Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    1/34

    4/28/16, 4:36 PMBab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    Page 1 of 34https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/ 

    Bab III: Pengertian Tafakkur

    BAB III

    PENGERTIAN TAFAKKUR

     A. Pengertian Tafakkur Menurut Bahasa dan Istilah

    Secara bahasa (morfologis), kata Tafakkur yang beriniasial dari dasar kata  !"#- yang

    berasal dari akar kata tafakkara, yatafakkaru, tafakkuran dengan kata dasar fakkara. ,

    seperti perkataan orang arab :

    - !$%& '#  !"#

    artinya: telah memikir ia akan suatu , yang mempunyai arti yang sama dengan

    perkataan :

    - !$%& '#  !"()

    Tafakkur juga dapat di artikan dengan ta’ammal  artinya pertimbangan, memberi

    perhatian, memikir, mengkaji, dan tazakkara yang berarti mengingati.[1] tiada

    perbedaan dengan pengertian yang diberi oleh ustaz Husien bin Awang dalam

    karyanya kamus Al-Thulab, Arab-Melayu yaitu memikirkan dan menimbangkan.[2]

    Tafakkur secara istilah ialah merenung dan memikirkan ciptaan Allah Taala di langit

    dan di bumi, dan mengarahkan Akal : kepada keagungan sang Pencipta dan

    kemuliaan sifat-sifatnya, dikatakan bahwa “bertafakkur adalah pangkal dari segala

    kebaikan …bertafakkur adalah pekerjaan hati yang paling utama dan paling mulia.[3]

    angan,firman Allah Taala

    191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam

     keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya

     berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci 

    Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka. [4] 

     Al-Qur’an al-Karim banyak memberi dorongan kepada kaum muslimin bukan hanya

    bertafakkur, tetapi juga bertadabbur  (memahami dengan dalam sifat-sifat Allah)

     i’tibar , (memahami pelajaran, pengajaran, atau ibrah), nazhr  (memerhati atau

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    2/34

    4/28/16, 4:36 PMBab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    Page 2 of 34https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/ 

    menelaah secara mendalam).

    Menurut Imam Al-Ghazali, Tafakkur  berarti : hadir dan munculnya dua hikmah ( 

     ma’rifah ) di dalam hati. Selain itu juga hadir dan timbulnya hikmah ( ma’rifat  ) ketiga

    sebagai hasil percampuran atau perpaduan dari dua hikmah tersebut, ambillah salah

    satu contoh, orang yang ingin mengetahui bahwa akhirat adalah lebih baik dari duniaini, walaupun sekarang ini ia cenderung kepada dunia yang sekarang ini, maka ia

    harus menempuh dua jalan.

    Jalan pertama yaitu ia harus mendengar dari orang lain dan kemudian ia percaya

    bahwa akhirat adalah lebih baik dari dunia yang sekarang ini. Ia membenarkan lalu

    mengikuti perkataan orang lain itu semata-mata tanpa melihat dan mewawas secara

    mendalam. Inilah yang di sebut taqlid atau percaya buta tanpa alas an yang kuat.

    Jalan yang kedua yaitu mengetahui bahwa, apa yang kekal adalah lebih baik dan

    lebih utama. Berdasarkan kepada tentang kedua premis ( penyataan mendasar) ini,

    muncullah pengetahuan yang lain bahwa akhirat adalah lebih baik dari dunia yang

    ada sekarang ini. Kerena yang pertama lebih kekal dari yang kedua. Jika kita tidak

    memiliki pengetahiuan tentang dua hal yang terdahulu, maka pengetahuan tentang

    hal yang ketiga mustahil kita miliki, inilah yang di sebut sebagai tafakkur atau

    merenung atau berpikir secara mendalam. Padannannnya adalah ambil iktibar,

    tazzakakkur,  nazhar , ( memerhati dengan cermat), dan tadabbur . Pintu pengetahuan

    Ilahiah atau ma’rifat tidak akan tertutup sekalipun kematian menghampiri manusia. Ia

    akan terus berlanjutan, bahkan setelah kematian.[5]

    Bukan hal yang rahasia bagi kaum Muslim bahwa berpikir secara baik dan mendalam

    adalah kunci pembuka segala cahaya(nur) Ilahi, awal atau dasar bagi penglihatan

    yang mendalam atau penglihatan hati atau penglihatan ruhaniah, pintu segala ilmu

    dan jalan kepada ma’rifatullah dan kepada pengenalan serta pemahaman kepada

     Allah Taala.

    Kebanyakan manusia lebih-lebih kaum Muslim telah mengetahui serta memahami

    nilai keutamaan dan martabatnya, namun belum mengetahui serta memahami sifat

    dasar, hakikat, buah, sumber, pokok-pokok dan jalan-jalannya serta cara-cara

    menuju kepadanya. Bagaimana tafakkur kepada Allah, apa yang di tafakkuri,

    mengapa bertafakkur, dengan bantuan apa dan siapa bertafakkur itu, dan apa

    urgensi metode tafakkur dalam pembaikan akhlak manusia ini adalah antara hal-hal

    yang tidak di ketahui oleh kebanyakan mereka.

    Rasulullah SAW bersabda, bahwa bertafakkur selama satu jam adalah lebih baik dari

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    3/34

    4/28/16, 4:36 PMBab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    Page 3 of 34https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/ 

    ibadat selama setahun. Dalam hadis yang lain rasullalah menyebut ‘sab’ina sanah’,

    “Berpikir satu jam itu lebih baik dari beribadat 70 tahun’’

    Manakala dalam hadis lain pula Rasullalah menyebut ‘alfi ‘aam’,

    “Berpikir satu jam itu lebih baik dari beribadat seribu tahun’’

    Dalam mengurai tentang ketiga-tiga hadis ini shekh Abdul Qadir Jailani

    menjelaskan ; maksudnya ialah manusia yang berpikir dalam masalah-masalah furu’

    (cabang), maka nilai tafakkurnya adalah lebih besar daripada ibadat setahun. Berpikir

    untuk mengetaui hal-hal yang yang di wajibkan oleh Allah dalam ibadat dan berpikir

    tentang aturan-aturan ibadat wajib, maka nilai tafakkurnya lebih besar dari ibadat

    seribu tahun.[6]

    Ibadah yang pertama kali yang dituntut oleh Rasullalah dari para pengikutnya ialah

    berpikir dan bertafakkur dengan tenang dan penuh keikhlasan sesuai dengan kedar

    dan tingkatan akal mereka, firman Allah Taala:

     46. Katakanlah: “Sesungguhnya Aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal 

     saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua- dua atau sendiri-

     sendiri; Kemudian kamu fikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila

     sedikitpun pada kawanmu itu. dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu

     sebelum (menghadapi) azab yang keras[1244].

     [1244] Berdua-dua atau sendiri-sendiri maksudnya ialah bahwa dalam menghadap

     kepada Allah, Kemudian merenungkan keadaan Muhammad s.a.w. itu sebaiknya

    dilakukan dalam keadaan suasana tenang dan Ini tidak dapat dilakukan dalam keadaan

     beramai-ramai.

    Yang di maksudkan dengan menghadap Allah Swt adalah ikhlas dalam mencari

    kebenaran .sedangkan yang di maksudkan dengan kedua-dua atau sendiri-diri

    adalah jauh dari pengaruh dan tekanan akal orang banyak.[7]

    Dalam Al-Quran kata tafakkur ini, dengan sejumlah kata tuntunannya terungkap

    sebanyak 18 kali, 13 kali terungkap dalam ayat Makkiah, 5 kali dalam ayat madaniah.

    [8] Berangkat dari telaah ini dapatlah di ketahui bahwa term Tafakkur lebih sering

    terjadi pada periode Makkah bila di bandingkan periode Madinah. Ketika Al-Qur’an

    meletakkan dasar-dasar agama pada periode Makkah, manusia telah pun diajak

    untuk melakukan Tafakkur, dengan tujuan dapat mempertebalkan keimanan kepada

    Tuhan dan penghayatan diri menuju kesempurnaan akhlak manusia.

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    4/34

    4/28/16, 4:36 PMBab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    Page 4 of 34https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/ 

    B. Ayat-ayat Qur’an dan Hadis yang mengajak bertafakkur

    Dalam Al-Qur’an Allah telah menyarankan kita bertafakkur dengan sejumlah kata

    tuntunannya sebanyak 18 kali, 13 kali dalam ayat Makkiah, 5 kali dalam ayat

    madaniah.[9] penghayatan diri menuju kesempurnaan akhlak manusia. Berangkat

    dari telaah ini dapatlah di ketahui bahwa term Tafakkur lebih sering terjadi padaperiode Makkah bila di bandingkan periode Madinah. Ketika Al-Qur’an meletakkan

    dasar-dasar agama pada periode Makkah, manusia telah pun diajak untuk

    melakukan Tafakkur, dengan tujuan dapat mempertebalkan keimanan kepada Tuhan

    dan teguh hati dalam sebarang cobaan dunia.

     Adapun ayat –ayat tafakkur tersebut adalah seperti di bawah ini:

    B.1. Ayat-ayat Tafakkur dalam surat Makkiah :

    Firman Allah dalam surat Al-Mudatsir ayat ke 18 dengan lafaz fakkara, Firman Allah

    dalam surat Saba’ ayat ke 46 dengan lafaz tatafakkaruu, Firman Allah dalam surat

     Al-An’am ayat ke 50 dengan lafaz tatafakkaruu,. Firman Allah dalam surat Al-‘Aaraf

    ayat ke 184 dengan lafaz yatafakkaruu, Firman Allah dalam surat Ar-Rum ayat ke 8

    dengan lafaz yatafakkaruu, Firman Allah dalam surat Al-‘A raf ayat ke 176 dengan

    lafaz yatafakkarun, Firman Allah dalam surat Yunus ayat ke 24 dengan lafaz

     yatafakkarun, Firman Allah dalam surat An-Nahl ayat ke 11 dengan lafaz yatafakkarun,

    Firman Allah dalam surat An-Nahl ayat ke 44 dengan lafaz yatafakkarun, Firman Allah

    dalam surat An-Nahl ayat ke 69 dengan lafaz yatafakkarun, Firman Allah dalam surat

     Ar-Rum ayat ke 21 dengan lafaz tatafakkarun, Firman Allah dalam surat Az-Zumar

    ayat ke 42 dengan lafaz yatafakkarun, Firman Allah dalam surat Al-Jaatsiah ayat ke

    13 dengan lafaz yatafakkarun,

     Ayat-ayat Tafakkur dalam surat Al-Madaniah adalah seperti berikut:

    Firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat ke 219 dengan lafaz tatafakkaruni, Firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat ke 266 dengan lafaz tatafakkarun, . Firman Allah

    dalam surat Ali Imran ayat ke 191 dengan lafaz yatafakkaru , Firman Allah dalam

    surat Ar-Ra’d ayat ke 3 dengan lafaz tatafakkarun,. Firman Allah dalam surat Al-

    Hasyr ayat ke 21 dengan lafaz yatafakkarun.

    C. Hadis dan ungkapan Ulama’ yang mengajak bertafakkur

    Hadis 1:

    Ibnu Abbas berkata:

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    5/34

    4/28/16, 4:36 PMBab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    Page 5 of 34https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/ 

    “ada beberapa orang yang memperdalamkan pemikiran mereka tentang Dzat Allah

    SWT, lantas Rasullalah SAW bersabda:

    *)&+ '# &,!"() -, .& /01 '# &,!"()

    Maksudnya:

    “pikirkanlah tentang ciptaan Allah, dan janganlah sesekali kamu memikirkan Dzat Allah.

    Hadis Riwayat Abu Nu’ain dan Baihaqi.[10]

    Hadis 2:

    Dalam satu hadith Rasulallah bersabda:

    2,345) 67 8"9:# .& '# &,!"() -, .& /01 '# &,!"()

    Maksudnya:

    “pikirkanlah tentang ciptaan Allah, dan janganlah sesekali kamu memikirkan Dzat Allah

     kerena kamu tidak akan mampu menjangkauinya”. [11] 

    Hadis 3:

    Saiyidatina Aisyah berkata : “pada suatu malam Rasullalah bangun dan solat setelahberwudhu’, beliau SAW tidak meninggalkan tempat solatnya sambil menangis

    sehingga terdengar suara azan saiyidina Bilal RA,untuk solat subuh. Aku bertanya

    kepadanya, Wahai Rasullalah SAW, kenapa engkau menangis? padahal Allah telah

    mengampuni dosa engkau yang telah lalu mau pun yang akan datang. Beliau SAW

    menjawab, “tidak bisakah aku menjadi hamba yang bersyukur? dan kenapa aku

    tidak berbuat demikian? sedangkan pada malam ini telah turun ayat padaku:

    190. Sesungguhnya pada kejadian langit dan bumi, dan pada pertukaran malam dan siang, ada tanda-tanda (kekuasaan, kebijaksanaan, dan keluasan rahmat Allah) bagi 

    orang-orang Yang berakal;

    191. (Iaitu) orang-orang Yang menyebut dan mengingati Allah semasa mereka berdiri 

    dan duduk dan semasa mereka berbaring mengiring, dan mereka pula memikirkan

    tentang kejadian langit dan bumi (sambil berkata): “Wahai Tuhan kami! tidaklah Engkau

     menjadikan benda-benda ini Dengan sia-sia, Maha suci engkau, maka peliharalah Kami 

    dari azab neraka. [12] 

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    6/34

    4/28/16, 4:36 PMBab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    Page 6 of 34https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/ 

    Selanjutnya Rasulallah bersabda, :

    :;

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    7/34

    4/28/16, 4:36 PMBab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    Page 7 of 34https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/ 

    Maksudnya :

    “Berpikir satu jam itu lebih baik dari beribadat setahun’’

    Berpikir untuk berjaya ialah dengan merenungi segala perjalanan dan kejadian alam

    ini. Allah SAW menyuruh agar kita suka berpikir, bukan berangan-angan. Ini

    dijelaskan-Nya di dalam firman-Nya, sebagaimana yang termaktub di dalam Al-

    Qur’an surat Ali Imran ayat 191 yang berbunyi[16] :

    191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam

     keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya

     berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci 

    Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.

    C. Akal, Pikir dan Tafakkur

    Tidak dapat di ragukan bahwa studi tentang kegiatan proses kegiatan akal manusia

    akan tetap -meskipun dengan kemajuan ilmu pengetahuan- menjadi hal yang

    kompleks dan pelik yang bersangkutan dengan rangsangan, respon, pertanyaan, dan

     jawaban yang sulit diukur dan dilihat.

    Oleh kerena itu, studi para ahli akal dan jiwa manusia menghadapkan kita pada

    pertanyaan yang sulit yang dilemparkan manusia pada dirinya; satu pertanyaan yang

    ia hadapi dari dirinya sendiri atau yang ia dapati dari konsepsi agama, yaitu,

    “apakah hubungan yang sebenarnya antara jasmani dan akal? Jawaban dari

    persoalan ini berkaitan dan mencampur-adukkan pemukiran-pemikiran filsafat dan

    akidah agama dengan kajian- kajian psikologi dan biologi manusia secara umum,

    khususnya otak dan urat saraf.

    Pada sisi lain kita coba melihat sisi penting perbedaan hubungan antara akal dan

    otak manusia, kolompok materialis berpendapat bahwa tidak ada “akal” bagi

    manusia kecuali apa yang dipanggil “otak” dalam bentuk benda yang ada dalam

    setiap kepala manusia, mereka juga berpendapat bahwa apa yang kita sebut akal

    berpikir adalah tidak lain hanya merupakan refleksi dan terjemahan dari perubahan-

    perubahan tajam yang terjadi pada kimia otak, dan aktivitas denyutan saraf secara

    elekro kimiawi.

    Dalam hal ini mereka mengajukan alasan bahwa pemikiran manusia bahkan seluruh

    peribadinya- dapat berubah dan berganti apabila otak terkena kerosakan dan

    tercedera. Kelompok lainnya menegaskan adanya akal yang mengendalikan otak

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    8/34

    4/28/16, 4:36 PMBab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    Page 8 of 34https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/ 

    manusia, juga perilaku dan pemikirannya.

     Antara pendukung pendapat ini ialah Eccles seorang ahli saraf terkemuka dan

    pemenang hadiah Nobel dalam penelitiannya yang penting tentang saraf. Ilmuan ini,

    dan para pendukungnya, menekan bahwa tidak mungkin menafsirkan pengetahuan

    yang di capai para peneliti tentang kegiatan otak dan saraf kecuali adanya “akal”atau “jiwa yang tau” yang mengendalikan kegiatan saraf dan perilaku manusia.[17]

     Apa itu Otak?

    Otak adalah suatu sistem biologi yang sangat kompleks dan mengandungi

    sekumpulan sel dan tisu saraf lembut berwarna kelabu dan putih. Berat Otak

    manusia yang telah matang ialah lebih kurang 1.5 kilo yaitu 1/40 dari berat badan

    manusia.

    Ia terdiri dari berpuluh billion neuron atau sel saraf. Neutron neutron tersebut

    mengandungi bahan sel yang saling bersambung di antara satu sama lain untuk

    melakukan fulsa atau denyutan saraf dan melakukan proses membawa maklumat di

    antara satu neutron dengan satu neutron yang lain. Fulsa saraf dalam badan manusia

    bergerak dengan kelajuan dari 0.5/saat (Heimler & Lockard, 1974) . ianya kemudian

    bersambung dengan cabang saraf yang disebut axon dan dendrite.

    Cabang saraf axon akan memancarkan denyutan ayau fulsa elektrik untukmemberikan isyarat kepada sesaraf dendrite supaya otak dapat berfungsi.[18]

    terdapat kurang lebih 161 000 km (100 000 batu ) sesaraf dalam sistem saraf.

    Sesaraf yang ada di dalam otak saling berselirat dan silang menyilang antara satu

    sama lain, dan pertemuan di titik persilangan disebut sinaps.

    Kesemua silangan atau siratan di sambungkan oleh satu selyang di sebut sel glia,

    selain menyambungkan sel-sel saraf, sel glia juga berperanan untuk menyuburkan

    nautron di dalam otak.

    Otak pula di lindungi oleh sejenis cecair yang di sebut serebrospina, cecair tersebut

    mengelilingi otak untuk melindungi otakdari gegaran yang mungkin berlaku ke atas

    kepala. Dalam sistem biologi yang namakan otak inilah terdapatnya minda yaitu

    suatu sistem yang dinamik untuk mengelolakan segala maklumat. Minda mempunyai

    ciri-ciri dan pola-pola tertentu untuk mengelolakan maklumat serta rangsangan dari

    persekitaran dan mengendalikan aktivitas-aktivitas otak.[19]

     Apakah potensi Otak?

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    9/34

    4/28/16, 4:36 PMBab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    Page 9 of 34https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/ 

    Otak adalah pusat kawalan yang utama kepada tubuh. Ia boleh dibagikan kepada

    tiga unit atau bagian, yaitu otak pertama atau otak reptilian, otak kedua atau sistem

    limbek, dan otak ketiga yang disebut neocortex, ketiga-tiga unit otak ini berfungsi

    secara seragam dan senantiasa berhubung di antara satu unit dengan unit yang lain.

    Otak yang pertama terletak di bagian bawah atau belakang otak yang disebutsebagai selebelum. Ia merupakan otak kecil yang menjadi pusat kepada koordinasi

    otot dan keseimbangan badan, serta menjalan fungsi secara automatis untuk

    mengawal proses pernafasan, penghadaman, dan metabolisme badan.[20]

    Otak kedua atau sistem limbek, terdiri dari hiphotalamus dan hippocampus. Otak ini

    memainkan peranan utama mengawal emosi, deria bau, deria rasa, dan tingkah laku

    seksual. Otak kedua ini, juga mengawal tindakan logikal untuk merangsang

    keinginan-keinginan seperti rasa lapar, dahaga dan tindakan pertahanan diri apabila

    menghadapi situasi yang mencemaskan seperti bahaya, ketakutan, dan ketegangan

    emosi.

    Otak ketiga atau neocortex dikenali sebagai selebelum. Ia merupakan pusat

    pemikiran dan kesadaran seseorang. Di sinilah terletaknya pusat kawalan untuk

    mengawal kemampuan dan keupayaan menguasai bahasa, pemusatan perhatian,

    memori, pikiran, dan kemahiran motor. Keupayaan mindadan tahap keintelektualan

    seseorang banyak di kawal olek otak ketiga ini.

    Otak juga boleh dilihat dengan satu lagi cara yaitu dengan melakukan dua

    pembagian yaitu hemisfera kiri dan hemisfera kanan. Kedua-dua bagia otak ini

    dihubungkan oleh lebih 200 juta sesaraf yang dinamakan corpus callosum. Kedua-

    dua bagian otak ini menjalan fungsi secara bertantangan. hemisfera kanan otak

    berperanan mengawal sensasi di bagian kiri tubuh manakala otak hemisfera kiri pula

    mengawal sensasi bagian kanan tubuh.

    Otak kiri berfungsi mengawal aktivitas bahasa, logikal, dan akademik, manakala otak

    kanan berfungsi mengawal penguasaan aktivitas perkara yang berkaitan dengan

    musik, imaginasi dam kretivitas manusia.

    Penggunaan kedua-dua hemisfera otak secara harmonis akan dapat

    mempertingkatkan prestasi pembelajaran, penggunaaan kedua-dua hemisfera itu

     juga akan menjadikan proses pembelajaran akan menjadi lebih menarik perhatiaan

    pelajar . daya pemusatan terhadap sesuatu perkara akan lebih bertambah, daya

    ingatan akan lebih menjadi kuat. Imaginasi akan menjadi lebih menyeluruh dan

    system pemikiran akan menjadi lebih kreatif.

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    10/34

    4/28/16, 4:36 PMBab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    Page 10 of 34https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/ 

    Potensi otak yang di miliki manusia amatlah menakjubkan. Potensi otak ini

    sesungguhnya tiada tampak hadnya. Otak manusia mampu menyipan segala

    maklumat dan merekoditasikan maklumat-maklumat yang baru pada setiap saat

    semenjak manusia itu di lahirkan sehingga ke akhir hayatnya.

    Konsep otak sebenarnya

    (a) lebih banyak fakta yang di terima oleh otak, lebih banyak yang di simpan.

    (b) Lebih banyak peluang fakta digunakan lebih tinggi perkembangan otak.

    (c) Lebir pintar seseorang individu, lebih banyak yang boleh di pelajarinya.

    (d) Lebih banyak perkara yang dilihat dan didengari, lebih banyak perkara baru

    yang mau dicoba.

    (e) Lebih besar rangsangan lebih besar kemampuan dan kebolehan yang

    bakal lahir.

    Konsep otak bisa di ibaratkan seperti sebuah computer, yaitu otak memerlukan

    input-input yang di program terlebih dahulu. Input-input berbentuk rangsangan yang

    di terima oleh otak akan menentukan tahap perkembangan dan daya inteleknya.

    Perhatikan kemampuan yang menakjubkan yang mampu dilakukan otak manusia

    berbanding alat-alat ciptaan manusia, seperti jadwal dibawah ini. [21]

    Perbandingan kapasitas menyimpan data :

    Otak manusia 125 500 000 000 000

    National

     Archives 12 500 000 000 000

    IBM 3850

    Magnetic tape 250 000 000 000

    Encylopedia

    Britannica 12 500 000 000

    Cekera Magnetik

    (Magnetik disk) 313 000 000

    Cekera liut

    (floppy disk) 2 500 000

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    11/34

    4/28/16, 4:36 PMBab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    Page 11 of 34https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/ 

    Hubungan manusia dengan Akal

     Allah SWT menjadikan manusia di dunia berbeda dengan makhluk yang lain,

    manusia di beri kemuliaan dan kelebihan yang terlalu banyak dari makhluk yang lain.

    Oleh yang demikian Allah SWT telah mrnyatakan tentang kemuliaan yang

    dianugerahkan kepada manusia ini dalam ayat :

    70. dan Sesungguhnya Kami telah memuliakan anak-anak Adam; dan Kami telah beri 

     mereka menggunakan berbagai-bagai kenderaan di darat dan di laut; dan Kami telah

     memberikan rezeki kepada mereka dari benda-benda Yang baik-baik serta Kami telah

     lebihkan mereka Dengan selebih-lebihnya atas banyak makhluk-makhluk Yang telah

    Kami ciptakan. [22] 

    Dalam ayat yang lain Allah menyatakan lagi tentang kelebihan manusia :

     4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia Dalam bentuk Yang sebaik-baiknya

    (dan berkelengkapan sesuai Dengan keadaannya). [23] 

    Perbedaan yang nyata berkenaan anugerah Allah Taala kepada manusia dapat di

    lihat dari jadwal di bawah ini :-

    Unsur penting yang dijadikan Allah Makhluk Allah

    Roh Manusia, Malaikat, Hewan

     Akal Manusia, Malaikat

    Nafsu Manusia, Hewan

    Jadwal di atas menunjukkan manusia di anugerahkan Allah ketiga-tiga unsur yang

    dijadikan. Roh membolehkan manusia hidup untuk mengabdikan diri kepada Allah.

    Nafsu di anugerahkan kepada manusia untuk mengecapi kelezatan yang halal dari

    kehidupan dunia yang sementara. Akal pula merupakan pemacu kehidupan manusia,

    dengan adanya akal, manusia mampu untuk membuat perancangan kehidupan

    dalam pelbagai aspek, dalam lingkungan dan berdasarkan daya kemampuan

    manusia serta suasana lingkungan hidup.

    Walaupun akal mampu mengawal tingkah-laku manusia namun akal memerlukan

    kepada satu peraturan yang mengatur kaedah berpikir dan tindakan mereka. Oleh

    kerena itulah Allah telah menurunkan satu ‘Nizom Al-Hayat’ (peraturan hidup) untuk

    menjadi panduan umat manusia. [24]

    Dalam kitab Tarikh Falsafah Al-Arabiah ( Sejarah Falsafah Bangsa Arab) Dr. Jamel

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    12/34

    4/28/16, 4:36 PMBab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    Page 12 of 34https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/ 

    Shaliba telah menyatakan bahwa, sebelum kedatangan Islam manusia hidup

    berpandukan kepada adat kepercayaan mereka. Mereka mempercayai kesan roh-roh

     jahat keatas kehidupan mereka, menilik nasib, kesan alam semesta terhadap

    manusia, dan lain-lain perkara yang menjadikan akal mereka tertumpu kepada aspek

    tersebut yang mengongkong kehidupan mereka tanpa ada penyelesaian untuk keluar

    dari permasaalahan tersebut sehingga datangnya peraturan dari Allah Taala yaituIslam.

    Definisi Akal

    Islam telah meletakkan garis panduan dalam menggunakan Akal supaya tidak

    melampaui batas yang ditegah oleh Allah Taala. Ini di sebabkan akal adalah satu

    anugerah sebagai pewakilan dari Allah Taala kepada manusia, Al-Jahizh (wafat 255

    Hijrah) berkata :

    M:N9-& 4LE .&  B

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    13/34

    4/28/16, 4:36 PMBab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    Page 13 of 34https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/ 

    Fuaadun yang berarti hati nurani dan kadang-kadang dengan ibarat perbuatan yang

    menggunakan kalimah orang yang berakal , golongan yang memahami , golongan yang

     berpikir , golongan yang menerhatikan, golongan yang menghayati , golongan yang

     mengambil peringatan, orang yang mempunyai akal , orang yang mempunyai pikiran,

    orang yang memerhatikan.

    Oleh kerena penciptaan akal kepada manusia adalah suatu yang amat besar

    peranannya, maka Islam akan menganggap manusia cuai bahkan tidak

    menggunakan akal bila melanggar Hudud keizinan Syarak, mereka di umpamakan

    makhluk yang tidak punya akal yaitu hewan ternakan, hal ini Allah tegaskan dalam

    ayat:

    179. dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk neraka jahanam banyak dari jin dan

     manusia Yang mempunyai hati (Tetapi) tidak mahu memahami dengannya (ayat-ayat 

     Allah), dan Yang mempunyai mata (Tetapi) tidak mahu melihat dengannya (bukti 

     keesaan Allah) dan Yang mempunyai telinga (Tetapi) tidak mahu mendengar dengannya

    (ajaran dan nasihat); mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi;

     mereka itulah orang-orang Yang lalai. [30] 

    Manusia yang cuai ini dianggap sebagai pesalah dan mereka akan di soal di hadapan

     Allah Taala di Akhirat kelak, muhasabah dan kaji selidik tentang peranan yang

    dilakukan oleh manusia tidak haya terhad kepaya yang menyalah guna akal semata-

    mata, akan tetapi terhadap sesia sahaja yang menyalahi menggunakan seluruh

    anugerah Allah kepadanya, firman Allah Taala:

    36. dan janganlah Engkau mengikut apa Yang Engkau tidak mempunyai pengetahuan

     mengenainya; Sesungguhnya pendengaran dan penglihatan serta hati, semua

     anggota-anggota itu tetap akan ditanya tentang apa Yang dilakukannya. [31] 

    Demi menyelamatkan manusia dari penyalahguanaan akal, agar manusia dapat

    membina hubungkait secara bersistem antara akal dan tubuh badan mereka, maka

    Islam meletakkan beberapa kaedah penggunaan Akal supaya tidak menyeleweng

    dari landasan Syarak, antara pra-syarat berpikir adalah seperti berikut: –

    1- Menghidari dari bertaqlid

    Konsep bertaqlid atau mengikut pemikiran dan tindakan orang lain secara membabi-

    buta tanpa berpikir terlebih dahulu, atau meminta pendapat orang lain adalah di

    larang dalam Islam.keadaan ini menjatuhkan status akal sebagai pewakilan dari AllahTaala terhadap manusia. Bahkan dengan bertaqlid manusia tidak akan mampu untuk

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    14/34

    4/28/16, 4:36 PMBab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    Page 14 of 34https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/ 

    membentuk kendiri dan membuat perubahan dengan diri sendiri. Hal ini

    menyebabkan manusia gagal merancang kehidupan mereka yang membawa kepada

    ketidak stabilan dalan hidup.

    Masyarakat jahiliah beranggapan bahawa kejayaan hidup mereka adalah bergantung

    kepada bertaqlid kepada nenek moyang mereka terdahulu.

    Oleh sebab itu Allah telah mengutuskan Nabi Muhammad meleraikan pemikiran

    sesat dan kehidupan yang tidak punya peraturan.[32]

     Allah mengutuk prilaku mereka yang amat berpegang kepada pemikiran nenek

    moyang mereka sebagaimana yang di nyatakan ayat:

    104. dan apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah menurut kepada apa Yang telah

    diturunkan oleh Allah (Al-Quran), dan kepada RasulNya (yang menyampaikannya)”, mereka menjawab: “Cukuplah bagi Kami apa Yang Kami dapati datuk nenek Kami 

     mengerjakannya”. Adakah (Mereka akan menurut juga) sekalipun datuk nenek mereka

    tidak mengetahui apa-apa dan tidak pula mendapat hidayah petunjuk? [33] 

    Baginda Rasullalah juga dalam misi dakwah amat memerangi sikap taqlid ini,

    sebagaimana sabdanya yang bermaksud:

    “Jangan kamu menjadi orang yang mengikut dengan membuta tuli, sekiranya manusia

     berbuat bauk, kami juga berlaku baik, dan sekiranya manusia berbuat zalim kami juga

     berlaku zalim, akan tetapi hendaklah kamu teguhkan pendirian kamu, sekiranya

     manusia berbuaat baik maka kamu berbuatlah kebaikan, seandainya mereka melakukan

     kejahatan maka janganlah kamu malakukan kezaliman.” 

    Hadis Riwayat At-Tirmizi

    2- Memastikan perkara yang Bathil

    Islam telah meletakan garis panduan yang jelas dalam mengenali perkara-perkara

    yang bercanggah dengan Syarak, samaada dalam perkara Akidah, Ibadat,

    Muamalah, dan Kenegaraan.

    Dalam perkara Akidah, Islam melarang umatnya menyekutukan Allah dengan sesuatu

    yang lain konsep pergantungan terhadap semua perkara adalah mesti dan harus

    berpandukan kepada Islam berdasarkan perkara yang telah diputuskan Allah Taala,

    segala kekaburan mestilah dirujuk kepada kehendak Allah dan Rasulnya, kaedahUmum ini telah dinyatakan Allah dalan ayat :[34]

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    15/34

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    16/34

    4/28/16, 4:36 PMBab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    Page 16 of 34https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/ 

    suci ini sampai kapan pun.[37]

    Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki potensi akal untuk

    berpikir, potensi tersebut dapat berkembang melalui pengalaman pendidikan dan

    latihan sehingga setiap orang memiliki pengetahuan tentang berbagai objek, baik

    bersumber dari dirinya maupun lingkungan alam dan sosial.

    Sebagai makhluk ciptaan Allah yang amat seni dan abstrak untuk di huraikan dengan

    perkataan, tiada siapa yang dapat mengawalnya apabila Allah menghendaki

    manusia itu binasa. Allah menjadikan kekacauan dan ganguan dalam akal manusia

    supaya akal manusia yang bertindak mengawal kesadaran, ingatan, pemikiran,

    pemahaman, deria-deria rangsangan, perjalanan darah dan denyutan jantung, juga

    sistem saraf pusat.[38]

    Menurut Kafie (1989:13) : akal adalah potensi rohaniah yang memiliki berbagai

    kesanggupan, seperti; kemampuan berpikir, menyadari, menghayati, pengertian ,

    atau memahaman semuanya merupakan istilah yang berarti bahwa kegiatan akal itu

    berpusat atau bersumber dari kesangggupan jiwa yang disebut interligensi (sifat

    kecerdasan manusia).[39]

    Dengan potensi akal itu pulalah yang membedakan makhluk manusia itu dengan

    makhluk-makhluk ciptaan Allah yang lain.Dengan menggunakan akal manusia dapat

    berpikir, berfilsafat, merenung, mengamati, dan meneliti. Kegiatan akal sebagaimana

    disebut, menjadikan ciri khas manusia sebagai makhluk ciptaan Tuahan yang paling

    sempurna di antara makhluk ciptaan Allah.

    Sebagai potensi yang ada dalam diri manusia, berpikir merupakan kerja yang

    psikologis yang didukung oleh fungsi pancaindera yang menangkap berbagai

    infomasi tentang berbagai eksistensi baik di dalam diri maupun di luar diri manusia

    sehingga melahirkan pengetahuan.[40]

    Dari sudut pandang psikologi modern, tafakur termasuk dalam bagian dari psikologi

    berpikir-lapangan sentral kajian psikologi tradisional pada masa-masa sebelum aliran

     behaviorisme mendominasikan psikologi. Pada masa-masa awal, psikologi banyak

    terfokuskan pada studi sekitar pikiran, kandungan perasaan, dan bangunan akal

    manusia.

    Bagian pemikiran manusia

    Dalam seumur hidup manusia, pemikiran mereka hanya dapat di bagikan dua bagian

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    17/34

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    18/34

    4/28/16, 4:36 PMBab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    Page 18 of 34https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/ 

    Yang di maksudkan dengan menghadap Allah Swt adalah ikhlas dalam mencari

    kebenaran . sedangkan yang di maksudkan dengan kedua-dua atau sendiri-diri

    adalah jauh dari pengaruh dan tekanan akal orang banyak.[43]

    Dengan bertafakkur atau berpikir akan menurunkan atau membuahkan pengetahuan

    dan menghasilkan ilmu, pada gilirannya, pengetahuan akan menghasilkan keadaan ( hal) hati. Atau pengetahuan akan menggerakkan hati, lalu hati menggerakkan

    anggota tubuh badan untuk melakukan sesuatu perbuatan.

    Oleh kerena itu berpikir secara mendalam, merenung, atau bertafakkur, merupakan

    kunci dari amal yang salih, atau perbuatan baik atau bijak. ini adalah lebih baik dari

    dzikir, dan dzikir adalah lebih baik dari mengajar, kerena tafakkur juga berarti dzikir,

    adapun zdikir, adalah lebih baik dari amal yang di lakukan oleh anggota tubuh.

    Maka dari itu, tafakkur adalah lebih baik dari semua amal dan perkerjaan. Untuk

    itulah seorang waliyyullah telah mengatakan bahwa bertafakkur selama satu jam

    adalah lebih utama ketimbang beribadat selama setahun.

    Tafakkur akan membimbing dan menuntun manusia kepada simpulan pengertian

    yang sangat bermakna dan berguna bahwa akhirat adalah lebih baik dari dunia.

    Ketika pikiran ini tertanam mendalam ke dalam hati, niscaya hal itu akan memimpin

    manusia kepada sikap dan prilaku zuhud dari dunia dan berhasrat besar kepada

    kedamaian, dan kebahagiaan yang kekal di akhirat. Inilah perubahan didalam hati.

    Sebelum manusia memperoleh pengetahuan atau ma’rifat seperti ini, hati umumnya

    lalai dan berpaling kepada kesenangan dan kenyamanan juga kemewahan dunia,

    serta tidak menyukai, bahkan membenci akhirat.

    Setelah memiliki pengetahuan bahwa akhirat adalah lebik baik dari dunia yang hadir

    dalam hati, maka hati juga mengalami perubahan lalu kehendak dan keinginannya

    pun berubah sepenuhnya. Dan pada akhirnya seluruh amal perbuatannya dibimbing

    dan di tuntun oleh motif untuk mendapat kebahagiaan akhirat.[44]

    Bertafakkur, merenung dan memikirkan secara mendalam adalah sebutan lain bagi

    menyalakan ilmu yang akan muncul akibat dari besi yang dipukulkan pada batu

    ketika api terpercik dari pukulan besi pada batu, maka kita tidak melihat sesuatu

    pun. Percikan api yang tampak itu membangkitkan seluruh anggota tubuh siap

    bertindakuntuk melakukan sesuatu. Demikian halnya pula dengancahaya yang

    memancar dari hati manusia, yang dengannya manusia dapat melihat hakekat atau

    sifat hakiki yari segala sesuatu.

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    19/34

    4/28/16, 4:36 PMBab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    Page 19 of 34https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/ 

    Cahaya yang mengubah hati yang tadinya tiada dapat melihat sesuatu pun di dalam

    kegelapan. Dengan demikian, hasil dari tafakkur adalah ilmu, pengetahuan dan

    perubahan hal ( keadaan) hati. Tidak ada batas dan ujungnyadari keadaan yang

    mengubah hati, orang yang berusaha untuk menguasai semua cabang ilmu

    pengetahuan keagamaan, tentu dia tidak akan mampu. Maka dari itu, kita

    sayogianya berusaha menguasai sebagian pengetahuan tentang semua tahap ataumaqam yang menuntun kita kepada pencerahan ruhaniah.[45]

    a. Cara dan Obyek-obyek Tafakkur

    Imam Al-Ghazali membatasi diri manusia pada cara bertafakkur dalam hubungannya

    dengan masaalah-masalah keagamaan yang berkaitan dengan hubungan manusia

    dengan Tuhannya, Allah Taala, ada dua macam cara bertafakkur dalam hal ini.

    Pertama : bertafakkur dalam hubungannya dengan kebajikan dan kejahatan

    seseorang hamba, dan,

    Kedua : bertafakkur berkenaan dengan Allah Taala, wujud-Nya, sifat-sifat-

    Nya, perbuatan-perbuatan-Nya dan nama-nama-Nya yang indah dan berkenaan

    dengan makhluk-makhluk-Nya, kekuasaan dan kedaulatan-Nya, langit dan bumi

    serta apa-apa yang terdapat antara keduanya.

    Sebagai contoh berikut, seorang salik, musafir atau penempuh jalan kepada AllahTaala, dan orang-oarang yang rindu untuk berjumpa dengan-Nya kelak, dapat di

    ibaratkan sebagai seorang pencinta yang asyik dan tenggelam dalam cinta kepada

    kekasihnya, kecantikan dan keindahannya, sosok pribadi serta rupa bentuknya selalu

    merindukan pertemuan dengan kekasihnya itu. Ia juga membayangkan akan

    memperoleh kenikmatan dan kelawatan dalam perjumpaan tersebut.

    Kesenangan dan kenikmatan itu niscaya akan bertambah jika ia mengigat

    kepadanya, akhlaknya, dan perbuatannya, ia akan selalu berpikir dan merenungkanbagaimana dirinya meluruskan dan membetulkan diriagar mendapat cinta dari

    kekasihnya. Demikian juga halnya bertafakkur kepada Allah, seorang hamba yang

    bertafakkur kepada Allah Taala yang di cintainya, niscaya tidak akan keluar dari dua

    bagian berikut.

    (1) ia memikirkan amal-perbuatannya, apa yang baik dan apa yang buruk, apakah

    banyak yang baik atau yang buruknya, hal ini bekaitan dengan ilmu mu’amalah.

    (2) ia bertafakkur atas masalah-masalah ruhaniah (spiritual), atau menyangkut ilmu-

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    20/34

    4/28/16, 4:36 PMBab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    Page 20 of 34https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/ 

    ilmu mukasyafah. Ini mencakupi hal-hal yang di sukai Allah Taala dan hal-hal yang

    tidak disukai-Nya. Lagi-lagi ini berhubung dengan kebaikan dan keburukan yang

    terbuka, yang di sebut hal-hal yang zahiriyah, serta kebaikan dan keburukan yang

    tersembunyi, yang di sebut hal-hal yang bathiniyah. [46] 

    Contoh hal-hal yang lahiriyah antara lain berupa perbuatan taat dan perbuatanmaksiat kepada Allah. Contoh hal-hal yang bathiniyah di antaranya adalah prilaku

    dan perbuatan hati yang menyelamatkan dan mencelakakan atau membinasakan

    yang tempatnta adalah di dalam hati. Taat dan maksiat, kebaikan dan kejahatan

    selalu berhubung dengan anggota yang tujuh.

    Contoh kejahatan lahiriyah ialah lari dari perang agama, durhaka kepada orangtua

    dan tinggal di tempat yang di haramkan.

     Ada tiga perkara dalam hubungannya dengan bertafakkur mengenai hal-hal yang

    disukai dan tidak disukai Allah Taala.

    (1) memikirkan adakah sesuatu perbuatan tertentu disukai Allah atau

    tidak. Cacat, kekurangan, atau kerosakan dari perbuatan-perbuatan yang kita

    kalukan umumnya tersembunyi, tidak terbuka, dan tidak kita sadari. Ini semua

    membutuhkan perenungan yang mendalam.

    (2) Memikirkan dengan keras untuk menemukan jalan guna menjaga diridari hal-hal yang tidak di sukai Allah, yang buruk, keji, dan mungkar, dan,

    (3) Memikirkan apakah sesuatu yang sudah, sedang, dan akan kita

    perbuat di sukai Allah Taala atau tidak, jika ada suatu yang tidak di sukai Allah kita

    lakukan pada masa silam, hendaklah kita menyesal, jika suatu perbuatan yang di

    benci Allah belum terlaksana, maka hendaklah kita menjaga diri daripadanya.[47]

    Obyek Tafakkur.

     Ada empat hal yang hendaknya menjadi obyek Tafakkur, yaitu (1) ketaatan

    (kebaikan), (2) maksiat (kekejian), (3)sifat-sifat yang membinasakan, dan (4) sifat-sifat

    yang menyelamatkan.

    (1 ) Perbuatan yang taat. Yang pertama-tama dan yang paling utama ialah hendaklah

    kita pikirkan amalan-amalan yang fardhu (wajib), bagaimana melaksanakannya,

    bagaimana cara menjaganya dari kekurangan dan keteledoran, bagaimana

    menyelamatkan diri dari pelaksanaan yang bolong-bolong, bagaimana cara

    menambalnya dan mengantikannya dengan amalan yang sunat (tambahan), pikirkan

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    21/34

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    22/34

    4/28/16, 4:36 PMBab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    Page 22 of 34https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/ 

     kepercayaan kepadaNya.

    Dalam ayat ini Allah Taala menceritakan kepada kita berkenaan Alam Semesta yang

    luas terbentang di hadapan kita ini, allah tidak pula menceritakan berkenaan alam

    Malakut yang gaib dari pandangan kita semua, jikalau adalah alam ini suatu kejadian

    dan ciptaan Allah yang maha Gagah Perkasa dan kita yang kita beriman dengannyanescaya ini adalah menjadi tanda juga bukti bahwa terdapat suatu alam yang gaib

    yang Allah ciptakan untuk kita beriman mempercayainya.

    Bertafakkur dengan apa yang ada di langit

    Coba kita perhatikan tentang keindahan keindahan dan keelokan ciptaan Allah di

    langit misalnya, terdapat di sana jutaan gugusan kelompok bintang-bintang yang

    sangat indah di pandang mata, alangkah ajaib dan indahnya kedipan bintang-bintang

    itu. Perhatikan dan tafakkurkanlah dengan penyataan Allah ini:

    1. Demi langit dan yang datang pada malam hari,

     2. Tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?

    3. (yaitu) bintang yang cahayanya menembus,

    Dalam ayat ketiga, perkataan  an-najm at-thaqib diterjemahkan kepada bintang yang

    cahayanya yang menembusi. Dalam kamus bahasa Arab perkataan thaqaba

    memberi maksud mengorek, menyucuk, membuat lobang, dan lobang . semua

    bermaksud membuat lobang atau lobang, perkataan  at-thaqib juga diterjemahkan

    sebagai cahayanya yang menembus, dalam hubungan ini, untok mengaitkan ayat 3

    dalam surat at-Tariq ini kepada fenomena Black Hole yang tidak bertantangan

    dengan tafsiran yang mengatakan bahwa Thoriq itu sebagai bintang yang cahayanya

    yang menembus kerena Black Hole mengeluarkan sinaran x yang punya kemampuan

    untuk menembusi semua objek pepejal. Kenyataan alQuuran ini merupakan satu lagi

    bahwa Al-Quran itu benar.[50]

    Coba kita perhatikan tentang betapa indahnya terbitnya mentari di pagi hari, dan

    bulan di malam hari, dan indahnya kejadian gerhana matahari dan bulan, gerhana

    penuh dan separuh, itu semua menjadi tanda kekuasaan dan kehebatan Allah Taala

    yang maha Pencipta, bulan dan matahari tersebut masing masing beredar dan

    bergerak di atas orbitnya yang tersendiri, dan tidak akan pernah selama ini bulan dan

    matahari tertembung sesama sendiri, dengan rapinya peredaran keduanya maka

    tidak pernah berlaku malam mendahului siang hari dan siang hari tidak akan pernah

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    23/34

    4/28/16, 4:36 PMBab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    Page 23 of 34https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/ 

    mendahului malam kerena masing-masing bergerak dan beredar mengikut tugasan

    yang diwajib kan Allah keatas mereka, firman Allah Taala dalam surat Yasin ayat 40 :

    [51]

     40. (dengan ketentuan Yang demikian), matahari tidak mudah baginya mengejar bulan,

    dan malam pula tidak dapat mendahului siang; kerana tiap-tiap satunya beredar terapung-apung di tempat edarannya(orbit) masing-masing.

    Bertafakkur dengan apa yang ada di bumi

    Marilah coba kita berpikir sejenak tentang ayat di bawah ini, firman Allah Taala:

    11. ia juga menumbuhkan bagi kamu Dengan sebab hujan itu tanaman-tanaman dan

     pokok-pokok zaitun dan tamar (kurma) serta anggur; dan juga dari Segala jenis buah-

     buahan. Sesungguhnya Yang demikian mengandungi satu tanda (yang membuktikan kekuasaan Allah) bagi kaum Yang mahu berfikir. [52] 

    Coba kita pikir tentang salah satu perkara yang telah disebut dalam ayat di atas yaitu

    pohon kurma, pohon tersebut seperti yang telah kita ketahui tumbuh daripada suatu

    biji benih dari bumi, daripada biji benih yang sangat kecil ( suatu buji benih yang

    tidak sampai pun saiz 1 sentimeter persegi) , bisa menumbuhkan satu jisim kayu

    yang amat besar dengan ketinggian 4-5 meter dan beratus-ratus kilogram beratnya.

    Satu benda yang digunakan oleh biji benih untuk tumbuh sehingga menjadi pohonhanyalah bumi di mana tempat untuk menanamnya.

    Coba kita pikir lagi bagaimana suatu biji benih dapat pengetahuan bagaimana ia

    hendak membentuk sebatang pokok?, dan bagaimana ia dapat menghuraikan

    benda-benda yang terdapat dalam tanah untuk mencipta kayu?, dan bagaimana ia

    bisa meramalkan bentuk dan struktur yang di perlukan?.

    Soalan terakhir ini amatlah penting, kerena ia bukan lah sekedar secebis kayu yang

    biasa tumbuh dari sati biji benih, tetapi ia adalah satu organisma yang amat komplek

    dengan akar yang di gunakan untuk menyerap bahan dari bumi dengan bantuan air

    hujan, dengan pelepah dan daun yang telah disusun dengan sempurna, seorang

    manusia akan kesukaran walau hanya untuk melukis sekeping gambar sebatang

    pokok. Sebaliknya, satu biji benih dengan mudah bisa menghasilkan pohon kayu

    yang mempunyai item yang komplek dengan hanya menggunakan bahan-bahan

    didalam tanah.

    Pemerhatian ini bisa kita disimpulkan bahwa satu biji benih adalah sangat pintar dan

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    24/34

    4/28/16, 4:36 PMBab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    Page 24 of 34https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/ 

    lebih arif dari kita, atau yang lebih tepat lagi, terdapat satu kepintaran yang amat

    menakjubkan dalam aktivitas yang di lakukan oleh sebiji biji benih, tetapi apakah

    sumber kepintaran itu?, adakah munasabah satu biji benih punya kepintaran dan

    ingatan seperti itu?, tidak ragu-ragu lagi bahwa soalan ini mempunyai satu jawaban

    tunggal : yaitu ia dicipta sedemikian terlebih dahulu dan di beri kebolehan untuk

    membentuk sebatang pokok. Setiap biji benih dalam tanah telah dilindungi oleh Allahdan berkembang dalam pengetahuannya. [53]

    Dalam satu ayat Allah menyatakan:

    59. dan pada sisi Allah jualah anak kunci perbendaharaan Segala Yang ghaib, tiada

     sesiapa Yang mengetahuiNya melainkan Dia lah sahaja; dan ia mengetahui apa Yang

     ada di darat dan di laut; dan tidak gugur sehelai daun pun melainkan ia mengetahuinya,

    dan tidak gugur sebutir bijipun Dalam kegelapan bumi dan tidak gugur Yang basah dan

    Yang kering, melainkan (Semuanya) ada tertulis di Dalam Kitab (Lauh Mahfuz) Yang

    terang nyata. [54] 

    Dialah Allah yang telah mencipta bijih benih dan seterusnya membolehkan ia tumbuh

    sebagai satu tumbuhan yang baru. Firman Allah Taala lagi:

    95. Sesungguhnya Allah jualah Yang membelah (menumbuhkan) butir (tumbuh-

    tumbuhan) dan biji (buah-buahan). ia mengeluarkan Yang hidup dari Yang mati, dan

     mengeluarkan Yang mati dari Yang hidup. Yang sedemikian itu kekuasaannya ialah

     Allah. maka Bagaimanakah kamu dipalingkan dari menyembahNya (oleh benda-benda

    Yang kamu jadikan sekutuNya)? [55] 

    Biji benih adalah satu tanda dari segala yang allah ciptakan dalam alam semesta ini,

     jika manusia mula berpikir bukan hanya dengan pikiran mereka, tetapi juga dengan

    hati mereka, dan tanyalah kepada diri sendiri tentang persoalan “kenapa”, dan

    “bagaimana”, niscaya mereka akan dapat memahami bahwa semua alam semesta ini

    adalah bukti kewujudan dan kekuasaan Allah Taala yang maha Perkasa.[56]

    Coba tafakkur pula dengan ayat ini, firman Allah dalam surat Al-Ambia ayat 30 :

    30. Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi 

     itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara

     keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah

     mereka tiada juga beriman?

    Dalam ayat ini, Allah saw menyatakan bahwa semua organisme hidup berasal

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    25/34

    4/28/16, 4:36 PMBab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    Page 25 of 34https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/ 

    daripada air, ayat wa ja’alna minal kulla sya’i haiyun afala ta’kilun bermakna kami

     jadikan semua organisme daripada air. Ibnu Katsir dalam Tafsirnya memaparkan,

    adalah sumber hidup dan kehidupan.[57]

    Berpikir tentang diri sendiri

    Firman Allah Taala:

     21. dan juga pada diri kamu sendiri. maka mengapa kamu tidak mahu melihat serta

     memikirkan (dalil-dalil dan Bukti itu)?

     Ayat ini telah menarik perhatian manusia supaya memerhatikan kepada dirinya

    sendiri,yang di jadikan dari benda-benda yang bertantangan seperti akal dan nafsu,

    bakhil dan pemurah, marah dan redha, dan sebagainya. Ayat ini jugalah yang

    menyebabkan fakultas perubatan diseluruh dunia mengambil masa selama tujuhtahun untuk menyingkap kejadian manusia secara terperinci dari semua perkara

    termasuk rohani dan jasmani.

     Allah menyatakan kepada kita bahwa dalam diri kita semua terdapat tanda-tanda

    yang menunjukkan keatas keesaan aAllah Taala, serta membenarkan dengan apa

    yang dibawakan rasul-rasul Allah, apakah kita tidak melihat dengan satu pandangan

    teliti yang dapat diambil pengajaran dengan pandangan yang yakin sehingga kita

    boleh mengambil bukti-bukti dengan demikian itu keatas Tuhan yang maha Penciptadan maha pemberi rezeki yang berkeadaan Esa dengan Uluhiyah.

    Dan diri-diri kita bukanlah diciptakan secara berkebetulan, dan bukanlah dicipta

    secara semula jadi. Sesungguhnya Allahlah yang menciptakannya dan dialah yang

    menghidupkan kita, dan dialah yang akan mematikan kita, dan dia juga yang akan

    membangkitkan kita kembali. Maka pada diri kita dan otak pemikiran kita terdapat

    berjuta-juta sel dan deria-deria panca seperti penglihatan, pendengaran, perasaan,

    sentuhan, rasa, perjalanan darah, serta alat alat pernafasan, dan lainnya yangmerupakan tanda yang amat menyakinkan bagi mereka yang mau berpikir, dan tidak

    mingkinlah mereka dapat memikirkan hakekatnya kecuali mukmin yang bertaqwa

    kepada Allah Taala.[58]

    Coba renungkan dan tafakkurkan dengan maksud firman Allah ini, Allah telah

    mengungkap berkenaan hujung jari manusia semenjak lebih seribu tahun silam,

    kemudian baru hal ini dibuktikan sains modern setelah berabad-abad, yaitu firman

     Allah dalam surat Al-Qiyamah ayat 1-4 yang berbunyi:

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    26/34

    4/28/16, 4:36 PMBab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    Page 26 of 34https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/ 

    1. Aku bersumpah demi hari kiamat,

     2. Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri).

    3. Apakah manusia mengira, bahwa kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang

     belulangnya?

     4. Bukan demikian , Sebenarnya kami Kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya

    dengan sempurna.

    Dalam ayat 4, perkataan banan bermaksud ujung jari atau perut jari, Tafsir Ibnu Katsir

    mengatakan bahwa Allah Taala berkata bahwa Dia bisa menjadikan banan

    semuanya sama ukuranya, perkara yang menakjubkan disini ialah, ayat ini

    menyatakan bahwa ujung jari manusia (termasuk sidik jari) manusia tidak pernah

    sama antara satu sama lain. Sebelum perbedaan sidik jari manusia diketahui olehsains.

    Ruqayyah Waris Maqsud, seorang wanita Inggeris yang ahli Sarjana Teologi Kristen

    telah menyatakan: “antara sebab yang mendorong saya menganut agama Islam ialah

    ayat 4 surat al-Qiyamah yang menyatakan tentang perbedaan ujung jari manusia”.

    Beliau mengulas ayat tentang ayat ini “ini adalah mukjizat dan sekiranya ia bukan

    mukjizat, apa lagi yang bisa dikatakan mukjizat”.[59]

    d. Batasan Tafakkur

    Dapat dipahami bahwa pengertian tafakkur adalah berpikir atau memikirkan dan

    merenungkan tentang makhluk-makhluk ciptaan Allah, bukan Dzat-Nya. Al-Qur’anul

    Karim banyak memberi dorongan kepada kaum muslimin bukan hanya bertafakkur,

    tetapi juga bertadabbur (memahami ). Allah Taala memerintah manusia bertafakkur

    dengan makhluk-makhluk Allah tetapi Allah melarang manusia berpikir tentang Dzat

     Allah, dari Abi Dzar R.A bahwa Rasullalah bersabda:

    .& '# &,!"() -, .& /01 '# &,!"()

    Hadis riwayat Abu Shaikh

     Artinya : “berpikirlah kamu mengenai segala makhluk Allah, dan janganlah kamu

     memikirkan tentang Dzat Allah, kerena demikian itu menyebabkan kamu binasa

    (menjadi sesat). [60] 

    Sekalipun lafaz-lafaz hadis berkenaan Tafakkur ini berlainan sedikit, tetapi

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    27/34

    4/28/16, 4:36 PMBab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    Page 27 of 34https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/ 

    maksudnya tidak berbeda, yaitu menyuruh tiap-tiap manusia memikirkan segala

    kejadian dalam alam semesta yang telah di ciptakan Allah ini dan pelbagai jenis

    nikmat yang telah di kurniakannya untuk manusia. Berserta dengan itu, baginda

    Rasullalah SAW melarang keras daripada memikirkan Dzat Allah Taala kerena dengan

    demikian bukan saja tidak dapat di capai oleh Akal Pikiran, bahkan ini akan

    menjerumus manusia ke dalam kesesatan.

    Soal ini jelas sekali, kerena Dzat Allah Taala adalah Dzat yang maha Tinggi, tidak

    akan mungkin dapat di ketahui oleh Akal manusia yang sememangnya terhad

    lingkungan pemikirannya dan terbatas kemampuannya. Oleh kerena itu, hal ini tidak

    menjadi masalah dan tidak patut dijadikan satu perkara yang di musykilkan.[61]

    Soal kita tidak mengetahui hakekat segala suatu, tidak menjadi hal, asalkan kita

    dapat mengetahui sifat-sifanya, dan faedah-faedah yang didapati daripadanya sesuai

    dengan keperluan kita. Misalnya tenaga lestrik yang senentiasa kita gunakan, dan

    mengambil faedah daripadanya, kita tidak ketahui hakekatnya dan Ahli Sains sendiri

    tidak juga mengetahuinya dan tidak pernah jelaskan hakekatnya kepada kita.

    Maka bagaimana seseorang manusia hendak mengetahui hakekat Dzat Allah yang

    maha Tinggi?, dan yang tidak akan pernah ada suatu pun yang menyamainya?,

    sedangkan banyak di antara benda-benda yang di jadikan Allah dan ada di

    lingkungan kita tidak akan pernah juga di ketahui oleh akal kita.

    Sekiranya ada juga seseorang itu coba memikirkan tentang hakekat Dzat Allah yang

    tidak ada bandingan itu, sudah tentu pikirannya memberi suatu gambaran yang tidak

    benar dan tidak tepat dengan hakekat yang sebenarnya. Dan ini adalah buruk

    padahnya sebagaimana yang telah di terangkan Rasullalah didalam hadis tersebut.

    Kerena orang itu telah menggunakan akalnya bukan pada tempatnya.[62]

    Dalam pada itu, akal dapat memberi keyakinan tentang wujudnya Allah Taala, dan

    sebagian dari sifat-sifat kesempurnaanNya, apabila di buktikan oleh dalil-dalil akal

    yang jelas lagi nyata, manakala sebagian lagi sifat kesempurnaaNya dapat di terima

    dari Al-Qur’an dan Hadis Mutawatir.

    e. Tafakkur sebagai jalan makrifatullah

    Dalam usaha mengenal Tuhan, Tafakkur punya peranan yang amat penting, untuk

    bertafakkur supaya mencapai ma’rifatullah, manusia perlu memiliki akal yang sehat

    dengan kepahaman ilmu asas agama yang mencukupi, untuk mencapai ma’rifattullahmanusia perlu dan butuhnya dengan apa yang di katakan dalil akal.

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    28/34

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    29/34

    4/28/16, 4:36 PMBab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    Page 29 of 34https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/ 

    Dengan itu nyatalah bahwa hakekat sesuatu yang mungkin wujudnya.[64] Coba kita

    pikirkan, Allah ciptakan segala suatu di atas muka bumi ini ada tujuan yang tertentu

    dan tujuan-tujuan yang lain, Dia tidak menciptakan semua yang ada atas muka bumi

    ini dengan main-main dan senda-gurau. Allah Saw berfirman :

    “Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanyadengan bermain-main.

    Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka

    tidak Mengetahui. [65] 

    Dalam penciptaan Makhluk, ada tanda-tanda kebesaran dan kewujudan Allah Taala,

    cuba pikirkan sejenak, dari binatang yang dicipta Allah, ada dapat terbang di

    angkasa, sebagian yang lain berjalan diatas tanah dengan dua kaki, sebagian yang

    lain pula merayap dengan perutnya, sebagian berjalan dengan dua kaki, sebagian

    dengan empat kaki, sebagian dengan sepuluh kaki, dan sebagian yang lain berjalan

    dengan seratus kaki, dan sebagainya. Tafakkurkanlah, pada mereka manusia akan

    menemukan tanda-tanda kekuasaan Allah yang amat menakjubkan yang

    memperlihatkan keagungan dan kebesaran Sang Pencipta.

    Renungkan dan bertafakkurlah bagaimana mereka membangunkan tempat habitat

    (tempat hidup) mereka, bagaimana mereka mengumpulkan makanan, mencintai

    pasangan, manusia tidak akan mampu melakukan pekerjaan mereka dengan segala

    kemampuan dan ilmu yang ada. Apakah kita berpikir laba-laba melakukan pekerjaan-

    perkerjaan tersebut kerena inisiatifnya sendiri?, dan mempelajarinya tanpa da yang

    mengajari?, atau apakah diajari oleh manusia?, atau ada yang mencipta dan

    mengajarinya?, apakah semua ini tidak membuktikan bahwa yang Sang Maha

    Pencipta adalah Maha Perkasa dan Maha Bijaksana?[66]

    Itu semua adalah bahan bagi perenungan dan tafakkur kita, kita harus memikirkan

    tentang ciptaan-ciptaan Allah yang maha menakjubkan dan bukan memikirkan wujud

    dan dzat-Nya, pemikiran dan perenungan diatas akan membawa manusia lebih dekat

    kepada Allah, makin banyak manusia merenung ciptaan-Nya,[67] akan makin banyak

    manusia mengenal keagungan, kekuasaan dan kekuataan-Nya, yakni dengan banyak

    bertafakkur akan memakrifatkan manusia kepada Tuhan-Nya.

    [1] Dr. Muhamad Idris Abdul Rauf Al-Marbawi Al-Makki , Kamus Idris al-Marbawi  Cet

    3, Dar An-Nu’man, Kuala Lumpur, 1993, hlm 100

    [2] Al-Ustaz Husin B Awang, Kamus At-Thulab, Arab-Melayu, Pustaka Dar Al-

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    30/34

    4/28/16, 4:36 PMBab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    Page 30 of 34https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/ 

    Fikr,Kuala Lumpur, Cet.1, 1994, Hlm 313-314

    [3] Dr. Malik Badri , Al-Tafakkur min Musyahadah Ila Syuhud, terjemahan dalam

    Bahasa Melayu oleh Usman Shihab Husnan, (Universitas Islam Antarbangsa

    Malaysia, Kuala Lumpur) dengan judul tafakkur dari alam musyahadah kepada alam

    syuhud, Editor oleh Dr. Deddy Mulyana M.A. dengan judul Tafakkur- PerspektifPsikologi Islam,(Bandung,Remaja Rosdakarya, 1996) Hlm 19.

    [4] Abdul Aziz Ismail, siri bacaan kecemerlangan diri- Tafakkur, Pustaka Al-Hidayah,

    Kuala Lumpur, cet. 1, 2004, Hlm vi

    [5] Imam Al-Ghazali, Ihya’ Ulumiddin, buku kedua belas, Terj. Purwanto, Penerbit

    MERJA, Bandung, 2007, Hlm 16

    [6] Syeikh Ab.Qadir Al-Jailani, Sirrul Asrar, terjemahan K.H. Zezen Zainal AbidinZayadi Bazul Asyhab (1997), Percetakan Putrajaya, Selangor, Cet 4, 2001, Hlm 27

    [7]Dr. Malik Badri , Al-Tafakkur min Musyahadah Ila Syuhud, terjemahan dalam

    Bahasa Melayu oleh Usman Shihab Husnan, (Universitas Islam Antarbangsa

    Malaysia, Kuala Lumpur) dengan judul tafakkur dari alam musyahadah kepada alam

    syuhud, Editor oleh Dr. Deddy Mulyana M.A. dengan judul Tafakkur- Perspektif

    Psikologi Islam,(Bandung,Remaja Rosdakarya, 1996) Hlm viii

    [8] Subhi Ab.Rauf Ashr, Mu’jam Maudu’i li Ayat al-Qur’an, Darul Fadhilah , Cairo, tth,

    hlm. 230

    [9] , Muhamad Fuad Ab.Baqi, Al-Mu’jam Al-Mufarras li Alfazil Qur’an Al-Karim, (Dar

     Al-Hadis, Qairo, cet. 1 ), 1987m. Hlm 667

    [10] Ab.Aziz Ismail, Siri Bacaan Kecermerlangan Diri- Tafakkur, Al-Hidayah

    Publisyer’s, Kuala Lumpur W.P., 2004, hlm vii

    [11] Al-Ghazali, Tujuan Hidup Para Sufi, Hlm 41.

    [12] Ibid, Hlm. 96

    [13] Al-Ghazali, Tujuan Hidup Para Sufi, Hlm 41.

    [14] Mutlaq Al-Jaser, Majalah Ommaty, (Syarikat AlGharras, Kuwait City,Bil 33/2007) ,

    Hlm 45

    [15] Al-Ghazali, Tujuan hidup Para Sufi, Hlm 37

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    31/34

    4/28/16, 4:36 PMBab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    Page 31 of 34https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/ 

    [16] Ab.Aziz Ismail, Siri Bacaan Kecermerlangan Diri- Tafakkur, Al-Hidayah

    Publisyer’s, Kuala Lumpur W.P., 2004, hlm vii

    [17] -Dr. Malik Badri , Al-Tafakkur min Musyahadah Ila Syuhud, terjemahan dalam

    Bahasa Melayu oleh Usman Shihab Husnan, (Universitas Islam Antarbangsa

    Malaysia, Kuala Lumpur) dengan judul tafakkur dari alam musyahadah kepada alamsyuhud, Editor oleh Dr. Deddy Mulyana M.A. dengan judul Tafakkur- Perspektif

    Psikologi Islam,(Bandung,Remaja Rosdakarya, Hlm10

    [18] Dr. Hasan Ali, siri keluarga mithali utusan –akrab, Mendidik Anak Pintar Cerdas,

    CET 3,1997, percetakan CS, Kuala lumpur, Hlm 30

    [19] Dr. Hasan Ali, siri keluarga mithali utusan –akrab, Mendidik Anak Pintar Cerdas,

    CET 3,1997, percetakan CS, Kuala lumpur, Hlm 31

    [20] Ibid, Hlm 31

    [21] Dr. Hasan Ali, siri keluarga mithali utusan –akrab, Mendidik Anak Pintar Cerdas,

    CET 3,1997, percetakan CS, Kuala lumpur, Hlm 38

    [22] Surat Al-Isra’- Ayat 70

    [23] Surat At-Tin – Ayat 4

    [24] Mohd Asri Mat Daud, Siri Pemikiran 1, Pertentangan Islam Dan Barat, Terbitan

    Persekutuan Melayu Republik Arab Mesir (PMRAM), Percetakan An-Nasr, Syoubra,

    Egypt, Cet.1, 2004, Hlm 24

    [25] Ibid, Hlm 25

    [26] Mohd Asri Mat Daud, Siri Pemikiran 1, Pertentangan Islam Dan Barat, Terbitan

    (PMRAM), Percetakan An-Nasr, Syoubra, Egypt, Cet.1, 2004, Hlm 23

    [27] Abdullah An-Najjar, Mazhabud Durruz wa Tauhed, Dar Al-Maarif Al-Masr,

    Qahirah, 1965, Hlm 42

    [28] Mohd Asri Mat Daud, Siri Pemikiran 1, Pertentangan Islam Dan Barat, Terbitan

    Percetakan An-Nasr, Syoubra, Egypt, Cet.1, 2004, Hlm 32

    [29] Al-Allamah Dr. Sayyed Musa Al-Musawi, Meluruskan Peyimpangan Syiah, Terj.

     Ahmad Munif, Cet 1, 1993, Hlm 124

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    32/34

    4/28/16, 4:36 PMBab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    Page 32 of 34https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/ 

    [30] Surat Al-A’raf- Ayat 179

    [31] Surat Al-Isra’–Ayat 36

    [32] Mohd Asri Mat Daud, Siri Pemikiran 1, Pertentangan Islam Dan Barat, Terbitan

    Persekutuan Melayu Republik Arab Mesir (PMRAM), Percetakan An-Nasr, Syoubra,

    Egypt, Cet.1, 2004, Hlm 28

    [33] Surat Al-Maidah- Ayat 104

    [34] Mohd Asri Mat Daud, Siri Pemikiran 1, Pertentangan Islam Dan Barat, Terbitan

    Persekutuan Melayu Republik Arab Mesir, Percetakan An-Nasr, Syoubra, Egypt,

    Cet.1, 2004, Hlm 30

    [35] Surat An-Nisa’ –Ayat 59

    [36] Ibid,

    [37] Ibid,Hlm 37

    [38] Dr. H. Jabnul Azhar b H, Mulkan, Al-Qur’an dan Sains -siri pertama, Cet. Kedua,

    Percetakan Selaseh-tanpa di sebut tempat, 1995, Hlm 88.

    [39] Drs. Syafaruddin, M.Pd, Drs . Chandra Wijaya, M.Pd, Pengantar Filsafat Ilmu,

    cet.1 2005, Cita Pustaka Media, Bandung. Hlm 10

    [40] Ibid

    [41] Imam ibnul Qayyim Al-Jauziyah, Al-Fawaid, maktabah Al-Iman, Mansurah, cet.1,

    19991m, Hlm203

    [42] 11-Dr. Malik Badri , Al-Tafakkur min Musyahadah Ila Syuhud, terjemahan dalam

    Bahasa Melayu oleh Usman Shihab Husnan, (Universitas Islam AntarbangsaMalaysia, Kuala Lumpur) dengan judul tafakkur dari alam musyahadah kepada alam

    syuhud, Editor oleh Dr. Deddy Mulyana M.A. dengan judul Tafakkur- Perspektif

    Psikologi Islam,(Bandung,Remaja Rosdakarya, Hlm ix

    [43] – Ibid, Hlm viii

    [44] Imam Al-Ghazali, Terj. Purwanto, Ihya’ Ulumiddin, buku kedua belas, Penerbit

    MERJA, Bandung, 2007, Hlm 17

    [45] Imam Al-Ghazali, Terj. Purwanto, Ihya’ Ulumiddin, buku kedua belas, , Penerbit

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    33/34

    4/28/16, 4:36 PMBab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    Page 33 of 34https://berandamadina.wordpress.com/2010/02/02/bab-iii-pengertian-tafakkur/ 

    MERJA, Bandung, 2007, Hlm 18

    [46] Imam Al-Ghazali, Terj. Purwanto, Ihya’ Ulumiddin, buku kedua belas, , Penerbit

    MERJA, Bandung, 2007, Hlm 19

    [47] Imam Al-Ghazali, Terj. Purwanto, Ihya’ Ulumiddin, buku kedua belas, , Penerbit

    MERJA, Bandung, 2007, Hlm 20

    [48] Ibid, Hlm 21-22

    [49] Ibid, Hlm 23

    [50] Dr. Mohd. Arip H. Kasmo, PASAK-Pengukuhan Akidah Menerusi Penghayatan

    Sains Dalam Al-Quran, Penerbitan Awan Biru, Seremban, Negeri Sembilan, Malaysia,

    2007, Hlm 49-50

    [51] Imam Muhamad Mutawaly Sya’rawi, Min Washaya Al-Qur’an Al-Karim, al-

    Taufiqia Bookshop, Cairo-Egypt, TT, Hlm 345.

    [52] Surat An-Nahl, Ayat 11

    [53] Harun Yahya, Nilai-Nilai Moral dalam Al-Qur’an, Al-Hidayah Publishers, Kuala

    Lumpur, Cet.1, 2004, Hlm 25

    [54] Surat Al-An’am, Ayat 59

    [55] Surat Al-An’am, Ayat 95

    [56] Harun Yahya, Nilai-Nilai Moral dalam Al-Qur’an, Al-Hidayah Publishers, Kuala

    Lumpur, Cet.1, 2004, Hlm 27

    [57] Mahir Hasan Mahmud, Terapi Air, Qultum Media,Cet 1, 2007, Jakarta, Hlm ix

    [58] Dr.H. Jabnul Azhar Mulkan, Al-Qur’an dan Sains, Fakultas Perubatan Universitas

     Al-Azhar, Qairo, Cet 2, Percetakan Selaseh, 1995, Hlm 86-87

    [59] Dr. Mohd. Arip H. Kasmo, PASAK-Pengukuhan Akidah Menerusi Penghayatan

    Sains Dalam Al-Quran, Hlm 72-73

    [60] Al-Fadhilah Sheikh Dato’ H. Mohd Nor bin H.Ibrahim , Tuan H. Ismail Yusof, As-

    Sheikh Abdullah bin Mohamad Basmaih, Mustika Hadist, Bagian Hal Ehwal Islam,

    Jabatan Perdana Menteri Malaysia, Cet 6 1986, Hlm 19

  • 8/17/2019 Bab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    34/34

    4/28/16, 4:36 PMBab III: Pengertian Tafakkur | Ansar As-Sunnah

    [61] Ibid, hlm 19

    [62] Ibid, hlm 20

    [63] Ibid, Hlm 21

    [64] Ibid

    [65] Qs Ad-Dukhan [ 44] ; 38-39

    [66] Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, Hlm 34

    [67] Ibid, Hlm 37