45
Modelling LandUse Change Achmad R. Wasil, Ainun P.W. Teknik Geodesi dan Geoma-ka Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Ins-tut Teknologi Bandung INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2012 Pemodelan Geografi Teknik Geodesi dan Geoma-ka Eric F. Lam Enviromental Modelling Helen Briassoulis, Ph.D. Analysis of Land Use Change

Brassoulis2 Land Use Change Modelling

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Land Use

Citation preview

  • Modelling Land-Use Change

    Achmad R. Wasil, Ainun P.W.

    Teknik Geodesi dan Geoma-ka Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian

    Ins-tut Teknologi Bandung

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG - 2012

    Pemodelan Geogra Teknik Geodesi dan Geoma-ka

    Eric F. Lam Enviromental Modelling

    Helen Briassoulis, Ph.D. Analysis of Land Use Change

  • TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Content Pendahuluan Land Use and Land Cover Kompleksitas Penyederhanaan Masalah Simpulan Studi

  • TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Pendahuluan

    Land Use Cover Change

  • Dalam studi mengenai perubahan guna lahan (land), definisi lahan tidak selalu serupa dengan definsi lahan pada umumnya. Definisi dan deskripsi mengenai lahan dapat berbeda-beda tergantung dari tujuan dan konteks pemakaiannya. Lahan adalah delineasi area pada permukaan bumi, termasuk di dalamnya segala atribut (penampakan fisik) biosfer baik di atas maupun di bawah permukaan. (FAO, 1995, 6) Lahan merupakan kumpulan bentangan sumber daya alam di profil tertentu dari mulai atmosfer di atas permukaan hingga beberapa meter di bawah permukaan. Sumber daya yg termasuk yaitu iklim, tanah, vegetasi, fauna, dan air . (Wolman, 1987, 646). Lahan adalah ruang. Keutamaan paing utama adalah ruang dimana di dalamnya termasuk topografi, pertanian, dan kandungan mineral, iklim, dan ketersediaan air bersih. ((Hoover and Giarratani, 1984, 131).

    TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Pendahuluan

  • Penting untuk diketahui, bahwa walaupun pengertian lahan pada umumnya terlihat sama, namun hal yang membedakannya adalah prioritas yang diberikan pada sifat penampakan fisik yang membentuk karakteristik lahan.

    TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Pendahuluan

    Perbedaan pengertian ini lah yang menjadikan perbedaan cara dalam pendekatan pada model guna lahan kemudian.

  • TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Pendahuluan

    Land Use Cover Change

  • Land Cover : Merupakan hamparan biofisik dari sebagian permukaan bumi termasuk di bawahnya. Menjelaskan mengenai penampakan fisik dari permukaan lahan. (physical state of the land surface)

    Seperti biota, tanah, topografi, gunung, hutan, air bawah tanah, dan struktur buatan manusia.

    Land Use : Menjelaskan tentang tujuan dari manusia dalam memakai land cover. Guna lahan menjelaskan cara dan tujuan manusia memakai lahan dan sumber yang terkandung di dalamnya. (denotes the human employment of land)

    Contohnya , peternakan, perhutanan, mineral extraction, dan tempat rekreasi.

    TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Land Use &Cover

  • Pengertian guna lahan tersebut, lebih mengacu pada pengertian pada area luas, teritorial scale. Pada urban scale fokus utama terletak pada aspek lain. Guna lahan pada territorial scale, mengacu pada aktivitas dalam mengeksplorasi sumber daya yang terkandung. Lahan > sumber. Guna lahan > Pemanfaatan sumber Guna lahan pada urban scale, tidak menterjemahkan lahan dari potensi produksi & yang terkandung di dalamnya, tetapi lebih menekankan pada potensi yang terdapat pada permukaannya dimana dapat terjadi berbagai aktivitas di atasnya.

    TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Pendahuluan Land Use &Cover

  • Didapatkan bahwa Land Use dan Land Cover bukan hal serupa, walaupun kedua hal tersebut dapat saling overlap. Perbedaan dapat dilihat:

    TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Land Use &Cover

  • TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Pendahuluan

    Land Use Cover change

  • Land Use dan Land Cover Change Pertama, kita harus mengetahui dulu, apa yang dimaksud berubah (change). Pada konsep dasar, perubahan pada land use & cover, yaitu berubahnya luasan area (membesar/mengecil) pada suatu tutupan dan guna lahan. Penting diketahui, besarnya perubahan ini bergantung juga pada skala spasial yang digunakan.

    Perubahan pada Land Use & Cover, terdiri dari 2 bentuk: 1. Land Cover Conversion 2. Land Cover Modification

    TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Land Use &Cover Change

  • 1. Land Cover Conversion Yaitu perubahan dari satu jenis penutup lahan ke jenis lainnya.

    Cth: forest > agriculture land, agriculture land > built-up land 2. Land Cover Modification Yaitu perubahan pada struktur dan fungsi lahan tanpa merubah jenis tutupan lahan dari satu ke lainnya.

    Cth: lahan agricultural (pertanian) ditanami palawija (perkebunan), ini merubah

    produktivitas dan kadar biomassa.

    TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Land Cover Change

  • 1. Land Use Conversion Yaitu perubahan dari satu jenis guna lahan ke jenis lainnya.

    Cth: natural forest > recreation, cropland> commercial area 2. Land Use Modification Yaitu perubahan intensitas suatu guna lahan beserta karakteristiknya, kemudian beralih secara bertahap kepada guna lahan lainnya.

    Cth: Beralihnya guna lahan permukiman berpenghasilan rendah ke real estate

    berpenghasilan tinggi. Suburban forest digunakan sebagai sarana rekreasi, namun tutupan lahan tidak berubah.

    TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Land Use Change

  • Land Cover Change merupakan hasil dari proses alam (pengaruh iklim, erupsi vulkanik, perubahan muka air laut, dll)

    TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Namun, .. Kebanyakan dari Land Cover Change sekarang dan beberapa tahun lalu dikarenakan campur tangan manusia.

    Land Use &Cover

  • Land Use merubah Land Cover dalam 3 cara:(1) Converting it, mengubah menjadi tutupan lahan lain, (2)

    modifying it, mengubah kondisi tanpa mengkonversi seluruhnya, (3) maintaining it, melindungi melawan perubahan alam

    TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Land Use &Cover

  • TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Land Use Change dan Land Cover Change saling mempengaruhi satu sama lain. LC Change > LU Change Agriculture ke Built-up land (persekolahan). Karena adanya demand akan kawasan sekolah, lahan tani berubah jenis sehingga berubah fungsi pakai. LU Change > LC Change Kawasan Pelabuhan yang pada awalnya digunakan sebagai tempat berlabuh kapal penumpang & barang, seiring waktu berubah menjadi kawasan komersial bahkan kawasan tourist development. Cth: Selat Malaka

    Land Use &Cover

  • TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Asal mula faktor pendorong perubahan guna & tututpan lahan. 1. Faktor Biofisik Faktor biofosik yaitu karakter dan proses alami dari lingkungan, seperti cuaca, variasi iklim, landform, topography, geomorphic processes, vulcanic eruption, plant succession, soil types and proceses, drainage patterns. 2. Faktor Sosio-ekonomi Meliputi demographic, social, economic, political and institutional factors, and processes such as population and population change, industrial structure and change, technology, family, market, rules, values, community organization and norms.

    Land Use &Cover

  • TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Faktor utama berkontribusi dalam proses perubahan 1. Human Driving Forces Merupakan kekuatan utama yang merupakan dasar dari kekuatan sosial yang mengubungkan antara manusia dengan alam dan menyebabkan perubahan lingkungan secara global. 2. Human Mitigation Forces Yaitu kekuatan yang menghambat, mengubah atau melawan human driving forces. 3. Proximate Driving Forces merupakan aktifitas akhir yang merupakan hasil gabungan antara interaksi faktor pendorong manusia dan faktor pencegahnya yang secara langsung menyebabkan transformasi lingkungan, baik melalui penggunaan sumber daya alam

    Land Use &Cover

  • TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Guna lahan dan tutupan lahan dihubungkan melalui proximate causes of change, yang menterjemahkan target manusia dalam guna lahan ke dalam perubahan secara fisik tutupan lahan Perubahan guna lahan yang menyebabkan perubahan tutupan lahan dibentuk oleh human driving yang menentukan arah dan intensitas dari guna lahan (Turner dan Meyer, 1994).

    Land Use &Cover

  • Perubahan ini berdampak penting bagi banyak faktor lainnya seperti:

    TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Biosphere atmosphere interaction Endangered Habitats

    Social Grup Vulnerabality Sustainable Source Water & Sediment Flow

    Soil Condition

    Land Use &Cover

  • TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Kompleksitas

  • Dilihat dari kondisi yang ada, kompleksitas dalam pembuatan model perubahan guna lahan, terdapat dalam :

    TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Kompleksitas

    Driving Forces ..

  • 1. Faktor yang mempengaruhi demand yg akan ditempatkan pada

    daerah tsb. 2. Faktor yang mengontrol intensitas dari pengelolaan melalui teknologi

    3. Faktor yang berhubungan degan akses/ mengontrol penuh sumber daya: politik ekonomi

    4. Faktor yang memberi insentif yg memotivasi setia pribadi pembuat keputusan: struktur politik, sikap, nilai.

    5. Ketergantungan dari penyebab perubahan guna lahan pada aspek historis, geografis dan lainnya.

    TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Kompleksitas Masalah

  • Sebagai contoh, untuk mengestimasi penyebab deforestasi dapat disebabkan oleh kombinasi dari beberapa faktor di atas: pertumbuhan penduduk, land hunger, ketidak seimbangan kondisi sosial, hak properti pihak tertentu, kecurangan pada kebijakan pemerintah, perdagangan iternasional, tekanan ekonomi karena hutang negara, dan korupsi pada perhutanan.

    Studi menyimpulkan bahwa baik populasi maupun kemiskinan bukan

    merupakan penyebab utama perubahan guna lahan di dunia.

    Kesempatan dan kendala bagi guna lahan baru disebabkan karena adanya pasar dan kebijakan yang meningkat seiring pengaruh global.

    TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Kompleksitas Masalah

  • TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Penyederhanaan Masalah

  • Beberapa hal yang perlu disepakati sebelum membahas tentang permodelan land use change adalah : (a) Definisi "model (b) Memilih model land use change yangsesuai (c) Kebutuhan dan penggunaan model untuk analisis land use

    change.

    TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Penyederhanaan Masalah

  • (a) Definisi Model Representasi formal dari beberapa teori tentang suatu hal (Wilson 1974, 4). Model dapat dianggap sebagai abstraksi, perkiraan realitas yang dicapai melalui penyederhanaan hal yang kompleks sehingga dapat dimengerti dan dianalisa. Teori memberikan kerangka umum terhadap pernyataan yang menjelaskan suatu proses sedangkan model adalah representasi yang ideal dan terstruktur dari dunia nyata (Johnston et al. 1994, 385, 622). Desain eksperimental berdasarkan teori(Harris 1966, 258; Romanos 1977, 135).

    TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Penyederhanaan Masalah

  • (b) Memilih model land use change yang sesuai 1. Pemilihihan model land use change tergantung pada teori yag

    digunakan. 2. Pada penerapan model, land (dan land use) sebagai media

    konseptual pada suatu wilayah di permukaan bumi. 3. Land use ditandai dengan : area, tidak mobile, relatif stabil pada

    daerah pemukiman dan membutuhkan biaya yang besar untuk bentuk lahan

    TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Penyederhanaan Masalah

  • 8 Kriteria menentukan klasifikasi model land use change : 1. Deskriptif, jelas, preskriptif, prediksi dan penilaian dampak model 2. Model mikro-ekonomi dan makro-ekonomi, model gravitasi atau

    interaksi spasial 3. Model lokal, regional, interregional, nasional dan global 4. Model geo-referenced dan non-geo-referenced 5. Model urban, pertanian, sektor kehutanan 6. Model deforestasi, urbanisasi 7. Statis, model kuasi-statis (atau, quasi-dinamis) dan dinamis 8. Statistik, pemrograman, simulasi dan model terpadu.

    TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Penyederhanaan Masalah

  • Secara umum, terdapat 4 kategori utama : 1. Model statistik dan ekonomi 2. Model spasial 3. Model optimasi, dan 4. Model integral (menyeluruh) 5. Model lainnya

    TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Penyederhanaan Masalah

  • TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

  • TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

  • TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

  • Untuk menyerderhanakan kondisi perubahan guna lahan, dibuatlah model-model yang dapat mengakomodir sifat-sifat sistem tersebut.

    Empirical statistical Models Stochastic Models Optimization Models Dynamic Simulation Models

    TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Penyederhanaan Masalah

  • Model empirik-statistik bertujuan untuk mengidentifikasi secara eksplisit penyebab perubahan guna lahan menggunakan analisis multivariate dari potensi pengaruh-pengaruh luar yang berkontribusi pada penyebab perubahan. Teknik multi regresi liner digunakan dalam model ini. Didapatkan model regresi tidak bisa digunakan untuk ekstrapolasi yang panjang(wide-range). Model ini hanya bisa menjelaskan pola pada perubahan guna lahan.

    Kesimpulan yang didapat, model regresi merupakan alat utama untuk mengetes keberadaan hubungan antara faktor-faktor penyebab perubahan guna lahan (driving forces) dan perubahan itu sendiri. Model ini tidak tepat untuk prediksi dan bukanlah model spasial

    TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Empirical Statistic Models

  • Stokastik model pada perubahan guna lahan mengandung probabilitas transisi model menggunakan analisis Rantai Markov yang menggambarkan proses yang berjalan sesaat dalam satu bagian dalam satu set kondisi. Manfaat utama dari analisis rantai Markov terdapat pada keserhanan matematis dan operasional. Data yang dibutuhkan hanya informasi guna lahan terkini. Sifat stokastik pada rantai Markov menutupi variabel-variabel rutin. Oleh karena itu, model ini tidak memiliki banyak daya dalam menjelaskan fenomena. Kesimpulan yang didapat, Probabilitas transisi model hanya dapat memprediksi letak perubahan guna lahan yang akan terjadi pada waktu yang dekat, dalam asumsi-asumsi pada proses. Model ini baik digunakan jika tidak ada informasi mengenai driving forces dan mekanisme perubahan guna lahan diketahui.

    TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Stochastic Models

  • Banyak pendekatan semacam ini mengacu pada teori sewa lahan yang diprakasai Thunen (1996). Setiap persil lahan, dimodelkan sedemikian sehingga menghasikan nilai sewa tertinggi. Oleh karena itu, perubahan guna lahan merupakan permasalahan pemilik lahan untuk memilih disewakan menjadi apa guna lahan tersebut. Model mengintegrasikan keberagaman spasial dan luasnya objektif pada pelaku guna lahan untuk mendapatkan profit dan utilitas maksimal Kesimpulan yang didapat, Manusia sebagai pelaku perubahan menjadi aspek penting dalam pemodelan ini. Namun, Model optimasi memiliki beberapa keterbatasan, seperti contoh model optimasi yang agak sewenang-wenang dalam mendefinisikan fungsi objektif dan non-'optimal' pada tingkah laku manusia yang seharusnya terdapat perbedaan nilai, sikap, dan budaya.

    TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Optimization Models

  • Pola perubahan guna lahan dalam ruang dan waktu dihasilkan oleh interaksi antara proses biofisik dan sosio-ekonomi. Dynamic simulation models (berdasar pada proses) telah dikembangkan untuk meniru jalannya proses interaksi tersebut dan mengikuti evolusi yang terjadi. Model simulasi ini menekankan pada interaksi antara semua komponen yang membentuk sebuah sistem. Model tersebut menyingkat dan mengumpulkan kompleksitas ekosistem ke dalam persamaan-persamaan dalam jumlah kecil.

    Kesimpulan yang didapat, Model ini tidak sepenuhnya menjadi sistem prediksi, walaupun proyeksi masa depan yang didapatkan dari kondisi dan kecenderungan lahan saat ini dapat secara praktis dilakukan. Namun, model tersebut lebih sebagai alat main untuk memahami dampak ekologi dari perubahan guna lahan. Model tersebut dapat mengetes berbagai skenario perubahan pada pola guna lahan.

    TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Dynamic Simulation Models

  • Dari setiap model yang dibuat untuk mengakomodir terdapat keterbatasan maupun kelebihan masing-masing. Perlu dikembangkan kembali perpaduan

    jenis model yang memperbesar kesamaan dan mereduksi keterbatasan.

    TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Models

  • TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Simpulan Studi

  • Untuk meningkatkan kualitas model perubahan guna lahan dapat dilakukan dengan :

    Meningkatkan faktor skala dalam model

    Mengikutsertakan proses modifikasi guna lahan Menyertakan aspek keberagaman temporal yang mencakup inovasi teknologi

    TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Simpulan Studi

  • TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Mengatasi Masalah Skala

    Skala yang digunakan dalam pembuatan model sangat mempengaruhi informasi yang didapat. Pada skala yang mencakup daerah luas (broader scale), besarnya kumpulan data menyebabkan beragamnya situasi dan relasi yang ada, dan terkadang memberikan nilai tengah yang tidak berarti. Prediksi pada skala luas menghasilkan informasi yang tidak akurat khususnya untuk estimasi regional dan lokal, karena pada besarnya kumpulan data menyebabkan kunci dari proses utama itu sendiri (perubahan guna lahan) tertutupi (Turner et al., 1995).

    Untuk mengatasi hal tersebut, dibutuhkan pendekatan hierarki baik pada observasi maupun penjelasan proses perubahan guna lahan. Blaike dan Brookfield (1987) menyarankan tingkatan skala dalam pemodelan guna lahan terbagi menjad 4: Local scale, Regional scale, National scale, dan International scale.

    1

  • TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Memodelkan Intensifikasi Lahan

    Seiring dengan persediaan makanan masa depan sebagian besar dari intesifikasi pertanian daripada perluasan pertanian maka banyak model berusaha untuk fokus kepada model konversi guna lahan daripada modifikasi guna lahan. Beberapa model pendekatan menghasilkan hasil yang baik maupun buruk dalam menjawab masalah intensifikasi di beberapa daerah. Namun pada umumnya, dynamic simulation models merupakan model yang lebih baik untuk memprediksi intensitas perubahan guna lahan daripada model empiris, stokastik, atau statis-optimasi model walaupun beberapa model stokastik dan optimasi berguna untuk mejelaskan proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemilik lahan.

    Kemampuan untuk memprediksi intensitas perubahan guna lahan membutuhkan model proses pengambilan keputusan oleh pemilik lahan.

    2

  • TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    Menyertakan temporal

    Banyak pola guna lahan telah dikembangkan dalam konteks jangka panjang, termasuk didalamnya aspek biofosik (iklim, penyakit), aspek ekonomi politik (pasar, fluktuasi harga, kebijakan). Pengambilan keputusan harus mempertimbangkan aspek-aspek multi temporal, yang menghubungkan keputusan jangka pendek (growing season), jangka menengah (kebijakan,harga), acak (perang, intervensi), dan jangka panjang (keberlangsungan sistem sosial dan ekologi).

    Sehingga model guna lahan harus dibuat dengan asumsi multi temporal tidak hanya dengan asumsi sekarang dan kecenderungan linear. Sebagai contoh inovasi teknologi merupakan sumber utama dari keberagaman temporal. Hal ini memberikan peranan penting pada pengelolaan perubahan guna lahan dan menjadi tantangan utama.

    3

  • Terima Kasih

    TEKNIK GEODESI & GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG