Bismillah Analisa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

good

Citation preview

  • 5/24/2018 Bismillah Analisa

    1/18

    BAB III

    ANALISA

    Dari teori yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, diperoleh analisa sebagai berikut

    3.1 Gardu Induk

    Pada analisa gardu induk pembangkit ini kami mengambil data dari gardu induk yang ada di Paiton.

    Gardu Induk itu sendiri merupakan tempat dilakukannya transfer tenaga listrik dari saluran transmisi ke

    beban. Di dalam. Gardu Induk terdapat peralatan untuk melakukan haltersebut, diantaranya adalah

    transformator daya yangberfungsi memindahkan tenaga listrik dari sisi tegangantransmisi ke tegangan

    distribusi yang selanjutnya tenagalistrik ini disalurkan ke konsumen melalui jaringandistribusi. Selain itu

    terdapat Inter-bus Transformer (IBT) yang mentransfer daya dari tegangan ekstra tinggike tegangan

    tinggi (500/150 KV) dan selanjutnyadisalurkan ke Gardu Induk (GI) 150 KV.

    1. Sistem Pada busbar

    Sistem busbar yang dipakai pada Gardu Induk Paiton saat ini menggunakan sistem busbar

    1,5 breaker. Sistem busbar 1,5 breaker mempunyai kerugian antara lain :

    - Sistem busbar 1,5 breaker memerlukan banyak Pemutus

    Tenaga (Circuit Breaker), Pemisah (Disconnecting Switch) dan ruang. Sirkit kontrol dan

    pengamanannya menjadi sangat kompleks.

    Gardu Induk 500 KV Paiton menggunakan transformator daya 500/150/20 KV dengan

    kapasitas 500 MVA.

    Namun untuk "future extention" Gardu Induk 500 KV Paiton didesign untuk mampu

    memikul beban dengan Inter-bus Transformer (IBT) dengan kapasitas 4 X 500 MVA,

    Saat ini terdapat kecenderungan PLN untuk mendesign busbar Gardu Induk (GI) utama

    untuk mampu dilewati arus sebesar 4000 A dengan pertimbangan jumlah trafo yang

    dilayani, jumlah feeder yang masuk atau keluar serta "future extention" dari Gardu Induk

    (GI) tersebut. Untuk memenuhi kemampuan arus sampai dengan 4000 A maka konduktor

    yang digunakan untuk busbar tersebut adalah Aluminium Tube dan ukuran konduktor

    Aluminium Tube dapat dilihat dengan menggunakan tabel pada lampiran. Dengan arus

    busbar di atas 4000 A serta untuk meningkatkan keandalan.

    3.2 Komponen pada gardu induk

    Peralatan utama yang ada pada gardu induk :

    - Pemutus tenaga

    - Pemisah

    - Surge / Lightning Arrester

    - Trafo pengukuran

  • 5/24/2018 Bismillah Analisa

    2/18

    - Busbar

    - Trafo tenaga

    - Panel kontrol

    - Panel pengaman / proteksi

    - Battere

    - Sarana komunikasi

    - Kapasitor

    - Reaktor

    1. Pemutus Tenaga (Circuit Breaker/CB)

    Setiap circuit breaker dirancang sesuai dengan tugas yang akan dipikulnya. Ada bebrapa hal yang perlu

    dipertimbangkan dalam disain pemutus daya, yaitu:

    a) Tegangan efektif tertinggi dan frekuensi daya di mana CB akan dipasang. Nilainya tergantung

    pada jenis pentanahan netral sistem tenaga.

    b) Arus maksimum kontinyu yang akan dialirkan melalui CB. Nilai arus ini tergantung pada arus

    maksimum sumber daya atau arus nominal beban di mana CB tersebut terpasang

    c) Arus hubung singkat maksimum yang akan diputuskan oleh CB

    d) Lama maksimum arus hubung singkaat yang boleh berlangsung. Hal ini berhubungan dengan

    waktu pembukaan kontak.

    e) Kekuatan dielektrik media isolasi

    f) Iklim dan ketinggian lokasi penempatan CB. Untuk instalasi di atas 1000 m, faktor koreksi

    ketinggian harus digunakan, sebagaimana yang terlihat pada gambar 31.

  • 5/24/2018 Bismillah Analisa

    3/18

    Faktor Koreksi Ketinggian

    Nilai maksimum untuk tegangan dan BIL harus dikalikan dengan faktor koreksi ini. Detail

    berkatitan dengan faktor koreksi ini dapat dibaca di ANSI/IEEE C37.04-1979.

    Kemampuan arus pemutus daya dinyatakan dalam tiga besaran, yaitu:

    a) Breaking/interrupting current, yaitu harga efektif arus hubung singkat simetri (tiga fasa)

    tertinggi yang dapat diputuskan CB tanpa menimbulkan kerusakan pada kontak-kontak CB. Arus

    hubung singkat simetri ini bisa diperoleh dari perhitungan atau langsung didapatkan dari PLN.

    b) Making current, yaitu arus puncak tertinggi pada saat CB menutup. Penentuan making current

    dapat dihitung dengan persamaan pendekatan sebagai berikut:

    symscm IkI

    Di mana:

    k= faktor pengali yang besarnya ditentukan sebagai berikut:

    R

    X

    ek

    3

    98.002.1

    c) Arus kontinyu. Arus yang besarnya tergantung dari rating generator, trafo, atau beban

    (tergantung pada lokasi di mana CB dipasang).

    ),(

    .),(

    3gentrafo

    gentrafo

    n

    V

    SI

    Standar-standar bernkenaan dengan CB

    IEEE C37.04

    IEEE C37.06

  • 5/24/2018 Bismillah Analisa

    4/18

    IEEE C37.100.1

    IEEE C37.010

    IEEE C37.011

    IEEE C37.012

    IEEE C37.015

    2. Pemisah (Disconnecting Switch)

    Pemisah adalah suatu alat untuk memisahkan tegangan pada peralatan instalasi tegangan tinggi.

    Ada dua macam fungsi PMS, yaitu :

    Pemisah Tanah (Earth Switch), berfungsi untuk menghilangkan / mentanahkan tegangan

    elektrostatis.

    Pemisah Peralatan (disconnecting switch), berfungsi untuk mengisolasikan peralatan

    listrik dari peralatan lain atau instalasi lain yang bertegangan.

    PMS ini boleh dibuka atau ditutup hanya pada rangkaian yang tidak berbeban.

    Parameter PMS yang harus diperhatikan adalah

    - Kemampuan mengalirkan arus ( Arus Nominal = Ampere )

    Kemampuan mengalirkan arus ditentukan oleh besarnya penampang dua batang kontaktor.

    Dengan demikian permukaan sentuh dari keduanya sangat menentukan. Apabila sebagian

    permukaan kontak terdapat kotoran (berkarat) akan sangat mempengaruhi luasnya penampang

    dan dalam batas tertentu kontaktor akan menjadi panas.

    - Kemampuan tegangan ( Rating Tegangan = KV )

    Tegangan operasi PMS dapat dilihat dari kekuatan isolasinya. Semakin tinggi tegangan akan

    semakin panjang/tinggi isolator penyangga yang dipergunakan.

    - Kemampuan menahan Arus Hubung Singkat, Breaking Capacity (KA : Kilo Ampere)

    Apabila terjadi hubung singkat, dimana arus hubung-singkat berlipat kali arus nominalnya,

    dalam waktu singkat (detik) PMS harus mampu menahan dalam batas yang diijinkan.

    Besaran parameter tersebut dapat dibaca pada name plate yang terpasang pada PMS.

    Disamping itu parameter yang berkaitan dengan mekanik penggerak adalah:

    - Tekanan udara kompresor (bila menggunakan tenaga penggerak pneumatik)

    - Tekanan minyak hydrolik (bila menggunakan tenaga penggerak hydrolik).

  • 5/24/2018 Bismillah Analisa

    5/18

    Klasifikasi PMS berdasar gerakan lengan

    Menurut gerakan lengannya, pemisah dapat dibedakan menjadi

    a. Pemisah Engsel

    Dimana pemisah tersebut gerakannya seperti engsel

    PMS ini biasa dipakai untuk tegangan menengah (20 KV, 6 KV)

    Pemisah Engsel 1 Pole

    Pemisah Engsel 3 Pole

    b. Pemisah Putar

  • 5/24/2018 Bismillah Analisa

    6/18

    Dimana terdapat 2(dua) buah kontak diam dan 2(dua) buah kontak gerak yang

    dapat berputar pada sumbunya.

    Pemisah Putar

    c. Pemisah Siku.

    Pemisah ini tidak mempunyai kontak diam, hanya terdapat (dua) kontak gerak

    yang gerakannya mempunyai sudut 90.

    Pemisah Siku

    d. Pemisah Luncur.

    Dua kontak gerak

    Mekanik penggerak

    Tenaga penggerak

    PMS PMS ini dapat

    dari motor maupun

    pneumatik (tekanan

    udara ) dan dapat

    dioperasikan dari

    panel kontrol.

  • 5/24/2018 Bismillah Analisa

    7/18

    PMS ini gerakan kontaknya keatas-kebawah ( vertikal) atau kesamping (mendatar).

    Banyak dioperasikan pada instalasi 20 KV.

    Pada PMT 20 KV type draw-off setelah posisi Off dan dilepas/dikeluarkan dari

    Cubicle maka pisau kontaktor penghubung dengan Busbar adalah berfungsi

    sebagai PMS.

    PMT dengan pemisah luncur

    Untuk keperluan pemeliharaan, PMT ini dapat dikeluarkan dari kubikel/sel 20

    KV dengan cara menarik keluar secara manual (draw-off). Selesai pemeliharaan,

    PMT dapat dimasukkan kembali (draw-in) dan pada posisi tertentu kontaktor

    (berfungsi PMS) akan berhubungan langsung dengan Busbar 20 KV. Namun

    harus dipastikan terlebih dulu sebelumnya bahwa PMT dalam posisi off.

    e. Pemisah Pantograph.

    PMS ini mempunyai kontak diam yang terletak pada rel dan kontak gerak yangterletak pada ujung lengan pantograph. Jenis ini banyak dioperasikan pada

    sistem tegangan 500 KV.

    Kontaktor berfungsi sebagai

    PMS

  • 5/24/2018 Bismillah Analisa

    8/18

    PMS 500 KV posisi masuk (On) PMS 500 KV posisi lepas (Off)

    Pemisah Pantograph

    Tenaga penggerak PMS.

    Jenis tenaga penggerak PMS dapat dibedakan :

    a. Secara Manual

    Pengoperasian PMS ini (mengeluarkan / memasukkan) secara manual dengan

    memutar/menggerakkan lengan yang sudah terpasang permanen.

    Mekanik penggerak secara

    Lengan

  • 5/24/2018 Bismillah Analisa

    9/18

    PMS posisi masuk

    b. Tenaga penggerak dengan motor

    Motor penggerak ini terpasang pada box mekanik dimana box harus dalam

    keadaan bersih. Secara periodik dilakukan pemeliharaan kebersihan pada

    terminal kabel wiring, kontaktor-kontaktor dan dilakukan pelu-masan pada

    poros/roda gigi. Pintu box harus tertutup rapat agar semut atau binatang kecil

    lainnya tidak bisa masuk kedalamnya.

    Mekanik PMS dengan penggerak motor

    c. Tenaga penggerak pneumatik (tekanan udara)

    Tekan udara dapat diperoleh dari kompresor udara sentral yang terpasang dalam

    rumah kompresor.

    Motor penggerak

    mekanik

  • 5/24/2018 Bismillah Analisa

    10/18

    Mekanik PMS tekanan udara

    Indikasi Unjuk Kerja.

    Dalam pengoperasian PMS terutama pada saat memasukkan, yang harus

    diperhatikan adalah posisi melekatnya kontak gerak dengan kontak diam. Ada

    kalanya terjadi bahwa bila PMS tersebut dioperasikan secara remote dari panel

    kontrol, lampu indikator sudah menyatakan masuk (lampu menyala merah) namon

    kondisi diluar kedua kontaktor belum melekat dengan normal. Untuk itu diperlukan

    pemeriksaan secara visual (pandangan mata) yang menyatakan kepastian bahwa

    kedua kontaktor sudah melekat sempurna.

    Untuk mempertahankan unjuk kerjanya yang optimal, PMS secara periodik tahunan

    dilakukan pemeliharaan bersamaan dengan pemeliharaan peralatan yang terpasang

    dalam satu bay.

    Dalam pemeliharaan dilaksanakan pembersihan pada kontaktor dari kotoran-kotoran

    (karat) dan setelah itu diberikan pelumasan (grease). Pelumasan juga diberikan padaperalatan mekanik PMS yang terdapat roda-gigi, tuas dsb.

    3. Relay Proteksi

    Relai proteksi gardu induk seperti yang terlihat pada gambar terdiri dari :

    Relai proteksi Trafo Tenaga

    Relai proteksi busbar atau kopel

    Relai proteksi PMT

    Relai proteksi kapasitor dan reactor

    Silinder udara penggerak

    mekanik

  • 5/24/2018 Bismillah Analisa

    11/18

    Proteksi Trafo Tenaga

    Peralatan proteksi trafo tenaga terdiri dari Relai Proteksi, Trafo Arus (CT), Trafo Tegangan (PT/CVT),

    PMT, Catu daya AC/DC yang terintegrasi dalam suatu rangkaian, sehingga satu sama lainnya

    saling keterkaitan. Fungsi peralatan proteksi adalah untuk mengidentifikasi gangguan dan

    memisahkan bagian jaringan yang terganggu dari bagian lain yang masih sehat serta

    sekaligus mengamankan bagian yang masih sehat dari kerusakan atau kerugian yang lebih besar

  • 5/24/2018 Bismillah Analisa

    12/18

    Gangguan pada Trafo Tenaga

    o Gangguan internal

    Gangguan yang terjadi di daerah proteksi trafo, baik di dalam trafo maupun diluar trafo sebatas lokasi

    CT. Penyebab gangguan internal biasanya akibat ;

    - Kegagalan isolasi pada belitan, lempengan inti atau baut pengikat inti atau Penurunan nilai isolasi

    minyak yang dapat disebabkan oleh kualitas minyak buruk, tercemar uap air dan adanya

    dekomposisi karena overheating, oksidasi akibat sambungan listrik yang buruk

    Kebocoran minyak Ketidaktahanan terhadap arus gangguan (electrical dan mechanical stresses)

    Gangguan pada tap changer

    Gangguan pada sistem pendingin

    Gangguan pada bushing

    Gangguan internal dapat dikelompokan menjadi incipient fault dan active fault

    Incipient fault : gangguan terbentuk lambat, dan akan berkembang menjadi gangguan besar jika

    tidak terdeteksi dan tidak diatasi. Seprti Overheating, overfluxsing, dan over pressure

    Penyebab Overheating

    ngan baik elektrik maupun magnetik

  • 5/24/2018 Bismillah Analisa

    13/18

    m pendingin

    Penyebab overfluxing

    Terjadi saat overvoltage dan under frekuensi, dapat menyebabkan bertambahnya rugi-rugi besi

    sehingga terjadi pemanasan yang dapat menyebabkan kerusakan isolasi lempengani inti dan bahkan

    isolasi belitan

    Penyebab Overpressure

    -belitan sefasa

    Active fault : disebabkan oleh kegagalan isolasi atau komponen lainnya yang terjadi secara cepat dan

    biasanya dapat menyebabkan kerusakan yang parah

    Penyebab gangguan Active fault yaitu sbb ;

    -fasa atau fasa dengan ground

    kat antar lilitan sefasa (intern turn)

    o Gangguan eksternal

    Gangguan yang terjadi diluar daerah proteksi trafo. Umumnya gangguan ini terjadi pada

    jaringan yang akan dirasakan dan berdampak terhadap ketahanan kumparan primer maupun

    sekunder/tersier Trafo. Fenomena gangguan ekternal seperti :

    Hubungsingkat pada jaringan sekunder atau tersier (penyulang) yang menimbulkan through fault

    current. Frekuensi dan besaran arus gangguan diprediksi akan mengurangi umur operasi trafo.

    Pembebanan lebih (Overload )

    Overvoltage akibat surja hubung atau surja petir

    Under atau over frequency akibat gangguan sistem

    External system short circuit

  • 5/24/2018 Bismillah Analisa

    14/18

    b). Fungsi Proteksi Trafo tenaga terhadap gangguan Untuk memperoleh efektifitas dan efisen dalam

    menentukan sistem proteksi trafo tenaga, maka setiap peralatan proteksi yang dipasang harus

    disesuaikan dengan kebutuhan dan prediksi gangguan yang akan terjadi yang mengancam

    ketahanan trafo itu sendiri. Jenis relai proteksi yang dibutuhkan seperti tabel-1

    c) Pola Proteksi Trafo tenaga berdasarkan SPLN 52-1

    Kebutuhan peralatan proteksi trafo berdasarkan kapasitas trafo sesuai SPLN adalah seperti pada tabel2.

  • 5/24/2018 Bismillah Analisa

    15/18

    d) Proteksi utama Trafo Tenaga

    Proteksi utama adalah suatu sistem proteksi yang diharapkan sebagai prioritas untuk mengamankan

    gangguan atau menghilangkan kondisi tidak normal pada trafo tenaga. Proteksi tersebut

    biasanya dimaksudkan untuk memprakarsainya saat terjadinya gangguan dalam kawasan yang

    harus dilindungi. (lEC 15-05-025).

    Ciri-ciri pengaman utama :

    waktu kerjanya sangat cepat seketika (instanteneoues)

    tidak bisa dikoordinasikan dengan relai proteksi lainnya

    Tidak tergantung dari proteksi lainnya

    Daerah pengamanannya dibatasi oleh pasangan trafo arus, dimana relai differensial dipasang

  • 5/24/2018 Bismillah Analisa

    16/18

    Differential relay ( 87T )

    Relai diferensial arus berdasarkan H. Kirchof, dimana arus yang masuk pada suatu titik, sama dengan

    arus yang keluar dari titik tersebut Relai diferensial arus membandingkan arus yang melalui daerah

    pengamanan

    Fungsi relai diferensial pada trafo tenaga adalah Mengamankan transformator dari gangguan

    hubung singkat yang terjadi di dalam transformator, antara lain hubung singkat antara kumparan

  • 5/24/2018 Bismillah Analisa

    17/18

    dengan kumparan atau antara kumparan dengan tangki. Relai ini harus bekerja kalau terjadi

    gangguan di daerah pengamanan, dan tidak boleh bekerja dalam keadaan normal atau gangguan di

    luar daerah pengamanan.Relai ini merupakan unit pengamanan dan mempunyai selektifitas mutlak.

    Karakteristi diffrensial relay

    Kelanjutan relay proteksi convert dari pdf ke word aja

  • 5/24/2018 Bismillah Analisa

    18/18

    3.3 Pengembangan Gardu Induk