xIijm
,0)(2
2
>∂
∂L
xIijm =
∂
∂ − )0(inf
xIco 0)(inf =
∂
∂ − Lx
Ico 5.28
dengan total populasi ),()()()()()( inf211 tItItItEtStN cojmjmjmjmjm −++++=
indeks 2,1=i menyatakan penyebaran virus influenza dengan 1=i untuk virus influenza
H1N1-p dan 2=i untuk virus influenza H5N1, indek. 2,1=j menyatakan lokasi dengan
1=j untuk lokasi 1 dan 2=j untuk lokasi 2, indeks m menyatakan penyebaran virus
influenza pada manusia, indeks u menyatakan penyebaran virus influenza H5N1 pada
unggas dan .untuk indek k = 1 jika 2=j dan k = 2 jika 1=j yang menyatakan
pergerakan individual pada lokasi 1 atau 2.
Mengkonstruksi model pada Tahapan ketiga
Pada tahapan ketiga, virus influenza H5N1 dikonstruksi untuk mampu beradaptasi
pada manusia. melalui subtitusi asam amino. Oleh karena substitusi asam amino dilakukan
pada individual subpopulasi susceptible maka perubahan densitas subpopulasi susceptible
bergantung pada banyaknya asam amino. Transmisi silang dari kedua virus secara
significan menghasilkan co-infeksi, evolusi genetika pada ),(inf txIco− diharapkan muncul
virus dengan strain baru.
Network kontak dan interaksi dari konstruksi model tahapan ketiga ditunjukkan pada
Gambar berikut ini
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
78
Aliran individual melakukan kontak dan interaksi digunakan sebagai landasan
untuk mengkonstruksi model matematika. Fokus pengamatan ditujukan kejadian yang
sangat penting dalam menentukan adanya transisi atau perubahan yang terjadi pada
individual subpopulasi co-infeksi yaitu kontak dan interaksi antara individual subpopulasi
terinfeksi ),(11 txI m dan ),(21 txI U terhadap individual subpopulasi susceptible
),,(1 txS m dengan subtitusi asam amino dan transmisi silang antara ),(11 txI m dan
).,(21 txI m akan diperoleh individual subpopulasi terinfeksi ).,(inf txIco−
Perubahan densitas subpopulasi dapat dinyatakan pada tabel berikut ini.
),(inf txIco− 1e
),( txJ•
),(21 txI U
),(11 txI m
),(11 txI m
),(11 txS m
),(11 txI m •
),(11 txE m
),(21 txI m
),(11 txI m
),(21 txI m
),(21 txI U
2e
f
n
m
k α
δ
δ
δ
δ
δ
∗β
1ρ
γ
1ρ
Gambar 5.10. Network kontak,interaksi individual pada penyebaran Virus H1N1-p dan H5N1 serta subtitusi asam amino pada H5N1 di lokasi 1.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
79
Keterangan :δ :rate recovered, 1,,,, ρfnmk rate transmisi, γ rate perubahan, a banyaknya asam amino,. perubahan atau transisi dari individual populasi menyebabkan terjadi pengurangan total populasi dari individual awal sehingga diberi tanda (-) dan akan terjadi pertambahan pada total populasi dari perubahan individual akhir dan diberi tanda (+).
inf−coIδ
JfS m1−
mI11δ−
JkI m11−
Jδ
mE11γ
mE11γ−
mI 21δ
mI11δ
),(11 txI m
),(11 txE m
),(1 txS m
),( txJ
),(21 txI m ),(inf txIco−
Fungsi densitas yang mengalami perubahan Garis aliran perubahan
JmI m21−
mm II 11211ρ
JkI m11
mI 21δ−
inf−− coIδ
JmI m21
mm II 21111ρ−
mmII 21111ρ
mmII 11211ρ−
Jδ−
inf−− conI JfS m1
inf−conI
mI11
inf−coI
k
δ
f
γ 1ρ
δ
δ
n
m
δ
J
mE11 mI11
mS1
mI 21
mI 21 1ρ
Tabel 5.5a Aliran perubahan populasi manusia.terhadap penyebaran virus H5N1 dan H1N1 tahap ketiga
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
80
Dengan demikian konstruksi model matematika koalisi antara virus influenza H5N1 dan
H1N1 dengan subtitusi asam amino dapat dinyatakan dalam bentuk
JI
EImIdxxyKSdyyxKSmbSmdSIS
JfSISeSIaeuImSax
mSD
aMS
tS
co
mmmmmm
mmmmUSmm
δδ
δδδα
β
+
++++−−−++−
−−−−−∂
∂=
∂
∂+
∂
∂
−
ΩΩ∫∫
inf
1111211
12
211111
11111121221121
2
111
)()(
)()(*
∫
∫
Ω
Ω
−−
−−+−−−++∂
∂=
∂
∂
11111
21211111111111112
112
1111
)(
)(
mm
mmmmmmmmmEm
EdxxyKE
dyyxKEbEdEEISeISxE
Dt
E
δ
γα
mmmmmmIm IbIdIJkIE
xI
Dt
I11111111112
112
1111 δγ −−−−+
∂
∂=
∂
∂ 5.29
),(11 txE m
),(1 txS m
),(21 txI m
Fungsi densitas yang mengalami perubahan Garis aliran perubahan
mI 21δ−
UmISae 2112 )(−
daSaI mU 11
21 )(∫Ω
∗β mm IS 111α
mmIS 111α−
daSaeI mU 11
221 )(∫Ω
mmISe 1111 mmISe 1111−
mI 21δ
mE11δ
mS1
mE11 mI11
mI 21
mI11
uI 21 uI 21
1e
α
1e
*β δ
δ
Tabel 5.5b. Aliran perubahan populasi manusia.terhadap penyebaran virus H5N1 dan H1N1 tahap ketiga
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
81
mmmmm
mmmmUmUmIm
IbIdIII
IIJmIdaSaeIdaSaIxI
Dt
I
21212111211
1 1211112112211212
212
2121 )()(
δρ
ρβ
−−−
−−−++∂
∂=
∂
∂∫ ∫Ω Ω
∗
infinfinfinf21111112112inf
2
inf0inf
−−−−−
−− −−−−++
∂
∂=
∂
∂cocococommmm
coIc
co IbIdInIIIIIx
ID
tI
δρρ
bJdJJJfSnIJmIJkIxJD
tJ
mcommJ −−−++++∂
∂=
∂
∂− δ1inf21112
2
1
dengan kondisi awal
,)0,( 011 σ== mm SxS ,)0,( 01111 mm IxI = ,)0,( 01111 mm ExE = 0)0,(inf =− xIco
,)0,( 02121 σ== mm SxS ,)0,( 02121 mm IxI = 0)0,( =xJ
dan kondisi batas Newmann
=∂
∂)0(1
xS m ,0)(1 =
∂
∂L
xS m =
∂
∂)0(11
xE m =
∂
∂)(11 L
xE m 0, =
∂
∂)0(11
xI m 0)(11 =
∂
∂L
xI m
,0)(211
2
>∂
∂L
xI m =
∂
∂ − )0(inf0
xI c ,0)(inf0 =
∂
∂ − Lx
Ic 0)(2inf0
2
>∂
∂ − Lx
Ic 5.30
=∂
∂)0(21
xI m 0)(21 =
∂
∂L
xI m ,0)(2
212
>∂
∂L
xI m =
∂
∂ )0(xJ 0)( =
∂
∂ LxJ 0)(2
2
>∂
∂ LxJ
dengan total populasi ).()()()()()()( inf21111111 tJtItItItEtStN commmmm +++++= −
Bentuk umum dari konstruksi model matematika koalisi antara virus influenza H1N1-p dan
H5N1 dengan subtitusi asam amino pada lokasi 1 atau 2 adalah
JIEImIdxxyKSdyyxKSmbS
mdSISJfSuImSax
mSD
aMS
tS
cojmjmjj
jmk
kmj
jjmjmn
njmjjn
njS
jjmjm
δδδδδ
αβ
+++++−−−+
+−−−−∂
∂=
∂
∂+
∂
∂
−
ΩΩ
==
∗
∫∫
∑∑
inf112
1
2
12
2
12
2
)()(
)(
∫
∫∑∑
Ω
Ω==
−
−−+−−+∂
∂=
∂
∂
jjm
kkmjm
nnjmjmjm
nn
jmEj
jm
dxxyKE
dyyxKEEdEISxE
Dt
E
)(
)(
1
11
3
111
2
121
2
11 γα
∑=
−−+∂
∂=
∂
∂ 3
11112
12
11
njmnjmjm
jmIj
jm IdJkIExI
Dt
Iγ 5.31
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
82
jmn
njmjm
j jjmjmjmjmjUjmjU
jmIj
jm
IdII
IIJmIdaSaeIdaSaIxI
Dt
I
2
3
1121
211222222
2
22 )()(
∑
∫ ∫
=
Ω Ω
∗
−
−−−++∂
∂=
∂
∂
ρ
ρβ
∑=
−−−− −−++
∂
∂=
∂
∂ 3
1infinf211212
inf2
infinf )(
nconcojmjmjmjm
cojco
co IdnIIIIIx
ID
tI
ρ
jn
njjmcojjmjjmjJ
jj JdJfSnIJmIJkI
xJ
Dt
J∑
=− −++++
∂
∂=
∂
∂ 3
1inf212
2
dengan kondisi awal
,)0,( 011 σ== mm SxS ,)0,( 01111 mm IxI = ,)0,( 01111 mm ExE = 0)0,(inf =− xIco
,)0,( 02121 σ== mm SxS ,)0,( 02121 mm IxI = 0)0,( =xJ
dan kondisi batas Newmann
=∂
∂)0(
xS jm ,0)( =
∂
∂L
xS jm =
∂
∂)0(1
xE jm =
∂
∂)(1 L
xE jm 0, =
∂
∂)0(
xI ijm 0)( =
∂
∂L
xIijm
,0)(2
2
>∂
∂L
xIijm =
∂
∂ − )0(inf
xIco ,0)(inf =
∂
∂ − Lx
Ico 0)(2inf
2
>∂
∂ − Lx
Ico 5.32
=∂
∂)0(
xJ j 0)( =
∂
∂L
xJ j 0)(2
2
>∂
∂L
xJ j
dengan total populasi ),()()()()()()( inf211 tJtItItItEtStN jcojmjmjmjmjm +++++= −
indeks 2,1=i menyatakan penyebaran virus influenza dengan 1=i untuk virus influenza
H1N1-p dan 2=i untuk virus influenza H5N1. 2,1=j menyatakan lokasi dengan 1=j
untuk lokasi 1 dan 2=j untuk lokasi 2.sedangkan indeks m menyatakan penyebaran virus
influenza pada manusia dan indeks u menyatakan penyebaran virus influenza H5N1 pada
unggas..Untuk indeks k = 1 jika 2=j dan k = 2 jika 1=j yang menyatakan pergerakan
individual pada lokasi 1 atau 2.
Dengan demikian konstruksi sistem dari model matematika koalisi antara virus influenza
H5N1 dan H1N1-p terdiri dari
Model tahapan pertama sebagai subsistem pertama dari penyebaran H5N1 dan H1N1-p
adalah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
83
jmEjmIjmIk j
dxxyKjmSdyyxKkmS
jmbSjmdSjmIjmSjuIjmSx
jmSSjD
tjmS
112
122
2
)()(
*
δδδ
αβ
+++Ω Ω
−−−
++−−−∂
∂=
∂
∂
∫ ∫
∫ ∫Ω Ω
−−−−
+−−−+∂
∂=
∂
∂
k jjEdxxyKjEdyyxKkE
jbEjdEjEjIjSx
jEjD
tjE
mmm
mmmmm
mEm
111
111112
12
1
1
)()( δ
γα 5.33
mimmUmm
mIIm
jIijbIijdIjIjSjExijI
jDjDtijI
δβγ −−−++∂
∂+=
∂
∂
212
2
21*)(
∫ ∫Ω Ω
−−−
++−−∂
∂=
∂
∂
k jdxxyKjuSdyyxKkuS
jubSjudSjuIjuSx
juSjD
tjuS
S
)()(22
22222
22
2
2β
jubIjudIjuIjuSx
juIjD
tjuI
I22222
22
2
2−−+
∂
∂=
∂
∂β
dengan kondisi awal
,)0,( 0 σ== jmmSxjS ,0)0,( ijmIxijI
m= ,0)0,( ijmExijE
m= ,)0,( 022 jUU
SxjS =
022)0,( jUU
IxjI =
dan kondisi batas Newmann
=∂
∂)0(
xjSm
=∂
∂)(L
xjSm
=∂
∂)0(2
xjSU ,0)(2
=∂
∂L
xjSU
=∂
∂)0(1
xjEm
=∂
∂)(1 L
xjEm 0
=∂
∂)0(
xijI
m 0)( =∂
∂L
xijI
m , ,0)(2
2
>∂
∂L
xijI
m=
∂
∂)0(2
xjIU ,0)(2
=∂
∂L
xjIU 0)(2
22
>∂
∂L
xjIU
dengan total populasi
),()()()()(211
tjmItjmItjmEtjmStjmN +++= ).()()(222
tjItjStjNUUU
+=
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
84
Model tahapan kedua sebagai subsistem kedua merupakan kelanjutan dari model tahapan
pertama sampai munculnya subpopulasi co-infeksi dengan jUI 2 dan JmI1 sebagai interface
adalah
jcojmjmjjmkmjj
jjn
njmjmn
njS
jj
IEImIdxxyKSdyyxKSmbSmdS
uImSISx
mSD
tmS
inf11212
2
2
11
2
12
2
)()( −
ΩΩ
=
∗
=
++++−−−++
−−−∂
∂=
∂
∂
∫∫
∑∑
δδδδ
βα
∫∫∑∑ΩΩ==
−−−+−+∂
∂=
∂
∂
11
211
4
11
2
121
2
11 )()( dxxyKEdyyxKEEdIS
xE
Dt
Ejmkmjm
nnjmjm
nn
jmEj
jm α
jmn
njmjmI
jjm IdE
xI
Dt
I1
3
112
12
11 ∑
=
−+∂
∂=
∂
∂γ 5.34
mIdIIIIuImSx
mID
tmI
jn
njmjmjmjmjjn
njI
jj
2
3
11212112
2
12
22
22 ∑∑
==
∗ −−−+∂
∂=
∂
∂ρρβ
inf
3
11212112
inf2
infinf
−=
−−
− ∑−++∂
∂=
∂
∂co
nnjmjmjmjm
cojco
co IdIIIIx
ID
tI
ρρ
dengan kondisi awal
,)0,( 0ijmijm IxI = ,)0,( 011 jmjm ExE = ,0)0,(inf =xI jco 0)0,( ijmijm SxS =
dan kondisi batas Newmann
=∂
∂)0(
xS jm ,0)( =
∂
∂L
xS jm =
∂
∂)0(1
xE jm =
∂
∂)(1 L
xE jm 0, =
∂
∂)0(
xI ijm 0)( =
∂
∂L
xIijm
,0)(2
2
>∂
∂L
xIijm =
∂
∂ − )0(inf
xIco 0)(inf =
∂
∂ − Lx
Ico
dengan total populasi ).()()()()()( inf211 tItItItEtStN cojmjmjmjmjm −++++=
Model tahapan ketiga sebagai subsistem terakhir dari rangakian proses koalisi sampai
munculnya virus dengan strain baru atau disebut super strain adalah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
85
JIEImIdxxyKSdyyxKSmbS
mdSISJfSuImSax
mSD
aMS
tS
cojmjmjj
jmk
kmj
jjmjmn
njmjjn
njS
jjmjm
δδδδδ
αβ
+++++−−−+
+−−−−∂
∂=
∂
∂+
∂
∂
−
ΩΩ
==
∗
∫∫
∑∑
inf112
1
2
12
2
12
2
)()(
)(
∫
∫∑∑
Ω
Ω==
−
−−+−−+∂
∂=
∂
∂
jjm
kkmjm
nnjmjmjm
nn
jmEj
jm
dxxyKE
dyyxKEEdEISxE
Dt
E
)(
)(
1
11
3
111
2
121
2
11 γα
∑=
−−+∂
∂=
∂
∂ 3
11112
12
11
njmnjmjm
jmIj
jm IdJkIExI
Dt
Iγ 5.35
jmn
njmjm
j jjmjmjmjmjUjmjU
jmIj
jm
IdII
IIJmIdaSaeIdaSaIxI
Dt
I
2
3
1121
211222222
2
22 )()(
∑
∫ ∫
=
Ω Ω
∗
−
−−−++∂
∂=
∂
∂
ρ
ρβ
∑=
−−−− −−++
∂
∂=
∂
∂ 3
1infinf211212
inf2
infinf )(
nconcojmjmjmjm
cojco
co IdnIIIIIx
ID
tI
ρ
jn
njjmj
cojjmjjmjJ
jj JdJfSnIJmIJkI
xJ
Dt
J∑
=
−++++∂
∂=
∂
∂ 3
1inf212
2
dengan kondisi awal
,)0,( 011 σ== mm SxS ,)0,( 01111 mm IxI = ,)0,( 01111 mm ExE = 0)0,(inf =− xIco
,)0,( 02121 σ== mm SxS ,)0,( 02121 mm IxI = 0)0,( =xJ
dan kondisi batas Newmann
=∂
∂)0(
xS jm ,0)( =
∂
∂L
xS jm =
∂
∂)0(1
xE jm =
∂
∂)(1 L
xE jm 0, =
∂
∂)0(
xI ijm 0)( =
∂
∂L
xIijm
,0)(2
2
>∂
∂L
xIijm =
∂
∂ − )0(inf
xIco ,0)(inf =
∂
∂ − Lx
Ico 0)(2inf
2
>∂
∂ − Lx
Ico
=∂
∂)0(
xJ j 0)( =
∂
∂L
xJ j 0)(2
2
>∂
∂L
xJ j
dengan total populasi ),()()()()()()( inf211 tJtItItItEtStN jcojmjmjmjmjm +++++= −
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
86
indeks 2,1=i menyatakan penyebaran virus influenza dengan 1=i untuk virus influenza
H1N1-p dan 2=i untuk virus influenza H5N1, indeks 2,1=j menyatakan lokasi dengan
1=j untuk lokasi 1 dan 2=j untuk lokasi 2, indeks m menyatakan penyebaran virus
influenza pada manusia, indeks u menyatakan penyebaran virus influenza H5N1 pada
unggas dan untuk indeks k = 1 jika 2=j dan k = 2 jika 1=j yang menyatakan
pergerakan individual pada lokasi 1 atau 2.
5.1.4. Reduksi konstruksi model matematika koalisi berdasarkan pada
perubahan/transisi subpopulasi
Konstrukai model dapat direduksi melalui perubahan individual subpopulasi yang
disebabkan oleh transmisi virus dan recovery, seperti pada gambar 5.5, reduksi model pada
penyebaran virus influenza H1N1-p dilakukan dengan mengamati perubahan individual
pada masa infeksi dan masa perubahan genetika, sedangkan reduksi pada penyebaran virus
influenza H5N1 dilakukan dengan mengamati pada masa infeksi.
Terdapat beberapa indikator yang berkaitan dengan evolusi genetika pada individual
populasi yaitu
1. Transmisi virus :
Fungsi transmsisi virus influenza H1N1-p berbentuk ,),( 111111 mmmm SIISF α= pada
saat awal penyebaran terjadi proses reaksi antara phatogen dan antigen sampai
menghasilkan individual subpopulasi terinfeksi, misalkan τ=t sebagai waktu tetap
yang menunjukkan adanya perubahan maka untuk τ>t terjadi transisi individual
,11111 mmm ESI →α proses tersebut berjalan terus sesuai dengan lama waktu
penyebaran sehingga terdapat sebarang τ=t sedemikian hingga +∈∀ Rt akan
terdapat individual subpopulasi susceptible yang terinfeksi atau terdapat individual
baru terinfeksi H1N1-p. Dengan demikian mmSI 111α untuk +∈∀ Rt mempunyai 2
bentuk perubahan yaitu mmm rSSI 1111 =α yang bermakna individual subpopulasi
susceptible pada masa awal terinfeksi dengan r sebagai rate transisi dan
mmm kESI 11111 =α sebagai individual baru terinfeksi dengan k sebagai rate
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
87
perubahan, perubahan/transisi dari setiap individual pada subpopulasi dinyatakan
pada tabel berikut ini
Tabel 5,6a. Perubahan/transisi subpopulasi karena transmisi virus
1h
mmU ShSIe 111212 →
2e mU SIe 1212
2h
mmU IhSIe 2121212 →
mU SIe 1212
2e
m mUm mSIS 1211 →∗β
Um IS 211
∗β
∗β
Jenis virus
Fungsi transmisi
Parameter lama
Model perubahan/transisi Parameter baru
H1N1-p manusia
1f mmm SfSIe 111111 →
1e mmSIe 1111
r mmm rSSI 1111 →α α mm IS 111α
k mmm kESI 11111 →α mm IS 111α α
2f
mmm EfSIe 1121111 →
mmSIe 1111
1e
H5N1 manusia
p mUm pIIS 21211 →∗β ∗β
Um IS 211
∗β
4h JkI m11 → mIh 113 JkI m11 k
1m JmI m21 → mIm 211 m JmI m21
Super-strain
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
88
2. Recovery
Setiap individual subpopulasi pada konstruksi model terdapat perubahan yang
disebabkan oleh recovery dan recovery tetap pada konstruksi model dipandang
sebagai kekebalan tetap sehingga setiap individual yang sembuh menjadi individual
susceptible.
Perubahan atau transisi individual subpopulasi karena recovery dinyatakan pada
tabel berikut ini.
Tabel 5.6b. Perubahan/transisi subpopulasi karena transmisi virus
Model perubahan/transisi Parameter baru
Parameter lama
Fungsi transmisi
Jenis virus
H5N1 &
H1N1-p manusia
inf111211 −→ comm IwIIρ
1ρ
mmm IwII 21211211 →ρ
mm II 11211ρ
mm II 11211ρ 1w 1ρ
1ρ
1ρ
2w
inf121111 −→ comm IwIIρ
mmII 21111ρ mmm IwII 21221111 →ρ 2w
mmII 21111ρ 1w
JkI m11 k 3h JkI m11 → mIh 113
Super-strain
3f JfS m1 → mSf 13 JfS m1 f
JfS m1 → Jf 4 4f
JfS m1 f
2m JmI jm2 → Jm2 JmI jm2 m
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
89
3. Kemampuan melakukan transmisi
Kemampuan individual subpopulasi melakukan transmisi virus influenza H1N1-p
setelah melampaui batas periode ekspose dan berada pada masa perubahan genetika.
Perubahan atau transisi individual dinyatakan pada tabel berikut ini.
Tabel 5.7 Perubahan/transisi subpopulasi karena recovery
δ mI11δ
v mm vII 1111 →δ
Parameter lama
Jenis virus
Parameter baru
Model perubahan/transisi Populasi recovery
1q mm SqI 1111 →δ
H1N1-p
δ mI11δ
2q mm SqE 1211 →δ mE11δ
δ
n mm nEE 1111 →δ mE11δ
δ
mm uII 2121 →δ
o mm oSI 121 →δ
δ u mI 21δ
H5N1
mI 21δ
δ
infinf −− → coco cIIδ
mco wSI 1inf →−δ H5N1 & H1N1-p
δ w inf−coIδ
c inf−coIδ δ
q
Super-strain 3q
Jδ → qJ
Jδ → mSq 13 δ Jδ
Jδ δ
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
90
Dengan demikian konstruksi model matematika koalisi dapat direduksi menjadi model
terreduksi yang terdiri dari
Model terreduksi dari konstruksi model matematika koalisi tahapan pertama
mm SSqqobdrmx
mSSDtmS
212121
2
11 )( µµ +−−−+−++−
∂
∂=
∂
∂
mm EEnbdlkx
mEEDtmE
1211211
2
1111 )( µσµ ++++++−−
∂
∂=
∂
∂
mmIm Ivbda
xI
Dt
I112
112
1111 )( +++−−
∂
∂=
∂
∂
mIubdpx
mID
tmI I
21221
2
2121 )( +++−−
∂
∂=
∂
∂ 5.36
UUUSU SSbdm
xS
Dt
S222132
212
2121 )( µµ ++−+−
∂
∂=
∂
∂
.)( 211221
2
2121
uIbdpx
uID
tuI I ++−−
∂
∂=
∂
∂
Tabel 5.8. Perubahan/transisi subpopulasi karena kemampuan melakukan transmisi
Parameter baru
Model perubahan/transisi Parameter lama
Perubahan populasi
Jenis virus
l
a
mm lEE 1111 →γ
mm aIE 1111 →γ
γ mE11γ H1N1
-p
mE11γ γ
inf−conI
inf−conI → Jn2
inf−conI → inf1 −coIn n
2n
1n
Super-strain
n inf−conI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
91
Model terreduksi dari konstruksi model matematika koalisi tahapan kedua.
mmS SSwqqobdfhmr
xmS
DtmS
21211121
2
11 )( µµ +−−−−+−++++−
∂
∂=
∂
∂
mmmEm EEnbdlfk
xE
Dt
E121122
112
1111 )( µσµ ++++++−−−
∂
∂=
∂
∂
mmIm Ivbda
xI
Dt
I112
112
1111 )( +++−
∂
∂=
∂
∂ 5.37
mmIm Iubdwhp
xI
Dt
I21222
212
2121 )2( ++++−−−
∂
∂=
∂
∂
.)2( inf12inf
2inf
21inf
−−− +++−−
∂
∂=
∂
∂co
cococo Icbdwx
ID
tI
Model terreduksi dari konstruksi model matematika koalisi tahapan ketiga.
mmS SSqwqqobdfrfAhmA
xmS
DtmS
2132113121
2
11 )( µµ +−−−−−+−+++++−
∂
∂=
∂
∂
mmmEm EEnbdlfk
xE
Dt
E121122
112
1111 )( µσµ ++++++−−−
∂
∂=
∂
∂
mmIm Ivbdha
xI
Dt
I1132
112
1111 )( ++++−−
∂
∂=
∂
∂ 5.38
mmIm IubdwmAhp
xI
Dt
I212122
212
2121 )2)(( ++++++−−
∂
∂=
∂
∂
inf112inf
2
inf0inf )2( −
−−
− ++++−−∂
∂=
∂
∂co
coIc
co Icbdnwx
ID
tI
JqbdfnmhxJD
tJ J )( 42242
2
1 +++−−−−−∂
∂=
∂
∂
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
92
5.2. ANALISA KUALITATIF PADA KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA
KOALISI TAHAPAN PERTAMA
Analisa kualitatif pada konstruksi model matematika koalisi tahapan pertama
melalui parameter antara lain untuk menunjukkan bahwa model mempunyai penyelesaian
tunggal dan bersifat dinamis, terdapat perubahan pada subpopulasi untuk ∞→t dan
pengaruh penyebaran virus H5N1 dan H1N1-p terhadap perubahan subpopulasi.
Perhatikan konstruksi model tahapan pertama 5.36
mm SSqqobdrmx
mSSDtmS
212121
2
11 )( µµ +−−−+−++−
∂
∂=
∂
∂
mm EEnbdlkx
mEEDtmE
1211211
2
1111 )( µσµ ++++++−−
∂
∂=
∂
∂
mmIm Ivbda
xI
Dt
I112
112
1111 )( +++−−
∂
∂=
∂
∂
mIubdpx
mID
tmI I
21221
2
2121 )( +++−−
∂
∂=
∂
∂ 5.39
UUUSU SSbdm
xS
Dt
S222132
212
2121 )( µµ ++−+−
∂
∂=
∂
∂
.)( 211221
2
2121
uIbdpx
uID
tuI I ++−−
∂
∂=
∂
∂
dengan total populasi ),()()()()()()( inf211 tJtItItItEtStN jj
cojmjmjmjmjm +++++=
bilangan reproduksi dasar virus influenza H1N1-p ,))(( 1111
01 ndbDvdbDkaR IE ++++++
=
bilangan reproduksi dasar virus influenza H5N1 manusia udbD
pR I +++=
2102 dan
bilangan reproduksi dasar virus influenza unggas .21
10 dbD
pR IU ++=
Penyelesaian konstruksi model matematika tahapan pertama ditunjukkan pada pembahasan
berikut ini,seperti yang ditunjukkan pada 5.39 bahwa konstruksi model subpopulasi
susceptible pada lokasi 1 adalah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
93
mm SSqqobdrmx
mSSDtmS
212121
2
11 )( µµ +−−−+−++−
∂
∂=
∂
∂
dan konstruksi model populasi susceptible pada lokasi 2
mm SSqqobdrmx
mSSDtmS
122122
2
22 )( µµ +−−−+−++−
∂
∂=
∂
∂
sedangkan konstruksi model populasi susceptible pada kedua lokasi dinyatakan dalam
bentuk
+∂
∂
tS m1
tS m
∂
∂ 2 = +∂
∂21
2
1(xS
D mS −∂
∂)2
22
2 xS
D mS −+ )( 21 mm SSm −+ )( 21 mm SSr ++ )( 21 mm SSd
++ )( 21 mm SSb −+ )( 21 mm SSµ ++ )( 21 mm SSµ ++ )( 21 mm SSo
++ )( 211 mm SSq )( 212 mm SSq +
atau
mmSm Sqqobdrm
xS
Dt
S)( 212
2
++++−−−+∂
∂=
∂
∂ untuk mmm SSS =+ 21 dan koefisien
diffusi untuk lokasi 1 sama dengan lokasi 2, penyelesaian dari persamaan differensial
tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan Transformasi cosinus Fourier
)0(2)()( )1(2)2( fkfkkfπ
−−= sehingga diperoleh persamaan differensial berbentuk
)()()0(2)()()(
212 kSdrmqqob
dxdS
kSikDdt
kdSm
mm
Sm −−−+++++−=π
atau
)()()(
212 kSdrmqqobkD
dtkdS
mSm −−−++++−=
dengan penyelesaian berbentuk =)(kSm ),)(( 21
2 tqqobdrmkDCExp S −−−−+++−
untuk 0=t diperoleh
=)(kSm ))(( 212 tqqobdrmkDExp S −−−−+++− )0,(kSm
atau dapat dinyatakan
=)(kSm ))(( 21 tqqobdrmExp −−−−++− )( 2tkDExp S− ).0,(kSm
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
94
Dilakukan invers terhadap penyelesaian tersebut dengan menggunakan
transformasi cosinus Fourier =),( txSm π2∫Ω
kxdktkSm cos),( sehingga diperoleh
=),( txSm ))(( 21 tqqobdrmExp −−−−++−π2∫Ω
− dkkSkxtkDExp mS )0,()cos()( 2 ,
Ekspansi menurut deret Mc-Laurin terhadap )( 2tkDExp S− diperoleh )( 2tkDExp S− = 1 +
)((!
2
1tkDExp
dkd
nk S
n
n
n
n
−∑∞
=
sehingga transformasi cosinus Fourier dari ),( tkSm menjadi
=),( txSm π2 ))(( 21 tqqobdrmExp −−−−++− ∫
Ω
dkkxkSm )cos()0,( +
π2 ))(( 21 tqqobdrmExp −−−−++− )((
!1 2
1tkDExp
dkd
nS
n
n
n−∑
∞
=∫Ω
dkkxkSk mn )cos()0,(
atau
=),( txSm π2 ))(( 21 tqqobdrmExp −−−−++− )0,(xSm +
π2 ))(( 21 tqqobdrmExp −−−−++− )((
!1 2
1tkDExp
dkd
nS
n
n
n−∑
∞
=n
mn
n
xxS
i∂
∂−
)0,()(2
π,
untuk ∞→x dan ...3.2.1=n maka 0)0,(→
∂
∂n
mn
xxS untuk ),( txSm fungsi eksponensial.
Jadi Penyelesaian Umum Persamaan Differensial (PUPD) adalah
=),( txSm π2 ))(( 21 tqqobdrmExp −−−−++− ).0,(xSm
Dengan demikian dapat diperoleh
=),(2 txS m π2 ))(( 21 tqqobdrmExp −−−−++− )0,(xSm - ),(1 txS m
atau
),(1 txS m =π2 ))(( 21 tqqobdrmExp −−−−++− )0,(xSm - ).,(2 txS m
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
95
Untuk langkah selanjutnya perhatikan konstruksi model pada lokasi 1
mmmm SSqqobdrm
xSSD
tS
212121
2
11 )( µµ ++++−+−−−+
∂
∂=
∂
∂ dapat dinyatakan
++++−+−−−+∂
∂=
∂
∂m
mm SqqobdrmxSSD
tS
12121
2
11 )( µ
π2
µ))(( 21 tqqobdrmExp −−−−++− )0,(xSm - ),(1 txS mµ
atau
+−−−++++−∂
∂=
∂
∂m
mm SqqobdrmxSSD
tS
12121
2
11 )2( µ
π2
µ))(( 21 tqqobdrmExp −−−−++− ),0,(xSm
dengan menggunakan Tranformasi cosinus Fourier dapat diperoleh
+−−−+−+++−= )()2( 1212
11 kSqqobdrmkSD
dtdS
mm µ
π2
µ))(( 21 tqqobdrmExp −−−−++− )0,(kSm yang mempunyai penyelesaian reduksi
berbentuk
=),(1 tkS m ))2(( 212
1 tqqobdrmkDExp S −−−−++++− µ )0,(1 kS m
atau
=),(1 tkS m ))2(( 21 tqqobdrmExp −−−−+++− µ )0,(1 kS m ).( 21 tkDExp S−
Dilakukan invers terhadap penyelesaian tersebut dengan menggunakan
transformasi cosinus Fourier =),(1 txS m π2∫Ω
dkkxtkS m )cos(),(1 sehingga diperoleh
=),(1 txS m
π2 ))2(( 21 tqqobdrmExp −−−−+++− µ ∫
Ω
− dktkDExpkxkS Sm )()cos()0,( 2
11
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
96
atau
=),(1 txS m
π2 ))2(( 21 tqqobdrmExp −−−−+++− µ ∫
Ω
)cos()0,(1 kxkS m {1 +
)((!
21
1tkDExp
dkd
nk S
n
n
n
n
−∑∞
=
} dk untuk deret Mac-Laurin )( 21 tkDExp S− = 1 +
)((!
21
1tkDExp
dkd
nk S
n
n
n
n
−∑∞
=
=),(1 txS m
π2 ))2(( 21 tqqobdrmExp −−−−+++− µ { dkkxkS m∫
Ω
)cos()0,(1 +
)((!
21
1tkDExp
dkd
nk S
n
n
n
n
−∑∞
=
dkkxkSk mn )cos()0,(1∫
Ω
}
=),(1 txS m π2 ))2(( 21 tqqobdrmExp −−−−+++− µ { )0,(1 xS m +
)((!
1 21
1tkDExp
dkd
nS
n
n
n−∑
∞
=n
mn
n
xxS
∂
∂−
)0,()1(2 1
π},
untuk ∞→x dan ...3.2.1=n maka 0)0,(1 →
∂
∂n
mn
xxS untuk ),(1 txS m fungsi eksponensial.
Jadi Penyelesaian Umum Persamaan Reduksi (PUPR) adalah
=),(1 txS m π2 ))2(( 21 tqqobdrmExp −−−−+++− µ { ).0,(1 xS m
Perhatikan persamaan lengkap
+−−−+−+++−= )()2( 1212
11 kSqqobdrmkSD
dtdS
mm µ
π2
µ))(( 21 tqqobdrmExp −−−−++− ),0,(kSm
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
97
untuk mendapatkan penyelesaian partikulir misalkan pdtd
= maka persamaan lengkap
tersebut diatas menjadi
=−−−+−++++ )()2( 1212
1 kSqqobdrmkSDp mµ
π2
µ))(( 21 tqqobdrmExp −−−−++− )0,(kSm
atau
=),(1 tkS m
π2
212
1 2)0,(
qqobdrmkDpkS
Sm
−−−−+++++ µµ ))(( 21 tqqobdrmExp −−−−++−
atau
=),(1 tkS m π2
µ ))(( 21 tqqobdrmExp −−−−++−µ2
12
1 +kDS ),0,(kSm
dilakukan invers terhadap ),(1 tkS m diperoleh
=),(1 txS m
π2
π2
µ ))(( 21 tqqobdrmExp −−−−++− ∫Ω +
dkkxkSkD mS )cos()0,(
212
1 µ dan
ekspansikan µ2
12
1 +kDS menurut deret Mc-Laurin diperoleh
µ212
1 +kDS = ∑∞
=+
−+1
1
2
)1(1n
n
nn k
µµ sehingga penyelesaian partikulir menjadi
=),(1 txS m πµ2 ))(( 21 tqqobdrmExp −−−−++− ∫
Ω
dkkxkSm )cos()0,(1{µ
+
∑∞
=+
−1
1
1)1(n
nn
µ})cos()0,(2∫
Ω
dkkxkSk mn
=),(1 txS m π2 ))(( 21 tqqobdrmExp −−−−++− )0,(xSm + ∑
∞
=+
−1
12 1)1(
nn
n
µ,
)0,(2
12
nm
n
xxS
∂
∂
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
98
untuk densitas individual populasi dalam rumpun eksponensial misalkan densitas Gauss
diperoleh 0)0,(
21
2
→∂
∂n
mn
xxS untuk ∞→x dan nilai ...3,2,1=n sehingga diperoleh
penyelesaian partikulir persamaan differensial (PPPD) berbentuk
=),(1 txS m π2 ))(( 21 tqqobdrmExp −−−−++− ).0,(xSm
Jadi PUPD adalah
=),(1 txS m π2 ))2(( 21 tqqobdrmExp −−−−+++− µ )0,(1 xS m +
π2 ))(( 21 tqqobdrmExp −−−−++− ).0,(xSm
Pada penyelesaian selanjutnya, perhatikan persamaan differensial dari subpopulasi
terinfeksi virus influenza H1N1-p berbentuk
mmIm Ivbda
xI
Dt
I112
112
1111 )( +++−−
∂
∂=
∂
∂
dilakukan transformasi cosinus Fourier diperoleh persamaan berbentuk
)()())0(2)()(( 1111
112
1111 kIvbda
dxdI
kIikDdt
dIm
mm
Im +++−−−−=π
atau
)()()( 11112
1111 kIvbdakIkD
dtdI
mmIm +++−−−=
atau
),()( 112
1111 kIvbdakD
dtdI
mIm +++−−=
penyelesaian dari persamaan tersebut adalah
)0,(})({),( 112
1111 kmItvbdakDExptkI Im +++−−= .
atau
=),(11 tkI m })({ tvbdaExp +++−− )0,(11 kmI },{ 211 tkDExp I−
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
99
dengan
menggunakan invers transformasi Fourier =),(11 txI m ∫Ω
dkkxtkI m )cos(),(211π
dapat
diperoleh
=),(11 txI m π2 })({ tvbdaExp +++−− { ∫
Ω
dkkxtkI m )cos(),(211π
+
∫∑Ω
∞
=
− dkkxkIkdk
tkDExpdn m
nn
In
n)cos()0,()0(
)(!
111
221
1
atau
=),(11 txI m π2 })({ tvbdaExp +++−− { )0,(11 xI m +
)0()(
!1 2
21
1n
In
n dktkDExpd
n−
∑∞
=n
mn
n
xxI
∂
∂−
)0,()1( 11 }.
Populasi terinfeksi merupakan rumpun eksponensial sehingga untuk ∞→x dan semua
...3,2,1=n dapat diperoleh n
mn
n
xxI
∂
∂−
)0,()1( 11 sehingga PUPD adalah
=),(11 txI m π2 })({ tvbdaExp +++−− ).0,(11 xI m
Untuk penyelesaian persamaan differensial lainnya pada konstruksi model koalisi tahapan
pertama dapat dilakukan dengan cara yang sama sehingga diperoleh penyelesaian
berbentuk
=),(1 txS m π2 ))2(( 21 tqqobdrmExp −−−−+++− µ )0,(1 xS m +
π2 ))(( 21 tqqobdrmExp −−−−++− ).0,(xSm
=),(11 txE m π2 ))(( tknbdlExp −+++++− µσµ )0,(11 xE m +
21 ))(( tknbdlExp −−++++− µσµ )0,(xEm
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
100
=),(11 txI m })({2 tvbdaExp +++−−π
)0,(11 xI m 5.40
=),(21 txI m π2 })({ 2 tpwudbExp −+++− )0,(21 xI m
=),(21 txS U π2 ))2(( 3 tbdmExp −++− µ )0,(21 xS U +
π2 ))(( 3 tbdmExp −+− )0,(xSU
=),(21 txI U })({2 tpbdExp −+−π
).0,(21 xI U
Pembahasan berikut akan ditunjukkan bahwa model mempunyai penyelesaian tunggal dan
bersifat dinamis.
5.2.1. Well – Posedness dari konstruksi model matematika koalisi Tahapan Pertama
Konstruksi model tahapan pertama 5.39 menunjukkan bahwa model penyebaran
dibangun berdasarkan pada perubahan yang terjadi terhadap fungsi densitas populasi atau
terdapat redistribusi terhadap gerakan individual populasi pada lokasi 1 dan lokasi 2,fungsi
densitas populasi yang well-defined akan memberikan penyelesaian dari model sistem yang
positif. Dengan demikian densitas populasi maupun diffusi lokal dan global dapat
dinyatakan sebagai berikut:
0),(),,(),,(),,( 2111111 >txItxItxEtxS mmmm , 0),(),,( 2121 >txItxS UU untuk setiap 1, Ω∈yx
0),(),,(),,(),,( 2212122 >txItxItxEtxS mmmm 0),(),,( 2222 >txItxS UU untuk setiap 2, Ω∈yx
,0)()(2 1
12 >−−−∫ ∫Ω Ω
dxxyKSdyyxKS mm ,0)()(2 1
21 >−−−∫ ∫Ω Ω
dyyxKSdxxyKS mm
,0)()(2 1
1112 >−−−∫ ∫Ω Ω
dxxyKEdyyxKE mm ,0)()(
2 11211 >−−−∫ ∫
Ω Ω
dyyxKEdxxyKE mm
,0)()(2 1
2122 >−−−∫ ∫Ω Ω
dxxyKuSdyyxKuS 5.41
.0)()(2 1
2221 >−−−∫ ∫Ω Ω
dyyxKuSdxxyKuS
Langkah selanjutnya untuk menunjukkan bahwa konstruksi model adalah well-posed akan
dibahas berikut ini
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
101
Eksistensi dan ketunggalan penyelesaian Untuk menunjukkan eksistensi dan ketunggalan penyelesaian dari model digunakan
definisi yang menyatakan bahwa setiap penyelesaian dari model sistem dapat dinyatakan
dalam Norm matriks dan bergantung pada konstante Lipschitz )(tk untuk setiap ,Rt∈
Dengan demikian sebagai langkah awal adalah melakukan reduksi terhadap model sistem
dalam bentuk total populasi maupun perubahan genetika yang terjadi pada setiap individual
populasi.
Misalkan persamaan densitas subpopulasi susceptible 5.16 pada lokasi 1 dinyatakan dalam
bentuk
dxtxStS mm ),()(1
11 ∫Ω
= dan dxt
txSdt
tdS mm ∫Ω ∂
∂=
1
11 ),()(
maka diperoleh konstruksi model matematika dalam sistem persamaan differensial biasa
berbentuk ).),(( ttXfdtdX
=
Misalkan himpunan subpopulasi pada lokasi 1
},
0,0,0,0,0,0{
1212112111111
212121111111
MISNIIESISIIESX
UUmmmm
UUmmmm
=+=+++
>>>>>>= 5.42
dan himpunan subpopulasi pada lokasi 2
,},
0,0,0,0,0,0{
2222222212122
222222121222
MISNIIESISIIESX
UUmmmm
UUmmmm
=+=+++
>>>>>>= 5.43
jika dibangun himpunan baru yang terdiri dari semua subpopulasi pada 1X dan 2X yaitu
himpunan subpopulasi X pada lokasi 1 dan 2 maka dapat didefinisikan bahwa
21 XXX ∪=
atau
}.,,,,,,,,,,0,0,0,0,0,0{
22212221
22221112111121121
211
UUUUUU
mmmmmmmmmmmm
UUmmmm
IIISSSIIIIIIEEESSS
ISIIESX
∈∈
∈∈∈∈
>>>>>>=
5.44
Misalkan terdapat vektor
),( 21
111 mmm SSS = , ),( 2
2122 mmm SSS = , ),( 2
1111111 mmm EEE = , ),,( 2
1211212 mmm EEE =
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
102
),( 211
11111 mmm III = , ),( 2
1211212 mmm III = , ),( 2
2112121 mmm III = , ),( 2
2112121 UUU III = ,
),( 222
12222 UUU III =
maka akan terdapat )),(( 1 ttXf dan )),(( 2 ttXf dengan
},,,,,,,,,,,{ 122
121
122
121
122
121
112
111
112
111
12
11
1UUUUmmmmmmmm IISSIIIIEESSX = dan
}.,,,,,,,,,,,{ 222
221
222
221
222
221
212
211
212
211
22
21
2UUUUmmmmmmmm IISSIIIIEESSX = 5.45
Untuk menunjukkan bahwa model sistem mempunyai penyelesaian global dan tunggal
digunakan asumsi Desoer yaitu
1. +⊂ RT memuat titik-titik berhingga persatuan interval.
2. untuk setiap nRX ∈ , ),( tXf kontnu pada Tt∉
3. untuk setiap Tti ∈ , ),( tXf mempunyai limit kiri dan kanan pada itt =
4. :f nn RRR →× memenuhi global Lipschitz yaitu terdapat fungsi kontinu
sebagian demi sebagian :k ++ → RR sehingga
2121 )()),(()),(( XXtkttXfttXf −<− untuk semua +∈ Rt dan semua titik
., 21 nRXX ∈ 5.46
Misalkan terdapat interval ],[ ii ba dengan titik kesetimbangan endemik nRY ∈ dan
untuk sebarang Ttt ∉= 1 maka terdapat ),( 1tYf untuk 1tt = sehingga
),(1
tYfLimtt→
= ),( 1tYf
berarti terdapat interval yang memuat titik berhingga, langkah berikutnya akan dicari
konstante Lipschitz )(tk yang memenuhi
2121 )()),(()),(( XXtkttXfttXf −<− , perhatikan
)),(()),(( 21 ttXfttXf − = ,
61
51
41
31
21
11
aaaaaa
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
103
jika elemen-elemen pada Norm dapat dinyatakan 6...2.1,111 =+= icba iii maka
)),(()),(( 21 ttXfttXf − =
61
51
41
31
21
11
aaaaaa
= 11 ii cb +
atau
)),(()),(( 21 ttXfttXf − ≤ 11 ii cb +
dengan ∑=
=n
jijii amaksa
11 sebagai Norm matriks yang didefinisikan sebagai maksimum
dari konstante Lipschitz )(tk sedemikian hingga memenuhi ∑=
=n
jijii amaksa
11 ,)( Xtk≤
)(tk ditentukan berdasarkan nilai maksimum dari koefisien-koefisien ija sehingga pada
konstruksi model matematika tahapan pertama dapat dinyatakan dalam bentuk
)),(()),(( 21 ttXfttXf − ≤ )(1 tk (
221
121
221
121
221
121
211
111
211
111
21
11
UU
UU
mm
mm
mm
mm
IISSIIIIEESS
−
−
−
−
−
−
+
222
122
222
122
222
122
212
112
212
112
22
12
UU
UU
mm
mm
mm
mm
IISSIIIIEESS
−
−
−
−
−
−
) 5.47
dengan konstante Lipschitz
)(1 tk = Maks ,( 21 drmqqob −−−+++ ,, vbdanbdlk −−−−−−−−+ µµσ
),, 13 bdpmdbubdp −−−−−−−
atau
)(1 tk = ,)()(( min21 drmqqob maks ++−+++ ,)()( minnbdlk maks ++++−+ µµσ
,)( minvbdamaks −−− ,)(,)( min3min mdbubdp maksmaks +−++−
).)()(min1 bdp maks +− 5.48
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
104
Model tahapan pertama dikonstruksi sebagai bagian awal dari konstruski model
koalisi sehingga perubahan dari setiap subpopulasi dipengaruhi oleh transmisi virus
influenza H1N1-p dan H5N1 melalui kontak individual antara susceptible dengan
terinfeksi, dengan demikian parameter transmisi maupun transisi maksimum
mempengaruhi konstruksi model, parameter )( vbda ++− sebagai rate perubahan atau
transisi dari ,11mI parameter )( ubdp ++− sebagai rate perubahan atau transisi dari
mI 21 dan )(1 bdp +− sebagai rate perubahan atau transisi ,21UI jika 0→d dan b
merupakan rate kelahiran dan bagian dari susceptible maka konstante Lipschitz dapat
dinyatakan dalam bentuk
)(1 tk ≈ maksa + maksp + .)( 1 maksp 5.49
Untuk menunjukkan bahwa )(1 tk adalah fungsi kontinu sebagian demi sebagian untuk
semua +∈ Rt dan untuk semua nRXX ∈21, dapat dilakukan dengan memperhatikan
perubahan atau transisi yang terjadi pada subpopulasi, perubahan atau transisi dari
Um IS 2111∗β akan menjadi mpI 21 dengan rate perubahan atau transisi yang berlaku selama
masa terinfeksi.
Demikian pula untuk perubahan atau transisi yang berkaitan dengan transmisi virus
influenza H1N1-p sehingga diperoleh individual subpopulasi terinfeksi mI11 dengan rate
transisi a setelah akhir masa ekspose.
Berdasarkan pada analisa tersebut diatas konstruksi model matematika koalisi tahapan
pertama mempunyai penyelesaian tunggal, pada pembahasan berikut akan ditunjukkan
bahwa sistem adalah dinamis.
Konstruksi model matematika koalisi tahapan pertama merupakan sistem dinamis Misalkan X ruang metric dengan d sebagai metric dan XRC ⊂Ω ),( adalah
himpunan fungsi kontinu dan terbatas dengan Rx ⊂Ω∈ dan Rt∈ maka fungsi – fungsi
kontinu bernilai positif dari model sistem didefinisikan sebagai
.},,0),(),(),({),( RtxtxRCtxRC ∈∀Ω∈∀>Ω∈=Ω+ φφ
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
105
Jika terdapat himpunan tertutup Ω∈ΩΩ 21, maka pada masing-masing himpunan tersebut
akan terdapat
},,0),(),(),({),( 111 RtxtxRCtxRC ∈∀Ω∈∀>Ω∈=Ω+ φφ
dan
},,0),(),(),({),( 222 RtxtxRCtxRC ∈∀Ω∈∀>Ω∈=Ω+ φφ
yang merupakan penyelesaian dari model sistem pada lokasi 1 dan lokasi 2.
Jika konstruksi model 5.39 dinyatakan dalam bentuk
),{ 2
2
φφφ k
xDF
t ∂
∂=
∂
∂ 5.50
dengan k parameter epidemiologi maka dapat didefinisikan bahwa
:F ),( 1 RC Ω → ),( 1 RC Ω atau :F ),( 2 RC Ω → ),( 2 RC Ω dan ),,( πRCG = adalah aliran
kontinu pada ),( 1 RC Ω dan ),( 2 RC Ω dan merupakan aktifitas dari individual populasi φ
yang dapat dinyatakan sebagai ),(),(: RCxRRC Ω→Ωπ sedemikian hingga untuk semua
),( RC Ω∈φ dan untuk semua bilangan nyata Rts ∈, berlaku
),()0),,(( txtx φφπ = dan ).),,(())),,(,(( sttxttxs += φπφππ 5.51
Perubahan dinamis yang terjadi pada konstruksi model ditunjukkan oleh perubahan
atau transisi individual populasi yang disebabkan oleh transmisi virus, periode ekspose,
periode infeksi maupun recovery tetap, akan tetapi perubahan dinamis juga disebabkan oleh
gerakan dinamis dari individual subpopulasi pada lokasi 1 atau 2 maupun bergerak secara
global pada lokasi1 dan 2.
Dengan demikian untuk menunjukkan bahwa konstruksi model sebagai sistem dinamis
maka akan ditunjukkan bahwa individual subpopulasi susceptible merupakan aliran kontinu
yang bergerak secara global sedangkan untuk individual subpopulasi terinfeksi merupakan
aliran kontinu yang bergerak secara lokal.
Misalkan =Ω ),(1 RC ( ),,(11 txI m ),,(21 txI m ),(21 txI U ) X⊂ , ),(),( 1 RCtxi Ω∈φ dan
aliran kontinu )},(),,(),,({}0),,({ 212111 txItxItxItx Ummi =φπ
=Ω ),(2 RC )),(),,(),,(( 211111 txStxEtxS Umm X⊂
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
106
dan
=Ω ),(3 RC )),(),,(),,(( 221212 txStxEtxS Umm X⊂
dan misalkan =Ω ),( RC ),(2 RC Ω ∪ ),(3 RC Ω = )),(),,(),,(( txStxEtxS Umm maka
)},(),,(),,({}0),,({ txStxEtxStx Ummi =φπ untuk ),(),( RCtxi Ω∈φ sebagai aliran kontinu
jika π memenuhi
}),,({)},),,(({ sttxtstx += φπφππ = }.),,({ 2111 tttxI m +π
Perhatikan bentuk penyelesaian
=),(11 txI m π2 ))(( tvbdaExp +++−− )0,(11 xI m ),(1 RC Ω∈
dan )0),,(( 11 txI mπ = ),(11 txI m , misalkan ),( 111 txI m bergerak pada selang waktu 21 ttt ≤≤
di lokasi 1 atau dapat dikatakan bahwa ),( 111 txI m bergerak pada interval waktu
210 ttt +≤≤ sehingga diperoleh
=+ ),( 2111 ttxI m π2 ))(( 1tvbdaExp +++−− ))(( 2tvbdaExp +++−− ),0,(11 xI m
misalkan )( 21 tt + merupakan batas akhir masa perubahan genetik maka
=+ ),( 2111 ttxI m ))(( 1tvbdaExp +++−− ),( 211 txI m < ),( 111 txI m
atau
=+ ),( 2111 ttxI m ))(( 1tvbdaExp +++−− ),( 211 txI m = }),),,(({ 2111 tttxI mππ
}),),,(({ 2111 tttxI mππ = }),,({ 22111 tttxI m +π untuk .0 21 ttt +≤≤
Misalkan ),( 111 txI m bergerak sebelum waktu t atau dapat dikatakan bahwa ),( 111 txI m
bergerak pada interval waktu ttt ≤+≤ 210 atau 210 ttt −≤≤ dan diperoleh
=− ),( 211 ttxI m π2 ))(( 2tvbdaExp +++− ))(( tvbdaExp +++−− )0,(11 xI m
atau
=− ),( 211 ttxI m ))(( 2tvbdaExp +++− ),,(11 txI m
misalkan )( 21 tt + berada pada periode infeksi sehingga
=− ),( 211 ttxI m ))(( 2tvbdaExp +++− >),(11 txI m ),(11 txI m
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
107
=− ),( 211 ttxI m ))(( 2tvbdaExp +++− ),(11 txI m = }),),,(({ 2111 tttxI mππ
atau
}),),,(({ 2111 tttxI mππ = }),,({ 2111 tttxI m −π atau }),),,(({ 2111 tttxI mππ
Dengan demikian dapat ditunjukkan bahwa individual subpopulasi terinfeksi
),(11 txI m merupakan aliran kontinu.
Perhatikan bentuk penyelesaian
=),( txSU π2{ ))2(( 3 tbdmExp −++− µ +
π4 )})(( 3 tbdmExp −+− )0,(xSU ),( RC Ω∈
yang bergerak secara global dari lokasi 1 ke lokasi 2 pada selang waktu ,1 stt ≤≤
berdasarkan pada definisi bahwa )0),,(( txSUπ = ),( txSU penyelesaian dari konstruksi
model sistem merupakan aliran kontinu global jika memenuhi
)),),,((( 1 sttxSUππ = ).),,(( 1 sttxSU +π
Misalkan ),( txSU bergerak pada interval stt +≤≤ 10 sehingga diperoleh
=+ ),( 1 stxSU
π2{ ))2(( 3 sbdmExp −++− µ +
π4 )})(( 3 sbdmExp −+− ),( 1txSU dan
misalkan )( 1 st + berada pada akhir masa infeksi sehingga
=+ ),( 1 stxSU
π2{ ))2(( 3 sbdmExp −++− µ +
π4 )})(( 3 sbdmExp −+− ),( 1txSU < ),( 1txSU
atau
=+ ),( 1 stxSU
π2{ ))2(( 3 sbdmExp −++− µ +
π4 )})(( 3 sbdmExp −+− ),( 1txSU = )),,(( 1 sttxSU +π
)),),,((( 1 sttxSUππ = ),),,(( 1 sttxSU +π
demikian pula untuk interval tst ≤+≤ 10 atau stt −≤≤ 10 dapat diperoleh
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
108
=− ),( stxSU π2{ ))2(( 3 tbdmExp −++− µ +
π4 )})(( 3 tbdmExp −+−
π2{ ))2(( 3 sbdmExp −++ µ +
π4 )})(( 3 sbdmExp −+ ),0,(xSU
misalkan )( 1 st + berada pada periode susceptible atau berada pada masa infeksi sebelum
terdapat tanda-tanda klinik sehingga
=− ),( stxSU π2{ ))2(( 3 sbdmExp −++ µ +
π4 )})(( 3 sbdmExp −+ ),( txSU > ),( sxSU
atau
=− ),( stxSU π2{ ))2(( 3 sbdmExp −++ µ +
π4 )})(( 3 sbdmExp −+ ),( txSU =
)),,(( 1 sttxSU −π → ).),),,((( 1 sttxSUππ = )),,(( 1 sttxSU −π
atau
).),),,((( 1 sttxSUππ = ).),,(( 1 sttxSU +π
Dengan demikian dapat ditunjukkan bahwa individual subpopulasi susceptible merupakan
aliran kontinu.
Untuk individual subpopulasi ),(21 txI m dan ),(21 txI U sebagai aliran kontinu dapat
ditunjukkan sesuai dengan transmisi penyebaran virus influenza H5N1, demikian pula
untuk individual subpopulasi ),(11 txE m sesuai dengan transmisi penyebaran virus influenza
H1N1-p.
Pada analisa tersebut diatas telah ditunjukkan bahwa konstruksi model matematika koalisi
tahapan pertama adalah well-posedness, rangkaian analisa kualitatif terhadap konstruksi
model berikutnya adalah analisa densitas populasi.Pada analisa ini akan dibahas eksistensi
penyelesaian positif dari model.
5.2.2. Analisa terhadap densitas populasi
Diberikan asumsi bahwa penyebaran virus influenza H5N1 mempunyai virulence
tinggi sehingga pada kondisi pandemik akan terjadi perubahan atau transisi yang cukup
signifikan terhadap subpopulasi susceptible maupun terinfeksi, perubahan densitas
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
109
subpopulasi pada konstruksi model tahapan pertama berpengaruh terhadap total
subpopulasi.
Berdasarkan konstruksi model 5.16, total populasi di lokasi 1 adalah
)()()()()( 21111111 tItItEtStN mmmmm +++=
dxtxItxItxEtxSN mmmmm )},(),(),(),({ 21111111
1 +++= ∫Ω
5.52
dxt
txIt
It
txEt
txSdt
tdN mmmmm }),(),(),(
{)( 2111111
1
1
∂
∂+
∂
∂+
∂
∂+
∂
∂= ∫
Ω
2
212
211
2
211
2
21
2
1
1 ),(),(),({
)(x
txID
xI
Dx
txED
xtxS
Ddt
tdN mImImEmSm
∂
∂+
∂
∂+
∂
∂+
∂
∂= ∫
Ω
-
- )),(),(),(),(( 2111111 txItxItxEtxSd mmmm +++ +
)),(),(),(),(( 2111111 txItxItxEtxSb mmmm −−− + ∫Ω
−+
2
122 )()),(),(( dyyxKtxEtxS mm -
..))(),(),((1
111 dxdxxyKtxEtxS mm ∫Ω
−+ 5.53
Sedangkan total populasi yang berkaitan dengan virus influenza H5N1-unggas adalah
)()()( 212121 tItStN UUU +=
dxt
It
txSdt
tdN uUU )),(
()( 21
1
2121
∂
∂+
Ω ∂
∂= ∫ 5.54
−∂
∂+
Ω ∂
∂= ∫ 2
212
1
221
221 ),(
()(
xI
Dx
txSD
dttdN uIUSU ++ )),(),(( 2121 txItxSd UU
+− )),(),(( 2121 txItxSb UU ∫Ω
−−
2
22 )(),( dyyxKtxS U ∫Ω
−
1
22 .))(),( dxdxxyKtxS U
Analisa densitas subpopulasi terhadap penyebaran virus influenza H5N1 dan H1N1-p yang
memenuhi penyelesaian positif dari konstruksi model dapat diperoleh total densitas
subpopulasi, misalkan 0),(21 =txI m dan 0),(11 =txI m untuk ∞→t sehingga perubahan
total populasi pada lokasi 1 adalah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
110
−∂
∂+
∂
∂= ∫
Ω2
112
21
2
1
1 ),(),({
)(x
txED
xtxS
Ddt
tdN mEmSm )),(),(( 111 txEtxSd mm + +
)),(),(( 111 txEtxSb mm − + ∫Ω
−+
2
122 )()),(),(( dyyxKtxEtxS mm -
dxdxxyKtxEtxS mm .))(),(),((1
111 ∫Ω
−+
atau
=dt
tdN m )(1 )),(),((( 111
1
txEtxSd mm +−Ω∫ + )),(),(( 111 txEtxSb mm − + 5.55
∫Ω
−+
2
122 )()),(),(( dyyxKtxEtxS mm - ,).))(),(),((1
111 dxdxdxxyKtxEtxS mm ∫Ω
−+
oleh karena
==∂
∂0
),(1xx
txS m 00),(1 ==∂
∂xx
txE m dan ==∂
∂Lxx
txS m ),(1 0),(1 ==∂
∂Lxx
txE m
maka
0)),(),(
{ 211
2
21
2
1
=∂
∂+
∂
∂∫Ω
dxx
txED
xtxS
D mEmS untuk ].,0[1 Lx =Ω∈
Misalkan =dt
tdN m )(1 k dengan +∈Rk sehingga diperoleh
)),(),((( 111
1
txEtxSd mm +−Ω∫ + )),(),(( 111 txEtxSb mm − +
∫Ω
−+
2
122 )()),(),(( dyyxKtxEtxS mm - dxdxdxxyKtxEtxS mm ).))(),(),((1
111 ∫Ω
−+ = 0>k
bila ),()( 1 txSdb m− - ),()( 11 txEdb m+ + ∫Ω
−+
2
122 )()),(),(( dyyxKtxEtxS mm -
dxdxxyKtxEtxS mm .))(),(),((1
111 ∫Ω
−+ 0> dan akan terpenuhi untuk db > dan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
111
)( db + < )(xK dengan diffusi global
∫Ω
−+
2
122 )()),(),(( dyyxKtxEtxS mm - .0.)(),(),((1
111 >Ω
−+ ∫ dxxyKtxEtxS mm
Misalkan 0),(1 =txS m untuk ∞→t sehingga perubahan total populasi pada lokasi 1 adalah
=dt
tdN m )(1 )),(),(),((( 211111
1
txItxItxEd mmm ++Ω−∫ + )),(),(),(( 211111 txItxItxEb mmm −−− +
∫Ω
−
2
12 )(),( dyyxKtxE m - ..))(,(1
11 dxdxxyKtxE m ∫Ω
−
atau
)),(),(),((( 211111
1
txItxItxEd mmm ++Ω−∫ + )),(),(),(( 211111 txItxItxEb mmm −−− +
∫Ω
−
2
12 )(),( dyyxKtxE m - 0..))(,(1
11 >Ω
−∫ dxdxxyKtxE m dan akan terpenuhi bila
)),(),(),()(( 211111 txItxItxEbd mmm ++−− + −Ω
−∫2
12 )(),( dyyxKtxE m
0.)(,(1
11 >Ω
−∫ dxxyKtxE m untuk )(xK )( db +> dengan diffusi global
−Ω
−∫2
12 )(),( dyyxKtxE m .0.)(,(1
11 >Ω
−∫ dxxyKtxE m
Misalkan konstruksi model koalisi tahapan pertama mempunyai penyelesaian negatif
dengan =dt
tdN m )(1 k− untuk +∈Rk sehingga perubahan dari total populasi di lokasi 1
adalah
=dt
tdN m )(1 )),(),(),(),((( 2111111
1
txItxItxEtxSd mmmm +++−Ω∫ +
)),(),(),(),(( 2111111 txItxItxEtxSb mmmm −−− + ∫Ω
−+
2
122 )()),(),(( dyyxKtxEtxS mm -
..))(),(),((1
111 dxdxxyKtxEtxS mm ∫Ω
−+
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
112
atau
)),(),(),(),((( 2111111
1
txItxItxEtxSd mmmm +++−Ω∫ +
)),(),(),(),(( 2111111 txItxItxEtxSb mmmm −−− + ∫Ω
−+
2
122 )()),(),(( dyyxKtxEtxS mm -
0.))(),(),((1
111 <Ω
−+ ∫ dxdxxyKtxEtxS mm
dan akan terpenuhi bila
)),(),(),(),()(( 2111111 txItxItxEtxSbd mmmm +++−− + ∫Ω
−+
2
122 )()),(),(( dyyxKtxEtxS mm -
0.)(),(),((1
111 <Ω
−+ ∫ dxxyKtxEtxS mm untuk )(xK ),( db +< hal tersebut tidak mungkin
terjadi karena individual subpopulasi sebagai aliran yang bergerak dinamis.
Dengan demikian konstruksi model matemátika koalisi tahapan pertama mempunyai
penyelesaian positif dan berlaku
0),(1 =∞→
txStLim m atau .0),(),( 2111 =∞→
=∞→
txItLimtxItLim mm
Analisa densitas subpopulasi pada konstruksi model matematika koalisi tahap pertama juga
dilakukan terhadap penyebaran virus influenza H5N1 pada unggas, misalkan 0),(21 =txI U
untuk ∞→t maka perubahan total populasi unggas pada lokasi 1 adalah
dxt
It
txSdt
tdN uUU )),(
()( 21
1
2121
∂
∂+
Ω ∂
∂= ∫
atau
=dt
tdN U )(21 +Ω
−∫ ),()(( 21
1
txSdb U ∫Ω
−−
2
22 )(),( dyyxKtxS U ∫Ω
−
1
22 ,.))(),( dxdxxyKtxS U
misalkan kdt
tdN U =)(21 untuk +∈Rk sehingga diperoleh
+Ω
−∫ ),()(( 21
1
txSdb U ∫Ω
−−
2
22 )(),( dyyxKtxS U ∫Ω
>−
1
22 .0))(),( dxdxxyKtxS U
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
113
akan terpenuhi bila
+− ),()( 21 txSdb U ∫Ω
−−
2
22 )(),( dyyxKtxS U ∫Ω
>−
1
22 .0))(),( dxdxxyKtxS U
untuk ,db > dbxK +>)( dengan diffusi global
∫Ω
−−
2
22 )(),( dyyxKtxS U ∫Ω
>−
1
22 .0))(),( dxdxxyKtxS U
Oleh karena dilakukan isolasi atau pemusnahan pada individual subpopulasi terinfeksi
H5N1 pada unggas maka perubahan total populasi unggas pada lokasi 1 tidak akan
mungkin terjadi pada 0),(2 =txS U untuk ,∞→t dengan demikian penyelesaian positif
pada konstruksi model berlaku .0),(21 =∞→
txItLim U
Berdasarkan pada hasil analisa terhadap densitas populasi tersebut diatas maka dapat
disusun Teorema sebagai berikut
Teorema 5.1.
Jika konstruksi model matematika koalisi tahapan pertama mempunyai penyelesaian positif
maka berlaku:
1. jika 0),(21 =∞→
txItLim U maka ),(21 txS U monoton naik.
2. jika 0),(1 =∞→
txStLim m maka ),(11 txI m dan ),(21 txI m monoton naik.
Bukti.
1. Penyelesaian positif pada konstruksi model tahapan pertama berlaku
0),(21 =∞→
txItLim U artinya invasi virus influenza H51N1 pada unggas berada di titik
kesetimbangan bebas penyakit sehingga sistem pada kondisi stabil dengan bilangan
reproduksi dasar ,10
<U
R perhatikan penyelesaian konstruksi model koalisi tahapan
pertama untuk populasi susceptible berbentuk
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
114
=),(21 txS U ))2((23 tbdmExp −++− µ
π)0,(21 xS U ))((2
3 tbdmExp −+−+π
)0,(xSU
dengan ,30 bdD
mR
UU ++
= oleh karena subpopulasi ),(21 txS U bergerak secara global maka
koeffisien diffusi UD sangat besar sehingga .10 <UR
Misalkan terdapat +∈Rk sehingga bdDkm U ++=3 atau ,3 bdDkm U +=− untuk
menunjukkan bahwa ),(21 txS U monoton naik perhatikan persamaan
=−+++ bbdm 223 µ µ2233 +−−+ bDkmm U
= ,2)2()1( 3 µ++−+ bDmk U oleh karena UD
sangat besar maka 0223 <−+++ bbdm µ atau fungsi ))2(( 3 tbdmExp −++− µ
monoton naik.
Demikian pula untuk persamaan bdm −+3 = bbdm 23 −++ = bDkmm U 233 −−+
= ),2()1( 3 bDmk U +−+ oleh karena
UD sangat besar maka 03 <−+ bdm atau fungsi ))(( 3 tbdmExp −+− monoton naik.
Dengan demikian penyelesaian positif dari konstruksi model matematika koalisi tahapan
pertama berlaku 0),(21 =∞→
txItLim U dan ),(21 txS U monoton naik.
2 Telah ditunjukkan bahwa konstruksi model mempunyai penyelesaian positif pada
penyebaran virus influenza H5N1 dan H1N1 – p didapatkan ,0),(1 =∞→
txStLim m hal tersebut
menunjukkan bahwa invasi dari kedua virus mengalami outbreak sehingga pada titik
kesetimbangan endemik sistem tidak stabil atau 101 >R dan .102 >R
Perhatikan penyelesaian konstruksi model matematika koalisi tahapan pertama untuk
subpopulasi ),(21 txI m berbentuk
),(21 txI m = π2 ))(( tpudbExp −++− )0,(21 xI m
dengan bilangan reproduksi dasar udbD
pRm +++
=21
02 atau dapat dinyatakan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
115
=++ ubd ,2102
mDRp− oleh karena subpopulasi terinfeksi H5N1 diisolasi pada lokasi 1
atau hanya bergerak secara lokal maka koeffisien diffusi mD21 sangat kecil sehingga
.121
02 >+++
=udbD
pRm
Perhatikan persamaan =−++ pudb =−++ pudb )(02Rp - mD21 - p
= ,)11( 2102
DpR
−− oleh karena 102 >R maka
0<−++ pudb atau fungsi ))(( tpudbExp −++− monoton naik sehingga diperoleh
),(21 txI m monoton naik.
Demikian pula penyelesaian konstruksi model matematika koalisi tahapan pertama untuk
subpopulasi ),(11 txI m berbentuk
),(11 txI m = π2 ))(( tvbdaExp +++−− )0,(11 xI m dengan bilangan reproduksi dasar
211
01 )( vdbDkaR
m +++= atau dapat dinyatakan )( vbd ++ = ,11
01mD
Rka
− oleh karena
subpopulasi diisolasi maka 011 →mD sehingga .1)( 2
1101 >
+++=
vdbDkaR
m
Untuk menunjukkan bahwa ),(11 txI m monoton naik perhatikan persamaan
vbda +++− = )( vbda +++−
= +− a ,1101
mDRka
− untuk 101 >R maka
0<+++− vbda atau fungsi ))(( tvbdaExp +++−− monoton naik sehingga diperoleh
),(11 txI m monoton naik.
Dengan demikian penyelesaian positif dari konstruksi model matematika koalisi tahapan
pertama berlaku 0),(1 =∞→
txStLim m maka ),(11 txI m dan ),(21 txI m monoton naik.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
116
Berdasarkan analisa terhadap densitas populasi diperoleh aturan biner terhadap penyebaran
virus influenza H1N1-p dan H5N1 untuk ,∞→t hasil dari analisa tersebut digunakan
untuk melakukan analisa persistensi terhadap virus influneza yang akan dibahas berikut ini
5.2.3. Analisa Persistensi terhadap virus influenza
Individual subpopulasi yang bergerak dinamis pada lokasi 1 atau lokasi 2
menyebabkan terjadinya penyebaran virus influenza H5N1 dan H1N1-p secara meluas,
indikator gerakan individual dan kemampuan virus invasi terhadap manusia sangat
mempengaruhi terhadap perubahan sistem. Jika virus influenza H5N1 mempunyai
virulence tinggi maka virus influenza H5N1 dapat dikatakan persisten terhadap sistem,
demikian pula virus influenza H1N1-p persisten terhadap sistem.
Untuk melakukan analisa persistence pada kedua virus tersebut perhatikan penyelesaian
konstruksi model tahapan pertama 5.40 dan definisikan bahwa
:F ),( 1 RC Ω → ),( 1 RC Ω atau :F ),( 2 RC Ω → ),( 2 RC Ω
dan ),,( πRCG = aliran kontinu pada ),( 1 RC Ω dan ),( 2 RC Ω maka untuk menunjukkan
persistensi dari virus terhadap sistem digunakan definisi berikut ini
Definisi 5. 1.
Metric d adalah kontak individual susceptible dengan terinfeksi sehingga terjadi transmisi
virus.
Berdasarkan pada definisi tersebut bahwa transmisi virus maksimum terjadi sebagai hasil
kontak, interaksi atau kontak dan interaksi dari individual, sedangkan individual yang
berada pada daerah terbatas dengan individual yang berada pada daerah interior maka
kontak yang terjadi dapat menimbulkan transmisi minimum.
Jika mind ~ maksmm txItxS )},(),({ 1111α atau )(dInf ~ )),(( 11 txIMaks m maka akan terdapat
individual subpopulasi susceptible terinfeksi yang terbesar dan sebaliknya jika
maksd ~ .)},(),({ min1111 txItxS mmα atau )(dSup ~ )),(( 11 txIMin m maka akan terdapat
individual subpopulasi susceptible terinfeksi terkecil.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
117
Rangkaian perubahan yang terjadi dari setiap subsistem yang terhubung merupakan
proses koalisi dan hasil yang diperoleh dari proses tersebut adalah virus dengan strain baru,
sebagai rangkaian dalam proses koalisi dapat diamati pengaruh transmisi terhadap
perubahan sistem dimulai dari penyebaran virus influenza H1N1-p dan H5N1 yang
dikonstruksi dalam model matematika tahapan pertama.
Misalkan ),),,((),( 1111 ttxStxS mm π= CtyI m ∂∈),(11 penyelesaian dari konstruksi model dan
•
Ω∈∀ yx, maka metric dari individual populasi yang bergerak untuk +∈ Rt ke individual
populasi yang berada pada daerah terbatas didefinisikan sebagai
)),),,((( 11 CttxSd m ∂π = )),(),,(( 1111 tyItxSd mm = dxtyItxS mm∫Ω
− ),(),( 1111
maka analisa persistensi terhadap penyebaran virus influenza H5N1 pada unggas dan
penyebaran virus influenza pada H1N1-p diformulasikan pada Teorema berikut ini
Teorema 5. 2.
1. Jika bilangan reproduksi dasar untuk virus influenza H5N1 pada unggas 10 >UR
maka virus influenza H5N1 pada unggas strongly uniformly persistence.
2. Jika bilangan reproduksi dasar virus influenza H1N1-p 101 >R maka virus
influenza H1N1-p strongly uniformly persistence.
Bukti.
Pada teorema 5. 1 telah ditunjukkan bahwa konstruksi model matematika koalisi
mempunyai penyelesaian ∞→t pada subpopulasi ),(1 txS m dan ),(11 txI m maka pada
pembuktian berikut ini penyelesaian dari konstruksi model untuk ∞→t dapat digunakan
untuk menunjukkan pengaruh penyebaran virus terhadap perubahan sistem.
Pada pembuktian 1, perhatikan penyelesaian konstruksi model matematika pada 5.40 untuk
densitas subpopulasi susceptible dan terinfeksi pada unggas berbentuk
=),(21 txS U π2 ))2(( 3 tbdmExp −++− µ )0,(21 xS U +
π2 ))(( 3 tbdmExp −+− ),0,(xSU
=),(21 txI U π2 ))(( 1 tpbdExp −+− )0,(21 xI U
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
118
dengan )0,(xSU densitas subpopulasi global pada kondisi awal dan )0,(21 xI U densitas
subpopulasi terinfeksi lokasi 1 pada kondisi awal maka pengaruh transmisi dari virus
influenza H5N1 pada unggas terhadap perubahan yang terjadi pada sistem di lokasi 1 dapat
dinyatakan dengan definisi 5.1 sebagai metric
)),(),,(( 2121 txItxSd UU = dxtxItxS UU∫Ω
− ),(),( 2121
dengan
),(),( 2121 txItxS UU − = π2 ))2(( 3 tbdmxpE −++− µ )0,(21 xS U +
π2 ))(( 3 tbdmExp −+− )0,(xSU - ))(( 1 tpbdExp −+− )0,(21 xI U
atau
)),(),,(( 2121 txItxSd UU = π2 ))2(( 3 tbdmxpE −++−∫
Ω
µ )0,(21 xS U +
π2 ))(( 3 tbdmExp −+− )0,(xSU - ))(( 1 tpbdExp −+− ,)0,(21 dxxI U
untuk ),(),( 2121 txItxS UU ≥ dapat diperoleh
)),(),,(( 2121 txItxSd UU = π2 ))2(({ 3 tbdmExp −++− µ )0(21US +
π2 ))(( 3 tbdmExp −+− )0(US - ))(( 1 tpbdExp −+− )},0(21UI
transmisi virus influenza H5N1 pada unggas terjadi setelah terdapat kontak individual
antara individual subpopulasi terinfeksi )}0(21UI dengan ),0(US dengan demikian perubahan
yang terjadi pada masing-masing individual subpopulasi mencerminkan ukuran dari
)).,(),,(( 2121 txItxSd UU
Oleh karena penyebaran virus influenza H5N1 pada unggas mengalami outbreak
dengan 10 >UR maka untuk ∞→t terjadi perubahan pada subpopulasi ),(21 txS U dan
)},(21 txI U yang dapat dinyatakan dengan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
119
0),(21 =∞→
txStLim U dan ,),(),( 2121 maksUU txItxItLim =∞→
dengan demikian ))2(({ 3 tbdmExp −++− µ dan ))(( 3 tbdmExp −+− fungsi monoton turun
dan ))(( 1 tpbdExp −+− fungsi monoton naik untuk ∞→t sehingga terjadi transmisi virus
influenza H5N1 pada unggas sebagai hasil kontak individual pada daerah persekitaran
dengan jarak minimum atau dapat dinyatakan
)).),(),,((( 2121 txItxSdInftLim UU∞→= )0(21UNI−
dengan N nilai maksimum dari ))(( 1 tpbdExp −+− untuk ,∞→t dapat pula ditunjukkan
untuk ),(),( 2121 txItxS UU < diperoleh
)).),(),,((( 2121 txItxSdInftLim UU∞→= )0(21UNI
sehingga untuk sebarang ),(21 txS U dan ),(21 txI U terdapat N=0ε sedemikian hingga
)).),(),,((( 2121 txItxSdInftLim UU∞→= )0(21UIN > N=0ε
dan virus influenza H5N1 disebut Strongly uniformly persistence untuk 10 >UR atau dapat
dikatakan bahwa transmisi dari virus tersebut sangat berpengaruh terhadap perubahan
sistem pada lokasi 1.
Untuk pembuktian 2, perhatikan penyelesaian konstruksi model koalisi pada 5.40 berbentuk
=),(1 txS m π2 ))2(( 21 tqqobdrmExp −−−−+++− µ )0,(1 xS m +
π2 ))(( 21 tqqobdrmExp −−−−++− )0,(xSm
dan
),(11 txI m = π2 ))(( tvbdaExp +++−− )0,(11 xI m
dengan )0,(xSm dan )0,(11 xI m densitas subpopulasi pada kondisi awal sehingga pengaruh
dari transmisi virus influenza H1N1-p terhadap perubahan pada sistem di lokasi 1 dapat
dinyatakan dengan metric
)),(),,(( 1111 txItxSd mm = dxtxItxS mm∫Ω
− ),(),( 1111
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
120
dengan
=− ),(),( 1111 txItxS mm π2 ))(( 21 tqqobdrmxpE −−−−++− +)0,(xSm
π2 ))(( 21 tqqobdrmExp −−−−++− −)0,(xSm
))({ tvbdaExp +++−− .)0,(11 xI m
atau
)),(),,(( 1111 txItxSd mm = π2∫Ω
−−−−++− ))((( 21 tqqobdrmExp +)0,(xSm
π2 ))(( 21 tqqobdrmExp −−−−++− −)0,(xSm
))({ tvbdaExp +++−− dxxI m .))0,(11
sehingga untuk ),(),( 1111 txItxS mm ≥ dapat diperoleh
)),(),,(( 1111 txItxSd mm = π2 ))((( 21 tqqobdrmExp −−−−++− +)0(mS
π2 ))(( 21 tqqobdrmExp −−−−++− −)0(mS
))({ tvbdaExp +++−− )),0(11mI
oleh karena penyebaran virus influenza H1N1-p mengalami outbreak dengan bilangan
reproduksi dasar 101 >R maka untuk ∞→t terjadi perubahan pada individual subpopulasi
susceptible ),(11 txS m dan terinfeksi ),(11 txI m atau dapat dinyatakan dengan
0),(11 =∞→
txStLim m dan ,),(),( 1111 maksmm txItxItLim =∞→
dengan demikian fungsi ))2(( 21 tqqobdrmExp −−−−+++− µ dan
))(( 21 tqqobdrmExp −−−−++− monoton turun serta fungsi ))(( tvbdaExp +++−−
monoton naik untuk ∞→t sehingga terjadi transmisi virus sebagai hasil kontak
individual subpopulasi ),(11 txS m dengan terinfeksi ),(11 txI m pada daerah persekitaran
dengan jarak minimum atau dapat dinyatakan dalam bentuk
)).),(),,((( 1111 txItxSdInftLim mm∞→= )0(111 mIN−
dengan 1N sebagai nilai maksimum dari ))(( tvbdaExp +++−− untuk ,∞→t dengan cara
yang sama dapat diperoleh
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
121
)).),(),,((( 1111 txItxSdInftLim mm∞→= )0(111 mIN untuk ),(),( 1111 txItxS mm <
sehingga untuk sebarang ),(11 txS m dan ),(11 txI m terdapat 10 N=ε sedemikian hingga
)).),(),,((( 1111 txItxSdInftLim mm∞→= .)0(111 mIN > 10 N=ε
dan virus influenza H1N1-p disebut strongly uniformly persistence untuk 101 >R atau dapat
dikatakan bahwa transmisi dari virus tersebut sangat berpengaruh terhadap perubahan
sistem pada lokasi 1.
Berdasarkan pada analisa kualitatif pada konstruksi model tahapan pertama terhadap
transmisi virus influenza H1N1-p dan H5N1 melalui kontak individual dapat diketahui
pengaruh penyebaran virus influenza H1N1-p terhadap penyebaran virus influenza H5N1
dan pengaruh penyebaran kedua virus terhadap perubahan sistem, pada pembahasan berikut
akan dilakukan analisa kualitatif dengan mengembangkan transmisi melalui kontak dan
interaksi yang dinyatakan dalam konstruksi model matematika koalisi tahapan kedua.
5.3 ANALISA KUALITATIF PADA KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA
KOALISI TAHAPAN KEDUA
Analisa kualitatif melalui parameter pada konstruksi model matematika koalisi
tahapan kedua antara lain untuk menunjukkan bahwa model mempunyai penyelesaian
tunggal dan bersifat dinamis, perubahan yang terjadi pada subpopulasi untuk ∞→t dan
pengaruh penyebaran virus H5N1 dan H1N1-p terhadap perubahan yang terjadi pada
subpopulasi.
Perhatikan konstruksi model tahapan kedua 5.37 berikut ini
mmm
mmmmmS
wSSqSqmoS
SSmbSmdSSfShmmSrSx
mSD
tmS
112111
121111111121
2
11
+++
+−++−−−−−∂
∂=
∂
∂µµ
mmmmmmmmmEm nEEEbEdElEEfkE
xE
Dt
E111112111111112112
112
1111 −−+−−−++
∂
∂=
∂
∂µµσ
mmmmmIm vIbIdIaI
xI
Dt
I111111112
112
1111 −−−+
∂
∂=
∂
∂ 5.56
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
122
muImbImsdIIwIhmpIx
mID
tmI
mmI
21212121221221221
2
2121 2 −−−−++
∂
∂=
∂
∂
infinfinfinf12inf
2inf
21inf 2 −−−−
−− −−−+∂
∂=
∂
∂cocococo
cococo cIbIdIIwx
ID
tI
dengan total populasi ),()()()()()( inf211 tItItItEtStN cojmjmjmjmjm −++++=
bilangan reproduksi dasar virus influenza H1N1-p: ,))((
)(
1111
201 vdbDndbD
afkR IE ++++++
+=
bilangan reproduksi dasar virus influenza H5N1 manusia:udbD
hpR I +++
+=
21
202 dan
bilangan reproduksi co-infeksi: .2
inf0
1inf0 cdbD
wR Ic
co +++=
−
Penyelesaian konstruksi model matematika tahapan kedua ditunjukkan pada pembahasan
berikut ini
Konstruksi model subpopulasi ekspose di lokasi 1
,11111211111111211211
2
1111
mmmmmmmmmEm nEEEbEdElEEfkE
xE
Dt
E−−+−−−++
∂
∂=
∂
∂µµσ
konstruksi model populasi ekspose di lokasi 2
mmmmmmmmmEm nEEEbEdElEEfkE
xE
Dt
E121211121212122122
122
1212 −−+−−−++
∂
∂=
∂
∂µµσ
dan konstruksi model populasi susceptible pada kedua lokasi adalah
tE m
∂
∂ 11 + t
E m
∂
∂ 12 =
mnEmEmEbEdElEEfkExE
D mmmmmmE
11111211111111211211
2
11 −−+−−−++∂
∂µµσ +
mnEmEmEbEdElEEfkExE
D mmmmmmE
12121112121212212212
2
12 −−+−−−++∂
∂µµσ
tE m
∂
∂ 11 + t
E m
∂
∂ 12 =
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
123
)()()()()(
)()()()(
12111211111212111211
1211121121211212
2
12211
2
11
mmmmmm
mmmmmEmE
EmEnEmEEmEEEbEEd
EElEEfEEkxE
DxE
D
+−+−+++−+
−+−++++∂
∂+
∂
∂
µµσ
atau
=∂
∂
tE ,22
2
nEEEbEdElEEfkExEDE −−+−−−++
∂
∂µµσ
untuk mendapatkan penyelesaian dari persamaan tersebut dilakukan transformasi cosinus
Fourier sehingga diperoleh
)()(
)()()()()()(),0(2)()( 22
knEkE
kEkbEkdEklEkEfkkEdx
tdEkEikDdtdE E
−
−+−−−++−−=
µ
µσπ
atau
=dtdE )()()()()()()()()( 2
2 knEkEkEkbEkdEklEkEfkkEkEkDE −−+−−−++− µµσ
=dtdE )()( 2 kEnbdlkkDE ++−+++−− µµσ yang mempunyai penyelesaian terreduksi
berbentuk =),( tkE })({ 22 tnbdlfkkDExp E ++−+++−−− µµσ )0,(kE dan
dengan menggunakan invers transformasi Fourier =),( txE ∫Ω
dkkxtkE )cos(),(2π
dapat
diperoleh
=),( txE ∫Ω
)0,(2 kEπ
}{ 2tkDExp E− })({ 2 tnbdlfkExp ++−+++−−− µµσ )cos(kx dk
atau
=),( txEπ2 })({ 2 tnbdlfkExp ++−+++−−− µµσ ∫
Ω
)0,(kE kxcos }{ 2tkDExp E− dk
=),( txEπ2 })({ 2 tnbdlfkExp ++−+++−−− µµσ ∫
Ω
)0,(kE (1 +
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
124
}{(!
2
1tkDExp
dkd
nk E
n
n
n
n
−∑∞
=
) dk untuk ekspansi }{ 2tkDExp E− menurut deret Mc Laurin
berbentuk )( 2tkDExp E− = 1 + ),((!
2
1tkDExp
dkd
nk E
n
n
n
n
−∑∞
=
dengan demikian diperoleh
penyelesaian berbentuk
=),( txE
π2 ))(( 2 tnbdlfkExp ++−+++−−− µµσ { ∫
Ω
)0,(kE )cos(kx dk +
}{(!
1 2
1tkDExp
dkd
nE
n
n
n−∑
∞
=∫Ω
)0,(kEk n )cos(kx dk }
atau
=),( txEπ2 ))(( 2 tnbdlfkExp ++−+++−−− µµσ { )0,(xE +
}{(!
1 2
1tkDExp
dkd
nE
n
n
n−∑
∞
=n
nn
xxE
∂
∂−
)0,()1( ).
Untuk ,∞→x 3,2,1=n ... dan densitas populasi ekspose merupakan rumpun eksponensial
diperoleh 0)0,()1( →∂
∂− n
nn
xxE sehingga PUPD adalah
=),( txEπ2 ))(( 2 tnbdlfkExp ++−+++−−− µµσ )0,(xE
atau
+),(11 txE m =),(12 txE m π2 ))(( 2 tnbdlfkExp ++−+++−−− µµσ )0,(xE
atau
=),(11 txE m π2 ))(( 2 tnbdlfkExp ++−+++−−− µµσ )0,(xE - ).,(12 txE m
Untuk mendapatkan penyelesaian dari konstruksi model pada lokasi 1,
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
125
perhatikan persamaan
mmmmmmmmmEm nEEEbEdElEEfkE
xE
Dt
E111112111111112112
112
1111 −−+−−−++
∂
∂=
∂
∂µµσ
atau
+dt
dE m11 =+++++−− mE EnbdlfkkD 112
211 )( µ ,12mEµσ dengan melakukan subtitusi
=),(12 tkE m ))(( 22 tnbdlfkkDExp E ++−+++−−− µµσ )0,(kE ),(11 tkE m− pada
persamaan tersebut diperoleh
+dt
dE m11 =+++++−− mE EnbdlfkkD 112
211 )( µ
))(( 22 tnbdlfkkDExp E ++−+++−−− µµσµσ )0,(kE ),(11 tkE mµσ−
atau
+dt
dE m11 =++++++−− mE EnbdlfkkD 112
211 )( µµσ
))(( 22 tnbdlfkkDExp E ++−+++−−− µµσµσ )0,(kE dengan penyelesaian
tereduksi berbentuk
=),(11 tkE m ))(( 2 tnbdlfkExp ++++++−−− µµσ )0,(11 kE m },{ 211 tkDExp E−
jika dilakukan invers dengan menggunakan invers transformasi Fourier maka diperoleh
penyelesaian umum persamaan reduksi berbentuk
=),(11 txE m π2 ))(( 2 tnbdlfkExp ++++++−−− µµσ ).0,(11 xE m
Untuk mendapatkan penyelesaian partikulir, perhatikan persamaan lengkap
+dt
dE m11 =++++++−− mE EnbdlfkkD 112
211 )( µµσ
))(( 22 tnbdlfkkDExp E ++−+++−−− µµσµσ ),0,(kE
misalkan pdtd
= maka dapat diperoleh persamaan berbentuk
=++++++−−+ mE EnbdlfkkDp 112
211 )( µµσ
))(( 22 tnbdlfkkDExp E ++−+++−−− µµσµσ )0,(kE
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
126
atau
=),(11 tkE m
µσ ))(( 2 tnbdlfkExp ++−+++−−− µµσµσ2
)( 2tkDExp E− ),0,(kE
dengan melakukan ekspansi perderetan pada µσ2
)( 2tkDExp E− maka diperoleh
=),(11 tkE m
21 ))(( 2 tnbdlfkExp ++−+++−−− µµσ ( 1 + }{
!2
1tkDExp
dkd
nk E
n
n
n
n
−∑∞
=
) ),0,(kE
dengan menggunakan invers transformasi cosinus Fourier diperoleh
=),(11 txE m 21 ))(( 2 tnbdlfkExp ++−+++−−− µµσ ( dkkxkE )cos()0,(∫
Ω
+
)(!
1 2
1tkDExp
dkd
nE
n
n
n−∑
∞
=
dkkxkEk n )cos()0,(∫Ω
)
atau
=),(11 txE m 21 ))(( 2 tnbdlfkExp ++−+++−−− µµσ ( )0,(xE +
)(!
1 2
1tkDExp
dkd
nE
n
n
n−∑
∞
=
,)0,()1( n
nn
xxE
∂
∂− densitas subpopulasi ekspose merupakan
rumpun eksponensial maka 0)0,()1( 2
22 →
∂
∂− m
mm
xxE dan 0)0,()1( →
∂
∂− n
nn
xxE untuk ∞→x
dan semua nilai ...3.2.1, =mn sehingga PPPD adalah
=),(11 txE m 21 ))(( 2 tnbdlfkExp ++−+++−−− µµσ ).0,(xE
Dengan demikian PUPD berbentuk
=),(11 txE m π2 ))(( 2 tnbdlfkExp ++++++−−− µµσ ).0,(11 xE m +
21 ))(( 2 tnbdlfkExp ++−+++−−− µµσ ).0,(xE
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
127
Pada penyelesaian selanjutnya, perhatikan persamaan differensial berikut ini
mmmmmmmIm uIbIdIIwIhpI
xI
Dt
I212121212212212
212
2121 2 −−−−++
∂
∂=
∂
∂
dilakukan transformasi cosinus Fourier diperoleh persamaan berbentuk
)()()(
)(2)()(),0(2)(){(
212121
2122122121
212
2121
kuIkbIkdI
kIwkIhkpIdx
tdIkIikD
dtdI
mmm
mmmm
mIm
−−
−−++−−=π
)()(
)()(2)()()(
2121
2121221221212
2121
kuIkbI
kdIkIwkIhkpIkIkDdt
dI
mm
mmmmmIm
−
−−−++−=
atau
),()2( 21222
2121 kIubdwhpkD
dtdI
mIm ++++−−−=
penyelesaian dari persamaan tersebut adalah
=),(21 tkI m )0,())2(( 21222
21 kItubdwhpkDExp mI ++++−−− .
atau
=),(21 tkI m ))2(( 22 tubdwhpExp ++++−−− )0,(21 kI m }( 221 tkDExp I− dan dengan
menggunakan invers transformasi Fourier =),(21 txI m ∫Ω
dkkxtkI m )cos(),(221π
dapat
diperoleh
=),(21 txmIπ2 ))2(( 22 tubdwhpExp ++++−−− { ∫
Ω
dkkxkI m )cos()0,(21 +
∫∑Ω
∞
=
− dkkxkIkdk
tkDExpdn m
nn
In
n)cos()0,()0(
)(!
121
221
1
)
atau
=),(21 txmIπ2 ))2(( 22 tubdwhpExp ++++−−− { )0,(21 xI m +
)0()(
!1 2
21
1n
In
n dktkDExpd
n−
∑∞
=n
mn
n
xxI
∂
∂−
)0,()1( 21 ).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
128
Populasi terinfeksi merupakan rumpun eksponensial sehingga untuk ∞→x dan semua
...3,2,1=n dapat diperoleh 0)0,(21 →
∂
∂n
n
xxmI
sehingga PUPD adalah
=),(21 txmIπ2 ))2(( 22 tubdwhpExp ++++−−− ).0,(21 xI m
Untuk penyelesaian persamaan differensial lainnya pada konstruksi model koalisi tahapan
kedua dapat dilakukan dengan cara yang sama sehingga diperoleh penyelesaian berbentuk
=),(1 txS m π2 )))()(2(( 2111 twqqobdhmfrExp −−−−−+++++− µ )0,(1 xS m +
π2 )))()((( 2111 wqqobdhmfrExp −−−−−++++− )0,(xSm
=),(11 txE m π2 )))((( 2 tnbdlfkExp +++++++−− µµσ )0,(11 xE m +
21 )))((( 2 tnbdlfkExp ++−++++−− µµσ )0,(xEm 5.57
=),(11 txI m ))((2 tvbdaExp +++−−π
)0,(11 xI m
=),(21 txI m π2 ))2(( 22 thpwudbExp −−+++− )0,(21 xI m
=− ),(inf txIco )0,())2((2inf1 xItcbdwExp co−+++−−
π
=),(21 txS U π2 ))2(( 3 tbdmExp −++− µ )0,(21 xS U +
π2 ))(( 3 tbdmExp −+− )0,(xSU
=),(21 txI U ))((2 tpbdExp −+−π
)0,(21 xI U
Berdasarkan pada penyelesaian konstruksi model koalisi tahapan kedua pada pembahasan
berikut akan ditunjukkan bahwa model mempunyai penyelesaian tunggal dan bersifat
dinamis.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
129
5.3.1 Well – Posedness dari konstruksi model matematika koalisi Tahapan
Kedua
Bentuk pengembangan pada konstruksi model koalisi tahapan kedua sebagai
rangkaian proses koalisi adalah transmisi virus influenza melalui kontak dan interaksi dan
transmisi silang sehingga terdapat subpopulasi baru co-infeksi, langkah-langkah untuk
menunjukkan bahwa konstruksi model adalah well-posed sama seperti yang dilakukan pada
konstruksi model koalisi tahap pertama.
Misalkan densitas populasi dari konstruksi model koalisi tahapan kedua bernilai
positif yang dapat dinyatakan sebagai berikut:
untuk setiap 1, Ω∈yx pada lokasi 1
0),(),,(),,(),,(),,( inf2111111 >txItxItxItxEtxS commmm , 0),(),,( 2121 >txItxS UU
dengan diffusi global
0)()(2 1
12 >−−−∫ ∫Ω Ω
dxxyKmSdyyxKmS dan 0)()(2 1
1112 >−−−∫ ∫Ω Ω
dxxyKmEdyyxKmE
untuk setiap 2, Ω∈yx pada lokasi 2
0),(),,(),,(),,(),,( inf2212122 >txItxItxItxEtxS commmm 0),(),,( 2222 >txItxS UU
dengan diffusi global
0)()(1 2
21 >−−−∫ ∫Ω Ω
dyyxKmSdxxyKmS
dan
,0)()(1 2
1211 >−−−∫ ∫Ω Ω
dyyxKmEdxxyKmE 5.58
untuk menunjukkan bahwa konstruksi model adalah well-posed akan dibahas berikut ini
Eksistensi dan ketunggalan penyelesaian Untuk menunjukkan eksistensi dan ketunggalan penyelesaian dari model digunakan
definisi yang menyatakan bahwa setiap penyelesaian dari model sistem dapat dinyatakan
dalam Norm matriks dan bergantung pada konstante Lipschitz )(tk untuk setiap .Rt∈
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
130
Dengan demikian sebagai langkah awal adalah melakukan reduksi terhadap model sistem
dalam bentuk total populasi maupun perubahan-perubahan genetik yang terjadi pada setiap
individual populasi.
Misalkan persamaan densitas subpopulasi susceptible 5.21 pada lokasi 1 dapat dinyatakan
dalam bentuk
dxtxStS mm ),()(1
11 ∫Ω
=
dan
dxt
txSdt
tdS mm ∫Ω ∂
∂=
1
11 ),()(
maka diperoleh konstruksi model matematika dalam sistem persamaan differensial biasa
berbentuk
).),(( ttXfdtdX
=
Misalkan Himpunan subpopulasi pada lokasi 1
},
0,0,0,0,0,0,0{
1212111inf2111111
211inf2121111111
MISNIIIESIISIIESX
UUcommmm
UcoUmmmm
=+=++++
>>>>>>>= 5.59
dan himpunan subpopulasi pada lokasi 2
,},
0,0,0,0,0,0,0{
2222222inf2212122
2222222121222
MISNIIIESISIIIESX
UUcommmm
UUmcoinmmm
=+=++++
>>>>>>>= 5.60
jika dibangun himpunan baru yang terdiri dari semua subpopulasi pada 1X dan 2X yaitu
himpunan subpopulasi X pada lokasi 1 dan 2 maka dapat didefinisikan bahwa
21 XXX ∪=
atau
}.,,,,,,,,,,,,
0,0,,0,0,0,0{
22212221inf2inf1inf
22221112111121121
211
UUUUUUcococo
mmmmmmmmmmmm
UUcoifmmmm
IIISSSIIIIIIIIIEEESSS
ISIIIESX
∈∈∈
∈∈∈∈
>>>>>>=
5.61
Misalkan terdapat vektor
),( 21
111 mmm SSS = , ),( 2
2122 mmm SSS = , ),( 2
1111111 mmm EEE = , ),( 2
1211212 mmm EEE = ,
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
131
),( 211
11111 mmm III = , ),( 2
1211212 mmm III = , ),( 2
2112121 mmm III = , ),( 2
2112121 UUU III = ,
),,( 21inf
11inf1inf cococo III = ),,( 2
2inf1
2inf2inf cococo III = ),( 222
12222 UUU III = dan
),( 222
12222 mmm III = 5.62
maka akan terdapat )),(( 1 ttXf dan )),(( 2 ttXf dengan
},,,,,,,,,,,,,{ 122
121
122
121
122
12inf
11inf
121
112
111
112
111
12
11
1UUUUmcocommmmmmm IISSIIIIIIEESSX =
dan
}.,,,,,,,,,,,,{ 222
221
222
221
22inf
21inf
222
221
212
211
212
211
22
21
2UUUUcocommmmmmmm IISSIIIIIIEESSX =
Untuk menunjukkan bahwa model sistem mempunyai penyelesaian global dan tunggal
digunakan asumsi Desour yaitu
1. +⊂ RT memuat titik-titik berhingga persatuan interval
2. untuk setiap nRX ∈ , ),( tXf kontnu pada Tt∉
3. untuk setiap Tti ∈ , ),( tXf mempunyai limit kiri dan kanan pada itt =
4. :f nn RRR →× memenuhi global Lipschitz yaitu terdapat fungsi kontinu
sebagian demi sebagian :k ++ → RR sehingga
2121 )()),(()),(( XXtkttXfttXf −<− untuk semua +∈ Rt dan semua titik
nRXX ∈21, 5.63
Misalkan terdapat interval ],[ ii ba dengan titik kesetimbangan endemik nRY ∈ dan
untuk sebarang Ttt ∉= 1 maka ),( 1tYf ada untuk 1tt = sehingga
),(1
tYfLimtt→
= ),( 1tYf
berarti terdapat interval yang memuat titik berhingga dan untuk langkah berikutnya
akan di cari konstante Lipschitz )(tk yang memenuhi
2121 )()),(()),(( XXtkttXfttXf −<− ,
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
132
perhatikan
)),(()),(( 21 ttXfttXf − = ,
61
51
41
31
21
11
aaaaaa
jika elemen-elemen pada norm dapat dinyatakan 6...2.1,111 =+= icba iii maka
)),(()),(( 21 ttXfttXf − =
61
51
41
31
21
11
aaaaaa
= 11 ii cb +
atau
)),(()),(( 21 ttXfttXf − ≤ 11 ii cb + dengan ∑=
=n
jijii amaksa
11 sebagai
Norm matriks yang didefinisikan sebagai maksimum dari konstante Lipschitz
)(tk sedemikian hingga memenuhi ∑=
=n
jijii amaksa
11 ,)( Xtk≤ )(tk ditentukan
berdasarkan nilai maksimum dari koefisien-koefisien ija sehingga pada konstruksi model
tahapan kedua menjadi
)),(()),(( 21 ttXfttXf − ≤ )(2 tk (
221
121
221
121
21inf
11
221
121
211
111
211
111
21
11
UU
UU
cofcoin
mm
mm
mm
mm
IISSIIIIIIEESS
−
−
−
−
−
−
−
+
222
122
222
122
22inf
12inf
222
122
212
112
212
112
22
12
UU
UU
coco
mm
mm
mm
mm
IISSIIIIIIEESS
−
−
−
−
−
−
−
) 5.64
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
133
dengan
)(2 tk = Maks ,( 1121 dfhmrwqqob −−−−−++++
,,2 vbdanbdlfk −−−−−−−−++ µµσ ,2 22 ubdwhp −−−−+ .
,2 1 cbdw −−− ), 13 bdpmdb −−−−
atau
)(2 tk = ,)()(( min1121 dfhmrwqqob maks ++++−++++
,)(,)()( minmin2 vbdanbdlfk maksmaks ++−++++−++ µµσ,)2()( min22 ubdwhp maks +++−+ . ,)()2( min1 cbdw maks ++−
).)()(,)( min13 bdpmdb maksmaks +−+− 5.65
Konstruksi model tahapan kedua merupakan submodel dari model sistem koalisi,
oleh karena itu terdapat interface antara submodel 1 dan submodel 2 yaitu pada mI11 dan
UI 21 yang berlaku sebagai input eksternal pada submodel 2.
Konstante Lipschitz pada tahapan kedua dikonstruksi berdasarkan pada parameter
min)( vbdamaks ++− sebagai rate perubahan atau transisi dari mI11 yang berasal dari
individual populasi ekspose setelah mengalami transisi mmaks Ea 11 pada akhir masa ekspose,
parameter min22 )2()( ubdwhp maks +++−+ sebagai rate perubahan atau transisi dari
mpI 21 setelah terjadi kontak maupun interaksi dengan individual susceptible, parameter
min1 )()( bdp maks +− sebagai rate perubahan atau transisi dari UI 21 dan parameter
min1 )()2( cbdw maks ++− sebagai rate perubahan atau transisi mI 21 setelah terjadi kontak
dengan ,11mI dengan demikian konstante Lipschitz dapat dinyatakan
)(2 tk ≈ +maksa makshp )( 2+ + maksp )( 1 + maksw )2( 1 5.66
untuk 0→d dan b rate kelahiran yang diasumsiskan sebagai bagian dari populasi
susceptible.
Untuk menunjukkan bahwa )(2 tk adalah fungsi kontinu sebagian demi sebagian untuk
semua +∈ Rt dan untuk semua nRXX ∈21, dapat dilakukan dengan cara yang sama
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
134
seperti pada submodel 1 yaitu dengan memperhatikan perubahan atau transisi yang terjadi
pada subpopulasi antara lain
1. Transmisi virus influenza H5N1 dengan perubahan atau transisi mShp 12 )( + sebagai
akibat kontak dan interaksi individual dalam bentuk Um ISe 21112 )( +∗β dengan rate
perubahan atau transisi yang berlaku selama masa terinfeksi, sedangkan pada akhir
masa terinfeksi terdapat mIhp 212 )( + yang bergantung pada saat tanda-tanda terinfeksi
muncul.
2. Terdapat rate perubahan atau transisi dari individual akspose mE11 sebesar −maksa
min)( vbd ++ sehingga selama periode ekspose berlaku maksa mE11 dan pada akhir masa
ekspose atau berada pada masa infeksi terdapat maksa mI11 artinya pada saat terjadinya
tanda-tanda terinfeksi rate perubahan tidak berlaku pada individual ekspose atau
sebaliknya.
3. Transmisi virus influenza H1N1-p dapat pula terjadi pada individual terinfeksi H5N1
dengan rate perubahan atau transisi sebesar min1 )()2( cbdw maks ++− sehingga terdapat
individual co-infeksi infcoI dengan rate perubahan atau transisi maksw )2( 1 hanya berlaku
selama masa terinfeksi.
Berdasarkan pada analisa tersebut diatas menunjukkan eksistensi dan ketunggalan global
pada konstruksi model sistem koalisi tahapan kedua, pada pembahasan berikut akan
ditunjukkan bahwa sistem adalah dinamis.
Konstruksi model matematika koalisi tahapan kedua merupakan sistem dinamis Konstruksi model matematika koalisi tahapan kedua merupakan rangkaian dari
proses koalisi pada penyebaran virus influenza H5N1 unggas dan H1N1-p, pada konstruksi
model koalisi tahapan kedua, transmisi kedua virus dikembangkan melalui kontak dan
interaksi antara individual susceptible dengan individual terinfeksi dan juga transmisi
silang antara individual terinfeksi oleh virus influenza yang berbeda.
Misalkan X ruang metric dengan metric d dan himpunan fungsi kontinu
=Ω ),(1 RC ( ),,(11 txI m ),,(21 txmI ),,(inf txIco ),(21 txI U ) X⊂ , ),(),( 1 RCtxi Ω∈φ
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
135
dan aliran kontinu
)},(),,(),,(),,({)0),,(( 21inf2111 txItxItxItxItx Ucommi =φπ
sebagai aliran kontinu jika memenuhi
)),,(()),),,((( sttxtstx += φπφππ = ),),,(( 2111 tttxI m +π
misalkan himpunan fungsi kontinu
=Ω ),(2 RC )),(),,(),,(( 211111 txStxEtxS Umm X⊂
dan
=Ω ),(3 RC )),(),,(),,(( 221212 txStxEtxS Umm X⊂
dan misalkan himpunan populasi global
=Ω ),( RC ),(2 RC Ω ∪ ),(3 RC Ω = )),(),,(),,(( txStxEtxS Umm
maka aliran kontinu
)},(),,(),,({)0),,(( txStxEtxStx Ummi =φπ untuk ),(),( RCtxi Ω∈φ
sebagai aliran kontinu jika π memenuhi
)),,(()},),,((( sttxtstx += φπφππ = ).),,(( 21 tttxSm +π Perhatikan bentuk penyelesaian
=),( txEm π2{ )))((( 2 tnbdlfkExp +++++++−− µµσ +
21 )))((( 2 tnbdlfkExp ++−++++−− µµσ } )0,(xEm
yang bergerak dari lokasi 1 ke lokasi 2 pada selang waktu ,1 stt ≤≤ jika
)0),,(( txEmπ = ),( txEm merupakan penyelesaian konstruksi model maka ),( txEm
merupakan aliran kontinu global jika memenuhi )),),,((( 1 sttxEmππ = ).),,(( 1 sttxEm +π
Oleh karena ),( txEm bergerak pada interval stt +≤≤ 10 maka dapat diperoleh
=+ ),( 1 stxEm π2{ )))((( 12 tnbdlfkExp +++++++−− µµσ +
})))(((21
12 tnbdlfkExp ++−++++−− µµσπ2{
)))((( 2 snbdlfkExp +++++++−− µµσ +
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
136
21 )))((( 2 snbdlfkExp ++−++++−− µµσ } ),0,(xEm
misalkan pada )( 1 st + merupakan batas masa ekspose sehingga fungsi
π2{ )))((( 2 snbdlfkExp +++++++−− µµσ +
21 ))))((( 2 snbdlfkExp ++−++++−− µµσ
monoton turun dan diperoleh
=+ ),( 1 stxEm π2{ )))((( 2 snbdlfkExp +++++++−− µµσ +
21
)))((( 2 snbdlfkExp ++−++++−− µµσ } ),( 1txEm < ),( 1txEm
atau ).),,(( 1 sttxEm +π = ).),),,((( 1 sttxEmππ
Misalkan ),( txEm bergerak pada interval tst ≤+≤ 10 atau stt −≤≤ 10 sebelum t
sehingga
=− ),( stxEm π2{ )))((( 2 tnbdlfkExp +++++++−− µµσ +
21
)))((( 2 tnbdlfkExp ++−++++−− µµσ }π2{
)))((( 2 snbdlfkExp +++++++− µµσ +
21 )))((( 2 snbdlfkExp ++−++++− µµσ } ),0,(xEm
oleh karena ),( txEm bergerak sebelum batas masa ekspose maka akan terjadi peningkatan
penyebaran virus influenza H1N1-p atau
fungsi π2{ )))((( 2 snbdlfkExp +++++++− µµσ +
21
))))((( 2 snbdlfkExp ++−++++− µµσ monoton naik sehingga
=− ),( stxEm π2{ )))((( 2 snbdlfkExp +++++++− µµσ +
21
)))((( 2 snbdlfkExp ++−++++− µµσ } ),( txEm > ),( sxEm
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
137
atau
=− ),( stxEm π2{ )))((( 2 snbdlfkExp +++++++− µµσ +
21
)))((( 2 snbdlfkExp ++−++++− µµσ } ),( txEm = ).),),,((( 1 sttxEmππ
sehingga diperoleh
).),),,((( 1 sttxEmππ = ).),,(( 1 sttxEm −π
atau
).),),,((( 1 sttxEmππ = ).),,(( 1 sttxEm +π
Dengan demikian dapat ditunjukkan bahwa individual subpopulasi susceptible merupakan
aliran kontinu global dan dapat ditunjukkan pula untuk individual subpopulasi susceptible
sebagai aliran kontinu global.
Perhatikan bentuk penyelesaian dari subpopulasi co-infeksi
=− ),(inf txIco )0,())2((2inf1 xItcbdwExp co−+++−−
π),(1 RC Ω∈
atau
)0),,(( inf txIco−π = ),,(inf txIco−
misalkan individual subpopulasi ),(inf txIco− bergerak terbatas pada lokasi 1 pada selang
waktu 21 ttt ≤≤ atau dapat dikatakan bahwa ),(inf txIco− bergerak pada interval waktu
210 ttt +≤≤ sehingga diperoleh
=+− ),( 21inf ttxIco π2 ))2(( 21 tcbdwExp +++−− ))2(( 11 tcbdwExp +++−− ),0,(inf xIco−
misalkan )( 21 tt + batas akhir dari masa infeksi sehingga pada interval 21 ttt ≤≤ terjadi
penurunan penyebaran virus influenza H1N1-p pada individual subpopulasi terinfeksi
H5N1 dan diperoleh fungsi ))2(( 21 tcbdwExp +++−− monoton turun, dengan demikian
dapat diperoleh
=+− ),( 21inf ttxIco π2 ))2(( 21 tcbdwExp +++−− ),( 1inf txIco− ),( 1inf txIco−<
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
138
atau
=+− ),( 21inf ttxIco π2 ))2(( 21 tcbdwExp +++−− ),( 1inf txIco− = }),),,(({ 21inf tttxIco−ππ
)),),,((( 21inf tttxIco−ππ = )),,(( 221inf tttxIco +−π untuk .0 21 ttt +≤≤
Misalkan subpopulasi ),(inf txIco− bergerak pada interval ttt ≤+≤ 210 atau 210 ttt −≤≤
dengan )( 21 tt + berada pada masa infeksi sehingga fungsi ))2(( 21 tcbdwExp +++−−
monoton naik dan diperoleh
=−− ),( 2inf ttxIco π2 ))2( 21 tcbdwExp +++− ),(inf txIco− > ),( 1inf txIco−
atau
=−− ),( 2inf ttxIco π2 ))2( 21 tcbdwExp +++− ),(inf txIco− = )),),,((( 21inf tttxIco−ππ
dapat dinyatakan )),),,((( 21inf tttxIco−ππ = )),,(( 21inf tttxIco −−π atau
)),),,((( 21inf tttxIco−ππ = ).),,(( 21inf tttxIco +−π
Dengan demikian dapat ditunjukkan bahwa individual populasi co-infeksi merupakan aliran
kontinu lokal.
Transmisi penyebaran virus influenza H1N1-p dan H5N1 digunakan sebagai pedoman
untuk menunjukkan bahwa individual subpopulasi pada konstruksi model tahapan kedua
sebagai aliran kontinu.
Pada analisa tersebut diatas telah ditunjukkan bahwa konstruksi model matematika koalisi
tahapan kedua adalah well-posed, rangkaian analisa kualitatif terhadap konstruksi model
berikutnya adalah analisa densitas populasi.
Pada analisa ini akan dibahas eksistensi penyelesaian positif dari model.
5.3.2. Analisa terhadap densitas populasi.
Penyelesaian positif pada konstruksi model tahapan pertama berlaku
0),(1 =∞→
txStLim m atau ,)),((),( 1111 maksmm txItxItLim =∞→
oleh karena ),(11 txI m merupakan
interface dengan konstruksi model tahapan kedua maka transmisi virus influenza H1N1-p
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
139
melalui kontak dan interaksi mengabatkan ,)),((),( 1111 maksmm txEtxEtLim =∞→
demikian pula
transmisi silang yang terjadi antara ),(11 txI m dan ),(21 txI m dengan virus influenza H1N1-p
lebih dominan sehingga diperoleh ),(inf txIco− monoton naik atau ),(11 txI m monoton turun.
Jika konstruksi model mempunyai penyelesaian positif maka perubahan dari total
populasi pada masing-masing lokasi juga mempunyai nilai positif, perhatikan total populasi
5.26 pada lokasi 1 berikut ini.
)()()()()()( inf21111111 tItItItEtStN commmmm −++++=
atau
,)),(),(),(),(),(()( inf211111
1
11 dxtxItxItxItxEtxStN commmmm −++++Ω
= ∫ 5.67
dxt
txIt
txIt
txIt
txEt
txSdt
tdN cmmmmm )),(),(),(),(),(
()( inf0211111
1
11
∂
∂+
∂
∂+
∂
∂+
∂
∂+
Ω ∂
∂= −∫
+∂
∂+
∂
∂+
∂
∂+
Ω ∂
∂= ∫ 2
212
211
2
211
2
1
21
21 ),(),(),(),(
()(
xtxI
Dx
txID
xtxE
Dx
txSD
dttdN m
Im
Im
Em
Sm
−−−−−+∂
∂−
− )),(),(),(),(),((),(
inf21111112inf0
2
txItxItxItxEtxSbx
txID commmm
cI
+++++ − )),(),(),(),(),(( inf2111111 txItxItxItxEtxSd commmm
;).)()),(),(()()),(),((1
111122
2
dxdxxyKtxEtxSdxyxKtxEtxS mmmm ∫∫Ω
−+−−+Ω
Misalkan individual subpopulasi bergerak pada ],0[1 L=Ω dengan kondisi batas
Newmann
,0),(
01 =∂
∂=x
m
xtxS
,0),(
011 =∂
∂=x
m
xtxE
,0),(
011 =∂
∂=x
m
xtxI
,0),(
021 =∂
∂=x
m
xtxI
0),(
0inf =∂
∂=
−x
co
xtxI sehingga diperoleh
−−−−−Ω
= −∫ )),(),(),(),(),(()(
inf2111111
1
1 txItxItxItxEtxSbdt
tdNcommmm
m
+++++ − )),(),(),(),(),(( inf2111111 txItxItxItxEtxSd commmm 5.68
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
140
,).)()),(),(()()),(),((1
111122
2
dxdxxyKtxEtxSdxyxKtxEtxS mmmm ∫∫Ω
−+−−+Ω
misalkan kdt
txdN m =),(1 untuk +∈Rk maka
−−−−−Ω
−∫ )),(),(),(),(),(( inf2111111
1
txItxItxItxEtxSb commmm
+++++ − )),(),(),(),(),(( inf2111111 txItxItxItxEtxSd commmm
0).)()),(),(()()),(),((1
111122
2
>Ω
−+−−+Ω
∫∫ dxdxxyKtxEtxSdxyxKtxEtxS mmmm
untuk
−−−−− − )),(),(),(),(),(( inf2111111 txItxItxItxEtxSb commmm
+++++ − )),(),(),(),(),(( inf2111111 txItxItxItxEtxSd commmm
,0.)()),(),(()()),(),((1
111122
2
>Ω
−+−−+Ω
∫∫ dxxyKtxEtxSdxyxKtxEtxS mmmm
misalkan berlaku 0),(11 =∞→
txEtLim m sehingga pertidaksamaan diatas menjadi
++++−− − )),(),(),()((),()( inf21111 txItxItxIdbtxSdb commm
0.)(),()(),(1
1
2
2 >Ω
−−−Ω
∫∫ dxxyKtxSdxyxKtxS mm
dan akan terpenuhi untuk ,db > dbxK +>)( dengan diffusi global
∫∫Ω
−−−Ω 1
1
2
2 .)(),()(),( dxxyKtxSdxyxKtxS mm ,0>
misalkan juga berlaku 0),(11 =∞→
txItLim m sehingga diperoleh
++++−− − )),(),(),()((),()( inf21111 txItxItxEdbtxSdb commm
0.)()),(),(()()),(),((1
111122
2
>Ω
−+−−+Ω
∫∫ dxxyKtxEtxSdxyxKtxEtxS mmmm dan
akan terpenuhi untuk ,db > dbxK +>)( dengan diffusi global
.0.)()),(),(()()),(),((1
111122
2
>Ω
−+−−+Ω
∫∫ dxxyKtxEtxSdxyxKtxEtxS mmmm
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
141
Jadi konstruksi model matematika koalisi tahapan kedua mempunyai penyelesaian positif
dan berlaku 0),(11 =∞→
txEtLim m atau .0),(11 =∞→
txItLim m
Demikian pula dapat ditunjukkan bahwa untuk .0),(11 =∞→
txItLim m dan 0),(21 =∞→
txItLim m
dari pertidaksamaan
−−−−− − )),(),(),(),(),(( inf2111111 txItxItxItxEtxSb commmm
+++++ − )),(),(),(),(),(( inf2111111 txItxItxItxEtxSd commmm
0.)()),(),(()()),(),((1
111122
2
>Ω
−+−−+Ω
∫∫ dxxyKtxEtxSdxyxKtxEtxS mmmm
diperoleh
+++−− − )),(),()((),()( inf111 txItxEdbtxSdb comm
0.)()),(),(()()),(),((1
111122
2
>Ω
−+−−+Ω
∫∫ dxxyKtxEtxSdxyxKtxEtxS mmmm dan akan
terpenuhi untuk ,db > dbxK +>)( dengan diffusi global
,0.)()),(),(()()),(),((1
111122
2
>Ω
−+−−+Ω
∫∫ dxxyKtxEtxSdxyxKtxEtxS mmmm
misalkan berlaku 0),(inf =∞→ − txItLim co sehingga pertidaksamaan
−−−−− − )),(),(),(),(),(( inf2111111 txItxItxItxEtxSb commmm
+++++ − )),(),(),(),(),(( inf2111111 txItxItxItxEtxSd commmm
0.)()),(),(()()),(),((1
111122
2
>Ω
−+−−+Ω
∫∫ dxxyKtxEtxSdxyxKtxEtxS mmmm
menjadi
++++−− )),(),(),()(),()( 2111111 txItxItxEdbtxSdb mmmm
0.)()),(),(()()),(),((1
111122
2
>Ω
−+−−+Ω
∫∫ dxxyKtxEtxSdxyxKtxEtxS mmmm dan akan
terpenuhi untuk ,db > dbxK +>)( dengan diffusi global
.0.)()),(),(()()),(),((1
111122
2
>Ω
−+−−+Ω
∫∫ dxxyKtxEtxSdxyxKtxEtxS mmmm
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
142
Jadi konstruksi model matematika koalisi tahapan kedua mempunyai penyelesaian positif
dan berlaku 0),(inf =∞→ − txItLim co atau .0),(),( 2111 =
∞→=
∞→txItLimtxItLim mm
Berdasarkan pada analisa densitas populasi tersebut dapat disusun Teorema sebagai berikut
Teorema 5.3.
Jika konstruksi model matematika koalisi tahapan kedua mempunyai penyelesaian positif
dan memenuhi teorema 5.1 maka berlaku
1. 0),(11 =∞→
txEtLim m sehingga ),(11 txI m monoton naik.
2. 0),(1 =∞→
txStLim m dan terdapat ),(21 txI m dan ),(11 txI m monoton naik sedemikian
rupa sehinggá ),(inf txIco− monoton naik.
Bukti.
1. Konstruksi model matematika koalisi tahapan kedua memenuhi Teorema 5.1 berarti
invasi dari virus influenza H5N1 dan H1N1 menyebabkan terjadinya ketidakstabilan pada
sistem sehingga ),(11 txI m monoton naik, pada analisa berikut ini akan ditunjukkan bahwa
konstruksi model tahapan kedua mempunyai penyelesaian positif dan berlaku
0),(1 =∞→
txStLim m atau .0),(11 =∞→
txItLim m
Perhatikan persamaan 5.68
−−−−−Ω
= −∫ )),(),(),(),(),(()(
inf2111111
1
1 txItxItxItxEtxSbdt
tdNcommmm
m
+++++ − )),(),(),(),(),(( inf2111111 txItxItxItxEtxSd commmm
,).)()),(),(()()),(),((1
111122
2
dxdxxyKtxEtxSdxyxKtxEtxS mmmm ∫∫Ω
−+−−+Ω
misalkan kdt
tdN m =)(1 untuk +∈Rk diperoleh
−−−−−
Ω−∫ )),(),(),(),(),(( inf2111111
1
txItxItxItxEtxSb commmm
+++++ − )),(),(),(),(),(( inf2111111 txItxItxItxEtxSd commmm
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
143
0).)()),(),(()()),(),((1
111122
2
>Ω
−+−−+Ω
∫∫ dxdxxyKtxEtxSdxyxKtxEtxS mmmm
untuk
−−−−− − )),(),(),(),(),(( inf2111111 txItxItxItxEtxSb commmm
+++++ − )),(),(),(),(),(( inf2111111 txItxItxItxEtxSd commmm
.0.)()),(),(()()),(),((1
111122
2
>Ω
−+−−+Ω
∫∫ dxxyKtxEtxSdxyxKtxEtxS mmmm
Oleh karena ),(11 txI m monoton naik maka penyebaran virus influenza H1N1-p mengalami
peningkatan yang berakibat 0),(1 =txS m untuk ,∞→t dengan demikian dapat diperoleh
+++++− − )),(),(),(),()(( inf211111 txItxItxItxEdb commm
0.)(),()(),(1
11
2
11 >Ω
−−−Ω
∫∫ dxxyKtxEdxyxKtxE mm yang akan terpenuhi untuk
dbxK +>)( dengan diffusi global ∫∫Ω
−−−Ω 1
11
2
11 .)(),()(),( dxxyKtxEdxyxKtxE mm .0>
Pada kondisi setelah terjadi maksmm txItxItLim )),((),( 1111 =∞→
transmisi virus mengalami
penurunan sehingga untuk ∞→t berlaku ),(1 txS m monoton naik dan ,0),(11 =txI m
diperoleh
+−−+−− − )),(),(),()((),()( inf21111 txItxItxEdbtxSdb commm
.0.)()),(),(()()),(),((1
111122
2
>Ω
−+−−+Ω
∫∫ dxxyKtxEtxSdxyxKtxEtxS mmmm yang akan
terpenuhi untuk ,db > dbxK +>)( dengan diffusi global
.0.)()),(),(()()),(),((1
111122
2
>Ω
−+−−+Ω
∫∫ dxxyKtxEtxSdxyxKtxEtxS mmmm
Jadi penyelesaian positif dari konstruksi model koalisi tahapan kedua berlaku
0),(1 =∞→
txStLim m atau ,0),(11 =∞→
txEtLim m dengan demikian jika 0),(11 =∞→
txEtLim m maka
akan terjadi penyebaran virus influenza H1N1-p yang menyebabkan ),(11 txI m monoton
naik.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
144
2. Pada pembuktian berikutnya telah diketahui bahwa untuk 0),(1 =∞→
txStLim m terjadi
invasi virus influenza H5N1 dan H1N1 sehingga terjadi transmisi silang yang
mengakibatkan munculnya subpopulasi co-infeksi ),(inf txIco− dan ),(),,( 2111 txItxI mm
monoton naik, perhatikan penyelesaian konstruksi model 5.57 untuk co-infeksi berbentuk
),(inf txIco− = π2 ))2(( 1 tobdwExp +++−− )0,(inf xIco−
dengan bilangan reproduksi dasar
obdD
wRco
coo +++=−
inf
1inf
2 atau infinf0
12co
co
DR
wobd −=++
obdw +++− 12 = +− 12w ,2
infinf0
1co
co
DR
w− oleh karena dilakukan isolasi
terhadap subpopulasi ),(inf txIco− maka untuk 0inf →coD diperoleh infcooR − monoton naik
atau fungsi ))2(( 1 tobdwExp +++−− monoton naik,dengan demikian dapat diperoleh
bahwa untuk 0),(1 =∞→
txStLim m akan terjadi ),(),,( 2111 txItxI mm monoton naik sedemikian
rupa sehingga ),(inf txIco− monoton naik.
Berdasarkan analisa terhadap densitas populasi diperoleh aturan biner terhadap penyebaran
virus influenza H1N1-p dan H5N1 untuk ,∞→t hasil dari analisa tersebut digunakan
untuk melakukan analisa persistensi terhadap virus influneza yang akan dibahas berikut ini
5.3.3. Analisa Persistensi terhadap virus influenza
Berdasarkan Teorema 5.3, penyelesaian positif konstruksi model tahapan kedua
berlaku 0),(1 =∞→
txStLim m yang bermakna bahwa transmisi virus influenza H5N1 dan
H1N1-p mengalami peningkatan sedemikian rupa sehingga maksmm txItxItLim )),((),( 1111 =∞→
dan ,)),((),( 2121 maksmm txItxItLim =∞→
dengan demikian transmisi virus influenza H5N1 dan
H1N1-p persisten terhadap sistem. Jika reproduksi dasar 101 >R dari virus influenza H1N1-
p lebih dominan dalam mentransmisi pada manusia maka kontak antara ),(11 txI m dan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
145
),(21 txI m menghasilkan individual subpopulasi baru terinfeksi ),,(inf txIco− jika ),(21 txI m
monoton turun setelah mencapai maksimum maka transmisi kedua virus persisten terhadap
sistem tetapi lemah.
Berdasarkan pada penjelasan tersebut persistensi dari transmisi virus influenza H5N1 dan
H1N1-p diformulasikan pada Teorema berikut ini
Teorema 5. 4.
1. Jika bilangan reproduksi dasar untuk virus influenza H1N1-p 101 >R maka virus
influenza H1N1-p strongly uniformly persistence.
2. jika bilangan reproduksi dasar virus influenza H5N1 pada 102 >R maka virus
influenza H5N1 strongly uniformly persistence.
3. jika bilangan reproduksi dasar virus influenza H1N1-p 101 >R dan bilangan
reproduksi dasar virus influenza H5N1 102 <R maka virus influenza H1N1-p dan
H5N1 weakly uniformly persistence.
Bukti.
Pada pembuktian (1 ), perhatikan penyelesaian konstruksi model tahapan kedua
pada 5.57 untuk densitas subpopulasi susceptible ),(1 txS m dan terinfeksi ),(11 txI m
berbentuk
=),(1 txS m π2 }))()(2({ 2111 twqqobdhmfrExp −−−−−+++++− µ )0,(1 xS m +
π2 )})()(({ 2111 wqqobdhmfrExp −−−−−++++− )0,(xSm
=),(11 txI m })({2 tvbdaExp +++−−π
)0,(11 xI m
dengan kondisi awal )0,(xSm dan )0,(11 xI m dari densitas subpopulasi susceptible pada
lokasi 1 dan lokasi 2 dan densitas subpopulasi terinfeksi virus influenza H1N1-p lokasi 1,
transmisi virus influenza H1N1-p di lokasi 1 dapat dinyatakan sebagai metric
=)),(),,(( 111 txItxSd mm dxtxItxS mm∫Ω
− ),(),( 111
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
146
dengan
=− ),(),( 1111 txItxS mm
π2 }))()(2({ 2111 twqqobdhmfrxpE −−−−−+++++− µ )0,(1 xS m +
π2 )})()(({ 2111 wqqobdhmfrExp −−−−−++++− −)0,(xSm
))({ tvbdaExp +++−− ,)0,(11 xI m
untuk ),(),( 111 txItxS mm ≥ dapat diperoleh =)),(),,(( 111 txItxSd mm
π2 }))()(2({( 2111 twqqobdhmfrxpE −−−−−+++++−∫
Ω
µ )0,(1 xS m +
π2 )})()(({ 2111 wqqobdhmfrExp −−−−−++++− −)0,(xSm
))({ tvbdaExp +++−− dxxI m ))0,(11
atau
=)),(),,(( 111 txItxSd mm
π2 }))()(2({( 2111 twqqobdhmfrExp −−−−−+++++− µ )0(1mS +
π2 )})()(({ 2111 wqqobdhmfrExp −−−−−++++− −)0(mS
))({ tvbdaExp +++−− )).0(11mI
Transmisi virus influenza H1N1-p pada konstruksi model tahapan kedua diasumsikan
mempunyai rate transmisi interaksi > rate kontak, pengamatan terhadap invasi virus
dilakukan setelah periode ekspose dengan 101 >R sehingga penyelesaian positif dari
konstruksi model berlaku 01 =∞→ mStLim artinya terdapat fungsi ))({ tvbdaExp +++−−
monoton naik dan fungsi },))()(2({ 2111 twqqobdhmfrExp −−−−−+++++− µ
)})()(({ 2111 wqqobdhmfrExp −−−−−++++− monoton turun untuk .∞→t yang
berakibat fungsi densitas subpopulasi terinfeksi H1N1-p monoton naik. Dengan demikian
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
147
transmisi antara individual subpopulasi ),(11 txS m dengan individual subpopulasi terinfeksi
),(11 txI m terjadi pada daerah persekitaran dengan jarak minimum yang dapat dinyatakan
dengan
)).),(),,((( 1111 txItxSdInftLim mm∞→=
π2 }))()(2({( 2111 twqqobdhmfrExpInftLim −−−−−+++++−
∞→µ )0(1mS +
π2 )})()(({ 2111 wqqobdhmfrExp −−−−−++++− −)0(mS
))({ tvbdaExp +++−− ))0(11mI atau
)).),(),,((( 1111 txItxSdInftLim mm∞→= )0(111 mIN−
dengan 1N sebagai nilai maksimum dari makstvbdaExp ))({ +++−− untuk .∞→t
Untuk ),(),( 111 txItxS mm < dapat diperoleh
=)),(),,(( 111 txItxSd mm π2 ))({( tvbdaxpE +++−−∫
Ω
−)0,(11 xI m
}))()(2({ 2111 twqqobdhmfrExp −−−−−+++++− µ )0,(1 xS m -
π2 )})()(({ 2111 wqqobdhmfrExp −−−−−++++− dxxSm ))0,(
atau
=)),(),,(( 111 txItxSd mm π2 ))({( tvbdaExp +++−− −)0,(11 xI m
}))()(2({ 2111 twqqobdhmfrExp −−−−−+++++− µ −)0,(1 xS m
π2 )})()(({ 2111 wqqobdhmfrExp −−−−−++++− )),0,(xSm
fungsi ))({ tvbdaExp +++−− monoton naik dan fungsi-fungsi
}))()(2({ 2111 twqqobdhmfrExp −−−−−+++++− µ dan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
148
)})()(({ 2111 wqqobdhmfrExp −−−−−++++− monoton turun untuk .∞→t sehingga
dapat diperoleh
)).),(),,((( 1111 txItxSdInftLim mm∞→= ).0(111 mIN
Dengan demikian untuk sebarang ),(11 txS m dan ),(11 txI m terdapat konstante 10 N=ε
sedemikian rupa sehingga
)).),(),,((( 1111 txItxSdInftLim mm∞→= .)0(111 mIN > 10 N=ε
atau dapat dikatakan virus influenza H1N1-p disebut strongly uniformly persistence untuk
101 >R artinya transmisi dari virus tersebut sangat berpengaruh terhadap perubahan
sistem pada lokasi 1.
Pada pembuktian ( 2 ), pengaruh penyebaran virus influenza H5N1 terhadap
perubahan sistem ditunjukkan oleh interaksi dan kontak antara individual subpopulasi
manusia susceptible dengan individual subpopulasi unggas terinfeksi H5N1, transmisi
yang terjadi akan menghasilkan subpopulasi terinfeksi H5N1 pada manusia sehingga
perubahan subpopulasi susceptible dan terinfeksi H5N1 pada manusia akan menunjukkan
domain penyebaran virus.
Perhatikan penyelesaian konstruksi model 5.57 berbentuk
=),(1 txS m π2 )))()(2(( 2111 twqqobdhmfrExp −−−−−+++++− µ )0,(1 xS m +
π2 )))()((( 2111 wqqobdhmfrExp −−−−−++++− )0,(xSm
=),(21 txI m π2 ))2(( 22 thpwudbExp −−+++− )0,(21 xI m
=),(21 txI U ))((21 tpbdExp −+−
π).0,(21 xI U
Transmisi penyebaran virus H5N1 melalui kontak dan interaksi dapat dinyatakan dalam
bentuk metric
=)),(),,(( 211 txItxSd Um dxtxItxS Um∫Ω
− ),(),( 211
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
149
atau
≤)),(),,(( 211 txItxSd Um } ∫∫ΩΩ
−+− dxtxItxIdxtxItxS Ummm ),(),(),(),( 2121211
≤)),(),,(( 211 txItxSd Um )).,(),,((),(),,(( 2121211 txItxIdtxItxSd Ummm +
Transmisi yang terjadi antara individual subpopulasi manusia terinfeksi virus H5N1 dengan
individual subpopulasi unggas terinfeksi H5N1 peluangnya sangat kecil, hal tersebut
terjadi karena subpopulasi ),(21 txI m diisolasi pada lokasi 1 sedangkan
),(21 txI U dimusnahan setelah diketahui tanda-tanda klinik, oleh karena itu transmisi virus
influenza H5N1 tersebut dapat dinyatakan 0)),(),,(( 2121 →txItxId Um untuk .∞→t
Dengan demikian transmisi penyebaran virus influenza H5N1 dari unggas terinfeksi ke
subpopulasi manusia susceptible dapat dinyatakan
=)),(),,(( 211 txItxSd Um ),(),,(( 211 txItxSd mm
atau
=)),(),,(( 211 txItxSd Um dxtxItxS mm∫Ω
− ),(),( 211 dengan
=− ),(),( 211 txItxS mm
π2 )))()(2(( 2111 twqqobdhmfrxpE −−−−−+++++− µ )0,(1 xS m +
π2 )))()((( 2111 twqqobdhmfrExp −−−−−++++− −)0,(xSm
))2(( 22 thpwudbExp −−+++− ,)0,(21 xI m
untuk ),(),( 211 txItxS mm ≥ dapat diperoleh =)),(),,(( 211 txItxSd Um
π2 [ )))()((( 2111 twqqobdhmfrExp −−−−−++++− )2({ tExp µ− )0(1mS +
π2
−)}0(mS ))2(( 22 thpwudbExp −−+++− )].0(21mI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
150
Untuk 102 >UR yang mengakibatkan 102 >mR sehingga penyelesaian positif dari
konstruksi model tahapan kedua berlaku 0),(1 =∞→
txStLim m dan ),(21 txI m monoton naik
untuk ∞→t atau dapat dinyatakan dalam bentuk
0),(1 =∞→
txStLim m dan ,),(),( 2121 maksmm txItxItLim =∞→
dengan demikian transmisi yang terjadi sebagai hasil kontak dan interaksi antara individual
subpopulasi susceptible ),(1 txS m dan individual subpopulasi terinfeksi ),(21 txI U pada
daerah persekitaran dengan jarak minimum dan dinyatakan dengan
=∞→
)),(),,((( 211 txItxSdInftLim Um )0(),( 2121 mmaksm ItxI−
atau
=∞→
)),(),,((( 211 txItxSdInftLim Um )0(211 mmaks IN−
dengan 1N nilai maksimum dari ))2(( 22 thpwudbEkp −−+++− untuk .∞→t
Untuk ),(),( 211 txItxS mm < akan diperoleh
=)),(),,(( 211 txItxSd Um π2 ))2((( 22 thpwudbExp −−+++− −)0(21mI
)))()(2(( 2111 twqqobdhmfrExp −−−−−+++++− µ −)0(1mS
π2 )))()((( 2111 twqqobdhmfrExp −−−−−++++− )0(mS
atau
=∞→
)),(),,((( 211 txItxSdInftLim Um ).0(211 mmaks IN
Dengan demikian untuk sebarang densitas subpopulasi ),(1 txS m dan ),(21 txI U maka untuk
102 >mR terdapat konstante 10 N=ε sedemikian hingga
=∞→
)),(),,((( 211 txItxSdInftLim Um ).0(211 mIN > 10 N=ε
yang menunjukkan bahwa transmisi penyebaran virus influensa H5N1 dari unggas ke
manusia mempunyai pengaruh terhadap perubahan sistem lokasi 1 atau disebut strongly
uniformly persistence.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
151
Pembuktian ( 3 ), perhatikan penyelesaian konstruksi model matematika pada 5.57
untuk densitas subpopulasi terinfeksi ),,(21 txI m ),(11 txI m dan ),(inf txIco− berbentuk
=),(11 txI m ))((2 tvbdaExp +++−−π
)0,(11 xI m
=− ),(inf txIco )0,(})2((2inf1 xItcbdwExp co−+++−−
π
=),(21 txI m π2 ))2(( 22 thpwudbExp −−+++− ).0,(21 xI m
Berdasarkan pada asumsi bahwa virus influenza H1N1-p mampu beradaptasi pada manusia
tanpa melalui Pb2 dan virus influenza H5N1 dapat beradaptasi pada manusia melalui Pb2
maka transmisi silang antara subpopulasi terinfeksi ),(11 txI m dengan ),(21 txI m dapat
dinyatakan dalam bentuk metric
)),(),,(( 2111 txItxId mm = dxtxItxI mm∫Ω
− ),(),( 2111
atau
≤)),(),,(( 2111 txItxId mm dxtxItxIdxtxItxI mcocom ),(),(),(),( 21infinf11 −+− ∫∫Ω
−
Ω
−
dengan
dxtxItxI com∫Ω
−− ),(),( inf11 = π2 ))(( tvbdaxpE +++−−∫
Ω
)0(11mI -
))2(( 1 tcbdwExp +++−− dxIco )0(inf−
dan
dxtxItxI mco∫Ω
− − ),(),( 21inf = )0,())2((2inf1 xItcbdwxpE co−
Ω
+++−−∫π -
))2(( 22 thpwudbExp −−+++− .)0,(21 dxxI m
Untuk ),(),( inf11 txItxI com −≥ dan ),(),( 21inf txItxI mco <− diperoleh
dxtxItxI com∫Ω
−− ),(),( inf11 =π2 ))((( tvbdaExp +++−− )0(11mI -
))2(( 1 tcbdwExp +++−− ))0(inf−coI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
152
dan
=−∫Ω
− dxtxItxI mco ),(),( 21inf π2 ))2((( 22 thpwudbExp −−+++− )0,(21 xI m -
))2(( 1 tcbdwExp +++−− ))0,(inf xIco−
dxtxItxI com∫Ω
−− ),(),( inf11 + =−∫Ω
− dxtxItxI mco ),(),( 21inf
π2 ))((( tvbdaExp +++−− −)0(11mI ))2(( 1 tcbdwExp +++−− +− ))0,(inf xIco
π2 ))2((( 22 thpwudbExp −−+++− )0,(21 xI m - ))2(( 1 tcbdwExp +++−− ))0,(inf xIco−
atau
dxtxItxI com∫Ω
−− ),(),( inf11 + =−∫Ω
− dxtxItxI mco ),(),( 21inf
π2 ))((( tvbdaExp +++−− −)0(11mI ))2((2 1 tcbdwExp +++−− +− )0,(inf xIco
))2((( 22 thpwudbExp −−+++− )),0,(21 xI m dengan demikian
≤)),(),,(( 2111 txItxId mm π2 ))((( tvbdaExp +++−− −)0(11mI
))2((2 1 tcbdwExp +++−− +− )0,(inf xIco ))2((( 22 thpwudbExp −−+++− ))0,(21 xI m
atau
=))),(),,((( 2111 txItxIdSup mm π2 ))((( tvbdaExp +++−− −)0(11mI
})2({2 1 tcbdwExp +++−− +− )0,(inf xIco ))2((( 22 thpwudbExp −−+++− )).0,(21 xI m
Penyebaran virus influenza H1N1-p dan H5N1 dengan masing-masing bilangan reproduksi
dasar 101 >R dan 102 <R sehingga fungsi densitas subpopulasi terinfeksi H1N1-p monoton
naik dan fungsi densitas subpopulasi terinfeksi H5N1 monoton turun atau dapat dinyatakan
bahwa fungsi ))(( tvbdaExp +++−− monoton naik dan fungsi
))2(( 22 thpwudbExp −−+++− monoton turun untuk ,∞→t akibatnya densitas
subpopulasi co-infeksi juga monoton turun dan diperoleh
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
153
=∞→
))),(),,((( 2111 txItxIdSuptLim mm N )0(11mI
dengan N nilai maksimum dari ))(( tvbdaExp +++−− untuk .∞→t
Untuk ),(),( 1inf11 txItxI com −< dan ),(),( 21
1inf txItxI mco ≥− diperoleh
=∞→
))),(),,((( 2111 txItxIdSuptLim mm N− ).0(11mI
Dengan demikian untuk sebarang subpopulasi ),(11 txI m dan ),(21 txI m
dengan 101 >R dan 102 <R terdapat konstante N=0ε sedemikian hingga
=∞→
))),(),,((( 2111 txItxIdSuptLim mm N )0(11mI > N=0ε
yang menunjukkan bahwa transmisi virus influenza H1N1-p pada individual terinfeksi
H5N1 dengan 101 >R dan 102 <R mempunyai pengaruh yang kecil terhadap perubahan
subpopulasi co-infeksi pada lokasi 1 atau disebut weakly uniformly persistence.
Transmisi virus influenza pada konstruksi model tahapan kedua dikembangkan melalui
kontak dan interaksi individual sehingga analisa kualitatif yang dilakukan menghasilkan
subpopulasi baru yaitu subpopulasi co-infeksi, oleh karena virus influenza H5N1 belum
dijamin untuk dapat beradaptasi pada manusia maka koalisi dari kedua virus influenza tidak
akan terjadi.
Pada pembahasan berikut sebagai rangkaian proses koalisi akan dilakukan analisa terhadap
co infeksi setelah dilakukan subtitusi asam amino pada individual subpopulasi susceptible
pada konstruksi model matematika koalisi tahapan ketiga.
5.4 ANALISA KUALITATIF PADA KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA
KOALISI TAHAPAN KETIGA
Analisa kualitatif pada konstruksi model matematika koalisi tahapan ketiga
bertujuan untuk mengetahui bahwa model mempunyai penyelesaian tunggal positif dan
bersifat dinamis, pengaruh penyebaran virus H5N1 dan H1N1-p terhadap perubahan sistem.
Perhatikan konstruksi model tahapan ketiga 5.38 berbentuk
mmS SSqwqqobdfrfAhmA
xmS
DtmS
2132113121
2
11 )( µµ +−−−−−+−+++++−
∂
∂=
∂
∂
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
154
mmmEm EEnbdlfk
xE
Dt
E121122
112
1111 )( µσµ ++++++−−−
∂
∂=
∂
∂
mmIm Ivbdha
xI
Dt
I1132
112
1111 )( ++++−−
∂
∂=
∂
∂ 5.69
mmI
jm IubdwmAhp
xI
Dt
I212122
212
221 )2)(( ++++++−−
∂
∂=
∂
∂
inf112inf
2
inf0inf )2( −
−−
− ++++−−∂
∂=
∂
∂co
coIc
co Icbdnwx
ID
tI
JqbdfnmhxJD
tJ J )( 42242
2
1 +++−−−−−∂
∂=
∂
∂
dengan total populasi ),()()()()()()( inf211 tJtItItItEtStN cojmjmjmjmjm +++++= −
bilangan reproduksi dasar virus influenza H1N1-p ,))((
)(
1111
201 ndbDvdbD
afkR IE ++++++
+=
bilangan reproduksi dasar virus influenza H5N1 manusia ,)(
21
202 udbD
AhpR I +++
+=
bilangan reproduksi dasar co-infeksi cdbD
wR Ic
co +++=
−inf0
1inf0
2 dan
bilangan reproduksi dasar virus super-strain .42240 qdbD
fnmhRJ
J +++
+++=
Penyelesaian konstruksi model matematika tahapan ketiga ditunjukkan pada pembahasan
berikut ini
infinfinfinf1inf12inf
2
inf0inf 2 −−−−−
−−
− −−−−+∂
∂=
∂
∂cococococo
coIc
co cIbIdIInIwx
ID
tI
penyelesaian dari persamaan differensial tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan
transformasi cosinus Fourier )0(2)()( )1(2)2( fkfkkfπ
−−= sehingga diperoleh
persamaan differensial berbentuk
)()()(
)()(2)0(2)((
infinfinf
inf1inf1inf
inf21
infinf
kcIkbIkdI
kInkIwdx
dIIikD
dtdI
cococo
cococo
cococo
−−−
−−−
−−−
−−
−−+−−=π
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
155
atau
−−−+−= −−−−−− )()()(2)( infinf1inf1inf
21inf
inf kdIkInkIwkIkDdt
dIcococococo
co
)()( infinf kcIkbI coco −− −
)()2( inf1121
infinf kIcbdnwkD
dtdI
cococo
−−− ++++−−=
yang mempunyai penyelesaian tereduksi berbentuk
=− ),(inf tkIco ))2(( 1121
inf tcbdnwkDExp co ++++−− − )0,(inf kIco−
atau
=− ),(inf tkIco ))2(( 11 tcbdnwExp ++++−− )0,(inf kIco− ),( 21inf tkDExp co−−
dengan melakukan ekspansi menurut deret Mc-Laurin terhadap )( 21inf tkDExp co−− diperoleh
=− ),(inf tkIco )0,(inf kIco− ))2(( 11 tcbdnwExp ++++−− ( )(!
1 21inf
1tkDExp
dkd
nk
con
n
n
n
−
∞
=
−+∑ ),
dilakukan invers terhadap ),(inf tkIco− dengan menggunakan invers transformasi Fourier
berbentuk dkkxtkItxI coico )cos(),(2),( infinf ∫Ω
−− =π
sehingga diperoleh
=− ),(inf tkIco ))2(( 11 tcbdnwExp ++++−− dkkxkIco )cos()0,(2inf∫
Ω
−π +
))2(( 11 tcbdnwExp ++++−− )(!
1 21inf
1tkDExp
dkd
n con
n
n−
∞
=
−∑ dkkxkIk con )cos()0,(2
inf∫Ω
−π
atau
=− ),(inf tkIco )0,())2((2inf11 xItcbdnwExp co−++++−−
π +
))2((211 tcbdnwExp ++++−−
π)((
!1 21
inf1
tkDExpdkd
n con
n
n−∑
∞
=
,)1( infn
con
n
xI∂
∂− −
untuk ,∞→x ...2.1=n dan inf−coI merupakan rumpun eksponensial diperoleh
0)1( inf →− −n
con
n
dxId sehingga penyelesaian persamaan differensial tersebut adalah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
156
=− ),(inf tkIco ).0,())2((2inf11 xItcbdnwExp co−++++−−
π
Pada penyelesaian selanjutnya, perhatikan persamaan differensial berikut ini
qJbJdJJfJnJmJhxJD
tJ J −−−++++
∂
∂=
∂
∂42242
2
1
dilakukan transformasi cosinus Fourier diperoleh persamaan berbentuk
)()()(
)()()()()0(2)()( 42242
1
kqJkbJkdJ
kJfkJnkJmkJhdxdJkJikD
dtdJ J
−−
−++++−−=π
atau
)()()()()()()()( 42242
1 kqJkbJkdJkJfkJnkJmkJhkJkDdtdJ J −−−++++−=
),()( 42242
1 kJqbdfnmhkDdtdJ J +++−−−−−=
penyelesaian dari persamaan tersebut adalah
=)(kJ ))(( 42242
1 tqbdfnmhkDExp J +++−−−−− )0,(kJ
atau
=)(kJ ))(( 4224 tqbdfnmhExp +++−−−−− )( 21 tkDExp J− ),0,(kJ dengan
menggunakan invers transformasi Fourier =),( txJ ∫Ω
dkkxtkJ )cos(),(2π
dapat diperoleh
=),( txJπ2 ))(( 4224 tqbdfnmhExp +++−−−−− { ∫
Ω
dkkxtkJ )cos(),(2π
+
})cos()0,()0()(
!1 2
1
1∫∑Ω
∞
=
− dkkxkJkdk
tkDExpdn
nn
Jn
n
atau
=),( txJπ2 ))(( 4224 tqbdfnmhExp +++−−−−− { )0,(xJ +
)0()(
!1 2
1
1n
Jn
n dktkDExpd
n−
∑∞
=n
nn
xxJ
∂
∂−
)0,()1( },
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
157
untuk ,∞→x ...3,2,1=n dan subpopulasi super strain merupakan rumpun eksponensial
sehingga diperoleh .0)0,(
)1( 1 →∂
∂− n
nn
xxJ
Dengan demikian PUPD adalah
=),( txJπ2 ))(( 4224 tqbdfnmhExp +++−−−−− ).0,(kJ
Untuk penyelesaian persamaan differensial lainnya pada konstruksi model koalisi tahapan
ketiga dapat dilakukan dengan cara yang sama sehingga diperoleh penyelesaian berbentuk
=),(1 txS m
π2 )))()(2(( 321311 tqwqqobdfAhmfrExp −−−−−−++++++− µ )0,(1 xS m +
π2 )))()((( 321311 qwqqobdfAhmfrExp −−−−−−+++++− )0,(xSm
=),(11 txE m π2 )))((( 2 tnbdlfkExp +++++++−− µµσ )0,(11 xE m + 5.70
21 )))((( 2 tnbdlfkExp ++−++++−− µµσ )0,(xEm
=),(11 txI m ))((23 tvbdhaExp ++++−−
π)0,(11 xI m
=),(21 txI m π2 )))(2(( 212 tAhpmwudbExp +−++++− )0,(21 xI m
=− ),(inf txIco )0,(})2({2inf11 xItcbdnwExp co−++++−−
π
=),( txJπ2 ))(( 4224 tfnmhqdbExp −−−−++− )0,(xJ
=),(21 txS U π2 ))2(( 3 tbdmExp −++− µ )0,(21 xS U +
π2 ))(( 3 tbdmExp −+− )0,(xSU
=),(21 txI U ))((2 tpbdExp −+−π
).0,(21 xI U
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
158
Berdasarkan penyelesaian 5.70 dari konstruksi model tahapan ketiga, pembahasan berikut
akan ditunjukkan bahwa model mempunyai penyelesaian tunggal dan bersifat dinamis.
5.4.1 Well – Posedness dari konstruksi model matematika koalisi Tahapan
ketiga
Rangkaian proses koalisi pada konstruksi model koalisi tahapan ketiga merupakan
pengembangan dari konstruksi model tahapan kedua dengan melakukan subtitusi asam
amino, diharapkan pada konstruksi model tahapan ketiga dapat menghasilkan virus dengan
strain baru, oleh karena itu subpopulasi co-infeksi dikonstruksi agar supaya virus influenza
H5N1 dan H1N1-p untuk ∞→t dapat berkoalisi.
Substitusi asam amino pada virus influenza H5N1 dilakukan pada individual
subpopulasi susceptible terutama individual susceptible yang berasal dari individual
terinfeksi H5N1 setelah recovery, oleh karena subtitusi asam amino konstan maka pada
konstruksi model tahapan ketiga tidak terdapat perubahan individual subpopulasi yang
disebabkan oleh mutasi.
Misalkan densitas subpopulasi dari konstruksi model koalisi tahapan ketiga dapat
dinyatakan sebagai berikut.
0),(),,(),,(),,( 2111111 >txItxItxEtxS mmmm , ,0),(1inf >txIco ,0),( >txJ
0),(),,( 2121 >txItxS UU untuk setiap 1, Ω∈yx pada lokasi 1 dengan diffusi global
,0)()(2 1
12 >−−−∫ ∫Ω Ω
dxxyKmSdyyxKmS ,0)()(2 1
1112 >−−−∫ ∫Ω Ω
dxxyKmEdyyxKmE
0)()(2 1
2122 >−−−∫ ∫Ω Ω
dxxyKuSdyyxKuS
dan
,0),(),,(),,(),,( 2212122 >txItxItxEtxS mmmm ,0),(2inf >txIco ,0),( >txJ
0),(),,( 2222 >txItxS UU untuk setiap 2, Ω∈yx pada lokasi 2. dengan diffusi global
,0)()(2 1
21 >−−−∫ ∫Ω Ω
dyyxKmSdxxyKmS ,0)()(2 1
1211 >−−−∫ ∫Ω Ω
dyyxKmEdxxyKmE
0)()(2 1
2221 >−−−∫ ∫Ω Ω
dyyxKuSdxxyKuS 5.71
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
159
Langkah selanjutnya untuk menunjukkan bahwa konstruksi model adalah well-posed akan
dibahas berikut ini
Eksistensi dan ketunggalan penyelesaian Misalkan persamaan densitas subpopulasi susceptible 5.29 pada lokasi 1 dapat
dinyatakan dalam bentuk
dxtxStS mm ),()(1
11 ∫Ω
=
dan
dxt
txSdt
tdS mm ∫Ω ∂
∂=
1
11 ),()(
maka diperoleh konstruksi model matematika dalam sistem persamaan differensial biasa
berbentuk
).),(( ttXfdtdX
=
Misalkan Himpunan subpopulasi pada lokasi 1
},0,0,0,0,0,0,0,0{
12121111inf2111111
212111inf21111111
MISNJIIIESISJIIIESX
UUcommmm
UUcommmm
=+=+++++
>>>>>>>>= 5.72
dan Himpunan subpopulasi pada lokasi 2
,},0,0,0,0,0,0,0,0{
2222222inf2212122
222222inf22121222
MISNJIIIESISJIIIESX
UUcommmm
UUcommmm
=+=+++++
>>>>>>>>= 5.73
jika dibangun himpunan baru yang terdiri dari semua subpopulasi pada 1X dan 2X yaitu
himpunan subpopulasi X pada lokasi 1 dan 2 maka dapat didefinisikan bahwa
21 XXX ∪= atau
},,,,,,,,,,,,,,,0,0,0,,0,0,0,0{
2122212221inf2inf1inf
22221112111121121
inf211
JJJIIISSSIIIIIIIIIEEESSS
ISJIIIESX
UUUUUUcococo
mmmmmmmmmmmm
UUcommmm
∈∈∈∈
∈∈∈∈
>>>>>>>=
5.74
Misalkan terdapat vektor
),( 21
111 mmm SSS = , ),( 2
2122 mmm SSS = , ),( 2
1111111 mmm EEE = , ),( 2
1211212 mmm EEE = ,
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
160
),( 211
11111 mmm III = , ),( 2
1211212 mmm III = , ),( 2
2112121 mmm III = , ),( 2
2112121 UUU III = ,
),,( 222
12222 UUU III = ),,( 2
1inf1
1inf1inf cococo III = ),,( 22inf
12inf2inf cococo III =
),,( 21
111 JJJ = ),,( 2
2122 JJJ =
maka akan terdapat )),(( 1 ttXf dan )),(( 2 ttXf dengan
,,,,,,,,,,{ 12inf
11inf
122
121
112
111
112
111
12
11
1cocommmmmmmm IIIIIIEESSX =
},,,.,, 122
121
122
121
12
11 UUUU IISSJJ
dan
,.,,,,,,,,,{ 2inf
21inf
222
221
212
211
212
211
22
21
2cocommmmmmmm IIIIIIEESSX = 5.75
},,,.,, 222
221
222
221
22
21 UUUU IISSJJ
Untuk menunjukkan bahwa model sistem mempunyai penyelesaian tunggal digunakan
asumsi Desoer yaitu
1. +⊂ RT memuat titik-titik berhingga persatuan interval.
2. untuk setiap nRX ∈ , ),( tXf kontnu pada Tt∉
3. untuk setiap Tti ∈ , ),( tXf mempunyai limit kiri dan kanan pada itt =
4. :f nn RxRR → memenuhi global Lipschitz yaitu terdapat fungsi kontinu sebagian
demi sebagian :k ++ → RR sehingga
2121 )()),(()),(( XXtkttXfttXf −<− untuk semua +∈ Rt dan semua titik
nRXX ∈21, 5.76
Misalkan terdapat interval ],[ ii ba dengan titik kesetimbangan endemik nRY ∈ maka untuk
sebarang Ttt ∉= 1 terdapat ),( 1tYf sehingga untuk 1tt = ),(1
tYfLimtt→
= ),( 1tYf berarti
terdapat interval yang memuat titik berhingga. Untuk langkah berikutnya akan di cari
konstante Lipschitz )(tk yang memenuhi
2121 )()),(()),(( XXtkttXfttXf −<− ,
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
161
perhatikan )),(()),(( 21 ttXfttXf − = ,
61
51
41
31
21
11
aaaaaa
jika elemen-elemen pada norm dapat dinyatakan 6...2.1,111 =+= icba iii maka
)),(()),(( 21 ttXfttXf − =
61
51
41
31
21
11
aaaaaa
= 11 ii cb + atau
)),(()),(( 21 ttXfttXf − ≤ 11 ii cb +
dengan ∑=
=n
jijii amaksa
11 sebagai Norm matriks yang didefinisikan sebagai maksimum
dari konstante Lipschitz )(tk sedemikian hingga memenuhi ∑=
=n
jijii amaksa
11 ,)( Xtk≤
)(tk ditentukan berdasarkan nilai maksimum dari koeffisien-koeffisien ija sehingga pada
konstruksi model tahapan ketiga menjadi
)),(()),(( 21 ttXfttXf − ≤ )(3 tk (
21
21
21
11
21inf
11inf
221
121
211
111
211
111
21
11
UU
UU
coco
mm
mm
mm
mm
IISSJJIIIIIIEESS
−
−
−
−
−
−
−
−
+
21
21
22
12
22inf
12inf
222
122
212
112
212
112
22
12
UU
UU
coco
mm
mm
mm
mm
IISSJJIIIIIIEESS
−
−
−
−
−
−
−
−
) 5.77
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
162
dengan
)(3 tk = Maks ,( 131321 dffAhmArqwqqob −−−−−−+++++
,, 32 vbdhanbdlfk −−−−−−−−+ ,2 212 ubdwmAhpA −−−−−+ .
,2 11 cbdnw −−−− ,4224 qbdfnmh −−−+++ ), 13 bdpmdb −−−−
atau
)(3 tk = ,)()(( min131321 dffAhmArwqqqob maks +++++−+++++
,)(,)()( min3min2 vbdhanbdlfk maksmaks +++−+++−+,)2()( min212 ubdwmAhpA maks ++++−+ . ,)()2( min11 cbdnw maks +++−
,)()( min4224 qbdfnmh maks ++−+++ ).)()(, min13 bdpmdb maks +−−− 5.78
Konstante Lipschitz pada tahapan ketiga dikonstruksi berdasarkan nilai maksimum dari
parameter –parameter pada setiap perubahan subpopulasi, oleh karena Konstante Lipschitz
)(3 tk harus memenuhi
2121 )()),(()),(( XXtkttXfttXf −<−
maka dilakukan reduksi terhadap konstruksi model sehingga diperoleh rate perubahan atau
transisi sebagai berikut
1. rate perubahan atau transisi
min131321 )()( dffAhmArwqqqob maks +++++−+++++ yang berperan
sebagai proporsi perubahan atau transisi subpopulasi susceptible menjadi
terinfeksi atau recovery dari subpopulasi terinfeksi menjadi susceptible, konstruksi
)(3 tk pada parameter ini adalah
~))()(( 1min131321 mmaks SdffAhmArwqqqob +++++−+++++
.)( 1321 mmaks Swqqqob +++++
2. rate perubahan atau transisi min2 )()( nbdlfk maks +++−+ menyatakan proporsi
perubahan atau transisi dari setiap subpopulasi susceptible yang terinfeksi pada
masa ekspose sehingga konstruksi )(3 tk adalah
mmaks Enbdlfk 11min2 ))()(( +++−+ ~ .)( 112 mmaks Efk +
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
163
3. rate perubahan atau transisi min3 )( vbdhamaks +++− pada akhir masa ekspose akan
merubah subpopulasi ekspose menjadi subpopulasi terinfeksi H1N1-p sehingga
konstruksi )(3 tk adalah ~))(( 11min3 mmaks Ivbdha +++− .11mmaks Ia
4. rate perubahan atau transisi min212 )2()( ubdwmAhpA maks ++++−+ pada masa
infeksi akan merubah subpopulasi susceptible menjadi terinfeksi virus influenza
H5N1 sehingga konstruksi )(3 tk adalah
.)(~))2()(( 21221min212 mmaksmmaks IAhpAIubdwmAhpA +++++−+
5. rate perubahan atau transisi min11 )()2( cbdnw maks +++− pada akhir masa inkubasi
akan merubah subpopulasi co-infeksi menjadi subpopulasi super strain sehingga
konstruksi )(3 tk adalah
.)2(~))()2(( inf1infmin11 −−+++− cocomaks IwIcbdnw
6. rate perubahan atau transisi min4224 )()( qbdfnmh maks ++−+++ pada masa
infeksi akan merubah setiap subpopulasi menjadi subpopulasi super strain sehingga
.)(~))()(( 142241min4224 JfnmhJqbdfnmh maks +++++−+++
7. rate perubahan atau transisi maksmdb )( 3−− dan min1 )()( bdp maks +− merupakan
proporsi dari penyebaran virus influenza H5N1 pada unggas dengan konstruksi
)(3 tk berbentuk UmaksUmaks SmdbSmdb 213213 )(~)( −−−− dan
.)(~))()(( 21121min1 UmaksUmaks IpIbdp +−
Jika 0→d dan b merupakan bagian dari individual susceptible makakonstruksi konstante
Lipschitz adalah
)(3 tk ≈ +maksa maksAhpA )( 2+ + maksp )( 1 + maksw )2( 1 + mmaks Efk 112 )( + +
.)( 4224 maksfnmh +++ 5.79
Untuk menunjukkan bahwa )(3 tk adalah fungsi yang kontinu sebagian demi sebagian
dapat dilakukan seperti halnya pada submodel 2.
Berdasarkan pada analisa tersebut diatas menunjukkan eksistensi dan ketunggalan global
pada konstruksi model sistem koalisi tahapan ketiga, pada pembahasan berikut akan
ditunjukkan bahwa sistem adalah dinamis.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
164
Konstruksi model matematika koalisi tahapan ketiga merupakan sistem dinamis Rangkaian proses koalisi pada konstruksi model tahapan ketiga adalah melakukan
subtitusi asam amino secara konstan pada virus influenza H5N1 melalui individual
susceptible ),(1 txS m sehingga transmisi virus influenza melalui kontak dan interaksi
terhadap ).,(11 txI m dan ),(21 txI U dapat beradaptasi pada ).,(inf txIco− Gerakan individual
subpopulasi dalam proses koalisi merupakan aliran kontinu yang akan dibahas berikut ini
Misalkan X ruang metric dengan metric d dan himpunan fungsi kontinu
=Ω ),(1 RC { ),,(11 txI m ),,(21 txmI ),,(inf txIco ),,( txJ ),(21 txI U } X⊂ ,
),(),( 1 RCtxi Ω∈φ dan aliran kontinu
)},(),,(),,(),,(),,({)0),,(( 21inf2111 txItxJtxItxItxItx Ucommi =φπ
sebagai aliran kontinu .jika memenuhi
)),,(()},),,((( sttxtstx += φπφππ = ),),,(( 2111 tttxI m +π
misalkan himpunan fungsi kontinu
=Ω ),(2 RC )},(),,(),,({ 211111 txStxEtxS Umm X⊂
dan
=Ω ),(3 RC )},(),,(),,({ 221212 txStxEtxS Umm X⊂
dan misalkan himpunan subpopulasi global
=Ω ),( RC ),(2 RC Ω ∪ ),(3 RC Ω = )},(),,(),,({ txStxEtxS Umm
maka aliran kontinu
)},(),,(),,({}0),,({ txStxEtxStx Ummi =φπ untuk ),(),( RCtxi Ω∈φ
sebagai aliran kontinu jika π memenuhi
)),,(()},),,((( sttxtstx += φπφππ = ).),,(( 21 tttxSm +π
Pada pembahasan berikut akan ditunjukkan bahwa individual subpopulasi susceptible dan
terinfeksi super strain merupakan aliran kontinu,
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
165
=),( txSm
π2 )))()((( 321311 tqwqqobdfAhmfrExp −−−−−−+++++− )0,(xSm ),( RC Ω∈
atau
)0),,(( txSmπ = ),( txSm ,
misalkan ),( txSm bergerak terbatas pada selang waktu 21 ttt ≤≤ di lokasi 1 maka dapat
dinyatakan bahwa ),( txSm bergerak pada interval waktu 210 ttt +≤≤ dan diperoleh
=+ ),( 21 ttxSm
π2( )))()(2(( 2321311 tqwqqobdfAhmfrExp −−−−−−++++++− µ +
π4 )))()((( 2321311 tqwqqobdfAhmfrExp −−−−−−+++++−
π2(
)))()(2(( 1321311 tqwqqobdfAhmfrExp −−−−−−++++++− µ +
π4 })))()((( 1321311 tqwqqobdfAhmfrExp −−−−−−+++++− ),0,(xSm
misalkan pada saat )( 21 tt + merupakan masa infeksi maka akan terjadi penurunan
terhadap subpopulasi susceptible atau fungsi
π2{ )))()(2(( 2321311 tqwqqobdfAhmfrExp −−−−−−++++++− µ +
π4 })))()((( 2321311 tqwqqobdfAhmfrExp −−−−−−+++++−
monoton turun sehingga diperoleh
=+ ),( 21 ttxSm
π2{ }))()(2({ 2321311 tqwqqobdfAhmfrExp −−−−−−++++++− µ +
π4 }}))()(({ 2321311 tqwqqobdfAhmfrExp −−−−−−+++++− ),( 1txSm ),( 1txSm<
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
166
atau
=+ ),( 21 ttxSm )),),,((( 1 sttxSmππ → ).),,(( 1 sttxSm +π = ).),),,((( 1 sttxSmππ
Misalkan ),( txSm bergerak pada interval sebelum waktu t yaitu ttt ≤+≤ 210 atau
210 ttt −≤≤ sehingga
=− ),( 2ttxSm
π2( )))()(2(( 2321311 tqwqqobdfAhmfrExp −−−−−−++++++µ +
π4 })))()((9 2321311 tqwqqobdfAhmfrExp −−−−−−+++++
π2{
)))()(2(( 321311 tqwqqobdfAhmfrExp −−−−−−++++++− µ +
π4 })))()((( 321311 tqwqqobdfAhmfrExp −−−−−−+++++− ),0,(xSm
oleh karena ),( txSm bergerak sebelum akhir masa infeksi maka subpopulasi
susceptible mengalami peningkatan atau fungsi
π2{ )))()(2(( 2321311 tqwqqobdfAhmfrExp −−−−−−++++++µ +
π4 })))()((( 2321311 tqwqqobdfAhmfrExp −−−−−−+++++
monoton naik dan diperoleh
=− ),( 2ttxSm
π2{ )))()(2(( 2321311 tqwqqobdfAhmfrExp −−−−−−++++++µ +
π4 })))()((( 2321311 tqwqqobdfAhmfrExp −−−−−−+++++ ),( txSm ),(. 1txSm>
atau
=− ),( 2ttxSm )),),,((( 21 tttxSmππ atau )),),,((( 21 tttxSmππ = )),,(( 21 tttxSm −π
atau dapat pula dinyatakan }),),,(({ 21 tttxSmππ = },),,({ 21 tttxSm +π dengan demikian
individual susceptible merupakan aliran kontinu.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
167
Pada analisa berikutnya akan ditunjukkan aliran kontinu untuk individual subpopulasi
strain baru. ),( txJ , perhatikan bentuk penyelesaian
=),( txJ )0,(2 xJπ
))(( 4224 tfnmhqdbExp −−−−++− ),( RC Ω∈
atau
)0),,(( txJπ = ),,( txJ
misalkan ),( txJ bergerak terbatas pada selang waktu 21 ttt ≤≤ di lokasi 1 maka dapat
dinyatakan bahwa ),( txJ bergerak pada interval waktu 210 ttt +≤≤ dan diperoleh
=+ ),( 21 ttxJ
))((224224 tfnmhqdbExp −−−−++−
π))(( 14224 tfnmhqdbExp −−−−++− ),0,(xJ
misalkan )( 21 tt + merupakan batas akhir masa infeksi maka terjadi penurunan pada
subpopulasi super strain atau fungsi ))(( 24224 tfnmhqdbExp −−−−++− monoton
turun sehingga
=+ ),( 21 ttxJ ))(( 24224 tfnmhqdbExp −−−−++− ),( 1txJ < ),( 1txJ
atau
=+ ),( 21 ttxJ ))(( 24224 tfnmhqdbExp −−−−++− ),( 1txJ = )),),,((( 1 sttxJππ
).),,(( 1 sttxJ +π = ).),),,((( 1 sttxJππ
Misalkan ),( txJ bergerak pada selang waktu s pada interval ttst ≤≤≤≤ 210 atau dapat
dinyatakan bahwa ),( txJ bergerak pada interval ttt ≤+≤ 210 sehingga untuk 21 ttt +=
diperoleh
=+ ),( 21 ttxJ
))((224224 tfnmhqdbExp −−−−++−
π))(( 14224 tfnmhqdbExp −−−−++− )0,(xJ
atau
=+ ),( 21 ttxJ ))(( 24224 tfnmhqdbExp −−−−++− ),,( 1txJ
misalkan ),( txJ pada saat 21 ttt += berada sebelum akhir masa infeksi maka
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
168
=+ ),( 21 ttxJ ))(( 24224 tfnmhqdbExp −−−−++− >),( 1txJ ),( 1txJ
atau
=+ ),( 21 ttxJ ))(( 24224 tfnmhqdbExp −−−−++− =),( 1txJ )),),,((( 21 tttxJππ
=+ )),,((( 21 tttxJππ ).),),,((( 21 tttxJππ
Dengan demikian konstruksi model tahapan ketiga well-posed.
Berdasarkan analisa tentang eksistensi dan ketunggalan global serta sistem dinamis pada
masing-masing konstruksi model maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa konstruksi
model sistem koalisi antara virus influenza H5N1 dan H1N1-p dikatakan well-posed jika
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Konstante Lipschitz )(1 tk ≈ maksa + maksp + maksp )( 1 untuk konstruksi model tahapan
pertama, )(2 tk ≈ +maksa makshp )( 2+ + maksp )( 1 + maksw )2( 1 untuk konstruksi model
tahapan kedua dan )(3 tk ≈ +maksa maksAhpA )( 2+ + maksp )( 1 + maksw )2( 1 +
mmaks Efk 112 )( + + .)( 4224 maksfnmh +++ untuk konstruksi model tahapan ketiga
dengan 0→d dan b rate kelahiran yang diasumsikan sebagai bagian dari
populasi susceptible.
2. Aliran kontinu dari individual subpopulasi pada himpunan fungsi kontinu
},,{),( 123Umm SESRC =Ω dan aliran kontinu dari individual populasi pada himpunan
fungsi kontinu }.,,,,{),( 3321
2inf
111
1211 JIIIIRC mcomU=Ω dengan indeks 1,2,3
menyatakan tahapan konstruksi model dari rangkaian proses koalisi.
Pada analisa tersebut diatas telah ditunjukkan bahwa konstruksi model matematika koalisi
tahapan ketiga adalah well-posed, rangkaian analisa kualitatif terhadap konstruksi model
berikutnya adalah analisa densitas populasi.
Pada analisa berikut ini akan dibahas eksistensi penyelesaian positif dari model.
5.4 .2. Analisa terhadap densitas populasi
Densitas populasi pada konstruksi model matematika koalisi tahapan tiga lebih
berkembang dibandingkan pada konstruksi model tahapan kedua, transmisi virus influenza
H5N1 dan H1N1-p melalui kontak dan interaksi individual sedangkan transmisi virus
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
169
super-strain terjadi melalui kontak individual dan lebih dominan dibandingkan virus
lainnya.
Analisa densitas populasi pada konstruksi model tahapan ketiga lebih menekankan
pada invasi virus super-strain melalui kontak individual dari manusia ke manusia terhadap
seluruh subpopulasi, misalkan total populasi pada konstruksi model tahapan ketiga di lokasi
1 adalah
)()()()()()()( inf21111111 tJtItItItEtStN commmmm +++++=
atau
,)),(),(),(),(),(),(()( inf211111
1
11 dxtxJtxItxItxItxEtxStN commmmm +++++Ω
= ∫
Perubahan total populasi dari konstruksi model berbentuk
+∂
∂+
∂
∂+
Ω ∂
∂= ∫ t
txIt
txEt
txSdt
tdN mmm ),(),(),(()( 1111
1
1 5.80
dxt
txJt
txIt
txI com )),(),(),( inf21
∂
∂+
∂
∂+
∂
∂
atau
+∂
∂+
∂
∂+
∂
∂+
Ω ∂
∂= ∫ 2
212
211
2
211
2
1
21
2 ),(),(),(),({()(
xtxI
Dx
txID
xtxE
Dx
txSD
dttdN m
Im
Im
Em
S
++++−∂
∂+
∂
∂),(),(),(),(()),(),(
21111112
2
2inf
2
txItxItxEtxSdx
txJDx
txID mmmmJ
coI
+−−−−−++ )),(),(),(),(),(),(()),(),( inf2111111inf txJtxItxItxItxEtxSbtxJtxI commmmco
∫ ∫Ω Ω
−+−−+
2 1
111111 ,))()),(),(()()),(),(( dxdxxyKtxEtxSdyyxKtxEtxS mmmm 5.81
misalkan individual subpopulasi bergerak pada ],0[1 L=Ω dan =dt
tdN )( k untuk +∈Rk
maka untuk kondisi batas Newmann
,0),(
01 =∂
∂=x
m
xtxS
,0),(
011 =∂
∂=x
m
xtxE
,0),(
011 =∂
∂=x
m
xtxI
,0),(
021 =∂
∂=x
m
xtxI
,0),(
0inf =∂
∂=
−x
co
xtxI
0),(0 =
∂
∂=xx
txJ
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
170
diperoleh
++++++−Ω∫ )),(),(),(),(),(),((( inf2111111
1
txJtxItxItxItxEtxSd commmm
+−−−−− )),(),(),(),(),(),(( inf2111111 txJtxItxItxItxEtxSb commmm
∫ ∫Ω Ω
>−+−−+
2 1
111111 0))()),(),(()()),(),(( dxdxxyKtxEtxSdyyxKtxEtxS mmmm
untuk
++++++− )),(),(),(),(),(),(( inf2111111 txJtxItxItxItxEtxSd commmm 5.82
+−−−−− )),(),(),(),(),(),(( inf2111111 txJtxItxItxItxEtxSb commmm
.0)()),(),(()()),(),((2 1
111111∫ ∫Ω Ω
>−+−−+ dxxyKtxEtxSdyyxKtxEtxS mmmm
Misalkan 0),(1 =∞→
txStLim m akan berlaku
++++++− )),(),(),(),(),()(( inf211111 txJtxItxItxItxEbd commm
∫ ∫Ω Ω
>−−−
2 1
1111 0)(),()(),( dxxyKtxEdyyxKtxE mm untuk dbxK +>)( dengan
diffusi global ,0)(),()(),(2 1
1111∫ ∫Ω Ω
>−−− dxxyKtxEdyyxKtxE mm
demikian pula untuk
0),(),(),(),( inf2111 =∞→
=∞→
=∞→
=∞→
txJtLimtxItLimtxItLimtxItLim comm
maka akan berlaku
++−− ),()(),()( 111 txEdbtxSdb mm
.0)()),(),(()()),(),((2 1
111111∫ ∫Ω Ω
>−+−−+ dxxyKtxEtxSdyyxKtxEtxS mmmm
untuk dbxKdb +>> )(, dengan diffusi global
.0)()),(),(()()),(),((2 1
111111∫ ∫Ω Ω
>−+−−+ dxxyKtxEtxSdyyxKtxEtxS mmmm
Dengan demikian konstruksi model tahapan ketiga mempunyai penyelesaian positif dan
berlaku
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
171
0),(1 =∞→
txStLim m
atau
,0),(),( 2111 =∞→
=∞→
txItLimtxItLim mm .0),(),(inf =∞→
=∞→
txJtLimtxItLim co
Berdasarkan pada hasil analisa terhadap densitas populasi tersebut diatas maka dapat
disusun Teorema sebagai berikut
Teorema 5.5
Jika =∞→
=∞→
),(),( 2111 txItLimtxItLim mm 0),(inf =∞→
txItLim co maka subpopulasi super-strain
),( txJ monoton naik.
Bukti.
Misalkan X ruang metric dengan metric d dan himpunan dari densitas subpopulasi
yang bergerak pada lokasi 1
=Ω ),(1 RC { ),,(11 txI m ),,(21 txmI ),,(inf txIco ),,( txJ ),(21 txI U } X⊂
dan himpunan dari densitas subpopulasi yang bergerak pada lokasi 1 dan lokasi 2
=Ω ),(2 RC )},(),,(),,({ 211111 txStxEtxS Umm ,X⊂
model tahapan ketiga dikonstruksi oleh transmisi penyebaran 3 virus yang terdiri dari virus
influenza H5N1,H1N1-p dan virus super strain dengan asumsi bahwa virus super strain
lebih dominan dibandingkan dengan virus lainnya.
Pada Teorema 5.3 menunjukkan bahwa 0),(1 =∞→
txStLim m mengakibatkan terjadinya
),(inf txIco− monoton naik, pada pembahasan berikut akan ditunjukkan bahwa
0),(1 =∞→
txStLim m akan mempengaruhi perubahan densitas subpopulasi yang lain.
Misalkan ],0[1 L=Ω dan =dt
tdN )( k untuk +∈Rk sehingga perubahan yang terjadi pada
total populasi adalah
=dt
tdN )(++++++−
Ω∫ )),(),(),(),(),(),((( inf2111111
1
txJtxItxItxItxEtxSd commmm
+−−−−− )),(),(),(),(),(),(( inf2111111 txJtxItxItxItxEtxSb commmm
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
172
∫ ∫Ω Ω
>−+−−+
2 1
111111 0))()),(),(()()),(),(( dxdxxyKtxEtxSdyyxKtxEtxS mmmm untuk
++++++− )),(),(),(),(),(),(( inf2111111 txJtxItxItxItxEtxSd commmm
+−−−−− )),(),(),(),(),(),(( inf2111111 txJtxItxItxItxEtxSb commmm
,0)()),(),(()()),(),((2 1
111111∫ ∫Ω Ω
>−+−−+ dxxyKtxEtxSdyyxKtxEtxS mmmm
misalkan 0),(1 =∞→
txStLim m akan diperoleh
++++++− )),(),(),(),(),()(( inf211111 txJtxItxItxItxEbd commm
∫ ∫Ω Ω
>−−−
2 1
1111 0)(),()()),( dxxyKtxEdyyxKtxE mm
dan akan terpenuhi untuk dbxKdb +>> )(, dengan diffusi global
∫ ∫Ω Ω
−−−
2 1
1111 )(),()(),( dxxyKtxEdyyxKtxE mm .0>
Untuk 0),( =∞→
txJtLim akan diperoleh
+++++− )),(),(),(),(),(( inf2111111 txItxItxItxEtxSd commmm
+−−−− )),(),(),(),(),(( inf2111111 txItxItxItxEtxSb commmm
∫ ∫Ω Ω
>−+−−+
2 1
111111 0)()),(),(()()),(),(( dxxyKtxEtxSdyyxKtxEtxS mmmm
atau
+++++−− )),(),(),(),()(),((( inf2111111 txItxItxItxEdbtxSdb commmm
∫ ∫Ω Ω
>−+−−+
2 1
111111 0)()),(),(()()),(),(( dxxyKtxEtxSdyyxKtxEtxS mmmm
dan akan terpenuhi untuk dbxKdb +>> )(, dengan diffusi global
∫ ∫Ω Ω
−+−−+
2 1
111111 )()),(),(()()),(),(( dxxyKtxEtxSdyyxKtxEtxS mmmm .0>
Dengan demikian penyelesaian positif dari konstruksi model tahapan ketiga berlaku
01 =∞→ mStLim atau .0),( =
∞→txJtLim
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
173
Berikutnya akan ditunjukkan bahwa =∞→
=∞→
),(),( 2111 txItLimtxItLim mm 0),(inf =∞→
txItLim co
berpengaruh terhadap perubahan densitas subpopulasi yang lain,
perhatikan
++++++− )),(),(),(),(),(),(( inf2111111 txJtxItxItxItxEtxSd commmm
+−−−−− )),(),(),(),(),(),(( inf2111111 txJtxItxItxItxEtxSb commmm
,0)()),(),(()()),(),((2 1
111111∫ ∫Ω Ω
>−+−−+ dxxyKtxEtxSdyyxKtxEtxS mmmm
untuk =∞→
=∞→
),(),( 2111 txItLimtxItLim mm 0),(inf =∞→
txItLim co diperoleh
++−− ),(),()(),()( 111 txJtxEdbtxSdb mm
∫ ∫Ω Ω
>−+−−+
2 1
111111 0)()),(),(()()),(),(( dxxyKtxEtxSdyyxKtxEtxS mmmm
dan akan terpenuhi untuk dbxKdb +>> )(, dengan diffusi global
∫ ∫Ω Ω
−+−−+
2 1
111111 )()),(),(()()),(),(( dxxyKtxEtxSdyyxKtxEtxS mmmm ,0>
untuk 0),( =∞→
txJtLim akan diperoleh
+++++−− )),(),(),(),()(),()( inf2111111 txItxItxItxEdbtxSdb commmm
.0)()),(),(()()),(),((2 1
111111∫ ∫Ω Ω
>−+−−+ dxxyKtxEtxSdyyxKtxEtxS mmmm
Dengan demikian penyelesaian positif dari konstruksi model tahapan ketiga berlaku
=∞→
=∞→
),(),( 2111 txItLimtxItLim mm 0),(inf =∞→
txItLim co atau .0),( =∞→
txJtLim
Berikutnya akan ditunjukkan bahwa =∞→
=∞→
),(),( 2111 txItLimtxItLim mm 0),(inf =∞→
txItLim co
dan 01 =∞→ mStLim berpengaruh terhadap perubahan densitas subpopulasi yang lain,
perhatikan
++++++− )),(),(),(),(),(),(( inf2111111 txJtxItxItxItxEtxSd commmm
+−−−−− )),(),(),(),(),(),(( inf2111111 txJtxItxItxItxEtxSb commmm
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
174
,0)()),(),(()()),(),((2 1
111111∫ ∫Ω Ω
>−+−−+ dxxyKtxEtxSdyyxKtxEtxS mmmm
untuk =∞→
=∞→
),(),( 2111 txItLimtxItLim mm 0),(inf =∞→
txItLim co dan 01 =∞→ mStLim diperoleh
+++− )),(),()(( 11 txJtxEdb m
∫ ∫Ω Ω
>−−−
2 1
1111 0)(),()(),( dxxyKtxEdyyxKtxE mm dan akan terpenuhi untuk ,db >
dbxK +>)( dengan diffusi global
∫ ∫Ω Ω
−+−−+
2 1
111111 )()),(),(()()),(),(( dxxyKtxEtxSdyyxKtxEtxS mmmm ,0>
untuk .0),( =∞→
txJtLim diperoleh
+++++−− )),(),(),(),()(),()( inf2111111 txItxItxItxEdbtxSdb commmm
.0)()),(),(()()),(),((2 1
111111∫ ∫Ω Ω
>−+−−+ dxxyKtxEtxSdyyxKtxEtxS mmmm dan akan
terpenuhi untuk dbxKdb +>> )(, dengan diffusi global
∫ ∫Ω Ω
−+−−+
2 1
111111 )()),(),(()()),(),(( dxxyKtxEtxSdyyxKtxEtxS mmmm .0>
Dengan demikian penyelesaian positif dari konstruksi model tahapan ketiga berlaku
=∞→
=∞→
),(),( 2111 txItLimtxItLim mm 0),(inf =∞→
txItLim co dan 01 =∞→ mStLim
atau
.0),( =∞→
txJtLim
Jika diamati pada 01 =∞→ mStLim mengakibatkan terjadinya peningkatan invasi virus
influenza H5N1 dan H1N1-p atau virus super strain, misalkan terjadi peningkatan pada
invasi virus superstrain maka pada titik kesetimbangan endemik terdapat bilangan
reproduksi dasar .10 >JR
Perhatikan penyelesaian konstruksi model untuk subpopulasi terinfeksi virus super-strain
π2),( =txJ )))((( 4224 tqdbfnmhExp ++++++−−
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
175
dengan bilangan reproduksi dasar
qdbDfnmhR
JJ +++
+++= 4224
0
atau dapat dinyatakan ,0
4224J
J
DR
fnmhqdb −+++
=++ 5.83
Konstruksi model tahapan ketiga mempunyai penyelesaian positif dengan 10 >JR
sehingga 0→JD dan untuk menunjukkan bahwa ),(1 txJ monoton naik perhatikan
qdbfnmh ++++++− )( 4224
dengan subtitusi persamaan 5.83 diperoleh
++++− )( 4224 fnmh JJ
DR
fnmh−
+++
0
4224 dan untuk 0→JD diperoleh
.0)( 4224 <++++++− qdbfnmh
atau fungsi )))((( 4224 tqdbfnmhExp ++++++−− monoton naik.
Jadi densitas subpopulasi super-strain ),( txJ monoton naik.
Dengan demikian transmisi penyebaran dari ketiga virus tersebut saling berpengaruh satu
dengan yang lain, hal tersebut telah ditunjukkan bahwa
1. jika 01 =∞→ mStLim maka densitas dari virus super strain monoton naik meskipun
belum maksimum, demikian pula untuk =∞→
=∞→
),(),( 2111 txItLimtxItLim mm 0
0),(inf =∞→
txItLim co
2. jika =∞→
=∞→
),(),( 2111 txItLimtxItLim mm 0),(inf =∞→
txItLim co dan 01 =∞→ mStLim maka
virus super strain monoton naik maksimum.
Berdasarkan analisa terhadap densitas populasi diperoleh aturan biner terhadap penyebaran
virus influenza H1N1-p dan H5N1 untuk ,∞→t hasil dari analisa tersebut digunakan
untuk melakukan analisa persistensi terhadap virus influneza yang akan dibahas berikut ini
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
176
5.4.3. Analisa Persistensi terhadap virus influenza
Analisa persistensi yang dilakukan pada konstruksi model matematika tahapan
ketiga adalah mengamati pengaruh penyebaran virus influenza H5N1 dengan subtitusi asam
amino terhadap perubahan sistem dan co-infeksi yang terjadi persisten terhadap perubahan
sistem, pada pembahasan berikut akan ditunjukkan hubungan antara substitusi asam amino
dengan bilangan reproduksi dasar dari virus influenza H1N1-p dan H5N1.
Perhatikan bilangan reproduksi dasar untuk penyebaran virus influenza H1N1-p dan H5N1
berbentuk
=01R 22
)()(
nbdDafk
Ej +++
+ → =++ vbd01
2 )(R
afk + - EIjD
artinya pertumbuhan populasi susceptible atau disebut growth demografi dan dapat
dipandang sebagai recruitment susceptible.
. 02R = ubdD
hpAI
j +++
+
2
2 )(→ =++ ubd
02
2 )(R
Ahp + - ,2I
jD
jika rate recovery, mortalitas dan fertilitas sama untuk setiap individual terinfeksi maka
dapat diperoleh
01
2 )(R
afk + - EIjD =
02
2 )(R
Ahp + - IjD2
dan untuk koefisien diffusi lokal dari individual subpopulasi terinfeksi H1N1-p dan H5N1
sama maka diperoleh
01
2 )(R
afk + = 02
2 )(R
Ahp +
atau dapat dinyatakan
01
2 )(R
afk + = 2
02
2 ))(
(R
Ahp +→ 2A =
22
2
01
202
)()()(
hpfk
RR
+
+ a → 2A = .)
)((
)(
2
02
2
01
2
Rhp
Rafk
+
+
Oleh karena koefisien diffusi lokal untuk individual terinfeksi H1N1-p dan H5N1 sama
maka subtitusi asam amino yang dilakukan terhadap virus influenza H5N1 merupakan rasio
perbandingan diantara reproduksi dasar virus H5N1 dengan H1N1-p dikalikan dengan rasio
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
177
perbandingan rate transmisi virus H1N1-p dengan H5N1 karena kontak dan interaksi
dikalikan dengan rate perubahan individual dari ekspose menjadi individual yang mampu
mentransmisi virus H1N1-p, dengan demikian dapat diperoleh beberapa hal yang berkaitan
dengan subtitusi asam amino antara lain:
1. diasumsikan bahwa virus H5N1 mempunyai photogenitas tinggi dan H1N1-p
mampu berdaptasi pada manusia sehingga )( 2hp + > )( 2fk + dan diperoleh
subtitusi asam amino yang berbeda-beda.
2. )( 2fk + adalah rate transmisi dari virus H1N1-p dengan individual yang terinfeksi
berada pada subpopulasi ekspose dan untuk asam amino konstan diperoleh 01
02
RR dan
)()(
2
2
hpfk
+
+ konstan artinya bilangan reproduksi dasar 02R berada pada kondisi yang
sama dengan 01R , demikian pula rate transmisi dari virus H5N1 sama dengan rate
transmisi dari H1N1-p atau kedua virus berada pada kondisi yang sama.
Berdasarkan pada analisa tersebut menunjukan bahwa perbedaan dalam melakukan
substitusi asam amino sangat mempengaruhi keberhasilan terjadinya co-infeksi akan tetapi
perbedaan tersebut dapat menunjukan perbedaan diatara rasio rate transmisi dari kedua
virus, untuk mengetahui bahwa penyebaran dari kedua virus influenza saling persisten
dapat ditunjukkan pada Teorema berikut ini
Teorema 5. 6.
1. Jika bilangan reproduksi dasar virus influenza H5N1 pada unggas 10 >UR dan
bilangan reproduksi dasar virus influenza H5N1 pada 102 >R maka virus influenza
H5N1 strongly uniformly persistence.
2. Jika bilangan reproduksi dasar virus influensa H1N1-p 101 >R dan bilangan
reproduksi dasar virus influenza H5N1 102 <R maka virus influenza H1N1-p
strongly uniformly persistence.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
178
Bukti.
Pembuktian ( 1 ), penyelesaian dari kosntruksi model matematika tahapan ketiga
5.70 berbentuk =),(1 txS m
π2 )))()(2(( 321311 tqwqqobdfAhmfrExp −−−−−−++++++− µ )0,(1 xS m +
π2 )))()((( 321311 qwqqobdfAhmfrExp −−−−−−+++++− )0,(xSm
=),(21 txI U π2 ))(( tpbdExp −+− )0,(21 xI U
dan
=),(21 txI m π2 )))(2(( 212 tAhpmwudbExp +−++++− ),0,(21 xI m
transmisi virus influenza H5N1 terhadap individual susceptible dapat dinyatakan dengan
metric
=)),(),,(( 211 txItxSd Um dxtxItxS mm∫Ω
− ),(),( 211
dengan =− ),(),( 211 txItxS mm
π2 )))()(2(( 321311 tqwqqobdfAhmfrxpE −−−−−−++++++− µ )0,(1 xS m +
π2 )))()((( 321311 qwqqobdfAhmfrExp −−−−−−+++++− )0,(xSm -
)))(2(( 212 tAhpmwudbExp +−++++− )0,(21 xI m
sehingga untuk ),(),( 211 txItxS mm ≥ dapat diperoleh
=)),(),,(( 211 txItxSd Um
π2 )))()(2(({ 321311 tqwqqobdfAhmfrExp −−−−−−++++++− µ )0(1mS +
π2 )))()((( 321311 qwqqobdfAhmfrExp −−−−−−+++++− )0(mS -
)))(2(( 212 tAhpmwudbExp +−++++− )},0(21mI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
179
oleh karena 10 >UR maka terdapat peningkatan subpopulasi terinfeksi H5N1 dan berlaku
0),(1 =∞→
txStLim m untuk penyelesaian positif konstruksi model tahapan ketiga sehingga
diperoleh fungsi )))(2(( 212 tAhpmwudbExp +−++++− monoton naik dan fungsi
)))()(2(( 321311 tqwqqobdfAhmfrExp −−−−−−++++++− µ
dan
)))()(( 321311 tqwqqobdfAhmfrExp −−−−−−+++++− monoton turun untuk
∞→t atau dapat dinyatakan dengan
0),(1 =∞→
txStLim m dan ,),(),( 2121 maksmm txItxItLim =∞→
dengan demikian transmisi virus influenza H5N1 yang terjadi karena kontak dan interaksi
pada daerah persekitaran dengan jarak minimum dinyatakan dengan
=∞→
))),(),,((( 211 txItxSdInftLim Um )0(),( 2121 mmaksm ItxI−
atau
=∞→
))),(),,((( 211 txItxSdInftLim Um )0(211 mIN−
dengan 1N sebagai nilai maksimum dari )))(2(( 212 tAhpmwudbExp +−++++− untuk
.∞→t
Dengan cara yang sama dapat pula diperoleh
=∞→
))),(),,((( 211 txItxSdInftLim Um )0(211 mIN untuk ).,(),( 211 txItxS mm <
Dengan demikian untuk sebarang densitas subpopulasi .,(21 txI U dan ),(1 txS m dengan
102 >R dan 10 >UR terdapat konstante 10 N=ε sedemikian hingga
=∞→
))),(),,((( 211 txItxSdInftLim Um )0(211 mIN > 10 N=ε
atau dapat dikatakan bahwa virus influenza strongly uniformly persistence atau mempunyai
pengaruh terhadap perubahan sistem lokasi 1.
Pada pembuktian ( 2 ), perhatikan penyelesaian berbentuk
=),(11 txI m π2 ))(( 3 tvbdhaExp ++++−− )0,(11 xI m
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
180
=),(21 txI m π2 )))(2(( 212 thpAmwudbExp +−−+++− )0,(21 xI m
=− ),(inf txIco ),0,())2((2inf11 xItcbdnwExp co−++++−−
π transmisi virus influenza H1N1-p melalui kontak silang antara individual subpopulasi
terinfeksi ),(11 txI m dengan ),(21 txI m akan menghasilkan individual subpopulasi terinfeksi
oleh kedua virus dan dapat dinyatakan dengan metric
≤)),(),,(( 2111 txItxId mm dxtxItxIdxtxItxI mcocom ),(),(),(),( 21infinf11 −+− ∫∫Ω
−
Ω
−
atau
≤)),(),,(( 2111 txItxId mm )),(),,(( inf11 txItxId com − + )).,(),,(( 21inf txItxId mco−
Oleh karena virus influenza H5N1 mampu beradaptasi pada manusia setelah dilakukan
subtitusi asam amino maka terdapat maksco txI ),(inf− yang mengakibatkan adanya
))),(),,((( 2111 txItxIdInf mm dan ))),(),,((( inf11 txItxIdInf com − kecuali untuk transmisi
)).,(),,(( 21inf txItxId mco−
Dengan demikian transmisi virus influenza H1N1-p ),(11 txI m ke individual subpopulasi
terinfeksi H5N1 ),(21 txI m dapat dinyatakan dalam metric pada persekitaran minimum
))),(),,((( 2111 txItxIdInf mm = ))),(),,((( inf11 txItxIdInf com −
dengan
=− )),(),,(( inf11 txItxId com π2 ))(( 3 tvbdhaxpE ++++−−∫
Ω
−)0,(11 xI m
,))0,())2(( inf11 dxxItcbdnwExp co−++++−−
untuk ),(),( inf11 txItxI com −≥ dapat diperoleh =− )),(),,(( inf11 txItxId com
π2 ))((( 3 tvbdhaExp ++++−− −)0(11mI )),0())2(( inf11 −++++−− coItcbdnwExp
oleh karena 101 >R maka subpopulasi terinfeksi ),(11 txI m monoton naik atau
makstvbdhaExp ))(( 3 ++++−− untuk ∞→t dan untuk ))),(),,((( inf11 txItxIdInf com − akan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
181
terdapat subpopulasi ),(inf txIco= monoton naik atau makstcbdnwExp ))2(( 11 ++++−− untuk
.∞→t
Dengan demikian dapat diperoleh
=∞→
))),(),,((( 2111 txItxIdInftLim mm N −)0(11mI M )0(inf−coI
dengan makstvbdhaExp ))(( 3 ++++−− = N dan makstcbdnwExp ))2(( 11 ++++−− = ,M
dengan cara yang sama dapat diperoleh untuk ),(),( inf11 txItxI com −< yaitu
=∞→
))),(),,((( 2111 txItxIdInftLim mm M −− )0(infcoI N )0(11mI
sehingga untuk sebarang ),(11 txI m dan ),(21 txI m akan terdapat )(0 MN −=ε sedemikian
rupa sehingga
>−=∞→ − )0()0())),(),,((( inf112111 commm MINItxItxIdInftLim )(0 MN −=ε
dan transmisi virus influenza H1N1-p dari ),(11 txI m terhadap subpopulasi terinfeksi
),(21 txI m berpengaruh sangat besar terhadap subpopulasi yang terinfeksi oleh kedua virus
influenza tersebut atau juga disebut strongly uniformly persistenc.
Berdasarkan Teorema 5.6 menunjukkan bahwa virus influenza H1N1-p dan H5N1 yang
berada pada ),(inf txIco− saling berpengaruh sangat kuat dan hal tersebut mengindikasikan
adanya co-infeksi untuk ,∞→t dengan demikian peluang terjadinya koalisi sangat besar.
Pada pembahasan berikut akan dilakukan analisa terhadap penyebaran virus super strain.
5. 5. ANALISA PENYEBARAN VIRUS SUPER-STRAIN
Analisa terhadap virus super - strain dilakukan berdasarkan pada konstruksi model
koalisi tahapan ketiga, oleh karena itu well-posed dari konstruksi model penyebaran super
strain merupakan bagian dari konstruksi model tahapan ketiga yang telah dibahas pada
subsubbab 5.4.1, sedangkan analisa persistensi terhadap penyebaran virus super-strain
untuk mengetahui pengaruh transmisi virus super-strain terhadap individual subpopulasi
terinfeksi H1N1-p, H5N1 dan co-infeksi sangat diperlukan untuk mengetahui adanya
traveling wave maupun gelombang penyebaran.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
182
5. 5.1. Analisa persistensi terhadap virus super -strain
Perubahan yang terjadi pada konstruksi model matematika tahapan ketiga adalah
munculnya subpopulasi baru yaitu subpopulasi terinfeksi oleh virus super-strain ,J
subpopulasi ini terbentuk oleh evolusi genetika setelah kedua virus tersebut mampu
beradaptasi pada ).,(inf txIco− Persistensi penyebaran virus super-strain terhadap
penyebaran multi strain multi infeksi pada konstruksi model matematika tahap ketiga
ditunjukkan pada teorema berikut ini
Teorema 5. 7.
Jika bilangan reproduksi dasar dari penyebaran virus superstrain 10 >JR pada konstruksi
model matematika koalisi tahapan ketiga 5.69 maka
1. Virus super-strain strongly uniformly persistence terhadap penyebaran virus
influenza H5N1 untuk .102 <R
2. Virus super-strain strongly uniformly persistence terhadap penyebaran virus
influenza H1N1-p untuk .101 >R
3. Virus super-strain strongly uniformly persistence terhadap penyebaran virus
influenza H1N1-p dan H5N1 untuk .101 >R
Bukti.
Pembuktian (1), seperti pada penyelesaian positif dari konstruksi model tahapan
ketiga 5.70. untuk subpopulasi ),( txJ dan ),(21 txI m adalah
=),( txJπ2 ))(( 4224 tqbdfnmhExp +++−−−− )0,(xJ
dan
=),(21 txI m π2 }))(2({ 212 tAhpmwudbExp +−++++− ),0,(21 xI m
transmisi virus super-strain melalui kontak individual terhadap individual populasi
terinfeksi ),(21 txI m dinyatakan dengan metric
)),(),,(( 21 txItxJd m = dxtxItxJ m∫Ω
− ),(),( 21
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
183
atau
)),(),,(( 21 txItxJd m = π2 ))(( 4224 tqbdfnmhxpE +++−−−−∫
Ω
−)0,(xJ
)))(2(( 212 tAhpmwudbExp +−++++− dxxI m )0,(21
dan untuk ),(),( 21 txItxJ m≥ diperoleh )),(),,(( 21 txItxJd m =
π2 ))((( 4224 tqbdfnmhExp +++−−−− −)0(J
)))(2(( 212 tAhpmwudbExp +−++++− )),0(21mI
oleh karena 10 >JR dan berdasarkan Teorema 5.5 maka penyelesaian positif dari
konstruksi model koalisi tahapan ketiga berlaku 0),(21 =∞→
txItLim m dan subpopulasi super-
strain ),( txJ monoton naik sehingga transmisi virus super strain melalui kontak pada
individual subpopulasi terinfeksi ),(21 txI m berada didaerah persekitaran dengan jarak
minimum atau dapat dinyatakan
))),(),,((( 21 txItxJdInf m = π2 )))(2((( 212 tAhpmwudbExp +−++++− −)0(21mI
))(( 4224 tqbdfnmhExp +++−−−− )),0(J
subpopulasi ),( txJ monoton naik dan ),(21 txI m monoton turun untuk ∞→t sehingga
diperoleh
))),(),,((( 21 txItxJdInftLim m∞→
= π2 )0(JN dengan N nilai maksimum dari fungsi
))(( 4224 tqbdfnmhExp +++−−−− untuk .∞→t
Dengan cara sama untuk ),(),( 21 txItxJ m< diperoleh )),(),,(( 21 txItxJd m =
π2 ))((( 4224 tqbdfnmhExp +++−−−− −)0(J
)))(2(( 212 tAhpmwudbExp +−++++− ))0(21mI
atau
))),(),,((( 21 txItxJdInftLim m∞→=
π2
− ),0(1NJ
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
184
dengan demikian untuk sebarang ),( txJ dan ),(21 txI m terdapat =0ε π2 sedemikian rupa
sehingga
))),(),,((( 21 txItxJdInftLim m∞→=
π2 )0(JN => 0ε π
2
atau dapat dikatakan bahwa penyebaran virus super strain mempunyai pengaruh yang
sangat besar terhadap subpopulasi terinfeksi H5N1 atau strongly uniformly persistence
terhadap ).,(21 txI m
Pembuktian (2), seperti pada penyelesaian positif dari konstruksi model matematika
koalisi tahapan ketiga 5.70 untuk ),,(11 txI m ),,(21 txI m ),(inf txIco− dan ),( txJ adalah
=),(11 txI m π2 ))(( 3 tvbdhaExp ++++−− )0,(11 xI m
=− ),(inf txIco )0,())2((2inf11 xItcbdnwExp co−++++−−
π
=),(21 txI m π2 )))(2(( 212 tAhpmwudbExp +−++++− )0,(21 xI m
dan
=),( txJπ2 ))(( 4224 tqbdfnmhExp +++−−−− ),0,(xJ
transmisi virus super-strain melalui kontak individual terhadap individual populasi
terinfeksi ),(11 txI m dinyatakan dengan metric
)),(),,(( 11 txJtxId m = .),(),(11 dxtxJtxI m∫Ω
−
Transmisi virus super strain melalui kontak terhadap individual populasi terinfeksi
),(11 txI m menunjukkan adanya transmisi multistrain diantara virus influenza H1N1-p,H5N1
dan virus super strain, oleh karena itu dikonstruksi peluang terjadinya kontak individual
pada ketiga virus tersebut yaitu
1. Transmisi virus influenza H1N1-p melalui kontak antara ),(11 txI m dengan
),(21 txI m sehingga diperoleh ),,(inf txIco−
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
185
2. Transmisi virus super strain melalui kontak antara ),( txJ dengan ),(21 txI m oleh
karena virus super strain lebih dominan maka akan diperoleh individual populasi
terinfeksi super strain ).,( txJ
Berdasarkan pada kontak individual dari ketiga virus diperoleh metric
≤)),(),,(( 2111 txItxId mm dxtxJtxI m∫Ω
− ),(),(11 + dxtxItxJ m∫Ω
− ),(),( 21
atau
)),(),,(( 2111 txItxId mm - ≤)),(),,(( 21 txItxJd m ≤)),(),,(( 11 txJtxId m
+)),(),,(( 2111 txItxId mm )),(),,(( 21 txItxJd m
=))),(),,((( 11 txJtxIdInf m )),(),,(( 2111 txItxId mm - )),,(),,(( 21 txItxJd m
oleh karena ),(21 txI m tidak dapat melakukan transmisi pada individual populasi manusia
dan mampu beradaptasi pada manusia setelah dilakukan subtitusi asam amino maka
),(21 txI m mempunyai ,102 <R berdasarkan pada Teorema 5.6 transmisi virus influenza
H1N1-p ),(11 txI m pada ),(21 txI m pada persekitaran minimum adalah
)),(),,(( 2111 txItxId mm = )),(),,(( inf11 txItxId com −
atau
)),(),,(( 2111 txItxId mm = =− )),(),,(( inf11 txItxId com
π2 ))(( 3 tvbdhaxpE ++++−−∫
Ω
)0,(11 xI m - dxxItcbdnwExp co 0,())2(( inf11 −++++−−
dan untuk ),(),( 2111 txItxI mm ≥ dapat diperoleh
)),(),,(( 2111 txItxId mm =
π2 ))((( 3 tvbdhaExp ++++−− )0(11mI - )).0())2(( inf11 −++++−− coItcbdnwExp
Sedangkan untuk transmisi virus super strain pada ),(21 txI m dapat digunakan pembuktian
1 yaitu
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
186
)),(),,((( 21 txItxJd m =
π2 ))((( 4224 tqbdfnmhExp +++−−−− −)0(J
)))(2(( 212 tAhpmwudbExp +−++++− )),0(21mI
dengan demikian transmisi virus super-strain melalui kontak individual terhadap individual
subpopulasi terinfeksi ),(11 txI m pada persekitaran minimum adalah
=))),(),,((( 11 txJtxIdInf m )),(),,(( 2111 txItxId mm - )),(),,(( 21 txItxJd m
atau
=))),(),,((( 11 txJtxIdInf m
π2 ))((( 3 tvbdhaExp ++++−− −)0(11mI −++++−− − ))0())2(( inf11 coItcbdnwExp
))(( 4224 tqbdfnmhExp +++−−−− +)0(J
)))(2(( 212 tAhpmwudbExp +−++++− )),0(21mI
oleh karena 10 >JR dan 102 <R maka penyelesaian positif dari konstruksi model berlaku
0),(21 =∞→
txItLim m atau subpopulasi super strain ),( txJ monoton naik dan subpopulasi
),(21 txI m monoton turun untuk ∞→t , sedangkan transmisi virus influenza H1N1-p pada
),(21 txI m akan menghasilkan ),(inf txIco− bila .101 >R
Dengan demikian untuk ∞→t transmisi virus super-strain melalui kontak individual
terhadap individual populasi terinfeksi ),(11 txI m pada persekitaran minimum adalah
=∞→
))),(),,((( 11 txJtxIdInftLim m π2
−)0(( 111 mIN −− ))0(inf2 coIN ))0(3JN
dengan =1N ,))(( 3 makstvbdhaExp ++++−− =2N makstcbdnwExp ))2(( 11 ++++−−
dan =3N .))(( 4224 makstqbdfnmhExp +++−−−−
Dengan cara yang sama untuk ),(),( 2111 txItxI mm < dan ),(),( 21 txItxJ m< dapat diperoleh
=∞→
))),(),,((( 11 txJtxIdInftLim m π2
−)0(( 113 mIN −− ))0(inf2 coIN ))0(1JN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
187
dengan =1N ,))(( 3 makstvbdhaExp ++++−− =2N makstcbdnwExp ))2(( 11 ++++−−
dan =3N ,))(( 4224 makstqbdfnmhExp +++−−−−
dengan demikian untuk sebarang ),( txJ dan ),(11 txI m terdapat =0ε π2 sedemikian rupa
sehingga
=∞→
))),(),,((( 11 txJtxIdInftLim m π2
−)0(111 mIN −− ))0(inf2 coIN )0(3JN => 0ε π2
atau dapat dikatakan bahwa invasi virus super strain ),( txJ mempunyai pengaruh yang
sangat beasar terhadap subpopulasi terinfeksi ),(11 txI m atau strongly uniformly persistence.
Pembuktian (3), seperti pada penyelesaian positif dari konstruksi model matematika
tahapan ketiga 5.70 untuk ),,(11 txI m ),,(21 txI m ),(1 txS m dan ),( txJ adalah
=),(1 txS m
π2 )))()(2(( 321311 tqwqqobdfAhmfrExp −−−−−−++++++− µ )0,(1 xS m +
π2 )))()((( 321311 qwqqobdfAhmfrExp −−−−−−+++++− )0,(xSm
=),(11 txI m ))((23 tvbdhaExp ++++−−
π)0,(11 xI m
=),(21 txI m π2 )))(2(( 212 tAhpmwudbExp +−++++− )0,(21 xI m
=),( txJπ2 ))(( 4224 tfnmhqdbExp −−−−++− ),0,(xJ
transmisi virus super-strain melalui kontak individual terhadap individual populasi
terinfeksi ),(11 txI m dan ),(21 txI m dinyatakan dengan metric
)),(),,(( 11 txItxJd m = dxtxItxJ m∫Ω
− ),(),( 11
)),(),,(( 21 txItxJd m = dxtxItxJ m∫Ω
− ),(),( 21
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
188
atau
)),(),,(( 11 txItxJd m + )),(),,(( 21 txItxJd m =
dxtxItxJ m∫Ω
− ),(),( 11 + .),(),( 21 dxtxItxJ m∫Ω
−
Transmisi virus super strain melalui kontak terhadap individual populasi terinfeksi
),(11 txI m dengan 101 >R dan ),(21 txI m menunjukkan adanya transmisi multistrain diantara
virus influnza H1N1-p,H5N1 dan virus super strain, oleh karena itu dikonstruksi peluang
terjadinya kontak individual pada ketiga virus tersebut yaitu
1. Transmisi virus influenza H1N1 melalui kontak dan interaksi antara ),(11 txI m
dengan ).,(1 txS m
2. Transmisi virus super strain melalui kontak antara ),( txJ dengan
),,(21 txI m ),(11 txI m dan ),,(1 txS m oleh karena virus super strain lebih dominan
dibandingkan dengan virus lainnya maka akan diperoleh individual populasi
terinfeksi super strain ),( txJ
3. Transmisi virus influenza H5N1 melalui kontak dan interaksi antara ),(21 txI m
dengan ).,(1 txS m
Perhatikan transmisi virus super strain melalui kontak dan interaksi antara ),( txJ dengan
),(1 txS m dinyatakan dalam metric
)),(),,(( 1 txStxJd m = dxtxStxJ m∫Ω
− ),(),( 1
atau
≤)),(),,(( 1 txStxJd m dxtxItxJ m∫Ω
− ),(),( 11 + dxtxStxI mm∫Ω
− ),(),( 111
≤)),(),,(( 1 txStxJd m )),(),,(( 11 txItxJd m + )),(),,(( 111 txStxId mm
atau
)),(),,(( 1 txStxJd m - ≤)),(),,(( 111 txStxId mm ≤)),(),,(( 11 txItxJd m
+)),(),,(( 1 txStxJd m )),(),,(( 111 txStxId mm
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
189
menunjukkan penyebaran dari 2 virus yaitu H1N1-p dan super strain, sedangkan
penyebaran virus H5N1 dan super strain adalah
)),(),,(( 1 txStxJd m - ≤)),(),,(( 121 txStxId mm ≤)),(),,(( 21 txItxJd m
+)),(),,(( 1 txStxJd m )),(),,(( 121 txStxId mm
dan untuk penyebaran virus influenza H5N1 unggas pada manusia dimulai adanya kontak
dan interaksi antara ),(21 txI U dengan ),(1 txS m sehingga konstruksi transmisi dapat
dinyatakan
)),(),,(( 211 txItxSd Um - ≤)),(),,(( 2121 txItxId Um )),,(),,(( 211 txItxSd mm
oleh karena subpopulasi ),(21 txI m diisolasi maka dapat diperoleh
)),(),,(( 211 txItxSd Um = )).,(),,(( 211 txItxSd mm
Dengan demikian transmisi virus super strain melalui kontak dan interaksi antara
),( txJ dengan ),,(21 txI m ),(11 txI m pada persekitaran minimum adalah
))),(),,((( 11 txItxJdInf m = )),(),,(( 1 txStxJd m - )),(),,(( 111 txStxId mm
dan
))),(),,((( 21 txItxJdInf m = )),(),,(( 1 txStxJd m - )),(),,(( 121 txStxId mm
atau
))),(),,((( 11 txItxJdInf m + ))),(),,((( 21 txItxJdInf m =
)),(),,((2 1 txStxJd m - )),(),,(( 111 txStxId mm - )),(),,(( 121 txStxId mm
dengan
)),(),,((2 1 txStxJd m =
π22 ))(( 4224 tfnmhqdbxpE −−−−++−∫
Ω
−)0,(xJ
)))()(2(( 321311 tqwqqobdfAhmfrExp −−−−−−++++++− µ −)0,(1 xS m
π2 )))()((( 321311 qwqqobdfAhmfrExp −−−−−−+++++− dxxSm )0,(
dan untuk ),(),( 1 txStxJ m≥ diperoleh
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
190
)),(),,((2 1 txStxJd m =
π22 ))((( 4224 tfnmhqdbExp −−−−++− −)0(J
)))()(2(( 321311 tqwqqobdfAhmfrExp −−−−−−++++++− µ −)0(1mS
π2 )))()((( 321311 qwqqobdfAhmfrExp −−−−−−+++++− )).0(mS
)),(),,(( 111 txStxId mm =
π2 ))(( 3 tvbdhaxpE ++++−−∫
Ω
−)0,(11 xI m
)))()(2(( 321311 tqwqqobdfAhmfrExp −−−−−−++++++− µ −)0,(1 xS m
π2 )))()((( 321311 qwqqobdfAhmfrExp −−−−−−+++++− dxxSm )0,(
dan untuk ),(),( 111 txStxI mm ≥ diperoleh
)),(),,(( 111 txStxId mm =
π2 ))((( 3 tvbdhaExp ++++−− −)0(11mI
)))()(2(( 321311 tqwqqobdfAhmfrExp −−−−−−++++++− µ )).0(1mS
π2 )))()((( 321311 qwqqobdfAhmfrExp −−−−−−+++++− )).0(mS
)),(),,(( 121 txStxId mm =
π2 )))(2(( 212 tAhpmwudbxpE +−++++−∫
Ω
−)0,(21 xI m
)))()(2(( 321311 tqwqqobdfAhmfrExp −−−−−−++++++− µ −)0,(1 xS m
π2 )))()((( 321311 qwqqobdfAhmfrExp −−−−−−+++++− dxxSm )0,(
dan untuk ),(),( 121 txStxI mm ≥ diperoleh
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
191
)),(),,(( 121 txStxId mm =
π2 )))(2((( 212 tAhpmwudbExp +−++++− −)0(21mI
)))()(2(( 321311 tqwqqobdfAhmfrExp −−−−−−++++++− µ −)0(1mS
π2 )))()((( 321311 qwqqobdfAhmfrExp −−−−−−+++++− )),0(mS
oleh karena 10 >jR maka penyelesaian positif dari konstruksi model berlaku
0),(1 =∞→
txStLim m atau subpopulasi ),( txJ monoton naik untuk ∞→t dan untuk
,101 >R 102 >R diperoleh subpopulasi ),,(21 txI m ),(11 txI m monoton naik sehingga
))),(),,((( 11 txItxJdInftLim m∞→+ ))),(),,((( 21 txItxJdInftLim m∞→
=
)),(),,((2 1 txStxJdtLim m∞→- )),(),,(( 111 txStxIdtLim mm∞→
- )),(),,(( 121 txStxIdtLim mm∞→
atau
))),(),,((( 11 txItxJdInftLim m∞→+ =
∞→))),(),,((( 21 txItxJdInftLim m
π2
+)0(2( 1JN +)0(112 mIN ))0(213 mIN dengan 21, NN dan 3N nilai maksimum dari
fungsi ),)(( 4224 tfnmhqdbExp −−−−++− ))(( 3 tvbdhaExp ++++−− dan
)))(2(( 212 tAhpmwudbExp +−++++− untuk .∞→t
Untuk ),,(),( 1 txStxJ m< ),(),( 111 txStxI mm < dan ),(),( 121 txStxI mm < diperoleh
))),(),,((( 11 txItxJdInftLim m∞→+ ))),(),,((( 21 txItxJdInftLim m∞→
=
)),(),,((2 1 txStxJdtLim m∞→- )),(),,(( 111 txStxIdtLim mm∞→
- )),(),,(( 121 txStxIdtLim mm∞→
atau
))),(),,((( 11 txItxJdInftLim m∞→+ =
∞→))),(),,((( 21 txItxJdInftLim m
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
192
π2 )0(2( 1JN− )0(112 mIN− ))0(213 mIN− dengan 21, NN dan 3N nilai maksimum dari
fungsi ),)(( 4224 tfnmhqdbExp −−−−++− ))(( 3 tvbdhaExp ++++−− dan
)))(2(( 212 tAhpmwudbExp +−++++− untuk .,∞→t
dengan demikian untuk sebarang subpopulasi ),,(21 txI m ),(11 txI m dan ),( txJ terdapat
=0ε π2 sedemikian rupa sehingga
))),(),,((( 11 txItxJdInftLim m∞→+ =
∞→))),(),,((( 21 txItxJdInftLim m
π2
+)0(2 1 JN +)0(112 mIN >)0(213 mIN =0ε π2
dengan 21, NN dan 3N nilai maksimum dari fungsi
),)(( 4224 tfnmhqdbExp −−−−++− ))(( 3 tvbdhaExp ++++−− dan
)))(2(( 212 tAhpmwudbExp +−++++− untuk ∞→t dan dapat dinyatakan bahwa invasi
virus super strain sangat berpengaruh terhadap penyebaran virus influenza H1N1-p
maupun H5N1 atau virus super strain strongly uniformly persistence terhadap penyebaran
H1N1-p maupun H5N1.
Berdasarkan analisa persistensi terhadap penyebaran virus super strain dapat diperoleh
bahwa virus super strain persisten terhadap penyebaran virus influenza H1N1-p dan H5N1,
hal tersebut merupakan indikator terhadap peluang terjadinya outbreak dari penyebaran
virus super strain yang berakibat terjadinya peluang adanya gelombang penyebaran.
Pada pembahasan berikut akan ditunjukkan gelombang penyebaran virus super strain
melalui model traveling wave.
4.5.2. Analisa model traveling wave dari penyebaran virus super-strain
Model traveling wave dari penyebaran virus super-strain dibangun dengan
melakukan substitusi ctxu += terhadap konstruksi model matematika koalisi tahapan
ketiga dengan c sebagai kecepatan penyebaran virus, oleh karena terdapat banyak
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
193
parameter pada konstruksi model matematika tahapan ketiga maka dilakukan subtitusi
terhadap konstruski model menjadi bentuk konstruksi model tanpa dimensi.
Perhatikan model untuk subpopulasi super-strain berbentuk
qJbJdJJfJnJmJhxJD
tJ J −−−++++
∂
∂=
∂
∂42242
2
1
misalkan ∗= WLJ 2 , 21
LtDs
S
= , xyL = maka bentuk model subpopulasi super-strain tanpa
dimensi adalah
∗∗∗∗∗∗∗
++−++++∂
∂=
∂
∂ WLqbdLfWLnWLmWLhyWD
sWD JJ 22
42
22
22
42
2
11 )(
atau
∗∗∗∗∗∗∗
−++++∂
∂=
∂
∂ WeWdWcWbWayW
sW
111112
2
dengan
,1
24
1 JDLha = ,
1
22
1 JDLmb = ,
1
22
1 JDLnc = ,
1
24
1 JDLfd = JD
Lqdbe1
2
1)( ++
= = .1
21
JDLN
Khusus untuk 0→d total populasi susceptible JD
Lqdbe1
2
1)( ++
= = JD
Lqb
1
2)( + yang
berasal dari subpopulasi terinfeksi super-strain dengan rate mortalitas yang dinyatakan
oleh kekebalan alamiah dan rate recovery q tetap sehingga
=∗We1 .)(
1
2
eWD
LqbJ =
+ ∗
Jadi model subpopulasi super-strain tanpa dimensi dapat dinyatakan sebagai berikut
eWdcbayW
sW
−++++∂
∂=
∂
∂ ∗∗∗
)( 11112
2
dengan subtitusi Csyz += diperoleh model traveling wave berbentuk:
eWdcbayz
dzWd
sz
dzdW
−++++∂
∂=
∂
∂ ∗∗∗
)()( 11112
2
2
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
194
eWdcbadzWd
dzdWC −++++= ∗
∗∗
)( 11112
2
Rdz
dW=
∗
dan eWdcbaCRdzdR
++++−= ∗)( 1111 5.84
dengan kondisi batas
)0,0(),( =∗
−∞→RWLim
Z dan =∗
∞→),( RWLim
Z)0,(
1111 dcbae
+++
dengan ∗W dan R sebagai titik kesetimbangan endemik dan bebas virus.
Model traveling wave dapat dinyatakan dalam bentuk model sistem linear
=⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡ ∗
RW
dzd +
∗
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡+⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡
+++−1
0)(
10
1111 eRW
Cdcba
dengan persamaan karakteristik
→=−+++−
−0
)(1
1111 λ
λ
Cdcba0)( 1111
2 =++++− dcbaCλλ
atau
=12λ 2)(4 1111
2 dcbaCC +++−± 5.85
dengan nilai dari akar karakteristik 12λ bergantung pada )(4 11112 dcbaCD +++−= yaitu
1. Jika 0)(4 11112 >+++− dcbaC didapatkan 12λ mempunyai 2 nilai real positif untuk
)(2 11111 dcbaC +++> atau .)(2 11111 dcbaC +++−<
2. Jika 0)(4 11112 =+++− dcbaC didapatkan 12λ mempunyai nilai real positif tunggal
untuk .)(2 11111 dcbaC +++±=
3. Jika 0)(4 11112 <+++− dcbaC didapatkan 12λ mempunyai nilai komplek sekawan
untuk .)(2)(2 11111111 dcbaCdcba +++<<+++−
Berdasarkan nilai karekateristik tersebut dapat diketahui bahwa sistem tidak stabil pada
titik kesetimbangan endemik sehingga kecepatan penyebaran 0>C bergantung pada nilai
diskriminan D seperti pada gambar berikut ini
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
195
Oleh karena 0>C maka terdapat 2 interval penyebaran yaitu
1. 0<D atau ,0)(4 11112 <+++− dcbaC untuk aD −= maka )(4 1111 dcba +++− =
)(4 11112 dcbaC +++− atau 0=C berarti virus super strain berada di titik
kesetimbangan bebas penyakit. Misalkan δ+−= aD untuk bilangan positif sebarang
maka akan terdapat ε+= 0C untuk bilangan positif sebarang ε sedemikian rupa
sehingga =→ +
DC
Limε
=→ −
DC
Limε
,)( δε +−= aD dengan demikian terdapat perubahan
kecepatan penyebaran dan untuk bilangan positif kecil sebarang ε maka dapat
diperoleh kecepatan penyebaran minimum .0 ε+=C Perhatikan untuk titik ,aC = jika
didekati dari arah kiri dan kanan atau 0)( ==→
=→ +−
aDDaC
LimDaC
Lim sehingga
diperoleh interval diskriminan untuk kecepatan penyebaran bila 0<D yaitu
0)( ≤≤<− DDa ε atau ,aCa ≤≤<− ε dengan demikian terdapat .min CC <
2. 0>D atau ,0)(4 11112 >+++− dcbaC perhatikan gambar 5.11
)(4 11112 dcbaCD +++−= monoton naik untuk ),0[ ∞ yang tidak mungkin terjadi,
oleh karena kecepatan penyebaran ekivalen dengan rate transmisi maka penyelesaian
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5-20
-15
-10
-5
0
5
10
C-kecepatan penyebaran
D-disk
rimina
n
D<0
D>0 D>0
11112 dcbaa +++=
• a− • a
Gambar 5.11. Relasi nilai karakteristik dengan kecepatan penyebaran.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
196
positif dari konstruksi model berlaku 0),(1 =∞→
txJtLim atau ),(1 txS m monoton naik
sehingga maksDDCLim =
∞→ atau .maksCCzLim =
∞→
Dengan demikian pada model traveling wave terdapat kecepatan penyebaran dalam interval
.min maksCaCCa ≤≤≤=<− ε 5.86
Berdasarkan analisa tersebut diatas dapat disusun Teorema berikut ini
Teorema 5. 8.
Jika 0)(4 422422
1 <+++− fnmhLCDJ dengan C sebagai kecepatan penyebaran virus
super-strain maka pada titik kesetimbangan endemik virus super-strain melakukan invasi
dengan panjang gelombang penyebaran
.)12(
4LCn
Ln+− π
π< ω < ,
44
ππ
nLCLn
+
dan jumlah gelombang penyebaran adalah
ππ
4)12( LCn +−
< λ <π
π4
4 LCn +
Bukti.
Berdasarkan pada interval kecepatan penyebaran 5.86 terdapat minC sedemikian
hingga pada model traveling wave penyebaran virus superstrain 5.84 terdapat kecepatan
penyebaran C pada titik kesetimbangan endemik dan kecepatan penyebaran C untuk
∞→s , nilai karakteristik model traveling wave adalah
=12λ 2)(4 1111
2 dcbaCC +++−±
sehingga untuk )(4 11112 dcbaC +++− 0< atau 0)(4 4224
221 <+++− fnmhLCDJ
diperoleh nilai eigen komplek sekawan
=12λ 2)(4 2
142242 CDfnmhLiC J−+++±
sehingga pada titik kesetimbangan endemik
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
197
=∞→
12λZLim =
−+++±∞→ 2
)(4 214224
2 CDfnmhLiCLim
J
Z
2)(4 2
142242 CDfnmhLiC J−+++±
untuk ,0)(4 214224
2 >−+++ CDfnmhL J dengan demikian PUPD dari model traveling
wave adalah
=∗ )(zW )2
( zCExp )2
)(4cos({
214224
2
1 zCDfnmhL
KJ−+++
+
)2
)(4sin({
214224
2
2 zCDfnmhL
KJ−+++
dan dilakukan subtitusi
)2
)(4cos(
214224
2
zCDfnmhL J−+++
=
2
)2
)(4()
2)(4
(2
1422422
142242
zCDfnmhLi
ExpzCDfnmhLi
ExpJJ −+++−
+−+++
dan
=−+++
)2
)(4sin(
214224
2
zCDfnmhL J
i
zCDfnmhLi
ExpzCDfnmhLi
ExpJJ
2
)2
)(4()
2)(4
(2
1422422
142242 −+++−
−−+++
pada PUPD dapat diperoleh
=∗ )(zW )2
( zCExp2
{ 1K ( +−+++ ))(42
( 214224
2 CDfnmhLizExp J
+−+++− ))(42
( 214224
2 CDfnmhLizExp J
iK2
2 ( −−+++ ))(42
( 214224
2 CDfnmhLizExp J
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
198
)}.)(42
( 214224
2 CDfnmhLizExp J−+++−
Pada titik kesetimbangan endemik )0,(1111
1
dcbae
+++diperoleh
=∞→
∗ )(zWzLim∞→zLim )
2( zCExp
2{ 1K ( +−+++ ))(4
2( 2
142242 CDfnmhLizExp J
+−+++− ))(42
( 214224
2 CDfnmhLizExp J
iK2
2 ( −−+++ ))(42
( 214224
2 CDfnmhLizExp J
)})(42
( 214224
2 CDfnmhLizExp J−+++−
atau
=∞→
∗ )(zWzLim∞→zLim ))(4
22( 2
142242 CDfnmhLizCzExp J−++++
2{ 1K + )
22
iK
4224 fnmhqdb+++
++ = M )22
( 21 iKK− dan diperoleh =1K
)()(2
4224 fnmhMqdb
+++
++ dan 02 =K
dengan M sebagai nilai maksimum dari fungsi
))(422
( 214224
2 CDfnmhLizCzExp J−++++ untuk ∞→z sehingga PUPD adalah
=∗ )(zW)(
)2
()(2
4224 fnmhM
zCExpqdb
+++
++)
2)(4
cos(2
142242
zCDfnmhL J−+++
untuk )(4 11112 dcbaC +++− 0< atau .0)(4 4224
221 <+++− fnmhLCDJ
Traveling wave maksimum makszW )(∗ bila →makszCExp )2
( ∞dan
1)2
)(4cos(
214224
2
=−+++
maks
J
zCDfnmhL
sehingga diperoleh
makszW )(∗ = )(
)(2
4224
1
fnmhMMqdb+++
++ dengan 1M nilai maksimum dari makszCExp )2
( untuk
,∞→z
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
199
perhatikan
1)2
)(4cos(
214224
2
=−+++
maks
J
zCDfnmhL
saat makszW )(∗
sehingga diperoleh LnCDfnmhL J π2
2)(4 2
142242
=−+++
, ...2,1,0=n untuk
0)(4 422422
1 <+++− fnmhLCDJ dan +2C
=−+++
2)(4 2
142242 CDfnmhLi J
λ yang
juga disebut sebagai banyaknya gelombang penyebaran virus superstrain.
Didefinisikan jumlah gelombang berbentuk2
2 CLn
+=π
λ atau L
LCn2
4 +=
πλ dengan
panjang gelombang yang dapat dinyatakan sebagai λπ
ωn2
= atau .4
4π
πω
nLCLn
+=
Traveling wave minimum min)(zW ∗ bila 0)2
( min =zCExp dan
0)2
)(4cos( min
214224
2
=−+++
zCDfnmhL J
sehingga diperoleh min)(zW ∗ = ,0
Dilakukan pengamatan terhadap ))(( zWInf ∗ sehingga traveling wave yang terjadi adalah
))(( zWInf ∗ > )(
)2
()(
4224
min
fnmhM
zCExpqdb
+++
++)
2)(4
cos(2
142242
zCDfnmhL J−+++
diperoleh
0)2
)(4cos(
214224
2
=−+++
zCDfnmhL J
atau
L
n2
)12( π− = 2
)(4 236666 Cdcba −+++
untuk 0)(4 422422
1 <+++− fnmhLCDJ
yang dapat dinyatakan dalam bentuk
2)(4
2
236666 CdcbaiC −+++
+ = 22
)12( CL
n+
− π
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
200
sehingga jumlah gelombang penyebaran virus superstrain =λL
LCn2)12( +− π dengan
panjang gelombang .)12(
4LCn
Ln+−
=ππ
ω
Dengan demikian banyaknya gelombang penyebaran virus superstrain dari model traveling
wave 5.81 adalah
ππ
4)12( LCn +−
< λ <π
π4
4 LCn +
dengan panjang gelombang .)12(
4LCn
Ln+− π
π< ω < .
44
ππ
nLCLn
+
Traveling wave sebagai fungsi waktu dan lokasi pada Teorema 5.8 dinyatakan dalam
bentuk =∗ )(zW)(
)(2
4224 fnmhMqdb
+++
++ )2
( zCExp )2
)(4cos(
214224
2
zCDfnmhL J−+++
dengan ,22
)(4 214224
2
LnCDfnmhL J π
=−+++
L sebagai periode gelombang ditetapkan
2=L dan ,1=n sedangkan untuk parameter rate kelahiran dan kematian dirujuk dari data
WHO,2013 yang berlaku di Indonesia yaitu ,0063,0=b 0018,0=d sedangkan parameter
lainnya ditentukan berdasarkan pada 142240 >
+++
+++=
qdbDfnmhR
JJ sehingga
,4224 qdbDfnmh J +++>+++ oleh karena virus super strain lebih dominan
dibandingkan dengan virus influenza H1N1-p dan H5N1 maka rate transmisi virus super
strain terhadap subpopulasi lainnya diasumsikan sama sehingga diperoleh
,4 4 qdbDh J +++> dengan demikian dapat ditentukan data sebarang tentang rate
transmisi virus super strain ,4h rate recovery q dan koeffisien diffusi lokal .jD
Dengan ditetapkan kecepatan penyebaran virus super strain )(2 4224
2
fnmhDLC
J
+++=
maka traveling wave dapat dinyatakan seperti pada gambar berikut ini
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
201
Pada gambar 5.12, untuk 0=z diperoleh 1)0( =∗W mempunyai makna yang berbeda
dengan kondisi awal dari konstruksi model matematika koalisi sedangkan pada bidang
traveling wave )0()0( ∗∗ = maksWW bila ditinjau pada gelombang penyebaran sebelumnya,
setiap gelombang penyebaran dengan periode L mempunyai )(min zW ∗ dan )(zWmaks∗
sehingga untuk ∞→t gelombang penyebaran dengan periode L mempunyai )(min zW ∗ dan
)(zWmaks∗ semakin besar.
0 1 2 3 4 5 6 7 8-6
-4
-2
0
2
4
6
8x 10
-4
z-peubah lokasi
w-tra
velin
g wav
e
Traveling Wave Virus Super strain
L
C
Gambar 5.12. Traveling Wave virus superstrain
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
202
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat dibuat berdasarkan dari hasil penelitian disertasi pada
adalah:
1. Konstruksi model matematika koalisi pada setiap tahapan proses koalisi berbentuk
sistem persamaan reaksi-diffusi atau sistem persamaan differensial parsial- integral.
Untuk 0=t setiap subpopulasi dikonstruski ada kecuali subpopulasi super-strain,
sedangkan kondisi batas Lx = untuk subpopulasi individual terinfeksi minimum
kecuali subpopulasi susceptible dan ekspose.
2. Konstruksi model matematika koalisi pada setiap tahapan dalam proses koalisi
adalah well-posed. Penyelesaian positif yang berkaitan dengan penyebaran virus
influenza H5N1 dan H1N1 pandemik pada tahapan pertama menunjukkan bahwa
pada kondisi sistem tidak stabil virus influenza H5N1 unggas monoton naik yang
diikuti oleh virus influenza H5N1 manusia. Pada tahapan kedua, virus influenza
H1N1-p monoton naik dan virus influenza H5N1 manusia monoton turun dan
didapatkan kedua virus mempunyai pengaruh yang sangat lemah terhadap
perubahan sistem, hal tersebut menunjukkan bahwa individual co-infeksi muncul
dalam waktu yang terbatas.Pada tahapan ketiga, virus influenza H1N1-p monoton
naik dan virus influenza H5N1 manusia monoton turun dan didapatkan virus
influenza H1N1-p mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap sistem, hal
tersebut menunjukkan bahwa pengaruh susbtitusi asam amino menyebabkan virus
H5N1 mampu beradaptasi pada individual co-infeksi. Virus super-strain sebagai
hasil koalisi sangat dominan terhadap kedua virus dan menyebar melalui manusia
ke manusia.
3. Model traveling wave untuk penyebaran virus super-strain pada titik kesetimbangan
endemik diperoleh kecepatan penyebaran minimum
.22 4224min
4224maks
J
CfnmhLCCD
fnmhL ≤+++
≤≤=<+++
− ε
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
203
dan ..2 4224
JDfnmhLC +++
=
6.2 SARAN.
Saran yang disampaikan pada disertasi ini berkaitan dengan pengembangan
penelitian lebih lanjut adalah
1. Diffusi global pada disertasi ini dikonstruksi sebagai recruitmen terhadap transmisi
virus dan dapat dikembangkan sebagai individual populasi susceptible yang
mengalami transmisi virus, misalkan
.)(),(),()(),(),( 11111211 ∫ ∫Ω Ω
−−− dxxyKtxStxIdyyxKtyStxI mmmm αα
2. Bilangan reproduksi dasar pada disertasi ini digunakan pada saat terjadi penyebaran
virus H1N1-p dan H5N1 yang dapat dikembangkan seandainya terjadi outbreak
pada penyebaran virus influenza H5N1.
3. Eksistensi dan ketunggalan dari model traveling wave pada disertasi ini ditunjukkan
melalui titik kesetimbangan bebas penyakit dan titik kesetimbangan endemik untuk
transformasi ,Ctxz += dapat pula dikembangkan eksistensi dan ketunggalan
tersebut dengan menggunakan teori pertubasi singular untuk traveling front dengan
bentuk transformasi .Ctxz +=
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
- - 204
DAFTAR PUSTAKA
Arino, J, Davis, J.R,Hartley,D,Jordan,R, Miller,J.M, and Drissche, P.V.D.2005.
A.multi- species epidemic model with spatial dynamic. Mathematical
Medicine and Biology.22 , p. 129-142.
Al Hajjar, S, Mcintosh,K. 2010. The first influenza pandemic of the 21st Century
. ANN Saudi Med [Internet] [sitasi 23 Jan 2010]; 30 (1) , p. 1-10. Didapat dari
www.saudiannals.net
Allen,L.J.S, Bolker,B.M, Lou, Y and Nevai, A.L. 2010. Asymptotic Profile of the
stedy states for an SIS Epidemic Reaction-Diffusion Model,
Boman, C, Gumel, A.B, Driessche,P.V.D, Wu,J and Zhu,H.2005. A mathematical
model for assessing control strategies against West Nile Virus, Buletin of
Mathematical Biology [Internet] ; 67 , p. 1107-1133. Didapat dari
www.elsevier.com/locate/ybulm.
Blyuss,K.B. 2005.On a model of spatial spread of epidemics with long - distance
travel, Physics Letters A [Internet]; 345 , p. 129-136. Didapat dari
www. scinecedirect.com.
Baalen, M.V. 2002. Contact Network and the Evolution of Virulence.
Cambridge University Press , p.85-103
Coburn,B.J, Wagner,B.G and Blower,S.2009. Modelling influenza epidemics
and pandemics : insights into the future of swine flu ( H1N1 ), BMC
Journal [Internet]; 7 , p.1-8. Didapat dari www. Biomedcentral.com
Coburn, B.J, Cosner, C, Ruan, S. 2011. Emergence and dynamics of influenza
super strains, BMC Journal [Internet]; 11 , p.1-10. Didapat dari .
www. Biomedcentral.com
DeCarlo and Raymond A. 1989. Linear Systems. .Prentice Hall,Inc. Hal 157-172..
Driessche, P.V.D and Watmough,J.2002. Reproduction number and sub –
threshold endemic equilibria for compartementaln models of
diseases transmission, Mathematical Bioscience [Internet]; 180, p. 29-48.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
- - 205
Didapat dari www.elsevier.com/locate/ybulm.
Das, K.D. and Mukherjee D.2009. Persistence Aspects of an Epidemic Model
of Chagas Diseases, Tamsui Oxford Journal of Mathematical Science 25 (3) ,
p.301-311.
Flahault,A, Vergu,E and Boelle,P.Y.2009. Potensial for a Global Dynamic of
Inlfuenza A ( H1N1), BMC Journal [Internet]; 9. Didapat dari .
www. Biomedcentral.com
Freedman, H.I,S. Runn and Tung,M. 1994. Uniform Persistence and Flows Near
a Closed Positively Invariant Set, Journal of Dynamics and Differential
Equation 6 (4 ).
Hectcote H W. 2000. The mathematics of Infectious Diseases, SIAM [Internet]; 42 ,
p.599-653, Didapat dari www. Siam.org/journal/sirev/42-43/3710.html
Hyman,J.M, LaForce,T.2004. Modelling The spread of Influenza Among
Cities, in Computational and Applied Mathematics Program, (Center for
Nonlinea Studies, Los Alamos National Laboratory ), Los Alamos Report, p.
215-240.
Hariyanto. Widodo,B. Nidom,C.A. Budiantara,I.N. 2012. Analisis Eksistensi
Traveling Wave Front pada Model Matematika Reassortment Virus
Influensa H5N1 dan H1N1-p, Penelitian Program Doktor,LPPM-ITS,
Surabaya.
Hariyanto. Widodo,B. Nidom,C.A. Budiantara,I.N. 2012. Mengkonstruksi
Model distribusi kontak pada Transmisi Penyebaran Virus pada 2 lokasi
dengan strain yang berbeda. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan
Pendidikan Matematika –UNY. Yogyakarta
Hariyanto. Widodo,B. Nidom,C.A. Budiantara,I.N. 2012. Analisis eksistensi
traveling wave pada model distribusi terinfeksi dari penyebaran virus pada
2 lokasi dengan strain berbeda. Prosiding Seminar Nasional MIPA –
UNESA.Surabaya.
Hariyanto. Widodo,B. Nidom,C.A. Budiantara,I.N.2013. THE Construction of a
Model of PRE-Coalition betwen H1N1-p and H5N1 Influenza Virus in
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
- - 206
Indonesia. Applied Mathematical Sciences .99, 4899-4907. HIKARI Ltd.
Irawan.B. 2007. Genetika Molekuler. Penerbit Universitas Airlangga
Jones,C.K.R.T.2003.Geometric Singular Perturbation Theory, Devision
of Applied Mathematics Brown University.
Kelling,M.J and Eames,K.T.D.2005. Networks and Epidemic models, J R Soc
Interface , p.1-24.
Liu,D, JingHua,Y, Jun,L.W.2009. GAO.G George, Interspecies transmision and
host restriction of avian H5N1 influenza virus, Sci China Ser C- Live
Sci [Internet]; 52(5), p. 428-438. Didapat dari www. scinecedirect.com.
Li,B, Weinberger,H.F and Lewis, M.A.2005.Spreding speeds as slowes
wave speeds for cooperative systems, Math Bio Science196 , p.82-98.
Lie,C, Hatta,C.M, Nidom,C.A, Muramoto,Y, Watanabe,S, Neumann, G.2009.
Reassortmen between avian H5N1 and human H3N2 influenza virues
creates hybrid virues with substantial virulence, PNAS [Internet]; p. 1-6.
Didapat dari www. Pnas.org/cgi/content/full/0912807107/DCsupplemental
Li,J and Zou, X.2009.Modelling Spatial Spread of Infectious Diseases with
a fixed latent period in a spatially continous domain, Buletin of
Mathematical Biology ,p.1-36.
Lewis,M, Renclawowicz,J, Driessche,P.V.D. 2006, Traveling Waveand Spread
Rate for a West Nile Virus Model, Buletin of Mathematical Biology 68
,p.3-23.
Maia,M. 2011, An Evolutionary Model of Influenza A With Drift And Shift,
Departement of Mathematics University of Florida.
Novozhilov, A.2008. Heterogeneous Susceptibles - Infectives Models
Mechanistic derivation of The Power Law Transmission function, q-
bio.PE.
Parham Paul,P.E, Ferguson,N.M.2006. Space and contact networks:capturing the
locality of disease transmission, J.R Soc Interface[Internet]; 3 , p. 483-493.
Didapat dari Journal.royalsoc.ac.uk
Reluga,T.C, Medlock, J and Galvani,A.P.2011. A Model of Spatial
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
- - 207
Epidemic Spread when Individuals Move Within Overlapping Home
Ranges, Yale University Press.
Ruan,S and Wu,J. 2009. Modeling Spatial Spread of Communicable Diseases
Involving Animal Hosts, Depertement of Mathematics , University of
Miami, Departement of Mathematics and Statistics, York University.
Ruan,S.2006. Spatial Temporal Dynamics in nonlocal Epidemiogical
Models, Miami University Press.
Trampuz. et al.2004. AVIAN INFLUENZA : A New Pandemic Threat ?, Mayo
Clin Proc [Internet]; 79 , p.523-530. Didapat dari www. WHO.int/en/
Thieme,H R. Tridane, A and Khuang, Y. 2007.. An Epidemic model with post-
contact prophylaxis of distributed length I. Thresholds for disease
persistence and axtinction, Jurnal of Biological Dynamics ,p 1-19.
Thieme,H.R. 2000, Uniform persistence and permanence for non – autonomous
semiflows in population biology, Elsevier Science Inc [Internet];166 ,
p. 173- 201. Didapat dari www.elsevier.com/locate/mbs
Wonham,M.J, de-Camino-Beck,T and Lewis,M.A.2004. An epidemiological
model for West Nile virus: invasion analysis and control applications,
Proc.R.Soc.Loud.B. 271 , p. 501-507. .
WHO.2008. Pandemic influenza preparedness and mitigation in refuegee and
displaced populations,WHO guidelines for humanitarian agencies.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
I
LAMPIRAN I. DATA PRIBADI. 1. Nama Lengkap : Drs. Hariyanto.M.Si. 2 Pangkat / Gol / NIP : Pembina / VI.A / 19531404 198203 1 002
3. NIDN : 0014045301 1. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala 2. Perguruan Tinggi : ITS 3. Alamat Kantor : Jurusan Matematika FMIPA-ITS
Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya, 60111 Telp : (031) 5943354 Fax : (031) 5996506 E-mail : Hariyanto_its@ Yahoo. Co . id
4. Alamat Rumah : Perum YKP Blok MAIE / 29 Surabaya Telp. (031) 8710345, HP.081235107705.
II .RIWAYAT PENDIDIKAN S1 S2 S3 Nama Perguruan Tinggi ITS UGM UNAIR Bidang Ilmu Matematika Matematika MIPA Tahun Masuk-Lulus 1972-1979 1995-1999 2008 - sekarang Judul Skripsi/Thesis/Desertasi
Application Matrics for Construction Analysis
Asymtotik untuk Transformasi Densitas Estimator Kernel
Konstruksi Model Matematika Koalisi antaraVirus Influensa H5N1 dengan H1N1-p.
Nama Pembibing/Promotor
Drs.Soehardjo Prof.Dr. Zamzawi Sayuti.M.Sc
Prof.Dr.Basuki Widodo M.Sc Dr.C.A.Nidom,M.Si. Prof.Dr. I.Nyoman Budiantara,M.Si.
III. RIWAYAT KERJA.
1. Dosen tetap Jurusan Matematika FMIPA-ITS, 1982 – sekarang
2. Sekretaris Jurusan Matematika FMIPA-ITS, 1991 – 1993.
3. Sekertaris Program Studi Pasca Sarjana Matematika-ITS , 2003- 2004
4. Anggota Senat-ITS wakil Jurusan Matematika, 2004-2006.
5. Anggota Pusat Rekayasa Teknologi dan Energi Alternatif-LPPM-ITS, 2006-
2007.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO
II
IV. DAFTAR PENELITIAN.
1. Hariyanto. Widodo,B. Nidom,C.A. Budiantara,I.N. 2012. Analisis Eksistensi
Traveling Wave Front pada Model Matematika Reassortment Virus
Influensa H5N1 dan H1N1-p, Penelitian Program Doktor,LPPM-ITS,
Surabaya.
V. DAFTAR PUBLIKASI ILMIAH.
1. Hariyanto. Widodo,B. Nidom,C.A. Budiantara,I.N. 2012. Mengkonstruksi
Model distribusi kontak pada Transmisi Penyebaran Virus pada 2 lokasi
dengan strain yang berbeda. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan
Pendidikan Matematika –UNY. Yogyakarta.
2. Hariyanto. Widodo,B. Nidom,C.A. Budiantara,I.N. 2012. Analisis eksistensi
traveling wave pada model distribusi terinfeksi dari penyebaran virus
pada 2 lokasi dengan strain berbeda. Prosiding Seminar Nasional MIPA –
UNESA.Surabaya.
3. Hariyanto. Widodo,B. Nidom,C.A. Budiantara,I.N.2013. THE Construction of a
Model of PRE-Coalition betwen H1N1-p and H5N1 Influenza Virus in
Indonesia. Applied Mathematical Sciences .99, 4899-4907. HIKARI Ltd.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Disertasi KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA KOALISI
HARIYANTO